COVER DEPAN BUKU KENANGAN 50 TAHUN RP
BUKU TAHUNAN 50 T AHUN SMA REGINA PACIS BOGOR
new identity
ISII V VIS
MIS DAN M ISII
visi
Menjadi institusi yang menumbuhkembangkan warganya menjadi pribadi yang utuh berlandaskan semangat FMM
misi
1. Mema Memampukan mpukan warga warga untuk belajar secara secara holi holistik stik (= ‘ t o l e a r n h o w t o l ea ea r n ’ )
2. Menumbuhke Menumbuhkemba mbangkan ngkan pote potensi nsi warga warga 3. Menjadikan “prib “pribadi adi yang yang tersedia bagi sesama sesama” ” dan menghilangkan menghilangk an alienasi/ ketera keterasing singan an 4. Berperan aktif dalam mewujud mewujudkan kan kebenaran, kebaik kebaikan an dan keindaha keind ahan, n, perdam perdamaian, aian, keadilan, dan keutuhan ciptaan
norma perilaku C Collaboration ollaboration
c
Mem bangun hubun gan yang str ate Mem ategis gis dan dan har m onis antar w a r g a se s eh i n g g a t er e r c ip ip t a k e r j a s a m a d a l a m t i m u n t u k m en c a p a i t u j u a n i n s t i t u si si
A Accountability ccountability
a
M en en e t a p k a n s t a n d a r k i n er er j a y a n g t i n g g i u n t u k d i r i s en en d i r i d a n w a r g a , m e n g i k u t i se s ec ar a r a a k u r a t p r o se sed u r / p r o se s es k e r j a , d a n m en y e le les a ik ik a n sec a r a t er a m p i l t u g a s p e k er er j a a n
R Responsiveness esponsiveness
r
M en en e r a p k a n c a r a - ca ca r a y a n g e f ek ek t i f u n t u k m e n g e t a h u i , m em a n t a u , d a n m en g e va va l u a s i p er er m a s a la la h a n m a u p u n k e p u a sa sa n m a s y a r a k a t p em a k a i se seh i n g g a d a p a t m em en u h i k e b u t u h a n d a n k ei n g i n a n m er e k a
E Efficency fficency
e
4
I REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005
M en en e t a p k a n s a sa sa r a n k e r j a y a n g a k a n d i c a p a i , m e n y u s u n p r o g r a m k er e r j a , m en g el el ol o l a w a k t u d a n s u m b e r d a y a , s er er t a m en g e va va l u a s i p e n ca ca p a i a n s a s a r a n k e r j a
new identity
APA PA MAKNA
“REGINA PACIS” adalah salah satu gelar Santa Maria dalam Bahasa Latin, yang artinya RATU DAMAI. Sama halnya Santa Maria membuat damai antara surga dan bumi, demikian juga diharapkan para siswa dan seluruh keluarga Regina Pacis dalam lingkungan hidup masing-masing maupun dalam lingkungan sekolah
DI
BALIK SIMBOL?
arti nama sekolah
bentuk dan warna lambang
1. Gambar Gambar Santa Santa Maria, melamba melambangkan ngkan Santa Santa Maria sebagai Ratu Damai, Pelindung Sekolah 2. Mahkota di atas kepala Santa Maria, melam melambangkan bangkan keratuan-Nya 3. Burung Merpati, Merpati, melamba melambangkan ngkan Roh Roh Perdama Perdamaian ian 4. Ra Ranting nting Zaitun, Zaitun, melamba melambangkan ngkan Dama Damaii 5. Lingkara Lingkaran n Kuning, melam melambangka bangkan n Kebena Kebenaran ran 6. Lingkara Lingkaran n Merah, Merah, melam melambang bangkan kan Cinta Kas Kasih ih 7. Da Dasa sarr Biru Biru Muda, mela melamba mbangkan ngkan Surga Surga
A d V er er i t a t e m Pe r Ca r i t a t e m
Kebenaran melalui Cinta Kasih
REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005 I
5
Foto Dokumentasi Regina Pacis Bogor
daftar isi
EDISI 1/2005
new identity simak visi dan misi RP yang yang baru, semboyan s emboyan ‘care’ yang yang menjadi tagline RP dan dan simak arti di balik bali k logo log o baru RP
kata sambutan sambutan dari para pengurus, sponsor dan pengayom acara ini
pestanya kita lebih lengkap mengenai perayaan perayaan reuni 50 tahun SMA RP Bogor ogor,, termasuk susunan panitia p anitia dan denah
sekilas pandang bagaimana perjalanan SMA RP dari dulu sampa bagaimana sampaii sekarang, baik dari sejarah institusi/ instit usi/ ya yaya yasan, san, gedung dan manusianya
in memoriam ‘Sr. Bernice Bernice bukan hanya pengajar, tetapi t etapi sudah seperti ibu i bu bagi kami’
rubrik forum cerita mengenai mengenai alumni, murid, muri d, guru guru dan pengurus SMA SMA RP dan prestasi apa saja yang telah dicapai
kolom kita setelah ini semua berlalu, akan kemanakah kita selanjutnya melangkah?
gelak tawa alumni kejadi an yang kejadian yang mengund mengundang ang gelak tawa tawa di saat kita masih terbahak-bahak di SMA RP
foto-foto kenangan suasana dan kenangan saat berada di SMA RP
4 11 15 18 24 28 80 86 88
timbuku50tahun timbuku 50tahunsmarp smarp Bachtiar, Sibara Sibarani ni Sofi ofian an Koordinator Editor Patricia Bachtiar, Editor FX Puniman, Ratna Agustine, Arini Suryokusumo Tim Reporter Anggraeni Yunita (koordinator), Adella Rosanna, Antoniasty Eka Pupi, Ariane Oktaviani Putri, Irvan Aditya Pratama, Novianna Liauwan, Novi Tandria, Renaldo Prima, Rieke Andriani, Sheila Gunawan, Siksta Alia, Ursula Tania, Yohana Mesiana Desain Grafis Andi Tanudiredja, Sibarani Sofian www. reginapacis .net www.reginapacis reginapacis.net email: sekretariat @alumni.reginapacis.net
[email protected] BUKU K ENANGAN ENANGAN 50 TAHUN REGINA PACIS I
7
dari dapur redaksi dapur redaksi Hari itu: 30-31 Juli 2005, tempat: SMA RP Bogor, event: Reuni Emas SMA Regina Pacis Bogor. Di hari itu, perayaan, kegembiraan, melepas rindu antara temanteman lama, foto-foto bersama, dan sebagainya. Mungkin hal-hal seperti itulah yang akan terbayang dalam benak kita semua di hari itu. Mungkin kita tidak menyadari, untuk mencapai ‘hari itu’ ternyata banyak sekali pekerjaan dan koordinasi yang harus dikerjakan antara pihak panitia, sekolah dan para alumni. Untuk terbitnya majalah ini, kami acungkan jempol bagi tim buku dan career day day yang telah bekerja keras, terutama para rekan siswa/ i SMA RP RP yang yang harus harus menyisi menyisihkan hkan waktu waktu sekolah/ li liburan buran mereka untuk pergi perg i ke Jakarta, meliput meli put dan dan mewaw mewawancarai ancarai berbagai narasumber dan harus pula menulis artikel. Untuk rekan-rekan panitia lainnya yang harus mencuri-curi waktu di kantor atau keluarga mereka untuk mengedit atau melayout majalah ini. Bagi kami ini semua adalah bukan saja hard work tetapi juga heart work work.. Karena pada dasarnya, tanpa cinta pada SMA RP, rasanya sangat sulit untuk mengorbankan begitu banyak waktu dan tenaga demi sesuatu yang tidak langsung dirasa hasilnya atau ata u keuntungannya keuntu ngannya.. Bagi Bagi kami, makna dari usaha u saha ini adalah bukan pada hasil akhir bagus/ tidaknya ma majalah jalah ini, tetapi justru justr u pada pelajaran yang kita dapat dari prosesnya. Dalam penyusunan majalah ini, pengalaman berharga yang kami rasakan rasa kan adalah adalah kerja k erja sama antara antara alumni alumni dan siswa/ i SMA, proses saling belajar dan mengerti untuk mencapai tujuan bersama common goals goals:: dari RP, oleh RP dan untuk RP RP. Harapannya, edisi ini bisa menjadi titik awal dari edisi-edisi berikutnya. Edisi ini baru dapat mencakup sedikit dari begitu banyak sosok (antara lain guru dan alumnus), yang karena keterbatasan waktu dan tenaga tidak dapat kami tampilkan di sini. Banyak sekali hal yang masih bisa dilakukan dan digali di dalam keluarga besar RP ini. Dan semoga usaha ini tetap berlanjut demi besarnya nama alma mater tercinta. Selamat ulang tahun SMA RP! Sibarani Sofian Alumnus 1993
BUKU K ENANGAN ENANGAN 50 TAHUN REGINA PACIS I
9
Nama Wakil An A ngkatan dan E-mailnya
[email protected] ‘58-’61. Tetje Jusdi - ‘62-‘63. Taufik (Yan Lie) – Lie) – ‘62-63. ‘62-63. Lanny Hartono – Hartono – ‘65. ‘65. Nurhayati - ‘65. Sjamsidar Isa (tjammy_fashion@yah (
[email protected]) oo.com) – ‘64. Leany Harsa - ‘64. Tati Kurdiati – ‘64. – ‘64. Mansur Brata – Brata – ‘66. ‘66. Richard Haniman (
[email protected]) – ‘67. Sonia Susanto (
[email protected]) – ‘67. Yudistira (
[email protected]) – ‘68. Musye – ‘69. Amie (
[email protected]) - ‘70. Evelyn T.H. – ‘71. Itje Sri Rejeki (
[email protected]) – ‘72. Megawati Lie Gin Hoa (megawati_solihin@hotma (
[email protected]) il.com) – ‘73. Hidayat (
[email protected]) – ‘73. Lani Sunjaya – – ‘73. ‘73. Sweety (
[email protected]) – ‘74. Linda Darmawijaya (linda_darmawidjaja@ (
[email protected] goodyear.com) m) – ‘75. Abi Jabar (
[email protected]) – ‘76. Deby – Deby – ‘76. ‘76. Diana (
[email protected]) – ‘75. Chandra Widodo (
[email protected] ) – ‘77. Herry Safari (
[email protected] – ‘77. Nurmala (
[email protected]) – ‘79. Nanette (
[email protected]) – ‘79. Yemima Mariana (
[email protected] (
[email protected]) et.id) – ‘80. Hardy Gunawan (andi.hg@tal (
[email protected]) ita.net) – ‘81. Johanes Surayanata (
[email protected]) – ‘81. Willy (
[email protected]) - ‘83. Henny Pingkan Matindas (
[email protected]) – ‘83. Dudi (
[email protected]) – ‘83. Patricia Bachtiar (
[email protected]) – ‘84. Rikie Wijaya (
[email protected]) – ‘84. Sekar Sari Prawira (
[email protected]) – ‘85. Kusnanda S (
[email protected]) – ‘85. Fanda Berlina (
[email protected]) – ‘85. Iwan Ahnan (
[email protected]) – ‘86. Daisy (daisybimo@head (
[email protected]) linedesign.com) – ‘86. Dessi Rajino Situmorang (
[email protected]) – ‘87. Baso (
[email protected]) – ‘88. ‘88. Agung Dhoni (
[email protected]) - ‘90. Karen Kaurrany (
[email protected]) – ‘90. Magda Rumawas (
[email protected]) – ‘90. Anton (
[email protected]) – ‘91. Johan (
[email protected]) – ‘92. Kukuh Ariyuswanto (
[email protected]) – ‘93.
Sibarani
Sofian
(
[email protected])
(
[email protected]) –
‘94.
Lia
–
‘93.
Irendra
(
[email protected])
–
Radjawali ‘94.
Prima
(
[email protected]) – ‘95. Hafida Meutia (
[email protected]) – ‘96. Maysiang (
[email protected]) (maysiang.wijaya@jati s.com) – ‘97. Boni (
[email protected] ) - ‘98. ‘98. Veronika Katrine (
[email protected]) – ‘2000. Andita Ariana (
[email protected]) – ‘2001. Ricky Wilianto (
[email protected]) – ‘2002. Mardiana (
[email protected]) – (first_love_neverdies@yaho
[email protected]) o.com) – ‘2004. Diah Rahajeng N ‘2003. Adinda Dwiastuti (first_love_ne (
[email protected])
kata sambutan
D ARI D IREKTUR SEKOLAH RP
P Puji ujii da uj d an syukur syukur atas rahmat dan rahmat dan berkat Tuhan, acara acara HUT Emas Emas 30 – 31 Juli J uli 2005 dapat berjalan lancar. Reuni Reuni alumni SMA secara besar-besa besar-besaran ran baru pertama kali dillaksanakan di llaksanakan di Kompleks K ompleks Sekolah. Tanpa T anpa terasa terasa SMA SMA memasuki usia usi a 50 tahun. SMA sudah menghasilkan ribuan ri buan alumni dari 47 angkatan, yang tersebar terseb ar di mana-mana. Merupakan suatu kebanggaan kita bersama, bahwa Sekolah Regina Pacis Bogor masih diakui keberadaannya oleh masyarakat dan kita semua, Keluarga Besar Besar Sekol Sekolah ah Regin Regina a Pacis. Pacis. Tentu ini i ni karena k arena dukungan dari berbagai berbagai pihak, pi hak, baik dari pihak internal maupun pihak eksternal. eksternal. Kare Karena na di dunia duni a ini sebuah karya mustahil diwujudk di wujudkan an dengan kesendir kesendirian, ian, oleh ol eh karenanya karenanya lin lingkung gkungan an kita penuh dengan metafora metafora hubungan dan intera i nteraksi. ksi. Sekolah Regina Pacis merupakan bagian karya bidang pendidikan para Suster Fransiskus Misionaris Maria (FMM). Beberapa Beberapa Suster Suster FMM, di antarany antaranya a Sr. Sr. Goede Herder, FMM, tanggal tangg al 1 Agustus A gustus 1949 memulai karya pendid pendidikan ikan TK, T K, SD, SMP dan SKP. SKP. Sedang Sedang SMA dimulai di mulai beberapa tahun kemudian, tepatnya 1 Agustus 1955. Kala itu Sekolah diurus oleh Sr. Bernice, FMM dan hanya menerima murid putri saja. Mungkin masih banyak alumni yang mengingat menging at namanya namanya,, terutama alumni antara tahun 1950 195 0 sampai 1970-an. 1970 -an. Dan di jama j aman n tersebut jumlah ju mlah siswa SMA SMA masih sediki sedi kit, t, sehingga sehing ga antar antar siswa sis wa dan dan para Suster Suster serta guru bisa bi sa saling mengena mengenall dengan d engan baik. Cara C ara berelasi antara antara siswa dan guru gur u sangat berbeda dengan masa kin kinii yang ya ng jumlah j umlah siswa SMA SMA lebih l ebih dari 800 dengan didukung didukun g oleh 50 orang o rang tenaga tenaga pengajar. pengajar. Sejak awal mula SMA didirikan sampai saat ini, para pengelola Sekolah punya cara tersendiri untuk bisa mempertahanka mem pertahankan n mutu dan d an kemajuan kemajuan sekolah. sekol ah. Dukungan Dukun gan dan sumbangan pemikiran, pemikir an, serta masukan masukan para alumni alumni sangat dibutuhkan dibutuh kan untuk kema kemajuan juan Sekolah Regina Regina Pacis di masa depan. Tetapi tentunya hanya hany a pihak internal sekolah sekol ah yang yang akan menjalankan kebijakan kebij akan sekolah. Dengan peluncuran Dengan pelu ncuran Visi dan Misi Se Sekol kolah ah pada Desembe Desemberr 2004, 20 04, sekolah sudah mempunyai gambaran gambaran yang jelas ke depan. Meski tantangan ada di depan mata dengan hadirnya sekolah-sekolah nasional plus. Nilai-nilai universal menjadi bagian yang penting dari pendidikan di sekolah ini. Nilai-nilai universal tersebut ada dalam Visi dan Misi sekolah serta Norma perilaku CARE (C (C Collaboration, ollaboration, A Accountability, ccountability, R Responsiveness, esponsiveness, E Efficiency). fficiency). Terma T ermasuk suk dalam nilai unive uni versal rsal dalam Visi dan Misi Se Sekolah kolah sepe seperti rti misalnya misalnya:: kejujuran, kejuj uran, menga mengasihi sihi,, mem memelihara elihara alam ciptaan, mencari mencari kebena kebenaran, ran, memperjuangkan kea k eadil dilan, an, membawa membawa perdamaian, perdama ian, dan lain-lain. l ain-lain. Berkumpuln erkumpulnya ya para para alumni pada acara acara reuni tentunya sudah ditunggudi tunggutunggu. Maka perlu kiranya, saat-saat indah itu dinikmati bersama-sama dan digunakan digun akan sebaik-baiknya. sebaik-baiknya. Jalinan Jalin an rasa simpati dan saling pengertian membangun memba ngun jembata j embatan n menuju kehidup k ehidupan an yang yang baik. baik . Bernos Bernostalgia talgia dalam kebersamaan, kebersamaa n, mencoba menggapai masa lalu yang teramat indah untuk u ntuk diluki dil ukiskan, skan, kenangan manis masa-ma masa-masa sa di SMA. Kerja keras panitia membuahkan membuahkan hasil, meski halangan dan rintangan selalu menghadang, menghada ng, teta tetapi pi berkat niat baik dan semangat semangat kerja kerj a tanpa pamrih, pamrih, akhirnya bisa kita nikmati hasil jerih payah mereka. Dan hal ini patut disyukurii dan diray disyukur dir ayakan. akan. Dengan semangat semangat Ibu Pendiri FMM Marie Mari e de la Passio Passion n “Ad “Ad Veritatem Veri tatem per per Charitatem” Chari tatem”mencari kebenaran melalui cint cinta a kasih, say saya a ucapkan SELAMAT SELAMAT BER EREUNI, EUNI, Tuhan Tu han memberkati kita k ita semua. Sr. E.M. Cecilia Hartati, FMM, SPd. Direktur Sekolah Regina Pacis Bogor REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005 I
11
kata sambutan
DARI K EPALA EPALA SEKOLAH SMA RP
Para Alumni Yth, Puji Syukur kepada Tuhan bahwa kita telah dilindungi dan dibimbing walaupun sudah sekian lama berpisah sekarang dapat bertemu kembali dalam Pesta Emas SMA Regina Pacis Pa cis Bogor ini. in i. Bahkan ada ada di antara kita yang yang sudah sekitar seki tar 50tahun berpisah dan kini k ini dapat bertemu kembali. Adalah kegembiraan yang sangat besar bagi kami, warga SMU Regina Pacis Bogor, sehingga dapat menikmati suasana Pesta Pesta Emas Emas SMA Regina Pacis bersama b ersama dengan para alumni. SMA Regina Pacis yang didirikan oleh Yayasan Bhakti Utama pada bulan Agustus 1955 diasuh oleh sustersuster FMM yang diketuai oleh Suster Goede Herder FMM, dengan suster Bernice sebagai ketua hariannya sudah 50 tahun ambil bagian b agian dalam mengembangkan mengembangkan dunia pendidik pendid ikan, an, khususnya khusu snya di kota kota Bogor Bogor.. Banyak Banyak prestasi telah mampu mampu diraih, dir aih, baik yang bersifat bersif at akademik akademik maupun kegiatan-kegiatan ekstr ekstrakurik akurikuler. uler. Semoga semua semua prestasi yang yang diraih di raih SMA Regina Pacis Pacis Bogor dari d ari dulu dul u hingga hi ngga kini ki ni dapat d apat lestari lestari sampa sampaii nanti dan menumbuhkan kerinduan kerind uan untuk melakukan reuni dalam suasana ya yang ng indah ind ah seperti seperti ini. i ni. Kepada para alumni, selama bertemu dalam suasana kangen. Semoga suasana kegembiraan selalu menyertai Anda.
Drs.C.Dwi Sunu Subroto Kepala Sekolah SMA Regina Pacis Bogor
12 I REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005
kata sambutan Bermula dari suatu
D A RI K ETUA ETUA PANITIA PENGARAH acara reuni tanggal 30 Juni 2002 ... kami terenyak
mendengar kabar dari salah seorang pengisi p engisi aca acara, ra, yang rupanya ju juga ga alumni SMA Regina Pacis, Pacis, bahwa b ahwa SMA tempat kita pernah menimba ilmu mendekati usia 50 tahun. Segeralah timbul gagasan bahwa kesempatan langka ini perlu diperingati, khususnya oleh para eks siswa. Pertemuan pertama segera digelar dig elar dengan mengundang berapa waki wakill angkatan. Untuk menjajaki menj ajaki tanggapan dari semua eks siswa, rencana awal awal telah disebarluaskan melalui Internet dan hasilnya hasil nya sangat sangat menggembirakan... menggembirakan.. . PertemuanPertemuanpertemuan pertemua n berikutnya beri kutnya melibatkan lebih banya banyak k lagi l agi wakil angkatan, sampai sampai pada p ada akhir akhirnya nya kami kami atas nama eks siswa SMA Regina Pacis Bogor bersepakat untuk merayakan ulang tahun emas yang akan jatuh jat uh pa pada da bula bulan n Agus Agustus tus 2005 2005.. Atas restu dari Suste Susterr EM Cecilia Hartati, FMM, S.P S.Pd., d., sarana sekolah dapat digunakan digu nakan untuk persiapan persi apan dan perhelatan perhelatan akbar ini. i ni. Selanjutnya elanjutnya,, sera s erangkaian ngkaian pertemuan yang yang lebih l ebih intensif i ntensif dil dilaksana aksanakan kan dan acara dan kepanitiaan mulai tersusun. Rua Ruang ng Sekretariat Sekretariat Panitia mulai sibuk, si buk, mili milis s bertambah semara semarak k menjelang hari H. Dalam rapat-rapa rapat-rapatt tampak sekali bahwa semua anggota panitia, wakil angkatan, dan alumni pada p ada umumnya,, ingi umumnya ingin n berbuat sesuatu untuk almam almamate aternya. rnya. Kesalahpahaman Kesalahpahaman dan pertengkaran mewarnai mewarnai diskusi-dis disk usi-diskusi kusi kami. Inilah Ini lah dinamika, dan semua dapat dapat menghadapinya menghadapinya dengan dengan baik. Puji syukur, rencana peray perayaa aan n ulang ul ang tahun emas emas 50 tahun SMA Regina Regina Pacis dan reuni akbar ini dapat kita wujudkan wujud kan bersama pada tanggal tanggal 30 dan 31 Juli J uli 2005. Keberhasilan K eberhasilan untuk mewujudkan mewujudk an peraya perayaan an emas ini jelas merupakan kerja bersama di antara anggota Panitia Pelaksana yang dipimpin Sdr. Anang Gunawan Gunaw an dan dari pihak sekolah sekol ah yang yang dipimpin dipi mpin oleh ol eh Ibu MR Astuty. Untuk itu, i tu, saya ata atas s seluruh anggota Paniti Pa nitia a Pengarah Pengarah dan atas nama pribadi menguca mengucapkan pkan terima kasih k asih dan penghargaa penghargaan n setinggi-ting seting gi-tingginya. ginya. Tidak lain ha harapa rapan n kami kami ag agar ar pera peray yaa aan n dapa dapatt berlan berlangsung gsung me meriah riah da dan n tert tertib, ib, dan dan buku buku kena kenanga ngan n ini menjadi rekaman rekaman yang yang dapat kita gunakan sebagai sebagai kilas ki las balik dan evaluasi evaluasi diri dir i di mana posi posisi si kita ki ta sekarang sekarang ... Terima ka Terima kasih sih SMA Reg egina ina Pa Pacis cis.. Semoga Se moga Tuhan Tuh an selalu membekatimu dan semua eks siswamu.
Suminar Setiati Achmadi Alumnus 1966 Ketua Panitia Pengarah
REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005 I
13
kata sambutan
DARI K ETUA ETUA PANITIA HUT EMA S RP
Rekan-rekan Alumni Yang Terhorm Terhormat at,, 50 tahun sudah SMA Regina Pacis Pacis Bogor ogor,, usia u sia yang biasa diray dir ayakan akan dengan istilah isti lah “Peringatan “Peringatan Tahun Emas” Em as”atau “Golden Anni A nnive versary” rsary”.. Semenjak Semenjak didir di dirik ikan, an, sepanjang 50 tahun t ahun berjalan, berj alan, sekolah sekol ah kita ini in i sudah sud ah menjadi batu lompatan lo mpatan bagi bagi lebih l ebih dari rib ribuan uan orang melangkah menggapai cita dan menj menjadi adi masa ya yang ng demikian indah, penuh kesan dan memori yang tak mungkin dilupakan. Pengalaman bersosialisasi, berkarya dan belajar yang turut membentuk karakter seseorang dalam proses menjadi manusia Indonesia seutuhnya. Pohon anggur yang baik baik dinil di nilai ai dari buah-buah yang yang dihasilkannya dihasilk annya.. Eksistensi sekolah untuk menjaga bahkan meningkatkan kualitas kual itas dan mengop mengoptimalkan timalkan kompetensi ko mpetensi sumber daya manusia menjadi beban moral bukan bu kan hanya bagi bagi ya yang ng mengelolany mengelol anya a tetapi tetapi juga seluruh selu ruh alumni untuk u ntuk alma maternya maternya.. Sesuai Sesuai dengan perkembangan perkembangan informasi, info rmasi, komunikasi komuni kasi dan teknologi teknolog i saat ini ini,, sekolah yang yang baik berkewajiban untuk terus-me terus-menerus nerus mengikuti perkemba perkembangan ngan jaman. Era dimana globalisasi tidak tid ak dapat ditawar ditawar lagi, l agi, komunikasi komuni kasi global glo bal (yang (yang harus dijalankan) dan kesenjangan kesenjangan digital digi tal (yang (yang harus diperangi) menjadi menjadi topik to pik wajib wa jib untuk dibicaraka d ibicarakan. n. Setiap sekolah termasuk SMA Regina Pacis Bogor tentulah berangan menjadi yang terbaik. Dengan dukungan dukung an dan bantuan alumni, semua angkatan angkatan kelulusan, kelulu san, dan dengan satu tujuan, tuj uan, perayaan perayaan HUT Emas Emas SMA Regina Pacis Bogor ini dirayakan dengan mengutamakan arti penting suatu keselarasan antara sekolah dan alumni. Titik tolak kerjasama yang berkesinambungan membangun masa yang akan datang. Walau keterbatasan waktu, tenaga t enaga dan sumber daya manusi manusia a mewarnai mewarnai dinamika di namika persiapan pers iapan perayaan, perayaan, tidak ada hambatan yang berarti karena kerja dilakukan bersama sebagai suatu komunitas yang saling mendukung dan d an bersatu, dengan rasa kekeluargaan. Riak-riak kecil perselisihan perseli sihan dan debat pendapat wajar terjadi mengingat mengi ngat rentangan yang yang demikian demiki an panjang yaitu yaitu total to tal 46 angkatan kelulusan kelulu san (angkatan (angkatan pertama tahun 1958 dikurangi di kurangi 2 kali 6 bulan bul an perpanjangan masa masa sekol sekolah). ah). Buku kenangan HUT emas yang ditampilkan dalam format majalah, bukan diperuntukkan sekedar mengenang menge nang masa lalu lalu dan intip-intip inti p-intip Re Regina gina Pacis masa kini, teta tetapi pi juga sentuhan kecil aga agarr kerjasa k erjasama ma yang ya ng ada bisa ditindaklanju ditin daklanjuti ti menjadi sebuah karya bersama bersama dedikasi alumni alu mni untuk sekolah dan adikadiknya. Terima Terim a ka kasih sih ke kepa pada da piha pihak k se sekola kolah, h, re reka kan n alum lumni, ni, pa para ra spo sponso nsor, r, don dona atur da dan n me mere reka ka se semu mua a yang sud suda ah terlibat terlib at dalam mempersiapkan mempersiapkan peringatan p eringatan ulang tahun emas SMA SMA Re Regina gina Pacis Bogor, peray perayaa aan n yang meriah tapi sederhana, sederhana, bermakna tapi tidak mudah dilupakan. di lupakan. Tak T ak ketinggalan terima kasih kepada tim buku yang sudah bersusah payah mengumpulkan data, editing dan mencetak buku kenangan ini. Dengan mengucap syukur pada Tuhan YME, Y ME, panitia paniti a mengucapkan “Se “Selamat lamat merayakan merayakan ulang tahun t ahun Emas Emas Ver itatem Per Caritatem (latin), To Truth t hr ough Char Char ity bis SMA Regina Regina Pacis Pacis Bogo ogor. r.” ”Se Semoga moga Ad Ver bisa a benarbenarbenar diresapi dir esapi dan menjadi semboyan bagi pelayanan pelayanan kita kit a semua. semua. Semoga Tuhan selalu beserta kita.
Anang Gunawan Alumnus 1984 Ketua Panitia HUT Emas SMA Regina Pacis Bogor
14 I REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005
konsep reuni
WACANA
Apakah kita perlu wadah alumni? Bay ayangkan angkan bagaimana sulitn sul itnya ya:: Menentukan Mene ntukan jurusan? j urusan? Mencari pekerjaan? Mencari teman sekolah anda yang sudah lama l ama tak jumpa? j umpa? Ingin berkarya sosial dengan cara: Berbagi ilmu i lmu dan d an pengalaman pengalaman dengan adik-adik adik -adik kelas? k elas? Memberikan saran dan rekomendasi r ekomendasi pada alma mater? mater? Menggalang dana bagi murid muri d berprestasi? Memperbaiki kesejahteraa kesejahteraan n para mantan guru? Salah satu tujuan Salah tuju an dari perayaan perayaan disebutkan disebutk an adalah adalah selain menjadi ajang aj ang jumpa seluruh seluru h alumni bagi b agi mereka yang ya ng pernah bersekol bers ekolah ah di SMA pada khususnya khususn ya dan sekolah sekol ah Regina Regina Pacis pada umumnya, umumnya, adalah juga jug a sebagaii langkah sebaga l angkah awal awal untuk untuk menggali sumber daya ya yang ng ada pada alumni untuk un tuk berkarya b erkarya dan memberikan sumbangsih pada sekolah. Lalu bagaimana cara memberikan sumbangsih itu dalam bentuk kesinambungan dan bisa terus menerus mengikuti mengik uti perkembangan perkembangan jaman? Karena besarnya besarnya organisasi yang akan dibentuk dan melibatkan banyak banyak orang, orang, tentunya harus harus dipi dipikir kirkan kan dari sekarang strategi yang tepat. tepat. Kami mengajak semua pihak, entah kapan, untuk un tuk mela melanjutk njutkan an karya alumni alumni sete setelah lah perayaan perayaan ini untuk mem membuat buat sebuah ikatan ik atan keluarga besar Regin Regina a Pacis. Pacis. Ikatan keluarga besar ini bisa menjadi sebuah komunitas komuni tas yang yang bersatu b ersatu dan memberik memberikan an karya nyata nyata bagi bagi perkembangan sekolah. Mau tidak ti dak mau, suka suk a tidak suka, suk a, nama Regina Regina Pacis Pacis sudah su dah melekat dan menjadi bagi kita semua. Diluar apapun kenyataan tentang keadaan dunia pendidikan bagi c om om m o n d en en o m i n a t o r saatt ini, saa in i, ada keinginan di hati setiap alumni untuk teta tetap p berusaha menjadikan Regina Pacis Pacis sebagai salah satu sekolah terbaik di Bogor bahkan di Indonesia. Indo nesia. Perayaan ini adalah sebuah titik tolak bagi alumni untuk berkarya di bidang sosial sesuai dengan kemampuan kema mpuan masing-masing. masing-masing. Ti Tidak dak ada hidden agenda , ego maupun keinginan keinginan individu individu untuk memanfaatkan memanfaatkan sarana ini dengan tidak bena b enar. r. Apabila A pabila anda peduli dan tergugah, bersama-sama bersama-sama dengan para pengurusnya marilah kita ki ta menyatukan menyatukan visi visi dan d an dan misi misi untuk memajukan sekolah sekol ah kita tercinta. Diskusi mengenai hal ini bisa dilanjutkan di website www.reginapacis.net
BUKU K ENANGAN ENANGAN 50 TAHUN REGINA PACIS I
15
16 I REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005
BUKU K ENANGAN ENANGAN 50 TAHUN REGINA PACIS I
17
sekilas pandang
MENGENAL SEMANGAT BIARAWATI
FRANSISCAN MISSIONARIES
OF
MARRY
FMM atau Franciscan Missionaries of Mary (FMM) telah berdiri sejak 1877. Pendirinya, Maria dari Passion adalah seorang perempuan yang penuh semangat dan periang, perintis upaya sosial dan pendukung kemajuan perempuan, yang membuka cara baru untuk mengabdi gereja.
