ASPEK SOSIAL BUDAYA YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KESEHATAN SERTA PENDEKATAN SISTEM SOSIAL SUATU KERANGKA ANALISIS PROMOSI KESEHATAN
A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang saling bergantung kehidupannya satu sama lain, karena manusia tidak bisa hidup
sendiri
dan
selalu
membutuhkan
pertolongan
orang
lain.
Ketergantungan ini merupakan suatu keharusan dalam kehidupan “Human Being” . Dengan kata lain, manusia harus hidup berkelompok atau bermasyarakat. Kehidupan Kehidupan berkelompok ini dikenal sebagai “Sistem Sosial”. Perilaku individu di dalam sistem sosial diatur oleh budaya, karena manusia itu sendiri adalah makhluk yang berbudaya, yang dikaruniai akal oleh Tuhan yang berbeda dengan binatang. Oleh karena itu, manusia selalu
menggunakan
akalnya
untuk
memecahkan
masalah
yang
dihadapinya, dihadapinya, termasuk masalah kesehatan. k esehatan. Masalah kesehatan merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Melalui pembangunan di bidang kesehatan diharapkan akan semakin meningkatkan tingkat kesehatan masyarakat dan pelayanan kesehatan dapat dirasakan oleh semua lapisan masyarakat (Dinas Kesehatan, 2007). Masyarakat indonesia terdiri dari banyak suku bangsa yang mempunyai latar belakang budaya yang beragam. Lingkungan budaya tersebut sangat mempengaruhi tingkah laku manusia yang memiliki budaya
tersebut,
sehingga
dengan
keanekaragaman
budaya,
menimbulkan variasi dalam perilaku manusia dalam segala hal, termasuk dalam perilaku kesehatan. Dengan masalah tersebut, maka petugas kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan latar belakang budaya yang beraneka ragam, perlu sekali mengetahui budaya dan masyarakat yang dilayaninya, agar pelayanan kesehatan yang
1
diberikan kepada masyarakat akan memberikan hasil yang optimal, yaitu meningkatkan kesehatan masyarakat.
Masyarakat B. Pengertian Masyarakat Manusia adalah makhluk sosial yang dalam kehidupannya tidak bisa hidup sendiri sehingga membentuk kesatuan hidup yang dinamakan masyarakat. Adapun pengertian masyarakat menurut para ahli antara lain: 1. Menurut Selo Sumardjan Masyarakat
adalah
orang-orang
yang
hidup
bersama
dan
menghasilkan kebudayaan. 2. Menurut Koentjaraningrat Koentjaraningrat (1996) Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi sesuai dengan sistem adat istiadat tertentu yang sifatnya berkesinambungan berkesinambungan dan terikat oleh rasa identitas bersama. 3. Menurut Gillin (1954) Masyarakat adalah kelompok manusia yang besar yang mempunyai kebiasaan, sikap, tradisi dan perasaan persatuan yang sama.
Menurut Soerjono Soekanto alam masyarakat setidaknya memuat unsur sebagai berikut ini : 1.
Berangotakan Berangotak an minimal dua orang.
2.
Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.
3.
Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota masyarakat.
4.
Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat.
C. Pengertian Kebudayaan Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa Sanskerta yaitu buddhayah, buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi, yang buddhi, yang berarti budi atau akal. Dengan demikian, kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Menurut Andreas Eppink,
kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat. Menurut
Edward
Burnett
Tylor,
kebudayaan
merupakan
keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuankemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Menurut Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan
yang
dimiliki
oleh
masyarakat
itu
sendiri
( Cultural-
Determinism). Determinism). Unsur-unsur universal yang pasti didapatkan di semua kebudayaan di dunia adalah 1) sistem religi, 2) sistem dan organisasi masyarakat, 3) sistem pengetahuan, 4) bahasa, 5) kesenian, 6) mata pencaharian, dan 7) teknologi dan peralatan. Seorang petugas kesehatan perlu mempelajari mempelajari unsur kebudayaan dimana mereka bekerja. Hal ini dapat bermanfaat dalam upaya memperbaiki status kesehatan masyarakat. Sebagai contoh petugas kesehatan perlu mempelajari bahasa lokal. Penguasaan bahasa lokal tidak
hanya
sekedar
untuk
memudahkan
berkomunikasi
dengan
masyarakat, tetapi juga dengan penggunaan bahasa yang sama, akan menambah rasa kedekatan, rasa kepemilikan bersama, dan rasa persaudaraan.
D. Aspek
Sosial
Budaya
Yang
Berhubungan
Dengan
Perilaku
Kesehatan Aspek sangat luas cakupannya cakupannya yang meliputi aspek kehidupan manusia dan kebudayaan yang dihasilkan. Aspek sosial budaya dalam perilaku kesehatan timbul ketika kalangan medis mulai mengarah ke “community medicine”, mencangkup kesehatan mental, kesehatan fis ik, dan kesehatan sosial. Perilaku kesehatan sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial budaya di mana individu tersebut hidup. Seperti contoh, petugas kesehatan perlu mengetahui aspek sosial budayanya agar usaha pendidikan yang dilakukan berhasil. Terdapat beberapa aspek sosial yang mempengaruhi status kesehatan yaitu umur, jenis kelamin, pekerjaan, dan sosial ekonomi. Menurut H Ray Elling (1970) ada beberapa faktor sosial yang berpengaruh pada perilaku kesehatan antara lain self concept dan image dan image kelompok . Disamping itu, G.M Foster (1973) menambahkan bahwa identifikasi individu kepada kelompoknya juga berpengaruh terhadap perilaku kesehatan. 1.
