ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN GANGGUAN SISTIM PERNAFASAN DAN PEREDARAN DARAH I.
PNEUMONIA A. A. Peng engerti ertian an Pneumonia Pneumonia adalah radang parenkhim paru (Nursalam,) Pneumon Pneumonia ia adalah adalah suatu radang radang paru yang disebabka disebabkan n oleh bermacam bermacam-maca -macam m etiologi seperti bakteri, virus, dan jamur dan benda asing (FK UI, 1985) Pneumon Pneumonia ia adalah adalah peradang peradangan an paru yang disebabkan disebabkan oleh infeksi infeksi bakteri, bakteri, virus maupun jamur (http://www.sehatgroup.web.id ( http://www.sehatgroup.web.id)) B. Penyebab Penyebab pneumonia adalah: 1. Bakteri (paling sering menyebabkan menyebabkan pneumonia pneumonia pada dewasa):
Streptococcus pneumoniae
Staphylococcus aureus
Legionella
Hemophilus influenzae
2. Virus: virus virus influenza, influenza, chicken-pox chicken-pox (cacar air) 3. Organisme mirip bakteri: Mycoplasma pneumoniae pneumoniae (terutama pada anakanakanak dan dewasa muda) 4. Jamur tertentu.
akibatnya fungsi paru terganggu, penderita mengalami kesulitan bernapas, karena
tak
tersisa
ruang
untuk
oksigen.
Namun Namun,, gejal gejala a awalny awalnya a yang yang tergol tergolong ong sederh sederhana ana sering seringkal kalii memb membuat uat orangtua kurang waspada terhadap penyakit ini. Orang tua sering datang terlambat terlambat membawa membawa anaknya anaknya ke dokter. dokter. Karena Karena gejala gejala awal panas dan batuk, orang tua sering mengobati sendiri dirumah dengan obat biasa, bila sudah sesak baru dibawa ke dokter. Karenanya sebaiknya bila anak sakit panas tinggi dan batuk, segeralah ke dokter untuk dicari tahu t ahu penyebabnya. penyebabnya. Gejala lainnya yang mungkin ditemukan:
kulit lembab
batuk darah
pernafasan yang cepat
nyeri perut.
E. Pencegahan Penanggu Penanggulang langan an penyakit penyakit Pnemonia Pnemonia menjadi menjadi fokus kegiatan kegiatan program program P2ISPA P2ISPA (Pem (Pembe bera rant ntas asan an
Peny Penyak akit it
Infe Infeksi ksi
Salu Salura ran n
Pern Pernaf afas asan an
meng mengup upay ayak akan an agar agar istila istilah h pneu pneumo moni nia a lebi lebih h dike dikena nall memud emudah ahka kan n
kegi kegiat atan an
peny penyul uluh uhan an
dan dan
Akut Akut). ).
Prog Progra ram m
ini ini
masy masyar arak akat, at, sehi sehing ngga ga
peny penyeb ebar aran an
info inform rmas asii
ten tentang tang
penangg penanggulang ulanganny annya. a. Program Program P2ISPA P2ISPA mengklasi mengklasifikasika fikasikan n penderita penderita kedalam kedalam 2
pada saat bayi berusia 2 bulan,
4 bulan,
6 bulan dan
diulang lagi pada usia 12 bulan.
Vaksinasi bisa membantu mencegah beberapa jenis pneumonia pada anak-anak dan orang dewasa yang beresiko tinggi:
Vaksin pneumokokus (untuk mencegah pneumonia pneumonia karena Streptococcus pneumoniae)
Vaksin flu
Vaksin Hib (untuk mencegah pneumonia pneumonia karena k arena Haemophilus Haemophilus influenzae i nfluenzae type b).
Selain imunisasi, pencegahan pneumonia dengan menjaga keseimbangan nutrisi anak. Selain itu, upayakan agar anak memiliki daya tahan tubuh yang baik, antara lain dengan cara cukup istirahat isti rahat juga olahraga.
F. Diagnosa dan Pengobatan Diagnosis pneumonia dilakukan dengan berbagai cara.
Pertama dengan pemeriksaan fisik secara umum. Pada pemeriksaan dada dengan menggunakan stetoskop, akan terdengar suara
penanga penanganann nannya ya juga dilakukan dilakukan dengan dengan cara opname. opname. Dengan Dengan perawatan perawatan khusus di rumah sakit, pasien bisa mendapatkan istirahat dan pengobatan yang lebih intensif, atau bahkan terapi oksigen sebagai penunjang. Selain itu penderita pneumonia juga membutuhkan banyak cairan untuk mencegahnya mencegahnya dari dehidrasi. Cairan ini bisa diperoleh dengan cara banyak minum air putih maupun melalui infus. Untuk pneumonia oleh virus sampai saat ini belum ada panduan khusus, meski beberapa beberapa obat antivirus antivirus telah digunakan. digunakan. Kebanyaka Kebanyakan n pasien pasien juga bisa diobati diobati dirumah. dirumah. Biasanya Biasanya dokter dokter yang menangani menangani pneumon pneumonia ia akan memilihkan obat sesuai pertimbangan masing-masing, setelah suhu pasien kembali normal, dokter akan menginstruksikan pengobatan lanjutan untuk mencegah mencegah kekambuhan. kekambuhan. Soalnya, Soalnya, serangan serangan berikutnya berikutnya bisa lebih berat berat dibanding dibanding yang pertama. pertama. Selain Selain antibiotika, antibiotika, pasien juga akan mendapa mendapatt pengobatan tambahan berupa pengaturan pola makan dan oksigen untuk meningkatkan
jumlah
oksigen
dalam
darah.
Pada Pada bebera beberapa pa kasus, kasus, pneum pneumoni onia a yang yang sudah sudah menga mengalam lamii kompli komplikas kasii tersebut bisa meninggalkan berbagai efek samping. Anak dapat mengalami berb berbag agai ai
efek efek
sam samping ping
sepe sepert rtii
gang ganggu guan an
kece kecerd rdas asan an,,
gan ganggua gguan n
perkembangan motorik, gangguan pendengaran dan keterlambatan bicara. Walaupun demikian, anak dengan pneumonia juga bisa sembuh total dan hidup dengan normal.
Pneumonia lobularis (bronkopneumonia)
Bronkopneumonia adalah pneumonia yang disebabkan oleh pneumococcus. Bronkopneumonia biasanya di dahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas selama beberapa hari. Suhu dapat naik sangat mendadak sampai 39-40 0C dan mungkin disertai kejang karena demam yang tinggi. Anak sangat gelisah, dispneu. Pernapasan cepat dan dangkal dan pernapasan cuping hidung dan sianosis sekitar hidung dan mulut. Kadang-kadang disertai mumntah dan diare. Batuk biasanya tidak ditemukan pada permulaan penyakit, mungkin terdapat batuk setelah beberapa hari, mula-mula kering kemudian menjadi produktif. Pada stadium permulaan sukar dibuat diagnosis dengan pemeriksaan fisik, tetapi dengan adanya napas cepat dan dangkal, pernapasan cuping hidung dan sianosis sekitar mulut dan hidung, harus dipikirkan kemungkinan pneumonia. Pada bronkopneumonia, hasil pemeriksaan fisis tergantung dari luas daerah yang terkena. Pada perkusi toraks sering tidak ditemukan kelainan. Pada auskultasi mungkin hanya terdengar ronki basah nyaring halus atau sedang. Bila sarang bronkopneumonia menjadi satu (konfluens) mungkin pada perkusi terdengar keredupan dan suara pernafasan pada auskultasi terdengar mengeras. Pada atadium resolusi, ronki terdengar lagi. Tanpa pengobatan biasanya penyembuhan dapat terjadi sesudah 2-3 minggu.
