Bahasa Sangihe: FrontPage Selamat datang di Workspace Bahasa Sangihe Welcome to Workspace The Language of Sangihe Workspace ini buat Singkatan T ata Bahasa Sangihe, berdasar Buku N. Adriani, Sangireesche Spraakkunst, 1893, yang ditulis dalam Bahasa Belanda dengan menggunakan data dari Clara Steller. Maksud saya mengarang tata bahasa yang bisa digunakan orang yang tertarik pada bahasa Sangihe, baik yang berbicara bahasa itu maupun yang ingin belajar bahasa Sangihe. Karena buku Adriani sudah tua dan caranya untuk memerikan bahasa sangat kolot, saya belum tahu, apakah pemeriannya masih cocok dengan pemakaian bahasa pada hari kini. Mungkin banyak gejala sudah hilang. Harap orang Sangihe mau membantu meng-update kerja saya. Saya juga berterima kasih kepada orang yang mau memperbaiki teks saya yang di bahasa Indonesia, atau yang membantu saya dengan terjemahan kalimat bahasa Sangihe ke bahasa Indonesia. Saya menyadari bahwa pengetahuan saya akan bahasa Indonesia sebenarnya belum cukup untuk pekerjaan ini.
Siapa pun yang bersedia membantu, silahkan menghubungi saya lewat e-mail atau facebook. Alamat e-mail:.
[email protected] T his will be a Concise Grammar of Sangirese, a language spoken on the Isles of Sangihe, between North Sulawesi and the Philippines, and akin to the local languages of North Sulawesi and those of the Philippines, e.g. T agalog. My description is an exerpt of the grammar written by N. Adriani, Sangireesche Spraakkunst, Leiden, 1893, written with the help of those who were the first to study that language, my great-grandfather Ernst T raugott Steller and his daughter Clara, who already translated parts of the Bible and other Christian texts into Sangirese. I expect that modern Sangirese has changed a lot since the book of Adriani was published. T he language is spoken still on those islands and by many people from Sangihe spread over the whole of Indonesia, to be in contact with each other, e.g. on facebook, and I hope for their assistance to update this work. T he language has some remarkable features, such as different verbal forms for different aspects, mistakenly forced by Adriani into a system of tenses known from European languages. T here are verbal forms not only with the agens or the patiens as their subject, but also with the instrument used for the action, or the place or time, that hardly can be translated literally, reciprocal and reflexive forms, forms that express causality or possibility, and a lot more. As this work of mine is not intended to be scientific, but in the first place is meant to be useful for the speakers of that language - as there does not exist any description of Sangirese available for them - I will try to write it in Indonesian. But probably anyone who is interested in this language, will be able to understand Indonesian too. Anyone who is interested to contribute and help with my work, is kindly requested to contact.
[email protected]
Bahasa Sangihe: 1 introduction SideBar
Bab 1 – KATA PENGANTARAN Diale k bahasa Sangihe 1.1 Bahasa Sangihe, BS, adalah kumpulan dialek; terutama satu dialek yang diperikan di dalam buku tata bahasa “ Sangireesche Spraakkunst”, oleh N. Adriani (1893) dan di dalam kamus “ Sangirees-Nederlands Woordenboek”, oleh K.G.F. Steller – Ds W.E. Aebersold (1959), itulah:
Mang.
dialek Manganitu, yang mendominasi sebab pekerjaan keluarga Steller, E.T . Steller, dan anaknya Clara dan Karl (K.G.F.), sehingga dapat dinamakan Bahasa Sangihe Baku.
T ab.
dialek T abukan
Kend.
dialek Kendahe
Kol.
dialek Kolongan
T ah.
dialek T ahuna.
Ut. Si
Keempat dialek itu juga ditandai dialek Utara.
.
Dialek Siau berbeda lebih dari dialek di Sangihe, tetapi tepat termasuk bahasa Sangihe; pembedaan dengan bahasa lain jauh lebih besar
T am.
daripada pembedaan dengan dialek BS. Dialek Siau juga mempengaruhi bahasa di kawasan
T ag.
T amako, yang masa dulu adalah bagian kerajahan Siau dialek T agulandang terlebih dipengaruhi Bahasa Melayu (menurut Adriani yang mendasarkan pendapatan itu pada catatan F. Kelling)
Huruf dan Sukukata 1.2 Huruf Vokal: a e é i o u. e dilafalkan seperti e di kata “ beras”, é dilafalkan seperti e di kata “ beres”.1 Konsonan: b d g gh h i k l ļ m n ng p r s t w. l dilafalkan dengan ujung lidah di belakang gigi, ļ dilafalkan dengan ujung lidah ke langit-langit. 1.3 Sukukata - Sukukata yang terbuka adalah sukukata yang berakhir dengan vokal; - sukukata yang tertutup adalah sukukata yang berakhir dengan konsonan – juga kalau konsonan kehilangan, sukukata itu merupakan sukukata tertutup (setengah tertutup): ana' (anak – k hilang). Penutup (konsonan yang terhilang) ditanda dengan '.2 Di depan l, m, n, penutup hilang, kalau tanpa aksen, e ' menjadi e me '-liwua > me liwua, me 'munara > me munara, me 'nalang > me nalang; kalau ada aksen, penutup ' hilang menduakan huruf berikutnya: se 'lahe ' > se llahe ' – kase lahe ng
te 'mude ' > te mmude ' - kate mudang
te 'nung > te nnung – kate nungang Kalau sukukata berakhir dengan m, n, ng, itu merupakan sukukata tertutup longgar. 1
Baik di dalam buku tata bahasa N. Adriani, Spraakkunst, maupun di dalam Kamus K.F.G. Steller-Aebersold e ditandai dengan ĕ, dan é dengan e, menurut cara Clara Steller.
2
Lain dari cara Clara Steller yang menandai itu dengan titik di bawah vokal – begitu juga baik di buku tata bahasa Adriani maupun di Kamus Steller-Aebersold, tetapi di komputer cara itu
cukup sulit.
