Blok 8 Bahan Kuliah Histologi Sist. Endokrin

SISTEM ENDOKRIN Struktur jaringan

1 Nopember 2011

Bahan ajar Histologi,

1



SISTEM ENDOKRIN

1 Nopember 2011

Bahan ajar Histologi, Subowo.

2



SISTEM ENDOKRIN

1 Nopember 2011


2

TERDIRI ATAS KELOMPOK SEL-SEL KELENJAR PENGHASIL HORMON TIDAK MEMILIKI SALURAN KELUAR HASIL KELENJAR (kelenjar buntu) DI SEKITARNYA BANYAK ANYAMAN KAPILER DARAH BERFENESTRA

1 Nopember 2011


3

Multiseluler Kelenjar eksokrin Uniseluler

Kelenjar Kelenjar endokrin

1 Nopember 2011


Kelenjar buntu

4

1 Nopember 2011

5 Bahan ajar Histologi, Subowo.

BENTUK KELENJAR MULTISELULER

1 Nopember 2011


6

Kelenjar endokrin

1 Nopember 2011

Membentuk organ kelenjar Sebagai bagian dari organ lain Bahan ajar Histologi, Subowo.

7

SISTEM NEROENDOKRIN:



MERUPAKAN PENGHUBUNG ANTARA SISTEM SARAF DENGAN SISTEM ENDOKRIN

1 Nopember 2011


8

PENYEBARAN ORGAN SISTEM ENDOKRIN Epiphysis HYPOPHYSIS

PARATHYROID

THYROID

ADRENAL INSULA LANGERHANSI GINJAL

OVARIUM

PLACENTA

MEMBENTUK ORGAN KELENJAR ENDOKRIN TERDAPAT DALAM ORGAN SISTEM LAIN SISTEM REPRODUKSI SISTEM PENCERNAAN KELENJAR EKSOKRIN

HORMON MEMILIKI SEL SASARAN SECARA SPESIFIK  Hormon

merupakan mediator dalam sistem komunikasi antarsel (sel sasaran dilengkapi dengan molekul reseptor)

HORMON DIANGKUT DARAH HORMON DIHASILKAN DALAM TEMPO TERTENTU DALAM JUMLAH SEDIKIT

1 Nopember 2011


12

1 Nopember 2011


13

2 JENIS MEKANISME KOMUNIKASI

1 Nopember 2011


14

MEDIATOR

1 Nopember 2011


15

KELENJAR ENDOKRIN

sel kelenjar/ sel saraf

SASARAN

GLANDULA HYPOPHYSIS CEREBRI GLANDULA THYROIDEA GLANDULA PARATHYROIDEA GLANDULA SUPRARENALIS GLANDULA EPIPHYSIS CEREBRI


KELENJAR ENDOKRIN DALAM ORGAN/SISTEM LAIN 

KELENJAR EKSOKRIN: INSULA LANGERHANSI (insulin, glukakon)



SISTEM REPRODUKSI: PROGESTERON, ESTROGEN



SISTEM PENCERNAAN: GASTRIN, SEKRETIN



SISTEM URINARIA: ERITROPOIETIN



SISTEM SARAF SISTEM NEURO-ENDOKRIN PARS NEURALIS HYPOPHYSIS , HYPOTHALAMUS Bahan ajar Histologi,

GLANDULA HYPOPHYSIS CEREBRI

LETAK UKURAN ONTOGENESIS


ONTOGENI GLANDULA HYPOPHYSIS CEREBRI

POSTERIOR

ANTERIOR

STRUKTUR NEUROHYPOPHYSIS PARS NERVOSA (PROCESSUS INFUNDIBULI) INFUNDIBULUM: 

INFUNDIBULAR STALK



EMINENTIA MEDIANA

ADENOHYPOPHYSIS PARS DISTALIS (LOBUS ANTERIOR) PARS TUBERALIS PARS INTERMEDIA Bahan ajar Histologi,

BAGIAN-BAGIAN GLANDULA HYPOPHYSIS CEREBRI

Neurohypophysis

Adenohypophysis

1 Nopember 2011


24

Pars distalis

Adenohypophysis Adenohypoph ysis

Pars tuberalis

Pars intermedia

Hypophysis cerebri

Pars nervosa Neurohypophysis Infundibulum

NEUROHYPOPHYSIS CEREBRI

Pars nervosa ner vosa Tangkai Tangkai infundibulum

Neurohypophysis Infundibulum

Eminenia mediana

STRUKTUR JARINGAN JARINGAN SARAF: 