Pneumonia interstitialis ( Bronkiolitis )
b. Berdasarkan etiologis
kebanyakan menyerang saluran pernapasan bagian atas-terutama pada anakanak- gangguan ini bisa memicu pneumonia. Untunglah, sebagian besar pneumonia
jenis
ini
tidak
berat
dan
sembuh
dalam
waktu
singkat.
Namun, bila infeksi terjadi bersamaan dengan virus influensa, gangguan bisa berat dan kadang menyebabkan kematian, Virus yang menginfeksi paru akan berkembang biak walau tidak terlihat jaringan paru yang dipenuhi cairan. Gejala Pneumonia oleh virus sama saja dengan influensa, yaitu demam, batuk kering sakit kepala, ngilu diseluruh tubuh. Dan letih lesu, selama 12 - 136 jam, napas menjadi sesak, batuk makin hebat dan menghasilkan sejumlah lendir. Demam tinggi kadang membuat bibir menjadi biru.
Mocoplasma pneumoniae Pneumonia jenis ini berbeda gejala dan tanda-tanda fisiknya bila dibandingkan dengan pneumonia pada umumnya. Karena itu, pneumonia yang diduga disebabkan oleh virus yang belum ditemukan ini sering juga disebut pneumonia yang tidak tipikal ( Atypical Penumonia ). Mikoplasma tidak bisa diklasifikasikan sebagai virus maupun bakteri, meski memiliki karakteristik keduanya. Pneumonia yang dihasilkan biasanya berderajat ringan dan tersebar luas. Mikoplasma menyerang segala jenis usia. Tetapi paling sering pada anak pria remaja dan usia muda. Angka kematian sangat rendah, bahkan juga pada yang tidak diobati. Gejala yang paling sering adalah batuk berat, namun dengan sedikit lendir. Demam dan menggigil hanya muncul di awal, dan pada beberapa pasien bisa
berkembang biak dan kemudian menyebabkan radang. Pencegahannya ialah dengan mengubah-ubah posisi berbaring.
Sindrom Loeffler Foto toraks simdrom ini biasanya menunjukan gambaran infiltart besar dan kecil yang tersebar, ada yang menyerupai tuberkulosis miliaris. Batasnya kadangkadang tidak tegas. Infiltrat ini dapat berpindah-pindah dari lobus yang satu ke lobus yang lain atau dari paru yang satu ke paru yang lain. Infiltrat ini merupakan infiltrat eosinifil karena terdapat banyak sel eosinofil. Pada umumnya infiltrat ini di anggap sebagai reaksi alergi terhadap protein asing yang di daerah tropis dihubungkan dengan migrasi cacing Ascaris Lumbricoides atau lainnya, dari usus masuk ke peredaran darah dan paru. Darah menunjukan eosinofilia sampai 40-70 %. Penyakit ini biasanya tidak berat dan sembuh setelah beberapa hari sampai beberapa bulan. Pengobatannya terdiri dari antibiotoka untuk mencegah infeksi sekunder
c. Berdasarkan pedoman MTBS (2000)
Pneumonia berat atau penyakit sangat berat, apabila terdapat gejala:
1. Ada tanda bahaya umum. Seperti anak tidak bisa minum atau menetek, selalu memuntahkan semuanya, kejang atau nafas letargis/ tidak sadar 2. Terdapat tarikan dinding dada ke dalam 3.
Terdapat stridor (suara nafas bunyi ’grok-grok’ saat inspirasi) Pneumonia, apabila terdapat gejala napas cepat. Batasan napas cepat adalah:
Didahului oleh infeksi saluran pernafasan bagian atas atau bawah dalam beberapa hari hingga 1 minggu, kondisi suhu tunggi, batuk dan mengalami kesulitan pernafasan. 4. Riwayat penyakit dahulu 1) Anak sering menderita penykit saluran pernafasan bagian atas 2) Riwayat penyakit campak / fertusis ( pada bronkopneumonia) 5. Pemeriksaan fisik:
1) Inspeksi: Perlu diperhatikan adanya tahipne, dispne, sianosis sirkumoral, pernapasan cuping hidung, distensis abdomen, batuk semula nonproduktif menjadi produktif, serta nyeri dada saat menarik napas. Batasan takipnea pada anak usia 2 bulan -12 bulan adalah 50 kali / menit atau lebih, sementara untuk anak berusia 12 bulan – 5 tahun adalah 40 kali / menit atau lebih. Perlu diperhatikan adanya tarikan dinding dada kedalam pada fase inspirasi. Pada pneumonia berat, tarikan dinding dada akan tampak jelas. 2) Palpasi: Suara redup pada sisi yang sakit, hati mungkin membeasar, fremitus raba mungkin meningkat pada sisi yang sakit, dan nadi mungkin mengalami peningkatan (tachichardia) 3) Perkusi: Suara redup pada sisi yang sakit 4) Auskultasi: Auskultasi sederhana dapat dilakukan dengan cara mendekatkan telinga ke hidung / mulut bayi. Pada anak yang pneumonia akan terdengar strid
Se
nt
de
stetosk
ak
terd
fas
sadar), terdapat tarikan dinding dada ke dalam, atau terdapat stridor.
Pneumonia dengan gejala napas cepat (perhatikan batasan napas cepat)
Batuk bukan pneumonia, bila tidak ada tandea-tanda pneumonia atau penyakit sangat berat
2) Masalah yang sering timbul:
C.
Inefektivitas pola napas
Devisit volume cairan Rencana Tindakan Keperawatan
Apabila anak diklasifikasikan menderita pneumonia berat atau penyakit sangat berat di puskesmas/ balai pengobatan, maka anak perlu dirujuk segera setelah diberi dosis pertama antibiotik yang sesuai. Dosis pertama antibiotika yang dimaksud adalah kloramfenikol yang diberikan ssecara intramuskular dengan dosis 40 mg/kg BB. Jika anak diklasifikasikan menderita pneumonia, maka tindaka berikut ini diperlukan: 1) Pemberian antibiotik yang sesuia selama 5 hari (untuk jenis antibiotika yang sesuai lihat tabel di bawah) 2) Beri pelega tenggorokan dan pereda batuk yang aman 3) Berikan nasihat mengenai kapan harus segera kembali
1.
Berikan oksigen yang dilembabkan sesuai takikardi
2.
Lakukan fisioterapi dada: kerjakan sesuai jadwal
3. Observasi tanda-tanda vital 4.
Berikan antibiotik dan antipiretik sesuai advis
5.
Periksa dan cata hasil X-ray dada dan jumlah sel darah putih sesuai indikasi
6. Lakukan suction bila perlu 7. Kaji dan catat pengetahuan serta partisipasi keluarga dalam perawatan, misalnya, pemberian obat serta pengenalan tanda dan gejala inefektifitas pola nafas 8.
Ciptakan lingkungan yang nyaman
2) Devisit volume cairan, intervensi yang diperlukan adalah: 1. Berikan cairan sesuai kebutuhan 2. Catat secara akurat intake dan output 3.
Kaji dan catat tanda-tanda vital serta gejala kekurangan cairan
4.
Periksa dan catat berat jenis urine tiap 4 jam atau sesuai advis
5.
