asuhan keperawatan pada bayi ba yi hiperbilirubin, BBLR dan prematur BAB1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakan
Ikteru Ikteruss terjad terjadii apabil apabilaa terdapa terdapatt akumu akumulasi lasi biliru bilirubin bin dalam dalam darah. darah. Pada Pada sebagi sebagian an neonatus, ikterus akan ditemukan dalam minggu pertama kehidupannya. Dikemukakan bahwa angka kejadian ikterus terdapat pada 60% bayi cukup bulan dan pada 80% bayi kurang bulan. Di akarta dilaporkan !",#$% menderita ikterus. Ikterus ini pada sebagian lagi mungkin bersiat patologik yang dapat menimbulkan gangguan yang menetap atau menyebabkan kematian, karenanya setiap bayi dengan ikterus harus mendapat perhatian terutama apabila ikterus ditemukan dalam "& jam pertama kehidupan bayi atau kadar bilirubin meningkat lebih dari ' mg(dl dalam "& jam. Proses hemolisis darah, ineksi berat, ikterus yang berlangsung lebih dari # minggu serta bilirubin direk lebih dari # mg(d mg(dll juga juga meru merupa pakan kan kead keadaa aan n yang yang menu menunj njuk ukka kan n kemu kemung ngki kina nan n adan adanya ya ikte ikteru russ patologik. Dalam keadaan tersebut penatalaksanaan ikterus harus dilakukan sebaik) baiknya agar akibat buruk ikterus dapat dihindarkan. *ongres *edokteran Perinatologi +ropa *e)", #$0, mendeinisikan -erat -adan ahir /endah /endah --/1 adalah adalah bayi yang yang dilahirkan dilahirkan dengan dengan berat badan lahir lahir
≤ "'00 gr
dan mengalami masa gestasi yang diperpendek maupun pertumbuhan intra uterus kurang dari yang diharapkan /osa 2. 3acharin, #$$61. -erat -adan ahir /endah tergolong bayi yang mempunyai resiko tinggi untuk kesakitan dan kematian karena --/ mempunyai masalah terjadi gangguan pertumbuhan dan pematangan maturitas1 organ yang dapat menimbulkan menimbulkan kematian. 4ngka kejadian insidens1 --/ di negara berkembang seperti di Inggris dikatakan sekitar sekitar % dari dari seluruh seluruh kelahi kelahiran ran.. 5erdap erdapat at ariasi ariasi yang yang bermak bermakna na dalam dalam inside insidens ns diseluruh negeri dan pada distrik yang berbeda, angka lebih tinggi di kota industri besar /osa 2. 3acharin, #$$61. 3edangkan di Indonesia masih merupakan masalah yang perlu diperhatikan, karena di Indonesia angka kejadiannya masih tinggi. Di /37D Dr. 3oetomo 3urabaya dari tahun ke tahun tidak banyak berubah sekitar
"" % ) "6,& %.
-erk -erken enaa aan n deng dengan an itu itu upay upayaa peme pemeri rint ntah ah menu menuru runk nkan an I2/ I2/ ters terseb ebut ut maka maka pencegahan dan pengelolaan --/ sangat penting. Dengan penanganan yang lebih baik dan pengetahuan yang memadai tentang pengelolaan --/, diharapkan angka kematian dan kesakitan dapat ditekan.
Peran serta perawat dalam pencegahan --/ dengan meningkatkan kesejahteraan ibu dan janin yang dikandung, dikandung, maka perlu dilakukan deteksi dini melalui pemantauan 4nte 4nte atal 9are dan pengelolaan --/ dengan penanganan penanganan dan pengetahuan yang memadai memadai dengan menggunakan pendekatan asuhan keperawatan. -erdasarkan enomena diatas kelompok tertarik untuk mengangkat masalah asuhan keperawatan pada neonatus dengan --/ di /uang eonatus /37D Dr. 3oetomo 3urabaya. -ayi Prematur adalah bayi yang lahir kurang dari usia kehamilan yang normal ! minggu1 dan juga dimana bayi mengalami kelainan penampilan isik. Prematuritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan, terutama diantara bayi dengan badan #'00 gr atau atau kura kurang ng saat saat lahi lahir, r, sehi sehing ngga ga kedu keduany anyaa berk berkai aitan tan deng dengan an terja terjadi diny nyaa peni pening ngka kata tan n mordibitas mordibitas dan mortalitas mortalitas neonatus dan sering di anggap anggap sebagai sebagai periode periode kehamilan kehamilan pendek elson #$88 dan 3acharin #$$61. 2asalah *esehatan pada bayi prematur, membutuhkan asuhan keperawatan, dimana pada bayi prematur sebaiknya dirawat di rumah sakit karena masih membutuhkan cairan)cairan dan pengobatan (serta pemeriksaan aboratorium yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan terapi pada bayi dan anak yang meliputi peran perawat sebagai adokad, asilitator, pelaksanaan dan pemberi asuhan keperawatan kepada kepada klien. klien. 5ujuan 5ujuan pemberian pelayanan pelayanan kesehatan kesehatan pada bayi prematur dengan asuhan keperawatan secara komprehensi adalah untuk menyelesaikan masalah keperawatan. 1.! Rumusan "asalah #.".# 4pakah yang dimaksud dimaksud dengan hiperbilirubin, hiperbilirubin, -blr dan premature : #."." 4pakah yang menjadi menjadi penyebab terjadinya terjadinya hiperbilirubin, -blr dan premature pada bayi : #.".! #.".! -agaimana -agaimana maniestasi maniestasi klinis penyakit penyakit hiperbilirubin, hiperbilirubin, -blr dan premature pada bayi : #.". #.".& & -aga -agaim iman anaa komp kompli lika kasi si yang yang terja terjadi di pada pada peny penyak akit it hipe hiperb rbil iliru irubi bin, n, -blr -blr dan dan premature pada bayi: #.".' #.".' -agaimana -agaimana patoisiolo patoisiologi gi terjadinya terjadinya penyakit hiperbiliru hiperbilirubin, bin, -blr dan premature pada bayi: #.".6 4pa saja pemeriksaan penunjang pada penyakit hiperbilirubin, hiperbilirubin, -blr dan premature pada bayi: #.". #.". -agaim -agaimana ana penata penatalak laksan sanaan aan pada pada penya penyakit kit hiperb hiperbili ilirub rubin, in, -blr -blr dan premat premature ure pada bayi: #.".8 #.".8 -agaimana -agaimana proses asuhan keperawatan keperawatan pada penyakit penyakit hiperbilirub hiperbilirubin, in, -blr dan premature pada bayi: 1.# $u%uan
Peran serta perawat dalam pencegahan --/ dengan meningkatkan kesejahteraan ibu dan janin yang dikandung, dikandung, maka perlu dilakukan deteksi dini melalui pemantauan 4nte 4nte atal 9are dan pengelolaan --/ dengan penanganan penanganan dan pengetahuan yang memadai memadai dengan menggunakan pendekatan asuhan keperawatan. -erdasarkan enomena diatas kelompok tertarik untuk mengangkat masalah asuhan keperawatan pada neonatus dengan --/ di /uang eonatus /37D Dr. 3oetomo 3urabaya. -ayi Prematur adalah bayi yang lahir kurang dari usia kehamilan yang normal ! minggu1 dan juga dimana bayi mengalami kelainan penampilan isik. Prematuritas dan berat lahir rendah biasanya terjadi secara bersamaan, terutama diantara bayi dengan badan #'00 gr atau atau kura kurang ng saat saat lahi lahir, r, sehi sehing ngga ga kedu keduany anyaa berk berkai aitan tan deng dengan an terja terjadi diny nyaa peni pening ngka kata tan n mordibitas mordibitas dan mortalitas mortalitas neonatus dan sering di anggap anggap sebagai sebagai periode periode kehamilan kehamilan pendek elson #$88 dan 3acharin #$$61. 2asalah *esehatan pada bayi prematur, membutuhkan asuhan keperawatan, dimana pada bayi prematur sebaiknya dirawat di rumah sakit karena masih membutuhkan cairan)cairan dan pengobatan (serta pemeriksaan aboratorium yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan terapi pada bayi dan anak yang meliputi peran perawat sebagai adokad, asilitator, pelaksanaan dan pemberi asuhan keperawatan kepada kepada klien. klien. 5ujuan 5ujuan pemberian pelayanan pelayanan kesehatan kesehatan pada bayi prematur dengan asuhan keperawatan secara komprehensi adalah untuk menyelesaikan masalah keperawatan. 1.! Rumusan "asalah #.".# 4pakah yang dimaksud dimaksud dengan hiperbilirubin, hiperbilirubin, -blr dan premature : #."." 4pakah yang menjadi menjadi penyebab terjadinya terjadinya hiperbilirubin, -blr dan premature pada bayi : #.".! #.".! -agaimana -agaimana maniestasi maniestasi klinis penyakit penyakit hiperbilirubin, hiperbilirubin, -blr dan premature pada bayi : #.". #.".& & -aga -agaim iman anaa komp kompli lika kasi si yang yang terja terjadi di pada pada peny penyak akit it hipe hiperb rbil iliru irubi bin, n, -blr -blr dan dan premature pada bayi: #.".' #.".' -agaimana -agaimana patoisiolo patoisiologi gi terjadinya terjadinya penyakit hiperbiliru hiperbilirubin, bin, -blr dan premature pada bayi: #.".6 4pa saja pemeriksaan penunjang pada penyakit hiperbilirubin, hiperbilirubin, -blr dan premature pada bayi: #.". #.". -agaim -agaimana ana penata penatalak laksan sanaan aan pada pada penya penyakit kit hiperb hiperbili ilirub rubin, in, -blr -blr dan premat premature ure pada bayi: #.".8 #.".8 -agaimana -agaimana proses asuhan keperawatan keperawatan pada penyakit penyakit hiperbilirub hiperbilirubin, in, -blr dan premature pada bayi: 1.# $u%uan
#.!.# #.!.# 7ntuk menghasilkan menghasilkan deskripsi tentang deinisi hiperbilirubin hiperbilirubin,, -blr dan premature premature pada bayi. #.!." 7ntuk menghasilkan deskripsi deskripsi tentang penyebab penyebab terjadinya hiperbilirubin, -blr dan premature pada bayi. #.!.! #.!.! 7ntuk menghasilkan menghasilkan gambaran tentang tentang maniestasi maniestasi klinis klinis penyakit penyakit hiperbilirub hiperbilirubin, in, -blr dan premature pada bayi. #.!.& #.!.& 7ntuk menghasilkan menghasilkan gambaran tentang tentang komplikasi komplikasi yang terjadi pada penyakit penyakit hiperbilirubin, -blr dan premature premature pada bayi. #.!.' #.!.' 7ntuk 7ntuk mengha menghasilk silkan an gambar gambaran an tentan tentang g patoi patoisio siolog logii terjadi terjadiny nyaa penya penyakit kit hiperbilirubin, -blr dan premature premature pada bayi. #.!.6 #.!.6 7ntuk 7ntuk mengha menghasil silkan kan deskri deskripsi psi tentan tentang g pemerik pemeriksaan saan penunj penunjang ang pada pada penyak penyakit it hiperbilirubin, -blr dan premature premature pada bayi. #.!. #.!. 7ntuk 7ntuk mengha menghasilk silkan an gambar gambaran an tentan tentang g penatal penatalaks aksanaa anaan n penya penyakit kit hiperb hiperbili ilirub rubin, in, -blr dan premature pada bayi. #.!.8 #.!.8 7ntuk 7ntuk mengha menghasilk silkan an gambar gambaran an tentan tentang g proses proses asuhan asuhan keperawat keperawatan an pada pada bayi bayi dengan penyakit t hiperbilirubin, -blr dan premature.
1.& "an'aat #.&.# 2emberikan 2emberikan inorm inormasi asi tentang tentang penyak penyakit it hiperbiliru hiperbilirubin, bin, -blr -blr dan dan premature premature pada
bayi. #.&. #.&." " 2emb 2emberi erika kan n ino inorm rmasi asi tent tentan ang g pros proses es asuha asuhan n kepe keperaw rawat atan an pada pada bayi bayi deng dengan an hiperbilirubin, -blr dan premature.
