POTRET PERGESERAN MAKNA BUDAYA MA’NENE DI KECAMATAN BARUPPU KABUPATEN KABUPATEN TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SULAWESI SELATAN SELATAN Yusri Yusri aldiano, Mardianto Barumbun Abstract
Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui pergeseran makna yang terjadi pada budaya Ma’nene masyarakat Baruppu. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan etnografi, peneliti berusaha mencari makna yang ada di balik simbol- simbol yang digunakan dalam upacara Ma’nene. Sampel sumber data dipilih secara purposie dan bersifat sno!ball sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu obserasi, !a!ancara dan dokumentasi. "nalisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki lapa ngan, selama di lapangan dan setelah selesai di lapangan. Pergeseran makna yang terjadi dalam ritual ini disebabkan karena pola pikir masyarakat setempat yang menganggap bah!a penyelenggaraan upacara adat ini hanya sekedar meneruskan budaya leluhur tanpa melihat kemurnian akan tujuan a!al upacara adat itu diselenggarakan yakni sebagai !ujud penghormatan dan kepedulian kepada leluhur. #al tersebut terlihat terlihat dari penambahan atau pun pengurangan simbol-simbol yang terdapat dalam ritual Ma’nene. $asionalitas, faktor ekonomi, dan budaya instan merupakan faktor penyebab pergeseran pola pikir masyarakat Baruppu.
Kajia Atr!"!#!$is S%&% T!raja' S(b%a) Ma&a#a) BAB I PENDA*ULUAN
+,+
Latar b(#a&a$
Teluk Teluk Tonkin, Tonkin, terletak antara %ietnam %ietnam utara dan &ina selatan, dipercaya sebagai tempat asal suku Toraja. Telah terjadi akulturasi panjang antara ras Melayu di Sula!esi dengan imigran &ina. "!alnya, "!alnya, imigran tersebut tinggal di !ilayah pantai Sula!esi, namun akhirnya pindah ke dataran tinggi. Sejak abad ke-'(, Belanda mulai menancapkan kekuasaan perdagangan dan politik di Sula!esi melalui Vereenigde Vereenigde Oost-Indische Compagnie )%*&+. Compagnie )%*&+. Selama dua abad, mereka mengacuhkan !ilayah dataran tinggi Sula!esi tengah )tempat suku Toraja tinggal+ karena sulit dicapai dan hanya memiliki sedikit lahan yang produktif. Pada akhir abad ke-', Belanda mulai kha!atir terhadap pesatnya penyebaran slam di Sula!esi selatan, terutama di antara suku Makassar dan Bugis. Belanda melihat suku Toraja yang menganut animisme sebagai target yang potensial untuk dikristenkan. Pada Pada tahu tahun n '/'/-an an,, misi misi penye penyebar baran an agam agamaa 0ris 0riste ten n mula mulaii dija dijala lanka nkan n denga dengan n bant bantua uan n pemerintah kolonial Belanda. Selain menyebarkan agama, Belanda juga menghapuskan perbudakan dan menerapkan pajak daerah. Sebuah garis digambarkan di sekitar !ilayah Sa1dan dan disebut Tana Toraja. Tana Toraja a!alnya merupakan subdiisi dari kerajaan 2u!u yang mengkl mengklaim aim !ilaya !ilayah h terseb tersebut. ut. Pada tahun tahun '34, '34, Beland Belandaa member memberika ikan n Tana ana Toraja oraja status status regentschap, dan ndonesia mengakuinya sebagai suatu kabupaten pada tahun '5(. Mision Misionari ariss Belanda Belanda yang yang baru baru datang datang mendapa mendapatt perla! perla!ana anan n kuat dari dari suku suku Toraja oraja karena karena penghapusan jalur perdagangan yang menguntungkan Toraja. Toraja. Beberapa orang Toraja Toraja telah dipind dipindahk ahkan an ke datara dataran n rendah rendah secara secara paksa paksa oleh oleh Belanda Belanda agar agar lebih lebih mudah mudah diatur diatur.. Pajak Pajak ditetapkan pada tingkat yang tinggi, dengan tujuan untuk menggerogoti kekayaan para elit masyarakat. Meskipun demikian, usaha-usaha Belanda tersebut tidak merusak budaya Toraja, dan hanya sedikit orang Toraja Toraja yang saat itu menjadi 0risten. Pada tahun '5/, hanya '/6 orang Toraja yang berubah agama menjadi 0risten. Penduduk Muslim di dataran rendah menyerang Toraja pada tahun '7/-an. "kibatnya, banyak orang Toraja yang ingin beraliansi dengan Belanda berpindah ke agama 0risten untuk mendapatkan perlindungan politik, dan agar dapat membentuk gerakan perla!anan terhadap orang-orang Bugis dan Makassar yang beragama slam. "ntara tahun '5' dan '45 setelah kemerdekaan ndonesia, ndonesia, Sula!esi Selatan Selatan mengalami mengalami kekacauan kekacauan akibat pemberontakan pemberontakan yang dilancarkan dilancarkan 8arul slam, yang bertujuan untuk mendirikan sebuah negara slam di Sula!esi. Perang gerilya gerilya yang berlangsung berlangsung selama selama '5 tahun tersebut tersebut turut menyebabkan menyebabkan semakin banyak oran orang g Toraja raja berp berpin inda dah h ke agam agamaa 0ris 0riste ten. n. Pada Pada tahu tahun n '45 '45,, sebu sebuah ah dekr dekret et pres presid iden en mengharuskan seluruh penduduk ndonesia untuk menganut salah satu dari lima agama yang diakui9 slam, 0risten Protestan, 0atolik, #indu dan Buddha. 0epercayaan asli Toraja )aluk+ tidak tidak diakui diakui secara secara hukum, hukum, dan suku suku Toraja oraja berupay berupayaa menenta menentang ng dekret dekret terseb tersebut. ut. :ntuk :ntuk membuat aluk sesuai dengan hukum, ia harus diterima sebagai bagian dari salah satu agama resmi. Pada tahun '4, "luk To 8olo 8olo dilegalkan sebagai bagian dari "gama #indu 8harma.
Sebelum abad ke-/, suku Toraja tinggal di desa-desa otonom. Mereka masih menganut animisme dan belum tersentuh oleh dunia luar. Pada a!al tahun '//-an, misionaris Belanda datang dan menyebarkan agama 0risten. Setelah semakin terbuka kepada dunia luar pada tahun '(/-an, kabupaten Tana Toraja menjadi lambang pari!isata ndonesia. Tana Toraja dimanfaatkan oleh pengembang pari!isata dan dipelajari oleh antropolog. Masyarakat Toraja sejak tahun '/-an mengalami transformasi budaya, dari masyarakat berkepercayaan tradisional dan agraris, menjadi masyarakat yang mayoritas beragama 0risten dan mengandalkan sektor pari!isata yang terus meningkat. +,- P(r%.%sa .asa#a) 1.
Bagaimana sistem kebudayaan masyarakat suku Toraja pada umumnya sehingga memberikan identitas budaya bangsa ndonesia yang kokoh;
2.
Bagaimana Sistem-sistem kebudayaann suku Toraja terbentuk sehingga menjadi suku bangsa yang merupakan bagian dari kemajemukan bangsa ndonesia;
3.
Bagiamana Sistem mata pencaharian hidup,ilmu pengetahuan,kesenian dan bahasa suku toraja itu terbentuk;
4.
5.
Bagaimana Sistem kepercayaan suku Toraja dan apasaja pengaruhnya terhadap adat istiadan serta kebudayaan disana;
+,/
T%j%a P((#itia
"dapun tujuan yang hendak dicapai oleh penulis dalam penelitian adalah9 1.
Mengetahui sistem kebudayaan masyarakat suku Toraja secara lebih luas sehingga memberikan suatu pemahaman terhadap kebudayaannya.
2.
Menjelaskan tentang kehidupan masyarakat suku Toraja yang mencakup pada sistem mata pencahariannya, ilmu pengetahuannya, serta kesenian dan bahasa suku toraja itu terbentuk. 8engan baik.
3.
Menjelaskan secara detail alasan dan korelasi suku Toraja membentuk suatu adat hukum !aris, dengan sistem kekerabatan.
4.
Memaparkan kaitannya sistem kepercayaan suku Toraja dengan pengaruh adat istiadat setempat;
5.
