BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Seiring besarnya manfaat besar yang didapatkan dari kegiatan ekspor, beberapa usaha kecil juga melakukan hal serupa. Penurunan hambatan perdagangan di bawah paying GATT dan WTO, bersama dengan perjanjian ekonomi regional seperti Uni Eropa dan North American Free Trade Area (NAFTA) membuat kegiatan ekspor lebih mudah dan meningkatkan peluang ekspor secara signifikan. Komunikasi modern dan teknologi transportasi telah meringankan masalah logistik yang terkait dengan pengeksporan. Oleh karena itu, adanya perusahaan-perusahaan kecil yang berkembang sebagai eksportir tidak lagi menjadi suatu hal yang luar biasa. Meskipun ada berbagai kemudahan untuk mendukung kegiatan ekspor, perusahaan tetap menganggap ekspor adalah suatu tantangan dan proses ekspor masih terkesan menakutkan. Perusahaan yang mengekspor harus mengidentifikasi peluang pasar asing, menghindari sejumlah masalah tak terduga yang sering dikaitkan dengan melakukan bisnis di pasar asing, membiasakan diri dengan mekanisme pembiayaan ekspor dan impor, belajar di mana bisa mendapatkan pembiayaan dan asuransi kredit ekspor, dan belajar bagaimana harus berurusan berur usan dengan risiko nilai ni lai tukar. B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulisan makalah bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian berikut: 1. Apakah harapan-harapan dan risiko yang terkait dengan pengeksporan? 2. Bagaimana langkah-langkah yang dapat dilakukan manajer dalam meningkatkan kinerja ekspor perusahaannya? 3. Apa sajakah sumber informasi dan program-program pemerintah yang digunakan dalam membantu kegiatan eksportir? 4. Bagaimana langkah-langkah dasar yang terlibat dalam pembiayaan ekspor? 5. Bagaiamana hubungan antara perdagangan dengan pengeksporan?
C. Tujuan Penulisan Tujuan penulisan makalah adalah sebagai berikut. 1. Menjelaskan harapan-harapan dan risiko yang terkait dengan pengeksporan.
2. Menguraikan lagkah-langkah yang dapat digunakan manajer untuk meningkatkan kinerja ekspor perusahaan mereka. 3. Mengidentifikasi sumber-sumber informasi dan program-program pemerintah yang ada untuk membantu eksportir. 4. Menguasai langkah-langkah dasar yang terlibat dalam pembiayaan ekspor. 5. Mengartikulasikan bagaimana perdagangan dapat digunakan untuk memfasilitasi pengeksporan.
BAB II PEMBAHASAN A. Harapan dan Kesalahan Pengeksporan
Harapan besar bagi pengeksporan adalah peluang pendapatan besar dan keuntungan dapat ditemukan di pasar asing untuk kebanyakan perusahaan di sebagian besar industri. Pasar internasional biasanya jauh lebih besar daripada pasar domestik sehingga pengeksporan hampir selalu menjadi cara untuk meningkatkan pendapatan dan basis keuntungan perusahaan. Penelitian telah menunjukkan bahwa sementara banyak perusahaan besar cenderung proaktif untuk mencari peluang menguntungkan dalam pengeksporan, pengekspor an, memindai pasar asing secara sistematis untuk melihat di mana terhampar peluang untuk memanfaatkan teknologi, produk, dan keterampilan pemasaran asing mereka, banyak perusahaan menengah dan kecil yang sangat reaktif. Pada umunya perusahaan reaktif semacam itu bahkan tidak mempertimbangkan untuk pengeksporan. Selain itu banyak perusahaan kecil dan menengah cenderung menunggu dunia untuk datang kepada mereka, daripada pergi ke luar dunia untuk mencari peluang. Alasan lain bagi perusahaan untuk tidak proaktif adalah bahwa mereka tidak terbiasa dengan peluang pasar asing. Ketidaktahuan sederhana dari peluang potensial adalah hambatan pengeksporan yang besar. Selain itu, calon eksportir terutama perusahaan kecil sering terintimidasi oleh kompleksitas dan mekanisme ekspor ke negara-negara di mana praktik bisnis, Bahasa, budaya, sistem hukum, dan mata uang sangat berbeda dari pasar domestic mereka. B. Meningkatkan Meningkatkan Kinerja Ekspor