BAB ! PE"BAHA(AN
!.1
H)PERB)L)RUB)N !.1.1
De'inisi
;iperbilirubin adalah keadaan icterus yang terjadi pada bayi baru lahir, yang dima dimaks ksud ud deng dengan an ikte ikteru russ yang yang terja terjadi di pada pada bayi bayi baru baru lahi lahirr adala adalah h meningginya kadar bilirubin di dalam jaringan ekstraaskuler sehingga terjadi perubahaan warna menjadi kuning pada kulit, konjungtia, mukosa dan alat
tubuh lainnya. gastiyah, "0001 ilai normal< bilirubin indirek 0,! = #,# mg(dl, bilirubin direk 0,# = 0,& mg(dl. ;iperb ;iperbili ilirub rubin in merup merupaka akan n gejala gejala isiolo isiologis gis terdap terdapat at pada pada "' = '0% neonatus cukup bulan dan lebih tinggi pada neonatus kurang bulan1. I*4 II, "00"1. ;iperbiliru ;iperbilirubin bin adalah meningkatnya meningkatnya kadar bilirubin bilirubin dalam darah yang kadar nilainya lebih dari normal 3uriadi, "00#1. ;iperbilirubin adalah suatu keadaan dimana kadar bilirubin dalam darah melebihi batas atas nilai normal bilirubin serum. ;iperbiliru ;iperbilirubin bin adalah suatu keadaan keadaan dimana dimana konsentrasi konsentrasi bilirubin bilirubin dalam darah berlebihan sehingga menimbulkan joundice pada neonatus Dorothy /. 2arlon, #$$81 ;iperbiliru ;iperbilirubin bin adalah kondisi kondisi dimana dimana terjadi akumulasi akumulasi bilirubin bilirubin dalam darah yang mencapai kadar tertentu dan dapat menimbulkan eek patologis pada neonatus ditandai joudince pada sclera mata, kulit, membrane mukosa dan cairan tubuh 4di 3mith, >, #$881. ;iperbilirubin
adalah
peningkatan
kadar
bilirubin
serum
hiper hiperbil biliru irubin binemi emia1 a1 yang yang diseba disebabka bkan n oleh oleh kelain kelainan an bawaan bawaan,, juga juga dapat dapat menimbulkan ikterus. 3u?anne 9. 3melt?er, "00"1 ;iperbilirubinemia adalah kadar bilirubin yang dapat menimbulkan eek pathologis. 2arkum, #$$#
"etab*lisme Bilirubin
'%d '%dar arii bili biliru rubi bin n yang yang ada ada pada pada -- -- yang yang bera berasal sal dari dari peng pengha hanc ncur uran an hemoglobin ,dan "'%dari mioglobin ,sitokrom ,katalase dan tritoan pirolase .satu gram bilirubin yang hancur menghasilkan !' mg bilirubin .bayi cukup bulan akan menghancurkan eritrosit sebanyak satu gram(hari dalam bentuk bilirubin indirek yang terika terikatt dengan dengan albumi albumin n bebas bebas # gram gram albumi albumin n akan akan mengik mengikat at #6 mg biliru bilirubin bin1. 1. -ilirubin indirek larut dalam lemak dan bila sawar otak terbuka, bilirubin akan masuk kedalam otak dan terjadilah kernikterus. yang memudahkan terjadinya hal tersebut ialah ialah imatur imaturita itas, s, asiksi asiksia(h a(hipo ipoksi ksia, a, trauma trauma lahir lahir,, --/ --/ kuran kurang g dari dari "'00 "'00 gram1, gram1, inek ineksi, si, hipo hipogl glik ikem emia, ia, hipe hiperk rkarb arbia. ia.di dida dalam lam hepa heparr
bili biliru rubi bin n
akan akan diik diikat at oleh oleh
en?im glucuronil en?im glucuronil transverse menjadi bilirubin direk yang larut dalam air, kemudian
diekskresi kesistem empedu, selanjutnya masuk kedalam usus dan menjadi sterkobilin. sebagian di serap kembali dan keluar melalui urin sebagai urobilinogen. Pada -- bilirubin direk dapat di ubah menjadi bilirubin indirek didalam usus karena disini terdapat beta)glukoronidase yang berperan penting terhadap perubahan tersebut. bilirubin indirek ini diserap kembali oleh usus selanjutnya masuk kembali ke hati inilah siklus enterohepatik1. *eadaan ikterus di pengaruhi oleh < a1 @aktor produksi yang berlebihan melampaui pengeluaran nya terdapat pada hemolisis yang meningkat seperti pada ketidakcocokan golongan darah /h, 4-A antagonis,deisiensi >)6)PD dan sebagai nya1. b1 >angguan dalam uptake dan konjugasi hepar di sebabkan imaturitas hepar, kurangnya substrat untuk konjugasi mengubah1 bilirubin, gangguan ungsi hepar akibat asidosis,hipoksia, dan ineksi atau tidak terdapat en?im glukuronil transerase >)6)PD1. c1 >angguan tranportasi bilirubin dalam darah terikat oleh albumin kemudian di angkut oleh hepar. Ikatan ini dapat di pengaruhi oleh obat seperti salisilat dan lain)lain. Deisiensi albumin menyebabkan lebih banyak bilirubin indirek yang bebas dalam darah yang mudah melekat pada otak terjadi krenikterus1. d1 >angguan dalam ekskresi akibat sumbatan dalam hepar atau di luar hepar. 4kibat kelainan bawaan atau ineksi, atau kerusakan hepar oleh penyebab lain. "a+am "a+am )kterus
#. Ikterus @isiologis a. 5imbul pada hari ke dua dan ketiga. b. *adar bilirubin indirek tidak melebihi #0 mg% pada neonates cukup bulan dan #",' mg% untuk neonatus lebih bulan. c. *ecepatan peningkatan kadar bilirubin tidak melebihi ' mg% perhari. d. Ikterus menghilang pada #0 hari pertama. e. 5idak terbukti mempunyai hubungan dengan keadaan patologik. ". Ikterus Patologik a. Ikterus terjadi dalam "& jam pertama. b. *adar bilirubin melebihi #0 mg% pada neonatus cukup bulan atau melebihi #",' mg% pada neonatus kurang bulan. c. Peningkatan bilirubin lebih dari ' mg% perhari. d. Ikterus menetap sesudah " minggu pertama.
e. *adar bilirubin direk melebihi # mg%. . 2empunyai hubungan dengan proses hemolitik. i uh >ede B, #$$'1 1.1.!
Eti*l*i #. Pembentukan bilirubin yang berlebihan. ". >angguan pengambilan uptake1 dan transportasi bilirubin dalam hati. !. >angguan konjugasi bilirubin. &. Penyakit ;emolitik, yaitu meningkatnya kecepatan pemecahan sel darah
merah. Disebut juga ikterus hemolitik. ;emolisis dapat pula timbul karena adanya perdarahan tertutup. '. >angguan transportasi akibat penurunan kapasitas pengangkutan, misalnya ;ipoalbuminemia atau karena pengaruh obat)obatan tertentu. 6. >angguan ungsi hati yang disebabkan oleh beberapa mikroorganisme atau toksin yang dapat langsung merusak sel hati dan sel darah merah seperti < ineksi toCoplasma. 3iphilis. . Penyebab ikterus pada bayi baru lahir dapat berdiri sendiri ataupun dapat disebabkan oleh beberapa aktor< 8. Produksi yang berlebihan ;al ini melebihi kemampuannya bayi untuk mengeluarkannya, misal pada hemolisis yang meningkat pada inkompabilitas darah /h, 4-A, golongan darah lain, deisiensi en?im >6PD, piruat kinase, perdarahan tertutup dan sepsis. $. >angguan proses uptakeE dan konjugasi hepar. >angguan ini dapat disebabkan oleh immturitas hepar, kurangnya substrat untuk konjugasi bilirubin, gangguan ungsi hepar, akibat asidosis, hipoksia dan ineksi atau tidak terdapatnya en?im glukoronil transerase sindrom 9riggler)ajjar1 penyebab lain atau deisiensi protein B dalam hepar yang berperan penting dalam uptakeE bilirubin ke sel hepar. #0. >angguan transportasi. -ilirubin dalam darah terikat pada albumin kemudian diangkat ke hepar. Ikatan bilirubin dengan albumin dapat dipengaruhi oleh obat misalnya salisilat, dan sulaora?ole. Deisiensi albumin menyebabkan lebih banyak terdapat bilirubin indirek yang bebas dalam darah yang mudah melekat ke sel otak. ##.>angguan dalam ekskresi. >angguan ini dapat terjadi akibat obstruksi dalam hepar atau di luar hepar. *elainan di luar hepar biasanya disebabkan oleh kelainan bawaan. Abstruksi dalam hepar biasanya akibat ineksi(kerusakan hepar oleh penyebab lain.
1.1.#
"ani'estasi -linis 2enurut 3urasmi "00!1 gejala hiperbilirubinemia dikelompokkan menjadi < #. >ejala akut < gejala yang dianggap sebagai ase pertama
kernikterus pada neonatus adalah letargi, tidak mau minum dan hipotoni. ". >ejala kronik < tangisan yang melengking high pitch cry1 meliputi hipertonus dan opistonus bayi yang selamat biasanya menderita gejala sisa berupa paralysis serebral dengan atetosis, gengguan pendengaran, paralysis sebagian otot mata dan displasia dentalis1. 3edangakan menurut ;andoko "00!1 gejalanya adalah warna kuning ikterik1 pada kulit, membrane mukosa dan bagian putih sclera1 mata 1.1.&
terlihat saat kadar bilirubin darah mencapai sekitar &0 Fmol(l. -*mplikasi 5erjadi kern ikterus yaitu keruskan otak akibat perlangketan bilirubin indirek pada otak. Pada kern ikterus gejala klinik pada permulaan tidak jelas antara lain < bayi tidak mau menghisap, letargi, mata berputar)putar, gerakan tidak menentu inoluntary moements1, kejang tonus otot meninggi, leher kaku, dn
1.1.
akhirnya opistotonus Pat*'isi*l*i 7ntuk lebih memahami tentang patoisiologi ikterus maka terlebih dahulu akan diuraikan tentang metabolisme bilirubin #. 2etabolisme -ilirubin 3egera setelah lahir bayi harus mengkonjugasi -ilirubin merubah -ilirubin yang larut dalam lemak menjadi -ilirubin yang mudah larut dalam air1 di dalam hati. @rekuensi dan jumlah konjugasi tergantung dari besarnya hemolisis dan kematangan hati, serta jumlah tempat ikatan 4lbumin 4lbumin binding site1. Pada bayi yang normal dan sehat serta cukup bulan, hatinya sudah matang dan menghasilkan +n?im >lukoronil 5ranserase yang memadai sehingga serum -ilirubin tidak mencapai tingkat patologis. ". Patoisiologi ;iperbilirubinemia Peningkatan kadar -ilirubin tubuh dapat terjadi pada beberapa keadaan . *ejadian yang sering ditemukan adalah apabila terdapat penambahan beban -ilirubin pada sel ;epar yang berlebihan. ;al ini dapat ditemukan bila terdapat peningkatan penghancuran +ritrosit, Polisitemia.
>angguan pemecahan -ilirubin plasma juga dapat menimbulkan peningkatan kadar -ilirubin tubuh. ;al ini dapat terjadi apabila kadar protein B dan G berkurang,
atau
pada
bayi
;ipoksia,
4sidosis.
