SPEKTROFOTOMETRI Disusun oleh : Drs. Sunardi. Msi Departemen Kimia FMIPA-UI
Silabus mata kuliah (3 SKS) : Tujuan
Umum:
Memahami berbagai metode analisis fotometri dan penerapannya di dalam analisis kimia.
Silabus mata kuliah (3 SKS) : Tujuan
Umum:
Memahami berbagai metode analisis fotometri dan penerapannya di dalam analisis kimia.
Silabus mata kuliah (3 SKS) :
Isi Kuliah: Pendahuluan Dasar-dasar spektroskopi absorpsi dan emisi Analisis kualitatif dan kuantitatif berdasarkan absorpsi radiasi elektromagnetik Instrumentasi untuk spektrometri Spektroskopi molekul: UV-Vis, fluoresensi, infra merah (IR) Spektroskopi atom: serapan atom: serapan atom (AAS), emisi nyala, Spektrometri massa (MS) Nuclear magnetic resonance (NMR)
Buku Referensi : 1.
Principles of Instrumental Analysis.Douglas A.Skoog, F.J.Holler, T.Nieman.fifth edition, Sounder Coller Publ. © 1998
2.
Fundamental of Analytical Chemistry.Douglas A.Skoog, D.M. West, F.J. Holler.sixth edition, Sounder Coller Publ. © 1992
3.
Instrumental Methods of Chemical Analysis.Galen W. Ewing. fifth edition Mc. Graw Hill Book Company © 1985
4.
Modern Methods of Chemical Analysis.Robert L.Pecsok, et all.second edition John Wiley & Sons © 1968
Pendahuluan
Klasifikasi metode analitik Jenis metode instrumen Prinsip instrumen kimia Pemilihan metode analitik Performa/ karakteristik Instrumen Kalibrasi metode analitik
Klasifikasi metode analitik
Metode klasik
Metode instrumental
Metode klasik Pemisahan
komponen dalam sempel :
pengendapan
destilasi
ekstraksi
Klasifikasi metode analitik
Analisis kualitatif metode klasik : Sampel
hasil pemisahan ditambahkan reagen tertentu, kemudian diamati :
warna
titik leleh
titik didih
kelarutan
bau
indeks refraksi
aktivitas optik
Klasifikasi metode analitik Analisis
k u a n t i t a t i f metode klasik :
Kadar
sampel ditentukan dengan cara :
gravimetri
titimetri
Apa
kekurangan analisis kimia metode klasik ?
Klasifikasi metode analitik
Metode Instrumental Mengeksploitasi pnomena yang digunakan pada metode klasik. Komponen sampel diuji sifat-sifat fisiknya : daya hantar listrik (conductivity) potensial listrik absorpsi atau emisi cahaya perbandingan massa – muatan fluorescence
Klasifikasi metode analitik Dapat digunakan uji k u a l i t a t i f dan k u a n t i t a t i f untuk senyawa an-organik maupun organik. Pemisahan dilakukan dengan teknik k r o m a t o g r a f i atau e l e k t r o f o r e s i s dengan efisiensi tinggi.
Apa
keunggulan analisis kimia metode instrumen ?
Jenis metode instrumen Sifat karakteristik
Metode Instrumen
Emisi radiasi
Spektroskopi emisi (X-ray, UV,Vis, elektron, Auger) Fluorescence, Phosphorescence (X-ray, UV,Vis)
Absorpsi radiasi
Spektrofotometri & fotometri (Xray, UV,Vis,IR). Photoacoustic, NMR, ESR Spektroskopi.
Hamburan (Scatttering) radiasi
Turbidimetri, Nephelometri, Raman Spektroskopi
Jenis metode instrumen Sifat karakteristik
Metode Instrumen
Pembiasan
Refraktometri, Interferometri
(Refraction) radiasi Diffraksi radiasi
X-ray, Elektron difraksi
Rotasi radiasi
Polarimetri, Optical rotary dispersion, Cirular dichoism
Potensial listrik
Potensiometri, Chronopotensiometri
Muatan listrik
Coulometri
Jenis metode instrumen Sifat karakteristik
Metode Instrumen
Arus listrik
Amperometri, Polarografi
Hambatan listrik
Konduktometri
Massa
Gravimetri
Perbandingan Massamuatan
Spektrometri Massa
Laju reaksi
Metode kinetik
Karakteristik panas
Thermal titimetri, Thermal Gravimetri Analisis (TGA), Diferensial Thermal Analisis (DTA), Diferensial Scaning Calorimetri (DSC), Thermal Konduktometri
Keradioaktifan
Aktivasi dan pengenceran isotop
Prinsip instrumen kimia
Pemilihan metode analisis
Seberapa besar ketepatan yang diinginkan ?
