HDR Situasional 5 HARGA DIRI RENDAH SITUASIONAL A. KONSEP TEORI 1. PENGERTIAN Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga, tidak berarti, dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri. (Keliat, 2006) Harga diri rendah adalah semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang merupakan pengetahuan individu tentang dirinya dan mempengaruhi hubungannya dengan orang lain. Harga diri tidak terbentuk waktu lahir, tetapi dipelajari sebagai hasil pengalaman unik seseorang dalam dirinya sendiri, dengan orang terdekat dan dengan realitas dunia (Stuart & Gail, 2006) Harga diri rendah dapat digambarkan sebagai perasaan negatif terhadap diri sendiri termasuk hilangnya percaya diri dan harga diri. Harga diri rendah dapat terjadi secara situasional(trauma) atau kronis (kritik diri yang telah berlangsung lama) dapat diekspresikan secara langsung atau tidak langsung (Stuart & Sundeen, 2006) Harga diri rendah situasional adalah suatu keadaan ketika individu yang sebelumnya memiliki harga diri positif mengalami perasaan negatif mengenai
diri
dalam
berespon
terhadap
suatu
kejadian
(kehilangan,perubahan).
Page | 1
HDR Situasional 5 Harga diri rendah situasional adalah evaluasi diri negatif yang berkembang sebagai respons terhadap hilangnya atau berubahnya perawatan diri seseorang yang sebelumnya mempunyai evaluasi diri positif (NANDA, 2005). Harga diri rendah situasional yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan, dicerai suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu terjadi ( korban perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba ). (Dalami dkk, 2009). 2. ETIOLOGI a. Privacy yang kurang diperhatikan, misalnya pemeriksaan fisik yang sembarangan pemasangan yang tidak sopan ( pengukuran pubis, pemasangan kateler pemeriksaan perincal ). b. Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena dirawat / sakit / penyakit. c. Perlakuan petugas kesehatan yang tidak menghargai, misalnya berbagai pemeriksaan dilakukan tanpa penjelasan, berbagi tindakan tanpa persetujuan. Harga diri rendah biasanya terjadi karena adanya kritik dari diri sendiri dan orang lain, yang menimbulkan penurunan produktifitas berkepanjangan, yang dapat menimbulkan gangguan dalam berhubungan dengan orang lain dan dapat menimbulkan perasaan ketidakmampuan dari dalam tubuh, selalu merasa bersalah terhadap orang lain, selalu berperasaan negatif tentang tubuhnya sendiri. Page | 2
HDR Situasional 5 Klien yang mempunyai gangguan harga diri rendah akan mengisolasi diri dari orang lain dan akan muncul perilaku menarik diri, gangguan sensori persepsi halusinasi bisa juga mengakibatkan adanya waham. a. Faktor predisposisi 1) Faktor yang mempengaruhi harga diri : penolakan orangtua, harapan orangtua tidak realistis, sekolah ditolak, pekerjaan. 2) Faktor yang mempengaruhi performa peran : stereotip peran gender, tuntutan peran kerja, harapan peran budaya 3) Faktor yg mempengaruhi indentitas pribadi : ketidakpercayaan orangtua, tekanan dari kelompok sebaya dan perubahan struktur sosial. b. Faktor presipitasi Ketegangan peran oleh stress yang berhubungan dengan frustasi yang dialami dalam peran/posisi, halusinasi pendengaran dan penglihatan, kebingungan tentang seksualitas diri sendiri, kesulitan membedakan diri sendiri dari orang lain, gangguan citra tubuh, mengalami dunia seperti dalam mimpi.
Page | 3
HDR Situasional 5 3. MANIFESTASI KLINIS a. Mengungkapkan rasa malu/bersalah b. Mengungkapkan menjelek-jelekkan diri c. Mengungkapkan
hal-hal
yang
negatif
tentang
diri
(misalnya,
ketidakberdayaan dan ketidakbergunaan) d. Kejadian menyalahkan diri secara episodik terhadap permasalahan hidup yang sebelumnya mempunyai evaluasi diri positif e. Kesulitan dalam membuat keputusan
Keliat (2009) mengemukakan beberapa tanda dan gejala harga diri rendah adalah : a. Mengkritik diri sendiri. b. Perasaan tidak mampu. c. Pandangan hidup yang pesimis. d. Penurunan produkrivitas. e. Penolakan terhadap kemampuan diri.
