PSIKOLOGI BUDAYA
SABU “SAVU”
Nama : Andry Marza Bale Doto KLS/NIM: C /1611!1!"
Masyarakat dalam budaya sabu yakni masyarkat yang berdomisili
A. PENDAHULUAN
di Pulau Sabu,yakni Flores Nusa
A.LATAR BELAKANG
enggara imur. imur. Pulau Sabu dalam latar belakang se!arahnya dulunya disebut
Secara lebih singkat dan lebih luas,
dengan nama Sawu atau Savu
kebudayaan merupakan hasil karya
selan!utnya dalam perkembangan orang-
dan cipta karsa manusia untuk
orang Sabu menyebutnya RAIHAWU menyebutnya RAIHAWU
memenuhi kebutuhan hidup agar
atau anah anah Sabu. Pulau P ulau Sabu atau Rai atau Rai
mampu bertahan dalam lingkungan
Hawu merupakan pulau terpencil dengan
sosial atau lingkungan alam
luas "#$,%& km persegi, berpenduduk
dimana tinggal. Kebudayaan
sekitar '$.$$$, dan sekarang telah
berupa nilai- nilai, kepercayaan,
men!adi dimekarkan men!adi kabupaten.
ilmu pengetahuan, kesenian,
Masyarakat Sabu sangat menghormati
hukum, moral, teknologi, adat
dan menghargai budaya yang mereka
istiadat dan segala kemampuan
anut dan terus dipertahankan (arisan
lainnya yang diperoleh manusia
budaya tersebut hingga saat ini, di mana
dan digunakan manusia.
budaya yang dianut tersebut sangat
Manusia sebagai makhluk hidup
berpengaruh kehidupan sosial mereka.
memiliki kecenderungan untuk
)rang Sabu semen!ak *aman nenek
bertahan hidup.Lingkungan dan
moyang +bahkan sebelum agama barat di
masyarakat mengambil peran
ba(a masuk oleh bangsa pen!a!ah
penting dalam proses terbentuknya
elanda dan Portugis telah memiliki
budaya. Manusia memiliki cara
dan menganut sebuah sistem
dan sudut pandang dalam
kepercayaan atau agama suku yang
pemenuhan diri atau bentuk
mereka sebut dengan Jingitiu. dengan Jingitiu. Jingitiu
mengekspresikan diri
merupakan agama suku orang Sabu, yang dibangun atas konsep dasar akan adanya Zat Ilahi yang disapa sebagai Deo Ama +Allah apa Asal dari segala
sesuatu atau Deo atau Deo Woro, Woro, Deo Pennji +uhan Pencipta Semesta Alam suatu oknum /lahi 0ang Maha inggi,
2
Unsur – Unsur Budaya Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur kebudayaan, antara lain sebagai berikut1 Mel2ille 3. 4ersko2its menyebutkan kebudayaan memiliki " unsur pokok, yaitu1 5. alat-alat alat-alat teknolog teknologii 6. sistem sistem ekonom ekonomii '. kelu keluar arga ga ". kekuasaa kekuasaan n politik politik 7. ronisla( Malino(ski Malino(ski mengatakan mengatakan ada " unsur pokok yang meliputi1 •
sistem norma yang memungkinkan ker!a sama antara para anggota masyarakat untuk menyesuaikan diri dengan alam sekelilingnya sekelilingnya
•
organisasi ekonomi
•
alat-alat dan lembaga-lembaga atau petugas-petugas untuk pendidikan +keluarga adalah lembaga pendidikan utama
•
organisasi kekuatan +politik
Wujud dan Komponen Budaya Menurut 3.3. 4oenigman, (u!ud kebudayaan dibedakan men!adi tiga1 gagasan, akti2itas, dan arte8ak.
1. Gagasan Wujud !dea"# 9u!ud u!ud ideal ideal kebud kebudaya ayaan an adalah adalah kebuda kebudayaa yaan n yang yang berben berbentuk tuk kumpul kumpulan an ide-id ide-ide, e, gagasa gagasan, n, nilainilai-ni nilai lai,, norma norma-no -norm rma, a, peratu peraturan ran,, dan sebagainya yang si8atnya abstrak tidak dapat diraba atau disentuh. 9u!ud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran (arga 3
masyarak masyarakat. at. 3ika masyarak masyarakat at tersebut tersebut menyata menyatakan kan gagasan gagasan mereka mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karan karangan gan dan dan buku-b buku-buku uku hasil hasil karya karya para para penuli penuliss (arga (arga masya masyarak rakat at tersebut.
$. A%&!'!&as &!nda%an# Akti2itas adalah (u!ud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia manusia dalam dalam masyarakat masyarakat itu. 9u!ud 9u!ud ini sering sering pula disebut dengan sistem sistem sosial. sosial. Sistem Sistem sosial sosial ini terdiri terdiri dari akti2ita akti2itas-akt s-akti2it i2itas as manusia manusia yang yang saling saling berin berinter teraks aksi, i, mengad mengadaka akan n kontak kontak,, serta serta bergau bergaull dengan dengan manusia lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. kelakuan. Si8atnya konkret, konkret, ter!adi ter!adi dalam dalam kehidupa kehidupan n sehari-ha sehari-hari, ri, dan dapat diamati dan didokumentasikan. didokumentasikan.
(.Ar&e)a% %arya# Arte8a Arte8ak k adala adalah h (u!ud (u!ud kebuda kebudayaa yaan n 8isik 8isik yang yang berupa berupa hasil hasil dari dari akti2ita akti2itas, s, perbuata perbuatan, n, dan karya karya semua semua manusia manusia dalam dalam masyaraka masyarakatt berupa benda-benda benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokume didokumentas ntasikan ikan.. Si8atnya Si8atnya paling paling konkret konkret diantara diantara ketiga ketiga (u!ud (u!ud kebudayaan. :alam kenyataan kehidupan bermasyarakat, antara (u!ud kebudayaan kebudayaan yang satu tidak bisa dipisahkan dari (u!ud kebudayaan yang lain. Sebagai contoh1 (u!ud kebudayaan ideal mengatur dan memberi arah kepada tindakan +akti2itas dan karya +arte8ak manusia.
4
B. ADAT ISTIADAT SABU Permukiman Masyarakat Sabu
Dalam buku mengenai Dunia Orang Sabu, Nico L kana menjelaskan bahwa perkampungan Sabu atau yang bisa disebut rae atau Rae kowa yang artinya adalah kampung perahu terletak di punggungpunggung bukit dan dikelilingi pagar karang atau batu. Bentukperkampungan masyarakat Sabu umumnya elips atau bisa juga persegi panjang dengan betukan lengkung di keempat sisinya. ada kedua sisinya yang melebar terdapat dua gerbang yang disebelah timur disebut Toka Dimu dan yang berada disebelah barat disebut Toka Wa , diasosiasikan dengan terbit dan tenggelamnya matahari.!al ini juga berarti sesuai dengan ungkapan masyarakat di Sabu yaitu penau nga ngi’u rai yang artinya bentuk memanjang seperti pulau Sabu. "atanan kampung Sabu dibagi menjadi beberapa bagian. Ditengah kampung orang Sabu terdapt lapangan kampung tau Telora yang artinya tengah didalam lingkaran telora terdapat nada Rae atau altar kampung yang biasa digunakan sebagai tempat upacara adat, berupa susunan batu yang melingkari ## sebatang pohon. ohon yang terdapat didalamnya jika bukan pohon kepaka ( Nitas$, pohon Madiri %beringin$ atau pohon ko %bidara cina$.
5
Rumah Adat Sabu
Bagian yang khas pada rumah adat Sabu adalah atapnya. Bentuk atap rumah Sabu seprti perahu yang ditelungkupkan. Sebelumnya telah dijelaskan bahwa bagian &bagian dalam rumah merupakan bagian-bagian dalam perahu. Bagi orang Sabu rumah adalah bangunan 'isik yang berada di (darat) yang ber*ungsi sebagai tempat berlindung, pusat segala akti+itas manusia sedang perahu adalah sebuah bangunan 'isik tempat segala akti+itas serta tempat perlindungan dilaut. adi ada dua sarana yang dilakukan untuk melakukan akti+itas kehidupan yaitu Rai Balla %daratan$ dan Dahi Balla %lautan$. Rai Balla dan Dahi Balla adalah makrokosmos sedangkan Ammu dan Kowa adalah mikrokosmos. Lokasi tempat mendirikan rumah selalu atau biasanya tempat yang tinggi yaitu bukit atau lereng, selalu menghadap arah ke utara atau keselatan, haluan rumah selalu ada arah barat dan timur Ammu Kowa adalah perahu yang melayari kehidupan di darat masyarakat Sabu. enurut Mone Ama dan Bha leluhur mereka bernama aja ketika mencipta Amu Kowa ia mentras*ormasi bentuk dasar sebuah perahu menjadi Amu Kowa dengan cara melakukan peminjaman terhadap unsur-unsur penting dalam perahu. Oleh karena itu dilihat secara konstruksi 'isik semua bagian dari rumah Sabu mengambil nama dan elemen pembentuk perahu antara lain pada bentuk atap Amu Kowa adalah perahu yang ditelungkupkan karena dibuat sedekat mungkin dengan bentukan perahu.
oetha %/0#0$ dalam kajiannya menuliskan pemaknaan ruang dalam kehidupan masyarakat Sabu erat kaitannya dengan 'iloso'i mengenai hubungan ketergantungan dengan lingkungan alamnya.yang
dimaknai sebagai Roapana . Secara har'iah kata Roapana terdiri dari dua suku kata yaitu Roa yang diartikan sebagai ruang dalam atau rongga dalam perahu sedangkan Pana artinya panas.
Tabel 1. Bagian Rumah Adat Sabu
Pusat Informasi Bangunan usat 3n*ormasi adat dan Budaya dide'inisikan sebagai satuan bangunan yang memiliki *ungsi mengin*ormasikan kepada baik wisatawan domestik maupun mancanegara mengenai hal-hal yang menjadi kebiasan dan adat istiadat suatu daerah sebelum wisatawan mengalami atau merasakan suasana kehidupan masyarakanya melalui kegiatan workshop, tontonan dan juga dokumentasi berupa *oto dan display peralatan seharihari masyarakat setempat.Bangunan pusat in*ormasi adat dan budaya biasa memudahkan wisatawan untuk lebih mamahami kebiasaan masyarakat disuatu daerah.
usat in*ormasi dalam bahasan ini adalah bangunan yang merupakan pusat untuk memperoleh pengetahuan mengenai keadaan, peristiwa adat dan budaya di 1abupatenSabu-2aijua yang dikumpulkan melalui prose komunikasi dengan tua-tua adat dan masyarakat setempat serta pengumpulan tulisan-tulisan mengenai budaya dan adat yang ditulis oleh peneliti terdahulu. "atanan in*ormasi yang dibutuhkan adalah tatanan in*ormasi yang runtut dan mempermudah pengunjung mengetahui alur kegiatan yang ada dalam Bangunan usat 3n*ormasi 4dat dan Budaya Sabu. "atanan in*ormasi merupakan media komunikasi yang perlu memperhatikan gagasan yang diberikan oleh desainer.
6
Teori Transformasi "rans*ormasi merupakan perubahan bentuk atau pemalihan yang artinya perubahan dari benda asal manjadi benda jadiannya. erubahan itu sudah tidak memiliki atau memperlihatkan kesamaan atau keserupaan dengan benda asalnya namun perubahan jadiannya masih menunjukkan petunjuk benda asalnya. Desain trans*ormasi pada perancangan ini dengan pendekatan tipologi yang menggunakan pendekatan &pendekatan pemalihan atau trans*ormasi, eksotik dan multicultural serta kompleksitas dan kontradiksi dalam prosesnya. oin-poin yang akan dibahas dalam tiap aspek berbeda-beda. Tabel . Teori Trasformasi
Ti!ologi
1ajian ini digunakan untuk menjelaskan bentuk secara keseluruhan, strukur atau karakter suatu bentuk atau objek tertentu %ohnson, #556$ engertian tipologi dikaitkan langsung dengan objek arsitektural, karena pada dasarnya arsitektur merupakan kegiatan budaya yang menghasilkan obyek tertentu. "ipologi merupakan kajian yang berusaha menelusuri asal-usul awal mula terbentuknya objek-objek arsitektural.
Metode
"ema pada perancangan usat 1ebudayaan masyarakat sabu menggunakan metode trans*ormasi dari tipologi perkampungan dan rumah adat masyarakat Sabu. etode umum yang digunakan adalah penelusuran yang disusun melalui beberapa tahapan yang menujang mecahan masalah. elalui pendekatan-pendekatan tersebut dianalisis dan disesuaikan dengan teoriteori perancangan untuk mendapatkan konsep desain. ada prosesnya dibutuhkan partisipasi
masyarakat sebagai narasumber dalam memberikan in*ormasi dan pembenaran terhadap keadaan permukiman dan rumah adat di Sabu.
Analisis Fasilitas Pusat Informasi adat dan Budaa usat 3n*ormasi adat dan budaya merupakan bangunan yang mem*asilitasi kegiatan khas dan memiliki nilai lokalitas yang tinggi. 1riteria kebudayaan yang perlu di*asilitasi dalam Bangunan usat 3n*ormasi 4dat dan Budaya7 erupakan kebudayaan yang khas didaerah tersebut, memiliki nilai lokalitas yang tinggi, memiliki nilai ekonomi, masih dilakukan hingga sekarang dan dapat di*asilitasi dalam bentuk ruang "abel 8. 4nalisis 9asilitas usat 3n*ormasi 4dat dan Budaya
1egiatan menenun merupakan kegiatan khas yang dilakukan khusus para wanita dan kegiatan yang berkaitan dengan nira atau lontar dalam hal ini menyadap dan menganyam biasa dilakukan kamu pria. Sedangkan sabung ayam merupakan adat istiadat setempat yang dilakukan secara bersama-sama baik oleh kaum pria dan wanita.
Ti!ologi Permukiman Adat Sabu 4nalisis "ipologi permukiman adat Sabu dibagi menjadi dua bagian yang pertama mengenai +isual bentuk yang mencakup bentuk pola permukiman, bentuk peman*aatan ruang terbuka, aksesbilitas, kosmologis dan orientasi rumah dalam kampung. Sedangkan bagian kedua merupakan prinsip desain yang mencakup keseimbangan penataan dalam kampung dan unity massa dalam kampung.
