DISTRIBUSI HEWAN TANAH A. Tujuan Pengamatan
Mengetahui distribusi hewan tanah dengan melakukan identifikasi dan perhitungan indeks struktur spesies dalam komunitas. B. Tinjauan Pustaka Dalam komuitas hewan juga melakukan penyebaran, dapat seragam, acak, atau berkelompok, baik distribusi horizontal maupun distribusi vertikal. Distribusi ini berkaitan dengan kondisi lingkungannya, seperti ketersediaan pangan atau adanya pembatas berupa faktor fisik lainnya. Untuk mengetahui hal tersebut dapat dilakukan identifikasi struktur spesies dan perhitungan indeks kesamaan. Jenis dalam komponen tropik atau didalam suatu komunitas biasanya diwakili oleh sejumlah besar individu, biomasa, produktivitas, atau indikasi dari kepentingan lainnya. Keanekaragaman jenis cenderung rendah dalam ekosistem yang secara fisik terkendali (yakni yang menjadi sasaran faktor pembatas fisika, kimia yang kuat) dan tinggi dalam ekosistem yang diatur secara biologi. 1. Indeks Dominansi (C) 2
C = ∑ ( ni / N )
Dimana : ni = nilai kepentingan tiap spesies (jumlah individu, biomasa,produksi biomasa,produksi dsb) N = total nilai kepentingan 2. Indeks Kesamaan (S) antara 2 sampel S = 2C / A+B
Dimana : A = jumlah spesies dalam sampel A B = jumlah spesies dalam sampel B C = jumlah spesies yang sama pada kedua sampel 3. Indeks Deversitas Spesies (indeks Shannon) H = − ∑ (ni / N) log (n i / N)
= − ∑ Pi log Pi Diamana : ni = nilai kepentingan untuk tiap spesies N = total nialai kepentingan Pi = peluanh kepentingan untuk tiap spesies = ni / N Hubungan jumlah dan jenis secara kuantitatif dangat beragam. Pendekatan yang digunakan untuk menganalisis keragaman jenis dalam keadaan yang berlainan, yakni : 1. Pembanding-pembanding yang didasarkan pada bentuk, pola atau
persamaan kurva banyaknnya jenis dan 2. Pembanding yang didasarkan pada indeks keanekaragaman yang merupakan nisbah atau penyataan matematika. Penting untuk diketahui bahwa keanekaragaman jenis mempunyai sejumlah komponen yang dapat memberikan reaksi secara berbeda terhadap faktor-faktor geografi,
perkembangan,
atau
fisik.
Indeks-indeks
dapat
digunakan
untuk
membandingkan komunitas atau kelompok populasi dengan lainnya, asalkan pertamatama ditentukan bahwa S merupakan fungsi linier dari log atau akar N. Indeks spesies / area (yakni jumlah per satuan area) juga digunakan untuk menyatakan keragaman, tetapi dalam membuat perabndinagn-perbandingan seseorang harus pasti bahwa besarnya contoh (sampel) dapat dibandingkan. C. Alat dan Bahan
1. Distribusi Horizontal a. Formalin b. Pitfall trap 2. Distribusi Vertikal a. Formalin b. Baki c. Kantong plastik d. Pinset e. Pisau D. Cara Kerja
1. Distribusi Horizontal a. Melakukan pengumpulan hewan dengan metoda pitfall trap, sebanyak 3 sampel, dengan jarak antara sampel minimal 5 meter. b. Mengidentifikasi dan menghitung masing-masing spesies yang ditemukan pada tiap sampel. c. Menghitung indeks dominansi, indeks kesamaan dan indeks diversitas. d. Menyebutkan hewan yang berdistribusi seragam, acak, atau bergerombol. 2. Distribusi Vertikal a. Melakukan pengumpulan hewan dengan melakukan penggalian atau menggunakan bor tanah, minimum sebanyak 5 sampel, dengan jarak antara sampel minimal 5 meter.
