80BUKU GENETIKA
80
Created By :
Abdul Jafar ( 59461153)
Ade Nugraha ( 59461154)
Akhmad Makhin ( 59461155)
Dzulqornain Iskandar ( 59461162)
Titi Lesatari ( 59461179 )
SIDIK JARI
PENGERTIAN
Sidik jari adalah ciri permanen yang genetik dan tidak berubah sepanjang umur manusia. Sidik jari (bahasa Inggris: fingerprint) merupakan hasil reproduksi tapak jari baik yang sengaja diambil, dicapkan dengan tinta, maupun bekas yang ditinggalkan pada benda karena pernah tersentuh kulit telapak tangan atau kaki.
Sidik jari merupakan identitas pribadi yang tak mungkin ada yang menyamainya. Jika di dunia ini hidup 6 miliar orang, maka ada 6 miliar pola sidik jari yang ada dan belum ditemukan seseorang yang memiliki sidik jari yang sama dengan lainnya.
Ilmu yang mempelajari sidik jari adalah Daktiloskopi yang berasal dari bahasa Yunani yaitu dactylos yang artinya jari jemari atau garis jemari dan scopein yang artinya mengamati. Sidik jari kita dibentuk secara utuh dalam 16 minggu setelah pembetukan janin dari embrio, dan 5 bulan penuh sebelum kita dilahirkan sidik jari tidak akan berubah lagi dengan setiap sidik jari tersusun atas 50 sampai 100 garis.
Dalam ilmu Dermatoglyphics (ilmu tentang analisa pola sidik jari) yang diawali oleh Guard Bidloo pada tahun 1685, menemukan bahwa sejak usia kandungan 13 minggu Pola sidik jari manusia telah terbentuk, dan akan lengkap diusia 24 minggu. Dalam kenyataannya pola sidik jari manusia tidak ada yang sama, kemungkinan kesamaannya adalah 1:64.000.000.000.
Secara Genetis sidik jari bersifat menetap dan spesifik pada proses perkembangan susunan syaraf pusat, sehingga memiliki korelasi yang menentukan struktur otak yang dominan yang kemudian diinterpretasikan secara psikologi untuk mengetahui kecendrungan bakat, kecerdasan, karakter, motivasi, tekanan, tingkat kesetabilan diri, dan gaya (belajar, berfikir, dan bekerja).Sidik jari seseorang memiliki hubungan dengan kode genetik dari sel otak dan potensi intelegensi seseorang.Penelitian ini telah dimulai sejak lebih 200 tahun yang lalu.
Macam – macam sidik jari manusia
Secara umum, jenis sidik jari manusia ada empat macam, yaitu whorl (W), ulnar loop (U), radial loop (R), dan arch (A).
Whorl (W),
Whorl (melingkar) yaitu bentuk pokok sidik jari, mempunyai 2 delta dan sedikitnya satu garis melingkar.Orang dengan jenis sidik jari whorl biasanya memiliki karakter independen, kompetitif, keras kepala, dan proaktif.
Radial loop (R) ;
orang yang memiliki jenis sidik jari radial loop biasanya cenderung egois dan memiliki pemikiran terbalik.
Arch (A)
Pola Arche menandakan nilai-nilai tradisional dan akhlak yang tinggi.
pola arch ditemukan pada jari telunjuk dan jari tengah, Adapun karakter orang yang memiliki jenis sidik jari arch cenderung praktis, realistis, efisien, tetapi konservatif.
Ulnar loop (U)
Bentuk pokok sidik jari dimana satu garis atau lebih datang dari satu sisi lukisan, melereng, menyentuh atau melintasi suatu garis bayangan yang ditarik antara delta dan core, berhenti atau cenderung berhenti ke arah sisi semula.Karakter orang yang memiliki jenis sidik jari ulnar loop biasanya emosional, memiliki kemampuan adaptasi yang cepat, serta mudah berinteraksi.
Pola Lokal Sidik Jari
Penentuan rumus sidik jari didasarkan pada analisis pola lokal yang terdapat pada guratan guratan jari yang disebut ridge pattern atau garis papilair seperti diperlihatkan pada Gambar 1. Duakomponen pola lokal yang sangat penting keberadaannya dalam penentuan rumus sidik jaria dalah core (titik fokus dalam) dan delta (titik focus luar). Setiap pixel dalam sidik jari betautan dengan pola orientasi lokal dominan dari sidik jari.
Core (inter terminus) titik fokus dalam
Core adalah pusat atau titik tengah yang terdapat pada garis sidik jari loop yang terdalam dan terjauh dari delta.
Delta (outer terminus) titik focus luar
Delta pada sidik jari adalah titik/garis yang terdapat pada pusat perpisahan garis type lines. Delta merupakan titik focus yang terletak didepan pusat berpisahnya garis pokok (typelines). Garis pokok lukisan merupakan dua buah garis yang paling dalam dari sejumlah garis yang berjajar (paralel) dan memisah serta(cenderung) melingkupi pokok lukisan (patternarea).
Gambar 1. Bagian-bagian Sidik Jari
Bentuk Pokok Sidik Jari
Sidik jari dibagi menjadi tiga golongan besar seperti pada Gambar 2. Perbedaan utama dari ketiga bentuk pokok tersebut terletak pada keberadaan core dan delta pada lukisan sidik jarinya. Ketiga golongan besar bentuk pokok sidik jari tersebut adalah sebagai berikut :
Busur (arch)
Adalah bentuk pokok sidik jari yang semua garis-garisnya datang dari satu sisi lukisan, mengalir atau cenderung mengalir ke sisi yang lain dari lukisan itu, dengan bergelombang naik ditengahtengah. Arch dibagi menjadi 2 sub golongan yaitu, plain arch dan tented arch.
Sangkutan (loop)
Adalah bentuk pokok sidik jari dimana satu garis atau lebih datang dari salah satu lukisan, melengkung menyentuh suatu garis bayangan (imaginary line) yang ditarik antara delta dan core dan berhenti atau cenderung kembali ke sisi datangnya semula. Bentuk sangkutan terbagi menjadi ulnar loop dan Radial loop.
Lingkaran (whorl)
Adalah bentuk pokok sidik jari yang mempunyai paling sedikitnya 2 buah delta, dengan satu atau lebih garis melengkung atau melingkar di hadapan kedua delta.Bentuk lingkaran terbagi menjadi Plain whorl, Central pocket loop whorl,Double loop whorl dan Accidental whorl.
Gambar 2. Pembagian Bentuk PokokLukisan Sidik Jari
Seperti yang dijelaskan diatas, whorl adalah bentuk pokok sidik jari, mempunyai 2 delta dansedikitnya satu garis melingkar di dalam patternarea, berjalan didepan kedua delta. Pada Gambar 3 diperlihatkan 4 jenis sidik jari jenis Whorl :
Plain Whorl adalah bentuk pokok sidik jari yang mempunyai dua delta atau sedikitnya satu garis melingkar penuh yang berbentuk spiral (pilin), oval (bulat panjang), sirkular (lingkaran) atau variasi dari lingkaran yang berjalan didepan ke dua delta. Apabila ditarik garis bayangan (khayal) antara ke dua delta, maka garis bayangan itu melintasi atau menyentuh paling sedikit satu garis melingkar yang berjalan didepan kedua delta.
Central Pocket Loop Whorl adalah bentuk pokok sidik jari yang mempunyai dua delta dan sedikitnya satu garis melingkar atau satu garis rintangan yang membentuk sudut siku-siku pada aliran garis terdalam (an obstruction at rightangles to the inner line of flow). Apabila ditarik garis bayangan (khayal) antara kedua delta maka garis bayangan itu tidak melintasi atau menyentuh satupun garis melingkar.
Double Loop Whorl adalah bentuk pokok sidik jari yang terdiri dari dua loop yang terpisah. Masing-masing loop mempunyai bahu sendiri dan mempunyai dua delta.
Accidental Whorl adalah bentuk pokok sidik jari yang terdiri dari campuran dua atau lebih bentuk pokok sidik jari kecuali plain arch dan mempunyai dua delta atau lebih.
Gambar 3. Empat Sub Golongan Sidik Jari Whorl
Rumus Sidik Jari (Classification Formula)
Perumusan sidik jari merupakan proses penentuan rumus sidik jari dengan membubuhkan angka-angka dan huruf-huruf tertentu yang menyatakan bentuk pokok serta perincian garis-garis dari seperangkat sidik jari. Ada istilah yang perlu dipahami dalam penentuan rumus sidik jari, yaitu:
Ridge Counting
Ridge counting merupakan bilangan garis yang menyentuh atau melintasi garis bayangan yang ditarik antara delta dan core (delta dan core tidak ikut masuk dalam penghitungan bilangan garis seperti pada Gambar 4.
Gambar 4. Ridge Counting
Ridge Tracing
Merupakan proses penelusuran atau mengikuti jalannya garis pada bentuk whorl. Garis yang diikuti mulai dari delta kiri sampai mencapai suatu titik (tempat) yang sejajar dengan delta kanan.
Jika garis yang diikuti (tracing line) itu berjalan di sebelah dalam (atas) delta kanan dan terdapat 3 garis atau lebih antara garis yang diikuti dengan delta kanan, maka whorl tracing itu disebut INNER (I).
Jika garis yang diikuti itu berjalan disebelah kanan (bawah) atau luar dari delta kanan dan terdapat 3 garis atau lebih antara garis yang diikuti dengan delta kanan, maka whorl tracing itu disebut OUTER (O) seperti diperlihatkan pada Gambar 5.
Jika garis yang diikuti berjalan baik didalam maupun di luar delta kanan, tetapi jumlah garis yang terdapat antara garis yang diikuti dengan delta kanan hanya 2 garis atau kurang, maka whorl tracing itu disebut MEETER (M)
Gambar 5. Tracing Line
Format rumus sidik jari yang dihasilkan dari TA ini adalah sebagai berikut :
jenis sidik jari_Ridge Counting dan jumlah ridge ridge tracing
Hasil akhir dari rumus sidik jari ini berupa deretan simbol. Jenis sidik jari diberi simbol W, karena jenis sidik jari yang diteliti pada penelitian ini hanya terbatas untuk jenis whorl. Untuk Ridge Counting disimbolkan dengan RC dan diikuti dengan angka yang menunjukkan jumlah garis yang dilewati antara delta dan core. Dan untuk jenis ridge tracing disimbolkan sesuai dengan whorl tracing yaitu I, O, atau M.
Contoh : jari telunjuk dengan jumlah garis atau ridge hasil dari ridge counting 8, mempunyai rumus sidik jari sebagai berikut = W RC8I
Karakteristik sidik jari
Sifat-sifat atau karakteristik yang dimiliki oleh sidik jari adalah parennial nature yaitu guratan-guratan pada sidik jari yang melekat pada manusia seumur hidup, immutability yang berarti bahwa sidik jari seseorang tak akan pernah berubah kecuali sebuah kondisi yaitu terjadi kecelakaan yang serius sehingga mengubah pola sidik jari yang ada dan individuality yang berarti keunikan sidik jari merupakan originalitas pemiliknya yang tak mungkin sama dengan siapapun di muka bumi ini sekali pun pada seorang yang kembar identik. Motif sidik jari yang diturunkan orang tua kepada anaknya. Motif sidik jari anak pasti akan sama dengan orang tua atau kakeknya,.
Dari hasil penelitian para ilmuwan di bidang dermatoglyphics, diketahui bahwa setiap individu di dunia memiliki sidik jari yang berbeda-beda. Karakter sidik jari manusia juga ternyata berhubungan erat dengan bagian fungsi otak.
Ibu jari memiliki jalinan ke otak depan dan motif garis ibu jari itu bisa menunjukkan karakter seseorang.
Telunjuk memiliki hubungan dengan otak depan yang posisinya lebih atas. Motif garis telunjuk tersebut dapat menunjukkan pemikiran logis dan kreativitas seseorang.
Jari tengah memiliki keterkaitan dengan otak bagian atas. Motif jari tengah itu dapat menunjukkan kontrol pergerakan minor dan mayor seseorang.
Jari manis memiliki jalinan dengan otak yang berada di belakang telinga. Motif jari manis itu kerap dikaitkan dengan kontrol pendengaran.
Sedangkanjari kelingking memiliki hubungan dengan otak belakang. Motif jari kelingking itu dapat menunjukkan tingkat konsentrasi maupun penglihatan seseorang.
Jari-jari tangan sebelah kanan seseorang mewakili fungsi otak sebelah kiri. Otak kiri berfungsi untuk melihat perbedaan angka, urutan, tulisan, bahasa, hitungan, dan logika.
