BAB III HANGGAR 3.1 Definisi Hanggar adalah sebuah struktur tertutup, yang berfungsi sebagai
tempat
penyimpanan
pesawat
yang
dapat
melindungi pesawat dari cuaca dan cahaya ultraviolet. ultraviolet. Untuk kepen kepenti ting ngan an mili milite terr
hang hangga garr
tersembunyi
satelit
dari
juga juga menj menjad adik ikan an pesa pesawa watt dan
pesawat
mata-mata.
Kebanyakan Kebanyakan dari hanggar hanggar terbuat terbuat dari logam, namun kayu dan beton juga bisa digunakan. Hang Hangga garr yang yang digu diguna nakan kan untu untuk k meny menyim impa pan n pesa pesawa watt terban terbang g (trans (transpor portas tasi) i) biasan biasanya ya lebih lebih besar besar dari dari hangg hanggar ar pesa pesawa watt
konv konven ensi sion onal al
(hel (helik ikop opte ter, r,
pesa pesawa watt
keci kecill
yang yang
berkap berkapasi asitas tas tidak tidak banyak banyak), ), teruta terutama ma kaitan kaitannya nya dengan dengan tinggi tinggi hangga hanggar. r. Kebany Kebanyaka akan, n, pesawa pesawatt terban terbang g terdah terdahulu ulu menggunakan gas hidrogen hidrogen untuk untuk memberikan penumpang perasaan senang untuk terbang, oleh karena itu hanggarnya haru harus s bisa bisa memb member erik ikan an perl perlin indu dung ngan an dari dari perc percik ikan an api api supaya bisa bisa mencegah gas yang mudah terbakar terbakar meledak. meledak. Hangga Hanggarr yang yang menyim menyimpan pan banyak banyak pesawa pesawatt dengan dengan tipe tipe yang yang sepert sepertii ini ini beresi beresiko ko dari dari ledaka ledakan n berant berantai. ai. Dengan Dengan alasan tersebut, kebanyakan hanggar untuk pesawat yang berb berbas asis is gas gas hidr hidrog ogen en,, dibu dibuat at beru beruku kura ran n sama sama deng dengan an rumah, rumah, sehin sehingga gga hanya hanya bis bisa a menamp menampung ung satu satu atau atau dua pesawat saja.
3.2 Perkembangan Hanggar
Pada tahun 1879 di Chalais Meudon, Paris, telah dibangun hanggar
pesawat pertama yang dinamakan Hanggar “Y”;
diman dimana a seoran seorang g Engine Engineer er Cha Charl rles es Ren Renard ard dan Arthur
1
Constantin Krebs membuat pesawat mereka yang pertama “La France”.
Pada
tahun
Hanggar Y Chalais Meudon, Paris, Perancis 2002
1899,
telah
dibangun
hanggar
yang
mengambang di danau Constance, Manzell.
Beberapa tahun kemudian dibangun hanggar yang dapat berputar di Biesdorf, Berlin dan Cuxhaven, Jerman.
Sebelum perang dunia I dibuat Hanggar dari konstruksi tenda yang mudah dipindahkan, untuk pesawat ukuran kecil. Seorang kebangsaan Amerika membangun Hanggar dengan
konstruksi
tenda
yang
besar
untuk
tentara
Perancis.
Hanggar Zeppelin, dibangun untuk memfasilitasi pesawat jenis Zeppelin, misalnya di Brazil.
Hanggar Zeppelin, Rio de Jeneiro, Brazil
Di AS, pembangunan hanggar besar mulai dilakukan pada tahun 1921 yaitu hanggar No. 1 di Lakehurst Naval Airship Station.
2
Tahun
1923-1926,
dibangun
dua
hanggar
dengan
konstruksi beton, di Paris dengan panjang 300 m.
Pada tahun 2008, sudah bermacam-macam konstruksi yang
digunakan
untuk
membuat
Hanggar,
dengan
pertimbangan ruang yang cukup luas, material yang kuat, tahan lama, ekonomis dan estetis.
