D. APLIKASI CITRA PENGINDERAAN JAUH UNTUK KAJIAN GEOLOGI 1. Interpretasi Bentuklahan Geologi Interpretasi bentuklahan geologi dari sebuah citra dapat diketahui dengan menganalisis objek yang kita interpretasi dengan keseluruhan unsur interpretasi citra, karena setiap objek geologi memiliki karakteristik yang berbeda pada setiap bentukan yang berbeda pula. Karakteristik tersebut dapat berupa warna, bentuk, tekstur, asosiasi dan lain sebagainya. Melalui analisis karakteristik tersebut kita akan dapat menentukan. Berikut beberapa interpretasi litologi yang dapat kita temukan dari citra landsat suatu wilayah. y
Satuan aluvial Yang menjadi karakteristik utama dari interpretasi satuan aluvial yaitu asosiasi letaknya disekitar sungai ± sungai utama.
y
Satuan batu gamping Satuan batu gamping mudah dikenali dari bentang daratnya berupa topografi kars yang ditunjukkan oleh tekstur bercak-bercaknya berwarna coklat muda-coklat tua pada citra .
y
Satuan batu pasir pasir Pada citra landsat satuan batu pasir dikenali berdasar pola alirannya yaitu trelis dengan cabang-cabangnya kecil sejajar karena kontrol kekar-kekar dengan warna kuning kemerahan, lebih cerah dibandingkan satuan batugamping, tekstur sedang dan vegetasi agak rapat. Satuan ini agak kurang resisten ditunjukkan oleh igir-igir igir-igir yang tidak terlalu tajam.
y
Satuan breksi Satuan ini dibedakan dengan satuan breksi volkanik dan satuan batupasir berdsarkan teksturnya yang lebih bervariasi dari sedang-kasar, warna coklat muda cerah hingga kehijauan, lebih terjal dan vegetasi jarang. Pola aliran pada satuan ini adalah trelis karena berkembangnya kekar-kekar dan kontrol sesar. Satuan batuan ini cukup resisten terhadap pengikisan sehingga bentuk igir-igirnya tajam, jika terseling lapisan yang kurang resisten akan berup a tebing.
y
Patahan Patahan mudah dikenali dari bentang daratnya yang ditunjukkan oleh tekstur membentuk garis lurus dan terdapat dua bidang patahan yang dibatasi sungai ± sungai utama sebagai lembahnya.
y
Kelurusan Kelurusan mudah dikenali dari bentang daratnya yang ditunjukkan oleh tekstur membentuk garis lurus tetapi putus-putus.
y
Kedudukan Perlapisan Kedudukan perlapisan memperlihatkan unsur stratigrafi suatu wilayah dan merupakan formasi sedimen yang memiliki ciri batuan
bersalang seling atau
lapisan-lapisan berwarna kontras karena perbedaan komposisi. Untuk menentukan kedudukan perlapisan dapat dibantu dengan menganalisis pola alirannya, jika lapisan horisontal, tebal dan resisten maka pola alirannya denditrik. Pada lapisan monoklinal jika dip landai, anak-anak sungai yang panjang akan mengalir menuruni dip slope sedangkan yang pendek pada scrap slope, pola aliran biasanya kombinasi pararel dan trelis. Keadaan tersebut akan berubah jika dip terjal. Penentuan kedudukan perlapisan untuk batuan-batuan yang hampir datar dari interpretasi citra landsatagak sulit dilakukan. y
Sesar Sesar pada citra landsat dapat dikenali berdasarkan ciri-ciri kelurusan memanjang (lineaments) berupa garis lurus atau melengkung yang mungkin berupa kelurusan vegetasi, kelurusan bukit dan kelurusan sungai atau segmensegmennya. Sesar juga dapat dikenali dari perubahan rona yang jelas, zona-zona lemah dan pola aliran. Sesar normal dengan kemiringan bidang sesar yang tinggi, umumnya dapat dikenali berdasarkan kelurusan dan kontak batuan yang berbeda secara vertikal atau perubahan batuan yang mendadak, kelurusan vegetasi, segmensegmen sungai dengan munculnya mata air. Berdasarkan pola alirannya, kedua sisi terdapat perubahan polanya. Jika kemiringan bidang sesar kecil, sesar ini sulit dikenali dan dapat dibantu interpretasinya jika ada diskordansi struktur-struktur yang memotong beberapa macam batuan yang berbeda, dikombinasikan dengan
pelengkungan yang kuat atau jejak-jejak tak teratur dari lapisan yang terserakan. Sesar geser dapat dikenali dari citra landsat berdasarkan kelurusan yang memanjang berasosiasi dengan tergesernya sungai, topografi perbukitan atau penyebaran batuannya yang tidak menerus. Kekar (joint)
