BAB I DEFINISI
Menurut American Hospital Association (1974) Rumah Sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional yang terorganisir serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan, asuhan keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit yang diderita oleh pasien. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 44 Tahun 2009 tentang
Rumah
Sakit
adalah
institusi
pelayanan
kesehatan
yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat. Pada awal berdirinya, rumah sakit merupakan organisasi sosial di bawah pemerintah yang berorientasi non profit. Untuk biaya operasional mereka mendapatkan dana dari pemerintah. Dalam perkembangannya ternyata pemerintah tidak dapat menampung masyarakat yang berobat sehingga masyarakat mencari tempat lain yang dapat melayani mereka lebih baik. Hal ini menumbuhkan industri jasa di bidang pelayanan kesehatan yang mulai berorientasi profit untuk menutupi biaya operasional mereka meskipun tidak meninggalkan unsur sosial sama sekali. Tumbuhnya rumah sakit-rumah sakit swasta itu memunculkan persaingan baru dalam industri jasa di bidang pelayanan pela yanan kesehatan. Rumah sakit-rumah sakit swasta berupaya memperlengkapi pelayanan mereka dengan peralatan kesehatan yang mutakhir. Melihat perkembangannya rumah sakit tidak dapat meninggalkan pelayanan profesional untuk mendapatkan profit agar dapat memuaskan konsumen pengguna jasanya (pasien). Dalam pelayanan profesional ini dapat disebut sebagai perusahaan jasa yaitu perusahaan yang memproduksi jasa bagi para konsumen yang sangat sangat membutuhkan jasa dari perusahaan tersebut. Berbeda dengan perusahan jasa lain jasa yang ditawarkan rumah sakit berhubungan langsung dengan dengan kesehatan yang menyangkut kehidupan kehidupan pasien, jadi nilai-nilai kemanusian harus dijunjung tinggi. Rumah sakit sebagai penyedia jasa
dibatasi oleh kode etik profesi bagi setiap profesi yang bekerja di rumah sakit. Dengan adanya perbedaan ini maka rumah sakit lebih disebut institusi daripada perusahaan karena adanya tanggung jawab moril daripada mencari keuntungan semata. Pengorganisasian Rumah Sakit meliputi seluruh kegiatan penentuan jumlah dan jenis sumber daya manusia yang dibutuhkan untuk melaksanakan setiap kegiatan. Jasa-jasa penunjang merupakan sarana pengorganisasian yang perlu dijalankan, sehingga proses pengolahan dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Manajemen RS Medika Mulya Wonogiri mempunyai kegiatan sebagai berikut : 1.
Perencanaan (Planning )
Perencanaan adalah proses untuk menentukan tujuan organisasi yang akan dicapai perusahaan dan mengatur strategi yang akan dilaksanakan agar dapat tercapai. Perencanaan ini dapat disusun baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang, agar dapat dipakai sebagai dasar untuk mengendalikan kegiatan perusahaan. 2.
Pengorganisasian Pengorganisasian (Organizing)
Pengorganisasian adalah membentuk kerangka dasar dalam menentukan aktifitas dan tugas pokok dari suatu kelompok individu atau individu dalam perusahaan, yang meliputi pemberian tugas tanggung jawab tertentu, pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu- individu untuk melaksanakan tugas-tugasnya, pertanggung jawaban atas tugas yang diberikan. 3.
Pengarahan (Leading/Actuating)
Sesudah rencana dibuat, organisasi dibentuk dan susun personalianya, langkah berikutnya pengarahan. Pengarahan merupakan proses yang harus dilakukan oleh manajemen agar pelaksanaan dapat diarahkan sesuai dengan tujuan yang diinginkan oleh perusahaan, untuk tujuan tersebut manjemen harus selalu mengadakan pendekatan dan perbaikan yang diperlukan untuk menumbuhkan motivasi para karyawan agar dapat bekerja dengan optimal sesuai dengan rencana. Manajemen harus memberikan gambaran yang jelas apa yang akan dituju, memberikan
petunjuk yang memadahi, dan memiliki perasaan apakah pelaksanaan akan memberikan sumbangan terhadap tujuan yang akan dicapai tersebut. 4.
Pengawasan (Controling )
Pengawasan atau pengendalian adalah proses untuk memeriksa kembali, menilai dan selalu memonitor laporan-laporan apakah pelaksanaan tidak menyimpang dari tujuan yang sudah ditentukan, hal ini penting untuk menghemat pemborosan biaya yang dikeluarkan. Dalam mengadakan pengendalian harus diadakan perbandingan antara hasil sesungguhnya yang dicapai dengan proyeksi yang ditetapkan dalam perencanaan, untuk menilai prestasi masa lalu dan meletakan tanggung t anggung jawab adanya penyimpangan yang terjadi.
