Pada Pada pagi pagi itu, itu, hari hari juma jumatt di pusk puskes esma mass gala galam m rabah rabah (sebu (sebuah ah puske puskesm smas as yg bera berada da di pinggiran kota kabupaten) dr. dr. Boy sedang melayani pasien. Pada saat itu ada 30 pasien yg antri untuk mendapatkan pelayanan dr. Boy. Tiba-tiba datang sekelompok orang yg datang membawa tn. ass dgn tergopoh-gopoh ke puskesmas yg menurut keterangan mereka tn. aas baru saja s aja dipukul dgn sebatang besi pada dada kanannya oleh temannya sesama s esama buruh bangunan. !elihat keadaan tersebut, dr. Boy langsung mempersilahkan"mendahulukan pelayanan untuk tn. aas. #r. Boy segera melakukan pemeriksaan dan mendapatkan diagnosis telah terjadi $entil pneumothora% pada korban dan terdapat &raktur pada 'osta ke dan dan ke . #r. #r. Boy Boy seger segeraa memasa memasang ng wsd dnga dngan n meng menggu guna naka kan n sur&l sur&lo o no. no. *" *" yg bisa bisa digunakan pada saat itu di inter'osta ke + linea a%illaris anterior dan tn. aas merasa nyaman. #r. Boy segera meminta untuk tn. aas dirawat di puskesmas. arena besoknya" hari sabtu dr. dr. Boy harus menghadiri menghadiri pendidikan pendidikan kedokteran kedokteran berkelanjutan berkelanjutan maka ia mendelegasik mendelegasikan an perawatan ke dua orang dokter. dokter. g pertama dr. dr. agap (P/ di puskesmas), dr. dr. alai (internship). (internship). Pada sabtu malam sekitar sekitar jam 1 tn. aas kembali sesak dan sesaknya sesaknya semakin bertambah. Petugas yg sedang bertugas pada hari itu men'oba menghubungi dr. dr. aas dan dr. alai namun keduanya tdk dapat dihubungi, dihubungi, dan di'ari kerumah dinasnya namun keduanya tdk ada ditempat. ditempat. Tn. aas semakin semakin sesak dan pihak keluarga keluarga mendesak pihak pihak keluarga keluarga untuk untuk melaku melakukan kan tindak tindakan. an. 2tas desaka desakan n keluar keluarga, ga, maka maka mantri mantri tak baik baik melaku melakukan kan"" memberikan injeksi * *" amp $alium dgn harapan kegelisahan berkurang menit setelah suntikan nampak tn. /emakin sesak dan akhirnya meninggal dunia. eluarga tidak menerima keadaan tersebut dan melaporkannya ke polisi. *. 2pa ada pelanggaran etika, disiplin dan hukum4 . 2pa ini malpraktik4 /iapa yg mlakukan malpraktik4 /iapa yang harus brtanggung jawab4 3. Berikan penjelasan dan argumentasi kelompok
1. Apa ada pelanggaran etika, disiplin dan hukum?
#alam praktik kedokteran, setidaknya ada 3(tiga) norma yang berlaku yakni5 a. #isiplin, sebagai aturan penerapan keilmuan kedokteran6 b. 7tika, sebagai aturan penerapan etika kedokteran (odeki)6 dan '. 8ukum, sebagai aturan hukum kedokteran. Pelanggaran Etika? /eorang dokter dapat dibuktikan melanggar etik apabila tidak sesuai dengan pasal-pasal yang ter'antum dalam 9#7:. #ewan kehormatan kode etik dibentuk oleh organisasi pro&esi untuk menegakkan etika, pelaksanaan kegiatan pro&esi serta menilai men ilai pel pelang anggar garan an pro pro&esi &esi yan yang g dap dapat at mer merugi ugikan kan mas masyar yarakat akat ata atau u keh kehidu idupan pan pro&esionalisme di lingkungannya. ;ode etik kedokteran indonesia.0*.< 7tika pro&esi adalah kode etik dokter dan kode etik dokter gigi yang disusun oleh :katan #okter :ndonesia (:#:) dan Persatuan #okter igi :ndonesia (P#:). #an #a n da dalam lam Pasal Pasal + == e ese seha hata tan n ; ihat == o. 3 Tahun 001 tentang esehatan< a) Tenaga kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 harus memenuhi ketent ket entuan uan kod kodee eti etik, k, sta standa ndarr pro pro&esi &esi,, hak pen penggu gguna na pela pelayan yanan an kes keseha ehatan tan,, standar pelayanan, dan standar prosedur operasional. b) etentuan mengenai kode etik dan standar pro&esi sebagaimana dimaksud pada ayat (*) diatur oleh organisasi pro&esi. ') etentuan mengenai hak pengguna pelayanan kesehatan, standar pelayanan, dan standar prosedur operasional operasional sebagai sebagaimana mana dimaksud pada ayat (*) diatur dengan Peraturan !enteri. Penegakan etika pro&esi kedokteran ini dilakukan oleh !ajelis ehormatan 7tik 7t ikaa e edo dokt kter eran an (> (>! !7 7?) ?) seb sebag agai aima mana na di dise sebu butk tkan an da dalam lam Pa Pasal sal * an angk gkaa 3 Pedoman 9rganisasi dan Tatalaksana erja !ajelis ehormatan 7tika edokteran :ndonesia, ?!ajelis ehormatan 7tik edokteran (!7) ialah salah satu badan otonom :katan #okter :ndonesa (:#:) yang dibentuk se'ara khusus di tingkat Pusat, @ilayah dan Aabang untuk menjalankan tugas kemahkamahan pro&esi, pembinaan etika pro&esi dan atau tugas kelembagaan dan ad ho' lainnya dalam tingkatannya masing-masing. #engan demikian, !7 adalah lembaga penegak etika pro&esi kedokteran (kodeki), di samping !#: (!ajelis ehormatan #isiplin edokteran :ndonesia) yakni yak ni lem lembag bagaa yan yang g ber berwen wenang ang unt untuk uk men menent entuka ukan n ada tid tidakn aknya ya kes kesalah alahan an yan yang g dilaku dil akukan kan dok dokter ter dan dok dokter ter gig gigii dal dalam am pen penerap erapan an dis disipl iplin in ilm ilmu u ked kedokt oktera eran n dan kedo ke dokt kter eran an gi gigi gi,, da dan n me mene neta tapk pkan an sa sank nksi si (l (lih ihat at Pa Pasal sal * an angk gkaa *+ == Pr Prak akti tik k edokteran). edok teran). /ehingga, /ehingga, dapat disimpulkan disimpulkan bahwa kode etik kedok kedokteran teran (kode (kodeki) ki) meru me rupak pakan an am aman anat at da dari ri pe pera ratu tura ran n pe peru rund ndan angg-un unda dang ngan an ya yang ng pe peny nyus usun unan anny nyaa diserahkan kepada organisasi pro&esi (:#:) sehingga memiliki kekuatan hukum yang mengikat mengi kat terhadap setiap anggota pada organisasi pro&esi pro&esi terseb tersebut. ut. ; .. #isastra Partnership aw Cirm (somelus.wordpress.'om)<
Pelanggaran Disiplin? Peraturan onsil edokteran :ndonesia (:) omor + Tahun 0** tentang #isiplin Pro&esional #okter dan #okter igi menyatakan dengan tegas, bahwa dokter dilarang keras melakukan pelanggaran disiplin pro&esional dokter. /edianya ada D bentuk pelanggaran disiplin dokter yang dimuat dalam peraturan : o + Tahun 0** yang harus dihindari seorang dokter. /e'ara garis besar pelanggaran kedisplinan itu menyangkut pelaksanaan praktik kedokteran yang tak kompeten, pengabaian pada tugas dan tanggung jawab pro&esional terhadap pasien serta berperilaku ter'ela yang merusak martabak dan kehormatan pro&esi kedokteran. ;Bhekti /uryani, Panduan uridis Penyelenggaraan Praktik edokteran, #unia 'erdas, 0*3, hlm.*30.< /eorang dokter dapat dikatakan melanggar disiplin jika ditemukan salah satu dari D hal yang termasuk pelanggaran disiplin kedokteran, sesuai konsil kedokteran :ndonesia nomor *E":"7P"F::"00 tentang pedoman penegakan disiplin pro&esi kedokteran bentuk pelanggaran disiplin kedokteran5 ;Peraturan onsil edokteran :ndonesia.< *. !elakukan praktik kedokteran dengan tidak kompeten. . Tidak merujuk pasien kepada dokter atau dokter gigi lain yang memiliki kompetensi sesuai. 3. !endelegasikan pekerjaan kepada tenaga kesehatan tertentu yang tidak memiliki kompetensi untuk melaksanakan pekerjaan tersebut. +. !enyediakan dokter atau dokter gigi pengganti sementara yang tidak memiliki kompetensi dan kewenangan yang sesuai atau tidak melakukan pemberitahuan perihal penggantian tersebut. . !enjalankan praktik kedokteran dalam konsisi tingkat kesehatan &isik maupun mental sedemikian rupa sehingga tidak kompeten dan dapat membahayakan pasien. . #alam penatalaksanaan pasien, melakukan yang seharusnya tidak dilakukan atau tidak melakukan yang seharusnya dilakukan, sesuai dengan tanggung jawab pro&esionalnya, tanpa alasan pembenar atau pemaa& yang sah, sehingga dapat membahayakan pasien. E. !elakukan pemeriksaan atau pengobatan berlebihan yang tidak sesuai dengan kebutuhan pasien. D. Tidak memberikan penjelasan yang jujur, etis dan memadai (adeGuate in&ormation) kepada pasien atau keluarganya dalam melakukan praktik kedokteran. 1. !elakukan tindakan medik tanpa memperoleh persetujuan dari pasien atau keluarga dekat atau wali atau pengampunya. *0. #engan sengaja, tidak membuat atau menyimpan rekam medik, sebagaimana diatur dalam peraturan perundangundang atau etika pro&esi.
