RTBL KAWASAN PECINAN MEDAN LABUHAN
BAB - 1 PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG LATAR BELAKANG Kawasan Pecinan Medan Labuhan pada beberapa abad lalu dikenal dengan
sebutan Labuhan Deli dan sangat terkenal dengan kawasan perdagangannya. Diawali pada tahun 1862 ketika dibuat perjanjian yang berpengaruh terhadap perkembangan Labuhan Deli, yaitu perjanjian kerjasama antara Sultan Deli dengan Belanda kemudian dihadirkannya sektor pelabuhan Deli. Maraknya penanaman tembakau di Labuhan Deli oleh Neinhuys menarik menarik perhatian pengusaha-pengusaha Eropa untuk ikut membuka usaha tanaman keras lain seperti pala, kelapa, dan lainlain. Dengan adanya perjanjian tersebut dan banyaknya badan usaha milik Eropa di Labuhan Deli, kawasan ini menjadi berkembang lebih pesat dari Medan, dan dijadikan oleh Belanda sebagai basis kekuatan kedudukannya, dan menempatkan rumah kontrolir di Labuhan Deli. Di depan Istana Kesultanan Melayu Deli, berdirilah Masjid Al-Oesmani yang dibangun oleh Sultan Osman Perkasa Alamsyah. Masjid yang sifatnya permanen ini dulunya hanya terbuat dari papan dan tidak berukuran besar. Desain masjid ini dipengaruhi oleh arsitektur Moorish (Yenni, 1999 dalam Ratna, 2006). Seiring dengan berkembangnya aktifitas industri perkebunan, Kota Medan perlahan ikut berkembang (Ratna, 2006). Kantor Neinhuys dipindahkan ke Medan karena pertimbangan letak geografis Medan yang lebih tinggi dari Labuhan Deli untuk mengantisipasi banjir. Kemudian, kedudukan Asisten Residen Belanda dipindahkan juga ke Medan pada tahun 1879 dan kota Medan pun dijadikan sebagai ibukota Residen Sumatera Timur pada tahun 1887. Pemindahan pusat kerajaan Deli pada tahun 1891 kemudian mengakibatkan mundurnya peranan Labuhan Deli. Selain itu, akibat adanya endapan lumpur, Labuhan Deli sebagai pusat pelabuhan tidak dapat berfungsi lagi dan akhirnya dipindahkan ke kawasan Belawan yang tepat berada di LAPORAN ANTARA
1 -1
RTBL KAWASAN PECINAN MEDAN LABUHAN
pinggir pantai dan sebelumnya sudah dibangun oleh Belanda pada waktu itu. Akibatnya, peranan dan pengaruh kawasan Labuhan Deli terus merosot, deretan ruko-ruko bernuansa arsitektur cina yang sebelumnya menjadi pusat aktifitas perdagangan, beralih fungsi menjadi tempat perjudian dan prostitusi. Labuhan Deli yang terkenal di mancanegara pun mulai dilupakan. Pada dasarnya, hingga kini kawasan Labuhan Deli tetap memiliki banyak potensi yang perlu diperhatikan secara khusus untuk dikembangkan kembali oleh pemerintah Kota Medan. Namun nyatanya sekarang Labuhan Deli merupakan suatu daerah dimana karakteristiknya memudar (Ratna, 2006). Hilangnya karakteristik tersebut semakin ditambah oleh buruknya kebersihan dan sanitasi di kawasan tersebut, sehingga seolah-olah kawasan tersebut tidak pernah menjadi pusat kota, pusat pelabuhan, pusat perdagangan, tempat dimana pernah berjayanya Kesultanan Deli pada masa lalu. Kegiatan Penataan Bangunan dan Lingkungan adalah kegiatan yang bertujuan mengendalikan pemanfaatan ruang dan menciptakan lingkungan yang tertata, berkelanjutan, berkualitas serta menambah vitalitas ekonomi dan kehidupan masyarakat. Oleh karenanya penyusunan dokumen RTBL Kawasan Pecinan Medan Labuhan, selain sebagai pemenuhan aspek legal-formal, yaitu sebagai produk pengaturan pemanfaatan ruang serta penataan bangunan dan lingkungan pada kawasan tersebut, juga sebagai dokumen panduan/pengendali pembangunan dalam penyelenggaraan penataan bangunan dan lingkungan kawasan terpilih supaya memenuhi kriteria perencanaan tata bangunan dan lingkungan yang berkelanjutan meliputi: pemenuhan persyaratan tata bangunan dan lingkungan, peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui perbaikan kualitas lingkungan dan ruang publik, perwujudan
