DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
B. Perizinan yang Dimiliki B.1. Izin usaha dan/atau kegiatan Izin Usaha dan/atau Kegiatan yang telah dimiliki Pemrakarsa yaitu sebagai berikut : Tabel 1. Izin Usaha yang Dimiliki No.
Jenis Perijinan
1.
Persetujuan Pemanfaatan Ruang
2.
Izin Mendirikan Bangunan
Lembaga Penerbit Izin Badan Perijinan Terpadu dan Penanama n Modal
Badan Perijinan Terpadu dan Penanama n Modal
Lingkup Izin -
Untuk mendirikan bangunan gedung baru dengan fungsi dan klasifikasi, gambar situasi, pembekuan dan pencabutan IMB, dan penghitungan besarnya retribusi IMB sebagaimana tersebut dalam lampiran a, b, c, dan d yang merupakan bagian tak terpisahkan dari keputusan ini.
2
Nomer, Tanggal, dan Masa Berlaku Nomer : 503/1076/416207.5/2013
Persyaratan Yang Tersurat
Lokasi yang dimohon merupakan lokasi dengan Tanggal: Rencana Pola 17 Desember Ruang sebagai 2013 Kawasan Budidaya yang Masa Berlaku: diperuntukkan untuk kegiatan permukiman perkotaan sehingga dapat dimanfaatkan untuk kegiatan usaha klinik. a. IMB Nomer : dibekukan 188/0431/416 jika dalam 207.4/2014 waktu 14 Tanggal: (empat belas) 14 Februari hari kalender 2014 terhitung sejak Masa Berlaku: peringatan ketiga atas pelanggaran, pemilik bangunan gedung tidak melakukan perbaikan. b. IMB dicabut jika dalam waktu 14 (empat belas) hari kalender terhitung sejak dikenakan
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
No.
Jenis Perijinan
Lembaga Penerbit Izin
Lingkup Izin
3.
Ijin Mendirikan Bangunan
Bupati Mojokerto
Untuk mendirikan bangunan laboratorium medis Mojokerto dan Toko yang terletak di Jl. R.A. Basuni 104 Desa Sooko Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto
4.
Surat Izin Usaha Kesehatan (Klinik)
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu dan Penanama n Modal
Surat Izin Usaha Kesehatan Klinik Pratama Rawat Inap
3
Nomer, Tanggal, dan Masa Berlaku
Persyaratan Yang Tersurat
sanksi atas pelanggaran, pemilik bangunan gedung tidak melakukan perbaikan dan/atau penyelesaian atas sanksi yang dikenakan. 1. Menanam Nomer : pohon 188.45/1248/ penghijauan HK/416di dalam 012/2005 lokasi Tanggal: bangunan. 03 Januari 2006 2. Membuat bak sampah Masa Berlaku: 3. Membuat sistem pembuangan air kotor dengan mengerjakan septictank sesuai dengan ketentuan dalam gambar rencana. 4. Tidak melanggar garis sempadan pagar dan garis sempadan rumah. Status izin : Nomer : 440/2975/KES Baru. .1/416Surat izin ini 207.2/2014 berlaku selama perusahaan menjalankan usahanya dan
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
No.
5.
Lembaga Penerbit Izin
Jenis Perijinan
Surat Izin Usaha Kesehatan (Laboratoriu m Klinik)
Badan Pelayanan Perijinan Terpadu dan Penanama n Modal
Lingkup Izin
Surat Izin Usaha Kesehatan Laboratorium Klinik
Nomer, Tanggal, dan Masa Berlaku Tanggal: 09 Desember 2014 Masa Berlaku: 9 Desember 2019 Nomer : 440/2316/KES .5/416207.2/2016 Tanggal: 1 September 2016 Masa Berlaku: 1 September 2021
Persyaratan Yang Tersurat wajib diperpanjang setiap 5 (lima) tahun sekali.
Status izin : Perpanjangan. Surat izin ini berlaku selama perusahaan menjalankan usahanya dan wajib diperpanjang setiap 5 (lima) tahun sekali.
Sumber : Pemrakarsa
Tabel 2. Dokumen Pendukung Perizinan No. 1.
Jenis Perijinan Penerapan sanksi administratif paksaan pemerintah kepada Klinik Utama R.A. BASUNI 104
Lembaga Penerbit Izin
Lingkup Izin
Dinas Lingkungan Hidup
-
Nomer, Tanggal, dan Masa Berlaku Nomer : 188/599/KE P/416110/2018 Tanggal: 12 Februari 2018 Masa Berlaku: 90 hari sejak tanggal diterimanya keputusan
4
Persyaratan Yang Tersurat Menerapkan sanksi administratif paksaan pemerintah kepada Klinik Utama R.A. Basuni 104, Klinik pratama rawat inap yang beralamat di Jl. R.A. Basuni 104, Desa Sooko Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto untuk : a. Menyusun dokumen lingkungan berupa Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
No.
Jenis Perijinan
Lembaga Penerbit Izin
Lingkup Izin
Nomer, Tanggal, dan Masa Berlaku
Persyaratan Yang Tersurat yaitu dokumen yang memuat pengelolaan dan pemantauan lingkungan mhidup yang dikenakan bagi usaha dan/atau kegiatan yang telah memiliki izin usaha dan/atau kegiatan tetapi belum memiliki Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKLUPL); dan b. Mengurus Izin Lingkungan Berdasarkan hasil verifikasi lapangan yang dilaksanakan oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Mojokerto pada tanggal 25 Januari 2018, Klinik Utama R.A. Basuni 104 telah melakukan pelanggaran berupa: a. Tidak mempunyai dokumen lingkungan (UKL-UPL)
5
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
No.
2.
Jenis Perijinan
Sertifikat Tanah Hak Milik
Lembaga Penerbit Izin
Kantor Sub Direktorat Agraria Kab./Kodya Mojokerto
Lingkup Izin
-
Nomer, Tanggal, dan Masa Berlaku
Nomer : 487
Persyaratan Yang Tersurat b. Tidak mempunyai izin lingkungan -
Tanggal: 26 Oktober 2005 Masa Berlaku: -
Sumber : Pemrakarsa
B.2. Izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) Pemrakarsa belum memiliki izin PPLH sebagaimana dimaksud pada Sub Bab C.5.1 C. Usaha dan/atau Kegiatan yang Telah Berjalan C.1. Nama Usaha dan/atau Kegiatan Nama kegiatan usaha eksisting adalah klinik pratama rawat inap dan laboratorium yang beroperasional sejak tahun 2014, berdasarkan surat izin usaha kesehatan dari Bupati Kabupaten Mojokerto Nomor 440/2975/KES.1/1410-207.2/2014 perihal Izin Usaha Kesehatan Klinik Pratama Rawat Inap R.A Basoeni 104. Seiring dengan adanya kebutuhan masyarakat akan fasilitas kesehatan semakin meningkat, sehingga pemrakarsa berinisiatif untuk mengembangkan usahanya menjadi Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104.
C.2. Lokasi Usaha dan/atau Kegiatan Lokasi kegiatan Klinik Utama R.A Basoeni 104 terletak di Jalan Raya R.A Basoeni No.104 Desa Sooko Kecamatan Sooko Kabupaten Mojokerto. Adapun secara administratif batas-batas lokasi kegiatan Klinik Utama R.A Basoeni 104 adalah sebagai berikut: Utara : Rumah penduduk (± 1 m) Selatan : Kegiatan perdagangan/toko sepatu (± 2 m) Barat : Lahan kosong (± 1 m) Timur : Jalan Raya R.A. Basoeni (± 2 m)
6
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
Lokasi Klinik Utama R.A Basoeni terletak pada koordinat sebagai berikut : 1. 7°29'22.50" LS dan 112°25'32.05" BT 2. 7°29'22.93" LS dan 112°25'31.92" BT 3. 7°29'23.30" LS dan 112°25'33.11" BT 4. 7°29'22.91"LS dan 112°25'33.31" BT Gambaran kondisi eksisting lokasi kegiatan jika dilihat dari Google Earth dan terhadap wilayah Kecamatan Sooko ditunjukkan pada gambar dibawah ini.
Batas Utara
Batas Selatan
Batas Timur
Eksisting Klinik dan Laboratorium R.A. Basoeni 104
Gambar 1. Kondisi eksisting Klinik Pratama Rawat Inap dan Laboratorium R.A. Basoeni 104 serta Batas-batas Lokasi
7
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
JUDUL GAMBAR Letak Klinik Utama Rawat Inap R.A. Basoeni ALAMAT
Jl. R.A. Basoeni No. 104 Desa Sooko Kec. Sooko Kab. Mojokerto LEGENDA
Batas Tapak Eksisting Perkantoran Rumah Penduduk Keg. Perdagangan
SUMBER Google Earth SKALA 1 : 100.000
8
Kode Gambar
No. Gambar
GE - 01
2.
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
LEGENDA
Judul Peta: Lokasi Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 Jl. R.A. Basoeni Ds. Sooko Kec. Sooko Kab. Mojokerto
No. Gambar: 3
9
Skala 1 : 50.000
Lokasi Klinik Utama Rawat Inap R.A. Basoeni
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
C.3.
Mulai Operasional dan Waktu Operasional Kegiatan Kegiatan Klinik Pratama Rawat Inap dan Laboratorium Klinik beroperasional sejak September 2014 berdasarkan surat izin usaha kesehatan dari Bupati Kabupaten Mojokerto Nomor 440/2975/KES.1/1410207.2/2014 perihal Izin Usaha Kesehatan Klinik Pratama Rawat Inap R.A Basoeni 104 Pengembangan menjadi Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 sedang dalam proses melengkapi perijinan.
C.4. Deskripsi Usaha dan/atau Kegiatan C.4.1. Kegiatan Utama dan Kegiatan Pendukung yang Telah Berjalan Beserta Skala Besaran Kegiatan Kegiatan yang telah berjalan sebagai klinik pratama rawat inap antara lain rawat jalan, rawat inap, dan laboratorium klinik. Untuk rencana pengembangan menjadi klinik utama, akan ada penambahan jumlah fasilitas tempat tidur, poli rawat jalan, dan beberapa sarana penunjang. Kapasitas pelayanan fasilitas tentunya akan disesuaikan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014 Tentang Klinik, yaitu pada jenis pelayanan Klinik Utama. Terkait fasilitas utama dan penunjang klinik baik eksisting dan pengembangan beserta skala besarannya diuraikan sebagai berikut dibawah ini.
C.4.1.1. Pemanfaatan Lahan dan Layout Lokasi Kegiatan Lahan yang digunakan untuk kegiatan Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 yaitu seluas 814 m2 sesuai dengan Sertifikat Hak Milik, terlampir dalam dokumen (lampiran 2). Luas lahan yang sudah terbangun yaitu sebesar 161,4 m2. Untuk pengembangan menjadi klinik utama rawat inap yaitu ada penambahan bangunan di lantai 1, menggunakan lahan kosong yang sudah disiapkan di halaman belakang dan tambahan lantai 2.
Gambar 4. Area Pengembangan
10
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
Secara rinci pemanfaatan lahan dan denah lokasi kegiatan Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 yaitu sebagai berikut.
Tabel 3. Pemanfaatan Lahan dan Luas Areal No .
1. 2. 3. 4. 5.
6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13.
14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.
Penggunaan Lahan
IGD Poli Umum Poli Anak Poli kandungan Poli penyakit dalam Poli bedah Poli kulit dan kelamin Poli gigi Poli rehab medik VK Instalasi Farmasi Ruang sampling Ruang tunggu dan resepsionis Ruang radiologi Ruang gelap Ruang laboratorium Musholla Ruang administrasi Nurse station Kamar rawat inap Kamar operasi Dapur KM/WC Ruang laundry
Eksisting Bangunan (m2)
4,2 5,2 4 9
Pengembangan
Total
Lahan (m2)
Bangunan (m2)
Lahan (m2)
Bangunan (m2)
Lahan (m2)
4,2 5,2 4 9
Lantai 1 -
-
4,2 5,2 4 9
4,2 5,2 4 9
Prosentase dari luas lahan (%)
0,51 0,64 0,49 1,11
5,2
5,2 6,76 -
5,2
5,2 6,76 -
-
18,2 16,28 15,07 16,2
-
18,2 16,28 15,07 16,2
5,2
5,2 18,2 16,28 15,07 6,76 16,2
5,2
5,2 18,2 16,28 15,07 6,76 16,2
0,64 0,64 2,24 2,00 1,85 0,83 1,99
2
2
-
-
2
2 0,24
12
12
-
-
12
12 1,47
6 2,56 6 2,4 -
6 2,56 6 2,4 -
16,2
16,2
6 2,56 6 2,4 16,2
6 2,56 6 2,4 16,2
0,74 0,31 0,74 0,29 1,99
4
4
-
-
4
4 0,49
8
8
32,4
32,4
40,4
40,4 4,96
8 4,2 -
8 4,2 -
48,64 6,6 8,75
48,64 6,6 8,75
48,64 8 10,8 8,75
48,64 8 10,8 8,75
5,98 0,98 1,33 1,07
11
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
No .
25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 1. 2.
3. 4. 5. 6.