**. !elakukan perbuatan yang bertujuan untuk menghentikan kehamilan yang tidak sesuai dengan ketentuan, sebagaimana diatur dalam peraturan perundangundangan dan etika pro&esi. *. !elakukan perbuatan yang dapat mengakhiri kehidupan pasien atas permintaan sendiri dan atau keluarganya. *3. !enjalankan praktik kedokteran dengan menerapkan pengetahuan atau keterampilan atau teknologi yang belum diterima atau diluar tata 'ara praktik kedokteran yang layak. *+. !elakukan penelitian dalam praktik kedokteran dengan menggunakan manusia sebagai subjek penelitian, tanpa memperoleh persetujuan etik (ethi'al 'learan'e) dari lembaga yang diakui pemerintah. *. Tidak melakukan pertolongan darurat atas dasar perikemanusiaan, padahal tidak membahayakan dirinya, ke'uali bila ia yakin ada orang lain yang bertugas dan mampu melakukannya. *. !enolak atau menghentikan tindakan pengobatannya terhadap pasien tanpa alasan yang layak dan sah sebagaimana diatur dalam peraturan perundangundangan atau etika pro&esi. *E. !embuka rahasia kedokteran, sebagaimana diatur dalam peraturan perundangundangan atau etika pro&esi. *D. !embuat keterangan medik yang tidak didasarkan kepada hasil pemeriksaan yang diketahuinya se'ara benar atau patut. *1. Turut serta dalam perbuatan yang termasuk tindakan penyiksaan (torture) atau eksekusi hukuman mati. 0. !eresepkan atau memberikan obat golongan narkotika, psikotropika dan Hat adikti& lainnya (2PI2) yang tidak sesuai dengan peraturan perundangundangan dan etika pro&esi. *. !elakukan pele'ehan seksual, tindakan intimidasi atau tindakan kekerasan terhadap pasien, ditempat praktik . !enggunakan gelar akademik atau sebutan pro&esi yang bukan haknya 3. !enerima imbalan sebagai hasil dari merujuk atau meminta pemeriksaan atau memberikan resep obat"alat kesehatan +. !engiklankan kemampuan" pelayanan atau kelebihan kemampuan" pelayanan yang dimiliki, baik lisan ataupun tulisan yang tidak benar atau menyesatkan . etergantungan pada narkotika, psikotropika, al'ohol serta Hat adikti& lainnya . Berpraktik dengan menggunakan /urat Tanda egistrasi (/T) atau /urat :jin Praktek (/:P) dan"atau serti&ikat kompetensi tidak sah E. etidakjujuran dalam menentukan jasa medi'. D. Tidak memberikan in&ormasi, dokumen dan alat bukti lainnya yang diperlukan !#: untuk pemeriksaan atas pengaduan dugaan pelanggaran disiplin. /ehingga berdasarkan kasus, dr. Boy telah melakukan pelanggaran disiplin dikarenakan dr. Boy tidak merujuk pasien kepada dokter atau dokter gigi lain yang memiliki kompetensi sesuai dan menyediakan dokter atau dokter gigi pengganti sementara yang tidak memiliki kompetensi dan kewenangan yang sesuai atau tidak melakukan pemberitahuan perihal penggantian tersebut.
Pelanggaran Hukum? odeki :ndonesia ditetapkan melalui keputusan !enteri esehatan omor +3+"!en.es"/"J"*1D3 tentang odeki. /uatu kode etik merupakan pedoman perilaku yang berisi garis-garis besar panduan sikap dan perilaku yang sepatutnya bagi pro&esi kedokteran. odeki mengatur hubungan hubungan antar manusia yang men'akupi kewajiban umum seorang dokter, hubungan dokter kepada pasien, kewajiban dokter terhadap teman sejawat dan kewajiban dokter terhadap dirinya sendiri. Menurut Endang Kusuma (Endang Kusuma Astuti, 200!1"#2$ pelanggaran terhadap Kodeki ada %ang merupakan pelanggaran etik semata, tetapi ada &uga %ang sekaligus pelanggaran hukum. 'elain tanggung &aa) etika dan pro*esi, dokter &uga mempun%ai tanggung &aa) di )aah hukum perdata, tanggung &aa) di )aah hukum pidana dan hukum administrasi. Prinsip %ang diatur dalam hukum perdata adalah, )arangsiapa %ang men%e)a)kan kerugian pada orang lain harus mengganti kerugian %ang ditim)ulkann%a. #okter dianggap bertanggungjawab dalam bidang hukum perdata manakala dokter tidak melaksanakan kea&i)ann%a atau tidak men&alankan prestasi . Berdasarkan Pasal 31 ==P, bahwa hubungan hukum dokter dan pasien adalah hubungan yang berasaskan pada kesepakatan. esepakatan yang dimaksud adalah kesepakatan terapeutik mengenai suatu usaha perawatan, atau biasa kenali sebagai perjanjian inspaning$erbintenis. Pada hakikatnya, dua bentuk pertanggungjawaban seorang dokter di dalam bidang hukum perdata, yaitu pertanggung&aa)an atas kerugian %ang dise)a)kan karena anprestasi (suatu per)uatan tidak memenuhi prestasi atau memenuhi prestasi se+ara tidak )aik$ . /elanjutnya, pertanggung&aa)an %ang dise)a)kan karena satu per)uatan melanggar hukum atau %ang )ertentangan dengan kea&i)an pro*esi . #alam hal gugatan berdasarkan wanprestasi pasien terhadap dokter, disini pasien perlu membuktikan adanya kerugian akibat tidak dipenuhinya prestasi atau kewajiban dalam hubungan terapeutik (dokter lalai menjalankan kewajiban). !enurut ilmu hukum perdata, seseorang dapat bertanggungjawab karena wanprestasi apabila, tidak melakukan apa yang sanggup untuk dilakukan, yaitu melakukan apa yang dijanjikan tetapi terlambat, melakukan dan melaksanakan satu perjanjian tetapi hasil tidak sesuai dengan apa yang telah diperjanjikan. ugatan membayar ganti rugi atas dasar kesepakatan atau perjanjian hanya dapat dilakukan bila memang ada perjanjian antara dokter dengan pasien. Perjanjian antara dokter pesakit berawal ketika seorang pasien datang ke tempat praktik dokter, yang mana dokter memenuhi permintaan pasien untuk mengobatinya. #alam hal ini seorang dokter berjanji dan mempunyai kewajiban untuk melakukan segala daya dan upaya untuk melakukan rawatan terhadap pasien. #alam gugatan wanprestasi hal yang paling utama adalah, perlu dibuktikan bahwa dokter tersebut telah benar-benar mengadakan perjanjian dengan pasien sehingga dokter itu melakukan wanprestasi. /ebab tanpa itu, akan susah bagi pasien untuk melakukan gugatan wanprestasi. anggung &aa) pidana tim)ul &ika pertama#tama dapat di)uktikan telah adan%a kesalahan pro*esional, misaln%a kesalahan dalam diagnosa atau
kesalahan dalam +ara pengo)atan atau pun peraatan . #ari segi hukum, kelalaian adalah merupakan suatu perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh seseorang yang mampu bertanggungjawab. esalahan dalam tindak pidana medis umumnya adalah kesalahan yang dilakukan karena kelalaiannya seorang dokter. #alam hukum pidana, penentuan atas kesalahan seseorang didasarkan atas hal-hal sebagai berikut5 eadaan batin orang yang melakukan, dalam hal ini diisyaratkan bahwa disadari atau tidak disadari perbuatan pelaku dilarang oleh undang-undang6 dan 2danya hubungan sikap batin antara pelaku dengan perbuatan yang dilakukan. elalaian pada asasnya bukan merupakan satu pelanggaran hukum apabila itu tidak menimbulkan kerugian. amun apabila menimbulkan kerugian materi bahkan juga kerugian &isik seperti ke'ederaan atau kematian, maka terhadap pembuat kerugian dapat dikenai hukuman di bawah hukum pidana. #isini terdapat perbedaan penting yaitu antara tindak pidana biasa dengan tindak pidana medis. Pada tindak pidana biasa, yang terutama diperhatikan adalah akibatnya, sedangkan pada tindak pidana medis adalah penyebabnya. @alaupun berakibat &atal, tetapi jika tidak terdapat unsur kelalaian atau kesalahan maka dokternya tidak dapat dipersalahkan. /ehingga berdasarkan kasus, terdapat pelanggaran hukum, yang mana telah dilakukan oleh dr. agap dan dr. alai dikarenakan tidak melaksanakan kewajibannya atau tidak menjalankan prestasi. Pneumothorax Venl merupakan Menurut SKDI merupakan Kompetensi 3A , yaitu Dokter Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan sik dan pemeriksaan!pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter misalnya pemeriksaan lab atau x!ray" Dokter dapat memutuskan dan memberi terapi pendahuluan, serta meru#uk ke spesialis yang rele$an %bukan kasus ga&at darurat'" (erdasarkan K)D*KI, Ke&a#iban Dokter +erhadap Pasien Pasal -" Seap Dokter &a#ib bersikap tulus ikhlas dan mempergunakan segala ilmu dan ketrampilannya untuk kepenngan pasien" Dalam hal ini ia dak mampu melakukan sesuatu pemeriksaan atau pengobatan , maka atas persetu#uan pasien, ia &a#ib meru#uk pasien kepada dokter yang mempunyai keahlian dalam penyakit tersebut"
