ASPEK IBADAH DALAM KEHIDUPAN(indoskrips) Hidup manusia dibumi ini bukanlah suatu kehidupan yang tidak mempunyai tujuan dan matlamat dan bukanlah mereka boleh melakukan sesuatu mengikut kehendak perasaan dan keinginan tanpa ada batas dan tanggungjawab. Tetapi pencipta makhluk manusia di bumi ini adalah mempunyai suatu tujuan dan tugas risalah yang telah ditentu dan ditetapkan oleh Allah Tuhan yang menciptanya. Tugas dan tanggungjawab manusia sebenarnya telah nyata dan begitu jelas sebagaimana terkandung di dalam Al-Quran ialah tugas melaksanakan ibadah mengabdikan diri kepada Allah dan tugas sebagai khalifah-Nya dalam makna mentadbir dan mengurus bumi ini mengikut undang-undang Allah dan peraturan-Nya. Firman Allah swt, maksudnya : “Dan Aku Tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah (menyembah) kepada Ku” (Az-Zaariyaat:56) Firman Allah swt, bermaksud : “Dan Dialah yang menjadikan kamu khalifah (penguasa-penguasa) di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat untul mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu”. (Al-An’aam:165). Tugas sebagian khalifah Allah ialah memakmurkan bumi ini dengan mentadbir serta mengurusnya dengan peraturan dan undang-undang Allah. Tugas beribadah dan mengabdi diri kepada Allah dalam rangka melaksanakan segala aktiviti pengurusan bumi ini yang tidak terkeluar dari garis panduan yang dating dari Allah swt dan dikerjakan segala kegiatan pengurusan itu dengan perasaan ikhlas karena mencari kebahagiaan dunia dan akhirat serta keredaan Allah. Allah swt telah menyediakan garis panduan yang lurus dan tepat kepada manusia dalam rangka pengurusan ini. Allah dengan rasa kasih saying yang bersangatan kepada manusia diturunkannya para rasul dan bersamanya garis panduan yang diwahyukan dengan tujuan supaya manusia itu boleh mengurus diri mereka dengan pengurusan yang lebih sempurna dan bertujuan supaya manusia itu dapat hidup sejahtera dunia dan akhirat. Pengertian Ibadah Kalimat ibadah berasal dari pada kalimat ‘abdun’. Ibadah dari segi bahasa berarti patuh, tatt, setia, tunduk, menyembah dan memperhambakan diri kepada sesuatu. Dari segi istilah agama Islam pula ialah tindakan, menurut, mengikut diri dengan sepenuhnya kepada segala perkara yang diisyaratkan oleh Allah dan dan diserukan oleh Rasul-Nya sama ada ia berbentuk surujan dan larangan. Ibnu Tamiah pula memberi takrif Ibadah, yaitu nama bagi sesuatu yang disukai dan kasihi oleh Allah swt. Perintah Allah dan Rasul-Nya ini hendaklah ditunaikan dengan perasaan penuh sadar, kasih dan cinta kepada Allah, bukan karena terpaksa atau karena yang lain dari cintakan kepada-Nya.
