Infrastruktur Wilayah Pelabuhan Penyeberangan Kariangau Mata Kuliah :
Infrastruktur Wilayah
Dosen Pengajar:
Elin Diyah Syafitri, ST., M.Sc Anggit Suko Rahajeng, ST., M.T
Disusun Oleh : Desyana Natalia
(08161021)
JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN 2018
1
DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 3 1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 3 1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 4 1.3 Tujuan ......................................................................................................................... 4 1.4 Ruang Lingkup ............................................................................................................ 4 1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah ........................................................................................ 4 1.4.2 Ruang Lingkup Pembahasan ................................................................................ 4 BAB II KONSEP DASAR TEORITIS ..................................................................................... 5 2.1 Pengertian Pelabuhan ................................................................................................. 5 2.2 Infrastruktur Pelabuhan ............................................................................................... 5 2.3 Kinerja Fasilitas Pelabuhan ......................................................................................... 5 2.4 Peran Pelabuhan Dalam Pengembangan .................................................................... 6 2.5 Karakteristik Angkutan Laut ......................................................................................... 6 BAB III GAMBARAN UMUM DAN ANALISIS ........................................................................ 7 3.1 Gambaran Umum Wilayah Studi ................................................................................. 7 3.2 Gambaran Umum Infrastruktur .................................................................................... 8 3.3 Analisis Pelabuhan Penyeberangan Kariangau ......................................................... 10 BAB IV KESIMPULAN ........................................................................................................ 12 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................ 13
2
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Infrastruktur merupakan roda penggerak pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Infrastruktur juga berpengaruh penting bagi peningkatan kualitas hidup dan kesejahteraan manusia, antara lain dalam peningkatan nilai konsumsi, peningkatan produktivitas tenaga kerja dan akses kepada lapangan kerja, serta peningkatan kemakmuran. Selain itu, keberadaan infrastruktur juga sangat diperlukan agar proses pembangunan sumber daya manusia di suatu daerah dapat berjalan dengan baik. Pembangunan infrastruktur di setiap daerah di Indonesia berbeda-beda dikarenakan perbedaan dalam pertumbuhan ekonomi dan sumber daya manusia dalam melakukan kegiatan produktivitasnya. Agar pertumbuhan ekonomi di suatu daerah dapat berkembang maka diperlukan jaringan transportasi yang baik antar wilayah. Sehingga dapat terjadi peningkatan akses masyarakat terhadap sumber daya sehingga meningkatkan akses produktivitas sumber daya yang pada akhirnya mendorong pertumbuhan ekonomi. Menurut Abbas Salim (2006) transportasi adalah kegiatan pemindahan barang muatan dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain. Dikatakan juga bahwa transportasi menjadi dasar untuk pembangunan ekonomi dan perkembangan masyarakat serta pertumbuhan industrialisasi. Sedangkan menurut Kamaluddin (2003) menyatakan bahwa transportasi atau pengangkutan merupakan sarana ekonomi yang berfungsi untuk menunjang pemindahan sesuatu (manusia, hewan, dan barang) dari suatu tempat tujuan dengan maksud untuk menciptakan kegunaan tempat (place utility) dan kegunaan waktu (time utility). Pengembangan transportasi diarahkan untuk menjembatani kesenjangan antar wilayah dan mendorong pemerataan hasil-hasil pembangunan. Transportasi laut memegang peranan penting dalam kelancaran perdagangan karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi antara lain daya angkut banyak, dan biaya relatif murah. Guna menunjang perdagangan dan lalu-lintas muatan, pelabuhan diciptakan sebagai titik simpul perpindahan muatan barang dimana kapal dapat berlabuh, bersandar, melakukan bongkar muat barang dan penerusan ke daerah lainnya (Kramadibrata, 1985). Pelabuhan merupakan sarana yang penting terutama bagi transportasi laut, dengan adanya transportasi ini, jarak tempuh yang dibutuhkan akan terasa lebih cepat, terutama bagi perkembangan ekonomi suatu daerah dimana pusat produksi barang konsumen dapat dipasarkan dengan cepat dan lancar. Selain itu pada bidang ekonomi, pelabuhan membawa dampak positif bagi perkembangan suatu daerah yang terisolir terutama daerah perairan dimana aksesibilitas melalui darat sulit dilakukan dengan baik. Terdapat beberapa jenis pelabuhan sesuai dengan muatannya yaitu pelabuhan barang, pelabuhan penumpang, dan pelabuhan barang dan penumpang.
