POWER TRAIN
DAFTAR ISI OBJECTIVE
i
I. Dasar-Dasar Power Train
1
I.1. Definisi
1
I.2. Komponen Utama Power Train
1
I.2.1. Penghubung antara engine dengan transmission
1
I.2.1.1. Flywheel Clutch
1
I.2.1.2.Torque Converter
2
I.2.2. Transmission
3
1.2.2.1. Direct Drive Transmission
2
I.2.2.2. Power Shift Transmission
3
I.2.2.3. Hydrostatic Transmission
4
I.2.3. Transfer Gear
4
I.2.4. Differential/Bevel Gear
4
I.2.5. Final Drive
5
I.3. Komponen Power Train Pada Wheel Loader
5
I.4. Komponen Power Train Pada Track Type Tractor
6
I.5. Planetary Gear Set
6
II. Penghubung Antara Engine Dengan Transmission
8
II.1. Torque Converter
8
II.1.1 Torque Converter Ratio Valve
10
II.1.2 Torque Converter Outlet Relief Valve
11
II.2 TORQUE DIVIDER
12
II.3 TORQUE CONVERTER DENGAN LOCK-UP
15
II.3.1 Converter Drive
15
II.3.2 Direct Drive
16
1
II.3.3 Komponen Torque Converter dengan Lock Up
17
II.3.4 One-Way Clutch (Freewheel)
18
II.4 Variable Capacity Torque Converter (VCTC)
19
II.5 Torque Converter Dengan Variable Capacity Torque Converter (VCTC) Dan Lock Up
20
III. TRANSMISSION
23
III.1 DIRECT DRIVE TRANSMISSION
23
III.1.1 Sliding Gear
23
III.1.2 Collar Shift/Constant Mesh
24
III.1.3 Synchromesh
25
III.2 Power Shift Transmission
26
III.2.1 Planetary Gear Set
26
III.2.2 Counter Shaft
28
III.2.3 Transmission Control Valve
29
III.2.3.1 Konvensional Control ValveTransmission Hydraulic Control Valve
29
III.2.3.2 Electric Transmission Control Valve dengan ON/OFF Solenoid
35
III.2.3.3 Transmission ICM Hydraulic System
37
III.2.3.4 Electronic Clutch Pressure Control (ECPC)
38
III.3 HYDROSTATIC TRANSMISSION
40
III.4 POWER TRAIN HYDRAULIC SYSTEM
41
III.4.1 Oil Filter
43
IV. DIFFERENTIAL
44
IV.1 Standard Differential
44
IV.2 Nospin Differential
45
IV.3 Limited Slip Differential
46
IV.4 Differential Lock
46
V. FINAL DRIVE
48
2
VI. STEERING DAN BRAKE
50
VI.1 Steering System
51
VI.1.1 Differential Steering
51
VI.1.2 Steering Clutch & Brake
52
VI.1.3 Steering dengan Track Motor
53
VI.2 Brake (Rem)
54
3
POWER TRAIN
I. Dasar-Dasar Power Train I.1. Definisi
Power train merupakan suatu sistem yang meneruskan tenaga atau power dari engine sampai ke penggerak akhir atau final drive. I.2. Komponen Utama Power Train Pada dasarnya komponen utama dalam rangkaian power train terdiri dari: • Flywheel clutch / torque converter • Direct drive / powershift transmission • Differential / bevel gear • Final drive Pada beberapa tipe power train yang menggunakan sistem penggerak ganda (4 wheel drives), setelah transmission dipasang transfer gear. I.2.1. Penghubung antara engine dengan transmission Ada dua macam penghubung antara engine dan transmission pada
Caterpillar machine yaitu: • Flywheel clutch • Torque converter I.2.1.1. Flywheel Clutch
Flywheel clutch merupakan komponen yang menghubungkan engine dengan transmission secara mekanikal. Hubungan tersebut dapat disambung atau diputus sesuai kebutuhan operator.
6
I.2.1.2.Torque Converter
Torque converter merupakan komponen yang menghubungkan engine dengan transmission secara hydraulic. Jadi tidak ada hubungan mekanikal langsung antara engine dengan transmission.
Torque converter ada beberapa macam, antara lain: • Torque converter, digunakan pada sebagian besar power shift machine, contohnya wheel loader tipe kecil, track type tractor (D3 – D5) dan yang lainnya. • Torque divider, digunakan pada machine track type tractor (D6 - D11). • Variable capacity torque converter (VCTC), digunakan pada machine
wheel loader tipe besar contohnya 988 - 992. • Torque converter dengan lock up, digunakan pada machine off high way
truck, articulated dump truck dan yang lainnya. • Gabungan antara impeller clutch dengan lock up, digunakan pada
machine wheel loader tipe besar antara lain 980, 992, 994 dan yang lainnya. I.2.2. Transmission
Transmission berfungsi untuk: • Mengubah arah • Mengubah kecepatan • Mengubah daya atau torque
Caterpillar mempunyai tiga jenis transmission yaitu: • Direct Drive Transmission • Power Shift Transmission • Hydrostatic Transmission 1.2.2.1. Direct Drive Transmission
Direct drive transmission adalah transmission yang menggunakan flywheel clutch sebagai media penghubung dan pemutus antara engine dengan 7
transmission. Clutch ini dioperasikan secara manual. Flywheel clutch berguna pada saat awal machine akan bergerak dan pada saat perpindahan gigi (gear
shifting). Transmission ini dipergunakan pada machine Caterpillar yang aplikasinya di medan kerja yang relatif rata, tidak terlalu sering mengubah kecepatan ataupun arah dan beban kerja yang relatif ringan. Contohnya pada traktor pertanian, motor grader dan sebagainya. I.2.2.2. Power Shift Transmission
Power shift transmission adalah transmission yang menggunakan clutch fluida dimana perpindahan giginya langsung tanpa harus memutuskan hubungan antara engine dengan transmission (on the go shifting). Hal ini mempermudah pada saat pengoperasiannya. Aplikasi dari sistem transmission ini adalah untuk machine yang sering berubah kecepatan dan arah maju mundurnya serta beban kerja yang relatif berubah-ubah dan berat. Dari cara perpindahan giginya transmission ada dua macam yaitu: • Power shift transmission (manual gear shifting) • Automatic transmission (automatic shifting) Adapun jenis dari powershift transmission adalah sebagai berikut: • Planetary gear set: pengaturan kecepatan dan arah kerja dengan cara meng-engaged-kan disc dan plate sehingga salah satu dari komponen
planetary gear set meneruskan tenaga ke ke output shaft dari transmission. Bagian-bagian dari planetary gear set adalah sun gear, planet gear beserta
carrier dan ring gear. • Counter shaft: menggunakan constant mesh seperti pada direct drive tetapi pada jenis ini menggunakan clutch pack. Transmission jenis ini biasanya digunakan pada machine backhoe loader. 8
Untuk meng-engaged-kan clutch dipakai transmission control valve, jenisnya antara lain: • Konvensional control valve • Electric control valve dengan on / off solenoid • Individual clutch modulation (ICM) • Electronic clutch pressure control (ECPC) I.2.2.3. Hydrostatic Transmission
Hydrostatic
Transmission
menggunakan
sistem
hydraulic
pada
transmisinya yang berfungsi untuk mengatur kecepatan dan arahnya. System ini menggunakan pompa hydraulic dan motor sebagai aktuatornya. Cara kerjanya yaitu tenaga dari engine langsung menggerakkan pompa hydraulic dan selanjutnya melalui rangkaian hydraulic lainnya menggerakkan motor untuk mengkonversi menjadi energi mekanikal.
