1
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Latar Belakang Belakang Perkem Perkembang bangan an ilmu ilmu pengeta pengetahua huan n dan kemaju kemajuan an teknol teknologi ogi sangat sangat pesat, pesat, sejalan dengan perkembangan hidup manusia yang selalu berusaha menemukan halhal baru yang dapat membantu manusia dalam melaksanakan aktifitas hidupnya. Demiki Demikian an pula pula dalam dalam bida bidang ng radi radiol ologi ogi yang yang tela telah h berk berkem emba bang ng sesu sesuai ai denga dengan n pekembangan zaman sehingga memiliki pesawat Roentgen yang baik dan menghasilkan kualitas gambaran radiologi yang lebih baik, guna membantu diagnosa suatu penyakit. Semenjak dikembangkan sinar-X pada tanggal !o"ember #$% oleh Prof. &ilhelm &ilhelm 'onrad Rontgen. Rontgen. Pemeriksaan Pemeriksaan radiodiagnos radiodiagnostik tik adalah pemeriksaan pemeriksaan terhadap suatu objek dengan menggunakan sinar-X yang daya tembusnya tinggi sehingga organ tubuh yang letaknya didalam dapat diperlihatkan melaui gambaran radiografi. (asil radiograf tersebut dapat diketahui suatu penyakit atau kelainan yang dider diderit itaa
oleh oleh pasi pasien en..
Pemer Pemerik iksa saan an radi radiol ologi ogi deng dengan an meng menggun gunak akan an pesa pesawa watt
kon"ensional masih banyak dijumpai baik di rumah sakit atau pada klinik. )ujuan akhir akhir dari dari pemotr pemotreta etan n adalah adalah untuk untuk menghas menghasilk ilkan an radiog radiograf raf yang berkua berkualit litas. as. Radiograf yang berkualitas akan dinilai dari kriteria hasil pemotretan, kualitas foto serta seni dari radiograf tersebut.
2
*ualita *ualitass gambar gambaran an berdas berdasark arkan an kriter kriteria ia hasil hasil gambara gambaran n atau atau gambara gambaranngambaran tertentu yang seharusnya tampak pada gambar Radiografi yang dihasilkan dan gambar gambaran an itulah itulah yang akan akan member memberii inform informasi asi diagnos diagnosaa yang yang dibutu dibutuhka hkan. n. *ualit *ualitas as radiog radiograf raf yang bagus bagus tergan tergantun tung g pada faktor faktor ekspos eksposi, i, densit densitas, as, kontras kontras,, ketajaman, dan detail. Pemeriksaan radiografi 'er"i+al se+ara umum yang sering dilakukan adalah pemotretan dengan proyeksi P (Antero Posterior), lateral, oblik kanan, dan oblik kiri. )etapi )etapi dalam pengambilan 'er"i+al untuk melihat Dis+us nter+er"i+alis yang lebih baik gambarannya maka kita men+oba mengambil proyeksi ateral. Pemeriksaan untuk melihat dis+us inter+er"i+alis pada tulang +er"i+al sangat sulit sulit di dapatkan dengan proyeksi proyeksi lateral. /iasa pada proyeksi proyeksi yang dapat dilakukan untu untuk k
meli meliha hatt
dis+ dis+us us inte inter+ r+er er"i "i+al +alis is adala adalah h
denga dengan n
memo memodi difi fika kasi si proy proyeks eksii
pemeriksaan. )ertarik )ertarik persoalan diatas penulis mempunyai me mpunyai keinginan untuk membuat kary karyaa tuli ulis yang yang dibe diberi ri judul udul “Perbe “Perbeda daan an Gamba Gambaran ran Radiog Radiograf rafii Ceri!a Ceri!all H"#erfle$ion dengan H"#ere$tention %nt%k meli&at Di'!%' Inter!eri!ali'.( 1.) R%m%'an R%m%'an *a'ala& *a'ala& Dala Dalam m karya karya tuli tuliss ilmi ilmiah ah ini, ini, penu penuli liss mengi mengide dent ntif ifik ikas asii masa masala lah h yang yang ditemukan yaitu 0 #. /agai /agaima mana na perb perban andi ding ngan an hasi hasill gamba gambara ran n 'er" 'er"i+ i+al al (yper (yperfl fle1 e1io ion n denga dengan n (ypere1tention untuk melihat dis+us nter+er"i+alis2
2
*ualita *ualitass gambar gambaran an berdas berdasark arkan an kriter kriteria ia hasil hasil gambara gambaran n atau atau gambara gambaranngambaran tertentu yang seharusnya tampak pada gambar Radiografi yang dihasilkan dan gambar gambaran an itulah itulah yang akan akan member memberii inform informasi asi diagnos diagnosaa yang yang dibutu dibutuhka hkan. n. *ualit *ualitas as radiog radiograf raf yang bagus bagus tergan tergantun tung g pada faktor faktor ekspos eksposi, i, densit densitas, as, kontras kontras,, ketajaman, dan detail. Pemeriksaan radiografi 'er"i+al se+ara umum yang sering dilakukan adalah pemotretan dengan proyeksi P (Antero Posterior), lateral, oblik kanan, dan oblik kiri. )etapi )etapi dalam pengambilan 'er"i+al untuk melihat Dis+us nter+er"i+alis yang lebih baik gambarannya maka kita men+oba mengambil proyeksi ateral. Pemeriksaan untuk melihat dis+us inter+er"i+alis pada tulang +er"i+al sangat sulit sulit di dapatkan dengan proyeksi proyeksi lateral. /iasa pada proyeksi proyeksi yang dapat dilakukan untu untuk k
meli meliha hatt
dis+ dis+us us inte inter+ r+er er"i "i+al +alis is adala adalah h
denga dengan n
memo memodi difi fika kasi si proy proyeks eksii
pemeriksaan. )ertarik )ertarik persoalan diatas penulis mempunyai me mpunyai keinginan untuk membuat kary karyaa tuli ulis yang yang dibe diberi ri judul udul “Perbe “Perbeda daan an Gamba Gambaran ran Radiog Radiograf rafii Ceri!a Ceri!all H"#erfle$ion dengan H"#ere$tention %nt%k meli&at Di'!%' Inter!eri!ali'.( 1.) R%m%'an R%m%'an *a'ala& *a'ala& Dala Dalam m karya karya tuli tuliss ilmi ilmiah ah ini, ini, penu penuli liss mengi mengide dent ntif ifik ikas asii masa masala lah h yang yang ditemukan yaitu 0 #. /agai /agaima mana na perb perban andi ding ngan an hasi hasill gamba gambara ran n 'er" 'er"i+ i+al al (yper (yperfl fle1 e1io ion n denga dengan n (ypere1tention untuk melihat dis+us nter+er"i+alis2
3
3. Proyeksi Proyeksi apa yang tepat tepat untuk untuk melihat melihat dis+us dis+us nter+er"i+a nter+er"i+alis lis pada pada pemeriksan pemeriksan 'er"ikal2 1.+ R%ang Lingk%# *a'ala& gar penelitian penelitian ini selalu terarah dan tidak terjadi penyimpangan penyimpangan dari tujuan yang diharapkan maka perlu kiranya diberi batasan supaya jangkauan peme+ahan masalah tidak menyimpang dari pokok permasalahan yang akan dibahas. dapun batasan-batasan
yang
dimaksud
adalah
Penelitian
hanya
dilakukan
sebatas
membandingkan +er"i+al lateral (yperfle1ion dengan (ypere1tention untuk melihat dis+us inter+er"i+alis, dengan tujuan teknik manakah yang tepat untuk menghasilkan gambaran yang optimal melihat dis+us inter+er"i+alis dan mengetahui kekurangan serta serta kelebi kelebihan han pada pada masing masing-ma -masin sing g teknik teknik pemeri pemeriksa ksaan an terseb tersebut ut agar agar teknik teknik pemeriksaannya dapat dilakukan se+ara selektif untuk menentukan teknik mana yang lebih informatif dan mendapatkan hasil yang lebih 4ptimal 1., -%%an Penelitian Dalam penelitian ini peneliti memilki beberapa tujuan, yaitu 0 #. )ujuan juan 5mum 5mum 5ntuk 5ntuk mendapa mendapatka tkan n hasil hasil kualit kualitas as gambar gambaran an Radiogr Radiografi afi yang yang baik baik pada pada pemeriksaan 'er"i+al.
4
3. )ujuan *husus 5ntuk membedakan proyeksi mana yang bagus untuk melihat dis+us inter+er"i+alis, sehingga mendapatkan gambaran yang optimal. 1./ *anfaat Penelitian /eberapa manfaat yang diambil dari penelitian ini adalah, antara lain0 #. /agi Penulis Dengan dilakukan ini dapat menambah pengetahuan penulis di bidang radiodiagnostik terutama tentang pengambilan gambaran 'er"i+al. Dan sebagai a+uan bentuk melaksanakan tugas sebagai radiografer dimasa mendatang. 3. /agi 6ahasiswa 6emperkaya wawasan
para
mahasiswa
teknik
radiodiagnostik
dan
radioterapi, baik penerapan se+ara teori maupun se+ara praktek sehingga berguna untuk meningkatkan mutu pendidikan dan bahan referensi atau perpustakaan. 7. /agi Radiografer Diperolehnya informasi tentang proyeksi yang tepat untuk melihat Dis+us nter+er"i+alis pada pemeriksaan 'er"i+al.
1.0 i'tematika Pen%li'an
5
Sesuai dengan masalah yang telah diuraikan pada awal penulisan,belum men+erminkan
permasalahan
se+ara
terperin+i.
Dengan
demikian
penulis
menguraikan agar permasalahan terperin+i dengan baik. BAB I
PENDAHULUAN Dalam bab ini menguraikan tentang latar belakang permasalahan, yang merupakan alasan pemilihan judul, rumusan masalah, tujuan penulis, dan sistematika penulis
BAB II
-IN2AUAN PU-A3A Dalam bab ini merupakan penguraian tentang natomi +er"i+al, anatomi fisiologi, patologi, teknik prosedur pemeriksaan radiografi +er"i+al, kualitas radiografi, defenisi sinar-X, film radiografi, kaset radiografi, dan proses pen+u+ian film.
BAB III
*E-4DE4L4GI PENELI-IAN Dalam bab ini menguraikan tentang teknik penelitian, analisis dan pengolahan data.
BAB I5
HAIL DAN PE*BAHAAN
6
Dalam bab ini menguraikan hasil dari penelitian dan pembahasan yang berisi
perbandingan
gambaran
'er"i+al
(yperfle1ion
dengan
(ypere1tention untuk melihat Dis+us nter+er"i+alis dengan hasil gambaran yang lebih optimal. BAB 5
3EI*PULAN DAN ARAN Dalam bab ini merupakan bab penutupan yang berisi tentang kesimpulan dari permasalahan yang telah di uraikan dan saran sebagai masukan.
BAB II
7
-IN2AUAN PU-A3A ).1 Anatomi Ceri!al
8ambar 3.# natomi 'er"i+al97: ;ertebra +er"ikal adalah bagian bawah kepala dengan ruas-ruas tulang leher yang berjumlah < buah =+er"ikal # > +er"ikal . ;ertebra +er"ikal merupakan bagian terke+il dari tulang belakang. Se+ara anatomi "ertebra +er"ikal dibagi menjadi dua d aerah yaitu daerah +er"ikal atas ='#-'3? dan daerah +er"ikal bawah ='7-'. Diantara ruas-ruas tersebut, ada tiga ruas +er"ikal yang memiliki struktur anatomi yang unik. *etiga ruas tersebut telah diberi nama khusus, antara lain '# disebut atlas, '3 disebut a1is dan '< disebut prominens "ertebra. Ruas tulang leher umumnya mempunyai +iri yaitu badannya ke+il dan persegi panjang, lebih panjang dari samping ke samping daripada dari depan ke belakang.
8
8ambar 3.3 natomi 'er"i+al61)7 ).) Anatomi 8i'iologi Ceri!al
8ambar 3.7 natomi @isiologi 'er"i+al 6+7
Stuktur "ertbre se+ara umum memiliki corpus, arcus, dan < prosusus yang berada di arcus, sehingga se+ara umum "ertebre +er"i+al memiliki bagian-bagian tulang seperti 0
#. Corpus atau body terletak di anterior berbentuk silinder dengan permukaan posterior yang rata. 3. Pedikel atau pedicle terletak di kedua bagian lateral +orpus tebal dan membulat. 7. Lamina terletak pada ujung posterior pedikel, berbentuk lempengan tipis. *edua pedikel bertemu di midline membentuk prosesus spinosus.