Eksportir yang belum berpengalaman memiliki sejumlah cara untuk mendapatkan informasi tentang peluang pasar asing dan menghindari perangkap umum yang cenderung mencegah dan menggagalkan eksportir pemula. 1. Perbandingan Internasional Internasional
Salah satu hambatan besar untuk pengeksporan adalah kurangnya pengetahuan tentang peluang yang tersedia. Cara untuk mengatasi ketidaktahuan adalah dengan mengumpulkan informasi. Di Jerman, asosiasi perdagangan, lembaga pemerintah, dan bank komersial mengumpulkan informasi, membantu perusahaan kecil mengidentifikasi peluang
ekspor. Kementerian Jepang untuk Perdagangan Internasional dan Industri selalu mencari peluang ekspor, menyediakan layanan serupa. Perusahaan Jerman dan Jepang dapat menampung banyak pengalaman, keterampilan, informasi, dan sumber daya lain dari lembaga yang berorientasi ke ekspor. 2. Sumber Informasi
Banyak negara tetap aktif di organisasi pemerintahan atau komisi perdagangan, yang tujuannya adalah untuk mempromosikan ekspor. Sejumlah organisasi swasta juga mulai memberikan bantuan lebih untuk calon eksportir. Bank-bank komersial dan perusahaan akuntansi besar sudah lebih bersedia untuk membantu perusahaan kecil dalam memulai operasi ekspor daripada satu dekade lalu. Selain itu, perusahaan multinasional besar telah berhasil di arena global biasanya bersedia untuk membantu peluang di luar negeri dengan pemilik atau manajer perusahaan peru sahaan kecil. 3. Memanfaatkan Perusahaan Manajemen Ekspor
Perusahaan Manajemen Ekspor (export management company – EMC) adalah spesialis ekspor yang bertindak sebagai departemen pemasaran ekspor atau departemen internasional untuk perusahaan klien mereka. EMC biasanya menerima dua jenis tugas ekspor : a. Memulai ekspor untuk sebuah perusahaan dengan pengertian bahwa perusahaan akan mengambil alih operasi setelah mereka mapan b. melakukan pembukaan ( start-up start-up) layanan dengan pemahaman bahwa EMC akan bertanggungjawab yang berkelanjutan untuk menjual produk perusahaan. perus ahaan. 4. Strategi Ekspor
Langkah-lagkah dalam strategi ekspor antara lain :
Menyewa EMC atau menyewa konsultan ekspor berpengalaman untuk membantu mengidentifikasi peluang dan menavigasi dokumen dan peraturan yang sering terlibat dalam kegiatan ekspor.
Berfokus pada satu pasar atau sekelompok kecil pasar. Pelajari apa yang diperlukan untuk sukses di pasar tersebut sebelum pindah ke pasar lainnya. Perusahaan yang
masuk kebanyak pasar sekaligus mempunyai risiko menyebarkan sumber daya manajemen mereka yang terbatas.
Memasuki pasar asing dalam skala kecil untuk mengurangi biaya kegagalan berikutnya. Hal yang paling penting, p enting, masuk dalam skala kecil memberikan me mberikan waktu dan kesempatan untuk belajar tentang negara asing sebelum membuat komitmen modal yang signifikan ke pasar tersebut.
Eksportir perlu mengawali waktu dan komitmen manajerial yang terlibat dalam membangun penjualan ekspor dan harus mempekerjakan personel tamabahan untuk mengawasi kegiatan ini.
Penting untuk mencurahkan banyak perhatian demi membangun hubungan yang kuat dan abadi dengan distributor dan/atau pelanggan.
Menyewa tenaga lokal untuk membantu perusahaan membangun dirinya di pasar asing. Masyarakat lokal cenderung memiliki selera yang lebih baik tentang bagaimana melakukan bisnis di negara tertentu daripada seorang manajer dari sebuah perusahaan ekspor yang sebelumnya tidak pernah menginjakkan kaki di negara itu.
Beberapa studi telah menyarankan bahwa perusahaan perlu lebih proaktif untuk mencari peluang ekspor. Penting bagi eksportir untuk mempertahankan piliha produk lokal. Setelah ekspor mencapai volume yang cukup untuk menyeimbangkan dengan produksi lokal yang efisien, efisien , perusahaan perusaha an ekspor eks por harus h arus mempertimbangkan mendirikan fasilitas produksi di pasar asing. Lokalisasi semacam ini membantu memupuk hubungan baik dengan negara asing dan dapat menyebabkan penerimaan pasar yang lebih besar.