Lakukan perawatan mulut sesuai dengan kebutuhan
6. Kaji dan catat pengetahuan serta partisipasi keluarga dalam monitoring intake dan output serta dalam mengenali tanda dan gejala kekurangan volume cairan 7. Ciptakan situasi yang nyaman
2) Kelainan jantung bawaan yang dipengaruhi beban volume jantung 3) Kelainan jantung bawaan yang dipengaruhi oleh kombinasi beban tekanan dan beban volume jantung C. Berdasarkan ada tidaknya sianosis 1) Kelainan jantung bawaan asianotik KJB asianotik adalah penyakit jantung bawaan yang tidak disertai dengan warna kebiruan pada mukosa tubuh. Yang termasuk dalam KJB asianotik adalah: 1. Ventrike Setal Defect (VSD) yaitu adanya defect atau celah antara ventrikel kiri dan ventrikel kanan 2. Atrial Septal Defect (ASD) yaitu adanya defect atau celah antara atrium kiri dan kanan 3.
Patent Ductus Arteriosus (PDA) yaitu adanya defect atau celah pada ductus arteriosus yang seharusnya telah menutup pada usia 3 hari setelah lahir
4.
Stenosis Aorta (SA) yaitu adanya penyempitan pada katup aorta yang dapat diakibatkan oleh penebalan katup
5. Stenosis Pulmonal (SP) yaitu adanya penyempitan pada katup pulmonal Manifestasi klinis KJB nonsianotik adalah:
Sesak nafas/nafas yang cepat
seperti pigmentasi dan sumber cahaya. Beberapa macam PJB sianotik diantaranya adalah: 1) Tetraloggi of Fallot (TF), yaitu kelainan jantung yang timbul sejak bayi dengna gejala sianosis karena terdapat kelainan yaitu VSD, stenosis pulmonal, hipertropi ventrikel kanan, dan overiding aorta. 2) Transposisi artero besar (TAB) atau Transposition
of The Great
Atteries (TGA), yaitu kelainan yang terjadi karena pemindahan letak aorta dan arteri pulmonalis, sehingga aorta keluar dari ventrikel kanan dan arteri pulmonalis dari ventrikel kiri. KJB pada anak, terutama yang sianotik, dapat mengakibatkan kegawatan apabila tidak ditangani secara benar, seperti gagal jantung dan serangan sianosis (sianotic spell). 3.
Asuhan Keperawatan a. 1.
Pengkajian Usia Perlu diketahui pada usia berapa gejala timbul. Pada anak dengan KJB, gejala tersebut tidak selalu disertai dengan tanda-tanda yang spesifik, karena anak dapat melakukan aktivitas secara normal. Kadang-kadang gejala muncul setelah anak remaja atau menginjak dewasa.
2.
Pertumbuhan dan perkembangan Sebagian anak yang menderita KJB dapat tumbuh dan berkembang secara normal.
minum/ menetek yang sering berhenti. Sesak napas ini sering timbul bila melakukan latihan yang lama dan intensif. Menurut penilaian Glasgow Coma Scale (GCS), kesadaran termasuk dalam kategori compos mentis. Dalam keadaan yang memburuk, seperti ketika anak mengalami gagal jantung, kesadaran bisa mengalami penurunan bahkan sampai mrngalami koma. 5.
Sianosis Terutama terjadi pada kasus TF. Harus dibedakan antara sianosis perifer dan sianosis sentral. Sianosis perifer terjadi karena vasokonstriksi pembuluh darah, terutama pada bagian perifer yang dapat dilihat pada ujung-ujung ekstremitas. Sedangkan pada sianosis sentral, warna kebiruan dapat dilihat pada membran mukosa, seperti lidah, bibir, dan konjungtiva. Sianosis sentral dapat timbul selama melakukan aktivitas, seperti menangis atau makan tergesa-gesa. Pada sianosis yang berat, tanpa melakukan aktivitas apapun warna pucat kebiruan sudah tampak. Sianosis ini tidak selalu ada pada penyakit jantung bawaan. Hal ini bergantung pada letak kelainannya. Misalnya saja, pada VSD atau ASD tanda sianosis ini tidak tampak.
6. Pemeriksaan penunjang
1) Ultra Sono Grafi (USG) dada yang digunakan untuk menentukan besar jantung, bentuk vaskularisasi paru, serta untuk mengetahui keadaan thymu, trachea, dan esophagus.
2.
Masalah yang mungkin timbul adalah: 1) Penurunan Cardiac Output (curah jantung) 2) Intoleransi aktivitas 3) Gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan 4) Risiko injeksi 5) Risiko trauma 6) Koping keluarga
c.
Perencanaan Apabila terdapat tanda-tanda yang mendukung terjadinya KJB, segera lakukan rujukan ke tenaga medis atau ke klinik yang mempunyai fasilitas yang lebih rangkap. Sementara itu, apabila dijumpai masalah-masalah tersebut di atas dan anak belum mendapatkan pertolongan dari dokter atau tenaga yang berwenang, maka perlu dilakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Optimalkan Cardiac Output Untuk maksud tersebut perlu diberikan istirahat yang cukup bagi anak. Usahakanlah
agar
suasana
lingkungan
tenang
dan
nyaman.
Segera
berkolaborasi dengan tim dokter untuk pemberian digoxin (digitalisasi). Selama pemberian digoxin, lakukan observasi terhadap tanda-tanda vital dan intoksikasi digitalis. Tanda-tanda intoksikasi digitalis adalah nadi tidak teratur, mual, dan muntah. Apabila terjadi intoksikasi, segera hentikan pemberian digoxin. Apabila keadaan membaik, segera mulai dengan dosis awal.
harus sesuai dengan keadaan dan kemampuan anak. Orang tua perlu selektif dalam memilih permainan anak. Yang perlu diperhatikan bahwa anak tetap bisa bermain tanpa memperburuk keadaan penyakitnya. 4. Hindari terjadinya infeksi/ trauma Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya infeksi berulang, pada anak dengan penyakit jantung bawaan diantaranya adalah segera di obati dan sedapat mungkin dijauhkan dari orang tua atau saudaranya yang menderita penyakit menular. Orang tua yang harus merawat anaknya hendaknya melindungai dirinya sendiri selama sakit, misalnya dengan menggunakan masker selama menyusui. Sealin itu, perlu juga divberikan nutrisi, dan istirahat yang mencukupi untuk memulihkan kondisi tubuh. Penjelasan mengenai risiko infeksi dan tanda-tanda akibat penyakit yang diderita anak perlu di informasikan kapada orang tua.
5. Berikan pendidikan kesehatan pada orang tua dan keluarganya Untuk mengurangi kecemasan orang tua maka diperlukan penjelasan mengenai keadaan penyakit anaknya, pengobatan, kemungkinan dilakukan pembedahan/ operasi, dan upaya untuk menghindari keadaan yang lebih buruk, misalnya memberikan cukup istirahat dan kasih sayang. III. ANEMIA a.