L
ahir pada tahun 1839 di Perancis dari pasangan Kristen Krist en yang yang saleh, dengan nama Hélène de Chappotin, Maria dari Passion adalah anak bungsu dari 5 bersaudara. Ketika berusia berusi a 21 tahun, Hélène bergabung dengan para biarawati biarawati Ordo Klaris; ordo ya yang ng mengidealkan semangat kesederhanaan dan kemiskinan Santo Franciscus dari Asisi. Idealisme yang sangat
18 I REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005
menawan hati Hélène. Sayang sekali, kondisi tubuhnya tubu hnya yang yang lemah membuatnya sulit bertahan b ertahan hidup hid up secara asketis [bertahan dalam kesederhanaan,kejuj an,ke jujuran uran dan rela berkorban] ordo Klaris. Pada tahun 1864, dengan dukungan pembimbin pembimbing g rohaninya,, Hélène memutusk nya memutuskan an untuk bergabung b ergabung dengan Serikat Maria Mari a Reparatrix Reparatrix ya yang ng baru b aru berkembang. Di sini dia mulai dikena dik enall sebagai sebagai Maria dari Passion.
sekilas pandang Pada tahun 1865, ketika masih menjadi seorang novis, Maria dari Passion menjalankan tugas misionaris di negeri India. Tak lama kemudian, ia pun diperca di percaya ya me menjadi njadi provincial superior bagi tiga biara Reparatrix. Dengan bimbingannya, karya penyebaran penye baran injil inj il sema semakin kin berkembang. Maria dari Passion pun dapat menciptakan kedamaian di antara komuni komunitas tas Reparatrix Reparatrix.. Pada tahun 1876, Maria dari Passion dan Pada d an sekitar 20 orang biarawati lainnya memutuskan untuk memisahkan mem isahkan diri dari Serik Serikat at Maria Maria Reparatrix. Reparatrix. Hal ini dipi dipicu cu berbagai ketegangan ketegangan yang yang sulit sul it tera teratasi, tasi, ditambah kondisi saat itu dimana komunikasi dengan para para superior di Eropa sulit untuk un tuk dilakukan. dil akukan. Pada tahun 1876, Maria dari Passion dan Pada d an sekitar 20 orang biarawati lainnya memutuskan untuk memisahkan mem isahkan diri dari Serik Serikat at Maria Maria Reparatrix. Reparatrix. Hal ini dipi dipicu cu berbagai ketegangan ketegangan yang yang sulit sul it tera teratasi, tasi, ditambah kondisi saat itu dimana komunikasi dengan para para superior di Eropa sulit untuk un tuk dilakukan. dil akukan.
MENGENAL SEMANGAT BIARAWATI
FRANSISCAN M ISSIONARIES
OF
M ARRY
“Jadilah teman dari mereka yang disingkirkan, berdiri tegak membela keadilan sosial, dan bersolidaritas dengan mereka yang membela kebenaran” “Layaknya api, cinta kasih mudah menye me nyebar. bar. Ji Jika ka kita sendiri memili memiliki ki cinta kasih, kita pun dapat membuat orang lain memiliki cinta kasih”
Itulah sebagian dari wejangan yang sering disampaikan oleh Maria Mari a dari Passion kepada para biarawati FMM. Apakah kita, sebagai sebagai lulusan dan alumni SMA Re Regina gina Pacis, jug juga a dapat menghaya menghayati ti nilai-nil nil ai-nilai ai yang yang sama? Se Semoga!! moga!!
Saat ini ada lebih dari 7000 orang biarawati berasal dari 73 kebangsaan, hidup dan d an bekerj bekerja a di 76 negara du nia. Di mana saja para para biarawati biarawati ini Pada tahun 1877, 1877 , Maria dari Passion menemui Paus di seluruh dunia. hid up bersama kaum miskin dan d an kaum Pius IX yang kemudian menyetujui berdirinya ditemukan hidup lembaga ya yang ng baru, Missionaries Missio naries of Mary. Mary. Pada yang terpinggirkan, kaum yang paling tahun 1882, dengan anjuran Paus Leo XIII, membutuhkan perhatian, perawatan dan cinta hidup p berpusat berpusat pada Missionaries of Mary bergabung dengan ordo kasih. Mereka berdoa dan hidu pengorbanan Yesus Kristus. Mereka Franciscan, sehingga kemudian dikenal sebagai Ekaristi, pengorbanan Franciscan Francisca n Missionaries Missi onaries of Mary (FMM). (FMM). Akhi Akhirnya rnya,, menjadi saksi kehidupan, kedamaian dan cinta hid upnya, para biarawa biarawati ti setelah berpuluh-puluh tahun kemudian, Maria dari kasih. Dengan seluruh hidupnya, Passion menemukan kembali semangat Santo FMM mewartakan kabar gembira tentang cinta Tuhan Tuha n yang ta tak k be bersy rsya arat kep kepad ada a se semua mua ora orang. ng. Franciscus ya yang ng meme memesonanya. sonanya. Perjalanan kelompok misionaris Perjalanan misio naris yang yang baru ini pada awalnya awa lnya tidaklah mudah. mudah. Namun demiki demikian an , para para biarawati biarawa ti ini berkelana b erkelana dan hidup di seluruh seluru h penjuru dunia. duni a. Hid Hidup up mereka berciri bercirikan kan kegembiraan, kemiskinan, kesederhanaan, kekeluargaan dan penyerahan penye rahan diri secara total kepada Tuhan. Ketika Maria dari Passion meninggal pada tahun tahun 1904, dia telah memulai berdirinya lebih dari 80 biara di seluruh seluru h dunia. Sa Saat at itu ada sedik sedikitnya itnya 3000 orang biarawa bi arawati. ti. Wanita muda dari berbagai berb agai negara telah bergabung ke dalam FMM yang berkembang dengan pesat. pesat. Sejak berdirinya, berdir inya, para biarawati FMM berasal dari berbagai latar belakang budaya dan suku bangsa menjalankan tugas misionaris bersama-sama. bersama-sa ma. Universalit Universalitas as menjadi ciri khas khas FMM. FMM.
Dikutip dari artikel yang ditulis Sr.Bernice Moreau FMM (almarhum) dalam Bulletin No. 3/Maret 2004, Alumni SMA Regina Pacis Bogor 1971, dengan pengembangan berdasarkan sejarah Maria dari Passion yang diperoleh dari internet.
REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005 I
19
sekilas pandang
S
MA Regina Pacis (SMA RP) Bogor didirikan pada bulan Agustus 1955, oleh Yay Y ayasa asan n Bakti Utama yang diasuh oleh suster-suster Franciscan Missionary of Mary (FMM),, di (FMM) d i bawa bawah h kepemimpinan Suster Goede Herder, FMM. Kepala sekolah sekolah pertama SMA RP Bogor adalah Paterr R.M. Tjipto Pate Tji pto Koesomo, Pr.. Pelaksana harian sekolah adalah Sr. Berni Bernice, ce, FMM.
“p a d a t a h u n p er er t a m a SMA RP Bogor ha ny a t e r d i r i sa s a t u k e l a s, s, semuanya perempuan” Pada tahun pertama, SMA RP Bogor hanya terdiri satu kelas dan satu jurusan, yaitu jurusan jurusa n C (E (Ekonom konomi). i). Semua siswanya adalah perempuan. Pada tahun ajaran ajaran 1956/ 1957, jurusan jurusa n B (I (Ilmu lmu Pa Pasti) dibuka dengan siswa laki-laki dan perempuan. Hing Hingga ga tahun ajaran ajara n 1957/ 1958, dengan hanya dua jurusan tersebut, SMA RP Bogor masih belum memiliki guru tetap ataupun staf tata usaha. Semuanya Semuanya ditangani oleh Sr. Bernice seorang. Pada tahun ajaran 1958/ 1958 barulah SMA RP Bogor menghadirkan tenaga tetap tetap pertama,, yakni Bapak A.Y. pertama A.Y . Radji Ra djino. no. Pak Radjino Radjino ini i ni kemudian diangkat sebagai kepala sekolah untuk menggantikan Paterr Koesomo, Pate Ko esomo, Pr., ya yang ng sangat sibuk sebagai sekretaris keuskupan keuskup an Bogor Bogor.. Pada
20 I REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005
SMA KITA DARI DULU SAMPAI
tahun yang sama, dibukalah jurusan jurusa n A (B (Baha hasa sa), ), untuk melengkapi mele ngkapi jurusan j urusan B dan C. Jumlah Jumla h kelas kelas sa saat at ini adala adalah h 7. Akhir tahun ajaran ajaran 1957/ 1958, SMA Regina Regina Pacis mencetak mence tak lulus l ulusannya annya yang yang pertama. Semua perempuan. Tahun Tah un 1958/ 1958/ 1958, lah lahirlah irlah lulusan kedua yang berasal dari jurusan j urusan B dan dan C. Lulusan pertama jurusan B adalah antara lain dr. Tigin N, drg. Suhandi, Dr. Tony Ungerer, dan lain-lain. Pada Pa da tahun tahun 1958/ 1959, tenaga tetap bertambah satu orang, dengan bergabungnya Ibu Utari (Alm). Tahun 1960/ 1961, bertambah lagi seorang tenaga tetap yaitu Bapak Y. B. Murwanto. Waktu itu i tu SMA RP Bogor sudah terdiri dari 12 kelas, yaitu 5 kelas jurusan C, 5 kelas jurusan B, dan 2 kelas jurusan jurusa n A. Da Dapa patt diba dibay yangka ngkan n betapa sulitnya sulitn ya mengelol mengelola a SMA RP Bogor waktu itu, dengan hanya mengandalkan mengandalkan 3 orang o rang tenaga tetap. Sementara Sementara itu, it u, jumlah jumla h guru suda sudah h menca mencapa paii 33 orang. Tahun Tahu n ajara ajaran n 1961/ 1961/ 1962, bergabungl ah Bapak bergabunglah Bapak Supartono Supa rtono sebaga sebagaii tenaga tetap, teta p, seme sementara ntara Ibu Utari (Alm) keluar dan pindah ke Yogyaka Yogy akarta rta.. Tahun Tahun 1962/ 1962/ 1963, bertambah 3 tenaga tetap yaitu Bapak Y. Soemantri, Bapak Handoko, Hando ko, dan Bapak Bapak Matondang. Awal tahun 1964, 19 64, Bapak Bapak Matondang yang mengajar Kimia Kimi a mendadak mendadak meninggal. Hal H al ini benar-bena benar-benarr mengejutkan, karena waktu waktu itu i tu pihak pi hak SMA RP Bogor belum mengetahui asal-
SEKARANG
usul dan alamat alamat orang tua Bapak Matondang. Akhirn Akh irnya ya,, sehingga sehin gga jenasah Bapak Bapak Matondang pun dimakamkan di Cipaku tanpa sepengetahuan orang-tuanya orang-tu anya.. Sejak awal berdiri Sejak berdi rinya, nya, SMA SMA RP banyak dibantu oleh tenaga pengajar yang berasal dari kalangan mahasiswa Institut Pertanian Perta nian Bogor ogor,, seperti Bapak drh. Djanuar, Bapak Ir. Hasjrul Harahap, Haraha p, Bapak Dr. F. G. Winarno dan lain-lain. Selain itu, SMA RP dibantu pula oleh guru-guru SMA Negeri 1 dan 2 Bogor, seperti Ibu Hendrati, Ibu Sa Sarwono, rwono, Bapak Drs. Pang Koesmiyoto, Bapak Bapak Drs. Dr s. Ngatidjo, Bapak Drs. Gozali, Bapak Yusuf, Bapak Sjahmar Sikar (Kepala Sekolah Taman Madya)) dan lain-lain. Madya l ain-lain. Berkat bantuan mereka SMA RP dapat berjalan dengan baik. Tahun 196 Tahun 1964, 4, SMA di Indo Indo-nesia diubah menjadi SMA Gaya Gay a Baru. Baru. Mengikuti Mengi kuti perubahan tersebut, SMA RP pun kemudian kemudia n terdiri dari 3 jurusan: jurusa n: Buda Buday ya, Sosia osial, l, dan dan Pasti Alam (Paspal). Jumlah kelas saatt itu ada saa adalah lah 13. Akhir A khir tahun 1965, jurusan j urusan Budaya Budaya menghilang. Pada tahun yang sama,, Bapak sama Bapak A.Y. A. Y. Radjino Radji no mengikuti studi ke negeri Belanda, sehingga menyerahkan kepemimpinan sekolah kepada Bapak Y.B. Murwanto. Pada tahun 1965 pula terjadi gelombang demonstrasi menentang mene ntang PKI, ya yang ng mengganggu kelancaran pendidikan. Saat itu, sekolah diperpanjang diperpanj ang menjadi menjadi 18 bulan. bul an. Antara tahun tahun 1965 hingga 1970 keadaan guru SMA
sekilas pandang mengalami pasang surut mengalami suru t terus dan tidak pernah mencapai keseimbangan antara jumlah guru tetap dengan jumlah kelas dan jumlah murid. Jumlah Jumla h tena tenaga ga te teta tap p belum belum pernah mencapai mencapai 8 orang. Tetap Tet apii berkat berkat kete ketekuna kunan n dan dan kerja sama yang baik, tingkat kelulusan ujian negara siswa SMA RP selalu selal u mencapai 100% 1 00%. Hasilnya, sejak tahun 1971 SMA RP berhak mengadakan ujian uji an sekolah sendiri sendiri.. Ini merupakan kebanggaa k ebanggaan n tersendiri, karena SMA RP merupakan SMA swasta pertama di Jawa Barat yang diberi hak menyelenggarakan ujian sekolah, seperti halnya SMA Negeri. Sejak tahun 1971 SMA Regina Pacis mendapat tambahan tenaga-tenaga tetap yang ya ng berde berdedikasi dikasi tinggi, seperti Bapak A. Y. Sukarno, Bapak Imam Supeno, Supeno, dan lainlain lain. Tingkat T ingkat keseimbangan keseimbangan antara jumlah guru tetap dan jumlah jumla h kelas kelas da dan n murid murid semakin nyata. Tahun 1972, kepimpinan sekolah diserahkan kepada k epada Sr. Sr. Fransisca, FMM. Pa Pada da tahun tersebut, SMA RP semakin lengkap dengan berdirinya laboratorium labora torium fisika, fi sika, kimia ki mia,, biologi,, dan keteram biologi keterampilan pilan mengetik. Tahun 1974, Tahun 1974, kepimpina kepimpinan n sekolah diserahkan kepada Bapak Suherl Suherlan. an. Jumlah Juml ah kelas saat itu adalah 14 kelas, dengan deng an 3 jurusan ju rusan yaitu yaitu jurusan j urusan Sosial, Sosial, Pasti, Pa sti, dan Alam. Di bawa bawah h kepimpinannya, Bapak Suherlan berhasil menga mengangkat ngkat kemba k embali li SMA Regina Pacis Pacis untuk u ntuk
SMA KITA DARI DULU SAMPAI
menyelenggarakan menyelenggaraka n uji ujian an sekolah lagi. Tahun Tah un 1977, 1977, Bap Bapak ak Suherlan mengundurkan diri sebagai kepala sekolah dan kepimpinan sekolah diserahkan kepada Bapak A. Y. Sukarno. Mulai Mul ai saat saat ini, in i, keseimbangan guru tetap dengan jumlah kelas telah tercapai. Kantor Tata Usaha dan pegawainya pun telah ada. Kemajuan SMA RP semakin terpacu, dan pada akreditasi 1984, SMA RP memperoleh memperoleh predikat “Disamakan”. SMA RP merupakan satu-satunya SMA swasta di Bogor yang memperoleh predikat tersebut. Sejak tahun 1971, SMA RP telah menempati menempati gedung g edung sendiri,, yaitu bekas gedung SD. sendiri SD. Para siswa pun masuk pagi. p agi. Teta Te tapi, pi, da dari ri ta tahun hun ke ta tahun hun jumlah jumla h pe pemina minatt SMA RP semakin sema kin meningkat, mening kat, sehingga gedung ini pun akhirnya tidak lagi mema memadai. dai. Renovasi gedung SMA RP dimulai pada bulan bul an Agustus 1988 19 88 selama 1 tahun. Akhirnya, Akhi rnya, pada tanggal 8
SEKARANG
Agustus 1989, 1 989, pemakaian pemakaian gedung baru SMA RP diresmikan. Sejak SMA RP berdiri, Sejak berdir i, telah banyak lulusannya yang telah berhasil berha sil me menjadi njadi tokoh tok oh dan pimpinan pimpi nan masyaraka masyarakat. t. Dr. Dr . Emir Alkisah Alk isah Siregar (dosen IPB I PB), ), Marzuki Darusman, SH (anggota (a nggota MPR/ DPR DPR), ), Letkol AU Imam Santoso, Santoso, Letkol CPM Dody, Jend POL (Purn) Rusdihardjo dan banyak lagi. Pada hari ulang tahunnya yang ke 50 ini, didukung dengan berbagai fasilitas yang memadai, semoga SMA Regina Pacis Bogor terus berjaya dengan menghasilkan lulusan yang ya ng baik b aik dan d an mampu mampu menjadi teladan bagi masyarakat Indonesia pada umumnya
1
Dikutip dari ‘APA dan SIAPA …. Sekolah Kita “REGINA PACIS”, Bulletin Alumni SMA Regina Pacis Bogor 1971 No. 4, Juni 2004, berdasarkan tulisan Bapak Y. Sumantri untuk peresmian Renovasi SMA RP pada tahun 1989.
SMA 3pp1 REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005 I
21
Foto Dokumentasi Regina Pacis Bogor
sekilas pandang
B
erdirinya gedung sekolah Regina Pacis sebenarnya dirintis oleh para suster Ursulin, Ursuli n, tepatnya tepatnya pada tanggal 10 Juni 1909. 1909 . Pembangunan Pem bangunan gedung ya yang ng terdiri dari 2 lantai itu selesai selesai pada tahun 1925. Pada tahun tahun 1940-an, sekolah seko lah Regina Pacis Pacis terdiri dari d ari sekolah Taman Taman Kanak-kanak (TK), HIS (Holland Indonesische Indon esische Schol) yang yang setingkat set ingkat SD, poliklinik polik linik,, asra asrama ma puteri, dan tempat tempat penitipan anak-anak yatim piatu. Pada tahun 1942, gedung Re Regina gina Pacis Pa cis diam di ambil bil-alih -alih oleh tentara pendudukan Jepang dan dijadikan dij adikan markas Kempetai. Kempetai. Banyak suster Ursulin yang saat itu menderita siksaan si ksaan Kempetai. Kempetai. Pada bulan Agustus 1955, Pada 19 55, para suster FMM dengan dukungan Uskup Nicholas, OFM, Uskup Bogo ogorr yang pertama pert ama,, mengambil mengam bil-alih -alih pengelolaan sekolah Re Regina gina Pa Pacis. cis. Se Selain lain fungsi-fungsi sekolah (panti (panti asuhan, TK, SD, asrama puteri dan guru) gur u) yang yang sebelumnya sebelu mnya sudah ada, para suster FMM juga me mendirika ndirikan n Sekola kolah h
DIMANA K ITA ITA
Kepandaian Puteri (SKP), SMP dan SMA. Pada tahun yang sama, gedung SMP Regina Regina Pacis dibangun di bangun oleh Bapak F. Sil Silaban, aban, sang arsitektur ya yang ng membangun masji ma sjid d Istiqlal Istiql al di Jakarta. Gedung Ge dung tersebut terdiri dari 3 lantai. Dalamperkembangannya p erkembangannya,, Regin Re gina a Pacis Pacis tidak ti dak lagi menyelenggarakan panti asuhan asuha n dan poliklini poli klinik k yang ternyata ternya ta kurang diminati masyarakat. Sejak tahun tersebut hingga hingg a tahun 1970, kegiata kegi atan n belajar mengajar SMA Regina Pacis berlangsung pada siang hari, dengan menggu menggunakan nakan gedung SMP dan sebagian gedung SD. Sejak tahun 1971 hingga hi ngga 1988, kegiatan belajar mengajar berlangsung pada pagi hari, dengan menggu menggunakan nakan gedung bekas SD. SD. Fasilitas Fasili tas sekolah bertambah bertamba h meskipun meskip un sebagian masih bersifat darurat dan tidak memenuhi meme nuhi syarat.
OLD I NEW BUILDINGS: SEMUA PERNAH BERADA
tuntutan kemajuan dunia pendidikan, Yayasan memutuskan mem utuskan untuk untu k membangun gedung sekolah yang ya ng baru. b aru. Berbagai Berbagai fasili fasilitas tas sekolah yang yang lebih lebi h baik akan dibangun. dib angun. Untuk mengatasi mengatasi keterbatasan lahan yang ada, diputuskan untuk merobohkan gedung lama l ama,, dan membangun gedung baru di lokasi l okasi yang sama.. Pada tanggal 15 Juni sama 1988 (ketika libur besa besar) r) bangunan gedung lama mulai mulai dirobohkan. Pada tanggal 8 Agustus Agu stus 1988 pembangunan gedung baru dimulai dengan ditandai peletakan batu pertama pert ama oleh Bapak Ir. Atyanto Mochtar selaku ketua panitia pembangunan gedung SMA Regina PAcis Bogor. Selama pembangunan pemba ngunan gedung, kegiatan belajar mengajar diselenggarakan siang hari dengan menempati menempati gedung SMP Regi Regina na Pacis dan d an SD Regina Pacis. 1
Melihat kenya k enyataan/ taan/keadaa keadaan n tersebut, dan menimbang
Diambil dari berbagai sumber, termasuk dari hasil wawancara Tim Penulis dengan Bapak Y. Sumantri. REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005 I
23
in memoriam
SR. BERNICE, FMM (1925 - 2004) Kiprahnya di SMA Regina Pacis Bogor dimulai ketika ia ditugaskan untuk melakukan misi ke Indonesia pada tahun 1952. Awalnya dia mengajar mata pelajaran Biologi dan bahasa Inggris, dan kemudian diangkat menjadi Kepala Sekolah SMA RP, sekaligus sebagai penyuluh etika. Pada masa yang sama, Sr. Bernice membentuk gerakan pramuka di SMA RP. Apa pun jabatannya, Sr. Bernice rupanya berhasil membagikan kecintaannya akan hidupnya kepada para gadis yang menjadi anggota pramuka, maupun kepada seluruh siswanya. Sr. Bernice dikenal sebagai seorang yang penggembira, hangat, dan bersahabat, namun disiplin, serta pencinta hewan. Sr. Bernice selalu diikuti oleh anjing peliharaannya. Sr. Bernice pun sangat berbakat dalam bahasa. Ia menguasai setidaknya 4 bahasa, yaitu Inggris, Perancis, Spanyol dan Indonesia. Setelah meninggalkan SMA RP Bogor pada tahun 1971, Sr. Bernice sempat bertugas belajar di Brussel. Namun setelahnya, Sr. Bernice tetap menjalankan misi di Indonesia. Banyak sekali
K
etika membaca buku kenangan HUT Emas SMA RP ini, kita akan melihat seringkalinya nama Sr. Bernice ini disebut. Baik oleh para alumni, maupun oleh para guru serta mantan guru SMA RP Bogor. Rupanya dalam menjalankan misinya di sekolah Regina Pacis Bogor, Sr. Bernice telah memberi kesan yang begitu mendalam pada mereka yang mengenalnya. Siapakah Sr. Bernice itu sebenarnya? Sr. Bernice lahir di Pawtucket, Rhode Island, Amerika Serikat pada tanggal 4 Mei 1925. Putri pasangan Charles dan Vitaline Moreau ini terlahir dengan nama Rita Marie Moreau. Sebagai puteri pasangan Katolik yang taat, Rita Marie dibaptis pada usia 2 hari di gereja St. Cecilia. Di kota yang sama inilah, Sr. Bernice mengabdikan tahun-tahun terakhir hidupnya. Beliau pun mendapatkan sakramen perminyakan, sebelum meninggal, dari seorang pastor yang tengah bertugas di gereja St. Cecilia – gereja tempat Sr. Bernice dibaptis. Kiprahnya di SMA Regina Pacis Bogor dimulai ketika ia ditugaskan untuk melakukan misi ke Indonesia pada tahun 1952. Awalnya dia mengajar mata pelajaran Biologi dan bahasa Inggris, dan kemudian diangkat menjadi Kepala Sekolah SMA RP, sekaligus sebagai penyuluh etika.
24 I REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005
kegiatan pelayanan yang dilakukannya, antara lain menjadi administrator Rumah Retret Shalom di Sindanglaya, dan dosen Agama dan Etika di Universitas Indonesia (fakultas pendidikan guru matematika dan fisika), serta di Universitas Trisakti (fakultas teknik sipil, kedokteran gigi, dan kedokteran umum). Karyanya di Indonesia berakhir pada tahun 1981, dimana kemudian dia menjalankan misinya di tanah kelahirannya. Sr. Bernice selalu menyambut tugasnya dengan hati gembira. Salah satu tugas pertamanya adalah menjadi guru bagi para penduduk asli Amerika Serikat, di sekolah St. Michael. Semangat FMM rupanya tidak pernah padam di hatinya. Sr. Bernice terus berkarya di berbagai komunitas, sebelum
in memoriam Berikut kenangan Sr. Nancy Cabral, FMM tentang Sr. Bernice: Bernice: “I first met Sister Berenice Moreau when I stayed in our St. Anthony convent in Fall River, Masschusetts. She was at the time the coordinator (superior) of the community. When I was preparing for my final vows ceremony in St. Anthony of Padua Church in the city, she greeted with open arms and anything I wanted she was willing to do or have done. Unassumingly she did not want any duty in the ceremony and was happy when the other sisters in the house were asked. The ceremony went very well with the help of Sister Berenice. The next time our paths crossed was in Pawtucket, Rhode Island. She was chosen to be coordinator of our St. John the Baptist community. She came came from St. Louis, Loui s, MO, MO , with her lovely dog Dasha. Their love for ea each ch other wa was s ev evident ident that whe when n Dasha died Berenice was heartbroken. She loves all animals and creation. Once could find her working in the garden in our courtyard caring for the roses that one of the other sisters had planted. She suffered greatly from her legs and her hands would hurt with arthritis. When it was her turn to cook we knew that we would have a delicious American or Indonesian meal. She would not stop from the time she got up in the morning until she went to bed. She welcomed visitors and showed them great Fanciscan hospitality. Bernice was a person who did not like to hurt others and if she realized someone in the community was discourage or unhappy she would sist and talk with the sister. She loved making jigsaw puzzles, crossword puzzles, playing the keyboard or the accordion. She would usually play her accordion when everyone was at a mass. She played very well but did not want to disturb anyone.” akhirnya kembali ke Pawtucket, Rhode Island, tanah kelahirannya, tempat di mana ia pun menghembuskan napas terakhirnya. Sr. Bernice meninggal pada tanggal 28 April 2004, setelah mengalami stroke. Kepergiannya diikuti kesedihan anggota komunitasnya yang sangat, karena Sr. Bernice selalu menjadi saudara dan teman yang baik. Sr. Bernice dimakamkan pada tanggal 4 Mei 2004, pada hari di mana ia seharusnya merayakan pesta hari ulang tahunnya yang ke 79.
SR. BERNICE, FMM (1925 - 2004) SISTER RITA MARIE "SISTER BERENICE" MOREAU - North Providence SISTER RITA MARIE "SISTER BERENICE" MOREAU, FMM, 78 78, of the St. John the Baptist Community, Pawtucket, coordinator of the Franciscan Missionary of Mary community, died Wednesday in Rhode Island Hospital, Providence. Born in Pawtucket, she was the daughter of the late Charles and Vitaline (Dupuis) Moreau. Sister Moreau entered the Institute of the Franciscan Misionaries of Mary, at Holy Family Novitiate, Fruit Hill, on June 12, 1945, pronounced her first vows Dec. 15, 1947, and her final vows Dec. 15, 1951. She graduated from fro m Emmanuel Emmanuel College, Coll ege, Bosto Boston, n, and studied at Lumen Vitae Pastoral Institute at Louvain School of Theology, Brussels, Belgium, and the University of Mons Faculty of International Interpreters. A linguist, linguist, she was proficient profi cient in English, French, SpanSpanish and Indonesian. She was missioned to Indonesia in 1952, teaching in Regina Pacis High School, Bogor, becoming principal in 1955, and remained there until 1972. She had also been a Girl Scout troop leader. In 1973, she was a professor of religion and ethics, and chaplain to the students at the University of Indonesia Teachers College, and the University of Tri Sakt kti. i. Sister Moreau later became the administrator of Shalom House of Retreats, in Sindanglaya, Java, Indonesia, before returning to this country in 1981. She was missioned to the Navajo Indians in St. Michael's, Ariz., and had also worked in Franciscan Missionaries of Mary Communities in San Francisco, New York, Fall River, Natchez, Miss., and St. Louis. She leaves three nephews, Charles, Paul and Richard Moreau; and a grandnephew. A Mass of Christian Burial will be celebrated Tuesday at 11 in Holy Family Chapel, 399 Fruit Hill Ave. Burial will be in Holy Family Cemetery on May 4th.