b. Mengumpulkan sampel pada tiap kedalam, 0-10 cm, 11-20 cm, 21-30 cm, kemudian melakukan identifikasi dan penghitungan total masing-masing hewan tanah yang ditemukan pada tiap sampel. c. Menghitung indeks dominansi, indeks kesamaan, dan indeks diversitas pada t iap kedalaman. Kemudian membandingkannya. E. Data Hasil Pengamatan
1. Distribusi Horizontal
Tabel : Jumlah hewan tanah di dekat DB Faperta, dengan cara pitfall trap No sampel I
II
III
Nama Takson
Jumlah
Semut hitam besar
3
Semut merah kecil
49
Colembolla
2
Semut hitam besar
4
Semut merah kecil
14
Colembolla
2
Laba-laba
1
Nyamuk
2
Semut hitam besar
1
Semut merah kecil
8
Colembolla
1
Laba-laba
3
Lalat buah
1
Berdasarkan hasil pengamatan jumlah spesies di dekat DB Faperta Sampel I : berjumlah 54 Sampel II : berjumlah 23 Sampel III : berjumlah 14 Jumlah individu (spesies) adalah 91
2. Distribusi Vertikal
Nama kelompok
Nama Takson
Jumlah takson/lapisan
Jumlah
0-10cm
10-20cm
20-30cm
takson
Kelompok 1 :
1) semut
25
2
10
37
rany, alfiah, neti,
2) cacing
2
2
-
4
ulfa, susi, riki
3) kelabang
2
1
-
3
4) ulat
-
-
2
2
Kelompok 2:
1) semut
2
9
1
12
ellyit, popong,
2) rayap
6
4
-
10
laila, tita, neng
3) cacing
14
2
-
16
tine, hendi
4) bayi cacing
-
2
-
2
Kelompok 3: lina,
1) semut
29
19
-
48
ika, vina, elin,
2) cacing
4
1
-
5
kartika, iman
3) laba-laba
1
-
-
1
4) kuuk
3
-
-
3
5) ulat
1
-
-
1
Kelompok 4: rifa,
1) semut
32
23
3
59
dinda, ina, ajeng,
2) rayap
17
5
-
22
verina, vicky
3) cacing
4
2
1
7
4)hemiptera
2
1
-
3
putih kecil Kelompok 5:
1) semut
17
13
-
30
vidya, nurhayati,
2)cacing
2
2
3
7
tia, rini, dede tomi
3) rayap
-
12
8
20
4) kaki seribu
-
-
1
1
Kelompok 6:
1)semut
4
1
-
5
Ayang, uswatun,
2) cacing
5
4
-
9
wiwit, acep, elis
3) kelabang
-
-
1
1
F. Analisis Data
1. Distribusi Horizontal Dari hasil pengamatan yang kami lakukan, memperlihatkan bahwa pada percobaan distribusi horizontal dapat diperoloeh data sebagai berikut: 1. Indeks Dominansi (C) a. Sampel I 1) Semut hitam besar 2
Ca = ∑ (
2 Ca = ∑ (
Ca =
2) Semut merah kecil 2
Cb = ∑ (
2 Cb = ∑ (
Cb =
3) Colembolla 2
Cc = ∑ (
2 Cc = ∑ (
Cc =
CT = Ca +Cb+Cc =
+
+
=
= 0,83
Maka, indeks dominansi (C) di sampel I adalah 0,83 b. Sampel II 1) Semut hitam besar 2
Ca = ∑ (
2 Ca = ∑ (
Ca =
2) Semut merah kecil 2
Cb = ∑ (
2 Cb = ∑ (
Cb =
3) Colembolla
2 Cc = ∑ (
2
Cc = ∑ (
Cc =
4) Laba-laba
2 Cd = ∑ (
2
Cd = ∑ ( Cd =
5) Nyamuk 2
Ce = ∑ (
2
Ce = ∑ (
Ce =
CT = Ca +Cb+Cc+C d+C =
+
+
=
= 0,42
Maka, indeks dominansi (C) di sampel II adalah 0,42 c. Sampel III 1) Semut hitam besar 2
Ca = ∑ (
2
Ca = ∑ (
Ca =
2) Semut merah kecil
2 Cb = ∑ (
2
Cb = ∑ ( Cb =
3) Colembolla
2 Cc = ∑ (
2 Cc = ∑ (
Cc =
4) Laba-laba 2
Cd = ∑ (
2 Cd = ∑ (
Cd =
5) Lalat buah 2
Ce = ∑ (
2 Ce = ∑ (
Ce =
CT = Ca +Cb+Cc+C d+Ce =
+
=
Maka, indeks dominansi (C) di sampel III adalah 0,39 2. Indeks Kesamaan (S) Spesies yang sama antara 2 sampel a. Sampel I dan Sampel II 1) Semut hitam
3 &4
2) Semut merah
49 & 14
3) Colembolla
2&2
C=3 S = 2C / A+B S = 2.3 / 3+4 S = 0,86
Indeks ketidaksamaan 1− 0,86= 0,14 b. Sampel I dan Sampel III 1) Semut hitam
3&1
2) Semut merah
49 & 8
3) Colembolla
2&1
C=3 S = 2C / A+B S = 2.3 / 49+8
S = 0,105
Indeks ketidaksamaan 1 – 0,105 = 0,895 c. Sampel II dan Sampel III 1) Semut hitam
4&1
2) Semut merah
14 & 8
3) Colembolla
2&1
4) Laba-laba 1 & 3 C=4 S = 2C / A+B S = 2.4 / 14+8 S = 0,36
Indeks ketidaksamaan 1− 0.36 = 0,64 3. Indeks Diversitas (H)
H = -∑ ( ) log( ) a. Sampel I
H = -∑ ( ) log( )
H = -∑ {( ) log( )+ ( ) log( )+ ( ) log( )} H = 0,161 b. Sampel II
H = -∑ ( ) log( )
H = -∑{( ) log( )+ ( ) log( )+ ( ) log( )+ ( ) log( )+ ( ) log( )} H = 0,507 c. Sampel III
H = -∑ ( ) log( )
H = -∑ {( ) log( )+ ( ) log( )+ ( ) log( )+ ( ) log( )+ ( ) log( )} H = 0,528 Dapat disimpulkan: 1. Indeks dominansi (C), sampel I = 0,83 ; sampel II = 0,42; sampel III = 0,39. 2. Indeks kesamaan (S) antar 2 sampel, sampel I & II = 0,83; sampel I & III = 0,105; sampel II & III = 0,36 3. Indeks diversitas (H), sampel I = 0,161; sampel II = 0,507; sampel III = 0,528.
