54
6.
Bahan bakar minyak.
7.
Listrik, air, dan gas.
8.
Perawatan lampu.
9.
Kebersihan.
10. Pemeliharaan aktiva. 11. Surat-surat kendaraan. 12. Pengurusan Izin Mendirikan Bangunan. 13. Asuransi Tenaga Kerja/Jaminan Sosial Tenaga Kerja. 14. Asuransi Manulife. 15. Sewa Kontainer. 16. Pemeliharaan jalur hijau. 17. Perlengkapan personil satuan pengamanan. 18. Biaya lain-lain.
(iv) Biaya bagian umum, terdiri dari : 1.
Gaji, honorarium, dan upah.
2.
Konsumsi.
3.
Fasilitas kesehatan/perobatan karyawan.
4.
Perjalanan dinas karyawan.
5.
Alat tulis kantor.
6.
Bahan bakar minyak dan parkir.
7.
Listrik, air, dan gas.
8.
Telekomunikasi (telepon, hp, faksimili).
55
9.
Pemeliharaan gedung.
10. Pemeliharaan aktiva tetap. 11. Penyusutan aktiva tetap. 12. Gambar proyek real estat. 13. Surat-surat kendaraan. 14. Penghapusan piutang. 15. Asuransi Tenaga Kerja/Jaminan Sosial Tenaga Kerja. 16. Asuransi Takaful. 17. Pendidikan karyawan. 18. Perlengkapan personil satuan pengamanan. 19. Biaya overhead SPI. 20. Biaya pra operasi. 21. Biaya lain-lain.
d. Penyajian dan Pengungkapan pada Laporan Keuangan
Untuk melihat hasil kinerja yang telah dilakukan oleh perusahaan selama periode tertentu, maka PT. Ira Widya Utama Medan setiap akhir periode akuntansi menyusun laporan keuangan perusahaan. Adapun tujuan dari pelaporan keuangan setiap akhir periode adalah : (i)
Memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya serta bermanfaat bagi investor dan kreditur sebagai dasar untuk pengambilan keputusan investasi dan pemberian pinjaman.
56
(ii) Memberikan informasi
tentang posisi
keuangan perusahaan
dengan
menunjukkan sumber-sumber kekayaan perusahaan serta asal kekayaan tersebut (pihak yang mempunyai hak atas kekayaan tersebut). (iii) Memberikan
informasi
keuangan
yang
dapat
menunjukkan
prestasi
perusahaan dalam menghasilkan laba. (iv) Memberikan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melunasi hutang-hutangnya. (v) Memberikan informasi keuangan yang dapat menunjukkan sumber-sumber pembiayaan perusahaan. (vi) Memberikan informasi yang dapat membantu pemakai laporan keuangan dalam meramalkan aliran kas masuk ke perusahaan.
Pola penyajian dan pengungkapan transaksi usaha pada PT. Ira Widya Utama Medan dirumuskan dalam kebijakan akuntansinya yang terdapat pada buku pedoman perusahaan. Bentuk dan isi laporan keuangan digambarkan dalam lampiran kode “ T “ pada buku pedoman tersebut. Laporan keuangan secara lengkap dipersiapkan setiap akhir bulan oleh bagian akuntansi dan diperiksa kembali oleh Direktur Keuangan dan Umum sebelum ditandatangani oleh Direktur Utama. Khusus untuk Laporan Kas dan Bank, dibuat secara harian dengan tujuan dapat diawasi oleh pimpinan perusahaan. Setiap bagian dari laporan keuangan ini harus diisi secara lengkap dan akurat agar dapat digunakan secara sempurna sebagai dasar bagi pengambilan keputusan oleh pimpinan perusahaan. Laporan keuangan harus disampaikan
57
secara tepat waktu dan teratur, untuk menghindari terlambatnya pengambilan keputusan oleh pimpinan perusahaan, selanjutnya bentuk dan isi laporan keuangan tersebut harus ditelaah secara berkala untuk menilai kelengkapan dalam proses perencanaan, pengawasan, dan pengendalian kegiatan perusahaan. Pada laporan keuangan perusahaan, khususnya Laporan Laba/Rugi, dapat dilihat bahwa pendapatan perusahaan merupakan pendapatan yang aktivitas utamanya berasal dari penjualan real estat. Adapun dalam penyajian Neraca yang dilakukan oleh PT. Ira Widya Utama Medan dengan aktivitas utamanya adalah aktivitas pengembangan real estat, aktiva dan kewajiban/hutang dikelompokkan ke dalam klasifikasi lancar dan tidak lancar.
