PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 3.4. Shaking Table 3.4.1. Tujuan Tujuan dari praktikum ini, yaitu: a. Memahami mekanisme dan prosedur kerja alat. b. Menghitung kadar dan recovery. 3.4.2. Dasar Teori Konsentrasi gravitasi adalah proses pemisahan materialmaterial yang berharga dan tidak berharga dalam suatu bahan galian akibat gaya-gaya dalam fluida berdasarkan atau tergantung pada perbedaan density, bentuk dan ukuran. Salah satu metode konsentrasi gravitasi adalah shaking table. Metode ini merupakan pemisahan material dengan cara mengalirkan air yang tipis pada suatu meja bergoyang, dengan menggunakan media aliran tipis dari air (flowing film concentration). Alat yang digunakan disebut shaking table atau meja goyang. Ada kemungkinannya bahwa posisi mineral berat kasar jadi satu dengan mineral ringan halus. Susunan ini disebabkan karena pengaruh kecepatan aliran dan gaya dorong air, sehingga mineral ringan dan kasar akan lebih besar mendapatkan gaya dorong air. Sebaliknya apabila campuran mineral berat dan ringan dijatuhkan dari atas kesebuah aliran air, maka susunannya adalah sebagai berikut : a.
Mineral berat dan kasar akan terletak paling dekat dengan sumbernya
b.
Mineral
ringan
halus akan paling jauh dari sumbernya. Dalam proses konsentrasi gravitasi tersebut terbagi menjadi beberapa macam, yaitu : a
Mendasarkan pada aliran horizontal 1) Shaking table. 2) Sluice box. 3) Humprey spiral.
b
Mendasarkan pada aliran vertikal yaitu jigging.
c
Mendasarkan pada berat jenis 1)
Heavy liquid separator.
2)
Heavy media separator.
Fitria Handayani Amar H1C113072
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Salah satu tahap dari pengolahan bahan galian adalah konsentrasi yang pengertiannya yaitu suatu proses pemisahan antara mineral yang berharga dengan mineral yang tak berharga, sehingga didapat kadar yang lebih tinggi dan bernilai ekonomis. Pemisahan ini ada beberapa cara yang mendasarkan atas sifat fisik mineral, diantaranya adalah : a. Warna, kilap dan bentuk kristal, konsentrasi yang dilakukan dengan tangan biasa (hand picking). b. Specific
gravity
(gravity
concentration)
adalah
konsentrasi
berdasarkan berat jenisnya. Dalam hal ini, ada tiga macam yakni : flowing film concentration, jigging, heavy media separation dan heavy liquid separation, c. Magnetic susceptibility, setiap mineral akan mempunyai sifat kemagnetan yang berbeda yakni ada yang kuat, lemah dan bahkan ada yang tidak sama sekali tertarik oleh magnet. Berdasarkan sifat kemagnetan yang berbeda-beda itulah mineral dapat dipisahkan dengan alat yang disebut magnetic separator. d. Conductivity,mineral itu ada yang bersifat konduktor dan non konduktor. Untuk memisahkan mineral jenis ini diperlukan alat yang disebut high tension separator dan hasil yang didapat adalah mineral konduktor dan non konduktor. e. Sifat permukaan mineral, permukaan mineral itu ada yang bersifat senang dan tidak senang terhadap gelembung udara. Mineral yang senang terhadap udara akan
menempel pada gelembung udara
sedangkan mineral yang senang terhadap air tidak akan menempel pada gelembung udara. Untuk mengubah agar mineral yang senang terhadap air menjadi senang terhadap udara digunakan suatu reagen kimia, yang mana reagen ini hanya menyelimuti permukaan mineral itu saja (tidak bereaksi dengan mineral). Dengan memberi gelembung udara maka mineral akan terpisah. Sehingga antara mineral yang dikehendaki dengan yang tidak dikehendaki dapat dipisahkan. Proses pemisahan semacam ini disebut dengan flotasi.