BAB II GAMBARAN UMUM
DESKRIPSI RS MEDIKA MULYA WONOGIRI
RS Medika Mulya Wonogiri merupakan rumah sakit umum dengan pelayanan kesehatan mulai dari yang bersifat umum sampai dengan yang bersifat spesialistik, yang dilengkapi dengan pelayanan penunjang medis 24 jam. RS Medika Mulya Wonogiri di JL. Raya Wonogiri – Ngadirojo Ngadirojo KM. 5 Wonogiri, Jawa Tengah, Indonesia. Telp 0273 - 5327365, (hunting) Fax: 0273 – 5327366 dengan alamat e-mail
[email protected] RS Medika Mulya Wonogiri secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut : RS Medika Mulya Wonogiri adalah rumah sakit milik swasta (perorangan) mempunyai misi menyelenggarakan kesehatan yang mengutamakan upaya kuratif dan rehabilitatif, meningkatkan pelayanan, pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan. RS Medika Mulya Wonogiri merupakan salah satu badan usaha PT Waras Mulya Wonogiri yang berusaha dalam bidang kesehatan, meliputi Jasa Rumah sakit, Klinik, Poliklinik, Balai Pengobatan serta kegiatan usaha terkait sesuai dengan Anggaran Dasar PT Waras Mulya Wonogiri yang dibuat oleh Notaris “NUNING FAUZIAH AFFIANI, SH” Wonogiri, Nomor 23, Tanggal 27 Mei 2005 dan disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Azazi Manusia Republik Indonesia Nomor : C-21507/HT.01.01.TH.2005, Tanggal 3 Agustus 2005 yang telah mengalami perubahan pertama demikian berdasarkan akta Nomor : 06, tanggal 19 Desember 2005, dibuat oleh “ FIRDAUS, SH.,M.Kn.” yang telah mendapatkan pengesahan perubahan dari Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Nomor : W9-00116 HT.01.04-TH.2006, Tanggal 17 Oktober 2006 dan telah mengalami perubahan kedua demikian berdasarkan akta Nomor : 47, tanggal SH.,M.Kn.” 28 April 2009, yang dibuat oleh “ FIRDAUS, SH.,M.Kn.”
RS Medika Mulya Wonogiri diresmikan oleh Bupati Wonogiri pada tanggal 20 Desember 2005. Sedangkan untuk Ijin Operasional RS Medika Mulya Wonogiri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan R.I, Nomor : HK.07.06/III/1276/07, Tanggal 9 November 2007 dan terakreditasi penuh tingkat dasar
berdasarkan
Surat
Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
Nomor:
YM.01.10/III/5216/09, tentang Pemberian status Akreditasi penuh tingkat dasar kepada RS Medika Mulya di Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah.
SEJARAH INSTITUSI RS MEDIKA MULYA WONOGIRI.
Lokasi RS Medika Mulya Wonogiri terletak di Jalan Raya Wonogiri – Ngadirojo Km 5, Dusun Jatibedug, Kelurahan Purworejo, Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Provinsi Jawa Tengah, dengan luas areal
21.000
m 2. Dari
luas areal tersebut digunakan untuk bangunan Gedung RS Medika Mulya Wonogiri seluas 7.167 m 2. Kondisi Fisik Dasar : Lokasi dan Luas Tapak Lokasi Tapak RS Medika Mulya Wonogiri terletak pada Jalan Raya Wonogiri – Ngadirojo Km. 5 Wonogiri. Batas-batas secara fisik adalah sebagai berikut : - Batas sebelah Utara
: Pemukiman Penduduk
- Batas Sebelah Selatan
: Perkebunan dan Pemukiman Penduduk
- Batas Sebelah Timur
: Perkebunan dan Pemukiman Penduduk
- Batas Sebelah Barat
: Jalan Lingkungan dan Pemukiman Penduduk
fisioterapi. Sebagian besar peralatan medis dan non medis berasal dari RS Baptis Kediri. Pada saat pendirian RS Medika Mulya Wonogiri, dicanangkan target kemandirian dicapai tahun 2009. Yang dimaksud dengan target kemandirian adalah kemampuan untuk menutupi biaya operasional sendiri. Mulai awal berdiri tahun 1999 sampai tahun 2009, RS Medika Mulya Wonogiri masih mendapat bantuan dana operasional dari Rumah Sakit induk yaitu RS Baptis Kediri yang sudah berdiri sejak tahun 1957. Sebagai rumah sakit yang baru berdiri maka jumlah pasien yang dilayani tidak terlalu banyak. Pada waktu itu pasien lebih memilih berobat di rumah sakit yang berada di Malang yang lebih lengkap peralatannya. Setelah ada kerjasama dengan PT ASKES yang melayani askes sukarela, askes sosial, Jamkesmas dan Jamkesda jumlah pasien meningkat pesat mulai April 2006. Pada tanggal 11 Mei 2007 bertepatan dengan ulang tahun RS Medika Mulya Wonogiri yang ke-8, ditunjuk pejabat direktur RS Medika Mulya Wonogiri yaitu dr. Arhwinda Pusparahaju Artono, Sp.KFR, MARS, yang menjabat direktur sampai saat ini. Pada tahun 2008 disusunlah Rencana Strategis RS Medika Mulya Wonogiri 2008-2013. Sesuai dengan target, pada tahun 2009 RS Medika Mulya Wonogiri mencapai target kemandirian. Seluruh manajemen diserah terimakan dari direktur RS Baptis Kediri dr. Sukoyo Suwandani selaku induk organisasi kepada direktur RS Medika Mulya Wonogiri yaitu dr. Arhwinda Pusparahaju Artono, Sp. KFR, MARS. Sejak saat itu biaya operasional harus diusahakan sendiri. Apabila ada kekurangan dana operasional dapat meminta bantuan RS Baptis Kediri yang diperhitungkan sebagai pinjaman. Dengan target kemandirian ini RS Medika Mulya Wonogiri mulai berbenah sesuai dengan rencana strategis yang sudah dicanangkan.
BAB III VISI, MISI, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN RS MEDIKA MULYA WONOGIRI
VISI.
RS Medika Mulya Wonogiri memiliki visi : “Menjadi Rumah Sakit pilihan utama masyarakat Malang Raya karena Pelayanan Kesehatan yang berpusat pada pasien dengan mengutamakan Mutu dan Keselamatan Pasien” MISI.
