DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BABI PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG B. RUMUSAN MASALAH C. TUJUAN BAB II : PEMBAHASAN/LANDASAN TEORI A. PENGERTIAN TAKSONOMI B. KEANEKARAGAMA KEANEKARAGAMAN N TUMBUHAN C. SISTEMATIKA TUMBUHAN D. BIOSISTEMATIKA TUMBUHAN E. KLASIFIKASI TUMBUHAN F. TAKSONOMI TUMBUHAN G. HUBUNGAN TAKSONOMI TUMBUHAN DENGAN ILMU LAINYA. BAB III PENUTUP KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA
Page 1 KONSEP DASAR TAKSONOMI TUIMBUHAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan tuntunan dan kuasa-Nya, sehingga kami bisa menyelesaikan tugas Makalah BOTANI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI ini dengan baik. Walaupun makalah ini belum sepenuhnya dapat memenuhi persyaratan yang lebih dan sempurna. Tugas makalah ini disusun dengan maksud untuk menjadikan sebagai bahan tambahan kegiatan belajar. Kami merasa bahwa dengan adanya tugas makalah makala h ini akan memperkaya pengetahuan serta dapat memberi manfaat yang lebih banyak. tugas makalah ini sangat diharapkan sebagai tambahan belajar atau bahan referensi. Akhir kata, semoga tugas makalah ini dapat memberi manfaat dan dapat menambah wawasan atau pola pikir kita semua.
Page 2 KONSEP DASAR TAKSONOMI TUIMBUHAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makhluk hidup yang ada di bumi kita ini banyak sekali jumlahnya dan beraneka ragam pula jenisnya. Hasrat dan keinginan untuk menggolong-golongkan segala sesuatu yang ada di sekitarnya adalah naluri yang dibawa manusia sejak ia dilahirkan dan semenjak semula manusia telah berusaha untuk memahami bahwa beraneka ragam tumbuhan ada di bumi kita. Kesadaran dan usaha itulah yang akhirnya melahirkan salah satu
cabang
ilmu
biologi
yang
disebut
taksonomi
atau
sistematik.
Taksonomi atau sistematik tumbuhan menjadikan tumbuhan sebagai objek studinya baik tumbuhan yang sekarang masih hidup maupun tumbuhan dari masa lampau yang sekarang tinggal ditemukan sisa-sisanya dalam bentuk fosil atau "cap"nya pada batuan. Menghadapi objek yang sedemikian besarjumlah, macam, dan ragamnya, tentulah kita harus berusaha terlebih dahulu menyederhanakan objek studi agar lebih mudah penanganannya. Objek yang besar itu dipilah-pilah, dikelompok-kelompokkan menjadi kelas-kelas atau golongan atau unit-unit tertentu.unit-unit inilah yang sekarang ini kita sebut dengan istilah takson, dan pembentukan takson-takson ini kita sebut klasifikasi . Dari sekian banyak jenis flora maupun fauna yang ada dimuka bumi ini maka semakin beragam pula nama dari tiap jenis jenis tersebut, sehingga untuk mempermudah menggolongkan jenis jenis tersebut maka ada istilah taksonomi dan hal itulah yang akan di bahas di dalam makalah ini.
Page 3 KONSEP DASAR TAKSONOMI TUIMBUHAN
B. Rumusan Masalah
a. Apa Pengertian Taksonomi? b. Apa pengertian dari Keanekaragaman Tumbuhan ? c. Apa pengertian Sistematika Tumbuhan d. Bagaimana Biosistematika tumbuhan? e. Bagaimana klasifikasi tumbuhan? f. Apa tujuan Taksonomi tumbuhan g. Bagaimana hubungan Taksonomi tumbuhan dengan ilmu lainya.
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui pengertian dari Taksonomi b. Untuk mengetahui pengertian dari Keanekaragaman Tumbuhan c. Untuk mengetahui sistematika tumbuhan d. Untuk mengetahui Biosistematika tumbuhan e. Untuk mengetahui klasifikasi tumbuhan f. Untuk mengetahui Taksonomi tumbuhan g. Untuk mengetahui hubungan antara Taksonomi dengan bidang ilmu lainnya
Page 4 KONSEP DASAR TAKSONOMI TUIMBUHAN
BAB II PEMBAHASAN
A.PENGERTIAN TAKSONOMI
1. Definisi Taksonomi Istilah taksonomi diciptakan oleh A.P. de Candolle, seorang ahli tumbuhan bangsa Swiss di herbarium Genewa, yang artinya teori tentang klasifikasi tumbuhan (Rideng, 1989). Secara etimologi taksonomi berasal dari bahasa Yunani: takson artinya unit atau kelompok, dan nomos artinya hukum; jadi hukum atau aturan yang digunakan untuk menempatkan suatu makhluk hidup pada takson tertentu. Unsur utama yang menjadi ruang lingkup Taksonomi Tumbuhan adalah pengenalan (identifikasi), pemberian nama dan penggolongan atau klasifikasi. Taksonomi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari penelusuran, penyimpanan contoh, pemerian, pengenalan (identifikasi), pengelompokan (klasifikasi), dan penamaan tumbuhan. Ilmu ini merupakan cabang dari taksonomi. Taksonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu : Taxis yang artinya susunan (arrangement) dan Nomos artinya aturan (hukum), taksonomi merupakan susunan berdasarkan aturan tertentu. Klasifikasi tumbuhan adalah bagian dari taksonomi. Ilmu taksonomi tumbuhan mengalami banyak perubahan cepat semenjak digunakannya berbagai teknik biologi molekular dalam berbagai kajiannya. Pengelompokan spesies ke dalam berbagai takson sering kali berubah-ubah tergantung dari sistem klasifikasinya. Menurut Lawrence dalam bukunya Taxonomy of Vascular Plants definisi dari taksonomi dengan perumusan yang lebih sederhana, taksonomi adalah ilmu pengetahuan yang mencakup identifikasi, tatanama, dan klasifikasi pada obyek biologi yang bila dibatasi pada tumbuhan saja sering disebut dengan taksonomi tumbuhan.\ Taksonomi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari penelusuran, penyimpanan contoh, pemerian, pengenalan (identifikasi), pengelompokan (klasifikasi), dan penamaan tumbuhan. Ilmu ini merupakan cabang dari taksonomi. Taksonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu : Taxis yang artinya susunan (arrangement) dan Nomos artinya aturan (hukum), taksonomi merupakan susunan berdasarkan aturan tertentu. Klasifikasi tumbuhan adalah bagian dari taksonomi. Ilmu taksonomi tumbuhan mengalami banyak perubahan cepat semenjak digunakannya berbagai teknik biologi molekular dalam berbagai kajiannya. Pengelompokan spesies ke dalam berbagai takson sering kali berubah-ubah tergantung dari sistem klasifikasinya. Menurut Lawrence dalam bukunya Taxonomy of Vascular Plants definisi dari taksonomi dengan perumusan yang lebih sederhana, taksonomi adalah ilmu pengetahuan yang mencakup identifikasi, tatanama, dan klasifikasi pada obyek biologi yang bila dibatasi pada tumbuhan saja sering disebut dengan taksonomi tumbuhan.
