ASUHAN PRAKONSEPSI 2.1 Pengertian Prakonsepsi
Prakonsepsi terdiri dari dua kata yaitu pra dan konsepsi. Pra berarti sebelum dan konsepsi berarti pertemuan sel ovum dengan sperma sehingga terjadi pembuahan. Jadi prakonsepsi berarti sebelum terjadi pertemuan sel sperma dengan ovum atau pembuahan atau sebelum hamil. Periode prakonsepsi adalah rentang waktu dari tiga bulan hingga satu tahun sebelum konsepsi, tetapi idealnya harus mencakup waktu saat ovum dan sperma matur, yaitu sekitar 100 hari sebelum konsepsi. Asuhan yang diberikan pada perempuan sebelum terjadi konsepsi 2.2 Tujuan Prakonsepsi
Tujuan asuhan prakonsepsi adalah memastikan bahwa ibu dan pasangannya berada dalam status kesehatan fisik dan emosional yang optimal saat dimulainya kehamilan. Tujuan lainnya adalah memberikan serangkaian pilihan yang mungkin tidak tersedia saat kehamilan dikonfirmasikan kepada calon orang tua. Meskipun kehamilan bagi beberapa pasangan mungkin tidak direncanakan, mayoritas pasangan yang memang merencanakan kehamilan dapat memperoleh manfaat dari asuhan prakonsepsi, baik bagi mereka yang hanya ingin memberikan yang terbaik bagi bayinya maupun sebagai upaya mengurangi kondisi yang dapat membahayakan kehamilan. 2.3 Manfaat Prakonsepsi
Manfaat adanya asuhan prakonsepsi adalah adanya kesiapan secara fisik dan emosional yang optimal saat memasuki masa konsepsi. Melalui asuhan prakonsepsi, ibu dan pasangan dapat mengetahui hal-hal yang dapat mendukung persiapan saat prakonsepsi. Selain itu, ibu dan pasangan dapat mengetahui hal apa saja yang menghambat suksesnya proses konsepsi, sehingga ibu dan pasangan dapat melakukan upaya yang maksimal agar bayi dapat lahir dengan sehat. Selain itu asuhan pra konsepsi juga bermanfaat untuk : a.
Identifikasi keadaan penyakit
b. Penilaian keadaan psikologis c.
Kesiap siagaan keuangan dan tujuan hidup
d. Memberikan banyak informasi bagi perempuan dan pasangannya untuk membantu membuat keputusan tentang persalinan yang akan di hadapinya.
2.4 Langkah- langkah yang dilakukan dalam Pra Konsepsi
1. Melakukan medical chek up sebelum terjadi konsepsi, sehingga tenaga kesehatan dapat menilai keadaan kesehatan perempuan dan mengidentifikasi faktor resikonya. 2.
Pemeriksan laboratorium rutin. Pemeriksaan laboratorium rutin artinya bahwa pemeriksaan ini ini dilakukan dilakukan pada pada setiap wanita yang yang akan hamil antara lain : pemeriksaan pemeriksaan darah lengkap, golongan darah, titer virus Rubella, hepatitis B, pap smear, clamidia, HIV, dan GO.
3. Pemberian imunisasi sebelum konsepsi 4. Usahakan BB ideal karena underweight dan overweight merupakan penyebab banyak masalah dalam kehamilan. 5. Identifikasi riwayat kesehatan keluarga ( kesulitan dalam kehamilan, persalinan, nifas maupun kecacatan ) 6. Anjurkan untuk melakukan gaya hidup hidup sehat sebelum terjadinya konsepsi ( olah raga, hindari minum alcohol, merokok atau penggunaan obat-obat terlarang/ hentikan bila ibu sudah terbiasa ) 7. Identifikasi masalah kesehatan ( DM, epilepsy,hipertensi epileps y,hipertensi dll ), berikan penanganan dan observasi sebelum terjadi konsepsi. 8. Diet makanan bergizi seimbang. Jangan makan makanan setengah matang, dan yang mengandung kotoran kucing karena dapat menyebabkan toxoplasmosis yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin. 9. Membersihkan lingkungan dari bahan kimia. Michael C. LU, MD, MPH, David Geffen dalam Recommendations for Preconception Care tahun 2007 menyatakan beberapa model asuhan prakonsepsi telah dikembangkan. The American Academy of Pediatrics dan American College of Obstetricians dan Gynecologists mengklasifikasikan komponen utama asuhan prakonsepsi menjadi empat kategori: penilaian fisik, skrining risiko, vaksinasi, dan konseling. Sebagian komponen asuhan prakonsepsi (Tabel 1) Table 1. Komponen-komponen dalam asuhan prakonsepsi Komponen-komponen dalam asuhan prakonsepsi Komponen-komponen Identifikasi risiko Reproduksi rencana hidup Minta pasien jika ia berencana untuk memiliki anak (atau anak-anak tambahan jika dia sudah menjadi ibu) dan berapa lama
Riwayat reproduksi
Riwayat kesehatan
Obat digunakan
Infeksi dan imunisasi
Skrining genetik dan riwayat keluarga
Penilaian gizi
Penyalahgunaan zat
ia berencana untuk menunggu sampai ia menjadi hamil; membantunya mengembangkan rencana, berdasarkan nilai-nilai dan sumber daya, untuk mencapai tujuan tersebut Tinjau sebelumnya hasil kehamilan yang merugikan (misalnya, kematian bayi, kematian janin, cacat lahir, berat badan lahir rendah, kelahiran prematur) dan menilai risiko biobehavioral berkelanjutan yang dapat menyebabkan kekambuhan pada kehamilan berikutnya Tanyakan apakah pasien memiliki riwayat kondisi yang dapat mempengaruhi kehamilan berikutnya (misalnya, penyakit jantung rematik, tromboemboli, penyakit autoimun); layar untuk kondisi kronis yang sedang berlangsung seperti hipertensi dan diabetes Meninjau penggunaan saat pasien obat; menghindari FDA kehamilan kategori X obat dan sebagian obat kategori D kecuali potensi manfaat lebih besar daripada risiko janin ibu; meninjau penggunaan obat tanpa resep, jamu, dan suplemen Skrining untuk periodontal, urogenital, dan infeksi menular seksual seperti yang ditunjukkan; memperbarui imunisasi hepatitis B, rubella, varicella, Tdap, human papillomavirus, dan vaksin influenza yang diperlukan; nasihat pasien tentang mencegah infeksi TORCH Menilai risiko pasien dari kelainan kromosom atau genetik berdasarkan riwayat keluarga, etnis latar belakang, dan usia; menawarkan cystic fibrosis dan skrining operator lain seperti yang ditunjukkan; mendiskusikan pengelolaan kelainan genetik yang dikenal (misalnya, fenilketonuria, trombofilia) sebelum dan selama kehamilan Menilai ABCDs gizi: faktor antropometri (misalnya, BMI), faktor biokimia (misalnya, anemia), faktor klinis, dan risiko diet Tanyakan pada pasien tentang tembakau, alkohol, dan penggunaan narkoba; menggunakan CAGE atau T-ACE kuesioner untuk layar untuk alkohol dan penyalahgunaan zat
