KEPERAWATAN GERONTIK ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR PADA LANJUT USIA
DISUSUN OLEH: 1. DIAN WULANDARI 2. HERDINI NUGRAHANI 3. NIKEN DEWI. K 4. SHANTI PUTRI. W 5. YOGI NURCAHYO 6. ZAIN NISAU ROYANI
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG PRODI DIII KEPERAWATAN MAGELANG JANUARI 2014
A. ASUHAN KEPERAWATAN FRAKTUR Contoh Kasus : Ny. M berusia 64 tahun datang ke poli bedah diantar keluarga dengan keluhan nyeri dan terdapat bengkak pada femur dextra 1/3 proksimal. Setelah dilakukan anamnesa didapat data bahwa Ny. M jatuh dari tangga 2 hari yang lalu, dan merasa nyeri di paha sehari setelah jatuh. TTV Nadi: 64 x/mnt, Suhu: 37,6
o
C, TD: 130/80 mmHg, RR: 17 x/mnt. Hasil Pemeriksaan
Rontgen didapat bahwa klien mengalami fraktur inkomplit, lalu Ny. M dipasang bidai. Ny. M diperbolehkan pulang dan disarankan untuk rawat jalan.
1. Pengkajian a. Identitas Klien: 1) Nama
: Ny. M
2) Umur
: 64 tahun
3) Alamat
: Desa X
4) Pendidikan
: SMP
5) Status perkawinan : Menikah b. Penanggung jawab 1) Nama
: Ny. P
2) Umur
: 36 tahun
3) Alamat
: Desa Y
4) Hubungan dengan klien : Anak kandung
c. Riwayat penyakit keluarga Ayah dan Ibu Ny. M tidak ada yang mengalami penyakit menurun seperti Hipertensi dan DM. d. Riwayat lingkungan hidup Klien tinggal dengan suaminya, Tn. Y . Klien dekat dengan keluarganya. e. Riwayat rekreasi
Klien mempunyai hobi seperti bersih – bersih di pekarangan rumah, hari – hari tertentu sering rekreasi bersama anak dan cucu, jalan-jalan ringan setiap pagi, mengasuh cucu. f. Sistem pendukung yang digunakan Klien memanfaatkan fasilitas kesehatan terdekat yaitu rumah sakit. Jarak tempat tinggal dengan rumah sakit sekitar 5 km. g. Kebiasaan khusus / kebiasaan ritual Klien biasa tidur di malam hari diatas jam 12 malam, kebiasaan untuk rutin beribadah, saat sakit klien biasa pergi ke dukun pijat dan perawat terdekat. h. Status kesehatan saat ini Klien merasakan adanya gangguan terkait sistem muskuloskeletal (nyeri, sulit berjalan, kekakuan otot dan sendi). Klien juga mengalami sakit atau gangguan lain yang menyertai yaitu gelisah, tidak bisa tidur, tidak bisa menahan kencing. i.
Status kesehatan masa lalu Ny. M pernah mengalami sakit asam urat, namun sudah diberi perawatan dan pengobatan sehingga jarang kambuh.
j.
ADL (activity daily living) Klien masih bisa melakukan tindakan dengan bantuan misalnya mandi di tempat tidur dengan bantuan keluarga, berpakaian dan makan dibantu keluarga, mobilisasi dibantu sebagian oleh keluarga.
k. Psikologi klien 1) Persepsi klien terhadap penyakit: Ny. M percaya bahwa sakit datangnya
dari
Tuhan,
dan
Tuhan
pula
yang
akan
menyembuhkannya. 2) Emosi : Labil 3) Kemampuan adaptasi : Ny. M sulit menerima bahwa ia sedang sakit dan sering memaksakan diri untuk beraktivitas.
4) Mekanisme pertahanan diri : Ny. M sering menolak bila dikatakan dirinya sakit
2. Pemeriksaan Fisik a. Keadaan umum : Baik b. Tingkat kesadaran : Composmentis c. Skala koma glasgow : GCS 15 d. Tanda tanda vital N : 64 x/menit S : 37,6 0C RR : 17 x/menit TD : 130/80 mmHg e. Tinggi Badan dan Berat Badan : 150 cm, 60 kg f.