Mendeskripsikan suatu sistem kebudayaan suku Toraja secara keseluruhan sehingga menjadi salah satu suku yang majemuk dan menjadi salah satu bagian dari negara $epublik ndonesia.
+,0
Ma1aat P((#itia
"dapun manfaat yang dapat diambil dalam penulisan 0arya lmiah adalah9 1.
Penulis dapat memperluas tentang studi masyarakat ndonesia terutama dalam mempelajari sistem sosio-"ntropologi suku Toraja pada umumnya.
+,2
2.
Penulis dapat mengetahui kebudayaan serta adat istiadat suku Toraja yang mana merupakan bagian dari negara kesatuan $epublik ndonesia.
3.
Penulis dapat memberikan suatu kajian yang sangat menarik untuk diteliti,dan sebagai studi banding dalam mengaitkan antara suatu sistem tradisional yang berlaku di suku Toraja dengan masyarakat modern pada saat ini
M(t!3( P((#itia
Metode ini menggunakan penelitian historis. Metode ini dilakukan untuk suatu proses menguji dan menganalisa secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau terutama metode #eurestik yaitu suatu kegiatan untuk mencari, menemukan, dan mengumpulkan data serta fakta, pada tahapan ini penulis mengumpulkan beberapa sumber dan data yang relean dengan permasalahan yang dikaji,dalam proses ini penulis mencari, sumber-sumber dengan penulis mendatangi berbagai Perpustakaan dan media internet. +,4 T(&i& P((#itia
Makalah yang berjudul =Suku Toraja di Sula!esi selatan serta pengaruh kebudayaan asli terhadap suatu sistem kemasyrakatannya yang bernilai luhur sampai saat ini=. Teknik yang digunakan yaitu teknik Studi 2iteratur yang dilakukan dengan membaca, Mengkaji, berbagai buku yang relean dengan tema yang ditulis sehingga dapat membantu penulis menyelesaikannya. +,5 Sist(.ati&a P(%#isa
Penulisan Makalah penelitian yang diajukan tersebut pada dasarnya memuat sebagai berikut9 1.
>udul Penelitian
2.
2atar Belakang Masalah Penelitian
3.
$umusan dan Pembatasan Masalah
4.
Tujuan Penelitian
5.
Penjelasan >udul
6.
0ajian Pustaka
7.
Metode dan Teknik Penelitian
8.
Sistematika Penelitian.
Monolitikum di Toraja, foto diambil sekitar tahun '75. )sumber foto+
BAB II PEMBA*ASAN -,+ I3(titas &("riba3ia 3iri s%&% T!raja S%#a6(si s(#ata
Suku Toraja adalah suku yang menetap di pegunungan bagian utara Sula!esi Selatan, ndonesia. Populasinya diperkirakan sekitar ' juta ji!a, dengan 5//./// di antaranya masih tinggal di 0abupaten Tana Toraja, 0abupaten Toraja :tara, dan 0abupaten Mamasa. Mayoritas suku Toraja memeluk agama 0risten, sementara sebagian menganut slam dan kepercayaan animisme yang dikenal sebagai "luk To 8olo. Pemerintah ndonesia telah mengakui kepercayaan ini sebagai bagian dari "gama #indu 8harma. 0ata toraja berasal dari bahasa Bugis, to riaja, yang berarti ?orang yang berdiam di negeri atas?. Pemerintah kolonial Belanda menamai suku ini Toraja pada tahun '/. Suku Toraja terkenal akan ritual pemakaman, rumah adat tongkonan dan ukiran kayunya. $itual pemakaman Toraja merupakan peristi!a sosial yang penting, biasanya dihadiri oleh ratusan orang dan berlangsung selama beberapa hari. Secara sadar atau tidak sadar, masyarakat toraja hidup dan tumbuh dalam sebuah tatanan masyarakat yang menganut filosofi tau.
)memiliki nilai-nilai luhur, agamis, bijaksana+ 0eempat pilar di atas tidak dapat di tafsirkan secara bebas karena memiliki makna yang lebih dalam daripada pemahaman kata secara bebas. Seorang toraja menjadi manusia yang sesungguhnya ketika dia telah memiliki dan hidup sebagai Tau. Suku Toraja yang ada sekarang ini bukanlah suku asli, tapi merupakan suku pendatang. Menurut kepercayaan atau mythos yang sampai saat ini masih dipegang teguh, suku Toraja berasal dari khayangan yang turun pada sebuah pulau 2ebukan. 0emudian secara bergelombang dengan menggunakan perahu mereka datang ke Sula!esi bagian Selatan. 8i pulau ini mereka berdiam disekitar danau Tempe dimana mereka mendirikan perkampungan. Perkampungan inilah yang makin lama berkembang menjadi perkampungan Bugis. 8iantara orang-orang yang mendiami perkampungan ini ada seorang yang meninggalkan perkampungan dan pergi ke :tara lalu menetap di gunung 0andora, dan di daerah Anrekang.*rang inilah yang dianggap merupakan nenek moyang suku Toraja.Sistim pemerintahan yang dikenal di Toraja !aktu dulu adalah sistim federasi. 8aerah Toraja dibagi menjadi 5 )lima+ daerah yang terdiri atas Makale, Sangala, $antepao, Mengkendek, Toraja Barat. 8aerah-daerah Makale, Mengkendek, dan Sangala dipimpin masing-masing oleh seorang bangsa!an yang bernama P:"C. 8aerah $antepao dipimpin bangsa!an yang bernama P"$ACA, sedangkan daerah Toraja Barat dipimpin bangsa!an bernama M"180". 8idalam menentukan lapisan sosial yang terdapat didalarn masyarakat ada semacam perbedaan yang sangat menyolok antara daerah yang dipimpin oleh P:"C dengan daerah yg dipimpin oleh P"$ACA dan M"180". Pada daerah yang dipimpin oleh P:"C masyarakat biasa tidak akan dapat menjadi P:"C, sedangkan pada daerah $antepao dan Toraja Barat masyarakat biasa bisa saja mencapai kedudukan P"$AC atau M"180" kalau dia pandai. #al inilah mungkin yang menyebabkan daerah $antepao bisa berkembang lebih cepat dibandingkan perkembangan yang terjadi di Makale. 7S(jara) S%&% T!raja7
Sebelum kata Toraja, digunakan Tondok 2epongan Bulan, To $aja digunakan untuk nama suatu negeri yang sekarang dinamakan Tana Toraja,"rti kata Toraja,itu sendiri ada beberapa pendapat sebagai berikut9 "."driani mengartikan T* $">" adalah orang yang berdiam diatas pegunungan. 0ata Toraja, itu berasal suku bugis sidenreng. "da pendapat juga yang mengatakan To $aja ) bahasa bugis lu!u + karena tana Toraja, terletak di sebelah barat lu!u. Pendapat lain yang mengatakan bah!a Toraja,itu berasal dari seorang raja Tondok 2epongan Bulan yang bernama laki padada yang ke go!a pada akhir abad ke '7. 8alam sejarah Toraja, 2aki padada adalah seorang cucu raja yang pergi mengembara untuk mencari hidup yang abadi kemudian tiba dikerajaan Co!a. Pada mulanya penduduk Toraja, beragama "luk Todolo )"gama 2eluhur+ tetapi pada a!al abad ' pengaruh agama slam mulai masuk terutama pada bagian selatan. 0emudian dengan adanya Pemerintah 0olonial Belanda didaerah tersebut maka agama 0risten masuk kedaerah ini lalu mempengaruhi kebudayaan asli daereh ini pada tahu '/4.
0abupaten Tana Toraja, beribukota Makale, terletak sekitar 7 km disebelah utara kota Makasar dengan batas-batas !ilayah 9 •
Sebelah :tara dengan 0abupaten Mamuju
•
Sebelah Timur dengan 0abupaten 2u!u
•
Sebelah Selatan dengan 0abupaten Anrekang
•
Sebelah Barat dengan 0abupaten Polmas
*rang Toraja, adalah penduduk Sula!esi Tengah, untuk sebagian juga mendiami propinsi Sula!esi Selatan yaitu !ilayah dari kabupaten Tana Toraja, dan Mamasa. Mereka biasanya disebut orang Toraja Sa’dan. Tana Toraja, dikenal oleh dunia bukan saja karena kebudayaan-kebudayaannya yang unik, orisinil dan sarat akan keindahan seni tetapi juga karena keaslian, keasrian dan keindahan alamnya yang selalu dapat memukau hati para !isata!an yang berkunjung -,- Sist(. &(&(rabata ata% &(#%ar$a s%&% T!raja
Masyarakat Toraja terbagi atas keluarga inti, penanggung ja!ab keluarga adalah ayah dan diganti anak laki-laki bila meninggal sedangkan ibu hanya mendidik anak dan menjaga nama baik keluarga. Masyarakat Toraja mengikuti garis keturunan Bilateral. 0eluarga adalah kelompok sosial dan politik utama dalam suku Toraja. Setiap desa adalah suatu keluarga besar. Setiap tongkonan memiliki nama yang dijadikan sebagai nama desa. 0eluarga ikut memelihara persatuan desa. Pernikahan dengan sepupu jauh )sepupu keempat dan seterusnya+ adalah praktek umum yang memperkuat hubungan kekerabatan.Suku Toraja melarang pernikahan dengan sepupu dekat )sampai dengan sepupu ketiga+ kecuali untuk bangsa!an, untuk mencegah penyebaran harta. #ubungan kekerabatan berlangsung secara timbal balik, dalam artian bah!a keluarga besar saling menolong dalam pertanian, berbagi dalam ritual kerbau, dan saling membayarkan hutang. Setiap orang menjadi anggota dari keluarga ibu dan ayahnya. "nak, dengan demikian, me!arisi berbagai hal dari ibu dan ayahnya, termasuk tanah dan bahkan utang keluarga. ama anak diberikan atas dasar kekerabatan, dan biasanya dipilih berdasarkan nama kerabat yang telah meninggal. ama bibi, paman dan sepupu yang biasanya disebut atas nama ibu, ayah dan saudara kandung. Sebelum adanya pemerintahan resmi oleh pemerintah kabupaten Tana Toraja, masing-masing desa melakukan pemerintahannya sendiri. 8alam situasi tertentu, ketika satu keluarga Toraja tidak bisa menangani masalah mereka sendiri, beberapa desabiasanya membentuk kelompokD kadang-kadang, bebrapa desa akan bersatu mela!an desa-desa lain #ubungan antara keluarga diungkapkan melalui darah, perka!inan, dan berbagi rumah leluhur )tongkonan+, secara praktis ditandai oleh pertukaran kerbau dan babi dalam ritual. C!t!)8
Pertukaran tersebut tidak hanya membangun hubungan politik dan budaya antar keluarga tetapi juga menempatkan masing-masing orang dalam hierarki sosial9 siapa yang menuangkan tuak, siapa yang membungkus mayat dan menyiapkan persembahan, tempat setiap orang boleh atau tidak boleh duduk, piring apa yang harus digunakan atau dihindari, dan bahkan potongan daging yang diperbolehkan untuk masing-masing orang. #ukum !aris Toraja. *rang di Suku Toraja akan melakukan adopsi,!alaupun mereka sudah mempunyai anak. #al itu dikarenakan di Suku Toraja mempunyai keyakinan bah!a semakin banyak anak akan semakin banyak pula Toding )0erbau+ yang akan ikut di kubur saat orang tua angkatnya meningga l dunia. Sistem #ukum !aris adat yang berlaku di ndonesia sangat beragam, antara daerah yang satu dengan daerah yang lain, juga menganut sistem ke!arisan yang berbeda. #al itu mempengaruhi kedudukan anak angkat dalam kekerabatan orang tua kandung dan orang tua angkat serta bagaimana pe!arisannya dan juga mengenai penyelesaian hukum bila hak anak angkat tersebut tidak terpenuhi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui mengenai hal tersebut. Metode penelitian yang digunakan yaitu yuridis-normatif, yaitu yang berusaha untuk mengabstraksikan tingkah laku tetang kedudukan anak angkat dalam hokum !aris adat disamping untuk menemukan peraturan-peraturan yang telah ada sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat. Metode penarikan sampel menggunakan purposie random sampling, dimana anggota populasi tidak diberi kesempatan untuk dipilih menjadi sampel, disamping itu untuk mendukung data-data tersebut dilakukan !a!ancara secara bebas terpimpin terhadap para tokoh masyarakat. #asil penelitian menunjukkan pengangkatan anak dilakukan terhadap anak yang masih kecil )dianak bitti+, anak yang sudah besar dan terhadap orang de!asa, baik laki-laki maupun perempuan, yang diambiil dari kalangan keluarga atau bukan dari kalangan keluarga. Proses pengangkatan anak dilaksanakan secara terang dan tunai. #ubungan kekerabatan anak yang diangkat dengan orang tua kandungnya tidak terputus. Bila terjadi sengketa !arisan, maka sering diselesaikan melalui lembaga adat yang berupa tongkonan. 0ata 0unci 9 0edudukan "nak "ngkat, ahli !aris,hokum !aris adat suku Toraja. -,/ K(#as s!sia# b%3a9a .as9ara&at s%&% T!raja
8alam masyarakat Toraja a!al, hubungan keluarga bertalian dekat dengan kelas sosial. "da tiga tingkatan kelas sosial9 bangsa!an, orang biasa, dan budak )perbudakan dihapuskan pada tahun '/ oleh pemerintah #india Belanda+. 0elas sosial diturunkan melalui ibu. Tidak diperbolehkan untuk menikahi perempuan dari kelas yang lebih rendah tetapi diiEinkan untuk menikahi perempuan dari kelas yang lebih tingi, ini bertujuan untuk meningkatkan status pada keturunan berikutnya. Sikap merendahkan dari Bangsa!an terhadap rakyat jelata masih dipertahankan hingga saat ini karena alasan martabat keluarga. 0aum bangsa!an, yang dipercaya sebagai keturunan dari surga, tinggal di tongkonan, sementara rakyat jelata tinggal di rumah yang lebih sederhana )pondok bambu yang disebut banua+. Budak tinggal di gubuk kecil yang dibangun di dekat tongkonan milik tuan mereka. $akyat jelata boleh menikahi siapa saja tetapi para bangsa!an biasanya melakukan pernikahan dalam keluarga untuk menjaga kemurnian status mereka. $akyat biasa dan budak dilarang mengadakan perayaan
kematian. Meskipun didasarkan pada kekerabatan dan status keturunan, ada juga beberapa gerak sosial yang dapat memengaruhi status seseorang, seperti pernikahan atau perubahan jumlah kekayaan. 0ekayaan dihitung berdasarkan jumlah kerbau yang dimiliki. Budak dalam masyarakat Toraja merupakan properti milik keluarga. 0adang-kadang orang Toraja menjadi budak karena terjerat utang dan membayarnya dengan cara menjadi budak. Budak bisa diba!a saat perang, dan perdagangan budak umum dilakukan. Budak bisa membeli kebebasan mereka, tetapi anak-anak mereka tetap me!arisi status budak. Budak tidak diperbolehkan memakai perunggu atau emas, makan dari piring yang sama dengan tuan mereka, atau berhubungan seksual dengan perempuan merdeka. #ukuman bagi pelanggaran tersebut yaitu hukuman mati.
