LAPORAN PRAKTIKUM APLIKASI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS ( Judul Laporan ) BUFFER
Disusun Oleh : Wiga Deswita Manik 15136070
Dosen Pengampu : Hendry Frananda, S.Pi, M.Sc
PROGRAM STUDI GEOGRAFI NK JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2017
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System/GIS) yang selanjutnya akan disebut SIG merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk mengolah dan menyimpan data atau informasi geografis (Aronoff, 1989). Penggunaan Sistem Informasi Geografi (SIG) meningkat tajam sejak tahun 1980-an. Peningkatan pemakaian system ini terjadi dikalangan pemerintah, militer, akademis, atau bisnis terutama di negaranegara maju. Dalam ArcView kemampuan memanipulasi dan menganalisis dapat dilakukan dengan menggunakan fungsi buffer sebagai salah satu fitur pada extension. Buffering merupakan salah satu proses dalam geoprocessing yang umum digunakan dalam analisis SIG. Buffer menggambarkan area tertutup (poligon) pada suatu jarak tertentu pada bentang kenampakan tertentu. Buffering mempunyai fungsi untuk Mengidentifikasi daerah yang berada di sekitar kenampakan geografis; Mengidentifikasi/memilih kenampakan yang termasuk di dalam atau berada di luar daerah buffer; dan Untuk menyediakan ukuran perkiraan yang dekat dengan suatu kenampakan. B. Rumusan Masalah. Membuat buffer pada kasus di bawah ini: 1. Pabrik A dan pabrik B akan meledak sehingga dalam radius 6 kilometer bangunan harus dikosongkan. Tentukan dalam radius 6 kilometer bangunan mana yang terkena dampak ledakan pabrik A dan B. 2. Sungai banjir dan meluap sejauh 3 kilometer. C. Tujuan. Tujuan penulisan Laporan ini adalah untuk memenuhi tugas laporan Praktikum sistem informasi geografi . Dengan adanya laporan ini diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi panduan dalam pengunaan ARCGIS 10.0.
BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Sistem Informasi Geografis. Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System/GIS) merupakan sistem informasi berbasis komputer yang digunakan untuk mengolah dan menyimpan data atau informasi geografis (Aronoff, 1989). Sistem Informasi Geografis atau SIG atau yang lebih dikenal dengan GIS mulai dikenal pada awal 1980-an. Sejalan dengan berkembangnya perangkat komputer, baik perangkat lunak maupun perangkat keras, SIG berkembang mulai sangat pesat pada era 1990-an dan saat ini semakin berkembang. Secara umum pengertian SIG ” Suatu komponen yang terdiri dari perangkat keras, perangkat lunak, sumberdaya manusia dan data yang bekerja bersama secara efektif untuk memasukan, menyimpan, memperbaiki, memperbaharui, mengelola, memanipulasi, mengintegrasikan, menganalisa dan menampilkan data dalam suatu informasi berbasis geografis ”. B. Rektifikasi/Georeferencing . Buffering merupakan salah satu proses dalam geoprocessing yang umum digunakan dalam analisis SIG. Buffering merupakan kegiatan membuat kenampakan baru di sekitar kenampakan yang sudah ada. Buffer dapat dibuat dalam: Pada jarak tertentu. Berdasarkan atribut pada peta. Dan menghasilkan multiple buffer Buffer menggambarkan area tertutup (poligon) pada suatu jarak tertentu pada bentang kenampakan tertentu, dimana beberapa fungsi buffer antara lain: a) Mengidentifikasi daerah yang berada di sekitar kenampakan geografis; b) Mengidentifikasi/memilih kenampakan yang termasuk di dalam atau berada di luar daerah buffer; dan c) Untuk menyediakan ukuran perkiraan yang dekat dengan suatu kenampakan . Cara kerja Buffer: a) Buffer memproses algoritma matematika untuk mengidentifikasi ruang yang berada di sekitar bentang kenampakan. b) Kenampakan yang dipilih untuk buffering harus melalui beberapa proses seleksi dan pertimbangan. c) Jarak buffer dapat berasal dari input langsung , dari attribut dan dari data lainnya. d) Sebuah garis dapat digambar dalam banyak arah di sekitar kenampakan yang terpilih hingga terbentuk sebuah poligon yang solid. e) Sebuah basisdata baru yang mengandung data mengenai buffer dihasilkan setelah poligon buffer selesai terbentuk.
BAB III METODOLOGI A.
Alat dan Bahan 1. 2. 3. 4. 5.
Seperangkat komputer/laptop Mouse Keyboard Software ArcView 3.3 Peta pabrik, sungai, dan instalasi pengolahan limbah format shp.
B. Langkah – Langkah ( Tahap ) Buffering. 1. Membuka ArcGIS 10.1. Klik Start – All Programs atau menu pencarian Cari ArcMap 10.1 Untuk memulai tampilan kerja yang baru , tutup kotak dialog ArcMap Getting Started.
2.
Memasukan data (Peta desa shp). Memasukan data dapat dilakukan dengan dua cara , yaitu sebagai berikut; 1. Membuka dengan menu Pulldown file – Add data.
2.
Add Data pada menu Toolbar standar.
Add data Shapefile desa, bangunan dan pabrik. Pilih data yang ingin dilakukan buffering. Pada kasus pertama, data yang di gunakan adalah peta desa dan pabrik dalam bentuk shp. Kasus kesua shapefile desa dan sungai dan kasus ketiga peta desa dan instalasi pengolahan limbah dalam bentuk shp.
1.
Kasus Pertama. Tambahkan data berupa shapefile desa dan pabrik.
Pada Arctoolbox – Analysis Tools – Proximity – Buffer.
Pada jendela buffer isikan : - Input Features dengan Pabrik atau data yang ingin dilakukan buffer. - Output Features class dengan lokasi dimana data yang dibuffer akan disimpan. - Distance [value or field] Linear unit dengan perkiraan sejauh mana radius yang terkena dampak ledakan pabrik A dan B.( Dalam kasus 6 Km, perhatikan satuan jarak ).
OK.
A. Untuk mengetahui bangunan yang terkena dampak dari ledakan pabrik tersebut dapat diketahui dengan melakukan Intersect. Arc toolBox - Analysis Tools – Intersect.
Pada kotak dialog intersect isikan hal berikut : - Input Features : Shapefile Pabrik yang telah di buffer dan Bangunan. - Output Features Class : lokasi penyimpanan hasil intersect. - Klik Ok.
Hasil Intersect.
B. Untuk mengetahui jumlah bangunan yang terkana dampak dapat dilakukan dengan Select by Atribut. Open atribut table – pada options tabel pilih Select by attributes.
Pada kotak dialog Select by attributes pilih atau klik dua kali pada “Pabrik” – klik sama dengan (=) – Get unique values – klik dua kali pada “A” sehingga menjadi “Pabrik”=“A”. Klik Ok.
Jumlah bangun yang terkena dampak ledakan di sekitar bangunan pabrik A adalah 10 bangunan dan disekitar pabrik B dapat diketahui dengan Switch Selection sehingga didapat 17 bangunan yang terkena dampak dari ledakan tersebut.
Jumlah Bangunan Di Pabrik B
2. Kasus Kedua. Sungai banjir dan meluap sejauh 3 kilometer. Add data Shapefile desa, bangunan, dan Sungai. Pada Arctoolbox – Analysis Tools – Proximity – Buffer. Pada jendela buffer isikan : - Input Features dengan Sungai . - Output Features class dengan lokasi dimana data yang dibuffer akan disimpan.
-
Distance [value or field] Linear unit dengan perkiraan sejauh mana luapan sungai mengenai bangunan. (Dalam kasus 3 Km, perhatikan satuan jarak ). Dan untuk pilihan bentuk buffer pada : Side Type terbagi 3 : Full ( Untuk Buffer disisi kanan dan kiri ) , Left (Untuk buffer disisi kanan ) dan Right (Untuk buffer disisi kiri) End Type terbagi 2 : Round ( Untuk Buffer disekeliling polyline ) dan Flat ( Untuk Buffer tidak mencakup bagian ujung dari polyline)
A. Untuk mengetahui bangunan yang terkena dampak dari luapan sungai tersebut dapat diketahui dengan melakukan Intersect. Arc toolBox - Analysis Tools – Intersect. Pada kotak dialog intersect isikan hal berikut : - Input Features : Shapefile sugnai yang telah di buffer dan Bangunan. - Output Features Class : lokasi penyimpanan hasil intersect. - Klik Ok.
Hasil Intersect.
B. Untuk mengetahui jumlah bangunan yang terkana dampak dapat dilakukan dengan Select by Atribut. Open atribut table – pada options tabel pilih Select by attributes.
Jumlah Bangunan Terkena Luapan Sungai adalah 29 bangunan.
3. Untuk mengetahui
BAB III PENUTUP A. Kesimpulan. Buffer merupakan salah satu fungsi yang terdapat dalam ArcView. Dimana pembangunan buffer biasanya digunakan untuk kepentingan analisis yang dilakukan berdasarkan jarak atau zona tertentu. Buffer biasanya dibangun dengan arah keluar untuk melindungi elemen-elemen spasial yang bersangkutan. Dengan dibuatnya buffer maka akan terbentuk suatu area, polygon atau zona baru yang melindungi/menutupi objek spasial dengan jarak tertentu. Proses pembangunan buffer dapat dilakukan untuk setiap feature baik point, line ataupun polygon.