3
Kota Balikpapan memilki 4 pelabuhan yaitu Pelabuhan Semayang, Pelabuhan Peti Kemas Kariangau, Pelabuhan Penyeberangan Kariangau, dan Pelabuhan Kampung Baru. Pelabuhan Semayang, Pelabuhan Penyeberangan Kariangau, dan Pelabuhan Kampung Baru merupakan pelabuhan penumpang dan barang sedangkan Pelabuhan Peti Kemas Karingau merupakan pelabuhan barang saja. Dengan adanya Pelabuhan Penyeberangan Kariangau di Kota Balikpapan diharapkan dapat menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi dan pergerakan masyarakat Kota Balikpapan. Oleh karena itu perlu dilakukan identifikasi Pelabuhan Penyeberangan Kariangau sebagai salah satu infrastruktur wilayah yang penting di Kota Balikpapan. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dalam laporan ini adalah bagaimana cara mengidentifikasi karakteristik Pelabuhan Penyeberangan Kariangau sebagai salah satu infrastruktur wilayah berupa pelabuhan di Kota Balikpapan. 1.3 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan laporan ini adalah untuk mengidentifikasi karakteristik Pelabuhan Penyeberangan Kariangau sebagai salah satu infrastruktur wilayah berupa pelabuhan di Kota Balikpapan. 1.4 Ruang Lingkup Dalam ruang lingkup terdapat dua macam yang akan di bahas yaitu ruang lingkup wilayah dan ruang lingkup pembahasan. 1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah Kota Balikpapan memiliki enam kecamatan yaitu, Balikpapan Utara, Balikpapan Barat, Balikpapan Timur, Balikpapan Tengah, Balikpapan Selatan dan Balikpapan Kota. Pelabuhan Penyeberangan Kariangau berada di Kecamatan Balikpapan Barat tepatnya di Kelurahan Kariangau. Kelurahan Kariangau memilki luas wilayah sebesar 17.532,75 Ha dan kepadatan penduduk hingga 1780 jiwa/km. 1.4.2 Ruang Lingkup Pembahasan Ruang lingkup pembahasan dari laporan ini adalah Pelabuhan Penyeberangan Kariangau di Kota Balikpapan. Data yang di sajikan berupa tabel dan gambar disertai dengan uraian penjelasan dari data yang di dapat, baik dari profil kota maupun sumbersumber dari instansi pendukung survei.
4
BAB II KONSEP DASAR TEORITIS 2.1 Pengertian Pelabuhan Menurut Gurning dan Budiyanto, (2007), pelabuhan adalah tempat yang terdiri dari daratan dan perairan dan sekitarnya dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan Pemerintahan dan kegiatan layanan jasa. Utamanya pelabuhan adalah tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun penumpang dan/atau bongkar muat barang yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat perpindahan intra dan antar moda transportasi. 2.2 Infrastruktur Pelabuhan Pembangunan infrastruktur adalah bagian integral dari pembangunan nasional. Pendekatan
pembangunan
infrastruktur
berbasis
wilayah
semakin
penting
untuk
diperhatikan. Pengalaman menunjukkan bahwa infrastruktur transportasi berperan besar untuk membuka isolasi wilayah, serta ketersediaan pengairan merupakan prasyarat kesuksesan pembangunan pertanian dan sektor-sektor lainnya. Hal tersebut diperkuat dengan penelitian Dundovic dan Hess (2005) yang menunjukkan bahwa kapasitas terminal sangat bergantung kepada kemampuan peralatan pelabuhan dalam melakukan bongkar muat. Penyelenggaraan infrastruktur transportasi merupakan hal yang sangat vital dalam pembangunan karena berfungsi sebagai sarana untuk memperlancar dan mendukung aktivitas masyarakat. Transportasi memiliki fungsi dan peren sebagai penggerak, pendorong dan penunjang pembangunan serta merupakan suatu sistem yang terdiri dari prasarana dan sarana yang didukung oleh tata laksana dan sumber daya manusia yang membentuk jaringan prasarana juga jaringan pelayanan. Infrastruktur dalam konteks yang sangat luas menunjuk tidak hanya pada jumlah kontainer yang tertampung, krane dan wilayah terminal tetapi juga kualitas krane, kualitas dan efektifitas sistem informasi, kemampuan integrasi transportasi antar moda (jalan dan kereta) dan manjemen sitem pelabuhan (Tongzon dan Ganesalingan, 1994). 2.3 Kinerja Fasilitas Pelabuhan Tongzon (2004) menentukan beberapa variabel pelayanan pelabuhan yaitu: tingkat efisiensi pelabuhan terminal, biaya penaganan kargo, kehandalan (reliabilitas), preferensi pemilihan pelabuhan , kedalaman alur pelayaran. Dalam studi Tongzon yang lainnya, Tongzon (2002) menggunakan beberapa variabel yang menentukan daya saing pelabuhan yaitu: efisiensi, frekuensi kunjungan kapal, kelengkapan infrastruktur, lokasi, biaya pelabuhan, repon yang cepat terhadap pengguna, serta reputasi terhadap kerusakan barang. Untuk menentukan atribut-atribut dalam dimensi pelayanan jasa pelabuhan perlu memahami karakter kegiatan pelayanan jasa pelabuhan. Fungsi utama pelayanan
5
pelabuhan adalah memperlancar perpindahan intra dan antar moda transportasi, sebagai pusat kegiatan pelayanan transportasi laut dan sebagai pusat distribusi dan konsolidasi barang. Oleh karena itu dalam menjalankan fungsinya pelabuhan memberikan berbagai macam pelayanan (Gurning dan Budiyanto, 2007) 2.4 Peran Pelabuhan Dalam Pengembangan
