BAB 6 PERSEPSI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDU
1. PERSEPSI
Pe Persepsi (Perception)ad (Perception)adal alah ah pros proses es indi indivi vidu du meng mengor orga gani nisas sasik ikan an dan dan
menginterpretasikan kesan sensoris untuk memberikan pengertian pada lingkungannya. Mengapa persepsi itu penting dalam studi OB? Persepsi penting karena perilaku orangorang didasarkan pada persepsi mereka terhadap apa realitas itu, bukan mengenai realitas itu sendiri. sendiri. Du Dunia nia sep seperti erti yang dip diperse ersepsi psikan kan adalah dunia yang pen pentin ting g dar darii segi perilaku.
FAKTOR-FAKTOR YANG YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI
Sejumlah aktor membentuk dan kadang memutar-balik persepsi. !aktor ini dapat berada pada pihak pelaku persepsi dalam objeknya tau trget yang dipersepsikan, atau dalam konteks situasi di mana persepsi itu dilakukan.
a.
PELAKU PERSEPSI Bila seorang individu memandang pada suatu objek dan men"oba menasirkan
apa yang dilihatnya, penasiran itu sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi dari pelaku persepsi individu ini. Di antara karakteristik pribadi yang lebih relevan adalah sikap, moti, kepentingan atau minat, pengalaman di masa lalu, dan pengharapan.
b. TARGET
#arakteristik-karakteristik dari target yang akan diamati dapat mempengaruhi apa yang dipersepsikan. #arena target tidak dipandang dalam keadaan terisolasi, hubungan hubu ngan suatu targ target et denga dengan n latar belak belakangny angnyaa mempe mempengaru ngaruhi hi persep persepsi, si, seperti ke"end ke" enderu erunga ngan n kit kitaa unt untuk uk men mengel gelomp ompokk okkan an ben bendada-ben benda da yan yang g ber berdek dekata atan n atau mirip. c.
SITUASI
Penting Pentin g bagi kita untuk meliha melihatt kont konteks eks suatu peristi peristi$a. $a. %nsu %nsur-un r-unsur sur lingkungan sekitar mempengaruhi persepsi kita. Mungkin kita tidak memperhatikan seorang $anita berusia &'-tahun dengan gaun dan makeup tebal di suatu tempat hibu hi bura ran n ma mala lam m pa pada da sa sabt btu u ma mala lam. m. (a (ain in ha haln lnya ya ji jika ka $a $ani nita ta ya yang ng sa sama ma da dan n
berpakaian sema"am itu berada dikampus, kuliah dikelas senin pagi ini misalnya, pasti akan menarik perhatian saya )dan perhatian seluruh kelas*. Ernoo S!"#$o % &'1'(1)(1)*
+. PERSEPSI ORANG , MEMBUAT PENILAIAN ATAS ORANG LAIN T!or# A"r#b# +eori tribusi (Attribution Theory)adalah sebuah per"obaan untuk menentukan
apakah perilaku seorang individu disebabkan dari internal atau eksternal. Perilaku yang disebabkan internal adalah yang diper"aya pengamat berada dalam kendali perilaku pribadi individu. Sedangkan perilaku yang disebablan eksternal adalah apa yang kita bayangkan situasu memaksa individu untuk melakukannya. Penentuan apakah perilaku itu merupakan penyebab eksternal atau internal bergantung pada tiga aktor
#ekhususan apakah seorang individu memperlihatkan perilaku yang berlainan dalam situasi yang berlainan. #onsensus yaitu jika setiap orang yang menghadapi situasi serupa bereaksi dengan "ara yang sama. #onsistensi apakah seseorang memberikan reaksi yang sama dari $aktu ke $aktu.
Salah satu penemuan yang menarik dari teori ini adalah bah$a ada kekeliruan atau prasangka )bias, sikap berat sebelah* yang menyimpangkan atau memutar balik atribusi. Bukti mengemukakan bah$a kita "enderung meremehkan pengaruh aktor dari luar dan melebih-lebihkan pengaruh aktor internal. Misalnya saja, penurunan penjualan seorang
salesman akan lebih dinilai sebagai akibat dari kemalasannya daripada akibat kalah saing dari produk pesaing. #esalahan tribusi !undamental (fundamental attribution error)adalah sebuah ke"enderungan untuk meremehkan pengaruh aktor-aktor eksternal dan melebihkan pengaruh aktor-aktor internal atau pribadi ketika membuat penilaian mengenai perilaku orang lain. Bias Pelayanan Diri )Sel-Serving Bias* adalah sebuah ke"erendungan untuk mengatribusikan kesuksesan mereka pada aktor-aktor internal seperti kemampuan atau usaha, tetapi menyalahkan kegagalan pada aktor-aktor eksternal. .
