bab 3 studi kasus Harga diri rendah BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN A.
Pengkajian
1. Identitas Nama : Tn. R Umur : 34 tahun Diagnosa Medis : Gangguan afektif bipolari No. RM : 01 33 08 Tanggal Masuk RS : 04 Februari 2012 Ruang Rawat : Kutilang Tanggal Pengkajian : 14 Februari 2012 Pekerjaan : Pengangguran Pendidikan terahir : SMP Alamat : Malaber Rt 01/06 kec. Andir kota bandung Suku Bangsa : Sunda/Indonesia Penanggung Jawab : Nama : Tn D Umur : 43 tahun Pekerjaan : swasta Hubungan dengan klien : Adik kandung Alamat : Malaber Rt 01/06 kec. Andir kota bandung 2. Alasan Masuk Di rumah klien mengamuk, halusinasi lihat dan dengar terlihat mondar mandir, bicara sendiri, marahmarah dan suka merusak alat rumah tangga klien juga suka menyendiri dikamar, melamun. Pada saat dikaji tanggal 14 februari 2012, klien mengatakan dirinya tidak berguna, klien juga mengatakan kesal dengan ibunya karna tidak memenuhi keinginan klien untuk pindah rumah karna klien merasa malu dengan orang lain karena klien marasa orang yang tidak punya apa-apa, pendidikan hanya lulusan SMP dan tidak punya pekerjaan. Masalah Keperawatan : Resiko perilaku kekerasan
3. a.
b. c. d.
-
Isolasi sosial Gangguan konsep diri : harga diri rendah Faktor Predisposisi Klien menderita gangguan jiwa sejak tahun 1997, klien pernah di rawat di Rumah Sakit Jiwa Cisarua – Cimahi tahun 1997, kemudian klien selalu berobat jalan secara teratur tetapi + 1 bulan klien menolak minum obat, pengobatan tidak berhasil kemudian klien dianjurkan untuk dirawat. Klien tidak tidak pernah mengalami aniaya fisik, seksual maupun tindaka kriminal Dalam anggota keluarga klien tidak ada yang mengalami gangguan jiwa Pengalaman masa lalu yang yang tidak menyenangkan : klien sempat minta pindah rumah tetapi tidak dihiraukan orang tuanya, karena klien merasa tidak betah tinggal dirumah yang lama dan malu dengan orang lain karna klien orang yang tidak punya dan berpendidikan rendah karenanya klien banyak menyediakan perawatan : Gangguan konsep diri : harga diri rendah Resiko tinggi perilaku kekerasan Isolasi social
4. a.
Klien sering menyendiri dikamar dan jarang bersosialisasi dengan lingkungan. 5.
a.
Faktor Presipitasi Persepsi dan harapan klien dan keluarga
Persepsi klien atas masalahnya : klien merasa tidak berguna dan merasa malu dengan orang lain
karena klien tidak bekerja dan tidak mempunyai apa-apa. b. Persepsi keluarga atas masalahnya : klien mengatakan keluarganya tidak peduli dengan keadaanya c.
karena klien hanya penganguran. Harapan klien sehubungan dengan pemecahan masalah : klien berharap ingin cepat pulang dan
ingin sembuh karena klien tidak betah di RSJ. d. Harapan keluarga sehubungan dengan pemecahan masalah : keluarga berharap yang terbaik untuk kesembuhan klien. 6. Mekanisme koping Adaptif : saat klien sendirian, klien hanya duduk dtempat tidur dan sesekali mencari teman untuk berbincang-bincang, saat klien berbincang-bindang klien merasa senang. 7. Pemeriksaan Fisik a.