Para Nabi dan Rasul merupakan hamba Allah yang terbaik dan senantiasa melaksanakan ibadah dengan penuh kesempurnaan di mana setiap arahan Tuhannya, mereka patuhi dengan penuh perasaan cinta dan kasih serta mengharap keredaan dari Tuhannya. Mereka menjadi contoh teladan yang paling baik kepada kia semua dalam setiap pekerjaan dan amalan sebagaimana yang dianjurkan oleh Al-Quran itu sendiri Firman Allah swt maksudnya : “Sesungguhnya bagi mu, apa yang ada pada diri Rasulullah itu contoh yang paling baik” (Al-Ahzab:21) Sesetengah ulama mengatakan bahwa perhambaan (ibadah) kepada Allah hendaklah disertai dengan perasaan cinta serta takut kepada Allah swt, dan hati yang sehat dan sejahtera tidak merasa sesuatu yang lebih manis, lebih lezat, lebih seronok dari kemanisan iman yang lahir dari pengabdian (ibadah) kepada Allah swt. Dengan ini maka akan bertautlah hatinya kepada Allah dalam keadaan gemar dan reda terhadap setiap perintah serta mengharapkan supaya Allah menerima amalan yang dikerjakan dan merasa bimbang serta takut kalau-kalau amalan tidak sempurna dan tidak diterima oleh Allah seperti yang ditegaskan dalam firman-Nya yang bermaksud : “(Ia itu) Orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sedang Dia tidak kelihatan (olehnya) dan dia dating dengan hati yang bertaubat”.(Qaf:33) Orang yang memperhambakan dirinya (beribadah) kepada Allah mereka akan senantiasa patuh dan tunduk kepada kehendak dan arahan Tuhannya, sama ada dalam perkara yang ia suka atau yang ia tidak suka dan mereka mencintai dan mengasihi Allah dan RasulNya lebih dari yang lain-lainnya. Mereka mengasihi makhluk yang lain hanyalah karena Allah semat0mata, tidak karena yang lain. Kasihkan kepada Rasulullah saw. Pula karena ia membawa Risalah Islam, cintakan kepada Rasulullah saw hendaklah mengikuti sunahnya sebagaiman firma Allah swt, maksudnya : “Katakanlah (wahai Muhammad) sekiranya kamu kasihkan Allah maka ikutilah aku (pengajaranku) nescaya Allah akan mengasihi kamu dan mengampunkan dosa-dosa kamu”.(Al-Imran:31) Dan andainya kecintaan kamu kepada selain Allah dan Rasul-Nya itu mengatasi dan melebihi dari kecintaan dan kasih kepada-Nya. Firman Allah swt, maksudnya : “Katakanlah (Muhammad) jika ibu bapak kamu, anak-anak kamu, saudara mara kamu, suami isteri kamu, kaum keluarga kamu, harta benda yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu bimbangkan kerugiannya, dan rumah tangga yang kamu sukai itu lebih kamu kasihi dari pada Allah dan Rasul-Nya serta berjihad untuk agama Allah, maka tunggulah (kesiksaan yang akan didatangkan) oleh Allah. Dan Allah tidak memberi hidayah kepada orang-orang fasik”.(At-Taubah:24) Ruang lingkup Ibadah dan Hubungannya dengan ehidupan Sebagimana yang dijelaskan di atas nyatalah ibadah itu bukanlah sesempit apa yang difahami oleh sebahagian dari kalangan manusia yang tidak dapat memahami kesempurnaan Islam itu sendiri dimana pada anggapan mereka Islam itu hanya suatu perbicaraan pasal akhirat (mati) dan melakukan beberapa jenis ibadah persendirian tidak