Seberapa besar jumlah sample ?
Seberapa besar konsentrasi analitnya ?
Apasaja
komponen sample yang menyebabkan interverensi ?
Bagaimana sifat kimia dan fisika sample ?
Berapa banyak sample yang dianalisis ?
Performa/karakteristik Instrumen Presisi Bias
/ ketelitian
/ penyimpangan
Sensitivitas Batas
deteksi
Kisaran
konsentrasi
Selektifitas
Kalibrasi metode analitik Metode
perbandingan langsung
Metode
kurva kalibrasi
Metode
standar adisi
Metode
standar dalam
Dasar-dasar spektroskopi absorpsi dan emisi Metode
spektrometri :
Adalah suatu kelompok metode analitik kimia yang didasarkan pada spektroskopi atom dan molekul Spektroskopi
?
Interaksi antara gelombang elektromagnetik dengan suatu materi (atom atau molekul)
Gelombang elektromagnetik
Gelombang elektromagnetik
Sifat gelombang elektromagnetik Parameter
gelombang : amplitudo frequensi
(A) (u)
panjang
gelombang (l).
Sifat gelombang elektromagnetik
Hubungan antara E, l dan dirumuskan sebagai berikut :
E h. v Dimana : E = energi h = konstanta Planck : 6,62 x 1034 Joule.detik atau 4,136 μeV/GHz. = frekuensi
Sifat gelombang elektromagnetik
Frekuensi dirumuskan : c v
l
Dimana: C = kecepatan cahaya didalam ruang vakum : 3 x 1010 cm/detik l = panjang gelombang
Sifat gelombang elektromagnetik
E Dari
hc l
persamaan tersebut dapat disimpulkan : energi dari gelombang elektromagnetik terkuantum (terpaket), berbanding lurus dengan frekuensi dan berbanding terbalik dengan panjang gelombangnya.
Sifat gelombang elektromagnetik Panjang
gelombang, biasanya dinyatakan pula dalam v (bilangan gelombang) dalam satuan cm 1.
1
l
v
Sifat gelombang elektromagnetik
Cepat rambat gelombang elektromagnetik sangat dipengaruhi oleh medium yang dilaluinya
Hubungan antara cepat rambat gelombang cahaya didalam medium vakum dan medium tidak vakum dirumuskan sebagai berikut :
E hv
hc nl
n = indek bias medium
v
c nl
Sifat gelombang elektromagnetik Beberapa
satuan panjang gelombang :
mm (mili meter)
= 103 m
m (mikro meter)
= 106 m
nm (nano meter)
= 109 m
Ao (Angstrom)
= 1010 m
Sifat gelombang elektromagnetik
Uraian matematik dari gelombang :
y = komponen medan listrik.
y = A sin (wt + f) ; w = 2pu ; y = A sin (2put + f)
Superposisi (penggabungan) dari beberapa gelombang akan memenuhi persamaan : Y = A 1 sin (2pu1t + f1) + A2 sin (2pu2t + f2) + . . . . + An sin (2punt + fn) dimana : Y = resultante komponen medan listrik n = jumlah gelombang dengan frequensi yang berbeda.