(erdasarkan keterangan di atas tersebut maka sudah sesuai apa yang dilakukan oleh Dokter (oy terhadap pasien tersebut sesuai dengan keterangan diatas untuk terapi pendahuluan, akan tetapi seharusnya dokter (oy meru#uk pasien tersebut ke spesialis untuk selan#utnya" Paparan K)D*KI tentang Pertolongan Kega&atdaruratan Medik Kode *k Kedokteran Indonesia telah mengatur khusus tentang kega&at daruratan medik pada pasal . dengan dinyatakan sebagai berikut/ 0Seap dokter &a#ib melakukan pertolongan darurat sebagai suatu &u#ud tugas perikemanusiaan, ke1uali bila ia yakin ada orang lain bersedia dan mampu memberikannya"2 Dan salah satu 1akupan pasal . bur dinyatakan sebagai berikut/ 0%' Seap dokter yang melakukan pertolongan darurat maka ke&a#iban es ini mengalahkan permbangan!permbangan eka lainnya" Dalam men#alankan ke&a#iban es ini, dokter tersebut harus dilindungi dan dibela oleh teman se#a&at, mitra bestari dan4atau organisasi pro5esi, pemerintah dan4atau masyarakat"2
Dalam pen#elasan pasal . #uga dinyatakan sebagai berikut/ 0Pertolongan darurat yang dimaksud pada pasal di atas adalah pertolongan yang se1ara ilmu kedokteran harus segera dilakukan untuk men1egah kemaan, ke1a1atan, atau penderitaan yang berat pada seseorang" Seorang dokter &a#ib memberikan pertolongan keadaan ga&at darurat atas dasar kemanusiaan keka keadaan memungkinkan" 6alau dak saat bertugas, seorang dokter &a#ib memberikan pertolongan darurat kepada siapa pun yang sakit mendadak, ke1elakaan atau keadaan ben1ana" 7asa yakin dokter akan ada orang lain yang bersedia dan lebih mampu melakukan pertolongan darurat seyogyanya dilakukan se1ara 1ermat sesuai dengan keutamaan pro5esi, yakni untuk men#un#ung sikap dan rasa ingin berkorban pro5esi untuk kepenngan pertolongan darurat termaksud" 28alu pada pen#elasan 1akupan pasal . bur 3 dinyatakan sebagai berikut/ 0Ke&a#iban pada pasal di atas ini mengamanahkan kepada dokter untuk selalu bersedia melakukan pertolongan darurat kapanpun dan di manapun" (aik di dalam masa dinas atau dak"2 dokter harus menyadari ia memiliki kesadaran tanggung#a&ab moral yang besar untuk melakukan pertolongan kega&atdaruratan" (ahkan pada situasi ia dak berdinas sa#a, tanggung #a&ab moral itu melekat, (erdasarkan hal diatas, dokter gagap dan dokter lalai telah melanggar 1akupan pasal . diman dokter harus melakukan pertolongan darurat kapanpun dan di manapun" Dalam 9ndang!9ndang 7epublik Indonesia nomor :; tahun :--< tentang Prakk Kedokteran, pasal =a menyebutkan bah&a dokter harus 0memberikan pelayanan medis sesuai dengan standar pro5esi dan standar prosedur operasional>2" Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia nomor < tahun :- tentang Disiplin Pro5esional Dokter dan Dokter ?igi, dalam pasal 3 ayat :1 disebutkan bah&a 0mendelegasikan suatu peker#aan kepada tenaga
kesehatan tertentu yang dak memiliki kompetensi untuk melaksanakan peker#aan
tersebut2 adalah pelanggaran displin pro5esional dokter" pasal 3=< K9@Perdata / 0#ika seseorang dengan sukarela, dengan dak mendapat perintah untuk itu me&akili urusan orang lain dengan atau tanpa sepengetahuan orang itu, maka ia se1ara diam!diam mengikatkan dirinya untuk meneruskan serta menyelesaikan urusan tersebut sehingga orang yang di&akili kepenngan dapat menger#akan sendiri urusan itu>2" Penegakan @ukum dan Perlindungan @ukum (agi Dokter yang Diduga Melakukan Medikal Malpraktek %Dr" @" Syahrul Ma1hmud, S"@", M"@"' %hal" :3!:<'/ 0Malpraktek adalah, seap sikap ndak yang salah, kekurangan keterampilan dalam ukuran ngkat yang dak &a#ar" Islah ini umumnya dipergunakan terhadap sikap ndak dari para dokter, penga1ara dan akuntan" Kegagalan untuk memberikan pelayanan pro5esional dan melakukan pada ukuran ngkat keterampilan dan kepandaian yang &a#ar di dalam masyarakatnya oleh teman se#a&at rata! rata dari pro5esi itu, sehingga mengakibatkan luka, kehilangan atau kerugian pada penerima pelayanan tersebut yang 1enderung menaruh keper1ayaan terhadap mereka itu" +ermasuk di dalamnya seap sikap ndak pro5esional yang salah, kekurangan keterampilan yang dak &a#ar atau kurang keha!haan atau ke&a#iban hukum, praktek buruk atau ilegal atau sikap immoral"2
Pasal ayat %' huru5 b 99 +enaga Kesehatan/ %' Dengan dak mengurangi ketentuan!ketentuan di dalam Kitab 9ndang!undang @ukum Pidana dan Peraturan!peraturan perundang!undangan lain, maka terhadap tenaga kesehatan dapat dilakukan ndakan!ndakan administrap dalam hal sebagai berikut/ a" melalaikan ke&a#iban b" melakukan sesuatu hal yang seharusnya dak boleh diperbuat olh seorang tenaga kesehatan, baik mengingat sumpah #abatannya maupun mengingat sumpah sebagai tenaga kesehatan 1" mengabaikan sesuatu yang seharusnya dilakukan oleh tenaga kesehatan d" melanggar sesuatu ketentuan menurut atau berdasarkan undang!undang ini" Dugaan adanya malprakk kedokteran harus ditelusuri dan dianalisis terlebih dahulu untuk dapat dipaskan ada atau daknya malprakk, ke1uali apabila 5aktanya sudah membukkan bah&a telah terdapat kelalaian" Pembukannya dapat dilakukan dengan dua 1ara yaitu/ " Bara langsung Pembukan suatu ndakan tenaga medis dianggap lalai apabila telah memenuhi tolak ukur
b' Dereli1on o5 Duty %penyimpangan dari ke&a#iban' (erar pelanggaran ke&a#iban tersebut, sehinga mengakibatkan mbulnya kerugian kepada pasien arnya dak memenuhinya standard pro5esi medik" Penentuan bah&a adanya penyimpangan dari standard pro5esi medik adalah sesuatu yang harus didasarkan atas 5akta!5akta se1ara kasuiss yang harus dipermbangkan oleh para ahli dan saksi ahli" 1' Damage %kerugian' (erar kerugian yang diderita pasien itu harus ber&u#ud dalam bentuk sik, nan1ial, emosional atau berbagai kategori kerugian lainnya" Di dalam kepustakaan dibedakan antara / C Kerugian umum %general damages', termasuk kehilangan pendapatan yang akan diterima, kesakitan dan penderitaan %loss o5 5uture earnings and pain and suering' C Kerugian khusus %spe1ial damages', kerugian nan1ial nyata yang harus dikeluarkan seper biaya pengobatan" d' Dire1t Bausaon %penyebab langsung' (erar bah&a harus ada kaitan kausal antara ndakan yang dilakukan dan kerugian yang diderita" Penggugat harus membukkan bah&a terdapat suatu 0brea1h o5 duty2 dan bah&a penyimpangan itu merupakan sebab %proximite 1ause' dari kerugian4 luka yang diderita pasein" @al ini adalah sesuatu yang dak mudah dilakukan oleh pasien