Tanda-tanda vital :
TD : 100/80 mmHg N : 96 x/menit R :23 x/menit O S :36,6 C b. Ukuran : TB 157 cm, BB 46 kg, berat badan turun semenjak masuk RSJ. c. Keluhan fisik : klien tidak mengeluh dengan badannya. 8. a. Genogram
Keluarga
Penjelasan : Klien merupakan anak ke 5 dari 5 bersaudara, klien tinggal bersama kedua orang tuanya dan ke 3 orang kakaknya. Orang terdekat dengan klien adalah kakak laki-lakinya. b. Pola pengambilan keputusan: saat klien ada masalah klien suka memukul kaca dan merusak alatalat rumah tangga. 9. Psikososial a. Konsep Diri 1) Citra tubuh Klien tidak mempermasalahkan struktur maupun bentuk tubuhnya. Klien menyatakan dari anggota tubuhnya tidak ada yang dianggap terlalu disukai ataupun tidak disukai. 2) Identitias diri Pada saat dikaji klien mengatakan dirinya seorang laki-laki dan penampilannya sesuai dengan kodratnya 3) Peran Pada saat dikaji klien mengatakan anak ke-5 dari 5 bersaudara, klien sangat menyayangi ibunya. Dirumah sakit klien mengatakan sebagai pasien untuk menjalani program pengobatan, saat dikaji klien tampak gelisah dan terkadang menarik diri. 4) Ideal diri Klien berharap agar cepat pulang dan dapat pekerjaan. 5) Harga diri Pada saat dikaji klien mengatakan dirinya merasa tidak berguna dan merasa kurang beruntung dalam hidupnya sehingga klien sering menyendiri dan melamun dikamar. Masalah keperawatan : Gangguan konsep diri : harga diri rendah. c. Hubungan Sosial Orang yang berarti bagi klien adalah orang tuanya, klien mengatakan tidak efektif dalam kegiatan kelompok dalam masyarakat, hambatan hambatan dalam berhubungan dengan orang lain, klien selalu minder dan malu karena klien orang yang tidak punya dan berpendidikan rendah sehingga klien sering mengurung diri dikamar. Masalah keperawatan : Isolasi sosial d. Spiritual Klien bergama Islam, selama di rumah sebelum klien mengalami gangguan jiwa klien selalu melaksanakan ibadah shalat 5 waktu. Saat di RSJ klien rajin beribadah. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah 10. Status Mental a. Penampilan
b.
Pada saat dikaji penampilan klien rapi, rambut rapi, tidak kotor dan tidak berketombe. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah Pembicaraan
c.
Pada saat berkomunikasi klien menjawab dengan aktif dan bercerita tentang kehidupan klien dan sesuai dengan topik pembicaraan Masalah keperawatan : Tidak ada masalah Aktivitas Motorik
Pada saat dikaji klien tampak gelisah, klien sering menyendiri dan kadang-kadang mau berinteraksi dengan pasien lain. Masalah keperawatan : Isolasi sosial d. Alam Perasaan
Pada saat dikaji klien terlihat gelisah karena ingin segera pulang ke rumahnya dan klien tidak menyadari bahwa dirinya mengalami gangguan jiwa dan klien selalu mengatakan dia sehat Masalah keperawatan : Resiko perilaku kekerasan e. Afek Afek klien sesuai dengan rangsangan, klien terlihat putus asa ketika mengatakan ingin pulang Masalah keperawatan : Tidak ada masalah f. Interaksi Selama Wawancara Pada saat berkomunikasi kontal mata aktif, klien kooperatif, klien menjawab dengan aktif dan cepat. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah g. Persepsi Klien mengatakan selama di rawat di rumah sakit jiwa Cisarua tidak pernah mendengar ataupun melihat yang sebenarnya tidak nyata. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah h. Proses Pikir
i.
Pada saat dikaji klien berbicara sesuai topik pembicaraan dan menjawab dengan aktif dan cepat. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah Isi pikir
j.
Pada saat dikaji tidak mengalami gangguan isi pikir Masalah keperawatan : Tidak ada masalah Tingkat Kesadaran
k.
l.
Klien dapat mengenali tempat, waktu dan orang disekitarnya. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah Memori Pada saat dikaji klien dapat mengingat siapa yang membawanya ke rumah sakit. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah Tingkat Kosentrasi dan Berhitung
Klien mampu berkonsentrasi terhadap pertanyaan yang diajukan dan mampu menghitung jumlah 110 Masalah keperawatan : Tidak ada masalah m. Kemampuan Penilaian Saat dikaji klien dapat mengambil keputusan sederhana contoh klien mau gosok gigi atau keramas. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah n. Daya Tilik Diri Klien mengingkari bahwa dirinya sakit, klien mengatakan dirinya sehat Masalah keperawatan : Penatalaksanaan regimen terapeutik inefekti
11. Kebutuhan Perencanaan Pulang a. Makan Klien makan 3 kali sehari dengan porsi makan habis, jenis makanan nasi, sayur, laukpauk, klien dapat makan tanpa bantuan Masalah keperawatan : Tidak ada masalah b. BAB/BAK Klien dapat BAB dan BAK sendiri di kamar m andi tanpa bantuan Masalah keperawatan : Tidak ada masalah c. Mandi Klien mandi 1x/hari. Masalah keperawatan : Defisit perawatan diri
d.