Bangunan (m2)
Lahan (m2)
Bangunan (m2)
Lahan (m2)
Bangunan (m2)
Lahan (m2)
Prosentase dari luas lahan (%)
Pojok ASI Area sirkulasi RTH TPS LB3 IPAL TPS domestik Tempat parkir Pos jaga Jalan
2 64,68
2 64,68
13,79
13,79
2 78,47
2
0,24
-
313,07
Kamar rawat inap Ruang rekam medik Gudang KM/WC Ruang pertemuan Area sirkulasi TOTAL
-
Penggunaan Lahan
Eksisting
-
Pengembangan
-
4 4,5 2
81,4 4 4,5 2
Total
4 4,5 2
78,47 81,4 4 4,5 2
9,64 10,00 0,49 0,55 0,25
-
54
-
-
-
54
1,5 -
1,5 -
1,5 313,07
-
1,5 Lantai 2 80,91
6,63 0,18 38,46
-
80,91
-
-
-
-
16,2
-
16,2
-
-
-
-
8,75 5 28
-
8,75 5 28
-
-
-
-
146,10
-
146,10
-
-
161,4
529,97
489,09
Sumber : Denah Lokasi Kegiatan, 2018
12
285,53
650,49
814
100
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
AREA PENGEMBANGAN LT. 1 DAN LT.2
r u p a D
VK
Kamar
Kamar
Halaman belakang
Nurse station
Poli Anak
Musholla Poli Bedah
Poli Penyakit Dalam
Poli
Lab.
Umum I S A k o j o P
R. Sampling
Kamar Gelap
KM/ WC
Resepsionis Radiologi
R. Tunggu Poli Kandungan
IGD
Teras
Area Parkir
Gambar 5. Denah Eksisting
13
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
b a h k i e d R e i l o M P
Poli Gigi
Kamar Operasi
Taman
Laundry
Ruang Administrasi
Kamar
Unit
Kamar
Farmasi
Gambar 6. Detail Denah Pengembangan Lantai 1
14
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
Gudang
Kamar
Kamar
Kamar Rekam Medik
Gambar 7. Detail Denah Pengembangan Lantai 2
15
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
20,
Poli Anak
Keterangan T. Obat
Saluran limbah I S A k o j o P
Saluran drainase Saluran air bersih Tandon Bak kontrol Sumur Resapan Septic tank IPAL
Pos
TPS LB3
jaga
TPS Domestik
Drainase Perkotaan Drainase Perkotaan
Gambar 8. Layout Utilitas Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104
16
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
C.4.1.2. Kapasitas Fasilitas Pelayanan Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 menyelenggarakan pelayanan medik spesialistik atau pelayanan medik dasar dan spesialistik. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014 tentang Klinik, dimana kriteria bangunan klinik paling sedikit terdiri atas : a. Ruang pendaftaran/ruang tunggu; b. Ruang konsultasi; c. Ruang administrasi; d. Ruang obat dan bahan habis pakai untuk klinik yang melaksanakan pelayanan farmasi; e. Ruang tindakan; f. Ruang/pojok asi; g. Kamar mandi/wc; dan h. Ruangan lainnya sesuai kebutuhan pelayanan. i. Ruang rawat inap yang memenuhi persyaratan; j. Ruang farmasi; k. Ruang laboratorium; dan l. Ruang dapur. Adapun fasilitas pelayanan kesehatan maupun non kesehatan Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 untuk pengembangan disesuaikan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2014 seperti yang disajikan pada tabel berikut.
Tabel 3. Jenis dan Fasilitas Pelayanan Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 Jumlah Fasilitas No.
Jenis Fasilitas
1.
Bangunan/Ruang Pendaftaran dan ruang tunggu Bangunan/Ruang Poli Umum Bangunan/Ruang Poli Kandungan Bangunan/Ruang Poli Anak Bangunan/Ruang Poli Penyakit Dalam Bangunan/Ruang Poli Bedah
2. 3. 4. 5. 6.
Jumlah TT
Eksisting (unit) 1
Pengembangan (unit) -
Eksisting (unit) -
Pengembangan (unit) -
1
-
-
-
1
-
-
-
1 1
-
-
-
1
-
-
-
17
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
Jumlah Fasilitas No.
Jenis Fasilitas
7.
Bangunan/Ruang Poli Kulit dan kelamin Bangunan/Ruang Poli Gigi Bangunan/Ruang Poli Rehab Medik Bangunan/Ruang Administrasi Bangunan/Ruang Operasi Ruang/pojok ASI Kamar mandi/WC Bangunan/Ruang Rawat Inap Bangunan/Ruang Bersalin (VK) Unit farmasi Bangunan/ruang rekam medik Nurse station Bangunan/Ruang Laboratorium Bangunan/Ruang Gelap Bangunan/Ruang Radiologi Bangunan/Ruang Sampling Bangunan/Ruang Dapur Bangunan/Ruang Laundry Bangunan/Ruang Gudang Musholla Bangunan IPAL Bangunan TPS LB3 TPS Domestik
8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27.
Jumlah TT
Eksisting (unit) -
Pengembangan (unit) 1
Eksisting (unit) -
Pengembangan (unit) -
-
1 1
-
-
1
-
-
-
1 3 2
1 4 7
2
8
1
-
-
-
-
1 1
-
-
1 1
-
-
-
1 1 1 1 -
1 1 1 1 1 1
-
-
Sumber : Pemrakarsa, 2018
C.4.1.3. Penggunaan Peralatan Peralatan Medik dan Non Medik yaitu peralatan yang digunakan dalam kegiatan tindakan baik medis maupun non medis pada pasien. Kebutuhan akan peralatan akan menyesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pelayanan. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 9 Tahun 2014 tentang Klinik, Pasal 17, 18, 19, dan 20 dijelaskan bahwa persyaratan peralatan meliputi peralatan medis dan non medis harus memenuhi standar mutu, keamanan, dan keselamatan, serta harus memiliki izin edar sesuai peraturan perundang-undangan. Untuk pemeriksaan dan pengesahan pemakaian alat yang memiliki dampak terhadap pekerja/pengesahan adalah Dinas Tenaga Kerja. Adapun peralatan medis dan non medis yang direncanakan untuk Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 adalah sebagai berikut.
18
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
Tabel 4. Daftar Peralatan Medis dan Non Medis Eksisting dan Pengembangan Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 No.
Nama Alat
Jumlah Eksisting
Jumlah Pengembangan
I. Ruang IGD Peralatan Medis 1
Tensimeter
2
4
2
Stetoskop
2
3
3
Thermometer
3
4
4
Oksigen Set
3
3
5
Peralatan Infuse
3
6
6 7
Hecting Set Diagnostik Set
3 2
3 2
8
Reflek Hammer
2
3
9
Korentang
3
4
Peralatan Penunjang 1
Handschoen Steril
10 Box
16 Box
2
Verban
10 Gulung
20 Gulung
3
Bengkok
4 5
Savlon Kasa Steril
10 L 20 Box
10 L 30 Box
6
Plester
10 Rol
19 Rol
7
Standar Infuse
8
Kapas Alkohol
5
10 10 Box
12
27 19 Box
Peralatan Non Medis 1
Almari
10
20
2 3
Meja Kursi
6 20
30 35
4
Tempat tidur periksa
4
7
5 6
Kursi roda Brankas
2 2
11 2
II. RUANG POLIKLINIK Peralatan Medis 2 3 3 3 2
1
Tensimeter
2 3
Stetoskop Thermometer
4
Peralatan infuse
5
Hecting pack
6
Diagnostik set
2
2
7
Reflek Hammer
1
3
8
Korentang
2
4
19
6 3 5 5 6
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
9
Funandoscop
3
10
Dopler
2
11
Timbangan dewasa
1
12
Pelvimeter
1
13 14
Electrocauter
1
Patient Monitor + ECG
1
Jumlah Pengembangan 3 2 2 3 2 2
15
Pulse Oksimetri
1
2
16 17
Spuit 3 ml dan 10 ml
2 box
3 box
Spuit 1 ml
2 box
3 box
18
Jarum suntik 18G dan 22 G
2 box
3 box
No.
Nama Alat
Jumlah Eksisting
Peralatan Penunjang 10 Box 10 Gulung 5 10 L 10 Box 10 Rol 10 10 Box Peralatan Non Medis 6 6 20 4
1
Handschoen steril
2
Verban
3
Bengkok
4
Savlon
5 6
Kasa steril Plester
7
Standar infuse
8
Kapas Alkohol
1
Almari
2
Meja
3 4
Kursi Tempat tidur periksa
5 6
Spekulum
2 Box
3 Box
Sterilisator
1
2
1
Tensimeter
2
Stetoskop
3
Thermometer
4
Peralatan infuse
5
Hecting pack
6
Partus Pack
7 8
Curetage set Meja gynekologi
9
Funandoscop
10
Dopler
11
Timbangan dewasa
12
Pelvimeter
III. RUANG BERSALIN Peralatan Medis 2 2 3 3 3 4 2 2 3 1 1 1
20
15 Box 20 Gulung 7 18 L 12 Box 19 Rol 17 20 Box 7 10 20 8
3 5 3 4 6 3 6 4 5 3 3 4
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
No.
Nama Alat
Jumlah Eksisting
13
Slym bayi
2
14
Oksigen set
3
15
Sction pump
2
16
Timbangan bayi
2
17 18
Alat vacum extractor Alat Forcep
1 1
1 2
Handschoen steril Verban
3
Bengkok
4
Savlon
5
Kasa steril
6
Plester
7
Standar infuse
8
Kapas Alkohol
9 10 11
Roll tampon Pispot Urinal
Peralatan Penunjang 10 Box 10 Gulung 5 10 L 10 Box 10 Rol 10 10 Box 3 2 15
Jumlah Pengembangan 5 4 3 3 3 2 14 Box 15 Gulung 6 12 L 15 Box 14 Rol 19 12 Box 3 5 15
Peralatan Non Medis 1
Almari
6
8
2
Meja
6
7
3
Kursi
20
20
4
Tempat tidur periksa
4
4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
IV. KAMAR OPERASI Peralatan Medis Abocath no 14 20 Abocath no 18 20 Spuit disposable 3 cc 100 Spuit disposable 5 cc 100 Tranfusi set 100 Jarum BD 100 Scalpvein no 25 50 Scalpvein no 27 50 Spinal Needle no 18 50 Spinal Needle no 20 50 Gunting lurus dan bengkok 4 Chromic no 1 4 Chromic no 2 4 Chromic no 1-0 4 Chromic no 2-0 4
21
25 20 110 100 120 120 60 60 60 60 5 5 5 5 5
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
16
Vicryl no 0
20
17
Vicryl no 1
20
18
Zide no 1-0
4
19
Zide no 2-0
4
20 21
Zide no 3-0 Dexon no 1
4 2
Jumlah Pengembangan 25 25 7 7 7 8
22
Dexon no 6-0
20
26
23 24
Scalpel Blade no 21 Scalpel Blade no 23
100 100
120 120
25
Mess Heather no 11
100
110
26
Mess Heather no 10
100
115
27
Handschoen
10 Box
20 Box
28
Spinocen
50
60
29
Meja Operasi
2
6
30
Lampu Operasi
3
6
31 32
Tensimeter air raksa Oksigen set
4 3
5 9
33
Sterilisator
2
5
34
Stetoskop
5
7
35
Laporoskop
~
~
36
Mayo cup
~
~
37
Funandoskop
2
4
38 39
Maag slang Kassa steril
20 10 Box
30 15 Box
40 41
Meja Gynecolog Korentang
2 5
4 6
42 43
Ringtang Suction pump
2 2
8 8
44
Suction bayi
2
6
45
Penjepit usus
2
4
46
Spekulum cocor bebek
10
18
47
Laryngoscop
2
5
48
Kochker
5
7
49
Bengkok
6
6
50 51
Pincet anatomi Pincet Chirurgis
7 7
9 9
52
Cauter elektrik
2
4
53
Lampu bayi
2
4
54
Arteri klem
10
15
55
Nald voeder
5
8
No.
Nama Alat
Jumlah Eksisting
22
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
No. 56
Nama Alat
5
Jumlah Pengembangan 8
Jumlah Eksisting
Scalpel Handle
Peralatan Non Medis 1
Almari
10
10
2
Meja
6
6
3 4
Meja dorong Kursi
2 20
6 20
5
standar infuse
10
10
6 7
Sikat tangan steril Baju operasi
5 10
10 20
8
Air conditioner
12
50
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
V. RUANG RAWAT INAP Peralatan Medis Tensimeter 5 Stetoskop 5 Thermometer 3 Oksigen Set 3 Peralatan Infuse 3 Hecting Set 3 Ari Sound Timer 2 Kateter 2 Klem Arteri 3 Sphygmomanometer 2
7 7 4 6 7 3 2 3 4 3
Peralatan Penunjang 1
Handschoen Steril
10 Box
16 Box
2 3
Verban Bengkok
10 Gulung 5
20 Gulung 12
4 5
Savlon Kasa Steril
10 L 20 Box
10 L 30 Box
6
Plester
10 Rol
19 Rol
7
Standar Infuse
8
Kapas Alkohol
9
Korentang
5
12
10
Lampu periksa
5
10
11
Nebulizer
2
3
12 13
Pinset bedah Resusitator
3 2
8 3
14
Wing needle
15
Sarung tangan
10
30
16
Jarum
20
50
17
Pispot
20
66
10 10 Box
10 Box
23
27 19 Box
16 Box
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
No.