Tanda dan gejala yang dapat dikaji: a. Perasaan malu pada diri sendiri akibat penyakit dan akibat terhadap tindakan penyakit. Misalnya malu dan sedih karena rambut menjadi rontok (botak) karena pengobatan akibat penyakit kronis seperti kanker. b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri misalnya ini terjadi jika saya tidak kerumah sakit menyalahkan dan mengejek diri sendiri. Page | 4
HDR Situasional 5 c. Merendahkan martabat. Mis: saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya memang bodoh dan tidak tahu apa-apa. d. Gangguan hubungan sosial. Mis: menarik diri, klien tidak mau bertemu orang lain, lebih suka menyendiri. e. Percaya diri kurang. Klien sukar mengambil keputusan yang suram mungkin memilih alternatif tindakan. f. Mencederai diri akibat harga diri rendah disertai dgn harapan yg suram mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan. g. Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan. h. Perasaan negatif mengenai tubuhnya sendiri. i. Keluhan fisik j. Penolakan terhadap kemampuan personal
Menurut Carpenito, L.J (1998: 352); Keliat, B.A (1994:20); perilaku yang berhubungan dengan harga diri rendah antara lain: a. Data subjektif: 1) Mengkritik diri sendiri atau orang lain 2) Perasaan dirinya sangat penting yang berlebih-lebihan 3) Perasaan tidak mampu 4) Rasa bersalah 5) Sikap negatif pada diri sendiri 6) Sikap pesimis pada kehidupan 7) Keluhan sakit fisik Page | 5
HDR Situasional 5 8) Pandangan hidup yang terpolarisasi 9) Menolak kemampuan diri sendiri 10) Pengurangan diri/mengejek diri sendiri 11) Perasaan cemas dan takut 12) Merasionalisasi penolakan/menjauh dari umpan balik positif 13) Mengungkapkan kegagalan pribadi 14) Ketidak mampuan menentukan tujuan b. Data objektif: 1) Produktivitas menurun 2) Perilaku destruktif pada diri sendiri 3) Perilaku destruktif pada orang lain 4) Penyalahgunaan zat 5) Menarik diri dari hubungan sosial 6) Ekspresi wajah malu dan rasa bersalah 7) Menunjukkan tanda depresi (sukar tidur dan sukar makan) 8) Tampak mudah tersinggung/mudah marah
4. MEKANISME KOPING Mekanisme
koping
adalah
tiap
upaya
yang
ditujukan
untuk
penatalaksanaan stres, termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan mekanisme pertahanan ego yang digunakan untuk melindungi diri ( Stuart, 2006 ). Mekanisme koping terdiri dari pertahanan koping jangka pendek
Page | 6
HDR Situasional 5 atau jangka panjang serta penggunaan mekanisme pertahanan ego untuk melindungi diri sendiri dalam menghadapi persepsi diri yang menyakitkan. a. Pertahanan jangka pendek 1) Aktivitas yang memberikan pelarian sementara dari krisis identitas diri (misalnya konser musik, menonton televisi secara obsesif). 2) Aktivitas
yang
memberikan
identitas
pengganti
sementara
( misalnya ikut serta dalam klub sosial, agama, politik, kelompok, gerakan, atau geng ). 3) Aktivitas yang sementara menguatkan atau meningkatkan perasaan diri yang tidak menentu (misal : olahraga yang kompetitif, prestasi akademik, kontes untuk mendapatkan popularitas). 4) Aktivitas yang merupakan upaya jangka pendek untuk membuat identitas di luar dari hidup yang tidak bermakna saat ini (misalnya: penyalahgunaan obat). b. Pertahanan jangka panjang mencakup berikut ini Stuart ( 2006 ) : 1) Penutupan identitas adalah adopsi identitas prematur yang diinginkan oleh orang terdekat tanpa memperhatikan keinginan, aspirasi, atau potensi diri individu. 2) Identitas negatif adalah asumsi identitas yang tidak sesuai dengan nilai dan harapan yang diterima masyarakat. 3) Mekanisme pertahanan ego termasuk penggunaan fantasi, “ disosiasi, isolasi, proyeksi, pengalihan ( displacement ), Splitting, berbalik marah terhadap terhadap diri sendiri, dan amuk. Page | 7
HDR Situasional 5 5. FASE-FASE KEHILANGAN a. Denial (Penolakan) Fase
