AZAS-AZAS YANG MENDASARI AUDIT LAPORAN KEUANGAN
Audit laporan keuangan memainkan peran yang sangat diperlukan dalam ekonomi pasar bebas. Beberapa tanggung jawab auditor termasuk untuk mendeteksi dan melaporkan kecurangan, melaporkan tindakan melanggar hukum yang dilakukan klien, serta melaporkan apabila terdapat ketidakpastian tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
Boyton (2003:50), menjelaskan tentang azas-azas yang mendasari audit laporan keuangan dengan membagi kedalam lima bagian yaitu:
Hubungan antara Akuntansi dan Auditing
Metode akuntansi mencakup kegiatan mengidentifikasi bukti dan transaksi yang dapat mempengaruhi entitas. Setelah di identifikasi, maka bukti dan transaksi ini diukur, dicatat dikelompokkan serta di buat ikhtisar dalam catatan akuntansi. Hasil proses ini adalah penyusunan dan distribusi laporan keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum tujuan akhir akuntansi adalah komunikasi data yang relevan dan andal, sehingga dapat berguna bagi pengambilan keputusan. Dengan demikian, akuntansi adalah suatu proses yang kreatif.
Audit laporan keuangan yang khas terdiri dari upaya memahami bisnis dan industi klien serta mendapatkan dan mengevaluasi bukti yang berkaitan dengan laporan keuangan manajemen, sehingga memungkinkan auditor meneliti apakah pada kenyataannya laporan keuangan tersebut telah menyajikan posisi keuangan entitas, hasil operasi, serta arus kas secara wajar sesuai dengan GAAP. Auditor bertanggung jawab untuk mematuhi standar auditing yang berlaku umum (GAAS) dalam mengumpulkan dan mengevaluasi bukti, serta dalam menerbitkan laporan yang memuat kesimpulan auditor yang dinyatakan dalam bentuk pendapat atau opini atas laporan keuangan. Tujuan utama audit laporan keuangan bukan untuk menciptakan informasi baru, melainkan untuk menambah keandalan laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen.
Pembuktian dan Pertimbangan Profesional dalam Audit Laporan Keuangan
Audit di lakukan berdasarkan asumsi bahwa data laporan keuangan dapat di teliti untuk pembuktian. Data dikatakan dapat di teliti untuk pembuktian (verifiable) apabila dua atau lebih orang yang memiliki kualifikasi dapat membrikan kesimpulan yang serupa dari data yang di periksa. Kemampuan dapat diteliti untuk pembuktian (verifiability) terutama berkaitan dengan tersedianya atestasi bukti pada validitas informasi yang sedang di pertimbangkan.
Akuntansi dan auditing secara signifikan memerlukan apa yang di sebut pertimbangan profesional. Oleh karena itu, auditor hanya mencari dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas kewajaran (fairness) laporan keuangan. Dalam melakukan pemeriksaan, auditor memperoleh bukti-bukti untuk meyakinkan validitas (validity) dan ketepatan perlakuan akuntansi atas transaksi dan saldo. Dalam konteks ini, validitas berarti otentik, mantap atau memiliki dasar yang kokoh, sedangkan ketepatan (propriety) berarti sesuai dengan aturan-aturan akuntansi yang di tetapkan secara kebiasaan yang ada.
Kebutuhan akan Audit Laporan Keuangan
Perlunya dilakukan audit independen atas laporan keuangan karena:
Pertentangan kepentingan (conflict of interest) pertentangan kepentingan dapat terjadi di antara berbagai kelompok pengguna laporan keuangan seperti para kreditor dan para pemegang saham, oleh karena itu para pengguna mencari keyakinan dari auditor independen luar bahwa informasi tersebut telah (1) bebas dari bias untuk kepentingan manajemen dan (2) netral untuk kepentingan berbagai kelompok pengguna (dengan perkataan lain, informasi tidak disajikan sedemikian rupa sehingga menguntungkan salah satu kelompok pengguna di atas kelompok lainnya)
Konsekuensi (consequence) laporan keuangan yang di terbitkan menyajikan informasi yang penting, dan dalam beberapa kasus, merupakan satu-satunya sumber informasi yang di gunakan untuk membuat keputusan investasi yang signifikan, peminjaman, serta keputusan lainnya. Maka para pengguna laporan akan melirik pada auditor independen utuk memperoleh keyakinan bahwa laporan keuangan yang telah disusun sesuai dengan GAAP, termasuk semua pengungkapan yang memadai.
Kompleksitas (complexity) dengan meningkatnya tingkat kompleksitas,maka risiko interpretasi dan risiko timbulnya kesalahan yang tidak disengaja juga ikut meningkat . karena para pengguna merasa semakin sulit, atau bahkan mustahil untuk mengevaluasi sendiri mutu laporan keuangan, maka mereka mengandalkan auditor independen untuk menilai mutu informasi yang dimuat dalam laporan keuangan
Keterpencilan (remotenes) tidak praktis untuk mencari akses langsung pada catatan akuntansi utama guna melaksanakan sendiri verifikasi atas laporan keuangan, dari pada mempercayai mutu data keuangan begitu saja, para pengguna laporan keuangan lebih mengandalkan laporan auditor untuk memenuhi kebutuhannya.