RS Medika Mulya Wonogiri memiliki misi : a)
Memberikan pelayanan kesehatan prima secara holistik berlandaskan Kasih
Kristus kepada setiap orang, tanpa membedakan status sosial, golongan, suku dan agama. b)
Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berpusat
pada
pasien
dengan mengutamakan Mutu dan Keselamatan Pasie n. c)
Mengelola
aset
secara
efektif
dan
efisien
bagi
Kesejahteraan
dan
Pengembangan rumah sakit dengan memanfaatkan potensi Kota Wisata Batu. d)
Mengembangkan Sumber Daya Manusia secara utuh yang memiliki belas
kasih, asertif, profesional, bekerja dalam tim, integritas dan sejahtera. FALSAFAH.
RS Medika Mulya Wonogiri memiliki falsafah : a)
Menjadikan RS Medika Mulya Wonogiri pilihan utama masyarakat Malang
Raya. b)
Hak pasien untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu.
c)
Sebagai
tempat
tenaga
kesehatan
mengabdi dan
mengembangkan profesionalisme. d)
Secara berkesinambungan meningkatkan kemampuan dan ketrampilan dalam
berkarya.
e)
Bekerja secara tim berdasarkan kebersamaan dan saling menghargai antar
profesi. f)
Memiliki komitmen untuk mencapai tujuan rumah sakit.
g)
Keselarasan dalam melaksanakan tugas.
NILAI – NILAI.
RS Medika Mulya Wonogiri memiliki nilai-nilai : B
=
Belas Kasih
A
=
Asertif
P
=
Profesional
T
=
Tim Kerja
I
=
Integritas
S
=
Sejahtera
TUJUAN.
Berpartisipasi dalam pembangunan kesehatan masyarakat demi peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia secara rohani dan jasmani MOTTO.
RS Medika Mulya Wonogiri memiliki Motto : “Memberikan pelayanan dengan
belas kasih”
BAB IV STRUKTUR
ORGANISASI RS MEDIKA
MULYA WONOGIRI
4.1.BAGAN ORGANISASI.
KETERANGAN/PENGERTIAN.
a. Unit Struktural i. Direktur Adalah kepala atau pejabat tertinggi di RS Medika Mulya Wonogiri ii. Wakil Direktur Adalah pejabat yang membantu Direktur dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sesuai dengan bidang masing – masing, yaitu :
1. Wakil Direktur Pelayanan : membantu direktur dalam bidang pelayanan medis dan keperawatan 2. Wakil Direktur Umum dan Keuangan : membantu direktur dalam bidang umum dan keuangan iii. Manajer Adalah pejabat yang membantu Direktur dalam pelaksanaan satu atau lebih macam pelayanan rumah sakit, yaitu : 1. Manajer Rawat Jalan, Medical Check Up dan Klinik Satelit. 2. Manajer Rawat Inap dan Keperawatan 3. Manajer Gawat Darurat dan Out Care 4. Manajer ICU dan Kamar Operasi. 5. Manajer Pemasaran, Komplain dan Pelayanan Perusahaan Asuransi. 6. Manajer Wellness Center. iv. Unit Kerja Adalah suatu wadah struktural yang terdiri dari tenaga ahli atau profesi dan memiliki fungsi tertentu sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari rumah sakit baik berfungsi pelayanan maupun
pendukung
operasional
rumah sakit. Unit Kerja di RS Medika Mulya Wonogiri dibedakan menjadi 2 yaitu divisi bisnis yang diberi istilah Instalasi dan divisi pendukung yang diberi istilah Bagian. Seluruh instalasi dibawah
tanggungjawab
Direktur
Pelayanan
Bagian
dibawah
dan
Wakil seluruh
tanggungjawab
Wakil Direktur Umum Keuangan.
Unit Kerja dapat bertanggungjawab atas satu atau lebih Sub Unit Kerja. Berikut adalah daftar Unit Kerja : -
Instalasi Rawat Jalan.
-
Instalasi Rawat Inap Ibu & Anak.
-
Instalasi Rawat Inap Kelas 1 & 2.
-
Instalasi Rawat Inap Lantai 2 ICU.
-
Instalasi Rawat Inap Kelas 3.
-
Instalasi Gawat Darurat.
-
Instalasi Kamar Operasi.
-
Instalasi Farmasi.
-
Instalasi Rehabilitasi Medik.
-
Instalasi Laboratorium.
-
Instalasi Radiologi.
-
Instalasi Gizi
-
Bagian Administrasi.
-
Bagian Sumber Daya Manusia.
-
Bagian Rekam Medik.
-
Bagian Sistim Informasi Manajemen Rumah Sakit.
-
Bagian Pemeliharaan Sarana.
-
Bagian Layanan Perusahaan & Asuransi.
-
Bagian Akuntansi.
-
Bagian Inventory.
-
Bagian Keuangan.
-
Bagian Pemasaran.
-
Bagian Humas.
v. Unit Kerja Outsourcing Cleaning Service, Satpam, Taman b. Unit Non Struktural i. Komite Adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli dan profesi dibentuk
untuk
pertimbangan
memberikan
strategis
kepada
direktur dalam rangka peningkatan dan pengembangan pelayanan rumah sakit. Komite yang ada di RS Medika Mulya
Wonogiri
adalah
sebagai
berikut : 1. Komite Pastoral. 2. Satuan Pemeriksa Internal. 3. Komite Etik Rumah Sakit. 4. Komite Medik. 5. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit. 6. Komite Pencegahan Rumah Sakit.