Jika fasenya sama, akan saling menguatkan (interverensi konstruktif)
Jika fasenya berlawanan akan saling menghilangkan (interverensi destruktif)
Spektrum gelombang elektromagnetik
Spektrum gelombang elektromagnetik
Spektrum gelombang elektromagnetik
Spektrum cahaya tampak (Visible) Warna
Interval l
Interval u
Red
~ 625 to 740 nm ~ 480 to 405 THz
Orange
~ 590 to 625 nm ~ 510 to 480 THz
Yellow
~ 565 to 590 nm ~ 530 to 510 THz
Green
~ 520 to 565 nm ~ 580 to 530 THz
Cyan
~ 500 to 520 nm ~ 600 to 580 THz
Blue
~ 430 to 500 nm ~ 700 to 600 THz
Violet
~ 380 to 430 nm ~ 790 to 700 THz
Spektrum cahaya tampak (Visible) l (nm)
Warna
Warna komplemen
400 - 435
Violet/ Ungu
Hijau kekuningan
435 - 480
Biru
Kuning
480 - 490
Biru kehijauan
Orange/ Jingga
490 - 500
Hijau kebiruan
Merah
500 - 560
Hijau
Purple/ Merah Anggur
560 - 580
Hijau kekuningan
Violet/ Ungu
580 - 595
Kuning
Biru
595 - 600
Orange/ Jingga
Biru kehijauan
600 - 750
Merah
Hijau kebiruan
Interak si radiasi g.e.m.dengan materi
Interaksi radiasi g.e.m.dengan materi Energi radiasi
Interaksi yang terjadi
Sinar - X
elektron pada kulit k dan l
UV jauh
elektron pada kulit bagian tengah
UV dekat / UV
elektron valensi
Visible
elektron valensi
IR dekat/ IR tengah
Vibrasi molekul
IR jauh
Rotasi molekul
Gelombang Mikro
Rotasi molekul
Gelombang Radio
Resonansi inti magnet
Interaksi radiasi g.e.m.dengan materi Jika
radiasi g.e.m. mengenai suatu materi maka ada beberapa kemungkinan yang terjadi : Difraksi radiasi (penguraian): Refraksi (pembiasan) Scattering (penghamburan) Absorpsi (penyerapan) Emisi (pemancaran)
Interaksi radiasi g.e.m.dengan materi Difraksi
radiasi (penguraian): akibat adanya interverensi
Jika lebar celah (slit) >> dari l tidak terjadi difraksi
Agar
terjadi difraksi lebar celah (slit) minimal = l
Difraksi dapat terjadi akibat refraksi, menggunakan prisma
Interaksi radiasi g.e.m.dengan materi
Refraksi (pembiasan) : pembelokan arah sinar karena melewati medium yang berbeda kerapatannya.
sin 1 sin 2
2
n
1
n
2
1
Scattering (penghamburan) : Hamburan
Rayleigh
Hamburan
oleh molekul besar (efek Tyndall)
Hamburan
Raman
Interaksi radiasi g.e.m.dengan materi Absorbsi
radiasi : Absorbsi atom Absorbsi molekul Absorbsi oleh adanya induksi medan magnet Emisi radiasi : Spektrum garis, dihasilkan oleh atom-atom Spektrum pita, dihasilkan oleh molekul-molekul Spektrum kontinyu dan diskontinyu Proses Relaksasi : Relaksasi non radiasi Fluoresen dan Fosforesen
Interaksi radiasi g.e.m.dengan materi Absorbsi
radiasi : *
M + hv M Emisi
radiasi : *
M M + hv
Interaksi radiasi g.e.m.dengan materi
Tingkat energi spesi Kimia : Atom, ion dan molekul dapat mengabsorbsi atau mengemisikan radiasi, dengan jumlah energi yang tertentu, yaitu sama dengan perbedaan tingkat tingkat energi yang dimilikinya. Tingkat energi yang tertentu tersebut memenuhi persamaan E 1 – Eo = hu = hc/l Eo = tingkat energi keadaan dasar (ground state) E1 = tingkat energi keadaan tereksitasi (excited state)
Interaksi radiasi g.e.m.dengan materi
Proses absorbsi
Transisi elektronik : elektronik :
Perubahan distribusi elektron dalam atom atau molekul
Interaksi radiasi g.e.m.dengan materi
Transisi vibrasi : vibrasi : Perubahan jarak rata-rata antara inti atom (panjang ikatan) – ikatan) – Infra Red
Transisi rotasi : rotasi : Perubahan energi rotasi molekul dari pusat gravitasinya – gravitasinya – Infra Red
Interaksi radiasi g.e.m.dengan materi
Interaksi radiasi g.e.m.dengan materi
Tingkat energi transisi pada atom terjadi karena adanya perpindahan elektron pada subkulit s, p, d dan f
Tingkat energi tersebut nilainya tertentu sehingga spektrum absorpsi-emisi pada atom berupa garis
Interaksi radiasi g.e.m.dengan materi
Interaksi radiasi g.e.m.dengan materi
Interaksi radiasi g.e.m.dengan materi Tingkat
energi transisi pada molekul meliputi transisi elektronik, transisi vibrasi dan transisi rotasi
Adanya
tumpang tindih dari energi transisi tersebut menyebabkan spektrum absorpsiemisi pada atom berbentuk pita
Interaksi radiasi g.e.m.dengan materi
Interaksi radiasi g.e.m.dengan materi
Interaksi radiasi g.e.m.dengan materi
Analisis kuantitatif
Dasar pengukuran kuantitatif cara spektroskopi adalah mengukur intensitas radiasi yang diabsorpsi, ditransmisikan atau diemisikan oleh suatu materi yang diradiasi dengan g.e.m.