Fitria Handayani Amar H1C113072
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Tujuan
utama
proses
konsentrasi
adalah
meningkatkan
(mempertinggi) kadar mineral berharga sehingga diperoleh konsentrat dengan kadar mineral berharga tinggi dan rendah tailing. Tahap konsentrasi pada pengolahan bahan galian bekerja berdasarkan sifat fisika dan kimia dari bijih yang akan diolah. Selain konsentrat dan tailing,
dihasilkan
pula
middling
dimana
kadar
kadar
mineral
berharganya diantara konsentrat dan tailing. Middling dapat diolah kembali untuk menghasilkan konsentrat. Bijih dari mineral yang berbeda dalam batuan dipisahkan dari satu sama lain untuk dilihat karakteristik fisiknya yang berbeda-beda (kekerasan, bentuk, sifat magnetik, electrostatic dan densitas) atau kimia (flotasi dan pengendapan) pada unsur pokoknya. Hal ini merupakan langkah awal untuk mendapatkan kembali mineral yang bernilai komersial. Mineral berharga yang terdapat dalam bijih umumnya belum terliberasi dari batuan induknya. Metode gravity concentration digunakan untuk melakukan proses pemisahan konsentrasi berbagai macam bahan, mulai dari logam berat sulfida seperti galena hingga untuk batubara pada ukuran partikel tertentu. Metode ini menurun pemakaiannya pada paruh pertama abad kedua puluh karena perkembangan proses flotasi dengan menggunakan larutan kimia, yang memungkinkan perlakuan yang lebih selektif terhadap bijih kompleks tingkat rendah. Namun, metode gravity concentration ini diutamakan untuk bijih besi dan tungsten dan digunakan secara luas untuk pemisahan konsentrasi timah, batubara dan mineral industri lainnya. Dalam beberapa tahun terakhir, banyak perusahaan telah melakukan evaluasi ulang menggunakan sistem konsentrasi gravitasi karena dapat meningkatnya biaya reagen flotasi, proses gravity concentration yang relatif sederhana, dan kenyataan bahwa metode ini menghasilkan relatif kecil pencemaran lingkungan. Teknik konsentrasi gravitasi modern telah terbukti efisien untuk konsentrasi mineral yang memiliki ukuran partikel dalam rentang 3 mm – 50 mm, ketika digabungkan dengan pumping technology dan instrument lainnya, telah menjadikan metode gravity concentration sebagai peralatan industri berkapasitas tinggi. Fitria Handayani Amar H1C113072
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Dalam banyak kasus pemisahan mineral dengan system gravity dalam badan bijih yang setidaknya bisa menjadi metode konsentrasi yang efektif,murah dan polusi lingkungan yang akan turun dengan tajam. Selain itu jumlah reagen dan bahan bakar yang digunakan dapat dipotong secara signifikan ketika metode yang lebih mahal dibatasi untuk pengolahan gravity concentration. Gravity concentration dapat melakukan proses pemisahan mineral pada ukuran kasar segera setelah terjadi pembebasan konsentrasi dan tailing yang dapat memiliki keuntungan yang signifikan untuk tahapan perawatan alatnya kemudian karena luas permukaan menurun, lebih efisien dalam hal dewatering, dan tidak adanya reaksi kimia yang berlangsung saat proses pemisahan konsentrat. Teknik gravity concentration untuk memulihkan sisa mineral berat berharga dalam pemisahan tailing dengan larutan (flotation tailing) semakin banyak digunakan. Selain dari produksi saat ini, ada banyak tailing yang dibuang yang dapat diambil dengan lebih murah dan diproses untuk memberikan konsentrat yang bernilai tinggi menggunakan teknologi yang baru-baru ini telah dikembangkan. Metode gravity concentration memisahkan mineral berdasarkan perbedaan specific gravity dengan pergerakan partikel yang relatif dalam merespon gaya gravitasi dan satu atau lebih kekuatan lain, yang pada akhirnya seringkali menghambat terhadap gerakan yang diakibatkan oleh suatu cairan kental, seperti air atau udara. Hal ini penting untuk pemisahan yang efektif bahwa ada beda densitas antara mineral dan gangue tersebut. Secara sangat umum, ketika hasil ini lebih besar dari 2,5 baik positif maupun negatif maka pemisahan gravitasi relatif mudah, efisiensi pemisahan menurun sejalan dengan menurunnya nilai tersebut. Gerak partikel dalam fluida tidak hanya tergantung pada berat jenis, tetapi juga pada ukuran, partikel besar akan terpengaruh lebih daripada
partikel
yang
lebih
kecil.