1 Dikutip dari Bulletin Alumni SMA Regina Pacis Bogor 1971, No. 4, Juni 2004, dan dikembangkan berdasarkan sumber lainnya. Source: www.projo.com
REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005 I
25
OZA A S JAMS JAMSOE OE’ED ROZ ALUMNUS 1983 1983 (1965 - 2004)
in memoriam
Amerika Serik Serikat. at. Judul Judu l thesis Roza Roz a adalah adalah ‘The use of logistic r egress egression ion for deve developing loping habit at association association m ode odels’. ls’. Menikah pada
D
R. Roza Sjamsoe’oed lahir pada tanggal tangg al 19 Juni 1965, putri bungsu, empat bersaudara, dari keluarga Bapak Bapak Sjamsoe’oed Sjam soe’oed Sadjad, salah satu guru gu ru besar Institut Pertanian Bogor. Roza bersekolah di Regina Re gina Pacis Pacis sejak, s ejak, kalau tidak salah, kelas k elas tiga sekolah dasar. Dua kakak Roza, Rhiza Rhiz a dan Elza, juga j uga bersekolah di SMA RP. RP. Sejak SD SD hingga hingg a SMA, SMA, Roza dikenal di kenal sebagai sebagai siswa si swa yang yang pandai, panda i, me meskipun skipun mungkin dia bukan tipe tip e siswa yang yang sering ditugaskan di tugaskan sekolah untuk ikut kompetisi k ompetisi tertentu. Tetapi, Roza Roz a hanya hanya satu dari sangat sedikit alumni alu mni seangkatannya yang secara secara total menekuni menekun i kariernya kari ernya sebagai sebagai seorang akademisi. Roza memperol memperoleh eh gelar Master, dan kemudian gelar PhD (1994) di universitas di Oregon State University (OSU), Corvalis OR,
26 I REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005
tahun 1992 dengan Mahdi Abrar, Ab rar, yang ditemuinya di Universitas yang yang sama s ama.. Mereka berdua berdua kemudian mengabdikan diri dir i sebagaii dosen sebaga do sen dan peneliti di d i Universitas Syiah Sy iah Kuala, K uala, Banda Banda Aceh, tanah kelahiran suami Roza. Roza dan kedua putrinya, putr inya, Maureen Maureen dan Tazkia, Ta zkia, wa wafa fatt pa pada da ta tangga nggall 26 De Dese semb mber er 2004 setelah berusaha menyelam menyelamatkan atkan diri dir i dari gelombang gelo mbang Tsunami Tsu nami yang yang merambah Banda Aceh. Mukji Muk jiz z at telah menyelama menyelamatkan tkan putra sulungnya sulungn ya,, Luthfi (10) (10),, dari malapetaka malapeta ka tersebut. tersebu t. Se Sementara mentara Mahdi selamat karena saat saat kejadian kej adian sedang bertugas di Medan. Bagi Bagi Mahdi, Mahdi , kejadian kejadi an ini merupakan kehilangan kehil angan yang yang sangat besar, karena selain istri istr i dan kedua anaknya, anaknya, seluruh keluarga besarnya, besarnya, kecuali seorang s eorang adik, turut menjadi korban. Beberapa hari menjelang menjel ang wafatnya, Roza dan suaminya suaminya berkunjung ke Jakarta untuk sama-sama sama -sama menyam menyampaikan paikan hasil peneliti penelitian an di suatu forum ilmiah. il miah. Kemudian Kemudian dia menghabiskan beberapa hari bersama ayah, dan kakak-kakaknya kakak-kakaknya di Bogor, sekaligus berziarah berz iarah ke makam ibunya. Sehari Sehari sebelum kejadian Tsunami, Roza Roz a kembali kembali ke Banda Banda Aceh, dan menghabiskan menghabisk an malam terakhirnya terakhir nya bersama anak-anaknya. anak-anaknya. Seluruh tugasnya sebagai sebagai seorang akademisi, seorang anak, anak, seorang istri, istr i, dan seorang ibu, rupanya telah ditunaikan ditunaik an dengan baik oleh Roza Roz a sebelum akhir hay hayatny atnya. a.
1
Foto dan informasi tentang almarhum Roza diambil dari situs pribadi abang Roza, DR. Rhiza S. Sadjad, di http://www.unhas.ac.id/~rhiza/koekoek/
in memoriam A TRIBUTE TO OUR DEAREST ROZA SJAMSOE’OED SADJAD Oleh: Sri Ismawati, Ita Radjino, da n Chand ra Sur Surya ya (Ac ong ) …….. Hati yang bahagia tersentak sketika Malapeta seakan mengglimang Beri erita ta m eng gleg ar aku terima terima Kekas ekasih ih be rpulang ‘t uk selam selam a nya Han c ur lul luluh uh rasa rasa jiwa d an rag a Tak pe rc aya ta pi nyata …… …….. .. (cuplikan dari lagu “Bing” karangan Titiek Puspa) Sejalan dengan waktu, kenangan pun berlalu Manis, pahit, susah, senang bergalau jadi satu. Roza Sjamsoe’oed Sadjad ….. Satu dari sekian banyak mutiara dalam untaian kenangan yang indah. Sama-sama di SMP dan SMA Regina Pacis Bogor Teringat sosok mungilnya yang berkacamata dan berambut ikal Teringat senyumnya yang manis Teringat komentar centil dan judesnya Teringat gurauan-gurauan dan ejekan-ejekan kami terhadap satu sama lain Teringat masa-masa tertawa bersama Teringat sama-sama stres mempersiapkan diri untuk quiz mencongak untuk bisa masuk lab kimianya Pak Wendy Teringat sama-sama membedah kelinci di lab biologi Teringat kebaikan hatinya untuk meminjamkan catatan kalau kami tak cukup menyimak penjelasan guru Betapa manis semua itu untuk dikenang sekarang Tak ada satupun kenangan pahit maupun susah bersama Roza Yang ada rasa tak percaya dan sedih sewaktu mendengar Roza telah dipanggil menghadapNya Do’a dan hanya do’a yang bisa dipanjatkan ke hadiratNya Semoga Allah mengampuni segala kesalahan, segala silap, segala dosa Roza Semoga Roza diterima di sisiNya Semoga kita yang ditinggalkan dapat mencontoh segala kebaikan Roza
REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005 I
27
rubrik forum
DARI GURU SEKOLAH REGINA PACIS
Dari RP, untuk RP dan oleh RP: Dalam rubrik forum Dalam f orum ini kam k amii menyajikan menyajikan hasil interview kami dengan dengan keluarga besarr Regina besa Regina Pacis: Pacis: para pengajar, alumni, alumni, siswa si swa// i dan pengurus pengurus sekolah. Khusus alumni, kami mencoba memberikan memberikan gambaran gambaran dari berbaga berbagaii angka angkatan/ tan/ gene generasi. rasi. Beberapa sudah menjadi tokoh atau populer di mata masyarakat. Harapannya, proses ini akan terus berlangsung dan semakin banyak rubrik forum dari angkatan lain menyusul di edisi-edisi berikutnya
BAPAK W HARJADI DAN IBU MM SRI SETYATI Pasangan Guru Yang Pesta Penikahannya d i Aula Regina Pacis. BAPAK BAPAK Willibrordus Harjadi, Lic.Chem (76) dan Ibu Maria Margaretha Sri Se Setyati tyati Harjadi (68) ini, selain sama-sama sama-sama mengajar mengajar di d i SMA Regina Pacis (RP) ternyata juga punya kenangan tersendiri di lingkungan komplek Regina Pacis. Sebab pasangan guru ini, juga pesta pernikahannya diselenggarakan di Aula Regina Pacis pada tanggal 5 April 1964. (Mungkin hanya pasangan guru ini, yang pesta pernikahannya dizinkan dan berlangsung di aula RP, penulis). Pemberkatan Pe mberkatan pernikahannya di Gere Gereja ja Katedral.. K atedral.. Pesta pernikahannya perni kahannya diselenggarakan secara sederhana dengan dukungan sekelompok murid-murid SMA RP bagian B . Kenangan ini, diungkapkan di ungkapkan penulis penuli s bersama Anang Anang yang mendatangi mendatangi Bpk/ Ibu Harjadi untuk menuturkan menuturkan sekelumit sekelumit kisah ki sah menjadi menjadi pendidik di SMA RP. Bagi Bpk Harjadi, yang saat itu aktifis gereja (PMRI) dan telah menjadi guru SMA Negeri malah ikut terlibat untuk mendirikan Sekolah Lanjutan Atas bagi anak-anak Katolik di Kota Bogor bersama Mgr N Ge Geise, ise, OFM, suster pimpinan pimpi nan yaya yayasan san pengelola Sekol Sekolah ah Regina Regina Pacis yang muridnya perempuan, dan pimpinan yayasan pengelola Sekolah Budi Mulia yang muridnya semua laki-laki. Bpk Harjadi, dalam bincang-bincang santai didamping Ibu MM Sri Setyati di kediamannya di Jalan Cikuray, menyebutkan, tahun 1950 an itu, dirasakan perlu untuk mendirikan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) Katolik di Kota Bogor guna menampung lulusan Sekolah Lanjutan Tingk T ingkap ap Pertama (SLTP) (SLTP) Katolik ya yang ng ada yakni SMP RP yang yang saat itu dikenal muridnya semua perempuan perempuan dan SMP Budi Budi Muli Mulia a (BM) (BM) muridnya semua semua laki-laki. Lulusan Lul usan kedua sekolah Katolik Katoli k ini, ini , sebagian besar melanjutkan ke Sekolah-sekolah Katolik di Jakarta dan Bandung. “Saya dan juga bersama teman aktifis gereja lainnya bersama Mgr N Geise, pimpinan yayasan pengeola RP dan BM melakukan pembicaraan beberapa kali untuk mewujudkan SLTA Katolik, dan akhirnya terlaksana juga dan dibuka di RP. SMA RP didirikan pada bulan Agustus 1955 oleh Yayasan Bakti Utama yang diasuh sustersuster FMM yang waktu itu diketuai Suster Goede FMM dan pelaksananya Suster Berenice FMM. Sebagai Kepala sekolah yang pertama adalah Pater RM Tjipto Koesoemo PR,” kata Bpk Harjadi
28 I REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005
rubrik forum
DARI GURU SEKOLAH REGINA PACIS
Tahun pe Tahun perta rtama ma ha hany nya a te terdiri rdiri da dari ri 1 ke kelas las da dan n sa satu tu jurus jurusan an yait aitu u jurus jurusan an C dan semua semua siswanya perem perempuan. puan. Tahun ajaran 1956/ 1957 dibuka di buka juga jurusan jurusan B dan siswan siswany ya mulai mulai ca campu mpuran ran . Sampa Sampaii ta tahun hun ajaran ajaran 1957/ 1958 hanya terdir terdirii dari dua du a jurusan yaitu B dan C. Saat Saat itu belum ada guru tetap serta tata usahanya, semuanya ditangani oleh Suster Berenice FMM. “Suster Berenice FMM, yang mulai merombak tradisi sekolah RP yang semula muridnya hanya perempuan kemudian menerima siswa lakilaki meski SMP nya masih tetap perempuan. Sementara tenaga pengajarnya awalnya awalnya adalah mahasiswa Fakultas Pertanian UI (wa (waktu ktu itu belum menjadi IPB) yang tergabung dalam Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI).,” kata Bpk Harjadi.yang menjadi guru di SMA RP tahun 1955 – 1958 dan 1962 – 1964. Ibu Sri Setyati mengaku menjadi guru di SMA RP diajak Bpk Harjadi. “Dia yang menarik-narik saya untuk bergabung menjadi guru di SMA RP,” kata Bu Setyati , yang dikenal sebagai guru besar emeritus Ilmu Hortikultura Fakultas Pertanian IPB, dan menjadi guru RP tahun 1958 –1960 dan 1962 –1964. Selain menyenangkan dapat honor, mengajar di SMA RP menjadi kebanggaan tersendiri bagi pasangan Harjadi dan Sri Setyati yang dikarunia 4 anak ini. Murid-muridnya cerdas dan prestasinya cukup menonjol. Sehingga tidak minder menjadi pelajar SLTA swasta ditengah-tengah pelajar SMA Negeri. “Berkat jiwa kepemimpinan Suster Berenice , disiplin dan kejujuran menjadi melekat pada pelajar SMA RP,” kata Bpk Harjadi maupun Ibu Setyati.
REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005 I
29
rubrik forum
DARI GURU SEKOLAH REGINA PACIS
Bpk Harjadi jug juga a punya kenangan tersendiri terhadap Suster Suster Berenice. Berenice. Menurut Bpk Harjadi, dia mengeluarkan dan tak memperkenankan murid mengikuti pelajarannya karena karena datang terlambat sebagai upaya menerapkan disiplin. “Anak itu mengadu ke Suster Berenice lalu Suster mendatangi saya setelah ketuk pintu lalu mempertanyakan mengapa anak itu tak boleh masuk. Saya jelaskan, rupanya dia tak bisa menerima saat itu. Petang harinya setelah pulang ngajar, ada utusan yang membawa surat dari Suster Berenice yang minta maaf atas kesalahannya membela anak yang tak disiplin itu. Sikap saya dianggap benar,” kata Bpk Harjadi Kenangan yang tak terlupakan lainnya, tentu saya ya itu tadi dipesta pernikahannya di aula Regina Pacis bukan hanya murid-murid yang sibuk memajang dekorasi, juga suster Berenice ikut mengawasi kegiatan anak-anak menata ruang aula.
********
DIBAGIAN akhir bincang-bincang dengan penulis, Ibu Sri Setyati yang menyelesaikan studi S3 nya di Universitas Katolik Leuvin Belgia ini mengharapkan, borok-borok yang pernah terjadi di SMA RP agar tak terulang lagi yakni mengkormersialisasi pendidikan oleh oknum pendidik. Pamor SMA RP dibidang Karya Ilmiah Remaja (KIR) tingkat nasional yang sudah cukup lama tenggelam agar dibangkitkan dibangki tkan kembali. “Rasanya sudah cukup lama tenggelam, sudah saatnya dihidupkan kembali. Cari guru pembimbing p embimbing seperti Pak Wendy, Wendy, itu saya rasa rasa perlu juga diupay diupayaka akan,” n,” kat kata a Bu Bu Sri. Sri. Selain itu, Bu Sri juga berharap agar pimpinan SMA RP aktif dan tidak pasif dalam memanfaatkan undangan saringan masuk tanpa testing dari sejumlah Perguruan Tinggi Ti nggi Negeri . “Jangan “Jangan pasif hanya me merespon respon tawaran saja, tetapi hendaknya aktif menghubungi PTN untuk memperoleh kesempatan penerimaan mahasiswa tanpa testing asal lulusan SMA RP yang berprestasi, sebab belakangan ini nampaknya SMA RP tidak banyak memperoleh undangan masuk tanpa tes dari PTN” kata Bu Bu Sri seraya mengharapkan pula pul a pimpinan pimpi nan yayasan yayasan maupun kepala sekolahnya untuk merespon perkembangan teknologi yang mutakhir untuk diterapkan kepada anak didik agar tak ketinggalan zaman. Baik Bpk Harjadi maupu Bu Sri menyebutkan, SMA RP masih menjadi kebanggaan warga Kota Bogor. Masih banyak warga Kota Bogor dari berbagai golongan yang menginginkan anak-anaknya bersekolah di SMA RP yang yang dari dulu dul u sampai kini kin i tetap unggul.. unggul .. “Say “Saya a kira pengasuh SMA RP tak boleh lengah dalam menjaga prestasi, karena saingan kini cukup banyak. Saya kira perlu disadari ada saingan atau tidak, memberikan me mberikan pendidikan yang yang jujur, j ujur, disipl disiplin in dan kerja keras hendaknya hendaknya tetap dipertahankan. Hal –hal yang jelek antara lain seperti pernah disebut-sebut sebagai sekolah berjuis perlu dihindari. SMA RP senantiasa sena ntiasa menjadi menjadi contoh sekolah sekol ah yang yang multukultural, multukul tural, dan juga j uga meski sekolah Katolik tetapi siswanya tidak mayoritas beragama Katolik,” kata Bu Sri seraya mengucapkan Selamat Ulang Tahun ke 50 tahun. SMA RP. (fx puniman, alumnus tahun 1967)
30 I REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005
rubrik forum
DARI GURU SEKOLAH REGINA PACIS
BAPAK AJ RAJINO Kepala Sekolah (1959 – 1965) Dr Ir AJ Rajino (74) adalah guru tetap pertama dan sekaligus menjadi Kepala Sekolah Sekolah SMA Regina Pacis Pacis pada tahun ajaran 1959/ 1960 menggantikan Pater RM Tjipto Mangun Koesumo, Pr. Dia saat itu, adalah mahasiswa tingkat akhir Fakultas Pertanian Univesitas Gajah Mada Yogyakarta Yog yakarta yang sedang melakukan peneli penelitian tian untuk skri psin ya di berbagai lembaga penelitian di Kota Bogor.
Bapak AJ Rajino, diketahui oleh Pater Tjipto, sebagai murid SMA de Britto Yogyakarta yang berprestasi. Bapak Rajino mengemukakan, berasal dari keluarga yang tak mampu mampu ketika ketik a sekolah di SMA de d e Britto Britto.. Dan mengaku mendapat beasiswa yang pertama, dan satu-satunya saat masih duduk di kelas dua. Karena prestasinya, dia dipercaya oleh pimpinan sekolahnya untuk mengisi lowongan guru biologi. Kesempatan Kesempa tan menjadi guru dan sekaligus menjadi Kepala Sekol Sekolah ah SMA SMA itu, diterima dengan senang hati dan penuh tanggung jawab. Pagi bekerja di laboratorium, labor atorium, sore so re mengajar. mengajar. Akibat Aki bat kesibukannya menjadi menjadi Kepsek SMA Regina Pacis inilah, studinya tertunda. Dan baru pada tahun 1962 , memanfaa memanfaatkan tkan liburan sekolah sekolah di bulan bul an Juni/ Juli dan September, akhirnya Bapak Rajino berhasil menyelesaikan studi dan meraih gelar menjadi Sarjana Pertanian UGM yang didambakan. Dia menjadi Kepsek SMA RP sampai tahun 1965. Berikut ini petikan bincang-bincang singkat dengan Bapak AJ Rajino, tentang pengalaman, kesan dan harapannya pada SMA RP, sekolah kita yang merayakan Pesta Emas. B a g a i m a n a k e sa s a n Ba Ba p a k s a a t d i a n g k a t m e n j a d i g u r u t e t a p p e r t a m a s ek e k a l i g u s m e n j a d i K e p s ek e k SM S M A Re Re g i n a P a c i s p a d a tahun 1959/ 1960?
Sangat kontras seperti ketika saya mengajar di Yogyakarta yakni di SMA de Britto, St Thomas yang ketat disiplinnya. Kesan saya saat itu, murid-murid murid-muri d SMA RP tidak begitu respek r espek terhadap gurunya yang yang ratarata ekonominya lemah, sedangkan murid-murid di Bogor kelihatan berasal dari keluarga ekonomi kuat. Untungnya saya biasa mengajar di sekolah-sekolah yang dipimpin oleh Pastor-pastor dari Serikat Jesuit (S (SJ) J) ya yang ng dikena dikenall disiplinnya sangat sangat kera keras. s. Disa Disana na tidak ada perbedaan perbedaa n antara anak kaya dan dan miskin. misk in. Siapa yang berprestasi tinggi, tinggi , dia akan mendapat tempat yang baik. Saya yang anak termiskin di SMA de Britto, mendapat beasiswa dan diberi kesempatan mengajar mengisi lowongan guru biologi. Saya melihat keberhasilan suatu sekolah itu kuncinya adalah penanaman disiplin pada siswanya. Karena itu, begitu diangkat menjadi Kepsek, lalu saya menyusun strategi untuk menciptakan disiplin bersama Suster Berenice, FMM. B a g a i m a n a Ba B a p a k m e lla la k u k a n n y a ?
Pengalaman saya di Yogyakarta itu saya terapkan di Bogor. Disiplin saya tanamkan mulai pada anak kelas satu. Sebab, bila di kelas satu tak ditanamkan disiplin, kebringasan itu akan merugikan mereka sendiri kelak. Karena itu, sejak awal saya menanamkan disiplin
REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005 I
31
rubrik forum
DARI GURU SEKOLAH REGINA PACIS
terhadap anak-anak pada saat masuk kelas satu. Saya betul-betul membuat disiplin yang ketat juga menanamkan dasar-dasar setiap mata pelajaran supaya digemari anak-anak. Sehingga guru harus mempunyai mem punyai daya tarik tarik terhadap mata pelajaran pelajaran yang diajarkan. diaj arkan. Harus bisa menyisipkan masalah-masalah yang bisa menarik pelajar. Misalnya, biologi biol ogi apa yang yang menarik, menarik, mate matematika matika atau atau ilmu il mu pasti. Saya sangat senang bisa membuat suasana senang kepada muridmurid saya dulu karena penanaman disiplin itu sudah saya tanamkan sejak kelas satu. Murid mengenal betul gurunya. Mereka mengenal gurunya yang mempunyai keahlian yang bisa ditularkan kepada murid-muridnya murid-muri dnya sehingg sehingga a respek para murid-murid cukup cuk up besar. Saya Saya juga mengha mengharapka rapkan n kepada kepada guru yang yang meng mengajar ajar tidak tidak seperti seperti dewa dewa seperti di perguruan tinggi yakni para dosen itu bersikap seperti dewa sehingga mahasiswa takut baik di luar maupun di dalam ruangan. Di SMA RP saya saya mencoba mnedekatkan mnedekatkan para p ara siswa itu dekat dengan guru-gurunya, sehingga di dalam kelas itu mereka disiplin menerima pelajaran dan memberi pelajaran itu ketat, tetapi di luar kelas itu say saya a harapkan para guru harus akrab dengan murid-muridnya sehingga suasana kekeluargaan menganggap guru sebagai bapak dan menganggap murid sebagai anak itu bisa tercipta di luar kelas. T en e n t a n g p r e s t a si s i m u r ii dd--m -m u r i d m a s a l a l u ?
Tahun pertam pertama a ketika ketika saya saya pegan pegang, g, prestasinya prestasinya belum sep seperti erti yang yang saya harapkan kelulusannya kelul usannya masih masih di bawa b awah h 70 persen. Lulusan Lul usan ujian uji an negara tahun pertama itu, masih 70 persen, tahun kedua meningkat di atas 80 persen, tahun ketiga meningkat lagi menjadi 100 persen untuk jurusan A, B dan C. Dan tahun-tahun berikutnya sampai saya keluar tahun 1965. Saya dan guru-guru lainnya cukup bangga, terhadap prestasi lulusan SMA RP. Kebanggaan guru itu sulit diukur dengan uang sekalip sekalipun un begitu mengetahui anak didiknya didik nya di kemudian hari berhasil antara lain ada yang menjadi Kapolri, Jaksa Agung, pengusaha sukses, peneliti yang sukes dan lain-lainnya. Pr e st s t a s i SM A R P m a s a k i n i ?
Masih cukup membanggakan. Ya hanya saja saya dengar, pamornya tidak seperti dulu ketika gurunya yang bernama Wendie, pengasuh LKIR RP, prestasinya bagus sekali pada tahun 80-an. Itu juga berkat keakraban yang bersangkutan terhadap murid-murid berpotensi untuk mencapai prestasinya sehingga dalam lomba karya ilmiah tingkat nasional selalu menonjol. Namun demikian, sekarang juga ada bibit-bibit bibit-bib it yang menonjol ya yang ng berasal dari saringan si swa yang yang masuk cukup ketat. Berbeda dengan dulu, ketika saya pegang. Saya tidak mengharuskan angka tinggi yang masuk ke SMA RP. Sebab saya beranggapan seorang seorang guru bisa dikatakan di katakan berhasil bila bil a mendidi mendidik k siswa yang biasa-biasa saja menjadi menjadi berprestasi. Kalau sekarang yang yang dipilih dipil ih sudah bagus lalu l alu hasilnya bagus itu biasa. Ketika saya menjadi menjadi Kepsek, juga memberi kesempatan kepada anak yang berprestasi dari golongan tidak mampu dengan memberi keringanan membayar sekolah, yang ekonominya kuat saya minta kerelaannya untuk membe me mberi ri lebih sehingga sejak dulu d ulu yang namanya namanya subdisi silang si lang itu sudah kami terapkan. Juga kami melakukan perimbangan, anak dari
32 I REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005
rubrik forum
DARI GURU SEKOLAH REGINA PACIS
keluarga non pribumi dan pribumi demikian pula yang beragama Katolik dan non Katolik. Untuk menampung siswa Katolik lainnya dan siswa lainnya asal Bogor yang tak tertampung di SMA RP, lalu Pater Tjipto menyetujui usul saya untuk mendirikan sekolah Katolik lainnya yakni yakni SMA Mardi Yuana Y uana di Jalan Siliwangi. SM A R RP P m asih m enjadi kebangg aan w ar ga Kota B Bo ogor ?
Sepanjang pengetahuan saya, SMA RP masih menjadi kebanggaan dan favorit warga Kota Bogor bila anaknya diterima di SMA RP. Ini semua karena kualitas dan prestasi sekolah yang kini telah diasuh oleh puluhan guru tetapnya yang cukup berkualitas. Guru seperti Hasjrul Harahap, yang pernah mantan Menteri Kehutanan itu kalau ketemu saya selalu bilang tidak bakal menjadi sarjana dan Menteri bila tidak ada RP. Sebab dengan diterima menjadi guru di SMA RP, tertolong keuangannya., karena kiriman uang dari orang tuanya acapkali tersendat.. T en e n t a n g kk e n a k a l a n s i sw sw a w a k t u d u l u ?
Saya nilai masih dalam batas kewajaran Tidak Saya Tid ak merupakan faktor ya yang ng negatif dan tak mengurangi pretasi mereka. Yang nakal waktu itu, kini mereka sukses dalam karier maupun hidupnya. Mereka yang nakal dulu saya panggil, tidak saya marahi habis-habisan malah saya ingatkan dan saya tunjukkan kesalahannya . Dan bila tak mau menghindari kesalahannya, tak akan mencapai cita-cita yang diingink dii nginkan. an. Percuma sekolah disini di sini.. Dan nyatanya, nyatanya, mereka mereka yang nakal itu kini menjadi orang. H a r a p a n B a p a k t e r h a d a p p e n g a s u h SM S M A RP RP s ek ek a r a n g ?
Saya berharap, SMA RP jangan statis. Kalau SMA RP mau tetap berprestasi baik, RP jangan statis. Harus mau bersikap progresif dinamis artinya mengikuti perkembangan zaman. Sekarang zaman teknologi makin canggih. SMA RP harus bisa menanamkan minat para siswa ke arah perkembangan zaman. Harus mulai dari d ari sekarang jangan jan gan menungg u peratur an pemerin pemerintah. tah. Harus berani mulai mulai,, Disamping itu, terutama mata ajaran yang ditanamkan kepada siswa harus mendorong mereka untuk menggemari perkembangan teknologi. Menggemari itu sangat perlu. Kalau SMA RP tetap berpegang pada kurikulum kuriku lum yang dicanangkan pemerintah, pemerintah, tidak ti dak mau memberi nilai plus pada lulusannya, akan makin ketinggalan. Nilai plus itu membekali siswanya untuk dinamis. Jangan dibekali PR melulu, yang sangat membebani mereka. Dan PR itu, kan hanya karena ketakutan kalau tidak bisa menyelesaikan kurikulum dari Dinas Pendidik Pe ndidikan an dan Pengajaran, Pengajaran, itu salah..
(FX Puniman, alumnus 1967, yang menjadi wartawan Kompas)
REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005 I
33
rubrik forum
DARI GURU SEKOLAH REGINA PACIS
A. Y. SOEKARNO Kepala Sekolah Periode 1978 - 2001 Bapak 3 anak yang bernama lengkap A. Y. Soekarno ini pertama kali mengajar menga jar di d i SMA Regina Pacis Bogor tahun 1971, 1 971, sebagai guru Bahasa Bahasa Indonesia. Tahun 1975-1977 beliau menjabat sebagai Wakil Kepala Sekol Se kolah ah SMA SMA Regina Pacis Bogor Bogor dan bulan Januari J anuari 1978 sampai bulan Juni 2001 beliau menjaba menjabatt sebaga sebagaii Kep Kepala ala Sekola Sekolah h SMA RP Bogor. Bogor. Menjadi guru gur u merupakan merupakan cita-cita beliau sejak beliau duduk di bangku bangk u Sekol Se kolah ah Dasar. Untuk mewujudkan cita-citanya menjadi menjadi guru gur u itu maka setelah tamat SMP beliau melanjutkan ke sekolah guru yaitu SGA Katolik Santo Bernardusdi Madiun, Setelah tamat SGA beliau kuliah di IKIP Widya Widya Mandala Mandiun dan lulus tahun t ahun 1965. Lulus Lu lus dari IKIP I KIP Widya Widya Mandala Madiun, mulai tanggal 14 September 1965 beliau mengajar di SMA Strada “St Thomas Aquino” Tangerang. Mulai Januari 1967 sampai dengan Desember 1970 beliau menjabat sebgai kepala sekolah. Waktu bekerja di SMA Strada Strada St St Thomas Th omas Aquino ini beliau mengajukan lamaran ke SMA Regina Pacis Bogor. Ternyata pengelola yayasan yang menaungi SMA Regina Pacis Bogor sama dengan pengelola yayasan yang menaungi SMA Strada Santo Thomas Aquino Tangerang yaitu orda FMM. Lamaran Pak Karno untuk menjadi guru SMA Regina Pacis Bogor diterima, dan mulai Januari 1971 Pak Karno Menjadi guru SMA Regina Pacis Bogor Di tahun pertama beliau beliau menga mengajar jar di SMA Regina Regina Pacis, beliau b eliau merasa heran karena anak begitu tidak tertib dengan banyaknya anak-anak yang pergi ke WC pada saat bel masuk sudah berbunyi. Padahal saat beliau masih mengajar di Strada Santo Thomas Aquino, sebelum masuk kelas anak-anak harus berbaris di serambi kelas, menanti kehadiran guru untuk masuk kelas. Keadaan Keadaan ini berbeda sekali sekali dengan SMA Regina Pacis sehingga awalnya beliau merasa tidak kerasan bekerja di SMA Regina Pacis. Pernah juga ada anak yang memotret beliau saat beliau sedang mengajar. Tapi lama kelamaan kelamaan beliau akhirnya kerasan kerja di SMA Regina Pacis Bogor. Beliau becerita kalau dulu anak-anak mengadakan perpisahan kelas guru-guru pasti p asti diundang diu ndang dan biasanya perpisahan tersebut diadakan di rumah siswa. Saat menjabat sebagai Kepala Sekolah SMA Regina Pacis, beliau sempat melarang siswa mengadakan perpisahan di luar sekolah karena beliau tidak ingin memberikan kesan memamerkan kekayaan terhadap warga masyarakat yang berkekurangan. beliau ingin menghormati orang-orang di luar l uar juga. Perpisahan Perpisahan itu juga jug a selalu selalu diadakan pada pagi hari. Dulu di SMA Regina Pacis setiap tahunnya selalu diadakan Pentas Seni ke Ancol. Namun pentas seni ini juga sempat diprotes oleh orang tua murid. Karena orang tua murid ada yang tidak setuju kalau pentas seni diadakan di Ancol. Tapi karena memang namanya Pentas
34 I REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005
rubrik forum
DARI GURU SEKOLAH REGINA PACIS
Seni Ancol jadi memang harus diadakan di Ancol. Dana dalam mengadakan pentas seni ini, Pak Karno tidak meminta sumbangan kepada orang tua murid tetapi dengan meminta iuran ke anak-anak. Sayang, Sa yang, tahun 1997 ada PEMILU PEMILU dan suasananya sangat mengerikan. mengerikan. Dan akhirnya Pentas Seni tersebut harus dihentikan. Pada zaman Suster Suster Hildegard, Hi ldegard, live-in diadakan. diadakan. Live-in terakhir diadakan pada tahun 1997. Dan akhirnya tahun 2005 Live-in kembali kembali diadakan tetapi bukan merupakan program wajib Pak Karno juga sempat bercerita tentang tren tahun 70an . Anakanak lelaki yang rambutnya rambutnya panjang sering kali dikunci dikuncirr dan kemudian dimasukkan ke dalam kemeja sehingga tidak ketahuan guru kalau rambutnya panjang. Dari dulu anak perempuan roknya hrus di bawaj lutut dan sepatu harus hitam. hi tam. SMA Regina Regina Pacis juga j uga pernah memakai memakai seragam putih hitam Pak Karno merasa senang menjadi guru karena dengan menjadi guru beliau bergaul dengan anak-anak. Dengan begitu beliau banyak mendapat pengalaman dan pengetahuan tentang anak-anak. Dan dengan demikian pihak sekolah dapat mengatasi masalah yang ditimbulkan anak-anak. Selain itu prestasi SMA Regina Pacis bagus, antara lain waktu pertama kali kali diadakan akreditasi sekolah sekol ah pada tahun 1984, SMA Regina Pacis satu-satunya SMA di Bogor yang mendapat predikat “ Disamakan”. Juga dalam EBTANAS, NEM rata-rata para siswa SMA Regina Pacis selalu menduduki peringkat 1 atau 2 di tingkat kota Bogor. Selama mengajar di SMA Regina Pacis, saat mengajar selalu beliau selingi dengan bercanda agar mengajarnya enak. Pelajaran seperti Bahasa Indonesia memang harus diselingi dengan bercanda agar tidak bosan dan anak-anak pun senang Selain menjabat sebagai Kepala K epala Sekolah, Sekolah, beliau juga j uga menjabat sebagai pengurus BMPS (Badan Musayawara Pengurus Swasta) sejak tahun 1982 sampai sekarang. Dan mulai bulan Maret 2004 beliau juga diangkat menjadi pengurus BAS (Badan Akreditasi Sekolah) kota Bogor.
REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005 I
35
rubrik forum
DARI GURU SEKOLAH REGINA PACIS
T A UF TA UFII K I SMA I L Sastrawan Sastrawan Guru Bahasa Indonesia (1963 –1965) Tak lama lama sete setelah lah kelulusa kelulusanny nnya a dari dari Fakultas Fakultas Kedokteran Kedokteran Hewa Hewan n dan Peternakan Pete rnakan (FKHP) dari Universitas Indonesia In donesia pada tahun 1963, Bapak Taufik Ism Ismail ail yan ang g kala itu se seda dang ng ge genca ncar-ge r-genca ncarny rnya a me mengge nggeluti luti dunia jurnalisme jurna lisme akh akhirny irnya a mau mau diaja diajak k bekerja bekerja oleh oleh seoran seorang g tema temanny nnya, a, F.G. F.G. Winarno untuk mengajar di SMA Katolik Regina Pacis Bogor. Namun jalan jala n yang yang dilaluiny dilaluinya a tak tak semulus semulus harap harapann annya ya.. Cap “Man Manikebu ikebu” ” ya yang ng terpahat pada namanya telah menimbulkan banyak kontroversi di hampir seluruh daerah Indonesia, termasuk di Kota Bogor. Manifes Kebudayaan yang merupakan pemberontakan para sastrawan mengenaii pelarangan buku-buku mengena buk u-buku Barat untuk masuk ke Indonesia Indonesi a telah menjadi anak panah yang sungguh tajam terhadap dirinya. Sekejap semua angan-angan dan karirnya hancur, kehidupannya terancam. Orang-orang yang ikut ambil bagian dalam Manikebu tersebut dikejar-kejar, bahkan tak sedikit dari mereka yang berstatus pegawai negeri dipecat oleh negara. PKI dan Bung Karno yang kala itu secara terang-terangan menentang habis-habisan “Manikebu” menjadi jawaban akan semua itu. Saat itu beliau hidup di bawah tekanan dan cekaman dari pemerintah yang tak segan-segan mengambil nyawanya kapan saja dan dimana saja. Kekhawatirannya memuncak saat kediamannya di Jl.Bubulak 4 (sekarang Jl. RE.Martadinata) ditempeli berbagai poster yang mengecam dirinya. Untuk menghapus jejaknya dari oknum-oknum tersebut, dengan hanya berbekal sarung Bugis, sikat gigi dan sedikit uang, Pak Taufik Ismail hidup berpindah-pindah. Ketika ditemui di rumahnya di Jl. Utan Kayu Raya No. 66-E, Jakarta, Pak Taufik Ismail dengan gembira mengenang masa ketika beliau menjadi guru Bahasa Indonesia di SMA Regina Pacis Bogor. Suatu ketika, beliau sedang asyik mengajar, tiba-tiba datanglah serombongan anak-anak SMA swasta di Paleda Paledang ng yang menuntut agar dirinya dipecat. Alasannya adalah beliau “Manikebu“, kontrarevolusioner, dan merupakan antek neokolonialis yang meracuni generasi genera si muda dengan menyebarkan menyebarkan pengaruh. Di luar dugannya, d ugannya, Sr. Sr. Bernice, yang kala itu bertindak sebagai Ibu Asrama, menerima rombongan siswa SMA tersebut. Bule berasal Amerika yang fasih berbahasa Indonesia dengan sedikit logat Sunda itu dengan tegas Meskipun pun seorang seor ang yang dan berani mena menanggapi nggapi permintaan mereka. mereka. “Meski kontra-revolusi dan neokolonialisme, kami tidak akan memecat Bapak Taufik. Ayo, kalian kembali ke sekolah dan belajar kembali!!” kembali!!”, katanya. Gertakan tersebut ternyata berhasil meredam demonstrasi, para siswa itu tak lama kemudian berarak pulang ke Jl. Paledang. Paleda ng. Pak Taufik Ismail hingga hing ga kini mengingat apa yang yang dilakukan dilakuk an kepadanya,” katanya. Sr. Bernice baginya. “Saya berhutang budi kepadanya,” Sr. Bernice seolah-olah menjadi ‘benteng’ tempatnya berlindung dari berbagai ancaman hidupnya. Sejak peristiwa itu, tidak ada lagi
36 I REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005
rubrik forum
DARI GURU SEKOLAH REGINA PACIS
demonstrasi yang mengganggunya di Regina Pacis. Padahal, garagara cap “Manik “Manikebu” ebu” itu telah t elah membuatnya kehil kehilangan angan jabatan sebagai dosen di IPB. Di usianya usi anya ya yang ng lanjut, lanj ut, Pak Taufik Tauf ik Ismail I smail yang telah menerima menerima beberapa penghargaan termasuk dari Pemerintah Indonesia, Australia dan Kerajaan Thailand atas karya-karya sastranya ini selalu mengenang Regina Pacis dengan perasaan bahagia. Baginya, Sr. Bernice dengan kewibawaannya telah memberi pengaruh yang sangat besar bagi perkembangan SMA Regina Pacis. Sr. Bernice selalu membekali anakanak didiknya dengan sikap disiplin dan tanggung-jawab. Apakah pembekalan semacam ini masih ada hingga kini? Pak Taufik Ismail tidak lupa juga bercerita tentang kenakalan siswa yang dulu diajarnya. Kebanyakan siswa patuh terhadap peraturan sekolah, namun ada satu atau dua siswa yang selalu ribut dan mengabaikan pelajaran di kelas. Pak Taufik tidak segan untuk menghukum siswa tersebut dengan mengusirnya keluar kelas. Pak Taufik percay percaya a apa apa yan yang g dulu dibaginya dibaginya kepa kepada da siswan siswanya ya me memba mbawa wa manfaat bagi siswa itu sendiri. Di akhir akhi r wawancara, wawancara, Pak Taufik Taufi k menegaskan bahwa Regina Pacis Pacis sudah sud ah menjadi bagian dari dirinya, bagian dari rentetan pengalaman hidup yang telah dilaluinya.
REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005 I
37
rubrik forum
DARI GURU SEKOLAH REGINA PACIS
Y . SUM Y. SUMA A N T RI Pensiunan Guru Multi Mata Pelajaran (1962 – 1998) Ketika dikunjungi di rumahnya nan asri dan sejuk di Gang Gurame 8, Bapak Y. Sumantri – salah satu guru senior SMA Regina Pacis – menyambut kami dengan sangat ramah. “Saya ini Guru Sejarah yang enggak waras, agak miring!!”, demikian katanya. Memang sulit memisahkan sosoknya dari seluruh fakta sejarah yang meliputi sekolah Regina Pacis. Pak Sumantri merupakan salah satu nara sumber penting bagi para anggota tim penyusun buku kenangan ini. Apakah benar beliau seorang guru sejarah yang tidak waras? Berikut hasil obrolan kami dengan beliau. Hampir sebagian wawancara kami ini dipenuhi dengan cerita Pak Sumantri Sum antri tentang sejarah sejarah sekolah Regina Regina Pacis. Pacis. Pada tahun 1942 ternyata sekolah ini pernah dijadikan markas Kempetai (menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, edisi kedua, kempetai adalah polisi tentara Jepang yang sangat terkenal kekejamannya pada Perang Dunia II). Banyak suster ordo Ursulin, yang menempati bangunan ini sejak 1909, mengalami penyiksaan Kempetai, bahkan sebagian hingga wafat. Demikianlah, kemudian banyak orang, terma t ermasuk suk beberapa guru senior, mengalami ‘penampakan’ arwah suster-suster tersebut. Bapak Sumantri pada masa mudanya pernah aktif dalam organisasi PPSK PPS K (Perhimpunan Pelajar Sekol Sekolah ah Katolik) Katoli k) sebagai wakil KKPAI . Pada tahun 1965, beliau pun sempat bergerilya bersama PPSK untuk memberantas Partai Komunis Indonesia (PKI). Tindakan yang sangat berani, menurutnya, dan hingga kini masih membuatnya terheranheran sendiri. Karirnya di SMA Regina Pacis Pacis diawali d iawali pada hari Ju m a t , 1 1 A g u s t u s 1 9 6 2 (bukan main, beliau masih mengingat persis hari dan tanggalnya!!). Pak Sumantri mengenang saat itu Regina Pacis sempat mendapat bantuan dana dari Ibu Hartini Soekarno almarhum, istri dari Bung Karno, presiden RI yang pertama. Alasan bantuan dana tersebut rupanya karena anak-anak beliau, seperti Swansari, Riswulan, Bayu serta alm. Taufan Soekarno, bersekolah di Regina Pacis. Hal unik lain yang diangkat oleh Pak Sumantri adalah tentang Hari Krida, yang jatuh pada setiap hari Sabtu. Pada setiap Hari Krida tidak ada belajar-mengajar di sekolah, siswa justru diminta berkumpul di lapangan Sempur untuk berlatih baris-berbaris. Sayang penulis tidak menanyakan alasan adanya Hari Krida tersebut, dan mengapa kemudian tidak lagi diadakan. Bapak Sumantri menyimpan banyak sekali kenangan tentang Regina Pacis, tempat beliau beli au mengabdi selama 36 tahun. t ahun. Selama masa baktinya di SMA RP telah mengajar berbagai mata pelajaran pelajaran di samping sejarah, antara lain: Civic, Pendidikan Moral Pancasila (PMP), PSPB, PPKn (Pendid (Pe ndidikan ikan Pancasila dan Kewa K ewarganegaraa rganegaraan), n), dan Ketrampilan Ketrampil an Melukis. Meluki s.
38 I REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005
rubrik forum
DARI GURU SEKOLAH REGINA PACIS
Pensiunan guru (sejak 1 April 1998) yang mengaku keturunan menak ini tidak pernah melupakan siswanya, siswanya, Lim Tju Eng , yang membantunya memperbaiki giginya. Setelah pensiun, Bapak seorang putra dan seorang putri yang sudah dewasa ini menikmati masa pensiunnya dengan menjadi pelayan umat di Paroki Katedral. Ketika ditanya tentang harapannya tentang sekolah dan siswa RP, Pak Sumantri Sumantri menginginkan menging inkan adany adanya a hubungan yang seimbang antara guru dan murid. Menurut beliau, guru bukanlah sumber ilmu yang maha tahu sehingga tidak boleh didebat. Murid berhak berdebat secara sopan dengan gurunya. Beliau mengangkat kisahnya dulu, dimana guru dan murid saling menghormati. Hubungan baik dengan para murid tersebut terbina hingga sekarang, sesuatu yang sangat membuat hatinya gembira. Beliau menilai secara umum siswa Regina Pacis (termasuk alumninya) baik, terbukti dengan sikap hormat yang selalu diberikan kepadanya oleh setiap anak didik hasil gemblengannya.
REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005 I
39
rubrik forum
DARI GURU SEKOLAH REGINA PACIS
BAPAK IMAM SUPENO Guru Kesenian (1971 - sekarang) Bapak Imam Supeno adalah salah seo seora ra ng dar i bar is isan an gur u yang bar u bergabung unt uk m engajar di SMA SMA Regina Regina Pacis Pacis Bogor pada t ahun 1 971 . Gur u yang lebih dikenal mu r idnya sebagai sebagai Pak Pak Peno Peno sebel sebelum um nya berk ar ie ierr se sebagai bagai gur u di pulau Dewata, Bali. Selama Selama p engabdian nya d i SMA SMA RP RP, telah ban yak kegiatan di dala m dan di luar sekolah sekolah yang diper diper cayakan kepadanya. Pak Peno Peno yang pernah m endudu ki posisii sebagai posis sebagai Wakil Kepala Sekolah Sekolah dengan ta nggu ng-jawa b ur usan kesiswaan kesiswaan . Bagaim ana suka du kany a selam selam a m engabdikan dir i di SMA SMA RP RP ini?
“Regina Pacis ini hebat segala-galanya,” segala-galanya demikian ucapnya ketika kami temui di sela-sela kesibukannya mengajar. Menurutnya, pada jamannya ada dua kegiatan menonjol yang membuat pendidikan sekolah di SMA RP itu sempur-na. Pertama, kegiatan OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah), yang dipimpin oleh Pak Peno sendiri. Kedua, kegiatan Kelompok Ilmiah Remaja (KIRPAX) pimpinan Pak Wendy Razif. Kedua kelompok ini saling bersaing untuk unjuk gigi, meskipun tidak berarti kedua kelompok ini tidak mau bekerjasama. Rupanya kepiawaian Pak Peno dalam memahami gejolak remaja dengan mem-beri ruang dan dukungan bagi pengembangan bakat-bakat seni muridnya yang terpendam, telah membuat Pak Peno diterima dengan baik oleh ol eh murid-muridnya. murid-muri dnya. Di bawah bimbingannya, bimbi ngannya, OSIS SMA RP Bogo ogorr merancang berbagai kegiatan, mulai dari kegiatan upacara bendera sampai pada kegiatan berma-syarakat. Di bidang seni, Pak Peno menggerakkan OSIS untuk secara reguler (setiap tahun) t ahun) mengadakan mengadakan Pentas Seni Seni di halaman sekolah, sebagai ajang pengembangan kreativitas kreativitas musik dan tari. Banya anyak k siswa si swa yang yang didoron did orong g dan didukung untuk mengikuti berbagai kompetisi, baik dalam Seni Tari, Seni Lukis, Seni Panggung dan Seni Musik. Hasilnya, pada tahun 1972, SMA RP terpilih menjadi salah satu dari 3 sekolah di Jawa Barat untuk menggelar seni lukis di tingkat nasional. Dalam wawancaranya, Pak Peno juga mengangkat kiprah KIRPAX yang di bawah bimbingan Pak Wendie Razif yang juga telah mengangkat nama SMA RP.. Kegiatan RP Kegiatan ilmiah dan seni telah telah menjadikan menjadik an lulusan lul usan SMA RP sebagai pribadi prib adi yang seimbang. Itulah kunci kesuksesan pendidikan SMA RP Bogor. Ketika ditanya tentang angkatan yang paling mengesankannya, lulusan IKIP jurusan ju rusan Se Seni ni Rupa ini menunj menunjuk uk angkatan 71, “Mereka, khususnya kelompok Mbak Itje Sri Rejeki dan Mbak Tatik Susatyo, sangat berani mengeluarkan pendapat.” pendapat.” Bagi guru yang pernah bekerja menjadi penjaga museum ini, kegiatan dekorasi aula sekolah pun sudah menjadi ajang penyaluran bakat siswa. Oleh karena itu, bagi Pak Peno kesuksesan para siswanya kini tidak bisa dilepaskan dari kegiatan-kegiatan (termasuk berorganisasi dan bersosialisasi) yang dulu mereka ikuti di bawah bimbingannya. Untuk generasi SMA RP saat ini, Pak Peno Peno sangat berharap para siswa si swa menjadi menjadi lebih berani untuk berpendapat dan berargumentasi dengan para guru, karena guru tidak selalu benar. Dengan sikap tersebut, hubungan antara guru dan murid pun sebenarnya dapat menjadi lebih harmonis dan akrab.
40 I REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005
rubrik forum
DARI GURU SEKOLAH REGINA PACIS
BAPAK H. SAMIDJAN Guru Bahasa Inggris, 1983 - sekarang Pak Samidjan, atan Mr. Sam, telah berkarya sebagai guru bahasa Inggris di SMA RP selama 22 tahun. Sebelumnya, Mr. Sam mengajar di SMP RP sekurangnya selama 7 tahun. Dalam masa baktinya yang panjang tersebut, Mr. Sam telah melihat perubahan sikap siswa yang cukup nya nyata. ta. Menurut Mr. Sam, siswa sekarang kurang disiplin. Contohnya, banyak siswa tidak bisa menjaga waktu; sering tiba terlambat di sekolah. Bany anyak ak siswa juga tidak rapi berpakaian. Siswa sekarang juga serius serius dalam mengerjakan mengerjakan tugas, dan d an senang meng ‘copy’ pekerjaan p ekerjaan teman, teman, daripada mengerjakannya sendiri. Mungkin ini pengaruh buruk kecanggihan teknologi, karena menurut Mr. Sam, “Teknologi dapat menjadi gangguan bila tidak dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya.” Ada dua orang mantan rekan guru SMA RP yang dikisahkan Mr. Sam. Pertama, adalah Pak Donatus Sinaga yang meninggal saat sedang mengajar mata pelajaran matematika. Pengganti Pak Don almarhum adalah Bapak Sunu, yang sekarang Kepala Sekolah SMA RP. Guru kedua yang diangkat Mr. Sam adalah Bapak Wendie Razif, guru kimia yang ya ng memimpin Kelompok Ilmiah Re Remaja maja (KIR) di SMA RP. Berkat Berkat Pak Wendie, banyak siswa meraih penghargaan yang sekaligus mengangkat nama SMA RP. Menurut Mr. Sam, Pak Wendie adalah sosok yang mampu membina siswa dan menangani kegiatan secara sungguh-sungguh dan baik. Di akhir wawancara, Mr. Sam berpesan agar siswa SMA RP mau bekerja keras, dan menyadari bahwa kebebasan tidak selalu berpengaruh positif. Siswa hendaknya lebih serius dan mandiri, serta mendukung peraturan yang ada.
REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005 I
41
rubrik forum
DARI STAF SEKOLAH REGINA PACIS
SURATNO Petugas Kebersihan SMA RP, 1983 – sekarang Bekerja di SMA Regina Pacis Pacis sejak tahun 1983, 198 3, Pak Suratno yang akrab dipanggill Pak Ratno dipanggi Ratno adalah orang yang paling berjasa berj asa atas atas kebersihan SMA RP. Setiap hari, mulai pukul 05.45 hingga 15.66, Pak Ratno menyapu, mengepel dan membuang sampah hasil ‘balaan’ siswa SMA RP. Selain Selain itu, Pak Ratno Ratno juga j uga bertugas membuka/ membuka/ menutup ruangan, mengurus konsumsi, melakukan berbagai tugas membantu Tata Usaha, belanja ke pasar dan mencuci di dapur. Menurut pria kelahiran tahun 1958 ini, siswa SMA RP saat ini lebih menikmati kebebasan dibandingkan siswa angkatan-angkatan sebelumnya. Maksud Pak Ratno adalah siwa sekarang lebih banyak main daripada belajar. Nah lho …..!!? Selain itu, menurut pria yang tinggal di Jalan Martadinata Martadinata No. 99, Cibogor, Ci bogor, ini i ni siswa SMA sekarang sekarang lebih terkesan borjuis dibandingkan angkatan-angkatan sebelumnya. Meski demikian, Pak Ratno mengakui baik siswa SMA dulu maupun siswa sekarang selalu memperlakukannya dengan hangat. Pak Ratno selalu mensyukuri pekerjaannya ini. Satu-satunya hal yang ia sayangkan dari perkembangan SMA RP adalah hilangnya lapangan upacara. Ada satu pesan yang disampaikan Pak Ratno, khususn kh ususnya ya kepada siswasiswi SMA RP saat ini, “Rajinlah belajar, kurangi bermain.” Jadi, saudara-saudara sekalian yang masih bersekolah di SMA RP, tolong sampaikan pesan mulia Pak Ratno ini kepada generasi selanjutnya.
42 I REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005
rubrik forum
DARI ALUMNI SEKOLAH REGINA PACIS
SYAFEI BRATASENDJAJA Alumnus 1960
MULYANI Alumnus 1962
DEWI SUSTINAH Alumnus 1968 Katanya, Siswinya Cantik-Cantik ....
H. Syafei Bratasendjaja menjalin cinta dengan adik kelasnya, Mulyani, sejak di SMA RP. Kini pasangan ini juga berkiprah dalam mencerdaskan bangsa dengan mendirikan sekolah yang bermutu di Kota Bogor.
DISIPLIN dan kejujuran, nilai-nilai seperti itulah umumnya yang ikut dikenang oleh alumni SMA Regina Pacis tentang sekolahnya di masa lalu. “Kenangan di SMA RP yang paling melekat sampai sekarang adalah disiplin dan kejujuran. Dua hal itu paling membentuk kepribadian saya hingga sekarang. Selain itu yang tak terlupakan seumur hidup adalah ketemu jodoh .....,” kata H Syafei Bratasendjaja (64), suami dari Hj Mulyani SH (60) tentang sekolahnya, SMA RP. (Kompas (Kom pas,, 16/ 1/ 2005) Syafei yang masuk SMA RP tahun 1958 kini adalah Ketua Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia Bogor (IPHIB) ini, mengenangkan pada tahun 1958, sekolah yang berbasis agama Katolik ini untuk pertama kalinya menerima pendaftaran siswa laki-laki. Katanya, “Saya masuk ke SMA RP, mengikuti teman-teman yang katanya di RP siswinya cantik-cantik. cantik-ca ntik. Kebetula Kebetulan n sekali, tahun itu jurusan j urusan C mulai dibuka untuk murid-murid murid-muri d laki-laki. laki-l aki. Langsung say s aya a daftar meski meski saya telah telah diterima dit erima di SMA Negeri jurusan A. Dan saya diterima, senang juga rasanya. Saya Sa ya merupakan merupakan angkatan pertama p ertama laki-laki ya yang ng me menjadi njadi pelajar SMA RP jurusan C.” Tentang Tentan g disiplin di se sekolah kolah itu, juga dike dikena nang ng oleh sa sang ng istri, Muly Mulyan ani. i. “Disiplinnya cukup tinggi, sehingga itu tertanam pada diri kami. Lulu SMA RP tahun tahun 1962, 19 62, me meski ski diterima di Unpad (Universitas (Universitas Padjadjaran) Bandung, saya tetap diminta oleh orang tua saya untuk terus melanjutkan ke Universitas Katolik Parahyangan Bandung, yang juga menerima mene rima saya. Akhirnya, Akhir nya, saya saya kuliah kuli ah di Fakultas Fakul tas Hukum Unpar sampai s ampai lulus tahun 1970,” kenang kenang Mulya Mul yani ni yang kemudian melanjutkan melanjutkan kuliah k uliah di Unpad untuk mengambil notaries. Bany anyak ak hal bisa b isa merka ingat ketika k etika sekolah sekol ah dulu. Syafei sebagai anak Muslim ingat bahwa selma bulan puasa dia diizinkan keluar kelas untuk berbuka puasa sejenak. “Kami pelajar SMA RP hidup rukun dan bersahabat, tidak pandang dari suku mana dan agama apa, dan saling menghormati agama yang yang kami anut,” ujarnya. ujarnya. *** KENANGAN masa lalu Dewi Sustinah Panji alumni 1968, istri mantan Wakil Kepala Polri Komjen (Pur) Pandji Atmasudirdja, di SMA RP juga sama seperti yang diucapkan Mulyani. Dewi juga mengenangkan disiplin yang tinggi yang diperoleh di sekolah. “Pendeknya, bagi saya REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005 I
43
rubrik forum
SEKOLAH
DARI ALUMNI REGINA PACIS
masa-masa yang masa-masa yang indah ind ah itu hanya di SMA RP. Bukan saja ketemu jodoh jo doh di sekolah, tetapi juga banyak teman dari berbagai macam etnis dan agama,” kata Mulyani dan Dewi. Sementara Syafei mengenangkan pengalaman yang lain lagi, yang berhubungan dengan soal kejujuran. “Di kantin, Suster Bernice FMM, kepala sekolah waktu itu, meletakkan makanan dengan harga Rp 10 per potong. Yang akan membeli tinggal mengambil satu makanan dengan memasukkan uang sebesar Rp 10 ke kotak yang disediakan. Bila nilai uang kami lebih dari harga makanan itu, maka uang kembalian kami ambil sendiri di kotak itu. Pelajaran ini tak kami temukan ketika saya bersekolah di SD maupun di SMP di luar sekolah RP,” kata Syafei Syafei yang bersama isterinya ist erinya kini berkip berkiprah rah mencerdaskan bangsa dengan mendirikan sekolah yang bermutu di Kota Bogor. (FX Puniman, alumnus SMA RP tahun 1967 yang menjadi wartawan Kompas sejak tahun 1972)
44 I REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005
rubrik forum
DARI ALUMNI SEKOLAH REGINA PACIS
MARZUKI DARUSMAN Alumnus 1963 Siapa yang tidak kenal dengan sosok Marzuki Darusman yang merupakan salah satu tokoh politik top Indonesia? Alumnus 1963 yang ya ng pernah p ernah menjabat sebagai Jaksa Agung pada masa pemerintahan pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, dan saat ini sibuk sebagai anggota DPR Komisi I,masih pula aktif dalam kegiatan yang menyangkut Hak Asasi Manusia. Se Sebelum belum masuk masuk ke SMA SMA Regina Pacis, Pacis, Pak Pak Marzuki Marzu ki ternyata sempat mengenyam studi di SMA Kanisius. Ia memutuskan pindah pind ah bukan saja saj a karena keluarganya mempuny mempunyai ai rumah di kawasa kawasan n Kota Hujan ini, tetapi juga karena SMA Kanisius itu ‘sepi’, karena seluruh seluru h sis siswany wanya a adalah laki laki-laki -laki . SMA Regina Pacis saat itu merupakan sekolah yang lebih menarik karena menawarkan kesempatan kesempa tan pergaulan yang lebih luas. l uas. Bukan itu saja, SMA RP pernah pernah menjadi sekolah yang juara di bidang Olah Raga, antara lain juara seBogor dan Jawa Barat untuk cabang badminton dan bola Voli. Pak Marzuki hingga kini k ini masih mengenang mengenang Sr. Bernice Bernice almarhum. almarhum. Kepala sekolah SMA RP tersebut tersebut merupakan sosok pengajar yang yang tegas, peduli, peduli , memiliki kasih sayang yang besar terhadap siswanya, serta dapat mengayomi mereka. Selain itu, Sr. Bernice juga berkepribadian menyenangkan, yang mengenal dengan baik setiap siswa yang bersekolah di SMA Regina Pacis masa itu. Saat itu, staf pengajar SMA RP kebanyakan berasal dari pengajar di Institut Pertanian Bogor. Tentu saja, cara pengajarannya pun seperti mengajar anak kuliahan. Siswa diajak untuk lebih berpikir ketimbang menerima bahan pelajaran. Guru yang paling disegani oleh Pak Marzuki, yang bersepeda setiap pagi untuk pergi ke sekolah, yaitu Pak Haryadi. Pak Haryadi adalah guru mata pelajaran Kimia Organik, yang bagi seorang Marzuki Darusman saat itu merupakan mata pelajaran yang sulit. Pak Marzuki juga berkisah awalnya sekolah membebaskan siswa untuk jajan j ajan di luar. Ibu I bu Sabi Sabi dan Bakmi Bakmi Yunsin Yun sin saat itu menjadi tempat ‘nongkrong’ favorit siswa. Sayangnya, karena siswa kemudian menggunakan kedua tempat itu untuk membolos, sekolah kemudian memutuskan untuk melarang siswa jajan di luar sekolah. Rekan seangkatan yang menjadi lawan dalam persaingan sehat adalah Merdias Almatzier, Almatzi er, yang yang kini menjadi direktur RSCM. Bagi Bagi Pak Marzuki, Marzuki , sekolah Regina Pacis Pacis adalah sekolah yang tidak mengenal diskri minasi ras atau pun agama. Semua mendapat perlakuan yang sama. RP pun merupakan sekolah yang menerapkan kedisiplinan tinggi, dan mendorong rasa kekeluargaan yang kental di antara para siswanya, meskipun diakui sikap senioritas secara wajar tetap ada. Selanjutnya, Pak Marzuki juga berpendapat bahwa prestasi akademis siswa yang tinggi, meskipun lebih rendah dibandingkan Kanisius, telah menjadikan SMA RP teladan bagi sekolah lainnya. Terlebih lagi, menurut mantan siswa Kelas Fisika murni yang pada tahun 1961 menjadi Ketua Ikatan Pelajar SMA RP, saat itu SMA RP sering menyelenggarakan kegiatan sosial, antara lain kerja bakti. REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005 I
45
rubrik forum
SEKOLAH
DARI ALUMNI REGINA PACIS
Alumnus yang ternyata pernah mencoba berkuliah di jurusan Arsitektur ITB, sebelum sebelum memutuskan memutuskan untuk pindah ke Fakultas Hukum Universitas Parahyangan, Bandung, ini sangat bangga akan almamaternya. Oleh karena itu, penggemar lagu ‘Yesterday’ dari Th e Beatles ini menitipkan pesan kepada seluruh warga SMA Regina Pacis ini agar meningkatkan suasana kekeluargaan, serta kegiatan-kegiatan di luar jam pelajaran. Menurutnya, kegiatan-kegiatan semacam itu juga bagian bagian dari pendidika pendidikan, n, bukan hanya hanya men mengisi gisi waktu sengga senggang ng saja. Pak Marzuki juga menekankan pentingnya sekolah untuk membangun kebanggaan dalam satu cabang kegiatan yang khas, agar dapat terus dipertahankan. Akhirnya, Akhi rnya, Pak Pak Marzuki Marzuk i juga j uga berpesan berpesan agar warga SMA RP terus membina hidup sosial dan bermasyarakat.
46 I REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005
rubrik forum
DARI ALUMNI SEKOLAH REGINA PACIS
MERDIAS ALMATSIER Alumnus 1963 Dr. Merdias Almatsier, Sp. S(K), FAMM sejak tahun 2001 hingga kini menjabat sebagai Direktur Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo (RSCM), Jakarta. Lahir di Kotabumi, dan besar di Lahat, pada tahun 1960 dr. Merdias hijrah ke kota Bogor atas ajakan neneknya, dan bersekolah di SMA Regina Pacis Bogor. Dokter Spesialis Saraf/ Neurologis ini sejak kecil bercita-cita menjadi dokter. Kiprah sang ayah ay ah yang yang juga ju ga seorang dokter dokt er dalam mengobati mengobati orang sakit saki t rupanya menjadi motivasi terbesar untuk mengejar cita-cita tersebut. Berikut adalah kesan dan pesan dr. Merdias tentang masa SMA-nya yang disampaikan kepada tim penulis ketika ditemui di ruang kerjanya bulan Mei 2005. Di SMA RP, dr. Merdias yang terkenal cerdas ini mengambil jurusan IPA (Ilmu Pasti Alam). Seingatnya saat itu dia tidak terlalu aktif di kegiatan sekolah, sesuatu yang agak disesalinya, karena “Berorganisasi itu i tu penting, bany banyak ak pelajaran melalui melalui berorganisasi yang tidak bisa ditemui di di pendidikan pendidikan sekolah.” sekolah.” Meskipun dokter Merdias tidak menganggap dirinya aktif berorganisasi, ia sebenarnya pernah menjabat sebagai wakil ketua Ikatan Pelajar (sekarang OSIS) SMA Re Regina gina Pacis. Sebagai Sebagai wakil waki l ketua, k etua, ia pernah harus menggantikan Ketua Ikatan Pelajar (waktu itu dijabat oleh Marzuki Darusman) yang berhalangan hadir dalam suatu kegiatan kegi atan sekolah. Sosok ya yang ng rupanya rup anya merasa kurang nyaman berada di keramaian apalagi berbicara di depan publik, harus menyampaikan pidato pembukaan. Ia berhasil meskipun hal itu dilakukannya dengan nervous. Kejadian itulah yang kemudian membuka pikirannya tentang kegiatan berorganisasi. Sejak itu, dr. Merdias aktif dalam kegiatan berorganisasi, baik ketika menjadi mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia maupun kini di lingkup kerjanya. Semasa menjadi mahasiswa, dr. Merdias aktif di Senat Mahasiswa FKUI, dan bahkan pernah menjadi Ketua Bidang Profesi Senat Mahasiswa FKUI (1968). Ia pun aktif menjalin kerjasama dengan berbagai Fakultas Kedokteran di Indonesia, yang kemudian menghasilkan terbentuknya Ikatan Mahasiswa Fakultas Kedokteran Indonesia. Seperti banyak alumni lainnya, dokter yang pernah menjadi anggota grup band pelajar Sumatera Tengah di Bogor dan kelompok Bela Diri Ji ji tsu in inii sangat mengagumi Sr. Berni ernice. ce. Ba Bagi ginya, nya, Sr. Be Berni rni ce merupakan sosok yang sangat bijaksana, dan bisa membina murid tanpa kekerasan atau peraturan yang super ketat. Pencinta dansa t w i s t ini pun ingat bentuk hukuman yang diberikan Sr. Bernice terhadap anak yang ‘bandel’. Hukuman ‘Mencabut Rumput’ terbukti efektif karena menyebabkan kebanyakan terhukum malu dan kapok. Pencinta buku tentang ‘Winnetou’ dan penggemar musik klasik ini bersyukur bahwa, “Dulu jam sekolah siang, karena pagi hari gedungnya digunakan SMP.” Dengan jam belajar seperti itu,
REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005 I
47
rubrik forum
SEKOLAH
DARI ALUMNI REGINA PACIS
menurutnya, “Saya lebih bisa punya banyak waktu untuk belajar.” Baginya, SMA Regina Pacis merupakan ajang pendidikan yang penuh disiplin dan kebersamaan. Dia sangat berharap Regina Pacis semakin memperbaiki mutu pendidikannya. Bagi para siswa Regina Pacis, dr. Merdias berpesan, “Kejarlah citacitamu dan jangan menyerah sebelum cita-citamu terwujud.” Di riwayat hidupnya dr. Merdias menulis bahwa sebenarnya kariernya saat ini - dimana dia banyak berkecimpung dalam pengembangan organisasi profesi kedokteran (seperti IDI, MKKI, PERDOSSI) dan manajemen rumah sakit – sedikit berbeda dari cita-citanya untuk berkarier di bidang bi dang akademis. akademis. Namun demikian, tambah beliau, “Yang penting adalah memil memilih ih pekerjaan pekerj aan atau karier yang yang sungguh-sungguh sungguh-su ngguh kita sukai. Dengan begitu kita dapat menitinya dengan nikmat, dan memberikan hasil yang memuaskan. Pekerjaan atau karier harus bermanfaat tidak saja bagi diri kita sendiri, tetapi juga bagi lingkungan dan masyarakat di sekitar kita.”