Pengendalian
Infeksi
7. Komite Keperawatan
ii. KSM/Kelompok Staf Medis Adalah
kelompok
dokter
yang
bekerja di bidang medis dalam jabatan fungsional. Kelompok Staf Medis
di
RS
Medika
Mulya
Wonogiri dikelompokkan sebagai berikut : 1. Kelompok Staf Medis Bedah. 2. Kelompok Staf Medis Non Bedah. 3. Kelompok Staf Gigi dan Mulut. iii. Panitia Adalah wadah non struktural yang terdiri dari tenaga ahli dan profesi dibentuk
untuk
bertanggungjawab
terhadap bidang tertentu dalam rangka peningkatan
dan
pengembangan
pelayanan rumah sakit 1. Panitia Mutu dan Keselamatan Pasien. 2. Panitia Pembina Keselamatan dan Kesehatan Kerja. 3. Panitia Rekam Medik. 4. Panitia Farmasi dan Therapi. 5. Panitia Pendidikan Kesehatan Rumah Sakit.
BAB V STRUKTUR ORGANISASI UNIT KERJA
Struktur Unit Kerja ada pada lampiran.
BAB VI URAIA N TUGAS & WEWE NANG
Uraian Tugas dan Wewenang ada pada lampiran.
BAB VII TATA HUBUN GAN KERJA DIREKTUR YAYASAN RUMAH SAKIT BAPTIS INDONESIA
WADIR PELAYANAN
WADIR UMUM KEU
MANAJER
KOMITE / KSM / PANITIA
INSTALASI
BAGIAN
Koordinasi Antara Direktur Dengan Wakil Direktur.
-
Dalam menjalankan tugas-tugas Direktur sebagimana dimaksud dalam Pasal 13, maka: a. Direktur dapat bertindak atas nama Rumah Sakit. b. Para Wakil Direktur berhak dan berwenang Direktur,
bertindak untuk
atas
nama
masing-masing
bidang yang menjadi tugas dan wewenangnya. -
Apabila
Direktur
menjalankan jabatan itu belum
berhalangan
pekerjaannya terluang memangku
dan
atau
tetap apabila
penggantinya
jabatan,
maka
kekosongan jabatan tersebut dipangku oleh salah seorang yang ditunjuk sementara oleh Pengurus YRSBI. -
Apabila Direktur dan semua Wakil Direktur berhalangan tetap melakukan pekerjaannya atau jabatan Direktur terluang seluruhnya
dan
belum
diangkat,
maka
sementara
pengelolaan Rumah Sakit dijalankan oleh Pengurus YRSBI. -
Dalam
keadaan
Direktur
berhalangan
sementara dalam menjalankan tugas dan kewenangan
sebagaimana
dimaksud,
Direktur dapat mendelegasikannya kepada Wakil Direktur.
Koordinasi Antara Direktur Dengan Pengurus YRSBI.
-
Pengelolaan Rumah Sakit dilakukan oleh Direktur.
-
Direktur bertanggung jawab kepada Pengurus YRSBI.
-
Pengurus
YRSBI
pembinaan
dan
pengelolaan
melakukan
pengawasan
Rumah
Sakit,
menetapkan kebijakan baik
di
bidang
dalam dengan
pelaksanaan,
pelayanan
medis,
pendidikan dan latihan serta penelitian dan pengembangan kesehatan tercapainya
untuk
visi, misi, falsafah dan
tujuan rumah sakit. -
Keberhasilan rumah sakit tergantung dari pengelolaan oleh Direktur dan pembinaan
serta
pengawasan
Pengurus
YRSBI
sehingga
dalam
tugas
dan
Pengelola
dan
pertanggungjawaban kewajiban Pengurus
antara adalah
bersifat
dari
tanggung
renteng. Koordinasi Antara Direktur Dengan Komite Medik.
-
Komite Medis berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur RS Medika Mulya Wonogiri.
-
Pelaksanaan tugas-tugas Komite Medis dilaporkan
secara
tertulis
kepada
Direktur dalam bentuk rekomendasi. -
Bahan
pertimbangan
rekomendasi pada
sebagaimana
ayat (2), adalah
berupa dimaksud berdasarkan
penugasan dari Direktur. Koordinasi Antara Direktur Dengan Komite Etik Rumah Sakit.
-
Komite Etik dan Hukum berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur RS Medika Mulya Wonogiri.
-
Tugas secara terperinci Komite Etik dan Hukum adalah: a)
Memberikan pertimbangan kepada Direktur dalam hal menyusun dan merumuskan medicoetikolegal dan etika rumah sakit serta penyelesaian masalah etika rumah sakit dan pelanggaran pelayanan
RS
terhadap
etika
Medika
Mulya
Wonogiri. b)
Membantu
Direktur
dalam
menyusun kebijakan dan prosedur yang terkait medico-legal dan etikolegal . c)
Pemeliharaan etika penyelenggaraan fungsi rumah sakit, yang
meliputi kebijakan yang terkait dengan hospital bylaws dan medical staf bylaws; d)
Merupakan gugus bantuan hukum dalam penanganan masalah hukum di RS Medika Mulya Wonogiri.