3.3 Analisa Struktural (konstruksi) Pada umumnya, pembagian area di hanggar adalah area servis (area yang tidak dimasuki pesawat, kantor misalnya) dan area pesawat. Pada beberapa hanggar terdapat area yang dinamakan mezanin, yang berfungsi sama seperti area servis namun merupakan bangunan yang ada di dalam bangunan hanggar, sehingga atap dari bangunan ini ada di dalam bangunan hanggarnya sendiri. Maka, terjadi perbedaan jenis bangunan struktur yang digunakan, tentunya – misalnya – jenis pondasi yang digunakan pada area servis tidak sama dengan di area pesawat. Karena beban yang dipikul di area pesawat pasti lebih berat dari beban yang dipikul di area servis. Berikut ini diuraikan struktur-struktur pada hanggar, dan penggunaannya yang berbeda di area servis dan area pesawat. Lebih jelas dapat dilihat pada diagram, terlampir.
1. Pondasi Pondasi pada hangar, ditetapkan bedasarkan kondisi tanah
yang
tergantung
mendukung berdasarkan
struktur
hanggarnya,
batasan-batasan
juga
bedasarkan
konstruksi diatasnya serta batasan-batasan akibat area di sekeliling konsruksi.
3
Berdasarkan konstruksi diatasnya, dapat dibedakan menjadi pondasi di area servis dan pondasi di area pesawat. Pondasi yang dapat digunakan di area servis diantaranya adalah pondasi telapak dan pondasi batu kali (untuk
hanggar
yang
tidak
terlalu
besar),
jika
diasumsikan tanahnya tidak ada masalah. Sedangkan untuk di area pesawat, dapat digunakan pondasi-pondasi yang mampu memikul beban berat yang selanjutnya ditentukan berdasarkan kedalaman tanah pendukung, yang dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1 Jenis Pondasi Dibedakan Berdasarkan Kedalaman Tanah Pendukung
Kedalaman Tanah
Jenis Pondasi
Pendukung 2–3m 10 m dibawah tanah
Pondasi Telapak Pondasi Tiang ; Tiang Apung
Perbaikan
Tanah
dasar Pondasi tiang dengan
20 m dibawah tanah
perbaikan tanah
30 m dibawah tanah
Pondasi Kaison Pondasi Kaison
Pondasi Tiang Pondasi Tiang
40 m dibawah tanah 2. Kolom
Hanggar adalah bangunan dengan bentang lebar, sehingga kolom pada bangunan hanggar terletak di bagian samping bangunan saja, artinya bagian tengah bangunan tidak memiliki kolom sama sekali. Sehingga, bangunan hanggar harus stabil terhadap gaya angin.
4
Kolom yang digunakan di hanggar biasanya terbuat dari profil baja atau komposit. Apabila pada hanggar tersebut menggunakan konstruksi pelengkung tiga sendi, maka kolom yang digunakan menerima beban ekstra dari atap hanggar. Sehingga untuk membuat kolom mampu menerima
beban,
ada
kemungkinan
profil
kolom
diperbesar, atau dibuat rangkap (double). Tetapi, apabila konstruksi atap dari hanggarnya merupakan pelengkung sempurna (dome), maka kolom tidak diperlukan. Karena, pelengkung tersebut langsung meneruskan beban ke pondasi.
3. Balok Balok pada area servis dan mezanin terbuat dari beton, sama halnya seperti pada balok di bangunan gedung biasa. Pada area pesawat, balok yang digunakan adalah profil baja, yang digunakan untuk menopang penutup atap.
Mezanin Apabila pada hanggar tersebut memasang crane, maka akan dibutuhkan balok tambahan sebagai jalur rel untukcrane yang dipasang. Sehingga, balok tersebut
5
bukan berfungsi sebagai struktur, melainkan menjadi beban terhadap struktur.
Balok di hanggar 4. Dinding Pada area servis dan mezanin, material dinding yang digunakan
adalah
pasangan
batu
bata
juga
dapat
digunakan pasangan kon blok, seperti halnya pada bangunan gedung biasa. Pada mezanin, pada beberapa tempat
ditambahkan
pula
material
sejenis
gibsum.