perlindungan
lingkungan,
serta
peningkatan
vitalitas
ekonomi
lingkungan. Selain hal tersebut RTBL Kawasan Pecinan Medan Labuhan mempunyai manfaat untuk mengarahkan jalannya pembangunan sejak dini, mewujudkan pemanfaatan ruang secara efektif, tepat guna, spesifik setempat dan konkret sesuai dengan rencana tata ruang wilayah, melengkapi peraturan daerah tentang bangunan gedung, mewujudkan kesatuan karakter dan meningkatkan kualitas bangunan gedung
dan
lingkungan/kawasan,
mengendalikan
pertumbuhan
fisik
suatu
lingkungan/kawasan, menjamin implementasi pembangunan agar sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat dalam pengembangan lingkungan/kawasan yang
LAPORAN ANTARA
1 -2
RTBL KAWASAN PECINAN MEDAN LABUHAN
berkelanjutan, dan menjamin terpeliharanya hasil pembangunan pasca pelaksanaan, karena adanya rasa memiliki dari masyarakat terhadap semua hasil pembangunan. RTBL Kawasan
Pecinan Medan Labuhan termasuk salah satu upaya
konservasi/revitalisasi kawasan berskala lingkungan dalam dokumen yang disusun sesuai Pedoman RTBL (Permen PU No. 06/PRT/M/2007). Dengan adanya RTBL ini, diharapkan Kawasan Pecinan Medan Labuhan dapat berkembang menjadi kawasan wisata budaya heritage dan mengembalikan indahnya karakteristik Labuhan Deli yang dulu pernah melekat. Jika pengembangan ini berhasil maka 3 (tiga) dimensi aspek pembangunan berkelanjutan dapat terpenuhi yaitu aspek keberlanjutan sosial, ekonomi dan lingkungan. Bangunan peninggalan bersejarah yang melekat pada nilainilai kebudayaan setempat akan tetap terjaga, kembali hidup dan tentunya akan memberi keuntungan kepada lingkungan setempat (skala kecil) maupun kota Medan, dan Sumatera Utara (skala besar).
1.2
MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN
Maksud:
Dokumen RTBL ini disusun sebagai panduan umum yang menyeluruh dan memiliki kepastian hukum tentang perencanaan tata bangunan dan lingkungan di Kawasan Pecinan Medan Labuhan, selain itu juga sebagai perangkat pengendalian berupa panduan rancangan pengembangan kawasan terpilih untuk mewujudkan kesatuan karakter serta kualitas bangunan gedung dan lingkungan yang berkelanjutan.
Tujuan:
Tersusunnya dokumen penataan bangunan dan lingkungan di Kawasan Pecinan Medan Labuhan Kota Medan, sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) guna mewujudkan tata bangunan dan dan lingkungan layak huni, berjati diri, produktif dan berkelanjutan, sebagaimana diamanatkan oleh UU No. 28/2002 tentang Bangunan Gedung. Beberapa kiteria perencanaan tata bangunan dan lingkungan yang berkelanjutan meliputi: a. Persyaratan tata bangunan dan lingkungan; LAPORAN ANTARA
1 -3
RTBL KAWASAN PECINAN MEDAN LABUHAN
b. Peningkatan kualitas hidup masyarakat melalui perbaikan kualitas lingkungan dan ruang publik; c. Perwujudan perlindungan lingkungan, serta d. Peningkatan vitalitas ekonomi lingkungan.