Page 5 KONSEP DASAR TAKSONOMI TUIMBUHAN
2. Sejarah taksonomi Dalam garis besarnya, perkembangan sistem klasifikasi dari masa ke masa adalah sebagai berikut: 1.
Per i ode ter tua
Dalam periode ini secara formal belum dikenal adanya system klasifikasi yang diakui (sejak ada kegiatan dalam taksonomi sampai kira-kira abad ke-4 sebelum masehi). Sejak awal kehidupan manusia bergantung pada bahan-bahan yang berasal dari tumbuhan, manusia sejak dahulu telah melakukan kegiatankegiatan yang termasuk dalam lingkup taksonomi, seperti mengenali dan memilah-milah tumbuhan mana yang berguna baginya dan yang mana yang tidak, termasuk pemberian nama, sehingga apa yang ditemukan dapat dikomunikasikan kapada pihak lain. Dalam zaman prasejarah orang telah mengenal tumbuhtumbuhan penghasil bahan pangan yang penting seperti yang kita kenal sampai saat ini. Jenis-jenis tumbuhan ini diperkirakan telah diperkenal sejak 7 sampai 10 ribu tahun yang telah lalu, telah dibudidayakan oleh bangsa Mesir, China, Asiria dan Tigris Di Timur Tengah serta bangsa-bangsa Indian di Amerika Utara dan Selatan, sejak beberapa ribu tahun yang lalu telah dikenal berbagai jenis tumbuhan yang merupakan penghasil bahan pangan, sandang, dan bahan obat yang berarti bahwa sebenarnya merekapun telah menerapkan suatu sistem klasifikasi, dalam hal ini suatu system klasifikasi yang didasarkan atas manfaat tumbuhan, sehingga tidak dapat dianggap sebagai system buatan yang tertua. Jelaslah bahwa sejak berpuluh - puluh abad yang lalu orang telah terjun dalam kegiatan - kegiatan taksonomi tumbuhan, walaupun pengetahuan yang telah mereka kumpulkan belum begitu berarti, juga belum ditata, belum menunjukan hubungan sebab dan akibat, sehingga belum dapat disebut s ebagai “ilmu pangetahuan”(science) menurut ukuran sekarang. Sekalipun tidak ada bukti -bukti konkrit yan g berewujud peninggalan-peninggalan yang berupa dokumendokumen atau bentuk karya tulis lainnya, tidak perlu diragukan lagi bahwa sesuai dengan pernyataan Bloembergen-permulaan taksonomi tumbuhan harus digali dari kedalaman sejarah peradaban manusia di bumi ini. 2. Periode System Habitus ( Pada abad ke-4 sebelum masehi sampai abad ke-17). Taksonomi tumbuhan sebagai ilmu pengetahuanh baru di anggap pada abad ke-4 sebelum Masehi oleh orang-orang Yunani yang dipelopori oleh Theophrastes ( 370-285 SM) murid seorang filsuf Yunani bernama Aristoteles. Aristoteles sendiri adalah murid filsuf Yunani yang semashur yaitu plato. Sistem klasifikasi yang diusulkan bangsa Yunani dengan Theophrastes sebagai pelopornya juga diikuti oleh kaum herbalis serta ahli-ahli botani dan nama itu terus dipakai sampai selama lebih 10 abad. Pengklasifikaan tumbuhan terutama didasarkan atas perawakan (habitus) yang golongan-golongan utamanya disebut dengan nama pohon, perdu, semak, tumbuhan memanjat, dan terna. System klasifikasi ini bersifat dominan dari kira-kira abad ke-4 sebelum masehi sampai melewati abad pertengahan, dan selama periode-periode ini ahli-ahli botani, herbalis, dan filsuf telah menciptakan sIstem-sistem klasifikasi yang pada umumnya masih bersifat Page 6 KONSEP DASAR TAKSONOMI TUIMBUHAN
kasar, namun sering dinyatakan telah mencerminkan adanya hubungan kekerabatan antara golongan yang terbentuk. Theophrastes sendiri yang dianggap sebagai bapaknya ilmu tumbuhan, dalam karyanya yang berjudul Historia Plantarum telah memperkenalkandan memberikan deskripsinya untuk sekitar 480 jenis tumbuhan. Dalam karya ini system klasifikasi yang diterapkan oleh Theoprastes telah mencerminkan falsafah guru dan eyang gurunya ( Aristoteles dan Plato), yaitu suatu suatu system klasifikasi tumbuhan berdasarkan bentuk dan tekstur. Selain golongan-golongan pohon, perdu, semak seperti yang disebut di atas, ia juga mengadakan pengelompokan menurut umur dan membedakan tumbuhan berumur pendek (annual), tumbuhan berumur 2 tahun (biennial), serta tumbuhan berumur panjang (perennial). Theophrastes juga telah dapat membedakan bunga majemuk yang berbatas (centrifugal) dan yang tidak berbatas (centripetal), juga telah dapat membedakan bunga dengan daun mahkota yang bebas (polipetal atau dialipetal) dan yang berlekatan (gamopetal atau simpetal) bahkan ia telah dapat mengenali perbedaan letak bakal daun yang tenggelam dan yang menumpang. Adapun yang telah dilakukan oleh theoprastes hasil klasifikasi tumbuhan yang telah diciptakan masih dianggap nyata-nyata merupakan suatu sistem artifisial. Selama periode system habitus yang cukup panjang ini dapat dikemukakan tokoh-tokoh lain yang memainkan peran yang cukup penting dan dianggap telah memberikan saham yang cukup besar dalam perkembangan taksonomi tumbuhan antara lain: 1. Discorides Tokoh ini adalah seorang berkebangsaan Romawi dan hidup dalam zaman pemerintahan Kaisar Nero dalam abad pertama sebelum masehi. Discorides yang rupa-rupanya tidak mengenal karya Theoprastes menyatakan pentingnya pemberian Chandra atau deskripsi orang akan dapat menggambarkan tumbuhan yang dimaksud dan menggunakannya untuk pengenalan tumbuhan. System klasifikasi ini diciptakan Dioscorides didasarkan atas manfaat dan sifat-sifat morfologi tumbuhan. 2. Plinius Hanya menghasilkan karya-karya yang merupakan kompilasi saja dari karya-karya yang telah terbit sebelumnya dan ditambahkan dengan bahan-bahan dari dongeng, takhayul, dan kepercayaan-kepercayaan yang diwariskan dari generasi ke generasi secara lisan ke kalangan rakyat. Ia berpendapat bahwa semua tumbuhan di bumi ini diciptakan tuhan untuk kepentingan manusia. System klasifikasi yang diikuti Plinius adalah sistemnya Dioscorides yang telah membedakan pohon-pohonan, sayuran, tanaman obat-obatan, dan seterusnya. Menjelang abad ke-16, bangkit lagi perhatian terhadap ilmu tumbuhan yang akan membawa perkembangan taksonomi kearah yang lain. Gambar- gambar tumbuhan yang dibuat semakin bermutu, lebih lengkap namun masih bercampur dengan data-data mengenai penggunaannya. Dari sederetan nama-nama tokoh terkemuka dalam bidang taksonomi tumbuhan dari masa itu dapat kita sebut antara lain : 3. O. Brunfels (1464-1534) Page 7 KONSEP DASAR TAKSONOMI TUIMBUHAN
Yang tergolong dalam kaum herbalis, telah menghasilkan karya tentang terna yang dihiasi gambar, yang sebagian besar merupakan bahan-bahan kompilasi dari karya-karya Theoprastes , Dioscorides, dan Plinius. Sayang , buku itu memuat banyak konsep-konsep yang keliru serta kekisruhan akibat dimasukkannya berbagai informasi yang bersumber dari cerita rakyat dan takhayul (Gugon Tuhon). Kaum herbalis terutama dianggap berjasa karena karya-karyanya yang dapat dikualifikasikan sebagai Taksonomi Deskriptif. Dalam golongan mereka ini nama-nama yang patut diketengahkan adalah: 4. J. Bock (1489-1554) (Hieronymus Tragus) Adalah seorang herbalis yang pernah menjadi guru, pendeta dan kemudian dokter yang mempunyai hobi ilmu tumbuhan. Ia masih menggolongkan tumbuhan menjadi terna, semak dan pohon, tetapi ia mengaku telah berupaya untuk menempatkan tumbuhan yang menurut anggotanya sekerabat dalam katagori yang sama. 5. L. Fuchs (1501-1566) Kelahiran Bavaria (Jerman Barat), adalah seorang guru besar dalam ilmu kedokteran di Tubingen Jerman Barat. Dia terkenal dengan karya-karyanya dalam bidang ilmu tumbuhan yang benar pada masaan ya. 6. R. Dodoneus (1516-1518) Seorang dokter kelahiran Mechelen, Belgia. Dia pernah menjelajahi Prancis, Jerman dan Italia serta menjadi dokter di kota kelahirannya. Dia adalah penulis Het Cruyde Boek yang pada masanya sangat mashur. 7. M. De L’obel(1545-1612) Berkebangsaan Inggris dan pernah mengadakan mengadakan perjalanan di Denmark dan Rusia. Dia memiliki sebuah kebun botani di London dan penulis sebuah karya besar tentang ilmu tumbuhan. Dan masih banyak tokoh-tokoh lainnya dengan karya-karyanya yang tidak kalah menariknya tentang Taksonomi Deskriptif. 3. Periode Sistem Numerik Periode ini terjadi pada permulaan abad ke 18, yang ditandai dengan sifat sistem yang murni artifisial, yang sengaja dibuat sebagai sarana pembantu dalam identifikas tumbuhan. Sistem ini tidak menggunakan bentuk dan tekstur tumbuhan sebagai dasar utama pengklasifikasian. Tetapi pengambilan kesimpulan mengenai kekerabatan antara tumbuhan. Dalam periode ini tokoh yang paling menonjol adalah Karl Linne (Carolus Linneaus). Dibawah bimbingan Dr. Rudbeck ia menerbitkan karyanya yang pertama kali mengenai seksualitas tumbuhan. Setelah menjadi dosen ia menerbitkan karyanya yang berjudul Hortus Uplandikus yang memuat nama-nama semua tumbuhan yang terdapat dikebunraya di Upsala, yang susunannya mengikuti sistem de Tournefort. karena jumlah tumbuhan dikebun raya tadi makin besr jumlahnya maka linneaus menerbitkaan Hortus Uplandikus edisi baru yang disusun menurut ciptaannya sendiri yang dikenal sebagai Sistema Sexsuale atau sistem seksual. Doktor Gronovius seorang dokter dan naturalis, begitu oleh Linneaus, dan Lawson menawarkan kepada Linneaus untuk membiayai penerbitan naskahnya yaitu Page 8 KONSEP DASAR TAKSONOMI TUIMBUHAN