Nama Alat
Jumlah Eksisting
Jumlah Pengembangan
Peralatan Non Medis 1
Almari
28
67
2
Meja
28
67
3
Kursi
28
67
4 5
Tempat tidur rawat inap Kursi roda
27 4
66 7
6
Bantal
27
66
7
Selimut
27
66
VI. RUANG RADIOLOGI 1. 2. 3. 4.
Peralatan Medis X-Ray mobile unit mednif 100mA Spirometri MS-A99 Audiometri I-tone M1-AD-01 ECG Bionet Cardiocare 2000
1 1
-
1
-
1
-
VII. LABORATORIUM Peralatan Medis 1.
2.
Ruang Sampling : - Spuit/ lancet - Tourniquet - Alkohol Swab - Tabung Vacutainer (EDTA, Plain)
-
20 11 9 5
-
2 3 4 4 4 6 2 3 6
Ruang Laboratorium :
-
Autoclave Bunsen Burner Gelas pengaduk Kaca Objek Kaca Penutu Ose Mikrodiluter 25, 50 ul Mikroskop Binokuler Mikropipet 5,25,50 ul
-
peralatan gelas Rak Pengecatan Rak Tabung Reaksi Refrigerator Sentrifus Fotometer Hematologi Analizer Tabung reaksi Tabung Sentrifus
-
Fotometer
24
7 2 4 3 2 3 2 17 10 3 1
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
No.
Nama Alat -
Kamar hitung Lemari es/ Freezer Mikroskop Autoklaf/ Autoclave Sentrifus Spektrofoto Meter Timbangan Analitik/ digital Tensi meter Termometer Timer Waterbath Westergren set
Rubber bulb Wadah untuk insenerasi jarum, Lancet - Pemotong jarum & wadah pembuangan
-
Perlengkapan PPPK Sarung tangan Masker
Jumlah Eksisting
Jumlah Pengembangan
-
2 2
-
2
-
3 4 3 2 3 1 5 6
-
4
-
5
-
5 9 4
4 2
Jas Laboratorium
Sumber : Pemrakarsa, 2018
C.4.1.4. Jenis Obat-obatan dan Bahan Kimia Laboratorium yang Digunakan Jenis obat-obatan dalam unit farmasi dan bahan kimia untuk kegiatan analisa di laboratorium Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 adalah sebagai berikut. Tabel 5. Daftar Obat-Obatan No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
Nama Obat
Keterangan tabl 10mg, Syrp, drop tabl 500mg, DS 125mg, Inj 1000mg Ketoconazole Omeprazole 20 mg Meloxicam 15 mg Simvastatin 10 mg Doxycycline Hyclate 100 mg Thiamphenicol 500 mg
Cetirizin Amoksisilin trihidrat Ketoconazole Omeprazole Meloxicam Sintrol Doxycycline Hyclate Solatin fortusin syr 60 ml solvitron kapsul
Obat batuk multivitamin
truvit syrup(rasa strawberry) kamolas kaplet kamolas syr
multivitamin parasetamol 500 mg parasetamol 125 mg/5 ml
25
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
No. 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Nama Obat
Keterangan
solpenox caplet solpenox dry syr redusec kapsul sintrol kaplet solathim 500 mg caps solathim ds xicalom Topram trifamag trifamecetyn oint trifason trifastan Guaifenesin Lactas Calcicus Trifadium
-
29
-
Obat emergency
30 Tabung O2 Sumber :Pemrakarsa, 2018
amoxicillin 500 mg amoxicillin 125 mg omeprazole 20 mg simvastatin 10 mg thiamfenicol 500 mg thiamfenicol 125 mg piroksicam 20 mg Metoclopramide HCL 10 mg Obat Maag Tetrasiklin dexamethason asam mefenamat Obat batuk Calcium Loperamide HCL 2mg Diazepam inj. 5 mg/ml Dexamethason inj. 5 mg/ml Difenhydramin HCL inj. 10 mg/ml Dextrose infuse 5% Epinefrin injeksi 0,1% Natrium klorida infuse 0,9% Stesolid 5 mg/ml Suppo Oksitosin injeksi Ringer laktat infus Lidokalin kompositum injeksi Sulfas Atropin 1 mg Dopamin 2-10 µg/kgBB/menit Magnesium sulfat 1-2 gr Mmorfin 2-5 mg 1,5 m3 (15 kg) dan 2 m3 (20 kg)
Pada kegiatan laboratorium, untuk jenis pemeriksaan kimia klinik menggunakan bahan-bahan sebagai berikut.
Tabel 6. Rincian Bahan-bahan Kimia yang Digunakan No. 1. 2. 3. 4.
Nama Bahan Kimia Reagen Glukosa Reagen Cholesterol Reagen Trigliserida Reagen Urea
26
Satuan
Jumlah
Kit Kit Kit Kit
4 3 3 2
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
No. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25.
Nama Bahan Kimia
Satuan
Jumlah
Kit Kit Kit Kit Kit Kit Kit Kit Kit Liter Liter Kit Kit Kit Kit Liter Liter Liter Set Set Liter
2 3 1 1 1 1 1 2 2 40 40 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Reagen Creatinin Reagen Asam Urat Reagen SGOT Reagen SGPT Reagen Bilirubin Reagen Protein Reagen Albumin Reagen HDL Reagen LDL Cairan Diluent Cairan Rinse Cat Giemsa Cat Gram Cat Neisser Cat ZN Drabkin Cairan Developer Cairan Fixer Reagen Widal Reagen Gol Dar Alkohol 70%
Sumber : Klinik Utama Rawat Inap R.A. Basoeni, 2018
C.4.1.5. Pemakaian Tenaga Listrik dan Bahan Bakar Tenaga listrik yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan di Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 diperoleh dari dua macam sumber tenaga, yaitu: 1. PLN (Perusahaan Listrik Negara) Aliran ini berasal dari jaringan yang dikelola oleh pemerintah. Energi yang berasal dari PLN sebesar 2,2 Kva. 2. Generator Set Genset digunakan untuk sumber energi cadangan pada saat terjadi pemadaman listrik. Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 merencanakan menggunakan 1 buah genset dengan energi sebesar 2.500 watt dan bahan bakar yang digunakan adalah bensin. Penggunaan instalasi listrik dan genset mendapat pemeriksaan dan pengesahan dari Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Mojokerto. Untuk memperoleh izin dari kepada Dinas perusahaan terlebih dahulu mengajukan permohonan secara tertulis kepada Kepala Dinas dengan mengisi formulir, dan melampirkan kelengkapan dokumen administrasi dan fisik dari instalasi, mesin, peralatan, bahan dan barang bersangkutan.
27
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
C.4.1.6. Kendaraan yang Digunakan dan Bahan Bakar Untuk kelancaran kegiatan operasional Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 diperlukan kendaraan, berikut informasi kendaraan yang saat ini dimiliki perusahaan. Tabel 7. Kendaraan yang Digunakan dan Bahan Bakar No.
Jenis kendaraan
1
Mobil Medical Check Up (MCU)
2
Bahan bakar
Jumlah 1
Ambulan
1
Keterangan
bensin
Kendaraan khusus melayani pasien check up di lapangan
bensin
Untuk pasien rujukan, pasien tindakan ke rumah sakit rujukan, evakuasi kasus gawat darurat, dan untuk antar jemput pasien.
Sumber : Pemrakarsa, 2018
C.4.1.7. Tenaga Kerja Keberlangsungan kegiatan operasional Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 diperlukan tenaga kerja yang mempunyai kapasitas sesuai kompetensi yang dibutuhkan. Direncanakan jumlah tenaga kerja operasional klinik yang dibutuhkan sebanyak 43 orang, sedangkan untuk pembangunan pada rencana pengembangan dibutuhkan tenaga kerja proyek sebanyak 10 orang. Berikut ini rincian tenaga kerja yang direncanakan dengan klasifikasi pekerja menurut pendidikan. Tabel 8. Rincian Tenaga Kerja Tahap Konstruksi Klarifikasi Pekerja 1. Tukang 2. Kuli TOTAL
Jenis Kelamin
Daerah Asal
L
P
Jml
4 6 10
-
4 6 10
WNI Lokal Harian 4 6 10 -
Pendidikan
WNA SD SLTP -
-
-
SLTA
PT
4 6 10
-
Tabel 9. Klasifikasi dan Rencana Jumlah Tenaga Kerja Operasional No
Jenis Tenaga
Jenis Kelamin L P
Jumlah (Orang)
1.
Direktur
1
-
1
2.
Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Dokter Gigi
1
-
1
1
-
1
3.
28
Spesifikasi Pendidikan
Jumlah Upah
Dokter umum Dokter spesialis
Disesuaikan dengan UMK di Kab. Mojokerto
Dokter gigi
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
Jenis Kelamin L P
Jumlah (Orang)
No
Jenis Tenaga
4.
1
1
-
5.
Dokter spesialis penyakit dalam Dokter spesialis kandungan
1
1
-
6.
Dokter spesialis bedah
1
1
-
7.
Dokter
3
1
2
8. 9. 10. 11. 12. 13. 14.
Perawat Bidan Radiografer
7 7 2 1 1 1 2
2 2 1 1 -
5 7 1 2
15. 16. 17. 18. 19. 20.
Analis kesehatan
Apoteker Asisten apoteker Bag. Administrasi dan keuangan Pendaftaran pasien Bagian dapur/gizi Bag. Laundry Cleaning Servise
3 3 2 1 1 1 Sopir 1 1 Petugas keamanan 3 3 Jumlah 43 16 Sumber : Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104, 2018
3 3 1 27
Spesifikasi Pendidikan
Jumlah Upah
Dokter spesialis Dokter spesialis Dokter spesialis Dokter Umum D-3 D-3 D-3, SMA S1, D3 S1 D-3 D-3, SMA SMA D-3, SMK SMA SMA SMA SMA
Hari kerja karyawan operasional Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 adalah 7 hari kerja selama 24 jam dengan pembagian shift sebagai berikut.
-
Shift 1, jam kerja pukul 07.00 s/d 14.00 WIB dengan jam istirahat pukul 12.00 s/d 13.00 WIB Shift 2, jam kerja pukul 14.00 s/d 21.00 WIB dengan jam istirahat pukul 18.00 s/d 19.00 WIB Shift 3, jam kerja pukul 21.00 s/d 07.00 WIB dengan jam istirahat pukul 04.00 s/d 05.00 WIB
Penggunaan tenaga kerja wajib memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Melaporkan ketenagakerjaan klinik setiap 1 (satu) tahun sekali, sesuai dengan UU No. 7 tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenaga Kerjaan di Perusahaan. 2. Menyediakan Jamsostek bagi tenaga kerja/karyawan sesuai dengan UU No. 3 tahun 1992 tentang Jaminan Sosial Tenaga Kerja dengan mengikutsertakan karyawan pada BPJS Ketenagakerjaan dan kesehatan.
29
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
3.
4.
Pemberian upah sesuai aturan yang umumnya berlaku (UMK) melalui perjanjian antara pihak managemen Klinik dan tenaga kerja yang terlibat sehingga terhindar adanya perselisihan. Pengusaha yang mempekerjakan sekurang-kurangnya 10 (sepuluh) orang Pekerja, wajib membuat Peraturan Perusahaan yang berlaku untuk dan dipatuhi oleh seluruh Pekerja agar dapat menciptakan hubungan kerja yang harmonis dan dinamis antara Pekerja dan Pengusaha. Peraturan Perusahaan yang dibuat secara tertulis oleh pengusaha yang memuat syarat – syarat kerja dan tata tertib perusahaan sesuai dengan Undang – Undang No 13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan, dan Peraturan Menteri Tenaga kerja dan Transmigrasi Nomor PER.16/MEN/XI/2011 tentang Tata Cara Pembuatan dan Pengesahan Peraturan Perusahaan serta Pembuatan dan Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama.
Adapun Struktur organisasi pada Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 yaitu pada gambar dibawah ini.
Gambar 9. Struktur Organisasi
30
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
C.4.1.8. Kebutuhan Air Bersih Kebutuhan air bersih untuk pekerja proyek kegiatan pengembangan yaitu 10 org x 60 L/org.hr = 600 L/hr atau sama dengan 0,6 m 3/hr, sedangkan kebutuhan air untuk pembangunan pada kegiatan pengembangan diprakirakan adalah 0,5 m 3/hari. Jika ditinjau dari standart WHO dalam rangka penyediaan air bersih u ntuk operasional Rumah Sakit atau fasilitas kesehatan lainnya seperti Klinik Rawat Inap dengan standar penggunaan air bersih per tempat tidur sebesar 500 liter/TT/hari, maka dengan jumlah tempat tidur sebanyak 10, kebutuhan air yang disediakan adalah sekitar 5.000 L/hr atau 5 m 3/hari. Sistem penyediaan air bersih diperoleh dari air bawah tanah (ABT), berupa jaringan perpipaan distribusi air bersih termasuk penyediaan tandon air dimana kualitas air tanah tersebut masih memenuhi baku mutu menurut Peraturan Menteri Kesehatan RINo. 416/MENKES/PER/IX/90 tentang Syarat & Pengawasan Kualitas Air Bersih.