Tabel ". #asil Analisis Ti!ologi Permukiman Adat Sabu $o #
k u t n e b
/
As!ek Analisis
#asil Analisis
ola ermukiman
Linier
eman*aat 2uang "erbuka
#. 2uang terbuka Dalam 1ampung /. 2uag terbuka Luar 1ampung
8
l a u s i :
4ksesibilitas
emanjang "imur &barat berupa gerbang
6
1osmologis
;
Orientasi 2umah
Orientasi rumah berhadap hadapan menghadap utara -selatan Bentu perkampungan simetris
<
rinsip
1eseimbangan
=
Desain
>nity
Analisisis Ti!ologi Rumah Sabu ada analisis tipologi rumah adata terdapat dua hal yang akan dikaji yang pertama mengenai spasial dan yang kedua adalah mengenai 'isik dan stilistik. ada analisis spasial meneitik beratkan pada kajian tentang orientasi rumah. Orientasi 2umah Sabu adalah memanjang timur ke barat dan menghadap utara atau selatan.
ambar #. etode Desain %Sumber7 1ini , /0#/$
Sedangkan pada analisis spasial kedua mengenai pola ruang dalam rumah Sabu sendiri. asyarakat sabu membagi ruang dalam rumah mereka menjadi 8 pembagian ruang.
ambar /. etode Desain %Sumber7 1ini , /0#/$
ada analisis mengenai 9isik dan Stilistik terdapat dua aspek yang dikajian antara lain aspek :isual bentuk mencakup bentuk bangunan, warna, tekstur, bukaan dan ornamen. 4spek kajian kedua adalah mengenai prinsip desain yaitu tentang keseimbangan bentuk, irama, skala dan proporsi. 2umah 4dat Sabu memiliki kesimbangan bentuk bangunan yang simetri.
ambar 8. 1eseimbangan Bangunan Simetri %Sumber7 1ini , /0#/$
ambar 6. "ampak 1awasan usat 3n*ormasi 4dat dan Budaya %Sumber7 1ini ,/0#/$
Desain
"ata massa bangunan usat 3n*ormasi 4dat dan Budaya Sabu ini menggunakan tata massa perkampungan adat dengan trans*ormasinya. ada 1ampung adat Sabu terdapat beberapa prinsip yang selalu ada antara lain terdapat ruang bersama yang dikelilingi oleh rumahrumah tinggal, letak ruang bersama selalu dibagian tengah, terdapat dua pintu masuk yang terdapat di bagian barat dan timur disebut "oka ?a dan "ola Dimu, sirkulasi memutar dan semua rumah selalu berpasang-pasangan .
Ruang Bersama
3mplementasi penggunaan ruang bersana pada usat in*ormasi adat dan budaya sesuai mengambil posisi ditengah kampung. 2uang bersama ini biasa digunakan untuk mengadakan penampilan penari pedo@a yang dilakukan setiap bulan purnama dan beberapa tarian adat lainnya.
ambar ;. 3mplementasi 2uang Bersama %Sumber7 1ini, /0#/$
%rientasi &a'asan dan Sirkulasi
4rah orientasi tata massa didesain sesuai dengan kosmologis budaya yaitu gerbang masuk berada dibagian timur dan barat. Orientasi Bangunan- bangunan dengan *ungsi utama juga berorientasi timur dan barat.
ambar <. 3mplementasi 2uang Bersama %Sumber7 1ini, /0#/$
(onasi Massa ada kawasan pusat in*ormasi adat dan budaya dibagi menjadi tiga bagian yaitu area publik, area semi publik, dan area pri+at.
ambar =. Aonasi %Sumber7 1ini, /0#/$
Massa Rumah Tenun dan Rumah $ira assa rumah tenun ini menggunkan konsep penggunaan ruang secara +ertical yaitu semakin ke atas si*at ruangnya semakin pri+at.
ambar . Bagian &bagian assa 2umah "enun dan rumah Nira %Sumber7 1ini, /0#/$
Kes!mpu"an
Arsitektur tradisional rumah adat Sabu beraneka ragam dan indah yang menun!ukan bagaimana desain dan tipologi disesuaikan dengan alam dan kebutuhan masyarakat. Secara arstitektur,pola bangunan yang ditetapkan yakni pola clutcer;pola mengelompok,dimana masa bangunan yang ada tetap berpusat pada satu titik yang berada pada ruang terbuka dimana pertun!ukan seni dan tradisi adat dilakukan. Pada daerah perbukitan,masyarakat setempat !ustru meman8aatkan kemiringan tanah perbukitan untuk mengintai musuh dan menghindar dari bahaya lainya yang mengancam. entuk rumah adat !uga mengambil konsep dasar dari bentuk perahu,bahkan sebagian besar konstruksi mengambil nama dari elemen konstruksi perahu.Masyarakat sabu !uga cukup tegas dalam men*oning ruangan dimana ada pembagian ruangan perempuan dan laki-laki.
Tar!an Tar!an Ledo Merupakan sebuah tarian tradisional yang sakral bagi masyarakat adat Sabu
arian ini !uga ditarikan berpasang-pasangan secara berurutan, inilah momen dimana bisa memamerkan pusaka seperti rantai emas, anting dan sabuk, gelang gading dan kain ikat terbaik. Para lelaki dengan pedangnya +hemala memamerkan keahlian berpedang dan mencoba memberi kesan mendalam kepada kaum (anita yang bergerak secara amat perlahan dengan gerakan tangan mereka yang gemulai. Para (anita diperbolehkan berhenti menari kapanpun mereka mau. Selama masih ada (anita yang menari, para lelaki harus selalu menari dan ini dapat berlangsung sampai '$ menit hingga lebih.
Tar!an Ledo
arian Ledo terdiri dari beberapa gerakan, dimulai dari gerakan yang lambat untuk memagari arena dari roh = roh !ahat +Lau Nada, kemudian dilan!utkan dengan gerakan yang cepat dan tangkas +>igi, lalu disusul dengan suatu gerakan perang antara dua anggota penari laki = laki +Pe!?uru dan penutup adalah gerakan Lau Nada kembali. Pada saat sekarang ini tarian Ledo 4a(u !uga
ditampilkan bila ada tamu kehormatan yang datang berkun!ung ke Sabu. arian ini dilaksanakan beralaskan tikar. Artinya bukan langsung pada tanah +kaki tidak menyentuh tanah. Pakaian dan atribut yang digunakan oleh penari laki = laki berupa kain tenun ber(arna putih atau moti8 Sabu di bagian ba(ah bagi laki-laki, giring = giring di kaki, pedang terhunus di tangan kanan, destar di kepala, aneka pernak = pernik kain (arna = (arni. Sedangkan pakaian dan atribut yang digunakan (anita yakni sarung moti8 adat Sabu, gelang gading ga!ah.
Saat ini tarian Ledo bukan hanya dilaksanakan pada saat hari kematian
sa!a,
tarian
ini
!uga
dilaksanakan
pada
saat
memperingati hari ulang tahun dan bahkan sudah mulai diperlombakan untuk terus selalu melestarikan tarian tradisional kepada keturunan-keturunan berikutnya.
Tar!an Pedo*a
erbeda dengan tarian Pedo?a, dimana merupakan tarian melingkar yang !uga ditampilkan pada malam hari di setiap penghu!ung musim hu!an dan !uga setiap malam bulan muda di bulan ungali(u. arian ini digunakan untuk memanggil para leluhur melalui doa dan mengingatkan kita untuk selalu berdoa kepada tuhan. Setiap orang dipersilahkan untuk dapat mengikuti atau berpartisipasi tarian ini. arian ini dipimpin oleh seorang pemimpin tari yang berada di tengah lingkaran dan akan memberikan ritme selagi menyanyikan lagu-lagu ritual dan tradisional yang berkaitan dengan leluhur dan ke!adian lampau, sedangkan penari yang melingkar menyambut lagu dan ritme tersebut dalam satu paduan suara. arian ini dapat berlangsung selama '$ menit bahkan lebih. Setiap penari memiliki (adah anyaman dikakinya yang diisi dengan kacang i!on;hasil panen lainnya. Sesuai dengan tradisi, apabila bi!i-bi!ian tersebut masih utuh setelah tarian selesai, maka bi!i-bi!ian tersebut memiliki kualitas yang bagus dan akan terus ditanam.
Pa%a!an Ada& Busana "a%!+"a%! ,a-u
Gbr. 1. Dewan Rue dari Mesara ea!ai se"iut #i$i wo#%&i, #ubi i!i usana laki-laki Sabu adalah +atau pernah berupa kain persegi pan!ang dan berumbai yang dipakai mengelilingi pinggul disebut #i'i +atau #ig'i, #ij'i dalam bahasa Sabu, atau @selimut? dalam bahasa /ndonesia. :e(asa ini hanya para pengikut kepercayaan kuno Jingi tiu yang memakai #i'i buatan lokal pada (aktu upacara-upacara ritual +>br. 5 dan kadang-kadang dalam kehidupan sehari-hari. :e(asa ini mayoritas laki-laki Sabu lebih suka memakai sarung 3a(a dari bahan katun yang dingin, sarung ugis, atau celana pan!ang. /dentitas etnis satu-satunya adalah sehelai tenunan yang mengelilingi leher pria Sabu. :alam hal berbusana para perempuan Sabu !auh lebih konser2ati8 dari kaum pria, karena banyak perempuan dalam kehidupan seharihari di desa-desa masih mengenakan sarung buatan sendiri. usana tradisional laki-laki yang dipakai pada (aktu upacara terdiri dari sepasang kain tenun ikat. enun pertama dipakai di pinggul, tenunan kedua dipakai sebagai selendang di leher yang
!uga menutupi bahu +>br. 5. :i masa yang lalu kedua kain tenun memiliki ukuran dan nama yang serupa. 3uga polanya sama karena benang yang dipergunakan untuk membuat sepasang kain diikat dan dicelup pada (aktu yang sama. :e(asa ini sudah tidak demikian halnya, busana tradisional bisa memakai pola dan ukuran kain yang berbeda. !r!+/!r! se0e"a! hi’i
:i pulau-pulau lain di Nusa enggara imur, moti8 pada kain ikat laki-laki menghubungkan si pemakai dengan suku tertentu, seperti halnya di pulau Sumba. :i pulau Sabu, komposisi dan pola tenunan mengidenti8ikasikan si pemakai dengan kelompok unga Palem esar atau dengan kelompok unga Palem Kecil +#ubi ae dan #ubi i!i. /denti8ikasi sosial mengikuti garis ibu ini sudah sangat kuno dan sudah ada sebelum kedatangan orang Portugis +abad ke 5# dan dikenal !auh sebelum suku +clan laki-laki + udu terbentuk. Secara tradisi, perempuan hanya menenun pola kelompok ibunya sendiri. Seorang isteri hanya menenun selimut bagi suaminya, kalau suaminya keturunan nenek moyang yang sama +yaitu berasal dari #ubi atau wini yang sama.
ila garis
keturunan
mereka
berbeda, maka selimut laki-laki harus ditenun oleh ibunya, kakak perempuannya atau anak dari kakak perempuan. Po"a u&ama wohèpi dan %ompos!s! dasar dar! se0e"a! hi’i
Gbr. (. Po"a utaa wo#%&i untu! se"iut !e"o&o! "a!i)"a!i dari #ubi i!i Komposisi maupun pola sehelai sarung perempuan + %i*terikat oleh peraturan ketat, dan setiap #ubi memiliki polanya masing-masing. :emikian halnya dengan selimut laki-laki1 setiap #ubi masingmasing memiliki moti8 dasar. Sebenarnya kedua moti8 dilandaskan pada sebuah pola belah ketupat yang dinamakan wo#%&i yang mengingatkan kita
pada
moti8
(a!ik
pada
sarung
perempuan
yang
dinamakan wo!e"a!u. agi anggota kelompok unga Palem Kecil + #ubi i!i*, moti8 belah ketupat bagian sampingnya tertutup, dan moti8 dinyatakan berbentuk @bulat? +>br. 6. agi anggota kelompok unga Palem esar +#ubi ae*, moti8 belah ketupat bentuknya lebih lon!ong, dan cabang-cabangnya yang keluar terbelah oleh sebuah garis tenun sederhana +>br.'. Mengikuti dasar wo#%&i dikreasikan
sebuah
*amannya, moti8
baru
dari untuk
moti8 laki-laki
kelompok #ubi ae yang dinamakan boda, (alaupun di (ilayah Liae
dan :imu, moti8 wo#%&i masih sering terlihat dipakai oleh laki-laki kelompok #ubi ae. :i pulau Sabu barat, di (ilayah Seba dan terutama di daerah Mesara, laki-laki kelompok #ubi ae memakai moti8 baru boda yang sering dikombinasikan dengan pola-pola dekorati8 lainnya.
Gbr. +. Hi'i wo#%&i, #uri #enguru &idu #ubi ae 1- baris beroti*, !e"o&o! #ubi ae. Hi$i #e!ene/ sabungan sibo"is era#. :i pulau Sabu imur, sehelai #i'i dengan moti8 wo#%&i dikombinasikan dengan sekumpulan moti8
segitiga putih
+wo&udi* merupakan kain ka8an (a!ib kaum pria, sedangkan di pulau Sabu arat, kain ka8an wo#%&i hanya diperuntukkan anggota kelompok #ubi i!i. Moti8 wo#%&i #egai berasal dari pola yang sama yang u!ung-u!ungnya membentuk sebuah kait +#egai*, dan hanya boleh dipakai oleh anggota keluarga ningrat a(ah. Pola-pola baru diciptakan untuk para penguasa, untuk membedakan diri dengan orang biasa. 4al yang sama telah disebutkan di atas mengenai sarung perempuan bangsa(an + %i
raja*. Sabuk seorang laki-laki bangsa(an yang disebut wai wa!e seringkali !uga menun!ukkan garis-garis ra!a. Sebuah #i'i tradisional terdiri dari dua lembar tenunan +d'ue !ene* yang tidak sama dan memperlihatkan baris-baris bermoti8 ikat yang ber!umlah gan!il atau disebut !uga #uri. :alam sistem penalaran orang Sabu, !umlah yang gan!il merupakan ciri khas bagi seorang laki-laki. Sehelai selimut dapat memiliki 7 hingga 5 atau bahkan 65 baris dengan moti8 utama, tergantung dari ukuran moti8 yang ditenun. Lebih banyak !umlah #uri, lebih tinggi nilai selimut tersebut. 4al ini menun!uk pada kekayaan atau status sosial si pemakai. Sehelai selimut besar yang bila dipakai mele(ati lutut merupakan hak istime(a tambahan bagi seorang bangsa(an. :e(asa ini #i'i ditenun sebagai satu helai, hasil proses tenun tunggal, !adi terdiri dari satu !enesa!a +#e!ene. Hi'i ukuran ini seringkali ditenun dengan sebuah sambungan simbolis ber(arna putih atau merah +>br. ', sehingga masih tetap bisa dipakai untuk upacara penguburan, dan pada umumnya berukuran lebih kecil dari selimut dua lembar +d'ue !ene*. Hi'i d'ue !ene memperlihatkan keterampilan si penenun, karena kedua helai itu ditenun secara terpisah, tetapi harus berukuran tepat bila disambung setelah selesai.
