ARTIKEL HASIL PRAKTIKUM ANALISIS UJI MUTU DESINFEKTAN DAN KOEFISIEN FENOL
Dipersiapkan dan disusun oleh : NUR ALFIAH 150 2016 0064
Telah dipertahankan di depan asisten pendamping pada tanggal 06 Maret 2018
Telah disetujui
Asisten Pendamping
M. Fakhri Falihin
tanggal …………………
ANALISIS UJI MUTU DESINFEKTAN DAN KEOFISIEN FENOL
Nur Alfiah1 dan M. Fakhri Falihin2 1
Mahasiswa Fakultas Farmasi, UMI.
2
Asisten Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Farmasi, UMI Email:
[email protected]
INTISARI
Tanpa kita sadari, ada berjuta mikroorganisme hidup disekitar kita baik yang bersifat patogen maupun non patogen. Salah satu cara untuk menghambat atau membasmi mikroorganisme tersebut adalah dengan penggunaan disinfektan. Disinfektan merupakan zat yang dapat menghambat dan memusnahkan mikroorganisme dan biasanya ditunjukkan terhadap benda-benda mati seperti lantai, piring dan pakaian. Tujuan praktikum ini adalah menentukan nilai MIC dengan membandingkan daya kerjanya dengan fenol 5% berdasarkan perhitungan koefisien fenol. Adapun metode yang digunakan pada praktikum ini yaitu menggunakan pengujian Minimal Inhibitory Concentration (MIC) dengan parameter ada tidaknya pertumbuhan mikroba pada tiap tabung reaksi yang berisi medium NB dan uji koefisien fenol dengan mencampurkan disinfektan dengan konsentrasi tertentu dengan bakteri kemudian membandingkan hasilnya dengan fenol. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa uji koefisien fenol pada desinfektan yaitu 1:110, dan untuk fenol 5% yaitu 1:80, sehingga diperoleh hasil 0,75. Hal ini menunjukkan bahwa disinfektan merek “super desinfektan” efektif dalam menghambat pertumbuhan mikroba karena memenuhi syarat yaitu KF ≥ 0,05.
Keyword : Desinfektan (Super Desinfektan), Eksperimental, NB, Uji MIC,
Koefisien fenol.
PENDAHULUAN
Disinfektan
adalah
suatu
zat
yang
mencegah
infeksi
dengan
menghancurkan mikroorganisme patogen, terutama istilah ini digunakan pada benda-benda mati1. Sifat disinfektan yang ideal adalah (1) efektivitas germisid tinggi, (2) spektrum antimikroba luas meliputi spora, bakteri, fungi, virus dan protozoa (3) efek letalnya cepat dan dapat dicapai walau terdapat bahan organik seperti darah, sputum, dan tinja sehingga kemungkinan adanya resistensi dapat dicegah, (4) dapat menembus ke celah-celah rongga dan ke lapisan bawah organik, (5) sifat kimiawi dan fisik stabil sehingga dapat bercampur dengan sabun dan substansi kimia lain, (6) bersifat nonkorosif dan nondestruktif terhadap alat/bahan yang diberi disinfektan tersebut (7) faktor estetika seperti bau dan warna kadangkadang merupakan faktor penentu untuk pemakaian desinfektan, dan (8) harga murah dan mudah didapat 1. Minimum Inhibitory Concentration (MIC) adalah pengujian untuk menentukan dosis terendah yang dapat membunuh patogen dengan jumlah paling tinggi. Obat yang paling baik adalah yang memiliki tingkat efektifitas yang tinggi artinya
dapat
membunuh
patogen
dalam
jumlah
besar
tetapi
tidak
membahayakan2. Secara umum untuk penentuan MIC pengenceran
mikroba dilakukan
penurunan konsentrasi setengahnya misalnya mulai dari 16, 8, 4, 2, 1, 0,5, 0,25 µg/mL konsentrasi terendah yang menunujukkan hambatan pertumbuhan dengan jelas baik dilihat secara visual atau alat semiotomatis dan otomatis, disebut dengan konsentrasi daya hambat minimum atau MIC (Minimum Inhibitory Concentration)3. Koefisien fenol adalah kemampuan suatu desinfektan dalam membunuh bakteri dibandingkan fenol. Cara mengujinya adalah dengan mengencerkan suatu ultur cair bakteri sebanyak 1 : 10 dengan desinfektan yang akan diuji pada kosentrasi yang berbeda disebut titik akhir adalah kosentrasi terendah yang menghasilkan kultur steril setelah diinkubasi selama 10 menit pada suhu 20 o C 4.