B. Analisis Hasil Penelitian 1. Pengakuan Pendapatan
Sebagaimana telah dijelaskan pada uraian sebelumnya, PT. Ira Widya Utama Medan merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang real estat yang mempunyai
kegiatan
utamanya
yaitu
perolehan
tanah
yang
kemudian
ditindaklanjuti dengan pembangunan perumahan untuk kemudian dijual kepada masyarakat. Perjalanan serta pengembangan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh pendapatan yang diperoleh dalam operasi normal usaha serta daya dan upaya oleh perusahaan untuk menekan biaya sekecil mungkin tanpa mengganggu kegiatan usaha perusahaan. Oleh karena itu, pendapatan dapat dikatakan sebagai alat ukur prestasi manajemen atas keberhasilan dan kegagalan suatu perusahaan. PT. Ira Widya Utama Medan sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam
58
bidang real estat harus benar-benar memahami pentingnya arti pendapatan dalam pelaksanaan kegiatan usahanya. PT. Ira Widya Utama Medan menggunakan metode akrual penuh ( full accrual method ) sebagai metode pengakuan pendapatan pada perusahaan dengan
ketentuan yang harus dipenuhi sebagai berikut :
(i)
Penjualan Tanah dan Bangunan Rumah Pendapatan dari penjualan tanah dan bangunan rumah diakui, apabila telah memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1.
Pengikatan/perjanjian
jual beli
telah
dilakukan,
ditandai dengan
penandatanganan akte jual beli oleh ke 2 (dua) belah pihak. 2.
Seluruh harga jual telah dilunasi atau minimal sebesar 20 % dari harga jual telah diserahkan oleh pembeli kepada penjual dan tidak dapat diminta kembali oleh pembeli.
3.
Pembeli yang berkeinginan untuk melunasi sisa hutangnya dapat memperoleh pinjaman dari bank/kreditur yang telah menjalin kerja sama dengan perusahaan dan tidak diperkenankan lagi untuk mengagunkan aktiva real estatnya tersebut.
4.
Bangunan telah siap ditempati/digunakan.
Ketentuan-ketentuan tersebut di atas telah memenuhi ketentuan mengenai pengakuan pendapatan untuk penjualan bangunan rumah, ruko, dan bangunan sejenis lainnya beserta kapling tanahnya seperti yang terdapat pada
59
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 44 paragraf 06 sampai dengan 11 yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
(ii) Penjualan Tanah Matang Pendapatan dari penjualan tanah matang diakui, apabila telah memenuhi persyaratan sebagai berikut : 1.
Pengikatan/perjanjian
jual beli
telah
dilakukan,
ditandai dengan
penandatanganan akte jual beli oleh ke 2 (dua) belah pihak. 2.
Seluruh harga jual telah dilunasi atau minimal sebesar 20 % dari harga jual telah diserahkan oleh pembeli kepada penjual dan tidak dapat diminta kembali oleh pembeli.
3.
Pembeli yang berkeinginan untuk melunasi sisa hutangnya dapat memperoleh pinjaman dari bank/kreditur yang telah menjalin kerja sama dengan perusahaan dan tidak diperkenankan lagi untuk mengagunkan aktiva real estatnya tersebut.
4.