Cereja Toraja Mamasa di Sula!esi Selatan, bangunan gereja dalam foto berbentuk rumah adat Toraja, foto diambil sekitar tahun '7/. )sumber foto+ -,0 Sist(. R(#i$i 3a &("(rca9aa' a3at istia3at' s%&% T!raja
Sistem kepercayaan tradisional suku Toraja adalah kepercayaan animisme politeistik yang disebut aluk, atau ?jalan? )kadang diterjemahkan sebagai ?hukum?+. 8alam mitos Toraja, leluhur orang Toraja datang dari surga dengan menggunakan tangga yang kemudian digunakan oleh suku Toraja sebagai cara berhubungan dengan Puang Matua, de!a pencipta. "lam semesta, menurut aluk, dibagi menjadi dunia atas )Surga+ dunia manusia )bumi+, dan dunia ba!ah. Pada a!alnya, surga dan bumi menikah dan menghasilkan kegelapan, pemisah, dan kemudian muncul cahaya. #e!an tinggal di dunia ba!ah yang dilambangkan dengan tempat berbentuk persegi panjang yang dibatasi oleh empat pilar, bumi adalah tempat bagi umat manusia, dan surga terletak di atas, ditutupi dengan atap berbetuk pelana. 8e!a-de!a Toraja lainnya adalah Pong Banggai di $ante )de!a bumi+, ndo1 *ngon-*ngon )de!i gempa bumi+, Pong 2alondong )de!a kematian+, ndo1 Belo Tumbang )de!i pengobatan+, dan lainnya. 0ekuasaan di bumi yang kata-kata dan tindakannya harus dipegang baik dalam kehidupan pertanian maupun dalam upacara pemakaman, disebut to minaa )seorang pendeta aluk+. "luk bukan hanya sistem kepercayaan, tetapi juga merupakan gabungan dari hukum, agama, dan
kebiasaaan. "luk mengatur kehidupan bermasyarakat, praktik pertanian, dan ritual keagamaan. Tata cara "luk bisa berbeda antara satu desa dengan desa lainnya. Satu hukum yang umum adalah peraturan bah!a ritual kematian dan kehidupan harus dipisahkan. Suku Toraja percaya bah!a ritual kematian akan menghancurkan jenaEah jika pelaksanaannya digabung dengan ritual kehidupan. 0edua ritual tersebut sama pentingnya. 0etika ada para misionaris dari Belanda, orang 0risten Toraja tidak diperbolehkan menghadiri atau menjalankan ritual kehidupan, tetapi diiEinkan melakukan ritual kematian. "kibatnya, ritual kematian masih sering dilakukan hingga saat ini, tetapi ritual kehidupan sudah mulai jarang dilaksanakan. 8i Tana Toraja dikenal pembagian kasta seperti yang terdapat didalam agama #indu-Bali. Maka mungkin karena itulah sebabnya kepercayaan asli suku Toraja yaitu "2:0T" ditetapkan pemerintah menjadi salah satu sekte dalam agama #indu Bali. 0asta atau kelas ini dibagi menjadi 3 )empat+ 1.
0asta Tana1 Bulaan
2.
0asta Tana1 Bassi
3.
0asta Tana1 0arurung
4.
0asta Tana1 0ua-kua
7A3at Istia3at7
Toraja sangat dikenal dengan upacara adatnya. 8idalam menjalankan upacara dikenal )dua+ macam pembagian yaitu :pacara kedukaan disebut Ra.b% S!#!: . :pacara ini meliputi ( )tujuh+ tahapan,yaitu a. $apasan b. Barata 0endek c. Todi Balang d. Todi $ondon. e. Todi Sangoloi f. 8i Silli1 g. Todi Tanaan. :pacara kegembiraan disebut Ra.b% T%&a: . :pacara ini juga meliputi ( )tujuh+ tahapan, yaitu a. Tananan Bua’ b. Tokonan Tedong c. Batemanurun d. Surasan Tallang e. $emesan Para f. Tangkean Suru g. 0apuran Pangugan
0arena mayoritas penduduk suku Toraja masih memegang teguh kepercayaan nenek moyangnya )4/ 6+ maka adat istiadat yang ada sejak dulu tetap dijalankan sekarang. #al ini terutama pada adat yang berpokok pangkal dari upacara adat $ambu Tuka’ dan $ambu Solok. 8ua pokok inilah yang merangkaikan upacara-upacara adat yang masih dilakukan dan cukup terkenal. :pacara adat itu meliputi persiapan penguburan jenaEah yang biasanya diikuti dengan adu ayam, adu kerbau, penyembelihan kerbau dan penyembelihan babi dengan jumlah besar. :pacara ini termasuk dalam $ambu Solok, dimana jenaEah yang mau dikubur sudah di simpan lama dan nantinya akan dikuburkan di gunung batu. "kan hal tempat kuburan ini, suku Toraja mempunyai tempat yang khusus., 0ebiasaan mengubur mayat di batu sampai kini tetap dilakukan meskipun sudah banyak yang beragama 0atholik, 0risten. #anya yang sudah beragama slam mengubur mayatnya dalam tanah sebagaimana laEimnya. Seluruh upacara dalam rangkaian penguburan mayat ini memerlukan biaya yang besar. tu ditanggung oleh yang bersangkutan disamping sumbangan-sumbangan. Besar kecilnya upacara mencerminkan tingkat kekayaan suatu keluarga. 0riterianya diukur dari jumlah babi dan kerbau yang dipotong disamping lamanya upacara. :ntuk kaum bangsa!an upacara itu sampai sebulan dan he!an yang dipotong mencapai ratusan. Belum lagi biaya )lainnya+ yang banyak, sekalipun dirasakan berat tetapi lambat laun dari masalah ada t telah berubah menjadi masalah martabat. -,2 S(i Ba$%a' %&ir' 3a Ora.(;)iasa s%&% T!raja
Seperti halnya rumah adat suku-suku lain di ndonesia yang umumnya dibedakan karena bentuk atapnya, rumah adat Toraja inipun mempunyai bentuk atap yang khas. Memang mirip dengan rumah adat suku Batak, tetapi meskipun begitu rumah adat suku Toraja tetap memiliki ciri-ciri tersendiri. 1.
Pada mulanya rumah yang didirikan masih berupa senacam pondok yang diberi nama lantang tolumio. ni masih berupa atap yang disangga dangan dua tiang F dinding tebing
2.
Bentuk kedua dinamakan Pandoko 8ena. Bentuk ini biasa disebut pondok pipit karena letak-nya yang diatas pohon. Pada prinsipnya rumah ini dibuat atas 3 pohon yang berdekatan dan berfungsi sebagai tiang. #al pemindahan tempat ini mungkin disebabkan adanya gangguan binatang buas
3.
Perkembangan ketiga ialah ditandai dengan mulainya pemakaian tiang buatan. Bentuk ini memakai tiang yang berupa pohon hidup dan ' tiang buatan. Mungkin ini disebabkan oleh sukarnya mencari 3 buah pohon yang berdekatan. Bentuk ini disebut $e1neba 2ongtongapa
4.
Berikutnya adalah rumah panggung yang seluruhnya mempergunakan tiang buatan. 8iba!ahnya sering digunakan untuk menyimpan padi )paliku+, ini bentuk pertama terjadinya lumbung.
5.
Perkembangan keG5 masih berupa rumah pangHung sederhana tetapi dengan tiang yang lain untuk keamanan he!an yang dikandangkan dikolong rumah itu.tiang-tiang dibuat sedemikian ru pa sehingga cukup aman. Biasanya tiang itu tidak dipasang dalam posisi ertikal tetapi merupakan susunan batang yang disusun secara horisontal
6.
2ama sesudah itu terjadi perobahan yang agak banyak. Perubahan itu sudah meliputi atap, fungsi ruang dan bahan. 8alam periode ini tiang-tiang kembali dipasang ertikal tetapi dengan jumlah yang tertentu. "tap mulai memakai bambu dan bentuknya mulai bereIpansi ke depan )menjorok+. Tetapi garis teratas dari atap masih datar. 8inding yang dibuat dari papan mulai diukir begitu juga tiang penyangga. Bentuk ini dikenal dengan nama Banua Mellao 2angi,
7.
Berikutnya adalah rumah adat yang dinamakan Banua Bilolong Tedon )Cambar (+. Perkembangan ini terdapat pada 2antai yang mengalami perobahan sesuai fungsinya Pada periode ini hanya terjadi perkembangan pada lantai dan tangga yang berada di bagian depan.
8.
Pada periode ini letak tangga pindah ke ba!ah serta perubahan permainan lantai
9.
Berikutnya adalah perobahan lantai yang menjadi datar dan ruang hanya dibagi dua.
Setelah periode ini perkembangan selanjutnya tidak lagi berdasarkan adat, tetapi lebih banyakkarena persoalan kebutuhan akan ruang dan konstruksi. Begitu juga dalam penggunaan materi mulai dipakainya bahan produk mutakhir, seperti seng, sirap, paku, dan sebagainya. >adi dapat disimpulkan bah!a perkembangan yang terakhir merupakan puncak perkembangan dari rumah adat Toraja. a, S(i Ba$%a S%&% T!raja Tongkonan adalah rumah tradisional Toraja yang berdiri di atas tumpukan kayu dan dihiasi dengan ukiran ber!arna merah, hitam, dan kuning. 0ata ?tongkonan? berasal dari bahasa Toraja tongkon )?duduk?+.
Tongkonan merupakan pusat kehidupan sosial suku Toraja. $itual yang berhubungan dengan tongkonan sangatlah penting dalam kehidupan spiritual suku Toraja oleh karena itu semua anggota keluarga diharuskan ikut serta karena Tongkonan melambangan hubungan mereka dengan leluhur mereka. Menurut cerita rakyat Toraja, tongkonan pertama dibangun di surga dengan empat tiang. 0etika leluhur suku Toraja turun ke bumi, dia meniru rumah tersebut dan menggelar upacara yang besar. b, S(i U&ir s%&% T!raja Pembangunan tongkonan adalah pekerjaan yang melelahkan dan biasanya dilakukan dengan bantuan keluarga besar. "da tiga jenis tongkonan. Tongkonan layuk adalah tempat kekuasaan tertinggi, yang digunakan sebagai pusat ?pemerintahan?. Tongkonan pekamberan adalah milik anggota keluarga yang memiliki !e!enang tertentu dalam adat dan tradisi lokal sedangkan anggota keluarga biasa tinggal di tongkonan batu.
Aksklusifitas kaum bangsa!an atas tongkonan semakin berkurang seiring banyaknya rakyat biasa yang mencari pekerjaan yang menguntungkan di daerah lain di ndonesia. Setelah memperoleh cukup uang, orang biasa pun mampu membangun tongkonan yang besar. :kiran kayu Toraja9 setiap panel melambangkan niat baik.Bahasa Toraja hanya diucapkan dan tidak memiliki sistem tulisan.J'K :ntuk menunjukkan kosep keagamaan dan sosial, suku Toraja
membuat ukiran kayu dan menyebutnya Pa1ssura )atau ?tulisan?+. *leh karena itu, ukiran kayu merupakan per!ujudan budaya Toraja. Setiap ukiran memiliki nama khusus. Motifnya biasanya adalah he!an dan tanaman yang melambangkan kebajikan, contohnya tanaman air seperti gulma air dan he!an seperti kepiting dan kecebong yang melambangkan kesuburan. Cambar kiri memperlihatkan contoh ukiran kayu Toraja, terdiri atas '5 panel persegi. Panel tengah ba!ah melambangkan kerbau atau kekayaan, sebagai harapan agar suatu keluarga memperoleh banyak kerbau. Panel tengah melambangkan simpul dan kotak, sebuah harapan agar semua keturunan keluarga akan bahagia dan hidup dalam kedamaian, seperti barang-barang yang tersimpan dalam sebuah kotak. 0otak bagian kiri atas dan kanan atas melambangkan he!an air, menunjukkan kebutuhan untuk bergerak cepat dan bekerja keras, seperti he!an yang bergerak di permukaan air. #al ni juga menunjukkan adanya kebutuhan akan keahlian tertentu untuk menghasilkan hasil yang baik. 0eteraturan dan ketertiban merupakan ciri umum dalam ukiran kayu Toraja )lihat desain tabel di ba!ah+, selain itu ukiran kayu Toraja juga abstrak dan geometris. "lam sering digunakan sebagai dasar dari ornamen Toraja, karena alam penuh dengan abstraksi dan geometri yang teratur. *rnamen Toraja dipelajari dalam ethnomatematika dengan tujuan mengungkap struktur matematikanya meskipun suku Toraja membuat ukiran ini hanya berdasarkan taksiran mereka sendiri. Suku Toraja menggunakan bambu untuk membuat oranamen geometris. *rnamenLhiasan bangunan. *rnamen )hiasan bangunan+ yang terdapat pada rumah-rumah adat sebagian besar mempunyai arti. "rti ini biasanya berhubungan dengan adat istiadat yang masih diipertahankan. 8isamping itu ada pula yang hanya merupakan hiasan saja, misalnya9 Sumbang dan 0atombe yang merupakan sirip-sirip kayu berukir pada tiap-tiap sudut rumah adat. *rnamen )hiasan+ ini dibagi dalam beberapa mac am ornamen, masing-masing ialah 9 1.
*rnamen binatang 0erbau, sebagai binatang yang sering disembelih dalam upacaraupacara, bagian- bagian badannya banyak dipergunakan untuk ornamen. Misalnya tanduk, kepala ) tiruannya+. Selain itu motif kerbau juga ada dalam ukiran di dinding papan rumah adat. 0epala kerbau ) tiruan dari kayu + biasanya dipasang pada ujung-ujung balok lantai bagian depan )pata sere+.
2.
Tanduk kerbau disusun pada tiang yang utama )tulak- sonba+ artinya menyatakan jumlahgenerasi yang pernah tinggal di rumah adat itu.
3.
"yam jantan, sebagai lambang 0asta Tana’ Bulaan )kasatria+ diukirkan pada bagian depanLbelakang rumah, juga dipintu-pintu.Babi, sebagai lambang binatang sajian.b. *rnamen Senjata.0eris dan pedang, diukirkan sebagai lambang 0asta Tana Bulaan )kasatria+.
4.
*rnamen Tumbuh-tumbuhan.8aun Sirih, bunga, diukirkan pada tiang utama tulak somba, rinding )dinding+, langit-langit lumbung sebagai ruang tamu, juga di pintu-pintu.
5.
*rnamen ukiran kayunya menggunakan kayu :$:.
6.
*rnamen lukisan diukir dulu baru dipasang di tempat. Penyelesaian 2ukiran biasanya dengan Eat pe!arna yang dibikin dari tanah Ftuak atau arang F cuka F air.
-,4 Rit%a# %"acara "(.a&a.a s%&% T!raja
8alam masyarakat Toraja, upacara pemakaman merupakan ritual yang paling penting dan berbiaya mahal. Semakin kaya dan berkuasa seseorang, maka biaya upacara pemakamannya akan semakin mahal. 8alam agama aluk, hanya keluarga bangsa!an yang berhak menggelar pesta pemakaman yang besar. :pacara pemakaman seorang bangsa!an biasanya dihadiri oleh ribuan orang dan berlangsung selama beberapa hari. Sebuah tempat prosesi pemakaman yang disebut rante biasanya disiapkan pada sebuah padang rumput yang luas, selain sebagai tempat pelayat yang hadir, juga sebagai tempat lumbung padi, dan berbagai perangkat pemakaman lainnya yang dibuat oleh keluarga yang ditinggalkan. Musik suling, nyanyian, lagu dan puisi, tangisan dan ratapan merupakan ekspresi duka cita yang dilakukan oleh suku Toraja tetapi semua itu tidak berlaku untuk pemakaman anak-anak, orang miskin, dan orang kelas rendah. :pacara pemakaman ini kadang-kadang baru digelar setelah berminggu-minggu, berbulan-bulan, bahkan bertahun-tahun sejak kematian yang bersangkutan, dengan tujuan agar keluarga yang ditinggalkan dapat mengumpulkan cukup uang untuk menutupi biaya pemakaman. Suku Toraja percaya bah!a kematian bukanlah sesuatu yang datang dengan tiba-tiba tetapi merupakan sebuah proses yang bertahap menuju Puya )dunia ar!ah, atau akhirat+. 8alam masa penungguan itu, jenaEah dibungkus dengan beberapa helai kain dan disimpan di ba!ah tongkonan. "r!ah orang mati dipercaya tetap tinggal di desa sampai upacara pemakaman selesai, setelah itu ar!ah akan melakukan perjalanan ke Puya. Bagian lain dari pemakaman adalah penyembelihan kerbau. Semakin berkuasa seseorang maka semakin banyak kerbau yang disembelih. Penyembelihan dilakukan dengan menggunakan golok. Bangkai kerbau, termasuk kepalanya, dijajarkan di padang, menunggu pemiliknya, yang sedang dalam ?masa tertidur?. Suku Toraja percaya bah!a ar!ah membutuhkan kerbau untuk melakukan perjalanannya dan akan lebih cepat sampai di Puya jika ada banyak kerbau. Penyembelihan puluhan kerbau dan ratusan babi merupakan puncak upacara pemakaman yang diringi musik dan tarian para pemuda yang menangkap darah yang muncrat dengan bambu panjang. Sebagian daging tersebut diberikan kepada para tamu dan dicatat karena hal itu akan dianggap sebagai utang pada keluarga almarhum. "da tiga cara pemakaman9 Peti mati dapat disimpan di dalam gua, atau di makam batu berukir, atau digantung di tebing. *rang kaya kadang-kadang dikubur di makam batu berukir. Makam tersebut biasanya mahal dan !aktu pembuatannya sekitar beberapa bulan. 8i beberapa daerah, gua batu digunakan untuk meyimpan jenaEah seluruh anggota keluarga. Patung kayu yang disebut tau tau biasanya diletakkan di gua dan menghadap ke luar. Peti mati bayi atau anak-anak digantung dengan tali di sisi tebing. Tali tersebut biasanya bertahan selama setahun sebelum membusuk dan membuat petinya terjatuh. Suku Toraja di Sula!esi Selatan sudah lama terkenal dengan alam pegunungannya yang permai
serta ritual adatnya yang unik. ang paling tersohor, tentu saja, pesta $ambu Solo yang digelar menjelang pemakaman tokoh yang dihormati. Tiap tahun pesta yang berlangsung di beberapa tempat di Suku Toraja ini senantiasa mengundang kedatangan ribuan !isata!an.Selain $ambu Solo, sebenarnya ada satu ritual adat nan langka di Toraja, yakni Ma’ ene’, yakni ritual membersihkan dan mengganti busana jenaEah leluhur. $itual ini memang hanya dikenal masyarakat Baruppu di pedalaman Toraja :tara. Biasanya, Ma’ ene’ digelar tiap bulan "gustus. Saat Ma’ ene’ berlangsung, peti-peti mati para leluhur, tokoh dan orang tua, dikeluarkan dari makam-makam dan liang batu dan diletakkan di arena upacara. 8i sana, sanak keluarga dan para kerabat sudah berkumpul. Secara perlahan, mereka mengeluarkan jenaEah )baik yang masih utuh maupun yang tinggal tulang-belulang+ dan mengganti busana yang melekat di tubuh jenaEah dengan yang baru. Mereka memperlakukan sang mayat seolah-olah masih hidup dan tetap menjadi bagian keluarga besar.8ibungkusnya tulang-belulang itu dengan baju yang dipakainya, lalu diletakkan di areal yang lapang dan layak.Setelah itu, Pong $umasek melanjutkan perburuannya. Tak dinyana, semenjak kejadian itu, setiap kali Pong $umasek berburu, ia selalu memperoleh hasil yang besar. Binatang hutan seakan digiring ke dirinya. Bukan hanya itu, sesampainya di rumah, Pong $umasek mendapati tanaman padi di sa!ahnya pun sudah menguning, bernas dan siap panen sebelum !aktunya.Pong $umasek menganggap, segenap peruntungan itu diperolehnya berkat !elas asih yang ditunjukkannya ketika mera!at mayat tak bernama yang ditemukannya saat berburu. Sejak itulah, Pong $umasek dan masyarakat Baruppu memuliakan mayat para leluhur, tokoh dan kerabat dengan upacara Ma’ ene’.8alam ritual Ma’ ene’ juga ada aturan tak tertulis yang mengikat !arga. Misalnya, jika seorang istri atau suami meninggal dunia, maka pasangan yang ditinggal mati tak boleh ka!in lagi sebelum mengadakan Ma’ ene’ untuknya. 0etika Ma’ ene’ digelar, para perantau asal Baruppu yang bertebaran ke seantero negeri akan pulang kampung demi menghormati leluhurnya.Narga Baruppu percaya, jika Ma’ ene’ tidak digelar maka leluhur juga akan luput menjaga mereka. Musibah akan melanda, penyakit akan menimpa !arga, sa!ah dan kebun tak akan menghasilkan padi yang bernas dan tanaman yang subur. A#at U"acara K(a$a.aa Pote O tanda berkabung untuk pria dan !anita Tanduk $ongga O Perhiasan dikepala Pokti O tempat sesajen Sepui O tempat sirih U"acara a3at Ra.b% S!#! :pacara ini dilakukan untuk memakamkan leluhur atau orang tua. Bila ada salah satu !arga )orang tua atau leluhur + yang meninggal orang-orang berbaris pergi kerumah orang tersebut mengikuti dibelakang mereka he!an ternak untuk dipersembahkan pada tuan rumah dan tuan rumah pun menyambut dengan ramah dan diiringi oleh tari-tarian dan beraneka ragam santapan yang telah dipersiapkan diatas daun pisang.
amun dalam Pelaksanaannya upacara ini terbagi menjadi empat tingkatan yang mengacu pada strata sosial masyarakat Toraja, yakni 9 1.
8ipasang Bongi9 :pacara yang hanya dilaksanakan dalam satu malam
2.
8ipatallung Bongi9 :pacara yang berlangsung selama tiga malam dan dilaksanakan dirumah dan ada pemotongan he!an
3.
8ipalimang Bongi9 :pacara pemakaman yang berlangsung selama lima malam dan dilaksanakan disekitar rumah serta pemotongan he!an
4.
8ipapitung Bongi9 :pacara pemakaman yang berlangsung selama tujuh malam setiap harinya ada pemotongan he!an
Pemakaman kematian bagi masyarakat Toraja menjadi salah satu hal yang paling bermakna, sehingga tidak hanya upacara prosesi pemakaman yang dipersiapkan ataupun peti mati yang dipahat menyerupai he!an ) Arong +, namun mereka juga mempersiapkan tempat peristirahatan terakhir= dengan sedemikian apiknya, yang tentunya tidak lepas dari strata yang berlaku dalam masyarakat Toraja maupun ekonomi indiidu. Pada umunya tempat menyimpan jenaEah adalah gua atau tebing gunung atau dibuatkan sebuah rumah ) Pa’tane +. Budaya ini telah di!arisi secara turun temurun oleh leluhur mereka, adat masyarakat Toraja menyimpan jenaEah pada liang gua atau tebing merupakan kekayaan budaya yang begitu menarik untuk disimak lebih dalam lagi, 8apat dijumpai puluhan Arong yang berderet dalam bebatuan yang telah dilubangi, tengkorak berserak disisi batu menandakan petinya telah rusak akibat di makan usia. Sampai saat ini masyarakat dunia masih dapat menikmati turunan-turunan budaya yang di!ariskan nenek moyang Suku Toraja ini, seperti bentuk-bentuk kebudayaan atau kesenian dari yang bersifat upacara kematian sampai tari-tarian serta musik-musik khas Toraja. Narisan ini tentunya menjadi sorotan perhatian dan tanggung ja!ab bagi masyarakat suku Toraja saat ini, terutama dengan adanya globalisasi ataupun modernisasi, ketidaksiapan melangkah dalam menghadapi tantangan-tantangan tersebut tentunya dapat mempertaruhkan kelestarian alam, budaya Toraja dan juga kualitas S8M Toraja itu sendiri. Sehingga dapat mempengaruhi perubahan sosial dan perubahan kebudayaan yang ada di Toraja. *leh karena itu Toraja mengadakan program Toraja Mamali yaitu program spontanitas seluruh lapisan masyarakat Toraja, baik yang tinggal di Toraja maupun diluar Toraja yang peduli terhadap kampung halaman, untuk bersama-sama menyatukan isi dan misi demi membangun Tana Toraja atas dasar tanggung ja!ab dan komitmen bersama. Tekad yang diusung adalah untuk menjadi Toraja unggul dalam9 •
Perkataaan )berani dan penuh percaya diri+
•
Penguasaan ilmu dan teknologi )cerdas dan terampil+
•
Penebaran kasih )saling hormat dan mengasihi+
•
Pari!isata )budaya dan alam+
-,5 S(i;a#at .%si& ' taria' b%saa tra3isi!a# s%&% T!raja
Suku Toraja melakukan tarian dalam beberapa acara, kebanyakan dalam upacara penguburan. Mereka menari untuk menunjukkan rasa duka cita, dan untuk menghormati sekaligus menyemangati ar!ah almarhum karena sang ar!ah akan menjalani perjalanan panjang menuju akhirat. Pertama-tama, sekelompok pria membentuk lingkaran dan menyanyikan lagu sepanjang malam untuk menghormati almarhum )ritual terseebut disebut Ma1badong+. $itual tersebut dianggap sebagai komponen terpenting dalam upacara pemakaman.Pada hari kedua pemakaman, tarian prajurit Ma1randing ditampilkan untuk memuji keberanian almarhum semasa hidupnya. Beberapa orang pria melakukan tarian dengan pedang, prisai besar dari kulit kerbau, helm tanduk kerbau, dan berbagai ornamen lainnya. Tarian Ma1randing menga!ali prosesi ketika jenaEah diba!a dari lumbung padi menuju rante, tempat upacara pemakaman. Selama upacara, para perempuan de!asa melakukan tarian Ma1katia sambil bernyanyi dan mengenakan kostum baju berbulu. Tarian Ma1akatia bertujuan untuk mengingatkan hadirin pada kemurahan hati dan kesetiaan almarhum. Setelah penyembelihan kerbau dan babi, sekelompok anak lelaki dan perempuan bertepuk tangan sambil melakukan tarian ceria yang disebut Ma1dondan. Tarian Manganda1 ditampilkan pada ritual Ma1Bua1.Seperti di masyarakat agraris lainnya, suku Toraja bernyanyi dan menari selama musim panen. Tarian Ma1bugi dilakukan untuk merayakan #ari Pengucapan Syukur dan tarian Ma1gandangi ditampilkan ketika suku Toraja sedang menumbuk beras "da beberapa tarian perang, misalnya tarian Manimbong yang dilakukan oleh pria dan kemudian diikuti oleh tarian Ma1dandan oleh perempuan. "gama "luk mengatur kapan dan bagaimana suku Toraja menari. Sebuah tarian yang disebut Ma1bua hanya bisa dilakukan ' tahun sekali. Ma1bua adalah upacara Toraja yang penting ketika pemuka agama mengenakan kepala kerbau dan menari di sekeliling pohon suci."lat musik tradisional Toraja adalah suling bambu yang disebut Pa1suling. Suling berlubang enam ini dimainkan pada banyak tarian, seperti pada tarian Ma1bondensan, ketika alat ini dimainkan bersama sekelompok pria yang menari dengan tidak berbaju dan berkuku jari panjang. Suku Toraja juga mempunyai alat musik lainnya, misalnya Pa1pelle yang dibuat dari daun palem dan dimainkan pada !aktu panen dan ketika upacara pembukaan rumah. Budaya adalah salah satu harta berharga yang dimiliki oleh bangsa ndonesia. Perlu pemeliharaan dan kepedulian agar !arisan budaya tidak semakin tergerus oleh budaya asing.Banyak cara yang dapat dilakukan untuk tetap mempertahankan budaya. A#at M%si& Tra3isi!a# •
Ceso O biola
•
Tomoron O terompet
•
Suling Toraja.