C. Pembiayaan Pembiayaan Ekspor dan Impor
1. Kurangnya Kepercayaan
Perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam perdagangan internasional harus mempercayai seseorang yang mungkin belum pernah mereke temui, tinggal di negara lain, berbicara dengan bahasa asing, yang terikat (atau tidak terikat) dengan sistem hukum yang berbeda, dan sulit untuk dilacak bila orang tersebut gagal dalam memenuhi kewajibannya dalam suatu perjanjian. Kurangnya kepercayaan antara pihak-pihak dalam perdagangan internasional semakin buruk seiring dengan meningkatnya jarak di antara kedua pihak-dalam ruang, bahasa, dan kultur-dan oleh berbagai masalah dalam
menggunakan sistem hukum internasional yang belum dikembangkan untuk menegakkan kewajiban berdasaran pada suatu perjanjian. Oleh karena kurangnya kepercayaan di antara kedua pihak yang terlibat dalam perdagangan internasional (alasan yang logis), masing-masing pihak mempunyai preferensi tentang bagaimana ba gaimana transaksi dapat dilakukan. di lakukan.
2. Letter of Credit (L/C)
L/C diterbitkan oleh bank atas permintaan importir dan menyatakan bahwa bank akan membayar sejumlah tertentu uang kepada penerima, biasanya eksportir, dalam pemberian dokumen yang yan g khusus dan terspesifikasi. terspesifik asi. Keuntungan :
Baik importir maupun eksportir cenderung memercayai bank terkemuka, bahkan jika mereka tidak percaya satu sama lain.
Setelah ekportir melihat L/C, ia tahu bahwa ia dijamin akan dibayar dan akan mengirimkan barang.
Eksportir mungkin menemukan bahwa memiliki L/C akan memudahkan memeroleh biaya praekspor.
Importir tidak harus membayar untuk barang tersebut sampai dokumen telah tiba dan setidaknya semua ketentuan yang tercantum dalam L/C telah terpenuhi.
Kelemahan :
Importir harus membayar biaya untuk menerbitkan L/C
Karena L/C merupakan sebuah liabilitas keuangan bagi importir, mungkin Bank akan mengurangi kemampuan importir meminjam dana untuk tujuan lain.
3. Draf
Draf biasanya disebut juga wesel (bill of exchange), merupakan instrumen yang biasanya digunakan dalam perdagangan internasional untuk melakukan pembayaran. Draf (draft) adalah sebuah perintah tertulis eksportir menginstruksikan importir, atau
agen importif, untuk membayar uang sejumlah tertentu pada waktu tertentu. Dalam contoh eksportir AS dan importir Perancis, eksportir menulis rancangan yang menginstruksikan Bank of Paris, agen importir Prancis, untuk membayar barang yang dikirim ke Prancis. Seseorang atau bisnis yang memulai rancangan ini disebut sebagai pembuat (dalam hal ini, eksportir ek sportir AS). Pihak kepada siapa draf disajikan d isajikan disebut sebagai drawee (penarik – dalam dalam hal ini, Bank of Paris). Praktik
internasional
menggunakan
draf
untuk
menyelesaikan
transaksi
perdagangan. Hal ini berbeda berbed a dari prakti pr akti dalam negeri n egeri dimana penjual p enjual biasanya biasan ya mengirim
barang pada akun terbuka, diikuti dengan faktur keomersial yang menentukan jumlah yang jatuh tempo dan ketentuan pembayaran. Dalam transaksi domestik, pembeli sering dapat memperoleh kepemilikan barang dagangan tanpa menandatangani dokumen resmi yang mengakui kewajibannya untuk membayar. Sebaliknya, karena kurangnya kepercayaan dalam transaksi internasional, pembayaran atau janji formal untuk membayar diperlukan sebelum pembeli dapat memperoleh barang dagangan. Draf dibagi dalam dua katagori, sight draft dan time draft . Sebuah sight draft (wesel bank atas unjuk) dapat dicairkan ke penarik saat sudah disampaikan. Sebuah time draft (wesel berjangka) memungkinkan untuk keterlambatan pembayaran- biasanya 30,
60, 90, atau 120 hari. Hal ini disampaikan kepada penarik yang menandakan penerimaan dengan menulis atau memberi stampel pada draf. Setelah diterima, rancangan waktu menjadi janji untuk membayar bagi pihak penerima. Ketika bank menerima dan mengatur konsep waktu, itu disebut banker’s acceptance . Ketika sebuah perusahaan bisnis menerimanya dan mengacu padanya, itu disebut trade acceptance (penerimaan perdagangan). Time draft adalah surat berharga yang bisa dinegosiasikan yaitu adalah draf
