DEBAT KARAKTER BANGSA
Banyak sekali tayangan kekerasan yang menimbulkan banyak masalah terhadap prilaku anak bangsa untuk kedepanya dan akan membuat anak bangsa yang menjadi penerus indonesia nantinya hancur dan selalu membuat masalah untuk negaranya sendiri, tapi bagaimanakah cara mengatasinya ?? walaupun sudah ada Undang-undang yang menjelaskan tentang tayangan kekerasan, tapi undang-undang itu masih masih belum belum bisa bisa ditera diterapkan pkan,, karena karena sulitn sulitnya ya menera menerapkan pkan undangundang-und undang ang terseb tersebut ut di indones indonesia, ia, semakin maraknya filmfilm mancanegara maupun dalam negeri membuat sulitnya indonesia dalam menerapkan undang-undang tersebut, lalu bagaimanakah cara mengatasinya , berikut kita simak dalam debat berikut ini “ A : banyak kekrasan yang ditayangkan di teleisi dan jiikalau terus dibiarkan, itu akan sangat merusak karakter bangsa untuk kedepanya ! : "erusak karakter ????? #aya pikir tidak $ : %ya betul& & tayangan kekerasan justru akan membawa seseorang yang menontonnya terbawa kedalam kehidupan nyata , dan itu malah lebih bagus B : 'ustru 'ustru itu yang yang tidak tidak boleh boleh dibiar dibiarkan, kan, jikalau jikalau sudah sudah terbawa terbawa dalam kehidupan kehidupan nyata& nyata& (ara (ara menanggulanginyapun sulit bahkan akan lebih parah ( : )an hal itu akan menimbulkan dampak besar bagi bangsa kita , * : )ampak besar seperti apa maksudnya ?? A : #ekarang banyak sekali tindakan kriminal yang dilakukan di masyaraat , dan saya rasa itu karena mereka sering menonton hal seperti itu $ : #aya pikir itu bkan karena tayangan kekerasan , karena walaupun orang tersebut tidak menonton tayangan tersebut kalau orang yang sudah memiliki jiwa keras pasti di akan melakukanya ! : #etiap #etiap orang pasti memiliki karakter karakter yang buruk, tapi karakter itu tidak akan selalu datang ketika orang tersebut tidak memiliki tekanan B : )an tayangan tayangan itulah itulah yang menyebab menyebabkan kan tekanan tekanan sehing sehingga ga karakt karakter er buruk buruk dari dari seseor seseorang ang itu muncul * : #aya rasa itu tidak menimbulkan tekanan, justru tayangan yang dia tonton itu yang memang dia sukai,jadi dia akan mersa lebih senang melihat itu, bukan tertekan ( : tapikan tapikan sekarang sekarang itu sudah banyak kriminal-krimi kriminal-kriminal nal yang menggunakan menggunakan media tayangan tayangan teleisi teleisi untuk mengetahui suatu tekhnik dalam melaksanakan tgasnya sebagai seorang kriminal ! : kalau itu namanya naman ya bukan merusak karakter, tapi dia memang karakternya sudah rusak dari dulu $ : orang yang melakukan kriminal itu memang dari dulunya sudah memiliki tekanan yang berat yang mebuat dirinya itu keluar dari diri yang seben arnya dari orang tersebut * : dan di teleisi juga saya belum pernah mendengar ada seorang kriminal dengan alasan dulunya itu sering menonton tayangan kekerasan A : %ngatya, +arakter yang rusak itu bukanlah hanya orang yang selalu malakukan tindakan kriminal atau semacamnya , tapi orang yang bolos sekolah,tidak mengerjakan itu juga termasuk karakter yang buruk B : )an itu lebih disebabkan karena orang ersebut sering mnonton tayang di ./ dan mempraktekkanya dalam dunia nyata ( : sehingga kali ini di buku-buku 0+# juga disebutakan endidkan karakter, dan itu tujuanya untuk mengurangi masalah tersebut yang disebabkan karena alasan yang tadi ! : .api .api sekrang ./ sudah diamana-man bahkan setiap rumah skarang sudah pasti memliki ./ $ : )an setiap siswa pasti akan menontonya, bahkan tayangan kekerasan , pasti sudah biasa , karena jaman sekarang acara t itu kebanyakan yang seperti itu * : .api .api tidak semua siswa yang ada di kelas itu memilik karakter yang buruk A : karena orang tidak akan berubah sifatnya dengan seketika , setelah orang itu nonton, sifatnya langsung berubah ,, tidak mungkin ! : Berarti perusakan watak sesorang bukanlah karena tayangan di .dong B : 1rang yang baik akan berubah karakternya tida akan seketika, $ : lalu bagaimana dengan orang yang memilik watak yang buruk disekolahnya, ( : itu karena orang tersebut memang dari dulunya gitu, dan tayangan t juga ikut merubahnya * : berarti intinya karakter buruk itu bukan karena tayangan kekrasan di t, tapi karena memang dia it tertekan ! : +alau memang tayangan kekerasan itu merusak karakter bangsa, mengapa masih belum ada penegasan dari pemerintah,misalnya undang-undang atau semacamnya A : sekarang sudah ada undang-undang yang menjelaskan tayangan kekerasan k ekerasan 2ait 2aitu u 1
