CRITICAL BOOK REPORT
FILSAFAT PENDIDIKAN
DISUSUN OLEH :
NAMA : ELOVANI BR SEMBIRING
NIM : 2153142007
KELAS : A- reguler
PRODI SENI MUSIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2017
IDENTITAS BUKU
BUKU UTAMA
Judul : Filsafat Pendidikan
Pengarang : Drs. Uyoh Sadulloh, M.Pd.
Penerbit/Tahun penerbit/Nomor halaman : Alfabeta / 2017 / 180
BUKU PEMBANDING
Judul : Filsafat Pendidikan
Pengarang :Prof.Dr.H.Jalaluddin dan Prof. Dr. H. Abdullah Idi, M.Ed
Penerbit/Tahun penerbit/Nomor halaman : Rajawali Pers / 2014 / 228
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Lapangan pendidikan merupakan objek yang sangat luas. Ruang lingkupnya mencakup seluruh pengalaman dan pemikiran manusia tentang pendidikan. Apabila kita mempelajari karya tulis yang membahas pendidikan , baik sains pendidikan maupun filsafat pendidikan maka akan kita temukan berbagai macam pengertian atau uraian yang beraneka ragam tentang pendidikan. Praktik pendidikan adalah seperangkat kegiatan bersama yang bertujuan membantu pihak lain agar mengalami perubahan tingkah laku yang diharapkan.
Kajian dalam sejarah filsafat menunjukkan, bahwa tidak hanya satu filsafat yang kita ketahui, melainkan banyak juga jenis aliran atau pandangan ynag kita temukan. Peranan filsafat yang mendasari berbagai aspek pendidikan dan sistem pendidikan. Hubungan antara filsafat dan pendidikan dapat ditunjukkan dengan adanya kenyataan, bahwa persoalan – persoalan utama dalam filsafat merupakan landasan utama dalam filsafat merupakan landasan utama dalam pendidikan.
Filsafat pendidikan merupakan aplikasi terhadap pendidikan, sedanngkan filsafat terdiri dari berbagai lairan/mazhab, maka dalam filsafat pendidikan pun kita akan temukan berbagai aliran filsafat pendidikan selaras dengan aliran yang kita temukan dalam filsafat.
Kita mempelajari berbagai sistem filsafat dan filsafat pendidikan, adalah dalam rangka menyempurnakan dan memperluas wawasan sistem pendidikan nasional, yang bersumber dari falsafah bangsa, pandagan hidup bangsa, yaitu pancasila. Jadi, yang penting bagi kit, bagaimana mencari persesuaian diantara berbagai filsafat pendidikan yang berbeda, sesuai dengan pemikiran bahwa pancasila merupakan falsafah hidup yang terbuka. Mempelajari berbagai filsafat pendidikan tidak harus dengan begitu saja menerapkan kedalam praktik pendidikan di Indonesia. Namun, kita harus dengan kritis mengkaji aliran mana yang sesuai dan cocok dengan falsafah pendidikan yang bersumber pancasila.
B . TUJUAN
Adapun tujuan dari pada Kritik buku ini adalah:
Menganalisis kelebihan dan kekurangan dari buku yang berjudul Filsafat Pendidikan, agar dijadikan rujukan untuk karya yang lebih baik lagi.
Memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan yang diampu oleh Dosen Dra.RISMA, M.Pd.
MANFAAT
Adapun manfaat yang diharapkan tercapai setelah mengkritik buku ini adalah :
Memahami dengan jelas materi yang terkandung di dalam buku ini.
Dapat di jadikan sebagai salah satu bahan rujukan untuk karya serupa yang lebih baik dan bermutu.
BAB II
ISI
Buku Utama : PengantarFilsafatPendidikan(Karangan Drs Uyoh Sadulloh, M.Pd)
Bab I. PENDAHULUAN
Praktik pendidikan dan teori pendidikan
Seperti yang telah dikemukakan di atas abhwa pendidikan merupakan kegiatan yang hanya dilakukan manusia dengan lapangan yang sangat luas, yang mencakup semua pengalaman serta pemikiran manusia tentang pendidikan.
Praktik Pendidikan
Menurut Redja M, praktik pendidikan adalah seperangkat kegiatan bersama yang bertujuan membantu pihak lain agar mengalami perubahan tingkah laku yang diharapkan. Praktik dapat dilihat dari tiga aspek yaitu :
Aspek tujuan
Aspek proses kegiatan
Aspek dorongan ( motivasi )
Tujuan praktik pendidikan adalah membantu pihak lain mengalami perubahan tingkah laku fundamental yang diharapkan
Teori Pendidikan
Dalam pendidikan tidak dikenal suatu resep yang pasti (mutlak), karena yang utama dalam pendidikan adalah kreativitas dan kepribadian pendidik. Dalam kaitan ini Prof. Sikun Pribadi mengemukakan :
" Itulah sebabnya mengapa suatu upaya pendidikan tidak dapat dan tidak boleh dikemukakan dalam bentuk resep atau aturan yang tetap untuk dijalankan. Yang penting bukan resepnya, melainkan kepribadian dan kreativitas pendidik sendiri.Pendidikan dalam pelaksanaannya, lebih merupakan seni dari pada teori.
Pendidikan memerlukan teori pendidikan, karena teori pendidikan akan memberikan manfaat sebagai berikut :
Teori pendidikan dapat dijadikan sebagai pedoman untuk mengetahui arah dan tujuan yang akan dicapai
Teori pendidikan berfungsi untuk mengurangi kesalahan-kesalahan dalam praktik pendidikan
Teori pendidikan dapat dijadikan sebagai tolak ukur sampai mana kita telah berhasil melaksanakan tugas dalam pendidikan
Pendekatan-pendekatan dalam teori pendidikan
Pendekatan-pendekatan dalam menyusun teori pendidikan terdiri dari :
Pendekatan Sains
Pendekatan sains terhadap pendidikan, yaitu suatu pengkajian dengan mengggunakan sains untuk mempelajari, menelaah, dan memecahkan masalah masalah pendidikan. Henderson mengemukakan bahwa sains pendidikan pada dasarnya ingin menyumbangkan pengetahuan yang diperoleh melalui eksperimen, analisis, pengukuran, perhitungan , klasifikasi , dan perbandingan
Sains pendidikan menghasilkan ilmu pendidikan sebagai terapan dari sains dasarnya.