Kulit : Keriput, turgor buruk, kulit pucat
g. Kepala : Mesochepal h. Rambut dan Kuku : Rambut bersih, beruban, panjang dan tidak rontok, kuku pendek dan bersih. i.
Mata : Simetris, sklera putih tidak ikterik, konjungtiva anemis.
j.
Telinga : Bersih tidak ada serumen.
k. Hidung : Septum hidung utuh, bersih tidak ada secret, tidak ada benjolan l.
Mulut dan Gigi : Mulut lembab, tidak stomatitis dan gigi baik tidak caries.
m. Leher : Tidak ada pembesaran pada kelenjar tyroid. n. Jantung Inspeksi : ictus cordis tampak Palpasi : Teraba ictus cordis, tidak ada nyeri tekan. Perkusi : Redup Auskultasi : Terdengar bunyi S1 dan S2 dan tidak ada suara tambahan o. Paru – paru Inspeksi : Tidak ada retraksi intercosta
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan Perkusi : Sonor Auskultasi : Vesikuler p. Abdomen Inspeksi : Perut datar dan tidak ada perubahan warna. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan Perkusi : Tympani Auskultasi : 10 x/menit q. Genetalia : Bersih, tidak ada benjolan. r.
Sistem perkemihan : Tidak ada nyeri saat berkemih, sulit menahan kencing.
s. Ekstremitas : 1) Ekstremitas atas: tidak ada oedem, tidak ada nyeri, Kekuatan otot skala 4 (dapat mengangkat beban sedang) 2) Ekstremitas bawah : terjadi kelemahan otot, terdapat oedem pada paha, nyeri tekan, kekuatan otot skala 2. Nyeri dikaji dengan PQRST. P: Q: seperti di sayat-sayat R : Nyeri pada femur dextra 1/3 proksimal S : skala 5 T : timbul saat beraktifitas
3. Pengkajian Fungsional Gordon a. Persepsi dan Penanganan Kesehatan 1) Persepsi terhadap kesehatan : kesehatan itu nikmat, sehat dan sakit datangnya dari Tuhan 2) Pemeliharaan dan penanganan kesehatan : Klien sering pergi ke tukang pijat saat masuk angin atau tidak enak badan.
3) Praktek kesehatan secara sederhana: makan teratur, diit tertentu terkait dengan penyakitnya yaitu asam urat, sering minum jamu. b. Pola Nutrisi – Metabolik 1) Nafsu makan Sebelum sakit nafsu makan baik. Saat sakit nafsu makan menurun. 2) Pola makan Sebelum sakit : 2 – 3 kali/hari Saat sakit : 1 – 2 kali/hari 3) Diit, kesulitan menelan, mual/muntah Klien diit rendah purin, tidak mengalami kesulitan menelan, tidak mual, tidak muntah. 4) Berat Badan : 60 kg. Dapat diperinci dengan pengkajian Nutrisi ABCD, yaitu: 1) Antropometri : BB 60 kg, TB 150 cm. 2) Biokimia : Hb 12,4 g/dl, AT: 489, AL: 8000/mm 3 3) Clinical sign : turgor buruk, kulit pucat, konjungtiva anemis, paha kanan bengkak. 4) Diit : TKTP, rendah purin.
c. Pola Eliminasi 1) BAB Sebelum sakit : 1 x/hari Saat sakit
: 1x/hari
2) BAK Sebelum sakit : 5 – 6 x/hari Saat sakit
d. Pola Aktivitas
: 3 – 4 x/hari , tidak menggunakan alat bantu.
Kemampuan merawat diri yang meliputi, makan, mandi, berpakaian, toiletting, dan mobilisasi dibantu keluarga. Menurut level fungsional KATZ klien masuk dalam kategori G dengan 6 aktifitas dibantu oleh keluarga. e. Pola Istirahat dan Tidur Klien sering mengalami kesulitan tidur, biasa tidur diatas jam 12 malam, jarang tidur siang. Jumlah jam tidur 7 jam/hari f.
Pola Kognitif – Persepsi 1) Fungsi indera pendengaran : baik 2) Penglihatan : sedikit kabur 3) Perabaan : baik 4) Pengecap : baik 5) Penciuman : baik 6) Persepsi nyeri, bahasa, memori: baik
g. Pola Konsep Diri Klien merasa bangga terhadap dirinya, tidak merasa malu meskipun sedang sakit dan sulit berjalan. h. Pola Peran – Hubungan Klien dekat dengan suami, anak, menantu, serta cucunya. Klien selalu dijenguk keluarganya 3 hari sekali. Saat sakit keluarga dan tetangga banyak yang menjenguk. i.