Dinding pada hanggar menggunakan bahan yang tahan terhadap
panas,
mudah
dalam
perawatan
dan
pemasangan, juga ekonomis. Pada area pesawat pilihannya menjadi dua yaitu, plat baja profil (span deck ) dan plat aluminium profil. Pada umumnya yang sering digunakan sebagai dinding pada hanggar adalah span deck , ini karena bila dibandingkan dengan plat aluminium profil, plat baja profil lebih bisa menyerap panas, serta lebih kaku. Sehingga, apabila cuaca di luar hanggar sedang panas, ruangan di hanggar tetap dalam suhu normal. Material dinding pada hanggar juga tidak selalu span deck , ada sedikit variasi, yaitu kombinasi dari span deck
6
dengan kon blok. Pada bagian bawah berupa kon blok sedangkan bagian atas berupa span deck .
Dinding hanggar dilihat dari luar
Dinding hanggar dilihat dari dalam
5. Struktur Atap Pada dasarnya, sistem struktur atap yang digunakan di
hanggar adalah sistem
struktur batang
(trusses
structure) yang berupa lengkungan. Pelengkung yang dibuat dari bahan baja, kayu dan beton dapat menahan tegangan dan ditandai dengan penggunaan sendi. Penggunaan sendi pada pelengkung dapat
mengontrol
bahaya
tekuk
(bending)
yang
disebabkan oleh defleksi maupun muai akibat panas. Ragam konfigurasi struktur pelenkung : 1. Kondisi kaku (jepit). Batang pelengkung berhubungan langsung dengan alas sehingga pada saat bahan yang dipakai
memuai
akibat
panas,
pelengkung
akan
mengalami tekuk. 2. Kondisi dengan dua sendi. Kedua ujung pelengkung
yang berhubungan dengan alas diberi engsel supaya tidak mengalami tekuk ketika pelengkung memuai. Tekuk akan beralih ke puncak pelengkung.
7
3. Kondisi
dengan
tiga
sendi.
Pada
titik
puncak
ditambahkan engsel untuk menghindari terjadinya tekukan.
Hal
ini
akan
mengurangi
kekakuan
pelengkung. Kondisi ini mengambil sistem kekakuan segitiga, sehingga lebih dari tiga sendi dianggap sudah tidak stabil lagi. Sistem yang menggunakan ikatan (braching) pada bagian alasnya. Ikatan ini tergantung dari besar dan lebar bentang
lengkungan,
serta
bahannya
dapat
dibuat
darikabel, baja atau beton. Penggunaan batang horizontal sebagai batang tarik sangat efektif dalam memikul gaya keluar yang terjadi ada
ujung
pelengkungan
yang
dibebani,
sehingga
pondasi hanya diperlukan untuk menahan beban vertikal Berikut ini adalah tipe-tipe rangka atap yang biasa digunakan pada hanggar, di area pesawat: •
Struktur
Rangka
Ruang
(Space
Frame
Structures) Struktur rangka ruang merupakan susunan modul yang diatur dan disusun berbalikan antara modul satu dengan lainnya sehingga gaya-gaya yang terjadi menjalar
mengikuti
tersusun.
Modul
menguatkan,
bentuk
ini
satu
modul-modul sama
lain
sehingga sistem struktur ini
yang saling tidak
mudah goyah. Karena sistem ini menggunakan modul-modul dalam membentuk
suatu
bentangan,
maka
dibutuhkan
suatu alat penyambung yang mengikat modul satu dengan modul lainnya. Ada beberapa variasi sistem konstruksi penyambungan yang dapat digunakan,
8
diantaranya: Mannesmann; Unistrud ; Takenaka; dan Mero. Sistem penyambungan yang umum digunakan di Indonesia adalah sistem Mero yaitu menggunakan Steel Ball Joints, setidaknya diketahui ada 2 instansi di Indonesia yang menggunakannya, yaitu hanggar maskapai penerbangan
GARUDA di Jakarta
dan
hanggar PT. Dirgantara Indonesia di Bandung.
•
Struktur Rangka Bidang (Plane Frame System)
Struktur rangka bidang adalah suatu sistem struktur rangka batang yang disusun menjadi suatu bidang tegak.
•
Kubah Beton Prestressed
•
Struktur Batang Kayu
Rangka
batang
struktur
atap
kayu pada
dapat sebuah
digunakan
sebagai
hanggar,
namun
penggunaannya tertentu dan terbatas.
