1. Batasan Keperawatan Keluarga a. Keluarga sebagai kontek kontek (Family as Context), Context), pada asuhan keperawatan tingkatan pertama ini yang menjadi fokus pelayanan kesehatan adalah individu, sedangkan keluarga merupakan latar belakang atau fokus sekunder. Keluarga dipandang sebagai area yang penting dari klien dan oleh karena itu keluarga merupakan dukungan terbesar bagi klien. Atau kata lain asuhan yang berfokus pada keluarga. Karakteristik pendekatan : Individu ditempatkan pada fokus pertama sedangkan keluarga yang kedua Fokus pelayanan keperawatan pada individu Individu/anggota keluarga akan dikaji dan diintervensi Keluarga akan dilibatkan dalam berbagai kesempatan b. Keluarga Sebagai Kumpulan dari Anggotanya, asuhan keperawatan yang diberikan bukan hanya pada satu individu tetapi bisa lebih dalam satu keluarga. Dalam tingkatan ini garis depannya adalah masing-masing klien yang dilihat sebagai unit terpisah dengan unit yang berinteraksi.
c. Subsistem Keluarga Sebagai Klien, adalah pusat perhatian atau fokus sebagai penerima pengkajian serta intervensi. Keluarga initi, keluarga besar, dan sub sistem keluarga lainya adalah unit analisis dan asuhan.
d. Keluarga Sebagai Klien (Family as Client), keluarga dipandang sebagai klien atau fokus keperawatan, keluarga menjadi bagian depan sedangkan anggota keluarga yang lain menjadi latar belakang. Karakteristik pendekatan : Perhatian utama pada keluarga Keluarga dilihat sebagai penjumlahan dari individu-individu anggota keluarga Perhatian dikonsentrasikan bagaimana kesehatan individu berdampak pada keluarga secara keseluruhan e. Keluarga sebagai komponen sosial (Family as Component of Society) Karakteristik pendekatan : Keluarga dilihat sebagai sebuah institusi sosial, pendidikan, spiritual, ekonomi, dan kesehatan.
Kelurga adalah unit utama dan kumpulan keluarga akan membentuk sistem yang lebih besar yaitu masyarakat
Keluarga berinteraksi dengan institusi lain untuk menerima, bertukar dan saling memberi layanan.
2. Sejarah Keperawatan Keluarga 3. Landasan Teori Keperawatan Keluarga a. Teori Model Konseptual Model keperawatan adalah jenis model konseptual yang menerapkan kerangka kerja konseptual terhadap pemahaman keperawatan dan bimbingan praktik keperawatan. Model konseptual keperawatan menguraikan situasi yang terjadi
dalam suatu lingkungan atau stresor yang mengakibatkan seseorang individu berupa menciptakan perubahan yang adaptif dengan menggunakan sumbersumber yang tersedia. Model konseptual keperawatan mencerminkan upaya menolong orang tersebut, mempertahankan keseimbangan melalui pengembangan mekanisme koping yang positif untuk mengatasi stressor ini. Model konseptual keperawatan telah memperjelas kespesifikan area fenomena ilmu keperawatan yang melibatkan empat konsep yaitu manusia sebagai pribadi yang utuh dan unik. Konsep kedua adalah lingkungan yang bukan hanya merupakan sumber awal masalah tetapi juga perupakan sumber pendukung bagi individu. Kesehatan merupakan konsep ketiga dimana konsep ini menjelaskan tentang kisaran sehat-sakit yang hanya dapat terputus ketika seseorang meninggal. Konsep keempat adalah keperawatan sebagai komponen penting dalam perannya sebagai faktor penentu pulihnya atau meningkatnya keseimbangan kehidupan seseorang (klien) Konseptualisasi keperawatan umumnya memandang manusia sebagai mahluk biopsikososial yang berinteraksi dengan keluarga, masyarakat, mas yarakat, dan kelompok lain termasuk lingkungan fisiknya. Tetapi cara pandang dan fokus penekanan pada skema konseptual dari setiap ilmuwan dapat berbeda satu sama lain, seperti penenkanan pada sistem adaptif manusia, subsistem perilaku atau aspek komplementer. Teori keperawatan dan model konseptual adalah sebagai berikut : a. Orientasi system: system periaku dari Johnson. model konseptual system dari Neuman b. Orientasi perkembangan.: model konseptual perawtan diri dari Orem c. Orientasi interaksi dan system: model adaptasi dari Roy, model system terbuka dari King d. Orientasi system dan perkembangan: model proses kehidupan dari Roger.
Orientasi system: system periaku dari Johnson. model konseptual system dari Neuman Pada publikasi Neuman taun 1970-an tentang model sistemnya, ia tidak membahas keluarga. Dalam komplikasi akhir dari bab tentang model ini Neuman, disunting oleh Neuman (1982) model terwsebut diperluas yang
berhubungan
dengan
keluarga
sehingga
penerima
asuhan
kepeerawatan termasuk keluarga. Dua bab dari naskah yang terakhir ini menerapkan model dari Neuman untuk system keluarga (Reed, 1982) dan terapi keluarga (Goldblum-Graff dan Greff, 1982). Dalam bab ini keluarga diuraikan sebagai target yang tepat baik untuk pegkajian dan intervensi perimer, sekunder dan tersier. Proses keperawatan digunakan sebagai penghubung antara teori keluarga dan praaktik. Keperawatan (Faw Cett, 1984). Belakangan ini Mischke-Berkey dkk (1989) dengan tekun mengadaptasi model dari Neuman untuk digunakan dalam pengkajian dan intervensi keluarga. Model dari Neuma karena konsep keluarga telah diidentifikasi dan diterapkan, tampak agak bermanfaat untuk membimbing praktik keperawatan keluarga. Konsep yang dikemukakan oleh Betty Newman adalah konsep “Healt care system” yaitu model konsep yang menggambarkan aktifitas keperawatan yang ditujukan kepada penekanan penurunan stress dengan memperkuat garis pertahanan diri secara fleksibel atau normal maupun resistan dnegan sasaran pelayana adalah komunitas. Serta Betty Newman mendefinisikan manusia secara utuh merupakan gabungan dari konsep holistic dan pendekatan system terbuka. Faktor yang perlu di perhatikan adalah: fisiologi individu, psikologi individu,sosial cultural, perkembangan individu 1) Asumsi Teori Model Betty Neuman
Asumsi yang dikemukakan oleh Betty Neuman dalam memberikan respon terhadap tekanan yaitu : a) Manusia
Merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari keseimbangan dari harmoni dan merupakan satu kesatuan dari fisiologis, psikologis, sosiokultural, perkembangan dan spiritual. b) Lingkungan Yaitu meliputi semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh-pengaruh dari sekitar klien atau sistem klien. c) Sehat Suatu kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan
sehat
merupakan
keseimbangan
yang
dinamis sebagai dampak dari keberhasilan menghindari atau mengatasi stressor. 2) Pernyataan Teori Sistem Model Neuman a) Teori model Neuman menggambarkan partisipasi aktif perawat
terhadap
menyangkut
klien
dengan
bermacam-macam
tingkatan
pengaruh
yang
terhadap
respon klien akibat tekanan atau stress. b) Klien
dalam
hubungannya
timbal
balik
dengan
lingkungan sekitarnya selalu membuat keputusan yang menyangkut hal atau sesuatu yang akan berakibat kepadanya. Ada 4 faktor yang merupakan konsep mental klien yaitu: individu atau pasien itu sendiri, lingkungan sekitarnya, kesehatan, pelayanan 3) Bentuk Logika Teori Model Neuman a) Bentuk Neuman menggunakan logika deduktif dan induktif dalam mengembangkan teori modelnya yang telah dipertimbangkan terlebih dahulu. Betty Neuman menemukan teori modelnya dari berbagai teori dan disiplin ilmu. Teori ini juga merupakan hasil dari pengamatan dan pengalaman selama ia bekerja dipusat kesehatan mental keperawatan. 4) Model Betty Neuman Dalam Lingkungan Komunitas Model konseptual dari Neuman memberikan penekanan pada penurunan stress dengan cara memperkuat garis pertahanan diri
keperawatan
ditujukan
untuk
mempertahankan
keseimbangan tersebut dengan terfokus pada empat intervensi yaitu : a) Intervensi yang bersifat promosi Dilakukan apabila gangguan yang terjadi pada garis pertahanan yang bersifat fleksibel yang berupa: pendidikan kesehatan
dan
mendemonstrasikan
keterampilan
keperawatan dasar yang dapat dilakukan klien dirumah atau komonitas yang bertujuan meningkatkan kesehatan.
b) Intervensi yang bersifat prevensi, dilakukan apabila garis pertahanan normal terganggu
:
Deteksi dini gangguan kesehatan Misalnya deteksi tumbuh kembang balita, keluarga dll.
Memberikan zat kekebalan pada klien yang bersifat individu misalnya : konseling pra nikah
c) Intervensi yang bersifat kuratif, dilakukan apabila garis pertahanan terganggu. d) Intervensi yang bersifat rehabilitative, dilakukan seperti pada upaya kuratif yaitu apabila garis pertahanan resisten yang terganggu. Komunitas dilihat sebagai klien yang dipengaruhi oleh dua aktor utama : komunitas yang merupakan klien dan penggunaan proses keperawatan sebagai pendekatan yang terdiri dari 5 tahapan :pengkajian, diagnosis keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi.