Tabel 5. Rincian Kebutuhan Air Bersih Keterangan
Kebutuhan Air Bersih (%)
Kebutuhan Air Bersih (L/hr) 350 250 250 150
Pasien Karyawan
7% dari Tot. Keb. Air bersih 5% dari Tot. Keb. Air bersih
Pengunjung
5% dari Tot. Keb. Air bersih
Musholla Cuci tangan (IGD, laboratorium, OK, VK, radiologi, dan rawat jalan) Laundry
3% dari Tot. Keb. Air bersih 40 % dari Tot. Keb. Air bersih
2.000
11% dari Tot. Keb. Air bersih
550
Dapur
11% dari Tot. Keb. Air bersih
550
Kebersihan lantai ruang Penyiraman halaman dan tanaman
6% dari Tot. Keb. Air bersih
300
12% dari Tot. Keb. Air bersih
600
Total Kebutuhan Air Bersih Sumber : hasil analisa, 2018
5.000
Neraca air kegiatan konstruksi dan operasional Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 diuraikan pada gambar dibawah ini.
31
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
Septictank
0,6 m3/hr
Kegiatan domestik Pekerja (KM/WC) 0,6 m3/hr
Black water
Lumpur Tinja Terjadwal
0,18 m3/hr
0,18 m3/hr
Grey water
0,42 m3/hr
Saluran drainase perkotaan
0,42 m3/hr
Air Tanah 1,1 m3/hr 0,5 m3/hr
0,5 m3/hr
Konstruksi 0,5 m3/hr
Terikut campuran pasir 0,5 m3/hr
Gambar 13. Neraca Air Tahap Konstruksi
32
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
3
1 m /hari
2 m3 /hari
Black water :
Toilet (Pasien, karyawan, pengunjung) dan Musholla 1 m3 /hari
0,3 m3 /hari
Grey water
SEPTICTANK (lumpur tinja terjadwal) 0,3 m3 /hari
0,7 m3 /hari
Wastafel dari OK, VK, Laboratorium, radiologi, IGD, dan rawat jalan 2 m3 /hari
2 m3 /hari
Menguap 0,013 m3 /hari
0,005 m3 /hari 0,55 m3 /hari
Laundry 0,55 m3 /hari
0,02 m3 /hari 0,53 m3 /hari
Terinfiltrasi 0,62 m3 /hari
Air Tanah 5 m3 /hr 0,005 m3 /hari 0,55 m3 /hari
Dapur 0,55 m3 /hari
0,03 m3 /hari
Terikut masakan 0,03 m3 /hari
0,52 m3 /hari
IPAL 3
0,3 m /hari
0,6 m3 /hari
Kebersihan lantai 0,24 m3 /hari
Penyiraman halaman dan tanaman 0,6 m3 /hari
0,003 m3 /hari
4,04 m3 /hari
0,29 m3 /hari
0,6 m3 /hari
Outlet IPAL masuk saluran drainase perkotaan 4,04 m3 /hari
Gambar 10. Neraca Air Kegiatan Operasional Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104
33
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
C.4.1.9. Jumlah Air Limbah yang Dihasilkan Limbah merupakan buangan atau bekas berbentuk cair, gas, dan padat. Dalam air limbah terdapat bahan kimia yang sulit untuk dihilangkan dan berbahaya. Limbah yang dihasilkan berbentuk cair berasal dari kegiatan sanitasi (KM/WC) dan medis. Air limbah tersebut tidak berbahaya namun apabila di buang ke lingkungan dapat menurunkan kualitas lingkungan. Sumber limbah cair kegiatan operasional Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 yang berasal dari kamar mandi/WC termasuk kategori limbah domestic, untuk black water sebanyak 0,3 m 3/hari diolah dalam unit septictank kapasitas 0,5 m 3 sedangkan limbah Grey water KM/WC, limbah kegiatan domestik lain, dan medis sebanyak 4,02 m 3/hari diolah dalam IPAL kapasitas 5 m 3 untuk selanjutnya dialirkan ke drainase perkotaan didepan lokasi kegiatan. Desain IPAL terlampir. Limbah yang dihasilkan dari kamar mandi/WC memiliki karakteristik konsentrasi pencemar organik yang tidak terlalu besar yakni BOD +300 mg/L (Mara, 2003). Perencanaan septic tank berdasarkan SNI 03-23982002.
Toilet (Pasien, karyawan, pengunjung) dan Musholla
Wastafel dari OK, VK, Laboratorium, radiologi, IGD, dan rawat jalan
Laundry
Dapur
Kebersihan lantai
0,7 m3/hr
2 m3/hr
IPAL : Vol. Maks. = 4,04 m3 /hari Vol. Terpasang = 5 m3 /hari 0,53 m3/hr
0,52 m3/hr
0,29 m3/hr
Gambar 12. Neraca Air Limbah
34
Drainase perkotaan
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
Selain air limbah domestik dari kamar mandi juga berasal dari kegiatan medis yang bersifat infeksius, mengandung kuman-kuman penyakit patogen dan bahan-bahan kimia berbahaya, perlu ditangani melalui pengolahan khusus. Oleh sebab itu, pengolahan limbah dilakukan sedemikian rupa untuk menjaga kesehatan lingkungan klinik dan sekitarnya. Untuk menentukan metode pengolahan yang tepat perlu dilakukan identifikasi jenis air limbah yang dihasilkan dari masing-masing sumber, tersaji pada tabel dibawah ini.
Tabel 11. Sumber dan Jenis Limbah Cair Klinik Utama Rawat Inap In ap R.A. BASOENI 104 No. 1.
Sumber Limbah Cair Ruang Laboratorium
2. 3. 4. 5.
Ruang Sampling Ruang Rontgen Ruang IGD Ruang VK, OK
6. 7.
Ruang Praktek Dokter Radiologi
8. 9. 10.
Musholla Kamar Mandi/ WC Ruang Cuci/laundry
11.
Dapur
Jenis Limbah Cair d ari wastafel. - Air sisa pencucian alat dari - Air sisa reagen dari wastafel. - Sisa air dari pencucian alat laborat yang mungkin mengandung bahan kimia atau patogen tertentu. Air sisa pencucian dari wastafel. Air sisa pencucian film Air sisa cuci tangan dari wastafel - Darah sisa persalinan/ operasi - Sisa air dari pencucian alat medis - Air sisa pencucian dari wastafel Air sisa pencucian dari wastafel - Air sisa pencucian dari wastafel - Sisa proses pencucian film/ rontgen Air sisa wudhu Limbah air seni - Air bekas pencucian yang masuk ke floor drain / clean out - Air sisa pencucian linen - Sisa deterjen Air sisa pencucian bahan makanan Air sisa pencucian alat makan dan masak Sisa sabun Air sisa kebersihan lantai
12.
Kebersihan ruang
Adapun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang dipilih untuk sistem pengolahan air limbah yaitu menggunakan Sistem Anaerob. Sistem Anaerob adalah sebuah rakitan unit pengolahan air limbah dengan kinerja pengolahan yang tinggi. Unit pengolahan yang digunakan diantaranya sedimentasi, koagulasi flokulasi, filtrasi serta desinfeksi. Secara lebih lengkap terkait rencana IPAL kami masukkan dalam Lampiran 3. 35
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
Hasil olahan limbah dari instalasi pengolah limbah harus memenuhi standar baku mutu air limbah berdasarkan Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 72 Tahun 2013 tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Industri dan/atau Kegiatan Lainnya. Adapun baku mutu limbah adalah sebagai berikut. Tabel 12. Baku Mutu Air Limbah Parameter
Satuan
Suhu Ph BOD5 COD TSS NH3-N bebas PO4 MPN-Kuman Golongan Koli/100 mL
°C Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L Mg/L
Kadar Maksimum 30 6 – 9 9 30 80 30 0,1 2 10.000
C.4.1.10. Sampah yang Dihasilkan Bila ditinjau dari segi fisik ada dua jenis sampah yang di hasilkan oleh Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 yaitu sampah medis dan sampah non medis. Penanganan kedua jenis limbah padat ini berbeda. Identifikasi karakteristik sampah Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 disajikan pada tabel berikut.
Tabel 13. Sumber dan Jenis Limbah Padat/Sampah Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 No.
Sumber Limbah Padat
1.
IGD
2.
Instalasi farmasi
Jenis Limbah Padat Sampah kering berupa kapas, perban, kasa, kemasan obat, sisa infus, bekas jarum / spet, kertas-kertas. Bersifat kering. Berupa bekas bungkus/ kemasan obat, obat sisa/ kadaluarsa dan kertas-kertas. Bersifat kering dan basah. Berupa kemasan bekas reagen, spuit bekas, kapas terkontaminasi, jarum suntik, tissue terkontaminasi Bersifat kering Berupa kapas, kasa sisa spet, kemasan obat, bungkus makanan, sisa makanan, tisu dan kertaskertas. Bersifat kering dan basah. Berupa kapas, kasa sisa spet, sisa infus, bungkus /
3.
Laboratorium
4.
Ruang perawatan
5.
Ruang OK dan VK
36
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
No.
6.
Sumber Limbah Padat
Dapur
Jenis Limbah Padat
Laundry
7.
8.
Ruang administrasi
9.
Halaman
botol obat, perban, jaringan-jaringan tubuh dari proses operasi. Bersifat kering dan basah. Berupa sisa kemasan bahan makanan, sisa-sisa makanan dan bumbu masakan. Bersifat kering. Berupa sisa bungkus / kemasan plastik bahan pencuci. Bersifat kering. Berupa kertas, plastik. Bersifat kering Berupa daun-daun kering tanaman, sisa bungkus makanan.
Sumber : hasil analisa, 2018 Timbulan sampah medis dan non medis Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 diperkirakan sebagai berikut.
Tabel 14. Timbulan Sampah Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 Jumlah
Uraian Tempat tidur rawat inap
-
Pasien Karyawan Perawatan dan pemeliharaan
10 TT
Total Timbulan Sampah Sampah Medis 0,14 (kg/TT/hr) * 1,4 (kg/hr)
10 org 43 org -
Sampah Non Medis 2 (L/org/hr) 20 (L/hr) 2,5 (L/org/hr) 107,5 (L/hr) 10 (L/hr)
Timbulan Sampah
TOTAL Sumber : - * Dir. PAS Ditjen PPM-PL dengan WHO (2003) - Hasil analisa, 2018
Karakteristik Sampah Infeksius, benda tajam, sitotoksik, patologis, mengandung bahan kimia, sampah farmasi, mudah terbakar Domestik (Organik dan Anorganik )
137,5 (L/hr)
Pada kegiatan operasional Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 terdapat timbulan limbah B3 yang dihasilkan. Perkiraan jumlah limbah B3 yang dihasilkan diuraikan pada tabel dibawah ini.
Tabel 12. Timbulan Limbah B3 No. 1.
Jenis Limbah Limbah kemasan bahan bahan kimia dan obat-obatan Kode limbah B104d)
Jumlah 3 kg/bulan
37
Tempat Penyimpanan TPS LB3
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
No. 2.
3.
4.
5.
C.4.1.11.
Jenis Limbah Sampah laboratorium terkontaminasi (Kapas, Pipet bekas, Spuit dan jarum suntik bekas) Kode limbah A108d Cartridge Bekas (kegiatan kantor) Kode limbah B321-4 Lampu TL Bekas (ME kantor) Kode limbah B107d Limbah bekas pencucian film rontgen (Cairan Fixer dan Developer) Kode limbah A339-1
Jumlah
1,5 kg/bulan
0,25 kg/tahun
Tempat Penyimpanan Dibungkus kantong plastik kemudian disimpan pada TPS LB3 TPS LB3
TPS LB3 1 kg/tahun
48 liter/bulan
Ditampung pada botol kemudian disimpan pada TPS LB3
Jumlah Alat Penanggulangan Kebakaran Potensi dampak kebakaran diprakirakan timbul pada beberapa kondisi, seperti: kesalahan instalasi mekanikal-elektrikal atau keausan material mekanikal-elektrikal yang berakibat “hubungan pendek” dan keteledoran manusia. Pengelolaan yang diterapkan oleh pemrakarsa adalah penerapan sistem Manajemen Proteksi Kebakaran Lingkungan (MPKL) yang mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 26 Tahun 2008 tentang Persyaratan Teknis Sistem Proteksi Kebakaran Pada Bangunan Gedung dan Lingkungan. Untuk keselamatan pengoperasian Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 terhadap bahaya kebakaran, saat ini telah disiapkan 1 unit Alat Pemadam Api Ringan (APAR) Foam A.F.F.F. Fire Extinguisher kapasitas 6 liter di dekat ruang laboratorium. Adanya pengembangan klinik akan ditambah jumlah APAR 6 unit.
38
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
Gambar 13. APAR yang Digunakan
Tabel 10. Titik Penempatan APAR Jumlah Lokasi Penempatan APAR
Eksisiting (unit) 1 -
Ruang tunggu Dapur Laboratorium Depan rawat inap lantai 1 Kamar operasi Gudang Depan rawat inap lantai 2
Pengembangan (unit) 1 1 1 1 1 1
Untuk pemakaian APAR sudah dilakukan pelatihan kepada tenaga kesehatan, tenaga satpam, serta perwakilan dari ruangan dalam mengatasi kebakaran dengan demonstrasi penggunaan tabung pemadam kebakaran. Jika terjadi suatu bencana kebakaran maka dilakukan upaya evakuasi terhadap karyawan dan pasien. Evakuasi dilakukan melintasi jalur evakuasi yang ada menuju ke muster station yang berada di dekat tempat parkir. Berikut layout jalur evakuasi dan penempatan APAR.