/. %ALAN PINTAS DALAM MENILAI ORANG LAIN SE'ARA UMUM Persepsi Selekti )Selective Perception)adalah sebuah ke"enderungan untuk se"ara
selekti menginterpretasikan apa yang seseorang lihat dalam basis minat, latar belakang, pengalaman dan sikap seseorang. a. Persepsi Selekti Menginterpretasikan se"ara selekti apa yang dilihat seseorang berdasarkan minat, latar belakang, pengalaman, dan sikap seseorang. b. ek /alo Membuat sebuah gambaran umum tentang seorang individu berdasarkan sebuah karakteristik. ". ek-eek kontras valuasi tentang karakteristik-karakteristik seseorang yang dipengaruhi oleh perbandingan-perbandingan dengan orang lain yang baru ditemui, yang mendapat nilai lebih tinggi atau lebih rendah untuk karakteristik-karakteristik yang sama. d. Proyeksi Menghubungkan karakateristik-karakteristik diri sendiri dengan individu lain. e. Pembentukaan Stereotip menilai seseorang berdasarkan persepsi tentang kelompok di mana ia tergabung.
A0#2a# S0!#3#2 4ar# %aan P#n"a 4aa5 Oran#a# 0a$an"ara #erja. Sedikit orang yang direkrut tanpa melalui $a$an"ara. 1amun,
pe$a$an"ara membuat penilaian perseptual yang sering kali tidak akurat. kspektasi #inerja. Prediksi pemenuhan diri dan eek pygmalion menjelaskan bagaimana perilaku seorang individu ditentukan oleh ekspektasi orang lain. Prediksi Pemenuhan Diri )Self-Fulfilling Prophecy*adalah sebuah situasi dimana seseorang se"ara tidak akurat menilai orang kedua dan ekspektasi yang dihasilkan menyebabkan orang kedua itu berperilaku dengan "ara yang konsisten dengan persepsi asli.
valuasi kinerja. valuasi kinerja sangat tergantung pada proses perseptual. valuasi yang bersiat subjekti meskipun kadang perlu , adalah problematik karena kesalahan yang kita diskusikan-persepsi selekti, eek kontras, eek halo dan seterusnya. Ana"# D# Mar"an"$a &'1'(1)(+7*
8. HUBUNGAN
ANTARA
PERSEPSI
DAN
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
INDIVIDUAL 2ndividu melakukan pengambilan keputusan )de"ision*, pilihan yang dibuat dari &
atau lebih alternati. Pengambilan keputusan terjadi sebagai reaksi atas masalah )problem*, yaitu sebuah perbedaan antara situasi sekarang dan yang diinginkan. setiap keputusan membutuhkan kita untuk menginterpretasi dan mengevalasi inormasi. kita juga perlu mengembangkan alternati-alternati dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahannya. sekali lagi, proses perseptual kita akan memengaruhi hasil akhir. 2ndividu - individu didalam organisasi akan membuat sebuah keputusan dari banyak pilihan yang ada. Biasanya top manajer bertugas menentukan tujuan organisas dan apa produk yang akan di pasarkan atau dibuat perusahaan.+op manajer juga harus merumuskan layanan yang akan dita$arka kepada konsumen, dan pada sektor manuaktur "ara terbaik untuk pembiayaan operasional perusahaan, atau juga dimana untuk menentukan tempat yang baru dalam membuka usaha. Middle dan lo$er-level manajer bertugas mengatur jad$al produksi dan memilih karya$an baru, dan memutuskan bagaimana "ara untuk alokasi membayar gaji karya$a.1on managerial atau karya$a bertugas untuk melaksanakan apa yang telah dirumuskan oleh manager dan pimpinan. Dalam suatu organisasi perusahaan pemeliharaan pengambilan keputusan seperti yang tertera diatas merupakan bagian penting dari organisasi. +api hal lain yang peting juga adalah "ara setiap individu organisasi dalam membuat keputusan dan kualitas kerja mereka yang dipengaruhi juga dengan oleh persepsi mereka.#eputusan dibuat sebagai reaksi terhadap suatu masalah atau peristi$a yang terjadi dalam organisasi dan apabila terdapat suatu penyimpangan antara suatu keadaan terbaru dan suatu keadaan yang diinginkan, yang menuntut pertimbangan arah dan tindakan alternati. Misalnya, seorang manager suatu divisi menilai penurunan penjualan yang membuat divisi tidak puas,tapi didivisi lain penurunan sebesar itu dianggap memuaskan oleh managernya.dan ada yang perlu diperhatika pula yaitu bah$a setiap keputusan menuntut makna dan evaluasi terhadap inormasi.maka data apapun yang diterima perlu disaring, diproses, dan ditasirkan. Misalnya, data mana yang berhubungan dengan pengambilan keputusan.