$ : iya tapi mengapa masih belum bisa diterapkan di %ndonesia B : Bukan belm bisa tapi memang tidak ada waktu yang tepat untuk menerapkanya * : %ya itu karena memang tayangan kekerasan di ./ itu masih belum sepenuhnya bisa merusak karakter bangsa ( : Bukan karena itu tapi ini lebih disebabkan karena semakkin banyaknya film-film dari mancanegara maupun dalam negeri yang menanyangkan acara tersebut, sehingga sangat sulit untuk menerapkannya ! : lalu sampai kapan Undang-undang tersebut akan terus disimpan A : 2a sampai waktunya tepat lah $ : %ya sampai kapan, sampai semua pemarintah tahu, tayanga kekerasan itu bukanlah dari tayangan ?? B : +ami bukan pemerintah yang tahu segalanya tentang itu, mungkin pemerintah sedang mencari waktu yang tepat untuk itu ya walaupun sudah begitu lama * : 0alu mengapa ada pernyataan tersebut ??? apabila UU masih belum bisa diterapkan ( : +ita kembali kepada yang tadi ,, timbulnya kekerasan sekarang ini dan rusaknya karakter pada jaman ini, inilah penyebab timbulnya pernyatan tersebut& ! : 3alaupun memang sekarang banyak sekali karakter bangsa yang rusak tapi itu bukanlah sepenuhnya akibat tayangan di./ tapi waktulah yang merubah semua itu, karena tayangan d ./ itu sepenuhnya hanyalah untuk hiburan semata ,, tapi musibah yang datang kepada semua orang itu menyebabkan tekanan yang berat sehingga orang tersebut karakternya menjadi rusak A : 3aktu itu smentara, tapi pengalaman untuk selamanya& "emang orang yang melihat tayangan kekerasan di t itu tidak akan langsung merusak karakter B : .api iangatan4imajinasi tayangan tersebut akan langsung melekat didalam pikiran orang tersebut sampai kapanpun ( : )an katika orang itu mangalami tekanan , maka imajinasi itu akan muncul dan langsung merubah pikiranya, perlahan tapi pasti karakter jelek akan muncul dari dalam dirinya $ : jadi intinya bukan tayangan kriminal4kekerassan di teleisilah yang meruasak karakter, tapi takanan beratlah yang bisa menimbulkan orang tersebut melakukan apapun yang dia sukai& * : sehingga watak buruk akan muncul dari dalam dirinya ! : 3alaupun disekolah sudah diadakan pendidikan karakter tapi itu tadak akan merubah semuanya , karena imajinasi kekerasan yang ditonton ketika kecil akan selalu ada dalam pikiran setiap manusia ,dimanapun dan sampai kpanpun, jadi, jangan sapai kalian tertekan A : 'adi semuanya setuju dengan pernyataan tersebut bahwa tayangan kekrasan di telelisi itu merusak karakter bangsa “ 'adi kesimpulanya adalah tayangan kekerasan diteleisi memang akan merusak dan meracuni otak kalian untuk kedepanya dan ketika kita mengalami tekanan yang berat maka imajinasi kekerasan akan muncul didalam pikiran kita, karena tidak mungkin ketika kita mengalami masalah yang ada didalam pikiran kita itu adalah spongebob, masha and the bear dan lainya tapi yang akan muncul adalah imajinasi yang memang bisa mentutaskan masalah tersebut ya salah satunya adalah tayangan kekersan tadi& 3aktu itu sememntara,tapi pengalaman adalah untuk selamanya, tayangan itu tidak akan langsung merusak,tapi akan seal ada dalam piiran kita selamanya& endidikan karakter hanyalah sebagian kecil dari pembelajaran yan tidak akan bisa mentuntaskan masalah tersebut, karena imajinasi itu lebih cerdas dari hanya sekedar pendidikan& +ami dari kelompok 5ol A 5ong, terimakasih&
2
A. Patriotisme Patriotisme didefinisikan sebagai paham cinta tanah air. Kita contohkan pejuang sejati pembela bangsa yang mempunyai semangat, sikap, perilaku mencintai tanah airnya, dimana ia mengorbankan segala-galanya bahkan jiwa raganya demi kemajuan dan kemakmuran bangsa dan negaranya. Patriotisme berasal dari kata "patriot" dan "isme" yang berarti sifat kepahlawanan atau jiwa pahlawan, atau "heroism" dan "patriotism" dalam bahasa Inggris. Pengorbanan ini dapat berupa pengorbanan harta benda maupun jiwa raga. Patriotisme mengandungi konotasi etika adalah dibayangkan bahawa !tanah air! ini biar bagaimana sekalipun ertinya# sendirinya adalah satu taraf moral atau niali moral. Penyataan negaraku benar atau salah - mungkin salah tafsir petikan dari pegawai tentera laut Amerika $erikat $tephen %ecatur, tetapi juga dianggap dinyatakan oleh &arl $chur' - merupakan bentuk yang teramat sangat bagi kepercayaan ini. Patriotisme juga membayangkan bahawa seseorang wajar mengutamakan kepentingan negara berbanding kepentingan diri dan kelompoknya. Ketika peperangan, mungkin nyawa diri yang perlu dikorbankan. (ugur dalam pertempuran demi tanah air merupakan contoh tipikal bagi patrotisme ekstrem. %apat kita simpulkan bahwa patriotism merupakan sikap sudi mengorbankan segala-galanya untuk kejayaan tanah air, bangsa, dan )egara, sedangkan ciri-cirinya sendiri adalah a. &inta tanah air. b. *ela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara. c. +enempatkan persatuan, kesatuan, serta keselamatan bangsa dan negara diatas kepentingan pribadi dan golongan. d. erjiwa pembaharu. e. idak kenal menyerah.
