MAKALAH ORAL BIOLOGY 5
ANATOMI, HISTOLOGI DAN FISIOLOGI DARI KELENJAR SALIVA
Disusun Oleh:
1. Tri Akbarisyah (04091004013)
2. Diah Tanjung Permata (04091004014)
3. Desi Sri Astuti (04091004015)
4. Ni Wayan Sriwijayanti (04091004016)
Dosen Pembimbing: drg. Shanty Chairani, M.Si
PROGRAM STUDI KEDOKTERAN GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2011
ANATOMI, HISTOLOGI DAN FISIOLOGI DARI KELENJAR SALIVA
Kelenjar saliva merupakan suatu kelenjar eksokrin yang berperan
penting dalam mempertahankan kesehatan jaringan mulut. Kelenjar saliva
mensekresi saliva ke dalam rongga mulut. Saliva terdiri dari cairan encer
yang mengandung enzim dan cairan kental yang mengandung mukus. Menurut
struktur anatomis dan letaknya, kelenjar saliva dapat dibagi dalam dua
kelompok besar yairu kelenjar saliva mayor dan kelenjar saliva minor.
Kelenjar saliva mayor dan minor menghasilkan saliva yang berbeda-beda
menurut rangsangan yang diterimanya. Rangsangan ini dapat berupa rangsangan
mekanis (mastikasi), kimiawi (manis, asam, asin dan pahit), neural, psikis
(emosi dan stress), dan rangsangan sakit. Besarnya sekresi saliva normal
yang dihasilkan oleh semua kelenjar ini kira-kira 1-1,5 liter per hari.
1. KELENJAR SALIVA MAYOR
Kelenjar saliva ini merupakan kelenjar saliva terbanyak dan ditemui
berpasang–pasangan yang terletak di ekstraoral dan memiliki duktus
yang sangat panjang. Kelenjar-kelenjar saliva mayor terletak agak jauh
dari rongga mulut dan sekretnya disalurkan melalui duktusnya kedalam
rongga mulut. Menurut struktur anatomi dan letaknya, kelenjar saliva
mayor dapat dibagi atas tiga tipe yaitu parotis, submandibularis dan
sublingualis. Masing–masing kelenjar mayor ini menghasilkan sekret
yang berbeda–beda sesuai rangsangan yang diterimanya. Saliva pada
manusia terdiri atas sekresi kelenjar parotis (25%), submandibularis
(70%), dan sublingualis (5%).
1. Kelenjar Parotis
Anatomi:
- Kelenjar ini merupakan kelenjar terbesar dibandingkan kelenjar
saliva lainnya.
- Letak kelenjar berpasangan ini tepat di bagian bawah telinga
terletak antara prosessus mastoideus dan ramus mandibula.
Kelenjar ini meluas ke lengkung zygomatikum di depan telinga
dan mencapai dasar dari muskulus masseter.
- Kelenjar parotis memiliki suatu duktus utama yang dikenal dengan
duktus Stensen. Duktus ini berjalan menembus pipi dan bermuara
pada vestibulus oris pada lipatan antara mukosa pipi dan gusi
dihadapkan molar dua atas.
- Kelenjar ini terbungkus oleh suatu kapsul yang sangat fibrous
dan memiliki beberapa bagian seperti arteri temporal
superfisialis, vena retromandibular dan nervus fasialis yang
menembus dan melalui kelenjar ini.
Histologi:
- Kelenjar ini dibungkus oleh jaringan ikat padat dan mengandung
sejumlah besar enzim antara lain amylase, lisozim, fosfatase
asam, aldolase, dan kolinesterase.
- Kelenjar parotis adalah kelenjar tubuloasinosa kompleks, yang
pada manusia adalah serosa murni. Kelenjar ini dikelilingi oleh
kapsula jaringan ikat yang tebal, dari sini ada septa jaringan
ikat termasuk kelenjar dan membagi kelenjar menjadi lobulus yang
kecil. Kelenjar parotis mempunyai sistem saluran keluar yang
rumit sekali dan hampir semua duktus ontralobularis adalah
duktus striata.
- Saluran keluar yang utama yaitu duktus parotidikius steensen
terdiri dari epitel berlapis semu, bermuara kedalam vestibulum
rongga mulut berhadapan dengan gigi molar kedua atas. Kelenjar
parotis secara khas dipengaruhi oleh mumps yaitu parotitis
epidemika.
Fisiologi:
- Kelenjar parotis menghasilkan suatu sekret yang kaya akan air
yaitu serous.
- Saliva pada manusia terdiri atas 25% sekresi kelenjar parotis.
2. Kelenjar Submandibularis
Anatomi:
- Kelenjar ini merupakan kelenjar yang berbentuk seperti kacang
dan memiliki kapsul dengan batas yang jelas.
- Di dalam kelenjar ini terdapat arteri fasialis yang melekat erat
dengan kelenjar ini.
- Kelenjar ini teletak di dasar mulut di bawah ramus mandibula dan
meluas ke sisi leher melalui bagian tepi bawah mandibula dan
terletak di permukaan muskulus mylohyoid.
- Pada proses sekresi kelenjar ini memiliki duktus Wharton yang
bermuara di ujung lidah.
Histologi:
- Kelenjar ini terdiri dari jaringan ikat yang padat.
- Kelenjar submandibularis adalah kelenjar tubuloasinosa kompleks,
yang pada manusia terutama pada kelenjar campur dengan sel-sel
serosa yang dominan, karena itu disebut mukoserosa. Terdapat
duktus interkalaris, tetapi saluran ini pendek karena itu tidak
banyak dalam sajian, sebaliknya duktus striata berkembang baik
dan panjang.