Sedangkan jari-jari tangan sebelah kiri seseorang mewakili fungsi otak sebelah kanan. Otak kanan berfungsi untuk melihat persamaan, khayalan, kreativitas, bentuk ruang, emosi, musik, dan warna.
Fungsi sidik jari
Untuk memberi gaya gesek lebih besar agar jari dapat memegang benda-benda lebih erat.
Sidik jari manusia digunakan untuk keperluan identifikasi karena tidak ada dua manusia yang memiliki sidik jari persis sama. Hal ini mulai dilakukan pada akhir abad ke-19.
Sidik jari kaki bayi juga diambil di rumah sakit untuk identifikasi bayi. Ini bertujuan untuk mencegah tertukarnya bayi yang sering terjadi di rumah sakit.
Untuk mendiagnosa kelainan genetika yang diturunkan, pada bayi yang baru dilahirkan di rumah sakit. Penyakit keturunan yang dilacak, antara lain hempofilia, penyakit Huntington, cystic fibrosis, alzheimer, anemia sel sabit atau thalasemia. Dengan deteksi dini adanya penyakit keturunan semacam itu, para dokter, perawat dan orang tua bayi, dapat mengantisipasi dan mengambil tindakan yang tepat.
Sidik jari DNA dapat digunakan untuk menentukan ayah biologis seorang bayi.
Dalam suatu kasus kriminal, sidi kjari genetic menyediakan bukti tentang identitas tersangka yang diduga sebagai pelaku kejahatan. Informasi yang lebih tepat mengenai fitur orang-orang tersebut (misalnya warna rambut atau bola mata, karakter, dll).
Sidik jari genetik merupakan salah satu contoh aplikasi untuk mengidentifikasi secara pasti terdakwa kasus kriminal atau uji paternitas. Hanya untuk kembar identik, teknik ini tidak dapat digunakan karena kembar identik memiliki gen yang identik.
Untuk Identifikasi forensik merupakan upaya yang dilakukan dengan tujuan membantu penyidik untuk menentukan identitas seseorang.
Analisis Sidik Jari
Analisa sidik jari adalah sebuah metode pengukuran dengan pemindaian (scanning) sidik jari anak untuk mengetahui gaya bekerja otak yang paling dominan dalam kaitannya dengan potensi, motivasi, karakter, dan gaya belajar anak.
Secara genetis. Analisa sidik jari memiliki tingkat akurasi lebih tinggi dibadingkan dengan metode pengukuran lainnya (klaim akurasi 87%).Sehingga aplikasi penggunaan ilmu analisa sidik jari dalam kehidupan sangat luas. Salah satunya adalah pada proses intdentifikasi forensik dan keamanan. Proses analisa sidik jari simple, praktis, efesien, dan aplikatif. Bisa digunakan untuk segala usia segala kondisi dengan waktu yang relatif singkat.
Tujuan & Manfaat analisis sidik jari
Memberikan data referensi secara lengkap dan akurat potensi genetika.
Mengetahui potensi kekuatan bakat sehingga dapat memilih pendidikan dan karir masa depan.
Mengetahui peta stimulasi area fungsi otak, sehingga diketahui metode pembelajaran yang paling efektif.
Mengetahui kecenderungan kepribadian, sehingga dapat menentukan strategi manajemen komunikasi dan mengatasi konflik.
Hubungan Sidik Jari dengan Potensi Genetik
Potensi Genetik, khususnya Bakat, Area Stimulasi Kecerdasan dan kecenderungan karakter kepribadian, berkaitan erat dengan sistem syaraf pada fungsi bagian otak. Pola Sidik Jari mulai muncul pada waktu bayi dalam kandungan (embrio) usia 13 minggu. Pembentukan pola sidik jari seiring dengan pembentukan Otak.Pola Sidik Jari ditentukan oleh kromosom-kromosom, yang ditentukan oleh DNA (genetik) dan tidak dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Sistem Syaraf di setiap jari di kedua belah tangan berhubungan erat dengan fungsi bagian otak sehingga pola sidik jari pada tangan menggambarkan sistem syaraf fungsi-fungsi bagian otak.
Created By :
Aris Sunandar (59461159)
Khairul Aziz (59461168)
Neli Dwiarti (59461170)
Nur Isnaeni (59461173)
DNA REKOMBINAN
Pengertian DNA Rekombinan
DNA rekombinan (rDNA) adalah bentuk DNA buatan yang dibuat dengan menggabungkan dua atau lebih sekuens yang tidak akan biasanya terjadi bersama-sama. Dalam hal modifikasi genetik, itu adalah diciptakan melalui pengenalan DNA yang relevan ke dalam DNA organisme yang ada, seperti plasmid bakteri, untuk kode untuk atau mengubah sifat berbeda untuk tujuan tertentu, seperti resistensi antibiotik. Ini berbeda dari rekombinasi genetika dalam hal itu tidak terjadi melalui proses alam dalam sel, tetapi direkayasa.
Sebuah protein rekombinan adalah protein yang berasal dari DNA rekombinan. Teknik DNA rekombinan pertama kali diusulkan oleh Peter Lobban, seorang mahasiswa pascasarjana, dengan A. Dale Kaiser di Stanford University Departemen Biokimia. Teknik ini kemudian diwujudkan dengan Lobban dan Kaiser; Jackson, Symons dan Berg, dan Stanley Cohen Norman, Chang, Herbert Boyer dan Helling, di 1972-74.
Mereka menerbitkan temuan mereka di koran termasuk "Metode Biokimia untuk Memasukkan Informasi Genetik Baru ke dalam DNA Virus Simian 40: Molekul DNA SV40 Edaran Mengandung Gen fag lambda dan galaktosa Operon Escherichia coli" 1972 kertas, kertas 1973 "enzimatik end-to -akhir bergabung molekul DNA "dan kertas 1973''Konstruksi Plasmid bakteri biologis Fungsional in vitro'', yang semuanya dijelaskan teknik untuk mengisolasi dan memperkuat gen atau segmen DNA dan memasukkan mereka ke sel lain dengan presisi, menciptakan bakteri transgenik. Teknologi rekombinan DNA dimungkinkan oleh isolasi, penemuan dan penerapan endonuklease restriksi oleh Werner Arber, Daniel Nathans, dan Hamilton Smith, yang mereka menerima 1978 Penghargaan Nobel dalam Kedokteran. Cohen dan Boyer diterapkan untuk paten pada Proses untuk memproduksi chimeras molekul biologis fungsional yang tidak bisa ada di alam pada tahun 1974. Paten diberikan pada tahun 1980.
Manfaat DNA Rekombinan
Teknologi DNA rekombinan mempunyai dua segi manfaat. Pertama, dengan mengisolasi dan mempelajari masing-masing gen akan diperoleh pengetahuan tentang fungsi dan mekanisme kontrolnya. Kedua, teknologi ini memungkinkan diperolehnya produk gen tertentu dalam waktu lebih cepat dan jumlah lebih besar daripada produksi secara konvensional. Pada dasarnya upaya untuk mendapatkan suatu produk yang diinginkan melalui teknologi DNA rekombinan melibatkan beberapa tahapan tertentu. Tahapan-tahapan tersebut adalah isolasi DNA genomik/kromosom yang akan diklon, pemotongan molekul DNA menjadi sejumlah fragmen dengan berbagai ukuran, isolasi DNA vektor, penyisipan fragmen DNA ke dalam vektor untuk menghasilkan molekul DNA rekombinan, transformasi sel inang menggunakan molekul DNA rekombinan, reisolasi molekul DNA rekombinan dari sel inang, dan analisis DNA rekombinan
Teknologi DNA rekombinan juga telah memberikan banyak manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan maupun bagi kehidupan manusia sehari-hari. Beberapa jenis obat-obatan, vaksin, bahan pangan, bahan pakaian dn lainnya telah diproduksi dngan memanfaatnkan teknologi DNA Rekombinan. Dlm kehidupan kita sehari-hari, secara langsung maupun tidak langsung, sebagian dari kita pernah berhubungan dengan penggunaan teknologi DNA Rekombinan. Contohnya: insulin tlah digunakan untuk megobati penyakit diabetes. Penyakit diabetes pada manusia diobati dngan insulin manusia. Bagaimanakah kita dapat memperoleh insulin manusia ini? apakah ntuk mengobati orang sakit diabeters ini kita harus mengorbankan orang sehat untuk diekstrak insulinnya? Tentu saja tidak. Saai ini insulin manusia telah berhasil diproduksi secara massal dengan menggunakan bakteri. Kemampuan bakteri untuk memproduksi insulin manusia ini adalah karena maanusia talh berhasil mengintegrasikan gen yang menjadikan insulin manusia dalam genom bakteri.
Teknik-teknik DNA Rekombinan
Isolasi DNA
Isolasi DNA merupakan langkah mempelajari DNA. Salah satu prinsisp isolais DNA yaitu dengan sentrifugasi. Sentrifugasi merupakan teknik untuk memisahkan campuran berdasarkan berat molekul komponennya. Molekul yang mempunyai berat molekul besar akan berada di bagian bawah tabung dan molekul ringan akan berada pada bagian atas tabung (Mader 193).
Hasil sentrifugasi akan menunjukkan dua macam fraksi yang terpisah, yaitu supernatan pada bagian atas dan pelet pada bagian bawah. Isolasi DNA dengan teknik sentrifugasi akan mengendapkan DNA. Supaya hasil isolasi berupa DNA murni yang tidak tercampur dengan molekul-molekul lain maka dalam proses isolasinya dicampurkan berbagai macam larutan. Larutan A berfungsi sebagai resuspensi yaitu penggabunagn kembali pelet yang telah terbentuk dengan larutan yang dicampurkan. Selain itu larutan A juga berfungsi sebagai buffer dan pengkelat. Pemilihan buffer tersebut dilihat dari kemampuan buffer menghasilhkan arus listrik. Larutan B yang terdiri atas SDS dan NaOH berfungsi sebagai larutan pelisis. NaOH sendiri dapat mendenaturasi protein. Sedangkan larutan C befrungsi untuk merenarutasikan kembali. Etanol 70% yang digunakan dalam proses isolasi berfungsi untuk mengeluarkan endapan garam karena Na+ bermuatan positif dan DNA bermuatan negatif. Larutan ddH2O yang ditambahkan berfungsi agar endapan DNA yang dihasilkan didapat dengan konsentrasi yang cukup tinggi. Larutan di vortex untuk memudahkan bakteri tersuspensi.
Bakteri yang telah diendapkan tersebut akan lisis dengan penambahan larutan buffer. Agar proses lisisnya bakteri sempurna maka larutan dibolak-balik secara halus. Bakteri yang telah lisis ini ditandai dengan munculnya lendir. Ciran DNA yang dihasilkan kemudina dipisahkan dari endapannya. Cairan ini ditambahkan RNase untuk melisiskan RNA supaya hasil yang diisolasi berupa DNA murni.
DNA yang telah diisolasi diuji kualitas dan kuantitasnya melalui elektroforesis dan spektrofotometer. Elektroforesis memisahkan DNA, RNA, dan protein berdasarkan bobot molekul dan muatanya dengan menggunakan media pemisah. DNA bermuatan negatif sehingga pada elektroforesis DNA akan bergerak dari kutub negatif ke kutub positif. Kecepatan pergerakan ini tergantung pada ukuran molekul DNA, kerapatan media gel yang dilalui DNA, serta arus listrik yang diberikan untuk bermigrasi molekul DNA.
Sebelum proses elektroforesis suspensi DNA dicampur dengan peyangga muatan berwarna loading dye. Penambahan warna ini berfungsi untuk menambah densitas sehingga DNA bearada di bagian bawah sumur, selain itu pewarna ini digunakan untuk memudahkan meletakan contoh DNA ke dalam sumur dan bergerak ke arah anoda dengan laju yang dapat diperkirakan sehingga dapat digunakan sebagai tanda migrasi DNA. DNA hasil elektroforesis yang terlihat di atas lampu UV dapat dilihat pergerakannya. Hasil elektroforesis DNA total menunjukkan adanya pita-pita DNA yang diisolasi dari bakteri Escherichia coli yang kemungkinan adalah DNA plasmid. Hal ini dapat dilihat dari pergerakannya yang tinggi. Pergerakan DNA di agarose berhubungan dengan besar molekul. Sehingga pergerakan yang tinggi ini menunjukan ukuran DNA yang tidak terlalu besar. Plasmid merupakan DNA sirkuler yang ukurannya relatif kecil. Hal ini menunjukkan bahwa DNA total yang diisolasi mempunyai keutuhan yang tinggi. Akan tetapi pada beberapa kelompok pergerakan DNA tiadak dapat diamati. Kejadian ini dapat terjadi karena kesalahan teknis saat memasukan DNA ke dalam sumur gel agarose. Bisa jadi DNA yang dimasukan tidak masuk benar-benar ke dalam sumur gel sehingga saat elektroforesis DNA tidak bergerak. Selain itu kesalahan juga dapat terjadi karena DNA yang telah masuk ke dalam sumur tersedot kembali masuk ke dalam pipet mikro. Sehingga sumur tidak berisi DNA.