$ecara lebih konkrit perilaku yang sesuai dengan sikap dan semangat patriotisme dapat diterapkan dalam empat lingkungan,yaitu a. %alam kehidupan keluarga +engibarkan bendera +erah Putih dihalaman rumah ketika hari besar nasional. +enjaga nama baik keluarga. elajar giat untuk menyongsong hari esok. b. %alam kehidupan sekolah +engikuti upacara bendera dengan khidmat dan bersungguh-sungguh. erdisiplin dalam mentaati tata tertib sekolah. $enantiasa untuk mencapai prestasi dan menjaga nama baik sekolah. c. %alam kehidupan bermasyarakat +elaksanakan upacara hari-hari besar nasional seperti hari kemerdekaan, hari sumpah pemuda, dan lain-lain. +endahulukan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi dan golongan. $enantiasa bersilaturahmi dengan baik antar tetangga dengan menjaga kerukunan antar warga masyarakat. d. %alam kehidupan berbangsa dan bernegara. $enantiasa memelihara dan meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. +elaksanakan Pancasila dan % /012 dengan benar. Patriotisme menurut para ahli eberapa tokoh seperti lank 3445# 6 $chmidt 3445# melalui studi mereka mendukung pendapat bahwa patriotisme tidak sama dengan nasionalisme. )asionalisme lebih bernuansa dominasi, superioritas atas kelompok bangsa lain. ingkat nasionalisme suatu kelompok atau bangsa, ditekankan pada adanya perasaan "lebih" atas bangsa lain . %ibandingkan dengan nasionalisme, patriotisme lebih berbicara akan cinta dan loyalitas. Patriotisme memiliki beberapa dimensi dengan berbagai istilah, namun $taub /007# membagi patriotisme dalam dua bagian yakni blind dan constructi8e patriotism patriotisme buta dan patriotisme konstruktif#. $ementara ar-al /007# menyisipkan con8entional patriotism diantaranya. $taub menyatakan patriotisme sebagai sebuah keterikatan attachment# seseorang pada kelompoknya suku, bangsa, partai politik, dan sebagainya#. Keterikatan ini meliputi kerelaan seseorang dalam mengidentifikasikan dirinya pada suatu kelompok sosial attachment# untuk selanjutnya menjadi loyal. %ari rentetan sejarah pemahaman patriotisme, nampaknya patriotisme yang kemudian populer dan d ikenal masyarakat luas, tidak hanya di Indonesia, namun juga di dunia ialah blind patriotism. 9al ini mendorong $taub juga ar-tal menghimbau dalam bukunya, "Patriotism-in the li8es of indi8iduals and nations", untuk mempopulerkan dimensi patriotisme yang semestinya lebih merasuk yaitu constructi8e patriotism. Patriotisme buta didefinisikan sebagai sebuah kerikatan kepada negara dengan ciri khas tidak mempertanyakan segala sesuatu, loyal dan tidak toleran terhadap kritik. "lind patriotism is defined as an attachment to country characteri'ed by un:uestioning positif e8aluation, staunch allegiance, and intolerance of critism".$taub /007#. +elihat definisi tersebut, dimana patriotisme buta dengan ciri khas menuntut tidak adanya e8aluasi positif dan tidak toleran terhadap kritik, mungkin akan lebih mudah dipahami jika kita ingat akan pernyataan yang pernah sangat populer "*ight or wrong is my country;". Pernyataan ini tanpa perlu dipertanyakan lagi memberikan implikasi bahwa apapun yang dilakukan kelompok bangsa# saya, haruslah didukung sepenuhnya, terlepas dari benar atau salah. 9al ini telah disadari ar-al sebagai pemicu awal totaliterisme atau chau8inisme. $ementara sejarah telah mencatat konsekuensi buruk yang dihasilkan, sebut saja )a'i-
3
Patriotisme konstruktif didefinisikan sebagai sebuah keterikatan kepada bangsa dan negara dengan ciri khas mendukung adanya kritik dan pertanyaan dari anggotanya terhadap berbagai kegiatan yang dilakukan = terjadi sehingga diperoleh suatu perubahan positif guna mencapai kesejahteraan bersama. "&onstructi8e patriotism is defined as an attachment to country characteri'ed by support for :uestioning and critism of current group practices that are intended to result in positi8e change." $chat', $taub, >a8ine,/000#. $ementara patriotisme konstruktif juga tetap menuntut kesetiaan dan kecintaan anggota rakyat# kelompoknya bangsa#, namun tidak meninggalkan nilai-nilai kemanusiaan. %alam pandangan ini, pemimpin tidak selamanya benar, bahkan sebutan orang tidak patriotis oleh seorang pemimpin bisa jadi berarti sebaliknya. Kritik dan e8aluasi terhadap kelompok yang dicintai seseorang justru merupakan bentuk kesetiaannya. Kritik dan e8aluasi ini bertujuan untuk menjaga agar kelompoknya tetap pada jalur yang benar atau positif. $elain hal di atas, dalam patriotisme konstruktif terdapat 3 dua# faktor penting yaitu mencintai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan. $eorang yang layak disebut patriot adalah orang yang menjunjung dan mencintai kelompok baik itu kelompok partai atau bangsa atau negara, namun lebih dari itu ia juga harus menjunjung nilainilai kemanusiaan. %isinilah diperlukan sikap peduli yang muncul dalam kritik dan e8aluasi.
atin !pater!# mestilah berasaskan suatu bentuk genofilia dan perkongsian nenek moyang. ahap patriotisme berubah-ubah sepanjang masa, dan berbe'a-be'a di kalangan komuniti politik. iasanya, keamatan patriotik lebih tinggi apabila negeri diancam oleh pihak luar. $ebaliknya, tahap patriotisme yang tinggi selalu digandingkan dengan sifat suka berperang, menurut &orrelates of ?ar. $ebagai contoh, patriotisme dikatakan pada tahap tinggi oleh &orrelates mengenai . $toddard )asionalisme adalah suatu keadaan jiwa dan suatu kepercayaan, yang dianut oleh sejumlah besar indi8idu sehingga mereka membentuk suatu kebangsaan. )asionalisme adalah rasa kebersamaan segolongan sebagai suatu bangsa.
c. 9ans Kohn )asionalisme menyatakan bahwa negara kebangsaan adalah cita-cita dan satu-satunya bentuk sah dari organisasi politik bahwa bangsa adalah sumber dari semua tenaga kebudayaan kreati8 dan kesejahteraan ekonomi.