-
Dalam
melaksanakan
tugasnya
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), Komite Etik dan Hukum berfungsi: a)
Menyelenggarakan
dan
meningkatkan
komunikasi
medikoetikolegal, maupun
baik
internal
RS
Medika
eksternal
Mulya Wonogiri. b)
Menyelenggarakan meningkatkan
dan
pengetahuan
etika
dan hukum bagi petugas di RS Medika Mulya Wonogiri. c)
Menyelenggarakan
dan
meningkatkan
risk
management
kemampuan terhadap
masalah-
masalah etika dan hukum di RS Medika Mulya Wonogiri. -
Tugas
dan
fungsi
sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) dan (3) disampaikan
secara
tertulis
kepada
Direktur dalam bentuk rekomendasi. -
Bahan
pertimbangan
rekomendasi pada
ayat
sebagaimana (4),
adalah
berupa dimaksud berdasarkan
penugasan dari Direktur. Koordinasi antara Direktur dengan Satuan Pemeriksa Internal (SPI).
-
Satuan Pemeriksaan Internal berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Direktur RS Medika Mulya Wonogiri.
-
Tugas
pokok
Satuan
Pemeriksan
Internal
adalah
melaksanakan
pemeriksaan dan penilaian terhadap pelaksanaan kegiatan semua unsur di rumah sakit agar dapat berjalan sesuai dengan rencana dan ketentuan yang berlaku. -
Dalam
melaksanakan
tugasnya
sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), Satuan Pemeriksaan Internal berfungsi : a)
Melaksanakan pemeriksaan/audit keuangan dan operasional.
b)
Merancang
dan
pemeriksaan pengendalian intern.
melaksanakan pelaksanaan
-
c)
Melakukan identifikasi risiko.
d)
Mencegah terjadinya penyimpangan.
e)
Memberikan konsultasi pengendalian intern.
Tugas
dan
fungsi
sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) dan (3) disampaikan dalam bentuk rekomendasi kepada Direktur. -
Bahan
pertimbangan
rekomendasi pada
ayat
berupa
sebagaimana (4),
adalah
dimaksud berdasarkan
penugasan dari Direktur. Koordinasi Antara Direktur Dengan Staf Medis.
-
Direktur
berhak
mengangkat
dan
memberhentikan Anggota Kelompok Staf
Medis
ketentuan
(KSM)
sesuai
peraturan
dengan
perundang –
undangan dan peraturan kebijakan yang berlaku serta Peraturan Internal Rumah Sakit (Hospital Bylaws) RS Medika Mulya Wonogiri. -
Sebagai
pengelola,
Direktur
mempunyai tugas dan
wewenang
untuk menetapkan strategi organisasi dan tata kerja lengkap dengan rincian tugasnya, menetapkan hal-hal yang berkaitan dengan hak dan kewajiban Staf
Medis
ketentuan
sesuai peraturan
dengan perundang-
undangan yang berlaku. -
Dalam
pengelolaan
dimaksud pada ayat
sebagaimana (1),
Direktur
berkewajiban menjamin Staf Medis melaksanakan tugas dan kewajiban sesuai Standar Pelayanan Medis dan Standar Prosedur Operasional. -
Kewajiban Staf Medis untuk menjamin
bahwa
tugas
dilaksanakan
dan
sesuai
kewajiban standar
yang
berlaku, maka Ketua Kelompok Medis
bertanggung
jawab
Staf
kepada
Direktur melalui Wadir Pelayanan. -
Pertanggungjawaban
sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), dapat bersifat pertanggungjawaban administratif
manajerial
pertanggungjawaban profesional.
proporsional dan secara
Koordinasi Antara Manajer Dengan Kepala Unit.
-
Manajer mempunyai tugas melakukan monitoring, evaluasi dan tindak lanjut pelayanan sesuai dengan pembagian tugasnya,
namun
kemungkinan
tidak
bisa
menutup melakukan
koordinasi diluar pembagian tugasnya jika berkaitan. -
Kepala Unit melaporkan kegiatan / pelayanan unitnya kepada Manajer.
BAB VIII POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL RINGKASAN POLA KETENAGAAN
UNIT KERJA
IRJ
PROFESI
Perawat Pekarya Kesehatan Adminstrasi
Perawat Gigi Tekniker Gigi IRNA Ibu dan Bidan Perawat Anak Pekarya Kesehatan Perawat IRNA Beda Pekarya Kesehatan h Dalam A Perawat IRNA Beda Pekarya Kesehatan h Dalam B Perawat Instalas i Rawat Pekarya Kesehatan Intensif Perawat IGD Pekarya Perawat IKO Perawa t Anestes i Apoteker Instalas AA i Farmas Juru Racik i Admin Farmasi Fisioterapis Instalasi Rehabilitasi PEmbantu Medik Terapis Laboratorium Analis Adm Lab
HASIL
JUML AH YANG ADA
KUALIFIK ASI
PENGHITUNG
DIII SMA
13 5
12 5
PENGUSU LAN KETENAG AAN 2 -
SMA
1
1
-
SPRG SPRG DIII DIII SMA
2 1 13 5 2
1 1 10 5 1
1 -
DIII SMA
14 3
14 2
2 -
DIII SMA
12 3
9 1
2 -
DIII SMA
13 3
10 1
3 -
DIII SMA DIII DIII
7 3 9 2
8 3 6 2
3 3
S1 SMF, DIII SMA SMA
8 10 9 5
3 6 4 3
4 -
DIII
3
2
-
SMA
3
2
-
DIII
10
5
-
DIII, SMA
2
2
-
AN
KE AN
-
-
Seda 1.