Transmission ini digunakan pada track type tractor kecil, track type loader dan hydraulic excavator yang pergerakkan / perpindahan operasi machine relatif kecil. I.2.3. Transfer Gear
Transfer gear dipakai sebagai penerus tenaga ke differential bagian depan dan belakang pada machine wheel loader. I.2.4. Differential/Bevel Gear Komponen ini berfungsi untuk menghantarkan tenaga dari transmission ke final drive kiri dan kanan. Differential digunakan pada machine yang menggunakan roda, sedangkan bevel gear dipasang pada machine yang menggunakan track seperti track type tractor. Jenis differential antara lain: • Konvensional differential (standard differential) 9
• Nospin differential • Limited slip differential • Differential lock I.2.5. Final Drive
Final drive adalah komponen dari power train sebagai penggerak akhir yaitu menuju roda atau track. Fungsinya adalah melipatgandakan torque yang paling akhir. I.3. Komponen Power Train Pada Wheel Loader
Gb. 1.1 Komponen Power Train pada Wheel Loader
Yang termasuk komponen power train dari wheel loader adalah: •
Torque Converter
• Rear Final Drive
•
Transmission
• Front Drive Shaft
•
Output Transfer Gear
• Front Differential
•
Rear Drive Shaft
• Front Final Drive 10
•
Rear Differential
I.4. Komponen Power Train Pada Track Type Tractor
5 2
4 1
3
Gb. 1.2 Komponen Power Train dari Tack Tpe Tractor
Yang termasuk komponen dari power train dari track type tractor adalah: 1. Torque Divider
4. Drive Shaft
2. Transmission
5. Bevel Gear
3. Final Drive
I.5. Planetary Gear Set Pada alat berat Caterpillar, planetary gear set digunakan pada berbagai sistem, contohnya torque divider, planetary transmission, final drive dan lain– lain. Dinamakan planetary gear set karena operasinya menyerupai sistem tata surya. Berikut adalah gambar komponen-komponen planetary gear set.
11
Gb. 1.3 Planetary Gear Set
Komponen pada planetary gear set adalah: 1. Planet gear disebut juga planetary gear, pinion atau idler gear. Selain berputar pada porosnya, planet gear juga berputar mengelilingi sun gear. 2. Carrier 3. Ring gear 4. Sun gear disebut juga centered gear. Agar planetary gear dapat bekerja syaratnya yaitu: • Diberi input putaran • Salah satu komponen harus ditahan (ring gear, carrier atau sun gear). Sebagai contoh, jika sun gear digerakkan dan ring gear ditahan maka
gear-gear pada carrier akan dipaksa untuk bergerak sepanjang ring gear dengan arah yang sama seperti sun gear dan carrier akan berotasi dengan kecepatan yang lebih rendah. Keuntungan planetary gear set dibanding dengan external tooth gear: • Lebih praktis karena tidak memerlukan ruang yang besar • Lebih halus dalam memindahkan power. • Beban dari masing-masing gears seimbang • Pemilihan rasio gears yang sangat besar.
12
Sebagai contoh, planetary gear digunakan pada planetary transmission dan
planetary final drive.
13
POWER TRAIN II. Penghubung Antara Engine Dengan Transmission Seperti telah dijelaskan sebelumnya, ada dua macam penghubung antara
engine dan transmission pada Caterpillar machine yaitu: • Flywheel clutch • Torque converter
Flywheel clutch tidak banyak digunakan, jadi penjelasan akan lebih dititikberatkan pada Torque Converter. II.1. Torque Converter Fungsi dari torque converter adalah: • Meningkatkan torque bila outputnya mendapat beban • Meredam kejutan (memindahkan tenaga secara halus) • Mencegah engine stall (lug) • Sebagai media penghubung antar engine dengan transmission secara
hydraulic Catatan: Torque converter tidak dapat meningkatkan horsepower
Gb. 2.1 Torque Converter
14
Komponen utama pada torque converter adalah: • Impeller (1), dihubungkan dengan flywheel melalui rotating housing atau sebagai komponen penggerak (driving member). • Turbine (2), dihubungkan dengan output shaft ke transmission atau sebagai komponen yang digerakkan (driven member). • Stator (3), komponen ini statis yang tugasnya mengarahkan oli dariturbine ke impeller untuk melipatgandakan torque.
Torque converter menghubungkan engine dengan transmission secara hydraulic. Jadi tidak ada hubungan mekanikal langsung antara engine dengan transmission. Oli yang masuk ke torque converter berasal dari transmission control valve (ratio valve) digabungkan dengan oli dari torque converter charging pump menuju inlet passage. Karena impeller dihubungkan langsung dengan engine maka impeller selalu berputar sama dan searah dengan putaran
engine. Hal ini membuat oli yang masuk inlet passage dilempar oleh sudu–sudu yang ada di impeller ke turbine.
3 2 1
Gb. 2.2 Komponen UtamaTorque Converter
Turbine dihubungkan dengan output shaft menuju transmission. Pada saat transmission neutral (tidak ada beban bagi turbine) maka turbine yang mendapat lemparan oli dari impeller langsung berputar. 15
Oli dari turbine diarahkan oleh stator untuk menambah kekuatan menuju
impeller. Karena adanya komponen stator maka torque converter dapat melipatgandakan torque. Pelipatgandaan torque terjadi saat turbine mendapat beban atau dengan kata lain apabila putaran dari turbine lebih rendah dibanding putaran impeller. Semakin besar perbedaan putarannya, semakin besar juga torque yang dilipatgandakan. Pelipatgandaan torque yang paling tinggi terjadi pada saat drive shaft berhenti (stall position) dimana turbine sama sekali diam sedangkan impeller berusaha untuk memutar turbine. Hal ini dapat mengakibatkan temperatur dari oli naik dengan cepat.
