Prinsip Prinsip dari percobaan ini yaitu: Nitrit dengan asam sulfanilat dan N-(1-Napthyl Ethylene Diamin)Dihidroklorida dalam suasana asam (pH 2,0 - 2,5) membentuk senyawa kompleks yang berwarna ungu. Warna ungu yang terbentuk diukur absorbansinya pada panjang gelombang tertentu dengan spektrofotometer Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan, terutama penyakit perut. Peningkatan kualitas air minum dengan jalan mengadakan pengelolaan terhadap air yang akan diperlukan sebagai air minum dengan mutlak diperlukan terutama apabila air tersebut berasal dari air permukaan (Sutrisno dan Eni, 2002). Di perairan alami, nitrit (NO2) biasanya ditemukan dalam jumlah yang sangat sedikit. Lebih sedikit daripada nitrat, karena bersifat tidak stabil dengan keberadaan oksigen. Nitrit merupakan bentuk peralihan (intermediate) antara amonia dan nitrat (nitrifikasi), dan antara nitrat dan gas nitrogen (denitrifikasi). Denitrifikasi berlangsung pada kondisi anaerob ( Effendi, 2003).
Sumber nitrit dapat berupa limbah industri dan limbah domestik. Kadar nitrit pada perairan relatif kecil, karena segera dioksidasi menjadi nitrat. Perairan alami mengandung nitrit sekitar 0,001 mg/L dan sebaiknya tidak melebihi 0,06 mg/L. Di perairan, kadar nitrit jarang melebihi 1 mg/L. Kadar nitrit yang lebih dari 0,05 mg/L dapat bersifat tosik bagi organisme perairan yang sangat sensitif. Untuk keperluan air minum, WHO merekomendasikan kadar nitrit sebaiknya tidak lebih dari 1 mg/L. Bagi manusia dan hewan, nitrit bersifat lebih toksik daripada nitrat. Pada manusia konsumsi nitrit yang berlebihan dapat mengakibatkan terganggunya proses pengikatan oksigen oleh hemoglobin darah, yang selanjutnya membentuk methemoglobin yang tidak mampu mengikat oksigen (Effendi, 2003). Menurut Chandra (2006), dalam keadaan normal, nitrit tidak ditemukan dalam air minum, kecuali dalam air yang berasal dari air tanah akibat adanya proses reduksi nitrat oleh garam besi. Nitrit (NO2) beracun terhadap udang dan ikan karena mengoksidasi Fe2+ di dalam hemoglobin. Dalam bentuk ini kemampuan darah untuk mengikat oksigen sangat merosot. Mekanisme toksisitas dari nitrit ialah pengaruhnya terhadap transport oksigen dalam darah dan kerusakan jaringan. Akumulasi nitrit di dalam tambak dan kolam diduga terjadi sebagai akibat tidak seimbangnya antara kecepatan perubahan dari nitrit menjadi nitrat dan dari amonia menjadi nitrit (Ghufran, 2007). Efek terhadap kesehatan manusia yang ditimbulkan oleh kandungan nitrit ini dalam air adalah serupa dengan apa yang diakibatkan oleh nitrat, yaitu dapat menyebabkan terbentuknya “Methemoglobine” yang dapat menghambat perjalanan oksigen dalam tubuh, dan dapat menyebabkan “Blue baby” pada bayi. Selain itu, nitrit adalah zat yang bersifat beracun, sehingga standar persyaratan kualitas air minum yang ditetapkan oleh Dep. Kes. RI tidak memperbolehkan kehadiran nitrit pada air minum. Nitrit adalah penyebab sebenarnya, karena di dalam tubuh nitrit dapat mengikat zat besi dari hemoglobin yang membentuk methemoglobinemia. Asam yang
dibentuk dari nitrat dapat bereaksi membentuk nitrosamines yang kebanyakan diketahui berpotensi carcinogen (Sutrisno dan Eni, 2002). Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu contoh sebagai fungsi panjang gelombang, pengukuran terhadap suatu deret contoh pada suatu panjang gelombang tunggal mungkin juga dapat dilakukan. Alat-alat demikian dapat dikelompokkan baik sebagai manual atau perekam, maupun sebagai sinar tunggal atau sinar rangkap (Day dan Underwood, 2000). Prinsip dari alat ini yaitu radiasi pada rentang panjang gelombang 400-800 nm dilewatkan melalui suatu larutan senyawa. Elektron-elektron pada ikatan di dalam molekul menjadi tereksitasi sehingga menempati keadaan kuantum yang lebih tinggi dan dalam proses menyerap sejumlah energi yang melewati larutan tersebut. Semakin longgar elektron tersebut ditahan di dalam ikatan molekul, semakin panjang gelombang (energi lebih rendah) radiasi yang diserap (Watson, 2010).
Daftar Pustaka Day, R.A., dan Underwood, A.L. (1980). Quantitative Analysis. Diterjemahkan oleh Soendoro, R. Widaningsih, W.B.A., dan Sri, R.S., Analisa Kimia Kuantitatif. (1981). Jakarta: Erlangga. Hal. 222. Effendi, H. (2003). Telaah Kualitas Air. Yogyakarta: Kanisius. Hal. 11, 152-156. Ghufran, M., dan Andi, B.T. (2007). Pengelolaan Kualitas Air dalam Budidaya Perairan. Jakarta: Rineka Cipta. Hal. 65. Sutrisno, T., dan Eni, S. (2002). Teknologi Penyediaan Air Bersih. Jakarta: Rineka cipta. Hal. 1, 13-18, 44-45, 78.