Hi’i womèdi 20!&am*# Hi'i yang paling tradisional dengan moti8 wo#%&i hanya memakai dua (arna dalam baris-barisnya yang bermoti8 ikat, yaitu (arna indigo-biru dan +atau putih, sehingga !uga
disebut #i'i wo%di atau selimut @hitam? +>br. 6 B '. 9arna indigo ber2ariasi dari biru muda hingga biru tua atau hampir hitam, tergantung dari daerah asal si penenun. Seorang penenun dapat menyatakan daerah asal sehelai kain dari !enis (arna indigo-biru yang tampak. Moti8-moti8 diperoleh melalui proses ikat tunggal. Pada setiap sisi kain terdapat dua kelompok titiktitik kecil ber(arna hitam dan putih yang dinamakan !e"utu %di dikombinasikan dengan garis-garis tenunan sederhana membentuk sebuah dini, sedangkan dua dini yang membatasi sebuah
baris
yang
terdiri
dari
membentuk wuruada atau
sebuah
@mata
moti8
halus?
utama kain
tersebut. Dini memiliki dua (arna1 indigo-biru dan putih atau merah dengan indigo-biru. Selimut dari daerah Seba, biasanya memiliki tiga atau enam baris !e"utu. Mesara memiliki empat atau delapan baris, dan dari Liae dan :imu memiliki lima, enam atau
bahkan
tu!uh
baris !e"utu. an
hitam
sepan!ang wuruada disebut %di ae yang lebih besar dari roa di Seba,
Liae
dan
:imu,
tetapi
ukurannya
hampir
sama
dengan %di ae pada selimut di Mesara. Melalui detil-detil ini dapat diketahui daerah asal sehelai #i'i. Ada se!umlah #i'i yang mengkombinasikan (arna merah, putih dan indigo pada dini, dan !uga dapat memiliki garis-garis merah di moti8 utama. 9alaupun demikian,
selimut
!enis
ini
termasuk
!enis #i'i
wo
%di !uga , karena baris-baris moti8 yang diikat hanya ber(arna indigo-biru dan putih.
Hi’i dengan mo&!) u&ama da"am &!ga 3arna
Gbr. 0. Hi'i wora&i, oti !e!aa #ab$a dan boda, Mesara Pengembangan teknik ikat selan!utya memungkinkan penggunaan tiga (arna dalam satu baris ikat, menciptakan #i'i adati dari !enis wora&i +>br.5,
"
B7
yang
mengingatkan
kita
pada
sarung wora&i perempuan +%i wora&i, yang menggunakan teknik yang
sama
untuk
memperoleh
tiga
(arna. Dini dan #i'i
wora&i ber(arna cerah, terdiri dari garis tipis ber(arna merah, biru muda
dan
kuning. Hi'i yang
dibuat
untuk
para
bangsa(an
memperlihatkan dini yang @lengkap? yang terdiri dari enam atau tu!uh (arna.
Gbr.. Moti boda untu! #i'i wora&i, Mesara :e(asa ini, yang sering dipakai adalah benang komersial yang sudah dicelup (arna terlebih dahulu, sedangkan dahulu penenun menggunakan bahan pe(arna alami1 kuning diperoleh dari kunyit, hi!au dari daun pohon pinang + Are2a 2ate2#u dan pohon dadap, biru muda dari dedaunan nila +indigo, dan kedua nuansa merah dari akar pohon mengkudu. :i daerah Mesara +Sabu Mehara dua sub-kelompok atau wini dari kelompok unga Palem Kecil + #ubi i!i memiliki moti8 melengkung yang khas yang selalu menghias #i'i wora&i mereka. Cntuk para wini Putenga, moti8 ini dinamakan #uri !ejanga atau moti8 bercabang
keluar.
agi wini 3a(u
moti8
melengkung
ini
dinamakan !eware Hawu, atau @lengkung Sabu?. Moti8 !ewaru Hawu merupakan sumber dari moti8 modern !%tu &edi yang tidak dihubungkan dengan kelompok spesi8ik manapun +>br. #.
TRAD4, 4U5 H4DUNG 5A,6ARAKAT PULAU ,ABU Henge*do# Masyarakat pulau sabu memiliki suatu tradisi unik sekaligus sedikit kurang la*im bagi beberapa orang dan akan terlihat aneh !ika dinilai oleh orang dari luar Pro2insi N atau dari budaya suku lain.
Karena pada umumnya orang Nusa enggara imur kurang lebih sudah mengetahui makna dari cium hidung ini. /ni bisa dilihat dari !umlah penduduk yang sekitar '$.$$$ !i(a dengan si8at mobilitas tinggi, sehingga banyak orang sabu yang menyebar ke seluruh pulau di N untuk mencari peker!aan dan ada pula yang menetap disana. Seperti yang pernah ter!adi di N ketika bapak Presiden 3oko(i berkun!ung ke Kupang dan di sambut dengan pemberian salam selamat datang oleh seorang ibu dengan cara cium hidung, dan saat itu !uga terlihat sekali bah(a presiden 3oko(i sangat kaget dengan tingkah sang ibu dikarenakan Presiden 3oko(i belum mengetahui mengenai tradisi cium sabu tersebut. Akan tetapi sebaliknya bila tradisi cium hidung ini tidak dilaksanakan maka banyak pihak yang akan tersinggung, terutama keluarga dan kerabat dekat.
radisi cium sabu atau tradisi berciuman dengan saling menyentuhkan hidung ini adalah sebagai ungkapan rasa rindu, sayang, persaudaraan, empati dan !uga pemberian maa8 yang tulus kepada orang yang dianggap berhak mendapatkan itu. Dium hidung atau dalam bahasa Sabunya disebut Henge'do, bisa anda temukan pada saat - saat tertentu
seperti pada saat adanya ritual = ritual seperti kematian, pernikahan dan dalam ibadah = ibadah maupun pertemuan-pertemuan di dalam lingkup >ere!a
dimana
sang
pemberi
dan
penerima
ciuman
berusaha
mengktualisasikan ekspresi dari hatinya. Misalnya karena perasaan rindu sebab sudah lama tidak bertemu, pada saat merayakan hari = hari raya keagamaan,
pada saat menyampaikan ungkapan turut
bersedih ;
belasungka(a pada saat keluarga atau kerabat mengalami kedukaan atau kematian, atau memberikan ucapan selamat karena suatu ke!adian yang mendatangkan kebahagiaan dan suka cita seperti di dalam acara pernikahan, pembaptisan, dan acara ucapan syukur lainnya, serta pada saat mengakhiri pertentangan ; perselisihan yang entah itu di dalam suatu pertemuan adat biasanya apabila menghadapi kesalah pahaman dalam menentukan !umlah belis untuk !enoto +masuk minta calon pengantin perempuan yang akan di ba(a oleh sang calon pengantin pria, serta penentuan hari pernikahan. ataupun menentukan hak atas tubuh seseorang yang sudah meninggal akan di taruh di rumah siapa serta tempat dan hari penguburan !ena*ah dari keluarga yang meninggal, dan lain sebagainya. Sedangkan menurut apak < +Pendeta >M/, dari Loboae, desa Ledeana, Sabu arat, Henge'do dilakukan di dalam kalangan masyarakat orang sabu dengan tidak mengenal umur, gender, pro8esi bahkan status sosial.
Diuman
antar
hidung
ini
dilakukan
dengan
cara
saling
menyenggolkan hidung satu sama lain, baik itu antara sesama perempuan, atau pun laki-laki yang sudah dianggap kerabat dan saudara dekat maupun saudara, bahkan antara perempuan dan laki-laki. Henge'do dalam suku sabu ini mengandung makna sebagai penghormatan bagi orang yang di EsalamiE.
:engan cium hidung mereka mau menyatakan bah(a mereka menerima seseorang dengan hati terbuka. :alam keseharian masyarakat Sabu, cium menciuman hidung men!adi tanda perdamaian. Kon8lik yang sehebat apa pun akan berakhir dengan sendirinya setelah berciuman hidung. Sungguh besar dan dalam makna cium hidung ini bagi masyarakat di Pulau Sabu. Henge'd#o adalah nilai luhur yang di(ariskan oleh nenek moyang )rang Sabu yang mengandung makna yaitu betapa kita sebagai sesama manusia harus bisa saling memberi dan menerima tanpa rasa pamrih dan !uga bisa mengaktualisasikan sayang
terhadap
sesama
tanpa
pandang
bulu.
3iu
kasih Hidung
dilakukan sebagai salah satu bentuk salam perkenalan, persahabatan, maupun sebagai ungkapan kasih dalam sebuah ikatan kekeluargaan dan kekerabatan di dalam kehidupan sosial dan budaya kemasyarakatan. Secara tidak langsung ini menun!ukan penghargaan terhadap nilai-nilai sosial budaya masyarakat setempat, dan kita pun secara resmi telah diterima men!adi bagian dari kelompok tertentu. agi masyarakat Sabu yang masih kental dengan budayanya, cium hidung ini memiliki peran yang penting dalam penyelesaian berbagai masalah, entah itu perselisihan dalam hal perebutan tanah ataupun pertengkaran dalam pernikahan. ahkan didalam acara pernikahan yang masih ketat dengan be"is +mahar yang besar dan berbagai
tuntutan
pada
keluarga
pria,
bisa
diselesaikan
dengan
memberikanG hidung kepada keluarga (anita yang hadir di acara tersebut sebagai tanda permintaan maa8 atas ketidakmampuannya untuk memenuhi permintaan belis dari keluarga (anita dan setelah itu tidak ada lagi yang boleh
mengungkit-ungkit
belis
dan
lainnya
dalam
acara
!enoto
+peminangan tersebut. Dontoh lain !uga bisa kita lihat pada saat pemberkatan nikah di mana setelah pasangan pengantin di berkati oleh Pendeta, pengantin pria akan membuka cadar pengantin (anita dan mereka akan saling memberi hidung untuk dicium sebagai tanda bah(a mereka telah resmi men!adi satu dalam kasih Kristus, karena dipercayai bah(a cium hidung lambang kasih sayang dari suku sabu dan Kristus sebagai kepala keluarga yang menga!arkan kasih. Dara mencium dalam budaya Sabu ada pesyaratannya,,,, Seperti +5 harus tutup mulut, +6 hanya di hidung sa!a, bukan di bagian lain dari (a!ah, +' harus tahan na8as. Seperti yang dikatakan sebelumnya bah(a Henge'd#o adalah nilai luhur yang di(ariskan oleh nenek moyang orang sabu
,!s&em %eper/ayaan PCLAC Sabu di Nusa enggara imur, hingga saat ini masih menyimpan
sebuah
3/N>//C,
demikian
misteri,tentang masyarakat
kepercayaan setempat
tradisional. menyebutnya.,
Kepercayaan tersebut, erat kaitannya dengan Penguasa Alam Semesta. Menurut kepercayaan 3ingitiu, kekuasaan ter(u!ud dalam hierarki yang !elas, mulai dari uhan hingga pemimpin adat.
Statistik Agama dan Kepercayaan di Kabupaten Sabu Raijua 2010 AGAMA & KEPERCAAA!
KA"*(K
PERSE!"ASE PE!#$#$K PE!GA!$" AGAMA
%$MA' R$MA' %$MA' ()A#A' R*'A!(+A!
7,06
8
1
80,76
116
37
0,79
1
10
0,02
0
0
A(!!A
11,37
0
0
%$MA'
100
12,
-.
PR*"ES"A! (SAM '(!#$
3e!ak dari kepercayaan ini adalah banyaknya kuburan batu, gua pemu!aan, dan hukum adat serta kekuasaan di masyarakat atau di desa-desa adat. Hksistensi kepercayaan 3ingitiu men!adi penanda bah(a agama modern belum menyentuh sisi terdalam kebudayaan orang Sabu. Ama Lay Lado, salah seorang tokoh masyarakat Sabu, yang di temui di Menia, ibu kota Kabupaten Sabu
Lay Lado mengisahkan, konon, mereka tinggal di Pulau Sabu, tepatnya di >ua Merabu. Kekuasaan dalam kepercayaan orang Sabu tertata secara hierarkis mulai dari uhan hingga pemimpin adat. Konsep kekuasaan ini masih di!alankan meskipun mayoritas penduduk Sabu saat ini beragama Kristen.
Konsep kekuasaan ini diperoleh Kikaga atas petun!uk Lirubala +uhan langit di atas sebuah batu merah +9adumea. 4ingga kini, gua Merabu dan 9adumea dikeramatkan oleh orang Sabu. Selain tidak boleh sembarangan orang men!amahnya, di kedua tempat ini !uga sering digelar upacara adat,G !elasnya. Kepercayaan ini, bermula dari cerita rakyat Sabu. A(alnya Kikaga adalah seorang pencari ikan. Suatu ketika, datanglah sosok dari langit bernama Lud!i Liru yang menanyakan dari mana asal Kikaga apa yang dicari. Kikaga men!a(ab, ia berasal dari seberang dan sedang mencari ikan. Kikaga lalu dia!ak Lud!i Liru ke khayangan menghadap Lirubala. Selama di khayangan, Kikaga terus menangis. Karena itu, ia dikembalikan ke bumi dan diminta untuk tidur di atas batu merah +9adumea untuk menantikan sesuatu yang akan diturunkan dari langit. 4ingga sekarang, penganut 3ingitiu men!aga 9adumea yang dianggap sebagai tempat Kikaga mendapat petun!uk dari uhan langit atau Lirubala. Keesokan harinya, Kikaga mendapatkan dua hal dari langit. Pertama, kepandaian dan keterampilan untuk menga!arkan budi luhur tentang uhan, kemanusiaan, dan lingkungan. Kedua, Kikaga mendapatkan Liura +puteri matahari sebagai isterinya. Selan!utnya, keduanya tinggal di dalam >ua Merabu dan beranak-pinak menurunkan orang Sabu sekarang ini. :alam per!alanan suci menga!arkan budi luhur, Kikaga mengendarai kerbau. )leh karena itu, hingga sekarang kerbau men!adi binatang yang dikeramatkan oleh orang Sabu.
Menurutnya, penganut a!aran 3ingitiu percaya bah(a keturunan Kikaga dan Liura mulai berkembang dari kampung yang bernama eri(u
Se!ak dahulu, lan!utnya, di (ilayah ini sudah terbagi dalam % bagian yang dipimpin oleh % pe!abat, yaitu :eo
Rue bertugas melaksanakan upacara penyucian. Artinya
salah. 5angu
Uda bertugas
mengurus
tanah
(arga, Pu"odo
Mu#u adalah panglima perang yang bertugas men!aga keamanan (ilayah. Mau 6ia bertugas melaksanakan pengadilan dan menyelesaikan sengketa atau kon8lik di antara (arga atau dengan (arga kampung lain. 5awa Iri bertugas men!aga, memelihara, dan memba(a alat-alat upacara. :alam pelaksanaan upacara adat, !elasnya, ketu!uh pe!abat di atas memiliki
anggota-anggota
yang
terdiri
dari1 6iru
4i#u +penolak
perang, 4ado Aga +pen!aga kedamaian, 4ado 4ade +pen!aga keindahan
dan
kelestarian
alam, Hawa
Ranga +pengatur
musim,
dan Pu!e
Dudu+penenang gelombang laut. Struktur paling ba(ah disebut Do Gau atau rakyat. :o >au bertugas mengikuti upacara dan melaksanakan an!uran serta petun!uk. Pengetahuan Suku Sabu tentang kekuasaan hingga sekarang masih diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, meskipun mayoritas penduduk sudah memeluk agama Kristen. 3umlah pengikut 3ingitiu, diperkirakan masih ada sekitar 5$ I dari !umlah penduduk Kabupaten Sabu
lain.
di8asilitasi oleh pemerintah dan
ahkan,
di tengah
persoalan
elemen
kemiskinan
dan
keterbatasan yang dialami para penganut 3ingitiu berdampak pada lunturnya daya magis dari sebuah ritual. Sebagai misal, tuturnya, !ika setiap ritual harus menggunakan he(an kurban yang besar, tetapi karena masalah kemiskinan maka hanya dilakukan dengan seekora ayam atau sabut kelapa yang dibakar sebagai pengganti he(an kurban, maka daya magisnya akan hilang. Saya akan mengembalikan kepada yang sebenarnya dan mereka akan melakukan ritual adat yang sungguh= sungguh sehingga apapun yang dinginkan dari ritual itu akan ter(u!ud, dan saya akan mem8asilitasinya,G kata :ira ome. /a mengatakan, pemerintah bertindak sebagai penengah dan memberikan ruang yang luas baik kepada agama Kristen Protestan, Katolik, /slam, 4indu dan udha, !uga kepada agama suku
3ingitiu untuk tetap eksis. Akan ada kebi!akan khusus untuk melindungi aliran 3ingitiu agar !angan sampai hilang. Model pemberian ruang oleh pemerintah itu, lan!utnya, ketika anak dari orang yang menganut aliran 3ingitiu lahir dan dipermandikan sesuai a!aran 3ingitiu yang dikenal dengan sebutan hapoG maka anak tersebut punya hak untuk mendapatkan akte kelahiran. idak harus menunggu permandian seperti di agama Kristen, tapi dia punya hak untuk mendapat akte dan berhak untuk mendapatkan pendidikan yang layak Selain itu, tambahnya, orang yang menganut aliran !ingitiu ketika dinikahkan oleh gere!a !angan dipaksa n untuk men!adi Kristen. Meski pasangan 3ingitiu itu menikah sesuai adat dan kepercayaan 3ingitu, kita berikan akte nikah,G katanya. /a mengatakan, langkah itu diambil pemerintah sebagai bentuk keberpihakan untuk melindungi agama suku agar !angan musnah lantaran keinginan agama. 4akekat sesungguhnya bukan persoalan orang men!adi pengikut agama Kristen, /slam dan Katolik dan sebagainya tetapi bagaimana orang bisa men!alankan norma kepercayaan yang tidak bertentang dengan a!aran moral dan kepentingan masyarakat. 4ingga kini, !umlah masyarakat Sabu
dengan nyaman melakukan segala ritual itu agar budaya Sabu !angan sampai hiang. Saya ingin mereka tetap eksis,G katanya. Melestarikan budaya, termasuk memelihara aliran 3ingitiu di Sabu merupakan ciri dari orang bermartabat. Langkah perlindungan yang ditempuh itu bertu!uan memberikan perlindungan dan penghormatan kepada agama suku ini agar tetap ada. Cpaya ini merupakan (u!ud usaha )rang Sabu dalam melestarikan a!aran leluhur.
Penger&!an ,en! Pengertian kata seni kita ambil dari /nggris art, yang berakar pada kata Latin ars, yang berarti1 Jketrampilan yang diperoleh melalui pengalaman, pengamatan atau proses bela!arJ. :ari akar kata ini kemudian berkembang pengertian yang diberikan oleh kamus 9ebster sebagai berikut1
Jpenggunaan ketrampilan dan ima!inasi secara kreati8 dalam menghasilkan benda-benda estetis.J +9ebsterEs Dollegiate :ictionary, 5%', hal.#'. Pengertian lain diambil dari bahasa elanda kunst, yang mempunyai de8inisi sebagai berikut1 Jsuatu kesatuan secara struktural dari elemen-elemen estetis, k(alitas-k(alitas teknis dan ekpresi simbolis, yang mempunyai arti tersendiri dan tidak membutuhkan lagi pengesahan oleh unsur-unsur luar untuk pernyataan dirinyaJ.+9inkler Prins, hal."6%. :e8inisi seni Kamus Cmum ahasa /ndonesia1 Kecakapan membuat +menciptakan sesuatu yang elok-elok atau indah. Sesuatu karya yang dibuat +diciptakan dengan kecakapan yang luar biasa seperti san!ak, lukisan, ukiran-ukiran dsb.
Proses Pen/!p&aan ,en!
Seni itu merupakan suatu !enis kreasi atau penciptaan dan dengan itu ditekankan segi kebaruan dari seni. Seni itu tidak mengulang alam, karena itu Susanne K.Langer menolak teori Aristoteles yang mengatakan bah(a seni merupakan peniruan +mimesis dari alam. Seni sungguhsungguh menghasilkan sesuatu yang lain sama sekali dari realitas alamiah. Karya seni meskipun dalam arti tertentu mempunyai kemiripan dengan alam, namun ia sudah tercabut dari kenyataan alamiah. Pada seni terdapat prinsip kelainan dari alam, yang membuat seni itu sungguhsungguh berdiri sendiri sebagai ciptaan. Prinsip ketercabutan dari kenyataan alamiah men!adi prinsip penciptaan seni. Karena Langer bertolak dari asumsi bah(a karya seni adalah hasil simbolisasi manusia, maka prinsip penciptaan seni mengambil pola dari prinsip simbolisasi atau pembentukan simbol. )rang percaya bah(a intuisi atau inspirasi memegang peranan yang penting di dalam akti2itas mencipta. :ari pengalaman estetik, manusia memperoleh kesan dalam kehidupannya. :an manusia cenderung ingin mengabadikan kesan yang dimilikinya. Kesan-kesan inilah yang kemudian dituangkan dan diabadikan dalam sebuah karya seni.
TE9R4 TENTANG ,EN4 5enje"as%an Budaya Daera0 dengan Teor!