Kuantifikasi DNA total dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 260 nm menunjukkan bahwa rendemen isolasi DNA konsentrasinya berkisar antara 19610 ng/ µL dan 19800 ng/ µL tiap 1500 µL bahan biakan E. coli. Tingkat kemurnian DNA plasmid yang diisolasi dilihat dari nilai absorban pada panjang gelombang 260 nm dibadi nilai absorban pada panjang gelombang 280 nm. Kemurnian DNA plasmid kelompok 8 menunjukan hasil sebesar 1,115. Nilai ini belim termasuk nilai DNA murni karena isolasi DNA murni nilainya lebih besar atau sama dengan 1,8
Pemotongan DNA
Salah satu sebab cepatnya perkembangan teknologi DNA adalah penemuan berbagai macam enzim yang dapat mengkatalisis pembelahan DNA di beberapa tempat yang dapat di produksi. Enzim restriksi adalah enzim yang memotong dsDNA (baca: double stranded DNA) pada situs spesifik. Situs yang dipotong oleh enzim restriksi disebut situs pengenalan enzim (Recognition sequences).
Enzim yang berbeda dapat mengenali situs yang berbeda. Enzim yang dihasilkan oleh berbagai jenis bakteri dan secara alami berfungsi untuk melindungi bakteri dari inkorporasi DNA asing. Penamaan enzim restriksi biasanya berdasarkan inangnya, misalnya EcoRI berasal dari bakteri E. coli. Dalam biologi molekuler, enzim restriksi biasanya digunakan untuk analisis kekerabatan, rekayasa genetika dan identifikasi suatu molekul DNA.
Enzim restriksi mampu memotong DNA pada situs pengenal dengan sekuensi DNA yang sangat spesifik (Recognition site). Dengan demikian enzim ini mampu memproses DNA menjadi potongan-potongan yang lebih pendek asal DNA tersebut memiliki situs pengenal untuk enzim restrisi tertentu, dan ini merupakan salah satu tujuan dilakukannya pemotongan DNA. Oleh enzim restriksi ini, DNA genomik tanaman yang relatif kompleks organisasi DNA-nya dapat dipotong-dipotong menjadi populasi potongan DNA dengan berbagai ukuran. Sampai dengan tahun 1988an, telah diketahui hampir 475 macam enzim restriksi yang berasal dari berbagai organisme. Situs pengenalan enzim restriksi kebanyakan terdiri dari empat basa atau enam basa, tetapi ada juga yang selain itu. Pada umumnya enzim restriksi yang berbeda memiliki situs pengenalan yang berbeda, namun ada beberapa enzim yang diisolasi dari sumber yang berbeda memiliki situs pengenalan yang sama. Enzim-enzim seperti ini disebut isoschizomer, contohnya adalah enzim MboI dan Sau3AI. Walaupun situs pengenalannya sama, aktivitas pemotongannya mungkin beda. Sekuen pengenalan biasanya sama urutan basanya pada kedua utas DNA bila dibaca dengan arah yang sama. Sekuen ini disebut palindromik.
Berdasarkan ujung hasil pemotongannya, enzim restriksi dapat memotong dengan ujung lengket/lancip (sticky/cohesive end) dan ujung tumpul (blunt end). Enzim yang memotong pada kedua utas tidak berhadapan langsung, tetapi selisih 2-4 basa menghasilkan potongan dengan ujung lengket sedangkan enzim yang memotong pada tempat yang berhadapan menghasilkan ujung tumpul contohnya adalah enzim SmaI. Hingga saat ini, paling tidak sudah terdapat ribuan enzim yang diperoleh dari berbagai jenis mikroorganisme.
Penggabungan atau Penyambungan DNA
Penyambungan DNA terdapat beberapa cara, yaitu penyambungan dengan menggunakan enzim DNA ligase dari bakteri, penyambungan dengan menggunakan DNA ligase dari sel E. coli yang telah diinfeksi dengan bakteriofag T4 atau sering disebut dengan enzim T4 ligase. Serta dengan pemberian enzim deoksinukleotidil transferase untuk menyintesis untai tunggal homopolimerik 3'. Dengan untai tunggal semacam ini akan diperoleh ujung lengket buatan, yang selanjutnya dapat diligasi menggunakan DNA ligase. Aktiviotas enzim ini berada pada suhu 37 oC. namun, proses penyambungan biasa dilakukan pada suhu 4 dan 15oC.
Penyatuan DNA ke dalam Sel Hidup
Teknik Transformasi
Transformasi adalah ekspresi materi genetik asing yang masuk melalui dinding sel. Pada dasarnya dinding sel berfungsi melindungi sel dari masuknya benda-benda asing termasuk DNA, tapi dalam kondisi tertentu, dinding sel ini bisa memiliki semacam celah atau lubang yang bisa dimasuki DNA.
Sebetulnya ada lebih dari 1% spesies bakteri mampu melakukan transformasi secara alami. Dimana mereka memproduksi protein-protein tertentu yang dapat membawa DNA menyeberangi dinding sel. Sedangkan di laboratorium, kita dapat membuat suatu bakteri menjadi kompeten (istilah untuk bakteri yang siap bertransformasi), misalnya dengan mendinginkannya pada larutan yang mengandung kation divalen seperti Ca2+ untuk membuat dinding sel menjadi permeable dan dapat dilalui oleh DNA plasmid.
Dengan melakukan teknik 'heat-shock' — mendinginkan, memanaskan dan mendinginkan kembali– bakteri, maka DNA dapat masuk ke dalam sel. Teknik ini ditemukan oleh trio peneliti Stanley Cohen, Annie Chang, Leslie Hsu pada tahun 1972. Selain teknik 'heat-shock', sejak tahun 1980 telah digunakan teknik 'elektroforasi' yaitu dengan mengejutkan sel bakteri dengan medan listrik berkekuatan tinggi (10-20 kV/cm). Saking terkejutnya, akan terbentuk lubang-lubang pada dinding sel yang bisa diterobos DNA plasmid berukuran besar dan kemudian lubang tersebut akan tertutup dengan sendirinya.
Teknik Lainnya
Konjugasi
Konjugasi melibatkan kontak langsung antara dua bakteri berbeda sehingga terjadi transfer materi genetik dari satu bakteri ke bakteri lainnya. Boleh dibilang ini semacam perkawinan seksual pada bakteri.
Transduksi
Jika pada transformasi materi genetik (DNA) langsung memasuki sel bakteri kompeten, maka pada transduksi materi genetik diinjeksikan oleh bakteriofage (virus) ke dalam sel host-nya.
Transfeksi
Transfeksi merupakan jenis transformasi yang terjadi pada sel eukaryot.
Created By :
Chelfiani (59461160)
NuurLelaWati (59461175)
Pipit Justianingsih (59461177)
Zaki Maulana Yusuf (59461182)
BAYI TABUNG
PENGERTIAN BAYI TABUNG
Kata bayi tabung menurut tinjauan bahasa merupakan bahasa berasal dari dua kata, yaitu kata bayi yang berarti anak kecil yang baru lahir. Sedangkan tabung berarti seruas bambu atau tempat menaruh sesuatu. Sedangkan menurut terminologi bahwa yang dimaksud bayi tabung adalah bayi yang dalam keadaannya atau proses pembuahannya terjadi di luar tubuh perempuan. Sedangkan ada pendapat lain bahwa bayi tabung adalah terjemahan dari tube baby yang artinya tabung yang dibuat sebagai tempat pembuahan sperma dan ovum menjadi janin.
Status bayi tabung ada 3 macam :
Inseminasi buatan dengan sperma suami.
Inseminasi buatan dengan sperma donor.
Inseminasi bautan dengan model titipan.
Beberapa Negara memperbolehkan donor sperma bukan suami, dan diakui secara legal. Kerahasiaan identitas donor yang bukan suami senantiasa dijaga, untuk menghindarkan masalah dikemudian hari.
LANGKAH – LANGKAH PROSES BAYI TABUNG
Langkah-langkah proses bayi tabung diantaranya adalah :
Datanglah ke dokter bagian obstetri dan ginekologi bila ingin menjalani satu siklus program Bayi Tabung.
Bila ditemukan kelainan/masalah pada Anda berdua, dokter spesialis akan merujuk ke pusat layanan bayi tabung. Setelah diketahui penyulit kehamilan, pasangan suami isteri disiapkan menjalani proses bayi tabung.
Setiap pasangan akan menerima penjelasan program Bayi Tabung dan prosedur pelaksanaan dalam sebuah kelas/kelompok.
Peserta program harus menandatangani perjanjian tertulis: bersedia bila dokter melakukan tindakan yang dianggap perlu semisal operasi, bersedia menghadapi kemungkinan mengalami kehamilan kembar dan risiko lain yang dapat ditimbulkan.
Pelaksanaan program bisa dimulai berdasarkan masa haid. Calon ibu akan diberi obat-obatan hormonal sebagai pemicu ovulasi agar menghasilkan banyak sel telur. Selanjutnya dilakukan Ovum pick up/Opu (pengambilan sel telur). Sedangkan calon ayah akan diambil sperma dengan cara masturbasi. Bila jumlah sperma cukup banyak akan disemprotkan ke sel telur.
Bila saat masturbasi tak ada sperma yang keluar, berarti ada sumbatan. Untuk itu akan dilakukan cara lain, yaitu dengan MESA (Microsurgical Epydidimis Sperm Aspiration);sperma diambil dari salurannya. Bisa juga dengan TESA (Testical Sperm Extraction); sperma diambil langsung dari buah zakar.
Bila sperma yang dihasilkan sangat sedikit, maka dilakukan ICSI (Intra Cytoplasmic Sperm Injection); sperma disuntikkan ke sel telur. Cara ini khusus bagi pasangan infertil dimana suami mempunyai sperma sangat sedikit.
Setelah terjadi fertilisasi dan embrio, maka embrio ditransfer ke rahim ibu.
Ibu dipantau beberapa waktu dengan pemeriksaan hormon kehamilan (hCG) di darah dan pemeriksaan USG.
Proses Bayi Tabung
Embrio
INDIKASI DILAKUKANNYA PROSES BAYI TABUNG
Indikasi pada proses bayi tabung diantaranya adalah :
Kualitas dan kuantitas sperma
Keadaan rahim normal atau tidak? Pemeriksaan dilakukan dengan rontgen dan USG
Apakah tuba falopi (saluran telur) lancar atau tersumbat? Untuk mengetahuinya dilakukan pemeriksaan hCG
Apakah lingkungan di sekitar rahim dan indung telur normal atau ada kelainan? Pemeriksaan dilakukan dengan laparoskopidiagnostik/ diteropong.
Proses Bayi Tabung dapat dilakukan bila dari pemeriksaan tersebut ditemui beberapa kondisi diantaranya :
Jumlah dan kualitas sperma sangat buruk
Saluran telur tersumbat
Adanya endometriosis
DASAR HUKUM PELAKSANAAN BAYI TABUNG DI INDONESIA
Dasar hukum pelaksanaan bayi tabung di Indonesia adalah Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 :
Pasal 16 ayat 1 Kehamilan diluar cara alami dapat dilaksanakan sebagai upaya terakhir untuk membantu suami istri mendapatkan keturunan.
Upaya kehamilan diluar cara alami sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 hanya dapat dilakukan oleh pasangan suami istri yang sah dengan ketentuan :
Hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yang bersangkuta, ditanamkan dalam rahim istri darimana ovum berasal.
Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu.
Pada sarana kesehatan tertentu. Pelaksanaan upaya kehamilan diluar cara alami harus dilakukan sesuai norma hukum, norma kesusilaan, dan norma kesopanan. Sarana kesehatan tertentu adalah sarana kesehatan yang memiliki tenaga dan peralatan yang telah memenuhi persyaratan untuk penyelenggaraan upaya kehamilan diluar cara alami dan ditunjuk oleh pemerintah.
Ketentuan mengenai persyaratan penyelenggaraan kehamilan diluar cara alami sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 dan ayat 2 ditetapkan dengan peraturan pemerintah.