2
Ubahan bunyi 1.4 Vokal ai > Mang. é , kecuali kalau aksen terletak pada a Kal., Kend., toļai > Mang. toļé (ékor). e di depan vokal hilang, e di belakang vokal berpadu dengan vokal itu: himukude u taumata > himukud' u taumata - kae ng > kâng. e ' – kalau ada e ' dalam dua katasuku yang berturut-turut, e ' dalam katasuku yang pertama menjadi e di depan b, d, g: me '-be 'bé ra > me be 'bé ra, me '-de 'dorong > me de 'dorong, me '-ge 'gio > me ge 'gio,3 tetapi me '-te 'tiki' tinggal me 'te 'tiki'. Dalam keadaan ini b, d, g tidak berubah – lihat 1.5. . 1.5 Konsonan ṛ (r dengan suara tekak/garau) > h di Mang.: Taṛu na > Tahuna . Di belakang sukukata terbuka (juga dalam kalimat kalau kata di depan berakhir dengan sukukata terbuka): b > w – d > r – g > gh bé ra, me 'bé ra, bawé ra – baļé , ku' baļé , su waļé daļé ng, du'daļé ng, su raļé ng, makaraļé ng – dalo, me 'dalo, daralo gé 'llé , maghé 'llé – gati, su ghati – gurang, gaghurang n > ng di akhir kata dan di depan konsonan dengan suara tekak (g, gh, k); juga akhiran -n dilafalkan ng di depan kata yang berawal dengan vokal, tetapi tetap ditulis -n: ditulis batun ambong – dilafalkan batung ambong. 1.6 Nasalisasi Beberapa awilan menyebabkan nasalisasi, ubahan huruf yang di belakang awilan, misalnya ma*-/me *-; tanda * merupakan tanda nasalisasi dalam rumus awilan itu. Di depan k, b, p, s, t, vokal, maka vokal awilan ialah selalu a, di depan huruf lain, vokal selalu e : ma*k > mang
ma*vokal > mang
me *d > me nd
ma*b > mam
me *g > me ngg
ma*p > mam
me *h > me h
ma*s > man
me *l > me l
ma*t > man
me *n > me n
1.7 Re duplikasi Reduplikasi adalah pengulangan huruf pertama dari sukukata, dengan vokal a atau e'. Rumus: #a-, #e '-, dengan # sebagai tanda huruf yang diduakan: #a-kumpang – kakumpang Kalau reduplikasi dibuat dengan vokal a: bab- > baw- -- dad- > dar- -- gag- > gagh- -- lal- > laļ atau daļ, kalau h atau vokal: hah- > lah, vokal-vokal > la-vokal, kalau ada awilan dengan nasalisasi di depan vokal, nasalisasi itu digunakan untuk reduplikasi: ma-#a*-aļa' > mangangaļa'. Dengan vokal e ' tidak ada ubahan: be 'b – de 'd – ge 'g – le 'l – dsb. 3 Kadang-kadang e' > e di depan d tanpa sukukata kedua dengan e' – i redua, edang.
3
Akse n 1.8 Aksen terletak di sukukata dasar yang sebelum sukukata yang terakhir; -e ̆' di belakang konsonan terakhir tidak terhitung seperti sukukata: buḷu de ̆', himukude ̌' Awalan dan sisipan tidak mempengaruhi letak aksen; beberapa akhiran menyebabkan penggeseran aksen: 1.8.1. Dengan akhiran -ang, -e ng aksen digeser ke belakang: daļé ng – daraļé ngang, dé 'sung – daré 'sungang, -é ' di belakang konsonan terakhir hilang di depan akhiran itu: buļude ' - bawuļudâng, burase – bawurasê ng, kalau kata dasar berakhir dengan vokal yang berpadu dengan akhiran itu, maka aksen terletak di sukukata yang terlebur: banua - bawanuâng, taho – tatahông. 1.8.2. Dengan akhiran -ku, -u/-nu, -é /-né (-ku, -m u, -nya) aksen tinggal di tempatnya, kalau akhiran berada di belakang sukukata tertutup: aré ng – aré ngku; bara' – bara'u; ana' - ana'é aksen digeser ke belakang, kalau akhiran berada di belakang suku tata terbuka: baļé – baļé ku; tuari – tuarinu; soa -soané 1.8.3. Akhiran 'é , -ké (tanda tekanan, lihat 1.11) yang di belakang sukukata terbuka itu menyebabkan penggeseran aksen: ne 'bé ra - ne 'bé ra'é ; nakiwaļo - nakiwaļo'é ; ne 'línda - né 'lindá'e kalau akhiran itu berada di belakang sukukata tertutup, aksen tinggal di tempatnya: ne ndé no' – ne ndé no'é ; nangala' - nangala'é -é ' di belakang kata hilang di depan kata tekanan: ne 'kahudé ' – ne 'kahudé '-'é > ne 'kahudé akhiran ini mendapat rupa -ké di belakang nasal -ng: nangurung - nangurungké 1.8.4. Akhiran -é , -i di belakang kata kerja berbentuk imperatif (perintah) pasif (lihat bab kata kerja): aksen selalu terletak di sukukata yang di depan akhirannya: kariadi – kariadié ; té nno - pakité nnoi; aļa´ - aļaké ; koa – koaté . Akhiran lain tidak mempengaruhi letak aksen. 1.8.5. Kata adverbia dan kata partikel yang artinya berubah di tempat lain dalam kalimat, juga mengubah letak aksennya: é né – é né ; tangu – tangu; uté - uté 1.8.6. Vokatif dari nama diri, nama keluarga dan gelar diberi aksen di sukukata yang terakhir: mawu! amang! manané ntiro! Kalau ada kata adjektiva, kelompok kata itu dianggap seperti kesatuan dengan satu aksen: mawu mapia!
4 1.9 Awalan niAwalan ni- di depan huruf b, k, p, t, s berubah menjadi -in- di belakang huruf itu: b-in-ohe' daripada ni-wohe' k-in-oa'
<
ni-koa'
p-in-até
<
ni-paté
Dengan huruf lain gejala itu paling langka:
t-in-utung <
ni-tutung
s-in-usu
ni-susu
<
d-in-éno'
<
ni-réno'
h-in-épése' < ni-hépése'
g-in-e'de'
<
ni-ghe'de'
l-in-ihi'
< ni-lihi'
Namun dengan awalan gejala itu biasa: k-in-a-
<
ni-ka-
p-in-e'tengka- <
ni-pe'tengka
p-in-aki-
<
ni-paki-
p-in-e'papa-
ni-pe'papa-
p-in-aka-
<
ni-paka-
<
1.10 Akhiran -ang/-é ng Akhiran -ang yang biasa; akhiran -e ng digunakan kalau di dalam sukukata di depan ada vokal a: buļude' - bawuļudang
burase' - bawuraséng
Dengan sukukata setengah tertutup (lihat 1.3) di depan akhiran ini, ditambah huruf perpisahan antara vokal sukukata dan akhiran – k, t, atau huruf asli yang hilang: mangaļa' - iaļakéng
mendiko' - irikotang
dengan huruf asli: se'da' (mane'da') - se'dapéng Dengan sukukata terbuka di depan akhiran, vokal a, e, o berpadu dengan akhiran menjadi -âng, -êng, -ông; vokal i, u tidak berpadu: buala - bembualâng iruļé - pangangiruļêng