Efisiensi
proses
gravity
concentration meningkat dengan ukuran partikel, danpartikel harus cukup kasar untuk bergerak sesuai dengan hukum Newton. Partikel yang sangat kecil gerakannya terutama didominasi oleh gesekan permukaan yang relatif buruk untuk metode gravitasi berkapasitas Fitria Handayani Amar H1C113072
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT tinggi. Dalam prakteknya, pendekatan dari kontrol ukuran feed untuk proses gravitasi sangat diperlukan untuk mengurangi efek dari ukuran dan membuat gerak relatif partikel yang tergantung dari specific gravity. Ukuran partikel memainkan peran yang sangat penting dalam proses shaking table, seperti jika kisaran ukuran feed meningkat, efisiensi pemisahan berkurang. Jika feed terdiri dari berbagai ukuran partikel, beberapa ukuran akan menjadi tidak efisien untuk di pisahkan. Dalam pemisahan yang ideal maka middling yang dihasilkan bukan middling yang sebenarnya, yaitu partikel mineral yang berasosiasi dengan gangue, tetapi partikel berat yang relatif kasar dan partikel ringan yang halus. Shaking table adalah suatu mesin pemilihan tambang sebagai jebakan untuk bahan-bahan yang berharga yang bekerja dengan pedoman gaya berat. Kegiatan ini adalah secara luas digunakan di dalam pemilihan W, Au, Ag, Zn, tantalum, columbium, besi, batu kawi/mangan, ferrotitanium dan batubara.Variasi dari alat meja konsentrasi tergantung dari daya muat pengolahan, laju pemilahan dan nisbah pengayaan.
*Sumber www.riosuerte.com, 2015
Gambar 3.4.1. Konsentrat Tembaga hasil Shaking Table Shaking table juga yang dikenal sebagai meja yang basah, terdiri atas suatu garis miring yang berada pada permukaan yang riffled. Terdapat suatu motor atau mesin yang sebagai penggerak untuk menggetarkan sepanjang meja tersebut. prinsip kerja shaking table Fitria Handayani Amar H1C113072
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT adalah berdasarkan perbedaan berat dan ukuran partikel terhadap gaya gesek akibat aliran air tipis. Partikel dengan diameter yang sama memiliki gaya dorong yang sama besar. Penggunaan meja goyang tersebut merupakan salah satu alat utama dari konsentrasi gravitasi untuk pemisahan antara tailing dan konsentrat, seperti timah termasuk bahan logam langka lainnya dan bijih logam mulia, juga termasuk untuk klasifikasi bijih besidan batubara.Pada saat pemprosesan bijih dan sebagainya ukuran material yang efektif pada alat ini adalah 2-0,22 millimeter. Prinsip kerja shaking table adalah berdasarkan perbedaan berat dan ukuran partikel terhadap gaya gesek akibat aliran air tipis. Partikel dengan diameter yang sama akan memiliki gaya dorong yang sama besar. Sedangkan apabila specific gravity berbeda maka gaya gesek pada partikel berat akan lebih besar daripada partikel ringan. Karena pengaruh gaya dari aliran maka partikel ringan akan terdorong atau terbawa lebih cepat dari partikel berat searah aliran air. Gerakan relative horizontal dari motor menjadikan partikel berat akan bergerak lebih cepat daripada material ringan dengan arah horizontal. Untuk itu perlu dipasang riffle (penghalang) untuk membentuk turbulensi dalam aliran sehingga partikel ringan diberi kesempatan berada di atas dan partikel berat relatif di bawah.
*Sumber www.china-ftm.com, 2015
Gambar 3.4.2. ShakingTable
Fitria Handayani Amar H1C113072
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Prinsip kerja dari meja goyang hampir mirip dengan jig tetapi dengan cara yang bebeda. Meja goyang dengan cara mengalirkan pulp dalam suatu aliran fluida (air) yang tipis, mineral ringan akan hanyut lebih cepat dari pada mineral berat. Aliran air yang tipis biasanya dilakukan di atas permukaan meja yang miring dan kasar. Kekasaran permukaan meja sangat menentukan perolehan dan proses pemisahan.
Untuk
membantu
pemisahan,
meja
digoyangkan secara horizontal membentuk getaran. Ada kemungkinan bahwa posisi mineral berat kasar jadi satu dengan mineral ringan halus. Susunan ini disebabkan karena pengaruh kecepatan aliran dan gaya dorong air sehingga mineral ringan dan kasar akan lebih besar mendapatkan gaya dorong air. Sebaliknya apabila campuran mineral berat dan ringan dijatuhkan dari atas ke sebuah aliran air, maka susunannya adalah sebagai berikut. a. Mineral berat dan kasar akan terletak paling dekat dengan sumbernya. b. Mineral ringan halus akan paling jauh dari sumbernya.