Sasaran:
Dalam rangka memenuhi tujuan kajian ini secara menyeluruh, maka ditetapkan beberapa sasaran. Sasaran dari kajian ini adalah: a. Tersusunnya Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Pecinan Medan Labuhan sebagai instrumen pengendalian pembangunan, pedoman
penyusunan
rencana
operasional,
dan
panduan
teknis
pengembangan/ pemanfaatan lahan. b. Tersusunnya Status Legal dari RTBL dengan target tersusunnya Perda/SK Walikota untuk mengoperasionalkan RTBL yang telah disusun. c. Tersusunnya Program Investasi Pembangunan Kawasan Pecinan Medan Labuhan yang telah disetujui semua pihak yang terkait sebagai bagian upaya
peningkatan
kualitas
permukiman
dengan
menyertakan
masyarakat sebagai bagian integral dari upaya pembangunan di lingkungan/kawasan.
1.3
MANFAAT
Manfaat dari penyelenggaraan kegiatan ini adalah berupa: 1. Mengarahkan jalannya pembangunan sejak dini; 2. Mewujudkan pemanfaatan ruang secara efektif, tepat guna, spesifik setempat dan konkrit sesuai dengan Rencana Umum Tata Ruang Kota Medan 3. Melengkapi peraturan Walikota Medan tentang Kawasan Pecinan Medan Labuhan; 4. Mewujudkan kesatuan karakter dan meningkatkan kualitas bangunan gedung dan lingkungan/kawasan; 5. Mengendalikan pertumbuhan fisik kawasan pusat permukiman Kawasan Pecinan Medan Labuhan;
LAPORAN ANTARA
1 -4
RTBL KAWASAN PECINAN MEDAN LABUHAN
6. Menjamin implementasi pembangunan agar sesuai dengan aspirasi dan kebutuhan masyarakat dalam pengembangan lingkungan/ kawasan perdagangan yang berkelanjutan; 7. Menjamin terpeliharanya hasil pembangunan pasca pelaksanaan, karena adanya rasa memiliki dari masyarakat terhadap semua hasil pembangunan.
1.4
DASAR HUKUM
Penyusunan Dokumen RTBL Kawasan Pecinan Medan Labuhan didasarkan pada: 1.
UURI No. 4 Tahun 1992 Tentang Perumahan dan Permukiman;
2.
UURI No. 5 Tahun 1992 Tentang Benda Cagar Budaya;
3.
UURI No. 23 Tahun 1997 Tentang Lingkungan Hidup;
4.
UURI No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung;
5.
UURI No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang;
6.
Peraturan Pemerintahan Republik Indonesia No. 10 Tahun 1993 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang No. 5 Tahun 1992 Tentang Benda Cagar Budaya;
7.
Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun 1999 Tentang Kasiba dan Lisiba yang berdiri sendiri.
8.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 36 Tahun 2005 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang No. 28 Tahun 2002 Tentang Bangunan Gedung.
9.
Peraturan Menteri PU No. 29/PRT/M/2006 Tentang Pedoman Persyaratan Teknis Bangunan Gedung.
10. Peraturan Menteri PU No. 30/PRT/M/2006 Tentang Persyaratan Teknis Fasilitas dan Aksesibilitas pada Bangunan Umum dan Lingkungan. 11. Peraturan Menteri
PU No. 06/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Umum
Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan. 12. SNI
03-1733-2004
Tentang
Tata
Cara
Perencanaan
Lingkungan
Perumahan di Perkotaan. 13. Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Medan. 14. Rencana Detail Tata Ruang Kecamatan Medan Labuhan. LAPORAN ANTARA
1 -5
RTBL KAWASAN PECINAN MEDAN LABUHAN
1.5
KEDUDUKAN RTBL DALAM PRODUK RENCANA TATA RUANG Dokumen Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) merupakan panduan rencana penataan lingkungan dan perangkat pengendalian dalam kegiatan perancangan kota (Urban Design Guidelines/ UDGL) , serta berperan sebagai alat mengikuti perencana bentuk dan tata ruang yang tidak terpisahkan dalam sistem manajemen pembangunan perkotaan (Urban Management).