*eadaan
lain
yang
memperlihatkan peningkatan kadar -ilirubin adalah apabila ditemukan gangguan konjugasi ;epar atau neonatus yang mengalami gangguan ekskresi misalnya sumbatan saluran empedu. Pada derajat tertentu, -ilirubin ini akan bersiat toksik dan merusak jaringan tubuh. 5oksisitas terutama ditemukan pada -ilirubin Indirek yang bersiat sukar larut dalam air tapi mudah larut dalam lemak. siat ini memungkinkan terjadinya eek patologis pada sel otak apabila -ilirubin tadi dapat menembus sawar darah otak. *elainan yang terjadi pada otak disebut *ernikterus. Pada umumnya dianggap bahwa kelainan pada sara pusat tersebut mungkin akan timbul apabila kadar -ilirubin Indirek lebih dari "0 mg(dl. 2udah tidaknya kadar -ilirubin melewati sawar darah otak ternyata tidak hanya tergantung pada keadaan neonatus. -ilirubin Indirek akan mudah melalui sawar darah otak apabila bayi terdapat keadaan -erat -adan ahir /endah , ;ipoksia, dan ;ipoglikemia 4;, 2arkum,#$$#
1.1./
Pemeriksaan Penun%an #. Pemeriksaan bilirubin serum a. Pada bayi cukup bulan, bilirubin mencapai kurang lebih 6mg(dl
antara ")& hari setelah lahir. 4pabila nilainya lebih dari #0mg(dl tidak isiologis. b. Pada bayi premature, kadar bilirubin mencapai puncak #0)#" mg(dl antara ') hari setelah lahir. *adar bilirubin yang lebih dari #&mg(dl ".
tidak isiologis. Pemeriksaan radiology Diperlukan untuk melihat adanya metastasis di paru atau peningkatan
diaragma kanan pada pembesaran hati, seperti abses hati atau hepatoma !. 7ltrasonograi Digunakan untuk membedakan antara kolestatis intra hepatic dengan ekstra hepatic. &. -iopsy hati
Digunakan untuk memastikan diagnosa terutama pada kasus yang sukar seperti untuk membedakan obstruksi ekstra hepatic dengan intra hepatic selain itu juga untuk memastikan keadaan seperti hepatitis, serosis hati, hepatoma. '. Peritoneoskopi Dilakukan untuk
memastikan diagnosis
dan
dapat
dibuat oto
dokumentasi untuk perbandingan pada pemeriksaan ulangan pada penderita penyakit ini. 6. aparatomi Dilakukan untuk memastikan diagnosis dan dapat dibuat oto dokumentasi untuk perbandingan pada pemeriksaan ulangan pada 1.1.0
penderita penyakit ini Penatalaksanaan. -erdasarkan pada penyebabnya, maka manejemen bayi dengan ;iperbilirubinemia diarahkan untuk mencegah anemia dan membatasi eek dari ;iperbilirubinemia. Pengobatan mempunyai tujuan < #. 2enghilangkan 4nemia ". 2enghilangkan 4ntibodi 2aternal dan +ritrosit 5ersensitisasi !. 2eningkatkan -adan 3erum 4lbumin &. 2enurunkan 3erum -ilirubin 2etode therapi pada ;iperbilirubinemia meliputi < @ototerapi, 5ransusi Pengganti, Inus 4lbumin dan 5herapi Abat. @ototherapi @ototherapi
dapat
digunakan
sendiri
atau
dikombinasi
dengan
5ransusi Pengganti untuk menurunkan -ilirubin. 2emaparkan neonatus pada cahaya dengan intensitas yang tinggi a bound o luorencent light bulbs or bulbs in the blue)light spectrum1 akan menurunkan -ilirubin dalam kulit. @ototherapi menurunkan kadar -ilirubin dengan cara memasilitasi eksresi -iliar -ilirubin tak terkonjugasi. ;al ini terjadi jika cahaya yang diabsorsi jaringan mengubah -ilirubin tak terkonjugasi menjadi dua isomer yang disebut @otobilirubin. @otobilirubin bergerak dari jaringan ke pembuluh darah melalui mekanisme diusi. Di dalam darah @otobilirubin berikatan dengan 4lbumin dan dikirim ke ;ati. @otobilirubin kemudian bergerak ke +mpedu dan diekskresi ke dalam Deodenum untuk dibuang bersama eses tanpa proses konjugasi oleh ;ati 4ery dan 5aeusch, #$8&1. ;asil @otodegradasi terbentuk
ketika sinar mengoksidasi -ilirubin dapat dikeluarkan melalui urine. @ototherapi mempunyai peranan dalam pencegahan peningkatan kadar -ilirubin, tetapi tidak dapat mengubah penyebab *ekuningan dan ;emolisis dapat menyebabkan 4nemia. 3ecara umum @ototherapi harus diberikan pada kadar -ilirubin Indirek & )' mg ( dl. eonatus yang sakit dengan berat badan kurang dari #000 gram harus di @ototherapi dengan konsentrasi -ilirubun ' mg ( dl. -eberapa ilmuan mengarahkan untuk memberikan @ototherapi Propilaksis pada "& jam pertama pada -ayi /esiko 5inggi dan -erat -adan ahir
/endah.
5ranusi Pengganti 5ransusi Pengganti atau Imediat diindikasikan adanya aktor)aktor < #. 5iter anti /h lebih dari # < #6 pada ibu. ". Penyakit ;emolisis berat pada bayi baru lahir. !. Penyakit ;emolisis pada bayi saat lahir perdarahan atau "& jam pertama. &. 5es 9oombs Positi '. *adar -ilirubin Direk lebih besar !,' mg ( dl pada minggu pertama. 6. 3erum -ilirubin Indirek lebih dari "0 mg ( dl pada &8 jam pertama. . ;emoglobin kurang dari #" gr ( dl. 8. -ayi dengan ;idrops saat lahir. $. -ayi pada resiko terjadi *ern Ikterus. 5ransusi Pengganti digunakan untuk < #. 2engatasi 4nemia sel darah merah yang tidak 3useptible rentan1 terhadap sel darah merah terhadap 4ntibodi 2aternal. ". 2enghilangkan sel darah merah untuk yang 5ersensitisasi kepekaan1 !. 2enghilangkan 3erum -ilirubin &. 2eningkatkan 4lbumin bebas -ilirubin dan meningkatkan keterikatan dengan -ilirubin Pada /h Inkomptabiliti diperlukan transusi darah golongan A segera kurang dari " hari1, /h negati whole blood. Darah yang dipilih tidak mengandung antigen 4 dan antigen - yang pendek. setiap & ) 8 jam kadar -ilirubin harus dicek. ;emoglobin harus diperiksa setiap hari sampai stabil. 5herapi Abat Phenobarbital dapat menstimulasi hati untuk menghasilkan en?im yang meningkatkan konjugasi -ilirubin dan mengekresinya. Abat ini eekti baik diberikan pada ibu hamil untuk beberapa hari sampai beberapa minggu
sebelum melahirkan. Penggunaan penobarbital pada post natal masih menjadi pertentangan karena eek sampingnya letargi1. 9olistrisin dapat mengurangi -ilirubin dengan mengeluarkannya lewat urine sehingga menurunkan siklus +nterohepatika.
!.1.
-2N(EP A(UHAN -EPERA3A$AN PADA BA4) H)PERB)L)RUB)N
7ntuk
memberikan
keperawatan
yang
paripurna
digunakan
proses
keperawatan yang meliputi Pengkajian, Diagnosa *eperawatan, Perencanaan, Pelaksanaan dan +aluasi. A. Penka%ian
#. /iwayat orang tua < *etidakseimbangan golongan darah ibu dan anak seperti /h, 4-A, Polisitemia, Ineksi, ;ematoma, Abstruksi Pencernaan dan 43I. ". Pemeriksaan @isik < *uning, Pallor *onulsi, etargi, ;ipotonik, menangis melengking, releks menyusui yang lemah, Iritabilitas. !. Pengkajian Psikososial < Dampak sakit anak pada hubungan dengan orang tua, apakah orang tua merasa bersalah, masalah -onding, perpisahan dengan anak. &. Pengetahuan *eluarga meliputi < Penyebab penyakit dan pengobatan, perawatan lebih lanjut, apakah mengenal keluarga lain yang memiliki yang sama, tingkat pendidikan, kemampuan mempelajari ;iperbilirubinemia 9indy 3mith >reenberg. #$881 B. D)A5N2(A -EPERA3A$AN Diagnosa *eperawatan Bang 2ungkin 2uncul < #. /isiko( deisit olume cairan berhubungan dengan tidak adekuatnya intake cairan, serta
peningkatan Insensible Hater oss IH1 dan deikasi sekunder ototherapi. ". /isiko (gangguan integritas kulit berhubungan dengan ekskresi bilirubin, eek ototerapi. !. /isiko hipertermi berhubungan dengan eek ototerapi. &. >angguan parenting perubahan peran orang tua 1 berhubungan dengan perpisahan dan penghalangan untuk gabung. '. *ecemasan meningkat berhubungan dengan therapi yang diberikan pada bayi.
6. /isiko tinggi injury berhubungan dengan eek ototherapi . /isiko tinggi komplikasi trombosis, aritmia, gangguan elektrolit, ineksi1 berhubungan dengan tranusi tukar. 8. P* < *ern Ikterus 6. )N$ER7EN() -EPERA3A$AN #. /isiko (deisit olume cairan b(d tidak adekuatnya intake cairan serta peningkatan IH dan
deikasi sekunder ototherapi 5ujuan < 3etelah diberikan tindakan perawatan selama !C"& jam diharapkan tidak terjadi ) ) )
deicit olume cairan dengan kriteria < umlah intake dan output seimbang 5urgor kulit baik, tanda ital dalam batas normal Penurunan -- tidak lebih dari #0 % -- Interensi /asional <
a. b. c. d. e. ".
*aji relek hisap bayi /asional(/ < mengetahui kemampuan hisap bayi 1 -eri minum per oral(menyusui bila relek hisap adekuat /< menjamin keadekuatan intake 1 9atat jumlah intake dan output , rekuensi dan konsistensi aeces / < mengetahui kecukupan intake 1 Pantau turgor kulit, tanda) tanda ital suhu, ;/ 1 setiap & jam / < turgor menurun, suhu meningkat ;/ meningkat adalah tanda)tanda dehidrasi 1 5imbang -- setiap hari / < mengetahui kecukupan cairan dan nutrisi1. /isiko(hipertermi berhubungan dengan eek ototerapi 5ujuan < 3etelah diberikan tindakan perawatan selama !C"& jam diharapkan tidak terjadi hipertermi
dengan
kriteria
suhu
aksilla
stabil
antara
!6,')!
0
9.
Interensi dan rasionalisasi < a. Abserasi suhu tubuh aksilla 1 setiap & ) 6 jam / < suhu terpantau secara rutin 1 b. 2atikan lampu sementara bila terjadi kenaikan suhu, dan berikan kompres dingin serta ekstra minum / < mengurangi pajanan sinar sementara 1 c. *olaborasi dengan dokter bila suhu tetap tinggi / < 2emberi terapi lebih dini atau mencari penyebab lain dari hipertermi 1. !. /isiko (>angguan integritas kulit berhubungan dengan ekskresi bilirubin, eek ototerapi 5ujuan < 3etelah diberikan tindakan perawatan selama !C"& jam diharapkan tidak terjadi
• •
gangguan integritas kulit dengan kriteria < tidak terjadi decubitus *ulit bersih dan lembab Interensi <
a.
*aji warna kulit tiap 8 jam / < mengetahui adanya perubahan warna kulit 1 b. 7bah posisi setiap " jam
/ < mencegah penekanan kulit pada daerah tertentu dalam waktu lama 1. c. 2asase daerah yang menonjol / < melancarkan peredaran darah sehingga mencegah luka tekan di daerah tersebut 1. d. aga kebersihan kulit bayi dan berikan baby oil atau lotion pelembab / < mencegah lecet 1 e. *olaborasi untuk pemeriksaan kadar bilirubin, bila kadar bilirubin turun menjadi ,' mg% ototerai dihentikan /< untuk mencegah pemajanan sinar yang terlalu lama 1 &. >angguan parenting perubahan peran orangtua1 berhubungan dengan perpisahan dan penghalangan untuk gabung. 5ujuan < 3etelah diberikan tindakan perawatan selama !C"& jam diharapkan orang tua dan bayi menunjukan tingkah laku 4ttachmentE , orang tua dapat mengekspresikan ketidak
a. b. c. d. e. '.
mengertian proses -ounding. Interensi < -awa bayi ke ibu untuk disusui / < mempererat kontak sosial ibu dan bayi 1 -uka tutup mata saat disusui /< untuk stimulasi sosial dengan ibu 1 4njurkan orangtua untuk mengajak bicara anaknya /< mempererat kontak dan stimulasi sosial 1. ibatkan orang tua dalam perawatan bila memungkinkan /< meningkatkan peran orangtua untuk merawat bayi 1. Dorong orang tua mengekspresikan perasaannya /< mengurangi beban psikis orangtua1 *ecemasan meningkat berhubungan dengan therapi yang diberikan pada bayi. 5ujuan < 3etelah diberikan penjelasan selama "C#' menit diharapkan orang tua menyatakan mengerti tentang perawatan bayi hiperbilirubin dan kooperati dalam perawatan.
a. b. c. 6.