Sistema Naturae yang memuat dasar-dasar pengklasifikasian tumbuhan hewan dan mineral. Selama tahun 1737 sewaktu dinegeri Belanda karya Linneaus yang diterbitkan berjudul Genera Plantarum dan Flora Lavonica sambil menunggu pencetakan naskah-naskah itu Linneaus diberi kesempatan oleh Clifford untuk berkunjung ke Inggris, dan sekembalinya dari Inggris selama sembilan bulan ia menyiapkan naskah Hortus Cliffortianus yang berisi jenis-jenis tumbuhan yang dipelihara dalam kebunnya Clifford selama tiga tahun di Belanda dari tahun 1737 sampai 1739 merupakan masa yang paling produktif bagi Linneaus. Kurang lebih ada 14 judul tulisannya terbit waktu itu, yang sebagian besar telah dipersiapkan ketika ia masih di Swedia. Setelah kembali lagi ke Swedia tidak lagi terbit karyanya yang berarti dari linneaus selain spesies plantarum yang terbit 1 mei 1753. Pada tahun 1775 ia mengundurkan diri sebagai guru besar dan tiga tahun kemudian meninggal dunia setelah menderita sakit selama kurang lebih 2 tahun (10 januari 1778). Sistem klasifikasi tumbuhan yang diciptakan oleh Linnaeus masih dikategorikan sebagai sistem artivisial. Nama Sistema Sexsuale untuk sistem yang diciptakan sebenarnya tidak begitu tepat karena pada dasarnya sistem ini tidak ditekankan pada masalah jenis kelamin, tetapi pada kesamaan jumlah alat-alat kelamin seperti jumlah benangsari. Nama-nama golongan tumbuhan yang diciptakan oleh linnaeus seperti monandria (berbenang sari tunggal), diandria (berbenangsari dua), triandria berbenangsari tiga dan seterusnya. Itulah sebabnya sistem klasifikasi tumbuhan ciptaan Linnaeus dikenal pula sebagai sistem numerik. Ciptaan Linnaeus ini meupakan sistem yang dinilai revolusioner untuk masa itu, dan memberikan pengaruh yang lebih besar dari pada sumbangan linnaeus yang lain,dan sistem ini sengaja dirancang sebagai alat bantu dalam mengidentifikasi tumbuhan dan ia juga dianggap sebagai pencipta sistem tatanama ganda yang ia terapkan dalam bukunya Species plantarum yang diterbitkan pada tanggal 1 mei 1753 yang menjadi pangkal tolak berlakunya tatanama tumbuhan yang diakui. Sesungguhnya linnaeus dianggap tidak tepat bila ia sebagai pencipta tatanama ganda. Sebelum linnaeus, sistem tatanama ganda telah dirintis oleh caspar bauhin, yang dalam tahun 1623 dalam bukunya pinax theatri botanici telah menerapkan sistem tatanama ganda pada tumbuhan. Karena besar jasa-jasa yang diberikan oleh linnaeus bagi perkembangan taksonomi umumnya dan taksonomi tumbuha n khususnya bagi dunia ilmu hayat linnaeus mendapatkan gelar sebagai “ bapak taksonomi” baik hewan maupun tumbuhan dan juga mendapat pengakuan dari negara yang diberikan oleh raja swedia yang mengangkat linnaeus ke jenjang bangsawan, sehingga nama karl linne diubah menjadi karl von linne. Linneaus juga berperan penting dalam taksonomi tumbuhan yang membangkitkan minat dan semangat siswa yang kemudian beberapa diantaranya menjadi tokoh seperti gurunya :
Page 9 KONSEP DASAR TAKSONOMI TUIMBUHAN
a. Peter Kalm ( 1716 – 1779) Yaitu salah seorang murid linnaeus yang berkebangsaan swedia yaitu sebagai kolektor dan penjelajah dengan ekspedisinya ke finlandia dan rusia. b. F. Hasselquist ( 1722 – 1752 ) Yaitu salah satu murid favrite linnaeus yang selama tahun mengadakan koleksi di timur tengah. Ia mengkoleksi tumbuhan asli dari Palestina, Arab, Mesir, Suriah dan Smyrna. c. P. Forskal ( 1731 – 1760 ) Yaitu salah satu murid Linnaeus dari Finlandia yang pernah terpaksa berpakaian sebagai petani untuk menghindari penganiayaan orang-orang badui ketika mengadakan ekspedisi dari Denmark, dari koleksi Forskal inilah Linnaeus dapat mengetahui flora Mesir, terutama yag ada disekiatar Kairo. d. C.P. Thunberg ( 1743- 1828) Yaitu murid Linnaeus yang telah menulis dua buku flora dari sejumlah besar karya – karya ilmiah lainnya. Ia pernah mengadakan koleksi didaerah tanjung harapan di Afrika Selatan dan menemukan sekitar 300 jenis tumbuahan yang baru untuk ilmu pengetahuan. e. J.A Murray ( 1740- 1791) Yaitu salah seorang murid Linnaeus yang sangat pandai, yang kemudian menjadi guru besar di Universitas Goningen, Jerman barat, penerbit karya Linnaeus system vegetabilum edisi ke 13,14,dan 15. Ia juga menulis berbagai publikasi dalam bidang tumbuhan. f. J. Roemer ( 1763- 1819) Yairu seorang guru besar di Zurich,Swis, yang bersama schules menerbitkan karya linnaeus systema vegetbilum edisi 16. g. Cl.Wildenow ( 1765- 1812) Adalah guru besar dalam ilmu hayat di Universitas Berlin dan dir ektur kebun raya Berlin, yang bertindak pula sebagai penyunting (editor) species plantarum edisi ke-IV yang ditulis kembali dan diperluas. h. J.Schultes (1773- 1831) Yaitu guru besar di Wina dan di universitas lain, penulis flora austria dan bersama-sama roemer menerbitkan karya Linnaeus systema vegetabilum edisi 16. Setelah meninggalnya linnaeus pada tahun 1783, koleksi tersebut dibeli oleh J.E.Smith (1758-1828) yang akhirnya dijual tiga kali lipat kepada himpunan Linnaeus d London (linnean society of London) yang memiliki seluruh koleksi Linneaus dan menyimpannya hingga sekarang. 4. Periode Sistem Klasifikasi Yang Didasarkan Atas Kesamaan Bentuk Atau Sistem Alam ( Pada Akhir Abad Ke-18 Sampai Pertengahan Abad Ke-19). Menjelang berakhirnya abad ke-18 terjadi perubahan-perubahan yang revolusioner dalam pengklasifikasiaan tumbuhan. Sistem klasifikasi yang baru ini disebut “sistem alam” yaitu golongan yang terbentuk merupakan unit -unit ynag wajar (natural) bila terdiri dari anggota-anggota itu,dan dengan demikian dapat tercermin pengertian manusia mengenai yang disebut yang dikehendaki oleh alam. Secara harfiah istilah “sistem alam” untuk aliran baru dalam klasifikasi ini tidak begitu tepat karena pada hakekatnya semua sistem klasifikasi adalah sistem buatan. Untuk sitem klasifikasi yang digunakan dalam Page 10 KONSEP DASAR TAKSONOMI TUIMBUHAN
periode ini, digunakan nama “sistem alam” (natural system) dengan maksud untuk memenuhi keinginan manusia akan adanya penataan yang tepat yang lebih baik dari sistem-sistem sebelumnya Dalam periode ini tokoh-tokoh yang dikemukakan dalam periode ini adalah: 1. M.Adanson ( 1727- 1806) Yaitu seorang ahli tumbuhan berkebangsaan Perancis dan seorang anggota akademi ilmu pengetahuan di Universitasa Sorbonne,Paris. Yaitu ia menolak semua sistem artifisial, menggantikan dengan sistem alam, ia termasuk orang yang pertamatama mengadakan eksplorasi tumbuhandidaerah tropika yang dalam bukunya families des plantes ia telah membedakan dan mendeskripsi unit – unit pada waktu sekarang setar dengan yang kita kenal sebgai bangsa (ordo) dan suku ( familia). 2. G.C. Oeders (1728- 1791) Seorang ahi tumbuhan berkebangsaan denmark yang antara lain telah menulis flora Sleeswijk Holstein dan Denmark. 3. J.R. de Lamarck (1744-1829) Seorang ahli ilmu hayat berkebangsaan Perancis,yang bagi para ahli taksonomi tumbuhan dikenal sebagai penulis flora francoise yang ditulis berupa kunci untuk pengidentifiasian tumbuh-tumbuhan diperncis, dan Lamarck juga dikenal sebgai penulis fhilosophie zoologique dan echele animale dan dianggap sebagai slaha seorang perintis lahirnya teori evolusi. Teorinya dikenal dengan nama “lamarckisme”, yang menyatakan perubahan lingkungan yang dapat mengubah struktur organisme, menimbulkan yang herediter sering menjadi bahan ejekan dikalangan ahli ilmu hayat. 4. De Jussieu bersaudara Antoine de jussie ( 1686- 1758) Benard de jussie (1699-1776), joseph de jussieu (1704-1779). Tiga saudara de jussie yang merupakan putera-puteri seorang apoteker di Lyon. Perancis. Yang ketigatiganya kemudian menjadi ahli taksonomi tumbuhan yang bernama Antoine dan Benard adalah murid Pierre Magnol (1638-1715) yang menjadi guru besar dan direktur kebun raya di mompellier. Perancis. Benard menyusun kembali klasifikasi menurut sistem ciptaannya sendiri,tetapi banyak kemiripannya dengan sistem li nnaeus yang ditetapkan dalam karyanya yang berjudul fragmenta methodi naturalis dan sistem ray dalam bukunya methodue plantarum benard membagi tumbuhan bangsa dalam tumbuhan biji tunggal dan tumbuhan biji belah, dan diadakan pembagian lebih lanjut mengenai kedudukan bakal buah, ada atau tidaknya mahkota bunga,dan ada tidaknya pelekatan daun-daun mahkota bunga. 5. Joseph (1709-1779) Yang termuda dari ketiga De jussieu bersaudara ini tinggal bertahun-tahun di Amerika Selatan untuk studi dan pembuatan koleksi. 6. All de Jussieu (1748-1836) Telah mempublikasikan karyanya yang pertama yang memuat suatu sistem klasifikasi tumbuhan yang baru. mutakhir dan cukup terperinci tetapi hanya terbatas pada tumbuhan berbiji saja dan dari golongan ini hanya sebagain yaitu angiospermae.
