BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Latar Belakang Belakang Masalah Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terjadi begitu pesat sehing sehingga ga menimb menimbulk ulkan an banya banyak k peruba perubahan han yang yang besar besar dalam dalam berbag berbagai ai aspek aspek kehidu kehidupan pan manusi manusiaa dengan dengan kompl kompleksi eksitas tas yang yang kian kian mening meninggi. gi. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bukan hanya berdampak pada kemudahan akses pemenuhan kebutuhan hidup manusia, namun juga membawa membawa dampak dampak pergeseran pergeseran tata nilai budaya masyarakat. masyarakat. Informasi menye menyebar bar sangat sangat cepat, cepat, organi organisasi sasi birokr birokrati atiss berges bergeser er ke organi organisasi sasi jaringan (network organization) yang beroperasi melampaui batas negara dan kawasa kawasan. n. Pada Pada sisi lain, lain, peruba perubahan han tersebu tersebutt mempen mempengar garuhi uhi dan mengub mengubah ah berbag berbagai ai macam macam aturan aturan pranata pranata yang yang sudah sudah ada, ada, cara-car cara-caraa pekerjaan yang seharusnya dilakukan, ketrampilan, keahlian yang dibutuhkan, tatanan teritorial kenegaraan, hubungan antar bangsa, antar wilayah dan pola interaksi antar manusia. ewasa ini dunia pendidikan juga mengalami lompatan kemajuan yang luar biasa pesatnya, hal itu dibuktikan dengan banyaknya paradigma baru dalam pendidikan, mulai dari konstrukti! konstrukti!ieme, ieme, "uantum "uantum teaching, teaching, "uantum "uantum learning, learning, kooperatif kooperatif learnin learning, g, konstek konstekstu stual al teachin teaching g and learnin learning, g, pembel pembelaja ajaran ran autent autentik, ik, pakem dan masih banyak lagi deretan re!olusi pembelajaran yang memberikan warna dan semangat baru terhadap dunia pendidikan. #ejala #ejalan n dengan dengan kemaju kemajuan an tersebu tersebutt di atas, atas, maka maka perlu perlu adany adanyaa pengembangan kualitas layanan pendidikan di sekolah. #ejauh ini pendidikan kita masih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuannya sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafal. $elas masih berfokus kepada kepada guru guru sebagai sebagai sumber sumber utama utama penget pengetahu ahuan, an, kemudi kemudian an ceramah ceramah menjadi pilihan utama utama metode pembelajaran. %ntuk itu diperlukan strategi
dan metode belajar baru yang lebih memberdayakan memberdayakan siswa, yakni yakni sebuah metode belajar yang mendorong siswa untuk lebih dinamis, aktif, dan krea kreati tiff
dala dalam m
belajarnya.
mene menemu muka kan, n, meny menyus usun un dan dan
meng mengko komu muni nika kan n
hasi hasill
engan model pembelajaran ini siswa akan berada pada
proses penerapan antara konsep dan realitas yang ada, sehingga siswa dengan mudah dapat mengingat konsep yang diperoleh untuk kemudian diterapkan. Paradi Paradigma gma baru baru dalam dalam belajar belajar di sampin samping g siswa siswa menemu menemukan kan sendir sendirii pengetahuannya dan menyusunnya kembali, terdapat satu hal yang menarik bahwa keberhasilan belajar bukan sebagai hasil kerja indi!idu melain melainkan kan hasil hasil kerjasa kerjasama ma dalam dalam satu satu komuni komunitas tas belajar belajar (koope (kooperati ratif) f) sehingga memungkinkan terjadinya interaksi saling menguntungkan antar subyek belajar. Pola pembelajaran kooperatif ini akan lebih efektif jika masing-masin masing-masing g kelompok kelompok indi!idu indi!idu belajar ditempatkan ditempatkan sebagai subyek subyek yang punya keahlian sesuai dengan potensinya, sehingga peran, kontribusi dan partisipasi belajarnya dalam kelompok akan semakin meningkat. ari hasil pengamatan peneliti masih menemukan sebagian besar siswa kelas & #' egeri egeri * #anga-#anga, #anga-#anga, nilai pembelajaran pembelajaran fisikanya fisikanya kurang memuaskan. +al ini disebabkan oleh guru kurang mengkondisikan siswa, guru dalam menyampaikan materi terlalu cepat, dan penggunaan alat alat peraga peraga kurang kurang optima optimall sehing sehingga ga
pemaham pemahaman an dan konsep konsep tentang tentang
materi pelajaran fisika belum begitu dikuasai dengan baik oleh siswa. %paya %paya peningkatan peningkatan hasil belajar dan akti!itas akti!itas belajar fisika siswa kelas & #' egeri egeri * #ana-#anga #ana-#anga dapat tercapai apabila proses belajar mengaj mengajar ar dikela dikelass berlan berlangus gusng ng dengan dengan baik, baik, berday berdayaa guna guna dan berhasi berhasill guna guna.. +al +al ters terseb ebut ut dapa dapatt terl terlak aksa sana na apab apabil ilaa guru guru dala dalam m meng mengaj ajar ar
melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik sehingga dapat membantu meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa.
ari penjelasan di atas, maka
perlu dilakukan pembelajaran
dengan melakukan penelitian tindakan kelas tentang “Penerapan Metode Pembelajaran Ttor !eba"a ntk Men#ngkatan $eakt#%an !#s&a dan Has#l Belajar '#s#ka (Mater# $alor $elas ) !MA Neger# * !anga+ sanga,-
B. Ident#%#kas# Masalah
erdasarkan
latar
belakang
masalah di atas,
maka
dapat
diidentifikasi masalah sebagai berikut *. endahnya keakti!an siswa dalam proses pembelajaran. . #iswa masih dianggap sebagai objek belajar yang tidak memiliki
potensi atau pengetahuan. /. endahnya kepedulian siswa kelompok tinggi dengan siswa kelompok
rendah. 0. #iswa kelompok rendah merasa kurang mendapat perhatian baik dari
guru maupun dari teman sebaya.