9
A. Foramen vertebralis adalah lubang yang terletak di bagian posterior corpus dibatasi oleh arcus dibagian posterior dengan foramen inter"ertebralis yang lain membentuk canalis vertebralis sebagai tempat spinal +ord %. Incisura vertebralis atau vertebral notch = superior dan inferior ?, lengkungan yang terletak pada bagian atas dan bawah pedikel. Incisura vertebralis inferior ="ertebre yang atas? bersatu dengan incisura vertebralis superior ="ertebre di bawahnya? ner"us spinalis membentuk foramen intervertebralis sebagai tempat keluarnya dari spinal +ord. B. Prosesus transversus terdiri dari 3, di kanan dan kiri, terletak pada pertemuan antara corpus dan arcus yang men+uat kearah lateral. <. Prosesus articulasi =superior dan inferior?, terletak di bagian superior dan inferior pada dasar prosesus.697 ).+ Patologi #. Hernia u!leus Pulposus =(!P? Hernia u!leus Pulposus =(!P? adalah menjebolnya nucleus pulposus ke dalam kanalis "ertebralis akibat degenerasi annulus fibrosus korpus "ertebralis. (!P mempunyai banyak sinonim antara lain (erniasi Dis+us nter"ertebralis, ruptured disc, slipped disc, prolapsus disc dan sebagainya.61:7 ". #yndrome Cervical syndrome adalah kumpulan dari gejala-gejala yang timbul akibat gangguan adanya gangguan di daerah leher yang menyebabkan tekanan atau iritasi rangsangan pada akar saraf +er"i+al. 8ejala tersebut dapat berupa nyeri, spasme otot, disabiliti di daerah leher dan mengakibatkan keterbatasan gerak pada leher.6;7 )., -eknik Pro'ed%r Pemerik'aan Radiografi Ceri!al
10
6enurut *enneth L.$ontran%er, &adio%rapic Positions and &elated Anatomy, untuk melihat Dis+us nter+er"i+alis dapat dilakukan dengan +ara sebagai berikut 0
).,.1 Po'i'i Lateral Ceri!al H"#erflek'ion #. Posisi Pasien
ateral ere+t, berdiri atau duduk
3. Posisi 4bjek a. tur bidang mid coronal ke 'R dan midline ke meja dan kaset
b. Pusatkan kaset pada 'R dan tempatkan top kaset 3,% +m diatas 6C
+. )ekan shoulder, tanyakan pasien agar rela!s
d. *epala ditundukkan sampai dagu menyentuh dada semaksimal mungkin sehingga "ertebra +er"i+al terletak dalam posisi hyperfle1ion.
8ambar 3.A Proyeksi ateral 'er"i+al (yperfle1ion 6+7
11
7. Pusat Sinar a. Sinar tegak lurus ke buc!y stand menuju 'A
b. SD # +m
+. *aset # 1 3A +m
A. 8ambaran yang tampak a. /agian bawah mandibula tegak lurus dengan lo'er border dari film untuk pasien normal. b. *etujuh procesus spinosus ter+akup seluruhnya.
12
8ambar 3.% Radiograf "ertebra +er"i+al proyeksi ateral (yperfle1ion611< =7
).,.) Po'i'i Lateral Ceri!al H"#ere$ten'ion #. Posisi Pasien
ateral ere+t, berdiri atau duduk
3. Posisi 4bjek a. tur bidang mid coronal ke 'R dan midline ke meja dan kaset b. Pusatkan kaset pada 'R dan tempatkan top kaset 3,% +m diatas 6C +. )ekan shoulder , tanyakan pasien agar rela!s d. 6inta pasien untuk mengangkat dagu semaksimal mungkin ke belakang sehingga "ertebra +er"i+al dalam posisi (ypere1tention.
13
8ambar 3.B Proyeksi lateral +er"i+al (ypere1tionsion 6+7
7. Pusat Sinar 0 a. Sinar tegak lurus ke buc!y stand menuju 'A b. SD # +m +. *aset dengan top 3,% +m diatas le"el 6C A. 8ambaran yang tampak a. /adan mandibula hampir parallel dengan batas bawah film pada pasien normal. b. *etujuh "ertebra +er"i+al ter+akup seluruhnya.
14
8ambar 3.< Radiograf proyeksi ateral "ertebra +er"i+al (ypere1tionsion 611< =7
)./ 3%alita' Radiografi Sebuah radiografi diharuskan bisa memberikan informasi yang jelas dalam upaya menegakkan sebuah diagnosa. *etika radiograf yang dhasilkan mempunyai informasi yang dibutuhkan dalam memastikan sebuah diagnosa, maka radiograf dikatakan memiliki kualitas radiograf yang tinggi. 5ntuk memenuhi kualitas gambaran radiografi yang tinggi, maka sebuah radiografi harus memenuhi beberapa aspek yang akan dinilai pada sebuah raiografi yaitu densitas, kontras, ketajaman dan detail. Semua aspek ini harus bernilai baik supaya radiograf bisa dikatakan mempunyai kualitas gambaran yang baik.6/7 )./.1 Den'ita' Pengertian densitas yang umum adalah derajat kehitaman pada film. (asil dari eksposi film setelah menghasilkan efek penghitaman karena sesuai dengan sifat
15
emulsi film yang akan menghitam apabila dieksposi. Derajat kehitaman ini tergantung pada tingkat eksposi yang diterima baik itu k ; maupun ms.6/7 )./.)
3ontra' *ontras adalah perbedaan densitas pada area yang berdekatan dalam
radiograf. *ontras antara bagian yang berbeda pada gambaran akan membentuk gambaran tersebut. Semakin besar nilai kontras, maka gambaran akan semakin jelas terlihat.6/7 )./.+ 3etaaman Eika kontras didefinisikan sebagai perbedaan densitas pada perbatasan antar daerah yang berdekatakan. /atas antara dua area yang mun+ul bisa sangat tajam, hal ini dikarenakanterdapat perubahan drasti+ nilai densitas pada batas tersebut. Dapat diambil kesimpulan bahwa semakin tinggi nilai kontras, maka semakin tajam gambar yang dihasilkan.6/7 )./., Detail Detail adalah kemampuan untuk memperlihatkan struktur yang sangat ke+il pada sebuah film. Pada sebuah pemeriksaan radiografi, ada bagian dari gambaran tersebutyang memiliki struktur sangat ke+il namun, sangat penting dalam menegakkan diagnosa.6/7 ).0 Defeni'i inar>?
16
).0.1 inar>? Sinar-X adalah pan+aran gelombang elektromagnetik yang sejenis dengan gelombang radio, panas, +ahaya, dan sinar ultra"iolet, tetapi dengan panjang gelombang yang sangat pendek. Sinar-X bersifat heterogen, panjang gelombangnya ber"ariasi dan tidak terlihat. Perbedaan antara sinar-X dengan sinar elektromagnetik lainnya juga terletak pada panjang gelombang, dimana panjang gelombang sinar-X sangat pendek, yaitu hanya #F#. panjang gelombang +ahaya yang kelihatan. *arena panjang gelombang yang pendek itu, maka sinar-X dapat menembus benda-benda.607 ).0.) Pro'e' -eradin"a inar>? )abung sinar-X merupakan sebuah tabung yang terbuat dari bahan gelas yang hampa udara. Didalam tabung sinar-X terdapat dua buah dioda yaitu katoda dan anoda dengan katoda bermuatan negati"e dan anoda bermuatan positif. Saat filament yang berada di katoda dipanaskan, filament ini akan mengeluarkan ele+tron. Semakin lama dipanaskan, ele+tron yang keluar dari filament akan semakin banyak sehingga terjadilah apa yang disebut dengan awan ele+tron.6/7
17
8ambar 3. Proses terjadinya sinar-X. 9#3:
*emudian antara katoda dan anoda diberi beda potensial yang sangat tinggi, minimal A k; =A. "olt?, sehingga ele+tron yang berada di katoda akan bergerak dengan sangat +epat menuju anoda. Clektron yang bergerak menuju ke anoda dengan sangat +epat ini, akan menumbuk bagian ke+il dari anoda yang disebut dengan target. Pada kejadian ini jumlah ele+tron se+ara +epat dikontrol oleh energi kinetik. Sebagai +ontoh pada # m, sejumlah B 1 #17 elekton mengalir dari katoda dan anoda pada tabung sinar-X setiap detik. Earak antara filament dan targethanya sekitar # sampai 7 +m. /ayangkan intensitas dari gaya per+epatan yang dibutuhkan untuk men+apai ke+epatan ele+tron dari nol sampai setengah dari ke+epatan +ahaya pada jarak sedekat itu.6+7 Clektron yang bergerak dari katoda ke anoda pada tabung hampa,biasa disebut dengan elekron proyektil.saat elektron proyektil ini berbenturan dengan atom logam
18
berat dari target, elektron berinteraksi dengan atom atom ini dan mentransfer energy kinetiknya ketarget.interaksi ini terjadi pada kedalaman yang sedikit ditarget.saat terjadi hal tersebut, proyektil elektron melambat dan akhirnya sampai hampr berhenti. Proyektil elektron berinteraksi dengan elektron lintasan atau inti dari atom target. nteraksi tersebut menghasilkan kon"ersi energy kineti+ menjadi energy panas menjadi dan energy elektromagnetik ke dalam bentuk sinar-X. kemudian hampir semua energy kineti+ dari proyektil elektron di kon"ersikan menjadi panas. Proyeksi elektron berintraksi dengan elektron pada kulit terluar pada atom target tetapi tidak memberikan
energy
yang
+ukup
pada
elektron
kulit
terluar
ini
untuk
mengionisasinya. alu, akibat energy ini, menyebabkan elektron terluar ini tereksitasi. Clektron kulit terluar ini akan langsung kembali ke status energy normal. *ejadian eksitasi dan kembali ke posisi semula akan menyebabkan panas pada anoda di tabung sinar-X. Se+ara umum lebih dari $$G energy kineti+ dari proyektil elektron ini di ubah menjadi energy panas dan menyiksakan kurang dari #G yang berubah menjadi sinar-X. mungkin banyak orang yang menyangka karena hal ini, pesawat sinar-X bukanlah alat yang efesien. Sinar-X yang dihasilkan di target dapat dibedakan menurut proses terjadinya yaitu sinar-X karekteristik dan sinar-X bremstrahlung.6/7 ).0.+ ifat>'ifat inar>? Sinar-X sebagaimana gelombang elektromagnetik lainnya mempunyai sifat. Sifat-sifat sinar-X tersebut adalah 0
19
a. 6empunyai panjang gelombang =H? yang sangat pendek yaitu antara #-13 sFd #-10 6empunyai energy yang sangat besar yaitu antara #4 sFd #5 e;
b. +. d. e. f. g.
sehingga sinar-X mempunyai daya tembus yang besar pula. 6engalami atenusi =perlemahan? intensitas setelah mengenai bahan. )idak terlihat, tidak terasa, dan tidak berbau. Dapat memendarkan beberapa jenis bahan tertentu =biasanya bahan posfor? )idak terpengaruh terhadap medan magnet maupun medan listrik. Dapat menghitamkan emulsi film 6empunyai efek terhadap sel-sel hidup, efek ini bias bersifat negati"e tapi ada
juga yang bersifat positif. h. pabila mengenai suatu bahanFmateri akan terjadi 7 hal yaitu 0 #? Dipantulkan =dengan energy yang lebih lemah? 3? Diserap 7? Diteruskan6/7
).= 8ilm Radiografi ).=.1 8%ng'i 8ilm @ilm dalam radiografi se+ara umum mempunyai fungsi sebagai pen+atat bayangan sehinnga gambaran yang kita inginkan bias dapat dilihat melalui film. /ahan film radiologi yang paling utama adalah emulsi. Cmulsi film radiologi terbuat dari senyawa yang bernama perak bromide atau dengan rumus senyawa kimianya
20
adalah g/r. 5kuran film yang umum digunakan adalah berukuran # 1 3A +m, 3A 1 7 +m, 7 1 A +m, 7% 1 7% +m.6/7 ).=.) tr%kt%r 8ilm Radiologi Se+ara umum struktur film terbagi menjadi dua bagian yaitu struktur film untuk double emulsi dan struktur film sin%le emulsi. a. @ilm double emulsi @ilm double emulsi berarti film radiografi yang memiliki dua emulsi yaitu pada bagian depan dan belakang. @ilm jenis ini se+ara fisik terlihat lebih tebal dibandingkan dengan sin%le emulsi. @ilm jenis ini banyak digunakan pada pelayanaan pada radiologi di ndonesia karena film ini lebih mudah digunakan dan dari segi hara relati"e lebih murah dibandingkan dengan sin%le emulsi.
8ambar 3.$ Struktur film double emulsi 617
21
b. @ilm sin%le emulsi @ilm sin%le emulsi berarti film radiografi yang hanya memiliki satu emulsi saja. Se+ara fisik jenis ini terlihat lebih tipis dibandingkan dengan yang double emulsi. @ilm jenis ini tidak digunakan pada semua pelayanaan radiologi, sebab film jenis ini hanya digunakan untuk pemeriksaan radiologi yang khusus saja seperti pemeriksaan mamografi =pemeriksaan radiologi untuk memeriksa payudara?.