Empat kondisi tersebut secara bersama-sama membentuk adanya risiko informasi (information risk), yaitu risiko bahwa laporan keuangan mungkin tidak benar, tidak lengkap, atau bias. Oleh karena itu, dapat di katakan bahwa audit laporan keuangan dapat meningkatkan kredibilitas laporan keuangan dengan cara menekan risiko informasi.
Manfaat Ekonomi Suatu Audit
Beberapa manfaat dari audit laporan keuangan adalah sebagai berikut:
Ases ke pasar modal. Perusahaan publik harus memenuhi statuta (ketentuan hukum) persyaratan audit terlebih dahulu, agar dapat mencatatkan sahamnya sebelum di perdagangkan di pasar modal
Biaya modal yang lebih rendah. Laporan keuangan Perusahaan yang telah di audit akan menurunkan risiko informasi, maka auditor dapat menawarkan tingkat bunga yang lebih rendah, dan investor akan setuju untuk mendapatkan tingkat pengembalian yang lebih rendah atas investasi mereka
Penangguhan inefisiensi dan kecurangan. Apabila para pegawai mengetahui akan di adakannya audit independen, mereka akan menjadi lebih berhati-hati dan berusaha sesedikit mungkin melakukan kesalahan dalam menjalankan fungsi akuntansi dan menyalahgunakan aset perusahaan, selain itu dapat mengurangi kemungkinan manajemen melakukan kecurangan dalam pelaporan keuangan.
Peningkatan pengendalian dan operasional. Sering kali auditor independen memberikan saran untuk meningkatkan pengendalian serta mencapai efisensi operasi yang lebih tinggi dalam organisasi klien
Pada umumnya penerbitan laporan keuangan setelah audit hanya memberikan pengaruh atau tidak berpengaruh langsung pada harga saham perusahaan, karena seringkali manajemen telah menyampaikan hasil-hasil keuangan dan temuan audit melalui siaran pers kepada wartawan keuangan sebelum laporan keuangan secara resmi diterbitkan. Akan tetapi, pernyataan semacam itu dapat membantu keyakinkan efisiensi pasar uang dengan cara mencegah atau membatasi penyebaran informasi sebelum yang tidak akurat.
Para pengguna laporan keuangan memperoleh manfaat dari keyakinan bahwa informasi tersebut bebas dari salah saji yang material. Selain dari manajemen dan dewan direksi juga memperoleh manfaat dari hasil sampling suatu audit. Biasanya para auditor memiliki pengetahuan yang luas tentang risiko bisnis, praktik terbaik, serta ukuran kinerja kunci yang terkait dengan suatu industi tertentu. Sebagai hasil pengalaman melakukan audit atas beberapa atau banyak perusahaan. Dengan demikian para auditor independen dari kantor akuntan dapat membagikan pengetahuan mereka kepada manajemen . SEC memberikan perhatian tentang hubungan antara jasa audit dengan konsultasi, setiap auditor harus menjaga keseimbangan yang tipis antara melaksanakan audit serta membiarkan manajemen dan dewan direksi memetik keuntungan berupa manfaat ekonomi dari pengetahuan auditor tentang perusahaan
Keterbatasan Audit Laporan Keuangan
Keterbatasan auditor adalah bahwa auditor bekerja dalam batasan ekonomi yang wajar. Batasan ekonomi yang dimaksud adalah
Biaya yang memadai (reasonable cost). Pembatasan biaya audit dapat menimbulkan terbatasnya pengujian, atau penarikan sampel dari catatan akuntansi atau data pendukung yang dilakukan secara selektif. Selain itu, auditor juga dapat memilih untuk menguji sistem pengendalian internal dan mendapatkan keyakinan dari sistem pengendalian internal yang berungsi dengan baik
Jumlah waktu yang memadai (reasonable leght o time). biasanya laporan auditor atas demikian banyak perusahaan akan terbit dalam waktu tiga sampai lima minggu setelah tanggal neraca. Hambatan waktu ini dapat mempengaruhi jumlah bukti yang di peroleh tentang peristiwa dan transaksi setelah tanggal neraca yang berdampak pada laporan keuangan. Lebih lagi, hanya tersedia waktu yang demikian siingkat untuk memisahkan ketidakpastian yang ada pada tanggal laporan keuangan.
Keterbatasan lainnya adalah kerangka kerja akuntansi yang di tetapkan untuk penyusunan laporan keuangan, kerangka kerja akuntansi yang di maksud adalah:
Prinsip akuntansi alternatif (alternative accounting principles) GAAP memperbolehkan prinsip alternatif, pengguna laporan keuangan harus mempunyai pengetahuan luas tentang pilihan akuntansi yang dipilih oleh perusahaan dan akibatnya terhadap laporan keuangan
Estimasi akuntansi (accounting estimates) estimasi adalah bagian yang melekat dengan proses akuntansi, dan tidak seorang pun termasuk auditor dapat meramalkan bagaimana hasil suatu ketidak pastian itu, suatu audit tidak dapat menambahkan ketepatan dan kepastian pada laporan keuangan apabila faktor-faktor tersebut tidak ada.