Persepsi dari pengambil keputusan akan ikut menentukan hal tersebut, yang akan mempunyai hubungan yang besar pada hasil akhirnya. An# Fa"9ro95a9 &'1'(1)((7*
). PENGAMBILAN KEPUTUSAN DALAM ORGANISASI
3asionalisasi yang dibatasi Membuat keputusan dengan membuat berbagai model sederhana yang menggali itur dasar dari masalah tanpa mendapatkan semua kerumitannya.
a. P!na5b#an K!0"an Ra#ona Pengambil keputusan harus membuat pilihan memaksimalkan nilai yang konsisten
dalam batas-batas tertentu. da enam langkah dalam model pengambilan keputusan yang rasional, yaitu menetapkan masalah, mengidentiikasi kriteria keputusan, mengalokasikan bobot pada kriteria, mengembangkan alternati, mengevaluasi alternati, memilih alternati terbaik.
Model pengambilan keputusan yang rasional diatas mengandung sejumlah asumsi, yaitu #ejelasan
masalah
pengambil
keputusan
memiliki
inormasi
lengkap
sehubungan dengan situasi keputusan. Pilihan-pilihan diketahui pengambil keputusan dapat mengidentiikasi semua
kriteria yang relevan dan dapat mendatarkan semua alternati yang dilihat. Pilihan yang jelas kriteria dan alternati dapat diperingkatkan sesuai pentingnya. Pilihan yang konstan kriteria keputusan konstan dan beban yang ditugaskan pada
mereka stabil sepanjang $aktu. +idak ada batasan $aktu dan biaya sehingga inormasi lengkap dapat diperoleh
tentang kriteria dan alternati. Pelunasan maksimum alternati yang dirasakan paling tinggi akan dipilih.
b. Ra#ona#"a "!rba"a Para individu mengambil keputusan dengan meran"ang bangun model-model
yang disederhanakan yang menyuling "iri-"iri hakiki dari masalah tanpa menangkap semua kerumitannya. Bila berhadapan pada masalah yang kompleks, kebanyakan orang menanggapi dengan mengurangi masalah pada level mana masalah itu dapat dipahami. 2ni disebabkan karena kemampuan manusia mengolah inormasi terbatas,
membuatnya tidak mungkin mengasimilasi dan memahami semua inormasi yang perlu untuk optimisasi. c. In"## Penggunaan intuisi untuk mengambil keputusan tidak lagi dianggap tak rasional atau
tak eekti. da pengakuan yang makin berkembang bah$a analisis rasional terlalu ditekankan dan bah$a dalam kasus-kasus tertentu mengandalkan pada intuisi dapat memperbaiki pengambilan keputusan. 1amun perlu dilihat bah$a deinisi intuiti dari para ahli adalah suatu proses tak sadar yang di"iptakan dari dalam pengalaman yang tersaring. 2ntuisi ini juga saling melengkapi dengan analisis rasional.