Lingkungan dimana tanah tersebut berada, secara signifikan telah selesai dikembangkan (pembangunan fasilitas-fasilitas pokok seperti jalan penghubung, saluran drainase/pembuangan) telah selesai dibangun oleh perusahaan.
Ketentuan-ketentuan tersebut di atas telah memenuhi ketentuan mengenai pengakuan pendapatan untuk penjualan kapling tanah tanpa bangunan seperti yang terdapat pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 44 paragraf 33 sampai dengan 36 yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
60
(iii) Penjualan Unit Strata Bangunan Perkantoran Pendapatan dari penjualan unit strata bangunan perkantoran diakui dengan menggunakan metode persentase penyelesaian ( percentage of completion method ) terhadap unit yang terjual apabila telah memenuhi persyaratan
sebagai berikut : 1.
Proses pembangunan telah melampaui tahap awal, setidaknya pondasi gedung telah selesai dan persyaratan untuk memulai pembangunan telah dipenuhi.
2.
Seluruh harga jual telah dilunasi atau minimal sebesar 20 % dari harga jual telah diserahkan oleh pembeli kepada penjual dan tidak dapat diminta kembali oleh pembeli.
3.
Dalam menentukan harga jual, perusahaan telah memperhitungkan dengan seksama faktor volume unit yang telah terjual, kecendrungan harga jual tiap unit, lokasi geografis, dan kondisi lingkungan.
Ketentuan-ketentuan tersebut di atas telah memenuhi ketentuan mengenai pengakuan pendapatan untuk penjualan unit bangunan kondominium, apartemen, perkantoran, pusat belanja, dan bangunan sejenis lainnya seperti yang terdapat pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 44 paragraf 26, 28 dan 29 yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI).
2. Pengakuan Biaya dan Beban
PT. Ira Widya Utama Medan mengklasifikasikan biaya yang harus dikeluarkan oleh perusahaan adalah sebagai berikut :
61
(i)
Biaya Pokok Penjualan.
(ii) Biaya Operasional dan Administrasi. (iii) Biaya Lain-lain (di luar biaya pokok penjualan serta biaya operasional dan administrasi).
Ini berarti perusahaan mengklasifikasikan biaya atas biaya pokok penjualan serta biaya operasional dan administrasi, dan perusahaan menggunakan perkiraan biaya bukan beban dalam struktur pengeluarannya. Hal tersebut tidak sesuai dengan ketentuan mengenai unsur-unsur biaya pengembangan proyek real estat seperti yang terdapat pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 44 paragraf 37 dan 38 yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) mensyaratkan bahwa seluruh komponen biaya yang berhubungan langsung dengan aktivitas pengembangan real estat harus dialokasi dan dikapitalisasi ke proyek pengembangan real estat tersebut. Sedangkan, biaya-biaya sela in dari yang ada hubungannya dengan suatu proyek real estat harus diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Jadi, dalam mekanisme pengalokasian biaya yang dilakukan oleh perusahaan tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
3. Penyajian dan Pengungkapan pada Laporan Keuangan
Pendapatan merupakan unsur yang sangat penting diperhatikan, karena berpengaruh sangat besar dan fungsi yang dimilikinya terhadap kemajuan serta kelangsungan hidup kegiatan operasional perusahaan. Setiap periode usaha normal, perusahaan pasti mengalami suatu kemajuan ataupun kemunduran dalam
62
kaitannya dengan perubahan pendapatan, bahkan pendapatan itu dapat dicermati dari Laporan Laba/Rugi perusahaan baik secara bulanan maupun tahunan. Pada laporan keuangan khususnya Laporan Laba/Rugi PT. Ira Widya Utama Medan dapat dilihat bahwa pendapatan perusahaan diperoleh dari penjualan real estat. Kebijakan akuntansi PT. Ira Widya Utama Medan dalam menyajikan laporan keuangan yang mencakup Neraca, Laporan Laba/Rugi, Laporan Arus Kas, dan Laporan Laba Ditahan adalah sebagai berikut :
(i)
Neraca Neraca merupakan suatu laporan yang menggambarkan posisi keuangan pada suatu tanggal tertentu dan dapat diperbandingkan dengan perkiraan yang sama pada akhir periode sebelumnya. Komponen perkiraan neraca pada PT. Ira Widya Utama Medan adalah sebagai berikut : 1.
