BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2. Promosi Kesehatan 2.1.1 Definisi
Promosi
kesehatan
adalah
upaya
mempengaruhi
masyarakat
agar
menghentikan perilaku beresiko tinggi dan menggantikannya dengan perilaku yang aman atau peling tidak beresiko rendah. Program Promosi Kesehatan tidak dirancang dirancang ”di belakang meja”. Supaya efektif, program harus dirancang berdasarkan
realitas
kehidupan sehari-hari
masyarakat
sasaran
setempat.
Umumnya ada empat faktor yang dapat mempengaruhi masyarakat agar merubah perilakunya, yaitu : (i) Fasilitasi, yaitu bila perilaku yang baru membuat hidup masyarakat yang melakukannya menjadi lebih mudah, misalnya adanya sumber air bersih yang lebih dekat; (ii) Pengertian yaitu bila perilaku yang baru masuk akal bagi masyarakat dalam konteks pengetahuan lokal, (iii) Persetujuan, yaitu bila tokoh panutan (seperti tokoh agama dan tokoh agama) setempat menyetujui dan mempraktekkan perilaku yang dianjurkan dan (iv) Kesanggupan untuk mengadakan perubahan secara fisik misalnya kemampuan untuk membangun jamban dengan teknologi murah namun tepat guna sesuai dengan potensi yang di miliki. Program promosi menekankan aspek ”bersama masyarakat”. Maksudnya adalah (i) bersama dengan masyarakat fasilitator mempelajari aspek-aspek penting dalam kehidupan masyarakat untuk memahami apa yang mereka kerjakan, perlukan dan inginkan, (ii) bersama dengan masyarakat fasilitator menyediakan alternatif yang menarik untuk perilaku yang beresiko misalnya jamban keluarga sehingga buang air besar dapat dilakukan dengan aman dan nyaman serta (iii) bersama dengan masyarakat petugas merencanakan program promosi kesehatan dan memantau dampaknya secara terus-menerus.
6
7
2.2 Penyerapan Materi Dalam Promosi Kesehatan
Penyerapan materi dalam promosi kesehatan Seseorang belajar melalui panca inderanya. Setiap indera ternyata berbeda pengaruhnya terhadap hasil belajar seseorang, sebagai mana gambaran berikut :
Oleh karena itu seseorang dapat mempelajari sesuatu dengan baik apabila ia menggunakan lebih dari satu indera
Apa yang bisa kita ingat : 10% dari yang kita baca 20% dari yang kita dengar 30% dari yang kita lihat 50% dari yang kita lihat dan dengar 80% dari yang kita ucapkan 90% dari yang kita ucapkan dan lakukan
2.3. Jenis Metode Promosi Kesehatan
8
Metode Promosi Kesehatan dapat digolongkan berdasarkan Teknik Komunikasi, Sasaran yang dicapai dan Indera penerima dari sas aran promosi. 2.3.1. Berdasarkan Teknik Komunikasi a) Metode penyuluhan langsung. Dalam hal ini para penyuluh langsung berhadapan atau bertatap muka dengan sasaran. Termasuk di sini antara lain : kunjungan rumah, pertemuan diskusi (FGD), pertemuan di balai desa, pertemuan di Posyandu, dll. b) Metode yang tidak langsung. Dalam hal ini para penyuluh tidak langsung berhadapan secara tatap muka dengan sasaran, tetapi ia menyampaikan pesannya dengan perantara (media). Umpamanya publikasi dalam bentuk media cetak, melalui pertunjukan film, dsb 2.3.2. Berdasarkan Jumlah Sasaran Yang Dicapai a) Pendekatan PERORANGAN Dalam hal ini para penyuluh berhubungan secara langsung maupun tidak langsung dengan sasaran secara perorangan, antara la in : kunjungan rumah, hubungan telepon, dan lain-lain b) Pendekatan KELOMPOK Dalam pendekatan ini petugas promosi berhubungan dengan sekolompok sasaran. Beberapa metode penyuluhan yang masuk dalam ketegori ini antara lain : Pertemuan, Demonstrasi, Diskusi kelompok, Pertemuan FGD, dan