Persen intensitas energi yang diabsorpsi sebanding dengan banyaknya partikel yang mengabsorpsi g.e.m.
Analisis kuantitatif
Hukum Lambert Beer. – Jika g.e.m. diradiasikan pada sampel, maka Intensitas energi radiasi yang berkurang (dI) persatuan jarak (db) akan sebanding dengan jumlah partikel yang mengabsorpsinya.
dI NI I = jumlah photon per satuan luas penampang per detik N = jumlah partikel yang mengabsorpsi
Analisis kuantitatif
N atau jumlah partikel yang mengabsorpsi radiasi adalah jumlah partikel yang berada dibagian yang dilewati oleh cahaya persatuan jarak (db).
N = ( 6,02 x 1020 partikel/mmole) x C mmol/ml x X x Y cm3
C = konsentrasi larutan
X x Y = luas penampang sampel yang di radiasi
Analisis kuantitatif
Jika X = Y = 1cm dan 1 cm = 1 mL maka,
dI NI N k ' C db dI NI k ' I C db dI k I C db
k’ = 6,02 x 1020 x X x Y partikel cm2/ mol k = adalah konstanta dan tanda “” karena berkurangnya intensitas radiasi
Analisis kuantitatif
Jika persamaan tersebut diintegrasikan didapatkan : It b dI k C .db Io
ln
I
It Io
o
kbC
2,303 log log
It Io
It
kbC
Io k
2,303
bC .bC
Analisis kuantitatif
: absorpsifitas molar atau koefisien molar “extinction”.nilainya dipengaruhi oleh sifat sifat khas dari materi yang diradiasi.
Jika konsentrasi dalam satuan gram/liter maka dapat diganti dengan a disebut sebagai “absorpsifitas spesifik”.
Analisis kuantitatif
Transmitans adalah It perbandingan intensitas T Io cahaya yang ditransmisikan ketika It log .bC melewati sampel ( I t ) Io dengan intensitas cahaya mula-mula sebelum log T .bC melewati sampel (I o). log T .b.C
Analisis kuantitatif
log T disebut juga sebagai A = absorbans,
log T A .bC
Persamaan tersebut disebut sebagai : Hukum Lambert – Beer
Analisis kuantitatif
Analisis kuantitatif
Persyaratan Hk Lambert-Beer: Radiasi yang digunakan harus monokromatis. Energi radiasi yang diabsorbsi oleh sampel tidak menimbulkan reaksi kimia, jadi proses yang terjadi hanya benar-benar absorbsi. Sampel (larutan) yang mengabsorbsi harus homogen. Tidak terjadi Fluoresensi atau Phosforesensi. Indek refraksi tidak berpengaruh terhadap konsentrasi, jadi larutan tidak pekat (harus encer).
Analisis kuantitatif
Analisis kuantitatif
Contoh soal 1 : Hitunglah nilai absorbans suatu larutan yang mempunyai nilai %T sebesar 89 pada panjang gelombang 400 nm?