bati paamatiang e'du pangange'duang
taho - tatahông Dengan o' kadang-kadang juga ada perpaduan: pendarénông – pendarénokang (déno') Dengan é' sangat jarang ada perpaduan: pangangumbélêng – pangangumbélékang (bélé, mangumbélé') Huruf -e' yang di belakang kata (lihat 1.8.1) hilang di depan akhiran ini. Kadang-kadang huruf terakhir ng menjadi n untuk mengindari dua kali ng berturut-turut: mendangéng - darangenang Akhir vokal u huruf ng menjadi m : iruļung - pangangiruļum ang Lihat 1.8.1 tentang aksen. 1.11 Tanda te kanan T anda tekanan menekan kata yang di depan tanda itu: bué , -bé /-wé “ kan” dan lainnya. ko -é , -ké belum s eles ai 5
Bahasa Sangihe: 2 Verba - Kata kerja 5
Bab 2 – KATA KERJA 2.1 Ske ma be ntuk (tasrif) Aktif
jamak
Bentuk umum
mang-aļa'
ma*-1
mempangaļa'
m-emp-a*-
bentuk perintah
pang-aļa'
pa*-
pempangaļa'
p-emp-a*-
Duratif
ma'ng-aļa'
ma'*-
pempa'ngaļa'
p-emp-a'*-
pa'*-
pempa'ngaļa'
p-emp-a'*m-emp-a#a*-
bentuk perintah
pa'ng-aļa'
bentuk menyangkal
tawé mangang-aļa'
ma#*-2
tawé mempangangaļa'
Perfektif
nang-aļa'
na*-
nempangaļa'
n-emp-a*-
tawé nempa'ngaļa'
n-emp-a'*-
bentuk menyangkal
tawé na'ngaļa'
na'*-
Pasif: Bentuk umum
i-aļa'
i-
bentuk perintah
aļa'
Duratif
ile'-aļa'
i#e'-
bentuk perintah
le'-aļa'
#e'-
bentuk menyangkal
tawé ila-aļa'
i#a-
Perfektif
nila-aļa', ni-aļa'
ni#a-, ni-
bentuk menyangkal
tawé ni'la-aļa'
ni'-aļa', ni'
2.2 Makna dan pe makaian be ntuk kata ke rja Be ntuk umum: peristiwa, hal yang terjadi, yang seseorang membuat, yang biasa, yang akan terjadi, yang seorang akan/mau membuat; yang terjadi atau yang seseorang membuat di masa depan – bentuk ini juga digunakan sebagai kata benda. Kalau di masa depan, itu bisa dijelaskan dengan kata: sarung menekankan bahwa peristiwa tidak di masa kini atau masa lalu, he 'do - “ nanti” - peristiwa pasti akan terjadi di masa depan. Be ntuk pe rintah: harus terjadi/dibuat sekarang Duratif: peristiwa, hal yang tengah kejadiannya, yang seorang sedang membuat, yang belum selesai; dengan kai: masa kini, dengan na'un: masa lalu. Be ntuk pe rintah: harus terjadi/dibuat selalu. Be ntuk me nyangkal: belum terjadi, belum (sedang) dibuat. Pe rfe ktif: peristiwa, hal yang sudah selesai, yang seseorang telah membuat; dengan kai: hal, peristiwa yang dalam keadaan penyeselaian di masa kini, dengan na'un (bo'u): peristiwa yang sudah terjadi, yang seseorang telah membuat , dengan kai wo'u: peristiwa yang dalam keadaan penyeselaian di masa lalu Be ntuk me nyangkal: belum terjadi di masa lalu – contoh untuk melihat beda: i sié tawé nangala' dia tidak dalam keadaan penyeselaian “ mengambil” (bentuk pefektif) i sié tawé na'ngala' dia belum dalam keadaan penyeselaian “ mengambil” (bentuk menyangkal) i sié na'un tawé na'ngala' di masa lalu dia belum dalam keadaan penyeselaian “ mengambil”
Peristiwa yang di masa depan, itu dapat dikatakan hanya dengan bentuk umum. 1
Lihat 1.6
2
Lihat 1.7
6 Be ntuk pe rintah: biasanya dengan -ko, untuk pelembutan: pangala'ko – ambillah, dengan dako'(-ko) di depan: dako'ko pangala' – cobalah mengambil Bentuk perintah umum dengan tanda tekanan : “ harus sekarang”: - pangala'é – ambil terus. Bentuk perintah duratif: “ harus selalu”. Pe larangan: Kata sangkal: ai' dan abé (T am.- Si.: ari', ari'bé, dialek lain: arié'); dengan bentuk perintah umum:”jangan” - ai' pangaļa' – jangan ambil dengan bentuk perintah duratif: “ jangan pernah” - ai' pa'ngaļa' – jangan pernah mengambil Pe ringatan untuk tidak membuat sesuatu pakapia, pakapia wué , pakapiawé , kapiawé , piawé , kapia, pia; lebih keras: karié ' (kurang keras: karié 'bé ) dengan bentuk umum. Kurang kasar tetapi sama keras: kumbahang dengan bentuk umum. Peringatan untuk tidak terlalu membuat sesuatu: abé di depan kata dasar dengan reduplikasi ganda (#a#a-): dau (jauh) me -luta' (menumbuk)
abé rararau jangan terlalu jauh! abé raraļuta' jangan tumbuk terlalu halus
2.3 Pe nyusunan be ntuk kata ke rja Be ntuk umum: dengan awalan (prefiks): 2.3.1 ma*-/me *- kata kerja transitif; ada beberapa kekecualian yang intransitif. ma'*-/me '#e *-
bentuk duratif (menyangkal: ma#a*-/me *-#a-)
na*-/ne *-
bentuk perfektif (menyangkal: na'*-/ne '#e *-)
pa*-/pe *-
bentuk perintah (duratif: pa'*-/pe '#e *-)
m-e mp-a*-/m-e mp-e *-
bentuk jamak
pa#a*/pe #a*- bentuk nominal: “ ketika atau cara pembuatan/kejadian”: aļa' – pangangaļa'
boso – pamamoso
hiking – pelahiking
su pangangaļa'é piso' é, ia' tawe'dise na'ung m apia-pia m engkai, pelahikingé rario' éné T asrif ma*-: lihat 2.1 me *-: Aktif: Bentuk umum perintah Bentuk duratif
men-diko'
me*-
mempendiko'
m-emp-e*-
pen-diko'
pe*-
pempendiko'
p-emp-e*-
me'den-diko'
me'#e*-
mempe'dendiko'
m-emp-e'#e*-
perintah
pe'den-diko'
pe'#e*-
pempe'dendiko'
p-emp-e'*-
menyangkal
tawé menda-riko'
me*#a-
t. mempenda-riko'
m-emp-e#a*-
nen-diko'
ne*-
nempendiko'
n-emp-e*-
tawé ne'den-diko'
ne'#e*-
t. nempe'dendiko'
n-emp-e''#e*-
Bentuk perfektif menyangkal Pasif: Bentuk umum
i-riko'
i-
diko' atau ni-riko
.., ni-
ire'-diko'
i#e'-
perintah
de'-diko'
#e'-
menyangkal
tawé ira-riko'
i#a-
ni'da-riko'
ni'#a-
tawé nire'diko' atau tawé ni'diko' ni'-
ni#e'-, ni'-
perintah Bentuk duratif
Bentuk perfektif menyangkal
3
Reduplikasi dari huruf l-: daļ-, di belakang vokal menjadi raļ-, ganda: daraļ-, menjadi raraļ- di belakang vokal.