5. Penutup Atap Penutup atap yang digunakan di hanggar biasanya terbuat dari plat baja profil , biasa disebut clip lock , yang diberi tambahan lapisan aluminium foil dan material glass wool yang berfungsi untuk menjaga suhu udara di dalam hanggar agar senantiasa dalam suhu yang normal, ini dilakukan untuk memberikan kenyamanan kepada para pekerja
yang
ada
di
dalam
hanggar
agar
dapat
memberikan konsentrasi penuh pada pesawat yang ditanganinya.
9
Plat baja profil dipilih karena dapat menjadi peredam suara, misalnya ketika hujan turun, apabila digunakan plat aluminium profil tetes-tetes air hujan yang jatuh ke plat di atap suaranya menjadi sangat mengganggu ke dalam bangunan hanggar. Tapi jika menggunakan plat baja, suara tersebut dapat diredam oleh plat baja itu sendiri.
6. Lantai Lantai
dalam
konstruksi
bangunan
hanggar
merupakan area tempat berlangsungnya seluruh kegiatan perbaikan dan perawatan pesawat. Oleh karena itu, lantai hanggar
harus
kuat
terhadap
transfer
beban
yang
diakibatkan oleh berat pesawat, alat-alat berat, dan para pekerja. Sehingga tidak terjadi retak yang kemudian akan menyebabkan struktur lantai menjadi hancur. Konstruksi yang digunakan dalam membuat lantai hanggar,
adalah
dengan
menggunakan
beton
yang
diperkuat dengan tulangan. Metode pengecoran beton dilakukan per segmen dengan cara berselang-seling seperti papan catur, kemudian disambung dengan dowel. Segmen lantai yang satu dengan lainnya sebenarnya tidak saling melekat tapi hanya disambung dengan dowel ,
karena
antar segmen lantai diberi duplex (sejenis bahan kardus), lalu permukaan antar segmen lantai diberi lapisan sealant (sejenis karet). Kemudian untuk menambah kekuatan beton agar tahan terhadap benturan, saat proses finishing lantai diberi lapisan floor hardener .
10
Keuntungan mencegah
dari
terjadinya
lantai
yang
keretakan
bersegmen,
yang
tidak
yaitu
terpola
misalnya di tengah lantai. Kemudian mencegah terjadinya keretakan
lantai
yang
diakibatkan
oleh
diferensiasi
settlement (penurunan tanah yang tidak sama pada lantai), sehingga tidak menggangu segmen di sebelahnya dan
mudah untuk diperbaiki. Lantai hanggar yang bersegmen 7. Aksesoris
Hal-hal
lain
yang
ada
pada
sebuah
bangunan
hanggar diantaranya adalah: 1.
Lampu/Penerangan
2.
Sign System
3.
Safety Line. Berfungsi sebagai batas pengaman
untuk
pengaturan
lalu
lintas
kerja
alat-alat
di
hanggar 4.
Saluran Utilitas. Biasanya ada di dalam lantai,
dan ditutup dengan plat, sehingga pada waktu-waktu tertentu dapat di cek.
5.
♦
Saluran pembuangan air
♦
Saluran untuk pipa angin/pipa tekanan udara
♦
Ssaluran untuk kabel-kabel elektrikal
Exhaust Vent . Dapat berupa kipas yang dipasang
di struktur atap. Kipas ini bersatu dengan penutup atap.
11
3.5 Tipe-Tipe Hanggar Sebuah
bandara
internasional
yang
sudah
besar,
dipastikan memiliki fasilitas hanggar yang memadai sebagai bentuk pemberian pelayanan terbaik untuk para calon penumpang. Apabila suatu bandara memiliki lebih dari satu hanggar, biasanya hanggar tersebut memiliki fungsi yang berbeda
sehingga
berdasarkan
fungsi
yang
berbeda
tersebut, hanggar dibedakan menjadi beberapa tipe. Tipe-tipe hanggar pada setiap bandara belum tentu sama, itu tergantung pada kebijakan setiap bandara untuk mengelompokkan hanggarnya. Berikut ini akan diuraikan tipe-tipe hanggar yang dimiliki oleh Maskapai Penerbangan Garuda dan Bandara Internasional Sepinggan.