Penjelasan dari Pasal 16 tersebut jika secara medis dapat dibuktikan bahwa pasangan suami istri yang sah benar-benar tidak dapat memperoleh keturunan secara alami, pasangan suami istri tersebut dapat melakukan kehamilan diluar cara alami sebagai upaya terakhir melalui ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran. Pelaksanaan upaya kehamilan diluar cara alami harus dilakukan sesuai dengan norma hokum, norma agama, norma kesusilaan, dan norma kesopanan.
Apabila dokter melakukan inseminasi buatan dengan donor bukan suami adalah tindak pidana kejahatan yang diancam dengan hukuman penjara atau denda.
Sarana kesehatan tertentu adalah sarana kesehatan yang memiliki tenaga dan peralatan yang telah memenuhi persyaratan untuk penyelenggaraan upaya kehamilan diluar cara alami dan ditunjuk oleh pemerintah.
Status anak yang dilahirkan tidak dalam ikatan perkawinan adalah anak diluar nikah. Anak diluar nikah hanya mempunyai hubungan hukum dengan ibu dan keluarga ibu. Sedangkan anak yang lahir dari sewa rahim, terdapat 2 keadaan sebagai berikut :
Ovum dari pemesan, sperma dari pemesan.
Ovum pemesan, sperma suami.
Apabila sperma dari pemesan disebut Surrogate Mother.Setelah anak dilahirkan maka anak adalah anak sah si ibu dan suaminya. Peralihan status anak dengan adopsi.
BAYI TABUNG MENURUT HUKUM ISLAM
Fatwa Majelis Ulama Indonesia tentang bayi tabung/inseminasi buatan. Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia memutuskan :
Bayi tabung dengan sperma dan ovum dari pasangan suami isteri yang sah hukumnya mubah (boleh), sebab hak ini termasuk ikhtiar berdasarkan kaidah-kaidah agama.
Bayi tabung dari pasangan suami-isteri dengan titipan rahim isteri yang lain (misalnya dari isteri kedua dititipkan pada isteri pertama) hukumnya haram berdasarkan kaidah Sadd az-zari'ah, sebab hal ini akan menimbulkan masalah yang rumit dalam kaitannya dengan masalah warisan (khususnya antara anak yang dilahirkan dengan ibu yang mempunyai ovum dan ibu yang mengandung kemudian melahirkannya, dan sebaliknya).
Bayi tabung dari sperma yang dibekukan dari suami yang telah meninggal dunia hukumnya haram berdasarkan kaidah Sadd a z-zari'ah, sebab hal ini akan menimbulkan masalah yang pelik, baik dalam kaitannya dengan penentuan nasab maupun dalam kaitannya dengan hal kewarisan.
Bayi tabung yang sperma dan ovumnya diambil dari selain pasangan suami isteri yang sah hukumnya haram, karena itu statusnya sama dengan hubungan kelamin antar lawan jenis di luar pernikahan yang sah (zina), dan berdasarkan kaidah Sadd az-zari'ah, yaitu untuk menghindarkan terjadinya perbuatan zina.
Created By :
Amarini Magfiroh (59461156)
Dinda Puspita sari (59461161)
Imin Muslimin (59461165)
Neng Vivit Nuurdianti (59461171)
KULTUR JARINGAN
Pengertian Kultur Jaringan
Kultur jaringan merupakan salah satu cara perbanyakan tanaman secara vegetatif. Kultur jaringan merupakan teknik perbanyakan tanaman dengan cara mengisolasi bagian tanaman seperti daun, mata tunas, serta menumbuhkan bagian-bagian tersebut dalam media buatan secara aseptik yang kaya nutrisi dan zat pengatur tumbuh dalam wadah tertutup yang tembus cahaya sehingga bagian tanaman dapat memperbanyak diri dan bergenerasi menjadi tanaman lengkap. Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbayakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril.
Kultur jaringan berarti membudidayakan suatu jaringan tanaman menjadi tanaman kecil yang mempunyai sifat seperti induknya.Kultur jaringan akan lebih besar presentase keberhasilannya bila menggunakan jaringan meristem.
Jaringan meristem adalah jaringan muda, yaitu jaringan yang terdiri dari sel-sel yang selalu membelah, dinding tipis, plasmanya penuh dan vakuolanya kecil-kecil. Kebanyakan orang menggunakan jaringan ini untuk tissue culture. Sebab, jaringan meristem keadaannya selalu membelah, sehingga diperkirakan mempunyai zat hormon yang mengatur pembelahan.
Teknik kultur jaringan ini dalam pelaksanaannya merupakan suatu metode untuk mengisolasi (mengambil) bagian tumbuhan, seperti protoplasma, sel, sekelompok sel, jaringan, dan organ, serta menumbuhkannya dalam kondisi aseptik (bebas hama dan penyakit). Sifat tanaman hasil kultur jaringan akan sama seperti induknya.
Teori Dasar Kultur Jaringan
Sel dari suatu organisme multiseluler di mana pun letaknya, sebenarnya sama dengan sel zigot karena berasal dari satu sel tersebut (Setiap sel berasal dari satu sel).
Teori Totipotensi Sel (Total Genetic Potential), artinya setiap sel memiliki potensi genetik seperti zigot yaitu mampu memperbanyak diri dan berediferensiasi menjadi tanaman lengkap.
Aplikasi Teknik Kultur Jaringan dalam Bidang Agronomi
Perbanyakan vegetatif secara cepat (Micropropagation).
Membersihkan bahan tanaman/bibit dari virus
Membantu program pemuliaan tanaman (Kultur Haploid, Embryo Rescue, Seleksi In Vitro, Variasi Somaklonal, Fusiprotoplas, Transformasi Gen /Rekayasa Genetika Tanaman dll).
Produksi metabolit sekunder.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Regenerasi
Bentuk Regenerasi dalam Kultur In Vitro : pucuk aksilar, pucuk adventif, embrio somatik, pembentukan protocorm like bodies, dll
Eksplan ,adalah bagian tanaman yang dipergunakan sebagai bahan awal untuk perbanyakan tanaman. Faktor eksplan yang penting adalah genotipe/varietas, umur eksplan, letak pada cabang, dan seks (jantan/betina). Bagian tanaman yang dapat digunakan sebagi eksplan adalah pucuk muda, batang muda, daun muda, kotiledon, hipokotil, endosperm, ovari muda, anther, embrio, dll.
Media Tumbuh, Di dalam media tumbuh mengandung komposisi garam anorganik, zat pengatur tumbuh, dan bentuk fisik media. Terdapat 13 komposisi media dalam kultur jaringan, antara lain: Murashige dan Skoog (MS), Woody Plant Medium (WPM), Knop, Knudson-C, Anderson dll. Media yang sering digunakan secara luas adalah MS.
Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Faktor yang perlu diperhatikan dalam penggunaan ZPT adalah konsentrasi, urutan penggunaan dan periode masa induksi dalam kultur tertentu. Jenis yang sering digunakan adalah golongan Auksin seperti Indole Aceti Acid(IAA), Napthalene Acetic Acid (NAA), 2,4-D, CPA dan Indole Acetic Acid (IBA). Golongan Sitokinin seperti Kinetin, Benziladenin (BA), 2I-P, Zeatin, Thidiazuron, dan PBA. Golongan Gibberelin seperti GA3. Golongan zat penghambat tumbuh seperti Ancymidol, Paclobutrazol, TIBA, dan CCC.
Lingkungan Tumbuh. Lingkungan tumbuh yang dapat mempengruhi regenerasi tanaman meliputi temperatur, panjang penyinaran, intensitas penyinaran, kualitas sinar, dan ukuran wadah kultur.
Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah :
Pembuatan media
Inisiasi
Sterilisasi
Multiplikasi
Pengakaran
Aklimatisasi
Media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media yang digunakan biasanya terdiri dari garam mineral, vitamin, dan hormon. Selain itu, diperlukan juga bahan tambahan seperti agar, gula, dan lain-lain. Zat pengatur tumbuh (hormon) yang ditambahkan juga bervariasi, baik jenisnya maupun jumlahnya, tergantung dengan tujuan dari kultur jaringan yang dilakukan. Media yang sudah jadi ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca. Media yang digunakan juga harus disterilkan dengan cara memanaskannya dengan autoklaf.
Biasanya, komposisi media yang digunakan adalah sebagai berikut :
Ammonium nitrate (NH4NO3) 1,650 mg/l
Boric acid (H3BO3) 6.2 mg/l
Calcium chloride (CaCl2 · H2O) 440 mg/l
Cobalt chloride (CoCl2 · 6H2O) 0.025 mg/l
Magnesium sulfate (MgSO4 · 7H2O) 370 mg/l
Cupric sulfate (CuSO4 · 5H2O) 0.025 mg/l
Potassium phosphate (KH2PO4) 170 mg/l
Ferrous sulfate (FeSO4 · 7H2O) 27.8 mg/l
Potassium nitrate (KNO3) 1,900 mg/l
Manganese sulfate (MnSO4 · 4H2O) 22.3 mg/l
Potassium iodine (KI) 0.83 mg/l
Sodium molybdate (Na2MoO4 · 2H2O) 0.25 mg/l
Zinc sulfate (ZnSO4 · 7H2O) 8.6 mg/l
Na2EDTA · 2H2Oa 37.2 mg/lb
Inisiasi adalah pengambilan eksplan dari bagian tanaman yang akan dikulturkan. Bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas.
Sterilisasi adalah bahwa segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Sterilisasi juga dilakukan terhadap peralatan, yaitu menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatan yang digunakan. Teknisi yang melakukan kultur jaringan juga harus steril.
Multiplikasi adalah kegiatan memperbanyak calon tanaman dengan menanam eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.
Pengakaran adalah fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan bakteri).
Aklimatisasi adalah kegiatan memindahkan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan bertahap, yaitu dengan memberikan sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar.
Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya maka secara bertahap sungkup dilepaskan dan pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan bibit generatif.
Keunggulan inilah yang menarik bagi produsen bibit untuk mulai mengembangkan usaha kultur jaringan ini. Saat ini sudah terdapat beberapa tanaman kehutanan yang dikembangbiakkan dengan teknik kultur jaringan, antara lain adalah: jati, sengon, akasia, dll.
Bibit hasil kultur jaringan yang ditanam di beberapa areal menunjukkan pertumbuhan yang baik, bahkan jati hasil kultur jaringan yang sering disebut dengan jati emas dapat dipanen dalam jangka waktu yang relatif lebih pendek dibandingkan dengan tanaman jati yang berasal dari benih generatif, terlepas dari kualitas kayunya yang belum teruji di Indonesia. Hal ini sangat menguntungkan pengusaha karena akan memperoleh hasil yang lebih cepat.
Teknik Kultur Jaringan Tumbuhan
- Proses kultur jaringan
Salah satu tanaman yang dapat dikembangbiakkan dengan kultur jaringan adalah anggrek. Sekarang, amati tahapan-tahapan proses yang dilakukan dalam teknik kultur jaringan pada gambar gambar berikut ini :
Gambar 1 Proses kultur jaringan
Eksplan kultur jaringan disterilisasi kemudian dicuci dengan air steril.
Gambar 2 Proses kultur jaringan
Eksplan kultur jaringan ditanam pada media yang terbuat dari agar dilengkapi dengan unsur makro dan mikro.
Gambar 3 Proses kultur jaringan
Setelah ditanam, eksplan kultur jaringan diletakkan di ruangan yang terkontrol suhu dan penyinarannya.
Gambar 4 Proses Kultur jaringan
Subkultur dilakukan beberapa kali sampai eksplan tumbuh menjadi seedling kultur jaringan.
Gambar 5 Proses Kultur jaringan
Seedling kultur jaringan dikeluarkan dari botol dan akar dibersihkan dari agar dengan air bersih.
Gambar 6 Proses Kultur jaringan
Seedling kultur jaringan ditanam ke dalam potpot kecil dan letakkan di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung.
Gambar 7. Proses Kultur jaringan
Setelah seedling kultur jaringan tumbuh kuat, perlahan-lahan pindahkan ke tempat yang langsung terkena matahari.