Karakteristik pendekatan sains
Karakteristik pendekatan sains dapat dilihat dari tiga segi, yaitu objek pengkajian, tujuan pengkajian, dan metode kerja pengkajian.Tujuan pendidikan sains pendidikan adalah untuk menggambarkan peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam pendidikan.
Jenis-jenis sains pendidikan
Sebagai hasil pendekatan sains terhadap pendidikan, terdapat beberapa jenis sains pendidikan yang dihasilkan, diantaranya :
Sosiologi Pendidikan
Psikologi Pendidikan
Administrasi Pendidikan
Teknologi Pendidikan
Evaluasi Pendidikan
Pendekatan Filosofis
Pendekatan filosofis terhadap pendidikan adalah suatu pendekatan untuk menelaah dan memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan menggunakan metode filsafat.Pengetahuan yanh dihasilkan dengan pendidikan filosofi disebut filsafat pendidikan. Menurut Henderson, filsafat pendidikan adalah filsafat yang diterapkan untuk menelaah dan memecahkan masalah-masalah pendidikan.
Cara kerja dan hasil-hasil filsafat dapat dipergunakan untuk memabantu memecahkan masalah dalam hidup dan kehidupan, dimana pendidikan merupakan salah satu kebutuhan penting dari kehidupan manusia.
Pendekatan Multidisplin
Untuk menghasilkan suatu konsep yang komprehensif dan menyeluruh dalam mempelajari pendidikan tidak bisa hanya dengan menggunakan salah satu pendekatan atau disiplin saja.Pendekatan yang perlu kita lakukan adalah pendekatan yang menyeluruh, pendekatan multidisiplin yang terpadu.
Pendekatan dalam penulisan
Filsafat merupakan hasil berpikir manusia dalam semua aspek kehidupan dalam hubungannya dengan alam semesta.Berfilsafat berarti berpikir yang dilakukan manusia secara radikal, sistematis, dan unuversal.
Filsafat sebagai suatu sistem berpikir memiliki cabang-cabang terdiri atas : Metafisika, Epistemologi, dan Aksiologi.
Metafisika memberikan sumbangan dalam membahas hakikat manusia pada umumnya, khususnya yang berkaitan dengan hakikat anak, yang bermanfaat dalalm menentukan tujuan akhir pendidikan.
Epistemologi sebagai teori pengetahuan, tidak hanya menentukan pengetahuan mana yang harus dipelajari, bertugas juga dalam menentukan bagaimana seharusnya siswa belajar dan bagaimana seharusnya guru mengajar.
Aksiologi akan menentukan nilai-nilai mana yang baik maupun yang tidak baik, yang langsung atau tidak langsung dapat menentukan perbuatan pendidikan.
Menurut Brubacher, terdapat 3 prinsip filsafat yang berkaitan dengan pendidikan yaitu :
Persoalan etika atau teori nilai
Persoalan epistemologi atau teori pengetahuan
Persoalan metafisika atau teori hakikat realitas
Bab II. FILSAFAT
Pengertian Filsafat
Filsafat secara harafiah adalah cinta yang sangat mendalam terhadap kearifan atau kebijakan. Sebagai penggunaan populer, filsafat dapat diartikan sebagai suatu pendirian hidup (individu) atau pandangan hidup (masyarakat).
Di jerman dibedakan antara filsafat dengan pandangan hidup. Filsafat diartikan sebagai suatu pandangan kritis yang sangat mendalam sampai ke akar – akanya. Filsafat dapat dioelajari secara akademis, diartikan sebagai pandangan kritis yang sangat mendalam sampai ke akar – akanya mengenai segala sesuatu yang ada (wujud). Filsafat dapat diartikan juga sebagai berfikir refleksi dan kritis (reflektif and critical thinking).
Dari beberapa uraian diatas dapat disimpulkan bahwa berfilsafat merupakan kegiatan berfikir manusia yang berusaha untuk mencapai kebijakan dan kearifan. Filsafat berusaha merenungkan dan membuat garis – garis besar dari masalah - masalah dan peristiwa – peristiwa yang pelik dari pengalaman ummat manusia. Dengan kata lain filsafat samapai kepada merangkum (sinopsis) tentang pokok – pokok yang ditelaah.
Model - model filsafat pendidikan
Filsafat spekulatif
Adalah cara berfikir sistematis tentang segala yang ada. Filsafat spekulatif tergolong tradisional, dianggap sebagai suatu bangunan pengetahuan. Filsafat spekulatif merenungkan secara rasional spekulatif seluruh persoalan manusia dalam hubungannya dengan segala yang ada pada jagat raya ini. filsafat spekulatif mencari keteraturan dan keseluruhan yang diterapkan, bukan pada suatu item pengalaman khusus, melainkan kepada semua pengalaman dan pengetahuan. Singkatnya, filsafat spekulatif adalah suatu upaya mencari dan menemukan hubungan dalam keseluruhan alam berfikir dan keseluruhan pengalaman.
Filsafat preskriptif
Filsafat preskriptif berusaha untuk menghasilkan suatu ukuran (standard) penilaian tentang nilai – nilai, penilaian tentang perbuatan manusia, dam penilaian tentang seni. Filsafat perskriptif menguji apa yang disebut baik dan jahat, benar dan salah, bagus dan jelek. Ia menyatakan bahwa nilai dari suatu benda pada dasarnya inherendalam dirinya, atau hanya merupakan suatu gambaran dari pikiran manusia.
Filsafat Analitik
Beberapa filsuf berpendapat bahwa tujuan filsafat adalah menyingkirkan kekaburan – kekaburan dengan cara menjelaskan arti dalam kehidupan sehari – hari . mereka berpendirian bahwa bahsa merupakan laboratorium para filsuf, yaitu tempat menyemai dan mengembangkan ide – ide. Menurut wittgeinstin tanpa ada penggunaan logika bahasa, pernyataan – pernyataan tidak akan bermakna.