Jawab : %T = T x 100 T = 89 : 100 = 0,89 A= log T = log 0,89 = 0,051
Analisis kuantitatif Contoh
soal 2:
Sebuah larutan yang mengandung 4,5 ppm zat berwarna merah mempunyai absorban sebesar 0,30 pada panjang gelombang 530 nm pada sel 2 cm. Hitunglah a ? Jawab
:
a = A/bC = 0,30 abs : ( 2 cm x 4,5 ppm) = 0,033 abs.cm 1.ppm1
Analisis kuantitatif Contoh
soal 3 :
Sebuah larutan Co(H 2O)62+ mempunyai absorban sebesar 0,20 pada panjang gelombang 530 nm pada sel 1 cm. Jika diketahui 10 Lmol1cm1, hitunglah konsentrasinya ? Jawab
:
A = abC
A=
0,20 ; a= 10 dan b=1
C = A/ab = 0,20 : (10 x 1) = 0,02 M
Analisis kuantitatif
Contoh soal 4: Lart MnO4 dng konsentrasi 1 x 10 4 M mempunyai absorban sebesar 0,20 pada panjang gelombang 525 nm. Berapakah konsentrasi larutan MnO 4 yang lain jika absorbansinya 0,5 ?
Jawab :
A sampel A s tan dar
abC sampel abC s tan dar
Analisis kuantitatif A sampel A s tan dar C sampel C sampel
C sampel C s tan dar
A sampel A s tan dar 0, 50 0, 20
C s tan dar 4
x1,0 x10 M 4
2,5 x10 M
Analisis kuantitatif
Pengukuran absorbans harus dilakukan pada l maksimum sebab :
Pada titik ini responnya maksimum dan sensitifitasnya paling baik sehingga batas deteksinya rendah.
Pada titik ini kesalahannya paling kecil.
Pengukuran absorban
Perubahan yang kecil pada panjang gelombang ketika melakukan pengukuran akan menyebabkan perubahan yang besar pada respon, tetapi jika dilakukan pada panjang gelombang maksimum hal ini tidak terjadi.
Pengukuran absorban
Pengukuran absorban Ada dua jenis penyimpangan yang terjadi yaitu penyimpangan positif dan penyimpangan negatif , hal ini disebabkan oleh : Sumber radiasi yang digunakan tidak monokromatis. Panjang gelombang sinar yang digunakan meradiasi sampel harus pada panjang gelombang maksimum Konsentrasi sampel yang dianalisis sangat encer atau sangat pekat Adanya ketidak setabilan pada instrumentasi.
Ketidak setabilan sumber listrik. Ketidak setabilan sumber radiasi. Ketidak setabilan detektor
Pengukuran absorban
Daerah pengukuran yang baik pada kurva yang linier, pada daerah ini respon maksimum, sensitifitasnya paling baik, batas deteksinya paling rendah dan kesalahan paling kecil.
Pengukuran absorban
Pengukuran absorban Batasan konsentrasi pada pengukuran absorban dengan spetrometer Jika konsentrasi terlalu rendah, perubahan yang kecil pada konsentrasi menyebabkan perubahan yang besar pada % T Jika konsentrasi terlalu tinggi, perubahan yang besar pada konsentrasi perubahan % T hanya kecil.
Pengukuran absorban
Pengukuran absorban
Pengukuran absorban 2 komponen Jika
dua spesi mengabsorbsi radiasi pada panjang gelombang yang sama, maka absorbannya merupakan gabungan kedua absorban spesi tersebut. AT = a1b1c1 + a2b2c2 Jika tebal selnya sama, maka : AT = (a1c1 + a2c2)b
Pengukuran absorban 2 komponen Contoh
soal 5: Suatu larutan komples-logam (KL) mengabsorbsi pada l 522 nm ( = 1,18 x 104). Dalam larutan ini juga terdapat 1,0 x 104 M reagen (R) lain yang mengabsorbsi pada 522 nm dengan nilai ( = 5,12 x 102). Jika total absorbans pada 522 nm dalam sel 1 cm adalah 0,727. Berapakah konsentrasi KL ?