1. Pembatasan dan 2msan Masalah *. atasan 'asalah atasan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut a. Proses pembelajaran fisika dengan menggunakan metode /utor #ebaya untuk meningkatan keaktifan siswa dan hasil belajar fisika yang dilaksanakan di kelas & #' egeri * #anga-sanga. b. 'ateri yang diajarkan adalah 'ateri $alor. 0. umusan 'asalah erdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah
a. pakah Penerapan 'etode Pembelajaran /utor #ebaya dapat meningkatkan $eaktifan #iswa $elas & #' egeri * #angasanga 1 b. pakah Penerapan 'etode Pembelajaran /utor #ebaya dapat 'eningkatkan +asil elajar 2isika #iswa $elas & #' egeri * #anga-sanga 1 3. 4ara Pemecahan 'asalah 4ara pemecahan masalah yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas (P/$) ini adalah pelaksanaan pembelajaran dengan metode tutor sebaya. engan cara ini diharapkan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran fisika meningkat.
D. Tjan Penel#t#an %ntuk memberi arah yang jelas tentang maksud dari penelitian ini dan berdasarkan pada rumusan masalah yang diajukan, maka tujuan secara umum adalah untuk memperbaiki pembelajaran matematika di #', sedangkan secara khusus tujuan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut *. %ntuk mengetahui peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran fisika di kelas & #' egeri * #anga-sanga dengan metode /utor #ebaya. 0. %ntuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran fisika pada materi kalor di kelas & #' egeri * #anga-sanga dengan metode /utor #ebaya. E. Man%aat Penel#t#an alam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, diharapkan dapat
memberikan manfaat bagi *. Bag# !#s&a3 dapat meningkatkan keaktifan belajar dalam membahas sebuah konsep fisika. 0. Bag# 4r3 dapat meningkatkan strategi dan kualitas pembelajaran fisika. 3. Bag# !ekolah3 sebagai umpan untuk balik untuk meningkatkan efekti!itas dan efisiensi pembelajaran, meningkatkan kualitas atau mutu sekolah melalui akti!itas siswa dan kinerja guru.
BAB II $A5IAN PU!TA$A
A. Hak#kat Belajar dan Pembelajaran *. Pengertian elajar
'enurut 5.#. 5inkel belajar adalah suatu akti!itas mental6 psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang
menghasilkan
perubahan-perubahan
dalam
pengetahuan,
pemahaman keterampilan dan nilai-nilai sikap. #edangkan asution menyatakan belajar merupakan akti!itas yang menghasilkan perubahan pada diri indi!idu yang belajar baik aktual maupun potensial7 perubahan itu pada dasarnya berupa
didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama dan perubahan itu terjadi karena usaha. 8agne dan erliner menyatakan belajar merupakan proses dimana suatu organisme mengubah perilakunya karena hasil dari pengalaman. #la!in menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan indi!idu yang disebabkan karena pengalaman. 8agne menyatakan bahwa belajar merupakan perubahan disposisi atau kecakapan manusia yang berlangsung selama periode waktu tertentu dan perubahan perilaku itu tidak berasal dari proses pertumbuhan ( nni, 099:0). erdasarkan
beberapa
pengertian
belajar
diatas
dapat
disimpulkan bahwa belajar merupakan perubahan perilaku yang terjadi karena didahului oleh proses pengalaman dan perubahan tersebut bersifat relatif permanen.
B. Hak#kat Metode Ttor !eba"a *. Pengertian /utor #ebaya
'emudahkan pembelajaran bagi siswa adalah tugas utama guru. 8uru tidak hanya dituntut untuk membuat suasana pembelajaran menjadi nyaman dan menarik, tetapi juga harus mampu menciptakan metode pembelajaran yang sesuai dengan keadaan-diri masing-masing siswa.