WILLY ROZA
48 I REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005
rubrik forum
DARI ALUMNI SEKOLAH REGINA PACIS
RUSDIHARDJO Alumnus 1964 Prestasi SMA RP Harus Dipertahankan “BERBEDA dengan sekolah Katolik lainnya, SMA Regina Pacis (RP) Bogor yang dipimpin oleh Suster Bernice FMM, cukup modern. Menganjurkan diadakannya pesta dan melatih melatih meny menyanyi. anyi. Pribadi biarawati asal Amerika itu, sangat mengesankan,” mengesankan,” kata kata Rusdihardjo Rusdihardj o (60), alumnus alu mnus SMA RP tahun 1964 yang mantan Kapolri dan kini menjadi Duta Besar Indonesia di Malaysia di Kuala Lumpur akhir bulan Mei 2005 ketika ditemui penulis di rumah dinasnya. Sebagai wartawan Kompas yang kebetulan mendapat tugas ke Malaysia, saya menyempatkan diri bersama sejumlah wartawan lainnya untuk menemui Dubes Indonesia untuk sedikit bincang-bincang kesannya tentang sekolah kita, SMA RP. Disiplin dan kejujuran yang diterapkan Suster Bernice kepada anak-anak didiknya, didi knya, menurut menurut Rusdihardjo, Rusdihardj o, membentuk membentuk kepribadiannya kepri badiannya setelah lulus dari SMA RP sampai menjadi pucuk pimpinan Polri. “SMA RP itu, saya rasa sampai kini masih menjadi favorit, kebanggaan, disegani, dan dicintai warga Kota Bogor. Kita alumni RP dan warga kota Bogor tentu merasa bangga siswa murid sebuah sekolah swasta di Kota Bogor, meraih medali emas pada olimpiade fisika se Asia tahun ini. Dari masa ke masa, pelajar-pelajar SMA RP mengukir prestasi. Ini yang harus kita pertahankan, dan alumni SMA RP juga harus dipersiapkan menjadi pemimpin di masa mendatang. Sebab pendidikan di SMA itu merupakan dasar kepemimpinan,” kata Jenderal Polisi (pur) Rusdihardjo. Seperti alumni SMA RP yang muslim bersekolah di sekolah Katolik, Rusdihardjo mengatakan sangat akrab bergaul dengan teman-teman non muslim, dan juga dari berbagai etnis. “Sampai sekarang saya masih berkomunikasi dengan teman-teman saya di antaranya yang pernah samasama ditempelengi Brimob saat ke Yogya setelah lulus MSA RP, dan juga acapkali jumpa dengan teman-teman seangkatan,” kata Rusdihardjo yang juga te terke rkesa san n ata atas s Pak Pak Sum uman antri, tri, gur guru u yan yang g dinila dinilaii suka suka hum humor or dan dan Pak Pak AJ Radjino, guru dan kepala sekolah yang serius. Rusdihardj o kepada penulis juga Rusdihardjo j uga sempat sempat mengungkapkan kesan tersendiri tersendiri terhadap SMA RP. “Pada tahun 1980 an, saya ceramah tentang narkotika di hadapan guru-guru di SMA RP yang antara lain nampak bekas guru saya duru,” kata Rusdihardjo yang saat itu bertugas di Reserse Narkotika Mabes Polri dengan pangkat Letkol Polisi. Dubes RI di Malaysia ini, ketika sekolah di SMA RP tiap hari diantar oleh sopirr pergi pulang sopi pu lang dari Jasinga J asinga tempat tempat kerja ayahnya ayahnya di sebuah perkebunan di Jasinga. “Sampai rumah paling lambat pukul 20.00, waktu itu Jasinga – Bogor berjarak sekitar 45 km, jalannya tidak macet seperti sekarang ini hanya memakan waktu sekitar 40 menitan,” kata Rusdihardjo seraya tersenyum menyebutkan salah seorang nama siswi yang ditaksirnya. (FX Puniman, alumnus tahun 1967 jurusan sosial) REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005 I
49
rubrik forum
SEKOLAH
DARI ALUMNI REGINA PACIS
SJAMSIDAR ISA (TJAMMY) Alumnus 1965 “Saya sangat terkesan akan suster-suster RP yang menyiapkan makanan untuk saya sahur.” Itulah sebaris kalimat yang penulis kutip dari pembicaraan panjang yang menyenangkan antara penulis cs dan Ibu Syamsidar Isa atau biasa disapa dengan sebutan Mbak Tjammy. Ibu yang di usiany usi anya a yang yang lima li ma puluh sembilan masih terlihat muda ini, ini , adalah pendiri Sekolah Modeling Studio I pada tahun 1980 yang kemudian menjadi pelopor kehadiran modelling school yang kemudian banyak bermunculan di Ibu Kota. Berikut kisah Mbak Tjammy Tjamm y, yang yang disampa disampaikan ikan denga dengan n penuh penuh gelak gelak tawa tawa,, tentan tentang g masa masa SMA nya seperti yang disampaikan kepada penulis cs di rumahnya di Jakarta Jaka rta Sela elatan tan.. Lahir dan besar di kota Palembang, Mbak Tjammy merantau ke Kota Bogor untuk melanjutkan pendidikan SMA di Regina Pacis Bogor. Sebagai anak rantau, Mbak Tjammy tinggal di asrama RP bersama 13 orang teman, dimana hanya dua di antaranya beragama Islam, termasuk dirinya. Pertama kali menunaikan ibadah puasa di asrama ini, wanita yang mendalami ilmu Desain Tekstil di Fachhochschule di Dusseldorf, Jerman ini sangat terkejut mengetahui para suster biara secara khusus menyiapkan makan sahur bagi Mbak Tjammy dan temannya. Dan itu dilakukan para suster selama bulan Ramadhan. Suasana kekeluargaan dan toleransi semacam itu rupanya menular kepada para siswa yang beragama berbeda-beda. Mbak Tjammy pun tidak mau ketinggalan ikut merayakan hari Natal di kapel sekolah. Menurut ibu tiga anak (yang salah satunya menjadi pemeran dalam film ‘Arisan’, lho) turut merayakan hari besar agama lain itu, “Tidak apa-apa asalkan asalkan tidak tidak ikut ikut berdoa.” berdoa.” Wah, seandainya rasa kekeluargaan dan toleransi tersebut tetap terwujud hingga kini, baik di lingkup kecil Regina Pacis maupun di lingkup yang lebih luas …… Pendiri Ikatan Peran cang Busana Madya Indonesia (IPBMI) bersama beberapa perancang busana top (seperti Harry Darsono, Prajudi Atmodirjo Atmodirj o dan Susan Budihardj Budihardjo) o) ini banya banyak k bercerita ‘kreativitas’ anak asrama ketika melanggar tata tertib. Bukan halangan rupanya bagi mereka mere ka untuk mem membeli beli sate di luar, padaha p adahall pintu p intu pagar p agar asrama asrama sudah terkunci. Melalui jendela kamar di lantai 2, mereka menyambungkan pakaian untuk digunakan menurun-naikkan piring ke dan dari tukang sate. Sialnya, ada yang mengetahui perbuatan mereka dan segera melaporkannya kepada Sr. Bernice. Untunglah, Suster yang terkenal bijak tersebut malah tidak menghukum mereka. “Anak asrama disayang suster,” suster,” begitulah ungkapnya kepada kami. Mbak Tjammy, yang ketika menjabat ketua IPBMI antara 1985 -1993, berjasa mengembangkan profesi perancang busana dengan menjalin kerjasama dengan organisasi perancang di Asia Tenggara dan Asia,
50 I REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005
rubrik forum
DARI ALUMNI SEKOLAH REGINA PACIS
banyak bercerita tentang Sr. Bernice, suster favoritnya. Baginya, Suster Bernice merupakan sosok yang sangat dibutuhkan oleh anakanak zaman sekarang. Dia dapat mendekati murid-muridnya dengan luwes. Salah satu jurus suster berdarah Amerika ini adalah dengan menyelami meny elami kehidupan rema remaja ja dan d an menjadi tema t eman n bagi murid-murinya. Beliau tahu apa saja saj a tentang mereka, mereka, hingga hi ngga hal-hal sepele, termasuk tentang pacar murid-muridnya. Masalah pacar dilihat seperti sesuatu yang normal, sehingga ketika melihat siswinya dating sendirian pada salah satu acara malam dana, Sr. Bernice akan bertanya, “Where’s the boy?” Walaupun banyak kenakalan masa remaja yang dilakukan Mbak Tjammy tida Tjammy tidak k ber berart artii dia tida tidak k puny punya a pre presta stasi. si. Pe Penguru ngurus s Yay Yayasa asan n Bat atik ik Indonesia itu mengaku beberapa kali mengikuti Lomba Menari dan pernah juga memenangkan lomba Serampang 12 se-Indonesia sebagai juara dua. Belia eliau u juga se sempa mpatt me membu mbuat at se sebua buah h grup tar tarii ber bersa sama ma teman-temannya. Ia juga mengaku bahwa ia senang berkecimpung dalam organisasi dan beranggapan bahwa menjadi juara bukan menjadi jaminan sebuah kesuksesan. Kenakalan-kenakalan remaja, selama masih dalam batas kewajaran, serta pengalaman-pengalaman berorganisasi di SMA itu i tu telah mengasah mengasah kreativitas dan menimbul menimbulkan kan ide-ide yang nantinya sangat berguna sekali untuk masa depan. Ketika mengakhiri pembicaraan ringan dan penuh tawa ini, Mbak Tjammy Tjamm y sa sambil mbil be berke rkelaka lakarr be berkat rkata, a, “Sekolah nggak usah pinter-pinter yang penting penting naik naik kelas.” kelas.” Ya, mungkin maksud dari wanita yang pernah bercita-cita menjadi duta besar adalah agar kita dapat menikmati setiap detik menyenangkan dalam kehidupan SMA yang hanya sekali dan tidak bisa terulang kembali.
REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005 I
51
rubrik forum
SEKOLAH
DARI ALUMNI REGINA PACIS
BENNY SUTRISNO Alumnus 1966 Ditemui di kantornya di salah satu gedung tinggi di Jl. Gatot Soebroto, Jakarta Jakar ta,, Be Benny Sutr utrisno isno be berkisa rkisah h bany banya ak tenta tentang ng kena kenaka kalan lan kha khas s siswa siswa SMA yang dilakukannya saat itu. Padahal, Direktur APAC Corporation, yang juga menjabat sebagai Ketua Perhimpunan Industri Tekstil ini, disekolahkan di Regina Pacis Bogor oleh orang tuanya agar tidak nakal lagi. Pertama kali merokok, Pak Benny Pertama Benny tertangkap basah oleh ol eh Suster Suster Bernice. Suster kemudian menggiring menggiri ng Benny Benny muda ke ruang kantornya, kant ornya, kemudian kemudi an menyodorkan sebungkus rokok untuk dihabiskan Pak Benny. Kontan ia kapok merokok. Sebagai tambahan, suster juga memintanya menuliskan janji untuk tidak merokok lagi sebanyak 500 kali. Selain itu, Pak Benny dan teman-teman pandai mencari cara membolos. Dengan menggunakan gunting, mereka membuat lubang rahasia di pagar sekolah. Banyak lagi kisah kenakalannya, tapi lucunya meskipun nakal-nakal, Pak Benny dan teman-teman cukup ‘romantis’ dalam urusan menyatakan perasaan kepada siswi yang disukainya. Melalui teman, mereka mengirimkan surat sang ‘jantung hati’ dan meminta kesediaannya untuk meningkatkan persahabatan. Berkaitan dengan kedisplinan yang diterapkan sekolah, saat itu siswa dilarang dil arang membawa membawa motor ke k e sekolah. Seperti kebanyakan kebanyakan siswa si swa lainnya, Pak Benny saat itu berjalan kaki atau naik bemo. Hukuman bagi yang terlambat ke sekolah adalah menulis janji untuk tidak terlambat sebanyak 50 kali. Lebih lanjut penggemar olah raga basket ini bertutur, sebelum masuk kelas siswa harus berbaris dulu di luar kelas untuk diabsen ketua kelas. Ada dua sosok guru yang secara khusus dikenang Pak Benny. Pertama adalah Pak Herlan, yang saat itu masih berstatus mahasiswa ITB, dan sangat galak. Kedua, Pak Warto, yang sangat komunikatif dengan siswanya. Saat itu, hubungan antar guru dan murid sangat akrab dan terbuka. Bagi pria yang dulu bercita-cita menjadi insinyur ini, SMA Regina Pacis telah memberikan pendidikan yang baik dan benar kepada siswanya. Antara lain melalui pendidikan Budi Pekerti. Manfaat bersekolah di SMA RP telah dirasakannya sendiri dalam melalui perjalanan karirnya, khususnya ketika ia berkuliah elektro di Jerman. Setelah itu, Pak Benny pun berkuliah di bidang Marketing dengan beasiswa dari pemerintah Jepa Jep ang. Pe Perna rnah h me menja njadi di pe pera ranc nca ang inst instala alasi si listr listrik ik da dan pe peda daga gang ng be bera ras, s, Pak Benny menyampaikan pesan bahwa keberhasilan membutuhkan perjuangan, tetapi dengan semangat pantang menyerah, semua citacita tidak ada yang mustahil untuk diraih.
52 I REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005
rubrik forum
DARI ALUMNI SEKOLAH REGINA PACIS
BETTY LAKSMI JENIE Alumnus 1966 Prof. Dr. Betty Jenie, yang saat ini masih aktif sebagai guru besar Fateta (Fakultas Teknologi Pertanian) Institut Pertanian Bogor ini, menyelesaikan pendidikan SMP-nya di SMP Negeri 1 Bogor. Ia memutuskan untuk melanjutkan SMA Regina Pacis karena SMA RP saat itu sudah terkenal sebagai sebagai sekolah elite yang yang menerapkan menerapkan disipli disi plin n tinggi. tinggi . Sistem belajar mengajar di d i SMA RP yang yang berbeda berb eda sempat pada awalnya awalnya membuat Ibu Betty kesulitan. Untungnya, ia suka sekali membaca, sehingga akhirnya ia dapat mengikuti pelajaran dengan baik. Pada masa itu, SMA RP berlangsung pada siang hari karena kelas digunakan oleh SMP yang berlangsung pagi hari. Ada 3 jurusan yang dibuka, yaitu jurusan A (Ilmu Pasti dan IPA), jurusan B (Bahasa), dan jurusan jurusa n C (S (Sosial) osial).. Ibu yang yang me menga ngaku, ku, “Say aya a ini oran orangny gnya a pendiam, pendiam, penakut dan kurang percaya diri. Saya dulu terkenal sebagai kutu buku”, ini dulu duduk di jurusan A. Pak Sumantri yang suka melucu, dan Pak Matondang yang mengajar matematika adalah guru favoritnya. Meskipun Regina Pacis menerapkan kedisiplinan yang ketat, para siswanya adalah tetap layaknya remaja yang ‘nakal’. Pak Omay adalah salah satu guru yang paling sering di-iseng-i para muridnya. Namun demikian, Ibu Betty menjamin bahwa kenakalan siswa jaman dulu itu tidak pernah merugikan atau menyulitkan guru yang bersangkutan. Seragam sekolah, yang saat itu berbahan lurik dengan warna hitam dan garis-garis hujan berwarna putih, tidak digunakan setiap hari. Siswa lebih bany b anyak ak menggunakan baju bebas. Hal ini i ni menjadi peluang bagi para siswi, khususnya para siswi jurusan sosial, untuk berlomba menjadi modis. Banyak yang mencoba-coba menggunakan rok mini. Saat itu ada dua kegiatan ekstra kurikuler siswa, yaitu olah raga dan kesenian. Kesenian yang dimaksud adalah seni tari daerah yang diajarkan oleh Ibu Nani. Berhubung waktu itu berdansa gaya barat sedang gencar, para siswa tak kalah akal dengan belajar berdansa sendiri.. Olah sendiri Ol ah raga basket dan voli merupakan kegemaran kegemaran siswa. Pesta Kesenian dilangsungkan setahun sekali dengan banyak acara yang meriah. Bagi Ibu Betty, yang suaminya, dr. Andi Jenie, Sp.THT, juga alumnus 1966,, SMA Regina Pacis 1966 Pacis banya b anyak k menyisakan kenangan indah, terutama t erutama karena segala sesuatunya berlangsung dalam suasana kekeluargaan yang erat. Seperti para alumni angkatan awal lainnya, Ibu Betty menganggap menga nggap Sr. Bernice sebagai orang or ang sangat berpengaruh terhadap kemajuan SMA RP, khususnya khu susnya karena Sr. Bernice Bernice adalah pengajar pengaj ar moral dan etika. Menurut pandangannya, dengan dengan standar pendidikan pendidik an yang yang tinggi serta staf pengajar yang berdedikasi, Regina Pacis hingga kini masih mempunyai mutu yang lebih baik dibandingkan sekolah lainnya. Menutup perbincangan hari itu, Ibu Betty menitipkan pesan kepada
REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005 I
53
rubrik forum
SEKOLAH
DARI ALUMNI REGINA PACIS
sekolah Regina Pacis, agar “Regina Pacis bisa mempertahankan karismanya, dan terbuka terhadap perkembangan jaman sehingga tidak tertinggal oleh sekolah-sekolah yang banyak bermunculan. Dengan penerapan kedisiplinan yang tinggi, murid berotak di atas rata-rata, serta standar pendidikan yang tinggi, Regina Pacis dapat menjadi semakin maju.” Akhirnya Ibu Betty juga berpesan kepada para siswa SMA RP agar, “Rajin membaca dan membuka diri terhadap dunia. Masa SMA adalah masa yang paling penting, karena SMA adalah masa untuk membangun pondasi mental, psikologis, etos kerja, dan pola pikir.”
54 I REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005
rubrik forum
DARI ALUMNI SEKOLAH REGINA PACIS
DEWI SUSTINAH PANDJI Alumnus 1968 Konon, masa sekolah di SMA bagi sebagian besar remaja, termasuk bagiku, merupakan masa yang paling menyenangkan karena seolaholah tak pernah ada kesusahan. Kisahku di sekolah Regina Pacis berawal pada tahun 1950-an, ketika ayahku dialih-tugaskan dari Semarang ke Bogor. Saat itu aku berusia 5,5 tahun dan sudah ber- ‘sekolah’ di sebua sebuah h kelompok berma bermain in (frobel shool) . Di Regina Pacis, Pacis, sekolah seko lah yang saat saat itu dikenal di kenal di seantero Bogor dengan sebutan RP, awalnya aku didaftarkan masuk ke Taman Kanak-Kanak. Pada hari pertama sekolah aku disuruh melingkarkan tangan ke atas kepala sampai sampai menyentuh menyentuh kuping. ku ping. Mungk Mungkin in karena k arena itulah atau karena aku bisa berbahasa Belanda, hanya seminggu duduk di kelas nol aku langsung dipromosikan ke kelas satu SD. Ruang kelas satu pada waktu waktu itu i tu masih berbentuk aula yang dilengkapi dengan sebuah podium dan bangku-bangku “raksasa” untuk ukuran anak-anak usia kelas satu sehingga murid-murid terkesan terbenam di dalam kursi. Belum begitu lama aku duduk di kelas satu, ketika Sinterklas (Santa Klaus) bersama Pit Hitam (Zwaarte Piet) datang berkunjung. Semua murid SD dikumpulkan diku mpulkan di aula tersebut dan bagi anak-anak anak-anak yang baik, patuh, pandai dan disiplin tersedia hadiah. Sementara itu Sinterklas juga suda sudah h me memiliki miliki dafta daftarr na nama ma anak anak na nakal kal yan ang g aka akan n me mene nerima rima hukuman – tangan mereka dipukul pelan-pelan dengan beberapa batang lidi yang diikat jadi satu. Aku termasuk anak yang dipanggil Sinterklas ke depan, bukan untuk dihukum tetapi duduk di pangkuannya. Itulah kali pertama dan terakhir aku mengenal dari dekat seorang Santa Klaus. Sewaktu duduk di Sewaktu d i SD kami dilarang dil arang keras keras jajan j ajan di luar l uar sekolah. Sebagai Sebagai gantinya beberapa suster menjual aneka penganan penganan termasuk es yang terkenal dengan sebutan es-RP, berbentuk kubus dikemas dalam kertas kue dn rasanya mirip es mambo. mambo. Ti Tidak dak banyak kenangan yang yang aku punya tentang sekolah sekol ah dasar…. maklum, maklu m, namanya namanya juga jug a anak SD. Tetapi, Teta pi, hingga kini ki ni aku ma masih sih te terken rkenang ang tem teman an seb sebang angku, ku, Juwita Juwita,, gadis cilik cantik yang agak jahil. Kalau keinginannya tak terpenuhi misalnya pinjam pinsil, tangan aku habis dicubitnya. Yang lebih heboh kenanga kenangan n ketika duduk di sekolah me menengah nengah pertama. Tiga regu gerak jalan kami selalu berjaya dan beken di kalangan murid sekolah s ekolah lainnya lain nya.. Kebetulan aku sempat menjadi menjadi salah satu kepala regu disamping Elly Harahap, Harahap, murid muri d “top” “top” pada waktu waktu itu, i tu, sementara satunya lagi gadis tomboy yang sampai tulisan ini diturunkan aku belum berhasil mengingat namanya. Regu kami beken dan “disegani” lawan, mungkin karena berbagai variasi unik yang ditampilkan saat itu, sehingga selalu menarik dan REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005 I
55
rubrik forum
SEKOLAH
DARI ALUMNI REGINA PACIS
mendapat sambutan hangat dari para penonton yang biasanya sudah berjejer di pinggir jalan. Regu kami di bawah asuhan Pak Yusuf Iskandar (alm) dan Ibu Elizabeth memang sangat disiplin. Sampai-sampai Nusye Pramono, salah satu anggota regu punya nostalgia dengan komentar: “Kamu dulu galak banget, aku sebel sama kamu, karena marah-marah melulu.” Itu kenangan Nusye tentang aku yang selalu diungkapkan dalam setiap kesempatan santai pada anak-cucunya. Di bangku sekolah menengah atas aku punya kesempatan untuk lebih mengembangkan semua bakat yang selama ini terpendam, berkat sikap moderat kepala sekolah seorang suster berkebangsaa berkebangsaan n Amerika, Amerik a, Zr. Bernice. Bernice. Kegiatan pramuka langsung ditanganinya, dalam hal berkesenian bakat menyanyi diberi keleluasaan untuk berkembang, sehingga bermunculan penyanyi yang punya potensi antara lain Dudy Iskandar, yang di kemudian hari cukup kondang di blantika musik Indonesia. Regina Pacis adalah lembaga pendidikan yang berlatar-belakang Katolik, tetapi bagi anak-anak murid di luar agama itu diberikan suatu keleluasaan untuk melakukan ibadahnya masing-masing. Misalnya, saat sekolah siang dan di bulan Ramadhan Ramadhan anak-anak muslim menjalankan ibadah ib adah puasa, maka menjelang magrib mereka diperbolehkan pulang lebih awal sebagai persiapan untuk berbuka puasa. Ada cerita lucu waktu aku duduk di SMA-RP dan masuk sekolah siang yang bisa jadi sangat berkesan bagi kebanyakan murid SMP-RP yang semuanya perempuan. Saat siswa SMP yang masuk pagi bubar, anak-anak cowok SMA mulai “ngeceng” dengan segala macam ulahnya. Bahkan ada yang ya ng sengaja meninggalkan buku buk u di bangku atau menulis katak ata-kata kata “gombal” “gombal” di secarik kertas, agar esoknya dibaca sama cewek SMP yang “diincarnya”. Cara yang terkesan iseng tapi serius itu ternya-ta jitu juga, karena terbukti ada beberapa pasangan yang kemudian benar-benar pacaran, bahkan b ahkan sampai menikah. Ketika duduk di bangku SMA, peraturan dilarang jajan di luar sekolah mulai longgar bahkan di Jl. Pengadilan ada warung gado-gado “Si Tante” yang berfungsi ganda, karena selain sebagai tempat jajan juga menjadi “posko” anak-anak yang bolos pelajaran karena misalnya gurunya “reseh”. Mereka tidak berani duduk di warung, tetapi bersembunyi di dapur si tante, agar tidak ketahuan sama guru atau teman-teman sekelas lainnya. Tigapuluh tujuh ta Tigapuluh tahun hun telah telah be berlalu rlalu sejak sejak aku lulus dar darii SMA-R MA-RP, P, tetapi tetapi kenangan masa sekolah yang manis, lucu, unik dan menyenangkan tetap membekas di hati sebagian besar alumninya. Banyak lulusan lulu san RP yang yang berhasil berhasi l menjadi “orang orang” ”, tetapi ada juga yang kurang kur ang beruntung, meski dem demiki ikian an persahabatan persahabatan di antara kami terus terjalin terjali n sampai sekarang baik antar bekas teman sekelas maupun antar mantan angkatan dan antar angkatan.yang paling indah dan tak terlupakan.
56 I REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005
rubrik forum
DARI ALUMNI SEKOLAH REGINA PACIS
J O H JO N N I E SY SYA AM HN Alumnus 1971 Ayah dari dua orang putri dan kakek dari seorang cucu perempuan ini kini adalah seorang pengusaha yang mengelola Pasar Mobil Kemayoran (PMK). Dengan luas 9 hektare yang terletak di depan Pekan Raya Jakarta - Kemayoran, PMK merupakan pusat perdagangan otomotif terbe terbesar sar di Indonesia. Ada 800 unit kios onderdil o nderdil dan variasi variasi otomotif. Suami dari seorang istri (bagus!!) ini sekarang bergelar Master of Business Administration (MBA) dari GS Fame Institute of Business Jakarta, dan Philippines School of Business Administration (PSBA) Manila. Siapa nyana ternyata pengusaha sukses ini mempunyai masa SMA yang unik. Berikut kisahnya: Bulan Juli 1965 saya masuk SMA Regina Pacis dan duduk di kelas I-1. Gerakan Partai Komunis Indonesia (Gestapu) yang meletus pada tanggal 30 Septem eptember ber 1965, 196 5, tidak ti dak saja mengguncang keadaan negara negara Indonesia, tetapi juga mengakibatkan kegiatan belajar-mengajar di sekolah pun terganggu. Siswa sibuk melakukan demonstrasi. Mulai dari menduduki Sekolah Cina di Jl. Mantarena Bogor sampai menduduki vila menteri dan pejabat era Soekarno di daerah Puncak. Saat itu, masa sekolah diperpanjang menjadi 18 bulan. Sejak saya duduk di kelas 1 sampai dengan kelas 3 di SMA, beberapa kali saya mesti berurusan dengan Sr. Bernice yang waktu itu ‘seperti’ pimpinan pimpi nan di SMA Regina Pacis Pacis Bogor. Pe Pernah rnah saya terpaksa terpaksa memotong rambut saya pendek sekali, karena rambut bagian belakang dipotong nyaris botak oleh Sr. Bernice dengan menggunakan pisau pencukur kumis. Puncaknya adalah saya dan beberapa teman Kelas 3 jurusan Pasti tidak lulus dari ujian akhir SMA pada tahun 1968. Ujian akhir tidak SMA dilakukan dengan sistem baru di mana hanya 5 mata pelajaran saja yang diuji oleh negara. Dari kelas saya, kelas 3 jurusan Pasti, hanya kurang dari 20%yang lulus ujian akhir tahun 1968 itu. Apakah prestasi buruk ini tercatat dalam sejarah Sekolah SMA Regina Pacis Bogor? Kondisi keuangan keluarga kami saat itu sangat menyedihkan karena orang tua t ua saya sudah lama tidak berpenghasilan berpenghasil an tetap. Banyak Banyak temantemanteman saya yang tidak lulus ujian akhir SMA itu memutuskan untuk mengulang di SMA RP, sebagian lagi memutuskan untuk pindah ke luar kota dan mengulang kelas 3 SMA di sana. Saya memutuskan tidak mengulang sekolah, melainkan mencoba bekerja karena saat itu saya sangat membutuhkan uang. Awalnya saya berjualan dari rumah ke rumah “Hwa Hwe” (judi 36 angka dengan hadiah 25 kali) yang popular saat itu. Saya juga menarik Bemo (kendaraan roda 3 khas Bogor), dengan jam kerja mulai pukul 05.00 subuh sampai dengan pukul 23.00. Pada siang hari, jika tidak banyak penumpang, saya beristirahat di terminal-terminal bemo sambil merenung. Apa kira-kira masa depan saya kalau saya terus-terusan seperti ini? Apa yang bisa diperbuat seorang lulusan SMP?
REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005 I
57
rubrik forum
SEKOLAH
DARI ALUMNI REGINA PACIS
Merenung adalah sesuatu hal yang perlu kita lakukan pada saat-saat terntentu untuk mengevaluasi apakah yang sudah kita kerjakan selama ini sudah sudah benar? benar? Pada awal pelajaran 1971, dengan modal tekad saya memberanikan diri masuk ke kantor SMA RP dan bertemu dengan Sr. Bernice. Saya utarak utarakan an maksud saya s aya untu untuk k mengulang sekolah di kelas 3 SMA RP. Sr. Bernice bertanya ,,”Apakah ”Apakah kamu nantinya tidak akan membolos lagi?”. Saya jawab, “Saya sudah membolos selama dua tahun. Jika saya masih mau membolos buat apa saya datang ke sini si ni minta kesempatan mengulang di d i kelas k elas 3 SMA?”. SMA?”. Sr. Bernice Bernice bertanya lagi, “Seandainya “Seandainya sudah tidak ada bangku di dalam kelas, apakah kamu mau saya berikan bangku di luar kelas?”. Saya menjawa b dengan pasti,”Saya mau.” Sr. Bernice kemudian berkata, (Kepala epala sekolah sekolah pada wak tu itu) “Caril Carilah ah Bapak Bapak Moerwanto Mo erwanto (K dan katakan dan bahwa kamu sudah diterima oleh Sr. Bernice di kelas 3.” Saya tidak pernah melupakan perkataan Sr. Bernice itu yang mengubah nasib saya. Hingga hari ini, beliau adalah malaikat penyelamat hidup saya. Dengan seluruh konsentrasi, saya mencoba mengulang di kelas 3 Paspal 2 pada tahun 1971. Akhirnya saya berhasil lulus ujian akhir SMA tahun 1971.