Gb.2.3 Aliran Oli Di Dalam Torque Converter
II.1.1 Torque Converter Ratio Valve Gambar 2.4 berikut menunjukkan torque converter ratio valve yang terletak di dalam transmission control valve. Pada sebagian machine, torque
converter inlet relief valve terpisah dari transmission control valve yaitu dipasang pada torque converter itu sendiri. Valve ini tidak dapat mengontrol tekanan yang ada di dalam torque converter. Fungsi valve ini membatasi tekanan oli maksimum yang mau masuk ke dalam torque converter. Hal ini bisa terjadi pada saat awal engine start dan oli masih dingin.
16
Gb. 2.4 Torque Converter Ratio Valve
Torque converter inlet relief valve menggunakan oli P1 (speed clutch oil pressure) yang dikontrol oleh tekanan spring di dalamnya. Tekanannya bekerja pada efektif area yang dikontrol oleh slug pada sisi kanan ratio valve. Valve ini tidak dapat di-adjust. Untuk machine yang memakai torque converter inlet
relief valve yang dipasang di torque converter, penyetelan tekanan olinya hanya bisa dilakukan di test bench (sebelum torque converter dipasang di machine). II.1.2 Torque Converter Outlet Relief Valve
Torque converter outlet relief valve adalah jenis spool. Oli dari torque converter mengisi lubang yang ada di spool relief valve dan menggerakkan poppet valve ke arah kanan. Hal tersebut membuat naiknya tekanan oli di spring chamber sehingga menggerakkan spool ke arah kiri, kemudian oli dialirkan ke power train cooler untuk didinginkan. Dari cooler, oli dikirim lagi ke
transmission untuk lubrikasi (pelumasan) komponen dari transmissi. 17
Gb. 2.4 Torque Converter Outlet Relief Valve
Torque converter outlet relief valve berfungsi untuk menjaga tekanan oli di dalam torque converter dan mencegah terjadinya kavitasi (cavitation). Valve ini tekanannya dapat di-set sesuai dengan spesifikasi pada service manual. • Tekanan outlet relief valve yang terlalu rendah dapat menyebabkan turunnya kapasitas dari torque converter (torque converter low power). • Tekanan outlet relief valve yang terlalu tinggi dapat menyebabkan oli torque
converter over heating (terlalu panas).
II.2 TORQUE DIVIDER
Torque divider menghubungkan engine dengan power shift transmission. Hubungan tersebut secara hydraulic dan secara mekanikal. Hubungan secara
hydraulic melalui torque converter dan hubungan secara mekanikal melalui planetary gear set. Torque converter dan transmission menggunakan oli yang sama, dan diatur melalui transmission control valve. Pada machine yang besar oli dari transmission control valve dikombinasi dengan oli dari torque converter 18
charging pump. Ketika machine bekerja dengan beban ringan, torque yang dilipatgandakan sedikit. Sedangkan ketika machine bekerja dengan beban yang berat, torque yang dilipatgandakan juga besar. Torque yang besar tersebut dikirim ke transmission. Planetary gear set juga melipatgandakan torque dari
engine.
Torque Divider = Torque Converter + Planetary Gear Set
Keuntungan Torque Divider: • Memindahkan tenaga secara terus-menerus • Menaikkan torque out put • Meredam kejutan • Mengijinkan operasi secara Direct Drive Komponen pada Torque Divider: • Impeller
• Stator
• Turbine
• Sun Gear
• Planet Gear dan Carrier
• Ring Gear
Pada gambar 2.5 berikut, sisi sebelah kiri adalah planetary gear set dan sisi sebelah kanan adalah torque converter.
Impeller, rotating housing dan sun gear dihubungkan secara mekanikal dengan engine. Turbine dihubungkan dengan ring gear sedangkan planet
carrier dihubungkan dengan output shaft menuju transmisi.
19
Karena sun gear dan impeller dihubungkan dengan flywheel komponen tersebut berputar sama dan searah dengan putaran engine. Oli masuk ke
torque divider melalui inlet passage kemudian dilempar oleh impeller menuju kisi-kisi turbine yang mengakibatkan turbine berputar searah dengan impeller selama tidak ada beban.
Gb. 2.5 Torque Divider
Ketika machine mendapat beban putaran dari output shaft mulai turun sehingga putaran dari planet carrierpun ikut turun. Turunnya putaran planet
carrier mengakibatkan relative motion pada komponen sun gear dan planet carrier sehingga planet gear berputar. Hal ini menurunkan putaran dari ring gear dan turbine. Pada kondisi ini torque converter melipatgandakan torque sedangkan planetary gear set membagi torque. Pada kondisi stall (torque converter output shaft berhenti karena beban) membuat ring gear dan turbine berputar berlawanan dengan putaran dari
engine. Pelipatgandaan torque secara maksimum pada torque divider ketika ring gear dan turbine mulai berputar berlawanan atau ketika machine 20
mendapat beban. Pada torque divider pembagian penyaluran power 70%
torque converter dan 30% planetary gear set. Penyaluran tenaga pada torque divider adalah sebagai berikut:
Engine – flywheel - A. Sun gear – planet gear (carrier) – output shaft. B. Rotating housing – impeller – turbine – ring gear –
planet gear (carrier) – output shaft. II.3 TORQUE CONVERTER DENGAN LOCK-UP II.3.1 Converter Drive
Gb. 2.6 Converter Drive
Gambar 2.6 di atas menunjukkan torque converter drive dimana lockup
clutch tidak engage. Selama beroperasi, rotating housing dan impeller dapat berputar lebih cepat dibandingkan dengan turbine. Stator tetap diam dan dapat 21
melipatgandakan torque antara impeller dan turbine. Output shaft berputar lebih lambat dibandingkan dengan putaran engine tetapi dapat meningkatkan
torque. Pada kondisi seperti ini machine lebih mengutamakan torque dibandingkan dengan kecepatan (speed). Dan digunakan selama startup, pada gigi rendah dan saat perpindahan gigi (shifting).
Converter Drive: •
Output shaft berputar lebih lambat dibanding putaran engine
•
Torque berlipat ganda
II.3.2 Direct Drive
Gb. 2.7 Torque Converter Direct Drive
Gambar 2.7 di atas menunjukkan torque converter pada posisi direct
drive, dimana lockup clutch di-engaged-kan oleh tekanan oli dan menyatukan turbine dan impeller. Housing, impeller, turbine dan output shaft pada torque converter berputar dengan kecepatan yang sama dengan engine. Stator yang 22
dihubungkan dengan freewheel (one way clutch) digerakkan dengan tekanan oli di dalam housing sehingga komponen tersebut berputar dengan rpm hampir sama dengan engine. Kondisi seperti ini (direct drive) lebih mengutamakan
speed dibandingkan dengan torque. Digunakan pada gigi tinggi dan tenaga yang dipindahkan sangat efisien.
Direct Drive: • Lockup clutch engaged oleh tekanan oli dari lock up control valve • Output shaft berputar sama dengan putaran engine • Stator pada posisi freewheel
Lock up clutch terdiri dari piston, disc dan plate.