Page 11 KONSEP DASAR TAKSONOMI TUIMBUHAN
5. Beda Taksonomi dengan Sistematik Taksonomi
Fokus Cakupan Kegiatan
.
Sistematik
klasifikasi dan penamaan taksonomi organisme evolusi lebih sempit lebih luas Identifikasi, tata klasifikasi obyek
dan
sistem
nama, Jenis-jenis organisme, keanekaragaman, hubungan kekerabatan, dan filogeni
6. Manfaat Taksonomi a) Pemanfaatan Di Bidang Sandang Sandang merupakan kebutuhan primer yang berarti memakai. Artian memakai yaitu mengenakan helaian benang pintal atau kain yang menutupi tubuh (berpakaian). Sandang meliputi baju, celana, maupun topi. Tidak selamanya bahan baku tersedia sehingga ketergantungan satu jenis bahan baku mendorong manusia untuk mencari jenis yang lain yang memiliki ciri yang hampir sama dan memiliki keunggulan sendiri. Bahan baku dari sandang pun berasal dari alam. Seperti kulit batang yang berguna sebagai pewarna alami kain, kapas yang merupakan bahan baku dari kain, dan lain-lain. Biasanya kita menggunakan getah sebagai zat pewarna alami kain berwarna coklat. Dengan taksonomi tumbuhan, kita bisa menggunakan kulit batang mahoni yang juga memiliki ciri khas menghasilkan warna yang sama. Zat warna alam adalah zat warna yang diperoleh dari alam baik secara langsung maupun tidak langsung. Pewarna alam banyak terkandung pada bagian tumbuh-tumbuhan seperti: daun, batang, kulit batang, buah, bunga, akar dan sebagainya, dengan kadar dan jenis “colourring matter” yang bervariatif. Ekstrak tumbuh-tumbuhan yang mampu memberikan warna pada proses pencelupan secara dingin sudah cukup dianggap punya potensi, sehingga ketahanan warnanya akan diuji. Tanaman Murbei merupakan makanan dari ulat sutera. Ulat sutera akan mengkonsumsinya hingga ia merasa cukup untuk masa tidurnya (kepompong). Kepompong ulat sutera nantinya akan diolah menjadi pintalan hingga terbentuk kain sutera.. Bila pasokan murbei habis, kita bisa mengganti pohon murbei dengan tanaman lain yang semarga.
Page 12 KONSEP DASAR TAKSONOMI TUIMBUHAN
b).Pemanfaatan Di Bidang Pangan Taksonomi tumbuhan juga mempunyai peranan dalam program-progam pembangunan menuju ke swasembada pangan mencakup: Intensifikasi yaitu dengan memberikan saran dalam memilih tumbuhan antar varietas atau antar jenis yang hendak disilangkan untuk memperoleh bibit unggul. Diversifikasi (pembudidayaan berbagai jenis tanaman) yaitu taksonomi tumbuhan dapat membantu memilih jenis-jenis tumbuhan yang cocok untuk tujuan tersebut. Ekstensifikasi (perluasan areal) yaitu taksonomi dapat memilih jenis tumbuhan yang dapat digunakan sebagai indikator tanah. Dari taksonomi, kita bisa mengungkapkan nilai ekonomi tumbuhan. Dibantu dengan ilmu botani ekonomi, kita bisa mengetahui tanaman-tanaman bernilai yang memenuhi kebutuhan manusia.Di sektor pertanian, kita bisa melakukan penyilangan padi yang memiliki karakter kuat terhadap penyakit dengan padi yang memiliki masa panen cepat sehingga diperoleh bibit unggul yang kuat terhadap penyakit dan memiliki masa panen yang cepat. Di sektor kesehatan, biasanya kita mengobati penyakit yang diderita dengan obat x yang sulit diperoleh di sekitar kita, dengan adanya taksonomi kita bisa mengetahui tanaman apa yang mengandung kandungan obat yang sama yang ada di sekitar kita. Taksonomi dapat berperan dalam memilih jenis-jenis lain yang semarga dengan kedelai (bahan baku tempe) yang mempunyai kadar lemak dan protein yang lebih tinggi, sehingga secara teoritis dapat juga dipakai sebagai bahan baku tempe di samping kedelai yang sudah umum dikenal. Misal, kita juga bisa menggunakan kacang-kacangan lain. Taksonomi tumbuhan juga bisa membantu manusia untuk bisa memilih makanan apa saja yang bisa dimanfaatkan sebagai makanan sehat yang mengenyangkan, beracun, atau juga sebagai obat. Pada kelompok tanaman obat-obatan kita bisa mengambil contoh famili Zingiberaceae. Famili yang memiliki banyak jenis yang berkhasiat sebagai obat ini merupakan tumbuhan perenial dengan adanya rimpang menjalar datar atau berumbi, jarang dengan akar serabut. Batang berbraktea dan berupa batang pendukung bunga atau batang berdaun, sangat pendek atau panjang. Memiliki famili mempunyai 47 genre dengan 1400 spesies. Genus yang mempunyai banyak anggota seperti Alpinia (sekitar 225 ssp), Costus (sekitar 140 ssp), Globba (sekitar 100 ssp), Amonium (sekitar 90 ssp), Zingiber (sekitar 80 ssp), Renealmia (sekitar 70 ssp). c. Pemanfaatan Di Bidang Papan Kebutuhan kayu sebagai bahan baku untuk berbagai keperluan terus meningkat. Demikian pula untuk keperluan bahan bangunan. Kayu-kayu yang beredar di pasaran sebagian besar berasal dari hutan alam yang dikelompokkan atas jenis-jenis komersial seperti kamper, bangkirai, keruing, kayu campuran (borneo). Karena kecepatan antara pemanenan dan penanaman tidak seimbang, menyebabkan pasokan kayu dari hutan alam kian menurun baik volume maupun mutunya yang mengakibatkan harga kayu menjadi relatif mahal. Sebagai bahan konstruksi bangunan, kayu sudah dikenal dan Page 13 KONSEP DASAR TAKSONOMI TUIMBUHAN
banyak dipakai sebelum orang mengenal beton dan baja. Dalam pemakaiannya kayu tersebut harus memenuhi syarat : mampu menahan bermacam-macam beban yang bekerja dengan aman dalam jangka waktu yang direncanakan, mempunyai ketahanan dan keawetan yang memadai melebihi umur pakainya, serta mempunyai ukuran penampang dan panjang yang sesuai dengan pemakainnya dalam konstruksi. Biasanya kayu yang sering digunakan yaitu kayu jati, kayu sengon, glugu (batapohon kelapa). Karena jenis-jenis kayu ini memenuhi syarat sebagai bahan konstruksi bangunan daripada menggunakan jenis kayu randu, batang pohon pisang, batang pohon pepaya dan lain-lain yang memiliki jenis batang herbaceous. Adanya klasifikasi makhluk hidup mempunyai manfaat sangat besar yang langsung dapat dirasakan manusia, yaitu sebagai berikut: Pengklasifikasian melalui pengelompokkan dapat memudahkan dalam o mempelajari organisme yang beraneka ragam. o Klasifikasi dapat digunakan untuk melihat hubungan tingkat kekerabatan antara organisme satu dengan lainnya.