Sarana dan Prasarana
Laboratorium Beserta Peralatan Praktek
Screen house
Modul
Sertifikat pelatihan
Syarat Kultur Jaringan Tumbuhan
Agar berhasil dengan baik ketika akan melakukan kultur jaringan, terdapat beberapa syarat yang harus diperhatikan, antara lain sebagai berkut :
a) Pemilihan eksplan Kultur jaringan
Eksplan adalah bagian dari tanaman yang digunakan dalam kulturisasi. Eksplan ini menjadi bahan dasar bagi pembentukan kalus (bentuk awal calon tunas yang kemudian mengalami proses pelengkapan bagian tanaman, seperti daun, batang, dan akar). Sebagian eksplan sebaiknya dipilih pucuk muda tanaman dewasa yang diketahui asal-usul dan varietasnya, tidak terinfeksi penyakit, dan jenisnya unggul.
b) Penggunaan media Kultur jaringan yang cocok
Media yang cocok memengaruhi pertumbuhan eksplan yang telah ditanam untuk menjadi plantlet (tanaman kecil). Media yang baik, harus memenuhi syarat nutrisi yang diperlukan eksplan untuk tumbuh dan berkembang. Oleh karena itu, di dalam media kultur jaringan ditambahkan berbagai macam mineral, vitamin, sumber karbohidrat, dan zat pengatur tumbuh (hormon).
Gambar 1. Laminar air flo cabinet. Alat ini dapat menghindarkan kontaminasi pada alat dan bahan yang telah steril.
c) Keadaan Kultur jaringan yang aseptik dan pengaturan udara yang baik
Semua tahapan yang dilakukan dalam kultur jaringan harus dilakukan secara aseptik. Hal ini guna menghindari kontaminasi oleh jamur maupun bakteri. Oleh karena itu, sterilisasi eksplan ke dalam medium dilakukan di dalam laminar air flow cabinet (Gambar 2.15) untuk mencegah kontaminasi. Penyimpanan kultur juga harus di dalam ruangan dengan suhu, pencahayaan, dan pengaturan udara yang baik.
Teknik kultur jaringan sangat sederhana, yaitu suatu sel atau irisan jaringan tanaman yang sering disebut eksplan secara aseptik diletakkan dan dipelihara dalam medium pada atau cair yang cocok dan dalam keadaan steril. dengan cara demikian sebaian sel pada permukaan irisan tersebut akan mengalami proliferasi dan membentuk kalus. Apabila kalus yang terbentuk dipindahkan kedlam medium diferensiasi yang cocok, maka akan terbentuk tanaman kecil yang lengkap dan disebut planlet. Dengan teknik kultur jaringan ini hanya dari satu irisan kecil suatu jaringan tanaman dapat dihasilkan kalus yang dapat menjadi planlet dalam jumlah yang besar.
Pelaksanaan teknik kultur jaringan tanaman ini berdasarkan teori sel sperti yang dikemukakan oleh Schleiden, yaitu bahwa sel mempunyai kemampuan autonom, bahkan mempunyai kemampuan totipotensi.
Totipotensi adalah kemampuan setiap sel, darimana saja sel tersebut diambil, apabila diletakkan dilingkungan yangsesuai akan tumbuh menjadi tanaman yang sempurna.Teknik kultur jaringan akan berhasil dengan baik
Keuntungan Pemanfaatan Kultur Jaringan
Pengadaan bibit tidak tergantung musim
Bibit dapat diproduksi dalam jumlah banyak dengan waktu yang relatif lebih cepat (dari satu mata tunas yang sudah respon dalam 1 tahun dapat dihasilkan minimal 10.000 planlet/bibit)
Bibit yang dihasilkan seragam
Bibit yang dihasilkan bebas penyakit (menggunakan organ tertentu)
Biaya pengangkutan bibit relatif lebih murah dan mudah
Dalam proses pembibitan bebas dari gangguan hama, penyakit, dan deraan lingkungan lainnya
Dapat diperoleh sifat-sifat yang dikehendaki
Metabolit sekunder tanaman segera didapat tanpa perlu menunggu tanaman dewasa
Kekurangan Pemanfaatan Kultur Jaringan
Bagi orang tertentu, cara kultur jaringan dinilai mahal dan sulit.
Membutuhkan modal investasi awal yang tinggi untuk bangunan (laboratorium khusus), peralatan dan perlengkapan.
Diperlukan persiapan SDM yang handal untuk mengerjakan perbanyakan kultur jaringan agar dapat memperoleh hasil yang memuaskan
Produk kultur jaringan pada akarnya kurang kokoh
Created By :
Angga Permana (59461157)
Ircin Supriyatin (59461166)
Maya Rosmayati (59461169)
Sri Dieni S (59461178)
TEKNIK HIBRIDOMA
Definisi Teknik Hibridoma
Teknik hibridoma adalah teknik pembuatan sel yang dihasilkan dari fusi (penggabungan) antara sel B limfosit dengan sel kanker (jenis mieloma NS-1). Sifat dari sel hibridoma ini adalah immortal (sel abadi karena mampu bertahan hidup, membelah dan memperbanyak diri dalam jumlah tak terbatas dalam media kultur). Salah satu penggunaan teknik hibridoma yang paling berhasil dilakukan adalah pembuatan antibodi monoklonal yang mengenali interferon, yaitu bahan alamiah yang membantu tubuh menyerang infeksi virus.
Antibodi monoklonal adalah sekelompok antibody yang identik. Oleh karena itu, antibody monoklonal dapat mengenali dan mlekat pada antigen yang sama.
Proses Pembuatan Antibodi Monoklonal
Teknologi antibodi monoklonal yaitu teknologi menggunakan sel-sel sistem imunitas yang membuat protein yang disebut antibodi. Sistem kekebalan kita tersusun dari sejumlah tipe sel yang bekerja sama untuk melokalisir dan menghancurkan substansi yang dapat memasuki tubuh kita. Tipa tipe sel mempunyai tugas khusus. Beberapa dari sel tersebut dapat membedakan dari sel tubuh sendiri (self) dan sel-sel asing (non self). Salah satu dari sel tersebut adalah sel limfosit B yang mampu menanggapi masuknya substansi asing denngan spesivitas yang luar biasa.
Dengan mengetahui cara kerja anti bodi, kita dapat memanfaatkannya untuk keperluan deteksi, kuantitasi dan lokalisasi.
Pengukuran dengan pendeteksian dengan menggunakan Teknologi antibodi monoklonal relatif cepat, lebih akurat, dan lebih peka karena spesifitasnya tinggi.
Teknologi antibodi monoklonal saat ini digunakan untuk deteksi kehamilan, alat diagnosis berbgai penyakit infeksi dan deteksi sel-sel kanker.
Karena spesifitasnya yang tinggi maka Teknologi antibodi monoklonal dapat digunakan untuk membunuh sel kanker tanpa mempengaruhi sel-sel yang sehat.
Selain kegunaannya untuk mendiagnosis penyakit pada manusia, Teknologi antibodi monoklonal juga banyak dipakai untuk mendeteksi penyakit-penyakit pada tanaman dan hewan, kontaminasi pangan dan polutan lingkungan.
Ketika di tikus terbentuk antibody yang beraneka ragam (antibody multiklonal) dengan maksud tubuh tikus emang harus dilindungi dari berbagai organisme patogen /antigen asing misal (antigen HCG) ,maka tikus diharapkan bebas dari berbagai gangguan penyakit akibat bervariasinya patogen/antigen tersebut.
Perlu diketahui lympocyt tikus yang membuat antibody tentu sangat variatif , tidak hanya sel B yang ampuh melawan antigen tetapi juga dibuat antibody yang lain , yang kita kenal dengan sebutan multiklonal. selain dengan melakukan daya adaptif terus menerus terhadap anrtigen baru yang masuk tubuhnya ini dilakukan untuk menahan tekanan penyakit dari luar yang begitu beragam dan selalu penyakit / antigen asing tersebut meng "up-grade" menjadi lebih canggih . apapun bentuk up grade an penyakit sebenarnya tubuh tikus itu siap melawannya.
Namun kwantitas antibody yang beraneka ragam itu dipastikan kurang produksinya sehingga tidak bisa mengibangi patogennya. maka dari dasar sederhana itulah kemudian dicipta antibody specifik , meskipun jumlahnya sedikit tapi sangat ampuh, bisa diproduksi besar besaran dengan teknik hibridoma secara invitro /invivo berupa antibody monoklonal.
Cara memproduksi antibodi monoklonal (Hibridoma), yaitu :
Diambil Limpocyt pabrik antibody yang memproduksi beraneka ragam antibody itu
Dipisahkan berbagai jenis antibody (multiklonal)dengan specifik tujuan yang berbeda
Digabungkan Antibody specifik itu ke sel kanker (myolema) yang begitu cepat membelahnya (unlimited akses) pada suatu media , sel mieloma semacam sel tumor yang dibiakkan dan dimutasikan itu jika dipertemukan dengan sel B (biasanya disebut sel B-mieloma)/ sel hibridoma
Jika sel hibridoma ini terbentuk dan sukses ternyata sel hibridoma bisa membelah pula dalam skala yang unlimited., sehingga memungkinkan pemroduksian dalam skala besar nantinya.
Akhirnya bisa diperoleh antibody monoklonal yang specifik itu untuk membantu penyebuhan penyakit misalnya kanker.
Cara Kerja Antibodi Monoklonal
Tidak seperti kemoterapi dan radioterapi, yang bekerja secara kurang spesifik, tujuan pengobatan antibodi monoklonal adalah untuk menghancurkan sel-sel limfoma non Hodgkin secara khusus dan tidak mengganggu jenis-jenis sel lainnya.
Semua sel memiliki penanda protein pada permukaannya, yang dikenal sebagai antigen.
Antibodi monoklonal dirancang di laboratorium untuk secara spesifik mengenali penanda protein tertentu di permukaan sel kanker.
Antibodi monoklonal kemudian berikatan dengan protein ini.
Hal ini memicu sel untuk menghancurkan diri sendiri atau memberi tanda pada siinduk kekebalan tubuh untuk menyerang dan membunuh sel kanker.
Sebagai contoh, rituximab, antibodi monoklonal yang dipakai dalam pengobatan limfoma non Hodgkin, mengenali penanda protein CD20. CD20 ditemukan di permukaan Sel B abnormal yang ditemukan pada jenis-jenis limfoma non Hodgkin yang paling umum.
Proses kerja
Saat rituximab berikatan dengan CD20 di permukaan suatu sel-B, sel mungkin dihancurkan langsung, tetapi pertahanan alami tubuh juga disiagakan.
Rituximab secara efektif menyerang sel limfoma agar dapat dihancurkan siinduk kekebalan tubuh dan membunuh sel-sel kanker.
CD20 juga ditemukan di permukaan sel-B normal, salah satu jenis sel darah putih yang beredar di tubuh.
Ini berarti mungkin sel-B normal ini juga dihancurkan saat rituximab digunakan.
Akan tetapi, sel induk dalam sumsum tulang yang berkembang menjadi sel-B tidak memiliki CD20 pada permukaannya.
Oleh karena itu sel induk tidak dihancurkan oleh rituximab dan dapat terus menyediakan sel-B sehat untuk tubuh.
Meskipun jumlah sel-B normal yang matang berkurang untuk sementara karena pengobatan, mereka akan kembali ke kadar semula setelah pengobatan.
Dosis Dan Pemberian Antibodi
Dosis dan pemberian bervariasi untuk setiap antibodi yang diberikan.
Sebagai contoh, rituximab, antibodi monoklonal yang umum digunakan dalam pengobatan NHL diberikan intravena, melalui jarum yang masuk ke dalam pembuluh darah , biasanya di lengan.
Rituximab diberikan sebagai 'tetesan' yang berarti obat dimasukkan dulu ke dalam kantong infus, kemudian cairan menetes perlahan ke dalam pembuluh darah dengan mengandalkan kekuatan gravitasi.
Jika antibodi monoklonal digunakan dalam kombinasi dengan kemoterapi, rituximab biasanya diberikan sesaat sebelum kemoterapi pada awal setiap siklus pengobatan.
Sebelum tetesan infus diberikan, obat lain untuk mencegah beberapa efek samping antibodi monoklonal diberikan – contohnya parasetamol untuk mengurangi demam dan anti-histamin untuk mengurangi kemungkinan reaksi alergi.
Meski demikian, efek samping antibodi monoklonal umumnya ringan dan sementara serta dapat diatasi dengan mudah.
Jika terjadi efek samping saat obat diberikan, tetesan infus dapat diperlambat atau bahkan dihentikan hingga efek samping berakhir.
Untuk pengobatan pertama, pasien menginap di rumah sakit atau sementara tinggal di sana sebelum pulang ke rumah.
Pengobatan lanjutan biasanya lebih cepat dan efek sampingnya lebih sedikit. Kebanyakan orang dapat mendapat pengobatan lanjutan ini sebagai rawat-jalan dan pulang ke rumah pada hari itu juga.
Efek Samping Antibodi Monoklonal
Seperti semua obat, antibodi monoklonal dapat menyebabkan efek samping.
Contohnya untuk rituximab, efek samping umumnya ringan dan bersifat sementara, hanya berlangsung selama pengobatan atau beberapa jam setelahnya.
Efek samping terjadi paling sering selama masa pengobatan mingguan pertama, dan biasanya berkurang dengan dosis selanjutnya.
Hal ini disebabkan lebih banyak sel limfoma selama pengobatan pertama yang harus diserang oleh antibodi monoklonal dan dihancurkan oleh si induk kekebalan tubuh.
Efek samping yang paling umum adalah demam, menggigil dan gejala mirip flu lainnya, seperti nyeri otot, nyeri kepala dan rasa letih.
Umumnya cepat berakhir setelah masa pengobatan berakhir.Kadang-kadang, pasien merasakan flushing mendadak dan merasa panas di wajah.
Cara Kerja Antibodi Monoklonal Melawan Sel Kanker
Antibody Monoclonal drug adalah sebuah obat inovasi baru dalam usaha manusia melawan kanker. Meskipun efektifitas dan sepesifisitas obat ini terhadap kanker tertentu telah teruji dan membuahkan hasil, namun cara penggunaan obat ini agar memberikan hasil yang terbaik sampai saat ini belumlah diketahui secara pasti.
Adapun cara antibody monoklonal melawan sel kanker, yaitu:
Membuat Sel Kanker Lebih dikenali Oleh Sistem Immun.
Sistem immun akan aktif jika terdapat musuh (antigen) dalam tubuh. Sekali sistem immun mengenali adanya musuh tubuh, maka ia akan memanggil teman-temannya untuk melawan musuh ini. Tapi tidak selamanya sistem immun bisa mengenali sel kanker sebagai musuh, obat-obatan golongan antibody monoclonal seperti Rituximab bekerja agar sistem immun lebih kenal dengan sel kanker sehingga sistem pertahanan tubuh bisa bekerja lebih efektif dalam rangka melawan sel kanker.
Menghambat Faktor-Faktor Pertumbuhan Sel Kanker.
Jika sebuah zat kimia yang disebut sebagai Growth Factor menempel pada sel kanker, maka pertumbuhan sel kanker yang ditempeli akan meningkat drastis, jika pertumbuhan sel kankernya bertambah banyak kan maka kankernya semakin parah. Didasarkan fakta inilah, obat-obatan Antibody Monoclonal seperti Cetuximab bekerja menghambat ikatan antara growth factor dengan reseptor pada sel.
Menghantarkan Radiasi ke Sel Kanker.
Kombinasi obat antibody monoclonal dengan partikel radioaktif, kita bisa menghantarkan radiasi langsung tepat sasaran pada sel kanker. Hal ini digunakan untuk memastikan radiasi tersebut tidak merusak sel yang yang sehat. Dengan adanya obat yang penggunaannya masih dalam pengwasan FDA ini, maka efektifitas radioterapi pada pasien kanker bisa lebih ditingkatkan.
Selain itu, penggunaan antibody monoclonal sebagai terapi kanker juga mampu menimbulkan efek samping, mulai efek samping yang ringan sampai efek samping yang menjadikan pasien dalam kondisi gawat darurat.
Efek Samping Umum.
Reaksi alergi seperti gatal dan bengkak.
Gejala seperti flu, padahal bukan flu
Diare
Pengeringan Kulit
Efek Samping yang jarang terjadi, namun berbahaya.
Pendarahan hebat
Gangguan jantung
Reaksi anafilaksis (hipersensitif)
Penurunan jumlah hitung darah
Kendala dari Teknik Hibridoma
Antibody monoklonal dibentuk dengan cara Hibridoma , sehingga hasil antybody tidak terjadi kontaminasi Jenis lain seperti Antobody multiklonal. Sampai saat ini antibody monoklonal hanya dapat diproduksi dengan teknologi hibridoma.
Masalahnya teknologi hibridoma memiliki kelemahan antara lain :
Stabilitas genetik rendah dan risiko terhadap kontaminasi tinggi
Kualitas dan kuantitas antibody yang dihasilkan rendah
Mahal karena menggunakan bahan dan alat kultur sel mamalia
Rekayasa genetika tidak dapat dilakukan
Produk akhir berupa antibody utuh padahal hanya diperlukan Fab
Created by :
Galih Adityarana (59461163)
Nining Gustianingsih (59461172)
Veri Fitriyaningsih (59461180)
Wida Dida Budiawan (59461181)
KLONING
Pengertian Cloning
Kloning berasal dari kata 'klon' dari bahasa Yunani yang berarti tunas muda. Kloning dapat diartikan sebagai upaya untuk memproduksi sejumlah individu yang secara genetik sama persis (identik). Dengan kata lain membentuk organisme dari satu sel sehingga menghasilkan keturunan yang sama persis dengan induknya. Dalam kloning merujuk pada berbagai usaha-usaha yang dilakukan manusia untuk menghasilkan salinan berkas DNA, gen, sel dan organisme. Kloning juga dapat di artikan teknik penggandaan gen yang menghasilkan turunan yang sama sifat baik dari segi hereditas maupun penampakannya dengan induknya, pada organisme, baik tumbuhan, hewan maupun manusia. Kloning organisme sebenarnya sudah bcrlangsung selama beberapa ribu tahun lalu dalam bidang hortikultura. Tanaman baru, misalnya, dapat diciptakan dari sebuah ranting. Dalam dunia hortikultura (dunia perkebunan), kata "klon" masih digunakan hingga abad ke-20.
Secara mendetail, dapat dibedakan 2 jenis kloning. Jenis pertama adalah pelipatgandaan hidup sejak awal melalui pembagian sel tunggal menjadi kembar dengan bentuk identik. Secara kodrati, mereka seperti "anak kembar". Jenis kedua adalah produksi hewan dari sel tubuh hewan lain.
Kloning sebenarnya sudah diterapkan pada tumbuhan, yakni sistem stek pada tanaman singkong. Namun pada tahun 1996, kelahiran seekor domba hasil kloning bernama Dolly, membuat pembaharuan pada sistem kloning, yaitu memperbanyak sel pada hewan tingkat tinggi. Kloning didasarkan pada prinsip bahwa setiap sel makhluk hidup mempunyai kemampuan totipotensi, yang artinya setiap sel memiliki kemampuan menjadi individu.
Kloning bertujuan untuk mendapatkan keturunan yang sama atau identik dengan induknya. Untuk kloning tumbuhan dan hewan, dapat digunakan untuk melestarikan tumbuhan dan hewan langka. Selain untuk perbanyakan keturunan, kloning juga telah digunakan untuk terapi atau pengobatan pada penderita diabetes, leukemia, kelumpuhan saraf, dan berbagai penyakit akibat kerusakan jaringan.
Hasil kloning akan memiliki sifat-sifat yang identik (sama persis) dengan induknya. Hal ini terjadi karena dalam proses pengkloningan, terjadi pengambilan bagian dari induk yang kemudian akan ditumbuhkan menjadi individu baru yang sama persis dengan induknya.
Proses Kloning
Proses kloning manusia dapat digambarkan seperti ditunjukkan dan dijelaskan secara sederhana sebagai berikut :
Mempersiapkan sel stem : suatu sel awal yang akan tumbuh menjadi berbagai sel tubuh. Sel ini diambil dari manusia yang hendak dikloning.
Sel stem diambil inti sel yang mengandung informasi genetic kemudian dipisahkan dari sel.
Mempersiapkan sel telur : suatu sel yang diambil dari sukarelawan perempuan kemudian intinya dipisahkan.
Inti sel dari sel stem diimplantasikan ke sel telur
Sel telur dipicu supaya terjadi pembelahan dan pertumbuhan. Setelah membelah (hari kedua) menjadi sel embrio.
Sel embrio yang terus membelah (disebut blastosis) mulai memisahkan diri (hari ke lima) dan siap diimplantasikan ke dalam rahim.
Embrio tumbuh dalam rahim menjadi bayi dengan kode genetik persis sama dengan sel stem donor.
Dari pengertian kloning dan prosesnya di atas yang menghasilkan individu baru dan mempunyai sifat genetik yang "identik" (sama). Sifat "identik" inilah yang akan coba dibahas dalam koridor ruang – waktu proses kloning.
Macam – Macam Cloning
Kloning pada Tumbuhan
Kloning dapat dilakukan dari sel-sel tumbuhan, baik dari akar, batang, dan daun. Sel-sel yang dibuat kloning bisa ditempatkan pada media yang sesuai dapat ditumbuhkan menjadi individu baru yang sempurna. Prosesnya adalah memotong organ tumbuhan yang diinginkan. Lalu kita mencari kultur jaringan (eksplan), mengambil selnya dan memindahkan ke media berisi nutrisi agar cepat tumbuh. Eksplan ini akan menggumpal menjadi gumpalan yang bernama kalus. Kalus adalah cikal bakal akar, batang, dan daun. Kalus kemudian ditanam di media tanah dan akan menjadi sebuah tanaman baru.
Cloning gen
Kloning gen merupakan suatu terobosan baru untuk mendapatkan sebuah gen yang mungkin sangat dibutuhkan bagi kehidupan manusia. Kloning gen meliputi serangkaian proses isolasi fragmen DNA spesifik dari genom suatu organisme, penentuan sekuen DNA, pembentukan molekul DNA rekombinan, dan ekspresi gen target dalam sel inang.
Penentuan sekuen DNA melalui sekuensing bertujuan untuk memastikan fragmen DNA yang kita isolasi adalah gen target sesuai dengan kehendak kita. Gen target yang kita peroleh selanjutnya kita klon dalam sebuah vektor (plasmid, phage atau cosmid) melalui teknologi DNA rekombinan yang selanjutnya membentuk molekul DNA rekombinan. DNA rekombinan yang dihasilkan kemudian ditransformasi ke dalam sel inang (biasanya sel bakteri, misalnya strain E. coli) untuk diproduksi lebih banyak. Gen-Gen target yang ada di dalam sel inang jika diekspresikan akan mengahsilkan produk gen yang kita inginkan.
Langkah-langkah dasar Kloning Gen
Ada beberapa langkah dasar dalam Kloning Gen yaitu sebagai berikut :
1. Suatu frakmen DNA yang mengandung gen yang akan diklon diinsersikan pada molekul DNA sirkular yang di sebut sektor untuk menghasilkan chimoera atau molekul DNA rekombiner.
2. Vektor bertindak sebagai wahana yang membawa gen masuk kedalam sel tuan rumah (host) yang biasanya berupa bakteri,walaupun sel-seljenis lain dapat di gunakan.
3. Didalam sel host, vektor mengadakan replikasi menghasilkan banyak kopi atau turunan yang identik, baik vektornya sendiri maupun gen yang dibawanya.
4. Ketika sel host membelah, kopi molekul DNA rekombinasi diwariskan pada progeni dan terjadi replikasi vektor selanjutnya.
5. Setelah terjadi sejumlah besar pembelahan sel, maka dihasilkan koloni atau klonsel host yang identik.
6. Tiap-tiap sel dalam klon mengandung satu kopi atau lebih molekul DNA rekombinasi dengan demikian dikatakan bahwa gen yang dibawa oleh molekul rekombinasi telah diklon.
Kloning pada Katak
Penelitian untuk kloning pada katak pertama kali dilakukan oleh John Gordon tahun 1970. Teknik ini dilakukan dengan mengambil sel telur katak yang belum dibuahi dan menghancurkan nukleusnya dengan radiasi. Selanjutnya inti sel telur itu diganti dengan inti sel yang berasal dari sel tubuh. Dalam percobaan, inti sel diambil dari nukleus sel usus katak betina sejenis, maka akan terbentuk individu baru. Zigot ini nantinya dipelihara dalam medium pembiakan, yakni katak betina.
Kloning pada Tikus
Percobaan ini dilakukan dengan mengambil sel telur tikus betina setelah hewan itu kawin. Lalu inti sel telur atau inti sel spermatozoid dikeluarkan salah satunya sebelum bergabung. Maka sel telur sekarang hanya akan mempunyai satu inti saja, inti sel telur atau inti sel sperma. Kromosom kemudian akan dirangsang sehingga akan membelah. Sel telur akan memiliki sel kromosom lengkap yang semuanya berasal dari salah satu induk. Setelah itu embrio akan tumbuh dan ditanamkan pada rahim tikus betina.
Kloning pada Domba
Kloning pada domba dilakukan dengan mempersiapkan sel telur dari domba yang telah diambil intinya. Kemudian sel telur kosong ini disatukan dengan sel dewasa dari suatu organ tubuh. Dalam percobaan Ian Wilmut dan Keith Campbell yang melahirkan Dolly tahun 1996, mereka menggunakan sel dari kelenjar mamae (kelenjar susu) domba. Sel mamae dan sel telur kosong lalu didifusikan. Sel yang terfusi nantinya akan meng-gandakan diri atau membelah. Setelah itu embrio ditanamkan di dalam rahim domba lain sebagai ibu angkat. Embrio akan tumbuh dan berkembang secara normal.