ini
merupakan
reaksi
pertama
individu
terhadap
kehilangan/individu tidak percaya.Menolak atau tidak menerima kehilangan yang terjadi. Pernyataan yang sering diucapkan adalah “ itu tidak mungkin”, “saya tidak percaya” seseorang yang mengalami kehilangan karena kematian orang yang berarti baginya, tetap merasa bahwa orang tersebut masih hidup. Dia mungkin mengalami halusinasi, melihat orang yang meninggal tersebut berada di tempat yang biasa digunakan atau mendengar suaranya. Tindakan keperawatan : 1) Memberikan kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan 2) Jelaskan kepada klien bahwa sikapnya itu wajar terjadi pada orang yang mengalami kehilangan 3) Mendukung kebutuhan emosi tanpa memperkuat penyangkalan 4) Beri dukungan kepada klien secara non verbal seperti : memegang tangan, menepuk bahu atau merangkul klien 5) Menawarkan diri untuk tetap bersama klien tanpa mendiskusikan alasan untuk mengatasi. 6) Memberi jawaban yang jujur terhadap pertanyaan klien tentang sakit, pengobatan dan kematian tanpa membantah klien 7) Memperhatikan kebutuhan dasar klien Page | 8
HDR Situasional 5 b. Anger (Marah) Fase ini dimulai dengan timbulnya kesadaran akan kenyataan terjadinya kehilangan. Individu menunjukkan perasaan marah pada dirisendiri atau kepada orang yang berada di lingkungannya. Reaksi fisik yang terjadi pada fase ini antara lain, muka merah, nadi cepat, susah tidur, tangan mengepal mau memukul, agresif. Tindakan keperawatan : 1) Memberi
kesempatan
pada
klien
untuk
mengungkapkan
kemarahannya secara verbal tanpa melawan kemarahannya. 2) Jelaskan kepada keluarga bahwa kemarahan klien sebenarnya tidak ditujukan kepada mereka. 3) Jangan mengambil hati kemarahan yang dilontarkan klien. 4) Motivasi klien untuk membicarakan perasaan marahnya. 5) Bantu klien menguatkan sistem pendukung dari orang lain. 6) Ajarkan teknik asertif.
c. Bargaining (Tawar-menawar) Individu yang telah mampu mengekspresikan rasa marah akan kehilangannya, maka orang tersebut akan maju ke tahap tawar menawar dengan memohon kemurahan Tuhan, individu ingin menunda kehilangan dengan berkata “seandainya saya hati-hati” atau “kalau saja kejadian ini bisa ditunda, maka saya akan sering berdoa”.
Page | 9
HDR Situasional 5 Tindakan keperawatan : 1) Membantu klien mengidentifikasi rasa bersalah dan perasaan takutnya. 2) Jelaskan pada klien tentang sesuatu tindakan yang nyata. 3) Berikan informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan.
d. Depresi Individu berada dalam suasana berkabung, karena kehilangan merupakan keadaan nyata, individu sering menunjukkan sikap menarik diri, tidak mau berbicara atau putus asa dan mungkin sering menangis. Tindakan keperawatan : 1) Mengidentifikasi tingkat depresi dan risiko merusak diri. 2) Membantu klien mengurangi rasa bersalah. 3) Mengidentifikasi
hal
positif
yang
masih
dimiliki
untuk
meningkatkan harga diri klien. 4) Beri kesempatan klien untuk menangis dan mengungkapkan perasaan.
e. Acceptance (Penerimaan) Pada fase individu menerima kenyataan kehilangan, misalnya : ya, akhirnya saya harus dioperasi, apa yang harus saya lakukan agar saya cepat sembuh, tanggung jawab mulai timbul dan usaha untuk pemulihan dapat lebih normal. Page | 10
HDR Situasional 5 Secara bertahap perhatiannya beralih pada objek yang baru, dan pikiran yang selalu terpusat pada objek atau orang yang hilang akan mulai berkurang atau hilang. Jadi individu yang masuk pada fase penerimaan atau damai, maka ia dapat mengakhiri proses berduka dan mengatasi perasaan kehilangannya secara tuntas. Tindakan keperawatan : 1) Sediakan waktu bagi keluarga untuk mengunjungi klien secara teratur. 2) Membantu dalam mendiskusikan rencana masa datang. 3) Membantu keluarga dan teman klien untuk bisa mengerti penyebab kematian.