Aktiva Lancar a.
Kas dan Bank.
b.
Piutang Usaha.
c.
Piutang Lain-lain.
d.
Surat-surat Berharga.
e.
Persediaan.
f.
Piutang Direksi.
g.
Biaya Dibayar Dimuka.
63
2.
3.
4.
5.
Investasi a.
Penanaman Pada Perusahaan.
b.
Setoran Saham.
Aktiva Tetap a.
Tanah.
b.
Bangunan.
c.
Gedung Sarana Utama Setiabudi Country Club.
d.
Kendaraan Bermotor.
e.
Inventaris Kantor.
f.
Peralatan Proyek.
g.
Mesin/Perlengkapan.
h.
Akumulasi Penyusutan.
Aktiva Lain-lain a.
Piutang Afiliasi.
b.
Aktiva Tetap Tak Berwujud.
c.
Akumulasi Amortisasi.
Hutang Lancar a.
Hutang Usaha.
b.
Hutang Lain-lain.
c.
Hutang Pada Perusahaan Lain.
64
6.
d.
Beban Yang Masih Harus Dibayar.
e.
Hutang Pajak.
f.
Uang Muka Penjualan.
Modal a.
Modal Disetor.
b.
Laba sampai dengan tahun sebelumnya.
c.
Laba sampai dengan tahun berjalan.
Pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 44 paragraf 56 yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) terdapat ketentuan yang mengharuskan Neraca perusahaan yang aktivitas utamanya adalah aktivitas pengembangan real estat, aktiva dan kewajiban tidak dikelompokkan menurut lancar dan tidak lancar (unclassified ). Hal ini dipertegas lagi pada Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 44 paragraf 60 yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dengan menyatakan bahwa siklus operasi normal perusahaan pengembang pada umumnya lebih dari satu tahun dan dipengaruhi oleh faktor ketidakpastian yang cukup tinggi. Penentuan siklus operasi normal perusahaan pengembang sering kali merupakan proses yang sangat rumit. Oleh karena itu, keharusan penyajian Neraca dengan metode classified bagi perusahaan yang aktivitas utamanya adalah aktivitas
pengembangan real estat menjadi tidak layak.
65
Sedangkan Neraca pada PT. Ira Widya Utama Medan menggambarkan pengelompokkan pada perkiraan lancar dan tidak lancar. Jadi, Neraca pada PT. Ira Widya Utama Medan tidak memenuhi ketentuan yang berlaku.
(ii) Laporan Laba/Rugi Komponen pendapatan usaha kawasan perumahan pada PT. Ira Widya Utama Medan adalah pendapatan dari usaha penjualan kavling tanah tanpa bangunan, rumah, ruko, dan lain-lain. Pola pengakuan pendapatannya adalah dengan metode akrual penuh ( full accrual method ), yang mana unsur-unsur prinsip dalam kriteria pengakuan metode ini telah terpenuhi, dimana pendapatan diakui pada saat penyerahan barang dan jasa yang bersangkutan. Komponen perkiraan Laporan Laba/Rugi pada PT. Ira Widya Utama Medan adalah sebagai berikut : 1.
2.
3.
Pendapatan Usaha a.
Penjualan Real Estat.
b.
Harga Pokok Penjualan Real Estat.
c.
Biaya Operasional dan Administrasi.
Pendapatan dan Biaya Lain-lain a.
Pendapatan Lain-lain.
b.
Biaya Lain-lain.