Pengukuran absorban 2 komponen Jawab
AT
: = KL CKL + R CR
0,727 = 1,18 x 104 CKL+ (5,12 x 102 ) (1x 104 M) CKL
= 5,73 x 105 M
Pengukuran absorban 2 komponen Contoh
soal 6: Kompleks logam X dan Y menunjukkan spektrum absorbsi yang saling tumpang tindih di daerah visible. Pada pengukuran dengan sel 1 cm menunjukkan absorban pada l1 = 0,533 dan pada l2 = 0,590. Jika X pada l1 = 3,55 x 10 3 dan pada l2 = 5,64 x 10 2 sedangkan Y pada l1 = 2,96 x 10 3 dan pada l2 = 1,45 x 10 4. Hitunglah konsentrasi X dan Y dalam campuran tersebut.
Pengukuran absorban 2 komponen spektrum absorbsi yang saling tumpang tindih
Pengukuran absorban 2 komponen Pada l 1 : 0,533 (3,55 x10 ) C X + (2,96 x10 ) C Y atau 3
3
0,533 2,96 x10 C Y 3
C X
3,55 x10
3
Pengukuran absorban 2 komponen Pada l 2 :
0,590 (5,64 x10 ) C X + (1,45 x 10 ) C Y 2
4
C X disubstitu sikan ke dalam persamaan ini
5,64 x 10 (0,533 2,96 x10 C Y ) 2
0,590
3
3,55 x10
3
+1,45 x10 C Y 4
5
didapatkannilai C Y 3,60 x10 M dan 5
0,533 (2,96 x 10 )(3,60 x 10 ) 3
C X
3,55 x10
3
1,20 x104 M
Emisi dari g.e.m. Atom,
ion dan molekul dapat tereksitasi melalui beberapa cara
Ketika
relaksasi mereka akan melepaskan energi yang diabsorbsinya
Dalam
kondisi tertentu relaksasi dapat menghasilkan emisi radiasi g.e.m.
Setiap
spesi menghasilkan emisi radiasi g.e.m. yang khas (spesifik)
Emisi dari g.e.m. Jenis
spektrum radiasi g.e.m.
Spektrum garis
Dihasilkan oleh emisi atom.
Berupa garis yang sempit tetapi kompleks
Terjadi dari transisi elektronik dan sub tingkat energinya.
Emisi dari g.e.m. Spektrum
pita
Dihasilkan
oleh emisi molekul.
Berupa
pita yang
lebar Terjadi
dari transisi elektronik, vibrasi dan rotasi.
Emisi dari g.e.m. Spektrum
kontinyu
Dihasilkan
oleh emisi zat padat yang dipanaskan hingga berpijar.
Berupa
pita dengan daerah energi yang sangat lebar
l
maksimum merupakan fungsi dari temperatur zat.
Emisi dari g.e.m. Fluoresen
Diawali dengan mengabsorbsi foton dan diemisikan berupa foton pula Fosforesen
Mirip dengan fluoresen tetapi ada selang waktu sebelum mengemisikan foton. Waktu yang diperlukan dapat beberapa detik sampai beberapa jam.
Emisi dari g.e.m. Ketika
terjadi emisi, jumlah sinar yang dihasilkan sebanding dengan konsentrasi spesi yang menghasilkan emisi dan dirumuskan dengan :
C kI Dimana : C = konsentrasi k = konstanta pembanding I = Intensitas radiasi emisi
Titrasi spektrometri
Penentuan titik ekivalen tidak memerlukan penambahan indikator Panjang gelombang yang digunakan dapat dipilih sesuai kemauan kita Kurva titrasi didapat dengan cara memplot antara absorbansi terhadap volume (mL) larutan titran. Bentuk kurva titrasi bergantung pada absorbsifitas molar zat yang terlibat dalam reaksi ( sampel, produk dan titran).
Titrasi spektrometri Hanya
larutan titran yang mengabsorbsi radiasi
S=P=0 T > 0 S = sampel P = produk T = titran
Titrasi spektrometri Hanya
larutan produk yang mengabsorbsi radiasi
S = T = 0 P > 0 S = sampel P = produk T = titran
Titrasi spektrometri
Hanya larutan sampel yang mengabsorbsi radiasi
P = T = 0 S > 0 S = sampel P = produk T = titran
Titrasi spektrometri
Hanya larutan produk yang tidak mengabsorbsi radiasi P = 0 S > T > 0
S = sampel P = produk T = titran
Titrasi spektrometri
Hanya larutan sampel yang tidak mengabsorbsi radiasi
S = 0 T > P > 0 S = sampel P = produk T = titran