Nilai Koefisien fenol adalah hasil bagi dari faktor pengenceran tertinggi disinfektan dengan faktor pengenceran tertinggi baku fenol yang masing-masing dapat membunuh bakteri uji dalam jangka waktu 10 menit tapi tidak membunuh dalam jangka waktu 5 menit 5. Persyaratan hasil, KF ≥ 0,05 (memenuhi syarat sebagai disenfektan), KF > (disenfektan yang efektif), KF x 20 < angka pengenceran pada etiket (tidak memenuhi syarat sebagai disinfektan), KF x 20 = angka pengenceran pada etiket (memenuhi syarat sebafai disinfektan) 6. Adapun sampel desinfektan yang digunakan adalah super desinfektan biasanya digunakan untuk membersihkan kandang binatang. Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk menentukan nilai MIC dan membandingkan daya kerjanya dengan fenol 5% berdasarkan perhitungan koefisien fenol. METODE PRAKTIKUM Jenis Praktikum
Pada praktikum ini menggunakan jenis praktikum eksperimental dengan metode pengujian MIC dan koefisien fenol. Bahan dan Alat Penelitian
Adapun bahan yang digunakan yaitu kertas label, NB (nutrien broth) dan tissue. Adapun alat yang digunakan yaitu mikropipet, ose, rak tabung spiritus, tabung reaksi dengan 32 jumlahnya. Sampel Praktikum
Pada praktikum ini digunakan digunakan desinfektan dengan merek super desinfektan. Uji Mutu Desinfektan (Super Desifektan)
Disiapkan alat dan bahan untuk uji MIC disiapkan tabung reaksi 7 dimana tabung reaksi berjumlah 6 dimasukkan 5 mL medium NB lalu tabung yang satu dimasukkan 9,5 mL NB dan mencampurkan 0,5 mL desinfektan, dilakukan pengenceran dan di suspensi bakteri dan didapatkan hasil MIC pada konsentrasi 1:80.
Dilanjutkan dengan uji koefisien fenol dengan menyeapkan 20 tabung reaksi dimana dibagi menjadi 4 deret setiap deret berjumlah 5 tabung reaksi, pada deret pertama diisi air steril 5 mL, lalu deret berikutnya di isi 5 mL medium NB, nilai MIC berada pada deret 1 tabung ke 2 dan setelah itu di konsentrasi tabung 1 adalah 1:70, tabung ke 3 adalah 1:90, tabung ke 4 adalah 1:100 dan tabung ke 5 adalah 1:110. Kemudian dimasukkan desinfektan sesuai dengan jumlah pada setiap tabung semuanya tatapi dengan mencukukan 5 mL, kemudian masingmasing di suspensi bakteri datu ose, dan di masukkan ke dalam air es, diistirahatkan selama 3 menit. Pada tabung 1 deret 1 disuspensi dari tabung 1 ke deret 2 dan begitupun seterusnya lalu di istirahatkan selama 3 menit (di sini waktu kontak 5 menit), kemudian dari tabung 1 deret 1 ke tabung 1 deret ke tiga dan begitupun tabung berikutnya yang ada di deret ke 3 dengan memasukkan sesuai dengan urutan tabungnya, diistirahatkan (waktu kontak 10 menit), pada deret ke empet di masukkan tabung 1 deret 1 ke tabung 1 deret 4 dan begitupun seterusnya dan diistirahatkan selama 3 menit (waktu kontak 15 menit). Dan begitupun yang dilakukan pada fenol 5 % tetapi pada fenol 5 % hanya digunakan 12 tabung reakis yang masing-masing derek berjumlah 3 tanung reaksi dan waktu istirhan 4 menit. Setelah itu di inkubasi selama 1x24 jam dengan suhu 32 oC, setelah itu di amati dan dilakukan perhitungan koefisien fenol. Analisis Hasil
Hasil yang di dapatkan berdasarkan perhitugan koefisien fenol yaitu 0,75 berarti hal ini memenuhi syarat dari salah satu persyartan hasil yaitu KF ≥ 0,05. HASIL PRAKTIKUM
(a) (b) (c) Gambar: pada deret ke 2 (a) pada deret ke 3 (b) pada deret ke 4(c).