Misi filsafat
Filsafat tertarik terhadap aspek – aspek kualitatif segala sesuatu, terutama berkaitan dengan makna dan nilai – nilainya. Filsafat menolak untuk mengabaiakan setiap aspek yang otentik dari pengalaman manusia. Hidup mendorong kita untuk menentukan pilihan dan bertindak berdasarkan skala nilai dalam cara yang paling dapat diterima akal. Filsafat mencoba mencari dan menentukan kebenaran dengan pengujian secara kritis terhadap asumsi – asumsi, konsep – konsep, dan semua lapangan sains.
Lapangan filsafat
Alat alat yang digunakan dalam merumuskan dan mengklarifikasikan filsafat pendidikan , adalah berkaitan dengan epistemologi, aksiologi, etika, estetika, dan logika. Masing – masing dalam bidang memfokuskan pada salah satu pertanyaan yang berhubungan dengan para filosof dunia terbesar selama berabad – abad dan akhirnya menghasilkan hasil – hasil valid
Filsafat dan agama
Pengertian agama
Istilah agama, memiliki pengertian yang sama dengan istilah "religion" dalam bahas inggris Bozman mengemukakan bahwa agama dalam arti luas merupakan suatu penerimaan terhadap aturan – aturan dari suatu kekuatan yang lebih tinggi, dengan jalan melakukan hubungan yang harmonis dengan realitas yang lebih tinggi agung dari dirinya sendiri, yang memerintahkan untuk mengadakan kebaktian, pengabdian, dan pelayanan yang setia.
Randall dan Buchler mengadakan bahwa ada dua bentuk agama , yaitu : 1) agama diidentifikasi dengan kepercayaan terhadap supranatural, dan 2) agama diidentifikasi dengan kepercayaan atau keyakinan yang berlangsung diluar apa yang telah kita alami pada masa yang akan datang.
Ciri – ciri agama
Adanya kepercayaan terhadap yang mahagaib, mahasuci, mahaagung, sebagi pencipta alam semesta
Melakukan hubungan dengan hal – hal diatas dengan berbagai cara
Adanya suatu ajaran
Manfaat agama bagi manusia
Menurut Hocking agama merupakan obat dari kesulitan dan kekhawatiran yang dihadapi manusia, sekurang – kurangnya meringankan manusia dari kesulitan.
BAB III. FILSAFAT PENDIDIKAN
Pendidikan
Makna pendidikan
Dalam arti khusus, langeveld mengemukakan bahwa pendidikan adalah bimbingan yang diberikan oleh orang dewasa kepada anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaan. Jadi pendidikan dalam arti khusus hanya dibatasi sebagai usaha orang dewasa dalam membimbing anak yang belum dewasa untuk mencapai kedewasaannya. Pemdidikan dalam arti khusus ini menggambarkan upaya pendidikan yang terpusat dalam lingkungan keluarga.
Pendidikan sebagi proses transformasi nilai
Pendidikan pada hakikatnya akan mencakup kegiatan mendidik, mengajar dan melatih , yang didalam undang – undang nomor 2 tahun 1989 mencakup kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan. Pendidikan mengandung suatu pengertian yang sangat luas, menyangkut seluruh aspek kepribadian manusia. Pendidikan menyangkut hati nurani, nilai – nilai, perasaan, pengetahuan, dan keterampila. Dengan pendidikan manusia ingin berusaha untuk meningkatkan dan mengembangkan serta memperbaiki nilai – nilai, hati nuraninya, perasaannya, pengetahuannya, dan keterampilannya.
Tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan harus mengandung 3 nilai, pertama autonomy, yaitu memberi kesadaran, pengetahuan dan kemampuan secara maksimum kepada individu maupun kelompok, untuk dapat hidup mandiri, dan hidup bersama dalam kehidupan yang lebih baik. Kedua equity , berarti bahwa tujuan pendidikan tersebut harus memberikan kesempatan kepada seluruh warga masyarakat untuk dapat berpatisipasi dalam kehidupan berbudaya dan kehidupan ekonomi dengan memberinya pendidikan dasar yang sama. Ketiga survival yang berarti bahwa dengan pendidikan akan menjamin pewarisan kebudayaan dari satu generasi ke genarasi berikutnya.
Pendidikan mengemban tugas untuk menghasilkan generasi yang lebih baik, manusia – manusia berkebudayaan. Manusia sebagai individu yang memiliki kepribadian yang lebih baik.
Alat pendidikan
Alat pendidikan merupaka suatu situasi yang diciptakan secara khsuus dengan maksud mempengaruhi anak didik secara pedagogis. Apabila perbuatan dalam situasi tersebut tidak disengaja untuk mencapai tujuan pendidikan, maka perbuatan tersebut disebut faktor pendidikan . langeveld mengelompokkan lima jenis alat pendidikan, yaitu : 1) perlindungan, 2) kesepahaman, 3) kesamaan arah dalam pikiran atau perbuatan, 4) perasaan bersatu, dan 5) pendidikan karena kepentingan diri sendiri
Pendidikan berlangsung sepanjang hayat
Pendidikan sepanjang hayat memandang jauh kedepan, berusaha untuk menghasilkan manusia dan masyarakat baru. Pendidikan akan mulai segera setelah anak lahir dan akan berlangsung terus sampai manusia meninggal dunia selagi ia mampu. Pendidikan akan berlangsung dalam 1)keluarga, 2) sekolah dan 3) masyarakat
Pengertian filsafat pendidikan
Menurut al – syaibany "pelaksanaan pandangan falsafah dan kaidah falsafah dalam bidang pendidikan, filsafat itu mencerminkan satu segi dari segi pelaksanaan falsafah umum dan menitikberatkan kepada pelaksanaan prinsip – prinsip dan kepercayaan – kepercayaan yang menjadi dasar dari falsafah umum dalamm menyelesaikan masalah – masalah pendidikan secara praktis"
Kebutuhan akan filsafat pendidikan
Seorang guru harus tau tentang filsafat pendidikan , tidak boleh buta terhadap filsafat pendidikan, karena tujuan pendidikan senantiasa berhubungan langsung dengan tujuan hidup dan kehidupan individu maupun masyarakat yang menyelenggarakan pendidikan. Pendidikan tidak dapat dimengerti sepenuhnya tanpa mengetahui tujuan akhirnya. Tujuan akhir pendidikan perlu dipahami dalam kerangka hubungannya dengan tujuan hidup tersebut, baik yujuan individu maupun tujuan kelompok
Peranan filsafat pendidikan
Filsafat pendidikan harus mampu memberikan pedoman kepada para perencana pendidikan, dan orang – orang yang bekerja dalam bidang pendidikan dan orang – orang yang bekerja dalam bidang pendidikan. Dalam mengkaji peranan filsafat pendidikan, dapat ditinjau dari tiga lapangan filsafat, yaitu metafisika, epistemologi, dan aksiologi
Apa yang menentukan filsafat pendidikan seseorang.
