BAB I PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Botulisme sangat jarang terjadi namun penyakit ini tergolong gawat dan sangat darurat, terbukti dengan cukup tingginya angka kematian yang disebabkan oleh penyakit ini, sekitar 50 – 70%. Intoksikasi karena lostridium botulinum, walaupun agak jarang terjadi dapat menimbulkan akibat yang serius dan terkadang mematikan. Botulinum merupakan salah satu racun !toksin" paling kuat yang pernah dikenal. #eskipun makanan buatan pabrik juga terlibat dalam $B botulisme, sebagian besar kasus terjadi akibat kesalahan dalam pengawetan atau pengolahan makanan di rumah. &i ina dari tahun '(5) sampai '()( terdapat 7*5 $B botulisme yang dilaporkan yang mencakup +.)' kasus dan menyebab kan *+' kematian. ebih dari +% kasus tersebut disebabkan oleh produk -ermentasi kacangkacangan yang dibuat sendiri di rumah dan disimpan dalam guci tanah liat serta wadah lain. Clostridium botulinum botulinum merupakan merupakan bakteri /rampositi-, membentuk spora dan berbentuk batang anaerob mikroorganisme yang menghasilkan racun yang sangat ampuh yaitu toksin botulinum. acun ini melumpuhkan sara- yang menyebabkan -ungsi otot menurun. 1pora bersi-at tahan panas dan dapat bertahan dalam makanan jika makanan tidak dipanaskan secukupnya. 2nam jenis toksin botulinum !3, B, , &, 2, dan 4" 4 " diketahui. $lasi-ikasi didasarkan pada perbedaan imunologi antara racun, beberapa yang diproduksi oleh strain . botulinum adalah . botulinum tipe 3, B, 2 dan 4 yang dapat menyebabkan botulisme terutama pada manusia, dan dalam kasus yang jarang pada hewan. enisjenis dan & menyebabkan botulisme pada hewan, misalnya pada burung liar, unggas, ternak dan kuda. Ikan sangat sensititerhadap toksin tipe 2.
BAB II PEMBAHASAN DEFINISI
Botulisme merupakan intoksikasi !keracunan", sebagai akibat penyerapan dari toksin yang diproduksi oleh losytrodium botulinum. Botulisme adalah penyakit langka tapi sangat serius. #erupakan penyakit paralisis gawat yang disebabkan oleh racun !toksin" yang menyerang sara- yang diproduksi bakteri lostridium Botulinum. lostridium botulinum berkembang biak melalui pembentukan spora dan produksi toksin. 6oksin tersebut dapat dihancurkan oleh suhu yang tinggi, karena itu botulisme sangat jarang sekali dijumpai di lingkungan atau masyarakat yang mempunyai kebiasaan memasak atau merebus sampai matang. 6oin botulinum adalah toksin yang kuat. 1pora . botulinum dapat bertahan pada suhu '00o sampai beberapa jam, tetapi pada suhu '+0o spora dapat rusak dalam 8 90 menit.
ETIOLOGI
:enyebab dari botulisme ini yaitu toksin yang diproduksi oleh lostridium Botulinum, tersebar diseluruh dunia, spesies tersebut ditemukan dalam tanah dan kadang – kadang pada tinja hewan. $uman ini merupakan kuman anaerob gram positi-, dan memiliki bentuk spora. 1pora ini dapat bertahan dalam keadaan dorman !tidur" selama beberapa tahun dan tahan tehadap kerusakan. 1pora ini resisten terhadap panas, jug a dapat membentuk gas, serta menimbulkan rasa
dan bau pada makanan. 1pora . botulinum banyak ditemukan dialam bebas, dapat ditemukan ditanah atau debu, udara, dan produk – produk pertanian. &ikenal tujuh ;ariasi toksin antigenic ! 3 – / ". enis 3, B, dan 2 !kadang – kadang 4" merupakan penyebab utama pada manusia. enis 3 dan B banyak ditemukan pada berbagai makanan dan jenis 2 terutama pada produk ikan. enis menghasilkan limberneck !botulisme" pada burung, jenis & menyebabkan botulisme pada mamalia.