Tipe Teknologi Kloning
Berdasarkan tujuan yang ingin dicapainya teknologi kloning dibedakan menjadi 2, yaitu :
Teknologi transfer inti sel reproduktif
Bertujuan menghasilkan suatu duplikat hewan (atau manusia jika mungkin) dari suatu hewan (manusia) yang ada. Teknologi ini telah berhasil digunakan untuk "melahirkan" domba, sapi, kera, babi, tikus, dan kucing duplikat.
Pada tipe reproduktif, DNA yang berasal dari sel telur manusia atau hewan dihilangkan dan diganti dengan DNA yang berasal dari sel somatik (kulit, rambut, dan lain-lain) hewan atau menusia dewasa yang lain. Dengan suatu loncatan listrik, inti sel hewan atau manusia yang telah diinjeksikan pada sel somatik tersebut selanjutnya akan berkembang dan membelah. Selanjutnya, embrio hasil teknik ini dimasukkan (diimlantasikan) dalam rahim hewan atau manusia yang memungkinkan embrio berkembang menjadi hewan atau manusia baru.
Meskipun teknologi ini berpotesi menghasilkan individu hewan atau manusia yang identik dengan hewan atau manusia pendonor DNA, teknologi ini juga berpotensi besar menghasilkan kelainan genetik yang berat pada individu hasil kloning.
Teknologi transfer inti sel therapeutic
Tujuan teknologi tipe ini ialah menghasilkan suatu Stem cell yang memiliki potensi besar untuk berkembang menjadi organ-organ tubuh atau jarningan untuk kepentingan penggantian organ atau jaringan yang rusak pada manusia akibat suatu penyakit tertentu (penyakit degeneratif) tanpa adanya penolakan respon kekebalan tubuh penerima (Robinson, 2001).
Dampak Positif dan Negatif Kloning
Dampak Positif
Jika kloning dilakukan pada tumbuhan dapat memberikan keuntungan yang lebih banyak. Akan diperoleh tanaman baru dalam jumlah besar dalam waktu yang singkat dan dengan sifat yang identik atau sama dengan induknya. Jika tanaman induk mempunyai sifat-sifat unggul maka dapat dipastikan keturunannya pun akan memiliki sifat unggul yang sama dengan induknya. Upaya kloning pada tumbuhan juga dapat kita gunakan sebagai upaya konservasi tumbuhan langka. Adanya teknologi kloning pada tumbuhan dapat meningkatkan agrobisnis. Demikian pula halnya pada hewan ternak.
Terapi kloning juga bisa menyelamatkan para penderita yang mengalami gagal ginjal atau kerusakan jantung. Terapi kloning ini mempermudah penyediaan organ tubuh untuk dicangkokkan ke pasien, tetapi ini masih dalam tahap penelitian.
Dampak Negatif
Kloning pada tanaman akan menghasilkan keturunan yang sama dengan induknya. Hal ini akan menurunkan keanekaragaman tanaman baru yang dihasilkan, demikian juga pada hewan.
Sementara itu kloning pada hewan dan manusia masih banyak dipertentangkan sebab banyak akibat yang ditimbulkan. Contohnya, resiko kesehatan terhadap individu hasil kloning.
Kalangan yang menentang berpendapat bahwa kloning manusia dapat disalahgunakan untuk menciptakan spesies atau ras baru dengan tujuan yang bertentangan dengan nilai kemanusiaan. Lagipula, kloning pada mamalia belum sepenuhnya sempurna. Dapat dilihat pada Domba Dolly yang menderita berbagai penyakit.
Selain itu, akan terjadi kekacauan kekerabatan dan identitas diri dari klona (hasil kloning) maupun induknya.
Created by :
Oman Abdul Rahman (59461176)
Anis Inayatun (59461158)
Ii siti Zakiyah (59461164)
Nurhayati (59461174)
ANTIBIOTIKA
PENGERTIAN
Antibiotika adalah zat yang dihasilkan oleh suatu mikroba, terutama fungi/jamur, yang dapat menghambat atau dapat membasmi mikroba jenis lain.
Banyak antibiotika saat ini dibuat secara semisintetik atau sintetik penuh.Namun dalam prakteknya antibiotika sintetik tidak diturunkan dari produk mikroba (misalnya kuinolon).
Antibiotika yang akan digunakan untuk membasmi mikroba, penyebab infeksi pada manusia, harus mememiliki sifat toksisitas selektif setinggi mungkin.Artinya, antibiotika tersebut haruslah bersifat sangat toksik untuk mikroba, tetapi relatif tidak toksik untuk manusia.
Antibiotika adalah obat yang sangat ampuh dan sangat bermanfaat jika digunakan secara benar. Namun, jika digunakan tidak semestinya antibiotika justru akan mendatangkan berbagai mudharat.
Yang harus selalu diingat, antibiotika hanya ampuh dan efektif membunuh bakteri tetapi tidak dapat membunuh virus.Karena itu, penyakit yang dapat diobati dengan antibiotika adalah penyakit-penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri.
Gambar. Resistensi antibiotika
Penyebab timbulnya resistensi antibiotika yang terutama adalah karena penggunaan antibiotika yang tidak tepat, tidak tepat sasaran, dan tidak tepat dosis.Tidak tepat sasaran, salah satunya adalah pemberian antibiotika pada pasien yang bukan menderita penyakit infeksi bakteri.Walaupun menderita infeksi bakteri, antibiotika yang diberikan pun harus dipilih secara seksama.Tidak semua antibiotika ampuh terhadap bakteri tertentu.
Setiap antibiotika mempunyai daya bunuh terhadap bakteri yang berbeda-beda.Karena itu, antibiotika harus dipilih dengan seksama.Ketepatan dosis sangat penting diperhatikan.Tidak tepat dosis dapat menyebabkan bakteri tidak terbunuh, bahkan justru dapat merangsangnya untuk membentuk turunan yang lebih kuat daya tahannya sehingga resisten terhadap antibiotika.
Karena itu, jika dokter memberikan obat antibiotika, patuhilah petunjuk pemakaiannya dan harus diminum sampai habis.Pemakaian antibiotika tidak boleh sembarangan, baik untuk anak-anak maupun orang dewasa.Itu sebabnya, antibiotika tidak boleh dijual bebas melainkan harus dengan resep dokter.Terlalu sering mengonsumsi antibiotika juga berdampak buruk pada ''bakteri-bakteri baik'' yang menghuni saluran pencernaan kita.Bakteri-bakteri tersebut dapat terbunuh, padahal mereka bekerja membuat zat-zat yang bermanfaat bagi kesehatan kita.
GOLONGAN ANTIBIOTIKA
Antibiotika dapat digolongkan sebagai berikut :
Antibiotika golongan aminoglikosid, bekerja dengan menghambat sintesis protein dari bakteri.
Antibiotika golongan sefalosforin, bekerja dengan menghambat sintesis peptidoglikan serta mengaktifkan enzim autolisis pada dinding sel bakteri.
Antibiotika golongan klorampenikol, bekerja dengan menghambat sintesis protein dari bakteri.
Antibiotika golongan makrolida, bekerja dengan menghambat sintesis protein dari bakteri.
Antibiotika golongan penisilin, bekerja dengan menghambat sintesis peptidoglikan.
Antibiotika golongan beta laktam golongan lain, bekerja dengan menghambat sintesis peptidoglikan serta mengaktifkan enzim autolisis pada dinding sel bakteri.
Antibiotika golongan kuinolon, bekerja dengan menghambat satu atau lebih enzim topoisomerase yang bersifat esensial untuk replikasi dan transkripsi DNA bakteri.
Antibiotika golongan tetrasiklin, bekerja dengan menghambat sintesis protein dari bakteri.
Kombinasi antibakteri
Antibiotika golongan lain
CARA PEMBUATAN VAKSIN
Ada Empat cara membuat vaksin
Setidaknya ada empat cara membuat vaksin virus flu dengan target utama menanggulangi perubahan yang cepat dan kebutuhan yang besar dalam waktu singkat untuk wabah besar. Empat cara itu: pembuatan vaksin virus yang dimatikan (rujukan WHO saat ini), vaksin virus hidup yang dilemahkan, vaksin virus hidup rekombinan menggunakan virus baculo, dan vaksin DNA.
Saat ini, dalam pembuatan vaksin H5N1, WHO menggunakan galur PR8–virus flu tipe yang tumbuh cepat dalam sel hewan dan embrio telur ayam. Gen HA dari H5N1 yang disisipkan pada galur PR8 sudah dimodifikasi pada lokasi pemotongan protein protease yang mengaktifkan kemampuan infeksi virus flu, untuk tidak dapat dipotong lagi sehingga virus flu yang dihasilkan sangat aman bagi manusia.
Ditumbuhkan pada embrio telur ayam, bukan di dalam sel hewan, karena media pertumbuhan sel hewan sangat mahal. Namun, hanya telur ayam, yang tak mengandung virus atau patogen apa pun atau yang specific pathogen free (SPF), yang dapat digunakan. Virus flu yang telah ditumbuhkan selanjutnya dimatikan untuk dijadikan vaksin.
Pembuatan vaksin dengan virus hidup yang telah dilemahkan telah dicoba perusahaan Aviron di AS. Keuntungan vaksin virus hidup adalah tidak hanya menstimulasi produksi protein antibodi yang mengenali patogen, tapi juga membuat sejenis sel darah putih, yaitu sel T limfosit yang punya kelebihan mengenali dan membunuh sel yang terinfeksi, tak hanya satu tipe virus flu tapi juga tipe yang serupa. Akibatnya, daya tahan vaksin ini lebih lama daripada vaksin dengan virus yang dimatikan.Namun, karena virus flunya masih hidup, risiko terinfeksi pun tak hilang 100 persen.Selain itu, produksi vaksin ini butuh waktu lebih lama sehingga sulit mengantisipasi wabah yang mendadak.
Untuk mengatasi kebutuhan telur SPF yang banyak, waktu yang cepat, dan penyediaan vaksin virus hidup, usaha yang dilakukan adalah membuat vaksin tidak dengan virus flu tapi virus baculo.Virus ini menginfeksi serangga dan dapat tumbuh sangat cepat dalam sel serangga yang media pertumbuhannya lebih murah ketimbang sel hewan. Gen HA dan NA disisipkan dalam virus baculo, sehingga virus rekombinan yang diperoleh memiliki karakter antigen mirip virus flu. Vaksin virus hidup dengan teknik ini bisa diproduksi dalam 2-3 bulan saja, tapi efektivitasnya sedang dievaluasi.
Cara tercanggih yang tidak membutuhkan semua hal di atas–virus inang, media pertumbuhan–adalah pembuatan vaksin DNA. Pada teknik ini, gen penyandi protein HA dan NA dimasukkan ke dalam vektor atau DNA yang berfungsi seperti "kargo" yang membawa ke tempat lain. Vektor ini bisa berbentuk cincin atau linier, umumnya berasal dari virus yang sudah dimodifikasi untuk tidak bersifat patogen.
Gen HA dan NA dalam vektor itu dimasukkan ke dalam sel kulit atau otot sehingga sel tersebut memproduksi protein HA dan NA dari virus flu. Dengan munculnya protein asing itu, sistem kekebalan tubuh akan diaktifkan dengan memproduksi protein antibodi dan sel T limfosit. Vaksin DNA flu telah dibikin dan diuji pada hewan dengan hasil yang memuaskan, tapi belum diuji pada manusia karena memerlukan persiapan lebih matang.
Pembuatan Vaksin
Berdasarkan hasil penelitian para ilmuwan ternyata sel-sel vertebrata dapat dikulturkan.Prosesnya dimulai dengan memperlakukan jaringan yang sesuai dengan enzim proteolitik misalnya tripsin untuk memisahkan sel-sel. Stiap sel tersebut lalu dipindahkan ke nutrisi tertentu untuk melekatkan sel-sel ke dalam wadah. Dan sel-sel tersebut akan membelah secara mitosisi membentuk satu lapis sel. Sel ini dapat digunakan untuk membentuk kultur sekunder.
Untuk membuat sel-sel kultur ini terus membelah, maka ditambahkan bahan kimia atau virus-virus yang mendorong pembentukan sel-sel kanker. Sel-sel tersebut disebut neoplastik.