B. KEANEKARAGAMAN TUMBUHAN Keanekaragaman merupakan ungkapan terdapatnya beranekaragam bentuk, penampilan, densitas dan sifat yang nampak pada berbagai tingkatan organisasi kehidupan seperti ekosistem, jenis, dan genetik. Nilai keanekaragaman ditentukan dengan menggunakan angka indeks.Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang cukup banyak, baik flora maupun fauna. Kita boleh berbangga dengan kekayaan tumbuhan yangtidak dimiliki negara lain. Akan tetapi lebih kurang 30.000 sampai 40.000 jenistumbuhan yang tersebar dari Aceh sampai Papua, dari daratan rendah hinggadataran tinggi dari daerah tropik hingga daerah sejuk, je nis-jenis pohon diIndonesia sangat banyak. Oleh Endert, seorang pakar tumbuh-tumbuhan Belanda yang pernah bekerja di Indonesia ditaksir ada kira-kira 4.000 jenis pohon dan dari 4.000 jenis ini belumlah kita kenal semua baik namanya maupun sifatnya. Beragamnya mahkluk hidup yang ada di bumi ini yang ditunjukkandengan adanya variasi bentuk, penampilan serta ciri-ciri yang lainnya, makamendorong diperlukannya suatu cara untuk mengelompokkan mahkluk hidupagar mudah dipelajari dan dipahami. Para ilmuwan dari bidang biologimengembangkan suatu sistem pengelompokan yang memudahkan untukmemahami, mempelajari, dan mengenali mahkluk hidup dengan suatu systemklasifikasi. Cabang ilmu biologi yang mempelajari klasifikasi suatu mahklukhidup disebut dengan taksonomi atau sistematik. Bergantung pada golonganmakhluk hidup yang dijadikan obyek studi, apabila yang merupakan obyekstudinya adalah tumbuhan maka istilah yang digunakan adalah Taksonomiatau Sistematik Tumbuhan, begitu juga berlaku pada obyek studi hewan
Page 14 KONSEP DASAR TAKSONOMI TUIMBUHAN
Macam Keanekaragaman Tumbuhan Berdasarkan Organisasi Kehidupan dan Taksonomi
1. Keanekaragaman Ekosistem Keanekaragaman ekosistem didasarkan pada adanya variasi komponen-komponen penyusun ekosistem. Sebagaimana diketahui bahwa ekosistem merupakan satu kesatuan utuh antara makhluk hidup dengan lingkungannya, baik lingkungan biotickmaupun lingkungan abiotik dan komponen-komponen tersebut saling berinteraksi di dalamnya 2. Keanekaragaman Komunitas Keanekaragaman komunitas dibagi berdasarkan adanya perbedaan mintakat, modus hidup, rantai energi dan makan, interaksi, dan tingkatan takson. Beberapa contoh keberagaman komunitas berdasarkan perbedaan mintakat antara lain adalah keberagaman komunitas di dalam ekosistem danau terdiri dari komunitas tumbuhan ataupun hewan litoral, komunitas organisme bentik, dan komunitas ikan. 3. Keanekaragaman Jenis ( Populasi ) Keanekaragaman jenis mengacu pada banyaknya spesies yang terdapat di dalam marga. Faktor yang berpengaruh terhadap keanekaragaman jenis adalah pembatas kehidupan yang berupa tekanan dan gangguan yang dapat berupa faktor fisik, kimiawi, kompetisi antar individu dalam spesies atau antar individu dalam spesies yang berbeda. Pada tingkat jenis pola sebaran tumbuhan dapat menyebar secara luas ke seluruh bagian dunia. nampilan, dan sifat yang tampak pada berbagai tingkatan organisasi kehidupan seperti ekosistem, jenis dan genetik pada tumbuhan. Keanekaragaman tumbuhan umumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor pendorong, seperti : Genetik Mutasi Adaptasi Kompetisi Sumber Variasi Keanekaragaman Variasi Perkembangan Variasi perkembangan ini ditentukan secara genetis. Contoh
pada tanaman cocor bebek ( Kalanchoe pinnata ) terdapat daun tunggal dan majemuk menyirip beranak daun tiga pada satu individu tanaman yang sering disebut heteromorfisme. Variasi yang disebabkan Lingkungan Tumbuh-tumbuhan keseluruhan beranekaragam dan banyak jenisnya menyimpang dalam pertumbuhannya, sebagai respon terhadap lingkungan. Perubahan ini disebabkan karena sinar, air, makanan, suhu, dan tanah. Sebagai contoh adalah tumbuhan kaktus. Daun tanaman ini berbentuk seperi duri atau jarum dan tebal karena tumbuh di daerah yang sinarnya berlebih yaitu di padang pasir atau gurun. Sehingga agar tidak terjadi transpirasi berlebihan maka bentuk daun tidak melebar seperti pada umumnya daun. Page 15 KONSEP DASAR TAKSONOMI TUIMBUHAN
Tujuan mempelajari Keanekaragaman Tumbuhan
Dalam materi keanekaraagaamaan tumbuhan banyak sekali yang akandibahas entah mengenai bentuk,penampilan,densitas dan sifat yang nampak pada berbagai tingkatan organisasi kehidupan seperti ekosistem, jenis, dan genetik. Sehingga dengan belajar tentang keanekaragaman tumbuhan maka kita dapat lebih mudah dalam mengetahui berbagai jenis tumbuhan dan mengklasifikasikannya agar lebih mudah untuk dipelajari dan dipahami. C.SISTEMATIK TUMBUHAN Sistematika adalah ilmu yang secara ilmiah mempelajari keanekaragaman makhluk hidup serta sejarah hubungan kekerabatan evolusi yang ada di antara mereka. Gabungan antara taksonomi dan filogenetika. Sistematika tumbuhan adalah ilmu yang berkaitan sangat erat dengan taksonomi tumbuhan. Namun demikian, sistematika tumbuhan lebih banyak mempelajari hubungan tumbuhan dengan proses evolusinya. Dalam sistematika bantuan ilmu seperti filogeni dan kladistika banyak berperan. Di sisi lain, taksonomi tumbuhan lebih banyak mempelajari aspek penanganan sampel-sampel (spesimen) tumbuhan dan pengelompokan (klasifikasi) berdasarkan contoh-contoh ini. Klasifikasi Ø Penempatan tumbuhan kedalam takson tertentu yang sesuai dengan sistem tata nama
Sistematika tumbuhan: 1. Kingdom 2. Divisio 3. Sub-divisio 4. Class / Klas 5. Sub-class / Sub-klass 6. Ordo / bangsa 7. Sub-ordo / sub-bangsa 8. Familia / suku 9. Genus / marga 10. Species / jenis Ruang lingkup taksonomi dan sistematika lingkungan mempelajari tentang macammacam keanekaragaman ditinjau dari kekerabatannya. Menurut pengertian baru taksonomi diberi pengertian sebagai ilmu yang mempelajari tentang teori-teori klasifikasi, pencirian dan penamaan. Dengan demikian kegiatan taksonomi mencakup tentang : 1. Dasar-dasar pencirian 2. Tata cara pengenalan dan hukum-hukum penamaan 3. Asas-asas pengaturan tumbuhan dalam golongan atau kesatuan kelasnya secara ideal.