Perlu peng
Radiologi
Petugas DIII Sampling Radiografer DIII Petugas Umum SMA
1
1
7 1
3 1
1 -
UNIT KERJA
PROFESI
Instalasi Gizi Ahli Gizi Penyaji ke Pasien Pengolah makanan Asisten Pengola h Makanan Penyaji Karyawan Pendaftaran Instalasi Rekam Adm. MR Medik P. Sirkulasi Pusat Pelaksana Sterilisasi sterilisasi Loundry Pelaksana Loundry Bagian Adm Umum Administrasi Bagian SDM Adm SDM Adm Personalia Adm. Diklat Adm. Pengembangan SDM Bagian SIM Programmer TI Bagian Adm. Pemasaran Pemasaran Bagian Customer Service Humas Driver Operator
JUML AH YANG ADA
DIII, S1 3 SMA, SMK 7
1 7
PENGUSU LAN KETENAG AAN 2 -
SMK
5
5
-
SMK
1
1
-
SMA
2
2
SMA DIII Rekam Medik SMA SMA, DIII
7 9
4 7
2
2 5
2 2
2
SMA
4
4
-
DIII, S1
3
3
-
S1 S1
1 1
1 1
-
S1 S1
1 1
1 1
-
S1 S1 S1
6 4 3
1 1 2
2 1
S1
3
3
-
SMA SMA
4 2
4 4
1 -
KUALIFIK ASI
HASIL PENGHITUNG AN
KE AN
Perlu i cara peng
Bagian Keuangan
Kasir Adm. Keuangan
SMU, S1 SMU, S1
5 1
5 1
-
S1
1
1
-
SMU
1
0
1
SMU, S1
4
4
-
R
Bagian LPA
. Inap Adm. Pembayaran Checker Billing Adm LPA
UNIT KERJA
PROFESI
Bagian Akuntansi BPS
Adm. Akuntansi Teknisi
Bagian Inventor i
Admin BPS Ka Inventory/ Pengadaan Administrasi Logistik
JUML AH YANG ADA
KUALIFIK ASI
PENGHITUNG
S1
3
2
PENGUSU LAN KETENAG AAN 1
STM
4
4
1
SMU
1
1
3
1
2
3
2
2
2
3
2
S1 Ekonomi
SMA/SME A Petugas House SMA/SMK Keeping Perhotelan Petugas Kamar SMK Tata Jahit Busana
HASIL AN
1
-
KE AN
Untu meng tenag akan pensi
B A B
I X
K E G I A T A N
O R I E N T A S I
Pengertian Orientasi adalah saha membantu para pekerja agar mengenali secara baik dan mampu beradaptasi dengan suatu situasi atau dengan lingkungan / iklim bisnis suatu organisasi / perusahaan. Orientasi harus mampu membantu para pekerja baru untuk memahami dan bersedia melaksanakan perilaku
sosial
yang
mewarnai
kehidupan
organisasi / perusahaan sehari-hari. Orientasi juga harus mampu membantu para pekerja baru untuk mengetahui dan memahami
berbagai aspek teknis pekerjaan/ jabatannya, agar mampu
melaksanakan
tugas-tugasnya
secara
efektif, efisien dan produktif.
HARI
I (Hari I)
II Hari ke-2 s.d. 14
MATERI
Orientasi hari pertama : 1) Penjelasan status kepegawaian. 2) Penjelasan Program orientasi yang akan diterima pegawai, peraturan dan tata tertib masa orientasi : pegawai menandatangani pernyataan orientasi pegawai baru. 3) Kepada pegawai dikenalkan seluruh unit kerja di RS Medika Mulya Wonogiri, diajak berkeliling ( Hospital Tour ) 4) Orientasi ke unit kerja dimana pegawai akan ditempatkan diserahkan sesuai program orientasi unit kerja masing-masing. Orientasi hari II s.d. XIV meliputi : 1) Orientasi di unit kerja dimana pegawai ditempatkan. 2) Pegawai diberikan
METODE
Penjelasan singkat
PENANGGUNG JAWAB Kepala Bagian SDM dan Personalia
Hospital Tour
Serah Terima ke Unit Terkait
Teori dan Praktek In House
Kepala Unit Kerja
pelbagai materi orientasi training dengan penjadwalan khusus meliputi : a. Visi, Misi, Nilai, Struktur Organisasi. b. PKB c. Etika Bekerja d. Patient Savety e. Pencegahan dan Pengendalian Infeksi f. Kesejahteraan Spiritual g. Service Excellence h. Come to XL i. Handling Complaints j. Produk-Produk Rumah Sakit k. Basic Life Support l. Penanggulangan bencana kebakaran Tahap III Kepala Unit kerja membuat Evaluasi dan (Evaluasi) laporan terkait hasil orientasi Pelaporan pegawai. Hasil evaluasi harus memberikan rekomendasi apakah pegawai dapat bekerja atau tidak, atau perpanjangan masa orientasi.
-
Wa.Dir. Umum Keuangan Wa.Dir.Umum Keuangan Wa. Dir Pelayanan Ka.KPRS Ka.PPI & IPCN Komite Pastoral Tim Pelayanan Prima Direktur Direktur Manajer Pemasara & Tim Manajer Gadar & Outcare Ketua P2K3 dan Tim
B A B
X
P E R T E M U A N / R A P A T
BAB XI PELAP ORAN PELAPORAN INTERNAL.
Laporan Insidentil, terdiri dari : Permintaan Laporan dari Direktur RS. Permintaan Laporan dari Wakil Direktur RS. Permintaan Laporan dari Unit Terkait. Laporan mingguan dari Kepala Unit terdiri dari : 1. Laporan dari Bagian Rekam Medis, meliputi : -
Laporan kunjungan Instalasi Gawat Darurat.
-
Laporan kunjungan Instalasi Rawat Jalan.
-
Laporan pelayanan tiap poli.
-
Laporan kunjungan Instalasi Rawat Inap.