6. BIAS DAN KESALAHAN UMUM DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
a. B#a T!ra P!rca$a D#r# &O:!r con3#4!nc! B#a* +idak ada masalah dalam penilaian dan keputusan yang lebih umum dan berpotensi menimbulkan ben"ana besar dari pada keper"ayaan diri yang berlebih. b. B#a %an2ar #e"enderungan untuk sangat tertarik dengan inormasi a$al, darimana kita kemudian gagal menyesuaikan diri dengan baik untuk inormasi yang berikutnya4 ". B#a Kon3#r5a# #e"enderungan untuk men"ari inormasi yang menguatkan pilihan-pilihan masa lalu dan mengabaikan inormasi yang bertentangan dengan penilaian-penilaian masa lalu. d. B#a K!"!r!4#an ke"enderungan orang untuk mendasarkan penilaian pada inormasi yang siap tersedia bagi mereka. e. P!n#n2a"an Ko5#"5!n #omitmen yang meningkat untuk sebuah keputusan meskipun terdapat inormasi negati.
O# H!r5an$a9 &'1'(1)(+;*
7. PENGARUH
DALAM
PENGAMBILAN
KEPUTUSAN
,
PERBEDAAN
INDIVIDU DAN BATASAN ORGANISASI P!rb!4aan In4#:#4< meliputi a. K!0r#ba4#an 3iset tentang kepribadian dan pengambilan keputusan menunjukkan bah$a
kepribadian seseorang mempengaruhi keputusan seseorang.
b. %!n# K!a5#n Sebuah studi selama dua puluh tahun menemukan bah$a $anita
menghabiskan lebih banyak $aktu daripada pria dalam menganalisis masa lalu, masa kini, dan masa depan. Mereka lebih "enderung menganalisis masalah se"ara berlebihan sebelum membuat sebuah keputusan dan mengolah keputusan yang telah dibuat. /al ini dapat menimbulkan pertimbangan masalah dan alternati penyelesaian yang lebih hati-hati. 1amun, hal ini dapat membuat masalah lebih sulit diselesaikan, meningkatkan penyesalan atas keputusan-keputusan masa lalu, dan meningkatkan depresi. c. K!5a50an M!n"a Orang-orang dengan tingkat kemampuan mental yang lebih tinggi dari mampu memproses inormasi lebih "epat, meme"ahkan masalah lebih akurat, dan belajar lebih "epat, sehingga mereka juga lebih sedikit berisiko salah dalam mengambil keputusan umum. 1amun, kemampuan mental tersebut hanya membantu orang-orang untuk menghindari mereka dari beberapa masalah tersebut. 4. P!rb!4aan B4a$a (atar belakang budaya dalam pengambilan keputusan se"ara signiikan dapat mempengaruhi pemilihan masalah, kedalaman analisis, pentingnya logika dan rasionalitas, dan apakah keputusan organisasi harus dibuat autokrat oleh seorang manajer atau se"ara kolekti dalam kelompok. Ba"aan Oran#a#< meliputi E:aa# K#n!r=a 5ika manajer divisi per"aya bah$a kinerja pabrik di ba$ah tanggung
ja$abnya beroperasi dengan baik ketika dia tidak mendengar hal negati, maka manajer yang menangani pabrik tersebut akan berusaha agar hal negati tersebut tidak sampai kepada atasannya yaitu manajer divisi.
S#"!5 I5baan Sistem imbalan organisasi mempengaruhi pengambil keputusan dalam
menentukan pilihan pembayaran pribadi mana yang lebih baik. 5ika organisasi menghindari risiko pemberian imbalan, maka manajer itu kemungkinan besar
menggunakan keputusan konservati. P!ra"ran Ba2 Semua organisasi ke"uali organisasi yang ke"il membuat peraturan dan kebijakan untuk memprogram keputusan dan mengarahkan individu bertindak
sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian, mereka membatasi pilihan
pilihan keputusan. Ba"aan >a2" A2#ba" S#"!5 /ampir semua keputusan penting ada deadline nya. #ondisi ini sering membuat sulit, jika tidak mungkin, bagi para manajer untuk mengumpulkan semua inormasi sebelum membuat keputusan.