RTR W Nasional 20 th
Penetapan lindung dan bud idaya, norma, kriteria, pedoman dan pengendalian PR
RT RW Propinsi 20 th
Arah an pen gelolaan lindung d an bu didaya, arahan pengembanga n, tata guna lahan
RTRW Kota/Kabupaten 20 th
Pengelolaan lindung dan budidaya, arahan pengembang an, tata guna lahan
RDTR Kawasan perkotaan /bagian kota
Zonasi/blok alokasi PR Struktur PR Sistem prasarana dan sarana Persyaratan Teknik pengembangan TR Rencana tatap dan tata letak. Tata bangunan Prasarana dan sarana lingkungan
RTR (R encana Teknik Ruang)
RTBL
Progr am Bangu nan dan Lingkungan. Program Investasi. Rencana Umum dan Detail. Administr asi Penge ndalian Pr ogr am d an Rencana. Ar ahan Pengen dalian Pelaksan aan.
Gambar 1. 1 Diagram Tingkat Perencanaan Tata Ruang (sumber : Permen PU No.06/PRT/M/2007)
Dari diagram di atas tampak bahwa dalam Sistem Tata Ruang, Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) merupakan dokumen yang berfungsi sebagai panduan perencanaan sekaligus pengendalian yang paling detail dalam perencanaan tata ruang. Dokumen RTBL memiliki kedalaman rencana 1 : 1000, dengan aspek-aspek yang termuat di dalamnya antara lain rencana perbaikan kawasan, rencana pengembangan kembali suatu kawasan, rencana pembangunan kawasan, serta pelestarian atau perlindungan kawasan.
Dokumen
RTBL
ini
merupakan
pendetailan
dari
produk
LAPORAN ANTARA
1 -6
RTBL KAWASAN PECINAN MEDAN LABUHAN
perencanaan yang lebih makro yang memayunginya seperti Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTR) atau Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), untuk lebih jelasnya kedudukan RTBL dalam produk perencanaan tata ruang dapat dilihat dalam gambar di bawah ini :
Gambar 1. 2 Kedudukan RTBL Dalam Penataan Bangunan Dan Lingkungan (sumber : Permen PU No.06/PRT/M/2007)
1.6
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup yang digunakan di dalam penulisan laporan pendahuluan ini adalah ruang lingkup wilayah perencanaan dan ruang lingkup kegiatan pengerjaan RTBL.
1.6.1 Ruang Lingkup Wilayah Perencanaan LAPORAN ANTARA
1 -7
RTBL KAWASAN PECINAN MEDAN LABUHAN
Penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan ini dilaksanakan pada Kawasan Pecinan Medan Labuhan, Kota Medan yang merupakan kawasan perdagangan yang mengalami degradasi kualitas lingkungan, sehingga Kawasan Pecinan Medan Labuhan membutuhkan perencanaan tata bangunan dan lingkungan untuk pusat perdagangan yang berfungsi sebagai instrumen pengendalian pembangunan, pedoman penyusunan rencana operasional, dan panduan teknis pengembangan/pemanfaatan lahan. Kegiatan RTBL ini mengambil lokasi di Kawasan Pecinan Medan Labuhan dengan luas sekitar 28 ha.