lain-lain c) Pendekatan MASAL Petugas Promosi Kesehatan menyampaikan pesannya secara sekaligus kepada sasaran yang jumlahnya banyak. Beberapa metode yang masuk dalam golongan ini adalah : Pertemuan umum, pertunjukan kesenian, Penyebaran tulisan/poster/media cetak lainnya, Pemutaran film, dll 2.3.3. Berdasarkan Indera Penerima a) Metode MELIHAT/MEMPERHATIKAN. Dalam hal ini pesan diterima sasaran melalui indera penglihatan, seperti : Penempelan Poster, Pemasangan Gambar/Photo, Pemasangan Koran dinding, Pemutaran Film b) Metode PENDENGARAN. Dalam hal ini pesan diterima oleh sasaran melalui indera pendengar, umpamanya : Penyuluhan lewat radio, Pidato, Ceramah, dll c) Metode “KOMBINASI”. Dalam hal ini termasuk : Demonstrasi cara (dilihat, didengar, dicium, diraba dan dicoba)
9
2.4 Kelebihan dan kekurangan masing-masing metode 2.4.1. Kunjungan Rumah Kunjungan rumah adalah suatu hubungan langsung antara pen yuluh dengan masyarakat sasaran dan keluarganya di rumah ataupun di tempat biasa mereka berkumpul. Biasanya kegiatan ini disebut anjang sono, anjang karya, dsb.
Cara melakukannya dengan memperhatikan hal-hal seperti berikut : -. Ada maksud dan tujuan tertentu - Tepat waktunya dan tidak membuang-buang waktu - Rencanakan beberapa kunjungan berurutan untuk menghemat waktu - Kunjungi pula sasaran yang jauh dan terpencil - Metode ini untuk memperkuat metode-metode lainnya atau bila metode -metode lainnya tidak mungkin Selama berkunjung harus diingat hal-hal seperti : - Membicarakan soal-soal yang menarik perhatian - Biarkan keluarga sasaran berbicara sebanyak-banyaknya dan jangan memotong pembicaraannya - Bicara bila keluarga sasaran itu ingin mendengarkannya - Bicara dalam gaya yang menarik sasaran - Pergunakan bahasa umum yang mudah, bicara pelan-pelan dan suasana menyenangkan - Harus sungguh-sungguh dalam pernyataan - Jangan memperpanjang mempersilat lidah - Biarkan keluarga sasaran merasa sebagai pemrakarsa gagasan yang baik - Harus jujur dalam mengajar maupun belajar - Meninggalkan keluarga sasaran sebagai kawan - Catat tanggal kunjungan, tujuan, hasil dan janji - Membawa surat selebaran, brosur, dsb untuk diberikan kepada keluarga sasaran. Ini akan menjalin persahabatan
10
Kelebihan metode ini adalah : - Mendapat keterangan langsung perihal masalah-masalah kesehatan - Membina persahabatan - Tumbuhnya kepercayaan pada penyuluh bila anjuran-anjurannya diterima - Menemukan tokoh-tokoh masyarakat yang lebih baik - Rintangan-rintangan antara penyuluh dengan keluarga sasaran menjadi kurang - Mencapai juga petani yang terpencil, yang terlewat oleh metode lainnya - Tingkat pengadopsian terhadap perilaku kesehatan yang baru lebih tinggi Keterbatasannya adalah : - Jumlah kunjungan yang mungkin dilakukan adalah terbatas - Kunjungan-kunjungan yang cocok bagi keluarga sasaran dan penyuluh adalah terbatas sekali - Kunjungan yang terlalu sering pada satu keluarga sasa ran akan menimbulkan prasangka pada keluarga lainnya 2.4.2. Pertemuan Umum
Pertemuan umum adalah suatu pertemuan dengan peserta campuran dimana di sampaikan beberapa informasi tertentu tentang kesehatan untuk dilaksanakan oleh masyarakat sasaran. Cara melakukannya dengan perencanaan dan persiapan yang baik, seperti : - Rundingkan dahulu dengan orang-orang yang terkait - Konsultasi dengan tokoh-tokoh setempat dan buatlah agenda acara sementara - Jaminan kedatangan para nara sumber lainnya (bila diperlukan) - Usahakan ikut sertanya semua golongan di tempat itu. Hal-hal perlu diperhatikan : - Rapat diselenggarakan ditempat yang letaknya strategis, dengan penerangan dan udara yang segar - Waktu yang dipilh adalah waktu luang masyarakat