Pengaruh Self Concept Terhadap Terhadap Perilaku Kesehatan Self Concept kita ditentukan oleh tingkat kepuasan atau tidak kepuasan yang kita rasakan terhadap diri kita sendiri,terutama bagaimana kita ingin memperlihatkan diri kita kepada orang lain,oleh karena itu,secara tidak langsung self concept kita cenderung mementukan,apakah kita akan menerima keadaan diri kita seperti adanya atau berusaha untuk mengubahnya. Self concept adalah faktor yang penting dalam kesehatan,karena mempengaruhi perilaku masyarakat dan juga perilaku petugas kesehatan.
2.
Pengaruh Image Kelompok Terhadap Perilaku Kesehatan Image seseorang individu sangat dipengaruhi oleh image kelompok.sebagai contoh,seorang anak dokter akan terpapar oleh organisasi
kedokteran
dan
orang-orang
dengan
pendidikan
tinggi,sedangkan anak petani tidak terpapar dengan lingkungan medis,dan besar kemungkinan juga tidak becita-cita untuk menjadi dokter.
3.
Pengaruh Identifikasi Individu Kepada Kelompok Sosialnya Terhadap Perilaku Kesehatan Identifikasi
kelompok
kecilnya
sangat
penting
untuk
memberikan keamanan psikologis dan kepuasan dalam pekerjaan mereka.
Menurut
G.M
foster(1973)
aspek
budaya
yang
dapat
mempengaruhi kesehatan seseorang antaa lain adalah tradisi, sikap fatalism, nilai, ethnocentrisme, dan unsur budaya dipelajari pada tingkat awal dalam proses sosialisasi. 1. Pengaruh tradisi terhadap terhadap perilau perilau kesehatan kesehatan dan status kesehatan kesehatan Ada
beberapa
tradisi
dalam
masyarakat
yang
dapat
berpengaruh negatif terhadap kesehatan masyarakat, misalnya di New Guinea, pernah terjadi wabah penyakit kuru.penyakit ini menyerang susunan saraf otak dan penyebabnya adalah virus. Penderita hanya terbatas pada anak-anak dan wanita. Setelah dilakukan penelitaian ternyata penyakit ini menyebar karena adanya tradisi kanibalisme k anibalisme.. 2. Pengaruh sikap fatalism fatalism terhadap terhadap perilaku perilaku dan status kesehatan. kesehatan. Hal ini adalah sikap fatalism yang juga mempengaruhi perilaku kesehatan. Beberapa anggota masyarakat di kalangan kelompok yang beragama Islam percaya bahwa anak adalah ttipan Tuhan,dan sakit atau mati itu adalah takdir, sehingga masyarakat kurang berusaha untuk mencari pertolongan pengobatan bagi anaknya yang sakit, atau menyelamatkan seseorang dari kematian. 3. Pengaruh sikap Ethnosentris Ethnosentris terhadap terhadap perilaku perilaku dan dan status kesehatan Sikap ethnosentrime adalah sikap yang memandang bahwa kebudayaan sendiri yang paling baik jika dibandingkan dengan kebudayaan pihak lain. Misalnya orang-orang barat merasa bangga terhadap kemajuan ilmu dan teknologi yang dimilikinya,dan selalu beranggapan bahwa kebudayaannya paling maju,sehingga merasa superior terhadap budaya dari masyarakat yang sedang berkembang. tetapi dari sisi lain,semua anggota dari budaya lainnya menganggap bahwa yang dilakukan secar alamiah adalah yang terbaik. Oleh
karena itu,sebagai petugas kesehatan kita harus menghindari sikap yang menganggap bahwa petugas adalah orang yang paling pandai,paling
mengetahui
tentang
masalah
kesehatan
karena
pendidikan petugas lebih tinggi dari pendidikan masyarakat setempat sehingga tidak perlu mengikut sertakan masyarakat tersebut dalam masalah kesehatan masyarakat.dalam hal ini memang petugas lebih menguasai tentang masalah kesehatan,tetapi masyarakat dimana mereka bekerja lebih mengetahui keadaan di masyarakatnya sendiri. 4. Pengaruh
perasaan
bangga
pada
statusya,terhadap
perilaku
kesehatan Suatu perasaan bangga terhadap budayannya berlaku bagi setiap orang.hal tersebut berkaitan dengan sikap ethnosentrisme. 5. Pengaruh norma terhadap perilaku kesehatan. Seperti halnya dengan rasa bangga terhadap statusnya,norma dimasyarakat sangat mempengaruhi perilaku kesehatan dari anggota masyarakatnya
yang
mendukung
norma
tersebut.