'on"o9 H#"or# #eputusan-keputusan individu merupakan poin-poin dalam arus pilihan yang
dibuat pada masa lampau. 5adi, pilihan yang dibuat hari ini sebagian besar merupakan hasil dari pilihan yang dibuat selama bertahun-tahun. Yn#ar P=ar#n P"r# &'1'(1)(+1* ;. BAGAIMANA MENGENAI ETIKA DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN ?
tika juga termasuk hal yang perlu diperhatikan dalam segala bentuk pembuatan keputusan. da tiga kriteria yang digunakan untuk melakukan sebuah keputusan, yaitu U"##"ar#an#5!<
yaitu
Pembuatan
keputusannya
semata
mata
berdasarkan
out"ome6keluaran, untuk menghasilkan sesuatu yang baik dalam jumlah yang besar dan umumnya dapat ditemukan dalam pembuatan keputusan berbisnis. #elebihan yang dimiliki oleh kriteria ini ialah pen"apaian eisiensi dan produktivitas, sementara kelemahannya ialah mengesampingkan hak-hak yang dimiliki oleh individu. >9#"!-bo!r< yaitu Pembuatan keputusan yang didasarkan pada hak-hak yang
dimiliki, seperti saling menghargai dan melindungi hak-hak dasar tiap individu. /al ini diterapkan untuk memberikan kepada $histle-blo$er, yaitu individu yang membuka masalah organisasi se"ara tidak pantas pada media atau pemerintah menggunakan hak untuk berbi"aranya. #elebihan yang dimiliki oleh kriteria ini ialah perlindungan pada individu dari ke"elakaan dan mengutamakan kebebasan dan privasi, sementara kelemahannya ialah men"egah ter"apainya eisiensi dan produktivitas. E"#2a P!r#a2< yaitu Pembuatan keputusannya berdasarkan melaksanakan tiap
peraturan yang dibuat se"ara adil dan air, atau adanya keseimbangan dalam distribusi keuntungan dan biaya. %mumnya digunakan oleh Serikat pekerja, agar mereka mendapatkan upah yang sama dengan job desk yang dilaksanakan. #elebihan yang dimiliki oleh kriteria ini ialah perlindungan pada individu yang lebih lemah, sementara kelemahannya ialah mengurangi inovasi, produktivitas dan pengambilan resiko.
@. KREATIVITAS< PENGAMBILAN KEPUTUSAN KREATIF< DAN INOVASI DALAM ORGANISASI
Dalam pengambilan sebuah keputusan,seorang pengambil keputusan tidak hanya memerlukan pengambilan keputusan rasional saja,melainkan mereka juga membutuhkan kreativitas. #reativitas mendorong pengambil keputusan untuk menilai dan memahami masalah.
MODEL TIGA TAHAP DARI KREATIVITAS
#reativitas melibatkan tiga tahapan,yaitu penyebab perilaku kreati, perilaku kreati, dan hasil kreati atau inovasi.
P!r#a2 Kr!a"#3 a. For5a# Maaa9
!ormulasi masalah adalah tahap pertama dalam perilaku kreati, yaitu tahapan pengidentiikasian masalah atau peluang yang belum ada solusinya. b. P!n50an In3or5a#
dalah tahapan ketika kita mulai mengumpulkan inormasi dalam upaya men"ari solusi dari suatu masalah,"ontohnya ketika bertemu seseorang di luar bidang keahlian kita untuk membahas solusi. c. P!5ncan I4!
dalah tahapan ketika kita berusaha untuk mengembangkan solusi yang memungkinkan,berdasar inormasi-inormasi relevan yang telah terkumpul. 4. E:aa# I4!
valuasi
ide
merupakan
tahapan
terkahir
dalam
perilaku
kreati,yaitu
mengidentiikasi ide-ide atau solusi yang paling tepat.
P!n$!bab P!r#a2 Kr!a"#3 a. Po"!n# Kr!a"#3
Potensi kreati
berasal dari banyak hal,yaitu kepribadian kreati yang dimilki
seseorang, ke"erdasan, siat keterbukaan terhadap pengalaman, dan keahlian.
#epribadian #reati
Seseorang yang memilki karateristik kepribadian kreati memilki potensi kreati yang tinggi, "ontohnya Steve 5obs yang memilki kreatitas dalam hal bisnis,dan Pablo Pi"aso yang memilki kreatiitas yang tinggi dalam bidang seni melukis.