Gambar 1. 3 Peta Deliniasi RTBL Kawasan Pecinan Medan Labuhan (sumber : Diolah dari citra satelit, 2016) 1.6.2 Ruang Lingkup Kegiatan Pekerjaan RTBL
Adapun lingkup pekerjaan dalam penyusunan RTBL ini meliputi: 1. Tahap Persiapan Melakukan persiapan pekerjaan antara lain: penyiapan studio, metoda dan pendekatan pelaksanaan pekerjaan, rencana kerja, persiapan survei, dan studi awal kawasan. 2. Tahap Pembentukkan Tim Penyusun LAPORAN ANTARA
1 -8
RTBL KAWASAN PECINAN MEDAN LABUHAN
Menyiapkan tim yang akan bekerja secara simultan dan sinergis. 3. Tahap Pengumpulan Data dan Informasi Melakukan kegiatan survei ke lapangan dalam rangka pengumpulan data primer dan sekunder. 4. Tahap Analisis Analisis secara sistematis dilakukan dengan meninjau aspek-aspek sebagai berikut: a. Perkembangan
sosial–kependudukan:
gambaran
kegiatan
sosial–
kependudukan, dengan memahami beberapa aspek antara lain tingkat pertumbuhan penduduk, jumlah keluarga, kegiatan sosial penduduk, tradisi budaya lokal, dan perkembangan yang ditentukan secara kultural-tradisional. b. Prospek pertumbuhan ekonomi: gambaran sektor pendorong perkembangan ekonomi,
kegiatan
usaha,
prospek
investasi
pembangunan
dan
perkembangan penggunaan tanah, produktivitas kawasan, dan kemampuan pendanaan pemerintah daerah. c. Daya dukung fisik dan lingkungan: kemampuan fisik, lingkungan dan lahan potensial bagi pengembangan kawasan selanjutnya. Beberapa aspek yang harus dipahami antara lain: kondisi tata guna lahan, kondisi bentang alam kawasan, lokasi geografis, sumber daya air, status-nilai tanah, izin lokasi, dan kerawanan
terhadap
bencana
alam.
Aspek
legal
konsolidasi
lahan
perencanaan: kesiapan administrasi dari lahan yang direncanakan dari segi legalitas hukumnya. d. Aspek legal konsolidasi lahan perencanaan: kesiapan administrasi dari lahan yang direncanakan dari segi legalitas hukumnya. e. Daya dukung prasarana dan fasilitas lingkungan: seperti jenis infrastruktur, jangkauan pelayanan, jumlah penduduk yang terlayani, dan kapasitas pelayanan. f.
Kajian aspek signifikansi historis kawasan: kaitan kedudukan nilai histroris kawasan pada konteks yang lebih besar, misalnya sebagai aset pelestarian pada skala kota/regional bahkan pada skala nasional.
Hasil analisis kawasan dan wilayah perencanaan mencakup indikasi program bangunan dan lingkungan yang dapat dikembangkan pada kawasan perencanaan, termasuk pertimbangan dan rekomendasi tentang indikasi potensi kegiatan pembangunan kawasan/lingkungan yang memiliki dampak LAPORAN ANTARA
1 -9
RTBL KAWASAN PECINAN MEDAN LABUHAN
besar dan penting serta yang memerlukan penyusunan AMDAL sesuai ketentuan perundang-undangan.
1.6.3 Ruang Lingkup Materi Pekerjaan RTBL
Secara garis besar materi pokok dari RTBL Kawasan Pecinan Medan Labuhan, Kota Medan mengacu pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 06/PRT/M/2007 tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan, pasal 3 yaitu:
a. Program Bangunan dan Lingkungan;
Harus mempertimbangkan faktor kelayakan baik dari segi ekonomis, sosial dan budaya; Program ditetapkan setelah mempertimbangkan konsep keberagaman kawasan (diversity ) seperti keseimbangan pengembangan fungsi perumahan, niaga/usaha, rekreasi, budaya dan upaya-upaya pelestarian. Program merupakan penjabaran peruntukan lahan yang telah ditetapkan, untuk kurun waktu tertentu, baik yang menyangkut jenis, jumlah, besaran dan luas bangunan, termasuk di dalam program adalah penetapan fungsi-fungsi bangunan (peruntukkan lahan mikro), kebutuhan ruang terbuka, fasilitas umum dan fasilitas sosial.
b. Rencana Umum dan Panduan Rancangan;
1) Rencana Umum (Design Plan ); a) Rencana peruntukan lahan mikro b) Rencana perpetakan c) Rencana tapak d) Rencana sistem pergerakan e) Rencana prasarana/sarana lingkungan f) Rencana aksesibilitas lingkungan g) Rencana wujud bangunan 2) Rencana Detail (Design Guidelines ); a) Bersifat panduan rencana teknik tata bangunan yang lebih memperjelas pencapaian kualitas minimal visual dan lingkungan yang responsif.