*Sumber : www.mine-engineer.com, 2015
Gambar 3.4.3. Proses Pemisahan Material pada Shaking Table Ada kemungkinannya posisi mineral berat halus menjadi satu dengan material ringan kasar. Maka untuk menghindari hal ini terjadi, atau agar terjadi pemisahan antara mineral berat dengan mineral ringan, maka campuran mineral tersebut disamakan dengan jalan pengayakan.
Fitria Handayani Amar H1C113072
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Faktor yang mempengaruhi kapasitas shaking table: a. Ukuran dari feed b. Operasi (roughing/cleaning) c. Perbedaan berat jenis mineral-mineralnya d. Berat jenis rata-rata mineralnya Pada shaking table didalam proses pemisahannya, pemisahan mineral terjadi karena adanya sentakan meja yang ditimbulkan oleh headmotion dan aliran air tipis dipermukaan meja dari wash water. Mineral berat karena mempunyai gaya gesek yang lebih besar maka akan terlempar kesamping (searah sentakan meja). Lebih jauh, mineral yang berukuran halus akan terlempar ke samping lebih jauh dibanding dengan mineral yang berukuran kasar. Mineral ringan berukuran kasar akan terdorong oleh aliran air lebih jauh dari pada mineral berat berukuran halus. Sedangkan adanya riffle, di atas meja akan mengakibatkan aliran turbulen dan membentuk perlapisan/susunan mineral berat dan ringan. Pada meja goyang di dalam proses pemisahan mineralnya terjadi
karena
adanya
sentakan
meja
yang
ditimbulkan
oleh
headmotion dan aliran air tipis dipermukaan meja dari wash water. Mineral berat karena mempunyai gaya gesek yang lebih besar maka akan terlempar ke samping (searah sentakan meja).Lebih jauh, mineral yang berukuran halus akan terlempar ke samping lebih jauh dibanding dengan mineral yang berukuran kasar. Mineral ringan berukuran kasar akan terdorong oleh aliran air lebih jauh dari pada mineral berat berukuran halus. Sedangkan adanya riffle, di atas meja akan mengakibatkan aliran turbulen dan membentuk perlapisan atau susunan mineral berat dan ringan. Faktor yang mempengaruhi gerakan aliran (flowing film concentration), yaitu: a. Slope Deck Pada deck yang horizontal, tidak akan ada gerakan dari partikel. Partikel akan mulai bergerak menggelinding ketika bidang mempunyai sudut kemiringan. Sudut kemiringan meja juga menentukan kecepatan bergulirnya konsentrat dan terbawanya tailing bersamaan aliran air turbulen. Fitria Handayani Amar H1C113072
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
b. Tebal atau Kecepatan Air Kecepatan atau ketebalan air yang dialirkan ke dalam meja goyang, akan menghasilkan gaya dorong yang besar terhadap material yang mengalir bersamanya. c. Viscositas Fluid Semakin cair fluida yang digunakan maka akan semakin baik produk yang dihasilkan, sedangkan pada fluida yang kental biasanya masih ada pencampuran antara konsentrat dengan tailingnya. d. Bentuk Partikel Bentuk partikel cukup berpengaruh dalam proses pemisahan material. Bentuk partikel yang membola akan lebih cepat dipisahkan jika dibandingkan dengan material yang berbentuk bidang datar atau yang tidak beraturan. e. Berat Jenis Material atau Partikel Berat jenis akan menentukan keakuratan pemisahan antar partikel. Jika antara material konsentrat dan tailingnya memiliki keterpautan berat jenis yang besar maka partikel baik konsentrat maupun tailing akan lebih mudah untuk dipisahkan. f.