3.5.1
Tipe Hanggar
pada Maskapai Penerbangan
Garuda Mengambil tempat di seputar Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng, Maskapai Penerbangan Garuda memiliki luas tanah yang cukup besar. Di dalamnya terdapat lahan seluas sekitar 48 hektar yang digunakan sebagai hangar tertutup, tempat penyimpanan suku cadang, gedung serbaguna, fasilitas pendukung di darat, penyimpanan bahan-bahan kimia yang akan menjadi pelengkap pelaksanaan pekerjaan, termasuk juga ruang perkantoran dan kebutuhan lainnya. Dalam
perkembangannya,ruangan-ruangan
tersebut
ditambah dengan ruang yang akan digunakan sebagai tempat untuk menyimpan mesin yang akan dikerjakan dan yang telah dikerjakan sebelum digunakan pada waktunya (engine shop).
12
Sebagai basis kegiatan utamanya, GMF mengoperasikan tiga buah hangar, yang mulai dimanfaatkan sejak 1992. 1. Hanggar I Hangar yang pertama (Hangar I) dengan luas sebesar 21.450 m2, khusus menangani pemeliharaan alat berat atau heavy maintenance untuk jenis pesawat berbadan lebar (wide body aircraft ). Baik Hangar I maupun Hangar III menggunakan atap dengan sistem space frame, sehingga diperlukan cranes yang berkemampuan berat bergantungan di struktur atapnya sehingga mampu menjangkau seluruh titik di hangar, baik transversal maupun longitudinal. Hangar ini disiapkan untuk mampu menampung dua buah pesawat Boeing 747 atau DC-10 dan Airbus secara bersamaan. Hangar pertama ini adalah paling kecil di antara hangar lainnya. Meskipun demikian, hangar ini dilengkapi dengan enam buah alat pengangkat berat (crane) gantung dan dikonstruksi dengan rangka baja
yang
merupakan
hasil
kerjasama
pengusaha
konstruksi Indonesia dan Jepang. Kelengkapan menyebabkan
peralatan Maskapai
memanfaatkannya
yang
ada
Penerbangan
sebagai
di
Hangar
Garuda
tempat untuk
I
juga
melakukan
modification section 41 dari pesawat Boeing 747. Untuk itu, hangar ini dilengkapi alat pengangkat dan juga kerangka
penopang
untuk
melakukan
pekerjaan
modifikasi Section 41 agar dapat berjalan dengan lancar, termasuk sembilan zona yang berada di dalamnya. Kemampuan
yang
dimiliki
ini
adalah
termasuk
kemampuan yang khusus untuk perawatan pesawat di wilayah Asia Tenggara.
13
Di samping itu, hangar inipun dirancang agar dapat melakukan
kegiatan hingga
dengan D-check
bagi
pesawat B-747, DC-10 dan Airbus. Ini berarti, kegiatan di hangar tersebut juga mempunyai kemampuan untuk dapat
melakukan
overhaul
yang
pertama
kalinya
dilakukan pada B-747 seri 200 dan 400 setelah 26.000 jam terbang atau setelah pesawat berusia 60 bulan, mana yang tercapai lebih dahulu. Setelah kegiatan overhaul, barulah dilakukan D-check setiap 25.000 jam terbang atau mencapai 60 mana 60 bulan, mana yang tercapai lebih dahulu. Keadaan tersebut sedikit berbeda dengan kemampuan untuk melaksanakan D-check pada DC-10, di mana dilaksanakan pada setiap 23.000 jam terbang atau saat pesawat telah memasuki usia 5 tahun. Setelah pesawat melalui TTL (Total Time Limit ) 60.000 jam terbang, atau 30.000 cycles, interval bagi kegiatan inspeksi structural diperpendek dari 23.000 jam terbang atau lima tahun hingga dengan 20.000 jam terbang atau lima tahun mana yang tercapai terlebih dahulu. Untuk B-747 seri 200, overhaul pertama dilakukan setelah pesawat menjalani 26.000 jam terbang, atau setelah berumur 60 bulan, yang akan dilanjutkan pada setiap memasuki 25.000 jam terbang atau 60 bulan berikutnya. Dengan dicapainya kemampuan untuk melaksanakan D-check pada B-747 seri 200/400 dan DC-10 saja, sudah dapat
dibayangkan
kesibukan
yang
akan
melanda
kegiatan mulai dari A-check dan C-check. Belum lagi ditambah D-check atau intermediate check pesawat Airbus B-4 setiap lima tahun atau sembilan tahun sekali
14
mencakup seluruh check perawatan. Ini berarti hangar yang tersedia serta kemampuan yang dimiliki dapat mengelola kegiatan yang sangat berarti besarnya.