6. INTERVENSI GENERALIS PADA PASIEN a. Tujuan 1) Klien mampu meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga diri dan pemecahan masalah yang efektif 2) Klien mampu melakukan keterampilan positif untuk meningkatkan harga diri 3) Klien mampu melakukan pemecahan masalah dan melakukan umpan balik yang efektif 4) Klien mampu menyadari hubungan yang positif antara harga diri dan kesehatan fisik
Page | 11
HDR Situasional 5 b. Tindakan Keperawatan 1) Mendiskusikan harga diri rendah : penyebab, proses terjadinya masalah, tanda dan gejala dan akibat 2) Membantu pasien mengembangkan pola pikir positif 3) Membantu mengembangkan kembali harga diri positif melalui melalui kegiatan positif
7. KOMPLIKASI a. Isolasi social b. Perilaku kekerasan c. Halusinasi pendengaran dan halusinasi penglihatan d. Waham
8. PENATALAKSANAAN a. Terapi medis Pemberian terapi medis pada kasus harga diri rendah juga tidak digolongkan sendiri dan lebih mengarah kepada pemberian obat golongan antidepresan, karena fungsi dari obat anti depresan adalah memblok pengambilan kembali neurotransmitter norepineprin dan serotonin, meningkatkan konsentrasinya pada sinaps dan mengkoreksi defisit yang diperkirakan menyebabkan alam perasaan melankolis.Hal ini sesuai dengan masalah neurotransmitter yang dihadapi oleh klien
Page | 12
HDR Situasional 5 dengan harga diri rendah yaitu adanya penurunan neurotransmitter seperti serotonin, norepineprin. Terdapat banyak jenis antidepresan tetapi pada kasus harga diri rendah kali ini pemberian obat yang dapat diberikan lebih banyak dalam jenis Tricyclic Anti Depresan (TCA) : Amitriptiline, Imipramine, desipramine, notriptilin, sesuai dengan fungsi dari obatnya yaitu untuk meningkatkan
reuptake
seorotonin
dan
norepinefrin
sehingga
meningkatkan motivasi klien dan sesuai dengan indikasinya yaitu pengobatan yang diberikan pada klien dengan depresi tetapi juga mengalami skizofrenia sehingga mempunyai efek pengobatan yang saling meningkatkan.
b. Terapi keperawatan Tindakan keperawatan pada klien : Tujuan : 1) Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki 2) Kien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan 3) Klien dapat menetapkan/memilih kegiatan yang sesuai kemampuan 4) Klien dapat melatih kegiatan yang sudah dipilih, sesuai kemampuan 5) Klien dapat merencanakan kegiatan yang sudah dilatihnya
Page | 13
HDR Situasional 5 a) Terapi generalis Prinsip tindakan : 1. Identifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki klien. 2. Bantu klien menilai kemampuan yang dapat digunakan 3. Bantu klien memilih/menetapkan kemampuan yang akan dilatih 4. Latih kemampuan yang dipilih klien 5. Beri pujian yang wajar terhadap keberhasilan klien 6. Bantu menyusun jadwal pelaksanaan kemampuan yang dilatih 7. Evaluasi kemampuan pasien sesuai jadwal kegiatan harian 8. Latih kemampuan kedua 9. Motivasi klien memasukkan kemampuan kedua kedalam jadwal harian b. Terapi Kognitif Prinsip tindakan : 1. Sesi I : Mengungkapkan pikiran otomatis 2. Sesi II : Mengungkapkan alas an 3. Sesi III : Tanggapan terhadap pikiran otomatis 4. Sesi IV : Menuliskan pikiran otomatis 5. Sesi V : Penyelesaian masalah 6. Sesi VI : Manfaat tanggapan 7. Sesi VII : Mengungkapkan hasil Page | 14
HDR Situasional 5 8. Sesi VIII : Catatan harian 9. Sesi IX : Support system
Tindakan keperawatan pada keluarga Tujuan : a. Keluarga dapat membantu pasien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki b. Keluarga memfasilitasi aktifitas pasien yang sesuai kemampuan c. Keluarga memotivasi pasien untuk melakukan kegiatan sesuai dengan latihan yang dilakukan d. Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan pasien
1) Terapi generalis Prinsip tindakan :
Menjelaskan tanda-tanda dan cara merawat klien harga diri rendah
Menjelaskan cara-cara merawat klien dengan HDR
Mendemonstrasikan dihadapan keluarga cara merawat klien denganHDR
Memberikan kesempatan kepada keluarga mempraktekkan cara merawat klien dengan HDR seperti yang telah di demonstrasikan perawat sebelumnya
Page | 15
HDR Situasional 5 2) Triangle terapi Prinsip tindakan :
Sesi I : Mengenali dan mengekspresikan perasaan
Sesi II : Menerima orang lain (klien)
Sesi III : Penyelesaian masalah
Sesi IV : Mengungkapkan hasil
Tindakan keperawatan untuk kelompok 1) Terapi generalis : TAKS Prinsip tindakan :
Sesi
1
:
Membantu
klien
meningkatkan
kemampuan
memperkenalkan diri
Sesi 2 : Membantu klien berkenalan dengan anggota kelompok
Sesi 3 : Membantu klien untuk mampu bercakap-cakap dengan anggota kelompok
Sesi 4 : Membantu klien untuk mampu menyampaikan topik pembicaraan tertentu dengan anggota kelompok
Sesi 5 : Bantu klien untuk mampu menyampaikan dan membicarakan masalah pribadi dengan orang lain
Sesi 6 : Bantu klien untuk mempu bekerja sama dalam permainan sosialisasi kelompok
Page | 16
HDR Situasional 5
Sesi 7 : Bantu klien untuk mamu menyampaikan pendapat tentang manfaat kegiatan kelompok yang telah dilakukan
2) Logo terapi Prinsip tindakan :
Sesi 1 : Mengenal masalah
Sesi 2 : Mengajukan pertanyaan pada diri sendiri
Sesi 3 : Melihat dan merenungkan pengalaman yang bermakna
Sesi 4 : Mengungkap makna dalam kondisi kritis
Sesi 5 : Evaluasi dan terminasi
B. ASUHAN KEPERAWATAN 1. Pengkajian Beberapa faktor yg harus dikaji adalah faktor predisposisi dan faktor presipitasi (Stuart & Laraia, 2005) a. Faktor predisposisi yg harus dikaji adalah penolakan orangtua, harapan orangtua yg tidak realistis, kegagalan yag berulang kali, kurang mempunyai tanggung jawab personal, ketergantungan pada orang lain dan ideal diri tidak realistis. Sedangkan yg paling sering terjadi adalah gangguang dalam mencapai tugas perkembangan sehingga individu tidak dapat hubungan interpersonal yg sehat. Seperti kurangnya perhatian dan stimulasi pada masa bayi, kurang komunikasi antara orangtua dan anak, penganiayaan pada masa kanak-kanak.