Tabel 1. Uji koefisien fenol (desinfektan) No
Konsentrasi
1
Waktu Kontak 5
10
15
1:70
-
+
+
2
1:80
+
-
+
3
1:90
+
+
-
4
1:100
-
-
-
5
1:110
-
+
-
Tabel 2. Uji koefisien fenol (desinfektan) No
Konsentrasi
1
1:80
2
1:90
3
1:100
Waktu Kontak 5
10
15
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Perhitungan : KF = KF =
↑ (+) 1 (–) ↑(+)1 (−) 1:11 1:8
= 0.75
PEMBAHASAN
Disinfektan adalah suatu zat yang mencegah infeksi dengan menghancurkan mikroorganisme patogen, terutama istilah ini digunakan pada benda-benda mati 1. Sifat disinfektan yang ideal adalah efektivitas germisid tinggi, spektrum antimikroba luas, efek letalnya cepat, dapat menembus ke celah-celah rongga dan ke lapisan bawah organik, sifat kimiawi dan fisik stabil, harga murah dan mudah didapat 1. Nilai Koefisien fenol adalah hasil bagi dari faktor pengenceran tertinggi disinfektan dengan faktor pengenceran tertinggi baku fenol yang masing-masing dapat membunuh bakteri uji dalam jangka waktu 10 menit tapi tidak membunuh dalam jangka waktu 5 menit. Dalam penentuan nilai koefisien fenol ini digunakan super desinfektan. Penentuan koefisien ini dilakukan dengan membandingkan daya mematikan atau menghambat super desinfektan dengan larutan baku fenol 5% dengan menggunakan biakan mikroba.
Persyar atan hasil, KF ≥ 0,05 (memenuhi syarat sebagai disenfektan), KF > 1 (disenfektan yang efektif), KF x 20 < angka pengenceran pada etiket (tidak memenuhi syarat sebagai disinfektan), KF x 20 = angka pengenceran pada etiket (memenuhi syarat sebafai disinfektan) 2. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa uji koefisien fenol pada desinfektan yaitu 1:110, dan untuk fenol 5% yaitu 1:80, sehingga diperoleh hasil 0,75. Hal ini menunjukkan bahwa disinfektan merek “super desinfektan” efektif dalam menghambat pertumbuhan mikroba karena memenuhi syarat yaitu KF ≥ 0,05 KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa desinfektan “super desinfektan” efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri karena memenuhi syarat sebagai desinfektan dengan hasil 0.75 sehingga KF ≥ 0,05 (memenuhi syarat sebagai disenfektan).. SARAN
Diharapkan dalam melakukan praktikum harus dengan ketelitian, dan memperhatikan seluruh langkah praktikum. DAFAR PUSTAKA
1.
Staf
Pengajar
Departemen
Farmakologi,
2008,
“ Kumpulan
Kuliah
Meniran
Sebagai
Farmakologi”. Buku Kedokteran EGC Jakarta 2.
Sudarno,
2011,
“ Efektifitas
Ekstrak
Tanaman
Antibakteri”. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Fakultas Perikanan dan Kelautan, Universitas Airlangga Surabaya 3.
Tri, 2015, “Uji Kepekaan Terhadap Antibiotik”. Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Universitas Lampung, Lampung
4.
Djide, Natsir, dkk, 2003. ” Mikrobiologi Farmasi Terapan”. Fak. MIPA-UH : Makassar.
5.
Fajriputri, h., 2014. “Uji Koefisien Fenol Produk Antiseptik Dan Disinfektan Yang
Mengandug
Senyawa
Aktif Benzalkonium
Klorida”.
Jakarta,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. 6.
Anonim., 2018. “Penuntun Praktikum Mikrobiologi Farmasi”. Makassar, Universitas Muslim Indonesia.