Naskah Role Play Rehabilitasi Keperawatan pada Anak dengan Autis Autis Di sebuah tempat terapi, terdapat dua orang anak penderita autis. Seorang anak penderita autis yang sangat aktif bergerak usia 5 tahun bernama dan seorang anak penderita penderita autis yang pendiam berusia 5 tahun bernama Chichi. Di tempat terapi kedua anak tersebut diberikan terapi ABA (Applied Behaviour Analysis) oleh perawat, dan Chacha mendapat giliran pertama. Perawat : “selamat pagi chacha, duduk.” Chacha : (tidak menghiraukan perawat) Ibu Chacha : (mendudukkan Chacha) Perawat : “Chacha, lihat (perawat memegang mainan mai nan kecil didekat mata agar anak melihat kearah perawat) Chacha : (tidak menghiraukan) Perawat : “Chacha, lihat.” Chacha : (melihat ke arah perawat dengan diberi bantuan berupa diarahkan kepalanya oleh sang ibu) Perawat : “yeay, hebat. Chacah pinter. Tos dulu.” Chacha : (kembali tidak menghiraukan perawat) Perawat : “Chacha, lihat. (mengulang sampai 3 kali) Chacha : (melihat ke arah perawat) Perawat : “yeay, pinter, bagus, Chacha pinter. Tos.” Chacha : “yeay, hehehe.(sambil hehehe.(sambil tepuk tangan).” tangan).” Perawat : “Chacha, lihat (perawat memegang kartu gambar mobil, sepeda, dan kereta). Ini mobil, ini mobil.” Chacha : (tidak menghiraukan perawat)
Perawat : “Chacha, lihat. Ini sepeda, ini sepeda. Ini k ereta, ini kereta. (anak memegang kartu gambar). Chacha, tidak. Sekarang ambil gambar mobil (perawat sambil memegang tangan anak).” Chacha : (mengambil gambar mobil) Perawat : “kasi kakak, iya pinter, hebat, bagus Chacha ya. Tos” Chacha : “yeay (sambil tepuk tangan).” Perawat : “Chacha, lihat (perawat sambil memegang tangan anak). Sekarang ambil gambar sepeda, (anak mengambil gambar sepeda). Kasi kakak, yaeay, pinter. Chacha hebat, tos lagi.” Chacha : “yeay, hahahaha (sambil tepuk tangan).” Perawat : “Chacha, lihat (perawat sambil memegang tangan anak). Sekarang ambil gambar kereta, (anak mengambil gambar kereta). Kasi kakak, yaeay, pinter. Chacha hebat, tos lagi.” Chacha : “yeay, hahahaha (sambil tepuk tangan).” Perawat : “Chacha, lihat. Duduk, Chacha duduk.” Chacha : “yeay, (mengajak tos perawat).” Perawat : “Chacha, lihat. Chacha, duduk. Chacha duduk.” Chacha : (anak melihat namun tidak mau duduk. Sehingga dibantu duduk oleh sang ibu) Perawat : “iya, hebat. Pinter, tos.” Chacha : “yeay (sambil tepuk tangan kemudian berdiri kembali).” Perawat : “Chacha, lihat. Chacha, duduk. (perawat mengulang selama 3 kali baru anak mau mengikuti perintah). Iya, pinter. Hebat, tos.” Chacha : “yeay (sambil tepuk tangan).” Perawat : “ok, Chacha, lihat. Chacha, lihat. (anak menoleh), Chacha berdiri. Chacha berdiri.” Chacha : (anak tidak mau berdiri, bahkan saat dibantu berdiri oleh ibunya anak justru mengangkat kakinya) Perawat : “Chacha, lihat. Chacha berdiri, Chacha berdiri.”
Chacha : (anak berdiri) “yeay (sambil tepuk tangan)” Perawat : “ yeay, Chacha pinter.” Perawat : “Chacha, lihat. Tirukan (perawat menepuk meja).” Chacha : (anak menoleh dan meniru) Perawat : “yeay, pinter. Lagi. Chacha, tirukan (perawat mengulang gerakan menepuk meja).” Chacha : (anak meniru) “yeay (sambil tepuk tangan).” Perawat mengambil 2 botol air minum dan dua gelas air minum, kemudian di taruh di depan anak dan di depan perawat. Chacha : (anak menepuk-nepuk meja) Perawat : “Chacha, lihat. Chacha, lihat.” Chacha : (anak menoleh, kemudian di pegang tangannya oleh perawat) Perawat : “Chacha, minum. (perawat menuang air mineral dalam botol ke dalam gelas air minum kemudian meminumnya), tirukan.” Chacha : (anak menirukan dengan baik) Perawat : “iya, hebat. Tos lagi.” Chacha : “yeay (sambil tepuk tangan).” Chacha pun slesai menjalankan terapi. Kemudian, giliran Chichi untuk mendapatkan terapi yang sama seperti Chacha. Perawat : “selamat pagi chichi, duduk.” Chichi : (anak mengikuti perintah) Perawat : “Chichi, lihat (perawat memegang mainan kecil didekat mata agar anak melihat kearah perawat) Chichi : (tidak menghiraukan) Perawat : “Chichi, lihat.”
Chichi : (melihat ke arah perawat) Perawat : “sip, hebat. Chichi pinter.” Chichi : (anak hanya terdiam, menoleh kesana dan kesini) Perawat : “Chichi, lihat (perawat memegang kartu gambar pesawat, be cak, dan motor). Ini pesawat, ini pesawat.” Chichi : (anak memperhatikan perawat) Perawat : “Chichi, lihat. Ini becak, ini becak. Ini motor, ini motor. Sekarang ambil gambar pesawat.” Chichi : (mengambil gambar pesawat) Perawat : “kasi kak ak, iya pinter, hebat, bagus Chichi ya.” Chichi : (anak hanya tersenyum) Perawat : “Chichi, lihat. Sekarang ambil gambar becak, (anak mengambil gambar becak). Kasi kakak, yaeay, pinter. Chichi hebat.” Chichi : (anak hanya tersenyum sambil melihat ke arah sekelilingnya) Perawat : “Chichi, lihat. Sekarang ambil gambar motor, (anak mengambil gambar motor). Kasi kakak, sip, pinter. Tos” Chichi : (anak melakukan tos, namun dengan ekspresi biasa) Perawat : “Chichi, lihat. Chichi berdiri, Chacha berdiri.” Chichi : (anak mengikuti perintah) Perawat : “sip. Chichi pinter. Chichi, duduk. Chichi duduk.” Chichi : (anak mengikuti perintah) Perawat : “iya, hebat. Pinter, tos.” Chichi : (anak hanya menyengir sambil tos) Perawat : “Chichi, lihat. Tirukan (perawat menepuk meja).”
Chichi : (anak menoleh dan meniru) Perawat : “yeay, pinter. Lagi. Chichi, tirukan (perawat mengulang gerakan menepuk meja).” Chichi : (anak meniru) Perawat mengambil 2 botol air minum dan dua gelas air minum, kemudian di taruh di depan anak dan di depan perawat. Perawat : “Chichi, lihat. Chichi, lihat.” Chichi : (anak menoleh) Perawat : “Chichi, minum. (perawat menuang air mineral dalam botol ke dalam gelas air minum kemudian meminumnya), tirukan.” Chichi : (anak menirukan dengan baik) Perawat : “iya, hebat. Tos lagi.” Chacha : (tersenyum kepada perawat) Chacha dan Chichi melakukan terapi tersebut secara rutin agar dapat membentuk prilaku yang lazim.