Page | 17
HDR Situasional 5 b. Faktor presipitasi yg harus dikaji adalah ketegangan peran stres yg berlebihan berhubungan dgn frustasi yg dialami individu dlm peran spt konflik peran yg tidak jelas, menurunnya kestabilan keluarga, terjadinya perpisahan dgn orangtua yg berarti (perceraian,kematian), ansietas berat yg berkepanjangan dan tidak dapat diatasi(kegagalan dlm berhubungan), malu pada saat berhubungan dgn orang lain. Secara objektif dapat dilihat perilaku klien yg khas dan berhubungan dgn harga diri rendah, keracunan identitas dan depersonalisasi. Perilaku perasaan malu terhadap diri sendiri akibat penyakit dan terhadap tindakan penyakit, rasa percaya kurang, merendahkan martabat diri sendiri, rasa bersalah terhadap diri sendiri, mencederai diri sendiri akibat harga diri rendah, sukar mengambil keputusan dan mempunyai harapan yang suram. c. Tanda dan gejala
Perasaan malu pada diri sendiri.
Rasa bersalah terhadap diri sendiri
Merendahkan martabat.
Gangguan hubungan sosial.
Percaya diri kurang
Mencederai diri akibat harga diri rendah disertai dgn harapan yg suram mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.
Mudah tersinggung atau marah yang berlebihan.
Page | 18
HDR Situasional 5 d. Mekanisme koping pada gangguan konsep diri, mekanisme koping dapat dibagi 2 yaitu koping jangka pendek dan koping jangka panjang (Stuart & Laraia, 2005):
Koping jangka pendek (Suliswati,2005) membagi menjadi 4 kategori, yaitu: aktivitas yg memeberi pelarian sementara dari krisis (pemakaian obat), aktivitas yg memebri kehidupan (memenuhi kebutuhan hidup dgn kerja), aktivitas yg memberi kesempatan mengganti identitas sementara (memiliki kelompok tertentu/pengikut kelompok tertentu), aktivitas yg memberikan kekuatan/dukungan sementara terhadap konsep diri (aktivitas yg kompetisi, kontes, prestasi,akademik)
Koping jangka panjang adalah penutupan identitas prematur yg diinginkan oleh orang yg penting bagi individu tanpa memperhatikan keinginan aspirasi dan potensi dari individu tersebut dan identitas negatif dgn mengasumsi identitas yg tidak wajar untuj dapat diterima oleh nilai dan harapan masyarakat.
e. Sumber koping merupakan suatu evauasi terhadap pilhan koping dan strategi seseorang. Individu dapat mengatasi stres dan ansietas dgn menggunakan sumber koping yg ada di lingkungannya. Sumber koping tersebut dujadikan sebagai modal untuk menyelesaikan masalah. Dukungan sosial dan keyakinan budaya dapat membantu sesorang mengintegrasikan pengalaman yg menimbulkan stress dan mengadopsi strategi koping yg efektif.
Page | 19
HDR Situasional 5 Menurut Towsend ( 1998 ) pada pasien dengan gangguan harga diri rendah akan ditemukan batasan karakteristik : 1) Kurang kontak mata 2) Ungkapan yang mengaktifkan diri 3) Ekspresi rasa malu 4) Mengevaluasi diri sebagai individu yang tidak mampu untuk menghadapi berbagai peristiwa. 5) Menolak umpan balik yang positif dan melebih-lebihkan umpan balik yang negatif tentang dirinya. 6) Ragu-ragu untuk mencoba hal-hal yang baru 7) Hipersensitif terhadap kritik, mudah tersinggung dengan pembicaraan orang lain. 2. Diagnosa keperawatan a. Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah Tujuan umum : klien memilih konsep diri yang positif TUJUAN KHUSUS 1. Klien
dapat
membina hubungan percaya perawat
KRITERIA dapat
Klien menunjukan
saling dengan
wajah
mata,
ekspresi
bersahabat,
menunjukan senang,
INTERVENSI
ada mau
tangan, menyebutkan
rasa
Bina
hubungan
saling
percaya
dengan
menggunakan
prinsip
komunikasi
terapeutik,
kontak
yaitu sapa klien dengan
berjabat
ramah baik verbal maupun
mau
non verbal, perkenalkan
nama,
mau menjawab salam,
diri
dengan
sopan,
tanyakan nama lengkap Page | 20
HDR Situasional 5 klien
mau
duduk
dan nama panggilan yang
berdampingan dengan
disukai
perawat,
tujuan pertemuan, jujur
mau
klien,
jelaskan
mengutarakan masalah
dan
menepati
janji,
yang dihadapi
tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya, beri perhatian dan perhatikan
kebutuhan
dasar klien. 2. Klien
dapat
dapat
Klien
Diskusikan dengan klien
mengidentifikasi
mengidentifikasi
tentang : aspek positif
aspek positif dan
kemampuan dan aspek
yang
kemampuan yang
positif yang dimiliki
keluarga,
dimiliki
yaitu : aspek positif
kemampuan yang dimiliki
dan kemampuan yang
klien. Bersama klien buat
dimiliki klien, aspek
daftar tentang : aspek
positif keluarga, aspek
positif
positif
lingkungan,
lingkungan
klien.
dimiliki
klien,
lingkungan,
klien,
keluarga,
kemampuan
yang dimiliki klien. Beri pujian
yang
realistis,
hindarkan
memberi
penilaian negative 3. Klien
dapat
Klien
menyebutkan
menilai
kemampuan
kemampuan yang
dapat dilaksanakan.
dimiliki dilaksanakan
untuk
yang
Diskusikan dengan klien kemampuan yang dapat dilaksanakan,
diskusikan
kemampuan yang dapat dilanjutkan pelaksanaannya.
Page | 21
HDR Situasional 5
dapat
4. Klien
merencanakan
rencana
kegiatan
harian.
sesuai
membuat
Klien
kegiatan
Rencanakan bersama klien aktivitas
yang
dilakukan
dapat
setiap
hari
dengan
sesuai kemampuan klien,
kemampuan yang
meliputi
dimiliki
mandiri, kegiatan dengan
:
kegiatan
bantuan
keluarga,
tingkatkan kegiatan sesuai kondisi klien, beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang dapat klien lakukan. 5. Klien
dapat
melakukan kegiatan dengan
sesuai
melakukan
Klien
Anjurkan
klien
untuk
kegiatan sesuai jadual
melaksanakan
yang dibuat
yang telah direncanakan,
rencana
pantau
yang dibuat
kegiatan
kegiatan
yang
dilaksanakan klien, beri pujian atas usaha yang dilakukan
klien,
diskusikan
6. Klien
dapat
memanfaatkan sistem pendukung yang ada
kemungkinan
pelaksanaan Klien sistem
memanfaatkan
kegiatan
setelah pulang.
pendukung
yang ada di keluarga
Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawat
klien
dengan
harga diri rendah, bantu keluarga
memberikan
dukungan selama klien di
Page | 22
HDR Situasional 5 rawat,
bantu
keluarga
menyiapkan lingkungan di rumah. b. Isolasi sosial berhubungan dengan harga diri rendah Isolasi sosial
Menurut Townsend, M.C (1998:152), Isolasi sosial merupakan keadaan kesepian yang dialami oleh seseorang karena orang lain dianggap menyatakan sikap negatif dan mengancam bagi dirinya.
Menurut DEPKES RI (1989: 117) penarikan diri atau withdrawal merupakan suatu tindakan melepaskan diri, baik perhatian maupun minatnya terhadap lingkungan sosial secara langsung yang dapat bersifat sementara atau menetap.
Tujuan Umum : Klien dapat berhubungan dengan orang lain secara optimal KRITERIA
TUJUAN
INTERVENSI
EVALUASI Ekspresi wajah
Bina
Klien dapat membina
bersahabat,
percaya
dengan
hubungan
menunjukkan
mengungkapkan
prinsip
TUK 1
percaya
saling
senang, mata,
ada mau
tangan, menyebutkan
rasa kontak berjabat mau nama,
mau menjawab salam,
hubungan
saling
komunikasi terapeutik a. Sapa ramah
klien baik
dengan verbal
maupun non verbal b. Perkenalkan
diri
Page | 23
HDR Situasional 5 klien
mau
duduk
dengan sopan
berdampingan dengan perawat,
c. Tanyakan
mau
lengkap
nama klien
dan
menguraikan masalah
nama panggilan yang
yang dihadapi
disukai klien d. Jelaskan
tujuan
pertemuan e. Jujur
dan
menepati
janji f. Tunjukkan
sikap
empati dan menerima klien apa adanya. g. Beri perhatian kepada klien dan perhatikan
TUK 2 Klien
dapat
dapat
Klien
kebutuhan dasar klien Diskusikan kemampuan
mengidentifikasi
dan aspek positif yang
mengidentifikasi
kemampuan dan aspek
dimiliki klien
kemampuan dan aspek
positif yang dimiliki.
positif yang dimiliki
a. Kemampuan yang
dimiliki klien b. Aspek
positif
dapat
menilai
hindarkan dari memberi Utamakan memberi pujian
positif
lingkungan
Klien
klien
yang realistis
c. Aspek
bertemu
nilai yang negative
keluarga
TUK 3
Setiap
yang
dimiliki Klien dapat menilai
Diskusikan dengan klien
kemampuan
yang
kemampuan yang masih
digunakan
dapat digunakan selama
kemampuan yang dapat
dapat
digunakan
dirumah sakit
sakit
Page | 24
HDR Situasional 5
menilai
Klien kemampuan dapat
TUK 4 Klien menetapkan
dapat dan
merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan
yang
digunakan
yang
di
kemampuan
dapat
dilanjutkan
pengunaanya
memiliki
rumah Klien
Diskusikan
Berikan pujian Meminta klien
untuk
kemampuan yang akan
memilih
dilatih
yang mau dilakukan di
Klien mencoba sesuai
rumah sakit
jadwal harian
yang
Bantu
satu
klien
kegiatan
melakukan
jika perlu beri contoh
dimiliki
Beri
pujian
atas
keberhasilan klien
Diskusikan
jadwal
kegiatan
TUK 5
Klien
melakukan
harian
kegiatan yang di latih Beri kesempatan pada
Klien dapat melakukan
kegiatan
kegiatan sesuai kondisi
dilatih (mandiri atau
kegiatan
sakit
dengan bantuan)
direncanakan
dan
kemampuannya
Klien melakukan kegiatan
TUK 6
Klien dapat memenfaatkan sistem pendukung yang ada
mandiri Keluarga
yang
telah
klien
mampu beberapa
atas
Beri
untuk
mencoba
yang
telah
pujian
atas
keberhasilan klien
secara
Diskusikan kemungkinan
memberi
pelaksanaan dirumah Beri pendidikan kesehatan
dukungan dan pujian
pada keluarga tantang cara
Keluarga
merawat
memahami
dengan
harga diri rendah
jadual kegiatan harian klien
klien
Bantu memberikan
keluarga dukungan
selama sakit
Page | 25
HDR Situasional 5
Bantu
keluarga
menyiapkan
lingkungan
dirumah
Jelaskan cara pelaksanaan jadual
kegiatan
klien
dirumah
Anjurkan memberi pujian pada klien setiap berhasil
c. Resiko perubahan persepsi sensori: Halusnasi berhubungan dengan menarik diri. Halusinasi merupakan gangguan atau perubahan persepsi dimana klien mempersepsikan sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi. Suatu penerapan panca indra tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu persepsi melalui panca indra tanpa stimulus eksteren: persepsi palsu (Maramis, 2005). Halusinasi adalah kesan, respon dan pengalaman sensori yang salah (Stuart, 2007). Tujuan umum : Klien dapat berinteraksi dengan orang lain supaya tidak terjadi halusinasi TUJUAN KHUSUS KRITERIA 1. Klien dapat Klien mampu, membina hubungan percaya
menunjukan saling menerima/ kontak
ekpresi bersahabat,
mata
baik,
INTERVENSI Bina percaya
hubungan
saling
dengan
klien
menggunakan
prinsop
komunikasi terapeutik.
mengatakan masalah yang
Page | 26
HDR Situasional 5 dihadapi 2. Klien
dapat Klien
mampu
mengenal perasaan mengungkapkan yang menyebabkan perasaannya perilaku
menarik menyebabkan
diri.
Kaji
pengetahuan
klien
tentang perilaku menarik yang
diri dan tanda tandanya.
menarik
diri.
Beri kesempatan kepada klien
untuk
mengungkapkan perasaan penyebab
menarik
diri
atau tidak mau bergaul.
Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta penyebab yang muncul.
Berikan pujian terhadap kemampuan
klien
mengungkapkan perasaannya 3. Klien
dapat Klien dapat menyebutkan
menyebutkan
manfaat dan keuntungan
keuntungan
berhubungan
berhubungan
orang lain.
Kaji
pengetahuan
tentang
dengan
manfaat
klien dan
keuntungan berhubungan sosial dengan orang lain
dengan orang lain.
dan kerugian bila yidak berhubungan
dengan
orang lain.
Beri kesempatan kepada klien
untuk
mengung-
kapkan perasaan tentang
Page | 27
HDR Situasional 5 keuntu-ngan berhubungan sosial dengan orang lain.
Diskusikan dengan klien tentang
manfaat
berhubungan
so-sial
dengan orang lain.
Beri reinforcement positif terhadap klien
kemampuan mengungkapkan
kemampuan berhubungan dengan orang lain
Kaji pengetahuan pasien tentang kerugian bila tidak berhubungan
dengan
orang lain.
Beri kesempatan kepada klien
untuk
mengung-
kapkan perasaan tentang kerugian
bila
tidak
berhubungan
dengan
orang lain.
Diskusikan dengan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan
dengan
orang lain.
Beri reinforcement positif terhadap klien
kemampuan mengungkapkan
kemampuan berhubungan dengan orang lain. Page | 28
HDR Situasional 5
d. Resiko bunuh diri berhubungan dengan harga diri rendah Schneidman mendefinisikan bunuh diri sebagai sebuah perilaku pemusnahan secara sadar yang ditujukan pada diri sendiri oleh seorang individu yang memandang bunuh diri sebagai solusi terbaik dari sebuah isu. Dia mendeskripsikan bahwa keadaan mental individu yang cenderung melakukan bunuh diri telah mengalami rasa sakit psikologis dan perasaan frustasi yang bertahan lama sehingga individu melihat bunuh diri sebagai satu-satunya penyelesaian untuk masalah yang dihadapi yang bisa menghentikan rasa sakit yang dirasakan (dalam Maris dkk., 2000).
Tujuan jangka pendek : klien akan mencari bantuan perawat bila ada perasaan ingin mencederai diri.
Tujuan jangka panjang : klien tidak akan mencederai diri No 1
Intervensi
Rasional
Observasi perilaku klien lebih sering Observasi ketat dibutuhkan supaya melalui aktivitas dan interaksi rutin, intrvensi hindari
2
kesan
pengamatan
dan dibutuhkan
dapat untuk
terjadi
jika
memastikan
kecurigaan pada klien
keamanan klien
Tetapkan kontak verbal dengan klien
Mendiskusikan perasaan ingin
bahwa ia akan meminta bantuan jika bunuh diri dengan orang yang keinginan bunh diri dirasakan
dipercaya keringanan
memberikan untuk
derajat
klien,
sikap
penerimaan klien sebagai individu Page | 29
HDR Situasional 5 dapat dirasakan 3
Dorong klien untuk bicara tentang Agar memecahakn masalah dan perasaan
yang
dimiliknya
sebelum memahami factor pencetus
perilaku bunuh diri terjadi 4
Bertindak
sebagai
model
dalam Perilaku bunuh diri dipandang
mengekspresikan kemarahan yang tepat
sebagai marah yang diarahakan pada diri sendiri
5
Rancang anggota tim perawat untuk Untuk memantau kondisi klien memonitor secara kontinyu.
6
Instruksikan
setiap waktu.
pengunjung
untuk Mencegah
penggunaan
benda-
membantasi barang bawaan ( yakinkan benda tertentu untuk melanjutkan untuk tidak memberikan makanan dalam ide bunuh dirinya. tas plastic) 7
Batasi orang dalam ruangan klien dan Stimulus untuk bunuh diri bisa perlu adanya penurunan stimuli.
timbul
ketika
klien
melihat
keramaian. 8
Informasikan saudara
kepada
klien
keluarga bahwa
dan Dukungan
social
dapat
klien meringankan stimulus.
membutuhkan dukungan social yang adekuat 9
Bersama
pasien
dukungan
sosial
menulis yang
di
daftar Untuk
mempermudah
punyai menghubungi keluarga yang bisa
termasuk jejaring sosial yang bisa di membantu meringankan stimulus.
Page | 30
HDR Situasional 5 akses. 10
Dorong klien untuk melakukan aktivitas Mengalihkan stimulus ke kegiatan social.
lain.
Page | 31
HDR Situasional 5 REFERENSI Stuart, (2007).Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi : Lima. Jakarta : EGC Dalami, dkk.(2009). Asuhan Keperawatan Jiwa Dengan Masalah Psikososial.Jakarta : Trans Info Media. Suliswati, dkk.(2005). Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa.Jakarta : EGC. Lodo.A ,2013. Makalah Harga Diri Rendah Situasional .Retrieved From http://www.scribd.com/search?query=hdr+situasional
Page | 32