Berpakaian
Klien mampu berpakaian sendiri, klien tidak mau mengganti baju meskipun sudah kotor Masalah keperawatan : Defisit perawatan diri e. Istirahat dan Tidur Pada saat dikaji klien mengatakan tidur nyanyak dan tidak pernah tidur siang Masalah keperawatan : Tidak ada masalah f. Penggunaan Obat Selama perawatan klien mendapat pengobatan secara teratur, obat diberikan oleh perawat dan harus di tunggu untuk memastikan obatnya diminum oleh klien Masalah keperawatan : Tidak ada masalah g. Pemeliharaan Kesehatan Klien mengatakan jika pasien sudah pulang klien akan selalu kontrol, minum obat secara teratur dan akan selalu memperhatikannya Masalah keperawatan : Tidak ada masalah h. Kegiatan di Dalam Rumah Klien mengatakan kegiatan di dalam rumah hanya berdiam diri di kamar Masalah keperawatan : Isolasi sosial
i.
Kegiatan di luar rumah
Klien mengatakan bila sudah pulang ingin bekerja. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah 12. Mekanisme Koping Pada saat dikaji klien mengatakan tidak pernah bercerita kepada orang lain apabila ada masalah Masalah keperawatan : Isolasi sosial 13. Masalah Psikososial dan Lingkungan Klien mengatakan tidak mau bergaul dengan orang lain karena malu dirinya orang yang tidak punya Masalah keperawatan : Isolasi sosial 14. Pengetahuan Klien Tentang Gangguan Jiwa Klien tidak mengetahui bahwa dirinya mengalami ganguan jiwa. Masalah keperawatan : Tidak ada masalah 15. Aspek Medik Diagnosa Medis : Ganguan afektif bipolari Terapi Medis : - Meferomat 500 mg 2x1 / hari - Amitriphiline 25 mg 2x1/ hari - Lodopin 2x1/ hari - Trihexcyphenidil 2x1/ hari - Trifluopheracine 2x1/ hari 16. Masalah Keperawatan a. b. c. d. e.
Gangguan konsep diri : Harga diri rendah Kerusakan interaksi sosial : Isolasi sosial Regimen terapeutik inefektif Defisit perawatan diri Resiko perilaku kekerasan
17. a. b. c. d. 18.
Diagnosa keperawatan Ganguan konsep diri : Harga diri rendah Kerusakan interaksi sosial : isolasi sosial Resiko tinggi prilaku kekerasan Regimen terapeutik inefektif Analisa data NO 1.
DATA SENJANG
MASALAH Ds : Gangguan konsep diri : harga diri Klien mengatakan klien mengatakan dirinya tidak rendah berguna, malu jika berhubungan dengan orang lain, karena tidak mempunyai apa-apa dan berpendidikan rendah. Do : Klien tampak sedih, melamun dan diam
2.
Ds : Klien mengatakan di rumah sering berdiam diri di kamar Do : Klien terlihat sering melamun dan menyendiri ditempat tidur
Isolasi sosial
3.
Ds : Klien mengatakan klien suka merusak barang-barang di rumah, jika keinginananya tidak dipenuhi. Do : Klien sudah dirawat 2 kali di RSJP Cisarua dengan gejala yang sama, mengamuk, marah-marah, merusak barangbarang rumah tangga
Resiko tinggi prilaku kekerasan
4.
Ds : Klien mengatakan klien mandi 1 kali sehari Klien tidak mau mengganti pakaiannya Do : Pakaian klien tampak kotor
Defisit perawatan diri
19. Rencana Tindakan Keperawatan
Nama mahasiswa NIM
Nama No RM Ruang
NO
1
: Tanzeri gusali : 4003090024
: Tn R : 013308 : kutilang PERENCANAAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ganguan
konsep
TUJUAN
TUM :
KRITERIA INTERVENSI
Setelah 3 kali pertemuan
INTERVENSI
Sp. 1
RASIONAL
Hubungan
saling
diri : harga diri
Klien
rendah
berhubungan
Ds :
dengan orang
kemapuan
Klien mengatakan
lain
dimiliki.
dirinya
klien mampu :
secara
tidak optimal
minder
terhadap
TUK 1 :
Do :
membina
dapat
tampak hubungan diri
ditempat tidur dan
kemampuan
Memilih kegiatan yang
Klien
berdiam
aspek yang
yang dapat digunakan.
orang lain Klien
Mengidentifikasi
Menilai
berguna, malu dan
Identifikasi
saling
sesuai dengan kemampuan. Melatih kegiatan yang sudah dipilih. Merencanakan kegiatan
percaya
yang sudah dilatihkan
percaya
kemampuan
positif merupakan
yang dimiliki
kelancaran
a.Diskusikan
hubungan
kemampuan
positif interaksi
yang dimiliki seperti kegiatan
Dukungan
b. beri pujian yang
positif
realistis dan hindarkan
meningkatkan
setiap kali pertemuan
harga diri klien
dengan
dengan orang lain.
2.
nilai
Mengidentifikasi kemampuan
yang
saat ini.
klien
a. diskusikan dengan klien
kemampuan
yang
masih
dapat
digunakan saat ini bantu
klien
positif dimiliki
Pujian
yang
realistis
tidak
menyebabkan klien
melakukan
kegiatan,
hanya
menyebutkan dan beri
karena
penguatan
mendapatkan
terhadap
kemampuan klien
pujian
c. perlihatkan respon yang
kondusif
dan
menjadi pendengar yang aktif 3. pilih kemampuan yang akan dilatihkan a. diskusikan dengan klien
beberapa
aktifitas
yang
dapat
dilakukan sehari-hari b.
bantu
menetapkan
klien aktivitas
mana yang dapat klien lakukan secara mandiri c. susun bersama klien klien aktivitas atau kegiatan sehari-hari.
TUK 2 :
Sp. 2
Klien
a.
Evaluasi Sp. 1
memilih
b. Pilih kemampuan
kegiatan
yang kedua yang dapat yang
hal-hal
yang dapat dilakukan
b.
dapat
penilaian
negative.
kedua
selanjutnya
klien
dirumah.
jarang berinteraksi
dapat
dasar
dilakukan
ingin
dapat
c.
dilakukan.
yang dilatih d.
Latih kemampuan Masukkan
dalam
jadwal kegiatan klien Sp. 3
Keterbukaan dan
a.
Evaluasi Sp 1 & 2
pengertian tentang
b.
Memilih kegiatan
kemampuan yang
kemampuan
ketiga
dimiliki
adalah
yang dapat dilakukan
prasarat
untuk
c.
berubah
Masukkan dalam
kegiatan klien
Pengertian tentang kemampuan yang dimiliki
dan
memotivasi untuk tetap mempertahankan kegunaannya
20. Implementasi dan Evaluasi Diagnosa Keperawatan
Gangguan konsep diri : harga diri rendah
Implementasi
Evaluasi
Sp. 1 tgl 16 feb 2012 jam 13.00
S . klien mengatakan senang bisa
Mengidentifikasi kemampuan
ngobrol dengan perawat. Klien
DS : klien mengatakan dirinya
positif yang dimiliki
tidak berguna, klien malu dengan
a.mendiskusikan
orang lain
positif
DO : klien tampak melamun,
kegiatan klien dirumah.
O . klien terlihat senang, klien
berdiam
b. memberi pujian yang realistis
tampak
dan
terbuka menerima perawat
diri
dan
jarang
berinteraksi dengan orang lain
yang
kemampuan dimiliki
hindarkan
pertemuan
juga mengatakan punya pun ya kegiatan seperti
setiap
dengan
kali
penilaian
positif
seperti
olahraga
dan
menggambar. tenang
dan
tampak
A . SP.1 klien mengatakan masih
negative.
punya
2. menilai kemampuan yang dapat
dimilki seperti berolah raga dan
dilakukan saat ini.
menggambar
a. mendiskusikan dengan klien
P . lanjutkan SP.2 dan evaluasi
kemampuan yang masih dapat
Sp.1
digunakan saat ini b. membantu klien menyebutkan dan
beri
penguatan
terhadap
kemampuan klien c. memperlihatkan respon yang kondusif
dan
menjadi
pendengar yang aktif 3. memiilih kemampuan yang akan
kegitan
positif
yang
dilatihkan a. mendiskusikan dengan klien beberapa
aktifitas
yang
dapat
dilakukan sehari-hari b. membantu klien menetapkan aktivitas mana yang dapat klien lakukan secara mandiri c. menyusun
bersama
klien
aktivitas atau kegiatan sehari-hari.