2. Apa ini malpraktik? 'iapa %g mlakukan malpraktik? 'iapa %g harus )rtanggung &aa)?
Kata kelalaian medis tidak terdapat dalam UU Praktik kedokteran. Namun demikian istilah kelalaian dikenal dalam UU Kesehatan dalam Pasal 29 disebutkan “Dalam hal tenaga kesehatan diduga melakukan kelalaian dalam menjalankan profesinya, kelalaian tersebut harus diselesaikan terlebih dahulu melalui mediasi. Kemudian pada Pasal !" ayat # UU Kesehatan “$etiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap seseorang, tenaga kesehatan, dan atau penyelenggara kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau kelalaian dalam pelayanan kesehatan yang diterimanya. Kelalaian dari ka%amata hukum pidana adalah bagian dari kesalahan termasuk juga kesengajaan yang dapat membuat seseorang karena perbuatan sengaja maupun lalai menyebabkan luka bahkan matinya orang lain akan dipidana sebagaimana tersebut dalam Pasal &!9 dan Pasal &'( KU)P. Dari sisi hukum perdata, manakala seseorang karena kelalaiannya menyebabkan kerugian kepada orang lain, baik itu kerugian materil maupun kerugian fisik, sepanjang kerugian itu dapat dinilai dengan uang, maka orang lain yang menyebabkan kerugian tersebut dapat digugat untuk membayar ganti rugi. 8ukum medis berkaitan erat dengan bidang hukum lain, yaitu hukum perdata, hukum administrasi dan hukum pidana. 9leh karena itu, semua kelalaian dalam bidang medis juga berkaitan dengan ketiga bidang hukum tersebut di atas. #i :ndonesia, beberapa sarjana membedakan kelalaian ke dalam dua bentuk, yaitu kelalaian medis etik, kelalaian medis yuridis (hukum perdata, hukum pidana, dan hukum administrasi) (/oedjatmiko, 00*53). elalaian medis etis adalah dokter melakukan suatu tindakan yang bertentangan dengan etika kedokteran. /edangkan etika kedokteran adalah sebagaimana ter'antum di dalam ode 7tik edokteran :ndonesia (yang selanjutnya akan disebut odeki) yang memuat atau merupakan seperangkat standar etika, prinsip, aturan atau norma yang berlaku untuk dokter (/oedjatmiko, 00*5+). elalaian medis etik ini merupakan dampak negati& dari kemajuan teknologi kedokteran. aitu emajuan yang mestinya akan memberikan kemudahan dan kenyamanan bagi pasien, dan membantu dokter untuk mempermudah untuk menentukan diagnosa dengan lebih 'epat, lebih tepat dan akurat sehingga rehabilitasi pasien bisa lebih 'epat, tapi ternyata memberikan e&ek samping yang tidak diinginkan. 7&ek samping maupun dampak yang negati& dari kemajuan tersebut adalah5 Pertama, omunikasi antara dokter dengan pasien semakin berkurang, edua, 7tika kedokteran terkontaminasi dengan kepentingan bisnis, etiga, 8arga pelayanan medis semakin tinggi, dan sebagainya (gesti estari, 00*53). /elain itu, kelalaian medis yuridis dapat dibagi menjadi tiga, yaitu kelalaian dari sisi hukum perdata, dari sisi hukum administrasi dan sisi hukum pidana. #e&inisi kelalaian dari sisi hukum perdata, hukum administrasi dan hukum pidana adalah tidak sama, dan masing-masing mempunyai konsekuensi yuridis yang berbeda. /e'ara umum kelalaian adalah satu pengertian normati&, dimana Konkers menyebutkan + unsur kesalahan (kelalaian) sebagai tolok ukur dalam hukum pidana, Pertama,
Bertentangan dengan hukum6 edua, 2kibatnya dapat dibayangkan6 etiga, 2kibatnya dapat dihindarkan6 eempat, /ehingga perbuatannya dapat dipersalahkan kepadanya.
-. erikan pn&elasan dan argumentasi kelompok Berbi'ara mengenai malpraktik atau malpra'ti'e berasal dari kata >mal? yang berarti buruk.
/edang kata >pra'ti'e? berarti suatu tindakan atau praktik. #engan demikian se'ara har&iah dapat diartikan sebagai suatu tindakan medik >buruk? yang dilakukan dokter dalam hubungannya dengan pasien. #i :ndonesia, istilah malpraktik yang sudah sangat dikenal oleh para tenaga kesehatan sebenarnya hanyalah merupakan suatu bentuk medi'al malpra'ti'e, yaitu medi'al negligen'e yang dalam bahasa :ndonesia disebut kelalaian medik. !enurut onHales dalam bukunya egal !edi'al Pathology and To%i'ology menyebutkan bahwa malpractice is the term applied to the wrongful or improper practice of medicine, which result in injury to the patient. !alpraktik menurut 2Hrul 2Hwar memiliki beberapa arti. Pertama, malpraktik adalah setiap kesalahan pro&esional yang diperbuat oleh dokter, oleh karena pada waktu melakukan pekerjaan pro&esionalnya, tidak memeriksa, tidak menilai, tidak berbuat atau meninggalkan halhal yang diperiksa, dinilai, diperbuat atau di lakukan oleh dokter pada umumnya, di dalam situasi dan kondisi yang sama. edua, malpraktik adalah setiap kesalahan yang diperbuat oleh dokter, oleh karena melakukan pekerjaan kedokteran di bawah standar yang sebenarnya se'ara rata-rata dan masuk akal, dapat di lakukan oleh setiap dokter dalam siatuasi atau tempat yang sama. etiga, malpraktik adalah setiap kesalahan pro&esional diperbuat oleh seorang dokter, yang di dalamnya termasuk kesalahan karena perbuatan-perbuatan yang tidak masuk akal serta kesalahan karena keterampilan ataupun kesetiaan yang kurang dalam menyelenggarakan kewajiban atau dan atau pun keper'ayaan pro&esional yang dimilikinya.