y
Kekar pada citra ditunjukkan oleh kelurusan yang tipis, pendek-pendek dan arahnya teratur. Pada batuan sedimen, kekar dapat tersenar luas dengan arah yang relatif tetap dalam sistem tunggal atau bersambungan. Kekar dapat juga dikenali dari pentutup lahannya kerena vegetasi biasanya tumbuh di daerah zonazona lemah yang banyak kandungan airnya. Karena skala dan resolusi citra landsat maka kekar-kekar yang kecil agak sulit dikenali jika tidak bersambungan, misalnya pada batuan beku kekar-kekarnya pendek-pendek berpasangan dan saling berpotongan. Lipatan (fold)
y
Struktur lipatan dapat dikenali dari bentang darat dan analisis pola alirannya yang ditunjukan oleh pola trelis dimana anak-anak sungainya dapat memberi petunjuk besarnya dip. Struktur antiklin dapat dibedakan dengan antiklinorium berdasarkan dimensi ukurannya. Jenis lipatan sangat ditentukan oleh kedudukan perlapisan batuan (key horizon). Adanya perulangan lapisan batuan dengan dip yang berlawanan arah menunjukkan adanya struktur antiklin, sebaliknya jika dip nerarah menunjukkan struktur sinklin. 2. Teknik Interpretasi Citra Faktor-faktor alam yang terbentuk menjadi suatu objek dipermukaan bumi pada kenyataannya mempunyai keterkaitan antara satu faktor dengan faktor yang linnya, dan faktor-faktor tersebut saling berinteraksi. Oleh karena itu objek-objek yang tidak nampak dapat dilakukan teknik interpretasi. Teknik interpretasi ini diklasifikasikan menjadi dua yaitu: y
Teknik Langsung Teknik ini dilakukan dengakn cara menginterpretasikan citra maupun digitasi secara langsung terhadap objek-objek yang nampak, contohnya penggunaan lahan, pola aliran sungai, vegetasi, jaringan jalan dan lain-lain.
y
Teknik Tidak Langsung Teknik ini merupakan kebalikan dari teknik langsung dimana teknik ini dilakukan dengan cara menginterpretasi objek-objek yang tidak nampak pada citra, karena tertutup oleh vegetasi dan penggunaan lahan, tetapi subjek tersebut dapat diinterpretasi dengan menggunakan asosiasi suatu objek.. artinya harus dicari keterkaitan objek yang tidak nampak dengan yang nampak pada citra.
3. 7 Unsur Interpretasi Citra Studi secara sistematik atas foto udara biasanya meliputi beberapa sifat khas dasar kenampakan yang tergamba pada foto. Karakteristik/sifat khas yang tepat yang berguna untuk beberapa tugas tertentu dan cara memikirkannya, tergantung pada bidang terapannya. Meskipun demikian, sebagian besar terapan mempertimbangkan tujuh karakteristik dasar atau variasinya, yakni : bentuk, ukuran, pola, bayangan, rona, tekstur, dan situs. 1) Bentuk Bentuk ialah konfigurasi atau kerangka suatu obyek. Bentuk demikian
mencirikan
sehinggacitranya
dapat
diidentifikasi
beberapa objek langsung
hanya
berdasarkan criteria ini. Salah satu contoh klasik ialah gedung pentagon dekat washingtun. Tentu saja tidak semua bentuk semudah ini diagnosanya, tetapi setiap bentuk mempunyai arti penting bagi penafsir foto. 2) Ukuran Ukuran objek pada foto udara harus dipertimbangkan sehubungan dengan skala foto. Misalnya lumbung penyimpanan dapat disalah tafsirkan sebagai gudang jika tidak mempertimbangkan ukurannya. 3) Pola Pola ialah hubungan susunan special objek. Pengulangan bentuk umum tertentu atau hubungan merupakan karakteristik bagi banyak objek alamiah maupun bangunan, dan akan memberikan suatu pola yang membantu penafsir untuk mengenali objek tersebut. Sebagai contoh, teater luar dengan pengandaran mobil (drive in-theatre) mempunyai susunan luar dan pola seperti kawasan parker yang membantu di dalam identifikasi teatre luar pangandaran mobil. Telah ditafsirkan sebagai kompleks