Pengembangan
Infrastruktur
merupakan
salah
satu
faktor
pendukung
pembangunan ekonomi suatu negara. Bhattacharyay (2008) telah mengidentifikasi peran penting infrastruktur dalam pembangunan wilayah, yaitu sebagai faktor dasar yang mampu mendorong perubahan ekonomi di berbagai sektor baik lokal maupun internasional. Hal tersebut diperkuat oleh Kessedes dan Ingram (1994) yang menyebutkan
bahwa
terdapat
beberapa
manfaat
infrastruktur
terhadap
perekonomian yaitu: 1. Mengurangi biaya produksi, 2. Memperluas kesempatan kerja dan konsumsi karena terbukanya daerah-daerah yang terisolasi. 3. Menjaga stabilitas ekonomi makro melalui investasi pada infrastruktur yang dapat menyerap tenaga kerja dan meningkatkan daya beli konsumen. Wilayah akan berkembang jika ada kegiatan perdagangan interinsuler dari wilayah tersebut ke wilayah lain sehingga terjadi peningkatan investasi pembangunan dan peningkatan kegiatan ekonomi serta perdagangan. Pendapatan yang diperoleh dari ekspor akan mengakibatkan berkembangnya kegiatan penduduk setempat, perpindahan modal dan tenaga kerja, keuntungan eksternal dan perkembangan wilayah (Damapolii, 2008). 2.5 Karakteristik Angkutan Laut Sebagai fasilitas yang berkaitan dengan aktivitas transportasi, maka diperlukan suatu pengetahuan lebih mendalam mengenai alat transportasi yang diwadahi. Jenis kapal sangat berpengaruh pada tipe pelabuhan yang akan direncanakan. Sesuai dengan fungsinya kapal dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain kapal penumpang dan kapal barang. Kapal
penumpang
merupakan
kapal
yang
dipergunakan
khusus
untuk
angkutan
penumpang. Biasanya memiliki dimensi yang relative lebih kecil dari kapal barang. Jenis dapat berupa Ro-ro dan Lo-lo, Hidrofail/jet/hovercraft, dan Modern cruise. Kapal barang khusus dibuat untuk mengangkut barang.Pada umumnya kapal barang mempunayi ikuran yang lebih besar dari pada kapal penumpang. Kapal barang ini dapat dibedakan menjadi beberapa macam sesuai dengan barang yang diangkut, seperti : kapal barang umum, kapal barang curah, kapal tangker, dan kapal khusus.
6
BAB III GAMBARAN UMUM DAN ANALISIS 3.1 Gambaran Umum Wilayah Studi Kelurahan Kariangau adalah kelurahan yang terletak di Kecamatan Balikpapan Barat, Kota Balikpapan. Kelurahan Kariangau memiliki luas wilayah sebesar 175.327.5 km² dengan jumlah 12 RT ditambah luas hutan yang cukup luas. Berikut ini merupakan gambar peta administrasi Kelurahan Kariangau.
Gambar 3. 1 Peta Administrasi Kelurahan Kariangau Sumber : BAPPEDA Balikpapa, 2016 Dari gambar peta administrasi Kelurahan Kariangau di atas maka diperoleh tabel batas wilayah Kelurahan Kariangau sebagai berikut. Tabel 3. 1 Batas Wilayah Kelurahan Kariangau Batas
Desa/Kelurahan
Kecamatan
Sebelah Utara
Mentawir
PPU
Sebelah Selatan
Baru Ulu
Balikpapan Barat
Sebelah Timur
Graha Indah
Balikpapan Utara
Sebelah Barat
Jenebora
PPU
Sumber : Data Profil Kelurahan Kariangau 2015
7
3.2 Gambaran Umum Infrastruktur Pelabuhan Penyeberangan Kariangau Balikpapan berada di Jalan Sultan Hasanuddin RT.01 Karingau Balikpapan memiliki kode pelabuhan penyeberangan 606481 dan koordinat terminal yaitu S 01°12’03,614” E 116°49’06,863 dengan luas terminal sebesar 45.000 m 2. Pelabuhan Penyeberangan Kariangau dibangun pada tahun 1994 dan mulai beroperasi pada tahun 2003. Pemilik dari Pelabuhan Penyeberangan Kariangau adalah Direktur
Jenderal Perhubungan Darat atau Kementerian Perhubungan dan dikelola oleh UPT. Pelabuhan Penyeberangan Kariangau Balikpapan. Sumber pendaan pengelolaan Pelabuhan Penyeberangan Kariangau berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pelabuhan Penyeberangan Kariangau memiliki 2 dermaga movable brigde (MB) dan 2 dermaga plengsengan yang di jelaskan pada tabel berikut. Tabel 3. 2 Fasilitas Utama Dermaga No. 1
Fasilitas Utama Kapasitas Mooring
Dermaga atau Plengsengan Dermaga MB 1
Keterangan Dermaga 30 Ton
2
Kapasitas Mooring
Dermaga MB 2
40 Ton
3
Trestle
Dermaga MB 1
52 m x 6 m = 311 m
4
Trestle
Dermaga MB 2
40 m x 6 m = 240 m
5
Jumlah Dolphin
Dermaga MB 1
6 Unit
6
Jumlah Dolphin
Dermaga MB 2
5 Unit
7
Jumlah Dolphin
Plengsengan 1
2 Unit
8
Jumlah Dolphin
Plengsengan 2
2 Unit
Sumber : Kementerian Perhubungan, 2018 Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa Pelabuhan Penyeberangan Kariangau memilki 4 buah fasilitas bongkar muat yang digolongkan berdasarkan fasilitas utamanya yaitu kapasitas mooring, trestle, dan jumlah dolphin. Pelabuhan Penyeberangan Kariangau juga memilki 19 kapal yang masih beroperasi. Berikut ini merupakan data dermaga yang di sajikan dalam bentuk tabel. Untuk daftar nama kapal Pelabuhan Penyeberangan Kariangau pada lampiran 1. Tabel 3. 3 Data Dermaga Pelabuhan Penyeberangan Kariangau No. 1. 2. 3. 4.
