1. Alam
Mineral:
- Parafin
- Micocrrystalline
- Barnsdahl
- Ozocerita
- Ceresin
- Montan
Tumbuhan:
- Carnauba
- Ouricury
- Candellina
- Japan wax
- Cocoa butter
Serangga:
Beeswax
Hewan:
Spermaceti
3. Bahan Tambahan
Lemak:
- Asam stearat
- Glyceryl-tristearate
Oils
Turpentine
Natural Resins:
- Copal
- Dammar
- Sandarac
- Mastic
Shellac
Kauri
Syntetic Resins:
- Elvax
- Polyethylene
- Polystyrene
2. Bahan Sintetis
- Acrawax C
- Aerosol, OT
- Castorwax
-Flexowax C
-Expolene N-10
- Albacer
- Aldo 33
- Durawax 1032
LILIN KEDOKTERAN GIGI
AN NISAA MARDHATILLAH
160110140103
Fungsi :
Pola pada pembuatan protesa dan plat orthodontik.
Labial dan buka support pada pembuatan geligi tiruan.
Bite rim (tanggul gigitan) untuk menentukan dimensi vertikal.
Melekatkan artificial teeth.
Tipe :
Tipe 1 (soft wax) : untuk membentuk permukaan dan lapisan tipis
Tipe 2 (hard) : pembentukan pola di dalam mulut, suhu lingkungan
Tipe 3 (extra hard) : pembentukan pola di dalam mulut, suhu tinggi
Ketentuan:
Mudah dibentuk dalam keadaan lunak
Mudah diukir
Larut dalam air panas
Warna lilin tidak mengotori model
Tidak ada iritasi pada jaringan mulut
baseplate
Komposisi :
70-80% lilin berbasis paraffin atau ceresin komersial dengan sedikit jumlah lilin lain.
Komposisi khas dapat mengandung 80% ceresin, 12% beeswax, 2.5% carnauba, 3% lilin natural atau sintetis, dan 2.5% microcrystaline atau lilin sintetis.
Bentuk :
Lembaran dengan warna pink atau merah.
Ukuran 7.6x15x0,13 cm
SIFAT:
Memiliki sedikit sifat lengket untuk mempertahankan posisinya pada cetakan.
Mempunyai flow rendah pada suhu tubuh, maximum 10% flow pada suhu 35°C dan minimum 60% flow pada suhu 38°C.
Duktilitas tinggi, dapat dibengkokan tanpa patah pada suhu 23°C
Bersifat lunak dan siap diadaptasikan pada suhu 40-45°C.
Dapat menguap pada suhu 500°C tanpa meninggalkan residu lain selain karbon.
Casting wax
Komposisi :
Mirip dengan inlay wax dengan kombinasi dan proporsi paraffin, ceresin, beeswax, resin, dan lilin lainnya.
Bentuk :
Lembaran, bulat, atau kawat.
Fungsi :
Membentuk pola gigi tiruan kerangka logam dengan ketebalan minimum pada beberapa bagian seperti bagian palatal dan lingual.
Manipulasi:
Dilunakkan dengan sumber panas kering dan stabil.
Saat ditempatkan pada kavitas tekan dan tahan sampai mengeras.
Tidak dianjurkan ke dalam air panas(air masuk ke massa llilin).
Syarat :
Flow sekecil mungkin 1%pada suhu 30°C.
Maksimal residu 0,10% pada pemanasan 700°-800°C.
Dapat diukir tanpa melekat dengan alat.
Sifat:
Lilin pola inlay memiliki CTE yang tinggi dan cenderung distorsi dalam keadaan bebas
Distorsi akan meningkat seiring peningkatan suhu dan waktu penyimpanan
Umumnya, semakin tinggi suhu lilin pada saat pola diadaptasi dan dibentuk, semakin rendah kecenderungan distorsi pada pola yang sudah jadi
Boxing Wax
Fungsi :
Membatasi cetakan sebelum diisi adonan plaster.
Bentuk :
Batangan panjang atau lembaran
Sifat :
Sedikit lengket dan mempunyai strength dan toughness yang memadai.
Dapat beradaptasi dengan cepat pada cetakan
Utility Wax
Komposisi :
Beeswax, petrolatum, softener
Fungsi :
Menghasilkan permukaan yang lebih baik
Mencegah perubahan bentuk dan lengkungan dari cetakan.
Bentuk :
Lembaran berwarna merah tua atau oranye.
Ketentuan :
Harus bersifat lunak pada suhu 21-24°C
Flow tidak boleh kurang dari 65% atau lebih dari 80% pada suhu 37.5°C.
Adhesi memadai pada suhu 21-24°C.
Sifat :
Lunak pada suhu kamar, dapat dibentuk dan bersifat lekat.
TERIMA KASIH
Sifat :
Flow yang diukur saat suhu 37°C memiliki rentang dari 2.5-22%, indikasi bahwa lilin ini rentan terhadap distorsi saat pelepasan dari rongga mulut.
Bite Registration Wax
Komposisi :
Sering dibuat dari 28-gauge casting wax sheet atau hard baseplate wax
Jika diidentifikasikan sebagai bite wax, dibuat dari beeswax atau lilin hidrokarbon seperti paraffin atau ceresin.
Bite wax tertentu mengandung partikel alumunium atau tembaga.
Fungsi :
Mengartikulasikan model tertentu kuadran yang berlawanan secara akurat.
Corrective Wax
Komposisi :
Lilin hidrokarbon seperti paraffin, ceresin, dan beeswax.
Fungsi :
Membentuk lapisan tipis di atas cetakan asli untuk berkontak dan mencetak detail jaringan mulut.
Sifat :
Flow 100% pada suhu 37°C
Lilin ini tunduk pada distorsi saat pelepasan dari rongga mulut.
Sifat :
Bersifat lengket saat meleleh dan melekat pada permukaan saat diaplikasikan.
Pada suhu ruang bersifat keras, bebas lengket, dan rapuh.
Sticky Wax
Komposisi :
Beeswax, resin alami seperti getah dammar, dan zat warna
Bentuk :
Batangan dengan warna gelap atau mencolok.
Fungsi:
Memasang potongan resin atau logam pada posisi sementara, khususnya pada dental stone dan plaster.
Fungsi:
Membuat pola lilin inlay, mahkota, dan jembatan.
Type:
Type 1: (lunak) Digunakan sebagai lilin teknik indirect, flow lebih besar daripada tipe 2
Type 2: (keras) Digunakan sebagai membentuk pola direct di dalam mulut, dimana flow lebih rendah cenderung untuk meminimalisasi perubahan bentuk pola saat pelepasan dari rongga mulut
Residual stress dapat diminimalisasi dengan menggunakan alat carving yang dipanasi.
Distorsi dapat dikurangi dengan menjaga suhu penyimpanan minimum, jika lilin didiamkan lebih dari 30 menit, lilin harus disimpan di kulkas. selain itu saat
Sifat kelentingan pola lilin dapat diminimalisasi dengan cara memendam pola secepatnya setelah selesai dibentuk.
Pattern wax
Dipergunakan untuk membuat pola suatu alat restorasi yang akan dibentuk oleh material yang lebih tahan lama seperti gold alloys, cobalt-chromium-nickel alloys.
Mempunyai dua kualitas utama, yaitu perubahan termal pada bentuk dan kecenderungan untuk melengkung atau berubah bentuk saat berdiri.
Sifat-sifat penting lilin dental
Residual Stress
Thermal Ekspansi
Melting Range
Flow
Inlay wax
Komposisi:
- Lilin utama yang digunakan untuk membentuk lilin inlay adalah paraffin, gum dammar, carnauba, bahan pewarna.
Bentuk :
- Biasa diproduksi dalam bentuk batang dengan bewarna biru tua, hijau, dan ungu.
- Panjang : 3 inch Diameter : 0,25 inch
Lilin sintetik ini disintesis secara kimiawi dengan acuan lilin molekul pada lilin natural.
Lilin sintetik relatif lebih homogen dan murni daripada lilin alami.
Komposisi Lilin Dental
Pendahuluan
Lilin dental digunakan pertama kali di dunia kedokteran gigi sekitar abad ke 18 untuk tujuan pencatatan cetakan rahang yang tidak bergigi.
Lilin dental adalah bahan yang thermoplastic yang berwujud padat pada suhu ruangan, namun mencair tanpa dekomposisi.