BADAN SEL SARAFNYA TERLETAK DI LUAR PARS NERVOSA (MEMBERIKAN AXON YANG TIDAK BERMIELIN)BADAN SEL TERDAPAT DI HYPOTHALAMUS : NUCLEUS SUPRAOPTICUS DAN NUCLEUS PARAVENTRICULARIS



AXON BERAKHIR PADA PARS NERVOSA : SEBAGAI GELEMBUNG

CORPUSCULUM HERRING

BERKAS AXON MEMBENTUK : TRACTUS HYPOTHALAMO- HYPOPHYSEALIS 

SEL NEUROGLIA (PYTUICYT)

SEL NEUROSEKRETORI LOKASI: DI LUAR NEUROHYPOPHYSIS 1) HYPOTHALAMUS: NUCL. PARAVENTRICULARIS & SUPRAOPTICUS

2) HYPOTHALAMUS: Nucleus dorso medial, nucl. ventromedial, nucl. Infundibularis.

SEKRESI: NEUROHORMONE 1 Nopember 2011


29

SEL NEUROSEKRETORI MIKROSKOPIK: BADAN SEL SARAF: BADAN NISSL SANGAT BERKEMBANG

AXON: TIDAK BERMIELIN, MENGANDUNG GELEMBUNG2 BERISI SEKRIT (NEUROHORMONE) AKHIRAN AXON TERLETAK PADA: 1) PARS NERVOSA 2) EMINENTIA MEDIANA

1 Nopember 2011


untuk adenohypophysis

30

SEL NEUROSEKRETORI

NEUROSEKRETORI


SYSTEM HIPOTHALAMO-HYPOPHYSALIS Hypothalamus Hypothalamus

1 Nopember 2011


32

NEUROHORMONE 1) OXYTOCIN DAN VASOPRESSI N MEMBENTUK: CORPUSCULUM

HERRING

neurohypophysis

2) HORMONE RELEASING FACTOR /

HORMONE INHI BITING FACTOR SASARAN: UNTUK ADENOHYPOPHYSIS

1 Nopember 2011


36

ADENOHYPOPHYSIS CEREBRI

1 Nopember 2011

37


Pars distalis

Adenohypophysis

Pars tuberalis

Pars intermedia

1 Nopember 2011


38

PARS DISTALIS ADENOHYPOPHYSIS JENIS SEL ATAS DASAR PERWARNAAN SEL FOLIKULER: SEL-SEL STROMA BENTUK SEBAGAI BINTANG SEL KHROMOFOB (50%) : TIDAK ADA BUTIR-BUTIR SEKRESI SEL KHROMOFIL SEL ASIDOFIL (40%) SEL BASOFIL (10%) 1 Nopember 2011


39

ADENOHYPOPHYSIS

SEL-SEL ADENOHYPOPHYSIS SEL ASIDOFIL

SINUSOID SEL

SEL

ASIDOFIL

SEL

SEL

SEL C

SEL KROMOFOB

SEL BASOFIL

PEWARNAAN MALLORY AZAN

ADENOHYPOPHYSIS PARS TUBERALIS MENGELILINGI INFUNDIBULUM STRUKTUR BERBEDA: BANYAK ANYAMAN PEMBULUH DARAH SEL-SEL TERSUSUN SEPANJANG PEMBULUH DARAH

PARS INTERMEDIA CELAH DIBATASI SEL-SEL KUBOID; SEL BASOFIL 1 Nopember 2011


42

SEL-SEL ADENOHYPOPHYSIS (Gomori’s trichrome)

SEL-SEL ADENOHYPOPHYSIS (Mallory trichrome)

SEL SOMATOTROPIK

SEL MAMOTROPIK

SEL GONADOTROPIK Sel adenohupophysis SEL TIROTROPIK

SEL KORTIKOTROPIK

SEL MELANOTROPIK

1 Nopember 2011


45

SEL SOMATOTROPIK SEL ASIDOFIL: GROWTH HORMONE

SEL MAMOTROPIK SEL ASIDOFIL: PROLAKTIN (LTH =LUTEOTROPIC HORMONE)