- Saluran keluar utama yaitu duktus submandibularis wharton
bermuara pada ujung papila sublingualis pada dasar rongga mulut
dekat sekali dengan frenulum lidah, dibelakang gigi seri bawah.
Baik kapsula maupun jaringan ikat stroma berkembang baik pada
kelenjar submandibularis.
Fisiologi:
- Kelenjar submandibularis menghasilkan 80% serous (cairan ludah
yang encer) dan 20% mukous (cairan ludah yang padat).
- Kelenjar submandibularis merupakan kelenjar yang memproduksi air
liur terbanyak.
- Saliva pada manusia terdiri atas 70% sekresi kelenjar
submandibularis.
3. Kelenjar Sublingual
Anatomi:
- Kelenjar ini terletak antara dasar mulut dan muskulus mylohyoid
merupakan suatu kelenjar kecil diantara kelenjar–kelenjar mayor
lainnya.
- Duktus utama yang membantu sekresi disebut duktus Bhartolin yang
terletak berdekatan dengan duktus mandibular dan duktus Rivinus
yang berjumlah 8-20 buah.
- Kelenjar ini tidak memiliki kapsul yang dapat melindunginya.
Histologi:
- Kelenjar sublingualis adalah kelenjar tubuloasinosa dan kelenjar
tubulosa kompleks. Pada manusia kelenjar ini adalah kelenjar
campur meskipun terutama kelenjar mukosa karena itu disebut
seromukosa. Sel-sel serosa yang sedikit hampir seluruhnya ikut
membentuk demilune. Duktus interkalaris dan duktus striata
jaringan terlihat.
- Kapsula jaringan ikat tidak berkembang baik, tetapi kelenjar ini
lobular halus biasanya terdapat 10-12 saluran luar yaitu duktus
sublingualis, yang bermuara kesepanjang lipatan mukosa yaitu
plika sublingualis, masing-masing mempunyai muara sendiri.
Saluran keluar yang lebih besar yaitu duktus sublingualis mayor
bartholin bermuara pada karunkula sublingualis bersama-sama
dengan duktus wharton, kadang-kadang keduanya menjadi satu.
Fisiologi:
- Kelenjar sublingualis menghasilkan sekret yang mukous dan
konsistensinya kental.
- Saliva pada manusia terdiri atas 5% sekresi kelenjar
sublingualis.
2. KELENJAR SALIVA MINOR
Kebanyakan kelenjar saliva minor merupakan kelenjar kecil-kecil yang
terletak di dalam mukosa atau submukosa. Kelenjar minor hanya
menyumbangkan 5% dari pengeluaran ludah dalam 24 jam. Kelenjar-
kelenjar ini diberi nama berdasarkan lokasinya atau nama pakar yang
menemukannya. Kelenjar saliva minor dapat ditemui pada hampir seluruh
epitel di bawah rongga mulut. Kelenjar ini terdiri dari beberapa unit
sekresi kecil dan melewati duktus pendek yang berhubungan langsung
dengan rongga mulut. Selain kelenjar saliva minor tidak memiliki
kapsul yang jelas seperti layaknya kelenjar saliva mayor, kelenjar
saliva minor secara keseluruhan menghasilkan sekret yang mukous
kecuali kelenjar lingual tipe Van Ebner. Saliva yang dihasilkan
mempunyai pH antara 6,0-7,4 sangat membantu didalam pencernaan
ptyalin.
2.1 Kelenjar Glossopalatinal
Lokasi dari kelenjar ini berada dalam isthimus dari lipatan
glossopalatinal dan dapat meluas ke bagian posterior dari kelenjar
sublingual ke kelenjar yang ada di palatum molle.
2.2 Kelenjar Labial
Kelenjar ini terletak di submukosa bibir. Banyak ditemui pada
midline dan memiliki banyak duktus.
2.3 Kelenjar Bukal
Kelenjar ini terdapat pada mukosa pipi,
kelenjar ini serupa dengan kelenjar labial.
4. Kelenjar Palatinal
Kelenjar ini ditemui di sepetiga posterior palatal dan di palatum
molle. Kelenjar ini dapat dilihat secara visual dan dilindungi
oleh jaringan fibrous yang padat.
5. Kelenjar Lingual
Kelenjar ini dikelompokkan dalam beberapa tipe yaitu :
1. Kelenjar anterior lingual
Lokasi kelenjar ini tepat di ujung lidah.
2. Kelenjar lingual Van Ebner
Kelenjar ini dapat di temukan di papila sirkumvalata.
3. Kelenjar posterior lingual
Dapat ditemukan pada sepertiga posterior lidah yang berdekatan
dengan tonsil.
REFERENSI
1. Amerogen AV. Ludah dan Kelenjar Ludah Arti Bagi Kesehatan Gigi. Alih
Bahasa Rafiah Abyono. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Press. 1988
2. Guyton. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. 7 th. Jakarta: EGC. 1994
3. Atlas Anatomi Manusia Sobotta. EGC
4. Dixon, Andrew D. Anatomi untuk Kedokteran Gigi ed.5. Jakarta:
Hipokrates. 1993
5. Roth GL, Calmes R. Oral Biology. St. Louis: CV Mosby. 1981
6. Geneser, Finn. Buku Teks Histologi, Jilid 2. Jakarta: Binarupa Aksara.
1994.