11
- Pada siang hari, bila tempat-tempat tinggal orang berjauhan - Tepat memulai dan mengakhiri pertemuan - Perhatikan ditujukan kepada tujuan pertemuan dengan memberikan kesempatan untuk berdiskusi. Hindari pertengkaran pendapat - Anjuran mempergunakan alat-alat peraga - Usaha-usaha menarik perhatian, menggugah hai dan mendorong kegiatan - Memberikan penghargaan kepada semua golongan yang hadir - Libatkan tokoh-tokoh masyarakat setempat - Usahakan kegiatan lanjutan (bila ada) - Berikan selembaran-selembaran yang sesuai dengan materi yang didiskusikan Kelebihan metode ini adalah : - Banyak orang yang dicapai - Menjadi tahap persiapan untuk metode lainnya - Perkenalan pribadi dapat ditingkatkan - Segala macam topik/judul dapat diajukan - Adopsi suatu anjuran secara murah/sedikit biaya Kekurangan / keterbatasannya : - Tempat dan sarana pertemuan tidak selalu cukup - Waktu untuk diskusi biasanya terbatas sekali - Pembahasan topik sedikit lebih sulit karena peserta yang hadir adalah campuran - Kejadian-kejadian di luar kekuasaan seperti cuaca buruk, dsb dapat mengurangi jumlah kehadiran 2.4.3 Pertemuan Diskusi ( Kelompok Diskusi Terfokus )
Pertemuan diskusi adalah untuk kelompok yang lebih kecil atau lebih sedikit pesertanya
12
yaitu berkisar 12-15 orang saja. Harus ada partisipasi yang baik dari peserta yang hadir. Biasanya dipergunakan untuk menjelasan suatu informasi yang lebih rinci dan mendetail serta pertukaran pendapat mengenai perubahan perilaku kesehatan. Keberhasilan pertemuan FGD banyak tergantung dari petugas penyuluh untuk : - Memperkenalkan soal yang dapat perhatian para peserta - Memelihara perhatian yang terus menerus dari para peserta - Memberi kesempatan kepada semua orang untuk mengemukakan pendapatnya dan menghindari dominasi beberapa orang saja - Membuat kesimpulan pembicaraan-pembicaraan dan menyusun saran-saran yang diajukan - Berikan bahan-bahan informasi yang cukup agar peserta sampai pada kesimpulan yang tepat. 2.4.4. Demonstrasi cara atau percontohan
Demontrasi adalah memperlihatkan secara singkat kepada suatu kelompok bagaimana melakukan suatu perilaku kesehatan baru. Metode ini lebih menekankan pada bagaimana cara melakukannya suatu perilaku kesehatan. Kegiatan ini bukan lah suatu percobaan atau pengujian, tetapi sebuah usaha pendidikan. Tujuannya adalah untuk meyakinkan orang-orang bahwa sesuatu perilaku kesehatan tertentu yang dianjurkan itu adalah berguna dan praktis sekali bagi masyarakat. Demonstrasi ini mengajarkan suatu ketrampilan yang baru. Cara melakukannya dengan segala perencanaan dan persiapan yang diperlukan, seperti : - Datang jauh sebelum kegiatan di mulai untuk memeriksa peralatan dan bahan yang diperlukan - Mengatur tempat sebaik mungkin, sehingga semua peserta dapat melihatnya dan ikut dalam diskusi - Demonstrasi dilakukan tahap demi tahap sambil membangkitkan keinginan peserta untuk bertanya-tanya - Berikan kesempatan pada wakil peserta untuk mencoba ketrampilan perilaku yang baru - Berikan selebaran yang cepat (brosur, dll) yang bersangkutan dengan demostrasi itu
13