Interensi < *aji pengetahuan keluarga tentang penyakit pasien / < mengetahui tingkat pemahaman keluarga tentang penyakit 1 -eri pendidikan kesehatan penyebab dari kuning, proses terapi dan perawatannya / < 2eningkatkan pemahaman tentang keadaan penyakit 1 -eri pendidikan kesehatan mengenai cara perawatan bayi dirumah / < meningkatkan tanggung jawab dan peran orang tua dalam erawat bayi1 /isiko tinggi injury berhubungan dengan eek ototherapi 5ujuan < 3etelah diberikan tindakan perawatan selama !C"& jam diharapkan tidak terjadi
injury akibat ototerapi misal J konjungtiitis, kerusakan jaringan kornea 1 Interensi < a. 5empatkan neonatus pada jarak &0)&' cm dari sumber cahaya / < mencegah iritasi yang berlebihan1. b. -iarkan neonatus dalam keadaan telanjang, kecuali pada mata dan daerah genetal serta bokong ditutup dengan kain yang dapat memantulkan cahaya usahakan agar penutup mata tidak menutupi hidung dan bibir / < mencegah paparan sinar pada daerah yang sensiti 1 c. 2atikan lampu, buka penutup mata untuk mengkaji adanya konjungtiitis tiap 8 jam /< pemantauan dini terhadap kerusakan daerah mata 1
d. -uka penutup mata setiap akan disusukan. / < memberi kesempatan pada bayi untuk kontak mata dengan ibu 1. e. 4jak bicara dan beri sentuhan setiap memberikan perawatan / < memberi rasa aman pada bayi 1. . /isiko tinggi terhadap komplikasi berhubungan dengan tranusi tukar 5ujuan < 3etelah dilakukan tindakan perawatan selama #C"& jam diharapkan tranusi tukar
a. b. c. d. e.
dapat dilakukan tanpa komplikasi Interensi < 9atat kondisi umbilikal jika ena umbilikal yang digunakan / < menjamin keadekuatan akses askuler 1 -asahi umbilikal dengan a9l selama !0 menit sebelum melakukan tindakan / < mencegah trauma pada ena umbilical 1. Puasakan neonatus & jam sebelum tindakan /< mencegah aspirasi 1 Pertahankan suhu tubuh sebelum, selama dan setelah prosedur / < mencegah hipotermi 9atat jenis darah ibu dan /hesus memastikan darah yang akan ditranusikan adalah darah
segar / < mencegah tertukarnya darah dan reaksi tranusi yang berlebihan 0 . Pantau tanda)tanda ital, adanya perdarahan, gangguan cairan dan elektrolit, kejang selama dan sesudah tranusi / < 2eningkatkan kewaspadaan terhadap komplikasi dan dapat melakukan tindakan lebih dini 1 g. amin ketersediaan alat)alat resusitati / < dapat melakukan tindakan segera bila terjadi kegawatan 1 8. P* *ern Ikterus 5ujuan < 3etelah diberikan tindakan perawatan selama !C"& jam diharapkan tanda)tanda awal kern ikterus bisa dipantau Interensi < a. Abserasi tanda)tanda awal *ern Ikterus mata berputar, letargi , epistotonus, dll 1 b. *olaborasi dengan dokter bila ada tanda)tanda kern ikterus.
BA4) BERA$ LAH)R RENDAH 8BBLR9 !.!.1 De'inisi
-ayi -erat ahir /endah --/1 adalah bayi dengan berat lahir K "'00 gr berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam # jam setelah lahir1. H;A pada tahun #$6# mengatakan bahwa semua bayi baru lahir yang berat badannya K "'00 gr atau sama dengan "'00 gr disebut Low Birth Weight Infant -ayi dengan berat badan lahir rendah, --/1. -ayi berat badan lahir rendah --/1 ialah bayi baru lahir dengan berat badan kurang atau sama dengan "'0 gram H;A, #$6#1, sedangkan bayi dengan berat badan kurang dari #'00 gr termasuk bayi dengan berat badan lahir sangat rendah. Pada kongres +uropean Prenatal 2edicine II #$01 di ondon diusulkan deinisi sebagai berikut< )
Preterin Inant bayi kurang bulan< masa gestasi kurang dari "6$ hari !mg1.
)
5erm inant bayi cukup bulan< masa gestasi "'$)"$! hari ! = mg1.
)
Post term inant bayi lebih bulan, masa gestasi "'& hari atau lebih &" mg(lebih1.
"a+am BBLR #. Prematur murni Baitu bayi dengan masa kehamilan kurang dari ! minggu dan berat badan lahir sesuai untuk usia kehamilan. ". Dismatur Baitu bayi dengan berat badan lahir kurang dengan berat badan yang seharusnya untuk usia kehamilan. Ini menunjukkan bayi mengalami retardasi pertumbuhan intra uterin. -lasi'ikasi BBLR --/ dapat diklasiikasikan sebagai berikut< -erdasarkan -- lahir< #. --/< -- lahir K "'00 gram ". --3/< -- lahir #000 = #'00 gram !. --43/< -- lahir K #000 gram
!.!.!
Berdasarkan umur kehamilan: #. *urang bulan(Preterm(Prematur 7* K ! minggu ". 9ukup bulan(@ullterm(4term 7* ! = &" minggu !. ebih bulan(Postterm(3erotinus 7* L &" minggu Eti*l*i
#.@aktor ibu <
a. b. c. d. e. . g. h. i.
/iwayat kelahiran prematur sebelumnya Perdarahan antepartum 2alnutrisi ;idromion Penyakit jantung(penyakit kronis lainnya 7mur ibu kurang dari "0 tahun atau lebih dari !' tahun arak dua kehamilan yang terlalu dekat Ineksi Penderita D2 berat
". @aktor anin < a. 9acat bawaan b. *ehamilan ganda(gemili c. *etuban pecah dini(*PD !. *eadaan sosial ekonomi yang rendah &. Idiopatik !.!.#
"ani'estasi -linis
#. 3ebelum bayi lahir a.
Pada anamnese sering dijumpai adanya /iwayat abortus, partus
prematurus dan lahir mati b. Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan c. Pergerakan janin yang pertama terjadi lebih lambat, gerakan janin lebih lambat walaupun kehamilannya sudah agak lanjut d. Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut yang seharusnya e. 3ering dijumpai kehamilan dengan oligradramnion graidarum atau perdarahan anterpartum ". 3etelah bayi lahir a. -ayi dengan retadasi pertumbuhan intra uterin b. -ayi premature yang lahir sebelum kehamilan ! minggu c. -ayi small or date sama dengan bayi dengan retardasi pertumbuhan I ntrauterine d. -ayi prematur kurang sempurna pertumbuhan alat)alat dalam tubuhnya e. . g. h. i. j. k. l. m. n. o.
/ustam 2ochtar, #$$8 < &&$1 -erat badan K "'00 gram Panjang badan kurang atau sama dengan cm *epala relatie lebih besar dari pada badannya *ulit tipis 5ransparan anugo banyak emak subcutan sedikit 7bun)ubun dan sutura lebar >enetalia imatur Pembuluh darah terlihat Peristaltic usus terlihat
p. M.
/ambut biasanya tipis, halus 5ulang rawan daun telinga belum cukup sehingga +lastisitas daun telinga
masi kurang r. Pergerakan kurang dan masih lemah s. 5angisan lemah !.!.&
-*mplikasi
#.
3indrom aspirasi mekonium, asiksia neonatorum, sindrom distres
respirasi, penyakit membran hialin ". Dismatur preterm terutama bila masa gestasinya kurang dari !' minggu !. ;iperbilirubinemia, patent ductus arteriosus, perdarahan entrikel otak &. ;ipotermia, ;ipoglikemia, ;ipokalsemia, 4nemi, gangguan pembekuan darah '. Ineksi, retrolental ibroplasia, necroti?ing enterocolitis +91 6. -ronchopulmonary dysplasia, malormasi konginetal !.!.
Pat*'isi*l*i
3emakin kecil dan semakin premature bayi, maka akan semakin tinggi risiko gi?inya. -eberapa aktor yang memberikan eek pada masalah gi?i < #. 2enurunnya simpanan ?at gi?i, cadangan makanan di dalam tubuh sedikit. ;ampir semua lemak, glikogen, dan mineral seperti ?at besi, kalsium, osor dan seng dideposit selama 8 minggu terakhir kehamilan. Dengan demikian bayi preterm mempunyai potensi terhadap peningkatan hipoglikemia, anemia, dll ". -elum matangnya ungsi mekanisme dari saluran pencernaan, koordinasi antara releks hisap dan menelan belum berkembang dengan baik sampai kehamilan
!")!&
minggu.Penundaan
pengosongan
lambung
dan
buruknya motilitas usus sering terjadi pada bayi preterm !. *urangnya kemampuan untuk mencerna makanan. -ayi preterm mempunyai sedikit simpanan garam empedu yang diperlukan untuk mencerna dan mengabsorbsi lemak dibandingkan dengan bayi aterm. Produksi amylase pancreas dan lipase yaitu en?im yang terlibat dalam pencernaan lemak dan karbohidrat juga. -egitu pula kadar lactase juga rendah sampai sekitar kehamilan !& minggu. &. Paru)paru yang belum matang dengan peningkatan kerja naas dan kebutuhan kalori yang meningkat.2asalah pernaasan juga akan mengganggu makanan secara oral.
'. Potensi
untuk
kehilangan panas
akibat luas
permukaan
tubuh
dibandingkan dengan berat badan dan sedikitnya lemak pada jaringan di bawah kulit. *ehilangan panas ini akan meningkatkan kebutuhan akan kalori. !.!./
Penatalaksanaan
3emua bayi berat lahir rendah akan memerlukan < #.3uhu yang tinggi dan stabil untuk mempertahankan s uhu tubuh ".4tmoser dengan kadar oksigen dan kelembaban tinggi !.Pemberaian minum secara hati hati karena ada kecenderungan terisapnya susu ke paru &.Perlindungan terhadap ineksi '.Pencegahan kekurangan ?at besi dan itamin. -ayi paling kecil yang beratnya kurang dari "000 gram dirawat telanjang dalan incubator dalam suhu !")!'o9 dengan kelembaban tinggi. 4khirnya sebelum bayi pulang mereka dirawat di dalam kamar bayi yang dingin "#o91 untuk menyesuaikan diri dengan suhu kamar. 6.Pemberian minum 2inuman diberikan pada bayi yang terkecil dengan kateter makanan no 6 yang terpasang terus melalui hidung bayi. ebih baik diberikan 43I tetapi ada susu pengganti yang cukup memuaskan yaitu susu yang disesuaikan dengan 43I dengan pemberian #'0)#80 ml(kg(hr. Pedoman berikut ini merupakan pedoman yang memuaskan. 2inum dimulai bila bayi berusia & jam. a. ;ari # < "0 ml('00 gram --(hari b. ;ari " < !0 ml('00 gram --(hari c. ;ari ! < &0 ml('00 gram --(hari d. ;ari & < '0 ml('00 gram --(hari e. ;ari ' < ' ml('00 gram --(hari .
Perlindungan terhadap ineksi Perlindungan ini dilakukan dengan perawatan yang aman. 3emua
petugas
harus
mencuci
tangannya
dengan
cermat,
menggunakan krem heksakloroen. Disediakan ruang terpisah untuk bayi yang terineksi dan bayi yang lahir di luar rumah sakit. Incubator memberikan lingkungan yang relati steril untuk bayi
yang terkecil, tetapi ibu harus dianjurkan untuk menyentuh bayinya melalui lubang incubator.