#e"erdasan Orang-orang yang "erdas mereka mampu meme"ahkan masalah yang kompeks karena memiliki kreatiitas yang lebih, selain itu mereka juga mamu menampung dan mengingat inormasi yang lebih banyak,dimana inormasi inormasi tersebut tentu mendorong mereka untuk mengembangkan kreatiitas.
Siat #eterbukaan +erhadap Pengalaman Orang-orang yang terbuka terhadap pengalaman bersiat lebih terbuka terhadap keragaman dan mau men"oba hal baru,tentu saja mereka memilki pengalaman dan pengetahuan yang lebih dibanding orang-orang yang tertutup terhadap pengalaman,dimana pengalaman dan pengetahuan yang lebih akan mendorong mereka untuk lebih kreati.
#eahlian #eahlian merupakan hal utama dala semua pekerjaan kreati,karena orang yang
ahli
dalam
bidang
tertentu
memilki
kemampuan,pengetahuan,dan
ke"akapan yang dibutuhkan untuk mengembangkan kreatiitas dalam bidang tersebut. b. L#n2nan Kr!a"#3
Potensi kreati tentunya harus didukung juga oleh lingkungan yang dapat merealisasikan potensi kreati tersebut,aktor-aktor lingkungan kreati men"akup
Motivasi 2nternal Motivasi internal ) keinginan dari dalam diri untuk mengerjakan sesuatu* mendorong seseorang untuk berperilaku kreati,sehingga menghasilkan sesuatu yang kreati pula.
(ingkungan Organisasi #reativitas juga dipengaruhi oelh lingkungan organisasi. turan dalam organisasi harus memberikan kebebasan para anggotanya untuk mengembangkan ide,sehingga akan mendorong kreativitas mereka.
Budaya
1egara-negara yang memilki budaya individualistis yang tinggi $arga negaranya "enderung lebih kreati,siat individual membentuk pola pikir mereka untuk melakukan suatu hal se"ara individual sehingga mendorong mereka untuk lebih kreati. 7ontoh negara-negara yang memilki budaya individualistis yang tinggi adalah %S, 3usia,5erman,dan Belgia.
#epemimpinan Siat kepemimpinan
seorang
pemimpin juga berpengaruh
terhadap
perkembangan kreativitas dari para ba$ahannya. Seorang pemimpin yang berperilaku
transparan,mema"u
dan
mendorong
para
pekerjanya
untuk
berkembang, akan mendorong para pekerjanya untuk lebih kreati, sebaliknya pemimpin yang berperilaku menghukum dan tidak mendukung akan membuat para pekerjanya merasa tertekan sehingga menghambat perkembangan kreatiitas mereka sendiri.
#eberagaman nggota +im Dengan adanya keberagaman dalam anggota tim memungkinkan para anggota untuk saling bertukar pikiran dan pengetahuan yang akan mendorong perkembangan kreativitas dari anggota tim itu sendiri.
c. K!aran 4ar# Kr!a"#3 no:a#*
Perilaku kreati tidak selalu menghasilkan hasil kreati atau inovati. #eluaran atau out"ome dari perilaku kreati adalah ide atau solusi-solusi yang baru dan berguna bagi mereka yang berkepentingan. Sebuah ide atau solusi mampu dikatakan kreati apabila mampu meme"ahkan suatu masalah. 2de-ide kreati akan per"uma jika tidak diimplementasikan, para individu dapat mengimplementasikan ide-ide tersebut ketika mereka termotivasi untuk mengimplementasikan dalam praktik nyata. Selain itu iklim organisasi harus mendukung adanya pengembangan kreativitas sehingga mampu men"iptakan inovasi.
an4r# G"# Fan4ra &'1'(1)(1(*
DAFTAR PUSTAKA
3obbins, Stephen P. dan +imothy . 5udge. &89'. Perilaku Organisasi )+erj.* 3atna Saras$ati dan !ebriella Sirait. 5akarta Salemba mpat.
TUGAS PERILAKU ORGANISASI PERSEPSI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDUC
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Perilaku Organisasi
Oleh ni !athurohmah ;andri
)79789'88:* )79789'898* )79789'89'* )79789'8&9* )79789'8&:* )79789'8&>*
%123S2+S 51D3( SOD23M1 !#%(+S #O1OM2 D1 B2S12S 5%3%S1 #%1+1S2 &89@6&89: