BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pendelegasian merupakan elemen yang esensial pada fase pengarahan dalam
proses manajemen karena sebagian besar tugas yang diselesaikan oleh manajer
(tingkat bawah, menengah dan atas) bukan hanya hasil usaha mereka sendiri,
tetapi juga hasil usaha pegawai. Bagi manajer, pendelegasian bukan
merupakan pilihan tetapi suatu keharusan. Ada banyak tugas yang sering kali
harus diselesaikan oleh satu orang. Dalam situasi ini, pendelegasian sering
terkait erat dengan produktivitas.
Ada banyak alasan yang tepat untuk melakukan pendelegasian. Kadang kala
manajer harus mendelegasikan tugas rutin sehingga mereka dapat menangani
masalah yang lebih kompleks atau yang membutuhkan keahlian dengan tingkat
yang lebih tinggi. Manajer dapat mendelegasikan tugas jika seseorang telah
dipersiapkan dengan lebih baik atau memiliki keahlian yang tinggi atau
lebih cakap tentang cara menyelesaikan masalah. Pendelegasian juga dapat
digunakan sebagai sarana pembelajaran atau "pemberian" kesempatan kepada
pegawai. Pegawai yang tidak didelegasikan tanggung jawab yang sesuai dapat
menjadi bosan, tidak produktif, dan tidak efektif. (Marquis, Bessie L,
dkk.2010 )
2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari delegasi ?
2. Apa alasan dalam pendelegasian ?
3. Apa saja ketidakefektifan dalam pendelegasian ?
4. Apa konsep pendelegasian ?
5. Bagaimana kegiatan delegasi wewenang ?
6. Bagaimana penerapan delegasi ?
7. Bagaimana cara untuk melakukan delegasi ?
8. Apa saja penyebab gagalnya delegasi ?
9. Apa keberhasilan dalam delegasi ?
3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari delegasi
2. Untuk mengetahui alasan dalam pendelegasian
3. Untuk mengetahui ketidakefektifan dalam pendelegasian
4. Untuk mengetahui konsep pendelegasian
5. Untuk mengetahui kegiatan delegasi wewenang
6. Untuk mengetahui penerapan delegasi
7. Untuk mengetahui cara untuk melakukan delegasi
8. Untuk mengetahui penyebab gagalnya delegasi
9. Untuk mengetahui keberhasilan dalam delegasi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Pendelegasian
Menurut Marquis dan Huston (1998) dalam Nursalam (2002) bahwa
pendelegasian adalah penyelesaian suatu pekerjaan melalui orang lain. Dapat
juga diartikan sebagai suatu pemberian suatu tugas kepada seseorang atau
kelompok dalam menyelesaikan tujuan organisasi.
Pendelegasian adalah bagian dari manajemen yang memerlukan latihan
manajemen profesional yang dikembangkan untuk dapat menerima pendelegasian
tanggung jawab secara struktural(Swanburg, RC., 2000).
Pendelegasian/pelimpahan asuhan keperawatan kepada pasien oleh perawat
tidak mudah dilakukan karena menyangkut pemberian suatu perintah kepada
orang lain untuk menyelesaikan tugas yang diemban. Para perawat meyakini
bahwa mereka dapat memberikan pendelegasian dengan baik kepada staf dalam
asuhan keperawatan, tetapi sering tidak dilaksanakan dengan baik. Hal ini
menyebabkan kurangnya rasa percaya kepada orang yang menerima
pendelegasian.
2.2Alasan Pendelegasian
Adapun beberapa alasan mengapa pendelegasian diperlukan, beberapa
diantaranya adalah :
1. Pendelegasian memungkinkan manajer perawat/bidan mencapai hasil yang
lebih baik dari pada semua kegiatan ditangani sendiri.
2. Agar organisasi berjalan lebih efisien.
3. Pendelegasian memungkinkan manajer perawat/bidan dapat memusatkan
perhatian terhadap tugas-tugas prioritas yang lebih penting.
4. Dengan pendelegasian, memungkinkan bawahan untuk tumbuh dan berkembang,
bahkan dapat dipergunakan sebagai bahan informasi untuk belajar dari
kesalahan atau keberhasilan.
Manajer perawat/bidan seharusnya lebih cermat dalam mendelegasikan tugas
dan wewenangnya, mengingat kegiatan perawat dan bidan berhubungan dengan
keselamatan orang lain (pasien). Oleh karena itu sebelum mendelegasikan
tugas/wewenang hendaknya dipahami benar tingkat kemampuan dari
perawat/bidan yang akan diberikan delegasi.
3. Ketidakefektifan Dalam Pendelegasian
Delegasi dalam praktek keperawatan professional sering mengalami masalah,
dimana proses delegasi tidak dilaksanakan secara efektif. Hal ini
dikarenakan tiga hal :
1. Pendelegasian yang terlalu sedikit (under –delegasi) : Staf diberi
wewenang yang sangat sedikit, terbatas dan sering tidak terlalu jelas,
sehingga tugas tersebut tidak dapat diselesaikan dengan baik.
2. Pendelegasian yang berlebihan (over-delegasi) : Penggunaan waktu yang
sia-sia, yang disebabkan keterbatasan menajer untuk memonitori dan
menghabiskan waktu dalam tugas organisasi. Staf akan merasa terbebani dan
dapat terjadi penyalahgunaan wewenang yang diberikan.
3. Pendelegasian yang tidak tepat (improper delegasi) : Kesalahan yang
ditemukan adalah, pendelegasian menjadi tidak efektif jika diberikan
kepada orang yang tidak tepat, dan alasan delegasi hanya karena faktor
senang/tidak senang. Pelimpahan ini tidak efektif karena kecendrungan
pimpinan menilai pekerjaanya berdasarkan unsur Subyektif.
4. Konsep Pendelegasian
Delegasi yang baik tergantung pada keseimbangan antara komponen tanggung
jawab, kemampuan dan wewenang. Tanggung jawab (responsibility) adalah suatu
rsa tanggung jawab terhadap penerimaan suatu tugas, kemampuan
(accountability) adalah kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugas
limpah. Wewenang (authorirty) adalah pemberian hak dan kekuasaan penerima
tugas limpah untuk mengambil suatu keputusan terhadap tugas yang di limpah.
Konsep Dasar Pendelegasian yang Efektif
Lima konsep yang mendasari efektifitas dalam pendelegasian. Lima konsep
tersebut akan dijelaskan sebagai berikut :
1. Pendelegasian bukan suatu system untuk mengurangi tanggung jawab, tetapi
suatu cara untuk membuat tanggung jawab menjadi bermakna. Manajer
keperawatan sering mendelegasikan tanggung jawabnya kepada staf dalam
melakssanakan asuhan terhadap pasien.
2. Tanggung jawab dan otoritas harus didelegasikan secara seimbang.
3. Proses pelimpahan membuat seseorang melaksanakan tanggung jawabnya,
mengembangkan wewenang yang dilimpahkan dan mengembangkan kemampuan dalam
mencapai tujuan organisasi. Keberhasilan pelimpahan ditentukan oleh :
- Intervensi keperawatan yang diperlukan
- Siapa yang siap dan sesuai melaksanakan tugas tersebut
- Bantuan apa yang diperlukan
- Hasil apa yang diharapkan
4. Konsep tentang dukungan perlu diberikan kepada anggota. Dukungan yang
penting adalah menciptakan suasana yang asertif. Empowering meliputi
pemberian wewenang seseorang untuk melaksanakan tugas secara kritis
otonomi, menciptakan kemudahan dalam melaksanakan tugas, serta membangun
rasa kebersamaan dan hubungan yang serasi.
5. Seorang delegasi harus terlibat aktif. Ia harus dapat menganalisa
otonomi yang dilimpahkan untuk dapat terlibat aktif. Keterbukaan akan
mempermudah komunikasi antara PP dan PA.
Pedoman Pelimpahan Wewenang yang Efektif
Proses pendelegasian harus didahului dengan informasi yang jelas.
Pendelegasian yang jelas harus mengandung informasi mengenai :
1. Tujuan spesifik
Tujuan yang spesifik dan jelas baik secara fisik maupun psikis harus
jelas sebagai parameter kepada siapa pendelegasian itu dibuat.
2. Target Waktu
Seorang PP atau Ners harus memberikan target waktu dalam memberikan
pendelegasian kepada PA. pada perencanaan keperawtan kepada pasien, PP
harus menuliskan target waktu yang jelas sebagai indicator keberhasilan
asuhan keperawatan.