Racun dan agen teratogenik
Kekhawatiran psikososial
Pemeriksaan fisik Pengujian laboratorium
Promosi Kesehatan Rencana keluarga
Berat badan yang sehat dan gizi
Perilaku sehat
Ketahanan stress
Menasihati pasien tentang kemungkinan racun dan paparan agen teratogenik di rumah, di lingkungan, dan di tempat kerja (misalnya, logam berat, pelarut, pestisida, endokrin, alergen); meninjau Material Safety Data Sheets dan berkonsultasi dengan spesialis informasi teratologi lokal yang diperlukan Skrining untuk depresi, kecemasan, kekerasan dalam rumah tangga, dan stressor psikososial utama Fokus pada periodontal, tiroid, jantung, payudara, dan pemeriksaan panggul Pengujian harus mencakup jumlah darah lengkap; urinalisis; skrining golongan darah; dan, jika diperlukan, skrining untuk rubella, sifilis, hepatitis B, virus human immunodeficiency, gonore, klamidia, dan diabetes dan sitologi serviks; mempertimbangkan pengukuran tiroid merangsang kadar hormone Mempromosikan keluarga berencana berdasarkan rencana hidup reproduksi pasien; bagi wanita yang tidak berencana untuk hamil, mempromosikan penggunaan kontrasepsi yang efektif dan mendiskusikan kontrasepsi darurat Mempromosikan berat badan sebelum hamil yang sehat (ideal BMI adalah 19,8-26,0 kg per m2) melalui latihan dan mendiskusikan nutrisi; makro dan mikro, termasuk mendapatkan "lima sehari" (yaitu, dua porsi buah dan tiga porsi sayuran) dan mengonsumsi multivitamin harian yang mengandung asam folat Mempromosikan perilaku sehat seperti nutrisi, olahraga, seks yang aman, penggunaan kontrasepsi yang efektif, flossing gigi, dan penggunaan pelayanan kesehatan preventif; mencegah perilaku berisiko seperti douching, tidak mengenakan sabuk pengaman, merokok (misalnya, menggunakan lima A [Ask, Advise, Assess, Assist, Arrange] untuk berhenti merokok), dan alkohol dan penyalahgunaan zat Promosikan nutrisi, olahraga, tidur yang cukup, dan teknik relaksasi; mengatasi stres yang sedang berlangsung (misalnya,
Lingkungan yang sehat
Asuhan Interconception
kekerasan dalam rumah tangga); mengidentifikasi sumber daya untuk membantu pasien mengembangkan pemecahan masalah dan resolusi konflik keterampilan, kesehatan mental yang positif, dan hubungan yang kuat Diskusikan rumah tangga, lingkungan, dan paparan pekerjaan untuk logam berat, pelarut organik, pestisida, endokrin, dan alergen; memberikan tips praktis seperti bagaimana untuk menghindari paparan Mempromosikan menyusui, menempatkan bayi di punggung mereka untuk tidur untuk mengurangi risiko sindrom kematian bayi mendadak, perilaku pengasuhan yang positif, dan pengurangan risiko biobehavioral berkelanjutan
Identifikasi risiko, Intervensi medis dan psikososial Intervensi harus mengatasi risiko medis dan psikososial diidentifikasi; contoh termasuk suplemen asam folat, pengujian untuk rubella seronegativity dan vaksinasi jika diindikasikan, kontrol ketat diabetes pragestasional, manajemen hati-hati hipotiroidisme, dan menghindari agen teratogenik (Misalnya, isotretinoin [Accutane], warfarin [Coumadin], beberapa obat anti kejang, alkohol, tembakau) FDA = U.S. Food and Drug Administration; Tdap = tetanus toxoid, reduced diphtheria toxoid, and acellular pertussis; TORCH =Toxoplasmosis, Other viruses, Rubella, Cytomegaloviruses, Herpes (simplex) viruses; BMI = body mass index; CAGE = Cut down on drinking, Annoyance with criticisms about drinking, Guilt about drinking, and using alcohol as an Eye opener; T-ACE = Tolerance, Annoyance, Cut down, Eye-opener
Narges Farahi, MD, and Adam Zolotor, MD, DrPH dalam Recommendations for Preconception Counseling and Care tahun 2013 menyatakan bahwa Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit mendefinisikan asuhan prakonsepsi sebagai seperangkat intervensi yang bertujuan mengidentifikasi dan memodifikasi risiko biomedis, perilaku, dan sosial untuk hasil kesehatan atau kehamilan wanita melalui pencegahan dan manajemen. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa wanita itu sesehat mungkin sebelum konsepsi untuk mempromosikan kesehatan dan kesehatan anak-anak masa depannya. Asuhan prakonsepsi merupakan bagian integral asuhan primer bagi perempuan di tahun-tahun reproduksi mereka. Ini bukan kunjungan medis tunggal, melainkan harus dimasukkan ke dalam seti ap keputusan medis dan rekomendasi pengobatan untuk wanita ini. Anjuran berdasarkan peringkat bukti yang dicantumkan dalam konseling prakonsepsi menurut Narges Farahi, MD, and Adam Zolotor, MD, DrPH dalam Recommendations for Preconception Counseling and Care yaitu: Tabel 2. Pedoman dalam konseling prakonsepsi
PEDOMAN KLINIS
PERINGKAT BUKTI
Tanyakan wanita usia reproduksi tentang niat untuk hamil. Memberikan konseling kontrasepsi disesuaikan dengan niat pasien. Menyarankan suplemen asam folat (400 mcg setiap hari) untuk mengurangi risiko cacat tabung saraf. Menilai indeks massa tubuh, dan wanita nasihat yang kelebihan berat badan, obesitas, atau underweight tentang mencapai berat badan yang sehat sebelum hamil. Menasihati wanita dengan diabetes mellitus tentang pentingnya kontrol glikemik sebelum konsepsi. Membantu pasien dalam mencapai tingkat A1C sedekat normal mungkin untuk mengurangi risiko kelainan kongenital. Periksa penggunaan obat teratogenik sebagai bagian dari asuhan prakonsepsi, dan berubah menjadi obat yang lebih aman jika memungkinkan. Gunakan obat paling sedikit pada dosis terendah yang diperlukan untuk mengendalikan penyakit. Skrining pasien yang ingin hamil untuk infeksi menular seksual dan penyakit menular lainnya seperti yang ditunjukkan. Memperbarui hepatitis B; influenza; campak, gondok, rubella; Tdap; dan imunisasi varicella yang diperlukan pada pasien yang ingin hamil.
C A C
A
C
C C
Ket : Tdap = tetanus toxoid, reduced diphtheria toxoid, and acellular pertussis. A = konsisten, baik kualitas bukti pasien berorientasi; B = tidak konsisten atau terbatas berkualitas bukti pasien berorientasi; C = konsensus, bukti penyakit-berorientasi, praktek yang biasa, pendapat ahli, atau seri kasus.