8ambar 3.# Struktur film single emulsi 617
).=.+ Bagian>Bagian Pada 8ilm Radiografi /agian-bagian film radiografi mempunyai nama dan fungsi masing-masing. /agian-bagian film tersebut adalah 0 a. #upercoat
22
6erupakan lapisan pelindung atau disebut juga lapisan anti abrasive. apisan ini terbuat dari gelatin murni yang +enderung keras dan permukaan mengkilat. apisan ini juga berfungsi untuk menahan debu dan kotoran, serta menjaga film dari goresan. Selama prosesing penembusan oleh +airan kimia akan diperlambat oleh lapisan ini, hal ini lah yang menjadikan lapisan ini bersifat anti static.6,7
b. mulsi 6erupakan lapisan film yang sensiti"e terhadap radiasi. Cmulsi film terdiri dari butiran perak bromide =g/r? yang melekat di gelatin murni. apisan ini sangat mudah rusak oleh +airan kimia, pergerakan mekanik atau pemanasan. Cmulsi terletak diantara supercoat dan lapisan adhesive dengan maksud memberikan perlindungan pada emulsi.6,7 +. Adhesive
apisan ini disebut juga subbin% layer , digunakan untuk merekatkan antara film base dengan lapisan emulsi.6,7
d. @ilm base
23
6erupakan bahan plasti+ transparan (polyester) yang terlihat kuat dan tak mudah sobek.6,7
).=., Pera@atan Dan Perlind%ngan Pada 8ilm
Perlindungan pada film harus dilakukan dalam keadaan apapun, perlu perlakuan khusus dengan +ara melindungi film dari 0
a. b. +. d. e. f. g.
*erusakaan fisik 'ahaya Suhu yang tinggi *elembaban yang relati"e tinggi 5dara dan uap Sinar-X dan sumber radioaktif pi617
).9 3a'et Radiografi
*aset adalah kotak pipih yang kedap +ahaya. *aset berfungsi sebagai tempat meletak film saat film itu hendak dieksposi oleh sinar-X. Dengan kaset, film yang berada didalamnya tidak terbakar akibat +ahaya tampak sebab kaset diran+ang kedap +ahaya maksudnya, tidak ada satupun +ahaya yang bisa masuk kedalam kaset. Didalam kaset bisasnya terdapat Intensifyin% #creen =S?. 6/7
24
8ambar 3.## /entuk kaset radiografi 6/7
).9.1 8%ng'i 3a'et
a. b. +. d.
6elindungi Intensifyin% #creen =S? dari kerusakan fisik 6elindungi film dari pengaruh +ahaya 6enjaga agar kontak antara s+reen dengan film tetap rata 6elindungi screen dari kotoran debu.617
*onstuksi kaset 0
Konstruksi kaset : 8ambar 3.#3 /agian dalam kaset 617
).9.) tr%kt%r 3a'et
25
Struktur kaset terdiri dari bagian-bagian yang mempunyai nama dan fungsi masing-masing. 8ambar untuk struktur kaset tersebut adalah sebagai berikut 0 Alumunium Spon/Busa Intensifying FILM Screen
Plastik
Intensifying Screen Spon/Busa
Alumunium
Pb
Plastik
8ambar 3.#7 Struktur *aset 617
6asing-masing kaset radiografi yang ada pada gambar di atas tentu memiliki fungsi masing-masing. @ungsi dari bagian tersebut adalah 0
a. Plasti+
Plasti+ terbuat dari bahan plasti+.
b. Spon
pada bagian depan dan bagian belakang, sehingga akan benar-benar menekan film yang berada diantara dua s+reen tersebut. (al ini dimaksudkan agar kontak antara s+reen dan film benar-benar rata.
+. Pb =)imbal?
26
Pb hanya bisa dipasang pada bagian belakang kaset. Sesuian dengan bahannya, dipasangnya Pb pada bagian belakang kaset dimaksudkan agar sinar-X yang masih kuat agar sampai ke bagian belakang kaset tidak mampu menembus lagi karena dihambat oleh Pb.617
).9.+ *a!am>*a!am 3a'et Dalam Pemakaian 3&%'%'
a. 'ur"ed 'assette, yaitu kaset yang bentuknya melengkung dengan komposisi sama seperti kaset umum. *aset ini dipakai untuk pemotretan obyek-obyek yang melengkung atau letak dari obyeknya berada pada posisi yang membentuk kur"a. b. 8ridded 'assette, yaitu kaset yang dilengkapi dengan grid. 5mumnya dipakai untuk pemotretan dimana 'entral Ray ='R? tegak lurus terhadap kaset. +. @le1ible 'assette, yaitu kaset yang dindingnya lentur, biasanya terbuat dari plasti+ ato yang paling sederhana terbuat dari kertas. Iang terpenting adalah harus kedap +ahaya. *aset jenis ini tidak memiliki s+reen didalamnya. /iasanya digunakan pada industry =misalnya untuk melihat sambungan pipa pada gas?. d. 6ulti Se+tion 'assette, yaitu kaset jenis ini digunakan untuk pemotretan jaringan yang terdiri dari beberapa lapisan. /edanya dengan tomografi adalah bahwa pada tomografi yang difoto hanya satu lapis. Sakit ini +ukup tebal karena didalamnya mampu menampung 7-< film. @ilm yang pertama menggunakan s+reen high definition untuk bagian depan saja. @ilm ke dua menggunakan medium speed s+reen untuk bagian belakangnya saja. @ilm ke
27
tiga menggunakan sepasang s+reen high definition =low speed?. @ilm ke empat sepasang s+reen medium speed. @ilm ke lima sampai ke tujuh menggunakan sepasang s+reen high speed.617
).; Pro'e' Pen!%!ian 8ilm
da dua +ara system pen+u+ian film yaitu, Automatic processin% dan anual processin% 0
).;.1 Pengola&an 8ilm e!ara 4tomati' Automatic Processing)
Dalam dunia radiografi, pengolahan film yang dilakukan tidak hanya dengan +ara manual, tetapi dengan pengolahan film dengan +ara lain yaitu dengan pengolahan film se+ara otomatis =automatic processin% ?. Automatic processin% mempunyai pengertian pengolahan film yang dilakukan se+ara otomatis dengan menggunakan mesin pengolahan film untuk melakukan pekerjaan pengolahan film yang biasanya dilakukan oleh manusia. Dalam automatic processin% , semua telah diatur oleh mesin mulai film masuk ke developer, ke fi*er, hingga film keluar dari
28
mesin dalam keadaan kering. Automatic processin% dikenal juga dengan istilah dry to dry yang artinya film masuk dalam keadaan kering dan keluar juga dalam keadaan kering, tidak seperti pada pengolahan film se+ara manual dimana film masih harus dikeringkan beberapa saat sebelum akhirnya kering.617 ).;.+ *an%al Pro!e''ing anual processin% adalah proses pen+u+ian film yang dilakukan se+ara manual. dapun tahapan-tahapan dari pengolahan film segara manual adalah tahap pembangkitan
=developin% ?, pembilasan =rinsin% ?, penetapan = fi*in% ?, pembilasan
akhir='ashin% ? dan yang terakhir tahap pengeringan =dryin% ?.6/7 BAB III *E-4DE4L4GI PENELI-IAN
+.1 -em#at Penelitian Pada penelitian ini penulis mengambil lokasi di unit Radiologi RS5D Dr. Rasyidin Padang. +.) akt% Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan Euni tahun 3#3. +.+ 2eni' Penelitian
29
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif eksperimental. +., 3erangka 3on'e# /erdasarkan rumusan masalah yang ada, maka kerangka konsep dari *arya )ulis lmiah ini dapat digambarkan penulis sebagai berikut 0 nput J Proses J 4utput In#%t nput dari penelitian ini berupa pengumpulan materi sebagai bahan a+uan dalam penulisan dan persiapan alat untuk penelitian. Pro'e' Proses penelitian menggunakan film radiografi, kaset, dan pasien sebagai objek, kemudian dilakukan ekspose. 4%t#%t (asil berupa perbedaan gambaran radiografi +er"i+al hyperfle1ion dengan hypere1tension untuk melihat dis+us inter+er"i+alis. +./ *etode Peng%m#%lan Data 5ntuk menjawab permasalahan-permasalahan yang dikemukakan pada bab sebelumnya penulis melakukan pengumpulan data melalui +ara sebagai berikut 0
30
+./.1 t%di 3e#%'takaan Dari studi kepustakaan ini diperoleh tinjauan-tinjauan dari hasil penelitian lain yang menunjang permasalahan. Studi keperpuskaan ini meliputi pengumpulan data dari buku-buku ilmiah yang berhubungan dengan karya tulis ini. +./.) Per!obaan Per+obaan yang dilakukan pada karya tulis ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana mendapatkan gambaran yang optimal untuk melihat dis+us inter+er"i+alis dengan metode hyperfle1ion dan hypere1tention.
+./.+ Peralatan ang Dig%nakan /eberapa peralatan yang digunakan dalam eksperimen ini mempunyai fungsi dan spesifikasi masing-masing. dapun peralatan itu antara lain 0 a. Pesawat rontgen Pesawat rontgen digunakan sebagai penghasil sinar-X, merupakan peralatan utama yang dipakai dalam eksperimen ini. Pesawat tersebut mempunyai spesifikasi sebagai berikut 0 a. b. +. d.
6erek pesawat sinar-X )ipe /uatan !o. Seri
0 (yundai 6edi+al X-ray 0 C<37X 0 Eepang 0 ##E4##
31
e. 6a1 ;oltage
0 3% k;
8ambar 7.# Pesawat sinar-X
b. *aset dan film radiologi #? *aset 6erk *aset
0 @uji
5kuran *aset
0 # 1 3A +m
8ambar 7.3 *aset radiografi
3? @ilm 6erk @ilm 5kuran @ilm
0 @uji @ilm 0 # 1 3A +m
32
Eenis @ilm
0 Double Cmulsi
8ambar 7.7 @ilm radiografi +. utomati+ pro+essing
8ambar 3.#A utomati+ Pro+essing
6erk /uatan
0 )aeahn 0 *orea
d. 4bjek pemotretan 4bjek pemotretan yang digunakan dalam eksperimen ini berupa pasien.
33
+.0 Langka&>Langka& Penelitian 6elakukan pembuatan foto dengan posisi lateral ere+t dengan memfleksi dan menge1tensikan kepala pasien. dapun langkah-langkah persiapan per+obaan adalah0 a. Semua alat dan bahan yang dibutuhkan telah dipersiapkan. b. etakkan kaset berukuran # 1 3A +m di bu+ky stand dalam keadaan kaset berdiri. *emudian @@D diatur # +m. Posisi tubuh pasien ere+t, dengan tangan disamping tubuh, posisikan pasien true lateral dengan mid sagital line sejajar dengan kaset atau menyampingi tube, kemudian atur posisi tubuh sehingga pertengahan +er"i+al yang diperiksa berada dipertengahan kaset. +. Per+obaan pertama yaitu proyeksi lateral hyperfleksion dengan menyuruh pasien untuk menundukkan kepala sampai dagu menyentuh dada semaksimal mungkin, central point pada +er"i+al A, central ray horizontal tegak lurus, letakakan marker, kemudian lakukan eksposi pertama. d. Per+obaan kedua yaitu dengan meminta pasien untuk mengangkat dagu semaksimal mungkin kearah belakang, +ental point pada +er"i+al A, central ray horizontal tegak lurus, letakkan marker, kemudian lakukan eksposi kedua. e. Setelah semuanya selesai kemudian dilakukan pen+u+ian se+araautomatic.
+.= Al%r Penelitian
6enyiapkan Pesawat sinar-X
34
Pemeriksaan 'er"i+al ateral
Pemeriksaan 'er"i+al ateral
(yperfleksi @aktor Cksposi
(ypere1tensi @aktor Cksposi
=k; dan ms?
=k; dan ms ms Diekspose utomati+ Prosesing (asil Radiograf Pemba+aan (asil Radiograf
+.9 Anali'a Anali'a Data Data Hasil dan Pengamatan Data diambil dengan membuat foto radiograf 'er"i+al (yperfleksi dengan (ypere (ypere1te 1tensi nsi.. 5ntuk 5ntuk penila penilaian iannya nya dibutu dibutuhka hkan n Dokter Dokter Spesi Spesiali aliss Radiolo Radiologi gi dan Radiografer Senior untuk membandingkan kedua ke dua hasil radiograf tersebut. Dibuat angket kuissioner yang memberikan hasil gambaran radiograf pada 'er"i+al (yperfleksi dengan (ypere1tensi. Dari hasil kuissioner dapat dihitung ratarata dengan menggunakan rumus mean atau rata-rata dengan metode 6ean S+ore
X =
*eterangan 0
X
∑ f ( ( X ) n
K Rata-rata
∑ f ( ( X )
K jumlah perkalian frekuensi dan bobot nilai
35
n
K Eumlah responden =3 dr Spesialis Radiologi dan % Radiografer?
+.; -ab%la'i -ab%la'i Data Dari Dari tabul tabulas asii kuis kuissi sione onerr yang yang dise diseba bark rkan an kepa kepada da sumb sumber er yang yang dapat dapat dipertanggungjawabkan, data hasil dikumpulkan dari dua orang kuissioner. natomi *eterangan dan spesifikasi data kuissioner !ilai A K *ualitas Sangat /aik !ilai 7 K *ualitas /aik !ilai 3 K *ualitas 'ukup !ilai # K *ualitas *urang /aik BAB I5 HAIL DAN PE*BAHAAN ,.1. Ha'il Penelitian Setelah dilakukan per+obaan dengan % orang pasien dan # kali pemotretan pada objek 'er"i+al (ypere1fle1ion dan (ypere1tention maka didapatkan hasil sebagai berikut 0
36
=a?
=b? 8ambar A.# =a? 'er"i+al (yperfle1ion =b? 'er"i+al (ypere1tention
Dalam gambaran diatas terlihat ketujuh "ertebra +er"i+al dalam posisi lateral. Pada Pada +er" +er"i+ i+al al hype hyperf rfle le1i 1ion on tamp tampak ak gamb gambar aran an processus spinosus spinosus
ter+akup
seluru seluruhny hnyaa dan dis+us dis+us inter+ inter+er" er"i+a i+alis lis lebih lebih tertut tertutup, up, sedangk sedangkan an pada gambar gambaran an +er"i+al +er"i+al hypere1tention hypere1tention ketujuh processus spinosus dengan spa+e lebih rapat serta dis+us inter+er"i+alis lebih terbuka dibandingkan dengan +er"i+al hyperfle1ion. ,.). Ha'il 3%i'ioner ,.).1. Pada &a'il radiografi radiografi Ceri!al H"#ere$tention H"#ere$tention %nt%k meli&at meli&at Di'!%' Inter!eri!ali' dida#at &a'il 'ebagai berik%t Langka&>langka& #er&it%ngan k%i'ioner dari 'etia# #ertan"aan 1>, #. Dari Dari hasil hasil kuisioner kuisioner diatas diatas nilai masingmasing-mas masing ing frekuens frekuensii dikali dikalikan kan dengan masing-masing jumlah bobot nilai = *?, *?, dari masing-masing jumlah perkalian tersebut kemudian ditambahkan dan didapat nilai =+f* =+f*?? dari masing-masing pertanyaan. Setelah itu masing-masing nilai pertanyaan =+f*? +f*? dibagi dengan jumlah seluruh responden =n =n? dan dapatlah hasil =X?. 3. Setela Setelah h didapat didapat nilai nilai =X? dari masingmasing-mas masing ing pertanya pertanyaan an kemudia kemudian n masing masing-masing hasil dari nilai =X? tersebut dijumlahkan dan dibagi dengan banyaknya x jumlah pertanyaan kuisioner = ´ ?.
37
6enggunakan rumus &ieghted means s+ore, sebagai berikut 0
Rumus x´ =
∑f ( x ) n
*eterangan 0 x´
K Data tertimbang atau rata-rata
∑f ( x )
n
K Eumlah perkalian antara frekuensi dengan bobot nilai
K Eumlah responden < orang
a. Pada pertanyaan # !ilai # K responden !ilai 3 K A responden !ilai 7 K 33 responden !ilai A K $ responden 'ara kerja 0 x´ =
x´ =
∑ f ( x ) n
( 0 x 1 ) +( 4 x 2 ) +( 22 x 3 ) +( 9 x 4 )
b. Pada pertanyaan 3 !ilai # K responden !ilai 3 K A responden !ilai 7 K < responden !ilai A K 3A responden
35
¿
95 35
=2,6
38
'ara kerja 0
x´ =
x´ =
∑ f ( x ) n
( 0 x 1 ) +( 4 x 2 ) +( 7 x 3 ) +( 24 x 4 )
¿
35
125 35
=3,5
+. Pada pertanyaan 7 !ilai # K responden !ilai 3 K A responden !ilai 7 K B responden !ilai A K 3% responden 'ara kerja 0
x´ =
x´ =
∑f ( x ) n
( 0 x 1 ) + ( 4 x 2 ) +( 6 x 3 ) +( 25 x 4 ) 35
a. Pada pertanyaan A !ilai # K responden !ilai 3 K A responden !ilai 7 K B responden !ilai A K 3% responden 'ara kerja 0
x´ =
∑f ( x ) n
=
126 35
=3,6
39
x´ =
( 0 x 1 ) + ( 4 x 2 ) +( 6 x 3 ) +( 25 x 4 ) 35
x´ =
Eadi
2,6 + 3,5 + 3,6 + 3,6 4
=
126 35
=3,6
=3,3
,.).). Pada &a'il radiografi Ceri!al H"#erfle$ion %nt%k meli&at Di'!%' Inter!eri!ali' dida#at &a'il 'ebagai berik%t
Rumus x´ =
∑f ( x ) n
*eterangan 0 x´
K Data tertimbang atau rata-rata
∑f ( x )
n
K Eumlah perkalian antara frekuensi dengan bobot nilai
K Eumlah responden < orang
a. Pada pertanyaan # !ilai # K # responden !ilai 3 K % responden !ilai 7 K 33 responden !ilai A K < responden 'ara kerja 0
40
x´ =
x´ =
∑f ( x ) n
(1 x 1 ) +( 5 x 2 )+ (33 x 3 ) +(7 x 4 ) 35
¿
105 35
=3
b. Pada pertanyaan 3 !ilai # K A responden !ilai 3 K #B responden !ilai 7 K # responden !ilai A K % responden 'ara kerja 0
x´ =
x´ =
∑ f ( x ) n
( 4 x 1 )+ (16 x 2 )+ ( 10 x 3 ) +(5 x 4 ) 35
+. Pada pertanyaan 7 !ilai # K A responden !ilai 3 K #A responden !ilai 7 K #3 responden !ilai A K % responden 'ara kerja 0
¿
66 35
=1,8
41
x´ =
x´ =
∑f ( x ) n
( 4 x 1 )+ (14 x 2 ) +( 12 x 3 ) +(5 x 4 ) 35
=
88 35
=2,5
d. Pada pertanyaan A !ilai # K A responden !ilai 3 K #3 responden !ilai 7 K #A responden !ilai A K % responden 'ara kerja 0
x´ =
x´ =
Eadi
,.+. Pemba&a'an
∑f ( x ) n
( 4 x 1 )+ (12 x 2 ) + ( 14 x 3 ) +(5 x 4 ) 35
x´ =
3 + 1,8 + 2,5 + 2,5 4
=2,4
=
88 35
=2,5
42
/erdasarkan hasil obser"asi dan sur"ey yang dilakukan penulis terhadap pembuatan foto radiografi 'er"i+al (ypere1tention dengan (yperfle1ion untuk melihat Dis+us nter+er"i+alis dan berdasarkan hasil kuisioner yang telah diperoleh dari beberapa orang narasumber, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut 0
)able A.#. (asil pengumpulan *uisioner dari seluruh Responden . N
Pemerik'aan Ceri!al Ceri!al H"#ere$tention
Ceri!al H"#erfle$ion F
No
8
Pertan"aan
h
&
,
+
F f(x ,
+
)
1
F f(x)
,
+
n #.