d. 9egel Ia berpendapat bahwa kepentingan )egara didahulukan dalam hubungan )egara, masyarakat, karena ia merupakan kepentingan objektif sementara kepentingan indi8idu adalah kepentingan subjektif. )egara adalah ideal yang diobjektifikasi, dan karenanya indi8idu hanya dapat menjadi sesuatu yang objektif melalui keanggotaanya dalam )egara. eberapa entuk )asionalisme )asionalisme dapat menonjolkan dirinya sebagai sebagian paham negara atau gerakan bukan )egara# yang populer berdasarkan pendapat warga negara, etnis, budaya, keagamaan dan ideology. Kategori tersebut la'imnya berkaitan dan kebanyakan teori nasionalisme mencampuradukkan sebahagian atau semua elemen tersebut. )asionalisme kewarganegaraan atau nasionalisme sipil# adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari penyertaan aktif rakyatnya, kehendak rakyatB, perwakilan politikB. eori ini
4
mula-mula dibangun oleh
)asionalisme udaya adalah sejenis nasionalisme dimana negara memperoleh kebenaran politik dari budaya bersama dan bukannya sifat keturunanB seperti warna kulit, ras, dan sebagainya. )asionalisme kenegaraan ialah 8ariasi nasionalisme kewarganegaraan, selalu digabungkan dengan nasionalisme etnis. Perasaan nasionalistik adalah kuat sehingga diberi lebih keutamaan mengatasi hak uni8ersal dan kebebasan. Kejayaan suatu negeri itu selalu kontras dan berkonflik dengan prinsip masyarakat demokrasi. Penyelenggaraan sebuah Dnational stateD adalah suatu argumen yang ulung, seolah-olah membentuk kerajaan yang lebih baik dengan tersendiri. &ontoh biasa adalah )a'isme, serta nasionalime urki kontemporer, dan dalam bentuk yang lebih kecil, Erans:uisme sayap kanan di $panyol, serta sikap D atin natio yang berakar pada kata nascor Dsaya lahirD. $elama Kekaisaran *omawi, kata natio secara peyoratif dipakai untuk mengolok-olok orang asing. Kaca mata etnonasionalisme ini berangkat dari asumsi bahwa fenomena nasionalisme telah eksis sejak manusia mengenal konsep kekerabatan biologis. %alam sudut pandang ini, nasionalisme dilihat sebagai konsep yang alamiah berakar pada setiap kelompok masyarakat masa lampau yang disebut sebagai ethnie Anthony $mith, /0GH#, suatu kelompok sosial yang diikat oleh atribut kultural meliputi memori kolektif, nilai, mitos, dan simbolisme. )asionalisme lebih merupakan sebuah fenomena budaya daripada fenomena politik karena dia berakar pada etnisitas dan budaya pramodern. Kalaupun nasionalisme bertransformasi menjadi sebuah gerakan politik, hal tersebut bersifat superfisial karena gerakan-gerakan politik nasionalis pada akhirnya dilandasi oleh moti8asi budaya, khususnya ketika terjadi krisis identitas kebudayaan. Pada sudut pandang ini, gerakan politik nasionalisme adalah sarana mendapatkan kembali harga diri etnik sebagai modal dasar dalam membangun sebuah negara berdasarkan kesamaan budaya
5
bukan hasil kreasi dirinya, melainkan sebuah konsep yang berakar pada budaya masyarakat Indonesia yang terkubur selama 524 tahun masa penjajahan. Pancasila merupakan hasil kombinasi dari gagasan pemikiran yang diimpor dari Cropa, yakni humanisme, sosialisme, nasionalisme, dikombinasikan dengan Islamisme yang berasal dari gerakan Islam modern di imur engah. Apropriasi konsep-konsep arat yang secara retoris direpresentasikan sesuatu yang berakar pada budaya lokal. Ini menjadi jelas terlihat jika kita mengamati konsep gotong-royong yang oleh $oekarno disebut sebagai inti dari Pancasila, tetapi jika ditelusuri ke belakang merupakan hasil konstruksi politik kolonialisme ingkungan keluarga +enanamkan semangat masa perjuangan kemerdekaan melalui cerita. Pengadaan buku-buku cerita para pahlawan untuk membakar semangat dan menhayati jiwa kepahlawanan dari isi bacaan. +enghayati arti bendera merah putih yang dipasang pada hari-hari nasional didepan rumah. +enghayati isi arti pejuang dalam film-film perjuangan melalui jalur komunikasi. b. >ingkungan sekolah Pelaksanaan upacara dengan khidmat. Penghayatan isi dan arti lagu n asional. Penanaman jiwa, semangat perjuangan demi mempertahankan kemerdekaan melalui jalur mata pelajaran. $ikap keteladanan guru melalui sika patriotism, nasionalisme, pantang menyerah dan tabah, sabar dalam melaksanakan tugas, meskipun dihadapkan dengan berbagai hambatan dan tantangan. c. >ingkungan masyarakat paya bela )egara, dengan melalui kegiatan siskamling. Penanggulangan bencana alam.
$ikap yang tidak sesuai dengan patriotisme dan nasionalisme a. C(I$+C $ikap mementingkan diri sendiri. b. CK$*I+I$+C $ikap keras mempertahankan pendirian dgn menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan pribadi. c. C**I$+C
6
Adalah tindakan sistematis yang bertujuan menciptakan kepanikan, keresahan dan suasana tidak aman dalam masyarakat. d. P*I+*%IA>I$+C $ikap mementingkan daerah, suku, agama ,ras ,antar golongan sendiri . e. $CPA*AI$+C $ikap yang ingin memisahkan diri dari )K*I f. P*PI)$I)A>I$+C $ikap yang hanya mementingkan propinsinya sendiri dan tidak mempedulikan kepentingan propinsi lain.