#alam hal ini dr Boy artinya telah melakukan tindakan malpraktik karena tidak segera merujuk pasien untuk ditatalaksanai lebih lanjut oleh dokter yang lebih ahli. #r lalai dan dr gagap juga telah melakukan tindakan malpraktik karena telah meninggalkann tanggung jawab yang dilimpahkan padanya oleh dr boy dengan tidak adanya respon saat pasien gawat. !antri juga telah melakukan malpraktik karena melakukan sesuatu hal yang seharusnya tidak dilakukan dengan memberikan $alium pada pasien sesak yang malah menyebabkan depresi napas hingga pasien meninggal. !enurut !unir Cuady, malpraktik memiliki pengertian yaitu setiap tindakan medis yang dilakukan dokter atau orang-orang di bawah pengwasannya, atau penyedia jasa kesehatan yang dilakukan terhadap pasiennya, baik dalam hal diagnosis, terapeutik dan manajemen penyakit yang dilakukan se'ara melanggar hukum, kepatutan, kesusilaandan prinsip-prinsip pro&esional baik dilakukan dengan sengaja atau karena kurang hati-hati yang menyebabkan salah tindak rasa sakit, luka, 'a'at, kerusakan tubuh, kematian dan kerugian lainnya yang menyebabkan dokter atau perawat harus bertanggungjawab baik se'ara administrati&, perdata maupun pidana. Perbuatan melanggar hukum (onre'ht- matige daad) dalam perkembangannya diperluas menjadi + (empat) kriteria. Pertama, bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku6 atau kedua, melawan hukum hak subjekti& orang lain6 atau ketiga, melawan kaidah tata susila6 atau keempat bertentangan dengan kepatutan, ketelitian dan sikap hati-hati yang seharusnya dimiliki seseorang dalam pergaulan dengan sesama warga masyarakat atau terhadap harta benda orang lain. /elain itu, terdapat beberapa hal yang dapat menyebabkan seorang tenaga kesehatan melakukan tindakan malpraktik medik, yaitu apabila tidak melakukan tindakan medis sesuai dengan di bawah ini, yaitu5
a. /tandar Pro&esi edokteran5 #alam pro&esi kedokteran, ada tiga hal yang harus ada dalam standar pro&esinya, yaitu kewenangan, kemampuan rata-rata dan ketelitian umum. b. /tandar Prosedur 9perasional (/9P)5 /9P adalah suatu perangkat instruksi" langkahlangkah yang dibakukan untuk menyelesaikan suatu proses kerja rutin tertentu. '. :n&ormed Aonsent5 /ubstansi in&ormed 'onsent adalah memberikan in&ormasi tentang metode dan jenis rawatan yang dilakukan terhadap pasien, termasuk peluang kesembuhan dan resiko yang akan dialami oleh pasien. !asalah tanggungjawab dokter dalam kasus malpraktik medik, ada rele$ansi dengan perbuatan melanggar hukum Pasal *3 dan *3+ .=.8 Perdata, yaitu a. pasien harus mengalami suatu kerugian6 b. ada kesalahan atau kelalaian (disamping perseorangan, rumah sakit juga dapat bertanggungjawab atas kesalahan atau kelalaian pegawainya)6 '. ada hubungan kausal antara kerugian dan kesalahan6 dan keempat, perbuatan itu melanggar hukum. #ikasus ini pasien telah mengalami kerugian karena telah terjadi kematian. Pada kasus ini juga didapatkan kelalaian dan kesalahan yang dilakukan dokter dan mantri berupa..
#alam sistem hukum :ndonesia yang salah satu komponennya merupakan satu hukum substanti&, diantara hukum positi& yang berlaku tidak dikenal adanya istilah malpraktik, baik dalam =ndang-=ndang o. 3 Tahun *11 tentang kesehatan maupun dalam =ndang=ndang o. 1 Tahun 00+ tentang Praktik edokteran. !emperhatikan =ndang-=ndang o 3 Tahun *11 khususnya pada Pasal + dan disebut sebagai kesalahan atau kelalaian dokter. /edangkan pada =ndang-=ndang o. 1 Tahun 00+, khususnya pada Pasal D+ dikatakan sebagai pelanggaran disiplin dokter.
Pegangan pokok yang dipakai untuk menetapkan adan%a malpraktik +ukup &elas %akni adan%a kesalahan pro*esional %ang dilakukan oleh seorang dokter pada aktu melakukan peraatan dan ada pihak lain %ang dirugikan atas tindakan dokter terse)ut.
!enurut 2Hrul 2Hwar yang mengutip pendapat dari Benard night bahwa dalam praktik sehari-hari ada tiga kriteria untuk menentukan adanya kesalahan pro&esional. -Pertama, adan%a kea&i)an dokter men%elenggarakan pela%anan kedokteran )agi pasienn%a, titik tolak dari kemungkinan ter&adin%a kesalahan pro*esional %ang menim)ulkan kerugian )agi orang lain terse)ut adalah adan%a kea&i)an pada diri dokter melakukan tindakan medik atau pela%a# nan kedokteran )agi pasienn%a, kea&i)an %ang dimaksud disini, %ang tunduk pada hukum per&an&ian, maupun mempun%ai )e)erapa +iri khusus dan&ika disederhanakan dapat di)eda# kan atas pro*essional ditues, do+tor patient rela#tionship, in*ormed +onsent, pro*essional medi# +al standard, lingkup pro*esional %ang dimiliki terse)ut han%a untuk upa%a %ang akan di laksanakan sa&a, )ukan untuk hasil akhir. ####Kedua, adan%a pelanggaran kea&i)an dokter terhadap pasienn%a, sesuai dengan pe# ngertian kea&i)an se)agaimana dikemukakan di atasmaka pelanggaran %ang dimaksud disini han%alah %ang sesuai dengan kelima +iri ke# a&i)an pro*esional seorang dokter, misaln%a, tidak melakukan kea&i)an pro*esional seorang dokter se)agaimana %ang la/imn%a dilakukan oleh setiap dokter telah ter&adi kontra tera# petik, tetapi dokter tidak melakukan kea&i)an pro*esionaln%a, se)agaimana %ang la/im dilaku# kan oleh seorang dokter pada setiap pela%anan kesehatan tidak meminta persetu&uan pasien se)elum melakukan suatu tindakan medik dan atau pela%anan kedokteran tidak melaksana# kan tindakan medik atau pela%anan kedokteran sesuai
dengan standar pro*esi dan men&an&ikan hasil tindakan medik pela%anan kedokteran %ang ken%ataann%a tidak sesuai dengan per&an&ian. ##Ketiga, se)agai aki)at pelanggaran kea&i)an tim)ul kerugian terhadap pasien, kerugian %ang dimaksud disini semata#mata ter&adi karena adan%a kesalahan pro*esional, )ukan karena resiko suatu tindakan medik.
elalaian atau negligen'e menurut eeton !edi'al egligen'e L The /tandard o& Aare, *1D0 adalah suatu sikap tindak yang oleh masyarakat dianggap menimbulkan bahaya se'ara tidak wajar dan diklasi&ikasikan demikian karena orang itu bisa membayangkan atau seharusnya membayangkan bahwa tindakan itu bisa mengakibatkan orang lain harus menanggung risiko, dan bahwa si&at dari risiko itu sedemikian beratnya, sehingga seharusnya ia bertindak dengan 'ara yang lebih hati-hati. Mya bahwa pada kasus ini telah terjadi tindakan malpraktik yang dilakukan oleh mantri, yang memberikan $alium * N ampul, dengan *0mg"ml * ampulnya.
Penggunaan Falium
memiliki e&ek yang kuat pada otak dan tubuh. 7&ek ini bisa permanen dan, dalam beberapa kasus, mengan'am jiwa. 7&ek Falium meliputi5 8ilang ingatan, halusinasi, sulit berna&as, koma, serangan jantung. Falium seharusnya diberikan dengan indikasi ke'emasan, ketegangan, antikon$ulsan, 'erebral palsy, tetanus, dan e&ek sedasi prosedural dalam gastroskopi, 'ardio$ersi, eso&agoskopi. #an dikontraindikasikan pada seseorang yang hipersensiti& terhadap benHodiaHepin, penyakit paru obstrukti& kronik, gagal napas, inu&isiensi pernapasan berat, inu&isiensi hati berat, sleep apnoea syndrome, miestenia gra$is. Pada kasus ini telah terjadi kelalaian dan malpraktik yang dilakukan oleh mantri karena memberikan obat injeksi $alium yang kontraindikasi pada seseorang dengan inu&isiensi pernapasan berat elalaian medis adalah suatu keadaan dimana seseorang bertindak kurang hati-hati menurut ukuran wajar. arena tidak melakukan apa yang seharusnya seseorang itu. elalaian
men'akup (dua) hal, yakni5 Pertama , karena melakukan sesuatu yang seharusnya tidak dilakukan6 atau edua, karena tidak melakukan sesuatu yang seharusnya dilakukannya. d. Tolok =kur"/tandar elalaian !edis /eorang dokter dapat dikatakan mempunyai kesalahan apabila ia pada saat melakukan perbuatan itu dilihat dari segi masyarakat dapat di'ela karenanya. 2rtinya ialah, mengapa ia melakukan perbuatan yang merugikan masyarakat itu, padahal ia mampu untuk mengetahui perbuatan tersebut, dan oleh karena itu seharusnya dapat menghindari untuk berbuat demikian. 2pabila seorang dokter melakukannya, ini berarti dirinya memang sengaja melakukan perbuatan tersebut. arena itu 'elaannya menjadi5 mengapa dokter melakukan perbuatan yang ia mengerti akan berakibat merugikan masyarakat. #okter tersebut mengetahui kalau perbuatannya itu dilarang. ealpaan"kelalaian terjadi apabila seseorang melakukan perbuatan itu karena ia alpa"lalai terhadap
kewajiban
yang
menurut
tatanan
kehidupan
masyarakat
yang
berlaku
seharusnya"sepatutnya tidak dilaku-kan olehnya. arena itu mengapa ia tidak melakukan kewajiban-kewajiban yang seharusnya"sepatutnya dilakukan, sehingga masyarakat tidak dirugikan. #okter juga dapat dituntut atas dasar kelalaian, sehingga menimbulkan kerugian. ugatan atas dasar kelalaian ini diatur dalam Pasal *3 itab =ndang-=ndang 8ukum Perdata, yang bunyinya sebagai berikut, >/etiap orang bertanggung jawab tidak saja untuk kerugian yang disebabkan karena perbuatannya, tetapi juga untuk kerugian yang disebabkan karena kelalaian atau kurang hati-hatinya?. d. Tanggung Kawab Pidana esalahan atau kelalaian tenaga kesehatan dapat terjadi di bidang hukum pidana, diatur antara lain dalam Pasal 3, E, 1+ ayat (), 11, 30+, 3, 3++, 3+E, 3+D, 3+1, 3*, 31, 30, 3*, 3* itab =ndang-=ndang 8ukum Pidana. !engenai 'riminal malpra'ti'e yang
berupa ke'erobohan"kelalaian banyak kasus yang mun'ul di umah /akit. #alam literatur hukum kedokteran negara 2nglo-/a%on antara lain dari Taylor dikatakan bahwa seorang dokter baru dapat dipersalahkan dan digugat menurut hukum apabila dia sudah memenuhi syarat +-#, yaitu5 a. duty (kewajiban), b. derelictions of that duty (penyimpangan kewajiban), '. damage (kerugian), d. direct causal relationship (berkaitan langsung). #uty atau kewajiban bisa berdasarkan perjanjian (ius 'ontra'tu) atau menurut undangundang (ius deli'to). Kuga adalah kewajiban dokter untuk bekerja berdasarkan standar pro&esi. ini adalah kewajiban dokter pula untuk memperoleh in&ormed 'onsent, dalam arti wajib memberikan in&ormasi yang 'ukup dan mengerti sebelum mengambil tindakannya. :n&ormasi itu men'akup antara lain5 risiko yang melekat pada tindakan, kemungkinan timbul e&ek sampingan, alternati& lain jika ada, apa akibat jika tidak dilakukan dan sebagainya. Peraturan tentang persetujuan tindakan medis sudah diatur dalam Peraturan !enteri esehatan : o. D Tahun *1D1. Penentuan bahwa adanya penyimpangan dari standar pro&esi medis adalah sesuatu yang didasarkan atas &akta-&akta se'ara kasuistis yang harus dipertimbangkan oleh para ahli dan saksi ahli. amun sering kali pasien men'ampuradukkan antara akibat dan kelalaian. Bahwa timbul akibat negati& atau keadaan pasien yang tidak bertambah baik belum membuktikan adanya kelalaian. elalaian itu harus dibuktikan dengan jelas. 8arus dibuktikan dahulu bahwa dokter itu telah melakukan Mbrea'h o& dutyO.
#alam terminologi bahasa, kealpaan mengandung arti kekeliruan, yaitu bahwa sikap batin orang yang menimbulkan keadaan yang dilarang itu bukannya menentang larangan tersebut,
dia bukannya menghendaki atau menyetujui timbulnya hal yang terlarang itu, tetapi karena kesalahannya, kekeliruannya dalam batin sewaktu berbuat, sehingga menimbulkan keadaan yang dilarang itu, karena ia kurang mengindahkan larangan itu. #ari perbuatannya itu ia telah alpa, lalai atau teledor. :lmu pengetahuan hukum menyebutkan bahwa kealpaan mengandung dua syarat5 tidak mengadakan penduga-duga sebagaimana yang diharuskan oleh hukum, dan tidak mengadakan penghati-hati sebagaimana yang diharuskan oleh hukum. a. ang dimaksud dengan tidak mengadakan penduga-duga dapat terjadi karena (dua) kemungkinan5 i. pelaku delik berpikir bahwa akibat tidak akan terjadi karena perbuatannya itu. Padahal ternyata bahwa pendapatnya itu kemudian ternyata tidak benar. #alam hal demikian telah terjadi kealpaan yang disadari L bewuste 'ulpa. Pelaku delik tidak mengadakan penduga-duga lebih dulu itu terletak dalam kesalahan pikir atau pandang yang seharusnya dapat ia tepiskan. emungkinan ini diinsa&, namun tetap dilakukan juga karena ia per'aya akan kebenaran pandangan atau pikirannya6 ii. pelaku delik sama sekali tidak mempunyai pikiran bahwa akibat yang dilarang itu mungkin dapat terjadi karena perbuatannya. #alam hal ini telah terjadi kealpaan yang tidak disadari -onbewuste 'ulpa-. #alam hal ini tidak mengadakan penduga-duga karena tidak adanya pikiran sama sekali bahwa akan terjadi aki-bat yang &atal karena perbuatannya itu. b. 2dapun yang dimaksud dengan tidak mengadakan penghati-hati ialah bahwa pelaku delik tidak mengadakan penelitian serta usaha-usaha pen'egahan yang mungkin dapat menjadi kenyataan apabila dalam kondisi tertentu, atau dalam 'aranya melakukan perbuatan itu akibat tersebut dapat terjadi. #ari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan, bahwa kealpaan atau kelalaian hakikatnya mengandung tiga unsur, yaitu5
*. Pelaku berbuat (atau tidak berbuat), lain daripada apa yang seharusnya ia perbuat (atau tidak berbuat), sehingga dengan berbuat demikian (atau tidak berbuat) telah melakukan perbuatan melawan hukum. . Pelaku telah berbuat lalai, lengah, atau kurang berpikir panjang. 3. Peralat dalam tubuh pasien, sehingga pasien mengalami in&eksi sehingga mengakibatkan
pasien
tersebut
menderita
dan
dapat
pula
karena
komplikasinya menyebabkan pasien tersebut meninggal dunia. Berdasarkan hal diatas maka dapat disimpulkan bahwa telah terjadi kelalaian yang dilakukan mantri. #okter tidak saja bertanggung jawab atas kelalaian yang dilakukannya tetapi juga atas kelalaian yang dilakukan oleh orang-orang yang menjadi tanggungannya. Aontoh, seorang dokter ahli bedah bertanggung jawab atas perbuatan yang dilakukan oleh perawat yang membantu dalam pelaksanaan operasi di kamar bedah. Tanggung jawab dapat bersi&at indi$idual atau korporasi. /elain itu dapat pula dialihkan kepada pihak lain berdasarkan principle of vicarious liability. #engan prinsip ini maka rumah sakit dapat bertanggung gugat atas kesalahan yang dilakukan dokter-dokternya, asalkan dapat dibuktikan bahwa tindakan dokter itu dalam rangka melaksanakan kewajiban rumah sakit. #amage berarti kerugian yang diderita pasien itu harus berwujud dalam bentuk &isik, &inansial, emosional atau berbagai kategori kerugian lain-nya, di dalam kepustakaan dibedakan menjadi kerugian umum (general damages) termasuk kehilangan pendapatan yang akan diterima, kesakitan dan penderitaan dan kerugian khusus (spe'ial damages) kerugian &inansial nyata yang harus dikeluarkan, seperti biaya pengobatan, gaji yang tidak diterima. #ari segi pidana sebagaimana diatur dalam itab =ndang-=ndang Pidana :ndonesia dan dari sekian banyak pasal-pasal pidana yang menjerat perbuatan malpraktek yang dilakukan oleh dokter terhadap pasiennya dapat dipidana, sebab jika suatu perbuatan se'ara
&ormal dan material dapat dikuali&ikasikan sebagai perbuatan ter'ela, maka perbuatan tersebut dapat dipidana (merupakan suatu delik), D karena menurut kode etik kedokteran malpraktek merupakan perbuatan ter'ela. /edangkan menurut norma hukum pidana sebagaimana diatur dalam =8P malpraktek dapat dipidana berdasarkan Pasal 31 dan 30 =8P. Pasal 31 terse-but menyatakan bahwa5 >Barangsiapa karena salahnya menyebabkan matinya orang dihukum penjara selama-lamanya lima tahun atau kurungan selama-lamanya satu tahun?.
#ari bunyi pasal ini kita bisa mengambil satu pengertian bahwa matinya orang ini sama sekali tidak dimaksud dan bukan merupakan tujuan dari pelaku tindak pidana, akan tetapi kematian tersebut hanya merupakan akibat dari kurang hati-hatinya atau lalainya pelaku ('ulpa deli't). 8al ini bisa terjadi ketika seorang dokter melakukan pembedahan terhadap seorang pasien, tapi ternyata selesai pasien dibedah ada benda yang tertinggal di dalam tubuh pasien (bisa perban atau alat pemotong). :ni menimbulkan kematian pasien. 2kan tetapi tertinggalnya perban atau alat pemotong dalam tubuh pasien itu dilakukan tidak dengan sengaja, akan tetapi karena kelalaiannya atau karena kekurang hati-hatiannya dari dokter tersebut. /ebab apabila tertinggalnya perban atau alat potong itu dilakukan dengan sengaja, maka dokter itu bisa dijerat dengan pasal 33D =8P (pembunuhan biasa) atau pasal 3+0 =8P (pembunuhan yang diren'anakan). Pasal 30 ayat (*) mengatur bahwa5 >Barangsiapa karena kesalahannya menyebabkan orang luka berat dihukum dengan hukuman penjara selamalamanya lima tahun atau hukuman kurungan selama-lamanya satu tahun?. #alam Pasal 30 ayat () diatur pula bahwa5 >Barangsiapa karena kesalahannya menyebabkan orang luka sedemikian rupa sehingga orang itu menjadi sakit sementara atau tidak dapat menjalankan jabatannya atau pekerjaannya sementara, dihukum dengan hukuman
penjara selama-lamanya sembilan bulan atau hukuman kurungan selama-lamanya enam bulan atau hukuman denda setinggi-tingginya umusan pasal 30 ayat (*) dan () ini, hampir sama dengan rumusan pasal 31. Bedanya terletak pada akibat dari perbuatan pelaku. alau pada pasal 31 akibatnya adalah meninggal dunia, tapi dalam pasal 30 ayat (*) akibatnya adalah orang (pasien) luka berat, sedangkan dalam ayat () akibatnya adalah luka sedemikian rupa sehingga orang itu menjadi sakit sementara atau tidak dapat menjalankan jabatannya atau pekerjaannya sementara. #elik Pasal 31 =8P dan Pasal 30 ayat (*) dan ayat () =8P yang berwenang melakukan penyidikannya adalah pejabat Polisi egara epublik :ndonesia, sebagaimana diatur dalam =82P5 >Penyidik adalah pejabat polisi negara epublik :ndonesia?. #ari uraian tersebut di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pertanggungjawaban dokter terhadap pasien dalam hal terjadi malpraktek oleh dokter bisa berupa tanggung jawab hukum perdata dan pidana. Bahwa pertanggungjawaban dokter terhadap pasien dalam hal terjadi malpraktek yang diakibatkan oleh kesalahan"kelalaian"kealpaan dokter bisa berupa tanggung jawab hukum perdata
dan
pidana.
Tindakan
dokter
yang
dapat
dikategorikan
karena
kesalahan"kelalaian"kealpaan antara lain5 yaitu kesalahan"kelalaian"kealpaan yang tidak melakukan apa yang menurut kesepakatannya wajib dilakukan, melakukan apa yang menurut kesepakatannya
wajib
dilakukan
tetapi
terlambat,
melakukan
apa
yang menurut
kesepakatannya wajib dilakukan tetapi tidak sempurna dan melakukan apa yang menurut kesepakatan tidak seharusnya dilakukan. esalahan"kelalaian"kealpaan dokter dapat terjadi di bidang hukum perdata dan pidana. #alam hukum perdata kesalahan"kelalaian"kealpaan yang menimbulkan malpraktik dilakukan oleh dokter bisa digugat perdata berdasarkan Pasal *3 =8 Perdata yaitu karena melakukan perbuatan melawan hukum atau onre'htsmatige daad. /edangkan kesalahan"kelalaian"kealpaan yang menimbulkan malpraktek dilakukan oleh dokter apabila menimbulkan luka dapat dituntut dengan Pasal 30 ayat (*) =8P, yaitu
>Barangsiapa karena kealpaannya menyebabkan matinya orang lain mendapat luka-luka, dian'am dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau kurungan paling lama satu tahun?. 2pabila malpraktik itu menimbulkan kematian, maka dapat dituntut berdasarkan Pasal - K3HP, %aitu! 4arangsiapa karena kealpaann%a men%e)a)kan matin%a orang lain, dian+am dengan pidana pen&ara paling lama lima tahun atau kurungan paling lama satu tahun5.
prin'iple o& $i'arius liability. Tanggungjawab :nstitusional" orporasi Pasal + == ++"001 ttg / umah /akit bertanggung jawab se'ara hukum terhadap semua kerugian yang ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan oleh tenaga kesehatan di umah /akit. Tanggung Kawab terhadap bawahan di / (espondeat /uperior iability) . Tanggung Kawab terhadap Tenaga !edis di / (Aaptain 9n The /hip iability) 3. Tanggung Kawab terhadap Tenaga esehatan di / (Borrowed /er$ant iabilty) +. Tanggung Kawab terhadap 9rganisasi"elembagaan (Aorporate " 8ospital iability) Pasal *3 B@ Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu untuk menggantinya. Pasal *3 B@ disebabkan karena kelalaian ('ulpa) Pasal *3E B@ disebabkan akibat respondeat superior
Pasal D == o. 3"001 ttg esehatan
/etiap orang berhak menuntut ganti rugi terhadap seseorang, tenaga kesehatan, dan"atau penyelenggara kesehatan yang menimbulkan kerugian akibat kesalahan atau kelalaian dalam pelayanan kesehatan yang diterimanya Pelimpahan wewenang adalah proses pengalihan tugas kepada orang lain yang sah atau terlegitimasi (menurut mekanisme tertentu dalam organisasi) dalam melakukan berbagai akti$itas yang ditujukan untuk pen'apaian tujuan organisasi yang jika tidak dilimpahkan akan menghambat proses pen'apaian tujuan tersebut. Pelimpahan wewenang dari pihak yang berhak kepada pihak yang tidak berhak dilakukan berdasarkan kesepakatan kedua pihak se'ara tertulis. /eleksi dan susun tugas yang akan didelegasikan dengan 'ara menyusun tugas se'ara rasional, siapkan &ormat laporan dan presentasikan kepada penerima delegasi6 a. /eleksi orang yang tepat berdasarkan kompetensi dan persyaratan pendukung. etepatan memilih penerima delegasi (delegat) bergantung pada kemampuan pemberi delegasi menganalisis kinerja, kelebihan dan kelemahan, serta perilaku penerima delegasi (delegat)6 b. Berikan arahan dan moti$asi kepada penerima delegasi6 '. akukan super$isi yang tepat baik &rekuensi maupun prosedur (/9P). #okter dapat mendelegasikan tindakan kepada tenaga kesehatan lain, dengan persyaratan5 a. ewenangan ada pada dokter b. Penerima delegasi memiliki kompetensi melakukannya (hanya psikomotor yg didelegasikan) '. Pendelegasian harus jelas dan ter'atat d. /uper$isi e. Tanggungjawab tetap berada pada pendelegasi (B72T: /228 /: B9)
Tehnik operasi Pemasangan WSD