SEL GONADOTROPIK SEL BASOFIL(1): FSH =FOLLICLE STIMULATING HORMONE

SEL BASOFIL(2): LH =LUTEINIZING HORMONE ( )/ ICSH =INTERSTITIAL CELL STIMULATING HORMONE ( ) 1 Nopember 2011


46

SEL TIROTROPIK SEL BASOFIL(3): TSH =THYROID STIMULATING HORMONE

SEL KORTIKOTROPIK SEL BASOFIL (4): ACTH = ADRENOCORTICOTROPIC HORMONE

SEL MELANOTROPIK SEL BASOFIL (5): MSH = MELANOCYTE STIMULATING HORMONE SELAIN PADA PARS DISTALIS JUGA PADA PARS INTERMEDIA 1 Nopember 2011


47

KLASIFIKASI SEL BERDASARKAN SEKRESI HORMON

PARS INTERMEDIA

PARS INTERMEDIA INFUNDIBULUM

CAPSULA

KOLOID

PARS INTERMEDIA

1 Nopember 2011


51

SASARAN HORMONE HYPOPHYSIS 

KELENJAR ENDOKRIN HYPOPHYSIS = MASTER GLAND

TSH: GLD. THYROIDEA ACTH: CORTEX GLD. SUPRARENALIS GONADOTROPIN: GONADE: OVARIUM/TESTIS 

BUKAN KELENJAR ENDOKRIN VASOPRESSIN = ADH : GINJAL OXYTOCIN: MYOMETRIUM (UTERUS ) MELANOTROPIN: MELANOCYT PROLAKTIN: GLD. MAMMAE GROWTH HORMONE: OTOT, DISC. EPIPHYSEALIS

1 Nopember 2011


52

PENGATURAN KADAR HORMON RANGSANG SARAF HYPOTHALAMUS

H-RF (+) HYPOPHYSIS

H-IF

HORMON (+)

(-) (-)

KEL. ENDOKRIN

HORMON SEL SASARAN

1 Nopember 2011


53

PENGATURAN KADAR HORMON TIROID

1 Nopember 2011

54

SEL NEUROSEKRETORI HYPOTHALAMUS NEUROHYPOHYSIS STIMULATOR NEUROTRANSMITTER

YANG DIRANGSANG: SEL NEUROSEKRETORI nucleus paraventricularis dan suprasopticus

ADENOHYPOPHYSIS STIMULATOR NEUROHORMONE HORMONE RELEASING FACTOR (H-RF) TSH-RF. ACTH-RF, GONADOTROPIN-RF DAN SEBAGAINYA HORMONE INHIBITING FACTOR (H-IF) TSH-IF, ACTH-IF, GONADOTROPIN-IF, DAN SEBAGAINYA

YANG DIRANGSANG SEL-SEL ENDOKRIN PARS DISTALIS HYPOTHALAMUS : 1 Nopember 2011


55

LOKASI SEL NEUROSEKRETORI

HYPOTHALAMUS

SEL NEUROSEKRETORI HYPOTHALAMUS (1 &4)

SYSTEM HIPOTHALAMO-HYPOPHYSALIS

GLANDULA EPIPHYSIS CEREBRI

1 Nopember 2011


60

GLANDULA EPIPHYSIS CEREBRI (1)

BENTUK/UKURAN: KERUCUT GEPENG, 5-8 mm X 3-5 mm, BERAT: 120 mg DIBUNGKUS OLEH PIAMATER

LOKASI: ATAP DIENCEPHALON, DAERAH POSTERIOR VENTRIC. III

GLANDULA EPIPHYSIS CEREBRI (2) JARINGAN PARENKHIM : BERASAL DARI JARINGAN OTAK PEMBULUH DARAH DARI PIAMATER MASUK KE PARENKHIM JENIS SEL : PINEALOSIT SEL-SEL INTERSTITIEL SEL GLIA MASTOSIT

USIA TUA: JARINGAN PENGIKAT BERTAMBAH CORPORA ARENACEA = SAND GRANULES = acervulus

cerebri


SEPTUM

GLANDULA EPIPHYSIS CEREBRI (4) JENIS SEL PINEALOSIT SITOPLASMA BASOFIL BANYAK MENGANDUNG RIBOSOM BEBAS GRANULAR ENDOPLASMIC RETICULUM TONJOLAN SITOPLASMA PANJANG BERCABANG, BERAKHIR PADA JARINGAN PENGIKAT SEKAT YANG VASKULER AKHIRAN PERCABANGAN MELEBAR

SEL INTERSTITIEL MIRIP ASTROSIT BERADA DI ANTARA PINEALOSIT DAN PEMBULUH DARAH TONJOLAN SITOPLASMA BANYAK MENGANDUNG FILAMEN HALUS 1 Nopember 2011