II.3.3 Komponen Torque Converter dengan Lock Up
Gb. 2.8 Komponen Torque Converter dengan Lock Up
23
Nama–nama komponen pada torque converter, dengan lock up clutch adalah: •
Rotating housing
• Impeller
•
Turbine
• Stator
•
One way clutch (freewheel)
• Hub
•
Lock up clutch (piston, disc dan plate)
• Carrier
•
Output Shaft
II.3.4 One-Way Clutch (Freewheel)
Gb. 2.9 Komponen One-Way Clutch
Spline menghubungkan antara stator dengan cam dan cam tidak dapat berputar. Penghubung antara cam dengan carrier adalah roller. Sisi kiri dari
opening cam lebih kecil dibandingkan dengan sisi kanannya (openings in cam tirus). Sehingga posisi normal adalah pada sisi kiri (bagian yang lebih kecil). Ketika kecepatan dari impeller dan turbine rendah maka stator akan tetap diam.
Roller akan tetap pada sisi kiri oleh tekanan dari spring. Pada saat kondisi ini terjadi hubungan mekanikal antara cam dengan stator. Sehingga stator dapat mengarahkan oli dari turbine ke impeller untuk melipatgandakan torque.
24
Ketika kecepatan turbine dan impeller naik (direct drive) maka stator mulai untuk berputar ke arah yang sama dengan putaran impeller dan turbine. Pada saat stator berputar cam juga ikut berputar. Sehingga gerakan dari cam dapat menyebabkan roller bergerak ke arah kanan (sisi yang lebih lebar) dan hubungan antara stator dan carrier terputus. Stator berputar bebas sehingga tidak dapat mengarahkan aliran oli dari turbine ke impeller. Karena stator hanya dapat berputar ke satu arah maka komponen ini dinamakan one way
clutch (freewheel). Keuntungan torque Converter yang menggunakan One Way Clutch: • Melipatgandakan torque pada beban yang tinggi • Mengurangi kemungkinan terjadinya over heating • Mengurangi penggunaan torque converter
II.4 Variable Capacity Torque Converter (VCTC)
Gb. 2.10 Variable Capacity Torque Converter (VCTC)
25
Power dari diesel engine dikirim dari flywheel menuju torque converter atau impeller clutch (VCTC). Torque converter mempunyai dua impeller dan satu clutch yang digerakkan secara hydraulic, yang mana dapat mereduksi kapasitas torque converter (membatasi jumlah kenaikan torque). Kapasitas
torque converter dikontrol secara manual dengan VCTC control lever atau switch electric. Lokasi dari lever dan switch tersebut terletak pada operator station. Power dari output shaft torque converter dikirim pada drive shaft menuju input transfer gear. Output gear dari transfer gear memutar input shaft dari transmission. Transmission output shaft memberikan power kepada idler gear pada transfer gear menuju output gear pada transfer gear. Output transfer gear mengirim power pada drive shaft menuju rear drive pinion. Output gear juga mengirim power ke front final drive dan ke rear final drive. Keuntungan pemakaian VCTC: • Mengurangi slip pada roda. • Mengurangi keausan pada ban. • Menaikkan engine power yang ada untuk hydraulic system. II.5 Torque Converter Dengan Variable Capacity Torque Converter (VCTC) DAN Lock Up VCTC bertujuan untuk memungkinkan operator untuk dapat menentukan kapasitas besar-kecilnya torque dari torque converter. Hal ini akan menurunkan
slip dari roda dan mengurangi keausan dari roda. Sehingga secara optimal engine power disalurkan untuk sistem implement. Jumlah penurunan kapasitas torque converter tergantung pada lever VCTC pada kabin. Lever dihubungkan dengan load piston pada sequence dan
pressure control valve dengan kabel. Lever ini mengijinkan VCTC beroperasi pada posisi antar kapasitas minimum dan maksimum.
26
Gb. 2.11 Torque Converter Dengan Variable Capacity Torque Converter (VCTC) DAN Lock Up
Switch pada lift control lever juga mengontrol kapasitas torque converter. Ketika switch pada posisis ON maka VCTC beroperasi pada kapasitas maksimum tanpa terpengaruh dari gerakan wheel torque lever. Ketika switch pada posisi OFF kapasitas torque converter kembali pada setting lever.
Torque converter ini punya dua impeller dan clutch yang diaktifkan secara hydraulic. Oli, dari ratio valve untuk torque converter inlet mengalir melalui torque converter inlet passage. Oli dikirim ke inner impeller ketika torque converter minimum capasity. Oli dikirim ke inner impeller dan outer impeller ketika torque converter maksimum capacity. Aliran oli di dalam torque converter dari salah satu atau kedua impeller mengalir ke turbine, kemudian ke stator. Dari stator aliran oli mengalir kembali ke impeller kemudian ke carrier.
Torque converter beroperasi dengan tekanan untuk mencegah kavitasi. Tekanan oli yang masuk ke torque converter dikontrol oleh converter inlet ratio 27
valve. Tekanan oli di dalam torque converter dikontrol oleh torque converter outlet relief valve dengan hambatan sesudahnya. Tekanan oli yang dikontrol oleh sequence dan pressure control valve meng-engage-kan outer dan inner impeller sehingga berputar bersama. Pada tekanan oli maksimum, clutch benar–benar engage sehingga tidak ada slip pada clutch. Torque converter beroperasi pada maksimum capacity. Penurunan tekanan oli menyebabkan clutch slip. Semakin banyak clutch slip semakin banyak juga penurunan kapasitas dari torque converter. Pada minimum tekanan, outer impeller tidak berhubungan dengan inner impeller sehingga torque converter minimum capacity.
Gb. 2.12 Gambar aliran sistem hydraulic pada VCTC
28
POWER TRAIN III. TRANSMISSION Seperti telah dijelaskan pada bagian awal, Caterpillar menggunakan tiga jenis transmission yaitu: • Direct drive Transmission • Power Shift Transmission • Hydrostatic Transmission Berikut akan dijelaskan mengenai jenis-jenis transmission tersebut. III.1 DIRECT DRIVE TRANSMISSION
Direct drive transmission adalah transmission yang menggunakan flywheel clutch sebagai media penghubung dan pemutus antara engine dengan transmission. Clutch ini dioperasikan secara manual. Flywheel clutch berguna pada saat awal machine akan bergerak dan pada saat perpindahan gigi (gear
shifting). Berdasarkan cara kerjanya, direct drive transmission dibagi menjadi tiga macam yaitu: • Sliding Gear • Collar Shift • Synchromesh III.1.1 Sliding Gear
Sliding Gear merupakan pengatur kecepatan dan arah kerja dengan cara memindahkan spur gear yang dilakukan oleh fork agar diperoleh kecepatan ataupun arah yang dikehendaki. Beberapa hal yang perlu diketahui mengenai Sliding Gear: • Semua gear kecuali idler gear diikat (splines) pada shaft. • Bentuk gearnya dinamakan spur gear gigi–giginya diparallel dengan
shaft. 29
• Mengunci hanya pada saat memindahkan tenaga. • Cocok dipakai pada motor grader, track type tractor pertanian yang bergerak satu arah dan kecepatannya cenderung tetap.