Anjuran : - Pilihlah topik yang berdasarkan keperluan masyarakat - Demonstrasi dilakukan tepat masanya - Pengumuman yang luas sebelum waktunya untuk menarik banyak perhatian dan peserta - Pergunakan alat-alat yang mudah di dapat orang - Hilangkan keraguan-raguan, tetapi hindarikan pertengkaran mulut - Hargai cara-cara yang biasa dilakukan masyarakat Kelebihan / keuntungan metode ini : - Cara mengajar ketrampilan yang efekif - Merangsasang kegiatan - Menumbuhkan kepercayaan pada diri sendiri Kekurangan / keterbatasannya : - Memerlukan banyak persiapan, peralatan dan ketrampilan - Merugikan bila demonstrasi dilaksanakan dengan kualitas yang buruk 2.5 MEDIA PROMOSI KESEHATAN
2.5.1. Pengertian Media atau alat peraga dalam promosi kesehatan dapat diartikan sebagai alat bantu untuk promosi kesehatan yang dapat dilihat, didengar, diraba, dirasa atau dicium, untuk memperlancar komunikasi dan penyebar-luasan informasi 2.5.2. Kegunaan Biasanya alat peraga digunakan secara kombinasi, misalnya menggunakan papan tulis dengan photo dan sebagainya. Tetapi dalam menggunakan alat peraga, baik secara kombinasi maupun tunggal, ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu : • Alat peraga harus mudah dimengerti oleh masyarakat sasaran • Ide atau gagasan yang terkandung di dalamnya harus da pat diterima oleh sasaran
14
Alat peraga yang digunakan secara baik memberikan keuntungan-keuntungan : • Dapat menghindari salah pengertian/pemahaman atau salah tafsir. Dengan contoh yang telah disebutkan pada bagian atas dapat dilihat bahwa salah tafsir atau salah pengertian tentang bentuk plengsengan dapat dihindari. • Dapat memperjelas apa yang diterangkan dan dapat lebih mudah ditangkap. • Apa yang diterangkan akan lebih lama diingat, terutama hal-hal yang mengesankan. • Dapat menarik serta memusatkan perhatian. • Dapat memberi dorongan yang kuat untuk melakukan apa yang dianjurkan. 2.6. Jenis / Macam Media Alat-alat peraga dapat dibagi dalam 4 kelompok besar : 2.6.1. Benda asli, yaitu benda yang sesungguhnya baik hidup maupun mati. Merupakan alat peraga yang paling baik karena mudah serta cepat dikenal, mempunyai bentuk serta ukuran yang tepat. Tetapi alat peraga ini kelemahannya tidak selalu mudah dibawa ke mana-mana sebagai alat bantu mengajar. Termasuk dalam macam alat peraga ini antara lain : • Benda sesungguhnya, misalnya tinja di kebun, lalat di atas ti nja, dsb • Spesimen, yaitu benda sesungguhnya yang telah diawetkan seperti cacing dalam botol pengawet, dll • Sample yaitu contoh benda sesungguhnya untuk diperdagangkan seperti oralit, dll 2.6.2. Benda tiruan, yang ukurannya lain dari benda sesungguhnya. Benda tiruan bisa digunakan sebagai media atau alat peraga dalam promosi kesehatan. Hal ini dikarena menggunakan benda asli tidak memungkinkan, misal ukuran benda asli yang terlalu besar, terlalu berat, dll. Benda tiruan dapat dibuat dari bermacam-macam bahan seperti tanah, kayu, semen, plastik dan lain-lain. 2.6.3. Gambar/Media grafis, seperti poster, leaflet, gambar karikatur, lukisan, dll. Poster Adalah sehelai kertas atau papan yang berisikan gambar-gambar dengan sedikit kata-kata. Kata-kata dalam poster harus jelas artinya, tepat pesannya dan dapat
15