7 2.3.2 me '- kata kerja intransitif; ada beberapa kekecualian yang transitif. me #e '
bentuk duratif (menyangkal: me '#a-)
ne '
bentuk perfektif (menyangkal: ne #e '-)
pe '-
bentuk perintah (duratif: pe #e '-)
m-e mp-e '
bentuk jamak
pe '#a-
bentuk nominal: “ ketika atau cara pembuatan/kejadian”: me'bua – pe'bawua su pe'bawua'é soļong Manaro é
Di depan huruf h, l m , n me '- > me -, ne ' > ne -, dan seterusnya. T asrif: Aktif Bentuk umum
me'-béra
me'-
mempe'béra
m-emp-e'-
pe'-béra
pe'-
pempe'béra
p-emp-e'-
mebe'-béra
me#e'-
mempebe'béra
m-emp-e#e'-
perintah
pebe'-béra
pe#e'-
pempebe'béra
p-emp-e#e'-
menyangkal
tawé me'ba-wéra
me'#a-
tawé mempe'bawéra
m-emp-e'#a-
ne'béra
ne'-
nempe'béra
n-emp-e'-
tawé nebe'-béra
ne#e'-
tawé nempebe'béra
n-emp-e#e'-
perintah Bentuk duratif
Bentuk perfektif menyangkal Pasif Bentuk umum
i-wéra
perintah
i-
béra
Bentuk duratif
we'-béra
i#e'-
perintah
be'-béra
#e'-
menyangkal
tawé iwa-wéra
i#a-
ni'ba-wéra, ni-wéra
ni'#a, ni-
niwe'bera,
ni#e' ni'-
Bentuk perfektif menyangkal
ni'-béra
2.3.3 ma-, mi- kata kerja yang berarti: “ (kebetulan) datang dalam keadaan yang ditanda kata dasar” atau “ mungkin dibuat/terjadi” bera
m awera
baļui
m awaļui
bengke'
m am engke' (m a*-)
batu éné
m awengke' si sia'
m awengke' (m a-)
ma'-, mi'#i-
bentuk duratif (menyangkal: ma#a-/mi#a-)
na-, ni'-
bentuk perfektif (menyangkal: na'-, ni'-) bentuk perintah (duratif: ke 'ka- ki'-)
ka-, ki-
bentuk jamak
m-e ngk-a, m-e ngk-i
T asrif: maBentuk umum
ma-aļa'
ma-
mengkaaļa'
m-engk-a-
ka-aļa'
ka-
kengkaaļa'
k-engk-a-
ma'-aļa'
ma'-
mengka'aļa'
m-engk-a'-
perintah
ke'ka-aļa'
ke'ka-
kengkkaaļa'
k-engk-ka-
menyangkal
tawé maļa-aļa'
ma#a
tawé mengkaļaaļa'
m-engk-a#a-
na-aļa'
na-
nengkaaļa'
n-engk-a-
tawé na'-aļa
na'-
nengka'aļa'
n-engk-a'-
perintah Bentuk duratif
Bentuk perfektif menyangkal
mi- (dasar bonohe') Bentuk umum perintah Bentuk duratif
ki-wonohe'
ki'-bonohe'
menyangkal
tawé miwa-wonohe'
menyangkal
ki-
mi'bi-wonohe'
perintah Bentuk perfektif
mi-
ki-wonohe'
mi'#iki'mi#a-
ni-wonohe'
ni-
ni'biwonohe'
ni'-
8 2.3.4 Dengan sisipan (infiks) -um-: kata kerja yang intransitif; ada juga yang transitif. #-u'-
bentuk duratif (menyangkal: #-um-a-)
-im-
bentuk perfektif (menyangkal: #-im-e '-)
dasar
bentuk perintah (duratif: #e '-)
me mpa-hu*- atau ma-hu*
jamak
– ma- berubah menurut 2.1; sisipan -hu- terletak di antara ma-*-; maļahu*- = ma#ahu*- dengan reduplikasi dari h, – mempa- berubah menurut 2.1 T asrif: dasar daļéng Bentuk umum perintah Bentuk duratif
d-um-aļéng
+-um-++
mahundaļéng
ma-hu*-
daļéng
+++
pahundaļéng
pa-hu*-
d-u'-daļéng
#-u'-++
ma'hundaļéng
ma'-hu*-
perintah
de'-daļéng
#e'-++
pa'hundaļéng
pa'-hu*-
menyangkal
tawé r-um-a-raļéng
#-um-a-++
tawé maļahundaļéng
maļahu*-
d-im-aļéng
+-im-++
tawé r-im-e'-daļéng
nahundaļéng
#-im-e'-
Bentuk perfektif menyangkal
tawé na'hundaléng
nahu*na'hu*-
-um- disisipkan di belakang huruf yang pertama dari kata dasar – tidak pernah di belakang b, m , p: genggang
gumenggang
haung
humaung
kalang
kumalang
le'to
ume'to
néong
numéong
ngéau
nguméau
saké
sumaké
tuwo
tumuwo
dolohe'
dumolohe' mendolohe'
kaeng, kâng
kumâng
Ada kata kerja dengan huruf pertama d, k, t, yang mereduplikasi dasarnya dan akhirnya menyisipkan -um -: dingihe'
dumaringihe' makaringihe'
dating
dumarating mirating
déa'
dumaréa' me'déa
2.4 ka'#a- di depan dasar: keadaan tepat yang merupakan hasil pembuatan atau kejadian: ka'ba-wohé
ditulis
bohé mamohé
m enulis
ka'pa-pello'
ditaruh
pello' mamello'
m enaruh
ka'ta-topé
dibuka
topé manopé
m em buka
ka'ta-tûng
direbus
tueng metueng
m erebus
ka'da-ļéhé
digantung
léhé meléhé
m enggantung atas tali dsb
2.5 ka'-<>-(n)é (<> : dasar) atau ka'pa*-/ka'pe '-<>-(n)é : partisip kala kini, “ sedang ...”; -é di belakang sukukata tertutup, -né di belakang sukukata terbuka (lihat 1.3) ka'-aļa'-é
ka'pa-ngaļa'-é
ka'-bera-né
ka'pe'-bera-né
ka'-koa'-é
ka'pe'-koa'-é
ka'-pundaļ-é
ka'pa-mundaļ-é
9 2.6 i-pa*-/i-pe *-/i-pe '-: subjek adalah alat yang digunakan untuk perbuatan: kai ipam oto' piso' ini e - pisau ini adalah alat yang dengannya dipotong – dengan pisau ini dipotong .. T asrif (lihat 2.1 dan 2.3.1) ma*-/me *-/me '-
>
ipa*-/ipe *-/ipe '-
ma'*-/me '#e *-/me #e '
> ipa'*-/ipe '#e *-/ipe #e '-
bentuk dasar bentuk duratif (menyangkal: ipa#a*-/ipe *-#a-/ipe #a-)
na*-/ne *-/ne 'pa*-/pe *-/pe '-
> nipa*-/nipe *-/nipe '->
bentuk perfektif
atau > pina*-/pine *-/pine '- lihat 1.9
(menyangkal: na'*-/ne '#e *-/nipe #e '-)
> pa*-/pe *-/pe '
bentuk perintah (duratif: pa'*-/pe '#e *-/pe #e '-)
atau: m- > ip-, n- > nip- atau pin- (lihat 1.9), bentuk perintah tidak berubah. 2.7 -ang/-é ng, akhiran di belakang bentuk pasif: subjek adalah tempat atau saat yang digunakan untuk perbuatan (lihat 1.10 juga): Kai atu' sudé pinangaļakéng i kam éné? Kai liwua' dala e ipe'dendénokang i kam i. Putung éné kai taku' ipanongkateng tuhigu.
Bentuk dibuat dengan akhiran di belakang bentuk pasif (i-,lihat 2.1, 2.3.1-2); bentuk jamak dibuat dengan akhiran di belakang bentuk dengan awalan ipa*-, ipe*-, ipe' (2.6); bentuk perintah: -i, -é , -k/té daripada -ang/-éng: -i di belakang sukukata terbuka -é di belakang sukukata tertutup dan di belakang i -k/t-é di belakang sukukata setengah tertutup (k/t: huruf perpisahan; lihat 1.10). bentuk pasif
bentuk dasar
bentuk perintah
jamak
bentuk perintah
iaļa
iaļakéng
aļaké
ipangaļakéng
pangaļaké
iriko'
irikotang
dikoté
ipendikotang
pendikoté
iwéra
iwérang
bérai
ipe'bérang
pe'bérai
Akse n: lihat 1.8.1 dan 1.8.5 2.8 me '#a-: kata kerja kesalingan Reduplikasi dari huruf dasar yang pertama: boļéng
me'bawoléng
déa'
me'daréa'
Kalau h huruf yang pertama: reduplikasi yang berganda, -daļa- (lihat 1.7 tentang reduplikasi dari h): me'daļahiking1
hiking
Kalau huruf pertama adalah vokal, maka reduplikasi dibuat dari bentuk nominal (= bentuk perintah dasar): m e'papa-; kadang juga ada reduplikasi yang berganda dengan -laļa-:4 mang-aļa'
pangaļa'
me'papangaļa'
mang-onggo
pangonggo'
me'papangonggo'
me'laļaonggo'
mang-imbu
pangimbu
me'papangimbu
me'laļangimbu
T asrif (#a menjadi #a#a kalau huruf dasar yang pertama adalah h atau vokal): Aktif Bentuk umum perintah Bentuk duratif
me '#a-
me'papangaļa'
me'dariko
me'bawéra
pe '#a-
pe'papangaļa'
pe'dariko
pe'bawéra
me '#e '#a-
me'pe'papangaļa'
mede'dariko
mebe'bawéra
perintah
pe '#e '#a-
pe'pe'papangaļa'
pe'de'dariko
pe'be'bawéra
menyangkal
me '#a#a-
tawé me'papapangaļa'
darariko
tawé mebawawéra
ne '#a-
ne'papangaļa'
ne'dariko
ne'bawéra
ne #e '#a-
tawé ne'pe'papangaļa
tawé nede'dariko
Bentuk perfektif menyangkal Pasif:
m- > ip-, n- > nip- (atau pin-, lihat 1.9); bentuk perintah tidak berubah. 4
Di T ahuna reduplikasi tidak berganda: m e'ļahiking. 10
2.9
me 'te ngka-: kata kerja yang refleksif, ipe 'te ngka-: pasif dari kata kerja refleksif.
Bentuk umum
me 'te ngka-
ipe 'te ngka-
pe 'te ngka-
pe 'te ngka-
me 'te 'te ngka-
ipe 'te 'te ngka-
perintah
pe 'te 'te ngka-
pe 'te 'te ngka-
menyangkal
tawé me 'tate ngka-
tawé ipe 'tate ngka-
ne 'te ngka-
nipe 'te ngka-, pine 'te ngka-
tawé ne 'te 'te ngka-
tawé nipe 'te 'te ngka-
perintah Bentuk duratif
Bentuk perfektif menyangkal
2.10 mapa*-, mape *-, mape '-, mapaka-, mapa-: membuat/menyebabkan perbuatan atau kejadian iapa*-, iape *-, iape '- iapaka-, iapa-: pasif dari bentukan itu T asrif (lihat 2.1, 2.3-5) ma*-, me *-, me '-
> mapa*-, mape *-, mape '-
bentuk dasar
ma'*-, me '#e *-, me #e '
> papa'*-, pape '#e *-, mape #e '-
bentuk duratif
mapa#a*-, mape *#a-, ipe #a-
menyangkal
na*-, ne *-, ne '-
> napa*-, nape *-, nipe '-
bentuk perfektif
pa*-, pe *-, pe '-
> papa*-, pape *-, pe '-
bentuk perintah
papa'*-/pape '#e *-/pape '#e -
Bentuk umum
perintah duratif
mapang-aļa'
mapen-diko'
mape'-béra
papang-aļa'
papen-diko'
pape'béra
mapa'ng-aļa'
mape'den-diko'
mape'be-wéra
perintah
papa'ng-aļa'
pape'den-diko'
pape'be-wéra
menyangkal
t. mapangang-aļa'
t. mapenda-riko'
t. mape'be-wéra
napang-aļa'
napen-diko'
nape'béra
t. napa'ng-aļa'
t. napeden-diko'
t. nape'be-wéra
perintah Bentuk duratif
Bentuk perfektif menyangkal
Pasif: ma- > ia-, na- > nia-, pa- > amapaka-, mapa-: di depan kata kerja dengan awalan m a- dan dengan sisipan -um -
belum selesai Dari kata kerja kesalingan: me '#a- (me'papa*-) > mape '#a (mape'papa*-): Pasif: iape '#a- (iape'papa*-) Membuat/menyebabkan perbuatan atau kejadian kesalingan. i sie kai mape'papangaļa' i kami i kami kai iape'papangaļa'e i ninang i redua e nape'tatingkuļum deduae i redua e niape'tatingkuļun ninang i redua e ipaka-: membuat/menyebabkan perbuatan/kejadidan dengan sangat kuat, nipaka-/pinaka-: bentuk perfektif, paka-: bentuk perintah. ipakasasa ipakapia taku' ipakatutung kahengang pakamanadu wué
11 2.11
maka-: sempat membuat, ika-: pasif; sempat dibuat,
a) kesempatan tergantung pada subjek atau pada objek; b) kesempatan berada tanpa sengaja – kata kerja tentang pencerapan indriawi dan yang berkerabat;
c) kesempatan ialah kemalangan, tanpa sengaja. T asrif: Bentuk umum
maka-
maka-aļa'
maka-riko'
maka-wéra
Bentuk duratif
maka'-
maka'-aļa'
maka'-diko'
maka'-béra
maka#a-
makaļa-aļa'
makara-riko'
t. makawa-wéra
naka-
naka-aļa'
naka-riko'
naka-wéra
naka'-
t. naka'-aļa'
t. naka'-diko'
t. naka'béra
menyangkal Bentuk perfektif menyangkal Pasif: Bentuk umum
ika-
ika-aļa'
ika-riko'
ika-wéra
Bentuk duratif
ike 'ka-
ike'ka-aļa'
ike'ka-riko'
ike'ka-wéra
ika#a-
t. ikaļa-aļa'
t. ikara-riko'
t. ikawa-wéra
nika-
nika-aļa'
nika-riko'
nika-wéra
nike 'ka-
t. nike'ka-aļa'
t. nike'ka-riko'
t. nike'ka-wéra
menyangkal Bentuk perfektif menyangkal
kalim at