Kekerasan Permukaan Deck Kekerasan permukaan deck berpengaruh pada besar kecilnya gaya gesek yang dihasilkan antara butiran partikel dengan permukaan deck, semakin kecil gaya gesek yang diterima.
g. Koefisien Tumbukan Antar Partikel Besarnya koefisien gesekan antar partikel juga cukup menentukan kecepatan dari proses pemisahan, dimana material yang memiliki ukuran lebih besar cendrung jatuh didekat aliran dan bertahan di riffle paling atas sedangkan pertikel yang berukuran lebih kecil akan terlempar akibat tumbukan antar partikel dan terbawa bersama aliran air yang turbulen. (Sukamto, 2001)
Fitria Handayani Amar H1C113072
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produk pada shaking table, yaitu: a. Kemiringan Deck Deck yang telalu miring akan mempengaruhi kecepatan aliran air dan bila kecepatan aliran air tersebut terlalu cepat maka partikel ringan akan terbawa air semuanya sehingga yang tertinggal hanya mineral berat. Hasilnya berupa produk yang berkadar tinggi tapi
kapasitasnya
sedikit.
Untuk
kemiringan
kecil
sehingga
kecepatan aliran air lambat maka produk yang didapat berkadar rendah dengan kapasitas besar. b. Kecepatan Feeding Bila terlalu cepat feedingnya dan kemiringan dek kecil maka proses pemisahan akan berjalan kurang baik karena umpan tertumpuk dan akan masuk ke konsentrat. c. Persen Solid Bila terlalu encer, pemisahan akan baik dan sebaliknya bila kental maka semua partikel akan masuk ke konsentrat. d. Jumlah dan Panjang Stroke Pengaruh terhadap proses pemisahan adalah stroke yang panjang untuk material kasar dan stroke untuk material halus material yang halus akan lebih tepat jika menggunakan stroke yang pendek. Berdasarkan pada ukuran besar butir material yang dipisahkan maka meja goyang dapat dibedakan menjadi sand table dan slime table. Perbedaan pada kedua alat ini terletak pada: a. Jumlah dan Jarak antar Riffle 1) Jumlah riffle pada sand table tinggi 2) Jumlah riffle pada slime table sedang 3) Jarak antar riffle a) Sand Table : ¼ - 1 ¼ inch b) Slime Table : Lebih besar dari sand table b.
Riffle 1) Pada sand table, bagian yang tidak diberi riffle digunakan untuk slime 2) Pada slime table, ada bagian deck yang tidak dipasang riffle. Prinsip kerja shaking table adalah berdasarkan perbedaan berat dan ukuran partikel terhadap gaya gesek akibat aliran air tipis. Partikel dengan diameter yang sama akan memiliki gaya dorong yang Fitria Handayani Amar H1C113072
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT sama besar. Sedangkan apabila specific gravity-nya berbeda maka gaya gesek pada partikel berat akan lebih besar daripada partikel ringan. Karena pengaruh gaya dari aliran, maka partikel ringan akan terdorong/terbawa lebih cepat dari partikel berat searah aliran. Karena gerakan relatif horizontal dari motor maka partikel berat akan bergerak lebih cepat daripada material ringan dengan arah horizontal. Untuk itu perlu dipasang riffle (penghalang) untuk membentuk turbulensi dalam aliran sehingga partikel ringan diberi kesempatan berada diatas dan partikel berat relatif di bawah. Pada prinsipnya, ada gaya yang bekerja pada shaking table, yaitu gaya dorong alir gaya dorong alir merupakan fungsi kecepatan relative aliran air dan partikel. Dalam prosesnya, partikel bergerak dengan kecepatan yang dipengaruhi oleh kedalaman air. Dibawah ini adalah acam-macam meja goyang (shaking table) adalah: a. Willey Table Terdiri dari deck berbentuk segiempat dan “Headmotion” sebagai penggeraknya. Penggunaan riffle yaitu dengan tinggi minimal ½ feed dan lebar ¼ feed. b. Butcher Table Bentuknya hampir sama dengan willey tapi memiliki watchplinger untuk mencuci. Posisi dari riffle terbagi menjadi 3 zone: 1) Zone stratifikasi 2) Cleningzone 3) Dischange zone Mekanisme kerjanya yaitu material bergerak ke kiri dan air bergerak ke kanan, sehingga material ringan akan terbawa arus air sedang material berat akan berjalan terus. c. Card Table Riffle dibuat dengan mengerat deck bentuk segitiga dan headmotion. d. Dister Diagonal Overslorm Table
Fitria Handayani Amar H1C113072
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Bentuk deck rombahedral. Pemisahan antara konsentrat, middling dan tailing tidak jelas/ berdekatan sekali akibatnya kecilnya middling. e. Card Field Table Bentuk wafley table yang ditutupi seluruhnya oleh riffle. f.