sebagai
contoh,untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi banyak mengalami
hambatan
karena
adanya
norma
yang
melarang
hubungan antara dokter sebagai pemberi layanan dengan ibu hamil sebagai pengguna layanan. 6. Pengaruh nilai terhadap perilaku kesehatan Nilai yang berlaku dalam masyarakat berpengaruh terhadap perilaku kesehatan. Nilai-nilai tersebut ada yang menunjang dan ada yang merugikan kesehatan. 7. Pengaruh unsur unsur budaya budaya yang dipelajari dipelajari pada tingkat awal dari proses sosialisasi terhadap perilaku kesehatan Pada tingkat awal proses sosialisasi,seorang anak diajakan antara lain bagaimana cara makan,bahan makanan apa yang dimakan,cara buang air kecil dan besar,dan lain-lain. kebiasaan tersebut terus dilakukan sampai anak tersebut dewasa dan bahkan menjadi
tua.kebiasaan
tersebut
sangat
kesehatan yang sangat sulit untuk diubah.
mempngaruhi
perilaku
8. Pengaruh konsekuensi dari inovasi inovasi terhadap terhadap perilaku perilaku kesehatan kesehatan Tidak ada perubahan yang terjadi dalam isolasi atau dengan perkataan lain, suatu perubahan akan menghasilkan perubahan yang kedua dan perubahan yang ketiga. Apabila seorang pendidik kesehatan
ingin
melakukan
perubahan
perilaku
kesehatan
masyarakat, maka yang harus dipikirkan adalah konsekuensi apa yang akan terjadi jika melakukan perubahan, menganalisis faktorfaktor yang terlibat/berpengaruh terhadap perubahan, dan berusaha untuk memprediksi tentang apa yang akan terjadi dengan perubahan tersebut. Apabila ia tahu budaya masyarakat setempat dan apabila ia tahu tentang proses perubahan kebudayaan, maka ia harus dapat mengantisipasi reaksi yang muncul yang mempengaruhi outcome dari perubahan yang telah direncanakan.
E. Pengertian Pendekatan Sistem Dalam mempelajari “ sistem sosial” terlebih dahulu memahami “pendekatan sistem” atau sistem model atau teori sistem yang diadopsi dari “sistem fisik”. Pendekatan sistem dikembangkan oleh Howard Polisky sebagai Meta Theory yang berarti menteorikan teori. Profesi-profesi yang membutuhkan pendekatan sistem ini antara lain adalah selain pekerja sosial, juga profesi di bidang keperawatan, psikologi, pendidikan, komunikasi, kesehatan masyarakat dan dokter. Bagi ahli kesehatan masyarakat, pendekatan ini sangat bermanfaat untuk mengevaluasi
status
keseluruhan.
Bagi
kesehatan mahasiswa,
individu
dan
pendekatan
masyarakat ini
secara
berguna
untuk
mengembangkan berbagai konsep hubungan antara kesehatan dan penyakit, perilaku kesehatan serta perubahan sosial dan dampaknya bagi perubahan sistem dan status kesehatan k esehatan masyarakat.
F. Pendekatan Sistem Sosial Suatu Kerangka Analisis Kesehatan Sebagai makhluk sosial, manusia tidak dapat hidup sendiri. Setiap orang
selalu
tergantung
dengan
orang
lain.
Ketergantungan
ini
merupakan suatu keharusan dalam kehidupan ““human human being”. Kehidupan being”. Kehidupan berkelompok inilah yang di kenal sebagai “sistem sosial”.
Anderson mengemukakan mengemukakan definisi mengenai sistem sosial yang menunjukkan bahwa sistem sosial merupakan tatanan sistem yang spesifik, yang dapat dibedakan dari sistem-sistem lain. Beberapa ciri khas dari sistem sosial adalah bahwa sub-sistem ini terdiri dari manusia (individu),keluarga,
kelompok,
komunitas,
organisasi,
negara,
dan
kebudayaan yang secara hiararkis dapat disebut “supra sistem”. Sebagai supra sistem si salam sistem sosial,kebudayaan atau budaya berfungsi sebagai pedoman bagi sub-sistem yang ada di bawahnya untuk melakukan interaksi. Hal ini berarti bahwa perilaku individu di dalam sistem sosial diatur oleh budaya. Bukan itu saja, interaksi antara anggota sistem sosial, antara anggota sistem sosial, antara individu dengan kelompok, organisasi, bahkan dalam tatanan suatu negara, diatur atau berpedoman pada budaya tertentu yang ada dalam sistem sosial tersebut. Sistem sosial merupakan suatu model dari organisasi sosial yang memiliki komponen atau unit yang berbeda dan satu sama lain terkait dalam suatu interaksi dan saling bergantung satu sama lain demi tercapainya tujuan sistem, yakni stabilitas sistem. Tujuan utama sistem sosial adalah terbentuknya keseimbangan sosial yang relatif konstan. Apabila terjadi defisiensi atau ketidakseimbangan ketidakseimbangan pada salah satu subsistem maka akan mempengaruhi keseimbangan pada sistem-sistem lainnya.