Pola Seksualitas – Reproduksi Klien sudah mengalami menopause.
j.
Pola Koping dan toleransi stress Keluarga selalu menjenguk waktu sakit. Kerabat dan tetangga juga selalu memberikan semangat. Skala Depresi
k. Pola Nilai dan Kepercayaan Klien mengatakan selalu semangat menjalani hidup. Klien seorang yang beragama Islam dan taat beribadah yaitu shalat 5 waktu.
4. Analisa data No
Data focus
Etiologi
Problem
1
DS : klien mengatakan nyeri
Terputusnya
Nyeri akut
pada kaki bagian bawah,
kontinuitas
seperti ditusuk-tusuk, klien
jaringan.
mengatakan tidak dapat beraktifitas bebas. P: Q: seperti di sayat-sayat R : Nyeri pada femur dextra 1/3 proksimal
Gangguan
Hambatan
S : skala 5
musculoskeletal
mobilitas fisik
DS : -
Kerusakan
Risiko cidera
DO : keterbatasan dalam
jaringan otot dan
berjalan, kondisi lingkungan
tulang
T : timbul saat beraktifitas DO : klien terlihat gelisah, kesakitan, tidak bisa tidur 2
DS : klien mengatakan aktivitasnya terganggu, tergantung dengan orang lain DO : aktivitas klien dibantu oleh keluarga, skala katergantungan 3 yaitu dibantu orang dan alat.
3
yang kurang seperti lantai licin, penerangan kurang
5. Diagnosa keperawatan Diagnosa keperawatan yang muncul menurut Judith M. Wilkinson (2012),
No
Diagnosa keperawatan
Dx 1
Nyeri
akut
berhubungan
dengan
terputusnya kontinuitas jaringan. Ditandai dengan : 1) Klien
mengatakan
nyeri
(disertai
gelisah dan merintih) 2) Klien mengatakan terdapat trauma otot, maupun tulang 3) Terdapat perubahan fungsi tulang atau otot 4) Perubahan tonus otot
2
Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan muskuloskeletal Ditandai dengan : 1) Menurunnya
kemampuan
otot
dan
ekstremitas 2) Perubahan cara berjalan 3) Keterbatasan rentang gerak sendi 4) Melambatnya pergerakan 3
Risiko
cedera
berhubungan
dengan
kerusakan jaringan otot dan tulang. 1) Perubahan posisi tubuh 2) Perubahan cara berjalan 3) Usia perkembangan (lansia) 4) Penurunan fungsi fisiologis (fisik)
6. RENCANA KEPERAWATAN
Tanggal
Tanggal
ditemukan
teratasi
Dx
Tujuan dan criteria hasil
1
Setelah
Intervensi
dilakukan
keperawatan
selama
4
asuhan
1. Berikan
kali
nyaman.
Rasional posisi
yang 1. Posisi
yang
nyaman
dapat
kunjungan, masalah teratasi dengan
mengurangi
criteria hasil :
nyeri
1. Klien
tampak
tenang,
gelisah
berkurang 2. Nyeri berkurang menjadi skala 2
yang
dirasakan klien. 2. Anjurkan
mengurangi 2. Aktivitas
aktivitas.
yang
banyak
3. Klien dapat tidur nyenyak
akan
menambah beban
kerja
ekskremitas yang mengalami cedera, aktivitas yang
sedikit
akan mengurangi ketegangan otot yang cedera. 3. Motivasi untuk banyak 3. Meminimalkan istirahat
untuk
mengalihkan rasa nyeri.
ketegangan otot yang mengalami cedera.
4. Libatkan keluarga dalam 4. Dukungan moril pengalihan
rasa
nyeri
pada klien.
keluarga sangatlah membantu dalam mengurangi nyeri.
5. Kolaborasikan
dengan
pemberian obat analgetik.