Gb. 3.1 Sliding Gear
III.1.2 Collar Shift/Constant Mesh
Constant Mesh berfungsi sama seperti Sliding Gear di atas, sedangkan perbedaannya adalah yang dipindahkan sliding collar. Beberapa hal yang perlu diketahui mengenai Constant Mesh: • Bentuk gearnya helical gear bukan spur gear. • Saling berhubungan secara konstan dan gear tidak menggeser maju mundur. • Garpu pemindah dari mekanisme gearshift cocok terhadap sliding collar yang berbeda–beda. Posisi dari sliding collar menentukan set gigi mana yang bekerja. • Masing–masing driven gear memiliki sliding collar di sampingnya. • Cocok digunakan pada alat berat ukuran sedang.
30
Gb. 3.2 Collar Shift/Constant Mesh
III.1.3 Synchromesh
Synchromesh transmission pada dasarnya sama dengan Constant Mesh dengan tambahan synchronizer. Synchronizer digunakan pada semua manual transmisi dan mesin lain ketika perpindahan gigi.
Gb. 3.3 Synchromesh
31
III.2 Power Shift Transmission
Power shift transmission adalah transmission yang menggunakan clutch fluida dimana perpindahan giginya langsung tanpa harus memutuskan hubungan antara engine dengan transmission (on the go shifting). Hal ini mempermudah pada saat pengoperasiannya. Transmission ini diaplikasikan pada machine yang sering berubah kecepatan dan arah maju mundurnya serta beban kerja yang relatif berubah-ubah dan berat. Adapun jenis dari powershift transmission adalah sebagai berikut: • Planetary Gear Set • Counter Shaft Untuk meng-engaged-kan clutch dipakai transmission control valve, jenisnya antara lain: • Konvensional control valve • Electric control valve dengan on / off solenoid • Individual clutch modulation (ICM) • Electronic clutch pressure control (ECPC) III.2.1 Planetary Gear Set
Planetary gear set merupakan pengaturan kecepatan dan arah kerja dengan cara meng-engaged-kan disc dan plate sehingga salah satu dari komponen planetary gear set meneruskan tenaga ke ke output shaft dari
transmission. Bagian-bagian dari planetary gear set adalah sun gear, planet gear beserta carrier dan ring gear. Planetary power shift transmission terdiri dari beberapa pasang planetary gear dimana komponen tersebut berfungsi untuk: •
Merubah arah putaran input
•
Merubah kecepatan Komponen yang berfungsi untuk menahan pada planetary gear set
tersebut adalah clutch (piston, disc dan plate). Berikut ini adalah beberapa contoh planetary gear set yang diapasang pada transmission. 32
Gb. 3.4 Planetary Power Shift Transmission
Input putaran dari transmission berasal dari torque converter sedangkan output transmission menuju ke bevel gear untuk track type dan differential untuk wheel type. Pada gambar di atas terlihat ada 5 clutch yaitu: •
Clutch 1 untuk gigi mundur (reverse)
•
Clutch 2 untuk gigi maju (forward)
•
Clutch 3 untuk gigi 4 (speed clutch)
•
Clutch 4 untuk gigi 3 (speed clutch)
•
Clutch 5 untuk gigi 2 (speed clutch)
•
Clutch 6 untuk gigi 1 (speed clutch) Syaratnya power shift transmission bisa masuk gigi adalah harus ada 2-
clutch yang engaged yaitu satu speed clutch dan satu directional clutch. 33
III.2.2 Counter Shaft
Counter Shaft Power Shift Transmission menggunakan constant mesh seperti pada direct drive tetapi pada jenis ini menggunakan clutch pack.
Transmission jenis ini biasanya digunakan pada machine backhoe loader. Keuntungan transmisi jenis ini menggunakan sedikit spare part sehingga ringan. Gambar berikut ini menunjukkan empat speed forward dan tiga speed
reverse pada countershaft transmission.
Gb. 3.5 Counter Shaft Power Shift Transmission
34
III.2.3 Transmission Control Valve III.2.3.1 Konvensional Control Valve-Transmission Hydraulic Control
Valve Valve ini terdiri dari 5 komponen utama yaitu: • Speed selector spool valve, untuk mengarahkan oli ke speed clutch. • Modulation relief valve & load piston, membatasi tekanan oli maksimum dan menjaga kenaikan tekanan secara bertahap di dalam sistem. • Ratio valve, membatasi maksimum tekanan oli yang mau masuk ke dalam torque converter. • Differential valve, menjaga perbedaan tekanan oli yang konstan antara
speed clutch dan directional clutch. • Directional selector spool valve, mengarahkan oli ke directional clutch
spool valve. Istilah pada tekanan oli transmission: P1: Speed Clutch Pressure P2: Directional Clutch Pressure P3: Torque converter Inlet Pressure Cara kerja dari transmission control valve
Modulation relief valve menerima oli dari pompa transmisi yang melewati power train filter. Valve ini adalah spool type dan memberikan oli ke torque converter circuit. Spool ini terdiri dari check valve (ball type) yang diberi lubang kecil di dalamnya (orifice) supaya gerakan dari valve ini dapat dikontrol secara perlahan (gradual). Tekanan oli yang ada di speed clutch tergantung tekanan spring yang ada di load piston. Ketika load piston berada pada posisi paling kanan (hanya tekanan spring) tekanannya relatif rendah dan tekanan ini dinamakan initial
pressure atau primary pressure. Atau dengan kata lain tekanan saat pertama kali memodulasi (naik secara perlahan). 35
Selanjutnya saat load piston mulai bergerak ke arah kiri oleh dorongan oli dan spring tention secara perlahan akan naik. Bersamaan dengan hal ini tekanan pada modulation relief valve naik secara bertahap sampai batas yang ditentukan.
Differential valve menurunkan tekanan oli di P1 untuk meng-engagedkan directional clutch. Karena tekanan oli di speed clutch lebih tinggi dibandingkan dengan tekanan oli di directional clutch maka speed clutch
engaged lebih dahulu dibandingkan directional clutch. Pada power shift transmission syaratnya untuk bisa masuk gigi harus ada dua clutch yang engaged yaitu satu speed clutch dan satu directional
clutch. Pada gigi neutral hanya satu clutch yang engaged. Kesimpulan: •
Torque converter inlet relief valve dikontrol oleh tekanan oli P1.
•
Modulation relief valve membatasi tekanan oli di speed clutch.
• Tekanan oli di P1 tidak dapat di-adjust dan hanya initial pressure yang bisa di adjust dengan cara menambah atau mengurangi shim yang ada di load piston. •
Differential valve mempunyai 4 fungsi yaitu: a. Menurunkan tekanan oli pada P1 yang dialirkan untuk tekanan oli pada directional clutch. b. Menahan aliran oli ke directional clutch pada saat neutral c. Membiarkan load piston untuk reset posisi dengan cepat selama perpindahan gigi. d. Sebagai safety valve (apabila transmission posisi masuk gigi dan
engine dihidupkan maka transmission tidak bisa maju atau mundur). Gambar berikut ini menunjukkan posisi control valve pada posisi neutral.
36
Gb. 3.6 Posisi Control Valve Pada Posisi Neutral
Keterangan: 1 = Clutch nomor 1 (directional clutch) 2 = Clutch nomor 2 (directional clutch) 3 = Clutch nomor 3 (speed clutch) 4 = Clutch nomor 4 (speed clutch) 5 = Clutch nomor 5 (speed clutch) Pada wheel loader transmission control valve dilengkapi juga dengan
neutralizer control valve yang fungsinya untuk men-drain oli yang ada pada P2 pada saat neutralizer valve diaktifkan. 37
Gb. 3.7 Loader Transmission Control Valve
Gambar di atas menunjukkan Loader transmission control valve yang dilengkapi dengan neutralizer valve. Neutralizer valve ini mendapat signal berupa tekanan yang berasal dari pedal kiri yang dioperasikan oleh operator pada kabin.
38
Berikut merupakan gambar Transmission Control Valve pada Wheel Loader Ketika Neutralizer Valve diaktifkan.
Gb. 3.8 Transmission Control Valve pada Wheel Loader Ketika Neutralizer
Valve diaktifkan
Ketika brake kiri diinjak (diaktifkan) tekanan yang berasal dari brake
system menekan spool yang ada di neutralizer valve untuk melawan spring. Sehingga tekanan oli yang ada pada directional clutch (P2) dibuang ke tangki. Akibatnya transmission control valve hanya meng-engaged-kan speed clutch dan transmission ke posisi neutral. Dengan kata lain pedal brake kiri pada
wheel loader untuk me-neutral-kan transmission pada saat loading (mengambil 39
muatan). Tujuannya adalah agar tenaga dari engine dapat diprioritaskan seoptimal mungkin ke implement. Gambar di bawah ini adalah grafik clutch engaged antara P1 dan P2
Gb.3.9 Grafik Clutch Engaged antara P1 dan P2
Ketika perpindahan gigi tekanan P1 dan P2 turun kemudian pada gigi yang baru ini tekanan oli di P1 dan P2 bertahap naik dari initial pressure ke maksimum pressure. Selama kenaikan pressure secara bertahap tersebut clutch di speed dan directional slip. Tekanan P1 selalu berbeda secara konstan dengan P2 (lihat specification di service manual). Perbedaan tekanan ini diatur oleh
differential valve. Apabila initial pressure terlalu tinggi maka perpindahan gigi pada
transmission akan kasar. Perpindahan gigi yang kasar (rough shifting) bisa terjadi juga karena kurang atau tidak ada perbedaan tekanan antara P1 dan P2. Sebaliknya rendahnya setting dari initial pressure akan mengakibatkan clutch
slip sehingga cepat aus.
40
III.2.3.2 Electric Transmission Control Valve dengan ON/OFF Solenoid
Transmission control valve jenis lain adalah elektrik transmission control valve dengan on/off solenoid. Fungsi dari on/off solenoid tersebut adalah sebagai pengganti dari lingkage (kabel penggerak dari spool). Pada gambar tersebut terdapat 5 on/off solenoid yaitu: • Solenoid untuk gigi maju (forward) • Solenoid untuk gigi mundur (reverse) • Solenoid untuk clutch 1 • Solenoid untuk clutch 2 • Solenoid untuk clutch 3
Gb. 3.10 Electric Transmission Control Valve dengan ON/OFF Solenoid
Oli dari pompa power train mengalir melewati transmission filter menuju
priority valve ke transmission control valve dan stand by di tiap-tiap solenoid. Apabila ada 2 (dua) solenoid yang energized (diaktifkan) maka transmission posisi masuk gigi (in gear). Kemudian dari ratio valve di dalam transmission
control valve oli menuju torque converter dan digabung dengan oli dari torque converter charging pump. 41
42
III.2.3.3 Transmission ICM Hydraulic System
Transmission control valve jenis ini biasa dipakai pada off high way truck, articulated dump truck, scrapper dan lain–lain. Pada control valve jenis ini setiap clutch mempunyai satu control valve (modulation relief valve & load
piston). Makanya disebut ICM (Individual Clutch Modulation). Masing–masing individual control valve tersebut diberi tanda dengan huruf A sampai dengan H (station A – H). Tiap–tiap station mempunyai tekanan oli yang berbeda sehingga tekanan oli disetiap clutch pun berbeda juga. Pada gambar terlihat ada 3 solenoid yaitu: lock up solenoid, downshift
solenoid, upshift solenoid. Apabila lock up solenoid aktif maka torque converter akan direct drive dan hal ini terjadi pada gigi tinggi. Apabila terjadi perpindahan gigi (transmission shifting) maka lock up solenoid akan di–off kan sementara.
Down shift solenoid akan aktif pada saat perpindahan dari gigi besar ke gigi rendah (2 ke 1, 1 ke R dst.). Sedangkan up shift solenoid akan aktif pada saat perpindahan dari gigi rendah ke gigi tinggi (1 ke 2, 2 ke 3 dst.). Pengontrolan perpindahan
giginya
dilakukan
oleh
EPTC
(Electronic
Transmission Control). Keuntungan dari ICM transmission control valve adalah: •
Perpindahan gigi lebih halus (smooth shift)
•
Pengendara lebih nyaman
•
Usia komponen lebih lama
•
Perpindahan gigi dapat diaktifkan secara elektronik
Gb. 3.11 Individual Clutch Modulation
43
Programmable
III.2.3.4 Electronic Clutch Pressure Control (ECPC)
Electronic clutch pressure control dipakai pada machine D6R, 966G dan lain–lain. Sama halnya dengan ICM control valve yaitu setiap clutch mempunyai satu control valve. Pengaturan tekanan oli diatur oleh besar kecilnya arus listrik yang mengalir ke masing–masing solenoid. Sedangkan arus listrik yang mengalir ke solenoid diatur oleh ECM (electronic control module). Keuntungan dari transmission dengan menggunakan ECPC adalah: • Tidak menggunakan mechanical lingkage • Peng-adjust-an dilakukan secara electronic • Perubahan design dan sistem terbaru diperbaharui dengan software • Mengurangi kejenuhan pada operator • Perpindahan gigi yang lebih halus • Mudah dalam melakukan trouble shooting Berikut adalah gambar proportional solenoid yang mengatur besarnya tekanan oli pada clutch.
SUPPLY OIL TO CLUTCH TO DRAIN
TRANSMISSION MODULATING VALVE
Gb. 3.12 Proportional Solenoid
45
III.3 HYDROSTATIC TRANSMISSION
Hydrostatic transmission adalah transmission yang mentransfer tenaga dengan menggunakan hydraulic system. Keuntungannya adalah: • Kontrol kecepatannya secara variable • Pemanfaatan horse power dari engine sangat maksimal • Kesesuaian maksimal antara drawbar pull dan travel speed • Counter rotation control (perputaran track berlawanan arah saat berbelok) • Cocok untuk machine dengan minimum travel
Gb. 3.13 Transmission Hydrostatic
47
III.4 POWER TRAIN HYDRAULIC SYSTEM Gambar berikut adalah power train hydraulic system pada track type
tractor. Oli dari transmission charging pump mengalir ke filter menuju priority valve. Fungsi dari priority valve adalah memprioritaskan oli ke steering dan brake sistem sebelum ke sirkuit transmission. Dari priority valve oli mengalir ke transmission control valve untuk meng-
engaged-kan clutch. Dari komponen ratio valve yang ada di dalam transmission control valve oli mengalir ke torque converter. Tekanan oli yang ada di dalam torque converter dijaga oleh torque converter outlet relief valve dan selanjutnya mengalir ke cooler untuk didinginkan. Dari cooler, oli mengalir menuju transmisson untuk lubrikasi komponen di dalam planetary gear komponen serta
bearing.
Gb. 3.14 Power Train Hydraulic System pada Track Type Tractor
48
49
III.4.1 Oil Filter Penggantian power train filter harus sesuai dengan OMM (Operation
Maintenance manual) pada service manual, agar oli yang masuk ke transmission hydraulic system tetap terjaga kebersihannya. Tekanan oli dari pompa power train masuk lewat inlet passage kemudian masuk ke housing dan keluar ke outlet passage melewati element. Apabila
element kotor, tekanan oli yang ada di dalam filter akan naik sehingga bypass valve membuka dan oli keluar menuju outlet passage tanpa disaring dahulu. Hal ini, dapat mengakibatkan kerusakan komponen secara dini pada sistem
transmission hydraulic.
Gb. 3.15 Oil Filter
50
POWER TRAIN IV. DIFFERENTIAL Fungsi dari differential adalah menghantarkan tenaga dari transmission ke
final drive kiri dan kanan. Differential dipasang pada machine yang menggunakan roda sedangkan bevel gear dipasang pada machine dengan
track. Jenis–jenis differential adalah: • Konvensional differential (standard differential) • Nospin differential • Limited slip differential • Differential lock IV.1 Standard Differential
Differential membagi torque selalu sama pada final drive kiri maupun kanan. Tipe ini kurang efisien bila machine slip. Jenis ini biasanya dipasang pada machine dengan 4 wheel drive. Pada Off High Way Truck yang menggunakan differential standard dipasang AETA (Automatic Electronic
Traction Aid).
Gb. 4.1 Komponen Standard Differential
51
Gb. 4.2 Standard Differential
IV.2 Nospin Differential Sistem ini merupakan jenis differential yang dapat mengunci secara otomatis (automatic locking) yang memaksa kedua roda untuk berputar dengan kecepatan yang sama dalam kondisi apapun. Differential ini secara efektif mengunci seluruh roda dan mengalirkan sampai 100% dari torque yang tersedia ke salah satu roda bila diperlukan. Ketika berbelok, roda luar menjadi tidak terhubung (disengaged) dan berputar lebih cepat kemudian mengalirkan
torque ke roda yang berputar lebih pelan. Differential ini biasanya dipakai pada machine wheel loader, intregated tool carrier, landfill compactor dan lain–lain.
Gb. 4.3 Nospin Differential
52
IV.3 Limited Slip Differential
Limited slip differential merupakan jenis differential yang dapat mengunci (locking type) yang dirancang untuk menyalurkan tenaga yang sama ke kedua roda. Limited slip differential ini dapat menyalurkan tenaga yang hilang dari sisi yang bertraksi kecil ke sisi yang bertraksi besar. Differential ini merupakan pengembangan langsung dari standard differential. Komponen utama pada limited slip differential antara lain: side gear, clutch pack, pinion
gear, pinion shaft dan actuator housing. Differential jenis ini biasanya dipakai pada machine wheel loader, integrated tool carrier dan yang lainnya.
Gb. 4.4 Limited Slip Differential
IV.4 Differential Lock Sistem ini tidak secara otomatis bekerja tetapi dikontrol oleh operator. Bila lock diaktifkan maka roda kiri dan roda kanan akan berputar dengan torque yang sama. Bila lock tidak diaktifkan maka sistemnya sama dengan
conventional differential. Nama–nama komponen dari differential antara lain: pinion, bevel gear,
carrier, speeder gear dan side gear.
53
Gb. 4.5 Differential Lock
54
POWER TRAIN V. FINAL DRIVE Final drive adalah komponen dari power train sebagai penggerak akhir yaitu menuju roda atau track. Fungsinya adalah melipatgandakan torque yang paling akhir. Macam–macam final drive yang dipakai oleh Caterpillar yaitu: • Single reduction • Double reduction • Planetary gear set
Final drive yang single dan double reduction sudah jarang dipakai karena konstruksinya memerlukan tempat yang lebar. Sebaliknya jenis final drive yang menggunakan planetary banyak dipakai oleh Caterpillar karena kelebihannya.
Gb. 5.1 Final Drive - Planetary Gear Set
55
Pada gambar di atas power dari transmission dikirim ke differential dan menuju ke final drive melalui komponen final drive shaft. Gambar di atas adalah
double reduction planetary gear set. Dari final drive shaft power masuk sebagai sun gear pada first reduction planetary gear. Ring gear adalah komponen yang statis, sehingga outputnya adalah carrier. Dari carrier pada first reduction
planetary gear power dikirim ke second reduction planetary gear sebagai sun gear. Pada second reduction planetary gear ring gear sama yaitu sebagai komponen yang statis. Sehingga carrier adalah outputnya dan langsung terhubung ke final drive wheel. Dan selanjutnya power dikirim ke roda. Final
drive tipe ini dipakai di off high way truck.