Walaupun memiliki keterbatasan, namun audit atas laporan keuangan akan menambah kredibilitas sebuah laporan keuangan.
PIHAK-PIHAK YANG BERHUBUNGAN DENGAN AUDITOR INDEPENDEN
Menurut Boyton (2003:57), terdapat 4 pihak yang berhubungan dengan auditor independen, yaitu:
Manajemen
Manajemen menunjuk pada kelompok perorangan yang secara aktif merencanakan, melakukan koordinasi, serta mengendalikan jalannya operasi dan transaksi klien. Dalam konteks auditing manajemen menunjuk pada para pejabat perusahaan, pengawas, dan personel kunci sebagai penyelia (supervisor). Untuk mendapatkan bukti yang di perlukan di dalam audit seringkali auditor memerlukan data rahasia tentang entitas. Oleh kerena itu adalah mutlak untuk menjalin hubungan berdasarkan saling mempercayai dan saling menghargai. Pendekatan tipikal yang harus di lakukan auditor terhadap asersi manajemen, dapat di sebut sebagai keraguan profesional, hal ini berarti auditor tidak boleh tidak mempercayai asersi manajemen, namun juga tidak boleh begitu saja menerimanya tanpa memperhatikan kebenarannya, auditor harus senantiasa menyadari perlunya mengevaluasi secara objektif kondisi-kondisi yang sedang diamati serta bukti yang di peroleh selama audit.
Dewan Direksi dan Komite Audit
Dewan direksi (board of directors) suatu perusahaan bertanggung jawab untuk memastikan bahwa perusahaan dioperasikan dengan cara terbaik untuk kepentingan para pemegang saham. Hubungan auditor dengan para direktur sebagian besar tergantung pada komposisi dewan itu sendiri, bila dewan terutama terdiri dari para pejabat perusahaan, maka hubungan auditor, dewan dan manajemen pada dasarnya adalah satu dan sama, namun apabila dewan terdiri dari sejumlah anggota yang berasal dari luar perusahaan, mungkin terdapat hubungan yang sedikit berbeda, anggota-anggota dewan yang berasal dari luar bukanlah para pejabat atau pegawai perusahaan, dalam hal ini, komite audit yang di tunjuk terutama terdiri dari anggota yang berasal dari luar dewan , dapat bertindak sebagai penghubung antara auditor dan manajemen. Terdapat kecenderungan meningkatnya penggunaan komite audit sebagai alat untuk memperkuat independen auditor. Fungsi suatu komite audit yang secara langsung mempengaruhi auditor independen adalah:
mencalonkan kantor akuntan publik untuk melaksanakan audit tahunan
mendiskusikan lingkup audit dengan auditor
mengundang auditor secara langsung untuk mengkomunikasikan masalah-masalah besar yang di jumpai selama pelaksanaan audit
me-review laporan keuangan dan laporan auditor bersama auditor pada saat penyelesaian penugasan
karena dewan direksi juga berkepentingan dengan keahlian dan pengetahuan auditor tentang faktor risiko bisnis dan daya saing perusahaan, komite audit akan memainkan peran penting dalam memperkuat kemampuan auditor untuk menerapkan keraguan profesional secara tepat dalam perikatan.
Auditor Internal
Seorang auditor independen biasanya memiliki hubungan kerja yang dekat dengan auditor internal yang ada pada perusahaan kliennya. Manajemen dapat meminta auditor independen untuk me-review kegiatan auditor internal yang telah direncanakan untuk tahun berjalan serla melaporkan mutu kerja mereka, auditor memiliki kepentingan kepada auditor internal yang berkaitan dengan struktur pengendalian intern klien, dan manajemen internal juga di perbolehkan membantu auditor independen dalam melaksanakan audit laporan keuangan. Pekerjaan auditor internal tidak dapat di gunakan sebagai pengganti auditor independen, namun pekerjaan auditor internal dapat menjadi pelengkap yang penting bagi auditor independen. Untuk menentukan pengaruh pekerjaan audit internal terhadap audit, auditor independen harus (1) mempertimbangkan kompetensi dan objektivitas auditor internal dan (2) mengevaluasi mutu pekerjaan auditor internal
Pemegang Saham
Auditor memiliki tanggung jawab yang penting kepada para pemegang saham sebagai pengguna utama laporan auditor, auditor tidak berhubungan langsung dengan para pemegang saham yang bukan pejabat, pegawai kunci atau direktur perusahaan klien, namun demikian auditor dapat di perbolehkan mengikuti rapat umum pemegang saham serta memberikan tanggapan atas pertayaan-pertanyaan para pemegang saham
STANDAR AUDITING
AICPA bertanggung jawab menetapkan standar audit untuk profesional akuntan publik. Salah satu lengan dari divisi ini adalah Auditing Standards Board (ASB) atau dewan standar auditing, yang telah ditunjuk sebagai badan teknis senior dari AICPA untuk menerbitkan dan mengumumkan standar audit. ASB juga bertanggung jawab menyediakan pedoman bagi para auditor untuk mengimplementasikan pengumuman tersebut dengan cara memberikan persetujuan atas interpretasi serta pedoman audit disusun oleh staf dari divisi standar auditing. Seluruh anggota ASB yang berjumlah 15 orang adalah anggota AICPA. Komite perencanaan pada ASB yang terdiri dari enam anggota memiliki tanggung jawab untuk menetapkan agenda ASB serta memantau kemajuan proyek ASB. Dalam memenuhi tanggung jawabnya, komite menentukan apakah ASB telah menaggapi isu-isu auditing yang diidentifikasi oleh profesi dan akuntan publik yang dilayani.
