ARTIKEL
KOMUNIKASI ANTARA GURU/ORANG TUA DAN ANAK
Artikel ini disusun guna memenuhi tugas 1 individu mata kuliah Komunikasi Efektif antara Orang tua dan anak.
Disusun oleh:
Yhana Pratiwi
10150086
7B PAUD
PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
IKIP PGRI SEMARANG
2013
PEMBAHASAN I
KOMUNIKASI ANTARA GURU DAN ANAK DI PAUD
HAKIKAT KOMUNIKASI
Komunikasi merupakan aspek yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Setiap orang yang hidup dalam masyarakat, sejak bangun tidur sampai tidur lagi, secara kodrati senantiasa terlibat dalam komunikasi. Terjadinya komunikasi adalah sebagai konsekuensi hubungan sosial (social relations). Masyarakat paling sedikit terdiri dari dua orang yang saling berhubungan satu sama lain yang karena berhubungan menimbulkan interaksi sosial. Terjadinya interaksi sosial disebabkan interkomunikasi (Effendy, 2004: 3). Istilah komunikasi berpangkal pada perkataan latin Communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa Latin Communico yang artinya membagi (Cherry dalam Stuart, 1983).
Komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan membangun hubungan antarsesama manusia melalui pertukaran infomasi untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain serta berusaha mengubah sikap dan tingkah laku itu (Cangara, 2007: 19). Everett M. Rogers dan Lawrence Kincaid (dalam buku Wiryanto, 2004:6) menyatakan bahwa komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi antara satu sama lain, yang pada gilirannya terjadi saling pengertian yang mendalam.
Kemudian menurut Shannon dan Weaver (dalam buku Hafied Cangara, 2006:18) komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak disengaja, tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi.
Komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan. Jelasnya, jika seseorang mengerti tentang sesuatu yang dinyatakan orang lain kepadanya, maka komunikasi berlangsung. Dengan perkataan lain, hubungan antara mereka itu bersifat komunikatif. Schramm menyatakan bahwa field of experience atau bidang pengalaman merupakan faktor yang amat penting untuk terjadinya komunikasi. Apabila bidang pengalaman komunikator sama dengan bidang pengalaman komunikan, maka komunikasi akan berlangsung lancar.
Prinsip Komunikasi
Prinsip-prinsip komunikasi seperti halnya fungsi dan definisi komunikasi mempunyai uraian yang beragam sesuai dengan konsep yang dikembangkan oleh masingmasing pakar. Terdapat 12 prinsip komunikasi yang dikatakan sebagai penjabaran lebih jauh dari definisi dan hakekat komunikasi (dalam buku Deddy Mulyana, 2007:91) yaitu:
Komunikasi adalah suatu proses simbolik.
Komunikasi adalah sesuatu yang bersifat dinamis, sirkular dan tidak berakhir pada suatu titik, tetapi terus berkelanjutan.
Setiap perilaku mempunyai potensi komunikasi.
Setiap orang tidak bebas nilai, pada saat orang tersebut tidak bermaksud mengkomunikasikan sesuatu, tetapi dimaknai oleh orang lain maka orang tersebut sudah terlibat dalam proses berkomunikasi. Gerak tubuh, ekspresi wajah (komunikasi non verbal) seseorang dapat dimaknai oleh orang lain menjadi suatu stimulus.
Komunikasi punya dimensi isi dan hubungan.
Setiap pesan komunikasi mempunyai dimensi isi dimana dari dimensi isi tersebut kita bisa memprediksi dimensi hubungan yang ada diantara pihak-pihak yang melakukan proses komunikasi.
Komunikasi itu berlangsung dalam berbagai tingkat kesengajaan.
Setiap tindakan komunikasi yang dilakukan oleh seseorang bisa terjadi mulai dari tingkat kesengajaan yang rendah artinya tindakan komunikasi yang tidak direncanakan (apa saja yang akan dikatakan atau apa saja yang akan dilakukan secara rinci dan detail), sampai pada tindakan komunikasi yang betul-betul disengaja (pihak komunikan mengharapkan respon dan berharap tujuannya tercapai).