2. Distribusi Vertikal 1) Indeks dominansi Kelompok
Nama 1
takson 10
Indeks
Semut
dominansi
Rayap
(C)
Cacing
2 C=∑(
Ulat
20
0,30
1,89
2
-03
-
1,89
1,89
-03
30 0,05
-03
-
-
1,89
10
20
-03
0,05
0,0225
0,01
0,122
2,5
2,5
3 30 6,25
-04
-03
-
30
0,25
0,11
-
2,97-04
-
2,97-04
-
-
2,68-03
-
-
2,97-04
-
-
4,76
Kuuk -03
-
20
-
-03
b.cacing
10
2,5
-03
-
hemiptra Laba2 Kelabang
1,89
-03
-
-
Kaki seribu
Kelompok
Nama 4
takson
5
10
20
30
Indeks
Semut
0,13
0,07
1,1
dominansi
Rayap
0,04
0,06
-
(C)
Cacing
2
C=∑(
1,97
-03
4,9
-04
1,2
1,2
-04
-
-03
-04
6
10
20
30
10
20
30
0,09
0,05
-
0,071
0.067
-
-
0,04
0,02 0,11
0,071
-
-
-
4,44-03
1,19
-03
1,19-03
2,67
-03
Ulat Kuuk b.cacing hemiptra
4,9
-04
Laba2 Kelabang Kaki seribu
-
-
2,97
-04
2) Indeks kesamaan Nama
Indeks kesamaan antar 2 kelompok
Indeks
takson
1&2
1&3
1&4
1&5
1&6
2&3
2&4
2&5
2&6
3&4
3&5
3&6
4&5
4&6
kesamaan
Semut
0,08
0,07
0,04
0,06
0,14
0,07
0,09
0,14
0,24
0,04
0,05
0,08
0,07
0,06
(S)
Rayap
0,19
0,2
0,26
0,26
S=
Cacing
Ulat
0,2
0,67
0,36
0,36
0,46
0,19
0,14 0,16
0,31
0,33
0,29
2
Kelabang
1,5
3) Indeks diversitas Indeks
Kelompok
Diversitas (H)
1
2
3
4
5
6
0,35
0,53
0,28
0,41
0,45
0,59
H=−∑(
G. Pembahasan
1. Distribusi Horizontal Dilihat dari analisis ketiga nilai-nilai indeks diatas, dapat diketahui bahwa pada indeks dominansi, yang memiliki nilai paling tinggi terdapat pada sampel I, ini menunjukan bahwa pada sampel I terdapat banyak populasi hewan tanah yang lebih dominan jika dibandingkan pada sampel-sampel yang lain. Pada indeks kesamaan, yang memiliki nilai paling tinggi terdapat pada sampel I & 2, ini menunjukan bahwa pada sampel I & 2 memiliki kesamaan hewan tanah yang paling tinggi jika dibandingkan dengan perbandingan-perbandingan antara 2 sampel yang lain. Pada indeks diversitas, yang memiliki nilai paling tinggi adalah sampel III.ini menunjukan bahwa pada sampel III terdapat peluang kepentingan untuk tiap spesies yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan sampel-sampel yang lain. 2. Distribusi Vertikal Dilihat dari analisis data distribusi vertikal, indeks dominansi yang paling tinggi terdapat pada spesies semut di kedalaman 0-10cm yang di uji cobakan oleh kelompok 6. Pada indeks kesamaan, nilai yang paling tinggi yaitu indeks kesamaan antara kelmpok 1 & 3 pada spesies cacing.
0,43
0,25
Pada indeks diversitas, yang memiliki nilai tertinggi yaitu pada percobaan yang dilakukan kelompok 6, yaitu H = 0,59.
H. Kesimpulan
Dari hasil percobaan distribusi hewan tanah dengan melakukan identifikasi dan perhitungan indeks struktur spesies dalam komunitas, dapat diketahui bahwa dalam suatu komunitas, hewan dapat melakukan penyebaran, secara seragam, acak, ataupun secara berkelompok, baik distribusi horizontal maupun vertikal. Distribusi ini berkaitan dengan kondisi lingkungannya, seperti ketersediaan pangan, atau adanya pembatas berupa faktor fisik lainnya.
I. Daftar Pustaka
Kuswarini. Purwati, MSi. Ekologi Hewan. 2004. Tasikmalaya Resosoedarmo. Prof, Soedjiran, MA. Dkk. Pengantar Ekologi.1985. Badan coordinator keluarga berencana nasional. Jakarta http://gm24.wordpress.com/tag/pitfall-trap/ http://cavefauna.wordpress.com/bagaimana-koleksi-arthropoda/perangkap-sumuranpitfall-traps/