Defenisi
•
Durasi
•
Kebutuhan metabolisme pasien yang bersangkutan Adanya kelainan lain atau kecacatan
•
Komplikasi tertentu atau keadaan penterta kondisi yang menyebabkan
•
anemia Gejala yang ditimbulkan: •
Tekikardi
•
Palpitasi
•
Kardiomegali
•
hepatomegali
•
Dyspepsia
•
Konstipasi
•
Diare
•
Parastesia
•
Mati rasa
•
Ataksia
•
Gangguan koordinasi
•
Bingung
•
Gangguan integritas kulit
Mencari penyebab dan mengatasi komplikasi,serta penggantian darah yang hil ang. 1) Terapi oksigen Kompensasi berkurangnya pengangkutan oksigen dan membantu mengurangi kerja jantung. 2) Transfusi darah Terutama pada lkehilangan darah akut (Hb < 6 gr/dl) atau yang tidak respon terhadap pengobatan lain. Pemberian jangka pahjang beresiko tinggi kelebihan zat besi (kardiomegali, perikarditis, aritmia, GJK, insufisiensi tiroid, malfungsi penkreas dan endokrin, fibrosis hepar, perubahan warna kulit) 3) Agen penghancuran zat besi Defroksamin dapat mencegah kelebihan zat besi 4) Eritropoetin Injeksi subkutan untuk mengobat penyakit kronik anemia. Sumsum tulang harus memproduksi SDM dan harus tersedia nutrien 5) Zat besi dan vit B12 6) Diet tinggi zat besi Pada penyakit defisiensi nutrisi atau kehilangan darah, nutrisi dapat mengakibatkan produksi SDM
Pe jumlah eritrosit
Pe kadar Hb
Kompensasi jantung
Pe frekuensi
Pe kontraktilitas
Kompensasi paru
Penebalan dinding ventrikel
Efek GI
Pe frekuensi nafas
Hipoksia serat saraf
Gangguan penyebaran nutrisi Parastesia, mati
Riwayat TB, abses paru.
Riwayat pekerjaan terpajan terhadap bahan kimia, mis: benzene, insektisida, fenil butazon, naftalen.
Riwayat terpajan pada radiasi baik sebagai pengobatan atau kecelakaan.
Riwayat kanker, terapi kanker.
Riwayat penyakit hati, ginjal, masalah hematologi, penyakit malabsorbsi, lan spt: enteritis regional, manifestasi caciong pita, poliendokrinopati, masalah autoimun.
Penggunaan anti konvulsan masa lalu / sekarang, antibiotic, agen kemoterapi, aspirin, obat antiinflamasi, atau anti koagulan.
Adanya / berulangnya episode perdarahan aktif (DB) Pembedahan sebelumnya: splenektomi, eksisi tumor, penggantian katup prostetik, eksisi bedah duodenum, reseksi gaster, gastrektomi parsial / total.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Keletihan, kelemahan, malaise umum
Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak.
klien mengatakan bahwa Ia Depresi
Sakit kepala
Nyeri mulut & lidah
Kesulitan menelan
Dyspepsia, anoreksia
•
TD: peningkatan sistolik dengan diastolic stabil & tekanan nadi melebar, hipotensi postural.
•
Bunyi jantung murmur sistolik (DB)
•
Ekstremitas: pucat pada kulit, dasar kuku, dan membrane mukosa,
•
Sclera biru atau putih seperti mutiara.
•
Pengisisan darah kapiler melambat
•
Kuku mudah patah dan berbentuk seperti sendok (koilonika) (DB)
•
Rambut kering, mudah putus, menipis, tumbuh uban secara premature
d. Gastrointestinal •
Diare, muntah,
•
glositis (peradanagan lidah)
•
melena/ hematemesis
e. Neurologi •
•
Parastesia Ataksia
•
Koordinasi buruk
•
Bingung
•
Sakit kepala
•
Pusing
o
LED : peningkatan menunjukkan adanya reaksi inflamasi
o
Massa hidup SDM : untuk membedakan diagnosa anemia
o
Tes kerapuhan eritrosit : Menurun (DB)
o
SDP : jumlah sel total sama dengan SDM (diferensial) mungkin
meningkat (hemolitik) atau menurun (aplastik) •
Jumlah trombosit : menurun (aplastik), meningkat (DB), normal/tinggi (hemolitik)
•
Hb elektroforesis : mengidentifikasi tipe struktur Hb
•
Bilirubin Serum (tidak terkonjugasi) : meningkat (AP, hemolitik)
•
Folat serum dan vit. B12 : membantu mendiagnosa anemia
•
Besi serum : tak ada(DB), tinggi (hemolitik)
•
TIBC serum : menurun (DB)
•
Masa perdarahan : memenjang (aplastik)
•
LDH serum : mungkin meningkat (AP)
•
Tes Schilling : penurunan eksresi vit. B12 urin (AP)
•
Guaiiac : mungkin positif untuk darah pada urin, feses, dan isi gaster,
menunjukkan perdarahan akut/kronis (DB) •
Analisa gaster : penurunan sekresi dengan peningkatann pH dan tak adanya
asam hidrokolorik bebas (AP) •
Aspirasi sum-sum tulang/pemeriksaan biopsy : sel mungkin tampak berubah
dalam jumlah, ukuran, bentuk, membedakan tipe anemia
No 1
Diagnosa Ansietas/takut
b.d
Sasaran Pasien Pasien
(keluarga)
prosedur
mendapatkan pengetahuan
diagnostic/transfuse
tentang
gangguan,
tes
Intervensi keperawatan/Rasional Siapkan anak untuk menghilangkan ansietas/rasa •
•
diagnostic dan pengobatan.
2
menunjukkan
Tetapkan bersama anak selama masa tes dan
yang minimal Anak
dan
keluarga
menunjukkan
Jelaskan tujuan pemberian komponen darah untuk
pemahaman
meningkatkan pemahaman terhadap gangguan, tes
gangguan, tes diagnostic
diagnostic dan pengobatan
dan pengobatan
Intoleransi aktivitas b.d
•
umum,
mendapat istirahat yang
keletihan untuk merencanakan istirahat yang tepat.
penurunan
pengiriman
adekuat
•
oksigen ke jaringan.
•
ansietas
observasi pada kemungkinan komplikasi.
kelemahan
Pasien
•
takut
memulai transfuse untuk memberikan dukungan dan
•
Hasil Yang Diharapkan Anak dan keluarga
•
Observasi adanya tanda kerja fisik dan
Antisipasi dan bantu dalam ADL yang
mungkin
di
luar
batas
toleransi
anak
untuk
mencegah kelelahan •
Beri aktivitas bermain pengalihan, yang
•
dan
Anak istirahat
tentang
bermain dengan
tenang dan melakukan aktivitas yang
sesuai
dengan kemampuan. •
Anak
tidak
meningkatkan istirahat dan tenang tetapi mencegah
menunjukkan
kebosanan dan menarik diri
tanda aktivitas fisik atau
•
Pilih teman sekamar yang sesuai dengan
usia dan minat yang sama untuk mendorong kepatuhan pada kebutuhan istirahat. •
Rencanakan aktivitas keperawatan untuk
memberikan istirahat yang cukup •
fisik
Bantu pada aktivitas yang memerlukan kerja
keletihan.
tanda-
•
Pertahankan
posisi
Fowler-tinggi
untuk
pertukaran udara yang optimal •
Pasien
•
menunjukkan
•
Pasien
bernafas
Beri oksigen untuk meningkatkan oksigen ke
dengan
mudah; frekuensi dan kedalaman pernafasan
jaringan
pernafasan normal
•
Ukur tanda vital selama periode istirahat
normal
untuk menentukan nilai dasar perbandingan selama periode aktivitas
•
Antisipasi peka rangsang anak dan
kerewelan
dengan membantu anak dalam aktivitas bukan
Anak
•
tetap
tenang
menunggu dimintai bantuan •
Pasien
mengalami
•
stress
emosional minimal
Dorong orang tua untuk tetap bersama anak untuk meminimalkan stress karena perpisahan
•
Berikan tindakan kenyamanan untuk meminimalkan stress
•
Dorong anak untuk mengekspresikan perasaan untuk meminimalkan ansietas
•
Berikan darah, sel darah, trombosit sesuai ketentuan
•
Berikan faktor pertumbuhan hematopoietik, sesuai ketentuan untuk meransang pembentukan sel darah
•
Anak
menerima
elemen
•
merah
Pasien
menerima
darah yang tepat tanpa masalah
elemen
darah yang tepat
3
Perubahan
nutrisi:
•
Pasien
kurang dari kebutuhan
mendapat suplai
tubuh
adekuat
b.d
•
besi
ketidakadekuatan pemasukan
besi
yang
dilaporkan (kurang dari RDA); pengetahuan
•
Berikan konseling diet pada pemberi perawatan
•
khususnya mengenai hal-hal berikut: sumber besi
sedikitnya
dari makanan (mis, daging, kacang, gandum, sereal
mendapatkan
bayi yang dipercaya dengan besi) untuk memastikan
kebutuhan besi minimal
bahwa anak mendapat suplay besi yang adekuat
harian
Beri susu pada bayi sebagai makanan suplemen
kurang
setelah makanan padat diberikan karena terlalu
mengenai
banyak minum susu akan menurunkan masukan
makanan yang diperkaya
Anak
makanan padat yang mengandung besi
dengan besi.
