SISTEM DEBAT PARLEMEN ASIA Penjelasan Sistem Parlemen Asia A. Mosi Debat Mosi adalah topic atau judul perdebatan yang akan diargumentasikan. Redaksi mosi
biasanya dimulai dengan, ”Dewan ini percaya bahwa…”, “Pemerintah akan melakukan…” B. Tim Dalam sistem parlemen asia, terdapat 2 tim yang saling berlawanan dalam satu pertandingan yang masing-masing terdiri dari 3 pembicara. Tim tersebut yaitu: 1. Pihak Pemerintah Pihak pemerintah adalah pihak yang berhak mendefinisikan, mendukung dan mempertahankan mosi. Pihak pemerintah p emerintah beranggotakan: a. Perdana Menteri (PM) – membuka perdebatan, mendefinisikan konteks dan parameter debat, serta argument-argumen pendukung kasus yang dibawakan oleh pihak pemerintah. b. Wakil Perdana Menteri (DPM) – membantah sanggahan yang dinyatakan oleh pihak oposisi serta menegaskan kembali kasus dan klaim pihak pemerintah melalui argument-argumen pendukung selanjutnya. c. Government Whip (GW) – membantah sanggahan tim oposisi, menyampaikan resume, analisa mendalam, serta mempertahankan kasus, klaim, dan argument yang telah disampaikan oleh PM dan DPM. 2. Pihak Oposisi Pihak oposisi bertugas menyampaikan argumen negasi dari mosi yang diperdebatkan serta membantah klaim, kasus, serta argument yang disampaikan pihak pemerintah. Pihak oposisi beranggotakan: a. Ketua Oposisi (LO) – Mengungkapkan respon terhadap argumen-argumen dan parameter kasus pemerintah, memberikan gambaran kasus oposisi, dan mempertanyakan mosi jika definisi dai mosi ini bisa dipertanyakan; b. Wakil Ketua Oposisi (DPL) – Membantah argument yang disampaikan DPM, dan memperkuat argument oposisi. c. Opposition Whip (OW) – menyampaikan analisa mendalam akan argumen dan sanggahan
sebelumnya,
tidak
menyampaikan
argumen
baru
dan
menyampaikan resume singkat akan argument dan klaim sebelumnya. C. Waktu Pidato Setiap pembicara disediakan waktu 7 menit 20 detik untuk memberikan pidato. Satu orang dari setiap pihak (Pemerintah: PM/DPM),(Oposisi: LO/DLO) diberikan waktu 4
menit untuk memberikan sebuah pidato jawaban (reply speech). Tugas pembicara yang
menyampaikan
pidato
jawaban
adalah
menyampaikan
pidato
dengan
menggunakan sudut pandang juri, mengapa timnya harus menang. D. Kriteria Penjurian Sistem
ini
dinilai
oleh
sebuah
panel
juri
yang
beranggotakan
3
orang
(direkomendasikan) atau lebih berdasarkan criteria berikut: 1. Matter (40) – mengenai substansi debat, argument dan bukti-bukti yang disajikan, penalaran logis, dan penyampaian argument. 2. Manner (40) – gaya penyampaian pidato, keahlian persuasi, dan tindakan peserta 3. Method (20) – respon yang dinamik dari debat dan kesesuaian dari prinsip-prinsip debat Australian Parliamentary/Australasian Parliamentary ("Australs") Gaya debat ini digunakan di Australia, namun pengaruhnya menyebar hingga ke kompetisikompetisi yang diselenggarakan di Asia, sehingga akhirnya disebut sebagai format Australasian Parliamentary. Sistem ini juga digunakan pada perlombaan debat NPEDC XIII di Politeknik Negeri bali November 2009 yang lalu dan berkemungkinan besar format ini juga yang akan digunakan di NPEDC X yang rencananya akan diadakan di Palembang pada Maret 2011. Good luck for all participants. Dalam format ini, dua tim beranggotakan masing-masing tiga orang berhadapan dalam satu debat, satu tim mewakili Pemerintah ( Government ) dan satu tim mewakili Oposisi (Opposition), dengan urutan sebagai berikut: 1. Pembicara pertama pihak Pemerintah - 7 menit 2. Pembicara pertama pihak Oposisi - 7 menit 3. Pembicara kedua pihak Pemerintah - 7 menit 4. Pembicara kedua pihak Oposisi - 7 menit 5. Pembicara ketiga pihak Pemerintah - 7 menit 6. Pembicara ketiga pihak Oposisi - 7 menit 7. Pidato penutup pihak Oposisi - 5 menit 8. Pidato penutup pihak Pemerintah - 5 menit Pidato penutup (Reply speech) menjadi ciri dari format ini. Pidato penutup dibawakan oleh pembicara pertama atau kedua dari masing-masing tim (tidak boleh pembicara ketiga). Pidato penutup dimulai oleh Oposisi terlebih dahulu, baru Pemerintah. Mosi dalam format ini diberikan dalam bentuk pernyataan yang harus didukung oleh pihak Pemerintah dan ditentang oleh Pihak Oposisi, contoh:
(This House believes that) Globalization marginalizes the poor. (Sidang Dewan percaya bahwa) Globalisasi meminggirkan masyarakat miskin. Mosi tersebut dapat didefinisikan oleh pihak Pemerintah dalam batasan-batasan tertentu dengan tujuan untuk memperjelas debat yang akan dilakukan. Ada aturan-aturan yang cukup jelas dalam hal apa yang boleh dilakukan sebagai bagian dari definisi dan apa yang tidak boleh dilakukan. Tidak ada interupsi dalam format ini. Juri (adjudicator ) dalam format Australs terdiri atas satu orang atau satu panel berjumlah ganjil. Dalam panel, setiap juri memberikan voting-nya tanpa melalui musyawarah. Dengan demikian, keputusan panel dapat bersifat unanimous ataupun split decision. Debat Secara umum debat sendiri dapat dilakukan dengan cara berkelompok, yaitu ada dua pihak yang di sini masing–masing memegang peranan sebagai pihak positif dan negatif. Selain itu, mereka mencoba mempertahankan argumen mereka dengan di dukung oleh bukti –bukti serta fakta–fakta yang mendukung kasus mereka, namun terlebih d ahulu sebelum mereka melakukan hal tersebut kedua belah pihak harus memberikan suatu parameter yang jelas mengenai kasus (motion) mereka atau memberikan suatu definisi yang menjelaskan kemana arah dari kasus mereka. 2. Tujuan Debat Tujuan dari debat sendiri adalah upaya kedua belah pihak yang mencoba membangun suatu kasus dengan didukung oleh argumen –rgumen yang mendukung kasus mereka dimana cara membuat satu argumen yang baik dan benar adalah suatu argumen selalu berdasarkan pada pertanyaan–pertanyaan dasar berupa; Apa (What),Mengapa (Why), Bagaimana (How), dan Kesimpulannya (So What is The conclusion). Di sini selain diperlukan kemampuan berbahasa yang baik dan benar juga dibutuhkan pula logika dan analogi pola pikir yang benar mengenai pengetahuan pengetahuan umum atau kasus – kasus yang sedang terjadi di dalam masyarakat. Selain hal–hal tersebut juga diperlukan kemampuan merespon suatu masalah (rebuttal) dikarenakan disini terjadi adanya suatu proses saling mempertahankan pendapat antara kedua belah pihak. 3. Topik Debat Topik debat, atau yang biasa disebut motion, adalah suatu permasalahan umum yang terjadi di dalam masyarakat dan diketahui secara global oleh setiap orang. Dalam membuat suatu topik diperlukan adanya suatu kejelian karena pada dasarnya sebuah topik harus mengikuti analogi
“Kacang di dalam kulit”, artinya suatu topik debat harus memiliki kemampuan untuk dapat dikupas atau ditelaah secara mendalam. Hal ini diperlukan karena pada saat proses berdebat