Komunikasi terjadi dalam konteks ruang dan waktu.
Pesan komunikasi yang dikirimkan oleh pihak komunikan baik secara verbal maupun non-verbal disesuaikan dengan tempat, dimana proses komunikasi itu berlangsung, kepada siapa pesan itu dikirimkan dan kapan komunikasi itu berlangsung.
Komunikasi melibatkan prediksi peserta komunikasi.
Tidak dapat dibayangkan jika orang melakukan tindakan komunikasi di luar norma yang berlaku di masyarakat. Jika kita tersenyum maka kita dapat memprediksi bahwa pihak penerima akan membalas dengan senyuman, jika kita menyapa seseorang maka orang tersebut akan membalas sapaan kita. Prediksi seperti itu akan membuat seseorang menjadi tenang dalam melakukan proses komunikasi.
Komunikasi itu bersifat sistemik.
Dalam diri setiap orang mengandung sisi internal yang dipengaruhi oleh latar belakang budaya, nilai, adat, pengalaman dan pendidikan. Bagaimana seseorang berkomunikasi dipengaruhi oleh beberapa hal internal tersebut. Sisi internal seperti lingkungan keluarga dan lingkungan dimana dia bersosialisasi mempengaruhi bagaimana dia melakukan tindakan komunikasi.
Semakin mirip latar belakang sosial budaya semakin efektiflah komunikasi.
Jika dua orang melakukan komunikasi berasal dari suku yang sama, pendidikan yang sama, maka ada kecenderungan dua pihak tersebut mempunyai bahan yang sama untuk saling dikomunikasikan. Kedua pihak mempunyai makna yang sama terhadap simbolsimbol yang saling dipertukarkan.
Komunikasi bersifat nonsekuensial.
Proses komunikasi bersifat sirkular dalam arti tidak berlangsung satu arah. Melibatkan respon atau tanggapan sebagai bukti bahwa pesan yang dikirimkan itu diterima dan dimengerti.
Komunikasi bersifat prosesual, dinamis dan transaksional.
Konsekuensi dari prinsip bahwa komunikasi adalah sebuah proses adalah komunikasi itu dinamis dan transaksional. Ada proses saling memberi dan menerima informasi diantara pihak-pihak yang melakukan komunikasi.
Komunikasi bersifat irreversible.
Setiap orang yang melakukan proses komunikasi tidak dapat mengontrol sedemikian rupa terhadap efek yang ditimbulkan oleh pesan yang dikirimkan. Komunikasi tidak dapat ditarik kembali.
Komunikasi bukan panasea untuk menyelesaikan berbagai masalah.
Dalam arti bahwa komunikasi bukan satu-satunya obat mujarab yang dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah.
Unsur-unsur Komunikasi
Dari pengertian komunikasi yang telah dikemukakan, maka jelas bahwa komunikasi antarmanusia hanya bisa terjadi, jika ada seseorang yang menyampaikan pesan kepada orang lain dengan tujuan tertentu, artinya komunikasi hanya bisa terjadi kalau didukung oleh adanya sumber, pesan, media, penerima dan efek. Unsur-unsur ini bisa juga disebut komponen atau elemen komunikasi.
Sifat komunikasi
Komunikasi verbal
Komunikasi lisan
Komunikasi tulisan
Komunikasi non verbal
Komunikasi kial (gesture)
Komunikasi gambar
Komunikasi tatap muka
Komunikasi bermedia
Tatanan Komunikasi
Yang dimaksud dengan tatanan komunikasi adalah proses komunikasi ditinjau dari jumlah komunikan, apakah satu orang, sekelompok orang, atau sejumlah orang yang bertempat tinggal secara tersebar. Berdasarkan situasi komunikan seperti itu, maka diklasifikasikan menjadi bentuk-bentuk sebagai berikut :
Komunikasi Pribadi (Personal Communication)
Komunikasi intrapribadi
Komunikasi antarpribadi
Komunikasi transendental (komunikasi dengan Tuhan)
Komunikasi Kelompok (Group Communication)
Komunikasi kelompok kecil
Komunikasi kelompok besar
Komunikasi Massa (Mass Communication)
Komunikasi media massa cetak/pers
Komunikasi media massa elektronik.