39
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
LT. 2
T. Obat
Poli Anak
I S A k o j o P
LEGENDA
APAR
Pos jaga
Jalur Evakuasi Muster Station
LT. 1
Gambar 14. Sistem Tanggap Darurat Kebakaran
40
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
C.4.1.12. Sarana Keamanan Penyelenggaraan pengamanan lingkungan Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 sebagai upaya untuk menjaga keamanan dan ketertiban baik di lingkungan klinik maupun masyarakat sekitarnya yang dilakukan melalui cara antara lain yaitu adanya petugas keamanan yang berjaga 24 jam, disiapkan tim pengaduan pasien ataupun dari pihak lain, parkir kendaraan pada tempatnya, dibangun pos jaga petugas keamanan dan disediakan lampu jaga, bekerjasama dengan Polsek Sooko jika adanya tindakan kejahatan, pemasangan kamera pemantau (CCTV) pada beberapa titik, pemasangan lampu penerangan pada jalan masuk, dan pemasangan pagar yang tepat.
C.4.1.13. Tempat Parkir Pada lokasi Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 telah disiapkan area untuk parkir yang ada di halaman depan. Tempat parkir motor yang disediakan dapat menampung maksimal 30 unit motor dan tempat parkir mobil dapat menampung 4 unit mobil. Keseluruhan tempat parkir seluas 54 m2. C.4.1.14. Ruang Terbuka Hijau (RTH) Sebagai unsur estetika maupun unsur ekologi, peredam kebisingan dari semua kegiatan pada saat operasional, penyerap emisi gas buang kendaraan dalam kawasan Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 dan fungsi hidrologis untuk infiltrasi air hujan, dalam area Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 dibutuhkan RTH (Ruang Terbuka Hijau). Penataan RTH setidaknya sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 5 tahun 2008 tentang pedoman penyediaan dan pemanfaatan RTH di kawasan Perkotaan. Berdasarkan peraturan, proporsi RTH pada wilayah perkotaan adalah sebesar minimal 30% yang terdiri dari 20% ruang terbuka hijau publik dan 10% terdiri dari ruang terbuka hijau privat. Penyediaan untuk RTH di area Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 tersebut direncanakan sebesar 10% dari total luasan lahan yaitu seluas 81,4 m 2. Jenis tanaman yang direncanakan seperti puring, lidah mertua, spider plant, bunga lily, trembesi, sri rezeki, hanjuang, kerisik, dan akasia.
C.4.1.14. Jaringan Drainase Sistem jaringan jalan yang telah dibangun dalam area Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 berupa paving block yang dipasang di
41
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
sekitar area parkir (area sirkulasi). Paving block menggunakan mutu B, dengan kuat tekan minimal 17 MPa dan rerata 20 MPa hal ini setara dengan K 208 hingga K245. Luas jaringan jalan yang dibangun dalam area klinik yaitu 313,07 m 2. Saluran drainase di lokasi kegiatan dibuat untuk penataan pola aliran air terutama aliran run off di area Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 sehingga diharapkan dapat mengurangi adanya genangan di area lokasi selama musim hujan. Saluran drainase yang dibangun di sekitar lokasi parkir berupa saluran tertutup berbetuk persegi, lebar ± 40 cm dan kedalaman ± 0,5 m dilengkapi dengan bak kontrol dan terdapat inlet-inlet untuk memasukkan air dalam saluran. Air yang berasal dari talang bangunan lantai 1 dan 2 dilewatkan melalui pipa pembuangan masuk ke drainase untuk selanjutnya dialirkan ke drainase perkotaan didepan lokasi kegiatan.
C.4.1.14. Sumur Resapan Sumur Resapan yang direncanakan di lokasi kegiatan yaitu berupa lubang yang dibuat untuk meresapkan air hujan ke dalam tanah dan atau lapisan batuan pembawa air. Ketentuan jumlah sumur resapan ditentukan berdasarkan luas lahan tertutup bangunan, setiap bangunan yang menutup lahan sekurang-kurangnya seluas 36 m 2 diwajibkan membuat satu sumur resapan (Peraturan Bupati Mojokerto Nomor 13 Tahun 2015). Lahan Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 tertutup bangunan seluas 642,79 m 2, maka jumlah sumur resapan yang akan dibangun sebanyak 18 unit volume 2 m 3 pada daerah-daerah jatuhan air hujan dengan ketentuan sebagai berikut. Berikut uraian rencana sumur resapan : 1. Sumur resapan berbentuk bundar dengan menggunakan buis beton; 2. Dilengkapi dengan memasang ijuk, koral serta pasir sebesar 25% dari volume sumur resapan dangkal; 3. Membuat saluran air dari talang untuk dimasukkan ke dalam sumur resapan. 4. Jarak minimal sumur resapan terhadap a. Tangki septic : 1 m b. Bidang resapan tangki septic : 5 m/cubluk/saluran air limbah/pembuangan sampah : 10 m c. Sumur air bersih : 11 m
42
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
Gambar 15. Typical Sumur Resapan
C.4.2. Informasi Kegiatan dan Kondisi Lingkungan Sekitar Kegiatan Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 terletak di lokasi yang strategis, karena di depan lokasi klinik yaitu jalan akses menuju lokasi kegiatan (Jalan R.A. Basoeni) yang padat kendaraan. Sedangkan untuk jarak antara lokasi usaha/kegiatan dengan fasilitas/kegiatan lain di sekitarnya seperti pada uraian di bawah ini. Rumah penduduk :1m Sekolah : + 1 Km Perkantoran : 10 m Tempat Ibadah (Masjid) : ± 0,5 Km Kegiatan perdagangan :1m Rumah Sakit : ± 3 Km
C.5.
Uraian Mengenai Komponen Kegiatan yang Telah Berjalan dan Dampak Lingkungan yang Ditimbulkan Tahapan kegiatan konstruksi pengembangan Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 dan operasionalnya diprakirakan akan menimbulkan dampak, sehingga perlu dilakukan telaah atas komponen kegiatan tersebut, baik yang bersifat sebagai dampak positif maupun sebagai dampak negatif terhadap berbagai komponen lingkungan.
43
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
Kegiatan Eksisting Eksisting Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 yang sedang beroperasional akan berlangsung juga kegiatan konstruksi pengembangan klinik. Berikut uraian kegiatan eksisting pada Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104. OPERASIONAL Eksisting kegiatan adalah klinik pratama rawat inap dan laboratorium yang telah beroperasional sejak tahun 2014. Adapun fungsi masingmasing ruang adalah sebagai berikut :
a. Ruang Pendaftaran dan Ruang Tunggu Ruang Pendaftaran/Front Office difungsikan sebagai tempat pendaftaran bagi pasien yang akan melakukan pemeriksaan baik untuk pasien rawat Inap, laboratorium, dan rawat jalan.
Gambar 16. Resepsionis Eksisting
Sedangkan penempatan ruang tunggu pada area yang mudah pencapaiannya dari entrance , terletak berdekatan dengan loket pendaftaran dan ruang tindakan.
b. Ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Kondisi eksisting ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) sudah terbangun dan sudah beroperasi, merupakan layanan yang disediakan untuk kebutuhan pasien yang dalam kondisi gawat darurat untuk mendapatkan penanganan darurat yang cepat. Ruang Instalasi Gawat Darurat saat ini sudah dilengkapi dengan tempat tidur lengkap dan peralatan medis yang dibutuhkan untuk kegawatdaruratan.
44
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
Gambar 17. IGD
c. Ruang Pasien Rawat Jalan Menyediakan pelayanan bagi seluruh pasien yang datang dengan segala keluhan atau masalah kesehatan yang dialaminya. Bentuk Pelayanan Kesehatan pada Instalasi rawat jalan hanya memerlukan tindakan pada saat itu dan sifatnya hanya konsultasi dan periksa dengan perawatan dapat dilakukan dirumah. Berikut layanan rawat jalan yang saat ini ada di Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104.
Poli Umum Menyediakan pelayanan bagi seluruh pasien yang datang dengan segala keluhan atau masalah kesehatan yang dialaminya atau untuk beberapa kasus dengan spesifikasi atau kekhususan tertentu akan dirujuk ke dokter spesialis lainnya dengan pengantar dari dokter umum Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104.
Poli Kandungan Merupakan fasilitas yang menyediakan pemeriksaan kehamilan, penyakit kandungan dan persalinan.
Gambar 18. Poli Kandungan
45
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
Pada poli kandungan dapat dilakukan pemeriksaan Ultrasonografi (USG) yang digunakan untuk mengetahui struktur fisik anatomis organ-organ dalam termasuk kelainannya. Dengan teknologi sonografi terkini, mampu melakukan pemeriksaan USG 4 dimensi yang bisa menampilkan detail tubuh janin secara utuh pada saat di dalam kandungan, di samping itu juga menggunakan teknologi color doppler yang bisa membedakan pembuluh darah vena dan arteri dengan tampilan warna berbeda, sehingga sangat baik untuk pemeriksaan USG jantung dan pembuluh darah. Layanan pemeriksaan USG meliputi: ♦ USG Abdomen ♦ USG Kandungan (4 dimensi) ♦ USG organ-organ (tiroid, testis, kepala bayi, dll) ♦ USG Jaringan Lunak ♦ USG Carotis
Poli Anak Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 memiliki klinik anak yang merupakan keseluruhan pelayanan untuk bayi dan anak dalam memberikan konsultasi bagi segala kelainan penyakit yang biasa diderita oleh bayi dan anak seperti kelainan pada anak dan bayi, masalah Gastroenterologi (pencernaan), masalah keterlambatan tumbuh kembang anak, kasus Perinatologi (bayi premature, kuning, infeksi), Trauma akibat kecelakaan atau jatuh, penyakit infeksi (panas, diare, thypoid, demam berdarah, campak, cacar air), dan masalah kesehatan anak lainnya. Masalah kesehatan ditangani oleh dokter spesialis anak (pediatric) yang handal, tenaga medis dan paramedis yang terampil, serta fasilitas dan sarana pendukung yang memadai. Poli Penyakit Dalam Poli penyakit dalam ini memberikan pelayanan penanganan masalah kesehatan organ dalam tanpa bedah, seperti diabetes melitus, sakit ginjal, sakit lambung, lever, dll. Ditangani oleh dokter ahli penyakit dalam yang profesional dan berpengalaman dibidangnya serta ditunjang dengan fasilitas yang memadai sesuai dengan kebutuhan pasien sehingga keluhan pasien mengenai penyakit dalam dapat ditangani dengan baik. Poli Bedah ( open surgery ) bedah umum, Dapat melayani bedah terbuka ortopedi, urologi, obsgyn, THT, mata. 46
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
Dapat melayani bedah minimal (minimally invasive vergary ): laparoskopi (bedah dan obsgyn), THT, artroskopi (orthopedi).
d. Ruang obat Untuk kebutuhan obat bagi pasien rawat jalan maupun rawat inap Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 sudah disiapkan ruang obat untuk meyimpat obat-obat dan alat medis.
Gambar 18. Ruang Obat
e. Ruang bersalin (VK) Ruangan ini memberikan pelayanan berupa penanganan pasien yang akan melahirkan. Kegiatan persalinan dilakukan oleh dokter spesialis obsgyn, tanaga bidan, dan didukung dokter spesialis anak.
Gambar 18. Ruang VK
f. Ruang laboratorium Dalam Laboratorium medis berbagai macam tes dilakukan pada spesimen biologis untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan pasien. Pelayanan laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis,
47
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
dengan menetapkan penyebab penyakit, menunjang sistem kewaspadaan dini, monitoring pengobatan, pemeliharaan kesehatan, dan pencegahan timbulnya penyakit;. Analisa yang dapat dilakukan meliputi analisa glukosa, faal lemak, faal ginjal, faal hati, darah lengkap, salmonella, USG, X-RAY, dan jantung. Ruang laboratorium digunakan untuk mengolah hasil sampling sehingga mengetahui seperti apa kondisi kesehatan pada pasien, dilengkapi dengan peralatan khusus laboratorium.
Gambar 18. Laboratorium
Alur pelayanan dari laboratorium ditunjukkan pada gambar berikut.
48
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
Pasien
Pasien
rawat inap
rawat jalan
Pengambilan sample oleh
Pengambilan sample oleh
perawat ruangan
petugas laborat
Persiapan alat-alat
Pemeriksaan sample
Pembersihan dan pensterilan alat-alat
Pencatatan hasil pada buku pemeriksaan
Pengisian hasil laborat pada blanko permintaan
Pengiriman hasil laborat
Gambar 19. Alur Pelayanan Laboratorium pada Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104
g. Ruang Sampling Ruang sampling dipergunakan untuk mengambil sampel manusia, yang dapat berupa darah, urine, sputum, dan pap smear. Diruang sampling hanya dilakukan pengambilan sampel saja, selanjutnya untuk tahap pemeriksaan atau analisa akan dilakukan di ruang proses atau laboratorium.