Nama Dermaga Dermaga Movable Bridge 1 Dermaga Movable Bridge 2 Dermaga Plengsengan 1 Dermaga Plengsengan 2
Panjang (m)
Lebar (m)
21
7
20
Luas 2 (m )
Tahun Dibangun
Tahun Beroperasi
Kondisi
147
1999
2003
Baik
7.4
148
2010 s/d 2012
2013
Baik
14
4
56
2005
2005
Baik
14
7
98
2008
2008
Baik
Sumber : Kementerian Perhubungan, 2018
8
Semua dermaga pada saat ini masih digunakan dengan baik untuk memenuhi kegiatan bongkar muat barang maupun penumpang. Selanjutnya jaringan pelayanan transportasi penyeberangan
disebut
juga
dengan
lintas
penyeberangan.
Lintas
penyeberangan
Pelabuhan Penyeberangan Kariangau meliputi Kariangau – Penajam, Kariangau – Taipa, dan Kariangau – Mamuju. Berikut ini merupakan rute pelayanan dari Pelabuhan Penyeberangan Kariangau.
Gambar 3. 2 Rute Pelayanan Pelabuhan Penyeberangan Kariangau Sumber : Kementerian Perhubungan, 2018 Lintas penyeberangan Kariangau – Penajam merupakan lintas penyeberangan antar kota/kabupaten yang ada di provinsi Kalimantan Timur. Lintasan ini memiliki panjang lintasan 6 mil laut dan menghubungkan dua wilayah, kota dan kabupaten yaitu kota Balikpapan dan kabupaten Penajam Paser Utara (PPU). Lintas Kariangau – Penajam
9
merupakan lintas komersil dalam provinsi yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM. 64 Tahun 1989 tentang Lintas Penyeberangan.
Dengan
menggunakan moda transportasi penyeberangan, Balikpapan – Penajam saat ini dapat ditempuh dalam waktu kurang lebih satu jam dan dua belas menit. Untuk rekapitulasi
produksi harian lintasan Kariangau – Penajam bulan Januari tahun 2018 ada pada lampiran 2, lampiran 3, dan lampiran 4. Pada Pelabuhan Penyeberangan Kariangau terdapat pula fasilitas pendukung berupa kantin, ruang tunggu penumpang, loket, pos, pos informasi, mushola, tempat wudhu, genset, toilet, dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya ada pada gambar di bawah ini.
Gambar 3. 3 Fasilitas Pendukung di Pelabuhan Penyeberangan Kariangau Sumber: Google Earth (2015) dan UPT. Pelabuhan Penyeberangan Kariangau, Balikpapan diolah (2015) 3.3 Analisis Pelabuhan Penyeberangan Kariangau Pelabuhan Penyeberangan Kariangau termasuk dalam infrastruktur wilayah dikarenakan jangkauan pelayanannya antar pulau atau provinsi. Sedangkan berdasarkan klasifikasi menurut peranannya, Pelabuhan Penyeberangan Kariangau termasuk kedalam pelabuhan ferry yang melakukan kegiatan penyeberangan saja. Menurut jenis angkutannya Pelabuhan Penyeberangan Kariangau dapat menjadi pelabuhan barang dan pelabuhan penumpang. Selain itu, berdasarkan konsep dasar teoritis Pelabuhan Penyeberangan Kariangau termasuk ke dalam jenis pelabuhan khusus karena diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat dan secara teknis dikelola oleh UPT. Pelabuhan Penyeberangan Kariangau Balikpapan.