Rea"!sme Rea"!sme di dalam seni rupa berarti usaha menampilkan
sub!ek dalam suatu karya sebagaimana tampil dalam kehidupan sehari-hari tanpa tambahan embel-embel atau interpretasi tertentu. Maknanya bisa pula mengacu kepada usaha dalam seni rupa unruk memperlihatkan kebenaran, bahkan tanpa menyembunyikan hal yang buruk sekalipun. Perupa realis selalu berusaha menampilkan kehidupan sehari-hari dari karakter, suasana, dilema, dan ob!ek, untuk mencapai tu!uan 7erisii"itude +sangat hidup. Perupa realis cenderung mengabaikan drama-drama teatrikal, sub!ek-sub!ek yang tampil dalam ruang yang terlalu luas, dan bentuk-bentuk klasik lainnya yang telah lebih dahulu populer saat itu. :alam pengertian lebih luas, usaha realisme akan selalu ter!adi setiap kali perupa berusaha mengamati dan meniru bentuk-bentuk di alam secara akurat.Sebagai contoh, bentuk rumah adat dan moti8 tenun budaya sabu berupaya meniru perahu, bunga palem,dan bela ketupat. Ke!u!uran dalam menampilkan setiap detail ob!ek terlihat pula
kenyataan bah(a benda itu kita ketahui, atau kita persepsikan atau ada hubungannya dengan pikiran kita. agi kelompok realis, alam itu, dan satu-satunya hal yang dapat kita lakukan adalah1 men!alin hubungan yang baik dengannya. Kelompok realis berusaha untuk melakukan hal ini, bukan untuk mena8sirkannya menurut keinginan atau kepercayaan yang belum dicoba kebenarannya. Seorang realis bangsa /nggris, 3ohn Macmurray mengatakan1 Kita tidak bisa melepaskan diri dari 8akta bah(a terdapat perbedaan antara benda dan ide. agi common sense biasa, ide adalah ide tentang sesuatu benda, suatu 8ikiran dalam akal kita yang menun!uk suatu benda. :alam hal ini benda adalah realitas dan ide adalah Ebagaimana benda itu nampak pada kitaE. )leh karena itu, maka 8ikiran kita harus menyesuaikan diri dengan benda-benda , !ika mau men!adi benar, yakni !ika kita ingin agar ide kita men!adi benar, !ika ide kita cocok dengan bendanya, maka ide itu salah dan tidak ber8aedah. enda tidak menyesuaikan dengan ide kita tentang benda tersebut. Kita harus mengganti ide-ide kita dan terus selalu menggantinya sampai kita mendapatkan ide yang benar. Dara berpikir common sense semacam itu adalah cara yang realis cara tersebut adalah realis karena ia men!adikan EbendaE adalah bukan EideE sebagai ukuran kebenaran, pusat arti.
5!mes!s eori Mimesis berpi!ak pada pemikiran bah(a seni adalah suatu usaha untuk menciptakan tiruan alam. Kata mimesis berasal dari kata 0unani dimana teori ini pertama kali dicetuskan oleh Plato. er!emahan yang tepat dari kata mimesis agak sukar dicari, karena bagi Plato mimesis ini tidak sa!a berlaku untuk seni rupa melainkan !uga berlaku untuk seni musik, drama dan sebagainya.
eori mimesis ini amat penting dalam tin!auan seni karena setelah *aman 0unani konsep ini dihidupkan kembali dalam seni
0ang
dipermasalahkan
di
teori
imitasi
1
Art(ork harus bisa mempersembahkan
tidak
mengimitasi
realita
maupun
alam,
tetapi
merepresentasikan alam atau realita itu. Menurut pandangan ini, mimesis adalah gambaran dari apa yang memungkinkan, !adi hasil karya seni tersebut bisa !uga men!adi tidak realistis.
/ni merupakan salah satu contoh karya dari penerapan teori imitasi. :imana seniman menggambarkan badak secara realis, sesuai dengan kenyataan yang dapat kita indrai. api karya ini pun tidak mendukung
teori
imitasi
sepenuhnya,
karena
teori
imitasi
megharapkan hasil yang serupa dan sama sesuai dengan realita, sedangkan, banyak sekali 8aktor-8aktor yang tidak memungkinkan hal itu ter!adi seperti perbedaan sudut pandang pelukis, latar belakang budaya dan lingkungan tempat ia tinggal, dsb.
4N,TRU5ENTAL eori ini berpi!ak pada pemikiran bah(a seni mempunyai tu!uan tertentu dan bah(a 8ungsi dan akti2itas seni sangat menentukan dalam suatu karya seni. Misalnya 8ungsi-8ungsi edukati8, 8ungsi-8ungsi propaganda, religius dan sebagainya. Dabang lain dari teori ini adalah seni sebagai sarana penyampaian perasaan, emosi dan sebagainya. Seni adalah sarana kita untuk mengadakan kontak dengan pribadi si seniman ataupun bagi seniman untuk berkomunikasi dengan kita.
,!s&em %e%era-a&an dan organ!sas! sos!a" Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur sosial. 5. :or&es mengemukakan bah(a sistem kekerabatan
suatu
masyarakat
dapat
dipergunakan
untuk
menggambarkan struktur sosial dari masyarakat yang bersangkutan. Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki hubungan darah atau hubungan perka(inan. Anggota kekerabatan terdiri atas ayah, ibu, anak, menantu, cucu,
kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek dan seterusnya. :alam ka!ian sosiologi-antropologi, ada beberapa macam kelompok kekerabatan dari yang !umlahnya relati8 kecil hingga besar seperti keluarga ambilineal, klan, 8atri, dan paroh masyarakat. :i masyarakat umum kita !uga mengenal kelompok kekerabatan lain seperti keluarga inti, keluarga luas, keluarga bilateral, dan keluarga unilateral.
Penu&up Kes!mpu"an Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama
oleh sebuah kelompok orang, dan di(ariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. :alam mempertahankan kelangsungan hidup diri dan kelompoknya, manusia mau tidak mau mesti menyesuaikan diri dengan lingkunganya. Akibatnya setiap (ilayah memiliki budaya yang berbeda satu sama lain karena mesti menyesuaikan dengan lingkungan.udaya imur akan berbeda dengan budaya arat. udaya Masyarakat N akan berbeda dengan budaya masyarakat Filnand. Muncul Paham serta eori
Sumber
daya
masing-masing
(ilayah
berbeda-
beda,menuntut penggunaan alat yang berbeda-beda. Masyarakat Sabu dan Sekitarnya berpro8esi sebagai petani,nelayan, pengiris uak, dan
petani garam. Peralatan yang digunakan yakni peralatan yang disesuaikan dengan pro8esinya yakni berupaya alat pancing,pisau,belatih,cangkul. Masyarakat Sabu 3uga memegang keyakinan serta norma-norma yang mengatur perilaku masyarakat agar lebih 4armonis. udaya Masyarakat Sabu yang terkenal yang 4enge?do +Dium 4idung bertemu 4idung adalah tradisi yang masih dipegang masyarakat Sabu sebagai
ungkapan
rindu,saying,empati,men!alin
kasih,membangun
keharmonisan dengan sesame. radisi men!adi tradisi satu-satunya didunia yang tidak dimiliki (ilayah lain
Pakaian adat (ilayah Sabu !uga terkesan terbuka, hanya terdiri dari beberapa helai kain. Pakaian adat disesuaikan dengan iklim ropis (ilayah Sabu. Moti8 pakaian adat daerah melambangkan pemikiran masyarakat, !ati diri masyarakat di(ilayah tersebut. Moti8 yang sering dipakai yakni bunga palem besar dan kecil, moti8 bela ketupat, garis simetris, moti8 perahu.