-
Laporan 5 besar asal pasien Instalasi Gawat Darurat dan Instalasi Rawat Jalan.
-
Laporan 5 besar morbiditas penyakit Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Jalan dan Instalasi Rawat Inap.
-
Indikator efisiensi Instalasi Rawat Inap.
-
Laporan kegiatan Instalasi Kamar Operasi.
2. Laporan dari Instalasi Radiologi. 3. Laporan dari Instalasi Laboratorium. 4. Laporan dari Instalasi Rehabilitasi Medik. 5. Laporan dari Instalasi Gizi.
Laporan mingguan dari Manajer, terdiri dari : 1. Manajer Rawat Jalan. 2. Manajer Rawat Inap. 3. Manajer Instalasi Gawat Darurat dan Outcare. 4. Manajer Wellnes Center & Klinik Satelit. 5. Manajer Humas & Pemasaran.
Laporan Bulanan Internal Terdiri Dari : 1. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Instalasi Rawat Jalan. 2. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Instalasi Gawat Darurat. 3. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Instalasi Rawat Inap. 4. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Instalasi Laboratorium 5. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Instalasi Radiologi. 6. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Instalasi Rehabilitasi Medik. 7. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Instalasi Kamar Operasi. 8. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Instalasi Gizi. 9. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Bagian Rekam Medis. 10. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Bagian Akuntansi. 11. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Bagian Administrasi. 12. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Bagian Inventory. 13. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Bagian Keuangan. 14. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Bagian Humas. 15. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Bagian Pemasaran. 16. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Bagian Pemeliharaan Sarana. 17. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Bagian SIM-RS. 18. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Bagian SDM. 19. Laporan Pelayanan, SPM, target dan indikator Bagian LPA. 20. Laporan Bulanan Komite Etik. 21. Laporan Bulanan Komite Pengendalian Infeksi. 22. Laporan Bulanan Komite Keperawatan. 23. Laporan Bulanan Komite Pastoral. 24. Laporan Bulanan Komite Keselamatan Pasien. 25. Laporan Bulanan Komite Satuan Pengawas Internal. 26. Laporan Bulanan Komite Medik.
Laporan Tahunan Terdiri Dari : 1. Laporan Pelayanan Medis dari Bagian Rekam Medis. 2. Laporan Keuangan dari Bagian Akuntansi. 3. Laporan Ketenagaan dari Bagian Sumber Daya Manusia. 4. Laporan Kegiatan dari Bagian Humas.
PELAPORAN EKSTERNAL.
Laporan Insidentil : 1. Laporan Surveilans Terpadu ke Dinas Kesehatan Kota Batu. 2. Laporan Demam Berdarah Dengue ke Dinas Kesehatan Kota Batu. 3. Laporan Wabah ke Dinas Kesehatan Kota Batu. 4. Laporan pelayanan medik dan keuangan ke Yayasan Rumah Sakit Baptis Indonesia (YRSBI). Laporan Bulanan Eksternal Terdiri Dari : 1. Laporan Surveilans Terpadu Dinas Kesehatan Kota Batu. 2. Laporan Demam Berdarah Dengue Dinas Kesehatan Kota Batu. 3. Laporan Wabah Dinas Kesehatan Kota Batu. 4. Laporan RL. 5.1 Pengunjung RS SIRS-6 Kementrian Kesehatan - Jakarta. 5. Laporan RL. 5.2 Kunjungan Rawat Jalan SIRS-6 Kementrian Kesehatan – Jakarta. 6. Laporan RL. 5.3 Tentang 10 besar penyakit IRNA SIRS-6 Kementrian Kesehatan – Jakarta. 7. Laporan RL. 5.3 Tentang 10 besar penyakit IRJ SIRS-6 Kementrian Kesehatan – Jakarta. 8. Laporan Jamkesda, Jamkeskot & SPM ke Dinas Kesehatan Kota Batu. 9. Laporan Klaim ke Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
Laporan Tahunan Eksternal Terdiri Dari : 1. RL. 1.1 Data Dasar RS. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI. 2. RL. 1.2 Indikator Pelayanan. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI. 3. RL. 1.3 Tempat Tidur. SIRS-6 Kementrian Kesehata n RI. 4. RL. 2. Ketenagaan. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI. 5. RL. 3.1 Rawat Inap. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI. 6. RL. 3.2 Rawat Darurat. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI. 7. RL. 3.3 Gigi Mulut. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI. 8. RL. 3.4 Kebidanan. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI. 9. RL. 3.5 Perinatologi. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI. 10. RL. 3.6 Pembedahan. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI. 11. RL. 3.7 Radiologi. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI. 12. RL. 3.8. Laboratorium. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI. 13. RL. 3.9. Rehab Medik. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI. 14. RL. 3.10 Pelayanan Khusus. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI. 15. RL. 3.11 Obat. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI. 16. RL. 3.12 Rujukan. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI. 17. RL. 3.13. Cara Bayar. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI. 18. RL. 3.14. Rujukan. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI. 19. RL. 3.15. Cara Bayar. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI. 20. RL. 4A. Penyakit Rawat Inap. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI. 21. RL. 4B. Penyakit Rawat Jalan. SIRS-6 Kementrian Kesehatan RI. 22. RL. 5.1 Pengunjung RS SIRS-6 Kementrian Kesehatan - Jakarta. 23. RL. 5.2 Kunjungan Rawat Jalan SIRS-6 Kementrian Kesehatan – Jakarta. 24. RL. 5.3 Tentang 10 besar penyakit IRNA SIRS-6 Kementrian Kesehatan – Jakarta. 25. RL. 5.3 Tentang 10 besar penyakit IRJ SIRS-6 Kementrian Kesehatan
– Jakarta. 26. Laporan Aplikasi Sarana dan Prasarana Kesehatan (ASPAK) ke Direktorat Jendral Bina Upaya Kesehatan – Kementrian Kesehatan RI
– Jakarta.
27. Laporan Pelayanan Medis RS Medika Mulya Wonogiri ke Yayasan Rumah Sakit Baptis Indonesia (YRSBI) – Jakarta. 28. Laporan Pelayanan dan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Dinas Kesehatan Kota Batu. 29. Laporan Pelayanan dan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. 30. Laporan tahunan kunjungan IGD dan IRJ untuk laporan pajak.
Pasal 6 Susunan Organisasi Susunan Organisasi RS Medika Mulya Wonogiri, terdiri dari : 1. Direktur Direktur membawahi : a. Komite Medik b. Komite Keperawatan c. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) d. Komite Etik dan Hukum e. Satuan Pemeriksa Internal (SPI) f. Pejabat Struktural dan Pejabat Fungsional. 2. Wakil Direktur Umum dan Keuangan Wakil Direktur Umum dan Keuangan membawahi : a. Instalasi Pemeliharaan Sarana RS (IPSRS) b. Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) (masing-masing Instalasi dipimpin oleh Kepala Instalasi) c. Bagian Umum d. Bagian Sumber Daya Manusia dan Humas e. Bagian Keuangan f. Bagian Rekam Medik (masing-masing Bagian dipimpin oleh Kepala Bagian) 3. Wakil Direktur Pelayanan dan Penunjang Medis Wakil Direktur Pelayanan dan Penunjang Medis membawahi : a. Seksi Pelayanan Medis
1) 2) 3) 4)
Seksi Pelayanan Medis dipimpin Kepala Seksi yang membawahi : Instalasi Gawat Darurat Instalasi Rawat Jalan Instalasi Bedah Instalasi Perawatan Intensive
(Masing-masing dipimpin oleh Kepala Instalasi) b. Seksi Penunjang Medis 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)
c.
Seksi Penujang Medis dipimpin Kepala Seksi yang membawahi : Instalasi Rehabilitasi Medik Instalasi Farmasi Instalasi Laboratorium Instalasi Radiologi Instalasi Gizi Instalasi Pemulasaraan Jenazah Instalasi Pencucian Linen
(Masing-masing dipimpin oleh Kepala Instalasi) Seksi Keperawatan
Seksi Keperawatan dipimpin Kepala Seksi yang membawahi : 1) Instalasi Rawat Inap 4. Komite Medik Komite Medik dipimpin oleh Ketua Komite Medik
5.
Komite Keperawatan
Komite Keperawatan dipimpin oleh Ketua Komite Keperawatan 6. Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) dipimpin oleh Ketua Komite PPI 7. Komite Etik dan Hukum Komite Etik dan Hukum dipimpin oleh Ketua Komite Etik dan Hukum 8. Satuan Pemeriksa Internal (SPI) Satuan Pemeriksa Internal (SPI) dipimpin oleh Ketua Satuan Pemeriksa Internal 9. Sub Komite Kredensial, Sub Komite Mutu Profesi, Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi (Masing-masing Sub Komite dipimpin oleh Ketua Sub Komite) 10. Struktur Organisasi dan UraianTugas Pejabat Struktural dan Pejabat Fungsional dalam lampiran. BAB V TATA KERJA
Pasal 7 Tugas Pokok dan Fungsi 1. Hal-hal yang mengenai tugas pokok Direktur merupakan suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. 2. Pelaksanaan kegiatan/fungsi rumah sakit sebagai pelaksana teknis pelayanan kesehatan secara operasional dilakukan oleh bidang pelayanan kesehatan sesuai kelompok tugas fungsional masing-masing. 3. Direktur RS Medika Mulya Wonogiri dalam menjalankan fungsi baik taktis operasional maupun administratif harus melakukan koordinasi dengan unit terkait sesuai tugas pokok dan fungsi. 4. Setiap pimpinan unit kerja di lingkungan RS Medika Mulya Wonogiri wajib memimpin, memberikan bimbingan dan petunjuk pelaksanaan tugas kepada bawahan sesuai dengan kewenangannya serta menerapkan prinsip koordinasi. Pasal 8 Kewajiban 1. Direktur RS Medika Mulya Wonogiri wajib memberikan laporan tentang pelaksanaan tugas secara berkala kepada Direktur Utama PT Waras Mulya Wonogiri. 2. Setiap pimpinan unit kerja di lingkungan RS Medika Mulya Wonogiri dalam menjalankan tugas wajib memenuhi petunjuk serta arahan yang diberikan oleh atasan unit kerja, menyampaikan laporan tepat waktu dan bertanggungjawab kepada atasan masing-masing. 3. Setiaporan yang diterima pimpinan unit kerja dari bawah wajib segera diolah dan dipergunakan sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil kebijakan lebih lanjut. Pasal 9 Hak Mewakili 1. Dalam hal Direktur RS Medika Mulya Wonogiri berhalangan dalam menjalankan tugas, Direktur dapat menunjuk Wakil Direktur sesuai tugas dan fungsi masingmasing untuk melaksanakan tugas atas nama Direktur sesuai tanggungjawab masingmasing Wakil Direktur. 2. Dalam hal Wakil Direktur RS Medika Mulya Wonogiri berhalangan, maka Direktur dapat menunjuk kepada Kepala Bagian/Seksi berdasarkan senioritas. Pasal 10