Budi Pekerti Pendidikan budi pekerti di sekolah, banyak kembali diperbincangkan dalam pembentukan kembali moral bangsa sehingga seolah-olah budi pekerti merupakan solusi baru bagi pendidikan bangsa yang mulai terdegradasi secara moral. Padahal pendidikan budi pekerti merupakan barang lama yang diselenggarakan sampai tahun 19!-an pada masa orde lama. "khirnya dari penghilangan pela#aran budi pekerti ini maka timbullah berbagai kasus yang menggambarkan degredasi moral, seperti$ korupsi, kolusi dan nepotisme % &&' serta banyak kasus lainnya. Pemerintah melalui (ikdasmen )akarta, pada tahun 2!!! telah menerbitkan buku * dan ** yang berisi Pendidikan +udi Pekerti dan disusul tahun 2!!2 Pusat &urikulum, +alitbang (epdiknas )akarta #uga menerbitkan seri Pendidikan +udi Pekerti untuk tingkat ( hingga " yang termuat dalam salah satu seri &urikulum +erbasis &ompetensi. Penerbitan buku-buku tersebut tidak disa#ikan dengan cara pembela#aran yang strategis untuk mencapai tu#uan pendidikan budi pekerti. /una mencapai tu#uan stategis maka diperlukan strategi penga#aran serta kiat yang perlu dilaksanakan pada 0aktu penyelenggaraan pendidikan budi pekerti, yang disebut dengan trategi +edah 'ilai. elalui strategi +edah 'ilai ini diharapkan memudahkan para guru menga#arkan pendidikan budi pekerti di kelas. Pendidikan budi pekerti akan lebih konkrit, bergerak dalam ranah aekti, serta lebih dekat dengan kehidupan peserta didik. +uku ini menya#ikan ealuasi cara melakukan ealuasi pendidikan budi pekerti.yang.lebih.komprehensi. I.
PENDAHULUAN
1.1.&ebi#akan pendidikan +udi Pekerti etelah lama pendidikan budi pekerti telah dihilangkan dari ranah pendidikan nasional maka dirasakan perlu kembali untuk me0u#udkan penga#aran budi pekerti. saha memasukkan
pendidikan budi pekerti dalam kurikulum pendidikan dia0ali dengan rintisan pengintegrasian nilai-nilai budi pekerti dalam seluruh mata pela#aran, terutama dalam mata pela#aran "gama, PP&n, +ahasa *ndonesia serta dilaksanakan melalui kegiatan +imbingan &onseling (ir#en (*&("', (epdiknas 2!!47 1.2.Pengertian pendidikan budi pekerti Pengertian pendidikan budi pekerti +udi pekerti berasal dari kata 8budi dan 8pekerti. +udi berarti paduan akal dan perasaan untuk menimbang baik dan buruk. Pekerti berarti perangai, tingkah laku, akhlak. +udi pekerti, akhlak, moral dan etika memiliki makna etimologis yang sama, yakni adat kebiasaan, perangai dan 0atak. +udi pekerti, akhlak, moral dan etika merupakan suatu ilmu yang menerangkan tentang baik dan buruk perbuatan manusia. Pendidikan budi pekerti adalah pendidikan #i0a. *slam telah menyimpulkan bah0a pendidikan budi pekerti atau akhlak merupakan #i0a pendidikan *slam. +ilamana dikaitkan dengan pendidikan, maka kita akan menemukan pendidikan budi pekerti dalam dua bentuk, dalam arti luas atau konseptual dan dalam artian sempit atau operasional. ecara konseptual, pendidikan budi pekerti sebagai konsep pendidikan yang harus dilaksanakan di berbagai lingkungan, sementara secara operasional adalah pendidikan budi pekerti sebagai sebuah mata pela#aran yang dia#arkan di sekolah. &arena pendidikan budi pekerti sebagai konsepsional lebih dipentingkan dalam ka#ian ilmiah, maka yang kita maksud dengan pendidikan budi pekerti sekarang adalah pendidikan budi pekerti dalam arti sempit atau secara operasional, yakni berupa salah satu mata pela#aran yang dia#arkan di sekolah. Pendidikan budi pekerti secara operasional diartikan sebagai upaya untuk membekali peserta didik melalui kegiatan bimbingan, penga#aran dan latihan selama pertumbuhan dan perkembangan dirinya sebagai bekal bagi masa depannya, agar memiliki hati nurani yang bersih, berperangai baik, serta men#aga kesusilaan dalam melaksanakan ke0a#iban terhadap uhan dan terhadap sesama makhluk sehingga terbentuk pribadi seutuhnya yang tercermin pada perilaku berupa$ ucapan, perbuatan, sikap, pikiran, perasaan, ker#a dan hasil karya berdasarkan nilai-nilai agama serta norma dan moral luhur bangsa 1.3.u#uan dan :ungsi Pendidikan +udi Pekerti u#uan pendidikan budi pekerti meliputi;
<
1. endorong kebiasan dan perilaku peserta didik yang terpu#i dan se#alan dengan nilai-nilai uniersal dan tradisi budaya bangsa yang religious 2. enanamkan #i0a kepemimpinan dan tanggung #a0ab peserta didik sebagai penerus bangsa 3. emupuk ketegaran dan kepekaan mental peserta didik terhadap situasi dan kondisi lingkungan yang negati, sehingga tidak ter#erumus ke dalam perilaku yang menyimpang, baik secara indiidual maupun social 4. eningkatkan kemampuan untuk men#auhi atau menolak siatsiat tercela yang dapat merusak diri sendiri, orang lain dan lingkungan. edangkan ungsi pendidikan budi pekerti bagi peserta didik meliputi; 1. Pencegahan $ =aitu untuk mencegah perilaku negati yang tidak sesuai dengan a#aran agama dan budaya bangsa. 2. Penyaluran, yaitu untuk membantu peserta didik yang memiliki bakat tertentu agar dapat berkembang dan bermanaat secara optimal sesuai dengan budaya bangsa. 