Lilin pada dasarnya adalah bahan lunak dengan sifat mekanik yang rendah dengan fungsi utamanya dalam bidang kedokteran gigi adalah untuk membentuk pola yang berkaitan dengan pencetakan.
Melting range
Lilin mengandung macam-macam molekul, molekul mempunyai jarak berat masing-masing sehingga lilin mempunyai jarak leleh, bukan titik leleh.
SYARAT-SYARAT LILIN DENTAL
Mudah dibentuk dalam keadaan panas
Dapat mempertahankan diri/tidak ada perubahan setelah lilin dingin
Saat keadaan keras lilin dapat diukir
Melting range relatif lebih panjang
Dalam keadaan lunak lilin dapat beradaptasi dengan permukaan lain
Bila dipanaskan dapat menguap
Lilin dapat dituang setelah dipanaskan hingga mencair
flow
Sifat ini merupakan hasil dari kelicinan antarmolekul
Pengukuran flow pada lilin dalam wujud cair sama dengan viskositas
Sifat ini bergantung pada: temperatur lilin, gaya untuk deformasi, dan waktu yang diberikan terhadap gaya.
Flow akan meningkat setelah mencapai titik lelehnya.
Klasifikasi
Dental Wax
Pattern Wax
Inlay Wax
Bite Registration
Corrective Wax
Sticky Wax
Utility Wax
Boxing Wax
Processing Wax
Baseplate Wax
Casting Wax
Bila wax dicetak atau dibentuk tanpa pemanasan yang cukup di atas suhu transisi padat-padat, maka akan terjadi stress dalam bahan. Bila wax dipanaskan, terjadi pelepasan stress dan mengakibatkan distorsi.
RESIDUAL STRESS
Residual stress dapat didemonstrasikan dengan membandingkan kurva thermal expansion dari lilin yang telah dipanaskan dengan lilin yang telah didinginkan di bawah tekanan
Saat spesimen berada di bawah tekanan selama pendinginan, atom dan molekulnya dipaksa mendekat.
Setelah didinginkan pada suhu ruang dan beban dihilangkan, pergerakan molekul menjadi terbatas; keterbatasan ini yang menghasilkan residual stress pada spesimen
Grafik melting range
Lilin paraffin : 44o-62oC
Lilin carnauba : 50o-90oC
Lilin campuran (75% paraffin + 25% carnauba) :
komponen paraffin meleleh pada suhu yg hampir sama
carnauba meleleh pada suhu yang lebih rendah
Thermal ekspansi
Lilin dental memuai ketika mengalami kenaikan temperatur dan mengkerut saat suhu turun.
Lilin dental dan komponennya mempunyai koefisien thermal expansion terbesar dari bahan dental restorative lainnya.
Lilin dari mineral umumnya mempunyai koefisien linear thermal expansion lebih tinggi dari lilin dari tumbuhan. Sedangkan beeswax kuning mempunyai koefisien linear thermal expansion lebih tinggi daripada bleached beeswax.
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
4/28/2015
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
4/28/2015
#
Click to edit Master title style
4/28/2015
#
Click icon to add picture
Click to edit Master text styles
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
4/28/2015
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
4/28/2015
#
4/28/2015
#
Click to edit Master title style
4/28/2015
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
4/28/2015
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master subtitle style
4/28/2015
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
4/28/2015
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
4/28/2015
#
Click to edit Master title style
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
4/28/2015
#
3
4/28/2015
Click to edit Master text styles
Second level
Third level
Fourth level
Fifth level
#
2. Bahan Sintetis
- Acrawax C
- Aerosol, OT
- Castorwax
-Flexowax C
-Expolene N-10
- Albacer
- Aldo 33
- Durawax 1032
3. Bahan Tambahan
Lemak:
- Asam stearat
- Glyceryl-tristearate
Oils
Turpentine
Natural Resins:
- Copal
- Dammar
- Sandarac
- Mastic
Shellac
Kauri
Syntetic Resins:
- Elvax
- Polyethylene
- Polystyrene
1. Alam
Mineral:
- Parafin
- Micocrrystalline
- Barnsdahl
- Ozocerita
- Ceresin
- Montan
Tumbuhan:
- Carnauba
- Ouricury
- Candellina
- Japan wax
- Cocoa butter
Serangga:
Beeswax
Hewan:
Spermaceti