10
Berdasarkan tingkat kinerja fasilitas pelabuhan atau kinerja operasional pelayanan di Pelabuhan Penyeberangan Kariangau tergolong baik, rasio antara waktu tunggu dan waktu pelayanan setiap pergerakan sudah baik. Harga dari jasa yang ditawarkan sesuai dengan kemampuan masyarakat dalam membayar. Kemudian fasilitas yang di sediakan oleh Pelabuhan Penyeberangan Kariangau cukup lengkap dan dapat mendukung kebutuhan masyarakat. Menurut konsep dasar teoritis Kessedes dan Ingram (1994) bahwa terdapat beberapa manfaat infrastruktur berupa pelabuhan yaitu Pelabuhan Penyeberangan Kariangau terhadap perekonomian Kota Balikpapan yaitu sebagai berikut: 1. Mengurangi Biaya Produksi Dengan adanya Pelabuhan Penyeberangan Kariangau sebagai sarana pendukung masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya dalam pergerakan . Pelabuhan Penyeberangan Kariangau dapat mengurangi biaya produksi terutama dalam proses ditribusi barang atau bahan mentah dari daerah lain. Karena jika distribusi barang atau bahan mentah dilakukan dengan jalur darat maka akan memakan waktu yang lama dan dapat merusak kualitas barang saat sampai ke tempat tujuan. 2. Memperluas Kesempatan Kerja dan Konsumsi Karena Terbukanya Daerah-Daerah Yang Terisolasi. Pelabuhan Penyeberangan Kariangau membuat pergerakan ke Kota Balikpapan semakin mudah, sehingga meningkatkan keinginan masyarakat dalam melakukan perpindahan terutama dalam melakukan migrasi. Salah satu tujuan masyarakat dalam melakukan migrasi adalah memperoleh kesempatan kerja yang lebih luas di daerah lain. Selain itu manfaat dari Pelabuhan Penyeberangan Kariangau yaitu dapat membuat hasil produksi dari Kota Balikpapan lebih mudah untuk di distribusikan ke luar pulau maupun sebaliknya. Sehingga disinilah peran Pelabuhan Penyeberangan Kariangau sebagai sarana untuk mendistribusikan hasil-hasil produksi ke berbagai daerah. 3. Menjaga Stabilitas Ekonomi Makro Melalui Investasi Pada Infrastruktur Yang Dapat Menyerap Tenaga Kerja Dan Meningkatkan Daya Beli Konsumen. Dampak dari pembangunan Pelabuhan Penyeberangan Kariangau adalah membuat lapangan pekerjaan bagi masyarakat yang ada di sekitar Kelurahan Kariangau. Kemudian di Kelurahan Kariangau juga terdapat Kawasan Industri Kariangau (KIK) yang menjadi kawasan strategis dan diperuntukan sebagai sektor industri besar di Kota Balikpapan. Kawasan Industri Kariangau membuat kegiatan produksi di Kota Balikpapan semakin meningkat dan menghasilkan lebih banyak barang. Oleh karena itu dengan adanya Pelabuhan Penyeberangan Kariangau proses distribusi barang olahan dari Kawasan Industri Kariangau lebih mudah dan dapat meningkatkan daya beli konsumen di daerah lain dikarenakan barang lebih mudah di jangkau.
11
BAB IV KESIMPULAN Pelabuhan Penyeberangan Kariangau Balikpapan berada di Jalan Sultan Hasanuddin RT.01 Karingau Balikpapan dengan luas terminal sebesar 45.000 m 2. Pelabuhan Penyeberangan Kariangau dibangun pada tahun 1994 dan mulai beroperasi pada tahun 2003.
Pemilik
dari
Pelabuhan
Penyeberangan
Kariangau
adalah
Direktur
Jenderal Perhubungan Darat atau Kementerian Perhubungan dan dikelola oleh UPT. Pelabuhan
Penyeberangan
Kariangau
Balikpapan.
Sumber
pendaan
pengelolaan
Pelabuhan Penyeberangan Kariangau berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Pelabuhan Penyeberangan Kariangau memiliki 2 dermaga movable brigde (MB) dan 2 dermaga plengsengan. Jaringan pelayanan transportasi penyeberangan disebut dengan lintas penyeberangan. Lintas penyeberangan Pelabuhan Penyeberangan Kariangau meliputi Kariangau – Penajam, Kariangau – Taipa, dan Kariangau – Mamuju. Berikut ini merupakan rute pelayanan dari Pelabuhan
Penyeberangan
Kariangau.
Pada
Pelabuhan
Penyeberangan
Kariangau
terdapat pula fasilitas pendukung berupa kantin, ruang tunggu penumpang, loket, pos, pos informasi, mushola, tempat wudhu, genset, t oilet, dan lain-lain. Pelabuhan Penyeberangan Kariangau termasuk dalam infrastruktur wilayah dikarenakan jangkauan pelayanannya antar pulau atau provinsi. Sedangkan berdasarkan klasifikasi menurut peranannya, Pelabuhan Penyeberangan Kariangau termasuk kedalam pelabuhan ferry yang melakukan kegiatan penyeberangan saja. Menurut jenis angkutannya Pelabuhan Penyeberangan Kariangau dapat menjadi pelabuhan barang dan pelabuhan penumpang. Selain itu, berdasarkan konsep dasar teoritis Pelabuhan Penyeberangan Kariangau termasuk ke dalam jenis pelabuhan khusus karena diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat dan secara teknis dikelola oleh UPT. Pelabuhan Penyeberangan Kariangau Balikpapan.
Berdasarkan tingkat kinerja fasilitas pelabuhan atau kinerja operasional pelayanan di Pelabuhan Penyeberangan Kariangau tergolong baik, rasio antara waktu tunggu dan waktu pelayanan setiap pergerakan sudah baik. Harga dari jasa yang ditawarkan sesuai dengan kemampuan masyarakat dalam membayar. Kemudian fasilitas yang di sediakan oleh Pelabuhan Penyeberangan Kariangau cukup lengkap dan dapat mendukung kebutuhan masyarakat.