58 I REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005
rubrik forum
DARI ALUMNI SEKOLAH REGINA PACIS
MARUSYA NAINGGOLAN Alumnus 1972 Ibu satu orang anak yang bergelar MA ini adalah seorang komponis dan pianis. Mendapat bimbingan musik pertama dari ayahnya, Sutan Kalimuda Nainggolan, Ibu Usya (demikian dia dikenal temantemannya), sejak SMP hingga SMA rela berlelah-lelah naik bus dan oplet opl et ke Jakarta setelah pulang sekolah. Se Semuany muanya a itu ditekuninya ditekun inya untuk belajar piano dari pianis terkenal dan hebat, Rudy Laban di Yayas Yay asan an Pe Pendidika ndidikan n Musik di Jaka Jakarta rta.. Ber erikut ikut ini pe perbinc rbincan anga gan n singka singkatt yang ya ng berlangsung antara tim penyusun penyusun buku buk u dan Ibu Marusya M arusya di selasela kesibukannya dalam “Jakarta Anniversary Festival III 2005” pada tanggal 24 Juni yang lalu. Ibu Usya memang cinta musik sejak kecil. Namun demikian, Direktur Gedung Kesenian Jakarta ini sebenarnya tidak bercita-cita menjadi pemusik.. Cita-citanya sewaktu kecil pemusik kecil adalah menjadi menjadi POLWAN. POLWAN. Jalann Jalannya ya menjadi pemusik ini dirintisnya secara formal di Lembaga Pendidikan Kesenian Kese nian Jakarta, Jakarta, sekarang sekarang IKJ (Institut Kesenian Kesenian Jakarta). Jakarta). Lulus dengan predikat ‘Memuaskan’, Ibu Usya merupakan lulusan pertama dari LPKJ/ IKJ angkatan pertama Juru Jurusan san Piano Piano Mayor pada tahun 1980. Sampai Sa mpai sekarang, ia mengabdi di d i almamaternya sebagai dosen Jurusan J urusan Musik, pada Piano Piano Mayor, Harmoni, Harmoni, Komposisi, K omposisi, Ansambe Ansambel, l, Kontrapung. Ko ntrapung. Meskipun ‘Ba ‘Bandel’, ndel’, dem d emiki ikian an pengakuannya pengakuannya di salah satu edisi Bulletin Alum ni SMA SMA Regina Regina Pacis Pacis Bogor Bogor 19 71 , ia dua du a kali mendapat beasiswa. Pada tahun 1980, dia mendapat beasiswa dari pemerintah Australia untuk belajar musik di Conservatiorium, Sydney, Australia. Dia sanggup menyelesaikan studinya dalam waktu 3½ tahun (biasanya 4 tahun). Pada tahun 1987, Ibu Usya mendapat beasiswa dari Yayasan Fullbright untuk bela belajar jar komposisi ko mposisi musik di Univ University ersity of Boston, USA. USA. Lulus pada tahun 1989, ia merupakan salah satu dari dua lulusan saat itu. Lulusan lainnya adalah Marti Epstein, seorang perempuan dari Israel. Ibu Usya tidak pernah lupa bersyukur kepada Tuhan, karena berkat musik ia bisa membiayai kuliahnya di IKJ, termasuk biaya hidupnya saat itu. Setiap hari setelah kuliah, dia mengajar les piano. Rupanya pekerjaan ini sekaligus dijadikannya peluang untuk melatih diri dengan bermain piano minimum 6 jam sehari. Pada pementasan Ensembel Musik Anak Perdamaian dalam J a k a r t a A n n i v e r s a r y Fe st st i v a l I II II 2 0 0 5 , 24 Juni 2005, Ibu Usya banyak meracik aneka nuansa etnik ke dalam instrumen i nstrumen Barat. Barat. Kepekaa Kepekaannya nnya terhadap berbagai warna tradisional ini rupanya lagi-lagi terpupuk sejak kecil, karena selain ikut les musik klasik, Ibu Usya ternyata juga belajar tari Srimpi, angklung angklun g dan degung. (DeTAK (DeTAK,, No. 61 6 1 Tahun Ke-2, September September 1999). Melalui pementasannya, seniman yang selalu menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan perdamaian ini menyampaikan pesan ‘kemanusiaan dan perdamaian’ tersebut dengan melibatkan anakanak dari berbagai suku bangsa di Indonesia, termasuk Cina.
REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005 I
59
rubrik forum
SEKOLAH
DARI ALUMNI REGINA PACIS
Dari penggalan kisah yang kami peroleh dari berbagai sumber, kami mendapat kesan Ibu Usya merupakan sosok yang ulet. Sulit sekali membayangkan seorang remaja yang mestinya gemar ber ‘hura-hura’ sudah mau dan mampu melakukan perjalanan jarak jauh secara rutin untuk menekuni sesuatu. Padahal saat itu jalan tol Jagorawi belum ada. Bagi Bagi rekan karibnya, Ibu Jajang Jaj ang C. Noer, yang ditemui Tim Ti m Penuli Penulis s ketika menghadiri pementasan tersebut di atas, Ibu Usya ini merupakan seniman yang bebas, namun sangat berdisiplin. Apa kesan dan pesan Ibu Ib u Usya untuk SMA Re Regina gina Pacis Bogor? Regina Regina Pacis Pac is baginya bagi nya adalah sekolah yang yang sangat menekankan menekankan disipli disip lin n tinggi. tingg i. Banyak kesan manis yang dialaminya, termasuk pengalamannya dengan Sr. Bernice. Bernice. Bagi SMA Regina Pacis Bogor ya yang ng akan berulangb erulangtahun yang ke-50, Ibu Usya berharap agar, “Pendidikan “Pendidikan Regina Pacis dapat melebarkan sayap ke lingkungannya. Juga dapat menjunjung tinggi kemanusiaan dan kebersamaan dalam kasih.”
60 I REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005
rubrik forum
DARI ALUMNI SEKOLAH REGINA PACIS
ADANG SURAHMAN Alumnus 1972 Wakil rektor salah satu universitas terkemuka di Indonesia – Institut Teknologi Ban andung dung – ini ini ada adalah lah lulusa lulusan n SMA Reg Regina ina Pa Pacis cis ta tahun hun 1972. Dalam tulisannya tulis annya tentang tentang masa SMA-nya, SMA-nya, wakil rektor bidang akade akademi mi dan kemahasiswaan sejak 2001 ini banyak mengungkap pengalamannya dengan para guru yang telah menggoreskan kesan khusus dalam dirinya. Siswa PASPAL ini sangat terkesan pada sosok Pak Sumantri yang humoris, dengan kalimat pendek tapi mengena. Pak Sumantri, katanya, sering sekali membawa payung p o r t a b l e ( payung pay ung yang bisa dilipat) dili pat),, maka itu Pak Sumantri Sumantri sering dijuluk di julukii Chaplin . Semasa SMA Pak Adang sangat aktif dengan kegiatan-kegiatan di dalam maupun di luar sekolah. Sosok yang pernah menjadi pengurus olah raga sepak bola ini selalu mewakilli sekolah dalam kejuaraan sepak bola, dan juga bola basket, se-kota Bogor. Rupanya bapak yang memperol Rupanya memperoleh eh gelar PhD di d i Lehigh Unive Uni versity, rsity, US USA A pada tahun 1984 ini termasuk siswa yang agak ‘nakal’. Ketika duduk di kelas 2, ia pernah dihukum dih ukum Pak Soewarto Soewarto karena kedapatan sedang bermain kartu di kelas. Kegiatan bermain kartu dilakukannya pada jam pelajara pelajaran n kosong kare karena na guru sedang sedang mendam mendampingi pingi anak-ana anak-anak k kelas 3 yang yang study tour. Ibu Hartini, guru yang yang sering dijuluki ‘Olive’ [ d a r i t o k o h O l i v e O ilil -n -n y a s er er i a l k a r t u n Po p ey ey e t h e Sa Sa i l o r M a n ] oleh Pak Adang dkk karena badannya yang langsing, sering mengeluhkan betapa kelasnya itu ‘ribut dan bandel.’ Puncak ke’bandel’an kelas adalah ketika “Kami mogok bicara,” demikian kata Pak Adang. Pak Adang juga pernah kedapatan membuka kamus sewaktu ulangan bahasa Jerman sehingga lagi-lagi ia pun ditegur oleh Ibu guru. Bagi Pak Adang, menjadi lulusan SMA Regina Pacis merupakan suatu kebanggaan tersendiri, karena SMA Regina Pacis dikenal berstandar pendidikan yang tinggi sehingga para lulusannya pun digolongkan lebih baik dibandingkan lulusan SMA lainnya. Menurut pengamatannya, kelebihan SMA Regina Pacis saat itu adalah kekreatifan SMA Regina Pacis yang menyertakan berbagai mata pelajaran yang belum tentu diberikan di SMA lainnya. Contohnya, antara lain adalah pelajaran steno, mengetik, mengetik, ilmu il mu ukur lukis, luki s, tata hukum, dan lain-lain. Menurutnya Menurutnya kekreatifan tersebut adalah karena “Pada “Pada jaman kami sekolah sekol ah rasanya belum ada istilah kurikul kur ikulum um nasional, oleh o leh karena itu apa saja rasanya rasanya bias masuk ke dalam kurikulum.” Di akhir kisahnya, Pak Adang mengungkapkan harapannya agar SMA Regina Pacis tetap kreatif dalam melakukan b e n c h m a r k i n g dengan sekolah yang maju dan tetap menjadi sekolah yang unggul.
REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005 I
61
rubrik forum
SEKOLAH
DARI ALUMNI REGINA PACIS
BABY AHNAN Alumnus 1974 Pangga ng dan Pie Restoran Macaroni Pangga dan toko kue Pia A pp le Pie . Pemili Pemilik k kedua merek dagang tersebut adalah seorang yang sama, Baby Ahnan. Alumnus SMA RP ini mungkin tidak pernah menyangka kalau usaha yang dirintisnya ini kemudian mendulang sukses. Selain penduduk kota Bogor, pelanggan utama Restoran dan Toko Kue ini adalah para wisatawan yang berkunjung ke kota Bogor. Restoran M a c a r o n i Panggang pun pun saat ini menjadi salah satu tempat ‘nongkrong’ favorit anak muda kota Bogor.
Baby Ahnan atau ‘Kak Baby’ begitu ia dikenal kemudian oleh para anggota Pramuka Bogor Bogor 8 & 9 ini bersekolah di SMA RP jurusan juru san Paspal Paspal (Ilmu Pasti dan IPA). Semasa bersekolah di SMA RP ini, Kak Baby aktif sebagaii redaktur majalah sekolah, yang saat itu berse sebaga bersekretariat kretariat di ruang pojok dekat WC (sekarang di bawah gedung SMP, dekat kantin). Tentang SMA RP Tentang RP te tempo mpo dulu, me menurut nurut Kak Baby dulu se sekolah kolah be berjala rjalan n menurut kurikulum ‘caturwulan’ (bukan semester seperti sekarang). Setiap 4 bulan siswa menerima rapor. Urusan menyontek bukan hal yang asing. Jenis hukuman yang dikenakan kepada siswa kalau kedapatan menyontek tergantung pada guru yang bersangkutan, tetapi seringkali kertas ulangan siswa tersebut dirobek dan diberi nilai nol. Saat itu, hanya ada beberapa kegiatan ekstra kurikuler (dibandingkan sekarang), antara lain: kegiatan pramuka, membuat buku dan olah raga. Tentang majalah Tentang majalah se sekolah, kolah, mur murid id kes kesay ayan angan gan Pak Ima Imam m Supe upeno no ini bercerita bahwa saat saat itu it u majalh tidak ti dak dicetak di cetak melalui melalui jasa Percetakan, Percetakan, melainkan distensil. Semuanya dikerjakan sendiri oleh para siswa. Keunikan majalah ini adalah pada ‘Kotak Naskah’ yang menampung karya siswa. Jadi, semua siswa dapat berpartisipasi berpartisi pasi dalam pembuatan majalah. Yang paling sering diterima adalah naskah puisi cinta. Bagi wanita yang memperoleh memperoleh gelar S1 dari j urusan Seni Rupa Institut Institu t Teknologi Bandu andung ng ini, Pa Pak k Warsidi ata atau u Mang Idi (y (yang ang se sekara karang ng lebih dikenal sebagai ‘Babe’) adalah sosok guru olah raga yang mengesankan. Menurutnya, Mang Idi cermat melihat potensi anak dalam bidang olah raga, dan mampu mendorong serta mengembangkan siswa dengan pendekatan personal. Dengan bimbingan Mang Idi, SMA RP pernah menggondol juara pertandingan Basket atau Voli ketika berlaga di suatu pekan olah raga. Ibu 2 anak yang bergelar S2 dan S3 di bidang Ilmu Filsafat dari Universitas Unive rsitas Indonesia ini juga j uga meny menyukai ukai sosok Ibu I bu Hartini. Guru biologi bio logi ini sering dijuluki ‘Ibu Olive” karena fisiknya yang kurus dan tinggi Sailor m an . Kelebihan Ibu ibarat Olive Oil di di serial kartun Popeye the Sailor Olive terletak pada kemampuannya untuk mengajar secara terprogram dengan menggunakan metode gambar, yang membuat pelajaran lebih mudah dipahami. Tetapi, sayangnya, sayangnya, nilai tertinggi tertingg i yang diberikan Ibu
62 I REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005
rubrik forum
DARI ALUMNI SEKOLAH REGINA PACIS
Oli ve bagi Olive bagi siswa si swa SMA SMA RP terbatas pada angka 8. Padahal, siswa sekol ah lain ada yang bisa mendapatkan angka 9. “Sa Saya ya dulu nakal banget, lho! lho ! Setiap Setiap pelajaran Agama Ag ama saya saya pasti bolos. bol os. Kalau ‘mbolos saya ‘nongkrong’ di tukang jajanan sampai bel ganti pelajaran berbunyi. Tidak lupa saya membawa makanan untuk anakanak sekelas. Yang paling sering saya beli adalah rujak dan kue pancong,” demikian ujarnya. Kak Baby rupanya punya rasa takut terhadap jarum suntik, sehingga dia pernah melarikan diri dari program prog ram vaksin, vaksin, ya yang ng dilakukan di lakukan secara massal massal terhadap seluruh siswa si swa SMA. Selain tempat jajanan, Kak Baby juga punya tempat melarikan diri yang agak ‘aneh’. Tidak seperti anak sekarang yang pergi ke pusat permainan atau mal saat membolos, Kak Baby malah menghabiskan waktu bolosnya di kuburan Cipaku. Kira-kira apa yang bisa dilakukan di sana ya?? Bagi Kak Baby, sumbangsih SMA RP yang paling terasa bagi perkembangan kepribadiannya adalah melalui kegiatan Pramuka. Menurutnya, melalui kegiatan tersebut sifatnya yang manja berubah menjadi kemampuan untuk mandiri dan hidup tanpa kenyamanan fasilitas. Kak Baby merasa dia menjadi sosok yang mandiri, tidak bergantung pada orang tua. Sosok yang pernah aktif menulis beberapa kisah remaja dengan menggunakan nama samaran ‘Kembang Manggis’ ini menitipkan pesan kepada para siswa SMA RP. “Cita-cita harus selalu dibarengi pengetahuan. Pemilihan profesi harus didasari rasa suka, bukan potensi pasar. Masukan dari orang tua hanya sekedar masukan, karena keputusan tetap berada di tangan kita. Juga, janganlah selalu bertanya apa yang diberikan orang lain, tetapi bertanyalah apa yang dapat kita berikan untuk orang lain.”
REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005 I
63
rubrik forum
SEKOLAH
DARI ALUMNI REGINA PACIS
SUWESTA (AWEI), ALUMNUS 1977 PINKAN YANS, ALUMNUS 1981 Karena dulu pasangan ini sangat aktif di organisasi or ganisasi PA (Pecinta (Pecinta Alam), pengalaman paling berkesan di Regina Pacis bagi Ibu Pinkan dan Pak Awei adalah kegiatan mereka di klub PA. Kedua lulusan Regina Pacis ini dulu du lu sangat bersemangat bersemangat naik turun gunung gunu ng sehingga tidak jarang mereka mere ka harus bolos bo los sekolah hari Se Senin-nya nin-nya karena kecapaian. kecapaian. Mereka mengakui bahwa mereka sudah menjelajahi ke hampir seluruh gunung di Bogor. “Bukan orang o rang Bogor nama n amanya nya kalau belum pernah ke gunung g unung di Bogor ogor!” !” kata mereka di sela kesibukannya di toko mereka, ESTA, Pangrango Plaza. Terakhir, mereka menjelajah ke kaki gunung Everest. Peristiwa paling berkesan di Regina Pacis adalah ketika anak-anak PA tidak naik kelas k elas karena kurangnya perhatian perhatian mereka kepada pelajaran sekolah akibat terlalu terpaku dengan kegiatan mereka di PA. Tapi kenyataan itu tidak membuat mereka patah semangat, tapi justru mereka sangat bangga menjadi pecinta alam! Menurut mereka, bergabung dengan PA membentuk pribadi mereka menjadi kuat. Pengalaman yang juga berkesan adalah ketika masa itu anak-anak tidak dilarang di larang berambut berambut panjang, alias gondrong. gon drong. Suatu hari diadakan pembersihan, dimana setiap guru memeriksa murid-murid, dan yang berambut gondrong disuruh keluar untuk memotong rambut. Para guru tidak sadar kalau banyak murid yang telah disuruh keluar, sehingga begitu begit u selesai peme p emerik riksaan, saan, mereka mereka kaget begitu begi tu menyadari menyadari banyaknya anak yang berada di luar daripada yang berada di dalam. Di luar, anak-anak gondrong gondr ong itu i tu bukannya memotong memotong rambut mereka tetapi malah demo keliling SMA Regina Pacis sambil nyanyi-nyanyi. Kursi dan meja dilempar. Mereka memberontak sehingga akibatnya anak-anak yang demo itu dinyatakan tidak naik kelas. Meskipun mereka tidak terlalu serius dalam pelajaran, mereka mengakui bahwa pendidikan di Regina Pacis memang sangat bagus, dan mereka merasakan manfaatnya sewaktu mereka kuliah. Hampir semua pelajaran yang didapat di kuliah sudah mereka dapatkan sewaktu mereka SMA sehingga semuanya menjadi lebih mudah dan enak buat mereka. Mereka juga mengatakan bahwa saat itu pun Regina Pacis sudah memiliki fasilitas di atas rata-rata dibandingkan sekolah lain. Orang tua dari dua anak ini berharap agar Regina Pacis menjadi lebih baik, lebih maju dari sebelumnya dan agar SDM dapat disesuaikan dengan kebutuhan sekarang, terutama kualitas guru-gurunya.
64 I REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005
rubrik forum
DARI ALUMNI SEKOLAH REGINA PACIS
NANETTE HERAWATI Alumnus 1979 Kedisiplinan di sekolah, kegiatan OSIS dan ekstra kurikuler adalah pengalaman yang amat berharga bagi Nanette Herawati dalam perjalanan kariernya. Wanita kelahiran Bogor, 27 November 1959 ini memang terbilang cukup aktif saat menjadi siswa SMA Regina Pacis Bogor. Selain menjadi Humas dan Sekretaris OSIS, ia juga tergabung dalam Pramuka, Pramuka, dan beberapa kegiatan di l uar sekolah seperti karate, softball, Palang Merah Remaja, hingga kelompok tari tradisional. ““Dari Dari tahun ke tahun, selain karena tugas sebagai Humas, saya juga sering jadi ‘pe ‘pera ran n pe pengg nggan anti’ ti’ bila ke kelas las yan ang g ditun ditunjuk juk se seba baga gaii pe petug tugas as upa upaca cara ra kekurangan murid atau petugas,” ujarnya tentang pengalamannya dulu. Menurut Nanette yang yang lulus lu lus tahun 1979 1 979 ini, i ni, banya b anyak k hal berkesan yang diingatnya tentang masa sekolahnya. “Salah satu guru yang punya kesan khusus adalah Bapak Bapak Sumantri, Sumantri, karena beliau selalu ingat i ngat semua hal tentang siswanya, mulai dari alamat hingga nama orang tua. Tentu saja saya kaget setengah mati waktu beliau meminta saya menjawab pertanyaan dengan menyebut nama ayah saya,” paparnya. Nanette juga puny punya a kena kenanga ngan n terse tersendiri ndiri denga dengan n para para guru, sala salah h satuny satunya a Pak Pak Rob. Pak Rob pernah dipinj amkanny amkannya a motor untuk me mengurusi ngurusi sesuatu di luar l uar sekolah, padahal padahal motor Nane Nanette tte itu motor ‘butut’ dengan bentuk antik, suara ‘aduhai kerasnya’ karena tutup ‘bebek’ nya dil epas. Belum Belum lagi saat itu kuncinya hanya ‘koin’. Nanette masih ingat keunikan ruang kelas RP pada masa itu, yang menurutnya merupakan bentuk kelas ideal. Tidak pengap, karena hanya ditutup setengah tembok. Waktu dia masih SMA, jasa fotokopi masih merupakan sesuatu yang yang belum menjamur seperti saat ini. Ketika ada guru yang absen, Nanette selalu bertugas menulis catatan dari guru tersebut di papan tulis. tuli s. Ini karena tulisan Nanette rapi, dan mudah dibaca. Tetapi alasan yang paling pas adalah karena Nanette menulis dengan perlahan, yang memberikan memberikan lebih l ebih banyak peluang bagi tema teman n sekelas untuk ‘ngobrol’. Tidak lepas dari ‘kenaka ‘kenakalan’ lan’ rem remaja, aja, Nane Nanette tte dan tem teman an seke sekelas, las, khususnya khususn ya sewaktu sewaktu kelas 3, 3 , yang bersama-sama bersama-sama ketua kelasnya, kelasnya, Tony T ony Supit alias Chin Ex, secara ‘kompak’ mengakali guru agar bisa cepat pulang. Rupanya pulang pagi merupakan suatu ‘luxury’ yang jarang dialami anak SMA SMA RP, jika ji ka dibandingkan dibandin gkan dengan siswa sekol sekolah ah lainnya. Bagi wanita yang fasih berbahasa Inggris dan Perancis ini, dulu ia berkonsentrasi bagaimana bisa bersekolah dengan baik, karena bisa bertahan di RP baginya sudah merupakan keberuntungan. “Orang memandang mutu pendidikan RP sangat baik,” ujar wanita yang bercita-cita menjadi ahli bahasa saat di SMA. Karenanya ia berharap SMA Regina Pacis tetap mempertahankan mutu pendidikan dan mutu guru, serta jika memungkinkan menambah fasilitas tanpa menambah biaya.
REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005 I
65
rubrik forum
SEKOLAH
DARI ALUMNI REGINA PACIS
Nanette pertama kali bekerja sebagai penyiar freelance sebuah radio di Bogor dan dalam perjalanan kariernya ia kemudian lebih banya banyak k terlibat dalam bidang sosial. so sial. Selama Selama 10 tahun ia bekerja di Kalimantan K alimantan Timur se sebag bagai ai pe peker kerja ja sosia sosiall da dalam lam bidang pendidikan pendidikan wa wanita nita dan peningkatan kesehatan ibu-anak, juga jug a menjadi menjadi Kepala Sekolah Sekolah Tama T aman n Kanak-Kanak dan guru honor di SLTA setempat. “Lingkungan, pekerjaan dan keluarga sangat menentukan perkembangan diri saya saya.. Tinggal di dae daerah rah terp terpenc encil il sela selama ma 10 tah tahun, un, se setela telah h se sebelum belumny nya a selalu tinggal di kota-kota besar membuat saya dapat melihat segala sesuatu perbedaan dengan lebih bij bijak,” ak,” katanya katanya tentang pengalaman pengalaman bekerja di Kalimantan Timur. Setelah kembali ke Jakarta, Nanette bergabung dengan sebuah LSM dari Inggris yang membantu peningkatan SDM, dan saat ini ia bergabung dengan sebuah LSM asing yang memberikan bantuan untuk korb korban an tsunami di Aceh dan Nias. Baginya pekerjaan pekerjaan membantu membantu seseorang untuk dapat melihat hidup secara lebih luas, baik dari segi materi maupun pengembangan individu. “Begitu banyak orang berilmu di Negara ini namun tetap tetap saja jika dilihat dil ihat dari statistik dunia yang ya ng menonjol menonjo l hanyalah ketidakmampuan dan kemiski kemiskinan. nan. Mengapa masih banyak orang asing yang menjadi Konsultan, dan Tenaga Ahli? Kita harus terus belajar dan bekerja keras agar dapat diterima oleh bangsa kita kit a sendiri,” sendiri ,” ujarn ujarnya. ya. Tak heran kalau ia menyatakan menyatakan keinginan keingin an untuk melakukan upaya peningk peningkatan atan kualitas SDM di masa yang yang akan datang. Dalam meniti karier, wanita penyuka musik jazz ini memiliki prinsip selalu berusaha untuk jujur, efisien, efektif dan tidak takut beradaptasi. “Setiap orang harus punya cita-cita agar tujuan dan perjalanan hidup menjadi jelas, namun cita-cita juga harus realistis sesuai dengan kemampuan individu,” jelasnya. Nanette juga berkeinginan mempersempit jenjang antara mereka yang punya kemampuan dan yang tidak, baik dalam segi materi, pendidikan maupun kesempatan, hingga SDM bangsa sendiri memiliki kualitas yang sama di mata dunia internasional. Keinginan yang besar dan mungkin tak mudah, tapi ia berprinsip: “Jangan mudah menyerah, setiap usaha pasti akan ada hasilnya, meski tidak semua didapat seketika. Jika J ika punya pu nya kesabaran kesabaran pasti akan ada waktunya untuk maju!”
66 I REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005
rubrik forum
DARI ALUMNI SEKOLAH REGINA PACIS
INDA D. HASMAN Alumnus 1980 Boleh dibilang masa bersekolah di SMA Regina Pacis Bogor memberi banyak kenangan bagi Inda D. Hasman. “Saya dulu sering mengikuti berbagai lomba yang diadakan sekolah untuk memperingati hari kemerdekaan, hari Kartini maupun bazaar tahunan. Mulai dari lomba memasak , kebaya daerah, folksong, serta ketrampilan lain,” kisah wanita yang lulus dari SMA RP pada tahun 1980 ini. Ia kemudian berkisah bahwa di akhir tahun 70-an, kegiatan antar sekolah di Bogor biasanya berhubungan dengan kegiatan inti sekolah seperti pekan olahraga, lomba ilmu pengetahuan alam, cerdas cermat, baca puisi, drama, paskibra dan lain-lain. Apalagi wanita kelahiran 29 April 1961 ini meraih prestasi membanggakan saat menjadi murid SMA RP. “Bagi saya pribadi, pengalaman sekolah di SMA RP adalah pengalaman paling manis dalam hidup saya saya.. Saya Saya terpilih terpili h sebagai Putri Rem Remaja aja Indonesia Indo nesia tahun 1977 karena prestasi-prestasi yang saya peroleh dari sekolah. Saya juga perna pernah h dinobatkan dinobatkan seb sebag agai ai Queen saat Masa Orientasi (POSMA) dan menjadi perwakilan sekolah sebagai anggota Paskibraka Kotamadya Bogor. Tapi yang paling berkesan adalah saya bertemu dengan suami juga karena sekolah di RP!”, paparnya. Inda yang saat di SMA menjadi sekretaris OSIS dan anggota Paskibra sekolah punya kenangan berkesan tentang guru-gurunya dulu. “ Bagi Bagi saya semua guru memiliki kesan sendiri-sendiri, namun yang paling lucu dan menyenangkan adalah Guru Sejarah, Bapak Sumantri, dan Guru Olahraga yang akrab dipanggil dengan Mang Idi “ ujarnya. Lebih lanjut, wanita yang yang lebih dari 15 tahun berkarier di bidang manajemen manajemen es ini SDM dan c o r p o r a t e s e r v i c es ini menganggap bahwa semua fasilitas di SMA RP saat itu bisa dibilang lengkap dan memadai. Ditanya tentang sarannya untuk kemajuan SMA RP, Inda berkata, “Saya mendoakan supaya SMA RP tetap berjaya, semakin mantap dan lulusan-lulusannya semakin banyak yang berhasil menjadi tokoh masyarakat baik di Indonesia maupun di dunia Internasional. Untuk itu pembenahan ke dalam harus selalu dilakukan secara regular, dan tetap up to date dengan trend pendidikan modern, baik lok lokal al maupun global, agar hasil didikannya dapat lebih ‘mendunia’.”
REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005 I
67
rubrik forum
SEKOLAH
DARI ALUMNI REGINA PACIS
BUDI G. SADIKIN Alumnus 1983 Sosok ya yang ng lekat l ekat dengan predikat j uara selama SMA SMA ini i ni punya p unya banyak banyak sekali kenangan tentang masa SMA di Regina Pacis Bogor. Secara khusus, bapak 3 anak yang dulu dipanggil IKIN ini, bercerita tentang peristiwa lucu dan sedih yang menyangkut teman-teman sepermainannya. Kisah Melky Hutasoit, yang digandrungi banyak siswi karena kepiawaiannya berdisco, dan jago ngebut menggunakan mobil datsunnya. Gara-gara hobi ngebutnya, ngebu tnya, Melky mengalami kecelakaan, tepat setelah ujian renang di Jalan Jakarta, dan wafat. Duka mendalam sangat dirasakan Budi, yang pernah menjadi Wakil Ketua OSIS dan Ketua Kelompok Ilmiah Remaja Remaja (KIR) SMA RP, terutama ketika melalui prosesi pro sesi pemakaman Melky dengan adat Batak. Lulusan Institut Teknologi Bandung jurusan Fisika Nuklir dengan cum-laude ini juga teringat akan sosok teman lainnya, Raymond van Beekum almarhum. Raymond, mantan pejabat BPPN yang wafat terbawa arus di Citarik beberapa tahun yang lalu, pernah dikeroyok oleh tiga orang preman. Begitu Budi dan d an teman-teman teman-teman tiba untuk unt uk membantunya, membantunya, ketiga k etiga orang preman itu sudah benjol-benjol dan melarikan diri. “Hebat juga si Raymond!,” ujar Budi. Executi ve Vice President PT Bank Danamon Tbk ini juga berkisah ia
pernah tertangkap basah menyontek oleh Pak Lubis almarhum, guru ilmu antariksa. Rupanya teman yang harusnya bertugas mengawasi situasi, juga larut l arut menyontek. menyontek. Akibatnya, A kibatnya, Budi Budi dan temannya temannya dipanggil menghadap wali kelas, Pak Donatus Sinaga almarhum. Di samping mereka mere ka berdua, ada seorang teman perempuan yang yang juga j uga tertangkap tangan menyontek. Padahal, mereka bertiga masing-masing meraih peringkat 1, 2, dan 3 di kelasnya. Katanya sambil tersenyum geli, “Walaupun rangking, nyontek jalan terus.” Juara 1 Siswa Tela T eladan dan Nasional ini se sering ring me mewa wakili kili se sekolah kolah dala dalam m berbagai kompetisi, seperti beberapa lomba Cerdas Cermat, dan lomba karya ilmiah LIPI (juara harapan 1). Ia juga pernah mewakili sekolah dalam pasukan pengibar pengib ar bendera (Paskibra) (Paskibra) kota Bogor, yang kemudian kalah di tingkat propinsi dari tim Bandung. Tidak hanya di situ, Budi pun rajin memperkuat tim sekolah dalam berbagai pertandingan, mulai dari basket, tenis meja, renang, dan softball. Dalam bidang terakhir ini dia tidak pernah menjadi juara, yang penting, “Ngeramein!.” Pengalaman di luar sekolah yang paling berkesan buat Budi adalah ketika ia ikut Perkemahan Ilmiah Remaja LIPI di Bali. Di sana dia bertemu dengan banyak orang pintar yang mewakili sekolah top di seluruh Indonesia. “Heran juga waktu itu, kok ada ya orang yang sekaligus pintar, pi ntar, cakep/ cantik, dan kaya. kaya. Biasanya Biasanya All Allah ah itu adil, kalau pintar dan kaya ya jelek, atau kalau cantik, dan kaya ya bodoh.”, candanya.