lebih dari itu. Begitu juga bila disebutkan ibadah apa yang tergambar hanyalah masjid, tikar sembahyang, puasa, surau, tahlil, membaca Al-Quran, doa, zikir dan sebagainya yaitu kefahaman sempit disekitar ibadah-ibadah khusus dan ritual sahaja tidak lebih dari itu. Kefahaman seperti ini adalah akibat dari serangan fahaman Sekular yang telah berakar umbi ke dalam jiwa sebahagian dari kalangan orang-orang muslim. Islam adalah suatu cara hidup yang lengkap dan sempurna, yang merangkumi semua bidang kehidupan dunia dan akhirat, di mana dunia merupakan tanaman atau lading yang hasil serta keuntungannya akan dituai dan dinikmati pada hari akhirat kelak. Ibadah dalam Islam meliputi semua urusan kehidupan yang mempunyai panduan yang erat dalam semua lapangan hidup dunia dan akhirat, tidak ada pemisahan antara kerjakerja mencari kehidupan di muka bumi ini dan hubungannya dengan balasan akhirat. Islam mengajarkan kepada kita setiap apa juga amalan yang dilakukan oleh manusia ada nilai dan balasan sama ada pahala atau siksa. Inilah keindahan Islam yang disebut sebagai ad-Deen yang lengkap sebagai suatu sistem hidup yang boleh memberi kesejahteraan hidup penganutnya di dunia dan di akhirat. Dengan kata lain setiap amalan atau pekerjaan yang membawa manfaat kepada individu dan masyarakat selama ia tidak bercanggah dengan syarak jika sekiranya ia memenuhi syarat-syaratnya, seperti dikerjakan dengan ikhlas kerana Allah semata-mata bukan kerana mencari kepentingan dan mencari nama serta ada niat mengharapkan balasan dari manusia atau ingin mendapat pujian dan sanjungan dari manusia; maka amalan-amalan yang demikian akan menjadi ibadah yang diberi pahala di sisi Allah swt di akhirat kelak, insya – Allah. Berdasarkan kepada konsep ibadah tersebut maka setiap perbuatan pertolongan baik kepada orang lain seperti membantu orang sakit, tolong meringankan beban dan kesukaran hidup orang lain, memenuhi keperluannya, menolong orang yang teraniaya, mengajar dan membimbing orang yang jahil; adalah ibadah. Termasuk juga dalam makna ibadah ialah setiap perbuatan, perkataan manusia lahir dan batin yang disukai dan diredai oleh Allah swt. Bercakap benar, taat kepada Ibu Bapak, amanah, menepati janji, berkata benar, memenuhi hajat keperluan orang lain adalah ibadah. Menurut ilmu, menyuruh perkara kebaikan dan mencegah segala kejahatan, berjihad, memberi pertolongan kepada sesame manusia, dan kepada binatang, berdoa, puasa, sembahyang, membaca Al-Quran semuanya itu juga sebahagiaan dari ibadah. Begitu juga termasuk dalam pengertian ibadah cinta kepada Allah dan Rasul-Nya, melaksanakan hukum-hukum Allah, sabar menerima ujian, bersyukur menerima nikmat, ridho terhadap qadha’ dan qadhar-Nya dan banyak lagi kegiatan dan tindakan manusia yang termasuk dalam bidang ibadah. Kesimpulannya ruang lingkup ibadah dalam Islam adalah terlalu luas yang merangkumi semua jenis amalan dan syiar Islam dari perkara yang sekecil-kecilnya seperti makan, minum dan masuk ketandas hinggalah kerja-kerja menguruskan kewangan dan pentadbiran Negara semuanya adalah dalam makna dan pengertian ibadah dalam artikata yang luas apabila semuanya itu dikerjakan dengan sebaik-baiknya dengan menurut adab dan peraturan serta memenuhi syarat-syaratnya.
Ibadah Menurut Islam(kawan sejati) Sun, 2006-12-31 11:57 — admin Dizaman sekarang ini banyak orang salah tafsir tentang pengertian ibadah yang sebenarnya. Banyak di kalangan mereka berperidapat bahwa ibadah itu hanya menghendaki manusia shalat, herpuasa, menunaikan haji, berdoa dan berzikir sematamata. Apakah hanya itu ruang lingkup pengertian ibadah? Akan terbatas segala syariat Islam sekiranya hanya itu yang meliputi bidang ibadah.Sebenarnya ibadah mencakup seluruh aspek kehidupan manusia sebagaimana yang disyariatkan dalam Islam. Itulah yang kita amalkan dalam hidup kita sehari-hari asalkan tidak bertentangan dengan A1 Quran dan Sunnah. ALLAH