dengan mudah dibaca pada jarak kurang lebih 6 meter. Poster biasanya ditempelkan pada suatu tempat yang mudah dilihat dan banyak dilalui orang misalnya di dinding balai desa, pinggir jalan, papan pengumuman, dan lain-lain. Gambar dalam poster dapat berupa lukisan, ilustrasi, kartun, gambar atau photo. Poster terutama dibuat untuk mempengaruhi orang banyak, memberikan pesan singkat. Karena itu cara pembuatannya harus menarik, sederhana dan hanya berisikan satu ide atau satu kenyataan saja. Poster yang baik adalah poster yang mempunyai daya tinggal lama dalam ingatan orang yang melihatnya serta dapat mendorong untuk bertindak. Leaflet Leaflet adalah selembaran kertas yang berisi tulisan dengan kalimat-kalimat yang singkat, padat, mudah dimengerti dan gambar-gambar yang sederhana. Ada beberapa yang disajikan secara berlipat. Leaflet digunakan untuk memberikan keterangan singkat tentan suatu masalah, misalnya deskripsi pengolahan air di tingkat rumah tangga, deskripsi tentang diare dan penecegahannya, dan lain-lain. Leaflet dapat diberikan atau disebarkan pada saat pertemuan pertemuan dilakukan seperti pertemuan FGD, pertemuan Posyandu, kunjungan rumah, dan lain-lain. Leaflet dapat dibuat sendiri dengan perbanyakan sederhana seperti di photo copy.
2.6.4. Gambar alat optik. seperti photo, slide, film, dll Photo Sebagai bahan untuk alat peraga, photo digunakan dalam bentuk : a. Album, yaitu merupakan foto-foto yang isinya berurutan, menggambarkan suatu cerita, kegiatan dan lain-lain. Dikumpulkan dalam sebuah album. Album ini bisa dibawa dan ditunjukan kepada masyarakat sesuai dengan topik yang sedang di diskusikan. Misalnya album photo yang berisi kegiatan-kegiatan suatu desa untuk merubah kebiasaan BABnya menjadi di jamban dengan CLTS sampai mendapat pengakuan resmi dari Bupati. b. Dokumentasi lepasan. Yaitu photo-photo yang berdiri sendiri dan tidak disimpan dalam bentuk album. Menggambarkan satu pokok persoalan atau titik perhatian. Photo ini digunakan biasanya untuk bahan brosur, leaflet, dll Slide
16
Slide pada umumnya digunakan dengan sasaran kelompok atau grup. Slide ini sangat effektif untuk membahas suatu topic tertentu, dan peserta dapat mencermati setiap materi dengan cara seksama, karena slide sifatnya dapat diulang-ulang Film Film lebih kearah sasaran secara masal, sifatnya menghibur namun bernuansa edikatif. 2.7 Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) adalah semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatankegiatan kesehatan di masyarakat. (Pusat Promkes Depkes RI, 2011). PHBS adalah upaya memberikan pengalaman belajar bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, guna meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan Advokasi, Bina Suasana (Social Support) dan Gerakan Masyarakat (Empowerment) sehingga dapat menerapkan cara-cara hidup sehat, dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat (Depkes RI 2011). Tujuan PHBS di rumah tangga adalah: 1. Meningkatkan dukungan dan peran aktif petugas kesehatan, petugas lintas sektor, media massa, organisasi masyarakat, LSM, tokoh masyarakat, tim penggerak PKK dan dunia usaha dalam pembinaan PHBS di rumah tangga. 2. Meningkatkan kemampuan keluarga untuk melaksanakan PHBS dan berperanaktif dalam gerakan kesehatan di masyarakat. Sasaran PHBS dalam tatanan rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga, yaitu : pasangan usia subur, ibu hamil dan atau ibu menyusui, anak dan remaja, usia lanjut dan pengasuh anak (Depkes RI, 2011). Program PHBS ini merupakan program nasional, yang dibuat untuk seluruh wilayah di Indonesia. Dengan demikian, programprogram yang terdapat dalam program PHBS tidak membuat perbedaan indikator penilaian untuk wilayah atau kawasan tertentu, seperti wilayah pantai, wilayah desa atau wilayah kota. Dengan demikian dalam pelaksanaan program PHBS di seluruh kawasan Indonesia juga menggunakan 10 indikator PHBS yang harus diperaktikan dirumah