64

JENIS SEL EPIPHYSIS CEREBRI

Pinealosit PINEALOSIT

KAPILER DARAH


ACERVULUS CEREBRI

GLANDULA EPIPHYSIS CEREBRI (6) HISTOFISIOLOGI DIDUGA SEBAGAI SUMBER: GONADOTROPIN RELEASING HORMONE GONADOTROPIN INHIBITING HORMONE SOMATOTROPIN INHIBITING FACTOR THYROTROPIN RELEASING HORMONE SUBSTANSI PENGHAMBAT PENDEWASAAN MELATONIN: MENGHAMBAT PELEPASAN GONADOTROPIN

FAKTOR ANTAGONIS SEKRESI ACTH

FUNGSI MELANTONIN (1) Melatonin adalah hormon yang disekresi oleh epiphysis cerebri. Melatonin dapat juga dihasilkan oleh retina, lensa, iris, corpus ciliaris dan glandula lacrimalis. Melatonin maybe a regulatory hormone of darkness for the SCN. Terdapat reseptor melatonin pada nucleus suprachiasmaticuscus (SCN) dan pada mata. Terjadi hubungan antara SCN yang diaktifkan oleh melatonin dengan rasa ngantuk, terus tidur dengan mata tertutup.

FUNGSI MELANTONIN (2)

Sintesa dan sekresi melatonin meningkat pada malam hari dan tetap rendah pada siang hari. Melatonin dapat dipakai untuk terapi jet lag dan gangguan tidur Fungsi melatonin •Inhibisi onset pubertas •Sebagai antioksidan (terutama untuk SSP) •Mempertahankan irama sirkardian

Hubungan glandula epiphysis cerebri dan mata

IRAMA SIRKARDIAN

MELATONIN

Siklus “bangun tidur ”

IRAMA SIRKARDIAN

IRAMA SIRKARDIAN Irama sirkardian adalah perubahan fisik, mental dan perilaku dalam siklus 24 jam terutama sebagai respon terhadap lingkungan siang dan malam. Jam biologi adalah sekumpulan molekul yang berinteraksi dalam sel pada seluruh tubuh yang mengontrol irama sirkardian. “Master clock” terdapat pada otak yang mengkoordinir seluruh jam tubuh (body clocks) sehingga bekerja secara sinkron. Master clocks terdiri dari sekumpulan se-sel saraf (20.000) yang disebut SCN (super chiasmatic nucleus) yang terdapat pada hipotalamus diatas chiasma opticus, disebut pace maker untuk mengontrol irama sirkardian.

Kadar melatonin dalam irama sirkadian

Kadar melatonin dalam irama sirkadian

Umur 20-27

Umur 67-84

Berbagai variabel dalam irama sirkadian

GLANDULA THYREOIDEA

LOBULI

 BENTUK:

SEBAGAI PERISAI : 2 LOBI, DIHUBUNGKAN OLEH ISTHMUS,  BERAT:

25 - 40 GRAM

 LETAK:

DAERAH SERVIKAL, DI DEPAN LARYNX  ASAL:

ENTODERM  FUNGSI:

MELEPASKAN HORMON :

TIROKSIN (T4) TRIYODOTIRONIN TRIYODOTIRO NIN (T3)

GAMBARAN UMUM: DIBUNGKUS OLEH KAPSEL JARINGAN PENGIKAT LONGGAR KAPSEL MELANJUTKAN MENJADI SEPTA KELENJAR KELENJAR BERBENTUK FOLIKEL FOLIKEL YANG YANG DIPISAHKAN SEPTA DENGAN ANYAMAN PEMBULUH DARAH SEL-SEL KELENJAR MEMBENTUK EPITEL SEBAGAI DINDING FOLIKEL

BENTUK: BULAT UKURAN: BERVARIASI: 0,02 mm - 0,9 mm DINDING: SEL FOLIKULER MEMBENTUK EPITEL KUBOID SELAPIS BENTUK SEL FOLIKULER: TERGANTUNG AKTIVITAS KELENJAR