2. Hanggar II Hangar kedua (Hangar II), dibangun di atas tanah seluas 22.500 m2 dan dikhususkan untuk dapat melayani tugas-tugas pemeliharaan harian (line maintenance) , Termasuk pemeliharaan pemeriksaan tipe A dan B untuk semua jenis pesawat milik Garuda dan pihak ketiga. Hangar ini dipersiapkan untuk mampu menampung tiga hingga empat pesawat berbadan lebar masuk secara bersamaan. Hangar ini tidak terlalu memerlukan peralatan berat. Struktur atapnya dibangun dengan sistem biasa (plane frame system), sehingga tidak ada
cranes
yang
bergantung di dtruktur atapnya.
3. Hanggar III Sementara hangar ketiga ( Hangar III ), yang juga dibangun di atas tanah seluas 22.500 m2, dipersiapkan untuk melaksanakan tugas-tugas pemeliharaan berat bagi pesawat berbadan sempit (narrow body). Di hangar ini, dipasang secara langsung enam buah perangkat berat yang bertopang pada rangka baja buatan Kawasaki heavy Industries ( jepang ), yang melayani kebutuhan pemeriksaan pesawat berat seperti DC-9,F-28 dan lain sebagainya. Mengingat
fungsinya sebagai heavy
maintenance
hangar , maka sistem pembangunan hangar III tidak
15
banyak berbeda dengan hanggar I. peralatan yang melengkapi hangar ini adalah untuk dapat menopang kegiatan rutin menghadapi D-check F-28, DC-9 dan B737, serta kegiatan lainnya yang menjadi tumpahan dari hangar-hangar sebelumnya. Untuk menghadapi kegiatan F-28 saja, berarti hangar ini disiapkan untuk mampu menghadapi kembalinya pesawat F-28 secara berkala pada setiap 12.000 jam terbang. Kegiatan di hangar ini nantinya akan banyak di isi dengan masuknya B-737 ( mulai dari seri 200,300 dan 400 ) kedalam jajaran penerbangan nasional.
Karena hangar I dan III pembangunannya lebih rumit di banding hangar II, maka ketika membangun seluruh tempat tersebut dimulai dari hangar II, kemudian hangar III dan yang terakhir hangar I. kerumitan sempat terjadi ketika pembangunan hangar III dilaksanakan, mengingat sistem space frame baru pertama kali di gunakan teknologinya di Indonesia. Pengunaan titik-titik simpul yang berupa bola baja (steel ball joints) masih perlu diimpor,dan harga bola baja ini cukup mahal.
3.5.2
Tipe
Hanggar
pada
Bandara
Internasional
Sepinggan
Hangar di Bandara Sepinggan tersedia sebanyak 2 type, yaitu: •
Hangar type "A", dan
•
Hangar type "B"
16
Hangar Type "A"
Lokasi
Jumlah
: daerah remote apron (lihat denah)
: 2 buah
Luas
: @ 42 x 42 m2
Kapasitas
: F.28 – B.737 Hangar A Lantai dasar
Fasilitas : crane, compressor repair / maintenan ce Fasilitas Perkantora n
Jumlah yang tersedia saat ini
:
ruang staf (AC, non AC); gudang / store; • toilet; • pelataran parkir • (car park); jaringan listrik, • telepon dan air; Hangar A Lantai atas fire alarm • : 1 (satu) buah hanggar A-2 • •
Hangar Type "B"
17
Lokasi Jumlah Luas Kapasitas Fasilitas maintenace
:
Apron helicopter / heliport (lihat denah)
: : :
6 buah @ 28 x 26 m2 helicopter-C.212
repair/ :
crane, compressor
:
Manager room; • Administration room; • Crew rest room; • Passenger waiting room; • Entrance hall; • Radio room; • Maintenance room; • General store; • Tool store; • Parts store; • Toilet & shower; • fire alarm; • Access road; • Jaringan listrik, air , telepon dan internet; • pelataran parkir (car park). •
Fasilitas Perkantoran
: Jumlah saat ini
yang
tersedia
4 (empat) buah • hangar B-1, B-3, B-4, B
18