menginginkan segala yang kita lakukan dalam hidup menjadi ibadah, yaitu cara kita berpakaian, cara kita mengatur rumah tangga, bentuk perjuangan kita, pergaulan kita, percakapan dan perbincangan kita, semuanya menjadi ibadah, sekalipun kita berdiam diri juga dapat berbentuk ibadah. Di samping itu aspek-aspek lain seperti pendidikan dan pelajaran, perekonomian dan cara-cara menjalankan ekonomi, soal-soal kenegaraan dan perhubungan antar bangsa pun, semua itu mesti menjadi ibadah kita kepada ALLAH. Itulah yang dikatakan ibadah dalam seluruh aspek kehidupan kita baik yang lahir maupun yang batin. Ibadah-ibadah itu dihuraikan menjadi tiga peringkat ibadah yang mencakup seluruh aspek kehidupan manusia, yaitu : Ibadah asas, Ibadah cabang-cabang dan ibadah yang lebih umum Ibadah yang asas merangkum soal-soal akidah dan keyakinan kita kepada ALLAH, para malaikat, kitab-kitab, rasul-rasul, hari pembalasan, ketentuan dan ketetapan ALLAH baik ataupun buruk. Itulah yang kita sebut rukun iman. Termasuk dalam uraian ibadah yang asas itu ialah rukun Islam yaitu syahadat, shalat lima waktu, puasa, zakat fitrah dan rukun haji (bagi mereka yang mampu). Kedua bentuk ibadah yang asas itu yaitu rukun iman dan rukun Islam adalah wajib ain atau fardhu ain bagi setiap muallaf. Berarti sebelum kita dapat melaksanakan ibadahibadah yang lain, kedua perkara itu perlu ada pada diri kita dan telah dapat kita tanarnkan dalam jiwa kita. Tanpa keduanya, semua aktiviti yang lain tidak akan dinilai sebagai ibadah. Adapun ibadah yang menjadi cabang-cabang dari ibadah asas tadi meliputi perkara yang berkaitan dengan mentajhizkan (menyelenggarakan) jenazah, menegakkan jihad, membangun gelanggang pendidikan dan pelajaran atau mewujudkan perancangan
ekonomi Islam seperti mewujudkan perusahaan-perusahaan yang melayani keperluan asas urnat Islam. Termasuklah di dalarnnya perusahaan yang dapat menghasilkan makanan wajib seperti gula, tepung, garam, kecap dan perusahaan minuman seperti susu, kopi, teh dan bentuk-bentuk minuman ringan lainnya. Selain dari itu di dalam bidang tersebut, termasuk juga penggalakan usaha-usaha pertanian yang akan menghasilkan beberapa makanan asas bagi umat Islam seperti beras, gandum, ubi dan sebagainya serta perikanan yang dapat menghasilkan ikan basah atau ikan kering. Kalau kita tilik dari satu sudut, pasti kita akan merasakan bahwa ha1 itu merupakan persoalan asas dalam perjuangan kita menegakkan ibadah kepada ALLAH. Tentulah kita tidak mau darah daging kita berasal dari zat yang bertentangan dengan syariat ALLAH, yang pasti bisa merusak ibadah asas kita. Dalam menegakkan bentuk pendidikan dan pelajaran, kita semestinya menitikberatkan hasil mutlak dari acuan pendidikan kita pada jiwa anak-anak yang dibina mulai dari peringkat taman kanak-kanak, sekolah menengah sampai universitas. Sehingga lulusannya nanti dapat menyambung perjuangan menegakkan syariat ALLAH. Selain dari itu ibadah yang tergolong dalam cabang-cabang itu ialah membangun klinik dan rumah sakit Islam, soal-soal politik serta pembentukan dan penyusunan sistem organisasi dalam negara Islam. Hal-hal yang termasuk dalam jenis ibadah yang kedua ini dinamakan fardhu kifayah, yaitu fardhu yang menitikberatkan pada soal kemasyarakatan Islam yang juga merupakan urat saraf dan nadi penghubung antara sesama Islam. Hal itu sangat besar artinya untuk selunih individu Islam karena bila tidak ada satu orang pun yang mengerjakannnya maka seluruh masyarakat itu akan menerima beban dosa dari ALLAH. Namun seandainya ada satu pihak melaksanakan tuntutan fardhu tersebut maka pihak itu telah melepaskan tanggungan dosa bagi seluruh masyarakat Islam. Karena itulah fardhu kifayah merupakan urat nadi penghubung antara sesama Islam. Cuma masyarakat Islam tidak memahami peranan fardhu kifayah tersebut, karena itu hubungan ukhuwah Islamiah tidak begitu menonjol di zaman sekarang. Seandainya fardhu kifayah itu dapat memberi makna, sudah pasti kita merasa bersyukur sekiranya ada di kalangan kita yang telah melepaskan tanggungan dosa umum dan sudah pasti kita akan memberikan dukungan kepadanya. Karena itu tidak akan ada istilah gagal dalam melaksanakan fardhu kifayah. Termasuk dalam ibadah cabang adalah ibadah-ibadah yang disebut sunat ain. Kecil timbangannya tetapi besar maknanya. Tergolong di dalamnya yaitu shalat sunat rawatib, shalat witir, shalat tahajud, sh'alat dhuha, puasa syawal, puasa Senin dan Kamis, bersedekah dan membaca Al Quran. Pelaksanaan ibadah itu mendatangkan pahala sedangkan jika tidak dilakukan tidak akan
mendatangkan dosa. Namun karena ibadah itu memberikan manfaat maka lebih baik jika dikerjakan. Dan ibadah ketiga yaitu ibadah yang lebih umum yaitu hal-hal yang merupakan pelaksanaan mubah saja tetapi bisa menjadi ibadah dan mendatangkan pahala. Amalan seperti itu dapat menambah bakti kita kepada ALLAH agar setiap perbuatan dalam hidup kita ini tidak menjadi sia-sia. Tergolong dalam amalan-amalan itu seperti makan, minum, tidur, berjalan-jalan dan sebagainya.
01: Aspek-aspek yang Ada Dalam Ajaran Islam dan Peranannya Thu, 2007-10-11 12:50 — admin Ajaran Islam atau agama Islam adalah satu ajaran yang unik dan sangat jauh bedanya dengan ajaran ideologi atau isme buatan manusia. Kerana ia datang dari Tuhan pencipta alam dan pencipta manusia. Yang sangat tahu tentang ciptaan-Nya dan bagaimana hendak mengurus ciptaan-Nya agar selamat dan aman damai. Di dalam ajaran Islam ada tiga aspek atau tiga bagian terpenting, yang terkait antara satu sama lain. Baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Secara tersurat maupun yang tersirat. Secara sadar mahupun tidak sadar. Yaitu ajaran akidah, syariat dan tasawuf atau akhlak. Siapa yang ingin beragama Islam atau siapa saja yang ingin melaksanakan ajaran Islam di dalam kehidupan, wajib mempelajari ketiga-tiga aspek atau bahagian yang ada di dalam ajaran Islam ini. Wajib dipelajari ilmunya, diyakini, dihayati dan juga diamalkan. Kalau satu-satu aspek saja kita terima dan pelajari tetapi meninggalkan aspek-aspek yang lain, ia sangat cacat dan timpang. Katalah kita pelajari akidahnya saja serta diyakini dengan meninggalkan aspek-aspek yang lain, seolah-olah Islam itu agama ketuhanan dan Tuhan tidak ada mempunyai peraturan dan peranan. Kalau syariatnya saja yang kita terima dan menolak pula aspek-aspek yang lain, Islam itu sudah seolah-olah Islam seperti ajaran ideologi. Manakala kalau akhlaknya saja diterima dengan meninggalkan aspekaspek yang dua lagi, seolah-olah Islam itu hanya ajaran etika di dalam pergaulan atau etika kerja. Firman Allah SWT: Maksudnya: Wahai orang-orang yang beriman! Masuklah kamu ke dalam agama Islam dengan mematuhi segala hukum-hukumnya, dan janganlah kamu menurut