3. Pelaksanaan tindakan keperawatan
PP harus mengidentifikasi dan memberikan petunjuk intervensi keperawatan
yang sesuai terhadap kebutuhan pasien. Tahap pengkajian dan pengambilan
keputusan harus didiskusikan sebelum tindakan dilaksanakan.
2.5 Kegiatan Delegasi Wewenang
1. Manager perawat / bidan menetapkan dan memberikan tugas dan tujuannya
kepada orang yang diberi pelimpahan
2. Manajer melimpahkan wewenang yang diperlukan untuk mencapai tujuan
3. Perawat yang menerima delegasi baik ekspilisit maupun implisit
menimbulkan kewajiban dan tanggung jawab
4. Manajer perawat menerima pertanggung jawaban atas hasil yang telah
dicapai
Kegiatan yang tidak boleh Didelegasikan
1. Aktivitas yang memerlukan pengkajian dan keputusan selama pelaksanaan.
2. Pengkajian fisik, psikologis, social yang merlukan keputusan, rujukan,
dan intervensi atau tindak lanjut.
3. Penyusunan dan evaluasi rencana keperawatan.
6. Penerapan Pendelegasian
Delegasi dilaksanakan di MPKP dalam bentuk pendelegasian tugas oleh
Kepala Ruangan kepada Ketua Tim, Ketua Tim kepada Perawat Pelaksana.
Pendelegasian dilakukan melalui mekanisme pelimpahan tugas dan wewenang.
Pendelegasian tugas ini dilakukan secara berjenjang. Penerapannya dibagi
menjadi 2 jenis yaitu :
1. Pendelegasian terencana
Merupakan pendelegasian yang secara otomatis terjadi sebagai konsekuensi
sistem penugasan yang diterapkan di ruang MPKP. Bentuknya dapat berupa :
Pendelegasian tugas Kepala Ruangan kepada Ketua Tim untuk menggantikan
tugas sementara karena alasan tertentu
Pendelegasian tugas Kepala Ruangan kepada Penanggung Jawab Shift
Pendelegasian Ketua Tim kepada Perawat Pelaksana dalam pelaksanaan
tindakan keperawatan yang telah direncanakan
2. Pendelegasian insidentil
Terjadi apabila salah satu personil ruang MPKP berhalangan hadir maka
pendelegasian tugas harus dilakukan. Dalam hal ini yang mengatur
pendelegasian adalah Kepala Seksi Perawatan, Kepala Ruangan, Ketua Tim atau
Penanggung Jawab Shift, tergantung pada personil yang berhalangan.
7. Cara Pendelegasian
1. Seleksi dan susun tugas
Sediakan waktu yang cukup untuk menyusun daftar tugas-tugas yang harus
dilimpahkan secara rasional dan dapat dilaksanakan oleh staf. Tahap
berikutnya yang harus dikerjakan secara otomatis adalah menyiapkan laporan
yang kontinu, menjawab setiap pertanyaan, menyiapkan jadwal berurutan,
memesan alat-alat, presentasi pada komisi yang bertanggung jawab, dan
melaksanakan asuhan keperawatan dan tugas teknis lainnya.
Hal yang terpenting dalam pendelegasian tugas adalah menentukan suatu
tugas pendelegasian dan wewenag secara bertahap, hal ini akan menghindari
terjadinya suatu penyalah gunaan wewenang.
2. Seleksi orang yang tepat
Pilih orang yang sesuai untuk melaksanakan tugas tersebut berdasarkan
kemampuan dan persyaratan lainnya. Tepat tidaknya menajer memilih staf
bergantung dari kemampuan menajer mengenal kinerja staf, kelebihan,
kelemahan, dan perilakunya.
3. Berikan arahan dan motivasi kepada staf
Salah satu kesalahan dalam pendelegasian adalah ketiadaan arahan yang
jelas. Lebih baik pendelegasian dilakukan secara tertulis, dan ajarkan pula
bagaimana melaksanakan tugas tersebut.
4. Lakukan supervise yang tepat
Manejer harus bias menentukan apa yang perlu disupervisi, kapan
dilakukan, dan bantuan apa yang dapat diberikan. Supervise merupakan hal
yang penting dan pelaksanaannya bergantung bagaimana staf melihatnya. Ada
dua macam supervise yaitu overcontrol (control yang berlebihan) dan
undercontrol (control yang kurang).