Plat of Table Ciri utamanya yaitu di atasdeck ada 3 macam riffle dan terdapat 3 zona dari riffle yaitu: 1) Zone stratifikasi 2) Zoneintermediate plan 3) Zonelipper piatau Pada dasarnya perbedaan macam-macam shaking table ini
terletak dari head motion dan bentuk rifflenya.
*Sumber : www.gold_shaking_tabels.html, 2015
Gambar 3.4.4. Riffle Lurus
*Sumber : www.gold_shaking_tabels.html, 2015
Gambar 3.4.5. Fitria Handayani Amar H1C113072
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT Riffle Miring Penyesuaian dalam praktek, antara lain: a. Untuk roughing, banyak air, banyak bijih, kemiringan deck, panjang stroke besar dan shaking lambat. b. Untuk cleaning, jumlah air yang sedikit, bijih sedikit, jumlah stroke banyak dan kemiringan kecil. c. Untuk slime peration, sedikit air, sedikit feed, jumlah stroke banyak dan panjang stroke kecil (Sukamto, 2001) Pada meja goyang didalam proses pemisahannya, pemisahan mineral terjadi karena adanya sentakan meja yang ditimbulkan oleh head motion dan aliran air tipis dipermukaan meja dari wash water. Mineral berat karena mempunyai gaya gesek yang lebih besar maka akan terlempar ke samping (searah sentakan meja). Mineral yang berukuran halus akan terlempar kesamping lebih jauh dibanding dengan mineral yang berukuran kasar. Mineral ringan berukuran kasar akan terdorong oleh aliran air lebih jauh dari pada mineral berat berukuran halus. Untuk mendapatkan aliran air yang turbulen maka dipasang alat yaitu riffle, dengan demikian partikel yang ringan akan cenderung untuk meloncat dari riffle satu ke riffle yang lainnya dibandingkan partikel berat yang berat yang hanya akan menggelinding searah dengan riffle tersebut. Pemisahan dapat dipengaruhi oleh panjang stroke, yang dapat diubah dengan mengatur hand wheel pada vibrator atau head motion dan dengan kecepatan gerakan maju mundur.Panjang stroke biasanya bervariasi dalam kisaran 10-25 mm atau lebih, kecepatan berada di kisaran 240-325 stroke per menit.Umumnya, feed membutuhkan kecepatan
yang
lebih
tinggi
dan
stroke
lebih
pendek
yang
meningkatkan kecepatan seperti berjalan ke depan sampai tersentak dan berhenti sebelum berbalik tajam, yang memungkinkan partikel untuk meluncur maju selama sebagian besar dari stroke terbelakang saat sedang membangun momentum. Berikut hasil dari pengolahan bahan galian menggunakan shaking table, yaitu: Fitria Handayani Amar H1C113072
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT a. Concentrate Hasil dari pengolahan yang memiliki kadar tertinggi yang masuk dalam bagian konsentrat ini yaitu yang memiliki nilai berat jenis yang lebih tinggi dibandingkan dengan middling dan tailing. b. Midling Hasil dari pengolahan yang memiliki kadar diantara concentrate dan tailing yang masuk dalam bagian middling ini yaitu yang memiliki nilai berat jenis diantara concentrate dantailing. c. Tailing Hasil dari pengolahan yang memiliki kadar terendah, dimana yang masuk dalam tailing ini yaitu yang memiliki nilai berat jenis yang lebih rendah dibandingkan dengan concentrate dan middling. Oreconcentrating tables digunakan terutama untuk konsentrasi mineral timah, besi, tungsten, tantalum, mika, barium, titanium, zirkonium, dan, pada tingkat lebih rendah, emas, perak, thorium, uranium dan lain-lain. Media yang bisa dipakai adalah sebagai berikut : a. Bahan atau Zat Organik Biasanya bahan atau zat organik jarang digunakan karena perlunya pencampuran diantara kedua berat jenis tersebut, yaitu: 1) Bromoform 2) Tetra bromo ethana 3) Benzena b. Suspensi Padatan ditambah Cairan Syarat bahan untuk membuat suspensi tersebut adalah : 1)
Harga lebih murah
2)
Mudah didapat
3)
Keras atau tidak mudah pecah
4)
Spesifik berat jenis besar (medium r >1)
5)
Tidak mudah mengendap
6)
Dapat dipakai berulang-ulang
Fitria Handayani Amar H1C113072
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
3.4.3. Alat dan Bahan a.
Alat Alat-alat yang dipergunakan dalam praktikum ini, yaitu sebagai berikut : 1) Shaking table, alat utama yang berfungsi untuk memisahkan konsentrat dan tailing.