•
Ajari anak yang lebih besar tentang pentingnya zat besi yang adekuat dalam diet untuk mendorong kepatuhan
•
Pasien
mengkonsumsi suplemen besi
•
Berikan preparat besi sesuai ketentuan
•
Intruksikan keluarga mengenai pemberian •
preparat besi oral yang tepat: •
Berikan dalam dosis terbagi untuk absorpsi
Berikan
menghubungkan riwayat diet yang memperjelas
maksimum •
Keluarga
diantara
waktu
makan
untuk
kepatuhan
anak
terhadap anjuran ini.
meningkatkan absorpsi pada traktus gastrointestinal
•
bagian atas
suplemen
•
Berikan dengan jus buah atau preparat
multivitamin karena vit C memudahkan absorpsi besi •
Jangan memberikannya bersama susu atau
antasida karena
bahan
ini
akan
menurunkan
absorpsi besi. •
Berikan preparat cair dengan pipet, spuit,
atau sedotan untuk menghindari kontak dengan gigi dan kemungkinan pewarnaan •
Kaji karakteristik feses karena dosis adekuat
besi oral akan mengubah feses menjadi hijau gelap
Anak diberikan besi
yang
dibuktikan dengan feses yang bewarna hijau. •
Anak meminum
obat dengan tepat.
IV. THALASEMIA a.
Pengertian
Merupakan penyakit anemia hemolitik herediter yang diturunkan secara resesif, dimana hemoglobin orang dewasa normal (hemoglobin A [HbA]) sebagian atau seluruhnya digantikan oleh hemoglobin sabit abnormal (HbS), yang menyebabkan penyimpangan dan kekakuan sel darah merah dalam kondisi penurunan tekanan oksigen Secara molekuler talasemia dibedakan atas talasemia alfa dan beta, sedangkan secara klinis dibedakan atas talasemia mayor dan minor. b.
Patofisiologi Penyebab anemia pada talasemia bersifat primer dan skunder. Talasemia primer adalah berkurangnya sintesis HbA dan eritropoesis yang tidak efektif disertai penghancuran sel –sel eritrosit intramedular. sedangkan talasemia skunder ialah karena defesiensi asam folat, bertambahnya volume plasma intravascular yang mengakibatkan hemodilusi, dan destruksi eritrosit oleh system retikuloendotelial dalam limpa dan hati. Terjadinya mutasi DNA pada gen sehingga produksi rantai alfa atau beta dari hemoglobin berkurang. Terjadinya hemosiderosis merupakan hasil kombinasi antara tranfusi berulang, peningkatan absorsi besi dalam usus karena eritropoesis yang tidak efektif, anemia kronis, serta proses hemolisis.
c.
Manifestasi Klinis Bayi baru lahir dengan talasemia beta mayor tidak anemia. gejala awal pucat mulanya tidak
Eritrosit memperlihatkan anisositosis, poikilositosis dan hipokromia berat. Sering ditemukan sel target.Normoblas ( eritrosit berinti ) banyak dijumpai terutama pasca splenoktomi. Gambaran sumsum tulang memperlihatkan eritropoesis yang hiperaktif sebanding dengan anemianya. Petunjuk adanya talasemia alfa adalah ditemukannya Hb Bart’s dan HbH. Pada talasemia beta kadar HbF bervariasi antara 10 – 90 %, sedangkan dalam keadaan normal kadarnya tidak melebihi 1 %. e. Penatalaksanaan 1. Tranfusi PRC (packed red cell) bila Hb < 8 gr% 2.
Untuk menurunkan besi dari jaringan tubuh diberikan kalori besi : disferal IM/IV
3. Splenektomi : hipersplenisme 4.
Transplantasi sum sum tulang pada talasemia maya
5.
Berikan asam folat 2 – 5 mg/hari, pada yang jarang mendapatkan tranfusi
6.
Pantau fungsi organ: jantung, paru, hati, endokrin, gigi, telinga, mata, tulang.
f. Komplikasi 1.
Akibat anemia yang berat dan lama sering terjadi gagal jantung
2.
Tranfusi darah yang berulang-ulang dan proses hemolisis mengalibatkan kadar besi dalam darah sangat tinggi, sehingga ditimbun dalam jaringan seperti hepar, limfa, kulit dan jantung. ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN 1
Identitas
d.
Torak/dada -
Paru : nafas pendek, takipnea, ortopnea, dispnea, perubahan fungsi paru, rentan terhadap infeksi, dan insufisiensi paru
jantung : bunyi jantung mur mur sistolik
-
e.
Leher Tidak ada pembesaran KGB
f.
Abdomen Nyeri abdomen berat menyerupai kondisi bedah akut Hati: hepatomegali, sirosis, kolestasis intra hepatic Limpa: splenomegali, rentan terhadap inmfeksi, penurunan fungsi pada aktifitas splenik yang berkembang menjadi auto spleniktomi
g.
Ekstremitas perubahan pada tulang; penipisan korteks tulang punggung deformitas skelet, khususnya lordosisi dan kiposis, ulkus kakai kronis, rentan terhadap osteomielitis salmonella
h.
Kulit warna pucat,terdapat koreng pada tungkai
i.
Genitalia perubahan pada seks skunder, priapisme (nyeri, ereksi penis konstan)
4.
Pertumbuhan dan perkembangan
No 1
Diagnosa Resiko t inggi c idera b .d hemoglobin penurunan
abnormal, oksigen
ambient, dehidrasi
Sasaran Pasien Pasien
Intervensi keperawatan/Rasional Jelaskan tindakan untuk meminimalkan komplikasi
•
•
Hasil Yang Diharapkan Anak •
mempertahankan
yang berhubungan dengan aktifitas fisik dan stress
menghindari
oksigenasi
emosional untuk menghindari tambahan kebutuhan
yang
oksigen jaringan
oksigenasi jaringan .