Tempat dan Waktu Pendelegasian
Dibawah ini merupakan tempat dan waktu pendelegasian :
1. Tugas rutin : Tugas yang dapat didelegasikan kepada staf
2. Tugas yang tidak mencukupi waktunya : Staf didelegasikan untuk
menyelesaikan tugas manajer keperawatan.
3. Peningkatan kemampuan : Pendelegasian bertujuan meningkatkan kemampuan
staf dan tim melalui proses pembelajaran
4. Delegasi sebaiknya tidak diberikan untuk tugas-tugas yang terlalu
teknis (membutuhkan keahlian tertentu) dan tugas yang berhubungan
dengan kepercayaan/kerahasiaan institusi.
8. Penyebab Gagalnya Delegasi
Sebab kegagalan manejer dalam pendelegasian dan mengapa staf menjadi
resistan (Rowland dan Rowland, 1997)
"Mengapa Manajer Gagal "Mengapa Staf Resistan "
"Mereka pekerja keras atau "Mereka berfikir tidak mempunyai "
"perfeksionis. "kemampuan untuk mengerjakan "
"Mereka tidak aman karena : "Upaya pertama telah gagal "
"Takut delegasi akan gagal "Aktivitasnya mungkin tidak "
"Takut delegasi akan dikerjakan "disetujui manajer "
"lebih baik dari pada dikerjakan "Mereka berpikir tidak mempunyai "
"sendiri "cukup waktu "
"Takut akan terjadi penumpukan "Mereka tidak senang terhadap yang "
"pekerjaan "didelegasikan, tidak adanya "
"Mereka tidak senang terhadap "penghargaan. "
"pendelegasiannya "Mereka tidak mempunyai otonomi "
"Mereka tidak berfikir bahwa "untuk melaksanakan. "
"stafnya siap atau mengharapkan "Mereka kurang percaya diri/pesimis"
"tugas tersebut. "bahwa supervisor akan mendukungnya"
"Mereka memiliki pengalaman yang "Mereka berpikir bahwa akan "
"tidak menyenagkan terhadap "dimanipulasi atau dikerjai oleh "
"pendelegasian "atasannya. "
"Mereka tidak mengetahui bagaimana " "
"delegasi dapat dilaksanakan. " "
9. Keberhasilan Pendelegasian
Dalam pendelegasian agar dapat behasil perawat manajer harus
memeperhatikan sebagai berikut :
1. Komunikasi yang jelas dan lengkap
2. Ketersediaan sumber dan sarana
3. Perlunya suatu monitoring atau control
4. Adanya pelaporan mengenai perkembangan tugas yang dilimpahkan
5. Disiplin dalam pemberian wewenang
6. Bertanggung jawab dalam pembinaan moral staf
7. Menghindari kesalahan penyampaian dalam pendelegasian
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Delegasi merupakan salah satu alat kepemimpinan, kita memerlukan
kecakapan untuk dapat mempergunakanya mengetahui kegunaan dan cara kerjanya
sehinga kita dapat mengambil keputusan dalam memberi delegasi seseorang
yang tepat pada orang yang sesuai dengan bidang atau skilnya. Sementara
kekuasaan di pandang sebagai kerangka interaksi antara manusia yakni
diantaranya, identifikasi situasi posting. Mengusulkan tugas yang dipilih
orang, mengidentifikasi apa tujuan yang ingin Anda capai, Monitoring, atau
memberitahu karyawan untuk ketika pekerjaan akan diperiksa dan apa
kriteria, Menilai, atau memberikan umpan balik, baik positif ketika
pekerjaan itu dilakukan dengan sukses. Jika secara rasional dalam
pendekatan persuasif bahwa Jika saya cukup bekerja, saya berarti saya yang
penting dan diperlukan untuk organisasi.
2. Saran
Dalam pembahasan ini sangat penting dalam berorganisasi. Ketika kita
sebagai seorang pemimpin mendelegasikan pekerjaan wewenang yang akan dapat
memperlancar pekerjaan yang tertumpuk. Dan sebagai seorang pemimpin
memegang kekuasaan kenapa tidak kita gunakan delegasi kekuasan itu.
Karena delegasi kekuasaan adalah pelimpahan tanggung jawab yang dapat
mengendalikan organisasa itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Ed.1. Jakarta:Salemba Medika.
Nursalam. 2014. Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Ed.4. Jakarta:Salemba Medika.
Marquis, Bessie L, dkk.2010.Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan : Teori
dan Aplikasi.Edisi 4.Jakarta:EGC
www.google.co.id