Vaksin yang kita gunakan untuk melindungi dan mencegah tubuh terserang penyakit dapat berasal dari mikroorganisme yang dilemahkan ataupun toksin yang dihasilkan mikroorganisme tersebut. Namun seringkali vaksin juga menyebabkan beberapa efek samping yang merugikan, misalnya :
mikroorganisme yang digunakan dalam membuat vaksin mungkin masih melanjutkan proses produksi.
mikroorganisme yang digunakan dalam membuat vaksin mungkin masih memiliki kemampuan untuk menyebabkan penyakit.
ada sebagian orang yang alergi terhadap sisa-sisa sel yang ditinggalkan dari proses vaksin meskipun sudah dilakukan proses pemurnian.
orang-orang yang bekerja dalam pembuatan vaksin mungkin bersentuhan dengan organisme berbahaya yang digunakan sebagai bahan pembuat vaksin meskipun sudah dicegah dengan pengaman seperti masker dan sarung tangan.
Dengan adanya masalah-masalah di atas maka pembuatan vaksin secara konvensional diubah dengan cara rekayasa genetika untuk membantu mengurangi resiko yang tidak diinginkan. Beberapa prinsip rekayasa genetika dalam pembuatan vaksin adalah sebagai berikut :
mengisolasi / memisahkan gen-gen dari organisme penyebab sakit yang berperan dalam menghasilkan antigen yang merangsang limfosit untuk menghasilkan antibody.
menyisipkan gen-gen di atas, ke tubuh organisme yang kekurangan pathogen.
mengulturkan orgamisme hasil rekayasa genetika, sehingga enghasilkan antigen dalam jumlah banyak.
mengekstraksi antigen, lalu digunakan sebagai vaksin.
Dari beberapa penerapan kultur sel hewan, produksi vaksin virus adalah yang tertua. Prosesnya adalah virus ditumbuhkan dalam kultur sel, misalnya sel dari embrio ayam, ginjal monyet dan lama-kelamaan sel manusia. Setelah ditumbuhkan, lalu dipanen dan virus-virus tersebut diekstraksi dengan penyaringan.Hasilnya lalu dipakai intik membunuh virus-virus itu juga atau jika vaksin tersebut dilemahkan, maka disimpan dalam suhu rendah hingga siap digunakan. Contoh vaksin yang dibuat dengan cara ini adalah poliomielistis, gondong, cacar air, rubella dan rabies.
Adanya vaksin memungkinkan tubuh membangun kekebalan, misalnya membentuk antibody yang sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan dan suatu sel penting yang akan tumbuh dan menghasilkan antibody, jika penyakit timbul dalam suatu bentuk virulen.
CARA KERJA ANTIBIOTIK
Antibiotik memiliki cara kerja sebagai bakterisidal (membunuh bakteri secara langsung) atau bakteriostatik (menghambat pertumbuhan bakteri). Pada kondisi bakteriostasis, mekanisme pertahanan tubuh inang seperti fagositosis dan produksi antibodi biasanya akan merusak mikroorganisme. Ada beberapa cara kerja antibiotik terhadap bakteri sebagai targetnya, yaitu menghambat sintesis dinding sel, menghambat sintesis protein, merusak membran plasma, menghambat sintesis asam nukleat, dan menghambat sintesis metabolit esensial.
Dinding sel bakteri terdiri atas jaringan makromolekuler yang disebut peptidoglikan. Penisilin dan beberapa antibiotik lainnya mencegah sintesis peptidoglikan yang utuh sehingga dinding sel akan melemah dan akibatnya sel bakteri akan mengalami lisis. Riboson merupakan mesin untuk menyintesis protein.Sel eukariot memiliki ribosom 80S, sedangkan sel prokariot 70S (terdiri atas unit 50S dan 30S). Perbedaan dalam struktur ribosom akan mempengaruhi toksisitas selektif antibiotik yang akan mempengaruhi sintesis protein. Di antara antibiotik yang mempengaruhi sintesis protein adalah kloramfenikol, eritromisin, streptomisin, dan tetrasiklin. Kloramfenikol akan bereaksi dengan unit 50S ribosom dan akan menghambat pembentukan ikatan peptida pada rantai polipeptida yang sedang terbentuk. Kebanyakan antibiotik yang menghambat protein sintesis memiliki aktivitas spektrum yang luas.
Tetrasiklin menghambat perlekatan tRNA yang membawa asam amino ke ribosom sehingga penambahan asam amino ke rantai polipeptida yang sedang dibentuk terhambat. Antibiotik aminoglikosida, seperti streptomisin dan gentamisin, mempengaruhi tahap awal dari sintesis protein dengan mengubah bentuk unit 30S ribosom yang akan mengakibatkan kode genetik pada mRNA tidak terbaca dengan baik.
Antibiotik tertentu, terutama antibiotik polipeptida, menyebabkan perubahan permeabilitas membran plasma yang akan mengakibatkan kehilangan metabolit penting dari sel bakteri. Sebagai contoh adalah polimiksin B yang menyebabkan kerusakan membran plasma dengan melekat pada fosfolipid membran. Sejumlah antibiotik mempengaruhi proses replikasi DNA/RNA dan transkripsi pada bakteri. Contoh dari golongan ini adalah rifampin dan quinolon.Rifampin menghambat sintesis mRNA, sedangkan quinolon menghambat sintesis DNA.
Mekanisme resistensi
Pada awalnya, problema resistensi bakteri terhadap antibiotik telah dapat dipecahkan dengan adanya penemuan golongan baru dari antibiotik, seperti aminoglikosida, makrolida, dan glikopeptida, juga dengan modifikasi kimiawi dari antibiotik yang sudah ada.Namun, tidak ada jaminan bahwa pengembangan antibiotik baru dapat mencegah kemampuan bakteri patogen untuk menjadi resisten.
Berdasarkan hasil studi tentang mekanisme dan epidemiologi dari resistensi antibiotik telah nyata bahwa bakteri memiliki seperangkat cara untuk beradaptasi terhadap lingkungan yang mengandung antibiotik. Mekanisme resistensi pada bakteri meliputi mutasi, penghambatan aktivitas antibiotik secara enzimatik, perubahan protein yang merupakan target antibiotik, perubahan jalur metabolik, efluks antibiotik, perubahan pada porin channel, dan perubahan permeabilitas membran.
Mutasi genetik tunggal mungkin menyebabkan terjadinya resistensi tanpa perubahan patogenitas atau viabilitas dari satu strain bakteri. Perkembangan resistensi terhadap obat-obat antituberkulos, seperti streptomisin, merupakan contoh klasik dari perubahan tipe ini.Secara teoretis ada kemungkinan untuk mengatasi resistensi mutasional dengan administrasi suatu kombinasi antibiotik dalam dosis yang cukup untuk eradikasi infeksi sehingga mencegah penyebaran bakteri resisten orang ke orang.
Namun, adanya emergensi yang meluas dari multidrug resistant Mycobacterium tuberculosis memperlihatkan bahwa tidak mudah untuk mengatasi resistensi dengan formula kombinasi. Contoh lain resistensi mutasional yang juga penting adalah perkembangan resistensi fluoroquinolone pada stafilokokki, Pseudomonas aeruginosa, dan patogen lain melalui perubahan pada DNA topoisomerase. Kejadian mutasi mungkin juga mengubah mekanisme resistensi yang ada menjadi lebih efektif atau memberikan spektrum aktivitas yang lebih luas.
Problem yang cukup penting adalah kemampuan bakteri untuk mendapatkan materi genetik eksogenus yang mengantarkan terjadinya resistensi.Spesies pada peneumokokki dan meningokokki dapat "mengambil" materi DNA di luar sel (eksogenus) dan mengombinasikannya ke dalam kromosom.
Banyak materi genetik yang bertanggung jawab terhadap resistensi ditemukan pada plasmid yang dapat ditransfer atau pada transposon yang dapat disebarluaskan di antara berbagai bakteri dengan proses konjugasi. Transposon merupakan potongan DNA yang bersifat mobile yang dapat menyisip masuk ke dalam berbagai lokasi pada kromosom bakteri, plasmid atau DNA bakteriofag. Beberapa transposon atau plasmid memiliki elemen genetik yang disebut integron yang mampu "menangkap" gen-gen eksogenus. Sejumlah gen kemungkinan dapat disisipkan ke dalam integron yang menghasilkan resistensi terhadap beberapa bahan antimikroba.
Mekanisme yang mirip mungkin terlibat dalam pembentukan elemen genetik yang mengode resistensi vankomisin pada enterokokki.Enterokokki, yang merupakan komensal saluran usus dan genital, meningkat menjadi patogen di rumah sakit. Hal ini berhubungan dengan resistensi alami enterokokki terhadap antibiotik yang paling umum digunakan dan kapasitasnya untuk memperoleh sifat resistensi melalui mutasi (penisilin) atau transfer gen resistensi pada plasmid dan transposon (aminoglikosida dan glikopeptida)
DAFTAR PUSTAKA
Gani, M.Husni, dr. DSF. 2002. Ilmu Kedokteran Forensik. Fakultas Kedokteran
Universitas Andalas, Padang, Indonesia.
www.google.com : http://sidik-jari.com/pengenalan/rahasia-sidik-jari/. Dibuat pada tanggal 03 Desemberr 2011
oleh Sidik Jari Support pada tanggal 11 Oktober 2010, dan diunduh pada tanggal 03 Desemberr 2011
www.google.com : http://sidik-jari.com/teknologi/analisa-bakat-anakdengan-sidik-jari/. Dibuat oleh Sidik Jari Support pada tanggal 29 Oktober 2010, dan diunduh pada tanggal 03 Desember 2011.
www.google.com : otak kanan dan perkembangan anak by Ernawati Pgsd, di Publish pada tanggal 29 Desember 2010 jam 15:15, dan diunduh pada tanggal 03 Desember 2011.
Anonim. 2011. Definisi Bayi Tabung. http:/anonim.blogspot.com/bayi-tabung.com/definisi-bayi-tabung/.Diakses 29 November 2011
Anonim. 2011. Hasil Anak-inseminasi-dan-bayi-tabung/http://udhiexz.wordpress.com/2008/05/30/hasil-anak-inseminasi-dan-bayi-tabung/. Diakses
29 November 2011
Anonim()http://khanzima.wordpress.com/2010/01/13/makalah-bayi-tabung/. Diakses
29 November 2011
Anonim()http://id.shvoong.com/medicine-and-health/genetics/2222747-bayi-tabung/. Diakses
29 November 2011
NoorastutiPipiet Tri, FebryAbbdinnah () Rabu, 21 September 2011, 12:25 WIB
http://kosmo.vivanews.com/news/read/248840-10-tahapan-bayi-tabung. Diakses 29 November 2011
Anonim()http://www.tabloidnakita.com/artikel.php3?rubrik=kecil&edisi=02055.Diakses 29 November 2011
Anonim. (). Tersedia (online): http://id.wikipedia.org/wiki/Kultur_jaringan (Diakses tanggal 27 November 2011)
Anonim. (). Tersedia (online): http://nicedaysblue.web.id/index.php/my-project/39-science-and-tech/62-kultur-jaringan (Diakses tanggal 27 November 2011)
Anonim. (). Tersedia (online): http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20081029045234AAwuqCD (Diakses tanggal 27 November 2011)
Anonim. (). Tersedia (online): http://penyuluhthl.wordpress.com/2011/11/14/cara-kultur-jaringan/ (Diakses tanggal 27 November 2011)
Anonim. (). Teknik Kultur Jaringan. Tersedia (online): http://www.sentra-edukasi.com/2011/06/teknik-kultur-jaringan-tumbuhan.html (Diakses tanggal 27 November 2011)
Suryo. 2008. Genetika: Strata 1.Gadjah Mada University Press: Yogyakarta
http://sciencebiotech.net/transformasi-ekspresi-gen-asing-dalam-sel-bakteri/ Pada 8-12-2011
http://calvinsuwito.blogspot.com/2011/04/rekayasa-genetika.html Pada 8-12-2011
http://ekor07.student.ipb.ac.id/2010/06/20/pemotongan-dna-dengan-enzim-restriksi/ Pada 8-12-2011
http://asris07.student.ipb.ac.id/2010/06/19/isolasi-dna/ Pada 8-12-2011
http://www.artikelkimia.info/definisi-manfaat-teknologi-dna-rekombinan-54280506092011 Pada 8-12-2011
http://www.news-medical.net/health/Recombinant-DNA-What-is-Recombinant-DNA-%28Indonesian%29.aspx Pada 8-12-2011
http://biologikubiologimu.blogspot.com/2008/09/teknologi-dna-rekombinan.html Pada 8-12-2011
http://muslimahsakura90.wordpress.com/2010/02/19/restriction-enzyme/ Pada 8-12-2011