2.12 makapa*-, makape *-, makape '-: bisa membuat karena keadaan baik untuk pembuatan T asrif: lihat 2.1, 2.3.1-2; dengan -akap- di belakang m-, n-, p-. i kami tawé makapekoa' kang, u tawé' aké' darentané é kai nakape'bengkase' si siré kai apa nakapekoa' si kau kéréné? 2.13 makaka- (bentuk perfektif: nakaka-) a) dapat menyebabkan bahwa apa-apa menjadi ia' makakaļénggé kalu ini, komaneng taku' tuwangeng ia' tawé makakariadi haļe' éné, u ia' mantemba' taumata b) menjadi sebab (kebetulan) bahwa apa-apa terjadi i kau kawé makakasilaka' si sié c) diberi kemungkinan supaya mengalami apa-apa ia' tawé makakaļénggé, u ia' endaung kai ite'tuilang katiho'é i sié kai makakakala' u tau éné 2.14 masi'-: perbuatan dijadikan oleh jumlah orang masing-masing, nasi'-: bentuk perfektif ; pasi'-: bentuk perintah. Kalau dasar berawal dengan vokal, maka biasanya digunakan bentuk dengan pa- (bentuk perintah): béra masi'béra aļa' masi'pangaļa' masi'aļa' inung masi'panginung 2.15 maki-: meminta/memohon membuat. belum selesai
2.16 ipaka-:
2.17 ma-pe 'te ngka-
ia-pe 'te ngkamaka-pe 'te ngkaika-pe 'te ngkaipaki-pe 'te ngkame 'te ngkime 'ti*-, me tu*-
Bahasa Sangihe: 3 Substantives Kata Benda Bab 4 – KATA BENDA 4.1 Jenis kelamin: Orang dan satwa, kalau jenis kelamin, kalau hal yang penting, tidak jelas dari konteks, bisa mendapat tambahan é sé ' (laki-laki, jantan) dan bawiné (perempuan, betina): ana' anak
ana' é sé ' putra
kawaļo kuda
kawaļo é sé ' kuda jantan
ana' bawiné putri
kalidé keledai
kalidé wawiné keledai betina
4.2 Jumlah: T idak ada beda antara tunggal dan jamak, tetapi jamak bisa ditunjukkan dalam bentuk kata kerja atau bentuk adjektiva, serta ditandai dengan partikel manga – jamak dengan kebinekaan, sebagai penggandaan kata benda di bahasa Indonesia: baḷé rum ah – manga waḷé rum ah-rum ah Kata manga juga bisa memperluas arti kata: gaghurang orang tua - manga ghaghurang: pam an, pam an dari aya/ibu, bibi, saudara yang tua. Kata se mbau' digunakan di belakang sebuah kata, untuk membuat pengertian kata itu sebagai tunggal: ku' i sié me'gelli' u melahibore' baļiné sembau' si kaméné – m aka Ia m enberi penghibur yang lain kepada kam i (satu penghibur saja) (Yoh. 14:16). 4.3 Kelompok dua kata benda: kalau kata pertama berahir dengan sukukata tertutup, hubungan ditandai dengan u : apé ng u rano: pinggir danau (apé ng: pinggir – dano: danau), kalau kata pertama berakhir dengan sukukata terbuka, tanda hubungan adalah -n yang ditambah di akhir kata pertama: baļé n amang: rumah bapak (baļé : rumah - amang: bapak) 4.4 Nama diri dan nama keluarga dan nama gelar diberi i di depan nama; preposisi su menjadi si, di dalam kelompok kata u menjadi i di belakang sukukata tertutup, di belakang sukukata terbuka i hilang di belakang -n: ana' i Zakaria: anak Z. - baļé n Simon: rumah S. 4.5 Nama geografis tetap mendapat kata yang menjelaskan: banua (tanah) soa (kota, desa) dano (danau) tahanusa (pulau) dsb. su kawuga' u wanuan Galilé a: di seluruh tanah Galilea su apé ng u ranon Gé nné z aré t: di pinggir danau Gennezaret
4.6 Objek kata kerja Kalau tertentu, objek terletak langsung di belakang kata kerja: ia ma'moto' manu' e
saya m enjagal ajam (itu)
i sie mendiko' soļo e
dia (akan) m enyulut lam pu
i kau namaļo' asu e
engkau telah m em ukul anjing
Itu juga berlaku dengan objek yang nama bahan atau rujukan ke nama bahan: pangaļa'ko aké'
am billah air
Hanya lai dan bé boleh diletakkan di antara kata kerja dan objek tertentu. Kalau objek tidak tertentu, digunakan u dan -n (4.3) di depan objek: i kamene namoto' ļain manu'?
kalian sudah m enjagal ajam juga?
i kau sém bo'u nagonggo' u sabong si sie?
apakah engkau sudah m em beri sabun kepadanya?
i amangku e tawé melaļahag' u apa si sia'
ayaku tidak m enolak apa-apa kepada saya
ia' mamehu' u aké' u limu
saya (akan) m em eras sari jeruk
Seringkali objek ditandai dengan su – su i > si.
belum selesai
Bahasa Sangihe: 4 Adjectives - Kata atributif Bab 4 – KATA ATRIBUTIF 4.1 Jumlah kecil saja dari kata atributif sama dengan dasar: nama warna atau sifat yang mencolok, khusus sifat badan: biru'
biru
ido
hijau
buta
buta
kento'
pincang
haga'
jelek
daļaki'
buruk, jahat
Kebanyakan kata atributif dirupakan dengan awalan mama-weha'
berat
beha'
berat m uatan
ma-husu'
kurus
husu'
tulang rusuk
Kata itu juga bisa berarti “ menjadi ...”: mamara
kering, m enjadi kering
matedu'
sakit, m enjadi sakit
Juga ada kata atributif, yang dirupakan dengan reduplikasi, dengan awalan ka- atau dengan akhiran -ang: ge'-guwa' (ka-guwa'
besar besarnya)
ka-didi'
kecil
takut-ang
takut
ge'-géré'
besar
ka-dodo'
kecil
(taku'
ketakutan)
4.2 Bentuk jamak dirupakan dengan reduplikasi dari dasar daļaki
daraļaki
ge'-guwa'
gaghuwa'
ma-pia
ma-papia
ge-'géré'
gaghéré'
ka-didi'
daridi'
Kecualian: kata yang sudah ada reduplikasi di bentuk tunggal: dario' (dio') maraļending mararaļending
darario'
kecil, m uda
mararaļending
dingin
Kata atributif yang diambil dari bahasa lain, tidak ada jamak. Bentuk jamak tidak digunakan, kalau sifat jumlah orang atau hal ditandai sebagai bersama: taumata mapia tau Sangihe' kai taumata mitung Kalau jamak sudah ditandai secara lain, juga digunakan bentuk tunggal: i siré taumata raļaki 4.3 Bentuk dengan awalan ma' daripa ma- dan akhiran -ang: “ kurang ...”. Lihat 1.10 tentang pencantuman akhiran dengan kata. masaria
besar
ma'sariâng
kurang besar = lebih kecil
marau
jauh
ma'dauang
kurang jauh = lebih dekat
marangé'
tinggi
ma'dangétang
kurang tinggi = lebih rendang
maghurang
tua
ma'gurangeng
kurang tua = lebih m uda
mapia
baik
ma'piâng
kurang baik = lebih jahat/buruk
ia' ma'dangétangbén kau ini e ma'lenggihangbén éné kalu ini ma'piângbén kalu éné ia', me'biahe' kéréné, ma'piângbé maté -bé digunakan kalau menyusul kata kerja, kalau tidak, digunakan -bé n. Daripada bentuk ma'-<>-ang, juga ada bentuk ma-<>-(bé n): ia' marange' i kau – ia' marange'bén kau ini e malenggihe'bén éné kalu ini mapiawén kalu éné 4.4 Bentuk dengan pe nggandaan dasar: “ sangat ...”:
mapia-pia
sangat baik
malenggi-lenggihe'
sangat bagus
mawenna-wennahe'
sangat lam a
marengu'-dengu'
sangat lam a
Mungkin menambah m engkai (sekali): mengkai malenggi-lenggihe'
sangat bagus sekali
4.5 Kata atributif yang majemuk: Nama warna: mahamu' maghurang
m erah tua
maririhe' manguda'
kuning m uda
mahamu' kamumu
m erah keungu-unguan
mahamu' tiwello'
m erah oranye
maririhe' saļa mahamu'
kuning kem erah-m erahan
mêlong saļa wiru
hijau kebiru-biruan
4.6 Kata atributif diletakkan di belakang kata benda. Kalau kata atributif digunakan sebagai predikat, keterangan lain yang menemani kata benda itu diletakkan di antara kata benda dan predikat: taumata éné e masaria baļé ini e marange' datun kami méhe'gi-he'gise' T ana-lawo' e mengkai malenggi-lenggihe'
Bahasa Sangihe: 5 Pronomina - Kata Ganti BAB 5 – PRONOMINA – KATA GANTI Pronomina pe rsona saya-kam i/kita
engkau-kalian
dia-m ereka
1
ia'
i kau
i sié
2
i kandua
i rua
i redua
i kamené tellu
i siré tellu
i kaméné
i siré
i kadua 3
i kami tellu i kité' ellu
jamak
i kami i kité'
Di jamak kata hitung 4-10 boleh ditambah juga. Kata depan se dipadu dengan i menjadi si – sia' atau si sia', si kau, si sié . ia' diganti dengan taku' di depan bentuk pasif subjektif (lihat Bab Kata Kerja) Di P. Siau: kum u, kem m u daripada kam éné. Pronomina pose sif saya-kam i/kita
engkau-kalian
1
-ku
-u -nu
dia-m ereka é -né
2
kandua
dua
dedua
kaméné tellu
siré tellu
kaméné
siré
kadua 3
kami tellu kité' ellu
jamak
kami kité'
Akhiran: -ku di belakang semua kata; di belakang kata yang berakhir dengan sukukata tertutup: -u dan -é di belakang kata yang berakhir dengan sukukata terbuka: -nu dan -né Pronomina posesif lain merupakan kelompok dengan kata benda sebagai kelompok dua kata benda (lihat 4.3-4): - dengan i akhir sukukata tertutup: hapi'ku
hapi'u
hapi'é
hapi' i kandua
hapi' i rua
hapi' i redua
hapi' i kaméné (tellu)
hapi' i siré (tellu)
hapi' i kadua hapi' i kami (tellu) hapi' i kité' (ellu) - dengan -n akhir sukukata terbuka: tuariku
tuarinu
tuariné
tuarin kandua
tuarin dua
tuarin dedua
tuarin kaméné (tellu)
tuarin siré (tellu)
tuarin kadua tuarin kami (tellu) tuarin kité' ellu
Pe ngge se ran akse n: lihat Bab 1.8.2
Penandaan pemilik berdiri di belakang kata utama di dalam kata susun dan gabungan kata: daļe'gahe dehuku (hiasan dahiku), ana'é ésé' (putranya), ahus' i Sion bawiné (putri Sion) Di dalam kelompok kata benda akhiran pemilik terletak di belakang kata pertama, serta kata benda itu diulang: bisi' u mona (kaki depan) – bisi'é wisi' u mona (kakinya depan)
Pronomina de monstratif (pe nunjuk)
ini
ini – apa-apa yang di dalam tangan pembicara atau yang dia menunjuk dengan tangannya
e ndaung
ini – sedikit lebih jauh daripada ini
é né
itu – apa-apa yang terletak pada seorang yang disapa
e ndai'
di antara pembicara dan yang disapa
pada tempat lain: apa-apa yang terletak di arah laut, disebut “ depan” - apa-apa yang terletak di arah pedalaman, disebut “ belakang”: dadé '
di depan
dala
di belakang
bawa
di bawah (di dalam pemukiman yang membentang di pesisir laut: satu ujung pemukiman)
dasi'
di atas ( di dalam pemukiman itu: ujung yang lain – berdasar pada konvensi)
pai
di dalam pemukiman yang tidak membentang di pesisir laut (Manganitu): = bawa, dasi'
Sebenarnya semua kata ini, kecuali ini dan éné, merupakan adverbia, yang menjadi pronomina penunjuk dengan tambahan kata sandang (artikel) é . Kata sandang é yang juga pronomina penunjuk digunakan dengan semua orang atau hal yang tertentu atau dikenalkan dari konteks: juga di belakang nama diri orang yang kenal, dan di belakang kata dengan akhiran pronominal, kalau tertentu. Hanya kalau salah satu kata harus berada tak takrif dengan tegas, kata sandang dihilangkan. Semua kata pronominal penunjuk diletakkan di belakang kata yang disebut pronomina itu. Kalau ada keterangan, pronomina penunjuk diletakkan di belakang keterangan. asu é taumata endaung é kadéra éné é buļudé rala é asu kadodo' é taumata raļaki' endaung é bawéra nisawuhe' suraļung i siré é Kata i yang diberi di depan nama diri, keluarga dan gelar, juga termasuk pronomina penunjuk, tetapi terletak di depan, lihatlah 4.4. Pronomina pe nanya
mandiri attributif:
tunggal
jamak
orang
i sai
sai sai
hal
apa
apa apa
orang dan hal
sudé , hudé
sudé sudé , hudé hudé
Kai i sai taumata tarai' é? I sai sai i kaméné sasaé' mempanoma é? Sudé sudé kalu 'paki'tuwang é?
apapané
bagian mana
émbo' u taumata é uté apapané?
ké ré apa
bagaimana
kéréapa sahén apa éné?
Pronomina re latif
tunggal jamak
orang
isain
hal
apan
orang dan hal
apan
Isain pia', sarung onggotang, dingangu isain tala, rélain pangaļakéng u apan si sié. I kaméné apan maka'dingihe' Penggunaan apan mungkin hanya dengan bagian jumlah. Kalau segala jumlah, digunakan bentuk kata kerja dengan é . I siré rimoloh' i kami é – m ereka yang m engirim kam u. T aumata mede'déa' é mengkai maka'hombang – orang yang m encari, selalu m endapat. Di dalam kalimat yang rumit, kata ku' juga dapat digunakan seperti pronomina relatif, tetapi hanya tentang hal. U tawé' u apa ma'kakaļirung, ku' tawé sarung 'kasingkaténg, dingangu tawé' apa marariadi su mapennise', ku'tawé sarung ikasilo Maka tiada sesuatu yang tersem bunyi, yang/m elainkan tidak akan dinyatakan dan tiada sesuatu yang terjadi disem bunyikan, yang/m elainkan tidak akan dilihat. Pronomina re fle ksif batangé ng – (sen)diri Kendage' taum ata waļiné, kéré ku'kendage' batangéng Tum aļentu' u watangéng Batangéng tawé m e'koa', arawé taum ata waļiné uté iape'koa' T etapi dengan subjek lebih sering digunakan kata tekanan bué : i kau wué ne'koa' é? Pronomina yang tak takrif
Bahasa Sangihe: Literature - Daftar kepustakaan Daftar kepus takaan Work cat.: Bawole, G. Morfologi bahas a Sangir, 1981 (s ummary in Englis h: Sangir language, s poken on Sangir Is land, Propins i Sulawes i Utara)
Language descriptions 1. ONLINESangireesche Spraakkunst. Adriani, N. 1893. Leiden: Nederlands Bijbelgenoots chap. oai:ros ettaproject.org:ros ettaproject_s xn_mors yn-1 2. ONLINEPhilippine Minor Languages: Word Lists and Phonologies. Reid, Lawrence. 1971. Honolulu, Hawaii: Univers ity of Hawaii Pres s . oai:ros ettaproject.org:ros ettaproject_s xn_phon-1 3. The nuclear predication in Sangir. Maryott, Alice L. 1963. Philippine Journal of Science 92. oai:s il.org:11569 4. The phonology and morphophonemics of Tabukang Sangir. Maryott, Kenneth R. 1961. Philippine Social Sciences and Humanities Review 26. oai:s il.org:11572 5. The substantive phrases of Sangir. Maryott, Kenneth R. 1963. Ins titute for Language Teaching and Summer Ins titute of Linguis tics . oai:s il.org:11573 6. ONLINEThe semantics of focus in Sangihé. Maryott, Kenneth R. 1977. Studies in Philippine Linguis tics 1(1). oai:s il.org:16117 7. ONLINEThe sentence in Sangihé. Maryott, Kenneth R. 1979. Studies in Philippine Linguis tics 3(1). oai:s il.org:16120 8. Dari mana asal konjungsi Bahasa Sangir?. Maryott, Kenneth R. 1990. Proyek Kerjas ama UNHAS-SIL. oai:s il.org:25266 9. On the evolution of the clause analysis of Sangir. Maryott, Kenneth R. 1998. Linguis tic Society of the Philippines . oai:s il.org:39226 10. Tag questions and their answers in Sangir. Maryott, Kenneth R. 1999. NUSA: Linguis tic Studies of Indones ian and Other Languages in Indones ia 46. oai:s il.org:42737 11. Studies in Sulawesi Linguistics, part VI. Laidig, Wyn D. (editor). 1999. NUSA: Linguis tic Studies of Indones ian and Other Languages in Indones ia 46. oai:s il.org:42853 12. ONLINEWALS Online Resources for Sangir. Dryer, Matthew S. & Has pelmath, Martin (editor). 2011-02-08. Max Planck Digital Library. oai:wals .info:languoid/s gr
Other resources about the language 1. Manga wekeng asalʼu tau sangihe (Cerita-cerita asal orang Sangir: Stories of the origins of the Sangir people). Maryott, Kenneth R. (editor); Nelman, Mangamba (trans lator); Pas aribu, Chris tina (trans lator). 1995. The Committee for the Promotion of the Sangir Language. oai:s il.org:36609 2. Pre-Sangir *l, *d, *r and associated phonemes. Maryott, Kenneth R. 1986. Notes on Linguis tics 34. oai:s il.org:20017 3. ONLINEPre-Sangir *1, *d, *r and associated phonemes, part 1. Maryott, Kenneth R. 1978. Studies in Philippine Linguis tics 2(1). oai:s il.org:16118 4. Manga wiong baha: Mangangakale kasariaenge. Maryott, Kenneth R. (editor). 1996. Committee for the Promotion of the Sangir Language. oai:s il.org:37252 5. Pengangendungang mebasa ringangu memohe berang Sangihe. Maryott, Kenneth R.; Maryott, Alice L. 2001. Committee for the Promotion of the Sangir Language. oai:s il.org:41952 6. Manga hombang u tau Sangihẹ . Maryott, Ken (editor); Adilis , Sus an (editor). 2001. Committee for the Promotion of the Sangir Language. oai:s il.org:42876 7. Pre-Sangir *l, *d, *r and associated phonemes, part 3. Maryott, Kenneth R. 1990. Workpapers in Indones ian Languages and Cultures 8. oai:s il.org:23478 8. Biong baha: komolang karuane. Adilis , Sus an (editor); Maryott, Kenneth R. (editor). 2000. Committee for the Promotion of the Sangir Language. oai:s il.org:40995 9. ONLINESangireesche Spraakkunst. Adriani, Nicolaus . 1893. A. H. Adriani. oai:refdb.wals .info:1364 10. ONLINEProto Sangiric and the Sangiric Languages. Sneddon, James N. 1984. Aus tralian National Univers ity. oai:refdb.wals .info:1835 11. ONLINESangir: a language of Indonesia (Sulawesi). Lewis , M. Paul (editor). 2009. SIL International (www.s il.org). oai:ethnologue.com:s xn Other known names and dialect names : Central Tabukang, Kandar, Manganitu, North Tabukang, Sangi, Sangih, Sangihé, Sangires e, Siau, South Tabukang, Tabukan, Tabukang, Tagulandang, Tahulandang, Tamako, Taruna ADRIANI, N., Sangireesche teksten met vertaling en aanteekeningen. 's-Gravenhage, Nijhoff, 1894 Large 8°, printed wraps., cloth backstrip, 416pp. Collection of Sangirese folk-tales & other stories, transl. & annotated, incl. ethnographical notes & etymological explanations of Sangirese words & expressions. Scarce.
(ownership's entry on title.)
Antiquariaat Gemilang, € 100,00
GOSPEL - Balomapia pedariandi wuhu suralungu weransangihe. S.I. [Jakarta], Lembaga Alkitab Indones ia, 1994 Original plas tified limp wrappers , title in gilt on front wrapper. 837pp. printed in two collumns . All Gospels translated into Sangirese language, published by command of the Indonesian Bible Society. Fine copy printed on India paper. See als o our catalogue: - GEMILANG 159: Mis s ionary Labour in Southeas t As ia (2011).
Gemilang € 150,00
STELLER, C.W.J., Deke Limanpulo dua. Wouralungu pedariandi tebe E. Leiden, Brill, 1890 s m.s q.8°. orig. cloth. 194pp. 5 fine col. lithogr. plates . Collection of bible-stories(old testament)as translated into the Sangirese language for juveniles. In Sangirese script, not transcribed. Rare. See als o our catalogues :
Gemilang € 315,00
F. Kelling, Buke Masmur ko Susi. Nisalin Su Bahasa ang Sangie London, Foreign Bible Soc., 1886. Small 8°, cloth, 235pp. Bible stories in Sangirese language. Rare.
W. Aebers old Het verhaal van Himbawo; een Sangirees heldendicht In: Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde 108 (1952), no: 3, Leiden, 267-297 This PDF-file was downloaded from http://www.kitlv-journals .nl W. Aebers old Sas ahola Laanang Manandu (De lange Sas ahola). (Sangires e teks t met Ned. vert.) In: Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde 115 (1959), no: 4, Leiden, 372-389 This PDF-file was downloaded from http://www.kitlv-journals .nl INDJIL KO SUSI, KO NIWOHE I LUKAS. NlSALIN SU BAHASANG SaNGIHE BOU I F. KELLING. printed for the Britis h and Foreign Bible Society in London for the Us e of the Dutch Mis s ion in the Sangire Is lands by Harris on and Sons , St. Martin's Lane BRITISH AND FOREIGN BIBLE SOCIETY IN LONDON,
http://www.s cribd.com/doc/25323042/Studies -in-Philippine-Linguis tics #s ource:facebook