LAPORAN ANTARA
1 - 10
RTBL KAWASAN PECINAN MEDAN LABUHAN
b) Lebih rinci menjelaskan arahan bentuk, dimensi, gubahan, perletakan dan lain-lain dari suatu bangunan, komponen bangunan, ruang terbuka, sarana, prasarana bangunan dan lingkungan sampai dengan materi seperti facade , perletakan dan signage , pedestrian dan lainlain.
c. Rencana Investasi;
a) Bersifat jangka menengah (5 tahun) Mengindikasikan investasi untuk macam-macam kegiatan yang konsisten dengan program bangunan dan lingkungan, meliputi tolok ukur/kuantitas pekerjaan, besaran rencana pembiayaan, perkiraan waktu pelaksanaan dan usulan sumber pendanaannya. b) Tidak hanya meliputi investasi pembiayaan yang akan dibiayai oleh pemerintah dari berbagai sektor, daerah dan pusat, tetapi terutama dari yang akan dapat dibiayai oleh dunia usaha dan masyarakat.
d. Ketentuan Pengendalian Rencana;
Ketentuan Pengendalian Rencana bertujuan: a) Mengendalikan berbagai rencana kerja, program kerja maupun kelembagaan kerja pada masa pemberlakuan dalam RTBL dan pelaksanaan penataan suatu kawasan; b) Mengatur pertanggungjawaban semua pihak yang terlibat dalam mewujudkan RTBL pada tahap pelaksanaan penataan bangunan dan lingkungan.
Ketentuan
pengendalian
rencana
disusun
sebagai
proses
penyusunan RTBL yang melibatkan masyarakat, baik secara langsung (individu) maupun secara tidak langsung melalui pihak yang dianggap dapat mewakili. Ketentuan pengendalian rencana menjadi alat mobilisasi peran masing-masing pemangku kepentingan pada masa pemberlakuan RTBL sesuai dengan kapasitasnya dalam suatu sistem yang disepakati bersama, dan berlaku sebagai rujukan bagi para pemangku kepentingan untuk mengukur tingkat keberhasilan kesinambungan pentahapan pelaksanaan pembangunan. LAPORAN ANTARA
1 - 11
RTBL KAWASAN PECINAN MEDAN LABUHAN
e. Pedoman Pengendalian Pelaksanaan (Development Guildelines) .
Pedoman mengarahkan
pengendalian
perwujudan
pelaksanaan
pelaksanaan
dimaksudkan
penataan
bangunan
untuk dan
lingkungan/kawasan yang berdasarkan dokumen RTBL, dan memandu pengelolaan kawasan agar dapat berkualitas meningkat berkelanjutan. Dengan pedoman pengendalian pelaksanaan diharapkan: 1) Menjamin pelaksanaan kegiatan berdasarkan dokumen RTBL; 2) Menjamin pemanfaatan dan optimalisasi nilai investasi; 3) Menghindari fenomena lahan tidur atau bangunan terbengkalai sebagai akibat investasi yang ditanamkan tidak berjalan semestinya; 4) Menarik investasi lanjutan dalam pengelolaan lingkungan setelah masa pasca konstruksi. Pengendalian pelaksanaan dilakukan oleh dinas teknis setempat atau unit pengelola teknis/UPTD/badan tertentu sesuai kewenangan yang ditetapkan oleh kelembagaan pemrakarsa penyusunan RTBL atau dapat ditetapkan kemudian berdasarkan kesepakatan para pemangku kepentingan. Pedoman pengendalian pelaksanaan dapat ditetapkan dan berupa dokumen terpisah tetapi merupakan satu kesatuan dengan dokumen RTBL, berdasarkan kesepakatan para pemangku kepentingan, setelah mempertimbangkan kebutuhan tingkat kompleksitasnya.