jaringan
yang adekuat
•
Pasien
•
Cegah infeksi
•
Hindari lingkungan yang rendah oksigen
•
Hitung masukan cairan harian yang direkomendasikan
•
situasi
menurunkan
Anak meminum
mempertahankan
(150 ml/kg) dan kebutuhan dasar cairan anak pada
jumlah
cairan
hidrasi yang adekuat
jumlah minimum, untuk menjamin hidrasi adekuat
adekuat
dan
Tingkatkan
menunjukkan
•
masukan
cairan
diatas
kebutuhan
minimum selama aktifitas fisik atau stress emosional
yang tidak
adanya
tanda-tanda dehidrasi
untuk mengkompensasi tambahan kebutuhan cairan •
Berikan pada orang tua intruksi tertulis mengenai jumlah
spesifik
cairan
yang
dibutuhkan
untuk
mendorong kepatuhan •
Dorong
anak
untuk
minum,
untuk
mendorong
kepatuhan •
•
Ajarkan pada keluarga tanda-tanda dehidrasi Tekankan
pentingnya
menghindari
panas
yang
berlebihan sebagai penyebab kehilangan cairan
•
Tekankan pentingnya nutrisi adekuat; imunisasi rutin •
Anak
tetap
•
termasuk vaksin pneumokokal dan meningokokal;
Pasien
bebas dari infeksi
perlindungan dari sumber infeksi yang tidak diketahui
terbebas dari infeksi
dan seringnya pengawasan kesehatan •
Laporkan dengan segera adanya tanda-tanda infeksi pada
praktisi
untuk
menghindari
keterlambatan
pengobatan •
Tingkatkan kepatuhan terhadap terapi antibiotik untuk pencegahan dan pengobatan infeksi
•
Jelaskan
alasan
pemberian
transfuse
darah
praoperasi (diberikan untuk meningkatkan konsentrasi •
Pasien
mengalami
penurunan
HbA) •
resiko berkaitan dengan prosedur bedah
•
Jaga agar anak tetap terhidrasi dengan baik untuk mencegah sickling
•
Kurangi rasa takut melalui persiapan yang tepat karena ansietas meningkatkan kebutuhan oksigen
•
Berikan obat nyeri untuk mempertahankan rasa nyaman anak dan mengurangi respon stress
•
Hindari aktivitas yang tidak perlu untuk menghindari tambahan keputusan oksigen
•
Tingkatkan
higiene
paru
pasca
operasi
untuk
pasif
untuk
mencegah infeksi •
Gunakan
latihan
rentang
meningkatkan sirkulasi
gerak
Anak menjalani
prosedur tanpa krisis
•
Berikan oksigen, bila ditentukan untuk menjenuhkan hemoglobin
•
2.
Nyeri
b.d
jaringan
anoreksia (krisis
•
vaso-
Pasien tidak mengalami
•
nyeri atau nyeri menurun
oklusif)
sampai
tingkat
yang
Pantau adanya tanda-tanda infeksi untuk menghindari keterlambatan pengobatan Rencanakan jadwal obat pencegahan, bukan sesuai
•
kebutuhan untuk mencegah nyeri •
dapat diterima anak
Anak tidak mengalami nyeri atau nyeri minimal
Kenali bermacam-macam analgesic, termasuk opioid, serta penjadwalan obat mungkin perlu dicobva untuk mencapai penghilangan nyeri yang memuaskan
•
Hindari
pemberian
meperidin
(Demerol)
karena
peningkatan resiko kejang akibat nor meperidin •
Yakinkan pasien dan keluarga bahwa analgesic diindikasikan secara medis dan dosis tinggi mungkin diperlukan untuk mengurangi nyeri yang disebabkan oleh rasa takut
•
Berikan kompres panas pada area yang sakit karena bisa menghilangkan nyeri
•
Hindari penggunaan kompres dingin karena hal ini akan meningkatkan sickling an vasokonstriksi
3.
Perubahan
proses
•
Pasien
keluarga b.d anak yang
mendapatkan
menderita penyakit yang
pendidikan
berpotensi
penyakit
mengancam
(keluarga)
•
Ajari keluarga dan anak yang lebih besar tanda-tanda defek dasar serta
mengenai
tindakan untuk
meminimalkan komplikasi sickling •
Tekankan
pentingnya
•
Anak
dan
menunjukkan pemahaman
menginformasikan
keluarga
tentang
penyakit, etiologi, dan
kehidupan
tentang penyakit anak untuk memastikan pengobatan
terapinya
yang segera dan tepat Jelaskan tanda-tanda terjadinya krisis untuk
•
menghindari keterlambatan pengobatan Beritahu keluarga mengenai sifat dasar
•
penularan dan rujuk pada pelayanan konseling genetik Ajari orang tua untuk menjadi advokat bagi
•
anak mereka untuk memastikan perawatan yang terbaik
•
Pasien
(keluarga)
menerima
dukungan
yang adekuat
Rujuk pada organisasi dan lembaga khusus
•
•
Keluarga mendapatkan manfaat
agar mendapatkan dukungan secara terus-menerus Rujuk
•
anak
pada
klinik
sel
pelayanan komunitas
sabit
komprehensif untuk perawatan yang berkelanjutan
dari
•
Anak
mendapatkan
bila
perawatan yang terus-
penyakit ini menyerang dua atau lebih dari anggota
menerus dari fasilitas
keluarga
yang tepat
Sadar
•
akan
kebutuhan
keluarga
V. LEUKEMIA a. Definisi Leukemia adalah penyakit neoplastik yang ditandai oleh proliferasi abnormal dari sel sel hematopietik atau akumulasi sel darah putih dalam sumsum tulang sehingga menggantikan elemen sumsum tulang normal. Pada orang-orang dengan leukemia, sumsum tulang memproduksi sel darah putih yang abnormal, sel yang abnormal itu adalah sel leukemia. Pada awalnya sel-sel leukemia ini berfungsi secara normal, sampai pada saat sel-sel ini memenuhi leukosit, eritrosit, dan trombosit yang normal. Sehingga terjadi penurunan trombosit, yang penting untuk proses pembekuan darah. Klasifikasi Leukemia Dilakukan berdasarkan stem sel yang terlibat , waktu munculnya gejala dan fase perkembangan yang terganggu, antara lain: a. Leukemia Myeloid Akut Terutama terjadi pada dewasa. Terjadi kerusakan/gangguan pada stem sel hematopoetik yang berdiferensiasi menjadi semua sel myeloid: monosit, granulosit(basofil, neutrofil, eosinofil), eritrosit, trombosit. Perkembangbiakan myeloblast yang belum matang mengganggu kenormalan produksi sel darah, sehingga mengurangi jumlah eritrosit dan platelet. Leukemia jenis ini merupakan bentuk paling sering dari leukemia non limfositik. Prognosis pada pasien yang mendapatkan penanganan dapat bertahan hanya sampai 1 tahun, dengan penyebab kematian biasanya karena infeksi dan perdarahan. Leukemia jenis ini dapat diklasifikan lagi menjadi:
c. Leukemia Limfositik Akut Terutama terjadi pada anak – anak dengan laki – laki lebih banyak dibanding perempuan. ALL merupakan suatu proliferasi ganas limfoblast yang diakibatkan oleh kerusakan sel inti limfoid tunggal. Sekitar 60% anak mencapai ketahanan hidup sampai 5 tahun. d. Leukemia Limfositik Kronik Terjadi pada semua umur. CLL disebabkan oleh perkembangbiakan B limfosit kecil dan abnormal. Penyakit ini cenderung merupakan kelainan ringan. Negara -
Negara barat
melaporkan penyakit ini sebagai leukemia yang umum terjadi. Ketahanan hidup rata – rata pasien dengan CLL adalah 7 tahun. CLL dapat dibagi menjadi 4 tingkatan penyakit secara klnis, yang ternyata mempunyai hubungan dengan prognosis. e. Leukemia Sel Berambut Adalah tipe yang relative harang terjadi, leukemia limfositik sel B indolen. Leukemia sel berambut secara umum terjadi pada laki – laki usia pertengahan dengan dominasi laki – laki terhadap perempuan 5:1.
b. Etiologi Etiologi pasti dari leukemia ini belum diketahui. Leukemia, sama halnya dengan kanker lainnya, terjadi karena mutasi somatic pada DNA yang mengaktifkan onkogenesis atau menonaktifkan gen suppressor tumor, dan menganggu regulasi dari kematian sel, diferensiasi atau divisi. Tapi penelitian telah dapat mengemukakan factor resiko dari Leukemia ini, antara lain: 1. Tingkat radiasi yang tinggi
Beberapa penyakit disebabkan oleh kromosom yang abnormal mungkin meningkatkan resiko leukemia. 5. Human T-cell Leukemia virus-I (HTVL-I) Virus ini menyebabkan tipe yang jarang dari leukemia limfositik kronik yang dikenal sebagi T-cell leukemia. 6. Myelodysplastic syndrome Orang – orang dengan penyakit darah ini memiliki resiko terhadap berkembangnya leukemia myeloid akut. 7. Fanconi Anemia Menyebabkan akut myeloid leukemia c.