Dalam bentuk yang paling sederhana, filsafat pendidikan terdiri dari apa yang diyakini seseorang mengenai pendidikan, merupakan kumpulan prinsip yang membimbing tindakan profesional seseorang. Pengaruh keyakinan guru terhadap perilaku mengajar dibagi 4, yaitu:
Keyakinan mengenal pelajaran dan pembelajaran
Keyakinan mengenai siswa
Keyakinan mengenal pengetahuan
Keyakinan mengenal apa yang perlu diketahui
BAB IV. MAZHAB – MAZHAB FILSAFAT PENDIDIKAN
Dalam filsafat terdapat mazhab, aliran – aliran,. Karena filsafat pendidikan merupakan terapan dari filsafat, sedangkan filsafat beraneka ragam alirannya, maka dalam filsafat pendidikan pun kita akan temukan berbagai aliran, sekurang – kurangnya sebanyak aliran dalam filsafat itu sendiri
Filsafat pendidikan idealisme , yaitu Memandang bahwa realitas adalah roh, bukan materi, bukan fisik, parmenides, filosof.
Filsafat pendidikan realisme, merupakan filsafat yang memandang realitas secara dualitas, dan berpendapat bahwa hakikat realitas adalah terdiri atas dunia fisik dan dunia rohani
Filsafat pendidikan materialisme, berpandangan bahwa hakikatnya adalah materi, bukan rohani, bukan spritual, atau supranatural.
Filsafat pendidikan pragmatisme, dipandang sebagai filsafat amerika asli, yg berpandangan bahwa manusia dapat mengetahui apa yang manusia alami
Filsafat pendidikan eksistensialisme, memfokuskan pada pengalaman - pengalaman individu, yg berhubungan dengan pengembangan sistem pemikiran untuk mengidentifikasi dan memahami apa yang umum pada semua realitas
Filsafat pendidikan progresivisme, merupakan suatu gerakan dan perkumpulan yang didirikan pada tahun 1918yang menentang peerubahan dan saesuatu yang baru
Filsafat pendidikanperenialisme, lahir sebagai suatu reaksi terhadap berdiri pendidikan progresif yang menentang peerubahan dan saesuatu yang baru
Filsafat pendidikan esensialisme, merupakan suatu filsafat pendidikan konservatif yang pada mulanya dirumuskan sebagai suatu kritik terhadap trend – trend progresif disekolah – sekolah
Filsafat pendidikan rekonstruksionalisme, rekonstruksi sosial adalaha rekonstruksi yang memiliki ikatan – ikatan yang jelas pada filsafat pendidikan progresif
BAB V. ORIENTASI PSIKOLOG YANG MEMPENGARUHI FILSAFAT PENDIDIKAN
Psikologi humanistik
Psikologi humanistik menekankan kebebasan personal, pilihan, kepekaan, dan tanggung jawab personal. Psikologi humanistik juga memfokuskan pada prestasi, motivasi, perasaan, tindakan, dan kebutuhan akan umat manusia. Tujuan pendidikan menurut orientasi ini adalah aktualisasi dan individual
Akhir dari perkembangan pribadi sesorang adalah mengaktualisasikan dirinya mampu mengembangkan potensinya secara utuh, bermakna dan berfungsi bagi kehidupan dirinya dan lingkungannya. Belajar menurut pandangan humanisme merupakan fungsi dari keseluruhan pribadi manusia, yang melibatkan faktor intelektual dan emosional, motivasi belajar harus datang dari dalam diri anak itu sendiri.
Behavioristik
Didasarkan pada prinsip bahwa perilaku manusia yang diinginkan merupakan produk desain bukannya kebetulan. Merupakan suatu ilusi yang mengatakan bahwa manusia memiliki suatu keinginan yang bebas. Sekalipun kita mungkin bertindak seakan – akan kita bebas, perilaku ini benar – benar ditentukan oleh tekanan – tekanan lingkungan yang membentuk perilaku kita.
Konstruktivistik
Konstruktivistis memfokuskan pada proses – proses pembelajaran bukannya para perilaku belajar. Para siswa menciptakan atau membentuk pengetahuan mereka sendiri melalui tingkatan dan interaksi dengan dunia. Pendekatan konstruktivis sosial juga mempertimbangkan konteks sosial yang didalamnya pembelajaran muncul dan menekankan pentingnya interaksi sosial dan negosiasi dalam pembelajaran.
Buku Pembanding : Filsafat Pendidikan
(Karangan Prof.Dr.H.Jalaluddin& Prof.Dr.H.Abdullah Idi, M.Ed )
BAB I. PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP FILSAFAT PENDIDIKAN
Filsafat
Kata filsafat berasal dari bahasa Yunani.Kata ini bersal dari kata philosophia yang berarti cinta pengetahuan. Terdiri dari kata philos yang berarti cinta, senang dan suka, serta kata sophia berarti pengetahuan, hikmah, dan kebijaksanaan.
Dalam pengertian yang lebih luas, Harold Titus mengemukakan pengertian filsafat sebagai berikut :
Filsafat adalah sekumpulan sikap dan kepercayaan terhadap kehidupan dan alam yang biasanya diterima secara kritis.