Asuhan awal wanita usia reproduksi harus mencakup identifikasi risiko kesehatan untuk dirinya dan anak-anak masa depannya, dan menerapkan intervensi untuk mengurangi risiko ini. Masalah umum dalam asuhan prakonsepsi diringkas dalam Tabel 3. Table 3: Masalah umum dalam asuhan Prakonsepsi MASALAH Paparan lingkungan
SARAN Menilai paparan lingkungan di tempat kerja untuk toxicants; industri yang diketahui menggunakan bahan kimia beracun termasuk asuhan klinis dan laboratorium kesehatan, dry cleaning, percetakan, manufaktur, dan pertanian Menilai paparan lingkungan dalam rumah tangga kepada agen yang berpotensi berbahaya seperti logam berat, pelarut, dan pestisida Menasihati pasien tentang menghindari paparan merkuri dengan tidak mengkonsumsi ikan besar (misalnya, hiu,
Riwayat genetik keluarga
Obat
Penyakit jiwa
Faktor psikososial
Penggunaan zat
ikan todak, tilefish, king mackerel) dan membatasi asupan ikan lainnya Skrining riwayat pribadi atau keluarga dari anomali kongenital atau kelainan genetik Rujuk pasangan untuk konseling genetik bila faktor risiko diidentifikasi, dan menyediakan tes pembawa saat tepat untuk menentukan risiko kehamilan masa depan Menilai penggunaan obat teratogenik Wanita dengan penyakit kronis, beralih ke obat yang lebih aman bila mungkin, dan menggunakan obat paling sedikit pada dosis terendah yang diperlukan untuk mengendalikan penyakit Skrining untuk gangguan depresi dan kecemasan Menasihati pasien tentang risiko depresi yang tidak diobati selama kehamilan, serta risiko pengobatan Skrining kekerasan pasangan intim Mengevaluasi keselamatan pasien, dan memberikan rujukan ke sumber yang sesuai Skrining untuk penggunaan alkohol, dan memberikan rujukan bagi perempuan dengan ketergantungan alkohol Skrining untuk penggunaan tembakau, dan memberikan pengobatan berhenti merokok bila diperlukan; pasien nasihat tentang efek merokok pada kehamilan dan kesehatan anak Memberikan intervensi perilaku singkat untuk mengurangi rokok, alkohol, dan penggunaan narkoba
Skrining dan pengobatan untuk penyakit menular, dan memberikan imunisasi sesuai juga penting pada pasien prakonsepsi (Tabel 4). Tabel 4. Skrining Penyakit menular dan imunisasi dalam asuhan prakonsepsi SKRINING/IMUNISASI Penyakit Menular Chlamydia
Gonorrhea Infeksi virus herpes simpleks
REKOMENDASI
Menyaring semua wanita yang lebih muda dari 25 tahun dan wanita yang berada pada risiko infeksi Mengobati pasien yang terinfeksi Skrining wanita berisiko tinggi Mengobati pasien yang terinfeksi Konseling tentang risiko penularan vertikal
Infeksi virus immunodeficiency Syphilis Tuberkulosis
Imunisasi Hepatitis B
Influensa
Campak, gondok, rubella
Tetanus, difteri, pertusis
Varicella
human
Screening universal Konseling tentang risiko penularan vertikal (Pengobatan mengurangi risiko ini) Skrining wanita berisiko tinggi Mengobati pasien yang terinfeksi Skrining wanita berisiko tinggi Memperlakukan wanita dengan penyakit aktif dan laten sebelum kehamilan Memvaksinasi semua wanita berisiko tinggi sebelum kehamilan Pencegahan penularan vertikal Memvaksinasi semua wanita yang akan hamil selama musim flu dan wanita yang berisiko komplikasi terkait influenza Skrining untuk kekebalan Memvaksinasi semua wanita untuk kekebalan tubuh wanita yang tidak hamil Menasihati pasien untuk menghindari kehamilan selama tiga bulan setelah vaksinasi Vaksinasi tetanus dapat melindungi terhadap tetanus neonatal Vaksinasi dengan Tdap selama kehamilan (waktu optimal adalah usia kehamilan 2736 minggu) untuk mengurangi risiko pertusis neonatal Skrining untuk kekebalan Memvaksinasi semua wanita untuk kekebalan tubuh wanita yang tidak hamil Menasihati pasien untuk menghindari kehamilan selama satu bulan setelah vaksinasi
Ket : Tdap = tetanus toxoid, reduced diphtheria toxoid, and acellular pertussis.
Menurut Dean SV, Imam AM, Lassi ZS, Bhutta ZA dalam Systematic Review of Preconception Risks and Interventions mengemukakan
intervensi yang dilakukan dalam
pengaturan kesehatan dapat memberikan akses yang lebih mudah untuk pasangan usia subur. Namun, beberapa kontak yang diperlukan sebelum mereka menanggapi undangan untuk menerima asuhan prakonsepsi. Sementara banyak wanita memiliki beberapa faktor risiko, konseling prakonsepsi tidak memprovokasi kecemasan dan faktor risiko yang diidentifikasi lebih mungkin untuk diatasi. Studi individu lanjut menunjukkan bahwa perempuan yang menerima asuhan prakonsepsi mungkin lebih cenderung untuk merencanakan dan ruang
kehamilan mereka, berhenti merokok dan penggunaan alkohol, dan meningkatkan konsumsi asam folat. Pesan kunci yang di tujukan kepada pasangan usi a subur yaitu : a.
Konseling Prakonsepsi memungkinkan untuk mengidentifikasi dan mengurangi faktor risiko yang mungkin mengurangi hasil-hasil MNCH sebelum kehamilan. Meskipun sebagian besar wanita memiliki setidaknya salah satu faktor risiko, dan banyak memiliki beberapa risiko, konseling prakonsepsi tidak menyebabkan kecemasan.
b.
Wanita yang menerima konseling prakonsepsi lebih mungkin untuk mengubah perilaku berisiko. Oleh karena itu, wanita yang menerima konseling prakonsepsi memiliki hasil MNCH yang lebih baik
c.
Isi asuhan prakonsepsi telah rinci. Asuhan prakonsepsi setiap kali konseling dapat dimulai dengan mengajukan dua pertanyaan sederhana: "Apakah Anda berencana untuk hamil?" Dan "Apakah Anda saat ini menggunakan metode KB?" Atrash H, Jack BW, Johnson K dalam Preconception
care: A 2008 update
'Pedoman mereka untuk Perinatal Care', AAP / ACOG menyatakan intervensi kelompok prakonsepsi dibagi menjadi empat kategori: a.
Penilaian Ibu Keluarga berencana dan kehamilan; sejarah keluarga; sejarah genetik – ibu dan ayah; medis, bedah, paru, dan sejarah neurologis; obat saat ini – resep dan di atas meja; penggunaan narkoba, termasuk alkohol, tembakau, dan obat-obatan terlarang; gizi; domestic penganiayaan dan kekerasan; lingkungan dan pekerjaan eksposur; kekebalan dan imunisasi status; risiko faktor untuk penyakit menular seksual; kebidanan sejarah; sejarah ginekologi; pemeriksaan fisik umum; dan penilaian sosial ekonomi, pendidikan, dan konteks budaya).
b. Vaksinasi Vaksinasi untuk perempuan berisiko atau rentan terhadap Rubella, Varicella, dan Hepatitis B. c.