isini,
guru
dituntut
untuk
benar-benar
mengetahui
karakteristik tiap anak didik. #ehingga metode yang diterapkan pun benar-benar sesuai dengan perkembangan diri siswa yang subjek sekaligus objek pendidikan itu sendiri. +eterogenitas kemampuan siswa dalam memahami sebuah konsep sering menimbulkan masalah, antara lain ada siswa yang
sangat cepat dan ada siswa yang merasakan kesulitan tetapi mereka segan bahkan takut untuk bertanya kepada guru. $esulitan yang dialami oleh sekelompok siswa tersebut dapat dibatasi dengan cara menerapkan pembelajaran dengan metode tutor sebaya. /utor sebaya adalah siswa yang ditunjuk atau ditugaskan membantu teman-temannya yang mengalami kesulitan belajar, karena hubungan teman umumnya lebih dekat dibandingkan hubungan guru dengan siswa ('uhammad, 09**). '. #obry #utikno (099;) mengatakan bahwa untuk mencapai hasil belajar yang optimal, dianjurkan agar pendidik membiasakan diri menggunakan komunikasi banyak arah atau komunikasi sebagai transaksi, yakni komunikasi yang tidak hanya melibatkan interaksi dinamis antara pendidik dengan siswa melainkan juga melibatkan interaksi dinamis antara siswa yang satu dengan siswa lainnya. #elanjutnya +amzah . %no (099;) mengatakan bahwa model pertemuan adalah model pembelajaran yang ditujukan untuk membangun suatu kelompok sosial yang saling menyayangi, saling menghargai, mempunyai disiplin tinggi, dan komitmen berperilaku positif. 'etode
pembelajaran
yang
sangat
ditekankan
dalam
pembelajaran tuntas adalah pembelajaran indi!idual, pembelajaran sejawat (peer instruction), dan bekerja dalam keloompok kecil. erbagai metode (multi metode) pembelajaran harus digunakan untuk kelas atau kelompok. ($unandar, 099;). 8uru disarankan selalu melaksanaan pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar. #iswa
dibagi dalam kelompok-
kelompok yang anggotanya heterogen, yang pandai mengajari yang lemah, yang tahu mengajari yang belum tahu, yang cepat
menangkap mendorong temannya yang lambat, yang mempunyai gagasan segera memberi usul, dan seterusnya. (/rianto, 099;). erkaitan dengan hal tersebut, #ilberman (099< *:=) menyatakan beberapa ahli percaya bahwa satu mata pelajaran benar benar dikuasai hanya apabila seseorang peserta didik mampu mengajarkan kepada peserta lain. 'engajar teman sebaya memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari sesuatu dengan baik pada waktu yang sama, saat ia menjadi narasumber bagi yang lain. #trategi berikut merupakan cara praktis untuk menghasilkan mengajar teman sebaya di dalam kelas. #trategi tersebut juga memberikan kepada pengajar tambahan-tambahan apabila mengajar dilakukan oleh para peserta didik. /eori Perkembangan Piaget memperkuat pendapat di atas, yakni
perkembangan kognitif
sebagian
besar ditentukan oleh
manipulasi dan interkasi aktif anak dengan lingkungan. Pengetahuan datang dari tindakan. Piaget yakin bahwa pengalaman-pengalaman fisik dan manipulasi lingkungan penting bagi terjadinya perubahan perkembangan. #ementara itu bahwa interaksi sosial dengan teman sebaya,
khususnya
berargumentasi
dan
berdiskusi
membantu
memperjelas pemikiran yang pada akhirnya memuat pemikiran itu lebih logis. (ur, dalam /rianto, 099;). 0. >angkah-langkah pembelajaran tutor sebaya 'enurut urudin (099< <-*9) langkah-langkah tutor sebaya adalah sebagai berikut a. Pilihlah materi yang mungkin dapat dipelajari secara mandiri. b. Pilih siswa yang berkompeten dalam bidang tersebut.
c. agilah siswa menjadi kelompok-kelompok kecil yang hiterogen, siswa yang pandai disebar dalam setiap kelompok dan bertindak sebagai tutor. d. 'asing-masing kelompok diberi tugas mempelajari satu sub materi. #etiap kelompok dipandu oleh siswa yang pandai sebagai tutor sebaya. e. erilah waktu yang cukup untuk menyelesaikan materi tersebut. ?ang menjadi bagian terpenting dalam pelaksanaan metode tutur sebaya ini adalah guru harus memberikan intruksi yang jelas kepada kelompok akan tugas-tugasnya terutama tugas bagi tutor dalam kelompok. 3. $elebihan dan $ekurangan da beberapa kelebihan dan kekurangan dalam menggunakan tutor sebaya, yaitu sebagai berikut
a. $elebihan dari tutor sebaya *) dakalanya hasilnya lebih baik bagi beberapa siswa yang mempunyai perasaan takut atau enggan kepada gurunya. 0) agi tutor pekerjaan tutoring akan dapat memperkuat konsep yang sedang dibahas. 3) agi tutor merupakan kesempatan untuk melatih diri memegang tanggung jawab dalam mengemban suatu tugas dan melatih kesabaran. @) 'empererat hubungan antar siswa sehingga mempertebal perasaan sosial. b. $ekurangan dari tutor sebaya
*) #iswa yang dibantu sering kali belajar kurang serius karena hanya
berhadapan dengan temannya
sendiri
sehingga
hasilnya kurang memuaskan. 0) da beberapa orang siswa yang merasa malu atau enggan untuk bertanya karena takut kelemahannya diketahui oleh temannya. 3) Pada kelas-kelas tertentu pekerjaan tutoring ini sukar dilaksanakan karena perbedaan jenis kelamin antara tutor dengan siswa yang diberi program perbaikan. @) agi guru sukar untuk menentukan seorang tutor sebaya karena tidak semua siswa yang pandai dapat mengajarkan kembali kepada teman-temanya (miruddin, 09*9)