A#at P(r)iasa
•
Beke1 O ikat kepala
•
Manikkota O kalung
•
0omba O gelang tangan
•
Sissin 2ebu O cincin besar
Seperti halnya kain tenun Toraja. Budaya tenun di Toraja telah menjadi !arisan secara turun temurun, dengan tetap mengajarkan kepada anak-anak mereka tentang kegiatan menenun. Sehingga, diharapkan tenun Toraja takkan hilang ditelan jaman.Selain itu, karena tenun telah menjadi salah satu sumber mata pencaharian yang berbasis budaya, maka aktiitas tersebut sangat membantu melestarikan budaya itu. -,< K(a(&ara$a.a ba)asa s%&% T!raja
Bahasa Toraja adalah bahasa yang dominan di Tana Toraja, dengan Sa1dan Toraja sebagai dialek bahasa yang utama. Bahasa ndonesia sebagai bahasa nasional adalah bahasa resmi dan digunakan oleh masyarakat, akan tetapi bahasa Toraja pun diajarkan di semua sekolah dasar di Tana Toraja. $agam bahasa di Toraja antara lain 0alumpang, Mamasa, Tae1 , Talondo1 , Toala1 , dan TorajaSa1dan, dan termasuk dalam rumpun bahasa Melayu-Polinesia dari bahasa "ustronesia. Pada mulanya, sifat geografis Tana Toraja yang terisolasi membentuk banyak dialek dalam bahasa Toraja itu sendiri. Setelah adanya pemerintahan resmi di Tana Toraja, beberapa dialek Toraja menjadi terpengaruh oleh bahasa lain melalui proses transmigrasi, yang diperkenalkan sejak masa penjajahan. #al itu adalah penyebab utama dari keragaman dalam bahasa Toraja. &iri yang menonjol dalam bahasa Toraja adalah gagasan tentang duka cita kematian. Pentingnya upacara kematian di Toraja telah membuat bahasa mereka dapat mengekspresikan perasaan duka cita dan proses berkabung dalam beberapa tingkatan yang rumit. Bahasa Toraja mempunyai banyak istilah untuk menunjukkan kesedihan, kerinduan, depresi, dan tekanan mental. Merupakan suatu katarsis bagi orang Toraja apabila dapat secara jelas menunjukkan pengaruh dari peristi!a kehilangan seseorangD hal tersebut kadang-kadang juga ditujukan untuk mengurangi penderitaan karena duka cita itu sendiri. K(ra$a.a 3a#a. ba)asa T!raja D(!.iasi Ka#%."a$ Ma.asa
ISO P!"%#asi Dia#(& 4/=>/ )pada tahun+ ',/// 0arataun, Mablei, Mangki )A1da+, Bone #au kli )''+ )Ta1da+. Mamasa :tara, Mamasa tengah, Pattae1 '//,/// mHj )Mamasa Selatan, Patta1 Binuang, Binuang, )''+ Tae1, Binuang-Paki-Batetanga-"nteapi+
Ta(’
rob
Ta#!3!:
tln
T!a#a:
tlE
T!raja> Sa:3a
sda
5/,/// )'+ 5// )'Q4+ 7/,/// )'Q7+ 7/,/// )'Q7+
$ongkong, 2u!u Timur 2aut, 2u!u Selatan, Bua. Toala1, Palili1. Makale )Tallulembangna+, $antepao )0esu1+, Toraja Barat )Toraja Barat, Mappa-Pana+.
Sumber9 Cordon )//5+.
-,= Sist(. .ata "(ca)aria 3a E&!!.i s%&% T!raja
Masyarakat Toraja banyak yang memiliki sa!ah sehingga sebagian besar penduduk Toraja bermata pencaharian sebagai petani. 8alam rumah tangga bagi orang Suku Toraja suami dan isteri sama-sama mencari nafkah, seperti dalam pertanian kalau suami mencangkul disa!ah adalah ke!ajiban isteri menanaminya. Sebelum masa *rde Baru, ekonomi Toraja bergantung pada pertanian dengan adanya terasering di lereng-lereng gunung dan bahan makanan pendukungnya adalah singkong dan jagung. Banyak !aktu dan tenaga dihabiskan suku Toraja untuk berternak kerbau, babi, dan ayam yang dibutuhkan terutama untuk upacara pengorbanan dan sebagai makanan.J''K Satu-satunya industri pertanian di Toraja adalah pabrik kopi >epang, 0opi Toraja. 8engan dimulainya *rde Baru pada tahun '45, ekonomi ndonesia mulai berkembang dan membuka diri pada inestasi asing. Banyak perusahaan minyak dan pertambangan Multinasional membuka usaha baru di ndonesia. Masyarakat Toraja, khususnya generasi muda, banyak yang berpindah untuk bekerja di perusahaan asing. Mereka pergi ke 0alimantan untuk kayu dan minyak, ke Papua untuk menambang, dan ke kota-kota di Sula!esi dan >a!a. Perpindahan ini terjadi sampai tahun 'Q5. Akonomi Toraja secara bertahap beralih menjadi pari!isata bera!al pada tahun 'Q3. "ntara tahun 'Q3 dan '(, masyarakat Toraja memperoleh pendapatan dengan bekerja di hotel, menjadi pemandu !isata, atau menjual cinderamata. Timbulnya ketidakstabilan politik dan ekonomi ndonesia pada akhir '/-an )termasuk berbagai konflik agama di Sula!esi+ telah menyebabkan pari!isata Toraja menurun secara drastis. Makam suku Toraja di tebing tinggi berbatu adalah salah satu tempat !isata di Tana Toraja.Sebelum tahun '(/-an, Toraja hampir tidak dikenal oleh !isata!an barat. Pada tahun '(', sekitar 5/ orang Aropa mengunjungi Tana Toraja. Pada '(, sedikitnya 3// orang turis menghadiri upacara pemakaman Puang dari Sangalla, bangsa!an tertinggi di Tana Toraja dan bangsa!an Toraja terakhir yang berdarah murni. Peristi!a tersebut didokumentasikan oleh ational Ceographic dan disiarkan di beberapa negara Aropa. Pada '(4, sekitar ',/// !isata!an mengunjungi Toraja dan pada 'Q', seni patung Toraja dipamerkan di banyak museum di "merika :tara. ?Tanah raja-raja surga!i di Toraja?, seperti yang tertulis di brosur pameran, telah menarik minat dunia luar.