Pemeriksaan Semua perempuan HIV; tempat yang ditentukan untuk penyakit menular seksual, untuk menilai penyebab keguguran berulang, untuk penyakit spesifik berdasarkan pada riwayat medis atau reproduksi, dan untuk TB; untuk gangguan genetik berdasarkan riwayat keluarga: cystic fibrosis, rapuh X, keterbelakangan mental, Duchene distrofi otot; dan untuk kelainan genetic berdasarkan latar belakang ras / etnis: hemoglobinopathies sabit- Afrika Amerika; BThalassemia - Mediterraneans, Asia Tenggara, Afrika Amerika; a-Thalasemia - Amerika Afrika / kulit hitam dan Asia; Penyakit Sachs Tay - Ashkhenazi Yahudi, Perancis Kanada, Cajun; Gaucher, Canavan, dan Nieman-Pilih Penyakit - Yahudi Ashkenazi; dan c ystic fibrosis
- bule dan Yahudi Ashkenazi). Pada tahun 2001, ACOG direvisi rekomendasi terkait dengan cystic fibrosis dan selanjutnya direkomendasikan bahwa dokter kandungan / ginekolog membuat skrining DNA untuk cystic fibrosis tersedia untuk semua pasangan yang mencari prakonsepsi atau asuhan prenatal - bukan hanya mereka dengan riwayat pribadi atau keluarga membawa Cystic gen fibrosis. d. Konseling Berolahraga, mengelola berat badan, menghindari aditif makanan, mencegah infeksi HIV, menentukan saat pembuahan oleh menstruasi yang akurat sejarah, berpantang dari tembakau, alkohol, dan terlarang penggunaan narkoba sebelum dan selama kehamilan, mengkonsumsi asam folat, dan mempertahankan kontrol yang baik dari yang sudah ada sebelumnya setiap kondisi medis). Dean SV, Imam AM, Lassi ZS, Bhutta ZA dalam Preconception care: nutritional risks and interventions menyatakan untuk menentukan kategori berat yang tidak normal, WHO dan National Institutes of Health mengelompokkan berat menjadi empat kategori menurut indeks massa tubuh individu: underweight (<18,5 kg / m2), normal (18,5-24,9 kg / m), kelebihan berat badan (25,0-29,9 kg / m2), dan obesitas (30,0 kg / m ). Literatur menunjukkan hubungan BMI antara obesitas pra-kehamilan dan kehamilan dapat merugikan hasil kehamilan. Selanjutnya, berat badan pasca melahirkan berlebihan retensi adalah risiko tidak hanya untuk kehamilan berikutnya, tetapi juga untuk pengembangan penyakit kronis ibu. Meskipun pedoman yang ada untuk berat badan selama kehamilan menurut BMI ibu pra-kehamilan, namun berat badan kehamilan tidak dibahas lebih lanjut karena berada di luar lingkup prakonsepsi. Ulasan sebelumnya telah dinilai ibu lebih berat badan dan obesitas menggunakan berbagai titik cut off untuk menentukan obesitas. Ulasan ini secara ekstensif meneliti setiap hasil MNCH yang telah dilaporkan dengan semua kategori pengelompokan berat, data dari studi individu ke underweight atau kelebihan berat badan dan membandingkan ini untuk wanita dengan BMI yang normal seperti dijelaskan di atas. Hasil review dari 34 studi yang membahas ibu underweight. Ulasan ini ditemukan bahwa pada kasus underweight pra-kehamilan secara signifikan meningkatkan risiko kelahiran prematur sebesar 32% (RR 1,32, 95% CI 1,22-1,43). Kasus underweight Pra-kehamilan juga ditemukan secara signifikan meningkatkan risiko usia kecil-untuk-kehamilan bayi (RR 1,64, 95% CI 1,22-2,21)., Meskipun sebelumnya pekerjaan telah menemukan efek yang signifikan dari kasus underweight pra-kehamilan pada risiko memiliki bayi dengan berat badan lahir rendah (RR 1,64 dan OR 1,82, ulasan ini menemukan tidak si gnifikan risiko (RR 1,37, 95% CI 0,46-4,13) mungkin karena rendahnya jumlah studi termasuk karena ini yang satu-satunya
untuk menilai status berat badan ibu sebelum kehamilan. Tidak ada efek yang ditemukan untuk underweight pra-kehamilan pada gangguan hipertensi kehamilan, GDM, besar untukkehamilan usia atau makrosomia, atau cacat lahir bawaan. Dunlop AL, MD, MPH, Jack B, MD, and Frey K, MD, MBA dalam National Recommendations for Preconception Care: The Essential Role of the Family Physician mengatakan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, bersama-sama dengan Pilih Panel mitra eksternal, baru-baru ini menerbitkan rekomendasi nasional untuk meningkatkan kesehatan prakonsepsi dan perawatan kesehatan. Rekomendasi nasional harus dipandang sebagai rencana strategis untuk meningkatkan asuhan prakonsepsi melalui penyediaan asuhan klinis sebagai promosi perubahan perilaku individu, kebijakan kesehatan, dan strategi kesehatan masyarakat. Rekomendasi nasional dengan informasi latar belakang, tinjauan bukti yang ada, dan referensi untuk menggabungkan asuhan prakonsepsi dalam praktek ditemukan di situs web CDC. Sebuah deskripsi singkat dari 10 kunci rekomendasi ditemukan pada Tabel 5. Tabel 5. Ringkasan 10 Rekomendasi untuk Meningkatkan Kesehatan Prakonsepsi Tanggung jawab individu di seluruh rentang kehidupan Mendorong setiap wanita dan setiap beberapa memiliki rencana hidup reproduksi. Kesadaran pasien Meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya perilaku kesehatan prakonsepsi dan peningkatan penggunaan layanan asuhan prakonsepsi menggunakan informasi dan alat yang sesuai usia, tidak buta huruf, sadar akan kesehatan, dan budaya / konteks linguistik. Intervensi Kunjungan Sebagai bagian dari kunjungan asuhan primer, memberikan penilaian risiko dan konseling (pendidikan dan promosi kesehatan) untuk semua wanita usia subur untuk mengurangi risiko yang berkaitan dengan hasil kehamilan. Intervensi untuk identifikasi risiko Meningkatkan proporsi wanita yang menerima intervensi sebagai tindak lanjut skrining risiko prakonsepsi, berfokus pada intervensi prioritas tinggi (yaitu, orangorang dengan penduduk yang dampak tinggi dan mencukupi bukti efektivitas). Asuhan Interconception Gunakan periode interconception untuk memberikan intervensi intensif untuk wanita yang telah memiliki sebelum kehamilan berakhir di hasil yang merugikan (misalnya, kematian bayi, berat lahir rendah, atau kelahiran prematur). Cek up Prahamil Penawaran, sebagai komponen asuhan bersalin, satu kunjungan pra-kehamilan bagi pasangan berencana kehamilan. Cakupan Kesehatan untuk wanita berpenghasilan rendah Meningkatkan cakupan kesehatan kalangan wanita berpenghasilan rendah untuk meningkatkan akses ke kesehatan, prakonsepsi, dan asuhan interconception wanita pencegahan ini.
Program kesehatan masyarakat dan strategi Menanamkan dan mengintegrasikan komponen kesehatan prakonsepsi ke masyarakat yang ada terkait dengan program kesehatan, termasuk penekanan pada orang-orang yang memiliki risiko pada kehamilan sebelumnya. Penelitian Meningkatkan pengetahuan penelitian yang berkaitan dengan kesehatan prakonsepsi. . Perbaikan Pemantauan Memaksimalkan pengawasan kesehatan masyarakat dan mekanisme penelitian terkait untuk memantau kesehatan prakonsepsi. Konsep asuhan prakonsepsi telah diartikulasikan selama lebih dari satu dekade, 5-20 namun belum menjadi bagian dari praktek rutin obat keluarga. Kurangnya pengetahuan dokter yang direkomendasikan Intervensi adalah salah satu penghalang untuk penyediaan asuhan prakonsepsi. CDC Publikasi alamat penghalang pengetahuan dengan menguraikan 14 intervensi asuhan prakonsepsi tertentu untuk yang pedoman praktek klinis dan bukti efektivitas ada (Tabel 6). Tabel 6. Intervensi dengan Bukti Asuhan Prakonsepsi untuk Meningkatkan Hasil Kehamilan Intervensi
Suplementasi asam folat Vaksinasi Rubella Manajemen diabetes
Manajemen Hypothyroidism
Terbukti Efek Kesehatan
Mengurangi terjadinya cacat neural tube defect (NTD) Memberikan perlindungan terhadap sindrom rubella bawaan. Secara substansial mengurangi kenaikan 3 kali lipat dalam cacat lahir pada bayi dari wanita diabetes.
Menyesuaikan dosis levothyroxine awal kehamilan melindungi pengembangan neurologis yang tepat. Vaksinasi hepatitis B selama Mencegah penularan infeksi pada bayi dan perempuan berisiko menghilangkan risiko untuk wanita dari gagal hati, kanker hati, sirosis, dan kematian akibat infeksi HBV. Screening HIV / AIDS dan Memungkinkan untuk pengobatan tepat pengobatan waktu dan memberikan wanita (atau pasangan) dengan informasi tambahan yang dapat memengaruhi waktu kehamilan dan pengobatan. Screening dan pengobatan Sexually Mengurangi risiko kehamilan ektopik, Transmitted Diseases (STD) kemandulan dan nyeri panggul kronis yang berhubungan dengan Chlamydia trachomatis dan Neisseria gonorrhea dan mengurangi
kemungkinan risiko pada janin kematian janin dan cacat fisik dan perkembangan, termasuk keterbelakangan mental dan kebutaan. Manajemen ibu PKU Mencegah bayi dari lahir dengan (Phenylketonuria) keterbelakangan mental-PKU terkait. Manajemen penggunaan Menghindari penggunaan antikoagulan antikoagulan oral teratogenik (yaitu, warfarin) sebelum hamil untuk menghindari paparan berbahaya. Wanita yang memerlukan antikoagulan harus mengganti terapi antikoagulannya dengan heparin sebelum konsepsi. Manajemen Antiepilepsi Mengganti obat ke regimen yang paling tidak teratogenik / jika mungkin hentikan obat sebelum kehamilan Manajemen penggunaan Accutane Mencegah kehamilan bagi wanita yang menggunakan isotretinoin (Accutane) atau berhenti menggunakan isotretinoin sebelum konsepsi, menghilangkan paparan berbahaya. Konseling berhenti merokok Melengkapi berhenti merokok sebelum asuhan kehamilan dapat mencegah terkait kelahiran prematur merokok-, berat badan lahir rendah, atau hasil perinatal yang merugikan lainnya. Mengontrol alkohol pesta minuman keras Menghilangkan penggunaan alkohol dan / atau sering minum sebelum kehamilan mencegah sindrom alkohol janin dan cacat lahir yang berhubungan dengan alkohol lainnya. Kontrol Obesitas Mencapai berat badan yang sehat sebelum kehamilan mengurangi risiko cacat tabung saraf, kelahiran prematur, diabetes, operasi caesar, dan hipertensi dan penyakit tromboemboli yang berhubungan dengan obesitas. Dalam jangka pendek, dokter dapat melakukan 2 hal untuk meningkatkan kesehatan prakonsepsi dan kesehatan peduli. Pertama, meminta setiap wanita usia reproduksi apakah dia bermaksud untuk hamil dalam tahun depan. Meminta setiap wanita reproduksi niat mempromosikan gagasan bahwa kehamilan harus ditujukan dan direncanakan dengan menyediakan kontrasepsi untuk wanita yang tidak berniat untuk hamil dan mempromosikan strategi asuhan prakonsepsi untuk wanita jika mereka ada keinginan untuk hamil. Kedua, menginformasikan perempuan yang kondisi kesehatan dan obat-obatan dapat mempengaruhi hasil kehamilan dan kehamilan yang dapat mempengaruhi kesehatan wanita. Dalam jangka panjang, aspek rekomendasi nasional bisa dimasukkan ke Proyek Masa Depan Kedokteran
Keluarga "New Model" dari kedokteran keluarga, yang mempromosikan penyediaan, asuhan pasien berpusat berbasis tim dan komitmen untuk memberikan penting "keranjang layanan." 2.5 Pengkajian Data Asuhan Prakonsepsi
Adapun beberapa pengkajian data yang perlu dilakukan 1. Riwayat individu dan sosial a.
Usia
b. Latihan dan aktifitas c.
Penggunaan alkohol dan rokok
d.
Penggunaan obat-obat terlarang
e.
Keadaan lingkungan termasuk lingkungan keluarga 2. Riwayat kesehatan keuarga
a.
Diabetes
b.
Hipertensi
c.
Cancer
d.
Jantung
e.
Retardasi mental
f.
Keehamilan kembar
g.
Thalasemia
h. Haemophilia i.
Anak lahir cacat
j.
Down sindrom
k.
Anemia sick cell
l.
Still birth 3x atau lebih 3. Riwayat kesehatan/penyakit ibu
a.
Diabetes
b. Hipertensi c.
Cancer
d.
Jantung
e.
Retardasi mental
f.
Kehamilan kembar
g.
Thalasemia
h. Haemophilia i.
Anak lahir cacat
j.
Down sindrom
k. Anemia sick cell l.
Still birth 3x atau lebih
4. Riwayat reproduksi a.
Menarche, siklus, lamanya haid dl
b. Riwayat obstetric (persalinan yang lalu ) c.
KB ( jenis, waktu penggunaan, efek samping )
d. Riwayat hubungan sex ( pernikahan ke berapa, frekuensi, masalah dll ) 5. Riwayat medication 2.6 Konseling Pra Konsepsi
1. Konseling Pra Konsepsi Konseling adalah proses pemberian informasi objektif dan lengkap, dilakukan secara sistematik dengan panduan keterampilan komunikasi interpersonal, tehnik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik, bertujuan untuk membantu seorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi dan menentukan jalan keluar atau upaya untuk mengatasi masalah tersebut (Saifuddin, Abdul Bari. 2000:39). Menurut Rochman Natawidjaja, 2987:32, konseling adalah sebagai hubungan timbal balik antara dua individu, dimana yang seorang (yaitu konselor) berusaha membantu yang lain (yaitu klien) untuk mencapai pengertian tentang dirinya sendiri dalam hubungan dengan masalah-masalah yang dihadapi pada waktu yang akan datang. Konseling adalah proses pemberian bantuan seseorang kepada orang lain dalam membuat suatu keputusan atau memecahkan suatu melalui pemahaman terhadap fakta-fakta, harapan, kebutuhan dan perasaan-perasaan klien ( Saraswati Tarigan, 2002). Proses konseling menggambarkan adanya kerjasama antara bidan selaku konselor dengan klien mencari tahu tentang masalah yang dihadapi klien. Proses ini memerlukan keterbukaan dari klien dan bidan agar mencapai jalan keluar pemecahan masalah klien. Manfaat konseling adalah meningkatkan kemampuan klien dalam mengenal masalah, merumuskan alternate, memecahkan masalah dan memiliki pengalaman dalam pemecahan masalah secara mandiri. Konseling prakonsepsi dimulai dengan pembahasan tentang kesia pan psikologi seorang wanita atau pasangan dalam mengasuh dan membesarkan anak. Pembahasan ini mencakup topik-topik, seperti apakah tersedia kamar bagi anak-anak, bagaimana cara mengasuh anakanak, kemapanan ekonomi dan kestabilan emosi wanita atau pasangan, serta harapan pengalaman
usia
subur
dan
menjadi
orang
tua.
Pengaturan usia subur sehubungan dengan upaya wanita atau pasangan untuk menyelesaikan pendidikan/memulai suatu karier, bagaimana stress mempengaruhi aktivitas. Sedangkan pada remaja, bagaimana dengan penyelesaian sekolah dan rencana melanjutkan perguruan tinggi atau pelatihan kerja serta metode pengontrolan kehamilan. Menghentikan Penggunaan Metode Kontrasepsi (KB) : apabila wanita telah menggunakan
metode hormonal jangka panjang, seperti suntikan, susuk/implan, ia harus tahu bahwa dibutuhkan beberapa bulan sebelum akhirnya ovulasi berlangsung teratur. Wanita dapat menggunakan metode barrier (contoh: kondom) sampai ia mengalami menstruasi teratur sehingga
tanggal
kehamilan
dapat
diperkirakan
dengan
tepat.
Tidak ada efek berbahaya pada janin yang perlu diperhatikan bila kehamilan terjadi setelah semua metode ini dihentikan. Mempertahankan status nutrisi yang baik sebelmum mengalami kehamilan merupakan hal
yang sangat penting. Persiapan bagi pertumbuhan bayi sehat dan mencegah berat lahir rendah dapat dilakukan dengan: a) Mencapai berat badan ideal b) Mengontrol gangguan makan dan pica c) Mengembangkan kebiasaan diet nutrisi seimbang Skrining Genetik: pada setiap konseling genetik, kuncinya adalah menetapkan bahwa setiap
bayi dari wanita dan pria tertentu memiliki kesempatan mengidap suatu penyakit genetik. Apabila faktor risiko genetik telah diidentifikasi, maka dapat dirujuk ke konselor genetik. a.
Konseling Genetika
1) Pengertian konseling genetik Konseling genetik merupakan suatu proses pemberian informasi tentang aspek genetik dari suatu penyakit yang diberikan oleh tenaga terlati h kepada mereka yang mempunyai risiko tinggi atau kepada mereka yang memiliki gangguan-gangguan yang bisa diwariskan kepada keturunannya. Seorang pemberi konseling genetik (konselor genetik) dapat menjelaskan bagaimana kelainan/ gangguan ini diwarisi oleh orangtua pada anak, risiko kemungkinan berulang ; ditujukan kepada pasien, keluarga mereka dan tenaga medis yang secara langsung memberikan pelayanan kepada mereka; dan memberikan dukungan kepada pasien dan keluarga yang mengalami penyakit Bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga yang memiliki gangguan genetik, konselor genetik dapat menjelaskan risiko yang akan mereka hadapi nanti, yaitu memiliki bayi yang mempunyai kondisi yang sama dengan mereka dan bagaimana kondisi nantinya akan mempengaruhi si anak.
Klinik herediter merupakan pusat pemberi layanan konseling pertama yang didirikan tahun 1940 di Universitas Michigan Amerika Serikat. Sejak itu banyak pusat layanan seperti ini dibuka di seluruh dunia. Selama beberapa tahun kemudian peranan genetik konselor mulai dikembangkan dari membuat gambaran silsilah keluarga untuk mengetahui komponen-komponen genetik dari penyakit dan cacat lahir sampai pada pendekatan tidak langsung, dibutuhkan konselor untuk memberikan informasi dan umpan balik kepada pasien yang mengalami penyakit dan risiko penyakit keturunan. Individu yang datang untuk menemui konselor genetik mungkin mengalami gangguan tersendiri dan khawatir tentang keluarga mereka, pasangan yang memiliki anak dengan gangguan genetic dan akan merencanakan kehamilan berikutnya, pasangan yang merencanakan kehamilan pertama kalinya dan berharap untuk mendapatkan informasi tentang kerentanan anak tersebut mangalami penyakit sama halnya dengan mereka yang merencanakan kehamilan di usia tua serta ingin menilai beberapa resiko potensialnya. Layanan konseling genetic sangat berguna disetiap tahap perkembangan, bayi yang harus menjalani skrining, remaja yang akan diperiksa untuk menilai adanya gen thalasemia atau menilai efek samping genetic remaja saat memasuki pertengahan siklus hidup dalam memenuhi perubahan gaya hidup. Konselor genetik sekarang bekerja dalam ruang lingkup yang lebih luas disamping kegiatan rutin di rumah sakit. Lahan pekerjaan mereka di pendidikan, administrasi, pembuat kebijakan, dan dapat juga sebagai anggota dari perusahaan bioteknologi. Beberapa dari mereka bekerjasama dengan ilmuwan dan dokter dalam menginterpretasikan hasil pemeriksaan. Kemajuan dan sumber teknologi telah memungkinkan konseling genetic untuk memainkan peranan yang besar di beberapa negara berkembang dan kedepannya ini akan disadari oleh negara-negara berkembang yang belum melakukan konseling genetic, tapi ini masih harus dikembangkan; karena peran konselor masih sangat terbatas dinegara-negara berkembang dimana tugasnya masih dijalankan oleh profesi kesehatan lainnya tanpa spesialisasi. Beberapa penyakit genetik atau cacat lahir dapat ditemukan sebelum bayi tersebut lahir, yang lainnya tidak terdiagnosa sampai kelahiran atau sampai anak-anak tumbuh besar. Medical genetik dan konselor genetik dilatih untuk membantu keluarga-keluar ga untuk memahami tentang gangguan-gangguan genetic. Medikal genetik biasanya adalah seorang dokter, mereka melakukan pemeriksaan fisik saat dibutuhkan dan juga membantu memberikan penyuluhan kepada pasien tentang gangguan-gangguan genetik.
Konselor genetik memberikan informasi tentang factor risiko dan menjelaskan tes genetika yang tersedia. Seorang individu atau pasangan dapat menggunakan informasi ini untuk membantu mereka dalam membuat keputusan untuk menjadi orangtua. Bagi or ang-orang yang berhubungan dengan mereka yang mempunyai riwayat keturunan, konselor genetic dapat: a) Memberikan informasi komplit dan akurat tentang gangguan-gangguan yang spesifik. b)
Menentukan pasangan-pasangan yang berisiko memiliki anak dengan gangguan-gangguan tertentu.
c)
Memberikan informasi tentang pemeriksaan yang dapat menjelaskan bahwa bayi memiliki gangguan sebelum atau setelah lahir.
2) Sasaran konseling genetic Konseling genetk diberikan kepada mereka yang : a) Sedang hamil atau berencana untuk hamil yang memiliki riwayat :
Gangguan genetik seperti : kistik fibrosis.
Cacat lahir : bibir sumbing,
Abnormalitas kromosom : down sindrom
Retardasi mental
b) Wanita yang memiliki riwayat abortus berulang c) Wanita yang sulit hamil d) Wanita yang telah dinyatakan telah terpapar dengan segala sesuatu yang berbahaya terhadap bayi yang akan dilahirkan (termasuk di dalamnya sinar x, radiasi, beberapa obt-obatan, alkohol, infeksi). e) Wanita yang berusia di atas 35 tahun. f)
Wanita yang berkepentingan untuk mendapatkan diagnosis prenatal
g)
Wanita yang sebelumnya sudah diberitahukan bahwa kehamilannya kemungkinan memiliki risiko tinggi mengalami komplikasi atau cacat lahir berdasarkan hasil USG atau pemeriksaan darah. Yang lainnya yang diuntungkan dari konseling genetik ini adalah :
1.
Mereka yang memiliki riwayat keturunan kanker dan ingin mengetahui risiko dari perkembangan kanker tersebut dan cara untuk mengurangi risiko.
2. Mereka yang mengalami gangguan perkembangan seksual sekunder. Pada konseling genetik, konselor menanyakan individu atau pasangan beberapa pertanyaan tentang riwayat keluarga dan riwayat medis. Ia juga menjelaskan pemeriksaan-pemeriksaan yang dapat mengidentifikasi beberapa permasalahan ( prenatal atau pemeriksaan darah). Konselor menjelaskan bagaimana proses terjadinya kelainan tersebut, ia juga membicarakan
tentang risiko penurunan kondisi tersebut pada anak. Pemeriksaan fisik oleh medical genetic menjadi bagian dari kegiatan konseling genetic. Ahli genetik ini bisa menyarankan beberapa tes untuk membantu dalam menegakkan diagnosis 3) Proses konseling genetic Selama konsultasi : Riwayat kesehatan keluarga dikumpulkan untuk memberikan informasi tentang kesehatan anggota keluarga, membuat diagnosis dari kondisi genetic, atau dipastikan pada saat kehamilan, setelah persalinan, masa anak-anak, atau dalam kehidupan lanjut setelah itu. Diagnosis dibuat, berdasarkan dari hasil pemerriksaan biokimia atau genetic. Diagnosis yang dibuat ini bisa juga berarti bahwa anggota keluarga yang lain juga bisa mengalami resiko yang sama. Berikut ini adalah hal-hal yang dilakukan oleh seorang konselor dalam melakukan konseling terhadap kelurga yang bermasalah : a)
Memperkirakan resiko pada aggota keluarga yang lain, atau anak berikutnya, yang akan terpengaruh oleh kondisi. Bagaimanapun mereka harus di yakinkan untuk mengikuti konseling genetic dalam menemukan keadaan-keadaan yang sepertinya tidak terjadi dalam keluarga mereka.
b) Mendiskusikan dampak dan pengaruh yang mungkin terjadi pada i ndividu atau keluarga dalam suasana yang mendukung. Informasi verbal dan tertulis mengenai kondisi mereka diberikan untuk membantu mereka dalam menanggapi beberapa isu yang mungkin muncul dari diagnosis yang telah dibuat tentang kondisi genetik. c) Mendiskusi bila terdapat pemeriksaan prenatal yang sesuai dan pilihan-pilihan lainnya untuk memastikan bahwa keputusan yang dibuat tersebut berdasarkan data dasar. Beberapa kondisi genetik dapat dibuat sebelum bayi lahir: a)
Jika kondisi genetik ini diidentifikasi melalui diagnosis prenatal, konseling genetik menjadi sarana yang menyediakan informasi langsung dan dengan demikian keputusan dapat dibuat sehubungan dengan kelanjutan kehamilan.
b)
Pada mereka yang telah terpapar zat teratogenik (kimia, obat-obatan, radiasi, medikasi atau gen lingkungan lainnya yang dapat menimbulkan cacat lahir). Konseling genetic memberikan kesempatan untuk memperoleh informasi dan dukungan.
c)
Mendiskusikan dan menyusun pemeriksaan genetik pada mereka yang carier, yang diprediksikan dan mereka yang belum memperlihatkan gejala.
4) Konselor genetic Yang memberikan konseling genetic :
Konseling genetik diberikan oleh tim profesional multidisiplin yang termasuk di dalamnya : a) ahli genetik klinik dan spesialis medis lainnya dengan keahlian dalam hal-hal yang berkaitan dengan genetic di bidang mereka seperti : ahli onkologi dan ahli saraf. b)
Konselor genetic yaitu mereka yang telah menyelesaikan pendidikan kesehatan professional dengan pelatihan khusus dan diberi sertifikat oleh HGSA (Human Genetic Sosiety Australia).
c) Pekerja social yang memiliki ketertarikan terhadap genetic, bekerja sangat dekat dengan klinik genetik, konselor genetik dan kelompok-kelompok yang mendukungnya. Ada beberapa alasan kenapa konseling genetik diperlukan : a) Bila ada suatu kondisi dalam keluarga dan individu yang bersangkutan yang mana mereka atau anak mereka akan mengalami perkembangan kondisi. b) Sebelum anak mengalami masalah serius dalam pertumbuhan, perkembangan atau kesehatan. c) Satu atau lebih anggota keluarga (hubungan darah yang tidak berhubungan dengan perkawinan). Memiliki cirri-ciri yang tidak biasa, atau masalah kesehatan yang serius. d) Wanita yang berada pada usia pertengahan 30 atau lebih dan yang merencanakan kehamilan atau mereka yang telah siap untuk hamil. e) Saat suatu pasangan memiliki hubungan darah. f) Individu atau pasangan mereka berhubungan dengan kondisi ini dan akan menurunkan pada keturunannya. g) Ketika abnormalitas fetus sudah terdeteksi selama kehamilan. h) Jika terpapar dengan lingkungan yang bisa menyebabkan cacat lahir seperti : obat-obatan, kimia, medikasi, radiasi. Beberapa hal penting yang khususnya disampaikan oleh konseling genetic jika disertai oleh factor-faktor resiko yang diterapkan pada anda: a) Sebuah skrining tes kehamilan standar, seperti tes Alpha Fetoprotein, yang mendapatkan hasil yang tidak normal. b) Hasil amniosentesis yang tidak diharapkan (seperti kelainan kromosom dalam kehamilan) c) Orang tua/ keluarga dekat yang mewarisi penyakit atau cacat lahir. d) Orang tua yang memiliki anak dengan cacat lahir atau gangguan genetic. e) Ibu yang mengalami 2 atau lebih keguguran atau bayi lahir mati. f)
Ibu yang berusia 35 tahun atau lebih ketika melahirkan.
g) Kesempatan memiliki anak dengan Down Syndrome meningkat pada ibu dengan usia: Seorang wanita mengalami 1 dari 350 kehamilan anak dengan Down Syndrome pada usia 35 tahun, 1 dalam 110 kehamilan pada usia 40 tahun, dan 1 dalam 30 pada kehamilan dengan usia 45 tahun.
h) Anda yang berhubungan dengan kelainan genetic frekuensi kejadian dalam etnik tertentu atau kelompok ras. Contoh, pasangan keturunan Africa mempunyai resikoo tinggi memiliki anak dengan anemia bulan sabit; pasangan dari Eropa Jewish (Ashekenazi) bagian timur atau tengah, Cajun, or keturunan Irlandia memungkinkan sebagai carrier penyakit Tai-Sachs; dan pasangan Italia, Yunani, atau keturunan Timur Tengah dapat membawa gen Thalasemia, gangguan sel darah merah. Setelah Konseling: Genetik konselor dapat membantu anda memahami masalah anda dan memberikan anjuran-anjuran langsung kepada anda, anda beserta keluarga akan memutuskan apa yang akan dilakukan selanjutnya. Jika anda telah mendapatkan informasi tentang konsepsi bahwa anda atau pasangan berisiko tinggi untuk memiliki anak dengan kecacatan yang parah/ fatal pilihan anda adalah: a) Diagnosis preimplantasi ; saat sel telur telah dibuahi dalam uterus dilakukan tes untuk menilai kecacatan pada fase blastosis dan hanya blastosis yang tidak terpengaruh yang ditanamkan di uterus untuk menghasilkan kehamilan. b) Menggunakan donor sperma atau donor sel telur c) Adopsi d) Jika anda mendapatkan diagnosis kecacatan yang fatal setelah konsepsi berikut ini adalah piilihan-pilihan yang dapat anda lakukan:
Menyiapkan diri untuk menghadapi tantangan saat anda memi liki bayi.
Pembedahan pada fetal untuk memperbaiki kecacatan sebelum dilahirkan. (Pembedahan ini hanya dapat digunakan untuk mengatasi beberapa kecacatan, seperti : spina bifida, atau hernia diafragma congenital).
Mengakhiri kehamilan. Faktor Risiko Medis
a.
Obat-Obatan Wanita yang menkonsumsi obat-obatan resep maupun yang dijual bebas,harus dievaluasi efek teratogeniknya. selanjutnya dikaji apakah memang obat tersebut masih dibutuhkan atau tidak.
b.
Diabetes Wanita penderita diabetes tipe I atau II menjadi sasaran utama penerima konseling prakonsepsi ini, rencana asuhan difokuskan pada upaya mencapai dan mempertahankan gula darah dalam kadar terkontrol untuk mengurangi insiden kelainan kongenital dan bayi berat lahir rendah.
Wanita penderita diabetes harus menemui ahli obstetrik atau endokrinologi pada masa sebelum kehamilan, yang akan melakukan penanganan terhadap diabetes selama kehamilan. c.
Penyakit Jantung Wanita yang dicurigai atau diketahui memiliki penyakit jantung harus benar-benar didorong untuk merencanakan waktu kehamilan dengan ahli kardiologi dan ahli obstetrik. Selama masa prakonsepsi, status jantung harus tetap dikaji. risiko didasarkan pada tiga faktor utama: lesi jantung; gangguan fungsi dasar tubuh; kemungkinan komplikasi selama kehamilan.
d. Gangguan Kejang Wanita yang diketahui memiliki gangguan kejang harus mengetahui frekuensi kejang dan pengobatan yang sedang digunakan. pengobatan yang paling sering digunakan untuk mengontrol kejang bersifat teratogenik bagi janin. e.
Hipertensi Sebagian besar wanita dengan hipertensi kronis dapat mengharapkan persalinan normal. Wanita harus mengetahui tentang risiko preeklampsia dan hambatan pertumbuhan janin.
f.
Gangguan Tiroid Bagi wanita yang menderita hipotiroid atau hipertiroid, sasaran yang ingin dicapai adalah penderita menjadi eutiroid sebelum hamil. Konsultasikan kepada ahli obstetrik dan endokrinologi untuk menyusun sebuah pengkajian kadar tiroid dan pengobatan potensial selama kehamilan. bagi sebagian besar wanita dengan gangguan tiroid, asuhan kebidanan meerupakan tindakan yang tepat jika disertai konsultasi.
g. Penyakit Infeksi Masa prakonsepsi merupakan waktu yang tepat untuk mengkaji infeksi pada wanita. h.
Fenilketonuria Hal terbaik bagi penderita ini adalah dengan melakukan terapi diet yang telah dicoba sebelum konsepsi, kemudian melanjutkan selama masa hamil. bantuan dari ahli gizi sekaligus evaluasi medis yang menyeluruh sangat dianjurkan.
i.
Komplikasi Kehamilan Sebelumnya Ibu dengan Usia Lanjut : Masalah yang pasti muncul setelah usai 35 tahun mencakup risiko kelainan genetik, diabetes gestasional, hipertensi, dan penyakit kronis lainnya meningkat. Bagi wanota yang merencanakan kehamilan pertama setalah usia 35 tahun, masalah infertilitas merupakan masalah yang lebih besar lagi. Perubahan-perubahan besar terhadap gaya hidup yang sudah mapan juga dialami oleh pasangan berusia mapan, dan merupakan hal yang perlu diperhatikan.
Masalah Lingkungan dan Tempat Kerja : paparan terhadap zat teratogen di dalam rumah,
di lingkungan, dan di tempat kerja merupakan masalah besar. Seseorang wanita dapat terpapar pada bermacam-macam zat kimia, perubahan suhu yang ekstrem, logam berat, radiasi, agen infeksi, dan berbagai faktor stres yang ada dirumah ataupun di tempat kerja. semua hal ini dapat berdampak negatif terhadap perkembangan janin dan dapat mengakibatkan kelainan kongenital. Masalah Prakonsepsi Pada Pria : bagi pria dengan riwayat gangguan genetik pribadi atau
keluarga, terdapat peningkatan risiko penularan pada anak. kebiasaan mengonsumsi alkohol dan merokok seorang ayah dapat meningkatkan risiko berat bayi lahir rendah. Pria yang lebih tua memiliki risiko lebih tinggi mendapatkan anak dengan sindrom Down dan anomali kromosom lain yang terkait dengan usia. baik produksi maupun pergerakan sperma dapat menurun akibat kebiasaan merokok, penggunaan alkohol, obat-obatan terlarang, dan beberapa preparat
farmasi
sehingga
menurunkan
fertilitas.
pria juga sering kali mengemban tanggung jawab stabilitas finansial keluarga dan merasakan hal
ini
cukup
membuat
tertekan
ketika
menghadapi
seorang
anak.
pria membutuhkan diskusi terbuka tentang hal ini dan perubahan dalam hubungan serta tuntutan selama kehamilan dapat mengungkap suatu kebutuhan untuk mendapat bantuan sebelum prekonsepsi. 2. Proses konseling Konseling merupakan suatu bentuk percakapan wawancara, sedangkan wawancara itu sendiri belum tentu merupakan suatu konseling. Proses konseling menurut saraswati dalam buku komunikasi efektif ibu selamat, bayi sehat, keluarga bahagia, 2002 terdiri dari 4 unsur kegiatan: a.
Pembinaan hubungan baik (rapport) Dilakukan sejak awal pertemuan dengan klien dan dijaga selama pertemuan konseling. Keterampilan membina hubungan baik merupakan dasar dari proses komunikasi interpersonal bidan dengan klien, keluarga klien, tokoh masyarakat dan sebagainya. Serta merupakan dasar dari proses pemberian bantuan. Hubungan yang baik akan memudahkan klien untuk memahami saran bidan sehingga mau mengikutinya, klien merasa puas dan akan kembali lagi untuk memeriksakan diri ke bidan. Tahapan dalam pembinaan hubungan baik sebagai berikut:
1) Mencari tahu seberapa klien memahami arti konseling dan apa yang dia harapkan dari seorang konselor. 2) Klien menjajaki kemungkinan keterbukaan
3) Binalah hubungan kepercayaan 4) Biarkan klien bercerita tentang apa yang dirasakan walaupun cerita it u tidak berurutan 5) Kesan pertama akan menentukan keberhasilan konseling. Perilaku respon positif yang mendukung terciptanya hubungan baik 1) Bersalaman dengan ramah 2) Mempersilahkan duduk 3) Bersabar 4) Tidak menginterupsi/memotong pembicaraan klien 5) Menjaga kerahasiaan klien 6) Tidak melakukan penilaian 7) Mendengarkan dengan penuh perhatian 8) Menanyakan alasan kedatangan klien 9) Menghargai apapun pertanyaan maupun pendapat klien. b.
Penggalian informasi (identifikasi masalah, kebutuhan, perasaan, kekuatan diri dan sebagainya). Pengumpulan informasi merupakan tugas utama konselor. Pendalaman masalah yang dihadapi klien, latar belakang, situasi dan kondisi klien, perasaan dan kebutuhan klien, serta pemahaman klien terhadap masalah yang dipahami oleh konselor, akan berdampak baik terhadap informasi yang dibutuhkan dan dipahami oleh klien. Tahapan dalam penggalian informasi:
1) Arahkan klien agar bercerita dengan urutan yang benar 2)
Selama bercerita, perhatikan bagaimana klien berbicara (malu, marah) sikap klien terhadap konselor dan kesulitan selama berkomunikasi
3) Bila klien tampak cemas, tunda sampai klien dapat merumuskan ceritanya. Jangan memaksa klien jika belum siap 4) Penting sekali peranan dari kedua belah pihak. c.
Pengambilan keputusan, pemecahan masalah, perencanaan Sesuai dengan masalah dan kondisi klien, konselor membantu klien memecahkan masalah yang dihadapi atau membuat perencanaan untuk mengatasi. Tahapan ini merupakan inti dari proses konseling:
1) Konselor membantu klien memahami permasalahannya 2) Konselor membantu memberikan alternative pemecahan masalah 3)
Konselor membantu klien memilih alternative pemecahan masalah dengan segala konsekuensinya.
4) Menindaklanjuti pertemuan Mengakhiri pertemuan konseling, konselor merangkum jalannya dan hasil pembicaraan selama pertemuan selanjutnya atau merujuk klien. Disebut juga dengan tahapan penutup: 1) Konselor mengakhiri proses konseling secara bertahap 2) Beri waktu klien untuk merenungkan berbagai alternative pemecahan masalah 3) Membuat perjanjian kembali 4) Berikan dorongan dan semangat bagi klien untuk keputusan yang telah diambil 5) Jalannya proses konseling sangat tergantung pada percakapan konselor klien.