Komunikasi Bermedia (Medio Communication)
Tujuan Komunikasi
Mengubah sikap (to change the attitude)
Mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion)
Mengubah perilaku (to change the behavior)
Mengubah masyarakat(to change the society).
KOMUNIKASI ANTARA GURU DENGAN ANAK DI PAUD
Komunikasi yang terjalin antara guru dengan anak disekolah sangat berbeda dengan cara komunikasi dengan orang biasa, berkomunikasi dengan anak usia dini adalah termasuk kegiatan yang unik bagaimana kita memahami bahasa anak sesuai perkembangannya dan teknik berkomunikasi dengan anak itu sendiri.
Sifat komunikasi dengan anak
Komunikasi yang terjalin dalam sistem pengajaran di PAUD adalah komunikasi yang bersifat verbal, baik itu komunikasi lisan maupun tulisan dan jugakomunikasi non verbal, seperti komunikasi kial (gesture) dan komunikasi gambar. Guru memberikan materi pembelajaran lewat tulisan dan kemudian mereka akan menjelaskannya secara lisan agar anak lebih memahami materi pelajaran yang disampaikan. Pemanfaatan gambar-gambar yang mendukung dapat memudahkan anak dalam memahami materi pembelajaran yang diberikan. Ditambah dengan gerakan tubuh ataupun ekspresi wajahyang dapat digunakan sebagai contoh semakin membuat anak cepat tanggap dalam menerima materi.
Proses komunikasi yang terjadi di antara anak didik dan guru di PAUD berlangsung dengan komunikasi tatap muka. Komunikasi ini memudahkan para guru untuk melihat umpan balik yang diberikan oleh anak terhadap pesan yang disampaikan, apakah umpan balik yang positif ataupun negatif.
Tatanan komunikasi dengan anak
Sebagian besar kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh manusia berlangsung dalam situasi atau tingkatan komunikasi antarpribadi. Tingkatan komunikasi antarpribadi dapat ditemui dalam konteks kehidupan dua orang, keluarga, kelompok maupun organisasi (Cahyana, 1996: 195). Komunikasi antarpribadi mempunyai banyak manfaat. Melalui komunikasi antarpribadi seorang individu dapat mengenal diri sendiri dan orang lain, menjalin hubungan yang lebih bermakna serta dapat mengubah nilai-nilai dan sikap hidup orang lain. dibandingkan dengan bentuk-bentuk komunikasi lainnya, komunikasi antarpribadi dinilai paling ampuh dalam hal mengubah sikap, kepercayaan, opini dan perilaku komunikan. Alasannya karena komunikasi antarpribadi umumnya berlangsung secara tatap muka (face to face), oleh karena itu maka terjadilah kontak pribadi.
Komunikasi antarpribadi bersifat dialogis. Artinya, arus balik terjadi langsung. Komunikator dapat mengetahui tanggapan komunikan saat itu juga. Komunikator mengetahui secara pasti apakah komunikasinya positif, negatif, berhasil atau tidak. Jika tidak berhasil maka komunikator dapat memberi kesempatan kepada komunikan untuk bertanya seluasluasnya (Wiryanto, 2004:36).