Model Perawatan Diri dari Orem. Dorothea Orem adalah salah seorang teoritis keperawatan terkemuka di Amerika. Dorothe Orem lahir di Baltimore, Maryland di tahun 1914. Ia memperoleh gelar sarjana keperawatan pada tahun 1939 dan Master Keperawatan pada tahun 1945. Selama karir profesionalnya, dia bekerja sebagai seorang staf keperawatan, perawat pribadi, perawat pendidik dan administrasi, serta perawat konsultan. Ia menerima gelar Doktor pada tahun 1976. Dorothea Orem adalah anggota subkomite kurikulum di Universitas Katolik. Ia mengakui kebutuhan untuk melanjutkan perkembangan konseptualisasi keperawatan. Ia pertama kali mempubilkasikan ide-idenya dalam “Keperawatan : Konsep praktik”, pada tahun 1971, yang kedua pada tahun 1980 dan yang terakhir di tahun 1995. Dari beberapa model konsep, salah satu diantaranya adalah model self care yang diperkenalkan oleh Dorothea E. Orem. Orem mengembangkan model konsep keperawatan ini pada awal tahun 1971 dimana dia mempublikasikannya dengan judul "Nursing Conceps of Practice Self Care" . Model ini pada awalnya berfokus pada individu, kemudian edisi kedua tahun 1980 dikembangkan pada multi person's unit (keluarga, kelompok dan komunitas). 1. Pengertian Keperawatan Mandiri (self care)
Self care merupakan suatu pelaksanaan kegiatan yang diprakarsai dan dilakukan oleh individu sendiri untuk memenuhi kebutuhan guna mempertahankan kehidupan, kesehatan dan kesejahteraannya sesuai dengan keadaan, baik sehat maupun sakit (Orem's, 1980). Pada dasarnya diyakini bahwa semua manusia itu mempunyai kebutuhan-kebutuhan self care dan mereka mempunyai hak untuk mendapatkan kebtuhan itu sendiri, kecuali bila tidak mampu. 2. Teori Sistem Keperawatan Orem Teori ini mengacu kepada bagaimana individu memenuhi kebutuhan dan menolong keperawatannya sendiri, maka timbullah teori dari Orem tentang Self Care Deficit of Nursing . Dari teori ini oleh Orem dijabarkan ke dalam tiga teori yaitu : a. Self Care (Perawatan Diri) Teori self care berisi upaya tuntutan pelayanan diri yang sesuai dengan kebutuhan. Perawatan diri sendiri merupakan suatu langkah awal yang dilakukan oleh seorang perawat yang berlangsung secara berkelanjutan sesuai dengan keadaan dan keberadaannya, keadaan kesehatan dan kesempurnaan. Perawatan diri sendiri merupakan aktifitas yang praktis dari seseorang dalam memelihara kesehatannya serta mempertahankan kehidupannya. Terjadi hubungan antar pembeli self care dengan penerima self care dalam hubungan terapi. Orem mengemukakan tiga kategori / persyaratan self care yaitu : persyaratan universal, persyaratan pengembangan dan persyaratan kesehatan. Penekanan teori self care secara umum : 1) Pemeliharaan intake udara 2) Pemeliharaan intake air 3) Pemeliharaan intake makanan 4) Mempertahankankan hubungan perawatan proses eliminasi dan eksresi 5) Pemeliharaan keseimbangan antara aktivitas dan istirahat 6) Pemeliharaan keseimbangan antara solitude dan interaksi sosial 7) Pencegahan resiko-resiko untuk hidup, fungsi usia dan kesehatan manusia 8)
Peningkatan fungsi tubuh dan pengimbangan manusia dalam kelompok sosial sesuai dengan potensinya.
b. Self Care Deficit (Defisit Perawatan Diri) Defisit perawat diri terjadi bila tindakan perawatan diri tidak adekuat dalam memenuhi kebutuhan perawatan diri yang disadari. Teori defisit perawatan diri Orem menjelaskan bukan hanya saat keperawatan dibutuhkan saja, melainkan cara membantu orang
lain dengan menerapkan lima metode bantuan, yakni melakukan untuk, memandu, mengajarkan, mendukung dan menyediakan lingkungan yang dapat meningkatkan kemampuan individu untuk memenuhi tuntutan akan perawatan diri saat ini atau di masa yang akan datang. c. Nursing system (Sistem Keperawatan) Teori yang membahas bagaimana kebutuhan "Self Care" pasien dapat dipenuhi oleh perawat, pasien atau keduanya. Nursing system ditentukan / direncanakan berdasarkan kebutuhan "Self Care" dan kemampuan pasien untuk menjalani aktifitas "Self Care" . Orem mengidentifikasikan klasifikasi Nursing System : 1) The Wholly compensatory system Merupakan bantuan secara keseluruhan, dibutuhkan untuk klien yang tidak mampu mengontrol dan memantau lingkungannya dan berespon terhadap rangsangan. 2) The Partly compensantory system Merupakan bantuan sebagian, dibutuhkan bagi klien yang mengalami keterbatasan gerak karena sakit atau kecelakaan. 3) The supportive - Educative system Merupakan dukungan pendidikan dibutuhkan oleh klien yang memerlukannya untuk dipelajari, agar mampu melakukan perawatan mandiri. 4)
Metode bantuan Perawat membantu klien dengan menggunakan system dan melalui metode bantuan yang meliputi :acting atau melakukan sesuatu untuk klien, mengajarkan klien, mengarahkan klien, mensupport klien.
3. Keyakinan dan Nilai - Nilai Kenyakianan Orem's tentang empat konsep utama keperawatan adalah : a.
Klien : individu atau kelompok yang tidak mampu secara terus menerus memperthankan self care untuk hidup dan sehat, pemulihan dari sakit atau trauma atu koping dan efeknya.
b.
Sehat : kemampuan individu atau kelompoki memenuhi tuntutan self care yang berperan untuk mempertahankan dan meningkatkan integritas structural fungsi dan perkembangan.
c.
Lingkungan : tatanan dimana klien tidak dapat memenuhi kebutuhankeperluan self care dan perawat termasuk didalamnya tetapi tidak spesifik.
d.
Keperawatan : pelayanan yang dengan sengaja dipilih atau kegiatan yang dilakukan untuk membantu individu, keluarga dan kelompok masyarakat dalam mempertahankan self care yang mencakup integritas struktural, fungsi dan perkembangan.
4. Tiga Kategori Self Care Model Orem's menyebutkan ada beberapa kebutuhan self care yang disebutkan sebagai keperluan self care (self care requisite), yaitu : a. Universal self care requisite ; keperluan self care universal dan ada pada setiap manusia dan berkaitan dengan fungsi kemanusiaan dan proses kehidupan, biasanya mengacu pada kebutuhan dasar manusia. 1) Pemeliharaan kecukupan intake udara 2) Pemeliharaan kecukupan intake cairan 3) Pemeliharaan kecukupan makanan 4) Pemeliharaan keseimabangan antara aktifitas dan istirahat 5) Mencegah ancaman kehidupan manusia, fungsi kemanusiaan dan kesejahteraan manusia 6) Persediaan asuhan yang berkaitan dengan proses- proses eliminasi 7) Meningkatkan fungsi human fungtioning dan perkembangan ke dalam kelompok sosial sesuai dengan potensi seseorang, keterbatasan seseorang dan keinginan seseorang untuk menjadi normal. b. Developmental self care requisite : terjadi berhubungan dengan tingkat perkembangan individu dan lingkungan dimana tempat mereka tinggal yang berkaitan dengan perubahan hidup seseorang atau tingkat siklus kehidupan. c. Health deviation self care requisite : timbul karena kesehatan yang tidak sehat dan merupakan kebutuhan-kebutuhan yang menjadi nyata karena sakit atau ketidakmampuan yang menginginkan perubahan dalam perilaku self care. 5. Tujuan Keperawatan Keluarga Menurut Orem’s Tujuan keperawatan pada model Orem's yang diterapkan kedalam praktek keperawatan keluarga adalah : a.
Menolong klien dalam hal ini keluarga untuk keperawatan mandiri secara terapeutik.
b. Menolong klien bergerak kearah tidakan-tidakan asuhan mandiri c.
Membantu anggota keluarga untuk merawat anggota keluarganya yang mengalami gangguan secara kompeten. Dengan demikian maka fokus asuhan keperawatan pada model Orem's yang diterapkan pada praktek keperawtan keluaga adalah sebagai berikut:
a.
Aspek interpersonal : hubungan didalam kelurga;
b. Aspek sosial : hubungan keluarga dengan masyarakat disekitarnya
c.
Aspek prosedural : melatih ketrampilan dasar keluarga sehingga mampu mengantisipasi perubahan yang terjadi
d.
Aspek tehnis : mengajarkan kepada keluarga tentang tehnik dasar yang dilakukan di rumah, misalnya melakukan tindakan kompres secara benar. Teori Orem tentang perawatan diri, kurangnya perawatan dari, system perawatan berorientasi
pada
individu.individu
(klien)
dianggap
sebagai
penerimaan
asuhan
kepaerawatan yang utama. Keluarga dipandang sebagai factor syarat dasar bagi anggota keluarga (klien) atau sebagai kontek utama di mana individu berfungsi. Perawat juga membantu memberi perawatan yang tidak mandiri (anggota keluarga dewasa yang merawat individu yang tidak mandiri) dan dalam melaksanakan tugas ini mereka diaggap sebagai individu dari pada keluarga atau subsistem keluarga (Orem, 1983). Orem tidak mengungkapkan bagaimana konsep teori keluarga dapat di gabungkan ke dalam model praktik perawatan tersebut. Tadyah 1985, akan tetapi, melaksanakan tugas untuk menguraikan bagaimana struktur, fungsi dan perkembangan keluarga dapat diartikulasika dengan model dari Orem. Karena unit analisis membedakan antara dua teori tersebut, artikulasi yang diuraikan Tadych tersebut bersifat pelengkap meskipun filosofi perawatan diri cukup relevan dengan keperawatan keluarga, konsep saat ini dari Orem tidak memberikan konsep mendasar untuk bekerja dengan keluarga sebagai klien. Chin,1985. mengatakan bahwa satu alasan mengapa terdapat kekurangan dari kemampuan penerapan model dari orem pada keluarga sebagai sebuah unit adalah bahwa syarat-syarat perawatan diri bagi keluarga berbeda dengan untuk individu. Hal ini tentunya merupakan suatu kemajuan dalam upaya untuk menggunakan syarat-syarat perawatan diri yang berorientasi pada individu dari Orem untuk mengkaji keluarga. Upaya-upaya selanjutnya seperti ini sangat diperlukan, seingga teori Orem akan lebih bermanfaat untuk beerja dengan keluarga sebagai klien.
E. Model Pencapaian Tujuan dari Imogene King. King
memandang
keluarga
sebagai
system
social
dan
konsep
utama
dalam
modelnya.Keluarga diperlukan baik sebagai kontek maupun klien. King menjelaskan bahwa teori pencapaian tujuan bermanfaat bagi perawat bila terpanggil untuk membantu keluarga dalam memelihara kesehatan mereka atau mengatasi masalah atau keadaan sakit (1983 hal. 1982). King terus menguraikan modelnya sebagai perawat untuk
membantu anggaota keluarga menyusun tujuan untuk mengatasi masalah dan mengambil keputusan, karena model tersebut beroriantasi padasistemdan intervensi dengan perluasan isi keluarga yang lebih jauh, model tersebut cukup bermanfaat dalam keperawatan keluarga. 1. Teori Pencapaian Tujuan Imogene M. King Model keperawatan terakhir dari King memadukan tiga sistem interaksi yang dinamis personal,interpersonal, dan sosial yang mengarah pada perkembangan teori pencapaian tujuan . Konsep yang ditempatkan dalam sistim personal karena mereka terutama berhubungan dengan individu, sedangkan konsep yang ditempatkan dalam sistim interpersonal karena menekankan pada interaksi antara dua orang atau lebih. Konsep yang ditempatkan dalam sistem sosial karena mereka menyediakan pengetahuan untuk perawat agar berfungsi di dalam sistim yang lebih besar (King, 1995a, p.18 – 19 dalam Tomey& Alligood,2006). Dalam interpersonal sistem perawat-klien berinteraksi dalam suatu area (space). Menurut King, intensitas dari interpersonal system sangat menentukan dalam menetapkan pencapaian tujuan keperawatan.Adapun beberapa karakteristik teori Imogene King (Christensen &Kenney,1995): a.
Sistem personal adalah individu atau klien yang dilihat sebagai system terbuka, mampu berinteraksi, mengubah energi, dan informasi dengan lingkungannya. Individu merupakan anggota masyarakat, mempunyai perasaan, rasional, dan kemampuan dalam bereaksi, menerima,mengontrol, mempunyai maksud-maksud tertentu sesuai dengan hak danrespon yang dimilikinya serta berorientasi pada tindakan dan waktu.Sistem personal dapat dipahami dengan memperhatikan konsep yang berinteraksi yaitu: persepsi, diri, gambaran diri, pertumbuhan dan perkembangan, waktu dan jarak.
b.
Sistem interpersonal adalah dua atau lebih individu atau grup yang berinteraksi. Interaksi ini dapat dipahami dengan melihat lebih jauh konsep tentang peran, interaksi, komunikasi, transaksi, stress, koping.
c.
Sistem sosial merupakan sistem dinamis yang akan menjaga keselamatanlingkungan. Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi perilakumasyarakat, interaksi, persepsi, dan kesehatan. Sistem sosial dapatmengantarkan organisasi kesehatan dengan memahami konsep organisasi,kekuatan, wewenang, dan pengambilan keputusan.
2. Konsep Interaksi Imogene M. King King mempunyai asumsi dasar terhadap kerangka kerja konseptualnya, bahwa manusia seutuhnya ( Human Being ) sebagai sistem terbuka yang secarakonsisten berinteraksi dengan lingkungannya. Asumsi dasar King tentangmanusia seutuhnya ( Human Being ) meliputi sosial, perasaan, rasional, reaksi,kontrol, tujuan, orientasi kegiatan dan orientasi pada waktu.
Dari keyakinannya tentang human being ini, King telah menderivatasumsi tersebut lebih spesifik terhadap interaksi perawat – klien: a.
Persepsi dari perawat dan klien mempengaruhi proses interaksi.
b. Tujuan, kebutuhan-kebutuhan dan nilai dari perawat dan klienmempengaruhi interaksi c.
Individu mempunyai hak untuk mengetahui tentang dirinya sendiri.
d. Individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. e.
Profesional kesehatan mempunyai tanggung jawab terhadap pertukaran informasi.
f.
Individu mempunyai hak untuk menerima atau menolak pelayanan kesehatan.
g.
Tujuan dari profesional kesehatan dan tujuan dari penerima pelayanan kesehatan dapat berbeda. Dalam interaksi tersebut terjadi aktivitas-aktivitas yang dijelaskan sebagai sembilan konsep utama, dimana konsep-konsep tersebut saling berhubungan dalam setiap situasi praktek keperawatan (Christensen J.P,2009), meliputi:
a.
Interaksi, King mendefinisikan interaksi sebagai suatu proses dari persepsidan komunikasi antara individu dengan individu, individu dengankelompok, individu dengan lingkungan yang dimanifestasikan sebagai perilaku verbal dan non verbal dalam mencapai tujuan.
b.
Persepsi diartikan sebagai gambaran seseorang tentang realita, persepsi berhubungan dengan pengalaman yang lalu, konsep diri, sosial ekonomi,genetika dan latarbelakang pendidikan.
c.
Komunikasi diartikan sebagai suatu proses penyampaian informasi dari seseorang kepada orang lain secara langsung maupun tidak langsung.
d.
Transaksi diartikan sebagai interaksi yang mempunyai maksud tertentudalam pencapaian tujuan. Yang termasuk dalam transaksi adalah pengamatan perilaku dari interaksi manusia dengan lingkungannya.
e.
Peran merupakan serangkaian perilaku yang diharapkan dari posisi pekerjaannya dalam sistem sosial. Tolok ukurnya adalah hak dankewajiban sesuai dengan posisinya.
f.
Stress diartikan sebagai suatu keadaan dinamis yang terjadi akibatinteraksi manusia dengan lingkungannya. Stress melibatkan pertukaranenergi dan informasi antara manusia dengan lingkungannya untuk keseimbangan dan mengontrol stressor.
g.
Tumbuh kembang adalah perubahan yang kontinue dalam diri individu.Tumbuh kembang mencakup sel, molekul dan tingkat aktivitas perilakuyang kondusif untuk membantu individu mencapai kematangan.
h.
Waktu diartikan sebagai urutan dari kejadian/peristiwa kemasa yang akandatang. Waktu adalah perputaran antara satu peristiwa dengan peristiwayang lain sebagai pengalaman yang unik dari setiap manusia.
i.
Ruang adalah sebagai suatu hal yang ada dimanapun sama. Ruang adalah area dimana terjadi interaksi antara perawat dengan klien. Konsep hubungan manusia menurut King terdiri dari komponen :
a.
Aksi merupakan proses awal hubungan dua individu dalam berperilaku,dalam memahami atau mengenali kondisi yang ada dalam keperawatan yang digambarkan melalui hubungan perawat dan klien untuk melakukankontrak untuk pencapaian tujuan.
b.
Reaksi adalah suatu bentuk tindakan yang terjadi akibat adanya aksi danmerupakan respon individu.
c.
Interaksi merupakan suatu bentuk kerjasama yang saling mempengaruhiantara perawat dan klien, yang diwujudkan dalam bentuk komunikasi.
d.
Transaksi merupakan kondisi dimana antara perawat dan klien terjadisuatu persetujuan dalam rencana tindakan keperawatan yang akandilakukan (Murwani A, 2009).
3. Asumsi-Asumsi Utama Imogene M. King a.
Keperawatan : Keperawatan merupakan suatu proses interaksi antara klien dan perawatyang selama pengkajian , pembuatan tujuan, dan menjalankannya, terjaditransaksi dan tujuan dicapai.
b. Klien : King mengatakan bahwa klien adalah individu (sistem personal) ataukelompok (sistem interpersonal) yang tidak mampu mengatasi peristiwaatau masalah kesehatan ketika berinteraksi dengan lingkungan. c.