tersebut dicap oleh penerima, pembuat dapat menjual draf ke investor dengan diskon dari nilai nominalnya. Bayangkan bahwa kesepakatan antara eksportir AS dan importir Perancis membuat eksportir harus menyajikan kepada Bank of Paris (melalui Bank of New York)dengan konsep k onsep waktu pembayaran selama sela ma 120 hari setelah presentasi. presen tasi. Bank of Paris menyetujui draf waktu dengan penerimaan. Bayangkan lebih lanjut jika wesel tersebut seharga $100,000. Eksportir dapat memegang time draft yang diterima dan menerima $100,000 dalam 120 hari atau dia bisa menjualnya kepada investor, misalkan saja Bank of New York, dengan harga diskon dari nilai nominal. Jika tingkat diskonto yang berlaku adalah 7% per tahun untuk 120 hari seharga $97,700 dengan menjual segera (tingkat diskonto 7% per tahun untuk 120 hari seharga $100,000 sama dengan $2,300 dan $100,000-$23,000 = $97,700). The Bank of New York kemudian akan mengumpukan uang sejumlah genap $100,000 dari Bank of Paris pada hari ke 120. Eksportir mungkin menjual draf waktu yang diterim dengan segera jika ia membutuhkan dana untuk membiayai barang dalam transit dan/atau untuk menutup kekurangan arus kas. 4. Konosemen
Dokumen kunci untuk pembiayaan perdagangan internasional adalah konosemen. Kurir umum mengangkut barang dagangan yang disebut dalam konosemen (bill of lading ) kepada eksportir. Konosemen melayani tiga tujuan, yaitu sebuah tanda terima,
kontrak, dan dokumen kepemilikan. Sebagai tanda terima, konosemen menunjukkan bahwa kurir telah menerima
barang dagangan yang telah dijelaskan dalam dokumen. Sebagai kontrak , konosemen menetapkan bahwa kurir wajib menyediakan layanan transportasi dengan imbalan biaya tertentu.
Sebagai
dokumen
kepemilikan,
konosemen
dapat
digunakan
untuk
memperoleh pembayaran atau janji tertulis sebelum barang tersebut dilepas ke importir. Konosemen juga dapat berfungsi sebagai jaminan terhadap dana yang dapat diajukan ke eksportir oleh bank lokal sebelum atau selama pengiriman dan sebelum pembayaran akhir oleh importir. 5. Sebuah Transaksi Khas Perdagangan Internasional Internasional
Setelah meninjau unsur-unsur dari transaksi perdagangan internasional, berikut adalah bagaiman proses yang dilakukan dalam transaksi yang khas dengan menggunakan contoh eksportir AS dan importir Perancis. Transaksi yang khas melibatkan 14 langkah a. Importir Perancis melakukan pesanan ke eksportir AS, dan bertanya apakah eksportir bersedia mengirim barang di bawah letter of credit . b. Pengekspor (AS) setuju untuk mengirim barang di bawah letter of credit dan menentukan informasi yang relevan seperti harga dan persyaratan pengiriman. c. Importir Perancis mengajukan proposal ke Bank of Paris untuk letter of credit yang akan diterbitkan atas nama eksportir AS untuk barang yang akan dibeli oleh importir. d. Bank of Paris mengeluarkan letter of credit atas nama importir Perancis dan mengirimkannya ke bank eksportir AS, Bank of New York. e. Bank of New York menyarankan eksportir untuk pembukaan letter of credit atas namanya. f. Eksportir AS mengirimkan barang ke importir Perancis melalui kurir umum. Seorang petugas kurir memberikan konosemen kepada eksportir. g. Para eksportir AS menyajikan draf berjangka 90 hari untukmenarik dana dari Bank of Paris sesuai dengan letter of credit dan konosemen kepada Bank of
New York. Eksportir menguasakan konosemen sehingga kepemilikan barang ialihkan ke Bank of New York. h. Bank of New York mengirimkan draf dan konosemen kepada Bank of Parif. Bank of Paris menerima draf, mengambil alih kepemilikan dokumen dan menjanjikan untuk membayar draf yang diterima dalam waktu 90 hari. i.