jejak langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh bagi kamu yang terang nyata. (Al Baqarah: 208) Oleh itu agama Islam tidak dapat diterima atau dipelajari di satu-satu aspek saja tetapi kenalah diterima kesemua aspeknya sekali. Barulah lengkap dan sempurna. Barulah indah dan berguna. Barulah dapat dilihat keagungan dan kebesaran Allah itu di dalam kehidupan manusia. Barulah berlaku di dalam masyarakat manusia itu keharmonian, keamanan dan kedamaian yang memang diidam-idamkan oleh manusia. Selain tidak boleh dipisahkan dan ada hubungkait, setiap aspek atau bahagian yang ada di dalam ajaran Islam itu juga mempunyai peranan yang tersendiri. Setiap aspek sangat memberi kesan kepada fikiran, jiwa dan kehidupan lahir manusia. Sama ada di dalam kehidupan individu, kehidupan bermasyarakat dan lain-lainnya. Di sini kita akan menghuraikan peranan setiap aspek itu seperti berikut: PERTAMA: PERANAN AKIDAH Di antara peranan akidah adalah seperti berikut: 1. Agar manusia percaya dan yakin bahawa dunia dan seluruh isinya ada penciptanya iaitu Tuhan Rabbul Alamin. 2. Supaya manusia dapat membedakan di antara Khaliq dengan makhluk-Nya yang sangat berbeda. Maha Suci Dia daripada menyerupai sesuatu. 3. Bahawa Tuhan itu adalah Zat yang tidak dapat difikirkan. Tidak dapat ditangkap oleh mata dan yang tidak dapat dikhayalkan. Tiada siapa mengetahui hakikat ZatNya kecuali Tuhan sendiri. 4. Bahawa Tuhan itu Maha Pencipta, Maha Kuasa, Maha Berkehendak, Maha Mendengar, Maha Melihat dan Maha Besar. 5. Tuhan itu tiada yang mencipta-Nya. Oleh itu Dia tidak ada permulaan dan tiada berkesudahan. 6. Dia wajib disembah dan dibesarkan melalui ibadah dan ibadah itu pula telah ditentukan caranya. Firman Allah SWT: Maksudnya: Wahai orang-orang yang beriman, rukuklah serta sujudlah dan beribadatlah kepada Tuhan kamu (dengan mentauhidkan-Nya) serta kerjakanlah amal-amal kebajikan supaya kamu berjaya (di dunia dan di Akhirat). (Al Hajj: 77) 7. Tuhan adalah tempat bergantung, tempat rujuk, tempat menyelesaikan segala masalah dan tempat meminta. Firman Allah SWT: Maksudnya: Musa berkata kepada kaumnya: Mintalah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah, sesungguhnya bumi ini kepunyaan Allah dan diwariskan kepada sesiapayang dikehendaki-Nya dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertaqwa. (Al Araf: 128) 8. Mengelakkan rasa kecewa di kalangan manusia. Lebih-lebih lagi terhindar daripada putus asa kerana ada tempat berlindung.
Firman Allah SWT: Maksudnya: Katakanlah: Wahai hamba-hamba-Ku yang telah melampaui batas terhadap diri mereka sendiri (dengan perbuatan maksiat), janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah, kerana sesungguhnya Allah mengampunkan segala dosa. (Az Zumar: 53) 9. Tuhan sajalah yang boleh memberi rahmat dan berkat dan Tuhan jugalah yang memberi azab. 10. Tuhan boleh melakukan apa saja dengan Dia berkata, Jadi, pasti akan jadi. Kalau Dia kata, Binasalah, pasti binasa. Firman Allah SWT: Maksudnya: Sesungguhnya keadaan kekuasaan-Nya apabila Ia menghendaki adanya sesuatu, hanyalah Ia berfirman kepada (hakikat) benda itu: Jadilah engkau. Maka ia terus menjadi. (Yaasin: 82) 11. Tuhanlah yang menghidupkan dan Tuhan jugalah yang mematikan. Tuhanlah yang telah menentukan manusia ke Syurga atau ke Neraka di Akhirat kelak. 12. Tuhanlah yang mengutuskan para rasul dan para nabi demi untuk mengajar manusia hidup beragama seperti yang dikehendaki oleh Allah Taala. Firman Allah SWT: Maksudnya: ...dan taatlah kamu kepada Allah dan Rasul- Nya... (Al Ahzab: 33) 13. Tuhan ada mempunyai tentera dan kakitangan yang ghaib di kalangan malaikat yang mentaati dan membuat kerja-kerja Allah.