56
POWER TRAIN VI. STEERING DAN BRAKE VI.1 Steering System Sistem steering pada machine yang menggunakan track dibagi tiga macam yaitu: • Differential steering • Steering clutch & brake • Steering dengan track motor
VI.1.1 Differential Steering
Differential steering dipakai pada track type tractor contohnya D6 H, D8 N dan sebagainya. Keuntungan dari differential steering dibandingkan dengan
steering clutch & brake adalah: • Kecepatan tractor tetap ketika berbelok • Tidak banyak muatan yang tercecer ketika berbelok • Arah gerak dari tractor lebih mudah dikendalikan • Kebolehan bermanuver secara lebih akurat Pada sistem differential steering pasok tenaga diperoleh dari transmission sama seperti sistem differential pada umumnya. Perbedaanya system ini memperoleh pasokan tenaga tambahan dari steering motor. Steering motor ini menaikkan kecepatan putar pada salah satu track dan mengurangi kecepatan
track yang lainnya. Dengan demikian pasok tenaga terhadap masing–masing track tidak pernah terhenti. Pada saat tractor berjalan lurus motor steering tidak lagi digunakan.
Steering motor pada differential steering ini digerakkan oleh pompa hydraulic. Pengontrolan arah belok dari tractor dikendalikan cukup dengan satu tangan yaitu dengan cara menarik atau mendorong tuas dari steering.
57
Gb. 6.1 Differential Steering
Terdapat 3 planetary gear set dalam differential steering. Ketiganya sering disebut sebagai steer planetary, drive planetary, dan equalizing
planetary. Terdapat dua input tenaga pada planetary gear set tersebut yaitu dari transmission dan dari steering motor. Ketiga planetary gear set tersebut dihubungkan dengan common shaft yang menghubungkan tiga sun gear. •
Steer Planetary Steer planetary digerakkan oleh motor steering melalui bevel pinion gear dan
bevel
ring
gear. Steer planetary
meneruskan
tenaga
untuk
membelokkan tractor. Komponen–komponen pada steer planetary adalah
ring gear, carrier, planet gear dan sun gear. •
Drive Planetary Drive planetary digerakkan oleh transmission output shaft melalui transfer gear, bevel pinion gear dan bevel ring gear. Planetary ini menyalurkan tenaga untuk menggerakkan tractor lurus ke depan atau ke belakang.
•
Equalizing Planetary Equalizing planetary mengubah input torque rendah (kecepatan tinggi) menjadi output kecepatan rendah dengan torque tinggi ke final drive sebelah kanan.
58
VI.1.2 Steering Clutch & Brake
Steering clutch menyalurkan tenaga dari bevel gear ke final drive dan juga membelokkan machine. Clutch ini diaktifkan secara hydraulic. Pada track
type tractor yang menggunakan steering clutch & brake mempunyai steering & brake control valve. Valve ini mempunyai tugas untuk mengarahkan dan mengatur takanan oli yang masuk ke steering clutch & brake. Berikut gambar steering & brake control valve
Gb. 6.2 Steering Clutch & Brake
Komponen–komponen pada steering clutch & brake adalah: clutch plate,
clutch disc, clutch piston, clutch housing, input hub dan output hub. Clutch disc berputar bersama dengan input hub dan ditekan ke arah clutch plate untuk meneruskan tenaga ke clutch housing. Plate di spline ke clutch housing dan 59
memutar clutch housing tersebut ketika clutch disc ditekan ke arah plate oleh
piston. Kemudian tenaga diteruskan ke output hub melalui clutch housing. Piston menekan disc dan plate bersama–sama untuk menghubungkan input hub dengan clutch housing. Tenaga hydraulic digunakan untuk menggerakkan piston Steering clutch ini engaged oleh tekanan oli dan release oleh tekanan spring.
Clutch brake terdiri dari Belleville spring, brake plate, brake disc, piston brake dan brake housing. Sistem brake ini engaged oleh tekanan spring dan release oleh tekanan oli.
Gb. 6.3 Clutch Brake
VI.1.3 Steering dengan Track Motor
Steering
dengan
Track
Motor
digunakan
pada
machine
yang
menggunakan Hydrostatic Transmission, contohnya: Excavator, Wheel Loader tipe kecil, Dozer tipe kecil, Compactor dan sebagainya.
Steering dengan Track Motor menyalurkan tenaga dari engine ke control valve kemudian dilanjutkan ke track motor.
60
Gb. 6.4 Travel Brake Valve
TRAVEL MOTOR BRAKE VALVE Travel Position Line Relief Valve
Line Relief Valve
Counter Balance Valve Brake Release To Control Port Valve
From Pump
Gb. 6.5 SkematikTravel Brake Valve
VI.2 Brake (Rem) Fungsi utama dari rem adalah menentukan putaran machine, mengatur putaran machine dan mencegah kecepatan yang tidak dikehendaki. Adapun
Caterpillar memakai beberapa jenis rem antara lain Actuating system yang digerakkan secara: • Hydraulic 61
• Air over hydraulic • Nitrogen over hydraulic • Air Macam–macam brake berdasarkan system kerjanya adalah: • Expanding shoe, rem yang sangat umum dipakai pada saat diaktifkan
shoe dari brake didorong ke arah luar untuk menghentikan putaran brake drum agar machine berhenti.
Gb. 6.6 Expanding Shoe
• Contracting band, rem ini banyak digunakan pada track type tractor.
Contracting band bekerja menjepit drum yang terdapat di tengah– tengahnya agar machine dapat dihentikan atau dikurangi kecepatannya. • Caliper disc, rem jenis ini sering disebut dengan rem cakram. Saat diaktifkan brake pads pada caliper menjepit disc / cakram yang berhubungan dengan roda yang berputar
62
Gb. 6.7 Caliper Disc
• Multiple discs, sistem ini mempunyai beberapa steel plate yang berhubungan dengan driving hub. Sedangkan disc yang terletak di antara steel plate dihubungkan dengan final drive housing. Apabila brake diaktifkan maka steel plate dan disc engaged oleh dorongan piston dan menahan gerakan machine agar dapat berhenti. Sistem ini ada dua macam yaitu sistem kering dan sistem yang direndam dengan minyak pelumas.
63
Gb. 6.8 Multiple Discs
Macam – macam rem berdasarkan fungsinya: • Service brake, untuk menghentikan atau mengurangi kecepatan
machine, biasanya pengaturan pengereman dilakukan oleh kaki sehingga pengontrolan pengurangan kecepatan agak susah dilakukan. • Manual retarder, fungsinya sama dengan service brake, hanya bedanya pengereman dilakukan dengan tangan. • Automatic retarder, untuk mengurangi kecepatan machine (mencegah
engine over speed), pengontrolannya dilakukan secara otomatis. • Parking brake, untuk mencegah machine bergerak pada saat machine sudah tidak bergerak lagi. • Emergency / secondary brake, fungsinya untuk menghentikan machine pada saat keadaan darurat. Sistemnya sama dengan parking brake, tetapi pengontrolannya dilakukan oleh tangan atau kaki sehingga mudah terjangkau ketika terjadi situasi emergency. 64