!.!.0
A(UHAN -EPERA3A$AN PADA BA4) BBLR I. Pengkajian #. Pemeriksaan @isik berat badan bayi, apakah deermitas. 4pakah ada perubahan pada
isik ".
bayi
3ystem pernaasan -entuk
cuping hidung, dada simetris atau tidak, otot)otot
pernaasan retraksi intercostae, subclaicula, rekuensi pernaasan, bunyi naas ada ronchi atau tidak. !. 3istem cardioaskuler Irama dan rekuensi denyut jantung, warna kulit < sianosis, pucat, tekanan darah. &. 3istem pencernaan 5entukan apakah ada distensi abdominal, adakah regurgitasi, muntah < warana, bau, konsistensi, peristaltic. '. 3istem perkemihan umlah, warna, abnormalitas genetalia. 6. 3istem neuro muskuler leksi, eCtensi, relek menghisap, tingkat respon, respon pupil. >erakan tubuh, sikap( posisi bayi . 3istem integument 5ekstur kulit, ada lesi( rash, iritasi atau tidak. II.
Diagnosa keperawatan dengan implementasi #1
Diagnosa I Potensial terjadi hipotermi b(d tidak mampu mengontrol suhu tubuh d(d sedikitnya lemak didalam tubuh, area permukaan tubuh luas, kebutuhan metabolisme tinggi. 5ujuan < 4gar suhu tubuh bayi normal /encana < #./awat bayi diruang isolasi /asional < suhu ruang isolasi lebih tinggi " dari suhu tubuh dan merupakan ruang yang netral bagi bayi. ".2onitor temperature aCila, obserasi, catat dan laporkan perubahan suhu
klien.
/asional < memantau tingkat perkembangan bayi dalam mengelola suhu badannya. !.Abserasi distensi abdomen, perubahan warna pada dinding abdomen /asional < melihat sejauh mana bayi mengalami hipotermi karena bayi masih melakukan naas perut. "1 Diagnosa II Potensial ineksi b(d imunitas tubuh rendah 5ujuan < tidak terjadi ineksi( ineksi dapat di kurangi /encana < #. *aji, perhatikan lokasi dan ineksi. /asional < menetukan pilihan tindakan yang dilakukan pada bayi. ". /awat luka bayi /asional < mencegah terjadinya komplikasi lenjut pada bayi. !. 4tur posisi bayi terlentang1 /asional < dengan posisi terlentang menghindarkan tekanan pada daerah ineksi. !1 Diagnosa III Pola naas tidak eekti b(d perkembangan jaringan paru kurang baik d(d cairan suraktan kurang, otot)otot pernaasan lemah. 5ujuan < pola naas teratur /encana < #. Abserasi dan laporkan bila ada perubahan rekuensi pernaasan, retraksi pada dada, cuping hidung, ekspansi dada menurun atau tidak. /asional < melihat sejauh mana kesulitan bayi bernaas serta memudahkan dalam menentukan tindakan. ". Pertahankan jalan naas dalam keadaan bersih. lakukan secsion1. /asional < dengan seksion jalan naas bayi menjadi bersih dan bayi &1
dapat bernaas dengan baik. Diagnosa IN Potensial perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b(d berat badan menurun d(d kurang mampu menghisap, olume lambung kecil, menurunnya motilitas gaster 5ujuan < kebutuhan nutrisi terpenuhi /encana < #. 4njurkan ibu untuk menyusui bayinya. /asional < air susu ibu sangat baik untuk pertumbuhan bayi dan merupakan kebutuhan paling utama untuk bayi. ". -erikan inormasi tentang pentingnya
asi
untuk
bayi.
/asional < membantu memahami tujuan dari apa yang dilakukan dan mengurangi masalah karena ketidaktahuan klien tentang pentingnya( manaat asi untuk bayi.
!.# BA4) PRE"A$UR !.#.1 De'inisi
-ayi prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang atau sama dengan !minggu, tanpa memperhatikan berat badan lahir. Donna Hong "00&1 -ayi premature adalah bayi yang lahir sebelum minggu ke !, dihitung dari mulai hari pertama menstruasi terakhir, dianggap sebagai periode kehamilan memendek. elson.#$$8 dan 3acharin, #$$61 -ayi premature adalah bayi yang lahir belum cukup bulan. -erasarkan kesepakatan H;A, belum cukup bulan ini dibagi lagi menjadi !, yaitu < #. *urang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari ! minggu. ". 3angat kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari !& minggu. !. 4mat sangat kurang bulan adalah bayi yang lahir pada usia kurang dari "8 minggu. 2artono, ;ari. "001 Prematur adalah kelahiran bayi pada saat masa kehamilan kurang dari "'$ hari dihitung dari terakhir haid ( menstruasi ibu. ;asuki, Iran. "001 Prematuritas murni adalah masa gestasinya kurang dari ! minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu. ;assan, /usepno. "00'1 !.#.!
Eti*l*i
a.
@aktor 2aternal 5oksenia, hipertensi, malnutrisi ( penyakit kronik, misalnya diabetes mellitus kelahiran premature ini berkaitan dengan adanya kondisi dimana uterus tidak mampu untuk menahan etus, misalnya pada pemisahan premature, pelepasan plasenta dan inark dari plasenta
b.
@aktor @etal *elainan *romosomal misalnya trisomi antosomal1, etus multi ganda, cidera radiasi 3acharin. #$$61 @aktor yang berhubungan dengan kelahiran premature <
a.
*ehamilan #. ". !. &. '. 6. .
b.
2alormasi 7terus *ehamilan ganda 5I. 3erik Inkompeten *PD Pre eklamsia /iwayat kelahiran premature *elainan /h
Penyakit #. Diabetes 2aternal ". ;ipertensi *ronik !. Penyakit akut lain
c.
3osial +konomi #. ". !. &.
5idak melakukan perawatan prenatal 3tatus sosial ekonomi rendah 2al nutrisi *ehamilan remaja
@aktor /esiko Persalinan Prematur < a.
/esiko Demograik #. ". !. &. '.
b.
/as 7sia KL &0 tahun1 3tatus sosio ekonomi rendah -elum menikah 5ingkat pendidikan rendah
/esiko 2edis #. ". !. &. '.
Persalinan dan kelahiran premature sebelumnya 4bortus trimester kedua lebih dari "C abortus spontan atau elekti1 4nomali uterus Penyakit)penyakit medis diabetes, hipertensi1 /esiko kehamilan saat ini < *ehamilan multi janin, ;idramnion, kenaikan -- kecil, masalah) masalah plasenta misal < plasenta preia, solusio plasenta1, pembedahan abdomen, ineksi misal < pieloneritis, 75I1, inkompetensia seriks, *PD, anomaly janin
c.
/esiko Perilaku dan ingkungan #. ". !. &.
d.
utrisi buruk 2erokok lebih dari #0 rokok sehari1 Penyalahgunaan alkohol dan ?at lainnya mis. kokain1 arang ( tidak mendapat perawatan prenatal
@aktor /esiko Potensial #. 3tres
!.#.#
". Iritabilitas uterus !. Perestiwa yang mencetuskan kontraksi uterus &. Perubahan seriks sebelum awitan persalinan '. +kspansi olume plasma yang tidak adekuat 6. Deisiensi progesterone . Ineksi "ani'estasi -linis
!.#.&
-lasi'ikasi Bayi Prematur a.
Bayi prematur digaris batas
#. ". !. &. '.
! mg, masa gestasi "'00 gr, !"'0 gr #6 % seluruh kelahiran hidup -iasanya normal 2asalah < a1 *etidak stabilan b1 *esulitan menyusu c1 Ikterik d1 /D3 mungkin muncul
6. Penampilan < a1 b1 c1 d1 b.
ipatan pada kaki sedikit Payudara lebih kecil anugo banyak >enitalia kurang berkembang
-ayi Prematur 3edang #. !# mg = !6 gestasi ". #'00 gr = "'00 gram !. 6 % ) % seluruh kelahiran hidup &. 2asalah < a1 b1 c1 d1 e1 1 g1 h1
*etidak stabilan Pengaturan glukosa /D3 Ikterik 4nemia Ineksi *esulitan menyusu Penampilan < #. 3eperti pada bayi premature di garis batas tetapi lebih parah ". *ulit lebih tipis, lebih banyak pembuluh darah yang tampak
c.
Bayi Sangat Prematur
#. "& mg = !0 mg gestasi ". '00 gr = #&00 gr
!.#.
!. 0,8 % seluruh kelahiran hidup &. 2asalah < semua '. Penampilan < a1 *ecil tidak memiliki lemak b1 *ulit sangat tipis +9 *edua mata mungkin berdempetan -*mplikasiPada Bayi Prematur a.
Sindrom Gawat Napas (RDS)
5anda *linisnya < 2endengkur, naas cuping hidung, retraksi, sianosis, peningkatan usaha naas, hiperkarbia, asiobsis respiratorik, hipotensi dan syok b.
Displasin bronco pulmaner (BPD) dan Retinopati prematuritas (ROP). 4kibat terapi oksigen, seperti perporasi dan inlamasi nasal, trakea,
dan aring. Hhaley Hong, #$$'1 c. d. !.#./
Duktus rteriosus Paten (PD) (Bobak. !""#) ◊ Necroti$ing %nterocolitas (N%&)
Pat*'isi*l*i
Persalinan preterm dapat diperkirakan dengan mencari aktor resiko mayor atau minor. @aktor resiko minor ialah penyakit yang disertai demam, perdarahan peraginam pada kehamilan lebih dari #" minggu, riwayat pieloneritis, merokok lebih dari #0 batang perhari, riwayat abortus pada trimester II, riwayat abortus pada trimester I lebih dari " kali @aktor resiko mayor adalah kehamilan multiple, hidramnion, anomali uterus, seriks terbuka lebih dari # cm pada kehamilan !" minggu, seriks mendatar atau memendek kurang dari # cm pada kehamilan !" minggu, riwayat abortus pada trimester II lebih dari # kali, riwayat persalinan preterm sebelumnya, operasi abdominal pada kehamilan preterm, riwayat operasi konisasi, dan iritabilitas uterus. Pasien tergolong resiko tinggi bila dijumpai # atau lebih aktor resiko mayor atau bila ada " atau lebioh resiko minor atau bila ditemukan keduanya. *apita selekta, "000 < "&1 !.#.0
Pemeriksaan Dian*stik #. umlah darah lengkap < ;b(;t ". *alsium serum !. +lektrolit a , * , 71 < gol darah 4-A1 &. >as Darah 4rteri >D41 < Po", Pco"
!.#.
A(UHAN -EPERA3A$AN PADA BA4) PRE"A$UR
1.
PEN5-A;)AN DA(AR DA$A NE2NA$U(
a.
3I/*743I adi apikal mungkin cepat dam atau tidak teratur dalam batas normal#"0 )#60dpm1 murmur jantung yang dapat didengar dapat
menanadakan duktus arterious paten PD41. b. 24*44(94I/4 -erat badan K "'00 g ' #b 8o? c. +A/A3+3A/I 5ubuh panjang, kurus , lemas dengan perut agak gendut. 7kuran kepala besar dalam hubungarnya dengan tubuh, sutura mungkin mudah di gerakkan ,ontenetal mungkin atau tidak terbuka lebar.dapat mendemonstrasikan kedutan atau mata berputar . edema kelopak mata umum terjadi, mata mungkin merapat tergantung pada usia gestasi1. /eleks tergantung pada usia gestasi< roting terjadi dengan baik pada gestasi minggu !"J koordinasi releks untuk menghisap ,menelan ,bernapas, biasanya terbentuk pada gestasi minggu ke)!"J komponen pertama dari releks moro ekstasi lateral dari ektremitas atas dengan mebuka tangan 1 tampak pada gestasi minggu ke "8J komponen kedua releksi anterior dan menangis yang
dapat
di
dengar1
tampak
pada
gestasi
minggu
ke
!".pemeriksaan dubowits menandakan usia gestasi antra minggu "& dan !. d. P+/4P434 Pernapasan mungkin dakal, tidak teruturJ retraksi diaragmatik intermirten atau periodik &0)60C(mnit1 2engorok, pernaan cuping hidung, retraksi superasternal atau substernal, atau berb agai drajat sianosis mu ngkin ada. 4danya bunyi ampelasE pada auskultasi , menandakan sindro distres pernaasan/D31. e.
*+4244 3uhu berluktuasi dengan mudah . 2enagis mungkin lemah. Hajah mungkin memarJ mungkin ada suksedaneum. *ulit kemerahan atau tembus pandangJ warna mungkin merah muda( kebiruan, akrosianosis, atau sianosis(pucat.
anugo terdistribusi secara luas di seluruh tubuh. +kstremitas mungkin tamapak edema. >aris telapak kaki mungkin atau mungkin tidak ada pada semua atau sebagian tepak. *uku mungkin pendek. .
3+*374I543 Persalinan atau kelahiran mungkin tergesa)gesa. >enetaliaJlabia minora wanita mungkin lebih besar dari labia mayor dengan klitoris menonjolJ 5estis pria mungkin tidak turun, rugea mungkin banyak atau tidak ada pada skrotum.
!.
D)A5N2(A -EPERA3A$AN DAN )N$ER7EN() 4. P+/57*4/4 >43, *+/734*4 Dapat berhubungan dengan < ketidak seimbanagn perusi entilasi , ketidak
adekutan kadar suraktan, imaturitas otot arteriol pulmunal , imaturitas sitem sara pusat dan sistem neoro muskular, ketidak eektian bersihan jalan naas, anemia dan stres dingin. *emungkinan di buktikan oleh< hiperkapnia, hipoksia, takipnia, sianosis. ;43I B4> DI;4/4P*4 mempertahankan kadar po"(pco" dalam batas normal. 2enderita /D3 minimal, dengann penuruna kerja pernapasan dan tidak ada morbiditas. -ebas dari displasia bronkopulmonal. 5ID4*4( I5+/N+3I 2andiri # 5injau ulang inormasi yang berhubungan dengan kondisi bayi, seperti lama persalinan, tipe kelahiran, agar skor, kebutuhan tindakan resusitas saat kelahiran, dan obat)obatan ibu yang di gunakan selama ke hamilan ( kelahirann, termasuk betametason. Rasional < Persalinan yang lama meningkatakn resiko hipoksia, dan depresi pernapasan dapat terjadi setelah pemberian atau pengunaan obat oleh ibu. 3elain itu, bayi yang memerlukan tindakan resusitati pada kelahiran , atau yang apgar
skornya rendah, mungkin memerlukan interensi lebih untuk menstabilkan gas darah dan mungkin dan mungkin menderita cedra 33P dengan kerusakan hipotalamus, yang mengontrol pernaasan. catatn < ppemnerian kortokosteroid pada ibu dalam minggu # kelhiran membantu mengembangkan maturitas bayi dan produksi suraktan ". Perhatian usia gestasi, berat badan, dan jenis kelamin. Rasional' neonatus lahir sebelim gestasi mingu ke)!0 dan ( atau brat badan kurang dari #'00 g beresiko tinggi terhadap terjadinya /D3. 3elain itu, pria " kali rentnnya dari pada wanita. catatan < mayoritas kematian berhubungan dengan !.
/D3 terjadi pada bayi dengan berat badan K #'00 g1. *aji status pernaasan, perhatikan tanda)tanda disters pernaasan miss J retraksi, pernaasan cuping hidung , mengorok, retraksi, ronki, atau krekels1. Rasional < menandakan distres Opernaasan , khususnya bila pernaasan lebih besar sri 60C(mnit setelah ' jam pertama kehidupan pernaasan mengorok menunjukan upaya untuk mempertahankan ekspensi aleolarJ pernaasan cuping hidung adalah mekanisme kompensasi untuk menambah diameter hidung dan meningkatakan masukan oksigen. *rekels( ronki dapat menandakan asokontriksi pulmunal yang berhubungan dengan 5D4, hipoksmia asedemia,atau imaturotas otot areterior,
&.
yang gagal untuk kontriksi sebagai respons terhadap peningkatan lkdar oksigen. >unakan pemantauan oksigen transkuta atau oksimeter nadi . catat kadar tiap jam, ubah sisi alat setiap !)& jam . Rasional < memberika pemantaaun noninasi konstan terhadap kdar oksigen, cataan< insuisiensi polmunal biasanya memburuk "&)&8 jam petama, kemudian
mencapai pelatian1. '. ;isap hidung dan oroaring dengan hati)hati, sesuai kebutuhan btasi waktu obstruksi jalan naas dengan kateter ')#0 detik. Abserasi pemantauan oksigen trankutan oksimeter nadi sebelum dan selam penghisapan berikan kantungE entilasi setelah penghisapan. Rasional < mungkin perlu untuk mempertahankan kepatenan jalan naas, khususnya pada bayi yang menerima penytilasi bayi pertem tidak mngembangkan relek terkoordinasi untuk menghisap menelan, dan bernaas sampai gestasi Oada minggu ke)!" sampai ke)!&. 3ilia tidak berkembang dengan penuh atau mungkin rusak dari penggunaan selam indoktrial ase eksudat berhubngan dengang /D3 pada kira)&8 jam
pascapartum dapat meperberat kesutan bayi dalam mengatsi agus,
menyebabka
bradikardi,
hiposemia,
bronkospasme.
meningkatkan perbaikan kadar oksigenn yang cepat .
*antung
entilasi
6.
Pertahankan keneetrlan suhu denngan suhu tubuh pada $,@ dalam 0,'@1./ujuk pada D*< termoregolasi, tidak eektiresiko tinggi terada1. Rasional < 3tres dingin menigkatkan konsumsi oksigen bayi , dapat meningkatkan
asidosis, dan selanjutnya kerusakan produksi suraktan. . Pantau masukan haluaran cairan< timbang berat badan sesuai indikasi berdasarkan protokol. Rasional < dehidrasi merusak kemampuan untuk membersihkan jalan naas saat mukus menjadi kental. ;idrasi berlebihan dapat memperberat iniltrat aleolar( edema pulmonal. Penurunan berat badan dan peningkatan haluran irin daoat menandakan ase diuretik dari /D3, biasanya mulai pada ")$6 jam dan mendahului resolusi kondisi. 8. 5ingkatan istirahatJminimalkan rangsangan dan pengunaan energi.Posisikan bayi pada abdomen bila mungkin berikan matrasEtidak rataE sesuai indikasi Rasional < menurunkan laju metabolik dan konsumsi oksigenn. 2emungkinkan ekspansi dada optimal merangsang pernaasan dan pertumbuhan entrikel. $. Abserasi terhadap tanda)tanda ital dan lokasi sianosis. 7ng Rasional < sianosiss adalah tanda lanjut dari poa" rendah dan tamapak sampai ada sedikit lbih dari ! g (dl penurunan ;b pada darah erteri sentrl. 4tau &)6 g(dl pada darah kapiler, atau sampai satursai oksigen haMnya ')8' % dengan kadar po" &" ) mmhg. #0. 3elidiki penyimpangan tiba)tba dari kondisi yang di hubungkan dengan sianosis, penurunan atau tidak adanya bunyi napas, pergeseran btitik tampak maksimal, penonjolan dndinng dada, hipotensi,atau disritmia jantung. Rasional
#". Pantau pemeriksaan laboratorium, dengan tetaJ graik seri >D4. Rasional < hopoksemia. ;iperkapnia , dan asisdosis menurunkan produksi suraktan kadar pao" harus '0)0 mmhg atau lebih tinngi, kadar paco" haru !') &'mmhg, dan saturasi oksigen harus $"%)$&%. #!. ;b(;t. Rasional < penurunan simpanan besi pada kelahiran, pengulangan pengambilan sampel darah, pertumbuhan
cepat, dan
episode
henoragis
meningkatakn
kemungkinan bahwa bayi patrem akan anemik, sehingga menurunakan kapasitas pembawa
oksigen
darah.
catatan<
pemberian
sel
mungkin
perli
untuk
menggantikan darah yang di ambil untuk pemeriksaan laboratorium1. #&. 5injau ulang seri sinar C dada. Rasional < atelektasis,kongesti, bronkogram udara menujukkan terjadinya /D3. #'. -erikan oksigen sesiuai kebutuhan, dengnanmasker kap, selang endotrakeal atau entilasi mekanik dengan menggunakan tekanan jakan napas positi konstan dan entilasi mandotari intermitenI2N1, atau pernapasan tekann positi intermiten dan tekanan ekspirasi akhir positi. Rasional < hipoksemia asdemia dapat berlanjut menurunkan produksi suraktan, meningkatkan tahanan askuler pulmonal dan asokontriksi, dan menyebabkan duktus arterious tetap terbuka . imaturitas hipotalamus dapat memerlukan bantuan entilasi untuk mempertahankan pernapasn. Pengunaan P++P dapat menurunkan kolaps jalan napas, meningkatkan pertukran gas dan menurunkan kebutuhan oksigen tingkat tinggi. #6. Pantau pemberian oksigen dan durasi pemberian. Rasional
a.
atrrium bikarbonat. Rasional < bila tindakan meningkatkan rekuensi pernapasan atau memperbaiki entilasi tidak cukup untuk memperbaiki asidosis. Penggunaan natrium
bikarbonat yang hati)hati dapat mengembalikan ph ke dalam rentang normal. b. 3uraktanartiisial atau eksogen1. Rasional < 2ungkin di berikan pada kelahiran atau setelah diagnosis /D3 untuk menurunkan beratnya kondisi dan komplikasi yang berhubungan eek dapat berakjir sampai " jam. "". -antu dengan aspirasi jarum toresentesis, atau pemasangan selang dada. Rasional < mengembankan kembali paru melalui mengeluarkan udara atau cairan -.
yang terjebak. 2embuat kembal tekanan negati dn meninkatkan pertukaran gas. PA4 P+4P434, 5ID4* +@+*5I@ Dapat berhubungan dengan <
imatiritas pusat pernaasan, keterbatasan perkembangan
otot, penurunan energi. Depresi berhubungan dengan obat
dan ketidak seimbangan
metabolik. *emungkinan di buktikan oleh <
dispnea, takipneaa, periode aonea, pernaasan cuping
hidung , penggunaan bantuan otot, sianosis , >D4 abnormal, takikardia. ;43I B4> DI ;4/4P*4 +A454 4*4<
2empertahankan pola
pernaasan periodik periode apenik berakhir ')#0 dtk diikuti dengan periode pendek entilasi cepat1. Dengan membran mukosa merah muda dan rekuensi jantung D-. 5ID4*4( I5+/N+3I 2andiri #.
*aji rekuensi pernaasan dan pola pernaasan. Perhatikan adanya apnea dan perubahan rekuensi jantung , tonus jantung, tonus otot, dan warna kulit berkenaan dengan prosedur atau perawatan. akukan pemantauan jantung dan pernaasan yang kontinu. Rasional < membantu dalam memberikan periode perpytaran pernasan normal dari
serangan apneik sejati, yang terutama sering terjadi seblum gestasi mingu ke)!0. ". ;isap jalan naas sesuai kebutuhan. Rasional < 2enghilangkan mucus yang menyumbat jalan napas. !. 5injau ulang riwayat ibu terhadap obat)obatan yang dapat memperberat depresi pernapasan pada bayi. Rasional < madnesium sulat dan narkotik menekan pusat pernaasan aktiitas 33P. Ikan &. Posisikan bayi pada abdomen atau posisi telentang dengan gulungan pokok di bawah bahu untuk menghasilkan sedikit hiperektensi . Rasional < posisi ini dapat memoermudah pernaasan dan menurunkan episode apneik, khususnya pada adanya hipoksia, asidosis metabolik, atau hiperkapnia.
'.
Pertahankan suhu tubuh optimal.rujuk pada D*< termoregulasi , tidak eekti, resiko tinggi terhadap1. Rasional < bahkan adanya sedikit peningkatan atau penurunn suhu lingkungan dapat
menimbulkan apnea. 6. -erikan rangsangan taktil yang segera. mis, gosokan punggung bayi1 bila terjadi apnea. Pergatikan adanya sianosis, bradikardi, atau hipotonia. 4njurakan kontak orang tua. Rasional < merangsang 33P untuk meningkatkan gerakan tubuh dan kembalinya pernaasan spontan. *adang)kadang, bayi mengalami kejadian apnea lebih sedikit atau tidak ada , atau bradikardia bila orangtua menyentuh dan bicara pada mereka. . 5empatkan bayi pada matras bergelombang. Rasional < gerakan memberikann rangsangan, yang dapat menurunkan kejadian apnneik. *aloborasi 8.
Pantau pemeriksaan laboratorium 2is,. >D4, glikosa serum, elekrolit, kultur,mdan kadar obat1 sesuai indikasi. Rasional' hipoksia, asidosis metabolik, hiperkapnia, hipoglekimia, hipokalsemia,dan sepsis dapat memperberat serangan apneik. 5oksisitas obat, yang menekan ungsi pernaasan dapat terjadi karena pernaasan dapat terjadi karena keterbatasan ekskresi
dan waktu paruh obat yang lama. $. -erikan oksigen sesuai indikasi.rujukan pada D*< pertukaran gas, kerusakan1. Rasional' perbaikan kadar oksigen dan karbondioksida dapat meningkatka n pernasan. #0. -erikan obat)obatan, sesuai indikasi< atrium bikarbonat. Rasional < memperbaiki asidosis.
4ntibiotik. RasionalJ mengatasi ineksi pernapasan atau sepsis.
*alsium glikonat. Rasional < hipokalsemia mempredisposisikan bayi pada apnea.
4minolin. Rasional < dapat meningkat aktiitas pusat pernaasan dan menurunkan sensitiitas
terhadap karbondiosida, menurunkan rekuensi apnea. Pankuronium bromida paulon1. Rasional < mengakibatkan relaksasi otot rangka yang mungkin perlu bila bayi scra
mekanis terentilasi.
arutan glukosa. Rasional < mencegah hipoglikemia. /ujuk pada D*< nutrisi, perubahan, kurang dari
kebutuhan tubuh, resikotinggi terhadap1. 9.
5+/2A+>743I, 5ID4* +@+*5I@, /+3I*A 5I>>I 5+/;4D4P. @aktor resiko dapat meliputi< perkembangan 33P imatur pusat regulasi suhu1. Penurunan rasio masa tubuh terhadap area permukaan, penurunan lemak subkutan . keterbtasan simpanan lemak coklat , ketidak mampuan merasakan dingin atau berkeringat. 9adangan metabolik buruk, respons mati terhadap hipotermia. Danmanipulasi dan interensi medis( keperawatan yang sering. *emungkinan di buktikan oleh< tidak dapat di terapkan< adanyha tanda(gejala untuk mendiagnosa aktualQ ;43I B4> DI ;4/4P*4 +A454 4*4< 2empertahankan suhu kilt (aksila dalam $',$)$$,# @!',')!,!@1 bebas dari tanda)tanda stres dimgin. 5ID4*4(I5+/N+3I 2andiri #.
*aji suhu dengan sering. Periksa suhu rektal pada awalnyaJ selanjutnya, periksa suhu aksila atau gunakan alat termostat dengan dasar terbuka dan penyebar hangat. 7langi setiap #' mnt selama penghangatan ulang, Rasional' hipotermia mebuat bayi cendrung pada stres dingin, penggunaan simpanan lemak coklat yang tidak dapat diperbarui bila ada, dan menurunkan sensitiitas untuk meningkatkan
kadar
karbon
dioksida
hiperkapnia1
atau
penurunan
kadat
oksigen hipoksia1. catatan< penghangatan ulang terlalu cepat berkenaan dengan kondisi apneik, ini dapat menyebabkan depessi pernaasan lanjut sebagai pengganti pernapasan. 2engakibatkan apnea dan penurunan ambilan oksigen.1 ". 5empatkan bayi pada penghangat ,tempat tidur terbuka dengan penyebar hangat , tau tempat tidur bayi terbuka dengan pakaian tpat untuk bayi yang lebih besar tau lebih tua.gunakan bantal pemanas di bawah bayi bila perlu, dalam hubunganya dengan tempat tiidur isolet atau tebuka . Rasional J mempertahankan lngkungan termonal membantu mencegah stres dingin. !. >unakan lampu pemanas selam prosedur. 5utup penyebar hangat atau bayi dengan penutup plastik atau kertas alumunium bil tepat. Abjek pans dengan tubuh bayi, seperti stetosko, linen, dan pakaian. Rasional J menurunkan kehilangan panas pada lingkungan yanng lebih dingin dari ruangan. &. *urangi pemajanan pada aliran udara< hindari pembukaan pagar isolette yang tidak semestinya.
/asional < menurunkan kehilangan panas karena koneksi(konduksi. 2embatasi kehilangan panas melalui radiasi. '. >anti pakaian atau linen tempat bila basah. Pertahankan kepala bayi tetap tertutup. /asional< menurunkan kehilangan melalui eaporasi. 6. Pantau system pengatur suhu, penyebar hangat, atau incubator. pertahankan batas atas pada bayi $8,6o@, tergantung pada ukuran atau usia bayi1. Rasional < hipertemie akibat pening katan pada laju metabolisme, kebutuhan oksigen dan glukosa dan kehilangan air tidak kasat mata dapat terjadi bila suhu lingkungan yang dapat dikontrol, terlalu tinggi. . Pertahankan kelembapan relati '0)80%. Aksigen lembap hangat 88)$! @!#)!&91 Rasional J mencegah eaporasi berlebihan , menurunkan kehilngan cairan tidak kasat mata.. 8. Perhatikan adanya takipnea atau apnea< sianosis umum, akrosianosis , atau kulit belang< bradikardia , menangis buruk, atu latergi . ealuasi derajat dan lokasi ikterik. rujukan pada2*<-ayi baru lahir
#!. *aji kemjuan kemampuan bayi untuk berdaptasi tergadap suhu rendah di dalam inkubator, atau pada suhu ruangann, saat mendemonstrasikan penambahan berat badan yang tepat Rasional' .alat buain dapat di gunakan bila bayi dapat memperthankan suhu tubuh stabil $, @ dalam udra ruangan dan dapat meningkatkan berat badan. #&. Pantau suhu bayi bila keluar dari lingkungan hangtat. -erikan inormasi termoregulasi kepada orangtua. Rasional' kontak di luar tempat tidur , khusunya dengan orangtua , mungkin singkat sak bila bilMa dimungkinkan untuk mencegah streCs dingi n. catatan< hipertermia dapat terjdi bla bayi di gendong oleh orang tua.1 #'. Perhatikan perkembangan takikardia, warna kemerahan , diaoresis, letarge,apnea, koma atau aktiitas kejang . Rassional'tanda)tanda hipertermia suhu tubuh lebih besar dari $$ @ !," 91. Da oat berkanjut pada kerusakan otak bil tidak teratasi. #6. +aluiasi sumber eksternal miss., oto terapi, lampu pemanas , atau sinar matahari1. -atasi pakaian dan mandi di seka dengan spon menggunakabn air hangat. Pastikan posisi yang tepat dari alat pengukur suhu bila digunakan. Rasional < tindakan ini secra umum berhasil dalam memperbaiki hipertmia. ctatan< bila hipertermia menetap menetukan posisi yang tepat dan memungsikan alat pengukur suhu, kemungkinan status hipermetabolik seperti sepsis atau gejal a putus satnarkotik harus dipertimbangkan1. *olaborasi #.
Pantau pemeriksaan laboratorium,sesuai indikasi mis., >D4, >lukosa, serum,
elektrolit, dan kadar bilirubin1. rujuk pada D*< petukaran gas .1 Rasional' stres dingin meningkatkan kebutuhann terhadap glukosa dan oksigen serta dapat menyebabkan masalah asam =basa bila bayi mengalami metabolisme anerobik bila kadar oksigen yang cukup tidak tersedia peningkatan kadar bilirubin inderek dapat terjadi karena pelepasan asam lemak dari metabolisme lemak coklat, dengan asam lemak bersaig dengan bilirubin pada bagian ikatan di alabumin. 4sidosis metabolok dapat juga terjadi pada hipertermia. #8. -erikan D#0 H dan ekspander olume secara intraena, bila diperlukan. Rasional' pemberian dekstrosa mungkin perlu untuk meperbaiki hipoglikemia. ;ipotensi karena asodilatasi perier mungkin memerlukan tindakan pada bayi yang mengalami stress panas. ;ipertermia dapat menyebabkan peningkatan dehidrasi tiga sampai empat kali lipat. #$. -erikan suplemen oksigen sesuai indikasi
Rasional < -ila oksigen tidak siap tersedia untuk memenuhi peningkatan kebutuhan
metabolik berkenaan dengan upaya untuk meningkatkan suhu tubuh, bayi akan menggunakan metabolisme anaerobik, mengakibatkan asidosis karena pembentukan asam laktat. ;ipotermia menurunkan respons bayi praterm terhadap hipoksia dan hiperkapnia, yang menyebabkan depresi pernapasan lanjut sebagai ganti dari peningkatan rekuensi pernapasan, mengakibatkan apnea dan penurunan ambilan oksigen. ;ipertermia karena penghangatan terlalu cepat dihubungkan dengan keadaan apnea, peningkatan kehilangan air yang tidak kasatmata dan peningkatan rekuensi metabolik dengan peningkatan kebutuhan terhadap oksigen dan glukosa. "0. -erikan obat)obatan, sesuai indikasi < a. @enobarbital. /asional < 2embantu mencegah kejang berkenaan dengan perubahan ungsi 33P yang disebabkan oleh hipertermia. b. atrium bikarbonat /asional< 2emperbaiki asidosis, yang dapat terjadi pada hipotermia dan hipertermia.
D.
*+*7/4>4 NA72+ 94I/4, /I3I*A 5I>>I 5+/;4D4P @aktor resiko dapat meliputi < 7sia dan berat badan ekstrem prematur, dibawah "'00 g1, kehilangan cairan berlebihan kulit tipis, kurang lapisan lemak, peningkatan suhu lingkungan, ginjal imatur ( kegagalan untuk mengkonsentrasikan urin1. *emungkinan dibuktikan oleh < O5idak dapat diterapkan, adanya tanda(gejala untuk menegakkan diagnosa aktualR. ;43I B4> DI;4/4P*4 +A454 4*4 < -ebas dari tanda)tanda dehidrasi atau glikosuria dengan masukan cairan sama dengan haluaran dan p;, ;t, dan berat jenis urin D-. 2enunjukkan penambahan berat badan "0)!0g(hari. 5ID4*4 ( I5+/N+3I 2andiri #.
Dapatkan seri berat badan setiap hari dengan menggunakan skala yang sama dan pada waktu yang sama. Rasional -erat badan adalah indikator paling sensiti dari keseimbangan cairan. Penurunan berat badan tidak boleh melebihi #'% dari berat badan total atau #%)"% dari berat badan total perhari. *etidakadekuatan penambahan berat badan dapat
dihubungkan dengan ketidakseimbangan air atau ketidakadekuatan masukan kalori. ". -andingkan masukan dan haluaran cairan setiap shit dan keseimbangan kumulati setiap periode "& jam. Pertahankan catatan setiap jam dari penginusan cairan intraena.
*aji haluaran melalui pengukuran urin dari kantung penampung atau melalui penimbangan ( penghitungan popok. Pertahankan catatan akurat mengenai jumlah darah yang diambil untuk tes laboratorium. Rasional' ;aluran harus #)! ml(kg(jam, sementara kebutuhan terapi cairan kira)kira 80) #00 ml(kg(hari pada hari pertama kehidupan, meningkat sampai #"0)#&0 ml(kg(hari pada hari ke)! pasca kelahiran. Pengambilan darah untuk tes menyebabkan penurunan kadar ;b(;t. !. Pantau berat jenis urin setiap selesai berkemih, atau setiap ")& jam, dengan megaspirasi urin dari popok bila bayi tidak tahan dengan kantung penampung urin atau yang kantung penampung yang direkatkan. Rasional J 2eskipun imaturitas ginjal dan ketidakmampuan untuk mengkonsentrasikan urin biasanya mengakibatkan berat jenis yang rendah pada bayi praterm rentang normal #,006 = #,0#!1, berat jenis urin berariasi, memberikan tanda tingkat dehidrasi indiidu. *adar yang rendah menandakan olume cairan berlebihanJ kadar lebih besar dar #,0#! menandakan ketidakcukupan masukan cairan dan dehidrasi. &. 5es urin dengan DeCtrotiC per protokol. Rasional < -ahkan pada kasus hipoglikemia, glikosuria terjadi saat ginjal yang imatur mulai mengekskresikan
glukosa, yang
dapat
menimbulkan
diuresis
osmotik,
meningkatkan resiko dehidrasi. '. 2inimalkan kehilangan cairan yang tidak kasatmata melalui penggunaan pakaian, suhu termonetral, dan menghangatkan atau melembabkan oksigen. Rasional' -ayi praterm kehilangan air dalam jumlah besar melalui kulit, karena pembuluh darah dekat dengan permukaan dan kadar lapisan lemak berkurang atau tidak ada. @ototerapi atau penggunaan penyebar hangat dapat meningkatkan kehilangan tidak kasatmata sampai '0% atau sebanyak "00 ml(kg(hari. catatan < -- bayi K #'00g ! lb ' o?1 paling rentan terhadap kehilangan cairan tidak kasatmata1. 6. Pantau tekanan darah 5D1, nadi, dan tekanan arterial rerata 54/1 Rasional < *ehilangan "'% olume darah mengakibatkan syok dengan 54/ K"' mm;g menandakan hipotensi 9atatan< 5D dihubungkan dengan --J mis, bayi lebih kecil, 54/ lebih rendah1. . +aluasi turgor kulit, membran mukosa, keadaan ontanel anterior. Rasional < 9adangan cairan dibatasi pada bayi praterm. *ehilangan(perpindahan cairan yang minimal dapat dengan cepat menimbulkan dehidrasi, terlihat oleh turgor kulit yang buruk, membran mukosa kering, dan ontanel ce kung. 8. Perhatikan letargi, menangis dengan nada tinggi, distensi abdomen, peningkatan apnea, kedutan, hipotonia, atau aktiitas kejang. Rasional' 5anda)tanda ini menunjukkan hipokalsemia, yang paling mungkin terjadi selama #0 hari pertama kehidupan.
$.
*aji lokasi tempat masuknya cairan intraena setiap jam. Perhatikan edema atau kegagalan masuknya cairan. angan memeriksa posisi jarum dengan menurunkan cairan dibawah tingkat jarum. Rasional < Pembengkakan dapat menandakan terjadi iniltrasi cairan atau plester terlalu
ketat. 4liran balik darah disebabkan oleh penurunan cairan mungkin menyumbat jarum. #0. -erikan kalium klorida, kalsium glukonat #0%, dan magnesium sulat '0%, sesuai indikasi. Pantau bradikardia yang potensial terjadi pada bayi melalui pemantau jantungJ obserasi lokasi tempat masuknya inus terhadap adanya tanda)tanda iritasi atau edema. Rasional < Perbaikan ketidakseimbangan elektrolit perlu untuk mempertahankan atau mencapai homeostasis. Pemberian kalsium melalui kateter ena umbilikal dapat menyebabkan nekrosis hepar, bila diberikan melalui arteri umbilikal, ini dapat memperberat entrokolitits nekrotisan. Pengenalan dini dan interensi segera dapat membatasi eek)eek tidak baik dari iniltrasi obatJ sperti kerapuhan, kalsiikasi, dan nekrosis. 9atatan< Penggantian kalsium tidak eekti pada adanya deisit magnesium1. ##. -erikan transusi darah. Rasional : 2ungkin perlu untuk mempertahankan kadar ;t(;b optimal dan menggantikan kehilangan darah. #". -erikan dopamin hidroklorida, sesuai indikasi. Rasional < Dapat digunakan untuk mengatasi penurunan tekanan darah, khususnya bila berhubungan dengan pemberian Paulon. -*lab*rasi
#.
Pantau pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi < a. ;t Rasional < Dehidrasi meningkatkan kadar ;t di atas nilai normal &'% ) '!%. b. *alsium serum dan magnesium serum. Rasional < -ayi praterm rentan pada hipokalsemia kadar kalsium K mg(dl1 karena simpanan rendah, depresi rangsang paratiroid, dan stress karena hipoksia, sepsis, atau hipoglikemia. ;ipomagnesemia sering disertai hipokalsemia. c. *alsium serum. Rasional' ;ipokalsemia dapat terjadi karena kehilangan melalui
selang
nasogastrik, diare, ata muntah. *adar kalium berlebihan hiperkalemia1 dapat diakibatkan dari kesalahan penggantian, perpindahan kalium dari ruangan ".
intraselular ke ekstraselular, asidosis, atau gagal ginjal. -erikan inus parenteral < dalam jumlah L #80 ml(kg, khususnya pada PD4, displasia bronkopulmonal -PD1, atau enterokolitis nekrotisan +91. Rasional < Penggantian cairan menambah olume darah, membantu mengembalikan asokonstriksi berkenaan dengan hipoksia, asidosis, dan pirau kanan kekiri melalui PD4, dan telah membantu dalam penurunan komplikasi enterokolitis nekrotisan dan displasia bronkopulmonal.
E.
6EDERA, R)()-2 $)N55) $ERHADAP, -ERU(A-AN ((P @aktor resiko dapat meliputi : ;ipoksia jaringan, perubahan
aktor pembekuan,
ketidakseimbangan metabolik hipoglikemia, perpindahan elektrolit, peningkatan bilirubin1. *emungkinan dibuktikan oleh : O5idak dapat diterapkan, adanya tanda(gejala untuk menegakkan diagnosa aktualR. ;43I B4> DI;4/4P*4 +A454 4*4 : -ebas dari kejang dan tanda)tanda kerusakan 33P. 2empertahankan homeostasis dibuktikan oleh >D4, glukosa serum, kadar elektrolit dan bilirubin D-. 5ID4*4 ( I5+/N+3I 2andiri #.
*aji upaya pernapasan. Perhatikan adanya pucat atau sianosis. Rasional < Distress pernapasan dan hipoksia mempengaruhi ungsi serebral dan dapat merusak atau melemahkan dinding pembuluh darah serebral, meningkatkan resiko ruptur. -ila tidak teratasi, hipoksia dapat mengakibatkan kerusakan permanen. /ujuk
D*< pertukaran gas, kerusakan1. ". Pantau kadar DeCtrostiC, dan obserasi adanya perilaku yang menandakan hipokalsemia atau hipokalsemia pada bayi mis, kacau mental, kedutan, kejang mioklonik, atau mata terbalik1. /ujuk D* < utrisi, perubahan, kurang dari kebutuhan tubuh, resiko tinggi terhadap1. Rasional' *arena kebutuhannya terhadap glukosa, otak dapat menderita kerusakan yang tidak dapat pulih bila kadar glukosa serum lebih rendah dari !0)&0 mg(dl. ;ipokalsemia kadar kalsium serum K mg(dl1 sering menyertai hipokalsemia dan dapat mengakibatkan apnea dan kejang. !. Abserasi bayi terhadap perubahan ungsi 33P dimaniestasikan oleh perubahan perilaku, letargi, hipotonia, penonjolan atau ketegangan ontanel, mata terbalik, atau aktiitas kejang. 3elidiki penyimpangan keadaan yang ditandai oleh menangis nada tinggi, pernapasan yang sulit, dan sianosis, yang diikuti dengan apnea, laksid kuadriparese, tidak berespons, hipotensi, postur tonik, dan areleksia. Rasional' 5rauma kelahiran, kapiler rapuh, dan kerusakan proses koagulasi membuat bayi beresiko terhadap IN;, khususnya bayi yang -- nya K #'00g atau gestasi dibawah !& minggu. Penegangan atau penonjolan ontanel anterior mungkin merupakan tanda pertama dari IN;, syok hemoragi, atau peningkatan tekanan
intrakranial P5I*1, yang dengan mudah membawa pada kematian akibat sirkulasi yang kolaps. -ayi gestasi K !" minggu dapat menjadi letargik atau hipotonik serta dapat memaniestasikan gerakan mata menjelajahiE yang tidak terkontrol dan kurang jalur penglihatan. 9atatan< tanda)tanda klinis dan perkembangan IN; mungkin tidak ada, sangat samar, atau tiba)tiba serta mengancam kehidupan1. &. 7kur lingkar kepala, sesuai indikasi. Rasional < 2embantu mendeteksi kemungkinan P5I* atau hidrosealus, yang mungkin merupakan akibat dari hemoragi subdural. ;anya !'%)'0% bayi dengan hidrosealus berkembang secara normal. '. *aji warna kulit, perhatikan bukti peningkatan ikterik berkenaan dengan perubahan perilaku seperti letargi, hiperreleksia, kacau mental, dan opistotonus. /ujuk pada 2*< -ayi baru lahir< ;iperbilirubinemia1. Rasional < -ayi praterm lebih rentan pada kernikterus pada kadar bilirubin lebih rendah dari bayi cukup bulan karena peningkatan kadar bilirubin sirkulasi tidak terkonjugasi melewati barier darah otak. -*lab*rasi
#.
Pantau pemeriksaan laboratorium, sesuai indikasi < a. ;t ( ;bJ >D4 Rasional < Penurunan kadar ;b atau anemia menurunkan kapasitas pembawa oksigen, meningkatkan resiko kerusakan 33P yang peramnen berkenaan dengan hipoksemia. Penurunan ;t yang tiba)tiba dapat menjadi indikator pertama dari IN;. b. *adar bilirubin Rasional < Peningkatan kadar bilirubin dengan cepat dapat mengakibatkan kernikterus bila tidak diatasi. c. -erika suplemen oksigen Rasional < ;ipokalsemia meningkatkan resiko kelemahan atau kerusakan 33P
".
yang permanen. -antu dengan prosedur diagnostik atau terapeutik, sesuai indikasi < a. 3kaning tomograi komputer, ultrasonograi kranial. Rasional' 2engidentiikasi adanya(luasnya hemoragi, yang bermanaat dalam memprediksi kemungkinan komplikasi jangka panjang dan dalam pemilihan tindakan. b. Punksi lumbal Rasional <3pesimen cairan serebrospinal 9331 berdarah memastikan IN;. -eberapa rumah sakit melakukan punksi leumbal berturut)turut setiap hari untuk menurunkan 5I* dan mencegah eek)eek berbahaya dari hidrosealus. c. 5ransusi tukar
Rasional < aik atau meningkatnya kadar bilirubin dengan cepat menandakan
kebutuhan terhadap transusi tukar olume ganda dengan darah A negati untuk mengeluarkan bilirubin dan mencegah hemolisis lanjut dari sel darah merah 3D21. d. Nentrikulopunksi atau tap. Rasional < 2ungkin digunakan untuk mengeluarkan kelebihan darah dari entrikel, meskipun pemeriksaan tidak menandakan adanya perubahan dalam hasil. e. Penempatan pirau entrikuloperitoneal. Rasional < Dilatasi entrikel progresi tidak responsi pada tindakan lain dapat memrlukan interensi pembedahan untuk memperbaiki atau mencegah !.
hidrosealus. -erikan obat)obatan, sesuai indikasi < a. *alsium, magnesium, natrium bikarbonat, dan atau glukosa. Rasional' Perbaikan ketidakseimbangan membantu mencegah aktiitas kejang neonatus, yang dapat terjadi pada respons terhadap keadaan metabolik sementara. b. @enobarbital Rasional' 2embantu untuk mengontrol kejang akut serta status epileptikus pada bayi baru lahir. c. @enitoin atau dia?epam Rasional' 2ungkin digunakan bila obat antiepileptik lain tidak berhasil dalam mengontrol aktiitas kejang. 9atatan < Dosis harus berdasarkan pada pembuluh darah1. d. @urosemid, aseta?olamid, atau steroid. Rasional' 2embantu menurunkan tekanan intrakranial, dan mengatasi eek) eek sekunder dari perdarahan. e. Nitamin + Rasional' 3iat antioksidan melindungi membran 3D2 terhadap hemolisis. . Indometasin Rasional' Pemberian IN dapat memperbaiki ketidakseimbangan hemodinamik
&.
melalui penutupan duktus arteriosus paten. -antu dengan penggantian cairan atau pembatasan Rasional' Perusi serebral tergantung pada olume sirkulasi adekuat. 9atatan< cairan mungkin tidak dibatasi pada kasus hipertonisitas, kerusakan 33P dengan perdarahan, atau palsi serebral1.
BAB # PENU$UP #.1 -esimpulan
;iperbilirubin adalah keadaan icterus yang terjadi pada bayi baru lahir, yang dimaksud dengan ikterus yang terjadi pada bayi baru lahir adalah meningginya kadar bilirubin di dalam jaringan ekstraaskuler sehingga terjadi perubahaan warna menjadi kuning pada kulit, konjungtia, mukosa dan alat tubuh lainnya. gastiyah, "0001 ilai normal< bilirubin indirek 0,! = #,# mg(dl, bilirubin direk 0,# = 0,& mg(dl.