Bank of Paris mengembalikan draf diterima kepada Bank of New York.
j.
Bank of New Yoek mengatakan kepada eksportir S bahwa mereka telah menerima draf yang sudah disetujui oleh bank, yang dapat dicairkan dalam 90 hari.
k. Eksportir menjual draf kepada Bank of New York dengan harga diskon dari nilai nominal dan menerima nilai uang tunai seharga diskon dalam draf sebagai imbalan. l.
Bank of Paris memberitahukan kepada importir Perancis tentang kedatangan dokumen. Dia setuju untuk membayar Bank of Paris dalam waktu 90 hari. Bank of Paris merilis dokumen sehingga importir mengambil alih pengiriman.
m. Dalam 90 hari, Bank of Paris menerima pembayaran dari importir sehingga memiliki dana untuk membayar draf yang jatuh tempo. n. Dalam 90 hari, pemegang draf jatuh tempo (Bank of New York) menyajikan kepada Bank of Paris untuk pencairan dana ke Bank of Paris. Dana dibayarkan oleh Bank of Paris.
6. Bank Ekspor – Impor Impor
Banyak negara memiliki bentuk dari bank eksspor – impor (Export – Import Bank) – sering disebut sebagai Eximbank (Bank Exim). Bank tersebut dapat berupa instansi pemerintah ataupun lembaga swasta. Biasanya misi dari Bank Exim adalah untuk menyediakan pembiayaan yang akan memfasilitasi ekspor, impor, dan bursa komoditas. Contoh bank tersebut adalah Korea EXIM Bank, EXIM Bank of India, dan Japan Bank for International Coorporation. 7. Asuransi Kredit Ekspor
Untuk alasan yang diuraikan sebelumnya, eksportir cenderung memilih mendapatkan letter of credit dari importir. Tetapi terkadang eksportir yang berusaha keras melalui letter of credit akan akan kehilangan pesanan dari pihak yang tidak memiliki letter of
crediti. Jadi, ketika importir dalam keadaan posisi tawar menawar yang kuat dan mampu
memainkan pemasok yang saling bersaing. Eksportir mungkin harus melupakan letter of credit . Ketiadaan letter of credit menghadapkan eksportir pada risiko bahwa importir
asing akan menepati pembayaran. Eksportir akan menjaminkan kemungkinan ini dengan membeli auransi kredit ekspor. Jika pembeli melanggar pembayaran, peusahaan asuransi akan menutupi sebagian besar dari kerugian. PhilEXIM, Philippine Export – Import Credit Agency (Badan Kredt Eksport – Import Filipina), dan Export Finance and Insurance Coorporation (EPIC) DARI Australia, keduanya menawarkan asuransi kredit ekspor. Asuransi tersebut biasanya memberikan perlindungan terhadap risiko komersial dan polotik. Kerugian akibat risiko komersial disebabkan oleh kebangkrutan pembeli atau gagal bayar. Kerugian politik timbul dari tindakan pemerintah yang berada di luar kendali, baik pembeli maupun penjual. D. Imbal Dagang
Imbal dagang adalah memperdagangkan barag dan jasa untuk barang dan jasa lain ketika mereka tidak dapat diperdagangkan menggunakan uang. Contoh imbal dagang antara lain ketika philip morris mengirimkan rokok ke Rusia, dimana ia akan menerima bahan kimia yang dapat dap at digunakan untuk u ntuk membuat pupuk pupu k sebagai gantinya. ganti nya. Philip Morris mengirimkan bahan kimia ke China, dan sebagai imbalannya, Cina mengirimkan produk berbahan gelas ke Amerika Utara untuk unt uk dijual secara ritel oleh o leh Philip Morris. Krisis keuangan berkala dapat menyebabkan lonjakan jangka pendek dalam volume imbal dagang. Hal ini karena pada saat terjadi krisis, perusahaan-perusahaan akan kesulitan untuk mendapatkan akses pembiayaan perdagangan internasional. Keadaan tersebut mendorong perusahaan untuk melakukan imbal dagang. Dengan berakar pada pertukaran sederhana antara barang dan jasa untuk barang dan jasa lainnya, imbal dagang telah berkembang menjadi beragam kegiatan yang dapat dikategorikan menjadi: 1. Barter, yaitu pertukaran langsung antara barang dan/atau jasa antara dua pihak tanpa transaksi tunai. 2. Imbal beli, yaitu perjanjian pembelian timbal balik. Hal ini terjadi ketika perusahaan setuju untuk membeli sejumlah bahan kembali dari negara yang membuat penjualan.
3. Offset, adalah mirip dengan imbal beli sejauh satu pihak setuju untuk membeli barang dan jasa dengan persentase tertentu dari hasil penjualan salinya. Perbedaanya adalah bahwa pihak ini bisa memenuhi kewajiban dengan perusahaan manasaja di negara yang membuat penjualan. 4. Alih Dagang, yaitu penggunaan lembaga dagang terspesialisasi sebagai pihak ketigadalam kesepakatan imbal dagang. 5. Kompensasi atau Pembelian Kembali, yaitu ketika perusahaan membangun pabrik di suatu negara atau memasok teknologi, peralatan, pelatihan, atau jasa lainnya ke sebuah negara — dan dan setuju untuk mengambil persentase tertentu dari hasil pabrik sebagai bagian pembayaran pada kontrak. Kelebihan dari imbal dagang adalah memberikan perusahaan cara untuk membiayai kesepakatan ekspor ketika cara lain tidak tersedia dan sebagai senjata pemasaran strategis. Namun demikian, imbal dagang juga dapat menimbulkan kerugian, yakni barang yang diperdagangkan harus setara dan membutuhkan usaha untuk membuat barang tersebut menjadi memnguntungkan.
BAB III PENUTUP A. SIMPULAN
Dalam melakukan perdagangan internasional, salah satu halangan besar yang dihadapi oleh eksportir adalah minimnya informasi mengenai adanya peluang pasar asing. Selain itu, eksportir pemula juga menghadapi rintangan lain seperti penundaan dan perangkap dalam perdagangan. Cara untuk mengatasi ketidaktahuan peluang pasar adalah dengan mengumpulkan informasi yang dapat dilakukan melalui kerjasama dengan lembaga pihak ketiga. Sedangkan Sedan gkan untuk menghindari menghin dari perangkap dalam d alam perdagangan internasional, perusahaan dapat mempekerjakan sebuah perusahaan manajemen ekspor yang berpengalaman, atau konsultan ekspor yang berpengalaman, atau dengan mengadopsi strategi ekspor yang tepat. Kurangnya kepercayaan antara eksportir dan importir dapat diatasi dengan menggunakan pihak ketiga yang dipercaya oleh kedua belah pihak, biasanya sebuah bank terkemuka. Hal ini terkait dengan penerbitan letter of credit , yaitu dokumen yang
dikeluarkan oleh bank atas permintaan importir. Isi dari letter of credit menyatakan bahwa bank menjanjikan untuk membayar penerima manfaat, biasanya eksportir, pada presentasi dokumen yang ditentukan dalam surat dokumen tersebut. Sedangkan terkait dengan pembayarannya, dikenal instrumen yang biasa disebut draft . Draft berisi perintah tertulis oleh eksportir yang menginstruksikan importir, atau agen importir, untuk membayar jumlah tertentu pada waktu tertentu. Imbal dagang merupakan salah satu alternatif pembayaran dalam perdagangan internasional ketika cara konvensional pembayaran menjadi sulit, mahal, atau tidak tersedia. Imbal dagang (countertrade) mencakup berbagai kesepakatan yang menyerupai barter. Biasanya, imbal dagang dilakukan oleh suatu negara untuk menjaga cadangan devisanya. Dengan demikian, volume imbal dagang yang meningkat pesat dapat mengindikasikan bahwa negara tersebut tengah mengalami krisis. Hal ini karena para pelaku perdagangan internasional int ernasional kesulitan kesul itan untuk mendapatkan mendapatk an akses pembiayaan.