Fitria Handayani Amar H1C113072
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*Sumber : Dokumentasi Praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2015
Gambar 3.4.6. Shaking Table 2) Ember, berfungsi untuk menampung air dan material.
*Sumber : Dokumentasi Praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2015
Gambar 3.4.7. Ember
3) Peralatan safety, untuk alat perlindungan diri agar mengurangi resiko adanya korban saat terjadinya kecelakan.
Fitria Handayani Amar H1C113072
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*Sumber : Dokumentasi Praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2015
Gambar 3.4.8. Peralatan Safety 4) Neraca digital, berfungsi untuk menimbang material-material yang digunakan baik pasir besi atau pasir silika dengan ketelitian angka yang kecil.
*Sumber : Dokumentasi Praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2015
Gambar 3.4.9. Neraca digital
5) Alat tulis, berfungsi untuk mencatat hasil pengamatan.
Fitria Handayani Amar H1C113072
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*Sumber : Dokumentasi Praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2015
Gambar 3.4.10. Alat Tulis 6) Lup, berfungsi untuk mengamati material agar lebih jelas.
*Sumber : Dokumentasi Praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2015
Gambar 3.4.11. Lup
7) Millimeter block, berfungsi untuk media dalam melakukan kegiatan grain counting..
Fitria Handayani Amar H1C113072
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*Sumber : Dokumentasi Praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2015
Gambar 3.4.12. Milimeter Block 8) Timbangan, berfungsi menimbang material baik konsentrat, middling atau tailing.
*Sumber : Dokumentasi Praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2015
Gambar 3.4.13. Timbangan
b. Bahan Bahan yang dipergunakan dalam praktikum kali ini, yaitu sebagai berikut : 1) Pasir besi adalah material yang akan diuji sebagai konsentrat yang kemudian akan dihitung recoverynya. Fitria Handayani Amar H1C113072
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*Sumber : Dokumentasi Praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2015
Gambar 3.4.12. Pasir Besi 2) Pasir silika adalah pasir yang berwarna putih yang akan digunakan sebagai material pengotor (tailing).
*Sumber : Dokumentasi Praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2015
Gambar 3.4.13. Pasir Kuarsa
2) Air, digunakan sebagai media yang dimanfaatkan untuk media mengalirkan pasir besi dan pasir kuarsa.
Fitria Handayani Amar H1C113072
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
*Sumber : Dokumentasi Praktikum Pengolahan Bahan Galian, 2015
Gambar 3.4.25. Air
3.4.4. Prosedur Kerja Adapun prosedur kerja dari kegiatan shaking table, yaitu sebagai berikut : a. Menimbang bahan yang digunakan. b. Mengatur kemiringan meja. c. Menyumbat lubang yang ada pada tempat penampungan pulp yang ada pada alat. d. Memasukan bahan ke dalam salah satu tempat penampungan yang telah ditentukan. e. Memperhatikan
empat
penampungan,
jangan
sampai
ada
kebocoran karena dapat mempengaruhi hasil dari percobaan. f.
Meletakkan ember pada lubang-lubang selang agar hasil yang diperoleh tidak terhambur ataupun tercecer dan memastikan posisinya benar-benar sudah tepat.
Fitria Handayani Amar H1C113072
PRAKTIKUM PENGOLAHAN BAHAN GALIAN LABORATORIUM PENGOLAHAN PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT g. Menyalakan alat sesuai SOP. h. Membuka sumbatan dan memperhatikan cara kerja alat. i.
Menyalakan tetap air apabila pulp sudah habis dan memastikan bahan sudah tidak terdapat lagi pada meja shaking table.
j.
Mengambil dan mengeringkan concentrate, middling dan tailing yang berada di tempat penampungan masing-masing.
k. Menimbang berat concentrate, middling dan tailing. l.
Melakukan perhitungan recovery dengan rumus yang telah ada.
Fitria Handayani Amar H1C113072