1.7
HASIL/KELUARAN YANG DIHARAPKAN Keluaran dari kegiatan ini adalah konsep perancangan tata bangunan dan
lingkungan, yang merupakan hasil tahapan analisis program bangunan dan lingkungan, memuat gambaran dasar penataan pada lahan perencanaan yang selanjutnya ditindaklanjuti dengan penjabaran gagasan desain secara lebih detail dari masing-masing elemen desain. Adapun komponen dasar perancangan RTBL meliputi: 1. Visi pembangunan, yaitu gambaran spesifik karakter lingkungan dimana mendatang yang akan dicapai sebagai hasil akhir penataan suatu kawasan yang direncanakan, disesuaikan dengan seluruh kebijakan dan rencana tata ruang yang berlaku di Kota Medan. 2. Konsep perancangan struktur tata bangunan dan lingkungan, yaitu suatu gagasan perancangan dasar pada skala makro, dari intervensi desain struktur tata bangunan dan lingkungan yang hendak dicapai pada kawasan LAPORAN ANTARA
1 - 12
RTBL KAWASAN PECINAN MEDAN LABUHAN
perencanaan, terkait dengan struktur keruangan yang berintegrasi dengan kawasan sekitarnya secara luas, dan dengan mengintegrasikan seluruh komponen perancangan kawasan yang ada. 3. Konsep komponen perancangan kawasan, yaitu suatu gagasan perancangan dasar yang dapat merumuskan komponen-komponen perancangan kawasan (peruntukkan, intensitas, dan lain-lain). 4. Blok-blok pengembangan kawasan dan program penanganannya, yaitu pembagian suatu kawasan perencanaan menjadi blok-blok pengembangan yang lebih kecil sehingga strategi dan program pengembangannya dapat lebih terarah dan terinci.
1.8
SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN ANTARA
Laporan antara ini terdiri dari 5 (lima) bab, dimana secara garis besar isi dari masing-masing bab dapat dikemukakan sebagai berikut:
BAB 1 PENDAHULUAN
Merupakan bab pendahuluan yang mengemukakan latar belakang yang mendasari perlunya penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Pecinan Medan Labuhan serta sekaligus mengemukakan secara rinci tentang maksud, tujuan, manfaat dan sasaran, dasar hukum, ruang lingkup serta hasil akhir yang diharapkan keluar dalam penyusunan RTBL ini.
BAB 2 TINJAUAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN KOTA MEDAN
Dalam bab ini dikemukakan tentang tinjauan kebijakan yang terkait dengan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) Kawasan Pecinan Medan Labuhan sebagai pertimbangan aspek legal. Tinjauan ini dilakukan dengan menggunaan metode content analysis .
BAB 3 ANALISIS KAWASAN DAN WILAYAH PERENCANAAN
Pada bab ini
diuraikan tentang pemaparan analisis kawasan dan wilayah
perencanaan yang dilihat dari aspek fisik kawasan perencanaan, aspek kependudukan, aspek perekonomian, dan aspek ketersediaan serta pelayanan sarana dan prasarana yang ada di kawasan perencanaan dalam menjalankan peran dan fungsinya sebagai kawasan perdagangan dan jasa. LAPORAN ANTARA
1 - 13
RTBL KAWASAN PECINAN MEDAN LABUHAN
BAB 4 VISI DAN MISI PENGEMBANGAN KAWASAN
Pada bab ini berisi tentang paparan visi dan misi pengembangan kawasan yang disusun berdasarkan hasil analisis sebelumnya.
BAB 5 KONSEP DASAR PERENCANAAN TATA BANGUNAN DAN LINGKUNGAN
Pada bab ini diuraikan konsep dasar perencanaan Kawasan Pecinan Medan Labuhan, yang memaparkan konsep pengembangan kawasan dalam lingkup perencanaan tata bangunan dan lingkungan.
LAPORAN ANTARA
1 - 14