12
DAFTAR PUSTAKA Ahmed and Hossain. 1990. “Developmental impact of Rural infrastructure in Bangladesh. IFPRI Reseach Reporth 83,Washington DC. International Food Policy Reseach Institute Bhattacharyay, B. 2008. Infrastructure and Regional Cooperation Concept Paper for ADB/ADBI Flagship Study Calderon,and L Serven, 2004,”The Effects Of Infrastructure Development on Growth and Income Distribution”. Damapolii, Deddy Wahyudi. 2008. Peran Pelabuhan Labuan Uki Terhadap Pengembanam Wilayah Kabupaten Bolaang Mongondow. Masters Thesis Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Diponegoro, Semarang Dekker, Sander, Verhaeghe, R.J. dan Pols, A.A.J., 2003, “Economic Impacts and Public Financing of Port Capacity Investments: the Case of Rotterdam Port Expansion”, TRB 2003 Annual Meeting. Dundovic, Cedomir dan Hess, Svjetlana, 2005,”Exploitability of the Port Container Terminal Stacking Area Capacity in the Circumstances of Increased Turnover”, ISEP 2005. Gurning, Raja Oloan Saut dan Budiyanto, Eko Hariyadi. 2007. Manajemen Bisnis Pelabuhan. PT Andhika Prasetya Ekawahana. Jinca, Yamin N., 2011, “Transportasi Laut Indonesia, Analisis Sistem dan Studi Kasus”, Brilian Internasional, Surabaya Kamaluddin, Rustian .2003 . Ekonomi Transportasi Karakteristik, Teori dan Kebijakan , Jakarta : Galia Indonesia. Kessedes C, Ingram G. Infrastructure’s impact on development: lessons from WDR 1994. ournal of Infrastructure Systems, 1995, 1(1): 16-32 Kolanovic, I., Skenderovic, J. &Zenzerovic Z.(2008), “Defining the Port Service Quality Model by using the Factor Analysis”, Pomorstvo, 22(2):283-297 Kramadibrata,S 1985, Perencanaan Pelabuhan. Ganeca Exact Bandung. Maloni, Michael dan Jackson, Erick C., 2005, “North American Container Port Capacity: A Literature Review”, Transportation Journal, Vol.44, No.2, hlm.16-36. Mujeri, M. K, 2002, “Bangladesh, Bringing Poverty Focus in Rural Infrastructure Development”. Discussion Paper November 2002 : Issues ini Employment and Poverty Recovery and Reconstrution Transportation Economics, Elsevier Vol.16, hlm 171-218. Putra, Adris A. 2016. Pengembangan Infrastruktur Pelabuhan Dalam Mendukung Pembangunan Berkelanjutan. Universitas Haluoleo Kendari. Salim, Abbas. 2006 Manajemen Transportasi. Raja Grafindo, Jakarta. Talley., W. K. (2009). Port Economics. First Edition. Routledge. New York.
13
Tongzon, J. L. 2002. The Economies of Southeast Asia, Second Edition (Before and After Erisis). Cheltenham Glos: Edward Elgar. Tongzon., J.L. (2004). Determinant of Competitiveness in Logistics: Implication for the Region. International Conference on Competitiveness: Challenges and Opportunity for Asian Countries. Tongzon & Ganesalingam (1994), An Evaluation of ASEAN Port Performance and Efficiency. Asian Economic Journal 1994, Vol. 8, No. 3, pp 317-330 Triatmodjo,B. 2009, “Perencanaan Pelabuhan”, Beta Offset, Yogyakarta Wibowo R. dkk..1999. Refleksi Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Nusantara. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan World Bank. 1994. Infrastructure for Development, World Development Report 1994
14
Lampiran 1 Daftar Nama Kapal Pelabuhan Penyeberangan Kariangau
NO.
PEMILIK
NAMA KAPAL
Jenis dan GRT
Tahun Pembuatan
Jumlah ABK (orang)
Kapasita s
Pnp (orang)
Brg (ton)
Panjang LOA
Lebar B
Sarat T
Kecepatan (knot)
Lintasan
1.80 meter
7
Balikpapan-Penajam
R2/R4 (unit)
1
PT. ASDP Indonesia Ferry (PERSERO)
KMP. Dingkis
RoRo/404
1992
21
200
12
39.50 meter
2
PT. ASDP Indonesia Ferry (PERSERO)
KMP. Kambaniru
RoRo/549
1992
20
400
22
45.35 meter
12 meter
3 meter
12
Balikpapan-Penajam
3
PT. PASCA DANA SUNDARI
KMP. Tawes
RoRo/270
1980
21
100
16
30.00 meter
10.00 meter
2.00 meter
6
Balikpapan-Penajam
4
PT. SADENA MITRA BAHARI
KMP. Kineret
RoRo/531
1976
24
250
20
34.00 meter
11.00 meter
2.40 meter
12
Balikpapan-Penajam
5
PT. DHARMA LAUTAN UTAMA
KMP. Dharma Ferry
RoRo/342
1990
18
245
30
30.00 meter
10.20 meter
1.80 meter
8
Balikpapan-Penajam
6
PT. DHARMA LAUTAN UTAMA
KMP. Ulin Ferry
RoRo/244
1991
25
180
20
30.00 meter
10.20 meter
1.80 meter
9
Balikpapan-Penajam
7
PT. ASDP Indonesia Ferry (PERSERO)
KMP. Goropa
RoRo/547
1993
18
250
22
43.35 meter
12.00 meter
2.00 meter
8
Balikpapan-Penajam
8
PT. DHARMA LAUTAN UTAMA
KMP. Dharma Badjra
RoRo/239
1984
19
150
19
37.50 meter
10 meter
1,75 meter
8
Balikpapan-Penajam
9
PT.JEMBATAN NUSANTARA
KMP. Swarna Nalini
RoRo/323
1998
25
200
31
41 meter
11,10 meter
2 meter
10
Balikpapan-Penajam
10
PT. SADENA MITRA BAHARI
KMP. Bintang Balikpapan
RoRo/627
1987
23
250
30
53 meter
12.80 meter
2,50 meter
12.23
Balikpapan-Penajam
11
PT. SADENA MITRA BAHARI
KMP. Muchlisa
RoRo/725
1980
18
530
16
47 meter
11 meter
2,70 meter
12
Balikpapan-Penajam
12
PT. ASDP Indonesia Ferry (PERSERO)
KMP. Poncan Muale
RoRo/621
1992
20
400
22
45.35 meter
12 meter
3 meter
12
Balikpapan-Penajam
13
PT.JEMBATAN NUSANTARA
KMP. Selat Madura I
RoRo/209
1980
19
171
20
37.60 meter
10.02 meter
2.06 meter
8
Balikpapan-Penajam
14
PT.JEMBATAN NUSANTARA
KMP. Srikandi Nusantara
RoRo/476
1993
20
118
18
38,80 meter
10.00 meter
2,175 meter
8
Balikpapan-Penajam
15
PT.JEMBATAN NUSANTARA
KMP. Selat Madura II
RoRo/209
1980
18
155
20
37.60 meter
10.02 meter
1.98 meter
8
Balikpapan-Penajam
16
PT. BAHTERA SAMUDRA
KMP. Manggani
RoRo/512
1988
22
242
28
41.63 meter
12.80 meter
2.80 meter
12.6
Balikpapan-Penajam
17
PT. JEMBATAN NUSANTARA
KMP. Satria Pratama
RoRo/1.026
1992
26
325
60
49.8 meter
13.2 meter
3.55 meter
10
Balikpapan-Mamuju
18
PT. ASDP Indonesia Ferry (PERSERO)
KMP. Tuna
RoRo/831
1991
21
300
12
38.30 meter
10.50 meter
2,90 meter
9
Balikpapan-Taipa
19
PT. JEMBATAN MARITIM
KMP. Laskar Pelangi
RoRo/405
-
-
-
-
-
-
-
-
Balikpapan-Mamuju
10.50 meter
Sumber : Kementerian Perhubungan, 2018 Keterangan : - Lintasan Balikpapan - Mamuju keberangkatan dan kedatangan 1 (satu) hari 1 (satu) kali - Lintasan Balikpapan - Taipa keberangkatan setiap hari Senin dan Kamis, kedatangan setiap hari Rabu dan Minggu - Lintasan Balikpapan - Penajam 47 trip setiap hari
15
Lampiran 2 REKAPITULASI PRODUKSI HARIAN LINTASAN KARIANGAU - PENAJAM BULAN JANUARI TAHUN 2018 Tanggal 1-Jan-18 2-Jan-18 3-Jan-18 4-Jan-18 5-Jan-18 6-Jan-18 7-Jan-18 8-Jan-18 9-Jan-18 10-Jan-18 11-Jan-18 12-Jan-18 13-Jan-18 14-Jan-18 15-Jan-18 16-Jan-18 17-Jan-18
Penumpang Dewasa
Anak-Anak 742 305 205 217 160 207 254 166 139 155 130 179 216 172 167 146 127
279 137 42 55 30 54 52 27 18 17 15 17 30 60 15 14 18