Statement on Auditing Standars (SAS) atau Pernyataan Standar Auditing
Pengumuman ASB disebut Statement On Auditing Standads, sebelum SAS diterbitkan sebuah konsep usulan tentang pernyataan tersebut di edarkan secara luas kepada kantor-kantor CPA, lembaga pengatur seperti SEC, para pendidik di bidang akuntansi dan lainnya untuk mendapatkan komentar sebagai umpan balik, pernyataan yang di usulkan berikut komentar yang diterima selanjutnya di bahas bersama oleh dewan dalam suatu rapat terbuka sebelum usulan tersebut di terima. Diperlukan persetujuan setidaknya dua per tiga anggota untuk menerbitkan suatu SAS. SAS menjelaskan sifat dan luasnya tanggung jawab seorang auditor serta menawarkan bimbingan bagi seorang auditor yang melaksanakan audit. Kepatuhan kepada SAS merupakan kewajiban anggota AICPA yang harus siap untuk memberikan alasan atas setiap penyimpangan suatu pernyataan.
Ketika di terbitkan, SAS dan semua interpretasi audit yang terkait di beri nomor kode AU. Dokumen tersebut disatukan dalam satu berkas lembar lepas AICPA yang di sebut profesional standards, volume 1. Standar auditing yang diakui secara luas dalam kaitan dengan profesi akuntan publik dikenal dengan the ten generally accepted auditing standards.
Generally Accepted Auditing Standars (GAAS)
Standar auditing yang di akui secara luas dalam kaitannya profesi akuntan publik dikenal dengan sebutan the ten (general accepted auditing standards)/ sepuluh standar yang berlaku umum. Sepuluh standar ini awalnya disetujui oleh para anggota AICPA pada akhir tahun 1940-an. Sejak itu standar tersebut telah di berkaskan dalam statement on auditing standar. Kadang kala standar lainnya yang tercantum dalam SAS disebut sebagai interpretasi atau perluasan dari kesepuluh GAAS tersebut.
Standar Umum
Standar umum berkaitan dengan kualifikasi auditor dan mutu pekerjaan auditor. Terdapat tiga standar umum menurut Boyton (2003:61):
Keahlian dan Pelatihan Teknik yang Memadai.
Dalam setiap profesi, terdapat suatu yang sangat berharga dalam kompetensi teknis. Kompetensi auditor ditentukan oleh 3 faktor: (a) pendidikan universitas formal untuk memasuki profesi; (b) pelatihan praktik dan pengalaman dalam auditing, dan (c) mengikuti pendidikan profesi berkelanjutan selama karir profesional auditor.
Independensi dalam Sikap Mental
Kompetensi saja tidak mencukupi. Auditor juga harus bebas dari pengaruh klien dalam melaksanakan audit serta dalam melaporkan temuan-temuannya. Standar umum yang kedua ini mengaitkan peran auditor dalam seuatu audit dengan peran sebagai penengah dalam perselisian dalam pemburuan atau sebagai hakim dalam kasus hukum. Auditor juga harus memenuhi persyaratan independensi dalam kode perilaku profesional yang ada di AICPA.
Menurut Mulyadi (1998:26), keadaan yang sering kali mengganggu sikap mental independen auditor adalah:
Sebagai seorang yang melaksanakan audit secara independen,auditor dibayar oleh kliennya atas jasanya tersebut
Sebagai penjual jasa seringkali auditor mempunyai kecenderungan untuk memuaskan keinginan kliennya
Mempertahankan sikap mental independen seringkali dapat menyebabkan lepasnya klien.
Penggunaan Kemahiran Profesional
Seorang auditor juga diharapkan memiliki kesungguhan dalam melaksanakan audit serta menerbitka laporan atas temuan. Dalam melakukan standar ini, seorang auditor yang berpengalaman harus secara kritis melakukan review atas pekerjaan yang dikerjakan dan pertimbangan yang digunakan oleh personil kurang berepengalaman yang turut mengambil bagian dalam audit. Standar penggunaan ini mengharuskan seorang auditor berlaku jujur dan tidak ceroboh dalam melakukan audit.
Standar Pekerjaan Lapangan
Dinamakan standar pekerjaan lapangan karea terutama berkaitan dengan pelaksanaan audit ditempat atau ada bisnis klien. Berikut terdapat 3 standar pekerjaan lapangan:
Perencanaan dan Supervisi yang Memadai
Perencanaan meliputi pengembangan strategi audit serta rencana program audit yang akan digunakan dalam melaksanakan audit. Supervisi yang benar merupakan hal yang penting karena seringkali sebagian besar pelaksanaan program audit dilaksanakan oleh asisten staf dengan pengalaman yang terbatas.