68 I REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005
rubrik forum
DARI ALUMNI SEKOLAH REGINA PACIS
Masih banyak pengalaman masa SMA yang ingin dibaginya, tetapi secara singkat Budi menyimpulkan keseluruhan pengalaman itu sebagai: Displin (terlambat sedikit, pintu tutup), banyak ikut lomba (yang (y ang dimotori dimoto ri oleh Pak Wendie), Wendie), guru-guru ya yang ng baik dan committed (seperti Pak Herlan, guru fisika yang tulisannya rapi, serta Pak Moerwanto almarhum yang hafal semua cerita sastra). Apakah pesan Budi untuk SMA Regina Pacis Bogor agar tetap sukses dan maju? Perdalam pelajaran Bahasa Inggris, perbanyak kegiatan ekstra kurikuler yang memacu semangat berprestasi siswa (ikut lomba, olimpiade, dan lain-lain), dan undang alumni dari berbagai bidang untuk berbagi pengalaman di bidangnya. Foto Keluarga 2005 (Reza – 9 tahun, Nabila – 6 tahun, Abel – 11 tahun) dan Ida
Acara Kesenian bersama Wiwied
Acara Pramuka dengan Raymond Van Beekum (Alm)
Acara Tour Tour ke Ancol bersama rekan-rekan SMA (Uni, Santi, Wahyu, Indra, Alice, Yanti, Rita)
Acara Penelitian LIPI di Pulau Seribu bersama rekanrekan SMA (Ita Rajino, Iwan, Pupung, Sri, Ita Salak, Leni) REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005 I
69
rubrik forum
SEKOLAH
DARI ALUMNI REGINA PACIS
CHRIS MATINDAS Alumnus 1984 Alumnus ini merupakan sosok pebisnis network marketing yang dirintisnya diri ntisnya dari nol no l bersama-sama bersama-sama istrinya istrin ya,, sang mantan kekasih yang ditemuinya ketika berkuliah di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Indo nesia. Siapa sangka, Bapak Bapak dua orang o rang anak yang awalnya bercitabercitacita menjadi seorang ahli teknik akhirnya sukses di bidang lain. Chris Matindas Matin das sangat menyintai usahanya ini yang menurutnya telah banyak membantu mem bantu orang dalam peningkatan taraf hidupnya. Pak Chris yang yang sejak SMP bersekolah di Regina Pacis ini mengatakan bahwa, “Regina Pacis menentukan menentukan masa menentukan masa depan!.” depan!.” Ketika diwawancarai diwawancarai Tim Penuli Penulis s bulan Mei lalu, Pak Chris banyak berkisah tentang masa SMAnya. Saat Pak Chris masih SMA, tempat favorit untuk nongkrong yang dipilih dipi lihnya nya dan teman-te teman-teman man adalah Bakmi Bakmi Yungsin. Yu ngsin. Pada jamannya jamannya itu, lagu ‘Sakura’ Fariz Fariz RM dan ‘All I Am’ dari Hit Wave Wave menjadi tren remaja. remaja. Berambut gondrong tidak dilarang sekolah, sehingga kebanyakan siswa membiarkan rambutnya panjang hingga ujungnya dapat ditarik masuk ke mulut. Berbeda dari anak-anak anak-anak jama j aman n sekarang yang gemar gemar main komputer, Pak Chris dan kawan-kawannya gemar bermain skateboard , lengkap lengk ap dengan dandanan t r e n d y nya nya berupa kaus lengan buntung atau lengan yang dilipat-lipat. Banyak kenangan yang tak terlupakan oleh pria yang pernah merintis karirnya sebagai akuntan dan kemudian bekerja di Citibank ini, khususnya berbagai kegiatan yang dilakukan tim kesenian sekolah. Sebagai salah satu kegiatan ekstrakurikuler tim kesenian banyak melakukan kegiatan seperti operet, tari, vocal group, dan lain-lain. Tim kese kesenian nian ini bany banyak ak me melakukan lakukan pem pementa entasan, san, bukan hany hanya a di lingkup sekolah, tetapi juga di Taman Ismail Marzuki, dan Pasar Seni, Jakarta.. Jakarta Pak Chris, ya yang ng sempat bersekolah di Hawa Hawaii ii untuk memperoleh gelar MBA, mempunyai kenangan khusus tentang beberapa mantan gurunya. Guru kimia ki mia saat itu, Pak Wendie, Wendie, katanya, adalah sosok ya yang ng paling di ‘waspadai’ siswa saking galaknya. Guru yang asyik dan seru adalah Pak Don almarhum almarhu m yang yang mengajar matematika, dan d an Pak Herlan, guru fisika. Sosok guru yang tidak marah padahal sering diusili siswa adalah Ibu Ning, sementara guru yang berwibawa dan kebapakan adalah Pak Warto. Saat itu,Guru yang paling suka mereka usili adalah Bu Ning dan guru yang paling dianggap berwibawa adalah Pak Warto yang memang memang sangat kebapakan. Pada saat itu, menurutnya, hubungan hubung an antara guru dan siswa sangat akrab. Namanya juga anak remaja, Pak Chris dan teman-teman pun banyak melakukan kenakalan pada umumnya, seperti menyontek. Tidak jauh berbeda dari teknik menyontek jaman sekarang, siswa ketika itu menulis contekan di atas kertas kertas kecil, digulung, dig ulung, dan d an disimpan di dalam kaus kaki. Pada masa itu pula, Pak Chris mulai belajar merokok, biasanya sembunyi-sembunyi merokok di dekat WC lapangan basket.
70 I REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005
rubrik forum
DARI ALUMNI SEKOLAH REGINA PACIS
Pak Chris dan teman-teman pernah berkelahi dengan siswa sekolah lain. Mereka juga sering ‘kebut-kebutan’ mobil di Taman Kencana atau Jl. Sudirman. Soal pacaran, kenang Pak Chris sambil menahan tawa, memegang tangan si dia saja sudah memerlukan keberanian ekstra. Bagi Pak Pak Chris, Chris , Regina Regina Pacis Pacis itu identik id entik dengan: disiplin, disipl in, krea kr eatif tif,, kualitas, eksklusif dan berkesan. Untuk menegakkan kedisiplina, RP memiliki peraturan yang cukup mengikat; mengembangkan daya kreativitas, RP menciptakan suasana yang tepat untuk memotivas siswa agar kreatif; berkualitas karena memiliki fasilitas yang lebih baik dibandingkan sekolah lainnya. Untuk menjelaskan ‘eksklusif’, Pak Chris mengangkat bahwa RP kurang melakukan kegiatan yang membina mem bina hubungan hubung an sosial dengan sekolah lain, sehingga kelihatannya RP sekolah eksklusif. Rangkuman semua itu menjadikan pengalamannya bersekolah di SMA RP sangat berkesan. Di akhir wawancara, Pak Chris menitipkan pesan bagi para siswa SMA Jadilah lah cita-cita dan impian impi an sebagai impian sebagai pedoman hidup sebagai hidu p anda, karena RP, “Jadi cita-citalah yang menggerakkan segalanya. Cita-cita itu akan menjadi motivasi seseorang untuk menjalani hidupnya.”
REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005 I
71
rubrik forum
SEKOLAH
DARI ALUMNI REGINA PACIS
T J A ND TJ NDRA RA WIBOWO Alumnus 1985 Regina Pacis adalah titik awal saya melangkahkan kaki menuju titik hari ini. Tidak ada pengalaman yang bisa memberikan begitu banyak pelajaran “informal” berharga yang saya dapatkan kecuali dari keluarga dan Regina Pacis (untuk pelajaran formal sudah dipastikan RP tidak ada saingannya di Bogor, saat itu). Di Regina Pacis, saya mulai memiliki kepercayaan diri. Mengawali sejumlah keberhasilan di luar kelas tanpa gelar juara kelas. Masuk sepuluh besar pun tidak pernah saya rasakan. Yang nyata adalah peringkat sepuluh besar dari bawah justru sebenarnya membuat saya agak “minder” jika disandingkan dengan teman-teman lainnya. Adalah Kelompok llmiah Remaja KIRPAX sesungguhnya yang membukakan me mbukakan diri saya sehingga dekat dengan dunia luar, dan bergaul dengan teman-teman di luar SMA Regina Pacis (perkemahan ilmiah remaja di Wonogiri, Bali, Jember, Cibubur, dan masih banyak lagi). Hingga saat ini pun, kami masih memiliki r e l a t i o n s h i p baik dengan mantan anggota KIR dari sejumlah SMA saat itu. Tentunya saya tidak bisa melepaskan kegiatan KIR saat itu dari sosok seorang guru killer bernama PAK WENDIE. Suka atau tidak suka, saya harus mengucapkan terima kasih atas bimbingannya (yang manfaatnya justru semakin terasa setelah lebih dari 10 tahun). Hal paling menarik yang pernah saya alami adalah saat saya mengikuti Lomba Karya Ilmiah Remaja mewakili Regina Pacis Bogor. Jujur saya katakan bahwa saat itu kalau boleh saya memilih, saya lebih tertarik pada agenda liburan dibandingkan dengan harus berkutat di laboratorium IPB, tempat saya melakukan penelitian bertajuk K e r a n g s eb eb a g a i I n d i k a t o r Pe n ce ce m a r a n L i n g k u n g a n P er er a i r a n . Tapi apa daya, kebetulan ibu saya adalah seorang dosen IPB dan bapak saya adalah seorang dokter dok ter (yang (yang tentunya mereka mempunya mempunyaii pandangan positif posi tif terhadap LKIR), merekalah yang ‘menjerumuskan’ saya untuk berkenalan dengan dengan pakar ilmu teknologi teknol ogi pangan p angan dan gizi, gizi , FG Winarno. Winarno. Itulah awal aktivitas akti vitas penelitian saya, yang yang kemudian menjadikan menjadi kan saya Juara Juar a Pe Perta rtama ma tingkat tingkat nas nasional ional LKIR LIPI-TVR LIPI-TVRII ta tahun hun 1984. Surprise untuk saya yang yang sebenarnya sebenarnya adalah bukan siapa-siapa si apa-siapa di SMA Regina Pacis Bogor. Bahkan kemungkinan di mata guru-guru saat itu, saya adalah seseorang yang ‘bengal’ (pernah dihukum untuk ngepel aula selama satu minggu oleh Pak Karno, kepala sekolah saat itu). Titik inilah yang membuat kepercayaan diri saya mulai timbul, “Ternyata seorang Tjandra yang selalu speechless saat ulangan lisan di kelas, dan Tjandra Tj andra yang yang selalu deg-dega deg-degan n setiap kenaikan k enaikan kelas karena takut tinggal kelas, bisa jadi juara pertama tingkat nasional, hmmmm .....” Sejak itu kepercayaan diri saya semakin tumbuh, apalagi dengan kesempatan bergaul dengan banyak teman. Saya semakin percaya bahwa apa pun langkah yang diayunkan dengan penuh keyakinan, kesuksesan akan senantiasa mendampinginya.
72 I REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005
rubrik forum
DARI ALUMNI SEKOLAH REGINA PACIS
Setahun kemudian, secara tidak sengaja saya menyandang 2 gelar juara justru justru di bidan bidang g yang yang sama sama sekali sekali tidak ada kaitan kaitanny nya a denga dengan n perkemahan ilmiah remaja atau kegiatan yang berbau laboratorium. Di bidang yang sangat jauh dari keseharian saya yang serba “berantakan.” Tidak ada seorang pun yang bisa mengerti (termasuk orang tua saya) terhadap pilihan dewan juri dan pembaca majalah Gadis, yang menobatkan saya menjad Puteri Remaja Gadis – Lux, sekaligus Puteri Favorit, dua gelar yang justru berasal dari scoring teratas dewan juri, dan scoring teratas pilihan pembaca. Hmmm, katanya sih, dari hasil wawa wawancara ncara dan scoring psiko ps ikotes, tes, saya terma termasuk suk unggul, di samping saya memang memiliki kepribadian apa adanya. su u r p r i s e yang Kembali, s tidak pernah saya bayangkan menyertai saya. Ini terjadi pada saat yang yang bersamaan dengan pengumuman pengumuman kelulusan kelul usan saya dari bangku SMA tahun 1985. Selanjutnya, saya kuliah di IPB berkat “hadiah” LKIR, yang memberikan tiket masuk ke perguruan tinggi negeri tanpa tes. Setelah tahun pertama kuliah di IPB, saya dan teman-teman mewakili almamater di ajang lomba penelitian tingkat perguruan tinggi dan memperoleh peringkat ke dua untuk bidang IPA. Pengalaman dan pelajaran yang saya dapatkan selama SMA memang terus menjadi bekal yang sangat berharga dalam perjalanan hidup saya. Saat ini, setelah saya memutuskan untuk mendirikan sebuah Rumah Produksi dengan idealisme tersendiri, prestasi kembal mengiringi. Desember lalu, program acara PIJAR (saat ini masih ditayangkan di SCTV setiap hari Sabtu, pukul 10.30 wib) meraih penghargaan di Best Social Social Aw ar enes enesss Television Television Progr am . tingkat ASIA sebagai The Best Waktu yang bersamaan, kam juga meraih penghargaan sebagai T h e Be st st D o c u m e n t a r y f o r W om om a n dari Fi l m Fe st st i v a l . dari Ja k a r t a I n t e r n a t i o n a l Fi Keberhasilan ini semua tidak terlepas dari perjalanan saya, saat saya mulai melangkahkan kaki di titik awal, di SMA Regina Pacis, sampai ke titik hari ini. Selamat Ulang Tahun Emas SMA Regina Pacis Bogor (..... saya tetap yakin, RP selalu melahirkan seseorang yang besar, paling tidak bagi masing-masing individu yang pernah merasakah “kejam” nya bersekolah di Regina Pacis Bogor.)
REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005 I
73
rubrik forum
SEKOLAH
DARI ALUMNI REGINA PACIS
FIRA BASUKI Alumnus 1991 “Writing novels is my passion,” demikian tulis Dwifira Maharani Basuki atau Fira Basuki dalam riwayat hidupnya. Dikenal sebagai penulis trilogy “Jendela-Jendela”, “Pintu”, dan “Atap”, Fira telah menerbitkan beberapa novel yang menjadi “Best Seller” dan telah naik cetak berkali-kali, setiap kalinya hingga 5000 copy. Ibu dengan satu anak ini memperoleh gelar Master di bidang Communication, Public Relations dari Wichita State University (WSU), Kansas, USA. Selama 4 tahun menjadi koresponden dan kontributor eksekutif di Singapura untuk majalah Harper’s Bazaar Jakarta, Fira saat ini menjabat sebagai pemimpin redaksi majalah SPICE!. Berikut tulisan Fira tentang SMA Regina Pacis, Bogor. SMA REGINA PACIS, BOGORMY INSPIRATIONS Oleh: Fira Basuki Aku sampai di sini su a t u t e m p a t y a n g a k u y a k i n i di mana banyak orang mengagumi d a n m e n g a t a k a n a k u d i s eg eg a n i . A d a se sen y u m m e m b a y a n g i k e t i k a m e r e k a m e n a n y a k a n s oa oa l j a t i d i r i bagaim ana aku di bentuk saat usia dini h i n g g a r e m a j a d a n m e n c a r i -c -c a r i . SMA Regina Regina Pacis, Bogor Bogor ku cint ai h a r u s n y a s em em u a t a h u p e r c a y a d i r i datangnya dari gur u dan ilmu di sini d a n d a r i s em em u a i t u a k u d i m u l a i .
SMA Re Regina gina Pacis, Bogor ogor.. Mendenga M endengarr nama itu atau mengenang mengenang nama itu membuat saya tersenyum sendiri. Ada kerinduan, terutama kebanggaan luar biasa. Tidak heran heran jika kini, kini, saya saya sebag sebagai ai penulis, penulis, menga mengambil mbil bany banyak ak tema tema dan inspirasi kenangan SMA. Di trilogi novel, Jendela-Jendela, Pintu, dan Atap, misalnya, tokohnya June bersekolah di SMA Regina Pacis, Bogo ogor. r. Di nove no vell Biru (yang (yang sedang negosiasi adaptasi ke film), fi lm), ceritanya berkisar 20 tahun reuni SMA Surya, Surya, yang lokasi dan detailnya inspirasi saya ambil dari RP. Ada suasana sekolah yang disiplin tapi juga ‘fun’, ada cerita cerita seputar gedung kuno dan tradisi. tradisi . Tidak Ti dak lupa soal makanan: mie Yungsin (Sahabat), Nyai Sabi, dan toge goreng. Kapan semua prestasi dan cikal bakal saya sebagai ‘penulis’ dan pemimpin redaksi majalah dimulai? Tahun 1989, saya berhasil jadi
74 I REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005
rubrik forum
DARI ALUMNI SEKOLAH REGINA PACIS
salah satu pemenang pemenang lomba l omba penulisan penuli san pendek (cerpen) (cerpen) nasional yang diadakan oleh majalah Gadis dengan juri Putu Wijaya. Dari 7000-an peserta, saya s aya pemenang harapan! Pemenang Pemenang pertama pert ama dan kedua tidak tid ak ada. Wah, bangga juga, namanya juga baru pertama kali. Bakat menulis say saya a tercium oleh ol eh Pak Wendy, Wendy, waktu itu guru kimia dan d an pembina KIRPAX. Say Saya a ‘dipaksa’ ‘dip aksa’ ikutan iku tan lomba-lomba menulis lain yang cangkupannya lebih luas. Bukan itu saja, selain lomba menulis fiksi, saya ‘ditempa’ untuk bisa menulis karya-karya ilmiah, yang membutuhk mem butuhkan an pendalaman dan wawancara, wawancara, serta survei di lapangan. Hasilnya? (Selain curi-curi ijin keluar kelas demi penelitian saat pelajaran membosankan dan mengajak teman-teman membolos untuk membantu menyusun tulisan- hehehe, sebuah pengakuan). Saya berhasil meraih beberapa gelar gelar juara ju ara menuli menulis. s. Dari lomba l omba karya ilmiah yang ya ng diadakan di adakan majalah majalah bergengsi seperti s eperti Tempo, instansi i nstansi pemerintah seperti LIPI, bahkan juga universitas seperti Universitas Indonesia. Selain Pak Wendy, guru lain yang menyemangati saya terutama, pak Moer (almarhum), juga terutama Pak Flor Soetrisno (yang tidak segan mengundang saya ke rumah beliau untuk diskusi). Namun prestasi bukan cuma melulu urusan SMA RP. Segala hal yang ‘fun’ atau kegiatan yang mendukung gejolak remaja juga banyak diadakan. Saya bersahabat dengan 5 orang, kami berenam menyebut diri JEPRET (singkatan panggilan nama anggotanya: Yuni, Gracy, Fira, Ria, Eghie, dan Wiwik), dan kami sering pergi bersama-sama membentuk mem bentuk ‘bonding ‘bo nding sisters’ sisters’.. Saya Saya juga ikut i kut pramuka, pr amuka, dan saya saya ingat selain urusan kegiatan, saya sering naik gunung dan bergaul dengan masyarakat masy arakat luas. Ini modal saya di hari ke k e depan depan dalam berkomunikasi berkomunik asi secara luas. Juga mengenal istilah: w o r k h a r d , p l a y h a r d . Berhasil masuk universitas negeri (Universitas Indonesia-Antropologi) juga se sebua buah h keb kebang anggaa gaan, n, wa walaup laupun un sa say ya lalu me mentra ntransfe nsferr kuliah kuliah sa say ya ke luar negeri. Semua ini, jika saya mengingatkan, berakar pada pendidikan SMA. Bukankah mereka bilang, masa remaja itu masa pembentukan diri? Nostalgia SMA Regina Pacis Bogor saya, sungguh berkesan dan tak terlupakan! Terima kasih guru-guru, teman-teman, terima kasih SMA Regina Pacis-ku! Hari bergulir musim berganti a n g i n m e n d es es i r j a n g a n sa m p a i m em b a w a ka b a r sep se p i .. .
REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005 I
75
rubrik forum
SEKOLAH
DARI ALUMNI REGINA PACIS
ANGKATAN 1998 Bagi angkatan ’98, pengalaman yang paling berkesan di SMU Regina Pacis adalah timbulnya perseteruan antara golongan IPA dan IPS dengan provokator Yohanes Yulianto, yang akrab dipanggil Cabe. Konflik Konf lik berkelanjutan ini diakib diakibatkan atkan adanya adanya pernya pernyataan taan sepihak sepihak yang dikeluarkan oleh Guru Matema Matematika tika yang mengklaim bahwa anak2anak IPS tidak bisa berhitung. Siapa yang tidak panas coba?! Apalagi ketika kemudian k emudian diadakannya LIGA RECIS. RECIS. Banyak Banyak siswa-siswa si swa-siswa sepakat untuk bolos pelajaran komputer, yang diadakan pada sore hari, demi menonton pertandingan. Gara-gara ini, siswa kemudian dihukum mengepel lantai ruang komputer oleh Ibu Ade, guru computer, yang tentu saja marah besar. Padahal Ibu Ade termasuk guru yang sangat baik hati. Ada lagi cerita konyol sekaligus menyakitkan yang dialami angkatan yang tidak mendapatkan OSPEK ini. Ketika diadakan acara di Ancol Jakarta Jaka rta,, kelas kelas 1 dan dan 2 diperbole diperbolehkan hkan pula pulang ng pagi, pagi, sedan sedangka gkan n kelas kelas 3 tidak. Anak 3 IPS 3 nekad ikut pulang pagi meskipun ada pelajaran PPKN dari Pak Dicky. Gara-gara itu, waktu pembagian rapor, seluruh kelas diberi nilai 6. Sementara itu, nilai yang dianggap paling susah dicapai untuk anak IPA jaman itu adalah Matematika yang diajar oleh Pak Sunu. Guru favorit anak IPS adalah Bu Ning, karena dianggap asyik dan top abis. Mereka juga menyukai Pak Daniel yang baik. Sementara itu untuk anak IPA, adalah Bu Sis dan Pak Bayu. Sementara Bu Hotmia adalah guru favorit bagi kedua anak jurusan tersebut. Angkatan mereka juga pernah membuat majalah SPEED milik kelas 2-6 yang kalau dilihat secara sekilas mirip majalah resmi RECIPROC. U) dan Rubrik yang paling populer di majalah itu adalah D a r i U n t u k ( D U) dan menjadi sumber penghasilan SPEED karena ada biaya yang dikenakan untuk setiap pesan yang dikirim. Adalagi pendirian café kelas saat istirahat jam pelajaran. Para siswa mengubah suasana kelas menjadi seperti café lalu mulai berjualan di situ. Cerita lainnya dari angkatan ini adalah pensiunnya Pak Mantri dan juga diberhentika diberhentikanny nnya a progra program m Live-in yang dipelopori oleh Bapak Imam Supeno karena alasan ekonomi. Pesan mereka pada anak SMU Regina Pacis sekarang adalah: “Jagalah terus rasa persaudaraan di antara sesama siswa RP.”
76 I REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005
rubrik forum
DARI SISWA SEKOLAH REGINA PACIS
MICHAEL ADRIAN Alumnus 2005 Namanya akhir-akhir ini sering didengar melalui berita di berbagai media massa. Ia disorot karena prestasinya sebagai salah satu putra bangsa yang berhasil meraih medali emas dalam Olimpiade Fisika Asia, di Pekanbaru, Pe kanbaru, Riau Mei 2005 lalu. Belum lama lama ini pun dia di a berhasil menggondol pulang medali perunggu dalam Olimpiade Fisika Internasional di Salamanca, Spanyol, Juli 2005. Michael Adrian ternyata adalah alumnus SMA Regina Pacis Pa cis Bogor tahun angkatan angkatan 2004/ 2005. Putra sulung pasangan Arianto Halim-Lena Maryana, tinggal di wilayah Cibinong, tepatnya kompleks Permata Palem blok E no. 30 ini, mulai bersekolah bersekol ah di ‘Recis’ ketik ketika a menginjak SMA. Se Sebagai bagai seorang seorang juara di bidang fisika, Michael sama sekali tidak bertampang ‘cupu’, yang berkacamata dan serba apik serta serius. Pria yang dikenal akrab temantemannya tema nnya dengan dengan panggilan panggil an Mekong ini i ni justru j ustru senang bercanda dan santai. Bahkan ketika ditanya tentang kursus yang diikutinya, Mekang menjawab, “Buat apa les? Lebih baik tidur di rumah.” Menurut Mekong, adalah para guru di sekolah, khususnya Pak Endar dan Pak Mara – keduanya guru fisi f isika ka di SMA Regina Pacis, telah berjasa membina dan mengembangkan kepiawaiannya di bidang ini. Selain itu, ia banyak memperoleh dukungan Bernard Ricardo, kakak kelasnya yang juga alumnus ‘Recis’ Fisika. Nama terakhir ini adalah juga telah memperkuat Indonesia dalam kompetisi Fisika, Fisi ka, dan berhasil meraih medali emas emas pada tahun 2004. Sayangnya, Bernard Ricardo tidak dapat dihubungi untuk wawancara oleh Tim Penu nulis. lis. Ketika ditanya tentang guru favoritnya, Mekong menyebutkan nama Ibu Wida, guru biologi, di kelas 3. Guru ini ternyata meninggalkan kesan yang mendalam, me ndalam, karena berkat berkat Ibu Wida ia i a menjadi menjadi tertarik akan pelajaran biologi bio logi dan menyukainya. Rupanya Mekong memang merupakan sosok siswa yang pandai. Bukan hanya hany a di bidang bi dang Fisika ia berhasil, ia i a seringkali meraih peringkat di kelasny k elasnya. a. Bahkan setelah ia dikarantina untuk persiapan kompetisi, dimana ia sama sekali tidak dapat mengikuti kegiatan belajar di sekolah, ia tetap berhasil meraih peringkat ke 2. Hebat bukan?? Ia pun aktif di kegiatan Kelompok Ilmiah Remaja, Remaja, dan d an pernah menjabat menjabat sebagai Ketua Fisika divisi d ivisi Fis-E Fis-Ell (Fisika (Fisi ka Elektro). Semuanya itu tidak menghambatnya untuk membina hubungan dekat dengan seorang gadis, yang juga teman seangkatannya. Ketika ditanya tentang rahasia sukses dalam pelajaran fisika, Mekong memberikan me mberikan kiatnya ki atnya.. “Jangan membenci membenci fisika. fi sika. Untuk belajar sesuatu, sejak awal kita harus menyukai pelajarannya, baru kita bisa menguasainya.” Banyak sekali pengalaman yang diperolehnya selama bersekolah di SMA Regina Pacis Bogor ini. Pengalaman yang secara jelas telah membantunya dalam pengembangan diri serta prestasi. “Regina Pacis Bogor adalah sekolah terbagus yang pernah saya alami,” ujarnya.
REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005 I
77
rubrik forum
DARI SISWA SEKOLAH REGINA PACIS
EUGENIA PUTRI STEDERI Ketua OSIS periode 2003 – 2004 Gadis bertubuh jangkung ini akrab dikenal dengan panggilan Uthie. Uthie menggambarkan SMA RP dengan tiga kata: ASIK, GAUL, BAIK. Ketiga kata yang mencerminkan jiwa remaja saat ini. Menurut ketua OSIS periode 2003 – 2004 ini, satu-satunya hal yang membuat masa SMA agak berat, menurutnya, adalah, “Tugas yang banyak dan ulangan-ulangan yang ... WOW.” Maksudnya tentu ulanganulangan yang diberikan selalu sulit. Bagi Uthie kegiatan ekstra-kurikuler yang tersedia bagi siswa SMA RP cukup banyak, bagus dan beragam. Sayangnya, fasilitas untuk kegiatan siswa tersebut kurang memadai. Contohnya, dengan hilangnya hil angnya lapangan lapangan olah-raga/ ol ah-raga/ upacara, hanya hanya ada satu lapangan yang yang tersedia. Itu pun sifatnya multi-fungsi, termasuk untuk aula, sehingga sulit menjadi tempat berolah-raga sepak bola. Uthie pun mengangkat bahwa piranti komputer yang ada untuk pelajaran komputer pun sudah agak ketinggalan jaman. Wastafel yang selalu mampet di dalam WC er a k h i r i n i m u n g k i n j u g a k a r en a yang ya ng sebenarnya cukup bersih bersi h (y a n g t er s i sw sw a y a n g m e n g g u n a k a n t i d a k b i s a m e r a w a t n y a ? ). ).
Selain itu, gadis penggemar olah raga basket ini juga berkomentar soal peralatan band sekolah. Menurutnya, mengingat ada banyak jumlah jumla h grup grup band band yan yang g ada ada di sekolah sekolah ini, serta serta me menginga ngingatt seringny seringnya a sekolah mengadakan pesta (Natal, kemerdekaan, dan lain-lain), sekolah semestinya menyediakan peralatan band yang baik. Hal ini akan menghemat biaya karena tidak perlu lagi menyewa peralatan band dari luar. Uthie merasa telah mendapat banyak manfaat dari tugas-tugasnya sebagai Ketua OSIS SMA RP. Ia telah memperoleh kesempatan mengembangkan menge mbangkan kemampuan kemampuan memimpin suatu organisasi, o rganisasi, terma termasuk suk menggalang siswa dalam penyelenggaraan pesta seni atau PENSI. Satu pesan Uthie kepada SMA tercintanya, “Peraturan agar dibuat sejelas mungkin sehingga tidak membuat siswa bingung.”
78 I REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005
rubrik forum
DARI SISWA SEKOLAH REGINA PACIS
DARREN PERDANA Ketua OSIS periode 2004 – 2005 Bagi Darren, bersekolah di SMA Regina Pacis merupakan suatu kegembiraan tersendiri. Suasana tertib dan disiplin, peraturan yang ketat, dan ritme kegiatan belajar mengajar yang tinggi, sekolah ini tidak membuat siswa-siswinya kaku. Justru sebaliknya, para siswasiswi SMA RP ‘asyik’ dalam pergaulan. Sebagai ketua OSIS, Darren mau tidak mau sering harus berhadapan langsung dengan Bapak Dwi Sunu, kepala sekolah SMA RP. Ia seringkali harus mengajukan proposal kegiatan dan harus melalui proses yang tidak mudah untuk memperoleh persetujuan Pak Sunu. Dilihat dari kacamata yang berbeda, sikap Pak Sunu sering dianggap mengekang kebebasan siswa untuk berkreasi. Tetapi, secara positif Darren menanggapinya sebagai keinginan Pak Sunu untuk melatih siswanya untuk tidak mengerjakan sesuatu secara asal-asalan. Siswa kelahiran Oktober 1988 ini dengan bangga menekankan meskipun harus melalui kerikil-kerikil kecil tersebut, setiap kegiatan OSIS yang dijalankannya dijal ankannya sejauh sejauh ini i ni termasuk berhasil. berhasi l. Satu harapannya terhadap suster, kepala sekolah, para guru, serta rekan-rekan siswanya agar agar memberikan dukungan duku ngan yang lebih besar terhadap upaya OSIS. Siswa yang bercita-cita menjadi dokter ini mengharapkan ketenaran SMA RP tidak terbatas pada tingkat lokal saja, melainkan hingga tingkat nasional, maupun internasional. Menurutnya, kualitas SMA RP sebenarnya hanya pada tingkat ‘stabil’. Artinya tidak ada peningkatan prestasi yang cukup signifikan, karena prestasi itu dicapai hanya oleh segelintir siswa yang memang cemerlang. Untuk itu, Darren mengharapkan agar kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler yang tidak aktif lagi digiatkan kembali. Juga, agar fasilitas yang ada ditingkatkan baik dari segi mutu dan jumlah. Itulah harapan sang Ketua OSIS yang tentunya mewakili harapan siswa SMA RP pada umumnya.
REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005 I
79
kolom kita
PEMBINAAN EMBINAAN
PRAMUKA DI RP: RP: K ARAKTER ARAKTER PRIBADI
A. PRABA DRIJARKARA
S
aya masuk Pramuka sebagai Siaga, yaitu pada waktu saya dud aya duduk uk di di kelas 2 SD Regina Pacis Bogor. Latihan Pramuka diadakan setiap setia p hari Juma J umatt sore jam j am 14 hingga 17. Latihan diisi dii si dengan berbagai kegiatan seperti seperti belajar tali-temali, belajar komunik ko munikasi asi dengan sandi, mema memasak, sak, pertolon p ertolong g pertama pada kecelakaan kecelakaan (P3K), (P3K), meny menyanyi anyi dan tentu saja melakukan berbagai berb agai permainan. Lalu ada kegiatan penjelajahan (hiking) (hiki ng) dan perkemahan, perkemahan, mulai mul ai dari perkema p erkemahan han SabtuSabtuMinggu Ming gu (Persami), (Persami), hingga hing ga perkemahan perkemahan yang lebih panjang pada masa liburan. Setelah masuk SMP, saya Setelah saya naik tingkat tin gkat ke Penggalang. Kegiatan di Penggalang jauh lebih lebi h bervariasi daripada Siaga. Siaga. Bahkan Bahkan bisa bi sa dibilang dibi lang masa paling mengasyikkan sebagai Pramuka adalah pada masa Penggalang. Setelah Setelah masuk SMA, saya pun meninggalk meninggalkan an Penggalang dan menjadi Penegak. Berdasarkan Berdasarkan pengalama pengal aman n 10 tahun aktif di Pramuka, saya ingin berbagi pandangan mengenai manfaat kegiatan kepramukaan.
D i si n d a n t a n g g u n g -j - j a w a b d i r i . A da dua hal di s i p l iin Pramuka yang yang membantu membantu terbentuknya terb entuknya kedisipli kedisip linan nan pada diri say saya, a, yaitu yaitu pelajaran baris-berbaris baris-berb aris dan peraturan untuk untu k membawa perlengk perlengkapan apan pribadi. Kegiatan baris-berbaris sepintas kelihatan seperti kegiatan yang berbau militeristi mili teristik k dan tidak ada kaitannya dengan kegiatan sehari-hari sehari-hari sebagai anggota masya masyarakat rakat sipil. sipil . Dalam baris-berbaris kami diajar di ajar untuk melakukan gerakan-gerakan dan langkah-langkah langkah-l angkah dengan cara tertentu, jadii buka jad bukan n se semba mbara rang ng me mela langka ngkah h ata tau u be berge rgera rak. k. Un Untuk tuk me menca ncapa paii kesamaan gerak dengan semua anggota regu diperlukan disiplin yang kuat. Inil In ilah ah sebenarnya sebenarnya yang yang ditanamkan dalam kegiatan kegiatan ini. in i. Satu hal lainnya Satu l ainnya yang yang melatih saya berdi berdisipl siplin in adalah peraturan untuk un tuk selalu membawa perlengkapan pribadi, pri badi, khusu khususnya snya pada masa masa Siaga. Siaga. Pada setiap setiap latihan l atihan Siaga, Siaga, kami harus mem membawa bawa perlengkapan misalnya alat tulis, buku catatan, catatan, tali pramuka, peniti, amplop dan lain-lain yang saya sudah tidak ingat. Pada awalnya benda-benda tersebut boleh dibawa di bawa dalam tas kecil (atau (atau kaleng coklat cok lat yang yang banyak digunakan dig unakan teman tema n lainnya). Tapi kemudian peraturan diubah: tidak ti dak boleh bol eh menggunakan tas atau atau kaleng; jadi j adi semua perlengkapan harus dimasukkan di saku baju atau celana, atau digantung terikat di pinggang. pin ggang. Setiap upacara pembukaan latihan selesai, perlengkapan perl engkapan kami diperiksa. dip eriksa. Yang perlengkapannya p erlengkapannya tidak lengkap l engkap mendapat mendapat hukuman, mulai dari push-up p ush-up atau squat-jump hingga hing ga dimasukkan ke “lub “lubang ang semut.” Sekilas Seki las peraturan peratur an tersebut terlihat terl ihat aneh; apa gunanya membawa membawa barang-barang barang-bara ng ya yang ng belum b elum tentu akan dipakai dip akai dalam latihan? Dan mengapa tidak boleh bo leh menggunakan tas? tas? Justr Justru u disinil disi nilah ah ditanamkan ditanamkan semboyan Pandu Sedunia yang palin p aling g terkenal: terk enal: “B “Be Prepared.” Kami Kami dilatihn dil atihn untuk selalu s elalu siap sedia menghadapi menghadapi berbagai keadaan, keadaan, dan untuk itu kami k ami perlu membawa beberapa beberapa peralatan peralatan dasar, yang tidak memberatkan membera tkan ata atau u merepotkan.
80 I REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005
kolom kita
EMBINAAN PEMBINAAN
PRAMUKA DI RP: RP: K ARAKTER ARAKTER PRIBADI
A. PRABA DRIJARKARA
K e p em e m i m p i n a n d a n k e r j a sa sa m a .
Pengelompokan pok an anggota Pramuka dalam regu-regu (atau (atau barung ketika k etika Siaga) mendorong setiap s etiap anggota untuk belajar b elajar bekerja sama dengan dengan anggota regunya masing masing-masing. -masing. Selain itu, beberapa b eberapa anggota juga jug a mendapatt kesempatan mendapa kesempatan untuk memimpin regu. Jadi sejak dini kami k ami sudah diajar di ajar dasar-dasar dasar-dasar berorganisasi beror ganisasi dan d an bermasyarakat. bermasyarakat.
Se m a n g a t j u a n g d a n f a i r n es e s s . Adanya persaingan dengan regu-regu lain l ain dalam perlombaa perlo mbaan n atau permainan juga me memu mupuk puk se sema manga ngatt jua juang ng unt untuk uk se sela lalu lu be berta rtarung rung me mera raih ih kemenangan keme nangan atau atau keunggulan. Namun di sisi si si lain, kami juga dilatih dil atih untuk menerima kekalahan kekalahan atau hukuman jika ji ka melanggar peraturan. Jadi Ja di tida tidak k se seke keda darr me mena nang ng de denga ngan n me mengha nghala lalka lkan n se sega gala la ca cara ra,, melainkan berjuang berj uang di jalur j alur yang benar sesuai sesuai peraturan yang ada. ada.
K e s e t i a k a w a n a n . Dalam kegiatan perkemahan atau penjelaj ahan, kadang-kadang ada rekan yang penjelajahan, yang lebih l ebih lema l emah h atau kurang trampil trampil sehingga tertinggal. tertinggal. Di sini justru j ustru muncul rasa tanggung-jawab untuk mem membantu bantu mereka, bukan meninggalkan meninggalk an atau mengalahkannya mengalahkann ya..
C i n t a l i n g k u n g a n . Ada suatu acara yang selalu dil akukan di akhir dilakukan akhi r suatu kegiata kegi atan, n, yaitu “operasi “operasi semut.” Ini dilakukan dil akukan dengan membentuk membentuk satu barisan lurus, l urus, lalu bersama-sama bersama-sama menyisi meny isirr lapangan atau ruangan yang yang baru saja s aja dipakai dan d an memungut mem ungut segala segalah h sampah yang yang ditemukan. d itemukan. Hal ini merupakan penjabaran salah satu sifat si fat dasar Pramuka yaitu yaitu cinta alam dan lingku li ngkungan ngan sekitarnya sekit arnya.. “Cin “Cinta ta alam” alam” bukan sekedar diterj d iterjema emahkan hkan sebagai kegiatan di alam bebas seperti perkema perk emahan han dan penjelapenjel a jaha ja han, n, na namu mun n juga ta tangg nggung ung-ja -jawa wab b da dala lam m me meme meliha lihara ra ke kele lest sta ariannya. anny a. Lebih jauh lagi, aplikasinya apl ikasinya dalam kehidup kehidupan an sehari-hari sehari-hari adalah selalu selalu menjaga keserasian dengan dengan lingkung lin gkungan, an, baik lingkungan lingk ungan alam maupun lingkungan li ngkungan ma masya syarakat. rakat.
K e c eerr d a ssa a n m o t o r i k . Kegiatan baris-berbaris, tali-temali, membuat prakarya, bahkan menjahit yang diajarkan diaj arkan sejak Siaga sangat sangat membantu membantu dalam d alam mening meningkatan katan ketrampilan motorik motor ik sejak usia usi a dini. Tentu di masa ya yang ng akan datang datang ini i ni akan bermanfaat bermanfaat dalam mempelajari mempelajari berbagai ketrampilan yang yang berguna bagi kehidupan. kehid upan.
W a d a h p e n g g a l i a n d a n p en e n g eem mban gan bak at.
Masih banyak aspek pendidik pendi dikan an yang yang diberikan diberi kan oleh kegiatan kepramukaan kepramukaan yang yang belum saya sampaikan di sini. sini . Ibarat pemeo, Anda harus menga mengalaminya laminya sendi sendiri ri untuk dapat memaha memahaminya. minya. Namun dapat saya saya simpulkan simpul kan bahwa kegiatan kepramukaan memberik memberikan an manfaat manfaat yang sangat besar dalam pendidik pendid ikan an anak anak dan remaja untuk menggali mengg ali dan mengembangkan bakat-bakat mereka, mereka, untuk menjadi manusia manusi a dewasa dewasa yang yang mandiri mandir i dan berguna bergun a bagi masyarakat. masyarakat. Alumnus SMA RP, lulus tahun 1990 Sekarang menjabat Kepala Subbidang Metrologi Panjang di Puslit KIM-LIPI (Pusat Penelitian Kalibrasi, Instrumentasi dan Metrologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)
REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005 I
81
Foto Dokumentasi Regina Pacis Bogor
kolom kita
S
emuanya berawal ketika X mem memasuki asuki kamar kecil ya yang ng berada di lantai 1 gedung baru SMP RP. Kamarr kecil Kama k ecil itu berada tepat tepat di samping kantin yang digunakan bersama.. Diterangi bersama Di terangi lampu l ampu yang yang temaram, X merasakan sesuatu yang ya ng lain. lain. Ia I a memandangi memandangi keseluruhan ruangan ruangan itu. Tidak ada apa-apa apa-apa.. Tapi ketik ketika a ia menundukkan menundukk an kepalanya…… kepalanya…… Ia melihat seonggok kepala k epala tanpa tubuh di lanta lantaii kamar kecil kecil itu. i tu. Langsung saja saj a X berteri berteriak ak sekeras sekera s mungkin lalu lari tunggang langgang keluar dari ruangan ruanga n itu.’ i tu.’
Ada lagi cerita mengenai arwah gentayangan yang yang berada b erada di salah satu ruangan kelas di SMA RP ini. Konon katanya setiap setia p kali siswasiswa-siswi siswi berfoto di ruangan kelas ini, foto f oto yang yang diambil tidak pernah terfok terfokus. us. Seperti Se perti ada sekelebat bayangan baya ngan ya yang ng menutupi menutupinya. nya. Kalau anda pernah mengalaminya mengalam inya sendiri tentu Anda tahu ruangan ru angan kelas man man yang ya ng kami k ami maksud. Se Sebagai bagai petunjuk,, kelas ini berada di petunjuk lantai tig t iga a SMA SMA RP. Katanya si arwah arwa h tidak tid ak suka kalau ada yang ya ng berfoto berf oto di ‘tempatny ‘tempatnya’. a’. Entah darimana asal muasal arwah tersebut.
Mungkin Anda yang bersekolah di RP sekitar akhir 70 – aw awal al 80 pernah mendengar cerita hantu di ata atas. s. Cerita Ceri ta mengenai mengenai kepala sorang suster su ster tanpa kepala. Cerita ini merupa merupakan kan cerita yang ya ng digosi d igosipkan pkan menjadi asal muasall ditutupn muasa di tutupnya ya kamar kecil di dekat kantin. Tapi sebenarnya tidak ada yang tahu, apakah kepala suster itu memang ada atau sebatas khayalan.
Cerita hantu yang paling santer terdengar adalah yang berlokasi berlok asi di tangga sebelah sebelah ruang serbaguna lantai lantai 1. 1 . Di sana memang memang gelap, ditambah d itambah lagi terdapat t erdapat dua WC WC dengan penerangan yang memang memang bisa bi sa dikategorikan seram. Apalagi bila bil a sedang diadakan di adakan Perayaa Perayaan n Ekari Eka risti sti Malam M alam Paskah Paskah dan Natal. Gosip ini bertambah semarak karena tangga ini sudah tidak tidak lagi difungsikan. dif ungsikan. Entah kenapa, mungkin karena tangga ini dinilai din ilai dapat menjadi menjadi akses mudah bagi siswa untuk bersembunyi bersem bunyi jika ji ka sedang sedang ingin ing in membol mem bolos os mata pelajaran. pelajaran.
Sebelum memasuki era 80’an Sebelum kebanyakan dari narasumber kami mengaku tidak pernah mendengar satu kabar pun mengenai hantu yang bersemaya bersema yam m di lin lingkungan gkungan sekolah Regina Regina pacis ini. ini . Tapi entah kenapa belakangan kemudian cerita ceri ta mengenai mengenai hantu menjadi sesuatu yang yang menarik me narik untuk diperbincangkan di kalangan siswa. siswa. Mungkin Mungki n ini yang ya ng menjadi menj adi daya tarik masa kini.
GHOST
RECIS S T TORY ORY TO RY
mengarang sesuatu yang menarik mengenai tempat itu. Dikisahkan oleh ol eh seseorang seseorang kalau hari telah malam, dari arah lapangan depan depan kapel sering seri ng terdengar suara orang menyapu. meny apu. Gem Gemerisi erisik k sampah dedaunan yang yang disapu d isapu terasa begitu nyata nyata.. Akan Ak an tetapi tetapi setelah ditegur ternya ternyata ta tidak ada orang sama sekali. Hiy …… membaya memba yangk ngkannya annya saja sudah bergidik, bergidi k, apalagi kalau sampai sampai mengalami menga lami sendiri. sendiri . Cerita ini berakar dari seorang petugas kebersihan yang pernah bekerja beke rja di lingk lingkungan ungan sekolah sekolah Regina Pacis. Beliau adalah seorang pekerja yang tergolong rajin. Tapi entah entah kenapa, suatu ketika ketik a Bapak Bapak ini meninggal. Kata narasumber narasumber kami, sih, kemungkinan suara yang ya ng didengarnya di dengarnya itu merupakan arwah Bapak Bapak petugas kebersihan yang masih bergentayangan bergentay angan di sekolah ini. in i. Mungkin, itu i tu bukti cintanya cintanya yang ya ng mendalam mend alam terhadap pekerjaannya di RP.
Lain lagi cerita ceri ta mengenai mengenai hantu yang ya ng berada di sekitar kapel k apel Regina Pacis. Kok bisa-bisanya, ya, muncul cerita berhantu di bangunan yang dapat dikatakan dik atakan sebagai sebagai tempat bersemayamnya Tuhan? Tapi, ya, yang yang namanya namanya bang bangunan unan berumur, para siswa tentu suka
REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005 I
83
kolom kita
PALANG M ERAH REMAJA (PMR)
Di awal awal tahun ajaran baru 1985-1986, 1985-1986 , Ibu Darsini dengan lincah keluar masuk seluruh kelas 2 mengumumkan “penerimaan anggota baru Korps Sukarela (KSR) Palang Merah Indonesia cabang kodya Bogor”. Katanya bagi yang ingin bekerja sosial dan bergabung dengan PMI, boleh mendaftarkan diri langsung ke sekretariat KSR di markas PMI pusat. Alhasil Al hasil mendaftarlah Isaac, Eko Elmartos, Elmartos, Herma Hermawan wan dan Aletta. Selama menjalani pelatihan sebagai anggota KSR, keempatnya bersepakat mendirikan Palang Merah Remaja (PMR) SMA Regina Pacis. Saat itu, PMR yang sudah menjamur diberbagai SMP dan SMA memang belum hadir di Re Regina gina Pacis. Ibu Darsini seba sebagai gai pembina, dan keempat keempat KSR pertama Regina Pacis yang menjadi pelatih. Ditahun pertamanya, PMR SMA Regina Pacis yang beranggotakan beberapa puluh siswa kelas 1 dan 2, langsung aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan tingkat kodya Bogor seperti bulan dana PMI, bakti sosial pembagian susu dan “Jumbara” kemah 1 malam PMR seBogor. Tak ketinggalan mengikuti cerdas cermat dan pertandingan PMR tingkat Jawa Barat. Tentu saja tujuan utamanya bukan meraih kemenangan, namun sekedar mengikrarkan keberadaan PMR Regina Pacis di kancah per-PMR-an Indonesia. Tahun berganti, berganti, pela pelantikan ntikan angkatan angkatan keke-2 2 dibare dibarengi ngi de denga ngan n se serah rah terima kepemimpinan kepada Hendra selaku ketua baru. Acara yang berlangsung di perkemaha perkemahan n Cijeruk, Cij eruk, sempat diwarnai dengan petaka: saat jalan malam perorangan, beberapa peserta peserta tidak berhasil b erhasil kemba k embali li ke perkemahan. Panitia yang hanya terdiri dari 7 KSR kekurangan SDM dan peralatan untuk melakukan pencarian. Detik dan menit berlalu mencekam, panitia panik berat “apa yang menimpa masingmasing yang hilang itu? Akankah mereka selamat?”. Para peserta yang dibiarkan duduk menundukkan kepala di lapangan tanpa boleh bergerak ataupun bersuara, samar-samar menyimak kasak-kusuk panitia mereka ulang rute pos po s ke pos mencoba menemukan menemukan titik awa awall anak-anak itu salah jalur dan mencari solusi menemukan kembali ketiganya. Saat tiba-tiba 3 anak hilang ini muncul bersamaan (ternyata saat tersesatt mereka saling mene tersesa menemukan mukan dan berupaya mencari mencari jalan j alan balik bersama-sama), panitia memutuskan melanjutkan skenario acara dengan perubahan kecil. Panitia pura-pura terbagi atas 2 kubu, yaitu KSR asal Regina Pacis dan KSR non Regina Pacis, yang perang mulut saling menyalahkan atas apa yang telah terjadi. Drama berlangsung mulus atas dukungan kondisi emosional yang demikian menunjang, panitia memang saling kesal beneran. Drama ditutup dengan melempar kesalahan pada para peserta, dan nasehat panjang lebar agar mereka berupaya lebih baik demi PMR Regina Pacis. Tanpa disangka, para peserta putri mulai menangis dan akhirnya tanpa terkendali menjadi bertangisan. Untung matahari mulai bersinar, dan suasana haru pupus dengan pelukan kebersamaan antara seluruh panitia dan peserta. Semuanya berjanji berbuat yang terbaik demi PMR Regina Pacis.
84 I REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005
kolom kita
PALANG M ERAH REMAJA (PMR)
Ternyat Terny ata a se sete telah lah dilac dilacak, ak, yan ang g mu mulai lai me mena nangis ngis ad adala alah h Ani. Sebe bena narny rnya a dia menangis bukan karena haru dinasehati, tetapi mendengar Aletta bertanya “ransel gue mana?”. Ani menyangka panitia pada mau meninggalkan perkemahan, dan panik membayangkan mereka ditinggalkan begitu saja. Padahal Aletta mencari ransel karena lapar dan ingin makan beng-beng. Setelah perkemahan itu, PMR Regina Pacis makin solid dan mantap mengayunkan langkah. Tanpa terasa 20 tahun sudah, berkarya dan berjaya. Pernah bergabung di PMR? Jangan ragu untuk bergabung kembali dan menjadikan PMR Regina Pacis terbaik dari segala yang pernah ada.***
REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005 I
85
gelak tawa alumni Kenangan demi kenangan kita alami dalam setiap menit dalam hidup kita dan selalu meninggalkan suatu kesan yang unik yang tak pernah terlupakan. Begitu pula halnya dengan rekan-rekan kita di bawah ini:
SEKAR SARI PRAWIRA (DOPI) Alumnus 1984 Pada waktu itu halaman sekolah SMA Regina Pacis rimbun dengan pohon poho n buah-buahan. Ada pohon alpukat alpuk at dan pohon rambutan. Semua Semua murid-murid pasti sangat menantikan menantikan di saat pohon tersebut berbuah. Tak ada kecua kecualinya linya denga dengan n sa saya ya.. Set etiap iap hari saya saya selalu selalu me menungg nunggu u dan memandangi pohon-pohon tersebut kali aja ada buahnya. Bayangan akan nikmatnya buah-buah tersebut selalu terbersit dalam benak saya. saya. Hingga Hingg a suatu hari, masa panen yang yang dinantikan dinanti kan pun tiba. ti ba. Pada saat saat itu pohon rambuta rambutan n sedang berbuah dengan lebat, timbullah timbull ah niat iseng say s aya. a. Kemudian say saya a berencana akan menikmati menikmati rambutan tersebut saat jam istirahat… ehmm… nyam.. nyam… asyik… Tepat jam istira Tepat istiraha hat, t, sa say ya be berdiri rdiri di ba bawa wah h pohon ra ramb mbuta utan n da dan n be bersia rsiappsiap untuk memetik ranting yang paling pendek dan buah yang lebat. Kebetulan Pak Sumantri berdiri juga dekat pohon tersebut. Tentu saja kesempatan kesempa tan ini tidak saya lewatkan lewatkan begitu saja, s aja, dan saya minta minta tolong to long pada beliau untuk memata-matai situasi, takut-takut kalau Bapak Kepala Sekolah keluar dari kantornya, dan ternyata beliau menyanggupi. Kemudian saya mulai menarik dahan rambutan dan siap memetik buahnya. Tiba-tiba Tibatiba …. Bapak Kepala Sekolah melotot sambil menegur, “Belum pernah makan buah rambutan, r ambutan, ya ??? ????? ??!! !!!! !!!” !” Ko Kontan ntan saya langsung langs ung melonj melo njak, ak, duni d unia a ini seperti mau runtuh saja. Saya kaget setengah mati, dan sambil celingak celinguk melihat keadaan sekitar sambil mencari sosok pria yang ya ng tadi meny menyetujui etujui permintaan saya. saya. Perasaan Perasaan dongkol, dongk ol, kesel, sebal semua menya menyatu tu dalam d alam hati. Siapa yang yang tidak ti dak dongkol do ngkol? ?! Kemana Kemana beliau menghilang?? Ternyata beliau lagi ngeloyor masuk ke ruang guru dengan senyum yang yang mengembang di wajahnya… untunglah untung lah bel tanda selesai istirahat isti rahat sudah berbunyi. Sa Saya ya cepat-ce cepat-cepat pat lari masuk ke kelas. Ah… dasar, hari yang apes…
86 I REGINA PACIS VOLUME 1 1 T TAHUN 2005
gelak tawa alumni FANDA BERLINA RASJID (DAP’nG) Alumnus 1985 Pada waktu kelas dua SMA (tahun 1983), saya masuk kelas II IPA 2 dengan wali kelas Bapak Imam Supeno Supeno (guru Kesenian/ Menggambar waktu itu). Menjelang kenaikan kelas, seperti tahun-tahun sebelumnya, murid-murid kelas I dan II diminta untuk mengisi acara kesenian dalam acara perpisahan kelas III. Kelas kami ingin mempersembahkan yang lain daripada yang lain, dan melibatkan seluruh anggota kelas, tanpa kecuali. Dengan ide awal yang datang dari Posma Hutasoit, kami mengelar Fashion Show … dengan busana yang digunakan seharian dan di lingkungan Sekolah. Gayanya sih dibikin kocak …. jadi busananya ada: Busana Malam (kostum ronda), Busana Tidur (piyama), Busana Mandi (kimono, handuk), Busana Sekolah (seragam, dengan gaya anak TK lengka lengkap p den dengan gan sapu saputan tangan gan ya yang ng dipenitika dipenitikan n di baju) baju),, Busa usana na Praktikum (jas lab dengan membawa boneka kelinci dan gergaji, celemek untuk praktek masak), Busana Piknik dan Busana Punk. Pembagian Pem bagian jenis j enis kostum ko stum diusahakan diu sahakan seadil seadil-adilnya. -adilnya. Caranya? Caranya? Menurut nomor urut absen. Misalnya M isalnya nomor 1 sampai dengan 4 memeraga memeragakan kan Busana Malam, dan seterusnya sampai nomor absen terakhir. Oki (Idayanti Sudiro) yang bertugas menjadi pembawa acara karena memang mem ang suara dia bagus/ enak didengar, dan kami berlenggaklenggok di atas “catwalk” diiringi lagu Stayin’ Alive-nya Bee Gees. Memang sangat berkesan karena Fashion Fashion Show itu melibatkan melibatk an semua anggota kelas, yang pendiam dan kutu buku sekalipun. Begitulah kompaknya kelas II IPA 2 dulu. Yang ta tak k kalah kalah be berke rkesan san pula pad pada a sa saat at pe pengum ngumuma uman n kelu kelulusa lusan n SMA. Saya Sa ya ingat betul tanggalnya … 30 April Apr il 1985. Pengumum Pengumuman an kelulusan sekaligus Perpisahan kelas III. Seperti tradisi biasanya … anak-anak kelas III tidak t idak mengisi aca acara, ra, melainkan hanya menjadi penonton penonto n saja. Tetapi, Teta pi, sebelu sebelum m ac acara ara se seles lesai, ai, sat satu u per per satu satu kawa kawan-ka n-kawa wan n jatuh jatuh sa sakit, kit, muntah-muntah. muntah-munta h. Ada A da yang mulai muntah-muntah saat saat masih di d i sekolah, ada juga yang sakitnya setelah sampai sampai di d i rumah, r umah, seperti saya sendir sendiri. i. Selidik Selid ik punya p unya selid selidik, ik, ternya ternyata ta konsumsi yang dibagikan dibagi kan hari itu (baca: kue soes) kondisinya sudah tidak baik. Hampir satu sekolah keracunan kue soes tersebut. Rumah sakit di Bogor (saat itu baru ada PMI dan Karya Bakti) penuh terisi oleh murid, guru, keluarga, atau tetangga tetangga SMA RP. Saking Saking banya banyaknya knya korban, hari itu i tu kami kenang k enang dengan nama HARMUNAS …. (HARi MUNtah NASional).
BUKU K ENANGAN ENANGAN 50 TAHUN REGINA PACIS I
87
SUSUNAN P AN ANIITIA SEKOLAH
HUT EMAS EGINA P ACIS BOGOR R EGINA
Pelindung Pelindu Pe lindung ng Penasehat P en en as as eh eh at at
: Sr. E. E.M. Ce Cecilia Hartati, FM FMM, SP SPd Drs. C. Dwi Dwi Sunu Sunu Subroto Subroto : Ir. Hasjrul Harahap, M.M. Yosef Suma Sumantri ntri A.Y.. Suwa A.Y Suwarto rto Prof. Dr. Fawzia Fawzia Aswin Hadis ‘59 H. Sjafei Sjafei Bratasenjaya Bratasenjaya ‘61 Marzuki Darusman Darusman SH SH ‘63 Jend. (Pol.) (Pol.) Drs. Drs. Rusdihardjo Rusdihardjo ‘64 Rudi Harsatanaya Harsatanaya ‘69 Robert Wowor, OFM ‘77
T IM PENG TIM PENGARA ARA H Ketua K et et u a : Prof. Dr. Ir. Suminar S. A, MSc. ‘66 Bendahara Bendahar a : Ar Arie iest sty y Ma Marg rga are reth tha a B., Ir Ir.. Ar Arsi site tek k (Gwat (Gw at Liang) ‘66 An gg o tta ng go a : Tetje Jusdi ‘61 Kicky Susanto ‘66 Lenny Mukidj Mukidjam am ‘66 Sonia Susanto ‘67 R.H. Judistira Sutaprawira, Sutaprawira, B.A. B.A. ‘67 Amie Ratu Ratu Siti Siti Aminah ‘69 T IM PELA KSA NA TIM Ketua K et u a : Anang Gunawan ‘84 Sekretaris Sekre kreta taris ris I : M.R. Astuty Sekretaris Sekret ekretaris aris II : Ma Mas sri rina na Sit ite epu Sekretariat Sekre ekretaria tariatt : Un Undang Ru Rumdana ‘66 Janto Pram Pramoedji oedji ‘70 Baso Ba so Dharmawan ‘87 Wandi Haryadi Haryadi ‘99 Lora Tunggal ’00 Veronica Eriana Eriana Dwiyanti Dwiyanti ’00 Julius Juli us Dimas Dimas T.N. ‘01 Maria Utami Acara A c ar a
: Aletta Leswara ‘87 (Koordinator) Bazaar Lomba Baz aar Lo mb a : Magdale Magdalena na Ru Ruma mawa was s ‘90 ‘90 Pembukaan Pembu kaan : Se Seko kola lah h RP RP pa para ra gu guru ru da dan n sis sisw wa Career Career Day : Patr tric icia ia Bacht htia iarr ‘8 ‘83 3 Pameran P a m e r an : Hendra ‘89 OSIS SMA Seminar Semi na nar : Erna Erlanwaty ‘84 Pentas Pent Pe nta as Seni Seni Se : OSIS SMA Reuni Reu n i : Ruliana Abidin ‘97 Buku Bu k u : Sofyan Sibarani ‘93 Umum Umu m Dana D an a
: Kusnanda Supriatna ‘85 (Koordinator) : Lenny Mukidjam ‘66
Publikasi/ Huma Humas s : Itje Sri Rejeki ‘71 Darmadi A.W. ‘69 Datje Ahmad ‘67 Sponsor/ Bazaa azaarr : Andi Tanudiredja ‘87 : Ariyuswanto ‘92 Konsumsi K o n s u ms i
: Andini ‘88
Dokumentasi Doku mentasi : FX FX Pun Punim ima an ‘67 ‘67 Perlengkapan dan Dekorasi : Turino Turi no Gumulya ‘85 Kebersihan Keber Ke bersiha sihan n : St Staff Se Sekolah Sie Keama Keamanan/ nan/ Ketertiban : Saut Maruarar Nainggolan B.A. ‘66 Iptu Nakiya Nakiya (P (Polisi olisi)) Brip ripka ka Riadiyanto (Polisi (Polisi)) T ran sp or tas Tran tasii Kesehatan Kesehatan
: La Lani ni Sunja Sunjaya ya ‘73 : dr dr. Lin Lind dawati Ha Halim ‘84 dr. Hendarto W. ‘69
Ter ima kasi h kh khusu usu s pada: Helena Wikara ‘58 , Gwat Liang ’66, Lenny ’66, Suminar, Sum inar, Yanto, Tuti, Kukuh Kuk uh ’92, Yolanda Yol anda ’72, Loanda ’62, Anton Mukidjam, Bambang, Megawati Lie Gin Hoa ’72, Risdiani ’92 . DAN SEGENAP wakil angkatan, alumni, relawan yang datang dan pergi, mereka yang sudah ber”uar-uar”, para mantan guru, yang tidak dapat kami sebutkan satu-persatu yang telah meluangkan waktu dan pikirannya piki rannya untuk mensukseskan perayaan ini.
BUKU K ENANGAN ENANGAN 50 TAHUN REGINA PACIS I
93