Lampiran 2 REKAPITULASI PRODUKSI HARIAN LINTASAN KARIANGAU - PENAJAM BULAN JANUARI TAHUN 2018 Tanggal 1-Jan-18 2-Jan-18 3-Jan-18 4-Jan-18 5-Jan-18 6-Jan-18 7-Jan-18 8-Jan-18 9-Jan-18 10-Jan-18 11-Jan-18 12-Jan-18 13-Jan-18 14-Jan-18 15-Jan-18 16-Jan-18 17-Jan-18 18-Jan-18 19-Jan-18 20-Jan-18 21-Jan-18 22-Jan-18 23-Jan-18 24-Jan-18 25-Jan-18 26-Jan-18 27-Jan-18 28-Jan-18 29-Jan-18 30-Jan-18 31-Jan-18 JUMLAH
Penumpang Dewasa
Anak-Anak 742 305 205 217 160 207 254 166 139 155 130 179 216 172 167 146 127 124 224 342 343 277 160 203 206 185 250 276 153 164 137 6731
279 137 42 55 30 54 52 27 18 17 15 17 30 60 15 14 18 2 10 39 36 16 12 5 135 14 24 34 18 9 6 1240
Sumber : Kementerian Perhubungan, 2018
16
Lampiran 3 REKAPITULASI PRODUKSI HARIAN LINTASAN KARIANGAU - PENAJAM BULAN JANUARI TAHUN 2018 Tanggal
GOL I JML (UNIT)
GOL II JML (UNIT)
GOL III JML (UNIT)
GOL IVa JML (UNIT)
GOL IVb JML (UNIT)
GOL Va JML (UNIT)
GOL Vb JML (UNIT)
GOL VIa JML (UNIT)
GOL VIb JML (UNIT)
GOL VII JML (UNIT)
GOL VIII JML (UNIT)
1-Jan-18
1
993
0
777
125
10
63
9
7
1
0
2-Jan-18
12
468
2
575
178
3
119
11
17
1
1
3-Jan-18
0
359
0
384
179
4
137
9
17
1
0
4-Jan-18
0
343
0
339
177
8
136
11
20
9
0
5-Jan-18
0
326
1
310
164
4
122
7
24
8
0
6-Jan-18
0
350
1
292
174
3
108
10
16
6
0
7-Jan-18
0
492
1
345
143
8
67
5
12
2
0
8-Jan-18
0
283
1
325
193
4
138
3
26
1
0
9-Jan-18
0
260
0
252
190
4
107
7
16
2
0
10-Jan-18
0
313
0
259
159
7
148
8
29
3
0
11-Jan-18
0
271
0
263
173
5
149
7
29
6
0
12-Jan-18
0
328
0
236
158
0
116
8
19
11
4
13-Jan-18
0
395
0
242
158
6
99
6
19
11
7
14-Jan-18
0
376
0
318
139
4
78
5
22
6
4
15-Jan-18
0
340
2
256
154
4
139
7
44
6
20
16-Jan-18
0
322
0
243
162
2
151
7
30
9
2
17-Jan-18
0
252
1
224
165
3
151
4
21
6
0
18-Jan-18
0
243
2
253
166
3
177
6
37
8
0
19-Jan-18
0
397
12
265
162
4
166
6
49
11
0
20-Jan-18
0
736
7
258
161
0
166
7
22
4
3
21-Jan-18
4
532
0
318
129
7
119
5
35
21
0
22-Jan-18
0
436
0
268
190
7
171
4
33
7
0
23-Jan-18
0
326
0
254
134
7
143
6
28
11
2
24-Jan-18
0
372
1
262
161
7
148
3
27
8
0
25-Jan-18
0
342
1
253
143
3
194
6
32
8
0
26-Jan-18
0
372
0
234
175
3
159
5
38
9
2
27-Jan-18
0
455
3
242
146
7
106
7
31
4
0
28-Jan-18
0
436
1
289
133
9
89
7
14
5
1
29-Jan-18
0
289
0
245
168
5
132
7
27
8
0
30-Jan-18
0
277
0
240
164
5
196
6
30
4
0
31-Jan-18
0
314
0
245
148
2
161
7
18
10
0
JUMLAH
17
11998
36
9266
4971
148
4155
206
789
207
46
Sumber : Kementerian Perhubungan, 2018
17
Lampiran 4 REKAPITULASI PRODUKSI HARIAN LINTASAN KARIANGAU - PENAJAM BULAN JANUARI TAHUN 2018 Tanggal 1-Jan-18 2-Jan-18 3-Jan-18 4-Jan-18 5-Jan-18 6-Jan-18 7-Jan-18 8-Jan-18 9-Jan-18 10-Jan-18 11-Jan-18 12-Jan-18 13-Jan-18 14-Jan-18 15-Jan-18 16-Jan-18 17-Jan-18 18-Jan-18 19-Jan-18 20-Jan-18 21-Jan-18 22-Jan-18 23-Jan-18 24-Jan-18 25-Jan-18 26-Jan-18 27-Jan-18 28-Jan-18 29-Jan-18 30-Jan-18 31-Jan-18 JUMLAH
BBM 5 T JML (UNIT)
BBM 10 T JML (UNIT)
LPG 5 T JML (UNIT)
LPG 10 T JML (UNIT)
BBM 16 T JML (UNIT)
TRIP JML
0
11
0
0
7
78
4
14
0
0
20
80
7
18
0
0
13
80
8
22
0
0
13
76
7
25
0
0
12
80
4
15
0
0
7
80
4
4
0
0
7
80
3
18
0
0
8
80
15
14
0
0
12
80
7
18
0
0
11
80
10
20
0
0
11
79
9
21
0
0
12
80
4
12
0
0
12
80
1
4
0
0
10
79
10
17
0
0
11
78
7
14
0
0
18
80
9
22
0
0
10
80
6
29
0
0
6
79
11
22
0
0
6
76
8
15
0
0
15
80
3
2
0
0
9
80
6
17
0
0
11
80
9
18
0
0
10
80
4
19
0
0
11
80
11
25
0
0
9
80
9
19
0
0
10
80
6
18
0
0
7
80
1
4
0
0
9
80
6
24
0
0
9
80
7
28
0
0
17
80
5
25
0
0
3
80
201
534
0
0
326
2465
Sumber : Kementerian Perhubungan, 2018
18