Pajak
66
(iii) Laporan Arus Kas Laporan Arus Kas merupakan suatu laporan yang menggambarkan posisi arus kas dari aktivitas operasi, kenaikan maupun penurunan dari aktivitas operasi, arus kas dari aktivitas investasi, arus kas dari aktivitas pendanaan, dan kenaikan bersih kas selama periode berjalan.
(iv) Laporan Laba Ditahan Laporan Laba Ditahan merupakan suatu laporan yang menggambarkan posisi koreksi laba yang ditahan periode tahun sebelumnya dan laba bersih yang ditahan periode tahun berjalan.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. PT. Ira Widya Utama Medan merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang real estat yang mempunyai kegiatan utamanya yaitu perolehan tanah yang kemudian ditindaklanjuti dengan pembangunan perumahan untuk kemudian dijual kepada masyarakat. Perjalanan serta pengembangan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh pendapatan yang diperoleh dalam operasi normal usaha serta daya dan upaya oleh perusahaan untuk menekan biaya sekecil mungkin tanpa mengganggu kegiatan usaha perusahaan. Oleh karena itu, pendapatan dapat dikatakan sebagai alat ukur prestasi manajemen atas keberhasilan dan kegagalan suatu perusahaan. PT. Ira Widya Utama Medan menggunakan metode akrual penuh ( full accrual method ) sebagai metode pengakuan pendapatan pada perusahaan dengan ketentuan yang harus dipenuhi sebagaimana yang terdapat pada PSAK No. 44 yang dikeluarkan oleh IAI. 2. PT. Ira Widya Utama Medan mengklasifikasikan biaya atas biaya pokok penjualan serta biaya operasional dan administrasi, dan menggunakan perkiraan biaya bukan beban dalam struktur pengeluarannya. Hal tersebut tidak sesuai dengan ketentuan mengenai unsur-unsur biaya pengembangan proyek real estat seperti yang terdapat pada PSAK No. 44 paragraf 37 dan 38 yang dikeluarkan oleh IAI mensyaratkan bahwa seluruh komponen biaya yang berhubungan langsung dengan aktivitas pengembangan real estat harus
67
68
dialokasi dan dikapitalisasi ke proyek pengembangan real estat tersebut. Sedangkan, biaya-biaya selain dari yang ada hubungannya dengan suatu proyek real estat harus diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Jadi, dalam mekanisme pengalokasian biaya yang dilakukan oleh perusahaan tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. 3. PT. Ira Widya Utama Medan pada laporan keuangannya khususnya Laporan Laba/Rugi, pendapatan diperoleh dari penjualan real estat. Kebijakan akuntansi perusahaan dalam menyajikan laporan keuangan yang mencakup Neraca, Laporan Laba/Rugi, Laporan Arus Kas, dan Laporan Laba Ditahan. Pada Neraca PT. Ira Widya Utama Medan yang menggambarkan posisi keuangan pada suatu tanggal tertentu dan dapat diperbandingkan dengan perkiraan yang sama pada akhir periode sebelumnya terdapat komponen perkiraan yang menggambarkan pengelompokkan pada perkiraan lancar dan tidak lancar. Sedangkan ketentuan yang terdapat pada PSAK No. 44 paragraf 56 yang dikeluarkan oleh IAI mengharuskan Neraca perusahaan yang aktivitas utamanya adalah aktivitas pengembangan real estat, aktiva dan kewajiban tidak dikelompokkan menurut lancar dan tidak lancar ( unclassified ). Jadi, Neraca pada PT. Ira Widya Utama Medan tidak memenuhi ketentuan yang berlaku.
B. Saran
1. PT. Ira Widya Utama Medan menggunakan metode akrual penuh ( full accrual method ) sebagai metode pengakuan pendapatan untuk penjualan tanah dan
bangunan rumah serta penjualan tanah matang. Sedangkan, pada penjualan unit
69
strata bangunan perkantoran perusahaan menggunakan metode persentase penyelesaian ( percentage of completion method ). Namun dalam menentukan harga jual, perusahaan harus memperhitungkan ulang dengan seksama faktor lokasi geografis dan kondisi lingkungan karena saat ini Kawasan Perumahan Taman Setia Budi Indah Medan telah dipisahkan/dibelah oleh jalur jalan lingkar luar (outer ring road ) kota Medan. Sehingga harga jual unit strata bangunan perkantoran pada sisi jalur jalan lingkar luar (outer ring road ) tersebut dipastikan akan meningkat pula. 2. PT.
Ira
Widya
Utama
Medan
harus
merestrukturisasi
mekanisme
pengalokasian biaya dalam struktur pengeluarannya. Hal tersebut dilakukan agar sesuai dengan ketentuan mengenai unsur-unsur biaya pengembangan proyek real estat seperti yang terdapat pada PSAK No. 44 paragraf 37 dan 38 yang dikeluarkan oleh IAI mensyaratkan bahwa seluruh komponen biaya yang berhubungan langsung dengan aktivitas pengembangan real estat harus dialokasi dan dikapitalisasi ke proyek pengembangan real estat tersebut. Sedangkan, biaya-biaya selain dari yang ada hubungannya dengan suatu proyek real estat harus diakui sebagai beban pada saat terjadinya. 3. Kebijakan akuntansi PT. Ira Widya Utama Medan dalam menyajikan laporan keuangan yang mencakup Neraca, Laporan Laba/Rugi, Laporan Arus Kas, dan Laporan Laba Ditahan. Pada Neraca PT. Ira Widya Utama Medan yang menggambarkan posisi keuangan pada suatu tanggal tertentu dan dapat diperbandingkan dengan perkiraan yang sama pada akhir periode sebelumnya terdapat komponen perkiraan yang menggambarkan pengelompokkan pada
70
perkiraan lancar dan tidak lancar. Sebaiknya PT. Ira Widya Utama Medan menyesuaikan Neraca perusahaan dengan tidak mengelompokkan komponen perkiraan pada perkiraan lancar dan tidak lancar karena siklus operasi normal perusahaan pengembang pada umumnya lebih dari satu tahun dan dipengaruhi oleh faktor ketidakpastian yang cukup tinggi. Ketentuan tersebut seperti yang terdapat pada PSAK No. 44 paragraf 60 yang dikeluarkan oleh IAI.
DAFTAR PUSTAKA
Ashworth, Allan, 1994. Perencanaan Biaya Bangunan , Terjemahan Ir. Laurentius Wahyudi, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Belkaoui, Ahmed, 1997. Teori Akuntansi Jilid Satu, Terjemahan Herman Wibowo dan Marianus Sinaga, Jakarta.
Dyckman, Thomas R., Roland E. Dukes, Charles J. Davis, 1996. Akuntansi Intermediate Jilid Satu, Edisi Ketiga, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Financial Accounting Standards Board, 1982. Statement of Financial Accounting Standard No. 67 : Accounting for Cost and Initial Rental Operations of Real Estate Projects, Stamford.
Hadibroto, S., 1987. Masalah Akuntansi Buku I , Lembaga Penerbit FE UI, Jakarta.
Hansen, Don R., Maryanne M. Mowen, 2000. Manajemen Biaya Akuntansi dan Pengendalian Buku Satu, Edisi Pertama, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Hendrikson, Eldon S., 1995. Teori Akuntansi, Edisi Keempat, Editor Marianus Sinaga, Penerbit Erlangga, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2002. Standar Akuntansi Keuangan , Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, 1995. Akuntansi Intermediate Jilid Satu, Edisi Ketujuh, Terjemahan Herman Wibowo, Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta.
Kieso, Donald E., Jerry J. Weygandt, 1995. Akuntansi Intermediate Jilid Dua, Edisi Ketujuh, Terjemahan Herman Wibowo, Penerbit Binarupa Aksara, Jakarta.
71