Patofisiologi
1. MANIFESTASI KLINIS 1. Leukemia Mieloblastik Akut
Rasa lemah
Pucat
Nafsu makan hilang
Anemia
Ptekie
Perdarahan
Nyeri tulang
Infeksi
Purpura
Nyeri tulang dan sendi
Anemia
Macam – macam infeksi
Penurunan berat badan
Ada massa abnormal
Muntah
Gangguan penglihatan
Nyeri kepala
4. Leukemia Limfositik Kronik Mudah
terserang infeksi
Anemia Lemah Pegal
– pegal
Trombositopenia Respons Sintesis
2.
antibodi tertekan
immonuglobin tidak cukup
KOMPLIKASI 1.
Leukemia Myeloid Akut
Perdarahan gastrointestinal, paru, dan intracranial
Infeksi
Limfadenopati
Hepatosplenomegali
Gangguan penglihatan
4.
Artralgia Leukemia Limfositik Kronik
Limfadenopati
Splenomegali dan hepatomegali
Anemia
Trombositopenia
Pneumonia
Infeksi
d. Penatalaksanaan 1.
Leukemia Myeloid Akut (AML) a.
Pengobatan inisial
Pengobatan
inisial
untuk
AML
biasanya
dimulai
dengan
kemoterapi
induksi
menggunakan kombinasi obat seperti daunorubicin (DNR), cytarabine (ara-C), idarubicin, thioguanine, etoposide, atau mitoxantrone. b.
Follow-up
Terapi follow-up untuk beberapa pasien mencakup: S
rtiv
rti
mb ia
trisi
intr
da
terdapat pada 15% dari semua pasien AML. Sayangnya, diperkirakan hanya 7% dari semua pasien AML yang akan diobati dengan prosedur ini. Orang – orang yang menerima transplantasi stem sel (SCT, alloBMT) membutuhkan isolasi protektif di rumah sakit, meliputi air yang difiltrasi, makanan steril, dan sterilisasi dari mikroorganisme di usus, sampai jumlah total leukosit diatas 500. Pengobatan leukemia system saraf pusat jika tersedia, mencakup injeksi obat kemoterapi (cytarabine atau ara-C, methotrexate) ke area sekitar otak atau spinal cord. c.
Terapi konsolidasi atau maintenance
Sekali pasien dlaam remisi, ia akan menerima terapi konsolidasi atau maintenance, seperti, terapi konsolidasi dengan dosis tinggi ara-C (HDAC) dengan atau tanpa obat anthracycline). Apabila, pasien AML memiliki penyakit resisten (sekitar 15%) atau relapse (sekitar 70%), remisi kedua kadang – kadang diperlukan melalui:
Induksi kemoterapi konvensional
Dosis tinggi ara-C, dengan atau tanpa obat lain.
Etoposide atau agen kemoterapi single.
Pasien AML yang lebih tua memiliki pengobatan special. Mereka mungkin kurang toleransi terhadap septisemia yang berhubungan dengan granulositopenia, dan mereka sering memiliki tingkat myelodysplastik (‘preleukemia’) sindrom (MDS) yang lebih tinggi. Individu yang berusia diatas 75 tahun atau yang memiliki kondisi medical dapat diobati efektif dengan dosis rendah ara-C.
ke pasien. Leukapheresis ini membutuhkan waktu 3-4 jam. Stem sel tersebut bisa diobati dengan obat pembunuh sel- sel kanker atau bisa juga tidak. Kemudian stem sel tersebut disimpan sampai ditransplantasikan lagi ke pasien. b. HLA (human leukocyte antigen) typing Untuk semua pasien usia dibawah usia 60. Prosedur ini ditentukan apakah donor yang cocok tersedia utnuk transplantasi stem sel. c. Kemoterapi Dengan obat seperti hydroxyurea, busulfan atau imatinib mesylate. Secara umum, pengobatan CML dapat terbagi atas 2, yaitu yang tidak meningkatkan daya tahan dan yang meningkatkan daya tahan. Obat kemoterapi seperti hydroxyurea dan busulfan dapat menormalkan jumlah darah dalam jangka waktu tertentu, tapi tidak meningkatkan daya tahan. Obat-obat ini digunakan untuk menkontrol jumlah darah pasien yang tidak bisa melakukan SCT atau yang tidak berespon terhadap terapi interferon karena usia atau pertimbangan medis. Gleevec, adalah satu dari obat – obat kanker terbaru yang menonaktifkan enzim abnormal dalam sel kanker, membunuhnya, tanpa mangganggu sel – sel yang sehat. Terapi kanker lain seperti kemoterapi, menyerang sel – sel yang sehat sama halnya sel kanker, membuat pasien merasa tidak senang dan sering menderita efek samping. Obat baru yang sedang dipelajari pada percobaan klinik CML mencakup homoherringtonine dengan interferon-alpha (INF-a), paclitaxel, QS21, dan amifostin. Percobaan klinik mengevaluasi potensi keuntungan dari bahan – bahan seperti vaksin,
antimetabolik seperti methotrexate dan 6-mercaptopurine. Pasien resiko tinggi menerima
dosis obat yang lebih besar
ditambah pengobatan dengan agen
kemoterapeutik ekstra. c. Profilaksis CNS (Terapi Preventif) Untuk menghentikan penyebaran kanker ke otak dan sistem saraf. Profilaksis standar mencakup: 1. Irradiasi kranial plus menarik tulang belakang atau intratekal untuk memasukkan obat methotrexate 2. Methotrexate dosis tinggi melalui sistemik atau IT, tanpa irradiasi kranial 3. Kemoterapi IT. Hanya anak – anak dengan leukemia T-cell, jumlah leukosit yang tinggi, atau terdapat sel leukemia pada LCS yang memerlukan irradiasi kranial dan terapi IT. d. Pengobatan maintanance Dengan obat kemoterapeutik (prednison + vancristine + cyclophosphamide + doxorubicin; methotrexate + 6-MP) untuk mencegah penyakit kembali lagi setelah remisi didapatkan. Terapi maintanance biasanya dilakukan dengan dosis yang lebih rendah dibandingkan dengan yang digunakan untuk fase induksi. Pada anak – anak, program intensif 6 bulan diperlukan setelah induksi, diikuti dengan 2 tahun kemoterapi maintanance. e. Terapi Follow-up Untuk pasien ALL biasanya terdiri dari:
4. Leukemia Limfositik Kronik CLL mungkin tidak dapat disembuhkan dengan pengobatan yang ada saat ini. Tapi, untungnya, sebagian besar CLL tidak membutuhkan terapi. Studi menyarankan bahwa orang – orang dengan CLL Stage A (yaitu individu yang pembesaran kelenjar limfoidnya kurang dari tiga area) tidak memerlukan pengobatan awal. Oleh karena itu onkologist mengobati CLL berdasarkan stage dan simptom. Secara umum, indikasi pengobatan adalah: o
Penurunan jumlah hemoglobin atau trombosit
o
Peningkatan ke stadium selanjutnya
o
Nyeri, penyakit yang berhubungan dengan pertumbuhan yang
berlebihan pada nodus limfe dan lien o
Lymphocyte doubling time (indikasi reproduksi limfosit) kurang
dari 12 bulan Kemoterapi Untuk CLL Rencana kemoterapeutik yang biasa digunakan untuk CLL adalah: o
Kombinasi
kemoterapi
dengan
chlorambucil
atau
cyclophosphamide plus obat kortikosteroid seperti prednison, atau o
Pengobatan
agent-single
dengan
obat
nukleosid
sperti
fludarabine, pentostatin, atau cladribine. Bagaimanapun juga obat – obat tersebut biasanya digunakan untuk kasus dimana CLL resisten (tidak berespon terhadap pengobatan) atau kembali lagi setelah kemoterapi dengan chlorambucil atau
ASUHAN KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN 1.