ISI: KOLOID MENGANDUNG HORMON

PEMISAH FOLIKEL: SEPTA JARINGAN PENGIKAT BANYAK SERAT RETIKULER ANYAMAN PEMBULUH KAPILER


FOLIKEL GLANDULA THYREOIDEA FOLIKEL KOSONG

FOLIKEL BERISI KOLOID

SEL PARAFOLIKULER

PEMBULUH DARAH

SEL PARAFOLIKULER

SEL PARA FOLIKULER

SINTESIS HORMON TAHAPAN DALAM SEL FOLIKULER: SINTESIS TIROGLOBULIN PENGAMBILAN JODIUM PENGAKTIVAN JODIUM

DALAM RUANG FOLIKEL JODINISASI

TAHAPAN MEKANISME SINTESIS PROTEIN DALAM rER PENAMBAHAN GUGUS GALAKTOSE PADA GLOBULIN DALAM KOMPLEKS GOLGI PENGANGKUTAN TIROGLOBULIN KE RUANG FOLIKEL

PEMBUBUHAN JODIUM PADA HORMON PENGAMBILAN JODIUM DARI DARAH LOKASI : BAGIAN BASAL SEL FOLIKULER MEKANISME: PEMOMPAAN MELALUI MEMBRAN PLASMA SEL FOLIKULER FAKTOR PENDORONG: HORMON TIROTROPIN

AKTIVASI OKSIDASI JODIUM DENGAN KATALISATOR PEROKSIDASE TIROID DALAM SITOPLASMA

PEMBUBUHAN JODIUM PADA GUGUS TIROSIL DARI TIROGLOBULIN DALAM KOLOID: MONOIODOTYROSIN (MIT) DIIODOTYROSIN (DIT) DIT + DIT TETRAIODOTYROSIN (T4 T4)) MIT + DIT TRIIODOTYROSIN (T3 T3)) 1 Nopember 2011


89

Sintesis thyroglobulin

1 Nopember 2011

Pembubuhan yodium (dalam koloid)


HORMON TIROID

90

SEL FOLIKEL

SEL ENDOTEL

PELEPASAN HORMON TIROID RANGSANG: HORMON TIROTROPIN

TAHAPAN: 1. PINOSITOSIS KOLOID OLEH SEL FOLIKULER 2. PEMBENTUKAN VESIKEL PINOSITIK 3. FUSI VESIKEL PINOSITIK DENGAN LISOSOM 4. PEMECAHAN IKATAN TIROGLOBULIN DENGAN MIT, DIT, T3 DAN T4 DALAM VESIKEL MENJADI: MIT, DIT, T3 DAN T4 (HORMON YANG AKAN DISEKRESIKAN)

5. HASIL PEMECAHAN MASUK SITOPLASMA 6. PELEPASAN J DARI MIT & DIT DALAM SITOPLASMA 7. PELEPASAN HORMON T3 DAN T4 MELALUI MEMBRAN KE DARAH T4 (TIROKSIN) = 90% DARI HORMON TIROID T3 BEKERJA LEBIH CEPAT DAN LEBIH POTEN Bahan ajar Histologi,