Page 16 KONSEP DASAR TAKSONOMI TUIMBUHAN
Sistematika tumbuhan adalah ilmu yang berkaitan sangat erat dengan taksonomi tumbuhan. Namun demikian, sistematika tumbuhan lebih banyak mempelajari hubungan tumbuhan dengan proses evolusinya. Dalam sistematika tumbuhan bantuan ilmu seperti filogeni dan kladistika banyak berperan. Di sisi lain, taksonomi tumbuhan lebih banyak mempelajari aspek penanganan sampel-sampel (spesimen) tumbuhan dan pengelompokan (klasifikasi).sistematika tumbuhan menjadikan tumbuhan sebagai objek studinya baik tumbuhan yang sekarang masih hidup maupun tumbuhan dari masa lampau yang sekarang tinggal ditemukan sisasisanya dalam bentuk fosil atau “cap”nya pada batuan. Menghadapi objek yang sedemikian besarjumlah, macam, dan ragamnya, tentulah kita harus berusaha terlebih dahulu menyederhanakan objek studi agar lebih mudah penanganannya. Objek yang besar itu dipilah-pilah, dikelompok-kelompokkan menjadi kelas-kelas atau golongan atau unit-unit tertentu.unit-unit inilah yang sekarang ini kita sebut dengan istilah takson, dan pembentukan takson-takson ini kita sebut klasifikasi. D.BIOSISTEMATIK Biosistematik menurut Camp dan Gilly (1943) menekankan pada penentuan batasan
kesatuan biotik alami dan menerapkan pada nila-nilai unit suatu sistem penamaan yang memadai ini kepada tugas pemberitahuan informasi yang tepat tentang batasan yang ditentukan hubungan kekerabatan, variabilitas dan str uktur dinamikanya. Biosistematik menurut Clausen (1945), ia memandang bahwa genetika, morfologi komperatif dan ekologi sebagai sediaan data yang diperlukan, diambil dan diterapkan secara kolektif untuk studi dari spesiasi untuk mengambil suatu keputusan biosistematisnya. Biosistematika adalah suatu cabang biologi yang mempelajari keragaman hidup mencakup taksonomi dan terlibat dalam rekonstruksi sejarah filogenetik. Secara fundamental, sistematika bertujuan untuk memahami dan mendeskripsikan keanekaragaman suatu organisme dan merekonstruksi hubungan kekerabatannya terhadap organisme lainnya, dan juga mendokumentasikan perubahanperubahan yang terjadi selama evolusinya dan merubahnya ke dalam sebuah sistem klasifikasi yang mencerminkan evolusinya tersebut. Objek utama biosistematika bukanlah menemukan nama tumbuhan tetapi menemukan hubungan dan kedekatan suatu organisme tumbuhan dengan yang lainnya, sehingga dapat dikenali sepenuhnya kemiripan dan perbedaannya. Karakter umum yang dimiliki bersamadan karakter spesifik yang dimililki hanya oleh kelompoknya. Hasil analisis inilah yang nantinya dipakai untuk menata organisme tumbuhan teersebut kedalam tingkatan taksa sehingga menjadi lebih sistematis, berdasarkan asal usulnya, suatu organisme dikarakterisasi menjadi dua jenis asal usul, monofiletik dan non-monofiletik.Asal usul makhluk hidup dikatakan monofiletik apabila nenek moyang tunggalnya hanya menghasilkan semua species turunandalam takson tersebut dan bukan spesies takson lain sehingga anggota dari genusnya berdiri sendiri dan tidak terkait dengan species dari genus lain. Asal usul makhluk hidup dikatakan non-monofiletik apabila turunan dalam takson yang dihasilkanberasal dari nenek moyang yang berbeda. Page 17 KONSEP DASAR TAKSONOMI TUIMBUHAN
E.KLASIFIKASI ( PENGELOMPOKAN) TUMBUHAN Klasifikasi
Klasifikasi tumbuhan adalah pembentukan kelompok-kelompok dari seluruh tumbuhan yang ada di bumi ini hingga dapat disusun takson-takson secara teratur mengikuti suatu hierarki. Sifat-sifat yang dijadikan dasar dalam mengadakan klasi fikasi berbeda-beda tergantung orang yang mengadakan klasifikasi dan tujuan yang ingin dicapai dengan pengklasifikasian itu. Takson yang terdapat pada tingkat takson (kategori) yang lebih rendah mempunyai kesamaan sifat lebih banyak daripada takson yang terdapat pada tingkat taks on (kategori) di atasnya. Perbedaan antara istilah takson dengan kategori yaitu istil ah takson yang ditekankan adalah pengertian unit atau kelompok yang mana pun, sedangkan istilah kategori yang ditekankan adalah tingkat atau kedudukan golongan dalam suatu hierarki tertentu. Dalam taksonomi tumbuhan istilah yang digunakan untuk menyebutkan suatu nama takson sekaligus menunjukkan pula tingkat takson (kategori). Ada tiga sistem klasifikasi dalam taksonomi tumbuhan yaitu sistem klasifikasi buatan, sistem klasifikasi alam, dan sistem klasifikasi filogenetik. Berdasarkan sejarah perkembangannya ketiga sistem klasifikasi tersebut dibagi menjadi empat periode yaitu periode sistem habitus, periode sistem numerik, periode sistem alam, dan periode sistem filogenetik. Klasifikasi adalah penyusunan tumbuhan secara teratur ke dalam suatu sistem hierarki. Sistem penyusunan ini berasal dari kumpulan informasi tumbuhan secara individual, dengan hasil akhir yang menggambarkan hubungan kekerabatan. Klasifikasi yang bertujuan untuk menyederhanakan objek studi pada hakekatnya adalah mencari keseragaman dalam keanekaragaman. Betapapun besarnya keanekaragaman yang diperlihatkan oleh suatu populasi pastilah kita menemukan kesamaan ciri atau sifat-sifat tertentu diantara warga populasi itu.
Identifikasi
Identifikasi tumbuhan adalah menentukan namanya yang benar dan tempatnya yang tepat dalam sistem klasifikasi. Tumbuhan yang akan diidentifikasikan mungkin belum dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan (belum ada nama ilmiahnya), atau mungkin sudah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan. Penentuan nama baru dan penentuan tingkat-tingkat t akson harus mengikuti aturan yang ada dalam KITT. Prosedur identifikasi tumbuhan yang untuk pertama kali akan diperkenalkan ke dunia ilmiah memerlukan bekal ilmu pengetahuan yang mendalam tentang isi KITT.
Page 18 KONSEP DASAR TAKSONOMI TUIMBUHAN
Untuk identifikasi tumbuhan yang telah dikenal oleh dunia ilmu pengetahuan, memerlukan sarana antara lain bantuan orang, spesimen herbarium, buku-buku flora dan monografi, kunci identifikasi dan lembar identifikasi jenis. Flora adalah suatu bentuk karya taksonomi tumbuhan yang memuat jenis-jenis tumbuhan yang ditemukan dalam suatu wilayah tertentu. Monografi adalah suatu bentuk karya taksonomi tumbuhan yang memuat jenis-jenis tumbuhan yang tergolong dalam kategori tertentu. baik yang terbatas pada suatu wilayah tertentu saja maupun yang terdapat di seluruh dunia. Kunci identifikasi merupakan serentetan pertanyaan-pertanyaan yang jawabnya harus ditemukan pada spesimen yang akan diidentifikasi. Bila semua pertanyaan berturut-turut dalam kunci identifikasi ditemukan jawabnya, berarti nama serta tempatnya dalam sistem klasifikasi tumbuhan yang akan diidentifikasi dapat diketahui. Lembar Identifikasi Jenis adalah sebuah gambar suatu jenis tumbuhan yang disertai dengan nama klasifikasi jenis yang bersangkutan. Identifikasi penunjukan, penentuan, dan pemastian nama yang benar dan penempatannya di dalam sistem klasifikasi. Oleh karena di dunia ini tidak ada dua benda hidup yang identik atau persis sama dalam arti hakiki, maka istilah determinasi dianggap lebih tepat daripada identifikasi. Kunci adalah suatu proses yang digunakan untuk identifikasi tumbuhan yang belum diketahui namanya. Skema proses ini disebut kunci taksonomi.