Filsafat ialah suatu proses kritik atau pemikiran terhadap kepercayaan dan sikap yang sangat kita junjung tinggi.
Filsafat adalah usaha untuk mendapatkan gambaran keseluruhan.
Filsafat ialah analisis logis dari bahasan dan penjelasan tentang arti konsep.
Filsafat ialah sekumpulan problema-problema yang langsung mendapat perhatian manusia dan dicarikan jawabannya oleh ahli filsafat.
Di zaman yunani, filsafat bukan merupakan suatu disiplin teoritis dan spesial, akan tetapi suatu cara hidup yang konkret, suatu pandangan hidup yang total tentang manusia dan alam yang menyinari seluruh kehidupan seseorang. Selanjutnya dengan kehidupan atau perkembangan peradaban manusia dan problema kehidupan yang dihadapinya, pengertian yang bersifat teoritis seperti yang dilahirkan filsafat yunani itu kehilangan kemampuannya untuk memberi jawaban yang layak tentang kebenaran.
Filsafat Pendidikan
Filsafat pendidikan juga bisa didefinisikan sebagai kaidah filosofis dalam bidang pendidikan yang menggambarkan aspek-aspek pelaksanaan falsafah umum dan menitikberatkan pada pelaksaaan prinsip-prinsip dan kepercayaan yang menjadi dasar dari filsafat umum dalam upaya memecahkan persoalan-persoalan pendidikan secara praktis.
Dalam pandangan John Dewey, pendidikan adalah sebagai proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, yang menyangkut daya pikir (intelektual) maupun daya rasa (emosi) manusia.
Dengan demikian, dari uraian diatas dapat kita tarik suatu pengertian bahwa filsafat pendidikan sebagai ilmu pengetahuan normatif dalam bidang pendidikan merumuskan kaidah-kaidah, norma-norma dan ukuran tingkah laku perbuatan yang sebenarnya dilaksanakan oleh manusia dalam hidup dan kehidupannya.Oleh karna itu, apabila dihubungkan dengan persoalan pendidikan secara luas, dapat disimpulkan bahwa filsafat merupakan arah dan pedoman atau pijakan dasar bagi tercapainya pelaksanaan dan tujuan pendidikan.
Dalam hubungan antara filsafat ( umum) dan filsafat pendidikan, filsafat pendidikan memiliki beberapa batasan.
Pertama, filsafat pendidikan merupakan pelaksana pandangan filsafat dan kaidah filsafat dalam bidang pengalaman kemanusiaan yang disebut pendidikan.
Kedua, mempelajari filsafat pendidikan karena adanya kepercayaan bahwa kajian itu sangat penting dalam mengembangkan pandangan terhadap proses pendidikan dalam upaya memperbaiki keadaan pendidikan.
Ketiga, filsafat pendidikan memiliki prinsip-prinsip , kepercayaan, konsep, andaian yang terpadu satu sama lainnya.
Bahasan Filsafat dan Filsafat Pendidikan
Filsafat adalah studi secara kritis mengenai masalah-masalah yang timbul dalam kehidupan manusia dan merupakan alat dalam mencari jalan ke luar yang terbaiuk agar dapat mengatasi semua permasalahan hidup dan kehidupan yang dihadapi.
Secara makro, apa yang menajadi objek pemikiran filsafat, yaitu permasalahan kehidupan manusia, alam semesta dan alam sekitarnya, juga merupakan objek pemikiran filsafat pendidikan. Namun secara mikro, ruang lingkup filsafat pendidikan meliputi :
Merumuskan secara tegas sifat hakikat pendidikan.
Merumuskan sifat hakikat manusia, sebagai subjek dan objek pendidikan.
Merumuskan secara tegas hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, agama, dan kebudayaan.
Merumuskan hubungan antara filsafat, filsafat pendidikan, dan teori pendidikan.
Merumuskan hubungan antara filsafat negara (ideologi) , filsafat pendidikan , dan politik pendidikan (sistem pendidikan)
Merumuskan sistem nilai norma atau isi moral pendidikan yang merupakan tujuan pendidikan.
Menurut Will Durant, ruang lingkup studi filsafat itu ada lima :
Logika
Estetika
Etika
Politik
Metafisika
Menurut Imam Barnadib, dalam pengembangan konsep-konsep pendidikan dapat digunakan sebagai dasar hasil-hasil yang diperoleh dari cabang-cabang diatas. Lebih penting lagi, dalam menyelenggarakan pendidikan perlu mengetahui bagaimana pandangan dunia terhadap pendidikan yang diperlukan masyarakat pada masanya.
Sebagaimana filsafat umum, filsafat pendidikan juga memiliki beberapa sumber, ada yang tampak jelas dan tidak jelas.
Manusia
Sekolah
Lingkungan
Filsafat mengkaji permasalahan yang menyangkut nilai yang ditentukan untuk dijadikan pandangan hidup manusia. Dengan demikian, filsafat mempunyai ruang lingkup yang lebih luas, menjurus, total dan komprehensif.
Hubungan Filsafat dengan Filsafat Pendidikan
Filsafat yang dijadikan pandangan hidup oleh suatu masyarakat atau bangsa merupakan asas dan pedoman yang melandasi semua aspek hidup dan kehidupan bangsa, termasuk aspek pendidikan.Filsafat pendidikan yang dikembangkan harus berdasarkan filsafat yang dianut oleh suatu bangsa.
Dari uraian diatas, diperoleh hubungan fungsional antara filsafat dan teori pendidikan berikut :
Filsafat, dalam arti filosofis, merupakan satu cara pendekatan yang dipakai dalam memecahkan problematika pendidikan dan menyusun teori-teori pendidikan oleh para ahli
Filsafat, berfungsi memberi arah bagi teori pendidikan yang telah ada menurut aliran filsafat tertentu yang memiliki relevansi dengan kehidupan yang nyata
Hubungan Filsafat Pendidikan dengan Fakultas Tarbiyah
Filsafat tidak sekedar kegiatan reflektif dan kegiatan akal budi, tapi juga merupakan perenungan lebih lanjut dari kegiatan rasional secara umum.
Filsafat merupakan pandangan hidup menentukan arah dan tujuan proses pendidikan, karena itu filsafat dan pendidikan mempunyai hubungan yang sangat erat. Kedudukan filsafat dalam pendidikan merupakan pondasi yang tidak dapat diganti oleh mata kuliah dasar lainnya. Filsafat merupakan sumber nilai dan norma hidup yang menentukan warna dan martabat hidup manusia.
BAB II. LATAR BELAKANG MUNCULNYA FILSAFAT PENDIDIKAN
Filsafat diakui sebagai ilmu pengetahuan yang mampu menajwab segala pertanyaan dan permasalahan. Mulai dari masalah – masalah yang berhubungan dengan alam semesta hingga masalah manusia dengan segala problematika dan kehidupannya. Menurut jhon dewey, seorang filsuf Amerika, filsafat merupakan teori umum dan landasan dari semua pemikiran mengenai pendidikan. Tugas filsafat adalah mengajukan pertanyaan – pertanyaan yang menyelidik faktor – faktor realitas dan pengalaman yang banyak terdapat dalam lapangan pendidikan
Perkembangan pemikiran filsafat spritualisme kuno
Filsafat pendidikan mulai berkembang dan berubah fungsi, dari sebagai induk ilmu pengetahuan menjadi semacam pendekatan dan perekat kembali berbagai macam ilmu pengetahuan yang berkembang pesat dan terpisah dnegan lainnya. Jadi intinya filsafat berkembang sesuai perkembangan zaman , antara lain:
Timur jauh
Timur tengah
Romawi dan yunani
Pemikiran filsafat pendidikan menurut Socrates
Prinsip dasar pemikiran menurut Socrates adalah metode dialektis.metode ini digunakan sebagai dasar teknis pendidikan yang direncanakan untuk mendorong seorang belajar berfikir secara cermat, untuk menguji coba diri sendiri untuk memperbaiki pengetahuannya. Dengan metode ini, Socrates menunjukkan bahwa jawaban – jawaban terbaik atas pertanyaan – pertanyaan moral adalah cita – cita yang diajarkan oleh para pendiri – pendiri agama, cita – cita yang melekat pada ketuhanan, cinta pada umat manusia, keadilan, kebenaran, pengetahuan tentang kebaikan dan kejahatan, hormat terhadap kebenaran, sikap yang tak berlebihan, kebaikan hati, kerendahan hati, toleransi, kejujuran dan segala kebajikan – kebajikan lama
Pemikiran filsafat pendidika menurut Plato
Menurut plato, pendidikan itu sangat perlu , baik bagi dirinya selaku individu, maupun sebagai warga negara. Negara wajib memberikan pendidikan kepada setiap warga negaranya. Namun demikian, setiap peserta didik harus diberi kebebasan untuk mengikuti ilmu sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuan masing – masing sesuai jenjang usianya, sehingga pendidikan itu sendiri akan memberikan dampak dan perubahan bagi kehidupan pribadi bangsa dan negara. Menurutnya tujuan pendidikan adalah untuk menemukan kemampuan – kemampuan ilmiah setiap` individu dan melatihnya sehingga ia menjadi seorangh warga negara yang baik, masyarakat yang harmonis, yang melaksanakan tugasnya dengan efisien sebagi seorang anggota masyarakat.. dalam menanamkan program pendidikan itu, pemerintah harus mengadakan motivasi, semangat loyalitas, kebersamaan dan kesatuan cinta akan kebaikan dan keadilan.
Pemikiran filsafta pendidikan menurut Aristoteles
Menurut Aristoteles., agar orang dapat hidup baik maka ia harus mendapat pendidikan. Ia juga menganggap bahwa pembentukan pada tingkat pendidikan dasar itu penting . pada tingkat pendidikan usia muda itu, perlu ditanamkan kesadaran aturan – aturan moral. Untuk memperoleh pengetahuan, manusia harus melebihi dari binatang – binatang lain dalam befikir, harus mengamati dan secara hati – hati mengenalisis struktur – struktur, fungsi – fungsi organisme itu dan segala yang ada dalam alam.
BAB III. ALIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN MODERN DITINJAU DARI ONTOLOGI, EPISTEMOLOGI, DAN AKSIOLOGI
Pengertian Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi
Ontologi berarti ilmu hakikat yang menyelidiki alam nyata bagiaman keadaan yang sebenarnya, apakah hakikat dibalik lam nyata ini. ontologi menyelidiki hakikat dari segala sesuatu dari alam nyata yang sangat terbatas bagi pancaindra kita.
Epistemologi adalah pengetahuan yang berusaha menjawab pertanyaan – pertanyaan seperti apakah pengetahuan, car manusia memperoleh dan menangkap pengetahuan dan jenis – jenis pengetahuan. Menurut epistemologi, setiap pengetahuan manusia merupakan hasil dari pemeriksaan dan penyelidikan benda hingga akhirnya diketahuai manusia
Aksiologi menyangkut nilai – niai yang berupa pernyataan apakah baik atau bagus iti. Dalam definisi lain, aksiologi adalah suatu pendidikan yang menguji dan mengintegrasikan semua nilai tersebut dalam kehidupan manusia. Untuk selanjutnya, nilai – nilai tersebut ditanamkan dalam kehidupan anak
Aliran – aliran filsafat pendidikan modern.
Aliran progresivisme, mengakui dan berusah mengembangkan asas progresivisme dalam semua realitas kehidupan, agar manusai bisa survive dalam menghadapi hidup.
Aliran esensialisme, aliran pendidikan yang berdasarkan pada nilai – nilai kebudayaan yang ada sejak awal peradaban umat manusia
Aliran perenialisme, memandang pendidikan sebagi jalan kembali atau proses mengembalikan keadaan sekarang
Aliran rekonstruksionalisme, aliran yang berusaha merombak tata susunan lama dengan membangun tata susunan hidup kebudayaan yang bersifat modern
BAB IV. HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT, MANUSIA, DAN PENDIDIKAN
Pandangan filsafat tentang hakikat manusia
Ilmu yang mempelajari tentang hakikat manusia disebut antropologi filsafat., dalam hal ini ada 4 aliran yang akan dibahas,
Aliran serba zat, mengatakan bahwa yang sungguh – sungguh ada itu hanyalah zat atau materi dan manusia adalah unsur dari alam, maka manusia adalah zat atau materi
Aliran serba roh, berpendapat bahwa segala sesuatu hakikatnya yang didunia ini adalah roh. Sementara zat adalah manifestasi da roh.
Aliran dualisme, menganggap bahwa manusia itu pada hakikatnya terdiri dari dua substansi, yaitu jasmani dan rohani. Kedua substansi ini masing – masing merupakan unsur asal, yang adanya tidak bergantung satu sama lain.
Aliran eksistensialisme, berpandangan bahwa hakikat manusia merupakan eksistensi dari manusia. Hakikat mamusia adalah apa yang menguasai manusia secara menyeluruh
Sistem nilai dalam kehidupan manusia
Manusia merupakan makhluk hidup sosial dan juga mkhluk budaya. Sebagai makhluk sosial, tentunya manusai hidup bersama dalam interaksi dan interdependensi dengan sesamanya. Oleh karena itu, manusia tidaklah mungkin dapat memenuhi kebutuhannya tanpa adanya bantuan orang lain. Dari pendpat itu dapat disimpulkan bahwa nilai akan selalu muncul apabila manusia mengadakan hubungan sosial atau bermasayarakat dengan manusia lain.
Pandangan filsafat tentang pendidikan
Filsafat pendidikan menjadikan manusia berkembang dan mempunyai pandangna hidup yang meneyeluruh dan sistematis. Pandangan itu kemudian dituangkan dalam sistem pendidikan, untuk mengarahkan tujuan pendidikan. Dan filsafat pendidikan merupakan tata pola pikir terhadap permasalahan dibidang pendidikan dan pengajaran yang senantiasa mempunyai hubungan dengan cabang – cabang ilmu pendidikan yang lain yang diperlukan oleh pendidik atau guru sebagai pengajar dalam bidang studi tertentu.
BAB V. FILSAFAT PENDIDIKAN PANCASILA
Pancasila sebagai pandang hidup bangsa
Dikatakan pancasila sebagai pandangna hidup bangsa karena menurut noor syam, nilai – nilai dasar dan sosio budaya indonesia hidup dan berkembang sejak awal peradabannya, yang meliputi
Kesadaran ketuhanan dan kesadaran keagamaan secara sederhana
Kesadaran kekeluargaan
Kesadaran musyawarah mufakat dalam menetapkan kehendak bersama
Kesadaran gotong royong, tolong – menolong
Kesadaran tenggang rasa
Pancasila sebagai filsafat pendidikan nasional
Pendidikan nasioanal dijiwai dan didasari oleh sistem filsafta pendidikan yaitu pancasila. Hal ini tercermin dalam yujuan pendidikan nasional yang termuat dalam UU No. 2. Tahun 1989 tentang sistem pendidikan nasional, yakni pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan, keterampilan, kesehatan jasmani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta bertanggung jawabn kemasyarakatan.
Hubungan pancasila dengan sistem pendidikan ditinjau dari filsafat pendidikan
Pancasila adalah dasar negara Indonesia yang merupakan fungsi utamanya dan dari segi materinya digali pandangan hidup dan kepribadian bangsa. Pancasila adalah dasar negara bangsa Indonesia yang mempunyai fungsi dalam hidup dan kehidupan bangsa dan negara indonesia tidak hanya sebagai dasar negara, juga pdangan hidup bangsa, dan ilmu pengetahuan di indonesi. Fungsi pancasila dengan sistem pendidikan ditinjau dari filsafat pendidikan maka dapat kita jabarkan bahwa pancasila adalah pandangan hidup bangsa yang menjiwai sila – silanya dalam kehidupan sehari – hari
BAB VI. FILSAFAT PENDIDIKAN PENINGKATAN SUMBER DAYA MANUSIA
Filsafat pendidikan dan kepribadian
Dari sudut pandnag individu, pendidikan merupakan usaha untuk membimbingdan menghubungkan potensi individu. Sementara dari sudut pandang masyarakat, pendidikan merupakan usaha pewarisan niali – nilai budaya dari genarasi tua kepada genarasi muda, agar nilai – nilai budaya tersebut tetap terpelihara. Pendidikan mencakup dua kepentingan utama, yaitu pengembangan potensi individu dan pewarisan nilai – nilai budaya. Dengan kata lain sistem pendidikan bagaimanapun sederhananya mengandung karakteristik tentang jati diri atau pandnagan hidup masyarakat atau bangsa yang mambuatnya.
Filsafat pendidikan dan sumber daya manusia
Dari sudut pandang potensi yang dimiliki , manusia dinamakan dengan berbagai sebutan. Dilihat dario potensi inteleknya, manusia disebut homo intelectus. Manusia juga disebut homo fiber, karena manusia memiliki kemampuan untuk membuat beragam barang atau peralatan. Kemudian manusia pun disebut homo saccins atau homo saciale abima karena manusia adalah makhluk bermasyarakat. Di lain pihak, manusia juga memiliki kemampuan merasai, mengerti, membedakan, kearifan, kebijaksaan, dan pengetahuan.
BAB VII. PENDIDIKAN NASIONAL DAN PEMBINAAN KARAKTER
Urgensi pendidikan karakter
Pembangunan karakter generasi muda di Indonesia ini diharapkan dapat menjadi identitas anak bangsa ditengah area globalisasi dan akulturasi budaya dunia, serta dapat mendorong kemandirian dalam upaya peningkatan kemampuan daya saing genarasi muda Indonesia
Proses perkembangan moral bangsa, disamping dipengaruhi moral atau nilai – nilai islam, juga oleh moral atau nilai – nilai yang tumbuh dan berkembang dari pengembangan budaya kaum mendasar
Dalam suatu diskusi tentang memelihara keutuhan pengembangan karakter bangsa . Meu hatta mengatakan berbagai sisi kehidupan manusia selama ini luput dari pembangunan karakter, jiwa, dan raga manusia. Sering kali perhatian generasi muda terfokus pada pembangunan ekonomi dan orientasi fisik – material.
Proses pendidikan karakter
Dalam proses pembentukan dan menanamkan nilai – nilai kebajikan pada anak didik agaknya sangat tergantung pada jenis pola suh yang diterapkan keluarga pada anaknya. Antara peran keluarga dan pengembangan karakter pribadi anak didik tidak dapat dipisahkan. Jika, anak – anak tumbuh dari keluarga yang lebih fokus terhadap perkembangan anak, akan menumbuhkan pribadi anak berkarakter yang berdampak positif terhadap kemajuan bangsa
Maju mundurnya bangsa lebih ditentukan kualitas karakter individu dalam suatu bangsa. Sementara itu, institusi pendidikan memiliki peranan startegis dalam menciptakan iklim akademik yang diharapkan mampu membentuk karakter anak didik sebagai generasi masa depan bangsa yang dapat beradaptasi dan mengaplikasikan ilmu dan pengalaman dalam masyarakat yang senantiasa dinamis.
BAB III
PEMBAHASAN
Setelah dibaca dan dianalisis, maka reviewer dapat mengidentifikasi keunggulan dan kelemahan buku ini.
Beberapa hal yang menjadi keunggulan buku utama adalah sebagai berikut
Tampilan luar (cover) buku ini menarik. Perpaduan gambar pada cover dengan layout yang bagus membuat tampilan buku ini bernilai plus.
Penggunaan kertas dan tingkat keterbacaan teks yang telah sempurna
Materi yang ditawarkan adalah materi yang bersifat baru (update) sesuai dengan perkembangan yang sedang berlangsung serta kompleksitasnya sesuai dengan apa yang diharapkan (tidak kurang dan tidak berlebihan).
Penyampaian materi yang ringkas dan tepat sasaran, tidak berbelit-belit menjadikan isi buku ini menjadi satu bacaan yang sesuai dengan konsep yang ditawarkan
Sistematika penyampaian informasi yang runtut menimbulkan informasi yang disampaikan saling berhubungan dan memudahkan pembaca untuk memahami isi bacaan secara holistik dan koheren.
Didalam buku terdapat lampiran-lampiran yang dapat membantu pembaca semakin memahami konsep yang telah dibaca sehingga pemahaman pembaca akan semakin terasah dan terarah.
Buku ini menggunakan referensi yang terpercaya dalam memberikan sumbangsih pemikiran.
Dalam buku ini ditemukan skema atau bagan yang menjelaskan sebagaian dari materi yang disuguhkan. Hal ini akan membuat kesan buku tidak hanya terpaku pada teks yang menimbulkan kesan monoton dan membosankan.
Sistematika penulisan pada buku ini telah memenuhi kaidah penulisan buku yang baik dan benar. Dimulai dari tampilan luar hingga daftar pustaka semuanya telah memenuhi kaidah yang telah ditetapkan.
Kelebihan buku pembanding adalah sebagi berikut :
Tampilan luar (cover) buku ini menarik
Penggunaan kertas dan tingkat keterbacaan teks yang telah sempurna
Kekurangan buku pembanding adalah sebagai berikut :
Pengkajian materi kurang lengkap
Bahasanya terlalu baku
BAB IV
PENUTUP
SIMPULAN
Setelah menganalisis buku ini, maka reviewer dapat menyimpulkan bahwa kegiatan mengkritik buku ini bertujuan untuk menemukan keunggulan dan kelemahan buku demi terwujudnya pemahaman terhadap karya tulis yang berkualitas sejalan dengan tujuan pendidikan nasional bangsa Indonesia. Dalam buku yang berjudul Filsafat pendidikan, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Filsafat pendidikan merupakan segala sesuatu yang berhubungan dengan bagaimana cara mejadi seorang pendidik yang bertanggung jawab. Setiap bab menjelaskan secara detail mengenai konsep materi yang dimaksudkan. Adapun tiap bab dalam buku ini adalah sebagai berikut :
Bab 1. Pendahuluan
Bab 2. Filsafat
Bab 3. Filsafat Pendidikan
Bab 4. Mazhab-mazhab filsafat pendidikan
Bab 5. Orientasi psikologis yang mempengaruhi filsafat pendidikan
Buku kedua ini memuat bab materi. Setiap bab menejelaskan secara detail mengenai konsep materi yang dimaksdukan. Adapun tiap bab dalam buku ini adalah sebagai berikut :
Bab 1. Pengertian dan ruang lingkup filsafat pendidikan
Bab 2. Latar belakang munculnya filsafat pendidikan
Bab 3. Aliran filsafat pendidikan modern ditinjau dari ontologi, epistomologi, dan aksiologi
Bab 4. Hubungan antara filsafat, manusia, dan pendidikan
Bab 5. Filsafat pendidikan pancasila
Bab 6. Filsafat pendidikan peningkatan sumber daya manusia
Bab 7. Pendidikan nasional dan pembinaan karakter
SARAN
Demi terwujudnya sebuah karya tulis yang bernilai tinggi dari segi penampilan dan juga muatan materi ada beberapa hal yang sebaiknya dimiliki oleh karya tulis berupa buku yaitu :
Identitas yang jelas, konsep yang pasti, mengikuti kaidah-kaidah penulisan yang telah disepakati, muatan materi yang tepat sasaran dan pengembangan materi yang sesuai dengan konsep yang ditawarkan. Buku ini dinilai telah layak untuk digunakan sebagai sumber belajar karena telah memenuhi kriteria yang diharapkan dari sebuah karya tulis berupa buku. Setelah membahas tentang teknolgi busana diharapkan para pemabaca dapat mengetahui hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan saat menjahit, mengetahui teknik-teknik menjahit dengan tepat dan mampu menjadi penjahit yang memiliki kualitas yang tinggi.
DAFTAR PUSTAKA
Drs. Saduloloh Uyoh, M.Pd.2017. Filsafat Pendidikan.Bandung : Alfabeta
Prof.Dr.Jalaluddin.H. dan Prof.Dr.Abdullah Idi.H, M.Ed.2014.Filsafat Pendidikan.Jakarta : Rajawali pers