BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sehat merupakan hak bagi setiap individu baik secara fisik maupun mental. Menurut Menurut WHO sehat adalah adalah suatu keadaan keadaan sehat jasmani, jasmani, rohani dan sosial yang yang merupa merupakan kan aspek aspek positi positiff dan tidak tidak hanya hanya bebas bebas dari dari penya penyakit kit serta serta kecacatan yang merupakan aspek negatif. Selanjutnya, dalam UndangUndang !omor "# $ahun $ahun %&&' tentang kesehatan dijelaskan kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi.
(esehatan tidak terjadi serta merta melainkan ada usahausaha yang harus dilaku dilakukan kan untuk untuk me)uju me)ujudka dkanny nnya. a. Salah Salah satu satu hal yang yang harus harus diperh diperhatik atikan an untu untuk k me)u me)uju judk dkan an hidu hidup p sehat sehat adal adalah ah personal hygiene *Sander, *Sander, %&&+. %&&+. Personal hygiene adalah adalah cara pera)a pera)atan tan diri diri manusi manusiaa untuk untuk memelih memelihara ara kesehat kesehatan an yang yang sangat sangat pentin penting g untuk untuk diperh diperhatik atikan. an. -emelih -emeliharaa araan n personal hygiene diperlukan hygiene diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan dan kesehatan. Hal ters terseb ebut ut men menjadi jadi penti entin ng
karen arenaa personal hygiene
yang ang baik aik
akan akan
1
memini meminimal malkan kan pintu pintu masuk masuk * port de entry entry mikroo mikroorga rganis nisme me yang yang pada pada akhirnya mencegah seseorang terkena ter kena penyakit *-otter, %&&+.
-emeliharaan -emeliharaan personal personal hygiene sangat hygiene sangat menentukan status kesehatan, dimana indi indivi vidu du secar secaraa sadar sadar dan dan atas atas inisi inisiat atif if prib pribad adii menj menjag agaa kese keseha hata tan n dan dan mencegah terjadinya penyakit. Upaya kebersihan diri ini mencakup tentang kebersihan rambut, mata, telinga, gigi, mulut, kulit, kuku, serta kebersihan dalam berpakaian *!otoatmodjo, %&&".
Salah Salah satu upaya personal hygiene hygiene adalah mera)at kebersihan kebersihan kulit kulit karena karena kulit berfungsi untuk melindungi permukaan tubuh, memelihara suhu tubuh dan mengeluarkan kotorankotoran tertentu. Mengingat kulit penting sebagai pelindung organorgan tubuh, maka kulit perlu dijaga kesehatannya. kes ehatannya. -enyakit kulit dapat disebabkan oleh jamur , virus , kuman , kuman , parasit , parasit *juanda, %&&/.
-enyakit yang sering timbul adalah -enyakit kulit akibat jamur superficialis contohnya contohnya Pityriasis Versicolor . -enyakit ini timbul lebih banyak di daerah dengan dengan tingkat tingkat kelembaban kelembaban yang tinggi tinggi yaitu negaranegara negaranegara tropis seperti 0ndonesia. engan banyaknya aktivitas yang dilakukan oleh remaja pria yang meng mengel elua uark rkan an bany banyak ak kerin keringa gatt ditam ditamba bah h tida tidak k mempe memperh rhat atik ikan an personal hygiene, hygiene, dapat dipastikan akan menjadi faktor pemicu terinfeksinya Pityriasis terinfeksinya Pityriasis Versicolor *1shbee *1shbee dan Scheynius, %&2& . %&2& .
3aporan 3aporan jumlah jumlah pender penderita ita dermat dermatomi omikos kosis is superfi superfisial sial khususn khususnya ya pitiriasis versikolor di 0ndoes 0ndoesia ia belum belum diketah diketahui, ui, namun namun dari dari beberap beberapaa rumah rumah sakit sakit menu menunj njuk ukka kan n bah) bah)aa juml jumlah ah pend pender erit itaa pytiriasis versicolor cukup tinggi tinggi
2
*4&5. -enyakit ini banyak ditemukan pada penduduk sosial ekonomi yang rendah dan berhubuga berhubugan n dengan dengan tinggi tinggi rendahnya rendahnya kebersihan kebersihan perseorangan perseorangan (person (personal al hygien hygiene) e).. Pytiriasis versicolor dipeng dipengaru aruhi hi dengan dengan beberap beberapaa kead keadaan aan sepert sepertii ikli iklim m tropi tropiss yang yang pana panas, s, bany banyak ak keri kering ngat at dan dan lemb lembab ab *6anerjee, %&22.
6erdasarkan hal tersebut, santri *sis)a pondok pesantren memiliki potensi tinggi mengalami pytiriasis mengalami pytiriasis versicolor disebabkan disebabkan oleh personal oleh personal hygiene yang kurang baik. Maka dari itu penulis memilih judul 7Hubungan Persnal Hygiene dengan dengan 1ngka 1ngka (ejadia (ejadian n Pytiriasis Versicolor di -ondok -esantren aarul Huffa8h9.
1.2 Rumusan masalah
1pakah 1pakah terdap terdapat at hubung hubungan an antara antara personal hygiene hygiene dengan angka kejadian pytiriasis versicolor pada pada santr santrii di -ond -ondok ok -esan -esantr tren en aaru aarull Huff Huffa8 a8h h -esa)aran.
1.3 Tujuan peneltan
2. $ujua juan Um Umum Mengeta Mengetahui hui hubung hubungan an antara antara personal hygiene dengan dengan angka kejadian pytiriasis versicolor pada pada santri santri di -ondok -ondok -esantren -esantren aarul aarul Huffa8 Huffa8h h -esa)aran. %. $ujuan juan (hu (husus sus
3
a. Mengetahui gambaran personal hygiene pada pada sant santri ri di -ond -ondok ok -esantren aarul Huffa8h -esa)aran. b. Mengetahui angka kejadia pytiriasis versicolor pada pada santri di -ondok -esantren aarul Huffa8h -esa)aran.-esa)aran.
1.3 !an"aat Peneltan
2. 6ag 6agi penel enelit itii Untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana dan menambah pengetahuan tentang pengaruh personal hygiene dengan dengan kejadian pityriasis versicolor . %. 6agi 6agi pondok pondok pesantr pesantren en aaru aarull Huffa Huffa8h 8h Menambah pengetahan bagi pengurus dan para santri tentang personal hygiene yang baik dan pengetahuan tentang pytiriasis versicolor mulai mulai dari dari facto factorr resik resiko, o, peny penyeb ebab ab,, cara cara penu penula laran ran,, penc penceg egah ahan an,, dan dan pengobatan. iharapkan setelah pengurus dan para santri mengetahui personal hygiene dan pytiriasis versicolor , mereka dapat melakukan pengobatan, pencegahan, dan memperbaiki memperbaiki personal personal hygiene. hygiene. ". 6agi 6agi pene peneli liti ti lain lain -enelitian ini dapat dijadikan suatu penelitian dasar untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan pytiriasis dengan pytiriasis versicolor pada pada santri di pondok pesantren aarul Huuffa8h -esa)aran. -esa)aran.
4
BAB II TIN#AUAN PU$TA%A
2.1 !k&ss super"sal
Mikosis superfisial merupakan penyakit jamur yang menyerang lapisan terluar kulit
yang
disebut
stratum
korneum,
rambut
dan
kuku.
alam
perkembangannya mikosis superfisial dibagi menjadi dua kelompok: 2 dermatofitosis, disebabkan oleh jamur golongan dermatofita, dan % nondermatofitosis, disebabkan oleh jamur yang bukan golongan dermatofita
5
seperti pytiriasis versicolor , otomikosis, piedra hitam, piedra putih, tinea nigra palmaris dan onikomikosis *6udimulja, %&2&.
-ada daerah tropis kejadian mikosis superfisial cukup tinggi. i 0ndonesia sendiri insiden mikosis superfisial belum diketahui dengan pasti, namun pada beberapa daerah seperti enpasar mikosis superfisial menempati peringkat kedua pada gangguan kulit setelah dermatitis. 0nsiden tersebut diperkirakan sama pada kotakota besar lainnya di 0ndonesia. Sedangkan untuk daerah pedalaman, untuk insidensi mikosis superfisial diperkirakan lebih tinggi dan lebih bervariasi dibandingkan dengan daerah perkotaan. Mikosis superfisial di 0ndonesia menyerang berbagai kalangan umur tanpa pandang bulu *6ramono, %&&4. ata yang dikumpulkan dari berbagai rumah sakit di kota besar terutama rumah sakit
pendidikan kedokteran negri. idapatkan data insidens
dermatomikosis tahun 2''#, 2''/ dan 2''; di berbagai rumah sakit pendidikan dokter di 0ndonesia yang menunjukkan angka persentase terhadap seluruh kasus dermatosis, bervariasi dari %,'" *Semarang yang terendah hingga %/,# *-adang yang tertinggi.
2.2 P'trass (ers)&l&r 6
Pityriasis
versicolor merupakan
mikosis
superfisial
golongan
non
dermatofitosis. Pityriasis versicolor bersifat ringan kronik pada stratum korneum yang disebabkan oleh Malassezia Globosa, M restricta, dan anggota kompleks M furfur lainnya *Mitchell, %&&4. 0nvasi pada kulit berkerain dan respon pejamu bersifat minimal. >floresensi yang ditemukan berupa bercak berskuama halus yang ber)arna puih sampai coklat hitam, terutama meliputi badan dan kadangkadang dapat menyerang ketiak, lipat paha, lengan, tungkai atas, leher, muka dan kulit kepala yang berambut *6udimulja, %&2&. %.%.2 >pidemiologi Pityriasis versicolor merupakan penyakit universal dan terutama ditemukan di daerah tropis. -enyakit ini banyak ditemukan pada penduduk sosial ekonomi yang rendah dan berhubugan dengan tinggi rendahnya kebersihan perseorangan.+,; pityriasis versicolor dipengaruhi dengan beberapa keadaan seperti iklim tropis yang panas, banyak keringat dan lembab *-artogi, %&&;.
$idak ada perbedaan prevalensi pityriasis versicolor antara pria dan )anita, )alaupun di 1merika Serikat dilaporkan bah)a Universitas Sumatera Utara # penderita pada usia %&"& tahun dengan perbandingan 2,&'5 pria dan &,#5 )anita. 0nsiden yang akurat di 0ndonesia belum ada, namun diperkirakan 4&+&5 dari populasi di negara tropis terkena penyakit ini, sedangkan di negara subtropis yaitu >ropa tengah dan utara hanya &,+25 dari semua penyakit jamur *-artogi, %&&;.
7
Pityriasis versicolor dapat mengenai semua kelompok umur mulai dari anakanak sampai orangtua, tetapi lebih sering mengenai de)asa muda. -ada )ilayah yang beriklim sedang, penyakit ini lebih sering muncul pada bulan Mei sampai September. iduga para pekerja atau orang dengan aktifitas tinggi dengan higiene yang jelek dan keringat yang berlebihan menjadi faktor predisposisi penting timbulnya penyakit ini. -engobatan dengan kortikosteroid sistemik dan Sindrom ?ushing, diduga
meningkatkan
kerentanan
terkena
penyakit
ini.
@aktor
predisposisi yang lain termasuk malnutrisi, tingkat kesehatan yang rendah dan kehamilan.
%.%.% >tiologi
-enyebab dari pityriasis versicolor adalah jamur dimorfik, lipofilik * Lipophilic yeast yaitu alassezia furfur yang merupakan flora normal pada permukaan kulit manusia! -ada kulit bayi sekitar 2;5 dan pada kulit orang de)asa sekitar '&2&&5. Malassezia furfur memiliki nama lain yaitu pityrosporu orbiculae dan pytirosporu ovale, yang hanya bias dibiakkan pada media kaya asam lemak rantai ?2%?24 *Haffeman dan Aanik, %&&;.
%.%." -atogenesis
8
Malassezia furfur sebagai penyebab dari pityriasis versicolor berubah dari spora menjadi miselium disebabkan oleh faktor predisposisi yang dapat berupa endogen atau eksogen. >ndogen dapat berupa defisiensi imun dan faktor lainnya, sedangkan eksogen dapat disebabkan oleh faktor suhu, kelembaban udara, keringat yang didukung oleh personal hygiene yang kurang baik *6udimulja, %&2&.
@aktor endogen yaitu defisiensi imun dapat disebabkan oleh halhal berupa
malnutrisi,
dermatitis
seboroik,
chusing
sindrom,
terapi
imunosupresan, hiperhidrosis dan ri)ayat keluarga yang positif. @aktor eksogen yang secara garis besar dipengaruhi oleh suhu dan personal hygiene menjadikan 0ndonesia yang merupakan daerah tropis dengan kelembaban udara yang tinggi memiliki faktor resiko tinggi terhadap pityriasis versicolor *-artogi, %&&;.
-ada
eksperimental
inokulasi alassezia
diba)ah
oklusi dapat
menyebabkan infeksi. Hasil dari eksperimen tersebu menunjukkan bah)a peningkatan kelembaban, suhu, dan kadar ?O% kemungkinan merupakan faktor penting yang membuat kulit menjadi rentan terhadap infeksi. >ksperimen tersebut juga menunjukkan bah)a saat oklusi dihentikan kemudian terjadilah proses penyembuhan namun jamur ini masih dapat dijumpai pada beberapa daerah dan dapat dikultur namun tidak menimbulkan manifestasi klinis pada daerah tersebut. Malassezia
9
furfur dapat membentuk kolonisasi pada folikel sehingga menyebabkan angka rekurensi yang tinggi *Haffeman dan Aanik, %&&;.
Malassezia furfur adalah ragi yang bersifat lipofili, sehingga dalam pertumbuhannya sebagian besar spesies ini membutuhkan lipid dalam medium pertumbuhan *Mitchell, %&&;. -atogenesis pityriasis versicolor adalah adanya toksin yang dilepaskan oleh alassezia furfur yang menyebabkan terhambatnya sinar matahari yang masuk kedalam lapisan kulit yang akan mengganggu proses pembentukan melanin. Selain itu adanya asam a8elat yang dilepaskan oleh alassezia furfur dari asam lemak dalam sebum yang merupakan inhibitior kompetitif dari tirosinase yang juga menyebabkan terganggunya pembentukan pigmen kulit oleh melanosit. ua hal tersebu menjadi dasar dari terjadinya efloresensi hipopigmentasi pada pityriasis versicolor *partogi, %&&;.
%.%.4 Manifestasi klinis Manifestasi klinis dari pityriasis versicolor dapat ditemukan terutama di badan dan bersifat sangat superfisial karna hanya menyerang stratum corneum kulit saja. apat pula dijumpai lesi pada lipatan aksila, inguinal, atau pada lipat paha, kulit muka dan kepala. >floresensi yang terlihat berupa makula hipopigmentasi atau hiperpigmentasi, yang berkelokkelok dan diskret, timbul dikulit biasanya di dada, punggung bagian atas, atau abdomen *Mitchell, %&&;.
10
Ukuran dan bentuk lesi dangat bervariasi bergantung lama sakit dan luasnya lesi. -ada lesi baru sering dijumpai makula skuamosa folikular. Sedangkan pada lesi primer tunggal berupa makula dengan batas sangat tegas tertutup skuama halus. Warna kulit juga menyebabkan perbedaan bentuk lesi, pada kulit hitam atau coklat umumnya ber)arna putting sedang pada kulit putih atau terang cenderung ber)arna coklat atau kemerahan. Macula umumnya khas bulat atau oval tersebar, pada lokasi yang selalu lembab kadang batas lesi dan skuama menjadi tidak jelas *-artogi, %&&;.
-enderita pityriasis versicolor biasanya mengeluhkan gatalgatal yang menjadikan alasannya berobat. -seudoakromia akibat tidak terkena sinar matahari atau kemungkinan akibat dari toksin dari alassezia furfur terhadap pembentukan pigmen, sering dikeluhkan pasien *6udimulja, %&2&.
-ada kasus pityriasis versicolor yang lama dan tanpa pengobatan lesi dapat berbentuk polisiklik. 6eberapa kasus di daerah berha)a dingin pasien dapat sembuh total tanpa meninggalkan bekas lesi berupa makula hipopigmentasi, namun pada sebagian besar kasus pengobatan pada pityriasis versicolor menyebabkan lesi meninggalkan bekas makula hipopigmentasi yang dapat hilang dalam beberapa bulan tanpa disertai skuama *-artogi, %&&;.
11
%.%.+ iagnosis
iagnosis pityriasis versicolor ditegakkan berdasarkan gambaran klinis, pemeriksaan flouresensi, lesi kulit dengan lampu )ood, dan sediaan langsung *6udimulja, %&2&. Bambaran klinis dari pityriasis versicolor berupa
adanya
efloresensi
berupa
makula
hipopigmentasi,
hiperpigmentasi, atau kemerahan dengan batas sangat tegas, tertup skuama halus. -emeriksaan flouresensi dengan lampu )ood akan menunjukkan adanya pendaran *flouresensi ber)arna kuning keemasan pada lesi yang bersisik. Sedangkan pada pemeriksaan sediaan langsung *uji kerok menggunakaan larutan (OH %&5 memperlihatkan kelompok sel ragi bulat berdinding tebal dengan miselium kasar, sering terputus putus atau pendek. Specimen akan lebih mudah dilihat dengan melakukan penambahan 8at )arna -arker blueblack ink atau biru laktofenol. Bambaran yang ditemukan sering dilukisakan sebagai eat ball dan spaghetti *-artogi, %&&;.
%.%.# iagnosis banding
iagnosis banding pityriasis versicolor diambil berdasarkan jenis efloresensi berupa berupa makula hipopigmentasi diantaranya yaitu vitiligo, pitiriasis alba, morbus hansen, hipopigmentasi post inflamasi, cheical leukodera, progressive makular hipomelanosis, dan pinta.
12
2.
Macula hipopigmentasi pada vitiligo yang khas berupa bercak putih seperti putih kapur, berdiameter beberapa mili sampai beberapa sentimeter, berbentuk bulat atau lonjong dengan tepi berbatas tegas dan kuli pada tempat tersebut normal dan tidak mempunyai skuama.
-atogenesis vitiligo belum dapat dijelaskan secara pasti. $erdapat " teori yaitu:
2. $eori autoimun
13
%. $eori neurogenik $eori menyatakan bah)a mediator neurokimia seperti asetilkolin, epinefrin dan norepinefrin yang dilepaskan oleh ujung saraf perifer merupakan bahan neurotoksik yang menghancurkan melanosit atau menghambat pembentukan melanin. 6ila 8at8at tersebut diproduksi berlebihan maka sel melanosit didekatnya akan rusak. ". $eori autotoksik $eori ini berdasarkan biokimia melanin dan prekursornya. ikatakan bah)a produk antara dari biosintesis melanin adalah monofenol atau polifenol. -roduksi berlebihan dari 8at antara tersebut akan bersifat toksik terhadap melanosit *1chyar, 2';;.
%. -itiriasis alba
-itiriasis alba sering dijumpai pada anak usia %2# tahun *"&45. enga perbandingan )anita dan pria sama. 3esi berbentuk bulat atau oval. -ada mulanya lesi ber)arna merah muda atau sesuai )arna kulit dengan skuama halus diatasnya. Setelah eritema hilang lesi yang dijumpai hanya hipopgmentasi dengan skuama halus. -ada stadium ini penderita datang berobat terutama pada orang dengan kulit ber)arna.
14
6ercak biasanya multiple 4 sampai %&. -ada anakanak lokasi kelainan pada )ajah +&#&5, paling sering desekitar mulut, dagu, pipi serta dahi. 3esi dapat dijumpai pada ekstrimitas dan batang tubuh. 3esi umumnya asimtomatik tetapi juga dapat terasa gatal dan panas *Ortonne, %&&".
-ada pemeriksaan histopatologi tidak ditemukan melanin distratum basal dan terdapat hiperkeratosis dan parakeratosis. (elainan ini dapat dibedakan dari vitiligo dengan adanya batas yang tidak tegas dan lesi yang tidak amelanotik serta pemerisaan menggunakan lampu )ood *1chyar, 2';;.
(elaian hipopigmentasi ini apat terjadi akibat perubahanperubahan pasca infalamasi dan eferk penghambatan sinar ultra violet oleh epidermis yang mengalami hyperkeratosis dan para keratosis *Ortonne, %&&".
$erapi pitiriasis alba kadang tidak memuaskan tetapi penyakit ini dapat sembuh dengan sendirinyaseiring dengan meningkatnya usia, namun pernah dilaporkan lesi yang menetap hingga de)asa. $erapi yang dapat diberikan berupa kortikosteroid topikal. Untuk lesi pitiriasis alba yang luas dapat diberikan -U<1 *Ortonne, %&&"
". Morbus hansen
15
Makula hipopigmnetasi yang terdapat pada penderita morbus hansen mempunyai ciriciri khas yaitu makula anestesi, alopesia, anhidrosis, dan atrofi. 3esi dapat satu atau banyak, berbatas tegas dengan ukuran bervariasi. $erdapat penebalan saraf perifer. (elainan ini terjadi akibat menurunnya aktifitas melanosit. -ada pemeriksaan histopatologi jumlah melanosit dapat normal atau menurun. $erdapat melanosit dengan vakuolisasi dan mengalami atrofi serta menurunnya jumlah melanosom *Ortonne, %&&".
-atogenesis terjadnya hipomelanosis pada morbus hansen ini adalah sebagai berikut:
2. >fek langsung invasi Mycobacteriu Leprae ke dalam melanosit. %. igunakan dopa sebagai substrat oleh system en8im Mycobacteriu Leprae. ". -erubahan pembuluh darah yang mengakibatkan atrofi melanosit.
$erapi untuk makula hipopigmentasi pada morbus hansen dapat dipertimbangkan pemberian -U<1 *Ortonne, %&&".
4. Hipopigmentasi post inflamasi
6erbagai proses inflamasi pada penyakit kulit dapat pula menybabkan hipopigmentasi misalnya lupus diskiod, dermatitis atopic, psoariasis, parapsoariasis gutata kronis, dan lainlain. -redileksi dan bentuk kelain hipopigmentasi yang terjadi sesuai dengan lesi primernya. Hal ini khas
16
pada kelainan hipopigmentasi yang terjadi sesudah menderita psoariasis *Soepardiman, %&&+.
Hipomelanosis terjadi setelah resolusi penyakit primer dan mulai menghilang setelah beberapa minggu hingga beberapa bulan terutama pada area yang terpapar sinar matahari. -atogenesis proses ini dianggap hasil dari gangguan transfer melanosom dari melanosit ke keratinosit. -ada dermatitis hipopigmentasi mungkin merupakan akibat dari edema sedangkan pada psoarasis mungkin disebabkan oleh meningkatnya epidermal turnover *Ortonne, %&&".
iagnosis ditegakkan berdasarkan ri)ayat penyakit yang berhubungan sebelumnya. Aika diagnosis belum berhasil ditegakkan maka biopsy pada lesi hipomelanosis akan menunjukkan gambaran penyakit kulit primernya *Ortonne, %&&".
$erapi biasanya sesuai dengan penyakit dasarnya. Setelah proses inflamasi penyembuhan maka )arna kulit asli akan perlahan kebali. Hali ini mungkin dapat dipercepat dengan paparan sinar maahari *Ortonne, %&&"
+. ?hemical leukoderma
17
?hemical leukoderma adalah hipomelanosis yang dapat akibat paparan berulang bahan kimia tertentu terutama derivate phenol dan sulfhydril. $elah dilaporkan terjadi leukoderma pada pekerja yang terpajan monoben8il eter hidrokuinon *M6>H yang digunakan sebagai antioksidan. M6>H tidak hanya ditemukan pada disenfektan dan germisida tapi jug apada tape adhesive, kontrasepsi diafragma, baju karet, kondom karet, boneka karet, sarung tangan karet, dan lain lainnya *-artosu)iryo, 2''%.
3eukoderma yang diakibatkan ole M6>H dapat menyerupai vitiligo. Macula hipopigmentasi ber)arna putih susu tidak hanya terjadi di tempat aplikasi tetapi juga dapat terjadi lesi satelit berupa makula hipopigmentasi gutata pada bagian tubuh lainnya yang biasanya permanen. Untuk berkembangnya leukoderma ini dapat tidak didahului erupsi iritan atau dermatitis kontak sebelumnya. -ada stadium a)al leukoderma bersifat reversible jika paparan dihentikan *Ortonne, %&&".
Hipomelanosis oleh karna hidrokuinin biasanya tidak berbatas tegas, tidak terjadi depigmentasi yang khas untuk dibedakan dengan vitiligo. -ada makula tidak ditemukan melanosit dan tidak ada perubahan pada epidermis dan dermis *Soepardiman, %&&+.
18
$erdapat benyak kemungkinan mekanisme terjadinya leukoderma akibat bahan kimia. Halhal ini mencakup inhibitor kompetitif tosinanse, hambatan oksidasi sintesis tirosinase, gangguan pada sintesis melanosom, gangguan transfer melanosom dari melanosit ke keratosit atau berkurangnya
sintesis melanin
ke melanosom. Sulfihidril
merupakan bahan sitotoksik yang mengganggu pembentukan melanin dengan
cara
pembentukan
menghambat
irosinase
phaeomelanin
dan
atan
lebih
mengutamakan
metabolitnya
dibandingkan
melanogenesis *Ortonne, %&&".
iagnosis dugaan chemical leukoderma dapat dibuat berdasarkan ri)ayat paparan ulang terhadap bahan kimia yan gtelah diketahui menyebabkan leukoderma. ?hemical leukoderma harus selalu dijadikan diagnosis banding vitiligo. !amun tidak ada tes defintif atau histologis atau membedakan vitiligo dengan chemical leukoderma *Ortonne, %&&".
?hemical leukoderma bersifat irreversible jika bahan kimia tersebut tidak segera dieliminasi dengan segera. 3eukoderma local dan masih pada tahap a)al dapat pulih kembali dengan cara menghentikan bahan kimia yang dicurigai dan jika perlu dengan oral atau topikal -U<1.
19
3eukoderma yang disebabkan oleh hidrokuinin biasanya pulih secara spontan, terutama jika ditambah dengan sinar ultra violet.
#. -rogressive makular hipomelanosis
-rogressive makular hipomelanosis *-MH adalah suatu kondisi yang sering dijumpai di 0ndia 6arat ditandai dengan makula hipopigmentasi yang menyebar cepat pada badan. itemukan pada usia muda terutama )anita usia 2;%+ tahun. Sering disangka sebagai pitiriasis vesikolor dan pitiriasis alba *Westerhoff, %&&4.
3esi berbentuk makula hipopigmentasi dengan batas tidak tegas, berskuama, berukular nummular dan dapat berkonfluen dengan predileksi dibadan bagian muka dan punggung. -atogenesis terjadinya -MH belum diketahui. 6ebera hipotesa telah diajukan. Meurut Builet dkk. kelainan ini terjadi karna campuran gen kulit hitam dan kulit putih dari orang tua penderita. ugaan ini timbul karna kelainan inii banyak dijumpai pada ras campuran. Menurut Wiete dkk. kelainan ini diakibakan oleh -ropionibacterium 1cnes. Macula hipopigmentasi timbl karna -. 1cnes diduga menghasilkan 8at yang menghambat melanogenesis seperti mekanisme hipopigmentasi pada pitiriasis versikolor. Hal ini berdasarkan pengamatan bah)a lesi makula
20
hipopigmentasi pada -MH memberikan fluoresensi ber)arna merah dan bersifat folikular jika dilakukan pemeriksaan lampu )ood. 6orelli menduga kelaian ini karna genodermatosis namun tidak ada datadata yang mendukung *Westerhoff, %&&4.
Bambaran mikroskopis pada lesi menunjukkan melanin sedikit berkurang. -emerikasaan
ultrastruktural
menunjukkan pergeseran
melanosom tipe 0< ke melanosom tipe 0000 yang kecil. -enemuan ini menunjukkan kelainan ini mungkin merupakan hasil dari perubahan ukuran dan distribusi dari melanosom *Westerhof, %&&4.
(elainan ini tidak memberikan respon terhadap pengobatan apaun tetapi dapat sembuh secara spontan dalam " bulan hingga 4 tahun. Wiete dkk. *%&&4 melakukan penelitian pengobatan dengan ben8oil peroCide dan antobiotik topikal yang berfungsi
untuk menekan
pertumbuhan -. 1cnes dan merangsang melanogenesis dengan hasil yang bagus *Westerhoff, %&&+.
/. -inta
-inta memiliki arti bercak ber)arna dalam bahasa Spanyol, disebabkan oleh $reponema carateum. -inta dalah satusatunya treponematosis dengan manifestasi klinis terbatas hanya pada kulit. Seperti sifilis, pada pinta terdapat " stadium klinis namun berbeda dengan sifilis, pada pinta
21
lesi dari lesi dari berbagai stadium dapat ditemukan dalam satu pasien *Sanches, %&&".
3esi primer timbul antara " hingga #& hari setelah inokulasi, berupa papul eritem, satu atau lebuh. alam beberapa minggu berubah menjadi plak ireguler, hiperkeratotik, likenifikasi dan dapat mencapai ukuran %& cm. lesi timbul pada daerah yang terbuka misalnya tangan, kaki, lengan, )ajah, dan leher. 3esi dapat bertahan sampai bertahuntahun atau sembuh secara spontan dengan sisa berupa hipopigmentasi *Sanches, %&&".
3esi sekunder *pintids timbil antara 2 hingga 2% bulan kadang tahunan setelah munculnya lesi peimer, berupa papul eritem yang berkembang menjadi plak. 3esi sekunder mungkin tidak dapat dibedakan dengan lesi primer, namun biasanya lebih kecil dan tidak gatal. 6ebrapa lesi dapat berbentu anlar atau sirsinar dengan batas yang meninggi dengan jumlah treponema yang ditemukan jug atinggi. 3okasi lesi dapat pada lesi primer yang pertama, atau di badan, ditelapak tangan, den kadang telapak kaki. Sejalan dengan )aktu, lesi berubah menjadi colat atau kekuningan dan kadang kebiruan, abuabu hitam. alam 2 plak dapat dijumpai lebih dari satu )arna *(ahn, 2''' dan Sanches, %&&".
3esi tersier timbul " bulan sampai 2& tahun setelah lesi sekunder. Bambaran klinis utama berupa depigmentasi seperti vitiligo disertai
22
)arna coklat, biru, merah , dan ungu. 3esi memppunyai batas yang tidak teratur dan berukuran bervariasi. Macula timbul simetris pada penonjolan tulang misalnya pergelangan tangan, jari tangan, tumit, dan disekitar lesi lama. Hanya pasien dengan stadium lanjut yang bias mengalami vitiligo *vitiligo pinta *(ahn, 2''' dan Sanches, %&&".
-ada pemeriksaan histopatologi ditemukan akantosis, spongosis, hyperkeratosis, degenerasi mencair sel basal. $reponema dapat ditemukan diepidermis pada stadium primer, sekunder, dan tersier tetapi tidak ditemukan treponema pada makula depigmentasi *(ahn, 2'''.
%.%./
-engobatan
Pityriasis versicolor dapat diterapi secara topikal maupun sistemik. $ingginya angka kekambuhan merupakan masalah, dimana mencapai #&5 pada tahun pertama dan ;&5 setelah tahun kedua. Oleh sebab itu diperlukan terapi profilaksis untuk mencegah rekurensi *@aegemann, 2''&.
2. -engobatan topikal -engobatan topikal harus dilakukan secara menyeluruh, tekun, dan konsisten. 6eberapa obat topikal yang digunakan ialah sebagai berikut: Selenium sulfide 2,;5 dalam bentuk shampoo %" kali seminggu. Obat dioleskan dan digosok pada lesi dan didiamkan selama 2+"& menit sebelum mandi.
23
Salisil spiritus 2&5. $urunan a8ol seperti misalnya mikona8ol, klotrima8ol, isokana8ol, san ekana8ol dalam bentuk topikal. Sulfur
presipitatum dalam bedak kocok 4%&5. 3arutan $iosulfas natrikus %+5, dioleskan sehari % kali sehabis mandi selama % minggu *aili, %&&+. %. -engobatan sistemik -engobatan sistemik diberikan pada kasus Pityriasis versicolor yang luas atau jika pemakaian obat topikal tidak berhasil. Obat yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: (etokona8ol dosis %&& mgDhari selama 2& hari. 0trakona8ol diosis %&& mgDhari selama +/ hari, disarankan untuk kasus kambuh atau tidak responsive dengan terapi lainnya *Weeks, %&&".
%.%.; -encegahan
Untuk pencegahan dapat disarankan pemakaian +&5 propilen glikol dalam air atau sistemik ketokona8ol 4&& mgDhari sekali sebulan *=adiono, %&&2.
-ada daerah endemik untuk pencegahan penyakit dapat disarankan pemakaian ketokona8ol %&& mgDhari selama " hari setiap bulan atau itrakona8ol %&& mg sekali sebulan atau pemakaian sampo selenium sulfide sekali seminggu *=adiono, %&&2 E -artogi, %&&;.
24
%.%.' -rognosis
-engobatan baik bila pengobatan dilakukan menyeluruh, tekun, dan konsisten. -engobatan harus terus dilakukan setelah % minggu flouresensi negative dengan pemeriksaan lampu )ood dan sediaan langsung negative *@aegemann, 2''&.
Aamur penyebab pityriasis versicolor merupakan bagian dari flora normal dan kadangkadang tertinggal dalam folikel rambut. Hal ini yang mengakibatkan angka rekurensi yang tinggi sehingga diperlukan pengobatan profilaksis untuk mencegah kekambuhan.
Masalah lain adalah menetapnya hipopigmentasi dan diperlukan )aktu yang cukup lama untuk repigmentasi. !amun gal tersebut bukan akibat dari kegagalan terapi, sehingga penting untuk memberikan informasi kepada pasien bah)a)a bercak putih tersebut dapat menetap selama bebrapa bulan setelah terapi dan akan menghilang secara perlahan *6udimulja, %&2&.
2.3 Personal hygiene
-ersonal hygiene dari bahasa Funani yaitu personal yang artinya perorangan dan hygiene berarti sehat. (ebersihan perorangan adalah cara pera)atan diri manusia untuk memelihara kesehatan. (ebersihan perorangan sangat penting 25
untuk diperhatikan. -emeliharaan kebersihan perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan dan kesehatan *-otter, %&&+.
-enilaian terhadap suatu individu dengan personal hygiene yang baik apabila, orang tersebut dapat menjaga kebersihan tubuhnya yang meliputi kebersihan kulit, tangan dan kuku,dan kebersihan genitalia *@renki, %&22.
Personal hygiene menjadi penting karena personal hygiene yang baik akan meminimalkan pintu masuk (port de entry) mikroorganisme yang pada akhirnya mencegah seseorang terkena penyakit. Personal hygiene merupakan pera)atan diri dimana seseorang mera)at fungsifungsi tertentu seperti mandi dan kebersihan tubuh secara umum. (ebersihan diri diperlukan untuk kenyamanan, keamanan dan kesehatan seseorang. (ebersihan diri merupakan langkah a)al me)ujudkan kesehatan diri. engan tubuh yang bersih meminimalkan risiko seseorang terhadap kemungkinan terjangkitnya suatu penyakit terutama penyakit yang berhubungan dengan kebersihan diri yang tidak baik. Personal hygiene yang tidak baik akan mempermudah tubuh terserang berbagai penyakit seperti penyakit kulit, penyakit infeksi, penyakit mulut dan penyakit saluran cerna *3istautin, %&2%.
Usaha kesehatan pribadi adalah daya upaya dari seseorang untuk memelihara dan mempertinggi derajat kesehatannya sendiri *>ntjang, %&&&. Menurut 3istautin *%&2%, menyatakan bah)a ada hubungan yang bermakna antara personal hygiene diantaranya kebersihan kulit, tangan dan kuku terhadap keluhan kesehatan.
26
a. (ebersihan kulit (ulit merupakan organ terbesar manusia, kulit berfungsi untuk melindungi jaringan diba)ahnya dari cidera, mengatur suhu, menghasilkan minyak, mentransmisikan sensasi melalui reseptor saraf, menghasilkan dan mengabsorpsi vitamin *3istautin %&2%. (ulit sebagai organ yang berfungsi sebagai proteksi, kulit memegang peranan penting dalam meminimalkan setiap gangguan dan ancaman yang masuk mele)ati kulit *0sroGin dan 1ndarmayo, %&2%. Sabun dan air merupakan hal yang penting untuk mempertahankan kebersihan kulit. Halhal yang harus dilakukan untuk menjaga kebersihan diri adalah sebagai berikut: 2. Membersihkan tubuh dengan menggunakan air bersih . %. Mandi dilakukan oleh setiap orang setidaknya minimal % kali dalam sehari . ". Mandi dengan menggunakan sabun. 4. Menjaga kebersihan pakaian dengan mengganti pakaian setiap hari +. Makanmakanan yang bergi8i terutama sayur dan buah #. Menjaga kebersihan lingkungan. Sedangkan kriteria mandi yang baik adalah : 2. Mandi satu sampai dua kali sehari, khususnya di daerah tropis. %. 6agi yang terlibat dalam kegiatan olah raga atau pekerjaan lain yang mengeluarkan banyak keringat dianjurkan untuk segera mandi setelah selesai kegiatan tersebut. ". Bunakan sabun yang lembut. Bermisidal atau sabun antiseptic tidak dianjurkan untuk mandi seharihari.
27
4. 6ersihkan anus dan genitalia dengan baik karena pada kondisi tidak bersih, sekresi normal dari anus dan genitalia akan menyebabkan iritasi dan infeksi. +. 6ersihkan badan dari sabun dengan air
lalu keringkan
dengan handuk yang kering dan tidak dipakai oleh orang lain *Web Health ?enter, %&2%. Menurut penelitian Sajida *%&2% terdapat hubungan yang bermakna antara kebersihan kulit dengan keluhan penyakit kulit.
b. (ebersihan tangan, kaki, dan kuku 0ndonesia adalah negara yang sebagian besar masyarakatnya menggunakan tangan untuk makan, mempersiapkan makanan, bekerja dan lain sebagainya. Oleh karena itu, butuh perhatian ekstra untuk kebersihan tangan dan kuku sebelum dan sesudah beraktivitas. 2. ?uci tangan sebelum dan sesudah makan, setelah ke kamar mandi dengan menggunakan sabun. Mencuci dengan menggunakan sabun harus meliputi area antara jari tangan, kuku dan punggung tangan. %. Handuk yang digunakan untuk mengeringkan tangan sebaiknya dicuci dan diganti setiap hari. ". -elihara kuku agar tetap pendek, jangan memotong kuku terlalu pendek sehingga bisa mengenai kulit *Web Health ?enter, %&2%.
6egitu pula menjaga kebersihan tangan, kaki dan kuku yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut : 2. Hindari penggunaan sepatu yang sempit %. Hindari penggunaan kaos kaki yang sempit, sudah lama dan kotor ". Memotong kuku jari tangan dan kaki secara teratur
c. (ebersihan rambut
28
-enampilan dan kesejahteraan seseorang seringkali tergantung dari cara penampilan dan perasaan mengenai rambutnya. (urangnya kebersihan rambut seseorang akan membuat penampilan tampak kusut, kusam, dan tidak rapi selain itu dapat menimbulkan permasalahan atau gangguan kesehatan *0sroGin dan 1ndarmoyo, %&2%. Halhal yang diperlukan dalam pera)atan rambut dan kulit kepala agar tetap ebrsih dan sehat yaitu: 2. Mencuci rambut sekurangkurangnya dua kali seminggu %. Mencuci rambut dengan menggunakan sampo ". Menggunakan alatalat pmeliharaan rambut sendiri *Silalahi, %&2&.
d. (ebesihan genetalia 1rea genitalia merupakan tempat yang lembab yang berpotensi mengalami infeksi. (arena minimnya pengetahuan tentang kebersihan genitalia, banyak kaum remaja putri maupun putra mengalami infeksi di alat reproduksinya. 6eberapa hal yang harus diperhatikan dalam menjaga kebersihan genital yaitu: • •
Membersihkan genitalia dengan benar *dari depan kebelakang. -emakaian celana dalam yang kering dan harus diganti setiap hari.
(ebersihan diri merupakan faktor penting dalam usaha pemeliharaan kesehatan, agar kita selalu dapat hidup sehat. Menjaga kebersihan diri berarti juga menjaga kesehatan umum. Menurut Wolf *%&&& dalam @renki *%&22 cara menjaga kebersihan diri dapat dilakukan sebagai berikut :
•
Mandi setiap hari minimal % kali sehari secara teratur dengan menggunakan sabun, muka harus bersih, telinga juga harus dibersihkan serta bagian genitalia. $angan harus dicuci sebelum
29
menyiapkan makanan dan minuman, sebelum makan, sesudah
•
buang air besar atau buang air kecil. (uku digunting pendek dan bersih, agar tak melukai kulit
•
atau menjadi sumber infeksi. -akaian perlu diganti sehabis mandi dengan pakaian yang habis dicuci bersih dengan sabunD detergen, dijemur di ba)ah sinar matahari dan di setrika.
%.".2 @aktorfaktor yang mempengaruhi personal hiygiene Menurut -otter dan -erry *%&&+, sikap seseorang melakukan personal hygiene dipengaruhi oleh sejumlah faktor antara lain:
a. *tra tu+uh , Body Image-enampilan umum pasien dapat menggambarkan pentingnya
personal hygiene pada orang tersebut. ?itra tubuh merupakan konsep
subjektif
seseorang
tentang
penampilan
fisiknya.
Personal hygiene yang baik akan mempengaruhi terhadap peningkatan citra tubuh individu *Stuart E Sudeen, 2''' dalam setiadi, %&&+. ?itra tubuh dapat berubah, karena operasi, pembedahan atau penyakit fisik maka pera)at harus membuat suatu usaha ekstra untuk meningkatkan hygiene dimana citra tubuh mempengaruhi cara mempertahankan hygiene! "ody iage seseorang berpengaruhi dalam pemenuhan personal hygiene karena adanya perubahan fisik sehingga individu tidak peduli terhadap kebersihannya. +. Praktk s&sal (elompokkelompok sosial )adah seorang pasien berhubungan dapat mempengaruhi bagaimana pasien dalam pelaksanaan
30
praktik personal hygiene! -era)at harus menentukan apakah pasien dapat menyediakan bahanbahan yang penting seperti deodorant, sampo, pasta gigi, dan kosmetik. -era)at juga harus menentukan jika penggunaan dari produkproduk ini merupakan bagian dari kebiasaan sosial yang dipraktekkan oleh kelompok sosial pasien. ). $tatus s&sal ek&n&m Menurut @riedman *2''; dalam -rati)i *%&&;, pendapatan keluarga akan mempengaruhi kemampuan keluarga untuk menyediakan fasilitas dan kebutuhankebutuhan yang diperlukan untuk menunjang hidup dan kelangsungan hidup keluarga. Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan tingkatan praktik personal hygiene! Untuk melakukan personal hygiene yang baik dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai, seperti kamar mandi, peralatan mandi, serta peralatan mansi yang cukup. . Pengetahuan -engetahuan tentang personal hygiene sangat penting, karena pengetahuan
yang
baik
dapat
meningkatkan
kesehatan.
-engetahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan mempengaruhi praktik hygiene! (endati demikian, pengetahuan itu sendiri tidaklah cukup, pasien juga harus termotivasi untuk memelihara personal hygiene. 0ndividu dengan pengetahuan tentang pentingnya personal higene akan selalu menjaga kebersihan dirinya untuk mencegah dari kondisi atau keadaan sakit *!otoatmodjo, 2''; dalam prati)i, %&&;. e. %e+ua'aan
31
(ebudayaan dan nilai pribadi mempengaruhi kemampuan pera)atan personal hygiene. Seseorang dari latar belakang kebudayaan
yang
berbeda,
mengikuti
praktek
pera)atan
personal hygiene yang berbeda. (eyakinan yang didasari kultur sering menentukan defenisi tentang kesehatan dan pera)atan diri. alam mera)at pasien dengan praktik higiene yang berbeda, pera)at menghindari menjadi pembuat keputusan atau mencoba untuk menentukan standar kebersihannya *-otter E -erry, %&&+. ". %e+asaan an k&ns "sk sese&rang Setiap pasien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk mandi, bercukur, dan melakukan pera)atan rambut. Orang yang menderita penyakit tertentu atau yang menjalani operasi seringkali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk melakukan personal hygiene. Seorang pasien yang menggunakan gips pada tangannya atau menggunakan traksi membutuhkan bantuan untuk mandi yang lengkap. (ondisi jantung, neurologis, paruparu, dan metabolik yang serius dapat melemahkan
atau
menjadikan
pasien
tidak
mampu
dan
memerlukan pera)atan personal hygiene total.
%.".% $ujuan personal hygiene Menurut $ar)oto dan Wartonah *%&2&, bertujuan untuk: a. b. c. d.
Meningkatkan derajat kesehatan seseorang Memelihara kebersihan diri seseorang Memperbaiki personal hygiene yang kurang Meningkatkan percaya diri seseorang
32
e. Mencegah penyakit f. Menciptakan keindahan
ampak yang sering timbul pada masalah personal hygiene. Menurut $ar)oto dan Wartonah *%&2& dampak yang bisa timbul adalah:
a. ampak fisik 6anyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Bangguan fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit. Bangguan mukosa mulut, gangguan pada mata dan telinga, gangguan pada kuku. b. ampak psikososial Masalah sosial yang berhubunagan dengan personal hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.
2./ Hu+ungan personal hygiene engan pitiriasis versikolor
alam kehidupan seharihari kebersihan merupakan hal yang sangat penting dan harus diperhatikan karena kebersihan akan mempengaruhi kesehatan dan psikis seseorang. (urangnya kebersihan diri merupakan salah satu faktor predisposisi timbulnya penyakit seperti pitiriasis versikolor * $ar)oto E Wartonah, %&2&.
33
2.0 %erangka te&r Malassezia
Pityriasis
Saprot
Miselial
Faktor-faltor yan !erperan • •
• •
• • • • •
Personal hygiene buruk "inkunan #anat $ le%!a! &ontrasepsi oral 'enunaan kortikosteroi( siste%ik )nti!ioti* +anka la%a ,us#in syn(ro%e erapi i%unosupresan .iper#i(rosis &ekuranan izi
Bambar 2. (erangka teori 2. %erangka k&nsep
6erdasarkan tujuan penelitian diatas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah: 'ersonal
'ityriasis
34
-
inan Se(an erat
Bambar %. (erangka konsep 2. Hp&tess
1da hubungan antara personal hygiene dengan angka kejadian pityriasis
BAB III !ETDL4I PENELITIAN
35
3.1 Desan peneltan
esain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analitik denga pendekatan cross sectional *!otoadmodjo, %&2%, yaitu dengan cara pengumpulan data sekaligus dalam satu )aktudengan tujuan untuk mengetahui hubungan antara personal hygiene dengan angka kejadian pityriasis versicolor di -ondok -esantren aarul Huffa8h, -esa)aran.
3.2 5aktu an tempat peneltan
".%.2 Waktu penelitian
-enelitian akan dilakukan pada antara bulan maret hingga juni.
".%.% $empat penelitian -enelitian ini akan dilakukan di -ondok -esantren aarul Huffa8h, -esa)aran.
3.3 P&pulas an sampel
".".2 -opulasi
36
-opulasi merupakan subjek yang berada pada suatu )ilayah dan memenuhi syaratsyarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian. -opulasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekerja yang berada di -ondok -esantren aarul Huffa8h. ".".% Sampel Sampel adalah subset *bagian dari populasi yang dipilih dengan cara tertentu hingga dianggap dapat me)akili populasinya. -ada penelitian ini, sampel diambil keseluruhan dengan total sampling dimana sampel yang diambil dengan kriteria sebagai berikut : (riteria inklusi: 2. Santri -ondok -esantren aarul Huffa8h yang bersedia dijadikan sampel. %. Santri -ondok -esantren aarul Huffa8h yang berada ditempat saat penelitian. (riteria eksklusi: 2. %. ". 4. +.
$idak bersedia untuk dijadikan sampel. $idak hadir saat dilakukan penelitian. Menggunakan obatobatan imunosupresan dalam jangka )aktu lama. Menggunakan 1ntibiotik jangka lama Mengidap penyakit yang menyebabkan imunosupresi.
3./ 6ara+el peneltan
2.
37
3.0 !et&e pengumpulan ata
ata primer tentang karakteristik responden: 2. Personal hygiene dilakukan dengan pengisian kuisioner. %. -enentuan pityriasis versicolor dilakukan dengan cara pemeriksaan (OH.
3. De"ns &peras&nal
efinisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana cara mengukur suatu variabel atau dapat dikatakan semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana cara mengukur suatu variabel.
$able 2. efinisi operasional !o 2
-engukuran ?ara Ukur: Wa)ancara
skala Ordinal
Menjaga kebersihan diri sebelum dan sesudah beraktifitas seperti 1lat Ukur: (uesioner mencuci tangan sebelum dan sesudah beraktifitas, !ilai Ukur: mengganti pakaian dan 6aik : /+5 kebiasaan mandi Sedang : 4&5 /+5 *=ahma)ati, %&2& (urang: I4&5 Handuk yang digunakan untuk mengeringkan tangan sebaiknya dicuci dan diganti setiap hari *Web Health ?enter, Web Health ?enter, %&2%
%
-ityriasis versicolor
>floresensi berupa makula hipopigmentasi, hiperpigmentasi, atau kemerahan dengan batas sangat tegas, tertup skuama halus. Sediaan langsung *uji kerok (OH %&5 memperlihatkan
?ara ukur:
!ominal
0nspeksi pada daerah yang dicurigai. -emeriksaan sediaan langsung (OH %&5. 1lat ukur: 3up *kaca
38
kelompok sel ragi bulat berdinding tebal dengan miselium kasar, sering terputusputus atau pendek *-artogi, %&&;
pembesar Mikroskop cahaya. !ilai ukur: 0nspeksi -ositif:apabila ditemukan macula hipopigmentasi, hiperpigmentasi, atau kemerahan dengan batas sangat tegas, tertup skuama halus. !egatif: apabila tidak ditemukan macula hipopigmentasi, hiperpigmentasi, atau kemerahan dengan batas sangat tegas, tertup skuama halus Sediaan langsung (OH -ositif: apabila ditemukan kelompok sel ragi bulat berdinding tebal dengan miselium kasar. !egatif: apabila tidak ditemukan kelompok sel ragi bulat berdinding tebal dengan miselium kasar.
3. Teknk pengam+lan ata
"./.2 1lat penelitian
39
a. 1lat tulis 1dalah alat yang digunakan untuk mencatat, melaporkan hasil penelitian. 1lat tersebut adalah pulpen, kertas, pensil dan komputer. b. (uisioner terstruktur 1dalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. (uesioner diadaptasi dari penelitian =ahma)ati *%&2&. $iap item pertanyaan diberi skor nilai sesuai dengan jumlah ja)aban pada pertanyaan. Selanjutnya kuesioner yang telah diisi oleh responden dijumlahkan.
"./.% ?ara pengambilan data alam penelitian ini, seluruh data diambil secara langsung dari responden *data primer, yang meliputi : "./.%.2 -engisian (uesioner a -enjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian b -engisian infored consent c -encatatan hasil pengukuran pada formulir lembar penelitian "./.%.% -engambilan spesimen
40
a -enjelasan mengenai maksud dan tujuan penelitian b -engisian infored consent c 1namnesis dan pemeriksaan fisik efloresensi pityriasis versicolor . 6ila didapatkan kecurigaan pityriasis versicolor dilanjutkan ke langkah selanjutnya. d -engambilan spesimen kerokan kulit pada daerah yang dicurigai. e -emeriksaan mikroskopik sediaan langsung (OH 2&%&5. f -encatatan hasil pengamatan.
3.7 Peng&lahan an analss ata
".;.2 -engolahan data ata yang telah diperoleh dari proses pengumpulan aJdata akan diubah ke dalam bentuk tabeltabel kemudian data diolah menggunakan soft#are S-SS. (emudian proses pengolahan data menggunakan soft#are S-SS ini terdiri dari bebrapa langkah: a! %oding , untuk mengkonversikan data yang dikumpulkan selama penelitian kedalam simbol yang cocok untuk keperluan analisis. b! &ata entry, memasukkan data kedalam komputer. c.
".;.% 1nalisis data 1nalisis
statistika
ntuk
mengolah
data
yang
diperoleh
akan
menggunakan soft#are S-SS pada komputer dimana akan dilakukan "
41
jenis analisis data yaitu analisis univariat, analisis bivariat, dan analisis multivariat. a. 1nalisis univariat 1nalisis ini digunakan untuk menentukan distribusi frekuensi variabel bebas dan variabel terikat. b. 1nalisis bivariat 1nalisis bivariat adalah analisis yang digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel terikat dengan variabel terikat dengan menggunakan uji statistik. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji chi suare. Uji chi suare meruapakan uji komparatif yang dugunakan dalam data penelitian ini. Uji signifkan antaa data yang diobservasi dengan data yang diharapkan dilakukan dengan batas kemaknaan *KI&,&+ yang artinya apabila diperoleh pI K, berarti ada perbandingan yang signifikan dengan variabel bebas dengan variabel terikat dan bila p K, berarti tidak ada hubungan yang sifLgnifikan antara variabel bebas dengan variabel terkat. 1pabila uji chi suare tidak memenuhi syarat paraetik *nilai epected count %&5, maka dilakukan uji alternatif *ologorof+ sirnof . c. 1nalisis multivariat 1nalisis multivariat dapat dapat dilakukan menggunakan analisis regresi
logistik
ganda. 1nalisis multivariat
dilakukan untuk
mengetahui: 2.
42