Pemahaman atas Struktur Pengendalian Intern
Struktur pengendalian intern klien merupakan faktor yang penting dalam suatu audit. Sebagai contoh, struktur pengendalian internal yang dirancang dengan baik dan efektif akan mampu melindungi aset klien dan menghasilkan informasi keuangan yang andal. Oleh karena itu, merupakan hal yang sangat mendasar bagi seorang auditor untuk memahami struktur pengendalian intern, sehingga dapat merencanakan suatu audit yang efektif dan efisien
Mendapatkan Bukti Audit Kompeten yang Cukup
Tujuan akhir standar pekerjaan lapangan adalah menyediakan dasar yang memadai bagi auditor untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan klien. Untuk memenuhi standar ini diperlukan penggunaan pertimbangan profesional dalam menentukan jumlah (kecukupan) dan mutu (kompetensi) bukti audit yang di perlukan untuk mendukung pendapat auditor.
Standar Pelaporan
Laporan keuangan disajikan sesuai GAAP
Standar pelaporan yang pertama mengharuskan auditor mengetahui bahwa GAAP merupakan kriteria yang ditetapkan untuk digunakan dalam mengevaluasi asersi laporan keuangan manajemen.
Konsistensi dalam penerapan GAAP
Untuk memenuhi standar pelaporan, seorang auditor harus mencantumkan secara eksplisit dalam laporan auditor tentang adanya setiap kondisi dimana prinsip akuntansi tidak diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan periode berjalan dalam kaitannya dengan prinsip akuntans yang diterapkan pada periode sebelumnya. Standar ini dirancang untuk meningkatkan daya banding laporan keuangan dari satu periode ke periode yang lain. Dengan menggunakan standar ini, dan apabila GAAP telah diterapkan secara konsisten, maka masalah konsistensi tidak perlu dicantumkan dalam laporan auditor.
Pengungkapan informatif yang memadai
Setandar ini berkaitan dengan kecukupan catatan atas laporan keuangan dan bentuk-bentuk pengungkapan lainnya. Standar ini hanya berpengaruh pada laporan auditor, bila pengungkapan manajemen dianggap tidak mencukupi. Dalam banyak hal, auditor diminta untuk mencantumkan pengungkapan yang tidak perlu dalam laporan auditor.
Pernyataan pendapat
Standar pelaporan mengharuskan auditor menyatakan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan atau menyatakan bahwa pendapat tidak dapat diberikan
Penerapan Standar Auditing
Standar audit dapat diterapkan pada setiap audit laporan keuangan oleh seorang auditor independen tanpa memandang skala ukuran kegiatan klien, bentuk organisasi, jenis organisasi, atau apakah tujuan entitas adalah mencari laba atau nirlaba. Konsep materialitas dan risiko akan mempengaruhi aplikasi seluruh standar, khususnya pada standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan, materialitas berkaitan dengan arti penting relatif sesuatu hal. Risiko berkaitan juga dengan kemungkinan suatu hal itu tidak benar
Hubungan Antara Standar Auditing Dengan Prosedur Auditing
Prosedur auditing (auditing procedures) adalah metode-metode yang digunakan serta tindakan yang dilakukan oleh auditor selama audit berlangsung. Standar auditing yang dapat di terapkan pada setiap audit laporan keuangan, maka prosedur auditing dapat berbeda antara satu klien dengan klien yang lainnya, karena adanya perbedaan dalam skala kegiatan suatu entitas dengan entitas lainnya, perbedaan karakteristik, serta sifat dan kompleksitas operasi dan sebagainya.
LAPORAN AUDITOR DAN TANGGUNGJAWABNYA
Laporan Standar
Laporan standar adalah laporan yang lazim diterbitkan laporan ini memuat pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualitfied opinion) yang menyatakan bahwa laporan keuangan menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas entitas sesuai dengan prisnsip akuntansi yang berlaku umum. Kesimpulan ini hanya akan dinyatakan bila auditor telah membentuk pendapat berdasarkan audit yang dilaksanakan sesuai dengan GAAS.
Pada tahun 1988, ASB mengubah bentuk dan ini laporan standar dengen menerbitkan SAS no 58, Reports On Audited Financial Statements (AU 508). Laporan baru tersebut dirancang agar dapat berkomunikasi secara lebih baik dengan para pengguna laporan keuangan yang telah di audit tentang pekerjaan audit yang telah dilaksanakan oleh auditor berikut sifat dan keterbatasan audit, tujuan kedua adalah untuk membedakan dengan jelas tanggung jawab manajemen dan tanggung jawab auditor independen dalam audit laporan keuangan.
Menurut Boyton (2003:75), terdapat enam elemen dasar dari laporan standar auditor yaitu:
Judul laporan, misalnya "Laporan Audit Independen"
alamat/ pihak yang dituju oleh auditor, misalnya Dewan Direksidan atau Pemegang Saham
paragraf pendahuluan Paragraf pendahuluan (introductory paragraph) memuat tiga pernyataan faktual. Tujuan utama paragraf ini adalah untuk membedakan tanggung jawab manajemen dan tanggung jawab auditor.
paragraf ruang lingkup audit
(scope paragraph) menguraikan sifat dan lingkup audit. Hal ini sesuai dengan bagian keempat standar pelaporan yang mengharuskan auditor menunjukkan dengen jelas sifat audit yang dilakukan. Paragraf ruang lingkup audit juga menunjukkan beberapa keterbatasan audit. Menurut Mulyadi (1998:14), paragraf lingkup audit berisi pernyataan auditor bahwa auditnya dilaksanakan berdasarkan standar audit yang ditetapkan oleh organisasi profesi akutan publik dan beberapa penjelasan tambahan tentang standar auditing tersebut, serta suatu pernyataan keyakinan bahwa audit dilaksanakan berdasarkan standar auditing tersebut memberikan dasar yang memadai bagi auditor untuk memberikan pendapat atas laporan keuangan auditan.
Hal ini secara jelas diungkapkan oleh Boyton (2003:75), dimana paragraf lingkup audit harus menyatakan:
audit dilaksanakan sesuai dengan GAAS yang mengharuskan:
merencanakan dan melaksanakan audit agar mendapatkan keyakinan yang memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material
memeriksa bukti atas dasar pengujian
menilai prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signikan yang dibuat oleh manajemen
penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan
keyakinan auditor bahwa audit memberikan dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat
paragraf pendapat
menurut mulyadi (1998:18), dalam paragraf pendapat, auditor menyatakan pendapatnya mengenai kewajaran laporan keuangan laporan keuangan auditan, dan semua hal yang material, yang didasarkan atas kesesuaianpenyusunan laporan keuangan tersebut dengan prinsip akuntansi berterima umum. Menurutnya, ada lima tipe pokok laporan audit yang diterbitkan oleh auditor:
Laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian (unequalified opinion report)
pendapat wajar tanpa pengecualian diberikan oleh auditor jika tidak terjadi pembatasan dalam lingkup audit dan tidak terdapat pengecualian yang signifikan mengenai kewajaran dan penerapan prinsip akuntansi berterima umum dalam penyusunan laporan keuangan, konsistensi penerapan sistem akuntansi berterima umum, serta pengungkapan memadai dalam laporan keuangan.
Kata wajar dalam paragraf pendapat mempunyai makna :(1) bebas dari keragu-raguan dan ketidakjujuran, (2) Lengkap informasinya.pengertian wajar ini tidak hanya terbatas pada jumlah-jumlah rupiah dan pengungkapan yang tercantum dalam laporan keuangan, namun meliputi pula ketepatan penggolongan informasi seperti penggolongan aktiva atau utang jedalam kelompok lancar atau tidak lancar, biaya usaha dan biaya diluar usaha.
Laporan keuangan diaanggap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha suatu organisasi, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum, jika memenuhi kondisi berikut ini:
prinsip akuntasi berterima umum digunakan untuk menyusun laporan keuangan
perubahan penerapan prinsip akuntansi berterima umum dari periode ke periode telah cukup dijelaskan.
Informasi dalam catatan-catatan yang mendukungnya telah cukup digambarkan dan dijelaskan dengan cukup dalam laporan keuangan, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.
laporan yang berisi pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan (unequalified opinion report with explanatory language)
Jika terdapat hal-hal yang memerlukan bahasa penjelasan, namun laporan keuangan tetap menyajikan secara wajar posisi keuangan dan hasil usaha perusahaan klien, auditor dapat menerbitkan laporan audit bahan baku dengan bahasa penjelasan.
Menurut Supardi (2012), "Keadaan" tertentu mungkin auditor mengharuskan menambahkan suatu paragraf penjelasan atau bahasa penjelasan yang lain, dalam laporan audit meskipun tidak mempengaruhi pendapat "Wajar Tanpa Pengecualian".Menurut SPAP/94-SA Seksi 504 junto PSA No. 52 paragraf 11 hal 508.7 pentingnya penjelasan tambahan dalam pendapat WTP adalah bahwa kkeadaan tertentu seringkali mengharuskan auditor menambahkan paragraf penjelas( bahasa penjelasan lain) dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian yang di nyatakan oleh auditor. Misalnya karena sebagian laporan keuangan diperiksa oleh auditor lain. Dalam hal ini apabila auditor memutuskan untuk membuat referensi ke laporan auditor independen lain sebagai dasar, sebagian pernyataan pendapatnya auditor harus menjelaskan kenyataan ini dalam paragraf pengantar laporannya dan ia harus menunjuk ke laporan auditor independen lain dalam pernyataan peendapatnya. Referensi ini merupakan petunjuk adanya pemisahan tanggungjawab dalam pelaksanaan audit. Contohnya adalah:
"kami telah mengaudit neraca konsolidasi PT.X dan anak perusahaannya tgl 31 desember 199y dan 199x serta laporan rugi/laba, laporan laba yang ditahan dan laporan arus kas konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab managemen perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami. Kami tidak mengaudit PT. ABC, suatu anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh PT X yang laporan keuangannya menyajikan total aktiva sebesar Rp......dan Rp..... berturut-turut pada tanggal 31 desember 199y dan 199x dan total pendapatan sebesar Rp..... dan Rp...... untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut. Laporan keuangan tersebut telah diaudit oleh auditor independen lain dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, yang laporannya telah diserahkan kepada kami dan pendapat kami sejauh yang berkaitan dengan jumlah-jumlah untuk perusahaan PT,ABC, sematamata hanya berdasar atas laporan auditor independen tersebut. Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang telah ditetepkan ikatan akuntan indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit pemeriksaaan bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang buat oleh managemen perusahaan serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
Menurut pendapat kami, berdasarkan audit kami dan laporan auditor independen yang lain diatas, laporan keuangan konsolidasi yang kami sebut diatas menyajikan secara wajar dalam semua hal yang material, posisi keuangan perusahaan PT.X tanggal 31 desember 199y dan 199x, hasil usaha, laba yang ditahan, serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.."
laporan yang ebrisi pendapat wajar dengan pengecualian (unequalified opinion report)
Menurut Mulyadi (1998:19), Jika auditor menjumpai konisi-kondisi berikut ini , maka ia memberikan pendapat wajar dengan pengecualian dalam laporan audit:
lingkup audit dibatasi oleh klien
auditor tidak dapat melaksanakan prosedur audit penting atau tidak dapat memperoleh informasi penting karena kondisi-kondisi yang berada diluar kekuasaan klien maupun auditor.
Laporan keuangan tidak disusun sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum
Prisnsip akuntansi berterima umum yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan tidak diterapkan secara konsisten.
laporan yang berisi pendapat tidak wajar (adverse opinion report)
Pendapat tidak wajar merupakan kebalikan pendapat wajar tanpa pengecualian. Akuntan memberikan pendapat tidak wajar jika laporan keuangan klien tidak disusun berdasarkan prinsip akuntansi berterima umum sehingga tidak menyajikan secara wajar posisi keuangan,hasil usaha,perubahan saldo laba, dan arus kas perusahaan klien. Auditor memberikan pendapat tidak wajar jika ia tidak dibatasi lingkup auditnya, sehingga dapat mengumpulkan bukti kompeten yang cukup untuk mendukung pendapatnya. Jika laporan keuangan diberikan pendapat tidak wajar oleh auditor, maka informasi yang disajikan oleh klien dalam laporan keuangan sama sekali tidak dapat dipercaya, sehingga tidak dapat dipakai oleh pemakai informasi keuangan untuk pengambilan keputusan.
Laporan yang didalamnya auditor tidak menyatakan pendapat (disclaimer of opinion report)
Jika auditor tidak menyatakan pendapat atass laporan keuangan auditan, maka laporan audit ini disebut dengan laporan tanpa pendapat. Menurut Mulyadi (1998:20) kondisi yang menyebabkan auditor menyatakan tidak memberikan pendapat adalah:
Pembatasan yang luar biasa sifatnya terhadap lingkup audit
Auditor tidak independen dalam hubungannya dengan klien.
Perbedaan antara pernyataan tidak memberikan pendapat dengan pendapat tidak wajar adalah: pendapat tidak wajar ini diberikan dalam keadaaan auditor mengetahui adanya ketidakwajaran laporan keuangan klien, sedangkan auditor auditor menyatakan tidak memberikan pendapat karena ia tidak cukup memperoleh bukti mengenai kewajaran laporan keuangan auditan atau karena tidak independen dalam hubungan dengan klien.
tanda tangan kantor akuntan publik . manual atau tercetak
tanggal laporan. hari terakhir pekerjaan lapangan
Penyimpangan dari Laporan Standar
Penyimpangan dari laporan standar tergolong dalam salah satu dari dua kategori berikut ini
Laporan Standar dengan Bahasa Penjelasan
karakteristik berbeda yang ada dalam kategori jenis laporan ini adalah bahwa paragraf pendapat tetap menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian, karena laporan keuangan sesuai dengan GAAP namun terdapat beberapa kondisi yang mengharuskan auditor menambah paragraf penjelas atau bahasa penjelasan lain pada laporan standar AU 508 memeberikan pedoman lebih lanjut atas konsisi lain yang memerlukan penyimpangan jenis ini dari laporan standar. Biasanya informasi penjelas diletakkan pada paragraf penjelas yang mengikuti paragraf pendapat, dalam bebrapa hal diperlukan susunan kata-kata penjelasan dalam tiga paragraf standar, dan dalam hal ini paragraf penjelas diletakkan sebelum paragraf pendapat.
Jenis-Jenis Pendapat Lain
kategori kedua penyimpangan dari laporan standar adalah apabila terjadi salah satu dari kondisi berikut:
laporan standar mengandung penyimpangan yang material dari GAAP
auditor tidak mampu mendapatkan bukti kompeten yang cukup berkenaan dengan salah satu atau lebih asersi manajemen, sehingga tidak memiliki dasar yang memadai untuk memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan secara keseluruhan. Dalam hal ini auditor akan menyatakan salah satu pendapat dari jenis pendapat berikut :
pendapat wajar dengan pengecualian pengecualian (qualified opinion) yang menyatakan bahwa kecuali dampak dari hal-hal yang berkaitan dengan pengecualian tersebut, laporan keuangan menyajikan secara wajar... sesuai dengan GAAP
pendapat tidak wajar (adverse opinion) yang menyatakan bahwa laporan keuangan tidak menyajikan secara wajar...... sesuai dengan GAAP.
menolak memberikan pendapat (disclaimer of opinion), yang menyatakan bahwa auditor tidak memberikan pendapat atas laporan keuangan
penyimpangan dari GAAP meliputi prinsip akuntansi yang tidak berlaku umum, penerapan GAAP yang salah, kegagalan untuk membuat pengungkapan yang diwajibkan GAAP. Dalam kondisi ini auditor akan menyatakan pendapat wajar dengan penecualian atau pendapat tidak wajar, pendapat tidak wajar hanya digunakan pada penyimpangan yang berdampak sangat material terhadap laporan keuangan.