/agaimana 'er"i+al
1
n
)
)
gambaran
se+ara
=Pro+.Spinosus, 4steofit?
n
1
yang
umum 'orpus,
$
33
A
7%
$A
<
33
%
#
7%
#%
3A
<
A
7%
#3%
%
#
#B
A
7%
BB
terlihat
lebih baik2 3.
Pada proyeksi manakah gambaran
Dis+us
nter+er"i+alis
terlihat
lebih jelas2
43
7.
Pada proyeksi manakah Dis+us nter+er"i+alisterlihat
3%
B
A
7%
#3B
%
#3
#A
A
7%
3%
B
A
7%
#3B
%
#A
#3
A
7%
lebih membuka2 A.
Se+ara
keseluruhan
proyeksi manakah yang lebih
informati"e
dan
optimal
dalam
memperlihatkan
Dis+us
nter+er"i+alis2
Dari hasil kumpulan data diatas, maka dapat diperoleh hasil perhitungan nilai rata-rata objek pada pengambilan radiografi +er"i+al hypere1tention dengan (yperfle1ion untuk melihat Dis+us nter+er"i+alis, dengan menggunakan rumus weighted means s+ore, seperti ter+antum pada table dibawah ini 0 )able A.3. Rata-rata nilai *uisioner radiografi +er"i+al hyperfle1ion 8 $ C P e e r r t i
44
a
!
n
a
"
l
a a
H
n
" # e r f l e $ i o n
/ a g a i m
45
a n a
g a m b a r a n
' e r " i + a l
s e + a r a
46
u m u m
= P r o + . S p i n o s u s ,
' o r p u s ,
47
4 s t e o f i t ?
y a n g
t e r l i h a t
l e b i h
48
b a i k 2 P a d a
p r o y e k s i
m a n a k a h
g
49
a m b a r a n
D i s + u s
n t e r + e r " i + a l i
50
s
t e r l i h a t
l e b i h
j e l a s 2 P a d a
p
51
r o y e k s i
m a n a k a h
D i s + u s
n t e r +
52
e r " i + a l i s t e r l i h a t
l e b i h
m e m b u
53
k a 2 S e + a r a
k e s e l u r u h a n
p r o y e k s
54
i
m a n a k a h
y a n g
l e b i h
i n f o r m a t
55
i " e
d a n
o p t i m a l
d a l a m
m e m p e r l
56
i h a t k a n
D i s + u s
n t e r + e r " i + a l i
57
s 2 Rata>rata
Dari hasil pengolahan data pada +er"i+al hyperfle1ion untuk melihat dis+us inter+er"i+alis menghasilkan nilai rata-rata 3,A )able A.7. Rata-rata nilai *uisioner hasil radiografi +er"i+al h ypere1tention untuk 8 $ C P e e r r t i a ! n a " l a a H n " # e
58
r e $ t e n t i o n / a g a i m a n a
g a m b a
59
r a n
' e r " i + a l
s e + a r a
u m u m
= P r o
60
+ . S p i n o s u s ,
' o r p u s ,
4 s t e o f i t ?
61
y a n g
t e r l i h a t
l e b i h
b a i k 2
62
P a d a
p r o y e k s i
m a n a k a h
g a m b a r a
63
n
D i s + u s
n t e r + e r " i + a l i s
t e r l
64
i h a t
l e b i h
j e l a s 2 P a d a
p r o y e k s
65
i
m a n a k a h
D i s + u s
n t e r + e r " i + a
66
l i s t e r l i h a t
l e b i h
m e m b u k a 2 S e +
67
a r a
k e s e l u r u h a n
p r o y e k s i
m a n a
68
k a h
y a n g
l e b i h
i n f o r m a t i " e
d a
69
n
o p t i m a l
d a l a m
m e m p e r l i h a t k a
70
n
D i s + u s
n t e r + e r " i + a l i s 2 Rata>rata Dari hasil pengolahan data pada +er"i+al hypere1tention untuk melihat Dis+us nter+er"i+alis menghasilkan nilai rata-rata 7,7.
71
Dan Dari pembahasan hasil kuisioner diatas maka didapatkan hasil rata-rata dimana pada pemeriksaan +er"i+al hyperfle1ion dengan hypere1tention untuk melihat dis+us inter+er"i+alis menghasilkan nilai rata-rata atau mean s+ore yang tidak jauh berbeda hanya ,$. Dimana nalai rata-rata dari pemeriksaan +er"i+al hyperfle1ion adalah 3,A, sedangkan pada pemeriksaan +er"i+al hypere1tention adalah 7,7.
BAB 5
72
3EI*PULAN DAN ARAN /erdasarkan dari per+obaan yang dilakukan pada pemotretan 'er"i+al (ypere1tention dengan (yperfle1ion untuk melihat Dis+us nter+er"i+alis yang dilakukan di RS5D Dr. Rasyidin Padang maka dapat diambil beberapa kesimpulan dan saran sebagai berikut 0 /.1 3e'im#%lan #. /erdasarkan hasil rata > rata kuisioner pengambilan radiograf +er"i+al hyperfle1ion diperoleh nilai rata > rata 3,A , sedangkan untuk proyeksi +er"i+al hypere1tention diperoleh nilai rata > rata 7,7. 3. /erdasarkan hasil rata > rata kuisioner pengambilan radiograf +er"i+al hyperfle1ion
dengan
hypere1tention
untuk
melihat
dis+us
inter+er"i+alis
memperoleh nilai rata > rata yaitu ,$. 7. (asil gambaran yang didapat pada pemotretan 'er"i+al (ypere1tention lebih baik untuk melihat Dis+us nter+er"i+alis dari pada 'er"i+al (yperfle1ion karena banyak memberi informasi dalam menegakkan diagnosa.
/.) aran
73
#. Pada pemeriksaan +er"i+al untuk melihat dis+us inter+er"i+alis sebaiknya menggunakan pemeriksaan +er"i+al hypere1tention. 3. 5ntuk pemeriksaan tertentu seperti melihat pro+essus spinosus dengan jelas lebih baek menggunakan pemeriksaan +er"i+al hyperfle1ion. 7. Sebaiknya pada pemeriksaan +er"i+al hyperfle1ion dengan hypere1tention dilakukan keduanya sebagai foto perbandingan dengan tujuan untuk melihat gambaran dis+us inter+er"i+alis.
DA8-AR PU-A3A #. /all, Ehon and Pri+e.#$$. Chesney &adio%raphic Ima%in% 0 /la+kwell S+ientifi+ Publi+atations 0 ondon 3. /allinger, Philip &.#$B. &adio%raphic Positions and &adiolo%ic Procedures 0 )he 4hioState 5ni"ersity, 'olumbus 4hio 7. /onranger, *enneth .3#. e*tboo! of &adio%raphic Positionin% and &elated Anatomy 0 @ifth Cdition.6osby.in+