17
tangga karena dianggap mewakili atau dapat mencerminkan keseluruhan perliku hidup bersih dan sehat, indikator tersebut adalah Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan, Bayi di beri ASI ekslusif, Menimbang balita setiap bulan, Ketersediaan air bersih, Ketersediaan jamban sehat, Memberantas jentik nyamuk, Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, Tidak merokok dalam rumah, Melakukan aktifitas fisik setiap hari, Makan buah dan sayur. 2.8 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Hidup Sehat
Menurut Lawrence Green faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku 3 faktor utama. (Notoatmodjo, 2007:16-17), yakni : 1. Faktor-faktor Predisposing (Predisposing Faktor) Faktor-faktor predisposing adalah faktor-faktor yang mempermudah atau mempredisposisikan terjadinya perilaku seseorang. Faktor-faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap halhal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat pendidikan, tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya. 2. Faktor-faktor Pemungkin (Enabling Faktor) Faktor-faktor pemungkin adalah faktor-faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan. Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat. Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku kesehatan, maka faktor-faktor ini disebut juga faktor pendukung. Misalnya Puskesmas, Posyandu, Rumah Sakit, tempat pembuangan air, tempat pembuangan sampah, dan sebagainya. 3. Faktor-faktor penguat (Reinforcing Faktor) Faktor-faktor penguat adalah faktorfaktor yang mendorong atau memperkuat terjadinya perilaku. Kadangkadang meskipun orang mengetahui untuk berperilaku sehat, tetapi tidak melakukannya. Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat (toma), tokoh agama (toga), sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan. Termasuk juga disini undangundang, peraturan- peraturan baik dari pusat maupun dari pemerintah daerah terkait dengan kesehatan. 2. Tahap Penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas (Depkes RI, 2016)
Penyusunan Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) dilakukan melalui 4 (empat) tahap sebagai berikut : 1.
Tahap Persiapan
18
Tahap ini mempersiapkan staf Puskesmas yang terlibat dalam proses penyusunan PTP agar memperoleh persamaan pandangan dan pengetahuan tentang tahap perencanaan. Tahap ini dilakukan dengan cara : - Kepala Puskesmas membentuk Tim penyusun PTP yang anggotanya staf puskesmas - Kepala puskesmas menjelaskan pedoman PTP kepada tim - Puskesmas mempelajari kebijakan dan pengarahan yang telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kota/Kabupaten, Dinas Kesehatan Provinsi dan Departemen Kesehatan 2.
Tahap Analisis Situasi
Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai keadaan dan permasalahan yang dihadapi Puskesmas melalui proses analisis terhadap data yang dikumpulkan. Tim yang telah disusun oleh Kepala Puskesmas melakukan pengumpulan data. Ada 2 (dua) kelompok data yang perlu dikumpulkan yaitu data umum yang terdiri dari peta wilayah kerja serta fasilitas kesehatan, data sumber daya, data peran serta masyarakat, data penduduk dan sasaran program, data sekolah dan data kesehatan lingkungan serta ada pula data khusus yang terdiri dari status kesehatan, kejadian luar biasa, cakupan program pelayanan kesehatan 1 (satu) tahun terakhir di tiap desa/kelurahan dan hasil survey (bila ada). 3.