Pada kondisi dimana auditor tidak mampu mendapatkan bukti kompeten yang mencukupi untuk membuktikan apakah satu atau lebih asersi sesuai dengan GAAP atau tidak dikenal dengan istilah pembatasan lingkup, dalam hal ini auditor akan memberikan pendapat wajar dengan pengecualian atau menolak memberikan pendapat. Penolakan untuk memberikan pendapat hanya digunakan apabila terdapat pembatasan lingkup yang berkaitan dengan masalah yang dapat memberikan dampak yang sangat material terhadap laporan keuangan. Apabila dalam satu dari pendapat jenis lain ini dinyatakan, pendapat tersebut harus diberikan penjelasan dalam satu atau lebih paragraf tepat sebelum paragraf pendapat. Paragraf pendapat diawali dengan referensi paragraf penjelasan, akan diikuti dengan susunan kalimat yang sesuai untuk jenis pendapat.
Laporan Pertanggungjawaban Manajemen
Manajemen yang bertanggung jawab atas semua keputusan berkenaan dengan bentuk dan isi laporan keuangan. Untuk menyoroti lebih jauh tentang pembagian tanggung jawab antara manajemen dan auditor independen, banyak perusahaan menyertakan laporan pertanggung jawaban manajemen dalam laporan tahunan kepada pemegang saham. Laporan tersebut mencantumkan komentar tentang pengendalian intern, audit internal, serta akses auditor independen pada dewan direksi dan komite audit.
Menurut Supriadi (2012) Managemen bertanggung jawab dalam menerapkan kebijakan akuntansi yang sehat dan untuk menbangun serta memelihara struktur pengendalian intern yang digunakan dalam mencatat,mengolah, meringkas, dan melaporkan data keuangan yang sejalan dengan asertasi managemen yang tercantum dalam laporan keuangan. Pengendalian intern secara bebas diartikan sebagai suatu struktur organisasi dan semua alat alat dan cara-cara yang secara terpadu digariskan oleh managemen dalam rangka menjaga harta milik perusahaan, menjaga kehandalan data akuntansi, memajukan efisiensi dan efektifitas usaha perusahaan serta mendorong agar semua peraturan-peraturan yang telah digariskan managemen dipatuhi oleh semua jajaran perusahaan. Struktur pengendalian intern mencakup sistem akuntansi yang mengidentifikasikan, menganalisis, menggolongkan, mencatat dan melaporkan transaksi keuangan suatu usaha serta menyelenggarakan secara transfaran pertanggung jawaban aktiva, kewajiban, dan ekuitas perusahaan yang bersangkutan. Pengetahuan auditor atas hal tersebut terbatas pada permasalaha-permasalahan yang ditemukan selama pemeriksaan, sehingga penyajian yang wajar atas posisi keuangan serta hasil usaha arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum(SAK) adalah tercermin dan merupakan bagian terpadu yang menjadi tanggung jawab managemen. Di lain pihak auditor independen hanya bertanggung jawab atas pemberian pendapat(opini) mengenai laporan keuangan.
Selanjutnya auditor independen dapat memberikan saran-saran tentang bentuk dan isi laporan keuangan atau membuat draft laporan keuangan seluruhnya atau sebagian atas informasi yang diperoleh dari sistem akuntansi yang diterapkan oleh managemen, namun tanggung jawab auditor atas laporan keuangan yang diaudit, tetap terbatas pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan tersebut. Selain tanggung jawab auditor independen hanya terbatas pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan, ia juga mempunyai tanggung jawab profesi mereka yang meliputi tanggung jawab untuk senantiasa mematuhi standar(ketentuan) yang telah di sepakati bersama oleh IAI termasuk tanggung jawab dalam mematuhi prinsip yang berlaku umum(SAK), standar auditing(SPAP) yang ditetapkan oleh IAI serta kode etik akuntan publik.
DAFTAR PUSTAKA
Boynton, William C., Johnson, Raymond N., dan Kell, Walter G. 2003. Modern Auditing. Jakarta: Erlangga.
Mulyadi., Puradiredja, Kanaka. 1998. Auditing. Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Rizal, Ahmad. 2013. Hal-Hal yang Mendasari Audit Keuangan. (online) (http://ahmadrizal26.blogspot.com/2013/10/hal-hal-yang-mendasari-audit-keuangan.html. diakses pada tanggal 17 September 2014)
Supriadi. 2012. Laporan Audit. (online) (http://supardiakuntansi.blogspot.com/2012/01/laporan-audit.html. diakses pada tanggal 17 September 2014)
Rangkuman Mata Kuliah
AUDIT LAPORAN KEUANGAN
DAN
TANGGUNG JAWAB AUDITOR
OLEH:
MAXYANUS TARUK LOBO'
A311 12 296
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2014