Sp. 2 tgl 17 feb 2012 jam 13.00
S
e. mengevaluasi Sp. 1
bekerja dikonfeksi tetapi belum
f.
memilih
kemampuan
yang
kedua yang dapat dilakukan g. melatih
kemampuan
klien
yang
mengatakan
ingin
ada keahlian, klien mengatkan senang
dilatih h. Masukkan
.
perawat
bisa
ngobrol
dan
kemaren
dengan main
badminton dan menggambar di dalam
jadwal
kegiatan klien
ruang rehabilitasi O . klien tampak senang dan tenang bersama perawat A . evaluasi SP.1 . klien mau bermain
badminton
dan
menggambar P . lanjutkan SP 3, evaluasi Sp. 2 Sp. 3 lanjutan tgl 17 feb jam 14.00
S . klien mengatakan senang bisa
d. mengvaluasi Sp 1 & 2
berbincang-bincang
e. Memilih kegiatan kemampuan
perawat, klien juga mengatkan
ketiga yang dapat dilakukan
mendapat motivasi dan menjadi
f.
semangat jika ingin melakukan
Masukkan
klien
dalam
kegiatan
dengan
kegiatan O . klien tampak senang dan tenang A . evaluasi SP.1,2. P . lanjutkan intervensi
B.
Pembahasan
Pada pembahasan ini penulis membahas tentang kesenjangan yang ditemukan antara teori dengan kasus yang penulis buat, pada pembahasan ini penulis menganalisa tentang hambatan yang ditemukan pada saat penulis melakukan asuhan keperawatan pada klien. Pada tahap pengkajian ditemukan adanya beberapa kesenjangan diantaranya pohon masalah. Pada pohon masalah penyebab utama dari masalah utama yang penulis buat pada kasus adalah
Harga diri rendah, sedangkan pada teori adalah mekanisme koping keluarga yang tidak efektif. Hal ini disebabkan karena klien mengalami kekecewaan pada saat klien tidak jadi pindah rumah. Hal tersebut menyebabkan klien merasa minder dan malu terhadap orang lain. Dikarenakan dari penyebab masalah utama berbeda maka diagnosa keperawatan yang muncul adalah Gangguan konsep diri : Harga diri rendah . Adapun hambatan yang penulis temukan pada saat melakukan pengkajian adalah penulis sulit untuk berkomunikasi dengan klien karena klien sering melamun dan kurang perhatian. Oleh karena itu penulis dalam mengatasinya melakukan kontak sering dan singkat. Pada tahap perencanaan, rencana asuhan keperawatan pada Tn. R dimulai setelah data terkumpul yang didapat dari hasil pengkajian. Pada perencanaan tidak menemukan kesenjangan pada tujuan umum maupun tujuan khusus. Pembahasan pada implementasi penulis melaksanakan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana yang sudah ditetapkan. Tetapi dalam hal ini penulis mendapatkan hambatan pada tahap implementasi, penulis tidak bertemu dengan anggota keluarganya sehingga penulis tidak dapat memvalidasi data yang dikemukakan klien. Dalam mengatasinya penulis mencocokan dengan dokumentasi yang ada pada status dan dari perawatan di ruang Kutilang. Selain itu penulis tidak dapat
melaksanakan
perencanaan
pada
diagnosa
keperawatan
yang
kedua
dikarenakan
keterbatasan waktu yang penulis miliki. Pada tahap evaluasi penulis hanya dapat melaksanakan diagnosa keperawatan yang pertama saja. Hambatan yang penulis temukan pada saat evaluasi adalah penulis tidak mempunyai waktu yang lama untuk mengevaluasi karena perawat tidak mempunyai waktu yang lama.