5. Obat dapat
analgetik
mengurangi dan mengalihkan rasa nyeri. 2
Setelah
dilakukan
keperawatan
selama
asuhan 4
kali
kunjungan, masalah teratasi dengan
1. Libatkan keluarga dalam 1. Peran membantu
mobilisasi
klien.
keluarga
sangatlah penting karena
criteria hasil:
klien
sangat
1. Klien dapat beraktivitas seperti
tergantung pada
biasa tanpa bantuan orang lain dan alat.
keluarga. 2. Anjurkan klien melakukan 2. Melakukan
2. Klien
dapat
kebutuhan
memenuhi
sehari-hari
secara
mobilisasi secara bertahap
mobilisasi secara
dengan pengawasan.
bertahap
mandiri.
dapat
mencegah kontraktur
pada
tulang. 3. Motivasi klien agar aktif 3. Mencegah untuk mobilisasi.
kontraktur
pada
persendian. 4. Anjurkan
klien
untuk 4. Membantu dalam
menggunakan alat bantu
pemenuhan
berjalan.
aktivitas
klien
dalam mobilisasi. 3
Setelah
dilakukan
keperawatan
selama
asuhan 4
kali
1. Pantau dalam aktivitas 1. Meminimalkan sehari-hari.
terjadinya
kunjungan, masalah teratasi dengan
resiko
criteria hasil :
pada klien.
1. Risiko cidera dapat dicegah 2. Lingkungan
dapat
aman untuk klien.
diciptakan
2. Bantu dalam beraktivitas 2. Klien sehari-hari.
jatuh
sangat
terbantu dengan bantuan
keluarga. 3. Modivikasi misalnya
lingkungan 3. Lingkungan memberikan
penerangan,
usahakan
yang
aman
dengan
lantai untuk selalu kering,
penerangan
jauhkan
alat-alat
yang
tangga
yang
mencederai, penggunaan
rumah beresiko
baik,kondisi
anjurkan
lantai
alat
bantu
jalan.
dalam
keadaan keringa akan mengurangi terjadinya resiko jatuh.
4. Libatkan keluarga dalam 4. Keterlibatan pemenuhan
aktivitas
sehari-hari.
keluarga dalam pemenuhan aktivitas
akan
sangat membantu klien dalam memenuhi aktivitas seharihari.
6. CATATAN PERKEMBANGAN
No Dx
Implementasi
1
Evaluasi S : klien mengatakan nyeri pada paha
1. Memberikan posisi yang nyaman.
bawah
berkurang,
bisa
2. Menganjurkan mengurangi aktivitas.
kebutuhan secara bertahap.
memenuhi
3. Memotivasi
untuk
banyak
istirahat
untuk mengalihkan rasa nyeri.
O : klien tampak relaks, klien terlihat lebih nyaman.
4. Melibatkan keluarga dalam pengalihan rasa nyeri pada klien.
A : masalah nyeri akut teratasi sengaian P : lakukan tindakan berikan posisi yang
5. Mengkolaborasikan dengan pemberian obat analgetik.
nyaman,
rutin
analgetik,
memberikan
libatkan
kelurga
obat dalam
membantu aktivitas klien 2
1. Menganjurkan mobilisasi
klien
secara
melakukan
bertahap
S : klien mengatakan aktivitas klien
dengan belum maksimal, masih tergantung pada
pengawasan.
keluarga.
2. Memootivasi klien agar aktif untuk mobilisasi.
O
:
klien
aktivitas
3. Menganjurkan
klien
untuk berjalan
menggunakan alat bantu berjalan.
melakukan
sebagian dengan
pemenuhan
dibantu
keluarga,
menggunakan
alat
bantu. A : masalah hambatan mobilisasi teratsi sebagian P
:
lakukan
tindakan
untuk
aktif
mobilisasi, libatkan peran serta keluarga dalam kebutuhan mobilisasi klien. 3
1. Memantau dalam aktivitas sehari-hari.
S:-
2. Membantu dalam beraktivitas sehari- O hari.
keadaan
lantai
tidak
licin,
penerangan baik, risiko cidera maupun
3. Memodivikasi memberikan
lingkungan penerangan,
misalnya jatuh tidak ada. usahakan
lantai untuk selalu kering, jauhkan alatalat
:
rumah
tangga
yang
beresiko
mencederai, anjurkan penggunaan alat bantu jalan. 4. Meliibatkan keluarga dalam pemenuhan aktivitas sehari-hari.
A : masalah risiko cidera teratasi P: