TUGAS INDIVIDU STUDI KELAYAKAN DAN MANAJEMEN PROYEK (EXECUTIVE SUMMARY: STUDI KELAYAKAN PERENCANAAN BANGUNAN PENGOLAHAN AIR LAUT, AIR MINUM, DAN PENGELOLAAN LIMBAH)
Oleh : MARWA IRFAN HANIF 26020115120061
DEPARTEMEN ILMU KELAUATN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2018
EXECUTIVE SUMMARY JURNAL SKMP
Pendahuluan
Kebutuhan air bersih saat ini memang sangat diperlukan pembangunan bangunan ataupun sistem pengolahan air saat ini sedang digalakkan. Kebutuhan air bersih yang ada bagi masyarakat digunakan sebagai sumber air minum ataupun sumber air bagi objek wisata kolam renang. Selain itu, pengolahan air dari hasil limbah ke air bersih yang dibuang ke lingkungan juga sangat perlu dilakukan saat ini. Sistem pengelolaan air dari alam ke air konsumsi saat ini sangat banyak menggunakan sistem reverse osmosis namun terdapat juga air yang digunakan sebagai air minum menggunakan sistem lain yaitu Ozonisasi dan Ultraviolet. Untuk pengolahan limbah sendiri sistem yang digunakan yaitu Upflow wastewater treatment dan Downflow Hanging Sponge (DHS) sistem pengolahan air limbah ini merupakan pengolahan secara biologi anaerobic dan teknologi sistem biologi menggunakan susunan sponge yang digantung. Pembangunan beberapa bangunan atau sistem pengelolaan ini perlu dilakukan uji kelayakan yang dapat dilakukan dengan studi kelayakan sosial ekonomi, Kelayakan secara finansial dan Analisis Teknis dan Ekonomi
Pembahasan
Metode yang digunakan dalam studi kelayakan untuk penggunaan atau pembangunan sistem pengelolaan air minum dan pengelolaan air laut menggunakan metode analisis usaha berupa analisis data kelayakan teknis dan ekonomis. Analisis kelayakan yang ada terdiri dari beberapa tahapan yaitu dimulai dari pengumpulan data yaitu data pendapatan bersih, yang diperoleh dengan mengurangkan arus kas masuk dan arus kas keluar selain data tersebut juga digunakan data berupa data investasi atau biaya yang diperlukan diawal pembangunan sistem pengolahan. Hasil dari Analisis Finansial berupa nilai hasil perhitungan dari (PBP), NPV, B/C ratio, dan IRR. Nilai BEP merupakan nilai banyaknya suatu produk yang dihasilkan oleh suatu perubahan dan apabila perusahaan tersebut dapat menjual dengan nilai yang dihasilkan maka akan terjadi titik impas. Nilai NPV menyatakan nilai keuntungan dari pendapatan yang telah dikurangi oleh modal awal dan pengeluaran. Nilai IRR
dapat menunjukkan kelayakan dari suatu usaha apabila memiliki nilai yang lebih tinggi dari suku deposito bank umum. Setelah dilakukan perhitungan IRR maka dilakukan perhitungan Payback Period guna mengetahui pengembalian dana atau modal awal yang digunakan pada perusahaan. Perhitungan nilai Finansial juga harus mempertimbangkan nilai yang masuk dari hasil samping produk pengolahan yang dapat dijual atau dimanfaatkan. Usaha wisata yang memerlukan studi kelayakan juga harus mempertimbangkan jumlah pengunjung yang datang guna memperkirakan pengeluaran dan pemasukan. Selain metode Analisis Finansial ataupun kelayakan Teknik analisis untuk mengetahui nilai kelayakan suatu produk adalah dengan menggunakan metode kajian-kajian yang ada dimasyarakat dengan melakukan survey langsung ke lokasi pemukiman penduduk. Namun analisis manfaat ekonomi Benefit Cost Ratio (BCR) perlu dilakukan dengan perbandingan keuntungan dan biaya untuk masa sekarang. Analisa Kelayakan yang ada haruslah memasukkan nilai BCR guna melihat keuntungan suatu pembangunan proyek secara ekonomi. Dalam pengelolaan air limbah juga dibutuhkan beberapa analisis dari hasil yang proyek yang berupa manfaat tak nampak. Identifikasi analisa kelayakan finansial atau kelayakan suatu proyek juga bisa menggunakan analisa SWOT untuk perbandingan 2 proyek yang layak dijalankan dalam perbandingan mutu air minum dapat menggunakan analisis swot berbagai macam penilaian Mutu produk baik, tenaga kerja setempat, kapasitas usaha, produksi yang dihasilkan, modal yang disediakan, Biaya produksi, pemasaran dan kemampuan manajerial. Ketersediaan bahan baku hingga pesaing dari Industri Besar. Hasil dari studi kelayakan yang dilakukan dapat berupa hasil perhitungan analisis data dan hasil analisis SWOT maupun hasil dari kajian terhadap masyarakat. Hasil dari studi kelayakan ini merupakan hasil dari setiap metode dengan hasilnya masing-masing. Setiap hasil studi kelayakan nilai BCR harus selalu ada karena BCR sendiri merupakan nilai layak atau tidaknya suatu pembuatan bangunan, selain nilai BCR yaitu terdapat nilai IRR. Studi Kelayakan bangunan air di Taman wisata bahari lamongan terdiri dari beberapa hasil yaitu jumlah wisatawan jumlah wisatawan sebanyak 1 – 2 juta
pengunjung setiap tahunnya dengan kebutuhan Air di tempat wisata bahari tersebut adalah 17.671,1 m 3/tahun. Pengolahan air sisten Reverse Osmosis menghasilkan produk samping berupa kolam apung dan Air Nigari yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menghasilkan sampingan. Total Biaya yang dibutuhkan selama pembangunan sistem pengolahan adalah sebanyak Rp. 5.666.89.500 dan biaya operasional pertahun Rp 88.169.400/tahun. Analisis Finansial dari kegiatan usaha tersebut adalah nilai NPV yaitu sebesar Rp 7.380.834.314 yang kemudian dihitung nilai IRR yang menghasilkan sebsar 19,3% dan lebih besar dari pada nilai MARR sehingga usaha tersebut layak. Perhitunga Payback Periods menunjukkan bahwa pada tahun ke-6 perusahaan tersebut akan balik modal. Studi Kelayakan lain yaitu mengenai pengolahan air minum dengan membandingkan 2 jenis pengolahan yaitu dengan ozon dan dengan Reverse Osmosis. Dilihat dari hasil yang ditunjukkan bahwa nilai IRR dari RO (Reverse Osmosis) sebesar 27,26% dibandingkan dengan deposito bank sebanyak 12%. Nilai dari Ozonisasi sendiri memiliki nilai IRR lebih kecil daripada RO yaitu 12,49% namun nilai tersebut lebih tinggi dari deposito bank sebanyak 12%. Nilai RO lebih tinggi karena RO memiliki kualitas yang baik. Selain menggunakan metode IRR dalam analisa kelayakan juga digunakan metode BCR dimana metode ini yaitu membandingkan nilai keuntungan dan biaya untuk masa sekarang. Bilai BCR > 1 maka proyek yang dijalankan dinyatakan layak. Nilai BCR berasal manfaat ekonomi total investasi dan nilai-nalai lain yang dihasilkan oleh peluang yang ada. Nilai BCR yang diperoleh dalam peneletian sebesar 2,31 sehingga usaha ini layak untuk dijalankan.
Kesimpulan
Nilai suatu uji kelayakan yang diterapkan pada suatu proyek dapat dihitung ada diperkirakan dengan berbagai cara mulai dari mengkaji nilai manfaat bagi masyarakat dan nilai manfaat tak nampak. Nilai kelayakan usaha dapat ditentukan dengan nilai indeks IRR yang dibandingkan dengan suku bunga bank ataupun nil ai BCR yang merupakan nilai keuntungan yang dibandingkan dengan nilai masa sekarang.
DAFTAR PUSTAKA Purwadi, T. Soewarno, Soekarto dan I. Sailah. 2006. Analisis Kelayakan Teknis dan Finansial Usaha Air Minum Depot Isi Ulang dengan Sistem Reverse Osmosis. Jurnal Industri Kecil Menengah., 1(1):51-61. Rudi, N. dan A. Rifai. 2012. Kajian Kelayakan Ekonomi Rencana Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Domestik Komunal Sistem UASB-DHS di Kota Bogor. Jurnal Teknik Lingkungan. 13(3):269-276. Sadewa, S. dam W. Hadi. 2013. Studi Kelayakan Perencanaan Bangunan Pengolahan Air Laut Menjadi Air Bersih di Wisata Bahari Lamongan. 2(2):127-132.