Kesehatan : Menurut King, Kesehatan adalah kemampuan individu untuk melakukanaktivitas kehidupan sehari-hari dalam peran sosial yang lazim; suatu pengalaman hidup yang dinamis dalam penyesuaian terus-menerusterhadap stresor lingkungan melalui penggunaan sumber-sumber yangoptimum.
d. Lingkungan : King menyatakan, lingkungan merupakan setiap sistem sosial dalammasyarakat ; sistem sosial adalah kekuatan dinamis yang memengaruhi perilaku sosial, integrasi, persepsi, dan kesehatan, seperti rumah sakit,klinik, lembaga komunitas, dan industri. Asumsi-Asumsi Teori Imogene King (Meleis, 1997) secara implicit: klien ingin berpartisipasi aktif dalam proses perawatan dan klien secara sadar, aktif dan mampu berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Secara explicit: a.
Fokus dalam keperawatan adalah interaksi manusia dan lingkungan dengan tujuan kesehatan untuk manusia.
b.
Individu merupakan anggota masyarakat, mempunyai perasaan, rasional,dan kemampuan dalam bereaksi, menerima, mengontrol, mempunyaimaksud-maksud tertentu sesuai dengan hak dan respon yang dimilikinyaserta berorientasi pada tindakan dan waktu.
c.
Proses interaksi dipengaruhi oleh persepsi-persepsi, tujuan-tujuan,kebutuhan, dan nilai-nilai antara perawat - klien.
d.
Klien memiliki hak azazi dalam menerima informasi, berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang dipengaruhi oleh kehidupan, kesehatan, dan pelayanan kesehatan namun klien juga berhak untuk menolaknya.
e.
Pertanggungjawaban dalam pelayanan keperawatan pada individumencakup semua aspek termasuk dalam keputusan memberi informasi.
f.
Tidak jarang terjadi perbedaan tujuan antara pemberi dan penerima pela yanan kesehatan.
4. Aplikasi Teori Imogene M. King dalam Proses Keperawatan a.
Pengkajian
1)
Terjadi selama interaksi antara perawat dan pasien/klien. Perawat membawa pengetahuan khusus dan ketrampilan sedangkan klien membawa pengetahuan tentang diri dan persepsi masalah yang menjadi perhatian, untuk interaksi ini.
2)
Selama pengkajian perawat mengumpulkan data tentang klien,diantaranya adalah : Tingkat tumbuh kembang, Pandangan tentang diri
sendiri, Persepsi yang merupakan dasar
pengumpulan dan interpretasi data terhadap status kesehatan, Pola komunikasi diperlukan untuk memferivikasi keakuratan persepsi, untuk interaksi dan transaksi. dan Sosialisasi b. Diagnosa Keperawatan 1) Dibuat setelah melakukan pengkajian. 2) Dibuat sebagai hasil interaksi antara perawat dengan pasien/klien. 3) Stress merupakan konsep yang penting dalam hubungannya dengan diagnosa keperawatan. c.
Perencanaan
1) Dibuat berdasarkan diagnosa keperawatan. 2) Setelah diagnosis, perencanaan intervensi untuk memecahkan masalah tersebut dilakukan. 3)
Dalam perencanaan pencapaian tujuan diawali dengan menetapkantujuan dan membuat keputusan.
4)
Merupakan bagian dari transaksi dan partisipasi pasien/klien yang dianjurkan ikut serta dalam pengambilan keputusan tapi tidak harus bertanggung jawab.
d. Implementasi 1) Dalam keperawatan melibatkan proses implementasi kegiatan aktualuntuk mencapai tujuan.
2) Dalam pencapaian tujuan itu adalah kelanjutan dari transaksi. e.
Evaluasi Merupakan gambaran bagaimana mengenal hasil tujuan yang dicapai danmembahas tentang pencapaian tujuan dan keefektifan proses keperawatan(Perry & Potter, 2005).
5. Aplikasi Teori Imogene M. King dalam Praktik Keperawatan Teori King berfokus pada interaksi perawat - klien dengan pendekatan sistem. Kekuatan pada model ini adalah partisipasi klien dalam menentukan tujuan yang akan dicapai, mengambil keputusan, dan interaksi dalam menerima tujuan dari klien. Teori ini sangat penting pada kolaborasi antara tenaga kesehatan professional.Teori ini juga dapat digunakan pada individu, keluarga, atau kelompok dengan penekanan pada psikologi, sosialkultural, dan konsep interpersonal. Beberapa contoh kasus yang menggunakan teori King dalam praktik klinik adalah (Meleis, 1997) : 1. Klien lansia dengan kecelakaan perdarahan pada otak. 2. Klien dengan penyakit ginjal. 3. Caring dalam keluarga. 4. Penyelesaian masalah memfasilitasi pengembangan kesehatan lingkungankerja. 5. Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat. 6. Pelayanan keperawatan psikiatri. 7. Caring untuk klien pingsan atau tidak sadar. 8. Caring untuk klien dewasa dengan diabetes. 9. Kerangka kerja untuk mengatur perawatan. Kesimpulan model dari Imogene King: 1.
Teori pencapaian tujuan (Theory of Goal Attainment) merupakan derivat dari kerangka kerja konseptual (Conceptual Framework) dan asumsi dasar King tentang Human Being.
2.
Teori pencapaian tujuan berfokus pada interpersonal systems dengan berorientasi pada pencapaian tujuan dengan sembilan konsep utama, yaitu : interaksi, persepsi, komunikasi, transaksi, peran, stress, tumbuh kembang, waktu, dan ruang.
3.
Teori King merupakan serangkaian konsep yang saling berhubungan dengan jelas dan dapat diamati dalam praktek keperawatan.
4.
Manfaat dari teori ini adalah: mengkontribusi pada pengembangan tubuh ilmu pengetahuan (Body of Knowledge), dapat dijadikan sebagai rujukan dalam memperbaiki praktek keperawatan, konsep teori ini dapat dimanfaatkan oleh pelajar, guru dan juga peneliti. Teori ini dapat menyesuaikan pada setiap perubahan, perkembangan iptek, sosial,ekonomi dan politik.
F. Model Adaptasi dari Roy. Roy menjelaskan bahwa keluarga dan juga individu, kelompok, organisasi, social, serta komunitas dapat dijadikan unit analisis dan focus praktik keperawatan, karena para perawat mengkaji orang sebagai system yang adaptif, meraka perlu mengkaji keluarga bila keluarga merupakan focus perawatan..Intervensi keperawatan mempertinggi stimulasi (fokal, konstektual dan residual) untuk meningkatkan adaptasi dari system keluarga (Roy 1983,hal 275). Perbaikan da perluasan konsep keluarga lebih lanjut sangat diperlukan,tetapi terdapat kongruensi dan aplikabilitas yang mendasar dari model ini keperawatan keluarga Karena itu teori adaptasi dati Roy tampaknya juga tetap menjanjikan dalam batasan menguraikan atau menjelaskan fenomena keperawatan keluarga,padahal Roy mengatakan bahwa masalah keperawatan melibatkan mekanisnme koping yang tidak efektif, yang menyebabkan respon yang tidak efektif, merusak integritas individu tersebut. Gagasan ini dapat diperluas hingga keunit keluarga dimana pola koping keluarga yang tidak efektif menimbulkan masalahmasalah yag berubungan dengan fungsi keluarga (Mc Cubbin dan Figley, 1983). Masalah teori ini menekankan promosi kesehatan dan pentingnya membantu klien dalam menipulasi lingkungan mereka, kedua gagasan tersebut memiliki arti yang penting daam kesehatan.
G. Model Proses Kehidupan dari Roger. Dalam teori Roger, focus dari keperawatan adalah pada proses kehidupan umat mausia. Tujuan dari keperawatan adalah untuk meningkatkan interaksi simfonis anatara manusia dan lingkungannya (Meleis 1985). Dalam-dalam tulisan yang terdahulunya dari tahun 1970 hingga
1980,
roger
tidak
berbicara
tentang
keluarga.
Tetapi
pada
tahun1983
Roger menegaskan bahwa model konseptualnya dapat diterapkan pada keluarga sama seperti pada induvidu. Bagi Roger, keluarga dikonseptualisasikan sebagai suatu bidang energi keluarga yang tidak bisa dikurangi, bersifat empat dimensi,negentropik, yang menjadi focus studi dalam keperawatan.Wall (1981) secara jelas memperlihatkan kongruensi dan aplikabilasi teori Roger untuk pengkajian keluarga yang mengilustrasikan hal ini dengan
menggunakan konsep Roger tentang saing melengkapi, resonansi dan helicy untuk meguraikan system keluarga. Peninggalan Roger ini secara jelas dikaitkan dengan teori sistem umum dan karena orientasi ini maka ada suatu kesesuaian antara teori keperawatan dari Roger dan keperawatan keluarga.
H. Model Lingkungan dari F. Nightingale Inti konsep Florence Nightingale, pasien dipandang dalam kontek lingkungan secara keseluruhan, terdiri dari lingkungan fisik, lingkungan psikologis daan lingkungan sosial. 1. Lingkungan fisik ( physical enviroment ) Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan udara. Faktor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan mempengaruhi pasien dimanapun dia berada didalam ruangan harus bebas dari debu, asap, bau-bauan. Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak lembab, bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Luas, tinggi penempatan tempat tidur harus memberikan memberikan keleluasaan pasien untuk beraktifitas. Tempat tidur harus mendapatkan penerangan yang cukup, jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posiis pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi. 2. Lingkungan psikologi (psychologi enviroment) F. Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negatif dapat menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari, makanan yang menarik dan aktivitas manual dapat merangsanag semua faktor untuk membantu pasien dalam mempertahankan emosinya. Komunikasi dengan pasien dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara menyeluruh, komunikasi jangan dilakukan secara terburu-buru atau terputus-putus. Komunikasi tentang pasien yang dilakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan dilingkungan pasien dan kurang baik bila dilakukan diluar lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu muluk, menasehati yang berlebihan
tentang
kondisi
penyakitnya.