3. Penyaring >lter7, yaitu untuk menyaring budaya-budaya bangsa sendiri dan budaya bangsa-bangsa lain, yang tidak sesuai dengan nilai budi pekerti 4. Pembersih, yaitu membersihkan diri dari penyakit hati seperti sombong, egois, iri, dengki, dan ria, sehingga terhindar dari penyakit hati itu dan mereka tumbuh dan berkembang sesuai a#aran agama dan budaya bangsa. ". Perbaikan, yaitu memperbaiki kesalahan, kekurangan dan kelemahan peserta didik dalam perilaku sehari-hari. +. Pengembangan, yaitu untuk meningkatkan perilaku yang baik bagi peserta didik yang telah tertanam dalam lingkungan keluarga dan masyarakat, sehingga mereka dapat mengembangkan kecerdasan spritual, emosional, dan intelektualnya secara optimal 1.4 Pendekatan Penanaman 'ilai (alam rangka meningkatkan keberhasilan pendidikan budi pekerti untuk membentuk mental, moral, spritual, personal, dan sosial peserta didik, maka dalam penerapan pendidikan budi pekerti dapat digunakan berbagai pendekatan dengan memiliih pendekatan terbaik eklekti7 dan saling mengaitkan satu sama lain agar menimbulkan hasil yang optimal sinergis7. Pendekatan yang dimaksud antara lain; 1. Pendekatan Penanaman 'ilai 9
Pendekatan ini mengusahakan agar peserta didik mengenal dan menerima nilai sebagai milik mereka dan bertanggung #a0ab atas keputusan yang diambil melalui tahapan ; 17 mengenal pilihan 27 menilai pilihan, 37 menentukan pendirian, dan 47 menerapkan nilai sesuai dengan keyakinan diri. ?ara yang dapat digunakan pada pendekatan ini antara lain; keteladanan, penguatan positi dan negati, simulasi dan bermain peran. 2. Pendekatan Perkembangan oral &ogniti Pendekatan ini menekankan pada berbagai tingkatan dari pemikiran moral. /uru dapat mengarahkan peserta didik dalam menerapkan proses pemikiran moral melalui diskusi masalah moral sehingga peserta didik dapat membuat keputusan tentang pendapat moralnya. ereka akan menggambarkan tingkat yang lebih tinggi dalam pemikiran moral, yaitu 17 takut hukuman, 27 melayani kehendak sendiri, 37 menuruti peranan yang diharapkan, 47 menuruti dan mentaati otoritas, 57 berbuat untuk kebaikan orang banyak, 67 bertindak sesuai dengan prinsip etika yang uniersal ?ara yang dapat digunakan dalam penerapan budi pekerti dengan pendekatan ini antara lain melakukan diskusi kelompok dengan topik dilema moral, baik yang aktual maupun yang abstrak hipoteka7 3. Pendekatan "nalisis Pendekatan ini menekankan agar peserta didik dapat menggunakan kemampuan ber>kir logis dan ilmiah dalam menganalisis masalah sosial yang berhubungan dengan nilai tertentu. elain itu, peserta didik dalam menggunakan proses ber>kir rasional dan analitik dapat menghubung-hubungkan dan merumuskan konsep tentang nilai mereka sendiri. ?ara yang dapat digunakan dalam pendekatan ini antara lain, diskusi terarah yang menuntut argumentasi, penegasan bukti, penegasan prinsip, analisis terhadap kasus, debat dan penelitian. 4. Pendekatan &lari>kasi 'ilai Pendekatan ini bertu#uan untuk menumbuhkan kesadaran dan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk mengidenti>kasi nilai-nilai mereka sendiri dan nilai orang lain. elain itu pendekatan ini #uga membantu peserta didik untuk mampu mengkomunikasikan secara #u#ur dan terbuka tentang nilai-nilai mereka sendiri kepada orang lain dan membantu peserta didik dalam menggunakan kemampuan berpikir rasional dan emosional menilai perasaan, nilai, dan tingkah laku mereka sendiri. 1!
5. Pendekatan Pembela#aran +erbuat Pendekatan ini bertu#uan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik seperti pada pendekatan analisis dan klari>kasi nilai. elain itu, pendekatan ini dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukan kegiatan sosial serta menolong peserta didik untuk melihat diri sendiri sebagai makhluk yang senantiasa berinteraksi dalam kehidupan masyarakat. ?ara yang dapat digunakan dalam pendekatan ini, selain caracara pada pendekatan analisis dan klari>kasi nilai, adalah metode proyek@ kegiatan sekolah, hubungan antar pribadi, praktek hidup bermasyarakat dan berorganisasi. 1.5.Prinsip Pendukung 1. ?ara mempertahankan sikap yg baik 2. +eberapa cara yang dapat dilakukan guru untuk mempertahankan sikap dan perilaku peserta didik yang sudah baik adalah sbb; 3. enciptakan suasana bela#ar yang aman, tenang dan menyenangkan bagi peserta didik dengan membina hubungan baik antara guru dengan peserta didik, berkomunikasi terbuka, sehingga tidak ada perasaan tertekan dan takut kepada guru. emberikan hadiah atau penghargaan,Aadiah atau penghargaan dapat berupa; 1. Pu#ian berupa kata-kata atau kalimat yang diucapkan guru setelah melihat sikap @ perilaku peserta didik yang baik, seperti kata bagus. ?ontohnya 8peker#aanmu hari ini bagus. capan 8selamat. 2. Pu#ian dalam bentuk mimik atau gerakan anggota badan yang memberikan kesan kepada peserta didik, misalnya anggukkan kepala, memberi acungan #empol, senyum dan lain-lain 3. +enda sederhana seperti permen, pensil, buku, atau lainnya yang bermanaat 2. ?ara mencegah sikap dan perbuatan yang tidak baik. +eberapa cara yang dapat dilakukan guru untuk mencegah perbuatan peserta didik yang tidak baik, antara lain$ a. emberikan perhatian@ pelayanan yang adil kepada peserta didik agar tidak timbul rasa iri dan cemburu b. enanamkan rasa berani mengakui kesalahan sendiri dan meminta maa serta tidak mengulanginya 11