1. Hak#kat Pembelajaran '#s#ka d# !MA
Pada tingkat #'6', fisika Ilmu Pengetahuan lam (IP) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang fenomena alam secara sistematis, sehingga IP bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IP diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam
sekitar,
serta
prospek
pengembangan
lebih
lanjut
dalam
menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran menekankan
pada
pemberian
mengembangkan kompetensi agar
pengalaman
langsung
untuk
peserta didik menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IP diarahkan untuk
mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. 2isika merupakan salah satu cabang IP yang mendasari perkembangan teknologi maju dan konsep hidup harmonis dengan alam. Perkembangan pesat di bidang teknologi informasi dan komunikasi dewasa ini dipicu oleh temuan di bidang fisika material melalui penemuan piranti mikroelektronika yang mampu memuat banyak informasi dengan ukuran sangat kecil. #ebagai ilmu yang mempelajari fenomena alam, fisika juga memberikan pelajaran yang baik kepada manusia untuk hidup selaras berdasarkan hukum alam. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan serta pengurangan dampak
bencana alam tidak akan berjalan secara
optimal tanpa pemahaman yang baik tentang fisika. erdasarkan Permendiknas omor 00 tahun 099: bahwa pada tingkat #'6', Pelajaran 2isika dipandang penting untuk diajarkan sebagai mata pelajaran tersendiri dengan beberapa pertimbangan. Pertama, selain memberikan bekal ilmu kepada peserta didik, mata pelajaran 2isika dimaksudkan sebagai wahana untuk menumbuhkan kemampuan berpikir yang berguna untuk memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, mata pelajaran 2isika perlu diajarkan untuk tujuan yang lebih khusus yaitu membekali peserta didik pengetahuan, pemahaman dan sejumlah kemampuan yang dipersyaratkan untuk
memasuki jenjang
pendidikan yang lebih tinggi serta mengembangkan ilmu dan teknologi. #elanjutnya secara garis besar hakikat pembelajaran 2isika seperti yang diungkapkan oleh bu +amid (#uryono7 09*0), adalah sebagai berikut *) Proses belajar 2isika bersifat untuk menentukan konsep, prinsip, teori, dan hukum-hukum alam, serta untuk dapat menimbulkan reaksi, atau jawaban yang dapat dipahami dan diterima secara objektif, jujur dan rasional.
0) Pada hakikatnya mengajar 2isika merupakan suatu usaha untuk memilih strategi mendidik dan mengajar yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan, dan upaya untuk menyediakan kondisikondisi dan situasi belajar 2isika yang kondusif, agar murid secara fisik dan psikologis dapat melakukan proses eksplorasi untuk menemukan konsep, prinsip, teori, dan hukum-hukum alam serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. 3) Pada hakikatnya hasil belajar 2isika merupakan kesadaran murid untuk memperoleh konsep dan jaringan konsep 2isika melalui eksplorasi
dan
eksperimentasi,
serta
kesadaran
murid
untuk
menerapkan pengetahuannya untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupannya sehari-hari.
erdasarkan pendapat bdul +amid di atas, maka dapat dikatakan bahwa pembelajaran fisika dipandang sebagai suatu proses untuk mengembangkan kemampuan memahami konsep, prinsip maupun hukumhukum
fisika
sehingga
dalam
proses
pembelajarannya
harus
mempertimbangkan strategi atau metode pembelajaran yang efektif dan efisien. Pembelajaran fisika di sekolah menengah merupakan salah satu mata pelajaran IP yang dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. alam pembelajaran fisika, pengalaman proses sains dan pemahaman produk sains dalam bentuk pengalaman langsung akan sangat berarti dalam membentuk konsep siswa. +al ini juga sesuai dengan tingkat perkembangan mental siswa #' yang berada pada fase transisi dari konkrit ke formal, akan sangat memudahkan siswa jika pembelajaran #ains mengajak anak untuk belajar merumuskan konsep secara induktif berdasar faktafakta empiris di lapangan. 'ata pelajaran fisika #' sebagai bagian dari mata pelajaran IP di #' merupakan kelanjutan pelajaran fisika di #'P yang mempelajari sifat materi, gerak, dan fenomena lain yang ada hubungannya dengan
energi. #elain itu, juga mempelajari keterkaitan antara konsep-konsep fisika dengan kehidupan nyata, pengembangan sikap dan kesadaran terhadap perkembangan ilmu pengetahuan alam dan teknologi beserta dampaknya (uku $urikulum #', 09*0 *). i dalam buku kurikulum tersebut juga disebutkan bahwa mata pelajaran fisika #' berfungsi antara lain memberikan bekal pengetahuan dasar kepada siswa untuk dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. 'asih dari uku $urikulum #', ruang lingkup bahan kajian fisika di #' dikembangkan dari bahan kajian fisika di #'P yang diperluas sampai kepada bahan kajian yang mengandung konsep abstrak dan dibahas secara kuantitatif analitis.
#ecara garis besar materi pelajaran fisika di #'
meliputi *) $elas & esaran 2isika dan #atuannya, 8erak >urus, 8erak 'elingkar eraturan, inamika Pertikel, Aptika 8eometris, #uhu dan $alor, >istrik inamis, dan 8elombang Blektromegnetik. 0) $elas &I $enematika dengan nalisis Cektor, +ukum ewton /entang 8erak dan 8ra!itasi, Blastisitas dan 8erak +armonik, %saha dan Bnergi, Impuls dan 'omentum, inamika otasi dan $eseimbangan enda /egar, 2luida #tatis dan 2luida inamis, /eori $inetik 8as, dan /ermodinamika 3) $elas &II 8ejala 8elombang, 8elombang unyi, >istrik #tatis, 'edan 'agnetik, ualisme 8elombang dan adiasi enda +itam, 2isika tom, /eori elati!itas $husus, dan 2isika Inti. erdasarkan jabaran pembagian materi di buku kurikulum, terdapat materi yang membahas tentang $alor, hal ini menandakan bahwa materi $alor penting untuk di pelajari oleh siswa. 'ateri kalor merupakan materi yang dapat dimodifikasi dengan metode pembelajaran tutor sebaya agar
siswa lebih aktif dan dapat menerima materi pembelajaran dengan lebih mudah dan dalam penelitian ini materi kalor akan disampaikan dengan menggunakan metode pembelajaran tutor sebaya. D. Mater# kalor $alor adalah perpindahan energi kinetik dari satu benda yang
bersuhu lebih tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah. Pada waktu zat mengalami pemanasan, partikel-partikel benda
akan bergetar
dan
menumbuk partikel tetangga yang bersuhu rendah. +al ini berlangsung terus menerus membentuk energi kinetik rata-rata sama antara benda panas dengan benda yang semula dingin. Pada kondisi seperti ini terjadi keseimbangan termal dan suhu kedua benda akan sama. *. +ubungan $alor dengan #uhu enda 'akin besar kenaikan suhu suatu benda, makin besar pula kalor yang diserapnya. #elain itu, kalor yang diserap benda juga bergantung massa benda dan bahan penyusun benda. #ecara matematis dapat di tulis seperti berikut. Q = m × c × ΔT
$eterangan Q kalor yang diserap6dilepas benda (D) m massa benda (kg) c kalor jenis benda (D6kgE4) FT perubahan suhu (E 4) 0. $apasistas $alor $apasitas kalor sebenarnya banyaknya energi yang diberikan dalam bentuk kalor untuk menaikkan suhu benda sebesar satu derajat. Pada sistem #I, satuan kapasitas kalor adalah D$ -*. $apasitas kalor dapat dirumuskan sebagai berikut. Q = C × Δ T
$eterangan
Q kalor yang diserap6dilepas (D) C kapasitas kalor benda (D6E4) FT perubahan suhu benda (E 4) Dika persamaan kapasitas kalor dibandingkan dengan persamaan kalor jenis, maka nda dapatkan persamaan sebagai berikut. CGmHc $eterangan C kapasitas kalor benda (D6E4) m massa benda (kg) c kalor jenis benda (D6kg E4) /. $alor >ebur dan $alor idih Kalor laten merupakan kalor yang dibutuhkan * kg zat untuk
berubah wujud. $alor laten ada dua macam, yaitu kalor lebur dan kalor didih. Kalor lebur merupakan kalor yang dibutuhkan * kg zat untuk melebur. $alor yang dibutuhkan untuk melebur sejumlah zat yang massanya m dan kalor leburnya $ > dapat dirumuskan sebagai berikut. Q = m × K L atau K L =
$eterangan Q kalor yang diperlukan (D) m massa zat (kg) K L kalor lebur zat (D6kg) $alor didih merupakan kalor yang dibutuhkan * kg zat untuk mendidih6menjadi uap. $alor ini sama dengan kalor yang diperlukan
pada
zat
untuk
mengembun.
$alor
yang
dibutuhkan
untuk
menguapkan sejumlah zat yang massanya m dan kalor didih atau uapnya K u, dapat dinyatakan sebagai berikut. Q = m Ku
$eterangan Q kalor yang diperlukan (D) m massa zat (kg) Ku kalor didih6uap zat (D6kg)
@. sas lack $alor yang dilepaskan air panas akan sama besarnya dengan kalor yang diterima susu yang dingin. $alor merupakan energi yang dapat berpindah, prinsip ini merupakan prinsip hukum kekekalan energi. +ukum kekekalan energi di rumuskan pertama kali oleh Doseph lack (*;0 J *<<). Aleh karena itu, pernyataan tersebut juga di kenal sebagai asas lack. Doseph lack merumuskan perpindahan kalor antara dua benda yang membentuk suhu termal sebagai berikut. Qlepas G Qterima
$eterangan Qlepas besar kalor yang diberikan (Doule) Qterima besar kalor yang diterima (Doule) =. Perpindahan $alor a. $onduksi Perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa disertai dengan perpindahan partikelpartikelnya disebut konduksi. Perpindahan kalor dengan cara konduksi disebabkan karena partikel-partikel
penyusun ujung zat yang bersentuhan dengan sumber kalor bergetar. 'akin besar getarannya, maka energi kinetiknya juga makin besar. Bnergi kinetik yang besar menyebabkan partikel tersebut menyentuh partikel di dekatnya, demikian seterusnya sampai akhirnya nda merasakan panas. esarnya aliran kalor secara matematis dapat dinyatakan sebagai berikut.
$eterangan A luas permukaan (m 0) FT perbedaan suhu dua permukaan ($) d tebal lapisan (m) k kondukti!itas termal daya hantar panas (D6ms $) H kelajuan hantaran kalor (D6s) :. $on!eksi $on!eksi adalah perpindahan kalor yang disertai dengan perpindahan partikelpartikel zat. Perpindahan kalor secara kon!eksi dapat terjadi pada zat cair dan gas. Dadi, perpindahan kalor secara kon!eksi terjadi karena adanya perbedaan massa jenis zat. dapun secara empiris laju perpindahan kalor secara kon!eksi dapat dirumuskan sebagi berikut. H = h · A · ΔT 4
$eterangan H laju perpindahan kalor (5) A luas permukaan benda (mK ) FT G T 2 – T 1 perubahan suhu ($ atau E 4)
h koefisien kon!eksi (5m-0$ -@ atau 5m-0(E4)@)
6. adiasi
Perpindahan kalor yang tidak memerlukan zat perantara (medium) disebut radiasi. #etiap benda mengeluarkan energi dalam bentuk radiasi elektromagnetik. >aju radiasi dari permukaan suatu benda berbanding lurus dengan luas penampang, berbanding lurus dengan pangkat empat suhu mutlaknya, dan tergantung sifat permukaan benda tersebut. #ecara matematis dapat ditulis sebagai berikut. H = Ae σT 4
$eterangan H laju radiasi (5) A luas penampang benda (m0) T suhu mutlak ($) e emisitas bahan L tetapan #tefan-oltzmann (=,:;9=**< H *9 - 56m$ @) E. Hak#kat $eakt#%an !#s&a Dalam Pembelajaran *. $eaktifan #iswa alam Pembelajaran ktifitas dalam pembelajaran sangatlah penting. +al ini
dikarenakan prinsip belajar adalah berbuat. erbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. /idak ada belajar kalau tidak ada akti!itas. Itulah sebabnya akti!itas merupakan asas yang penting dalam interaksi belajar mengajar. i dalam aktifitas pembelajaran ada beberapa prinsip yang berorientasi pada pandangan ilmu jiwa, yakni menurut pandangan ilmu jiwa modern dan ilmu jiwa lama. 'enurut pandangan ilmu jiwa lama akti!itas didominasi oleh guru, sedangkan menurut pandangan ilmu jiwa modern akti!itas didominasi oleh siswa. ktifitas yang diharapkan dalam pembelajaran adalah interaksi antara guru dengan siswa, sehingga dalam pembelajaran siswa lebih dominan. (#ardiman, 09*9). Proses belajar J mengajar akan berlangsung dinamis ketika siswa dapat terlibat langsung dalam pembelajaran. entuk keaktifan dinamis ketika siswa dalam belajar salah satunya berupa pemutasan
terhadap apa yang dijelaskan guru, yang disertai perenungan serta penerapan dalam bentuk penyelesaian soal. Dadi dalam pembelajaran keterlibatan siswa sangat dominan dalam akti!itas pembelajaran. $eaktifan belajar siswa yang dimiliki harus dikembangkan ke arah positif bilamana lingkungan memberikan ruang yang baik untuk menumbuhkan keaktifan siswa. $etidaktepatan pemilihan pendekatan pembelajaran sangat memungkinkan keaktifan siswa menjadi tumbuh, bahkan mungkin justru siswa kehilangan keaktifannya. $eaktifan belajar yang dapat dilakukan siswa di sekolah meliputi oral actiities! isual actiities! listenin" actiities! #ritin" actiities! dra#in" actiities! motor actiities, mental actiities dan emotional actiities. ($arina urcahyani ., +aryono, dan anik wi , 09*=). ari klarifikasi diatas menunjukkan bahwa akti!itas dalam pembelajaran sangatlah kompleks dan ber!ariasi yang mencakup aktifitas fisik dan psikis. #trategi belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa dalam pembelajaran baik fisik, mental, intelektual, maupun emosional akan mencapai pembelajaran yang optimal. Denis keakti!itas diatas mempunyai jumlah atau kadar yang berbeda tergantung pada segi mana yang akan dicapai dalam kegiatan belajar-mengajar. $eaktifan siwsa itu ada yang secara langsung dapat diamati, seperti mengerjakan tugas, berdiskusi, dan lain sebagainya. (5ina #anjaya, 099;).
0. Indikator keaktifan belajar siswa $omponen yang menjadi indikator tercapainya peningkatan keaktifin siswa pada penelitian adalah a. ertanya kepada guru jika ada ynag belum jelas. b. 'enjawab pertanyaan yang diajukan guru. c. 'engemukakan pendapat dalam diskusi. d. 'endengarkan pendapat orang lain.
e. ekerja sama dengan anggota kelompok dalam mengerjakan lembar kerja siswa. f. 'empresentasikan hasil diskusi kelompok. g. 'emcatat materi pelajaran. (ofiah, urul +idayat, 09*9) elajar
aktif
merupakan
langkah
cepat,
menyenangkan,
medukung dan secara pribadi menarik hati. 3. 4ara membentuk keaktifan belajar siswa elajar aktif merupakan sebuah kesatuan sumber kumpulan strategi-strategi pembelajaran yang komprehensif. elajar aktif meliputi berbagai cara untuk membuat peserta didik aktif sejak awal melalui akti!itasJakti!itas yang membangun kerja kelompok dan dalam waktu singkat membuat mereka berpikir tentang materi pelajaran. Duga terdapat teknik-teknik memimpin belajar bagi seluruh kelas,
bagi kelompok
mempraktikkan
kecil, merangsang diskusi
ketrampilan-ketrampilan,
dan
mendorong
debat, adanya
pertanyaan-pertanyaan, bahkan membuat peserta didik dapat saling mengajar satu sama lain. 'engajar merupakan upaya yang dilakukan oleh guru agar siswa belajar. alam pembelajaran, siswalah yang menjadi subjek, jadi siswalah yang menjadi pelaku kegiatan belajar. emikian pula dalam pembelajaran, agar siswa berperan sebagai pelaku dalam kegiatan belajar, maka guru hendaknya mengkondisikan pembelajaran yang menuntut siswa aktif dalam melakukan kegiatan belajar.
'. $erangka Ber%#k#r 'etode tutor sebaya adalah proses pembelajaran partisipasif
dalam kelompok-kelompok kecil dengan fasilitator melibatkan teman sejawat yang memiliki kriteria tertentu sehingga para siswa merasa lebih
fair, senang, dan terjadi kontruksi pengetahuan yang lebih kuat diantara mereka. 'etode ini tepat digunakan pada pembelajaran fisika, karena pembelajaran fisika di #' adalah sebuah proses pembelajaran menekankan
pada
pemberian
mengembangkan kompetensi agar
pengalaman
langsung
untuk
peserta didik menjelajahi dan
memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IP diarahkan untuk mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu peserta didik untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Proses ini membutuhkan interaksi siswa dengan sumber belajar, satu diantara sumber belajar tersebut adalah teman sejawat yang dianggap memiliki pengetahuan dan kemampuan lebih. 'etode tutor sebaya juga dapat merangsang partisipasi siswa dalam pembelajaran, sehingga akti!itas dan kemampuan siswa dalam menyampaikan gagasan atau pendapat dalam proses pembahasan materi ajar atau konsep semakin bermakna. 4. H#potes#s T#ndakan
'emperhatikan landasan teori dan kerangka berpikir tersebut di atas, maka hipotesis tindakan dirumuskan sebagai berikut Mdengan penerapan metode tutor sebaya akan meningkatkan $eaktifan #iswa dan +asil elajar 2isika ('ateri $alor $elas & #' egeri * #anga-sanga)N
BAB III MET7D7L74I PENELITIAN
A. 5en#s Penel#t#an Denis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Penelitian /indakan $elas (P/$) model $emmis dan 'c. /aggart dan terdiri dari empat komponen, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, refleksi. 'etode $arakteristik yang khas dari penelitian tindakan kelas ini
yaitu
tindakan-tindakan
(aksi)
yang
berulang-ulang
untuk
memperbaiki proses belajar-mengajar di kelas. engan penelitian tindakan kelas ini diharapkan tujuan penelitian dapat tercapai. B. !ett#ng dan 8akt Penel#t#an Penelitian ini dilakukan pada tanggal 0 pril 09*= di #'
egeri * #anga-#anga $abupaten $utai $artanegara. alam penelitian ini peneliti terlebih dahulu melaksanakan obser!asi awal untuk dapat mengetahui ketepatan tindakan yang akan diberikan dalam rangka meningkatkan keaktifan siswa dan hasil belajar siswa pada pelajaran fisika. erdasarkan hasil obser!asi awal, maka dalam refleksi ditetapkan tindakan yang digunakan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa pada materi kalor yaitu melalui pembelajaran dengan menggunakan metode tutor sebaya. erpatokkan pada refleksi awal tersebut, maka dilakukanlah penelitian tindakan kelas dengan prosedur sebagai berikut. *. Perencanaan $egiatan yang dilakukan dalam perencanaan ini adalah meliputi a. 'enyusun encana Pelaksanaan Pembelajaran (PP), memuat serangkaian kegiatan pembelajaran yang menggunakan metode tutor sebaya. b. 'erancang metode pembelajaran tutor sebaya. >angkah-langkah *) setelah mendapatkan tutor dalam pra siklus kita latih siswa yang akan menjadi tutor, 0) membagi kelompok yang didalamnya terdapat tutor, 3) kelompok beserta tutornya berdiskusi. c. 'enyusun alat e!aluasi dan alat obser!asi.
0. Pelaksanaan /indakan /indakan penelitian ini dilakukan menurut $emmis dan 'c. /aggart yang meliputi kegiatan perencanaan, tindakan, pengamatan, refleksi. (5ijaya $usumah, edi witagama, 09*0). /indakan dirancang oleh peneliti sendiri. Pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan
metode
tutor
sebaya
sesuai
dengan
encana
Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dibuat. /ahap-tahap yang dilakukan adalah a. $egiatan awal (*= menit) *) 8uru memasuki ruangan kelas, mengucapkan salam dan berdoOa bersama-sama. 0) 8uru mengabsen para siswa, mengkondisikan kelas dan pembiasan. 3) 8uru menjelaskan kepada siswa metode yang akan diterapkan, sehingga anak lebih bersemangat. *) 'elaksanakan $re test% b. $egiatan inti (09 menit) *) 'engondisikan untuk pembagian kelompok 0) iskusi sesama kelompok dan tutornya. 3) 8uru mendampingi selama kegiatan berlangsung. @) 8uru mengondisikan kelas.
c. $egiatan akhir (*= menit) *) 8uru dan siswa menyimpulkan tentang hasil diskusi kelompok.
0) 8uru memberikan kesempatan bertanya kepada siswa mengenai materi yang belum jelas. 3) 'elaksanakan $os test @) 8uru mengajak siswa untuk kepercayaan yang dianut.
berdoOa
sesuai
dengan
3. Abser!asi Abser!asi dilakukan dengan menggunakan lembar obser!asi yang telah dibuat. Proses obser!asi dilaukan oleh tiga orang, dua orang teman sejawat dan guru di kelas & #' egeri * #anga#anga untuk mengamati peneliti di dalam kelas selama melaksanaan tindakan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan metode tutor sebaya. Pengamatan juga dilakukan terhadap perilaku dan akti!itas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. @. B!aluasi B!aluasi dilaksanakan pada setiap akhir siklus. Pelaksanaan tindakan e!aluasi tersebut juga ditujukan untuk mengetahui ada atau tidak adanya peningkatan hasil belajar siswa terhadap pokok bahasan yang diajarkan. lat e!aluasi yang digunakan adalah tes pemahaman siswa yang berupa soal latihan. ilamana secara klasikal siswa telah mencapai ketuntasan :9 maka tindakan dianggap telah berhasil dilaksanakan. =. efleksi +asil yang telah diperoleh pada tahap obser!asi dan e!aluasi dianalisis kelemahan-kelemahan atau kekurangan-kekurangan yang terjadi pada setiap siklus akan diperbaiki pada siklus berikutnya.
dapun gambar alur penelitian penelitian yang akan dilakukan yakni sebagai berikut.
Perencanaan Refeksi
Siklus I
Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan Refeksi
Siklus II
Pelaksanaan
Pengamatan 1. !b"ek Penel#t#an Siklus III ?ang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah ? seluruh murid
kelas & 'I 0 #' egeri * #anga-#anga dengan jumlah 3: orang yang terdiri atas *3 orang putra dan 03 orang putri. Pelaksanaan penelitian direncanakan pada semester genap tahun pelajaran 09*=609*:. D. Tekn#k Pengmplan data /eknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan obser!asi, wawancara, tes dan catatan lapangan. Bmpat teknik tersebut dapat diursiksn sebsgsi berikut *. Abser!asi Abser!asi atau pengamatan dilaksanakan oleh orang yang terlibat aktif dalam pelaksanaan tindakan yaitu guru yang mengajar di kelas & dan teman sejawat. 0. 5awancara 5awancara adalah dimaksudkan untuk menggali kesulitan siswa dalam memahami materi kalor yang mungkin sulit diperoleh dari hasil pekerjaan siswa maupun melalui pengamatan. 5awancara ini dilakukan secara terbuka dan bersifat klinis.
3. /es (B!aluasi khir Pelajaran) Instrumen ini digunakan untuk menjaring !aliditas dan reabilitas data mengenai peningkatan hasil belajar siswa meliputi hasil post tes, tes formatif, pengamatan, obser!asi proses pembelajaran sebagai e!aluasi non tes terhadap sikap, nilai dan keterampilanketerampilan yang berkembang pada diri siswa, khususnya mengenai penguasaan terhadap pokok bahasan yang diajarkan. @. 4atatan >apangan 4atatan lapangan memuat tentang hal-hal penting yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung yang dapat digunakan untuk melengkapi data yang tidak terekam dalam lembar obser!asi.
E. Tekn#k Anal#s#s Data alam pelaksanaan penelitian analisis data dilakukan selama dan sesudah
pengumpulan data. nalisis data dapat dilakukan setelah melihat data yang telah dikumpul melalui tes, obser!asi, dan catatan lapangan selama tahapan-tahapan (siklus) yang telah dilewati. +al ini sejalan dengan pendapat 'c. /aggart (2aisal 099; 39) mengatakan bahwa P/$ terdiri atas beberapa siklus, yaitu perencanaan, tindakan, obser!asi, dan refleksi. #elain itu analisis data dilakukan dengan cara mengelompokkan data aspek guru dan aspek murid dalam proses pembelajaran analisis berdasarkan kemunculan indikator. '. Ind#kator $eberhas#lan $riteria yang digunakan untuk mengungkapkan kemampuan siswa
adalah sesuai dengan kriteria standar yang diungkapkan (urkanca, 09*9) sebagai berikut /ingkat penguasaan <9 - *99 dikategorikan sangat tinggi, 9 - < dikategorikan tinggi, := - ;< dikategorikan rendah, 9 - =@ dikategorikan sangat rendah. erdasarkan kriteria standar tersebut, maka peneliti menentukan tingkat kriteria keberhasilan tindakan pada penelitian ini dilihat dari hasil
belajar siswa pada materi kalor disetiap siklus telah meningkat dan menunjukkan tingkat pencapaian :9 atau memenuhi $$' sekolah yaitu ;=.
PENE2APAN MET7DE PEMBELA5A2AN TUT72 !EBA9A UNTU$ MENIN4$ATAN $EA$TI'AN !I!8A DAN HA!IL BELA5A2 'I!I$A “MATE2I $AL72 $ELA! ) !MA NE4E2I * !AN4A+!AN4A-
P27P7!AL
7leh: L#"a 5ma"sar *;<;/<;=<
P2742AM !TUDI PENDIDI$AN 'I!I$A 'A$ULTA! $E4U2UAN DAN ILMU PENDIDI$AN UNI>E2!ITA! MULA8A2MAN ;*<