-,+? Sist(. I#.% "($(ta)%a'"(ra#ata )i3%"'s(jata s%&% T!raja Sistem ilmu pengetahuan suku Toraja Masyarakat Toraja mempunyai Sistem pengetahuan !aktu yang berhubungan dengan hari yang baik atau bulan yang baik. 8alam kehidupan masyarakat Toraja dikenal 7 !aktu 9 1.
Pertanam ) Setahun Padi +
2.
Sang Bulan ) 7/ hari +
3.
Sang Pasa ) Sepekan +
Peralatan hidup, teknologi, senjata Toraja Pada masyarakat Toraja terdapat bermacam-macam teknologi yang digunakan seperti9 Alat Dapur •
2a’ka sebagai alat belanga
•
Pesangle yaitu sendok nasi dari kayu
•
0arakayu yaitu alat pembagi nasi
•
8ulang yaitu cangkir dari tempurung
•
Sona yaitu piring anyaman
•
Pokti O tempat sesajen
•
Sepui O tempat sirih
-,++ As(t b%3a9a 3a "ari6isata s%&% T!raja
Pada tahun 'Q3, 0ementerian Pari!isata ndonesia menyatakan 0abupaten Toraja sebagai primadona Sula!esi Selatan. Tana Toraja dipromosikan sebagai ?perhentian kedua setelah Bali?.Pari!isata menjadi sangat meningkat9 menjelang tahun 'Q5, terdapat '5/./// !isata!an asing yang mengunjungi Tana Toraja )selain Q/./// turis domestik+, dan jumlah pengunjung asing tahunan tercatat sebanyak 3/./// orang pada tahun 'Q.JK Suenir dijual di $antepao, pusat kebudayaan Toraja, banyak hotel dan restoran !isata yang dibuka, selain itu dibuat sebuah lapangan udara baru pada tahun 'Q'. Para pengembang pari!isata menjadikan Toraja sebagai daerah petualangan yang eksotis, memiliki kekayaan budaya dan terpencil. Nisata!an Barat dianjurkan untuk mengunjungi desa Eaman batu dan pemakaman purbakala. Toraja adalah tempat bagi !isata!an yang telah mengunjungi Bali dan ingin melihat pulau-pulau lain yang liar dan ?belum tersentuh?. Tetapi suku Toraja merasa bah!a tongkonan dan berbagai ritual Toraja lainnya telah dijadikan sarana mengeruk keuntungan, dan mengeluh bah!a hal tersebut terlalu dikomersilkan. #al ini berakibat pada beberapa bentrokan antara masyarakat Toraja dan pengembang pari!isata, yang dianggap sebagai orang luar oleh suku Toraja.
Bentrokan antara para pemimpin lokal Toraja dan pemerintah Proinsi Sula!esi Selatan )sebagai pengembang !isata+ terjadi pada tahun 'Q5. Pemerintah menjadikan 'Q desa Toraja dan tempat pemakaman tradisional sebagai ?objek !isata?. "kibatnya, beberapa pembatasan diterapkan pada daerah-daerah tersebut, misalnya orang Toraja dilarang mengubah tongkonan dan tempat pemakaman mereka. #al tersebut ditentang oleh beberapa pemuka masyarakat Toraja, karena mereka merasa bah!a ritual dan tradisi mereka telah ditentukan oleh pihak luar. "kibatnya, pada tahun 'Q( desa 0ete 0esu dan beberapa desa lainnya yang ditunjuk sebagai ?objek !isata? menutup pintu mereka dari !isata!an. amun penutupan ini hanya berlangsung beberapa hari saja karena penduduk desa merasa sulit bertahan hidup tanpa pendapatan dari penjualan suenir. Pari!isata juga turut mengubah masyarakat Toraja. 8ahulu terdapat sebuah ritual yang memungkinkan rakyat biasa untuk menikahi bangsa!an )Puang+, dan dengan demikian anak mereka akan mendapatkan gelar bangsa!an. amun, citra masyarakat Toraja yang diciptakan untuk para !isata!an telah mengikis hirarki tradisionalnya yang ketat, sehingga status kehormatan tidak lagi dipandang seperti sebelumnya. Banyak laki-laki biasa dapat saja menyatakan diri dan anak-anak mereka sebagai bangsa!an, dengan cara memperoleh kekayaan yang cukup lalu menikahi perempuan bangsa!an.
>alan utama di 0ota $antepao, *ctober '3Q. "uthor9 &.>. )&ees+ Taillie )
0olam Makale di Tana Toraja, Sula!esi selatan, sekitar tahun '3Q-'3. )Sumber foto+
BAB III PENUTUP a, K(si."%#a
Seperti daerah-daerah lainnya di indonesia, daerah Tana Toraja memiliki sejarah yang panjang dan layak diketahui. Termasuk pola kehidupan yang tidak kalah unik dibanding suku-suku lainnya di indonesia. Tidak hanya peninggalan sejarah, namun juga peninggalan budaya suku tana toraja yang masih terjaga kelestariannya hingga saat ini. b, Sara
:ntuk kesempurnaan dalam penyusunan makalah ini kami selaku penyusun, sangat terbuka untuk menerima berbagai kritik dan saran untuk perbaikan kedepan.
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/18479/skripsi.pdf se!uence"1 http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/18479/skripsi.pdf se!uence"1
http://###.tora$aparadise.com/2%15/%2/tora$a&hidup&untuk&me#ahnya& kematian.html http://###.tra'elin(celebes.com/2%14/%9/pesta&adat&manene&tora$a&utara.html http://###.academia.edu/53499%4/)*+*,*-0**** http://###.astralife.co.id/ilo'elife/empat&upacara&adat&ekstrem&yan(&cuma&ada&di& indonesia/
Ma’(( Taa T!raja @ S%#a6(si S(#ata
Pernah dengar film RNalking 8ead’; a, mayat bangkit dari kubur dan hidup lagi sambil berjalan kaki bukan cuma bisa ditemui di film horor.
>asad diarak berkeliling kampung untuk mencari rumahnya. Tidak ada teriakan kaget maupun takut dari !arga yang melihatnya, melainkan tatapan serius penuh hormat kepada jasad. >asad yang berkeliling tersebut mengenakan pakaian faorit seperti yang mereka gunakan saat dimakamkan. 0eluarga jasad biasanya menyambut di balai-balai rumah. Sambil memanjatkan doa bersama, keluarga kemudian menggiring jasad untuk kembali tidur setibanya di rumah. >asad pun dirapikan kembali kondisinya agar layak dipandang. Mulai dari rambut yang disisir untuk
dirapikan kembali, mengenakan kain baru untuk jasad, dan aksesoris di tubuh juga dibersihkan. Setelah bersih, jasad disemayamkan di rumah khusus bernama Patane. Meski tidak tertulis hitam di atas putih, ritual adat ini masih dipatuhi !arga untuk digelar sebagai penghormatan kepada ar!ah leluhur mereka dan sebagai perekat hubungan kek eluargaan. 8alam kepercayaan masyarakat Tana Toraja terutama di desa Baruppu, kematian adalah sesuatu yang sakral, maka ar!ah patut dihormati. >ika ritual adat ini dilanggar, mereka yakin akan datangnya musibah untuk seisi desa. $itual ini disertai dengan pemotongan kerbau dan babi oleh keluarga ar!ah yang dibangkitkan. 8aging kerbau dan babi ini kemudian dimasak untuk dinikmati bersama keluarga dan !arga desa. 8oa pun dipanjatkan oleh !arga desa agar ar!ah yang dibangkitkan bisa hidup bahagia di nir!ana. Penasaran ingin menyaksikan dengan mata telanjang proses jasad berjalan sendiri untuk pulang ke rumahnya;. :pacara adat ini digelar setidaknya sekali setahun. &ari informasi dari !arga setempat dan segera pelesir ke Tana Toraja untuk menyaksikannya.