" Pasien dalam keadaan posisi E duduk %F <= G'" :" Dilakukan desin5eksi dan penutupan lapangan operasi dengan doek steril" 3" Dilakukan anestesi setempat dengan lido1ain :H se1ara inltrasi pada daerah kulit sampai pleura" <" +empat yang akan dipasang drain adalah / ! 8inea axillaris depan, pada IBS I! %(uelau'" Dapat lebih proximal, bila perlu" +erutama pada anak! anak karena letak dia5ragma nggi" ! linea medio! 1la$i1ularis %MB8' pada IBS II!III %Monaldi' =" Dibuat sayatan kulit sepan#ang : 1m sampai #aringan ba&ah kulit" " Dipasang #ahitan penahan se1ara matras $erkal miring dengan side -"" ." Dengan gunng beru#ung lengkung atau klem tumpul lengkung, #aringan ba&ah kulit dibebaskan sampai pleura, dengan se1ara pelan pleura ditembus hingga terdengar suara hisapan, berar pleura parietalis sudah terbuka" Batatan / pada hematothoraks akan segera menyemprot darah keluar, pada pneumothoraks, udara yang keluar " J" Drain dengan tro1arnya dimasukkan melalui lobang kulit tersebut kearah 1ranial lateral" (ila memakai drain tanpa tro1ar, maka u#ung drain di#epit dengan klem tumpul, untuk memudahkan mengarahkan drain" ;" @arus diperiksa terlebih dahulu, apakah pada drain sudah 1ukup dibuat atau terdapat lobang! lobang samping yang pan#angnya kira!kira dari #arak apex sampai lobang kulit, duapernganya" -" Drain kemudian didorong masuk sambil diputar sedikit kearah lateral sampai u#ungnya kira!kira ada diba&ah apex paru %(ulleau'" " Setelah drain pada posisi, maka diikat dengan benang pengikat berputar ganda, diakhiri dengan simpul hidup :" (ila dipakai drainage menurut Monaldi, maka drain didorong ke ba&ah dan lateral sampai u#ungnya kira!kira dipertengahan ronga toraks" 3" Sebelum pipa drainage dihubungkan dengan sistem botol penampung, maka harus diklem dahulu" <" Pipa drainage ini kemudian dihubungkan dengan sistem botol penampung, yang akan men#amin ter#adinya kembali tekanan nega5 pada rongga intrapleural, di samping #uga akan menampung sekrit yang keluar dari rongga toraks"
Tatalaksana Pneumothorax
Tindakan pengobatan pneumothorak tergantung beratnya, jika pasien dengan pneumothorak ukuran ke'il dan stabil, biasanya hanya diobser$asi dalam beberapa hari ( minggu ) dengan &oto dada serial tanpa harus dirawat inap di rumah sakit. Pada prinsipnya diupayakan pengembangan paru sesegera mungkin antara lain dengan pemasangan water sealed drainage ( @/# ). Pasien pneumothorak dengan klinis tidak sesak dan luas pneumothorak ; * Q 'ukup dilakukan obser$asi. amun bila didapatkan penyakit paru yang mendasarinya perlu dipasang @/# ( tindakan dekompresi ). 2pabila ada batuk dan nyeri dada, diobati se'ara simtomatis. /elanjutnya e$aluasi &oto dada setiap * L + jam selama hari. Tindakan dekompresi yaitu membuat hubungan rongga pleura dengan udara luar, ada beberapa 'ara 5 *. !enusukkan jarum melalui dinding dada sampai masuk rongga pleura, sehingga tekanan udara positi& akan keluar melalui jarum tersebut. .
!embuat hubungan dengan udara luar melalui kontra $entil, yaitu dengan5
a. Karum in&us set ditusukkan ke dinding dada sampai masuk rongga pleura, kemudian pipa plastik "slang dipangkal saringan tetesan dipotong dan dimasukkan ke dalam botol berisi air dan klem dibuka, akan timbul gelembung-gelembung udara dalam botol. b. 2bbo'ath 5 jarum abbo'ath no. *+ ditusukkan ke rongga pleura dan setelah mandrin di'abut, dihubungkan dengan pipa in&us set, selanjutnya dikerjakan seperti sebelumnya. '. @/# 5 pipa khusus ( 'atheter urine ) yang steril dimasukkan ke rongga pleura dengan perantaraan troker atau klem penjepit bedah. /ebelum trokar yang dimasukkan ke rongga pleura, terlebih dulu kulit dada tempat trokar akan dimasukkan didesin&ektan, ditutup duk penutup dan diberikan anastesi lokal dengan %ilokain atau prokain, Q se'ukupnya. okasi insisi kulit dapat di ruang antar iga F: mid a%illar line"dorsal a%illar line ataupun dapat juga di ruang antar iga :: di garis mid'la$i'ula. /etelah trokar masuk ke rongga pleura, busi penusuk di'abut dan tinggal selontongan pipa. #rain dimasukkan melalui selontongan tersebut. Pemasukan drain diarahkan ke atas apabila masuknya di ruang antar iga F:. Bila masuknya di ruang antar iga :: di arahkan ke bawah. Pipa khusus atau kateter tersebut kemudian dihubungkan dengan pipa lebih panjang dan terakhir dengan pipa ka'a yang dimasukkan ke dalam air di dalam botol. !asuknya pipa ka'a ke dalam air, sebaiknya 'm dari permukaan air, supaya gelembung udara mudah keluar.
Penatalaksanaan 6raktur 7ostae *.
Craktur *- iga tanpa adanya penyulit"kelainan lain 5 konser$ati& (analgetika)
. 3.
Craktur < iga 5 waspadai kelainan lain (edema paru, hematotoraks, pneumotoraks) Penatalaksanaan pada &raktur iga multipel tanpa penyulit pneumotoraks, hematotoraks,
atau kerusakan organ intratoraks lain, adalah5 R 2nalgetik yang adekuat (oral" i$ " inter'ostal blo'k) R Bron'hial toilet R Aek ab berkala 5 8b, 8t, eko, Tromb, dan analisa gas darah R Aek Coto o berkala #engan blok sara& interkostal, yaitu pemberian narkotik ataupun relaksan otot merupakan pengobatan yang adekuat. Pada 'edera yang lebih hebat, perawatan rumah sakit diperlukan untuk menghilangkan nyeri, penanganan batuk, dan pengisapan endotrakeal. Pada &ase akut, pasien harus istirahat dan tidak melakukan akti$itas &isik sampai nyeri dirasakan hilang oleh pasien. Pemberian 9ksigen membantu proses bernapas. amun tidak dianjurkan dilakukan pembebatan karena dapat mengganggu mekanisme bernapas. Pengobatan yang diberikan analgesia untuk mengurangi nyeri dan membantu pengembangan dada5 !orphine /ul&ate. 8idrokodon atau kodein yang dikombinasi dengan aspirin atau asetamino&en setiap + jam. Blok ner$us interkostalis dapat digunakan untuk mengatasi nyeri berat akibat &raktur 'ostae - Bupi$akain (!ar'aine) 0,Q sampai ml, diin&iltrasikan di sekitar ner$us interkostalis pada 'osta yang &raktur serta 'osta-'osta di atas dan di bawah yang 'edera. Tempat penyuntikan di bawah tepi bawah 'osta, antara tempat &raktur dan prosesus spinosus. Kangan sampai mengenai pembuluh darah interkostalis dan parenkim paru. Tujuan pengobatan adalah untuk mengontrol nyeri dan untuk mendeteksi serta mengatasi 'edera. /edasi digunakan untuk menghilangkan nyeri dan memungkinkan napas dalam dan batuk. 8arus hati-hati untuk menghindari o$ersedasi dan menekan dorongan bernapas. /trategi alternati& untuk menghilangkan nyeri termasuk penyekat sara& interkosta dan es di atas tempat &raktur, korset dada dapat menurunkan nyeri saat bergerak. Biasanya nyeri dapat diatasi dalam sampai E hari dan rasa tidak nyaman dapat dikontrol dengan analgesia apidural, analgesia yang dikontrol pasien, atau analgesia non-opioid. ebanyakan &raktur iga menyembuh dalam 3 sampai minggu. Pasien dipantau dengan ketat terhadap tanda-tanda dan gejala yang berkaitan dengan 'edera. /etelah nyeri berkurang, lakukan latihan &isik dengan ahli &isioterapi pada keadaan &raktur yang tidak terlalu berat. akukan peghisapan mukus. Pada keadaan &raktur yang
sangat buruk seperti pada Flail Chest , kasus ini membutuhkan pembedahan traksi pada bagian dinding dada yang mengambang, bila keadaan penderita stabil dapat dilakukan stabilisasi dinding dada se'ara operati&.