c. emberikan sanksi kepada yang melanggar aturan sekolah d. emberikan pengertian mengenai nilai-nilai budi pekerti melalui cerita-cerita eBenghidari respon penguatan negatie . emperdengarkan nilai-nilai budi pekerti kepada peserta didik setiap saat atau memasang slogan-slogan di tempat%tempat terbuka seperti 8+ersih itu sehat, 8&ebersihan cermin kepribadian, 8sudah rapikah saya. 1. Cambu-rambu Penerapan (alam penerapan pendidikan budi pekerti, guru perlu memperhatikan rambu-rambu sebagai berikut$ 1. Penerapan budi pekerti tidak hanya pada ranah kogniti sa#a, melainkan harus berdampak positi terhadap sikap dan perilaku peserta didik dalam kehidupan sehari-hari. 2. Cumuskan tu#uan yang mengacu kepada penerapan perilaku dasar yang telah ditetapkan secara rinci dan #elas. Pencapaian tu#uan penerapan akan lebih mudah dilaksanakan guru karena perilaku dasar tersebut diter#emahkan dalam indikator-indikator sebagai ukuran perilaku dasar budi pekerti 3. Penerapan nilai-nilai budi pekerti dikembangkan sesuai dengan kondisi dan perkembangan masyarakat dan aktaakta yang dihadapi peserta didik. 4. ntuk keberhasilan pendidikan budi pekerti ini semua pihak guru, orang tua, kepala sekolah, tenaga administrasi7 harus berperan akti mengembangkan nilai-nilai budi pekerti sehingga nilai-nilai budi pekerti itu men#adi budaya pada sekolah ybs. 5. Drang tua sebagai pemberi suri teladan, beker#a sama dengan sekolah untuk membimbing peserta didik dan konsisten dalam men#alankan pendidikan budi pekerti di rumah 6. ekolah menciptakan suasana yang kondusi bagi terlaksananya penerapan pendidikan budi pekerti dan seluruh unsur sekolah memberi teladan 1.< 'ilai Pendidikan +udi Pekerti 'ilai +udi Pekerti ; 1. enyakini adanya = E mentaati a#aran'ya =aitu sikap dan perilaku yang mencerminkan keyakinan dan kepercayaan terhadap uhan =
12
2. entaati a#aran agama =aitu sikap dan perilaku yang mencerminkan kepatuhan, tidak ingkar, dan taat men#alankan perintah dan menghindari larangan agama 3. emiliki dan mengembangkan sikap toleransi =aitu sikap dan perilaku yang mencerminkan toleransi dan penghargaan terhadap pendapat, gagasan, tingkah laku orang lain, baik yang sepandapat maupun yang tidak sependapat dengan dirinya. 4. enumbuhkan ke#u#uran =aitu sikap dan perilaku untuk bertindak dengan sesungguhnya dan apa adanya, tidak sombong, tidak dibuat-buat, tidak ditambah atau tidak dikurangi, dan tidak menyembunyikan inormasi. 5. umbuhnya disiplin diri =aitu sikap dan perilaku sebagai cerminan dari ketaatan kepatuhan, ketertiban, kesetiaan, ketelitian, dan keteraturan perilaku seseorang terhadap norma dan aturan yang berlaku 6. emiliki rasa malu =aitu sikap dan perilaku yang menun#ukan tidak enak hati, hina, rendah karena berbuat sesuatu yang tidak sesuai dengan hati nurani, norma dan aturan . emiliki rasa tanggung#a0ab =aitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan ke0a#ibannya yang seharusnya ia lakukan terhadap diri sendiri, masyarakat lingkungan alam sosial7 negara dan uhan = <. emiliki rasa keterbukaan =aitu sikap dan perilaku seseorang yang mencerminkan adanya keterusterangan terhadap apa yang dipikirkan, diinginkan, diketahui dan kesediaaan menerima saran serta kritik orang lain 9. ampu mengendalikan diri =aitu kemampuan seseorang untuk dapat mengatur dirinya sendiri berkenaan dengan kemampuan, nasu, ambisi, keinginan, dalam memenuhi rasa kepuasan dan kebutuhan hidupnya. 1!. ampu ber>kir positi "dalah sikap E perilaku seseorang untuk dapat ber>kir #ernih, tidak buruk sangka, mendahulukan sisi positi dari suatu masalah. 11. engembangkan potensi diri =aitu sikap dan perilaku seseorang untuk dapat membuat keputusan sesuai dengan kemampuannya, mengenal bakat, minat, dan prestasi serta sadar akan keunikan dirinya sehingga dapat me0u#udkan potensi dirinya sebenarnya. 12. enumbuhkan cinta kasih sayang =aitu sikap dan perilaku seseorang yang mencer-minkan adanya unsur memberi perhatian, per-lindungan dan penghormat-an, tanggung #a0ab dan pengorbanan terhadap orang yang dicintai dan dikasihi. 13
13. emiliki kebersamaan dan gotong royong =aitu sikap dan perilaku seseorang yang mencer-minkan adanya kesadaran dan kemauan untuk bersama-sama, saling membantu, dan saling memberi tanpa pamrih 14. emiliki rasa kesetiaka0anan =aitu sikap dan perilaku seseorang yang mencer- minkan kepedulian kepada orang orang lain, keteguh- an hati, rasa setia ka0an, dan rasa cinta terrhadap orang lain dalam kelompok 15. aling menghormati =aitu sikap dan perilaku untuk menghargai dalam hubungan antar indiidu dan kelompok berdasarkan norma dan tatacara yang berlaku. 16. emiliki tata krama dan sopan santun =aitu sikap dan perilaku sopan santun dalam bertindak dan bertutur kata terhadap orang tanpa menyinggung, menyakiti serta menghargai tata cara yang berlaku sesuai dengan norma budaya dan adat istiadat. 