perumahan oleh penafsir baru yang tidak mempertimbangkan bentuk, ukuran, dan polanya. 4) Bayangan Bayangan penting bagi penafsir dalam dua hal yang bertentangan, yaitu: (1) Bentuk atau kerangka bayangan dapat memberikan gambaran profil suatu objek, dan (2) Objek dibawah bayangan hanya dapat memantulkan sedikit cahaya dan sukar diamati pada foto. 5) Rona Rona ialah warna atau kecerahan relative objek pada foto. Rona foto dapat digunakan untuk membedakan antara pohon gugur daun musiman dan pohon berdaun jarum pada foto udara inframerah hitam putih. Pola rona tanah yang gelap dan cerah, dimana pola rona bervariasi sesuai dengan kondisi pengatusan tanah (rona cerah ialah daerah dengan topografi tinggi dan kering, sedangkan rona gelap mengisyaratkan daerah topografi rendah dan basah). Tanpa perbedaan rona, bentuk, pola, dan tekstur suatu objek tidak dapat diamati. 6) Tekstur Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra fotografi. Tekstur dihasilkan oleh kumpulan unit kenampakan yang mungkin terlalu kecil apabila dibedakan secara individual pada foto udara, seperti daun tumbuhan dan bayangannya. Tekstur merupakan hasil gabungan dari bentuk, ukuran, pola, bayangan, dan meronanya. Apabila skala foto udara diperkecil, tekstur beberapa objek menjadi makin halus dan mungkin menjadi tidak tampak 7) Situs Situs atau lokasi objek dalam hubungannya dengan objek yang lain, dapat sangat berguna untuk membantu pengenalan suatu objek. Sebagai contoh, roda yang digunakan untuk mainan anak-anak mungkin sukar dikenali apabila terletak di lapangan, padahal mainan tersebut mudah dikenali apabila terletak pad ataman hiburan. Demikian pula beberapa spesies tumbuhan diperkirakan akan terdapat pada situs dataran tinggi dengan Demikian pula beberapa spesies tumbuhan diperkirakan akan terdapat pada situs dataran tinggi dengan pengatusan baik, sedang beberapa spesies lain diharapkan terdapat pada situs dataran rendah dengan pengatusan jelek.
4. Kunci Interpretasi Citra Proses interpretasi citra sering dapat dipermudah dengan menggunakan kunci interpretasi citra. Kunci interpretasi citra membantu penafsir menilai informasi yang disajikan pada citra dengan cara yang terorganisir. Kunci interpretasi menyajikan petunjuk tentang pengenlan kenampakan atau kondisi obyek pada citra. Secara ideal, kunci interpretasi terdiri atas dua bagian dasar: (1) sekumpulan steorogram ilustratif teranotasi tentang kenampakan atau kondisi yang harus diidentifikasi dari suatu kenampakan yang dikenali, dan (2) grafik atau deskripsi verbal yang dikemukakan secara sistematik tentang karakteristik pengenalan citra bagi kenampakan atas kondisi tersebut. Ada dua jenis umum kunci interpretasi citra secara umum yang dibedakan berdasarkan metode penyajian kenampakan diagnostiknya.
Kunci selektif
berisi sejumlah besar
contoh citra dengan keterangannya. Penafsir memilih sebuah kenampakan kunci yang mirip dengan kenampakan atau kondisi obyek pada citra yang diuji. Kunci eliminasi
disusun agar interpretasi berlanjut langkah demi langkah dari
yang umum ke khusus, dan kemudian menyisihakan semua kenampakan atau kondisi kecuali satu yang diidentifikasi. Kunci eliminasi sering tampil dalam bentuk kunci dua pilihan (dichotomous key) dimana penafsir dapat melakukan serangkaian pilihan antara dua alternatif dan
menghilangkan secara langsung semuanya, kecuali satu yang
mungkin. Manfaat kunci eliminasi ialah dapat menunjukkan jawaban yang lebih positif daripada kunci selektif, tetapi hasilnya kemungkinan salah apabila penafsir terpaksa membuat pilihan yang tidak pasti antara dua karakteristik citra yang tidak dikenal. Sebagai suatu perumusan ( generalization) kunci mudah disusun dan lebih mudah disusun dan lebih mudah digunakan secara terpercaya untuk mengenali kemampuan budaya (rumah, jembatan, jalan, menara air) daripada untuk mengenali vegetasi atau bentuklahan. Akan tetapi, sejumlah kunci telah digunakan dengan berhasil baik untuk identifikasi tanaman pertanian dan identifikasi spesies pohon. Kunci tersebut pada umumnya digunakan dan dikembangkan pada wilayah demi wilayah karena kenampakan vegetasi dapat berbeda besar pada lokasi yang berbeda.