Tahap Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan (RUK)
Penyusunan RUK ini terdiri dari 2 (dua) langkah, yaitu Analisa Masalah dan Rencana Usulan Kegiatan
a) Analisa Masalah Analisa masalah dapat dilakukan melalui kesepakatan kelompok tim penyusun PTP dan konsil kesehatan kecamatan/Badan Penyantun Puskesmas melalui tahap : b) Identifikasi Masalah Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Identifikasi masalah dilaksanakan dengan membuat daftar masalah yang dikelompokkan menurut jenis program, cakupan, mutu, ketersediaan sumber daya Contoh tabel Identifikasi Masalah
19
No.
Program
Target
Pencapaian
Masalah
1 2 3 dst a)
Menetapkan Urutan Prioritas Masalah
Mengingat adanya keterbatasan kemampuan mengatasi masalah secara sekaligus, maka perlu dipilih prioritas masalah dengan jalan kesepakatan tim. Dalam penetapan urutan prioritas masalah dapat menggunakan berbagai macam metode seperti kriteria matriks, MCUA, Hanlon, CARL dsb. Contoh kriteria matriks : masing-masing kriteria ditetapkan dengan nilai 1-5. Nilai semakin
besar
jika
tingkat
urgensinya
sangat
mendesak,
atau
tingkat
perkembangannya dan tingkat keseriusan semakin memprihatinkan bila tidak diatasi. Kemudian kalikan tingkat urgensi (U) dengan tingkat perkembangan (G), dan tingkat keseriusan (S). Prioritas masalah diurutkan berdasarkan hasil perkalian yang besar dan disusun dalam matriks. Masalah
Masalah 1
Masalah 2
Masalah 3
Kriteria
Tingkat Urgensi (U) Tingkat Keseriusan (S) Tingkat Perkembangan (G) UxSxG
b)
Merumuskan Masalah
Hal ini mencakup apa masalahnya, siapa yang terkena masalahnya, berapa besar masalahnya, dimana masalah itu terjadi dan bilamana masalah itu terjadi (what, who, when, where, how) c)
Mencari Akar Penyebab Masalah
Mencari akar penyebab masalah dapat dilakukan dengan menggunakan metode diagram sebab akibat dari Ishikawa (disebut juga diagram tulang ikan karena digambarkan membentuk tulang ikan). Kemungkinan penyebab masalah dapat berasal dari :
20
Input (sumber daya)
: Jenis dan jumlah alat, obat, tenaga serta prosedur kerja
manajemen alat, obat dan dana
Proses (Pelaksanaan kegiatan) : frekuensi, kepatuhan pelayanan medis dan non medis
Lingkungan
Kategori yang dapat digunakan antara lain adalah man, money, material dan methode. Gambar 2.1. Diagram Sebab Akibat dari Ishikawa ( F ishbone)
MANUSIA
METODE
Masalah
SARANA
d)
DANA
LINGKUNGAN
Menetapkan Cara-Cara Pemecahan Masalah
Untuk menetapkan cara pemecahan masalah dapat dilakukan dengan kesepakatan diantara anggota tim. Bila tidak terjadi kesepakatan dapat digunakan kriteria matriks. Untuk itu harus dicari alternatif pemecahan masalahnya. Contoh tabel Cara Pemecahan Masalah No.
Prioritas Masalah
Penyebab Masalah
Alternatif Pemecahan Masalah
1. 2. 3. dst 1)
Penyusunan Rencana Usulan Kegiatan
Pemecahan Masalah Terpilih
Ket
21
Meliputi upaya kesehatan wajib, upaya kesehatan pengembangan dan upaya kesehatan penunjang, yang meliputi kegiatan tahunan yang akan datang, kebutuhan sumber daya berdasarkan ketersediaan sumber daya yang ada, rekapitulasi rencana usulan kegiatan dan sumber daya yang dibutuhkan ke dalam format RUK puskesmas. 4.
Tahap Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK)
Tahap penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan baik upaya kesehatan wajib, upaya pengembangan upaya kesehatan penunjang maupun upaya inovasi dilaksanakan secara bersama, terpadu dan terintegritasi. Hal ini sesuai dengan azas penyelenggaraan Puskesmas yaitu keterpaduan.