49
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
Gambar 20. Ruang Sampling h. Ruang Radiologi Ruang radiologi merupakan sebuah ruangan yang digunakan untuk melihat kondisi pasien melalui foto atau yang biasa disebut dengan rontgen. Penggunaan sinar Rontgen telah lama dikenal sebagai suatu alat dalam bidang kedokteran yang sangat membantu dalam menegakkan diagnosa dan untuk menentukan rencana perawatan. Unit radiologi dipimpin oleh seorang radiografer dengan dibantu pelaksana. Kegiatan yang dilakukan meliputi foto X ray kontras maupun non kontras fluoroscopi, foto X ray dental dan cuci film bagi pasien yang membutuhkannya untuk mendiagnosa penyakit, USG, dan CT Scan.
Gambar 21. Ruang Radiologi i. Ruang Gelap Ruang gelap adalah ruang khusus yang digunakan sebagai tempat pengolahan film dimana proses pengolahan film tersebut terjadi proses pembangkitan sampai terbentuknya radiograf secara kimiawi.
50
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
j. Ruang Administrasi Untuk menunjang fungsi pelayanan kesehatan Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 mempunyai ruang administrasi yang digunakan untuk manajemen klinik. Pada bagian ini memiliki berbagai macam tugas, antara lain: memilah dan mengurutkan arsip/data, mencatat laporan tentang peralatan yang dibutuhkan di semua bagian laboratorium, dan membuat surat-surat permohonan. k. Ruang pojok ASI Sebuah ruangan khusus yang sengaja disediakan untuk memberikan privasi bagi seorang ibu menyusui yang juga bekerja untuk memberikan ASI kepada bayinya ataupun untuk memerah ASI. l. Ruang Instalasi Rawat Inap Ruang rawat inap disediakan untuk memfasilitasi pasien yang harus menginap di klinik dalam tahap kuratif dan rehabilitative dengan perawatan 24 jam. Pelayanan rawat inap yang diperbolehkan untuk kegiatan klinik berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 9 tahun 2014, maksimal yaitu 5 hari. Apabila memerlukan rawat inap lebih dari 5 (lima) hari, maka pasien harus secara terencana dirujuk ke rumah sakit.
Gambar 22. Kamar Rawat Inap m. Dapur Dapur hanya untuk melayani kebutuhan makanan bagi pasien di Unit Rawat inap. Klinik Umum R.A. Basoeni menyediakan makanan tiga kali dalam sehari dan 1 kali makan kecil, dengan menu siklus 7 hari yang secara umum dibedakan menurut kelas rawat dan makanan khusus. Penyediaan makanan juga diupayakan yang higienis meliputi proses penyediaan bahan makanan, persiapan sebelum diolah, pengolahan, distribusi makanan dan penanganan peralatan. Untuk penanganan gizi maka kegiatan tersebut dilakukan melalui kontrol ahli
51
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
gizi, ahli pemasakan, ahli tata hidang dan ahli quality control . Penjamah makanan / pekerja yang bekerja di bagian dapur akan diikutkan Kursus penjamah makanan. Proses penyajian makanan pasien rawat inap dan cara membersihkan alat makanan ditunjukkan pada bagan berikut.
Penyediaan bahan makanan
Tempat Penyimpanan
Pencucian dan Pembersihan
Dapur
Pasien
Gambar 32. Alur Penyajian Makanan
Peralatan makan dan masak yang kotor
Pembersihan sisa makanan
Sisa makanan dikumpulkan kemudian dibuang ke TPS bersama sampah non medis yang lain
Pencucian dengan sabun cuci piring
Dibilas dengan air bersih Limbah cair dialirkan ke saluran air dan selanjutnya ke IPAL Pengeringan
Penyimpanan
Gambar 23. Alur Cara Membersihkan Alat Makanan
Adapun Bagan alur pelayanan Klinik Utama Rawat Inap R.A. Basoeni eksisting digambarkan sebagai berikut :
52
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
RUANG OBAT
Gambar 15. Alur Pelayanan Klinik Utama Rawat Inap R.A. Basoeni Eksisting
53
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
Berdasarkan uraian kegiatan operasional eksisting Klinik Utama Rawat Inap R.A. Basoeni 104 yang sedang berjalan, berpotensi tinggi menimbulkan dampak antara lain peningkatan kebutuhan air bersih , peningkatan volume air limbah , peningkatan volume sampah domestik, peningkatan volume limbah B3 , penyebaran infeksi nosokomial , penurunan kualitas udara , peningkatan kebisingan , dan adanya potensi kebakaran.
Kegiatan Konstruksi Pengembangan Kegiatan konstruksi pengembangan terdiri dari pembangunan fisik tambahan untuk fasilitas pelayanan poli rawat jalan, rawat inap, fasilitas penunjang tambahan bangunan lantai 1 di bagian belakang klinik dan lantai 2. Berikut ini rincian tahapan kegiatan konstruksi pengembangan yang dilakukan.
a. Mobilisasi tenaga kerja Tenaga kerja yang akan terserap selama tahap konstruksi pengembangan Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 sebanyak 10 orang yang terdiri dari tenaga non skill dan tenaga skill diantaranya adalah tukang batu, operator alat berat, kuli bangunan dan site engineer . Tenaga kerja akan dimobilisasi langsung oleh kontraktor pelaksana proyek secara bertahap sesuai jadwal proyek. Rekrutmen tenaga kerja juga akan mengambil dari masyarakat sekitar yang sesuai dengan keahlian masing-masing dan kebutuhan. Kegiatan ini diprakirakan akan menimbulkan adanya kesempatan kerja. b. Mobilisasi peralatan dan material Mobilisasi peralatan dan material merupakan kegiatan untuk mendatangkan peralatan dan material yang digunakan bagi kebutuhan konstruksi proyek. Kendaraan berat seperti dump truk akan digunakan untuk mengangkut bahan material. Sedangkan alat berat yang digunakan adalah buldozer, serta peralatan konstruksi lainnya yang digunakan untuk kegiatan pembangunan. Material yang dipergunakan antara lain semen, pasir, sirtu, batu kali, besi, bata merah dan PC. Material-material alam yang digunakan berasal dari Leveransir Kabupaten Mojokerto dan mungkin di kabupaten / kota sekitar Kabupaten Mojokerto, sedangkan seperti besi berasal dari suplier terpilih. Pengangkutan material dan peralatan merupakan pekerjaan yang menyebabkan gangguan terhadap kelancaran lalu lintas di jalan jalan yang dilewati oleh kendaraan tersebut. Disamping itu, apabila jalan yang dilalui kendaraan berat tersebut tidak direncanakan
54
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
untuk menerima beban berat, jalan akan menjadi rusak. Diprakirakan kendaraan pengangkut material setiap harinya yang masuk ke lokasi proyek kurang lebih adalah 5-7 kendaraan /hari dan hal ini sangat tergantung dari jadwal pelaksanaan proyek karena dilakukan secara bertahap. Kegiatan ini diprakirakan menimbulkan penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan.
c.
Pembangunan Struktur Bangunan Pembangunan struktur bangunan yaitu kegiatan penambahan fasilitas pelayanan dan penunjang klinik terdiri dari rangka bangunan dengan struktur beton bertulang. Sedangkan pekerjaan fasilitas penunjang terdiri dari pekerjaan finishing , mechanical , dan electrical . Klinik Utama Rawat Inap R.A. Basoeni akan dikembangkan hingga dua lantai. Untuk penghawaan dan pencahayaan di dalam ruangan Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104yaitu dengan membuat lubang Ventilasi, dengan mengikuti persyaratan sebagai berikut. 1) Ventilasi alamiah harus dapat menjamin aliran udara di dalam kamar atau ruang dengan baik. 2) Luas ventilasi alamiah minimum 15% dari luas lantai. 3) Bila ventilasi alamiah tidak dapat menjamin adanya pergantian udara dengan baik, ruang harus dilengkapi dengan penghawaan buatan (mekanis). 4) Penggunaan ventilasi buatan (mekanis) harus disesuaikan dengan peruntukkan ruangan. 5) Ventilasi atau pengawasan sebaiknya digunakan AC tersendiri yang dilengkapi filter bakteri, untuk setiap ruang operasi yang terpisah dengan ruang lainnya. 6) Pemasangan AC minimal 2 meter dari lantai dan aliran udara bersih yang masuk kedalam kamar operasi berasal dari atas ke bawah. Pada tahap kegiatan ini, secara keseluruhan dapat menyebabkan dampak berupa penurunan kualitas udara, peningkatan kebisingan, gangguan kesehatan, dan gangguan K3 .
d. Pembangunan Sarana dan Prasarana Meliputi kegiatan pembuatan saluran drainase untuk mengalirkan limpasan air hujan, jalan dan beberapa sarana dan prasarana lainnnya untuk mendukung segala aktivitas klinik. Struktur jalan yang direncanakan menggunakan struktur paving. Selain itu direncanakan juga Instalasi Pengolahan Air Limbah, TPS limbah B3, sumur resapan, taman dan beberapa sarana dan prasarana lainnnya. Kegiatan ini adalah penurunan kualitas udara, peningkatan kebisingan, tertatanya pola aliran air dan peningkatan komunitas vegetasi .
55
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
e.
Demobilisasi alat berat dan sisa material Kegiatan ini merupakan kegiatan di akhir tahap konstruksi klinik yaitu berupa kegiatan pemulihan kembali bekas-bekas material/bahan maupun pengembalian peralatan-peralatan berat yang sudah tidak digunakan lagi dalam kegiatan konstruksi. Kegiatan akan dilakukan secara bertahap dan disesuaikan dengan jadwal proyek. Dari kegiatan tersebut dapat memberikan dampak penurunan kualitas udara dan peningkatan kebisingan .
f.
Demobilisasi tenaga kerja Kegiatan demobilisasi tenaga kerja merupakan kegiatan pemutusan kerja sebagian atau seluruh tenaga kerja yang sudah tidak terlibat lagi dalam kegiatan konstruksi. Secara bertahap, masing-masing pekerja akan dihentikan karena proses kegiatan konstruksi telah berakhir. Dampak yang terjadi akibat kegiatan itu adalah hilangnya kesempatan kerja.
KEGIATAN PENGEMBANGAN Operasional Pengembangan Klinik Operasional pengembangan Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 di Jalan R.A. Basoeni Desa Sooko, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto merupakan tahapan dimana kegiatan klinik sudah dimulai secara penuh. Tahapan ini yang paling berpotensi menimbulkan dampak khususnya bagi hunian sekitar karena merupakan tahapan kegiatan yang berlangsung lama. Kegiatan transportasi, sanitasi, limbah padat domestik hingga sosial sangat terkait antara satu dengan yang lain. Adapun kegiatankegiatan yang dilakukan pada tahap operasional adalah sebagai berikut: a. Rekrutmen Tenaga Kerja Adanya pengembangan Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 akan membawa dampak dimana salah satunya adalah kegiatan rekrutmen tenaga kerja tambahan. Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 membutuhkan banyak tenaga kerja sebagai penunjang kegiatan operasionalnya. Penyerapan tenaga kerja diutamakan mengambil dari masyarakat dari wilayah Kabupaten Mojokerto, dari berbagai jenjang pendidikan. Kebutuhan jumlah tenaga kerja dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan kebutuhan dan kebijakan managemen Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104. Rencana jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sebanyak 43 orang, yang terdiri dari jenjang pendidikan Sarjana, D3, dan SMA atau sederajat. Dalam kegiatan ini diprakirakan menimbulkan dampak adanya kesempatan kerja dan kecemburuan sosial .
56
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
b. Operasional Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 Kegiatan operasional Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 pengembangan terdiri dari 2 lantai. Kegiatan rawat jalan semua ada di lantai 1. Adanya pengembangan memberikan pelayanan lebih optimal, berikut masing-masing ruang yang ada di Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 setelah pengembangan : 1. Ruang Pendaftaran dan Ruang Tunggu Ruang Pendaftaran/Front Office difungsikan sebagai tempat pendaftaran bagi pasien yang akan melakukan pemeriksaan baik untuk pasien rawat Inap, laboratorium, dan rawat jalan. Penempatan ruang tunggu pada area yang mudah pencapaiannya dari entrance , terletak berdekatan dengan loket pendaftaran dan ruang tindakan. 2. Ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Kondisi eksisting ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) sudah terbangun dan sudah beroperasi, merupakan layanan yang disediakan untuk kebutuhan pasien yang dalam kondisi gawat darurat untuk mendapatkan penanganan darurat yang cepat. Ruang Instalasi Gawat Darurat saat ini sudah dilengkapi dengan tempat tidur lengkap dan peralatan medis yang dibutuhkan untuk kegawatdaruratan.
Gambar 23. IGD
3. Ruang Pasien Rawat Jalan Menyediakan pelayanan bagi seluruh pasien yang datang dengan segala keluhan atau masalah kesehatan yang dialaminya. Bentuk Pelayanan Kesehatan pada Instalasi rawat jalan hanya memerlukan tindakan pada saat itu dan sifatnya hanya konsultasi dan periksa dengan perawatan dapat dilakukan dirumah.
57
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
Poli Umum Menyediakan pelayanan bagi seluruh pasien yang datang dengan segala keluhan atau masalah kesehatan yang dialaminya atau untuk beberapa kasus dengan spesifikasi atau kekhususan tertentu akan dirujuk ke dokter spesialis lainnya dengan pengantar dari dokter umum Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104. Poli Kandungan Merupakan fasilitas yang menyediakan pemeriksaan kehamilan, penyakit kandungan dan persalinan.
Gambar 24. Poli Kandungan
Pada poli kandungan dapat dilakukan pemeriksaan Ultrasonografi (USG) yang digunakan untuk mengetahui struktur fisik anatomis organ-organ dalam termasuk kelainannya. Dengan teknologi sonografi terkini, mampu melakukan pemeriksaan USG 4 dimensi yang bisa menampilkan detail tubuh janin secara utuh pada saat di dalam kandungan, di samping itu juga menggunakan teknologi color doppler yang bisa membedakan pembuluh darah vena dan arteri dengan tampilan warna berbeda, sehingga sangat baik untuk pemeriksaan USG jantung dan pembuluh darah. Layanan pemeriksaan USG meliputi: ♦ USG Abdomen ♦ USG Kandungan (4 dimensi) ♦ USG organ-organ (tiroid, testis, kepala bayi, dll) ♦ USG Jaringan Lunak ♦ USG Carotis
Poli Anak Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 memiliki klinik anak yang merupakan keseluruhan pelayanan untuk bayi dan anak dalam memberikan konsultasi bagi segala kelainan penyakit yang
58
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
biasa diderita oleh bayi dan anak seperti kelainan pada anak dan bayi, masalah Gastroenterologi (pencernaan), masalah keterlambatan tumbuh kembang anak, kasus Perinatologi (bayi premature, kuning, infeksi), Trauma akibat kecelakaan atau jatuh, penyakit infeksi (panas, diare, thypoid, demam berdarah, campak, cacar air), dan masalah kesehatan anak lainnya. Masalah kesehatan ditangani oleh dokter spesialis anak (pediatric) yang handal, tenaga medis dan paramedis yang terampil, serta fasilitas dan sarana pendukung yang memadai.
Poli Penyakit Dalam Poli penyakit dalam ini memberikan pelayanan penanganan masalah kesehatan organ dalam tanpa bedah, seperti diabetes melitus, sakit ginjal, sakit lambung, lever, dll. Ditangani oleh dokter ahli penyakit dalam yang profesional dan berpengalaman dibidangnya serta ditunjang dengan fasilitas yang memadai sesuai dengan kebutuhan pasien sehingga keluhan pasien mengenai penyakit dalam dapat ditangani dengan baik.
Poli Bedah Klinik Utama R.A. Basoeni direncanakan memiliki 1 kamar operasi. Dapat melayani bedah terbuka (open surgery ) bedah umum, ortopedi, urologi, obsgyn, THT, mata. Dapat melayani bedah minimal ( minimally invasive vergary ): laparoskopi (bedah dan obsgyn),THT, artroskopi (orthopedi).
Poli Kulit dan Kelamin Layanan dermatologi untuk melakukan konsultasi, menangani berbagai penyakit kulit dan penyakit menular seksual, termasuk penyebabnya, gejalanya, struktur kulit, fungsi lapisan kulit dan cara penanganannya, infeksi penyakit menular seksual (PMS) seperti gonore, AIDS, sifilis, herpes, dan kutil kelamin yang dilakukan oleh dokter spesialis kulit dan kelamin.
Poli Gigi Merupakan sebuah klinik yang menawarkan jasa pelayanan perawatan gigi untuk melakukan konsultasi, menangani berbagai penyakit gigi, termasuk penyebabnya, gejalanya,cara penanganannya, yang dilakukan oleh dokter gigi.
59
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
Gambar 25. Poli Gigi
4.
Poli Rehab Medik Poli Rehabilitasi Medik melayani masyarakat yang membutuhkan pelayanan Pemulihan Kesehatan penderita gangguan fisik dan fungsi tubuh karena kondisi sakit atau cedera yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan fungsional dan kualitas hidup secara maksimal dengan menggunakan alat terapi fisik berdasarkan ilmu kedokteran fisik dan rehabilitasi medik. Pelayanan yang ditangani di Poli Rehabilitas Medik adalah : 1. Rehabilitasi Tumbuh Kembang 2. Rehabilitasi Musculosceletal 3. Rehabilitasi Neuromusculer 4. Rehabilitasi THT ( Nebulizer/Inhalasi, TENS, Diathermy, dll)
Unit Farmasi Untuk kebutuhan obat bagi pasien rawat jalan maupun rawat inap Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 direncanakan akan dibangun fasilitas Unit Farmasi yang buka selama 24 jam, sekaligus dapat melayani masyarakat umum.
5. Kamar Operasi Digunakan untuk melakukan operasi bagi pasien yang membutuhkan tindakan operasi dengan bantuan oleh tenaga medis/paramedis berpengalaman. Ruangan ini juga dilengkapi dengan berbagai peralatan medis yang berkualitas dan sesuai standar. Kamar operasi Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 dapat digunakan untuk melakukan operasi bedah umum, Orthopedi, Urologi, Gigi dan Mulut, Kebidanan dan Kandungan, Bedah Syaraf, Paru, Mata, dan sebagainya.
60
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
6.
Ruang bersalin (VK) Ruangan ini memberikan pelayanan berupa penanganan pasien yang akan melahirkan. Kegiatan persalinan dilakukan oleh dokter spesialis obsgyn, tanaga bidan, dan didukung dokter spesialis anak.
Gambar 24. Ruang VK
7. Ruang laboratorium Dalam Laboratorium medis berbagai macam tes dilakukan pada spesimen biologis untuk mendapatkan informasi tentang kesehatan pasien. Pelayanan laboratorium merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diperlukan untuk menegakkan diagnosis, dengan menetapkan penyebab penyakit, menunjang sistem kewaspadaan dini, monitoring pengobatan, pemeliharaan kesehatan, dan pencegahan timbulnya penyakit;. Analisa yang dapat dilakukan meliputi analisa glukosa, faal lemak, faal ginjal, faal hati, darah lengkap, salmonella, USG, X-RAY, dan jantung.
Gambar 25. Laboratorium
61
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
Ruang laboratorium digunakan untuk mengolah hasil sampling sehingga mengetahui seperti apa kondisi kesehatan pada pasien, dilengkapi dengan peralatan khusus laboratorium. Alur pelayanan dari laboratorium ditunjukkan pada gambar berikut.
Pasien
Pasien
rawat inap
rawat jalan
Pengambilan sample oleh
Pengambilan sample oleh
perawat ruangan
petugas laborat
Persiapan alat-alat
Pemeriksaan sample
Pembersihan dan pensterilan alat-alat
Pencatatan hasil pada buku pemeriksaan
Pengisian hasil laborat pada blanko permintaan
Pengiriman hasil laborat
Gambar 26. Alur Pelayanan Laboratorium pada Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104
8. Ruang Sampling Ruang sampling dipergunakan untuk mengambil sampel manusia, yang dapat berupa darah, urine, sputum, dan pap smear. Diruang sampling hanya dilakukan pengambilan sampel saja, selanjutnya untuk tahap pemeriksaan atau analisa akan dilakukan di ruang proses atau laboratorium.
62
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
Gambar 27. Ruang Sampling 9.
Ruang Radiologi Ruang radiologi merupakan sebuah ruangan yang digunakan untuk melihat kondisi pasien melalui foto atau yang biasa disebut dengan rontgen. Penggunaan sinar Rontgen telah lama dikenal sebagai suatu alat dalam bidang kedokteran yang sangat membantu dalam menegakkan diagnosa dan untuk menentukan rencana perawatan. Unit radiologi dipimpin oleh seorang radiografer dengan dibantu pelaksana. Kegiatan yang dilakukan meliputi foto X ray kontras maupun non kontras fluoroscopi, foto X ray dental dan cuci film bagi pasien yang membutuhkannya untuk mendiagnosa penyakit, USG, dan CT Scan.
Gambar 28. Ruang Radiologi 10. Ruang Gelap Ruang gelap adalah ruang khusus yang digunakan sebagai tempat pengolahan film dimana proses pengolahan film tersebut terjadi proses pembangkitan sampai terbentuknya radiograf secara kimiawi.
63
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
11. Ruang Administrasi Untuk menunjang fungsi pelayanan kesehatan Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 mempunyai ruang administrasi yang digunakan untuk manajemen klinik. Pada bagian ini memiliki berbagai macam tugas, antara lain: memilah dan mengurutkan arsip/data, mencatat laporan tentang peralatan yang dibutuhkan di semua bagian laboratorium, dan membuat surat-surat permohonan. 12. Ruang pojok ASI Sebuah ruangan khusus yang sengaja disediakan untuk memberikan privasi bagi seorang ibu menyusui yang juga bekerja untuk memberikan ASI kepada bayinya ataupun untuk memerah ASI. 13. Ruang Instalasi Rawat Inap Untuk ruang rawat inap pada Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 ada sebanyak 10 TT (Tempat Tidur) untuk rawat inap pasien umum. Ruang rawat inap disediakan untuk memfasilitasi pasien yang harus menginap di klinik dalam tahap kuratif dan rehabilitative dengan perawatan 24 jam. Pelayanan rawat inap yang diperbolehkan untuk kegiatan klinik berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 9 tahun 2014, maksimal yaitu 5 hari. Apabila memerlukan rawat inap lebih dari 5 (lima) hari, maka pasien harus secara terencana dirujuk ke rumah sakit.
Gambar 30. Kamar Rawat Inap 14. Dapur Dapur hanya untuk melayani kebutuhan makanan bagi pasien di Unit Rawat inap. Klinik Umum R.A. Basoeni menyediakan makanan tiga kali dalam sehari dan 1 kali makan kecil, dengan menu siklus 7 hari yang secara umum dibedakan menurut kelas rawat dan makanan khusus. Penyediaan makanan juga diupayakan yang higienis meliputi
64
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
proses penyediaan bahan makanan, persiapan sebelum diolah, pengolahan, distribusi makanan dan penanganan peralatan. Untuk penanganan gizi maka kegiatan tersebut dilakukan melalui kontrol ahli gizi, ahli pemasakan, ahli tata hidang dan ahli quality control . Penjamah makanan / pekerja yang bekerja di bagian dapur akan diikutkan Kursus penjamah makanan. Proses penyajian makanan pasien rawat inap dan cara membersihkan alat makanan ditunjukkan pada bagan berikut. Penyediaan bahan makanan
Tempat Penyimpanan
Pencucian dan Pembersihan
Dapur
Pasien
Gambar 31. Alur Penyajian Makanan
Peralatan makan dan masak yang kotor
Pembersihan sisa makanan
Sisa makanan dikumpulkan kemudian dibuang ke TPS bersama sampah non medis yang lain
Pencucian dengan sabun cuci piring
Dibilas dengan air bersih Limbah cair dialirkan ke saluran air dan selanjutnya ke IPAL Pengeringan
Penyimpanan
Gambar 32. Alur Cara Membersihkan Alat Makanan
65
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
15.
Laundry Unit ini digunakan untuk kegiatan pencucian linen kotor yang dilakukan untuk menghindari penyebaran penyakit. Yang dimaksud linen di sini adalah seprei, selimut, sarung bantal, sleak laken dan sebagainya yang berasal dari IGD, ruang rawat jalan, ruang perawatan, kantor, dan ruang operasi. Secara berkala linen tersebut selalu di ganti dengan yang bersih dan steril sedangkan yang kotor di cuci dengan air bersih. Tahapan yang dilakukan dalam kegiatan pencucian linen kotor yaitu: a)
Pengumpulan dan pengangkutan Linen kotor dari masing-masing ruangan dikumpulkan dalam bak plastik tertutup sebelum diangkut ke tempat pencucian. Pengangkutan linen kotor dilakukan secara manual yaitu petugas mengambil cucian dari masing-masing ruangan. Cucian yang berasal dari pasien dipisahkan dengan cucian yang lainnya.
b) Pencucian Pencucian dilakukan dengan menggunakan deterjent dan dibilas dengan air bersih. Sebagian menggunakan mesin cuci dan pengering, sebagian kecil dengan cara manual. c)
Penyimpanan dan pendistribusian Linen yang telah dicuci dan disetrika, disimpan dalam lemari dan diklompokkan untuk mempermudah pendistribusian ke masingmasing ruangan. Pendistribusian linen bersih dari ruang penyimpanan ke ruang operasi dilakukan sterilisasi terlebih dahulu.
Untuk ruang laundry dibutuhkan minimal 2 mesin cuci untuk infeksius dan non infeksius. Secara berkala linen selalu di ganti dengan yang bersih dan steril. Bagan alir Penanganan Laundry/Cucian dapat dilihat pada gambar berikut ini :
66
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
Tercemar Linen Mulai
KOTOR Tak Tercemar
Dikirim Ke Laundry
Dicuci
Linen Distribusi
Penyimpanan
Steril Disetrika Linen
Distribusi
Sterilisasi
non steril
Gambar 34. Bagar alir Penanganan Laundry
16. Gudang Gudang disediakan untuk penyimpanan alat-alat kebersihan dan peralatan Klinik yang sudah tidak digunakan. 17. Operasional Genset Generator Listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, dengan menggunakan bahan bakar bensin untuk sumber energi cadangan pada saat terjadi pemadaman listrik. Prosedur Pemakaian Genset : Mengecek bensin pada tangki bensin. Catat data operasional generator listrik pada tempat yang sudah di sediakan. Pasang kabel merah (+) (kutub positip aki ) pada aki. Putar kunci kontak stater pada posisi ON , tunggu lampu indikator sampai mati, kemudian putar kunci stater untuk menyalakannya. Setelah mesin menyala/ bunyi Tunggu sampai mesin stabil (stasioner), dengan cara melihat volt ampere pada indicator voltase pada gardu induk generator harus menunjukkan 220V. Pensuplayan listrik generator baru bisa di lakukan dengan cara pengoperan/memutar handel listrik gardu induk yang memisahkan jaringan listrik PLN dengan jaringan listrik generator listrik. Ketika listrik PLN sudah menyala (ON) lakukan pemutusan arus pada handel listrik ganset dahulu, baru lakukan pengoperan handel gardu induk yang memisahkan jaringan listrik PLN dengan jaringan listrik generator. Setelah itu baru bisa mematikan mesin generator listrik dengan cara menekan tombol off mesin pada penel indicator generator listri 67
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
Setelah itu putar kunci kontak ke posisi off. Dan lepas kembali kabel positif (+) merah kembalikan seperti semula. Kemudian catat data setelah pengoperasian generator listrik. MULAI
Pemadaman lampu mendadak/pemberitahuan sebelumnya
Menugaskan Teknisi sbg PJ utk menyalakan Generator (5 menit)
Menuju lokasi G-Set lalu Putar kunci kontak & stater pada posisi ON (10 menit)
Setelah mesin menyala Tunggu sampai mesin stabil (stasioner), putus arus PLN dg memutar handel listrik gardu induk (15 menit)
Setelah PLN menyala,putus arus pada handel listrik genset dg memutar handel listrik gardu induk lalu matikan G-set dengan menekan tombol Off (10 menit)
Membuat Laporan penggunaan G-set dan mengajukan permintaan solar utk cadangan (10 menit)
Gambar 34. Bagan Alir Pengoperasian Generator Set 18.
Proses Pengolahan IPAL Prinsip teknologi pengolahan air limbah Klinik Utama Rawat Inap R.A. Basoeni 104 adalah proses biologis perpaduan aktifitas mikroorganisme biakan tersuspensi ( suspended growth) dan biakan melekat (attached growth). Biakan tersuspensi yaitu proses pengolahan limbah dimana mikro-organisme yang digunakan tersuspensi dalam air limbah, sedangkan biakan terlekat yaitu mikro-organisme 68
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
dibiakkan pada suatu media sehingga melekat pada permukaan media. Sedangkan system yang digunakan adalah Bio Filter Kombinasi Anaerob Aerob. Prinsip kerja sistem ini adalah perpaduan penguraian air limbah oleh mikroorganisme yang tersuspensi dan lapisan biofilm yang melekat pada medium akan menguraikan senyawa-senyawa polutan yang ada di dalam air limbah misalnya BOD, COD, ammonia, phosphor dan lainnya. Pada saat bersamaan dengan menggunakan oksigen yang terlarut di dalam air senyawa polutan tersebut akan diuraikan oleh mikro-organisme menjadi biomasa. Air limbah mengalir dari bawah ke atas ( Up Flow ). Penguraian zat-zat organik yang ada dalam air limbah dilakukan oleh bakteri anaerobik atau facultatif aerobic. Setelah beberapa waktu operasi, pada permukaan media akan tumbuh lapisan film mikro-organisme. Mikro-organisme inilah yang akan menguraikan zat organik. Proses Pengolahan Dengan Sistem Biofilter Anaerob-Aerob Proses pengolahan dengan biofilter anaerob-aerob ini merupakan pengembangan dari proses proses biofilter anaerob dengan proses aerasi kontak Pengolahan air limbah dengan proses biofilter anaerobaerob terdiri dari beberapa bagian yakni bak pengendap awal, biofilter anaerob (anoxic), biofilter aerob, bak pengendap akhir, dan jika perlu dilengkapi dengan bak kontaktor khlor. Seluruh air limbah yang dihasilkan oleh kegiatan Klinik Utama Rawat Inap R.A. Basoeni 104, yakni yang berasal dari limbah domestik dikumpulkan melalui saluran pipa pengumpul. Air limbah tersebut krmudian dialirkan melalui saringan kasar ( bar screen) untuk menyaring partikel yang berukuran besar seperti kertas, plastik dll. Setelah melalui screen air limbah dialirkan ke bak pengendap awal ( primary tank ), untuk mengendapkan partikel lumpur, pasir dan kotoran lainnya. Selain sebagai bak pengendapan, juga berfungsi sebagai bak pengontrol aliran, serta bak pengurai senyawa organik yang berbentuk padatan, dan penampung lumpur. Bak ini dapat menurunkan kadar zat padat sebesar 50 – 70 % dan menurunkan BOD 25 – 40%. Air limpasan dari bak pengendap awal selanjutnya dialirkan ke bak kontaktor anaerob dengan arah aliran dari atas ke bawah dan ke atas. Di dalam bak kontaktor anaerob tersebut diisi dengan media dari bahan plastic tipe sarang tawon untuk pembiakan mikroorganisme pengurai.
69
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
Penguraian zat-zat organik yang ada dalam air limbah dilakukan oleh bakteri anaerobik atau facultatif aerobik Setelah beberapa hari operasi, pada permukaan media filter akan tumbuh lapisan film mikro-organisme. Mikro-organisme inilah yang akan menguraikan zat organik yang belum sempat terurai pada bak pengendap. Air limpasan dari bak kontaktor anaerob dialirkan ke bak ekualisasi, sebagai pengontrol aliran, menstabilkan beban limbah serta mengkostankan debit yang masuk ke pengolahan biologis sehingga dapat menghindari fluktuasi beban terutama bila terjadi penambahan beban secara ekstrim ( shock loading ). Air limbah dari bak ekualisasi dipompa ke bak kontaktor aerob. Di dalam bak kontaktor aerob ini diisi dengan media dari bahan kerikil, pasltik (polyethylene), batu apung atau bahan serat, sambil diaerasi atau dihembus dengan udara sehingga mikro organisme yang ada akan menguraikan zat organik yang ada dalam air limbah serta tumbuh dan menempel pada permukaan media. Dengan demikian air limbah akan kontak dengan mikro-organisme yang tersuspensi dalam air maupun yang menempel pada permukaan media yang mana hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi penguraian zat organik, deterjen serta mempercepat proses nitrifikasi, sehingga efisiensi penghilangan ammonia menjadi lebih besar. Proses ini sering di namakan Aerasi Kontak (Contact Aeration). Dari bak aerasi, air dialirkan ke bak pengendap akhir ( clarifier ) yang dapat menurunkan kandungan zat padat sebesar 98%. Di dalam bak ini lumpur aktif yang mengandung massa mikro-organisme diendapkan dan dipompa kembali ke bagian inlet bak aerasi ( return sludge ) dengan pompa sirkulasi lumpur. Sedangkan air limpasan ( over flow ) dialirkan ke bak khlorinasi. Di dalam bak kontaktor khlor ini air limbah dikontakkan dengan senyawa khlor untuk membunuh microorganisme patogen. Air olahan, yakni air yang keluar setelah proses khlorinasi dapat langsung dibuang ke badan air atau saluran umum atau dapat pula dimanfaatkan kembali di kolam ikan. Secara lebih detail, desain teknis IPAL terlampir dalam dokumen. 19.
Proses Pengolahan Septictank Septic Tank yang di rancang yaitu dengan Media Biological Biofilter yang mampu mengurai limbah dan dengan bakteri pengurai yang hidup di dalamnya. Berikut proses pengolahan septic tank :
70
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
1. 2. 3. 4. 5.
Limbah tinja masuk dari closet Limbah tinja melalui media penghancur Proses penghancuran limbah tinja oleh BIOBALL Limbah terurai masuk tahap II dan diurai oleh Bakteri pengurai. Limbah akan berubah menjadi cair karena proses penguraian masuk tahap III. 6. Limbah yang suah menjadi cair di Biofilter sebelum dibuang ke saluran pipa outlet. 7. Limbah cair bening melalui proses Pipa Tablet Desinfektan yang membunuh kuman berbahaya dan penjernih air. 8. Cairan sudah Ramah Lingkungan. Secara lebih detail, desain teknis septictank terlampir dalam dokumen. 20.
Penanganan Sampah Sampah dibedakan antara sampah medis dan sampah non medis. Penyebaran tempat sampah medis dapat ditemui di IGD, ruang OK, ruang VK, ruang perawatan, instalasi farmasi, ruang poliklinik, dan laboratorium. Pengumpulan sampah dilakukan di sumber masingmasing unit, selanjutnya ditampung di Tempat Penyimpanan Sementara Limbah B3 (TPS LB3) klinik. Pengolahan Limbah B3 medis bekerjasama dengan PT. JAYA JAGAT RAYA, Sidoarjo sebagaimana perjanjian terlampir. Skema pemilahan sampah disajikan pada gambar di bawah ini.
Kerjasama Pihak Ketiga (PT Jaya Jagat Raya)
Gambar 35. Skema Pemilahan Sampah
Limbah medis termasuk dalam kategori limbah bahan berbahaya dan beracun (LB3) sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2015. Dalam
71
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
peraturan tersebut disebutkan bahwa yang termasuk limbah B3 adalah limbah medis, produk farmasi kadaluarsa, peralatan laboratorium terkontaminasi, kemasan produk farmasi, limbah laboratorium, dan residu dari proses insinerasi. Pengelolaan sampah medis sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2015 tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan. Untuk sampah non medis disediakan tempat sampah dengan volume ± 20-50 L yang ditempatkan di depan tiap ruangan, serta ditempatkan di beberapa titik-titik strategis yang mudah dijangkau oleh pengunjung klinik. Pewadahan sampah di area parkir Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 dibagi menjadi dua, yakni sampah Organik dan sampah Non Organik. Dalam wadah sampah tersebut juga ditempel keterangan berupa logo/gambar yang membedakan antara sampah organik dan sampah non organik. Pengumpulan sampah non medis/domestik dilakukan setiap hari oleh petugas kebersihan Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104 pada pagi dan sore hari, dari tiap lokasi tempat sampah menuju ke tempat penampungan sementara (TPS) sampah non medis Klinik Utama Rawat Inap R.A. BASOENI 104. Selanjutnya sampah tersebut diangkut menuju TPA, secara rutin 2 kali dalam seminggu dan bekerjasama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Mojokerto menggunakan gerobak motor sampah.
72
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
INSTALASI FARMASI
Gambar 35. Alur Pelayanan Klinik Utama Rawat Inap R.A. Basoeni Pengembangan
73
DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) KLINIK UTAMA RAWAT INAP R.A. BASOENI 104
Kegiatan operasional klinik setelah dikembangkan berlangsung dalam waktu relatif lama sehingga berpotensi tinggi menimbulkan dampak antara lain peningkatan kebutuhan air bersih , peningkatan volume air limbah , peningkatan volume sampah domestik, peningkatan volume limbah B3 , penyebaran infeksi nosokomial , selain itu juga adanya dampak penurunan kualitas udara , peningkatan kebisingan , adanya potensi kebakaran , dan adanya peluang usaha.
C.5.1. Izin Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH) Mengacu pada Undang-undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (PPLH), Izin PPLH yang diperlukan antara lain: - Izin Pembuangan Air Limbah (IPLC) - Izin Penyimpanan Sementara Limbah B3
D. Upaya Pengelolaan dan Upaya Pemantauan Lingkungan Dampak adalah suatu perubahan yang terjadi sebagai akibat adanya suatu kegiatan dan mempengaruhi kondisi rona lingkungan hidup di sekitar lokasi terjadinya aktivitas. Dampak dapat pula dikatakan sebagai hubungan sebab akibat atau kausal antara rencana usaha dan/atau kegiatan dengan rona lingkungan hidup di sekitarnya. Hubungan sebab akibat tersebut dapat bersifat saling mendukung maupun berlawanan pada setiap tahapan kegiatan dan pada setiap rincian kegiatan yang dilakukan. Oleh karena itu, diperlukan kajian dampak yang mungkin terjadi akibat adanya suatu rencana usaha dan/atau kegiatan sehingga dapat dilakukan pengelolaan secara tepat untuk mencegah atau meminimalkan atau mengantisipasi dampak negatif yang ditimbulkan dan mempertahankan bahkan meningkatkan dampak positif yang ada. Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup merupakan kegiatan yang sangat penting di dalam perencanaan pengelolaan lingkungan hidup. Keberhasilan suatu rencana pengelolaan lingkungan sangat tergantung dalam perencanaannya, sehingga dalam tahap ini dapat dikatakan sebagai tahapan yang sangat strategis di dalam aplikasi penanganan atau pengelolaan lingkungan. Hal ini dikarenakan komitmen pelaksanaan pengelolaan lingkungan tertuang dalam dokumen pengelolaan lingkungan sebagai tolok ukur kegiatan pengelolaan lingkungan yang direncanakan. Dari dampak-dampak yang mungkin akan terjadi, maka kegiatan upaya pengelolaan lingkungan dimaksudkan agar dapat digunakan sebagai acuan atau pedoman oleh pemerintah, pemrakarsa maupun oleh masyarakat sekitar
74