SINTESIS DAN SEKRESI HORMON TIROID

1 Nopember 2011

94


LETAK: DI ANTARA SEL FOLIKULER DI LUAR EPITEL FOLIKEL

PENAMPILAN: BERUKURAN LEBIH BESAR DARIPADA SEL FOLIKEL KURANG TERWARNA/PUCAT : LIGHT CELL (L) JUMLAH JAUH LEBIH SEDIKIT

ME: rER TERDAPAT BANYAK MITOKHONDRIA PANJANG KOMPLEKS GOLGI: BESAR GRANULA 100 - 180 nm : BANYAK

FUNGSI: MELEPASKAN HORMON CALCITONIN MENURUNKAN KADAR CALCIUM

1 Nopember 2011


95

CALCITONIN

MENAHAN AKTIVITAS OSTEOKLAS

PENURUNAN ABSORBSI MATRIKS TULANG

PENURUNAN PELEPASAN KALSIUM

PENURUNAN KADAR FOSFAT DAN KALSIUM 1 Nopember 2011


96

KULER

SEL FOLIKULER DAN SEL PARAFOLIKULER

1 Nopember 2011


98

SISTEM TUBUH: PENINGKATAN ABSORBSI KH PADA USUS PERTUMBUHAN TUBUH PERKEMBANGAN SISTEM SARAF DALAM JANIN

MOLEKULER: MERANGSANG RESPIRASI MITOKHONDRIA FOSFORILASI OKSIDATIF PENINGKATAN JUMLAH MITOKHONDRIA

1 Nopember 2011


99

GLANDULA PARATHYROIDEA

1 Nopember 2011

100


PENAMPILAN BULAT DIBUNGKUS KAPSEL JARINGAN PENGIKAT

UKURAN 3 X 6 mm

JUMLAH 4 BUAH

LETAK DI BELAKANG GLANDULA PARATHYROIDEA PADA SETIAP KUTUB ATAS DAN BAWAH LOBUS GLANDULA THYROIDEA 1 Nopember 2011


101

A. THYREOIDEA A. THYREOIDEA

INFERIOR

INFERIOR

1 Nopember 2011


102

PEMBUNGKUS: KAPSEL JARINGAN PENGIKAT

PARENKHIM: SEL PRINSIPAL BENTUK POLIGONAL KECIL INTI VESIKULER SITOPLASMA PUCAT GRANULA SEKRET PADA PEMERIKSAAN ME

SEL OKSIFIL JUMLAH LEBIH SEDIKIT BERGEROMBOL BENTUK POLIGONAL, LEBIH BESAR SITOPLASMA ASIDOFILIK DENGAN ME: BANYAK MITOKHONDRIA

MIKROSKOPI GLANDULA PARATHYROIDEA

SEL OXYPHIL



1 Nopember 2011


106

FUNGSIS EL: SEL PRINSIPAL: HORMON PARATIROID (PTH) SEL OKSIFIL: BELUM JELAS

FUNGSI HORMON PARATIROID (PTH)

HORMON PARATHYROIDEA

PENINGKATAN PELEPASAN FOSFAT DARI GINJAL

PENURUNAN KADAR FOSFAT

PENINGKATAN ABSORBSI FOSFAT DI USUS

PENINGKATAN KADAR KALSIUM DARAH

VITAMIN D

KENAIKAN KADAR KALSIUM MENGHAMBAT SINTESIS PTH

PENINGKATAN HORMON PARATHYROIDEA M N U I A S N L U A R K U R N A E D P A K

MENINGKATKAN AKTIVITAS OSTEOKLAS

MENINGKATKAN ABSORBSI MATRIKS TULANG

PELEPASAN KALSIUM DALAM DARAH

PENINGKATAN KADAR KALSIUM DARAH

KENAIKAN KADAR KALSIUM MENGHAMBAT SINTESIS PTH

1 Nopember 2011


110

CALCITONIN

MENAHAN AKTIVITAS OSTEOKLAS

PENURUNAN ABSORBSI MATRIKS TULANG

PENURUNAN PELEPASAN KALSIUM

PENURUNAN KADAR FOSFAT DAN KALSIUM

GLANDULA SUPRARENALIS

1 Nopember 2011

112


BENTUK/UKURAN: SEBAGAI BULAN SABIT, GEPENG; 4-6 cm X 1-2 cm X 4 - 6 mm; BERAT : 15 GRAM

JUMLAH SEPASANG

LOKASI: KUTUB ATAS SETIAP GINJAL

PENAMPILAN UMUM DIBUNGKUS OLEH KAPSEL JARINGAN PENGIKAT TERDIRI ATAS 2 LAPISAN KONSENTRIS: CORTEX ADRENALIS : LAPISAN LUAR WARNA

KUNING MEDULL A ADRENALIS: LAPISAN TENGAH WARNA

ABU-ABU

ASAL-USUL CORTEX BERASAL DARI JARINGAN

MESODERM MEDULLA BERASAL DARI JARINGAN

EKTODERM

GLANDULA SUPRARENALIS

CORTEX MEDULLA

BAGIAN-BAGIAN GLANDULA SUPRARENALIS

LAPISAN JARINGAN CORTEX KELENJAR ZONA GL OMERULOSA (15 % DARI SELURUH KELENJAR ) SEL-SEL BERBENTUK SILINDRIS TERSUSUN PADAT DALAM KELOMPOK MELENGKUNG, DIKELILINGI OLEH KAPILER

ZONA FASCICULATA (50 %) SEL-SEL BERBENTUK POLIGONAL. TERSUSUN BERJAJAR TEGAK MEMBENTUK KOLOM DIPISAHKAN OLEH KAPILER DARAH, SEL-SEL TAMPAK BERVAKUOLA KARENA MENGANDUNG TETES LEMAK

ZONA RETICULARIS (7 %) SEL-SEL YANG BERUKURAN LEBIH KECIL TERSUSUN DALAM KELOMPOK TIDAK TERATUR MEMBENTUK ANYAMAN SEL ASIDOFILIK

CORTEX ADRENALIS/SUPRARENALIS

ZONA GLOMERULOSA CORTEX ADRENALIS/SUPRARENALIS

1 Nopember 2011


119

ZONA FASCIC FAS CICUL ULAT ATA A CORTEX ADRENALIS/SUPRARENALIS

HORMON

ZONA RETI CULARI CULARIS S CORTEX ADRENALIS/SUPRAR ADRENALIS/SUPRARENALIS ENALIS

MEDULLA

LAPISAN GLANDULA ADRENALIS

PASOKAN DARAH BAGI GLANDULA ADRENALIS

JARINGAN KELENJAR ADRENAL DI LUAR ORGAN ADRENAL SERINGKALI JARINGAN KELENJAR ADRENAL TERDAPAT DI LUAR ORGAN ADRENAL •

LOKASI: SEPANJANG AORTA ABDOMINALIS

JARINGAN KELENJAR ADRENAL DI LUAR ORGAN ADRENAL

ZONA GLOMERULOSA TERL IBAT DALAM METABOLISME MINERAL MINERALOCORTIKOID DEOXYCORTICOSTERONE ALDOSTERONE

ZONA FASCICULATA TERLIBAT DALAM METABOLISME K H, PROTEIN DAN LIP ID KORTISON GLUKOKORTIKOSTEROID KORTISOL SEDIKIT ANDROGEN DAN ESTROGEN

ZONA RETICULARIS TERLIBAT DALAM METABOLISME K H, PROTEIN DAN LIP ID KORTISON GLUKOKORTIKOSTEROID KORTISOL SEDIKIT ANDROGEN DAN ESTROGEN

1 Nopember 2011


126

PARENKHIM (28%): TERSUSUN OLEH SEL-SEL POLIHIDRAL EPITELOID MEMBENTUK ANYAMAN PADAT DIKELILINGI OLEH KAPILER DAN VENA JENIS SEL: SEL KHROMAFIN: BERASAL DARI NERO-EKTODERM MENGHASILKAN KATEKHOLAMIN DIPERSARAFI SERABUT PREGANGLIONIK KHOLINERGIK

SEDIKIT SEL-SEL GANGLION SIMPATIK

FUNGSI SEKRESI SEL KHROMAFIN: KATEKHOLAMIN: EPINEFRIN NOREPINEFRIN ( NEUROTRANSMITTER SISTEM SIMPATIK)

RANGSANG SEKRESI: NEROTRANSMITTER SARAF KHOLINERGIK 1 Nopember 2011


127

MEDULLA SUPRARENALIS FIKSASI DNGAN GARAM KHROM

A = SEL PENGHASIL ADRENALIN N = SEL PENGHASIL NORADRENALIN

MEKANISME UMPAN BALIK DALAM PRODUKSI HORMON KORTEKS

PENYEBAB TIMBULNYA GANGGUAN CORTEX GLANDULA ADRENALIS

MEKANISME SINTESIS HORMON MEDULLA ADRENALIS

132


PANCREAS

DUODENUM

BENTUK: BULAT SEBAGAI KELOMPOK SEL-SEL ENDOKRIN

LETAK: DI ANTARA KELENJAR EKSOKRIN PANCREAS

JUMLAH: 1 JUTA, SEKITAR 1,5 % DARI SELURUH PANCREAS

MIKROSKOPIK: SEL-SEL ENDOKRIN: • SEL

(20 %) BER-GRANULA

• SEL

(60 - 80 %) BER-GRANULA

• SEL

BER-GRANULA

• SEL C ( PADA MARMOT), TIDAK BER-GRANULA

KAPILER DARAH

INSULA LANGERHANSI

INSULA LANGERHANSI

SEL INSULA LANGERHANSI

Sel alfa Sel endokrin

Glukagon

Sel delta Sel beta

Insulin

MIKROSKOPIK UKURAN: LEBIH BESAR DARIPADA SEL JUMLAH : 20 % BERKUMPUL BAGIAN PERIFER INSULA LANGERHANSI MEMPUNYAI BUTIR-BUTIR SEKRESI YANG TERWARNA MERAH DENGAN PEWARNAAN GOMORI

M.E. BUTIR-BUTIIR SEKRESI BERUKURAN SEDIKIT LEBIH BESAR DARIPADA BUTIR SEKRESI SEL DI BAGIAN TENGAH BUTIR SEKRESI TERDAPAT “INTI” SEKRESI

FUNGSI: MENSEKRESI: GLUKAGON: MENDOR0NG PENINGKATAN KADAR GLUKOSE DALAM DARAH 1 Nopember 2011


138

SEL 

SEL  DAN SEL 

SEL ALFA TERWARNA MERAH MUDA

SEL BETA TERWARNA BIRU MUDA

PEWARNAAN METODE IMUNOPEROKSIDASE

PEWARNAAN GOMORI

SEL

SEL-SEL DALAM INSULA LANGERHANSI

SEL  DAN SEL 

MIKROSKOPIK: SEBAGIAN BESAR BERKUMPUL DI TENGAH INSULA LANGERHANSI

UKURAN KECIL, MEMPUNYAI GRANULA TERWARNA BIRU PADA PEWARNAAN KHROM HEMATOKSILIN GOMORI

M.E. ORGANELA: ENDOPLASMIC RETICULUM, KOMPLEKS GOLGI BUTIR-BUTIR SEKRESI DIBATASI MEMBRAN

FUNGSI: PENGHASIL HORMON INSULIN: MENDORONG PENURUNAN KADAR GLUKOSE DALAM DARAH 1 Nopember 2011


143

SINTESIS HORMON INSULIN

BENTUK: HETEROGEN DALAM BENTUK, UKURAN, DAN DENSITAS BUTIR SEKRESI

IDENTIFIKASI: PEWARNAAN KHUSUS: METODE GARAM PERAK

FUNGSI: MENGHASILKAN HORMON SOMATOSTATIN = GROWTH HORMONE INHIBITING FACTOR

1 Nopember 2011


145

APLIKASI MEDIK

1 Nopember 2011

146


APLIKASI MEDIK

GLANDULA HYPOPHYSIS CEREBRI Tumor hypophysis (adenoma) dapat mendesak jaringan di sekitarnya. Tumor ini dapat menghasilkan hormon, tergantung sel yang berkembang menjadi tumor. Gejala tergantung dari hormon yang diproduksi.

1 Nopember 2011


147

APLIKASI MEDIK GLANDULA THYREOIDEA Hypothyreoidisme, karena kekurangan unsur iodium Hyperthyreoidisme, kelebihan hormon :Penyakit Grave

GLANDULA PARATHYREOIDEA Hyperparthyreodisme: kenaikan ion Ca++ dan penurunan fosfat, osteitis fibrosa cystica (mudah patah tulang). Osteoklas meningkat. Hypoparathyreodisme: penurunan ion Ca++ dan

1 Nopember 2011

148 Bahan ajar Histologi, Subowo.

GANGGUAN KELENJAR TIROID

HIPOTIROIDISME PENYAKIT HASHIMOTO MIKSEDEMA KERDIL (KRETINISME) RETARDASI MENTAL PENURUNAN METABOLISME

HIPERTIROIDISME TIROTOKSIKOSIS PENYAKIT GRAVE PENINGKATAN METABOLISME

1 Nopember 2011


149

GANGGUAN HORMON PARATHYROID HIPERPARATHYROIDISME KADAR FOSFAT TURUN KADAR KALSIUM NAIK DEKALSIFIKASI TULANG: OSTEITIS FIBROSA PENGENDAPAN KAPUR PADA ORGAN ARTERI GINJAL

HIPOPARATHYROIDISME KADAR FOSFAT NAIK KADAR KALSIUM TURUN PEMADATAN JARINGAN TULANG KEJANG-KEJANG OTOT: TETANI 1 Nopember 2011


150

APLIKASI MEDIK

GLANDULA PARATHYREOIDEA INSULA LANGERHANSI Diabetes Tipe I, disebabkan oleh kerusakan sel β. Diabetes tipe II pada usia lanjut, karena sel tidak dapat memanfaatkan insulin Tumor sel β menyebabkan kelebihan insulin

GLANDULA ADRENALIS Gangguan pengendalian umpan balik. Cortex tidak berfungsi, karena menurunnya hormon ACTH. Pada orang yang terus menerus menggunakan obat kortikosteroid sering menyebabkan fenomena ini. Emosi (marah, ketegangan) dapat merangsang sekresi epinephrin dan norepinephrin. 1 Nopember 2011


151

UMPAN BALIK SEBAGAI PENGENDALI SEKRESI

1 Nopember 2011


152

EMOSI DAN REAKSI SEL KHROMAFIN SEL KHROMAFIN

EMOSI

SERABUT SARAF PREGANGLIONIK

EPINEFRIN NOREPINEFRIN

EPINEFRIN NOREPINEFRIN

EFEK: VASOKONSTRIKSI, DENYUT JANTUNG NAIK, HIPERTENSI, GLUKOSE NAIK 1 Nopember 2011


153

Blok 8 Bahan Kuliah Histologi Sist. Endokrin

Recommend Documents