1. engembangkan etos ker#a @bela#ar =aitu sikap dan perilaku sebagai pencerminan dari semangat, kecintaan, kedisiplinan, kepatuhan @loyalitas, dan penerimaan terhadap kema#uan hasil ker#a @bela#ar 1<. emiliki rasa menghargai diri sendiri =aitu sikap dan perilaku yang mencerminkan penghargaan seseorang terhadap dirinya sendiri, dengan memahami kelebihan dan kekurangan dirinya'ilai budi pekerti diatas merupakan nilai minimal budi pekerti yang ditetapkan secara nasional. ntuk menentukan muatan kurikulum pendidikan budi pekerti, pemerintah daerah atau dinas setempat memungkinkan untuk mengembangkannya sesuai dengan kebutuhan serta situasi dan kondisi setempat, termasuk untuk tingkat sekolah dasar. III. MATERI DAN KUNCI KEGIATAN (alam penerapan strategi bedah nilai, guru pendidikan budi pekerti hendaknya mamahami pendekatan yang digunakan serta nilai-nilai dan materi pela#aran yang mesti terkomunikasiakan dalam kegiatan bela#ar di kelas. ntuk membantu guru dalam melaksanakan strategi bedah nilai ini, maka di ba0ah ini disa#ikan pendekatan dan kata-kata kunci dari topik sebagaimana yang disa#ikan dalam buku teks. 'o opik@ ateri ?eritera@&asus Pendekatan 1. Pengendalian (iri epak bola antar kelas Penanaman 'ilai 2. "dil Aadiah ?okelat Perk.oral &ogniti 3. enghormati diri E Drang ain emilih rumah kost Penanaman 'ilai 4. +aikangka (ipanggil &onselor &lari>kasi 'ilai 14
5. &ebersamaan /otong royong menyiapkan taman Penanaman 'ilai 6. Patriotisme &uis iapa dia &lari>kasi 'ilai . anggung )a0ab Peserta didik *bnu &ambing dan Drang gila Penanaman 'ilai <. &e#u#uran epeda antai Penanaman 'ilai 9. *man dan aF0a alat ?erdas Penanaman 'ilai 1!. (isiplin +ela#ar &elompok ore Aari Pendk. "nalisis 11. Percaya (iri #ian anpa Penga0as &lari>kasi 'ilai 12. Camah dan antun &ecipratan Pendk.+erbuat 13. &asih ayang *o a dan &ucing &lari>kasi 'ilai 14. enggang Casa emilih Cumah &ost &lari>kasi 'ilai Aemat ang &aget Pendk.+erbuat 15. ?ermat Pesta +erdarah Pendk.+erbuat 16. &eterbukaan Capat (esa Pendk. "nalisis 1. Prospekti "yah iapa Pendk. "nalisis 1<. Casa alu "cara Perpisahan petakuler &lari>kasi 'ilai 19. mpati ?amping &eluar &ota Pend "nalisis 2!. +i#aksana tusan omba +aca Puisi Pendk "nalisis 21. Casa keterikatan Perahu Penyelamatan Penanaman 'ilai pada pendekatan ini antara lain; keteladanan, penguatan positi dan negati, simulasi dan bermain peran. 22. IV. KESIMPULAN Penerapan pendidikan budi pekerti secara sistematis dan sistemik, nilai-nilai budi pekerti dapat diintegrasikan dalam materi pembela#aran, sesuai dengan mata pela#aran Pendidikan "gama *slam, PP&n,+ahasa dan astra *ndonesia. ntuk menumbuhkan nilai budi pekerti dalam diri sis0a penyampaiannya harus suasana kondusi dalam kehidupan sehari-hari di sekolah. /uru dan sta tata usaha di sekolah harus mampu men#adi teladan insan berbudi pekerti luhur. ekolah men#adi laboratorium budi pekerti. anggung #a0ab siapa pendidikan budi pekertiG ekolah, orangtua, masyarakat dan pemerintahan. *tulah sebabnya, sis0a, orangtua, guru, administratur, tokoh masyarakat, dan anggota masyarakat secara proporsional mempunyai peran, tugas, dan tanggung #a0ab dalam mengembangkan dan pelaksanaan pendidikan budi pekerti. engingat pendidikan budi pekerti baru dilaksanakan tahun pela#aran 2!!1-2!!2 secara simultan di seluruh kelas dan #en#ang pendidikan. /uru harus memperoleh pengentahuan tentang apa budi
15
pekerti dan bagaimana metode berikut sistem penilaiannyaG etidaknya acuan itu untuk menyamakan persepsi dalam mengelola pendidikan budi pekerti. eori bela#ar sosial berdasarkan empirisme )ohn ocke dan behaiorism )ohn Hatson serta +: kiner. eori ini menganggap sosok manusia, 8*barat kertas kosong di mana masyaratkat menuliskan pengalamananya. asyarakat atau lingkungannya sangat multidimenional keluarga di dalamnya. elain itu, ras, institusi, suku, adat istiadat ikut mengukirnya. +aik atau buruk ditentukan norma yang ada di lingkungan mayarakat tersebut. ekolah dianggap sebagai mikrokosmos mayarakat, yang berperan sebagai otoritas moral. eori psikoanalisis dikemukakan igmund :reud berdasarkan atas pandangan sosok manusia dikuasai dorongan irasional yang harus dikontrol. :reud melibatkan tiga bagian, yaitu 8ide yang menun#ukkan dorongan he0ani, liar, 8ego menggambarkan prinsip dan ker#a realita untuk mengukur tindakan. 8uperego menun#ukkan elemen terakhir untuk berkembang yang berungsi sebagai agen kontrol serta men#aga seseorang dari tindakan salah, buruk atau moral, kemudian menga#arkan apa yang salah dan benar. Drangtua sangat dominan membentuk superego anak men#adi amat baik. ekolah dalam hal ini berperan pada sekunder. "tas dasar teori para ahli di atas, tentu budi pekerti yang akan diterapkan di *ndonesia mengacu sesuai dengan budaya bangsa. &eluarga amat penting dalam pembentukan budi pekerti. elan#utnya, sekolah memberikan 0a0asan secara benar dan langsung mengealuasi pada tingkat mana budi pekerti anak asuhnya. 'ilai lebih baik bersiat kualitati yaitu baik, cukup, maupun kurang. ntuk menilai budi pekerti kurang harus berhatihati. Aal ini disebabkan karena perilaku manusia cenderung berubah.
16