A. GYMNOSPERMAE
Gymnospermae (dari bahasa Yunani: gymnos (telanjang) dan sperma (biji) atau tumbuhan berbiji terbuka merupakan kelompok tumbuhan berbiji yang bijinya tidak terlindung dalam bakal buah (ovarium). Bakal biji terdapat pada daun yang bermotidifikasi atau pada ujung-ujung daun tertentu. Bakal biji tersebut bersama-sama membentuk kerucut (strobilus). Tumbuhan Gymnospermae ini memiliki habitus semak, perdu, atau pohon. Akarnya merupakan akar tunggang, batang tumbuhan tegak lurus dan bercabang-cabang. Gymnospermae tidak memiliki bunga yang sesungguhnya, sporofil terpisah-pisah atau membentuk strobilus jantan dan strobilus betina. Pada umumnya berkelamin tunggal namun ada juga yang berkelamin dua. Penyerbukan pada Gymnospermae hampir selalu dengan cara anemogami (bantuan angin). Waktu penyerbukan sampai pembuahan relatif panjang. Tumbuhan yang termasuk golongan ini terdiri atas tumbuh-tumbuhan berkayu dengan bermacam-macam habitus.Dalam bagian xylem, tidak terdapat pembuluh-pembuluh kayu , melainkan hanya trakeida saja dan di dalam bagian floem berlainan juga dengan tumbuhan biji tertutup (angiospermae). Tidak terdapat sel-sel pengiring. Daun mempunyai bentuk yang bermacam-macam,kaku dan selalu hijau dengan di dalamnya berkas berkas pengangkutan yang tidak bercabang. Bakal biji Page 19 KONSEP DASAR TAKSONOMI TUIMBUHAN
yang hanya mempunyai satu integumen terbuka ,tidak seperti pada angiospermae ,terbungkus dalam daun buah yang telah menjadi satu merupakan putik. Gametofit telah mengalami reduksi, tetapi belum begitu jauh seperti pada angiospermae. a) Klasifikasi Gimnoespermae. Tumbuhan Gimnospermae pada umumnya dibagi atas empat divisi yaitu: 1. Kelas Cycadinae: Cycas rumphii (pakis haji), Zamia sp, Dioon edulis, Microcycas sp, Bowenia serrulata. Ciri-ciri umum: Daun tersusun dalam bentuk rozet batang, menyirip, dan daun muda menggulung seperti pada paku-pakuan Strobili terminal, berkelamin tunggal dan berumah dua (dioesis) Makrosporofilnya berbagi menyirip dengan 2-5 ovula Biasanya akar membentuk akar bunga karang yang didalamnya terdapat ganggang biru Anabaena 2. Kelas Gnetinae: a. Ordo Gnetales: Gnetum gnemon (melinjo) b. Ordo Ephedrales: Ephedra altissima c. Ordo Welwitschiales: Welwitschia mirabilis
Ciri-ciri umum: Tumbuhan berkayu Terdiri dari hypocotyl yang menebal Dalam kayu sekundernya mengandung unsur trachea Daun tunggal dan berhadapan Bunga majemuk berkelamin satu tumbuh dalam ketiak bractea yang besar 3. Kelas Coniferae Tumbuhan runjung atau Pinophyta, atau lebih dikenal dengan nama konifer (Coniferae), merupakan sekelompok tumbuhan berbiji terbuka (Gymnospermae) dengan ciri yang paling jelas yaitu memiliki runjung ("cone") sebagai pembawa biji. Kebanyakan anggotanya memiliki tajuk berbentuk kerucut dan memiliki daun yang memanjang (lanset) atau berbentuk jarum (sehingga dikenal juga sebagai tumbuhan berdaun jarum). Bentuk daun semacam ini dianggap sebagai adaptasi terhadap habitat hampir semua anggotanya yang banyak dijumpai di wilayah bersuhu relatif sejuk, seperti sekeliling kutub (circumpolar ) atau di dataran tinggi. Terdiri atas tujuh ordo, yaitu: Podocarpaceae: Podocarpus imbricate Araucariaceae: Araucaria cunninghamii, Agathis dammara Pinaceae: Pinus merkusii Taxaceae: Taxus baccata Cephalotaxaceae: Chepalotaxus fartanei Taxodiaceae: Taxodium distichum Cupressaceae: Juniperus communis Page 20 KONSEP DASAR TAKSONOMI TUIMBUHAN
4. Kelas Ginkyoinae: Ordo Ginkgoales (tinggal 1 spesies : Ginkgo biloba). Ciri-ciri umum: Daun bertangkai panjang melebar berbentuk kipa. tulang daun dichotomis Strobili betina terdapat dalam ketiak-ketiak daun Mikrosporofil tidak banyak dan duduknya tidak teratur dengan 2-4 kantung sari Bunga betina tidak jelas susunannya Ovule 2 buah terletak pada 1 tangkai yang panjang b) Manfaat Bermacam macam tumbuhan berbiji terbuka merupakan penghasilan bahan-bahan yang penting antara lain: 1. Pinus dan Agatis untuk industry kertas dan korek api 2. Pinus,Ependra,Juniperus sp.untuk obat obatan 3. Gnetum gnemon,untuk makanan 4. Araucaria,thuja dan cupressus,untuk tanaman hias B. ANGIOSPERMA
Nama Angiospermae diambil dari penggabungan dua kata bahasa Yunani Kuno: (aggeion, "penyangga" atau "pelindung") dan (sperma, bentuk jamak untuk "biji") yang diperkenalkan oleh Paul Hermann pada tahun 1690. Dalam sebagian besar sistem taksonomi modern, kelompok menempati takson sebagai subdivisio. Sekarang ini Angiospermae merupakan tumbuhan yang dominan, beraneka ragam, dan menempati daerah persebaran yang paling luas di permukaan bumi. Ciri- Ciri Angiospermae
Page 21 KONSEP DASAR TAKSONOMI TUIMBUHAN
Sistem pembuahan tertutup ini juga menjadi ciri khasnya yang lain, sehingga kelompok ini dikenal pula sebagai Angiospermae ("berbiji terbungkus/tertutup").
1)
2)
3)
4)
5)
6)
Tumbuhan berbunga dibedakan dari kelompok lain berdasarkan apomorfi (ciri-ciri terwariskan) yang khas dikembangkan oleh kelompok ini. Bunga Bunga menjadi penciri yang paling nyata dan membedakannya dari kelompok tumbuhan berbiji yang lain. Bunga membantu kelompok tumbuhan ini memperluas kemampuan evolusi dan lungkang (ruang prasyarat hidup atau niche) ekologisnya sehingga membuatnya sangat sesuai untuk hidup di daratan. Benang sari Stamen atau benang sari jauh lebih ringan daripada organ dengan fungsi serupa pada tumbuhan berbiji terbuka (yaitu strobilus). Benang sari telah berevolusi untuk dapat beradaptasi dengan penyerbuk dan untuk mencegah pembuahan sendiri. Adaptasi ke arah ini juga memperluas jangkauan ruang hidupnya. Ukuran gametofit jantan sangat tereduksi Gametofit jantan yang sangat tereduksi (berada dalam serbuk sari dan hanya terdiri dari tiga sel) sangat membantu mengurangi waktu antara penyerbukan, di saat serbuk sari mencapai organ betina, dan pembuahan. Selang waktu normal antara kedua tahap tersebut biasanya 12-24 jam. Pada Gymnospermae waktu yang diperlukan untuk hal tersebut dapat mencapai setahun. Karpela menutup rapat bakal biji Karpela atau daun buah rapat membungkus bakal biji atau ovulum, sehingga mencegah pembuahan yang tidak diinginkan. Sel sperma akan dikontrol oleh putik untuk membuahi sel telur (ovum). Setelah pembuahan, karpela dan beberapa jaringan di sekitarnya juga akan berkembang menjadi buah. Buah berfungsi adaptif dengan melindungi biji dari perkecambahan yang tidak diinginkan dan membantu proses penyebaran ke wilayah yang lebih luas. Ukuran gametofit betina sangat tereduksi Sebagaimana pada gametofit jantan, ukuran gametofit betina juga sangat berkurang menjadi hanya tujuh sel dan terlindung dalam bakal biji. Ukuran yang mengecil ini membantu mempercepat perkembangan hidup tumbuhan. Hanya kelompok Angiospermae yang memiliki perilaku semusim dalam proses kehidupannya. Perilaku ini membuatnya sangat mudah menjelajah wilayah yang jauh lebih luas. Endosperma Pembentukan endosperma pada biji adalah ciri khas Angiospermae yang sangat mendukung adaptasi karena melengkapi embrio atau kecambah dengan cadangan makanan dalam perkembangannya. Endosperma secara fisiologis juga memperkuat daya serap biji akan hara yang diperlukan tumbuhan muda dalam perkembangannya. Pada tumbuhan kelas/tingkat tinggi dapat dibedakan atau dibagi menjadi dua macam, yaitu tumbuh-tumbuhan berbiji keping satu atau keping yang disebut dengan monokotil/monocotyledonae dan tmbuhan berbiji keping dua atau yang disebut juga Page 22
KONSEP DASAR TAKSONOMI TUIMBUHAN
dengan dikotil/dicotyledonae. Ciri-ciri tumbuhan monokotil dan dikotil dapat ditemukan pada tumbuhan subdivisi angiospermae karena memiliki bunga yang sesungguhnya.Perbedaan ciri pada tumbuhan monokotil dan dikotil berdasarkan ciri fisik pembeda yang dimiliki:
No Perbedaan ciri
Monokotil
Dikotil
1
Bentuk akar
Memiliki system akar serabut
Memiliki system akar tunggang
2
Bentuk sumsum dan pola tulang daun
Melengkung atau sejajar
Menyirip atau menjari
3
Kaliptrogen/tudung akar
Ada tudung akar / kaliptra
Tidak terdapat tudung akar
4
Jumlah keping biji/kotiledon
Satu buah keping biji saja
Ada dua buah keping biji
5
Kandungan akar dan batang
Tidak terdapat cambium
Ada cambium
6
Jumlah kelopak bunga
Umumnya kelipatan tiga
Biasanya kelipatan empat atau lima
7
Pelindung akar dan batang tembaga
Ditemukan batang lembaga/koleoptil dan akar lembaga/kelorhiza
Tidak ada pelindung kelorhiza maupun keleoptil
8
Pertumbuhan akar dan batang
Tidak dapat tumbuh besar
Bisa tumbuh menjadi besar
F.TUJUAN TAKSONOMI TUMBUHAN
Tujuan taksonomi tumbuhan adalah: 1. 2. 3. 4.
Untuk penemuan flora-flora di dunia Memberikan sebuah metode identifikasi dan komunikasi yang tepat Menghasilkan sistem klasifikasi yang terkait dan menyeluruh Memberikan nama ilmiah yang benar pada setiap takson tumbuhan sesuai dengan aturan tata nama tumbuhan. 5. Membuat keteraturan dan keharmonian ilmu pengetahuan mengenai organisme sehingga tercipta suatu sistim yang sederhana dan dapat digunakan orang lain. Ahli taksonomi tumbuhan mempunyai peranan dan tanggung jawab dalam membantu usaha konservasi jenis, membuat cagar alam dan mencegah punahnya jenis-jenis tumbuhan tertentu. Taksonomi tumbuhan juga mempunyai peranan dalam program progam pembangunan menuju ke swasembada pangan mencakup: a. Intensifikasi; yaitu dengan memberikan saran dalam memilih tumbuhan antar varietas atau antar jenis yang Page 23 KONSEP DASAR TAKSONOMI TUIMBUHAN
hendak disilangkan untuk memperoleh bibit unggul. b. Diversifikasi (pembudidayaan berbagai jenis tanaman); taksonomi tumbuhan dapat membantu memilih jenis-jenis tumbuhan yang cocok untuk tujuan tersebut. c. Ekstensifikasi (perluasan areal); taksonomi dapat memilih jenis tumbuhan yang dapat digunakan sebagai indikator tanah. Di samping itu taksonomi juga berperan dalam pengembangan obat-obat tradisional. Dalam industri tempe misalnya, taksonomi dapat berperan dalam memilih jenis-jenis lain yang semarga dengan kedelai (bahan baku tempe) yang mempunyai kadar lemak dan protein yang lebih tinggi, sehingga secara teoritis dapat juga dipakai sebagai bahan baku tempe di samping kedele yang sudah umum dikenal (Rideng, 1989).\ E. Hubungan Taksonomi dengan Ilmu Pengetahuan Lainnya.
Ilmu taksonomi mempunyai beberapa tugas yaitu: 1) Menyediakan jalan untuk memungkinkan orang untuk mengadakan pengenaian, penentuan atau pendeterminasian semua jenis tumbuhan yang ada didunia ini. Untuk itu para ahli sistematik telah menciptakan sistem tatanama ilmiah yang universal, menyusun kunci determinasi, menghimpun koleksi spesimen acuan dan lain-lain. 2) Pengumpulan semua data yang lengkap untuk dipertalakan secara teratur sehingga memungkinkan orang menarik keuntungan dari pengetahuan yang ada dengan cepat. 3) Menciptakan terciptanya sistem klasifikasi yang tersusun sedemikian rupa dan mencerminkan dekatnya hubungan kekerabatan alamiah diantara tumbuhan, yang sekaligus harus pula dapat mengungkapkan jalannya evolusi tumbuhan. 4) Dari segala pengetahuan yang sudah tercapai ini dilakukan pengkajian analisis dan disintesiskan kembali untuk memperoleh pengertian dasar ilmiah dari keanekaragaman dan hubungan kekerabatan tumbuhan dan untuk mengetahui bagaimana mekanisme pendekatannya. Mata rantai hubugan ilmu-ilmu lain dengan taksonomi tidak lah hanya masalah nama, peraturan pemberian nama yang benar secara internasional dan penggolongan saja, melainkan juga menentukan hubungan kekerabatan antar tumbuahan. Sehingga, ini penting untuk ilmu-ilmu terapan, seperti pertanian, kehutanan, farmasi , dan ilmu lainnya. Penggolongan tumbuhan harus dilengkapi dengan suatu dasar yang mantap dari ilmuilmu yang termasuk biologi, misalnya morfologi, anatomi, sitologi, embriologi, fisiologi, fitokimia, genetika, ekologi, fitogeografi, dan lain-lainnya. Taksonomi merupakan dasar dari ilmu-ilmu lain, tetapi perkembangan taksonomi juga tergantung pula dari perkembangan ilmu-ilmu tadi. Klasifikasi yang baik dapat merupakan pedoman pencarian problem-problem penelitian biologi, serta bidang-bidang ilmu lainnya. Oleh karena itu para ahli taksonomi mempunyai tanggung jawab berat dalam membuat sistem klasifikasi yang dapat menjadi pedoman secara umum bagi ilmu lainnya.
Page 24 KONSEP DASAR TAKSONOMI TUIMBUHAN
BAB II PENUTUP
A.KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan dari makalah “Botani Tingkat Tinggi ” ini, maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Keanekaragaman
merupakan
ungkapan
terdapatnya
beranekaragam
bentuk, penampilan, densitas dan sifat yang nampak pada berbagai tingkatan organisasi kehidupan seperti ekosistem, jenis, dan genetik. 2. Dengan mempelajari keanekaragaman tumbuhan kita dapat lebih mudah dalam mengetahui berbagai jenis tumbuhan dan mengklasifikasikannya agar lebih mudah untuk dipelajari dan dipahami. 3. Taksonomi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari penelusuran, penyimpanan contoh, pemerian, pengenalan (identifikasi), pengelompokan (klasifikasi), dan penamaan tumbuhan. Ilmu ini merupakan cabang dari taksonomi. Taksonomi berasal dari bahasa Yunani yaitu : Taxis yang artinya susunan (arrangement) dan Nomos artinya aturan (hukum), taksonomi merupakan susunan berdasarkan aturan tertentu. 4. Hubungan taksonomi dengan beberapa bidang ilmu lainnya yang merupakan cabang ilmu biologi adalah morfologi,fisiologi,mikrobiologi,sitologi dll. Ilmu taksonomi mempunyai beberapa tugas yaitu: 1. Menyediakan jalan untuk memungkinkan orang untuk mengadakan pengenaian, penentuan atau pendeterminasian semua jenis tumbuhan yang ada didunia ini. Untuk itu para ahli sistematik telah menciptakan sistem tatanama ilmiah yang universal, menyusun kunci determinasi, menghimpun koleksi spesimen acuan dan lain-lain. 2. Pengumpulan semua data yang lengkap untuk dipertalakan secara teratur sehingga memungkinkan orang menarik keuntungan dari pengetahuan yang ada dengan cepat. 3. Menciptakan terciptanya sistem klasifikasi yang tersusun sedemikian rupa dan mencerminkan dekatnya hubungan kekerabatan alamiah diantara tumbuhan, yang sekaligus harus pula dapat mengungkapkan jalannya evolusi tumbuhan. 4. Dari segala pengetahuan yang sudah tercapai ini dilakukan pengkajian analisis dan disintesiskan kembali untuk memperoleh pengertian dasar ilmiah dari keanekaragaman dan hubungan kekerabatan tumbuhan dan untuk mengetahui bagaimana mekanisme pendekatannya
Page 25 KONSEP DASAR TAKSONOMI TUIMBUHAN
SUMBER
Benson. L. 1957.
. D..C Plant Classif ication
Gembong Tjitrosoepomo. 1972.
Heath and Co. Boston.
. UGM. Sistematik T umbuh- tumbuhan
Yogyakarta
Lawrence, G.H.M. 1964. Taxonomy of Vascular Plants. The Machmillan Coy. New York Linnaeus,C. 1953 Species Plantarum. The Machmillan Coy. New York Pudjoarinto, A., S. Sabbithah, dan S. Sulastri. 1994. Taksonomi Tumbuhan. Proyek Pelatihan Tenaga Kependidikan. Fakultas Biologi UGM. Yogyakarta Stafleu, F.A. 1978. International Code of Botanical Nomenclature. Bohn, Schelkema Utrecht. Netherlands Tjirosoepomo, G. 1998. Taksonmi Umum, Dasar-Dasar Taksonomi Tumbuhan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Sumber: Hasnunidah, Neni. 2007. Buku Ajar Btani Tumbuhan Rendah. Universitas Lampung. Bandar Lampung Lawrence, G.H.M. 1964. Taxonomy of Vascular Plants. The Machmillan Coy. New York Pudjoarinto, A., S. Sabbithah, dan S. Sulastri. 1994. Taksonomi Tumbuhan. Proyek Pelatihan Tenaga Kependidikan. Fakultas Biologi UGM. Yogyakarta Stafleu, F.A. 1978. International Code of Botanical Nomenclature. Bohn, Schelkema Utrecht. Netherlands Tjirosoepomo, G. 1998. Taksonmi Umum, Dasar-Dasar Taksonomi Tumbuhan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta. Sumber: Hasnunidah, Neni. 2007. Buku Ajar Btani Tumbuhan Rendah. Universitas Lampung. Bandar Lampung Tjitrosoepomo, Gembong. 2005. Taksonomi Umum (Dasar-Dasar Taksonomi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press Singh, Gurcharan. 1999. Plant Systematics. Enfield: Science Publisher, Inc. Pudjoarianto, Agus, dkk. 1999. Taksonomi Tumbuhan II . Yogyakarta: Fakultas Biologi UGM. Judd, S. Walter, dkk. 1999. Plant Systematic A Phylogenetic Approach . Massachusetts USA: Sinauer Associates, Inc
Page 26 KONSEP DASAR TAKSONOMI TUIMBUHAN
Page 27 KONSEP DASAR TAKSONOMI TUIMBUHAN
Page 28 KONSEP DASAR TAKSONOMI TUIMBUHAN