KLASIFIKASI
3da 9 jenis utama botulisme '. 4oodborne Botulisme < Botulisme yang ditularkan melalui makanan yang telah terkontaminasi oleh toksin . Botulinum. #asa inkubasinya adalah biasanya dalam waktu ') hingga 9 jam setelah paparan !8 jam sampai ) hari". /ejala awal bisa berupa mual, muntah, nyeri perut atau diare, lemah, pusing, mulut dan tenggorokan terasa kering. 6imbul gejala neurologis berupa penglihatan kabur, diplopia, dis-onia, dis-agia, kelelahan, dan diikuti dengan gangguan otot – otot pernapasan. :asien biasanya berorientasi baik, tetapi pada keadaan berat, kesadaran dapat somnolen,, kesulitan berbicara,dan menelan. $elemahan serabut otot terutama pada leher dan ekstremitas proksimal, juga kelemahan otot – otot pernapasan. +. =ound Botulisme < Botulisme disebabkan in-eksi pada luka oleh . Botulinum. #asa inkubasi lebih lama waktu diperlukan untuk inkubasi spora, pertumbuhan clostridium dan pelepasan racun !* sampai '* hari". >ntuk gejala klinis pada tipe ini hampir sama dengan botulisme yang penularannya melalui makanan. 9. In-ant Botulisme !botulisme bayi" < Botulisme yang terjadi pada bayi kurang dari ' tahun atau ' tahun, disebabkan karena spora dari bakteri botulinum, yang kemudian berkembang dalam usus dan melepaskan toksin. ?al ini sering dikaitkan dengan konsumsi madu atau tertelannya spora . botulinum. tanda klinis pertama biasanya konstipasi. 1etelah beberapa minggu, kelemahan progresidan pola makan yang buruk yang diamati. $elemahannya adalah simetris dan turun. $elemahan terjadi sepanjang jam atau dalam waktu beberapa hari. Bayi tidak demam dan memiliki kekuatan menangis lemah, gerakan spontan kurang baik atau bahkan tidak
ada, penurunan kemampuan mengisap, tanda – tanda paralisis !@ floppy baby” ) dan penurunan respon terhadap rangsangan motorik. #ani-estasi sistem sara- otonom termasuk selaput lendir kering, retensi urin menurun, -luktuasi denyut jantung, dan perubahan warna kulit. 1embelit juga sering terjadi pada bayi yang terkena botulisme. EPIDEMIOLOGI
:erlu diperhatikan bahwa botulisme tidak terjadi di negara berkembang saja dan bahwa penyakit ini juga terjadi di seluruh dunia. Insiden
&i >13 dilaporkan sekitar ''0 kasus terjadi tiap tahunnya. &an sekitar
+5% nya -oodborne botulisme, 7+% in-ant botulisme , kasus in-ant botulisme ini ditemukan (5 % terjadi pada umur bayi kurang dari bulan karena bayi sangat rentan terhadap kuman . botulinum dan 9% sisanya adalah wound botulisme. 4oodborne botulisme biasanya karena mengkonsumsi makanan kaleng. #akanan yang sering terlibat dalam kasus botulisme di 3merika 1erikat !kecuali 3laska" dan 2ropa bagian selatan adalah sayuran yang diawetkan sendiri di rumah. &i kalangan penduduk asli 3laska dimana insidensi botulisme menunjukkan angka yang cukup tinggi, jenis makanan yang terutama terlibat dalam peristiwa ini adalah daging ikan dan mamalia laut yang di-ermentasikan atau dibusukkan. &i :rancis, erman, Italia, dan :olandia makanan utama yang terlibat dalam kejadian botulisme adalah daging seperti ham olahan rumah. =ound botulisme meningkat karena penggunaan heroin terutama di ali-ornia. Botulisme luka dilaporkan terjadi diantara para pecandu Napza !terutama abses kulit akibat injeksi subkutan dari pecandu heroin dan juga dari sinusitis para penghisap kokain". In-ant botulisme sering dikaitkan dengan konsumsi madu pada anak yang menyebabkan penyakit ini karena dicurigai madu yang dikonsumsi telah tercemar oleh spora clostridium pada saat lebah madu mengumpulkan sari tanaman di alam bebas.
PATHOGENESIS
#eskipun . botulinum jenis 3 dan B terlibat pada kasus in-eksi luka dan botulisme, kebayakan penyakit ini sering bukan merupakan in-eksi. 3gaknya, keadaan tersebut merupakan intoksikasi yang disebabkan oleh makanan yang didalamnya telah tumbuh . botulinum dan menghasilkan toksin. Arganism tersebut paling sering terdapat dalam makanan yang banyak
bumbu, di asap, dikemas hampa udara, atau makanan basa yang dikalengkan, dan dimakan tanpa dimasak. &alam makanan seperti ini, spora . botulinum tumbuh, pada keadaan anaerob, bentuk ;egetati;e tumbuh dan menghasilkan toksin. 6oksin bekerja dengan menghambat pelepasan asetilkolin pada sinaps dan neuromuscular junction.
PATOFISIOLOGI
lostridium Botulinum berbiak melalui pembentukan spora dan produksi toksin. acun botulisme diserap didalam lambung, duodenum dan bagian pertama jejunum. 1etelah diedarkan oleh aliran darah sistemik, maka racun tersebut melakukan blokade terhadap penghantaran serabut sara- kolinergik tanpa mengganggu sara- adrenegik. $arena blokade itu, pelepasan asetilkolin terhalang. 2-ek ini berbeda dengan e-ek kurare yang menghalanghalangi e-ek asetilkolin terhadap serabut otot lurik. #aka dari itu e-ek racun botulisme menyerupai khasiat atropin, sehingga mani-etasi klinisnya terdiri dari kelumpuhan -lacid yang menyeluruh dengan pupil yang lebar !tidak bereaksi terhadap cahaya", lidah kering, takikardi dan perut yang mengembung. $emudian otot penelan dan okular ikut terkena juga, sehingga kesukaran untuk menelan dan diplopia menjadi keluhan penderita. 3khirnya otot perna-asan dan penghantaran impuls jantung sangat terganggu, hingga penderita meninggal karena apnoe dan cardiac arrest. Toxin C.botuinu!
6oksin adalah protein dengan B# '50.000 yang terbagi atas protein dengan B# '00.000 dan 50.000 dan dihubungkan oleh ikatan disul-ida. 6oksin botulinum deserap oleh usus dan diikat oleh reseptor pada membran presinapsis dari motor neuron sistem sara- tepi dan sara- kranial. :roteolisis oleh rantai ringan toksis botulinum pada protein target di neuron akan menghambat pelepasan asetilkolin pada sinaps, mengakibatkan kurangnya kontraksi otot dan paralisis. 6oksin lostridium botulinum tipe 3 dan 2 memecah protein sinaptosomal !1ynaptosomal 3ssociated :rotein" !13:+5" dengan B# +5.000. 6oksin B memecah protein membrane yang berhubungna dengan ;esikel sinaptobre;in !C3#:". 6oksin lostridium botulinum adalah salah satu substansi yang paling toksik yang diketahui< dosis letal bagi manusia berkisar antara '+ Dm. 6oksin bisa dihancurkan dengan dipanaskan selama +0 menit pada suhu '00E.
DIAGNOSIS
'. 3namnesis 6anyakan kepada pasien atau kerabatnya, atau keluarganya < 1ejak berapa jam yang lalu pasien menderita gejala demikian, #akanan apa yang telah dimakan oleh sang pasien, $apan sang pasien memakan makanan tersebut, &imana dan dari mana pasien mendapat makanan tersebut, /ejala – gejala yang amat dirasa oleh pasien, etc. +. :emeriksaan -isik :eriksa ;ital sign secara umum, dan cari gejala – gejala yang paling khas. :ada keracunan akibat makanan, biasanya gejala abdominal merupakan hal yang umum didapat. 9. :emeriksaan lab >ntuk memastikan dan menegakkan diagnosis botulinum perlu dilakukan kultur sampel. 1ampel yang dapat diambil adalah muntahan pasien, -eses !pada in-ant botulism", atau bekas makanan yang sebelumnya dimakan oleh pasien. 1elain kultur, mungkin diperlukan pemeriksaan sensiti;itas terhadap a ntibiotika. :ada =ound Botulism, sampelnya adalah korekan atau biopsy luka.
DIAGNOSIS BANDING
:ada beberapa pasien, gejalanya kadangkadang cukup membingungkan, terutama bila tidak ada riwayat yang jelas mengkonsumsi bahanbahan yang tercemar . botulinum. Beberapa keadaan neurologis sebagai diagnosis banding adalah miastenia gra;is, sindrom /uillain Barre, poliomielitis akut, atau stroke. Fang membedakan botulisme dengan keadaan tersebut adalah hasil tes cairan serebrospinal yang normal, tidak terdapatnya g angguan sensorik, kesadaran yang baik, serta tidak adanya tandatanda kortikospinalis.
yeri tenggorokan, eritema, dan dis-agia dapat juga terjadi pada -aringitis oleh ;irus atau streptokok. &ilatasi pupil dan selaput lendir mulut dan lidah yang kering dapat terjadi pada keracunan atropin atau beladona. 6idak adanya perangsangan sistem sara-, halusinasi, serta mula kerja yang lambat pada botulisme membedakannya dengan keadaan tersebut. PENATALAKSANAAN
:ada kasus botulisme pengobatan tidak ada yang spesi-ik. 6erapi suporti- <
•
:enyediaan ;entilator G alat bantu na-as untuk penderita dengan botulisme, karena kegagalan pernapasan dapat terjadi dalam beberapa menit. 3pabila pada stadium lanjut ;entilator diberikan selama berminggu – minggu !biasanya * minggu" atau sampai
•
toinnya habis :enggunaan pipa nasogastric pada penderita ! bayi G dewasa " yang susah menelan G nyeri saat menelan.
6erapi medikamentosa < •
pemberian ' ;ial antitoksin botulinum polyvalent / trivalent !3,B atau 3,B,2 atau 3,B," intra;ena. 3ntitoksin ini berasal dari serum kuda, agar dapat menetralisasi toksin yang terikat. 3ntitoksin ini tidak dapat diberikan pada in-ant botulisme karena dikhawatirkan
•
akan menimbulkan renjatan ana-ilaktik. :engobatan untuk in-ant botulisme yaitu pemberian immunoglobulin, yang sampai sekarang masih dilakukan pecobaan dan penelitian di cali-ornia terhadap e-ek dari
•
immunoglobulin tersebut. 3ntibiotik sebaiknya digunakan hanya untuk in-eksi sekunder, dan pengobatan pada wound botulisme.
•
>ntuk mengeluarkan toksin yang tidak diserap dilakukan< perangsangan muntah pengosongan lambung melalui la;ase lambung pemberian obat pencahar untuk mempercepat pengeluaran isi usus.
KOMPLIKASI
Botulisme dapat menyebabkan kematian karena kegagalan na-as. &alam 50 tahun terakhir, banyak pasien dengan botulisme yang meninggal menurun dari 50% menjadi )%. PROGNOSA
1ementara, prognosis dari botulisme ber;ariasi, tergantung dari jenis botulisme yang mengin-eksi dan kecepatan diagnosis dan pemberian obat. #akin awal diagnosis dapat ditegakkan atau makin cepat penderita berobat, makin baik prognosisnya. Bila tidak ada komplikasi dapat terjadi penyembuhan sempurna. Bila ujun g sara- yang beregenerasi telah menginduksi pembentukan plat ujung motorik baru, penghantaran neuromuscular akan membaik.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Botulisme merupakan suatu penyakit yang sangat jarang terjadi tetapi apabila suatu kasus botulisme terjadi akan sangat membahayakan seorang pasien dengan cukup tingginya angka kematian oleh karena racun botulisme ini. &engan demikian botulisme harus ditangani dengan serius agar angka kematian menurun. :encegahan dengan cara menjaga kebersihan misalnya pengalengan, -ermentasi, pengawetan dengan garam, pengasapan, pengaw etan dengan asam atau minyak yang dilakukan di pabrik atau dirumah harus diperhatikan sterilisasinya, dan proses memasak makanan yang di awetkan juga sebaiknya diperhatikan karena penyebab tumbuhnya spora tersebut adalah dari pengawetan makanan di rumah atau dipabrik.
DAFTAR PUSTAKA
•
3ngelica, 4, #enad 3, &kk, foodborne Agent clostridium botulinum. http
• •
•
•
• •
&a-rosa, #, tjahyono, 1, &kk, botulisme, -akultas kedokteran uni;ersitas wijaya kusuma. $risno, 3, '* januari +0'', kajian mikrobiobiologi pangan. http