Identitas klien
2.
Riwayat kesehatan a. Riwayat kesehatan dahulu •
Myelodisplastic syndrome
•
Kemoterapi
•
Down Syndrome
•
Terpapar oleh elektromagnetik field
•
Bekerja dengan bahan – bahan kimia tertentu (formaldehid, benzene)
•
Anemia fanconi
b. Riwayat kesehatan sekarang •
Demam atau berkeringat pada malam hari
•
Fatigue
•
Sakit kepala
•
Nyeri pada tulang ataupun sendi
•
Pembengkakan pada abdomen
•
Pembengkakan pada nodus limfe terutama pada leher dan ketiak
•
Penurunan berat badan
•
Anemia
Palpitasi
Takikardia
Membran mukosa pucat
C.
Makanan/Cairan
Mual
Muntah
Penurunan berat badan
Disfagia
Hipertrofi gusi
Distensi abdomen
Bunyi usus menurun
Stomatitis
D.
Pusing
Kesemutan
Disorientasi
Kejang E.
Anoreksi
Nyeri abdomen
Neurosensori
Nyeri/Kenyamanan
H.
Integritas Ego
4.
Depresi, Menarik diri Ansietas Perasaan tak berdaya Pemeriksaan penunjang
a. DIAGNOSTIK 1. Leukemia Myelogenik Akut
Dengan aspirasi sumsum tulang yang menunjukkan peningkatan secara signifikan myeloblast belum matang.
Kehadiran batang – batang Auer dalam darah juga merupakan indikasi dari AML.
Sitokimia: perokside +, Sudan Black +, PAS –
Leukeosit meningkat, normal, menurun (subleukemik, aleukemik)
2. Leukemia Mielogenik Kronik
Basofil meningkat
Resisten terapi
Trombositopenia progresif
Pemeriksaan sumsum tulang didapatkan keadaan hiperseluler dengan
peningkatan jumlah megakarosit dan aktivitas granulosit 3. Leukemia Limfositik Akut
Diperkuat dengan aspirasi atau biopsi sumsum tulang
Sam
dengan AML tetapi yang ditemuk
limfoblast, Auer’s Rod (-),
Pergeseran ke kiri pada hitung jenis
Trombositopenia
Kromosom Philadlphia
Kadar fosfatase alkali lekosit rendah atau sama sekali tidak ada
Kenaikan kadar vitamin B12 dalam darah
3. Leukemia Limfositik Akut
Pemeriksaan darah tepi ada leukositosis
Jumlah leukeosit nuetrofil seringkali rendah
Kadar hemoglobin dan trombosit rendah
4. Leukemia Limfositik Kronik
Limfositosis > 50.000/mm³
Trombositopenia
Sitogenik kelainan kromosom 12, 13, 14 kadang kromosom 6, 11
Penurunan jumlah eritrosi
No 1
Diagnosa Resiko t inggi terhadap
Sasaran Pasien Mencegah infeksi
infeksi b.d tak adekuat
selama
pertahanan
akut/pengobatan
gangguan kematangan
sekunder:
dalam SDP
(granulosit rendah dan jumlah
fase
Intervensi keperawatan/Rasional Mandiri pada
ruangan
khusus.
pengunjung
sesuai
indikasi,
menggunakan
tanaman
hidup/bunga
Batasi
jumlah lomfosit imatur
Menunjukkan
Berikan protokol untuk mencuci tangan yang baik
perubahan
untuk semua petugas dan pengunjung
untuk
Awasi
suhu.
Perhatikan
hubungan
antara
teknik, pola
keamanan meningkatkan
Observasi
penyembuhan
demam
sehubungan
dengan
Cegah menggigil: tingkatkan cairan. Berikan
Dorong sering mengubah posisi, napas dalam,
Auskultasi bunyi napas, perhatikan gemericik, ronki;
inspeksi
karakteristik,
sekresi terhadap perubahan
contoh
peningkatan
produksi
sputum atau sputum kental, urine bau busuk dengan berkemih tiba – tiba atau rasa terbakar
Rawat klien dengan lembut.
Pertahankan linen kering/tidak kusut
Dorong peningkatan masukan makanan tinggi protein dan cairan
hidup
meningkatkan
peningkatan suhu dan pengobatan kemoterapi.
batuk
resiko infeksi
mandi kompres
mencegah/menurunkan
potong.
takikardia, hipotensi, perubahan mental samar
untuk
hindarkan
Batasi buah segar dan sayuran
limfosit
abnormal), peningkatan
Tempatkan
Hasil Yang Diharapkan Mengidentifikasi tindakan
lingkungan,
Kolaborasi
Awasi pemeriksaan laboratorium, mis; Hitung darah lengkap, perhatikan apakah SDP turun atau tiba – tiba terjadi perubahan pada neutrofil;
2.
Nyeri (akut) b.d agen fisikal
(pembesaran
organ,
sumsum
Menghilangkan nyeri
Berikan obat sesuai indikasi, contoh antibiotik
Hindari antipiretik yang mengandung aspirin
Berikan diet rendah bakteri, mis makanan
dimasak, diproses Mandiri
Selidiki keluhan nyeri. Perhatikan perubahan
Awasi tanda vital, perhatikan petunjuk non
Berikan
lingkungan
tenang
kurangi
rangsangan penuh stres
leukemik),
manifestasi
nyeri
Menunjukkan
perilaku
penenangan nyeri
dan
Melaporkan hilang/terkontrol
verbal, mis tegangan otot, gelisah
agen
(pengobatan
anti
pada derajat dan sisi
sel
leukemik), kimia
Kaji ulang seri foto dada
tulang yang dikemas dengan
Tampak
rileks
mampu
dan
tidur/istirahat
dengan tepat
Tempatkan pada posisi nyaman dan sokong sendi, ekstremitas dengan bantal/bantalan
psikologis (ansietas,
Kolaborasi
takut)
Berikan obat sesuai indikasi; Analgesik, contoh asetaminofen; Narkotik, mis kodein, meperidin;
3.
Intolerans Aktivitas b.d kelemahan
umum
Meningkatkan fisik optimal
fungsi
Agen antiansietas, mis diazepam, lorazepam Mandiri
Evaluasi
laporan
kelemahan,
peningkatan
Laporan aktifitas