Komunikasi antarpribadi merupakan komunikasi utama yang dipakai oleh para pengajar di PAUD. Jenis komunikasi ini digunakan dalam menyampaikan materi pelajaran kepada anak dan juga dalam menciptakan hubungan yang dekat dengan anak. Selain itu komunikasi antarpribadi juga sering diterapkan dalam kegiatan bermain pada saat jam istirahat. Komunikasi antarpribadi diterapkan oleh setiap guru untuk membuat anak didiknya merasa nyaman dalam berkomunikasi dengan guru maupun dengan teman-temannya. Bila ada yang aneh dengan sikap atau wajah dari anak didiknya maka guru akan bertanya kepada anak tersebut secara pribadi. Dari komunikasi antarpribadi ini guru-guru di PAUD dapat mengetahui apa yang sedang dirasakan oleh anak dan guru juga dapat mengetahui apa yang menjadi kebutuhan anak tersebut, karena biasanya seorang anak yang masih dalam rentangan masa usia dini akan lebih terbuka bila diajak berbicara secara pribadi.
Pustaka:
Syafitri, Irna. 2012. Pola Strategi Komunikasi Antarpribadi Guru dan Keterampilan Sosial Anak Usia Dini (Studi Deskriptif tentang Pola Strategi Komunikasi Antarpribadi Guru dan Keterampilan Sosial Anak Usia Dini di TK Sabila Amanda Medan). Jurnal Universitas Sumatra Utara 2012. http://repository.usu.ac.id/handle/123456789/31858. Unduh 2 November 2013 pukul 13.34.
PEMBAHASAN II
AWAL MULAI PROSES KOMUNIKASI DARI ORANG TUA DAN ANAK DI KELUARGA
Orang-orang terdekat dapat membantu orang tua dan anak-anak untuk menyelesaikan ke layanan dengan memulai, mempromosikan dan mempertahankan komunikasi timbal balik yang berkelanjutan. Komunikasi tersebut memungkinkan menyeluruh yag dapat membantu perkembangan anak secara maksimal. Hal ini menghasilkan kesinambungan nilai-nilai positif antara keluarga dan layanan pendidikan di masa kanak-kanak ( NCAC, 2001; Workman&Gage, 1997). Ketika informasi diberikan, keluarga mengembangkan apresiasi yang lebih komprehensif tentang apa yang merupakan kebutuhan informasi yang anak butuhkan, dan orang-orang di sekitarnya lebih mampu menghargai tentang kepentingan dan nilai-nilai keluarga yang telah ditanamkan. Akibatnya, pengembangan program dan evaluasi dalam berkomunikasi dengan anak akan meningkatkan kualitas perkembangan dari anak tersebut (Epstein & Sanders, 1998).
Semua orang tua memiliki impian dan aspirasi untuk anak-anak mereka, dan pelayanan anak usia dini dapat memainkan peran kunci dalam masa depan masing-masing anak . Hal ini untuk alasan ini bahwa orang tua harus didorong untuk berbicara secara terbuka dan komprehensif tentang perkembangan dan belajar tentang anak-anak mereka, dan memahami tujuan dan isi pengalaman perkembangan dan pendidikan (Elliott, 2003).
Ada lima tahap berurutan komunikasi untuk mencapai pemahaman timbal balik dan keterlibatan antara orang tua dan anak (Elliott, 2003).
Komunikasi tentang kebutuhan fisiologis dan keamanan
Komunikasi tentang rasa memiliki
Komunikasi tentang harga diri
Komunikasi tentang mengetahui dan memahami
Komunikasi berdasarkan aktualisasi diri mempromosikan keterlibatan timbal balik
Tahap ini sesuai dengan Maslow (1968 ) hirarki kebutuhan, yang menjelaskan bagaimana manusia memiliki tingkat diidentifikasi kebutuhan yang harus dipenuhi untuk keseluruhan kesejahteraan dan pengembangan 'diri' mereka. Kebutuhan ini dimulai dengan:
kebutuhan fisiologis ( makanan, air, pakaian )
keselamatan dan keamanan
kasih sayang
rasa memiliki
aktualisasi diri ( Maslow, 1968) .
Pustaka:
Elliot, Roslyn. 2005. Engaging families: Building strong communication. Canberra: Goanna. http://www.earlychildhoodaustralia.org.au/shop/details.cfm?prodid=333. Unduh 2 November 2013 pukul 14.09.
1 " Yhana.IKIP PGRI SMG