Selain itu membicarkan kondisi-kondisi lingkungna dimana dia berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman. 3. Lingkungan sosial ( social environment )
Observasi dari lingkungan sosial terutama hubungan yang spesifik, kumpulan datadata yang spesifik dihubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan observasi dalam hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih dari sekedar data-data yang ditunjukkan pasien pada umumnya. Seperti juga hubungan komuniti dengan lingkungan sosial dugaannya selalu dibicarakan dalam hubungna individu paien yaitu lingkungan pasien secara menyeluruh tidak hanya meliputi lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit tetapi juga keseluruhan komunitas yang berpengaruh terhadap lingkungan secara khusus. Hubungan teori Florence Nightingale dengan beberapa konsep 1. Hubungan teori Florence Nightingale dengan konsep keperawatan : a.
Individu / manusia
b. Memiliki kemampuan besar untuk perbaikan kondisinya dalam menghadapi penyakit. c.
Keperawatan Bertujuan membawa / mengantar individu pada kondisi terbaik untuk dapat melakukan kegiatan melalui upaya dasar untuk mempengaruhi lingkungan.
d. Sehat / sakit e.
Fokus pada perbaikan untuk sehat.
f.
Masyarakaat / lingkungan Melibatkan kondisi eksternal yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan individu, fokus pada ventilasi, suhuu, bau, suara dan cahaya.
2. Hubungan teori Florence Nightingale dengan proses keperawatan a.
Pengkajian / pengumpulan data Data pengkajian Florence N lebih menitik beratkan pada kondisi lingkungan (lingkungan fisik, psikhis dan sosial). Analisa data: data dikelompokkan berdasarkan lingkungan fisik, sosial dan mental yang berkaitan dengan kondisi klien yang berhubungan dengan lingkungan keseluruhan. Masalah difokuskan pada hubungan individu dengan lingkungan misalnya : Kurangnya informasi tentang kebersihan lingkungan, ventilasi, pembuangan sampah, pencemaran lingkungan, komunikasi sosial,
b. Diagnosa keperawatan Berbagai masalah klien yang berhubungan dengan lingkungan antara lain:
: Faktor
lingkungan yang berpengaruh terhadap efektivitas asuhan, Penyesuaian terhadap lingkungan, Pengaruh stressor lingkungan terhadap efektivitas asuhan.
c.
Implementasi Upaya dasar merubah/ mempengaruhi lingkungan yang memungkinkan terciptanya kondisi lingkungan yang baik yang mempengaruhi kehidupan, perrtumbuhan dan perkembangan individu.
d.
Evaluasi Mengobservasi dampak perubahan lingkungan terhadap kesehatan individu. Gambaran model konseptual keperawatan Florence Nightingale:
1.
Definisi keperawatan adalah profesi yang bertujuan menemukan dan menggunakan hukum alam dalam pembangunan kesehatan dan pelayanan kesehatan. Ningtingale menegaskan bahwa keperawatan adalah ilmu dan kiat yang memerlukan pendidikan formal untuk merawat orang yang sakit.
2.
Tujuan tindakan keperawatan meliputi memelihara, mencegah infeksi, dan cedera, memulihkan dari sakit, melakukan pendidikan kesehatan serta mengendalikan lingkungan
3.
Alasan tindakan keperawatan yaitu menempatkan manusia pada kondisi yang terbaik secara alami untuk menyembuhkan atau meningkatkan kesehatan sert a mencegah penyakit dan luka.
4.
Konsep individu merupakan kesatuan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spiritual yang lengkap dan berpotensi.
5.
Konsep sehat adalah keadaan bebas dari penyakit dan dapat menggunakan kekuatannya secara penuh.
6.
Konsep lingkungan adalah bagian eksternal yang mempengaruhi kesehatan dan sakitnya seseorang. Deskripsi Konsep Sentral 1. Manusia Manusia terdiri dari komponen fisik, intelektual, emosional, sosial dan spiritual. Walaupun memang lebih terfokus pada aspek fisik tetapi tetap saja ide yang dikemukakan Nightingale tentang seseorang yang sedang sakit mempunyai semangat hidup yang lebih besar daripada mereka yang sehat, sebenarnya terkait dengan dimensi psikologik dari manusia 2. Lingkungan Lingkungan
menurut
Nightingale
merujuk
pada
lingkungan
fisik
eksternal
yang
mempengaruhi proses penyembuhan dan kesehatan yang meliputi lima komponen lingkungan terpenting dalam mempertahankan kesehatan individu yang meliputi: udara bersih, air yang bersih, pemeliharaan yang efisien, kebersihan, serta penerangan/pencahayaan
Nightingale lebih menekankan pada lingkungan fisik daripada lingkungan sosial dan psikologis yang dieksplor secara lebih terperinci dalam tulisannya. Penekanannya terhadap lingkungan sangat jelas melalui pernyataannnya bahwa jika ingin meramalkan masalah kesehatan, maka yang harus dilakukan adalah mengkaji keadaan rumah, kondisi dan cara hidup seseorang daripada mengkaji fisik/tubuhnya. 3. Kesehatan Nightingale mendefinisikan kesehatan sebagai merasa sehat dan menggunakan semaksimal mungkin setiap kekuatan yang dimiliki yang merupakan proses aditif, yaitu hasil kombinasi dari faktor lingkungan, fisik, dan psikologis. Terutama faktor lingkungan meliputi :kebersihan, minuman, nutrisi, kelembaban, jalan udara, saluran air , yang mempengaruhi kesehatan. Menurut Nightingale keadaan sehat dapat dicapai melalui pendidikan dan perbaikan kondisi lingkungan. Penyakit merupakan proses perbaikan, tubuh berusaha untuk memperbaiki masalah. Juga merupakan suatu kesempatan untuk meningkatkan pandangan spiritual. Oleh karena itu Nightingale sangat menekankan bahwa kesehatan tidak hanya berorientasi dalam lingkungan rumah sakit tetapi juga komunitas. 4. Keperawatan Nightingale memandang keperawatan sebagai ilmu kesehatan dan menguraikan keperawatan sebagai mengarahkan terhadap peningkatan dan pengelolaan lingkungan fisik sehingga alam akan menyembuhkan pasien. Oleh karena itu, kegiatan keperawatan termasuk memberikan pendidikan tentang kebersihan di rumah tangga dan lingkungan untuk membantu wanita menciptakan atau membuat lingkungan sehat bagi keluarganya dan komunitas yag pada dasarnya bertujuan untuk mencegah penyakit. I. Model Pengkajian Keluarga Friedman
Model
pengkajian
keluarga
Friedman
merupakan
pendekatan
terpadu
dengan
menggunakan teori system umum, teori perkembangan keluarga, teori structural-fungsional dan teori lintas budaya sebagai landasan teoritis primer model dan alat pengkajian keluarga. Teori pertengahan lainnya juga dipadukan ke dalam berbagai dimensi structural dan fungsional yang dikaji, seperti teori komunikasi, teori peran, dan teori stress keluarga. Bab 7 menguraikan isi pengkajian keluarga dan area prosesnya. Diagnosis keperawatan keluarga dan strategi intervensinya akan dibahas terkaid setiap data meliputi identifikasi, sosiokultural, perkembangan, structural, fungsional dan bidang kajian stress serta kopingnya.
Pengertian Teori Dan Teori Keperawatan
Teori adalah hubungan beberapa konsep atau suatu kerangka konsep, atau definisi yang memberikan suatu pandangan sistematis terhadap gejala-gejala atau fenomenafenomena dengan menentukan hubungan spesifik antara konsep-konsep tersebut dengan maksud untuk menguraikan, menerangkan, meramalkan dan atau mengendalikan suatu fenomena. Teori dapat diuji, diubah atau digunakan sebagai suatu pedoman dalam penelitian. Teori keperawatan didefinisikan oleh Steven (1984) sebagai usaha untuk menguraikan dan menjelaskan berbagai fenomena dalam keperawatan. Teori keperawatan berperan dalam membedakan keperawatan dengan disiplin ilmu lain dan bertujuan untuk menggambarkan, menjelaskan, memperkirakan dan mengontrol hasil asuhan atau pelayanan keperawatan yang dilakukan. Teori keperawatan menurut Barnum 1990 merupakan usaha-usaha untuk menguraikan atau menjelaskan fenomena mengenai keperawatan. Menurut Newman (1979), ada tiga cara pendekatan dalam pengembangan dan pembentukan teori keperawatan, yaitu meminjam teori-teori dari disiplin ilmu lain yang relevan dengan tujuan untuk mengintegrasikan teori-teori ini kedalam ilmu keperawatan, menganalisa situasi praktik keperawatan dalam rangka mencari konsep yang berkaitan dengan praktik keperawatan serta menciptakan suatu kerangka konsep yang memungkinkan pengembangan teori keperawatan. Tujuan pengembangan teori keperawatan adalah menumbuh
kembangkan
pengetahuan
yang
di
harapkan
dapat
membantu
dan
mengembangkan praktek keperawatan dan pendidikan keperawatan.
2.2. Karakteristik Teori
Menurut Torres ( 1985 ) dan Chinn-Jacob ( 1983 ) ada lima karakteristik dasar teori dan konsep keperawatan, yaitu: a.
Teori keperawatan mengidentifikasi dan didefinisikan sebagai hubungan yang spesifik dari konsep keperawatan seperti hubungan antara konsep manusia, konsep sehat-sakit, keperawatan dan konsep lingkungan.
b.
Teori keperawatan harus bersifat alamiah. Artinya, teori keperawatan digunakan dengan alasan atau rasional yang jelas dan dikembangkan dengan menggunakan cara berpikir yang logis.
c. Teori keperawatan bersifat sederhana dan umum. Artinya, teori keperawatan dapat digunakan pada masalah yang sederhana maupun masalah kesehatan yang kompleks sesuai dengan situasi praktek keperawatan.
d.
Teori keperawatan berperan dalam memperkaya body of knowledge keperawatan yang dilakukan melalui penelitian.
e.
Teori keperawatan menjadi pedoman dan berperan dalam memperbaiki kualitas praktek keperawatan
2.3. Model – Model Konseptual Keperawatan A.
Self Care (Orem)
Menurut Orem, asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap orang mempunyai kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu individu dalam memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan, dan mencapai kesejahteraan. Teori orem dikenal sebagai self-care deficit theory. Orem melabeli teorinya sebagai teori umum yang terdiri atas tiga teori terkait, yaitu teori self care, teori self care deficit, dan teori nursing system. a.
Teori self care Self care (perawatn diri) merupakan kontribusi berkelanjutan orang dewas bagi
eksistensinya, dan kesejahteraan. Self care ini menggambarkan dan menjelaskan manfaat perawatan diri guna mempertahankan hidup, kesehatan, dan kesejahteraanya. Kebutuhan perawatan diri, menurut orem, meliputi pemeliharaan udara, air/cairan, makanan, proses eliminasi normal, keseimbangan antara aktivitas dan istirahat. Keseimbangan antara solitud dan interaksi social, pencegahan bahaya bagi kehidupan, fungsi, dan kesejahteraan manusia, serta upaya meningkatkan fungsi dan perkembangan individu. Kemampuan individu untuk melakukan perawatan diri (self care agency) merupakan kekuatan atau kemepuan individu yang berhubungan dengan perkiraan dan esensial produksi untuk perawatn diri. Self care agency dipengaruhi oleh usia, status perkembangan, pengalaman hidup, orientasi social-budaya, kesehatan dan sumber daya yang tersedia. Di dalam teori self care disebutkan pula mengenai therapeutic self care demand, yaitu totalitas aktivitas keperawatan diri yang dilakukan untuk jangka waktu tertentu guna memenuhi kebutuhan perawatan diri dengan menggunakan metode perawatan yang valid. Perawatan diri memilki beberapa prinsip yaitu : perawatan diri dilakukan secara holistic, mencakup delapan komponen kebutuhan perawatan diri di atas, perawatan diri dilakukan sesuai dengan tahap tumbuh kembang manusi, dan perawatan diri dilakukan karena adanya masalah kesehatan atau penyakit dengan tujuan mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatan. b.
Teori self care deficit
Teori self care deficit merupakan inti dari General Theory of Nursing yang menggambarkan dan menjelaskan mengapa manusia dapat dibantu melalui ilmu keperawatan serta kapan keperawatan di perlukan. Deficit keperawatan diri ini terjadi ketika seseorang tidak dapat memelihara diri mereka sendiri. Bantuan yang diberikan perawat dapat dilakukan melalui beberapa metode. Ada lima metode bantuan meuerut orem yaitu :
Bertindak atau melakukan suatu tindakan untuk orang lain (klien)
Membimbing
Memberikan dukungan fisik maupun psikis
Menciptakan lingkungan yang dapat meningkatkan perkembangan personal dalam memenuhi kebutuhan saat ini dan yang akan dating
Terakhir mengajarkan Oleh karena itu, untuk dapat memberi bantuan perawatan, diperlukan sebuah nursing
agency. Nursing agency merupakan kemampuan khusus yang dimilki perawat dalam memberikan perawatan kepada klien. Menurut Orem, cara kerja atau aktivitas perawat dalam menjalankan praktik keperawatan mencakup empat area yaitu :
Membina
dan
memelihara
hubungan terapeutik
anatara perawat
dan klien,
baik
individu,keluarga maupun kelompok sampai klien mampu merawat dirinya,
Menentukan kapan seseorang membutuhkan bantuan atau dapat bantuan. Memerhatikan dan merespon permintaan, keinginan dan membantu klien untuk mendapatkan bantuan perawat.
Mengoordinasikan serta mengintegrasikan keperawatan bersama klien terkait dengan aktivitas sehari – hari, kehidupan social dan pendidikan. c.
Teori Nursing System Teori nursing system (system keperawatan ) membahas bagaimana kebutuhan
perawatan klien, atau keduanya. System keperawatan ini ditentukan atau disusun berdasrkan kebutuhan perawatan diri dan kemampuan klien untuk mel akukan perawatan diri. Perawatan diri dilakukan denagn memerhatikan tingkat ketergantungan atau kebutuhan serta kemampuan klien. Oleh karena itu ada tiga klasifikasi system keperawatan dalam perawatan diri.
Whooly compensatory nursing system Perawat member bantuan kepada klien karena tingkat ketergantungan klien yang tinggi.
Party compensatory nursing system Perawat dank lien saling kerja sama dalam melakukan tindakan keperawatan dalam hal ini, peran perawat tidak total tetapi sebagian.
Supportive educative nursing sytem Klien melakukan perawatan diri dengan bantuan perawat. Saat klien sudah mampu melakukannya.
B.
Human Beings (Roger’s)
Teori dan model konsep keperawatan menurut Martha E. Rger dikenal dengan nama konsep manusia sebagai unit. Teori roger ini didasarkan pada pengetahuan tentang asal usul manusia dan alam semesta, seperti antropologi, sosiologi, astronomi, agam, filosofi, perkembangan sejarah dan mitologi. Teori ini berfokus pada proses kehidupan manusia. Menuerutnya, kehidupan seseorang dipengaruhi alam sebagai lingkungan hidup manusia dan pola pertumbuhan serta perkembangan seseorang. Asumsi dasar teori rogers tentang manusia adalah :
Manusia adalah kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan yang lain.
Manusia berinteraksi langsung dengan lingkungan disekelilignya.
Kehidupan setiap manusia adalah suatu yang unik. Jalan hidup seseorang berbeda dengan orang lain.
Perkembangan manusia dapat dinilai dari tingkah lakunya.
Manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikan sendiri, misalnya dalam hal sifat dan emosi. Secara singkatdapat disimpulakan bahwa teori rogers berfokus pada manusia sebagai satu kesatuan yang utuh dalam siklus kehidupannya. Menurut, lingkungan adalah segala hal yang berbeda di luar individu.
C.
Adaptasi (Roy)
Merupakan model dalam keperawatan yang menguraikan bagaimana individu mampu meningkatkan kesehatannya dengan cara mempertahankan perilaku secara adaptif serta mapu merubah perilaku yang mal adaptif. Sister Calista Roy ini mengembangkan model adaptasi dalam keperawatan pada tahun 1964. Model ini banyak digunakan sebagai falsafah dasar dan model konsep dalam pendidikan keperawatan. model adaptasi Roy adalah sistem model yang esensial dalam keperawatan. Callista Roy mengemukakan konsep keperawatandengan model
adaptasi yang memiliki beberapa pandangan atau keyakinan serta nilai yang dimilikinya diantaranya :
Individu adalah makhluk biopsikososial sebagai satu kesatuan yangn utuh. Seseorang dikatakan sehat jika mampu berfungsi untuk memenuhi kebutuhan biologis, psikologis, dan sosialnya.
Setiap orang selalu menggunakan koping,baik yang bersifat positif maupun negatif untuk dapat beradaptasi.
Setiap individu berespon terhadap kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan konsep diri yang positif, kemampuan untuk hidup mandiri atau kemandirian s erta kebutuhan akan kemampuan melakukan peran dan fungsi secara optimaluntuk memelihara integritas diri.
Individu selalu berada pada rentang sehat-sakit yang berhubungan erat dengan keefektifan koping yang dilakukan untuk memelihara kemampuan beradaptasi Menurut roy, terdapat 5 objek utama dalam ilmu keperawatan yaitu : 1.
Manusia (individu yang mendapatkan asuhan keperawatan ) Roy menyatakan bahawa penerima jasa asuhan keperawatan adalah individu,
keluarga, komunitas atau social. Masing-masing diperlakukan oleh perawat sebagao system adaptasi yang holistic dan terbuka. System terbuka tersebut berdampak terhadap perubahan yang konstan terhadap informasi, kejadian dan energy anatrsistem dan lingkungan. Interaksi yang konstan anatar individu dan lingkungan dicirikan oleh perubahan internal dan eksternal. Dengan perubahan tersebut, individu harus mempertahankan integritas dirinya yaitu beradaptasi secara kontinu. 2.
Keperawatan Keperawatan adalah bentuk pelayanan professional berupa pemenuhan kebutuhan
dasar yang diberikan kepada individu yang sehat maupu sakit mengalami gangguan fisik, psikis, dan social agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal. Bentuk pemenuhan kebutuhan dasr dapat berupa meningkatkan kemampuan yang ada pada individu, mencegah, memperbaiki, dan melakukan rehabilitas dari suatu keadaan yang dipersepsikan sakit oleh individu. Roy mendefinisikan bahwa tujuan keperawatan adalah meningkatkan respons adaptasi yang berhubungan dengan empat model respon adaptasi. Perubahan internal, eksternal, dan stimulus input bergantung dari kondisi koping individu. Kondisi koping menggambarkan tingkat adaptasi seseorang. Tingkat adaptasi ditentukan oleh stimulus fokal, konsektual, dan residual. Stimulus fokal adalah suatu respon yang diberikan secra berlangsung terhadap perubahan yang berdampak terhadap seseorang. Stimulus konsektual adalah semua stimulus
lain yang merangsang seseorang baik internal maupun eksternal serta mempengaruhi siyuasi dan dapat diobservasi, diukur, dan secara subjektif disampaikan oleh individu. Stimulus
residual adalah karakteristik/riwayat seseorang dan timbal secara relevan sesuai dengan situasi yang dihadapi tetapi sulit diukur secara objektif. 3.
Konsep sehat . Dia menekankan bahwa sehat merupakan suatu keadaan dan proses dalam upaya
menjadikan dirinya terintegrasi secara keseluruhan yaitu fisik, mental dan social. Integrasi adaptasi individu dimanifestasikan oleh kemampuan individu untuk memenuhi tujuan mempertahankan pertumbuhan dan reproduksi. Sakit adalah suatu kondisi ketidakmampuan individu untuk beradaptasi terhadap rangsangan yang berasal dari dalam dan luar individu. Kondisi sehat dan sakit sangat relative dipersepsikan oleh individu. Kemampuan seseorang dalam beradaptasi (koping) bergantung pada latar belakang individu tersebut dalam mengartikan dan memperseosikan sehat-sakit, misalnya tingkat pendidikan, pekerjaan, usia, budaya, dan lain-lain. 4.
Konsep lingkungan Stimulus dari individu dan stimulus sekitarnya merupakan unsure penting dalam
lingkungan. Roy mendefinisikan lingkungan sebagai semua kondisi yang berasal dari internal dan eksternal, yang memepengaruhi dan berakibat terhadap perkembangan dan perilaku seseorang dan kelompok. Lingkungan eksternal dapat berupa fisik, kimiawi, ataupun psikologis yang diterima individu dan dipersepsikan sebagai suatu ancaman. Sedangkan lingkunganinternal adalah keadaan proses mental dalam tubuh individu dan proses stressor biologis yang berasal dari dalam tubuh manusia. Manifestasi yang tamapak akan tercermin dari perilaku individu sebagai suatu system. Pemahaman klien yang baiak tentang lingkungan akan membantu perawat meningkatkan adaptasi klien tersebut dalam merubah dan mengurangi risiko akibat dari lingkungan sekitarnya. 5.
Aplikasi tindakan keperawatan Model ilmu keperawatan dari adaptasi roy memberikan pedoman kepada perawat
dalam mengembangkan asuhan keperawatan melalui proses keprawatan. Unsur proses keperawatan meliputi :
Pengkajian Pengakajian pertama meliputi pengumpulam data tentang perilaku klien sebagai suatu system adaptif yang berhubungan dengan masing-masing model adaptasi : fisiologis, konsep diri, fungsi peran, dan ketergantungan.jadi, pengakajian pertama itu diartikan sebagai
pengajian perilaku, yaitu pengkajian klien terhadap masing-masing model adaptasi secara sistematik dan holistic. Setelah pengkajian pertama itu, perawatan menganalisa pola perubahan perilaku klien tetntang ketidakafektifan respon atau respon adaptif yang memerlukan dukungan perawat. Perawat melaksanakan pengakajian tahap kedua. Pada tahap ini, perawat mengumpulkan data tentang stimulus fokal, konsektual, dan residual yang berdampak terhadap klien.Proses ini bertujuan untuk mengklarifikasikan penyabab dari masalah dan mengidentifikasikan factor konsektual dan residual yang sesuai. Menurut Martinez, factor yang mempengaruhi respon adaptif meliputi genetic; jenis kelamin, tahap perkembangan, obat-obatan, alcohol, merokok, konsep diri fungsi peran, ketergantungan dan pola interaksi social,; mekanisme keping dan gaya; stress fisik dan emosi ; budaya ; serta lingkungan fisik.
Penetapan diagnosis keperawatan Diagnosis keperawatan adalah respon individu terhadap rangsanagan yang timbul dari diri sendiri mauapun luar (lingkungan). Sifat diagnosis keperawatan menurut nursalam (2001) adalah 1.
Berorientasi pada kebutuhan dasar manusia.
2.
Menggambarkan respon indivudu terhadap respon, kondisi dan situasi sakit.
3.
Berubah bila respon indivudi juga berubah.
Intervensi Intervasi keperawatan adalah suatau perencanaan dengan tujuan merubah atau memanipulasikan stimulus fokal, konsektual, dan residual. Pelaksanaannya juga ditunjukan kepada kemampuan klien dalam menggunakan koping secara luas, supaya stimulus secara keseluruhan dapat terjadi pada klien. Tujuan intervensi keperawatan adalah mencapai kondisi yang optimal dengan menggunakan koping yang kunstruktif. Tujuan jangka panjang harus dapat menggambarkan penyelesaian masalah yang adoptif dan ketersediaan energy untuk memenuhi kebutuhan tersebut (mempertahankan, pertumbuhan, dan reproduksi). Tujan jangka pendek adalah mengindentifikasi harapan perilaku klien setelah manipulasi stimulus fokal. Konsektual, dan residual.
Evaluasi
Penilaian terakhir proses keperawatan didasarkan pada tujuan keperawatan yang ditetapkan. Penetapan keberhasilan suatu asuahn keperawatan didasarkan pada perubahan perilaku dari criteria hasil yng telah di teta[kan, yaitu terjadinya adaptasi pada individu.
D.
Praktek Keperawatan (Neuman’s)
Neuman mengemukakan model system ( system model) dalam pendidikan dan prakrik keperawatan. Neuman menggunakan pendekatan manusia utuh (total person approach), dengan memasukkan konsep holistic, pendekatan system terbuka (open system), dan konsep “ stressor”. Model ini mengalisis interaksi empat variable penunjang komunitas yang meliputi fisik, psikologi, social cultural dan spiritual, adapaun tujuan keperawatan adalah stabilitas klien dan keluarga dalam lingkungan yang dinamis. Empat konsep mayor dari teori Newman : 1.
Manusia
Manusia merupakan suatu system terbuka, yang selalu mencari keseimbangan yang harmoni, dan merupakan satu kesatuan dari variabel-variabel fisiologis, psikologis, sosialkultural, perkembangan , dan spiritual. 2.
Lingkungan
Lingkungan adalah semua kekuatan, baik internal dan eksternal yang dapat memepengaruhi hidup dan perkembangan klien atau system klien. 3.
Keperawatan
Secara umu, keperawatan merupakan profesi unik, mencakup tentang proses manusia terhadap stressor yang merupakan konsep yang utama untuk mencapai stabilitas pasien. Newman mendefinisikan parameter dari keperawatan adalah individu, keluarga dan kelompok dalam mempertahankan tingkat yang maksimal dari sehat dengan intervensi untuk menghilangkan stress dan menciptakan kondisi yang optimal bagi pasien. 4.
Kesehatan
Kesehatan adalah keadaan yang adekuat dalam suatu sitem stabilitas yang merupakan keadaan yang baik. Sehat adalah kondisi terbebasnya dari gangguan pemenuhan kebutuhan dan sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari keberhasilan menghindari atau mengatasi stressor.
E.
Perilaku (Johnson’s)
Model Dorothy Johnson (1980,1990) adalah sintesis dari teori dan konsep ilmu perilaku dan biologi, yang terintegrasi kedalam kerangka kerja system. Teori mengenai stress dan adaptasi menjadi titik focus dalam model ini. Setiap orang dipandang sebagai suatu system perilaku yang terdiri atas tujuh sub system. Subsistem tersebut berinteraksi dan saling terkait. Teori Dorothy Johnson tentang keperawatan (1968) berfokus pada bagaimana klien beradaptasi terhadap kondisi sakitnya dan bagaimana stress actual atau potensial dapat mempengaruhi kemampuan beradaptasi. Tujuan dari keperawatan adalah menurunkan stress sehingga klien dapat bergerak lebih mudah melewati masa penyembuhannya (Johnson, 1968). Teori Johnson berfokus pada kebutuhan dasar yang mengacu pada pengelompokkan perilaku berikut: 1)
Perilaku mencari keamanan.
2)
Perilaku mencari perawatan.
3)
Menguasai diri sendiri dan lingkungan sesuai dengan standar internalisasi prestasi.
4)
Mengakomodasi diet dengan cara yang diterima secar sosial dan cultural.
5)
Mengeluarkan sampah tubuh dengan cara yang diterima secara sosial dan kultural.
6)
Perilaku seksual dan identitas peran
7)
Perilaku melindungi diri sendiri Menurut Johnson, perawat mengkaji kebutuhan klien berdasarkan kategori perilaku
diatas, yang disebut subsistem perilaku. Dalam kondisi normal klien berfungsi secara efektif didalam lingkungannya.Akan tetapi ketika stres mengganggu adaptasi normal, perilaku klien menjadi tidak dapat diduga dan tidak jelas.Perawat mengidentikasi ketidakmampuan beradaptasi seperti ini dan memberikan asuhan keperawatan untuk mengatasi masalah dalam memenuhi kebutuhan tersebut.
F.
Budaya (Leininger)
Teori Leininger ini melihat adanya perubahan perilaku di antara anak yang berasal dari budaya yang berbeda. Perbedaan ini mebuat Leinenger menelaah kembali profesi keperawatan.ia mengedintifikasi bahwa pengetahuan perawat untuk memahami budaya anak dalam layanan keperawatan ternyata masih kurang. Leinenger pertama kali menggunakan kata trancultural nursing, ethnonursing, dan cross-cultural nursing.Akhirnya, pada tahun 1985, Leinenger mempublikasikan teorinya untuk pertama kalinya, sedangkan ide-ide dan teorinya mulai dipresentasikan pada tahun 1988.Teori
Leinenger
kemudian
disebut
sebagai
Cultural
Care
Diversity
and
Universality.Tetapi para ahli sering menyebutnya sebagai Trancultural Nursing Theory atau teori perawatan transkultural. Keperawatan transkultural merupakan suatu area utama dalam keperawatan yang berfokus pada studi komparatif dan analisis tentang budaya dan sub-budaya yang berbeda di dunia yang menghargai perilaku caring, layanan keperawatan, nilai-nilai, keyakinan tentang sehat-sakit, serta pola-pola tingkah laku yang bertujuan mengembangkan body of knowledge yang ilmiah dan humanistik guna memberi tempat praktik keperawatan pada budaya tertentu dan budaya universal (Marriner-Tomey, 1994). Teori keperawatan transkultural ini menekankan pentingnya peran perawat dalam memahami budaya klien. Dimensi budaya dan strukur sosial tersebut menurut Leinenger dipengaruhi oleh tujuh faktor, yaitu teknologi, agama dan falsafah hidup, faktor sosial dan kekerabatan, nilai budaya dan gaya hidup, politik dan hukum, ekonomi, dan pendidikan. Setiap faktor tersebut berbeda pada setiap negara atau area, sesuai dengan kondisi masing-masing daerah, dan akan memengaruhi pola/cara dan praktik keperawatan. semua langkah perawatan tersebut ditujukan untuk pemeliharaan kesehatan holistik, penyembuhan penyakit, dan persiapan menghadapi kematian. Oleh karena itu, ketujuh faktor tersebut harus dikaji oleh perawat sebelum memberikan asuhan keperawatan kepada klien sebab masing-masing faktor memberi pengaruh terhadap ekspresi, pola, dan praktik keperawatan (care expression, pattern, and practices).Dengan demikian, ketujuh faktor tersebut besar kontribusinya terhadap pencapaian kesehatan secara holistik atau kesejahteraan manusia, baik pada level individu, keluarga, kelompok, komunitas, maupun institusi di berbagai sistem kesehatan. Peran perawat pada transcultural nursing theory ini adalah menjembatani antara sistem perawatan yang dilakukan masyarakat awan dengan sistem perawatan profesional melalui asuhan keperawatan. Oleh karena itu perawat harus mampu membuat keputusan dan rencana tindakan keperawatan yang akan diberikan kepada masyarakat. Jika disesuaikan dengan proses keperawatan, hal tersebut merupakan tahap perencanaan, tindakan keperawatan.Tindakan keperawatan yang diberikan kepada klien harus tetap memperhatikan tiga prinsip asuhan keperawatan, yaitu : 1)
Culture care preservation/maintenance, yaitu prinsip membantu, memfasilitasi, atau memerhatikan fenomena budaya guna membantu individu menentukan tingkat kesehatan dan gaya hidup yang diinginkan.
2)
Culture care accommodation/negotiation, yaitu prinsip membantu, memfasilitasi, atau memerhatikan fenomena budaya yang ada, yang merefleksikan budaya untuk beradaptasi, bernegosiasi, atau mempertimbangkan kondisi kesehatan dan gaya hidup individu atu klien.
3) Culture care repatterning/restructuring , yaitu prinsip merekonstruksi atau mengubah desain untuk membantu memperbaiki kondisi kesehatan dan pola hidup klien ke arah yang lebih baik.
G.
Kebutuhan (Henderson)
Konsep utama dalam teori Henderson mencakup manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan. 1.
Manusia Henderson melihat manusia sebagai individu yang membutuhkan bantuan meraih kesehatan, kebebasan tau kematian yang damai, serta bantuan untuk meraih kemandirian. Henderson juga menyatakan bahwa pikiran dan tubuh manusia tidak dapat dipisahkan satu sama lain (inseparable). Sam halnya dengan klien dan keluarga, mereka merupakan satu kesatuan (unit). 2.
Keperawatan
Perawat memepunyai fungsi unik untuk mambantu individu, baik dalam keadaan sehat maupun sakit. Sebagi anggota tim kesehatan, perawat mempunyai fungsi independence di dalam penanganan perawatan berdasarkan kebutuhan manusia.untuk menjalankan fungsinya, perawat hatus memiliki pengetahuan bilogis maupun social. 3.
Kesehatan
Sehat adalah kulitas hidup yang menjadi dasar seseorang dapat berfungsi bagi kemanusiaan. Memperoleh kesehatan lebih penting dari pada mengobati penyakit. Untuk mencapai kondisi sehat, diperlukan kemandirian dan saling ketergantungan. Individu akan meraih atu mempertahankan kesehatn bila mereka memilki kekuatan, kehendak, serta pengetahuan yang cukup. 4.
Lingkungan
Ada beberapa hal nyang perlu diperhatikan terkait dengan aspek lingkungan.
Individu yang sehat mampu mengontrol lingkungan mereka, namun kondisi sakit akan menghambat kemampuan tersebut.
Perawat harus mampu melindungi pasien dari cedera mekanis. Perawat harus memilki pengetahuan tentang keamanan lingkungan.
Dokter menggunakan hasil observasi dan penelitian perawat sebgai dasar dalam memberikan resep.
TEORI ILMU SOSIAL KELUARGA Teori Ilmu S os ial K eluarg a yang D ig unakan dalam Praktek K eperawatan K eluarg a 1. Teori Fungsi Struktural Fokusnya adalah pada keluarga sebagai sebuah institusi dan bagaimana mereka berfungsi untuk memelihara keluarga dan jaringan sosial. 1. Artinian (1994) 2. Friedman, Bowden, & Jones (2003) 3. Nye & Berado (1981) 2. Teori Interaksi Simbolis Fokusnya adalah pada interaksi dalam keluarga dan komunikasi simbolis. 1. 2. 3. 4.
Hill and Hansen (1960) Rose (1962) Turner (1970) Nye (1976)
3. Teori Perkembangan dan Teori Siklus Hidup Keluarga Berfokus pada siklus hidup keluarga dan mewakili tahap normatif perkembangan keluarga. 1. Duvall (1977) 2. Duvall & Miller (1985) 3. Carter & McGoldrick (2005) 4. Teori Sistem Keluarga Berfokus pada interaksi sirkuler antar anggota sistem keluarga, yang mana hasil dalam fungsional atau disfungsional outcomes. 1. von Bertalanffy (1950, 1968) 5. Teori Stress Keluarga Berfokus pada analisis bagaimana pengalaman keluarga dan cara mengatasi (koping) keadaan yang menyebabkan stress. 1. Hill (1949, 1965) 2. McCubbin & Paterson (1983) 3. McCubbin & McCubbin (1993)
6. Teori Perubahan Berfokus pada bagaimana keluarga tetap stabil atau berubah ketika ada perubahan pada struktur keluarga atau dari pengaruh luar. 1. 2. 3. 4. 5.
Maturana (1978) Maturana & Varela (1992) Watzlawick, Weakland, & Fisch (1974) Wright & Watson (1988) Wright & Leahey (2005)
7. Teori Transisi Berfokus pada pemahaman dan memperkirakan pengalaman keluarga transisi dengan mengkombinasikan Teori Peran, Teori Perkembangan Keluarga, dan Teori Alur Kehidupan. 1. White & Klein (2002) 2. White (2005)
Teori Terapi K eluarg a yang Di g unakan dalam Praktek K eperawatan K eluarg a
1.
Teori Terapi Keluarga Struktural
Pendekatan sistem-orientasi ini melihat keluarga sebagai sebuah sistem sosio-kultural terbuka yang secara terus menerus behadapan dengan tuntutan perubahan, baik dari dalam maupun dari luar keluarga. Fokusnya adalah pada keseluruhan sistem keluarga, subsistemnya, batasan-batasan, dan persatuan, maupun pola transaksional keluarga dan peran tersembunyi. 1. 2. 3. 4.
Minuchin (1974) Minuchin, Rosman, & Baker (1978) Minuchin & Fishman (1981) Nichols (2004)
2. Teori Terapi Keluarga Internasional Pendekatan ini melihat keluarga sebagai sebuah sistem interaktif atau memper-satukan kebiasaan (prilaku) atau proses komunikasi. Perhatiannya adalah pada “saat ini” dan “disini” bukan pada masa lalu. Intervensi utama berfokus pada menetapkan kejelasan, komunikasi sejajar, menjelaskan dan merubah peran keluarga. 1. Jackson (1965) 2. Watzlawick, Beavin, & Jackson (1967) 3. Satir (1982) 3.
Teori Terapi Sistem Keluarga