LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM FARMAKOLOGI PERCOBAAN 10 ANTI EMETIKA
DISUSUN OLEH
Nama
: Nurmaliza
( PO.71.39.0.16.065 PO.71.39.0.16.065 )
Putri Ananda
( PO.71.39.0.16.067 PO.71.39.0.16.067 )
Rian Trias Widyani
( PO.71.39.0.16.069 PO.71.39.0.16.069 )
Sonia Mutiara
( PO.71.39.0.16.073 PO.71.39.0.16.073 )
Widya Gusti Pradini
( PO.71.39.0.16.077 PO.71.39.0.16.077 )
Tanggal Praktikum
: 06 Juni 2018
Dosen Pembimbing
: Dr. Sonlimar Mangunsong., Apt., M.Kes
LABORATORIUM FARMAKOLOGI JURUSAN FARMASI POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG 2018
LAPORAN AKHIR PERCOBAAN 10 ANTI EMETIKA Rabu, 6 Juni 2018 Nama
: 1. Nurmaliza 2. Putri Ananda 3. Rian Trias Widyani 4. Sonia Mutiara 5. Widya Gusti Pradini
Kelas
: II B
Kelompok
: Ganjil
Sub Kelompok
: IV
I. Tujuan
Untuk memahami efek bahan uji sebagai anti-emetika terhadap hewan coba yang diinduksi dengan Kupri sulfat.
II. Teori A. Pengertian
Anti emetika adalah obat-obat yang digunakan untuk mengurangi Atau menghilangkan perasaan mual dan muntah. Karena muntah hanya suatu gejala, maka yang penting dalam pengobatan adalah mencari penyebabnya. Muntah dapat disebabkan antara lain: 1. Rangsangan dari asam lambung-usus ke pusat muntah karena adanya kerusakan mukosa lambung-usus, makanan yang tidak cocok, hepatitis, dan lain – lain. 2. tidak langsung melalui chemo reseptortrigger one (CTZ) yaitu suatu daerah yang letaknya berdekatan dengan pusat muntah. Rangsangan disebabkan oleh obat-obatan (seperti tetrasiklin, digoksin, estrogen,
morfin
dll),
gangguan
keseimbangan
dalam
labirin,
gangguan
metabolisme (seperti asidosis, uremia, tidak stabilnya hormon estrogen pada wanita hamil) 3. Rangsangan melalui kulit korteks (cortex cerebri) dengan melihat, membau, merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan.
B. Penggunaan
Anti emetika diberikan kepada pasien dengan keluhan sebagai berikut : a) Mabuk jalan (motion sickness) 1. Disebabkan oleh pergerakan kendaraan darat, laut maupun udara dengan akibat stimulasi berlebihan di labirin yang kemudian merangsang pusat muntah melalui chemo reseptortrigger one (CTZ). 2. Mabuk kehamilan (morning sickness) Pada kasus ringan sebaiknya dihindari agar tidak berakibat buruk pada janin, sedangkan pada kasus berat dapat dipakai golongan antihistamin atau fenotiazin (prometazin) yang kadang dikombinasikan dengan vitamin B6, penggunaannya sebaiknya dibawah pengawasan dokter. 3. Mual atau muntah yang disebabkan penyakit tertentu, seperti pada pengobatan dengan radiasi atau obat-obat sitostatika.
C. Penggolongan Dibagi menjadi 4 yaitu : 1. Anti histamin Sebenarnya kurang efektif tetapi nyaman dipakai dengan efek samping mengantuk. Anti histamin yang dipakai adalah sinarizin, dimenhidrinat dan prometazin teoklat. 2. Metoklopramid dan fenotiazin Bekerja secara selektif di chemo reseptor triger zone (CTZ) tetapi tidak efektif untuk motion sickness. Obat yang dipakai adalah klorpromazin HCl, perfenazin, proklorperazin dan trifluoperazin.
3. Domperidon Bekerja berdasarkan perintangan reseptor dopamin ke CTZ. Efek samping jarang terjadi hanya berupa kejang-kejang usus. Obat ini dipakai pada kasus mual dan muntah yang berkaitan dengan obatobatan sitostatika.
4. Antagonis 5 HT3 Bermanfaat pada pasien mual dan muntah yang berkaitan dengan obatobatan sitostatika.
Obat generik, indikasi, kontra indikasi dan efek samping 1. Sinarizin Indikasi Kelainan vestibuler seperti vertigo, tinitus, mual dan muntah Kontra Kehamilan/menyusui, hipotensi dan indikasi serangan asma Efek Gejala ekstra piramidal, mengantuk, sakit samping kepala, dll Sediaan Cinnarizine (generik) tablet 25 mg
2. Dimenhidrinat Indikasi Kontra indikasi Efek samping Sediaan 3. Klorpromazin HCl Indikasi Kontra indikasi Efek samping Sediaan
Mual, muntah, vertigo, mabuk perjalanan dan kelainan labirin Serangan asma akut, gagal jantung dan kehamilan Mengantuk dan gangguan psikomotor Generik -
Mual dan muntah Gangguan hati dan ginjal Mengantuk, gejala ekstra piramidal, dll Klorpromazin generik tablet 25, 100 mg
4. Perfenazin Indikasi Mual dan muntah berat Kontra indikasi dan efek samping : lihat klorpromazin HCl Sediaan
Perfenazin (Generik) tablet 2, 4, 8 mg
5. Proklorperazin Indikasi
Mual dan muntah akibat gangguan pada labirin Kontra indikasi dan efek samping : lihat klorpromazin HCl Sediaan
6. Trifluoperazin Indikasi
Generik -
Mual dan muntah berat
Kontra indikasi dan efek samping : lihat klorpromazin HCl Sediaan
Trifluoperazin HCl (generik) tabl. 1,5 mg
III. Bahan dan Alat:
1. Agent emetika (CuSO4. 5H2O) 2. Kodok hijau 3. Tablet Antimo/Dimenhidrinat (Anti Emetika) 4. Cacing tanah 5. Test sampel (crude extract, pure natural product or synthetic compound)
IV. Cara Kerja:
1.
Hewan coba masing-masing ditimbang.
2.
Dibagi kedalam 3 kelompok dan masing-masing terdiri atas 6.
3.
Tiap kodok diberi makan cacing tanah 3 jam sebelum Percobaan. (Buat 15 Menit).
4.
Suspensikan Sampel tablet antimo diberi dosis Oral 10-1000 mg/kg Berat badan.
5.
Kelompok Kontrol hanya diberi antimo solution.
6.
Kondisikan Kodok selama 30 minute. (10 Menit).
7.
Bahan Copper sulphate pentahydrate (emetic agent) diberi oral dan diamati emesis yang pertama, kedua dan seterusnya selama 90 Menit.
8.
Buat tabele pengamatan 15, 30, 45, 60, 75,dan 90 Menit.
9.
Hasil antiemesisnya ditentukan dari lamanya efek menahan emetika.
10. Bandingkan efek pemberian obat sample dengan kontrol. 11. Data dapat dihitung secara satitistika.(Kawai et al., 1994).
V. Pembuatan Larutan 1.
Cupri Sulfat (CuSO4 ) Timbang Cupri sulfat 500 mg , larutkan dengan air 25 cc Dosis Cupri sulfat : 500
20
25
=
X =1mg/ml =0,5 ml 2.
Tablet antimo / Dimenhidrinat Gerus 2 tablet antimo , larutkan dengan air 25 cc Dosis antimo : 100
5
25
=
X = 1,25 mg/ml
VI.
Hasil Pengamatan
1. Tabel perlakuan (diberi antimo + CuSO4) + cacing Tidak
Mual
No
Waktu
Muntah
1
0 menit
-
+
-
2
5 menit
-
-
+
3
10 menit
-
+
-
4
15 menit
-
+
5
20 menit
-
+
-
6
25 menit
-
+
-
7
30 menit
-
+
-
Tidak
Mual
Muntah
-
2. Tabel perlakuan (diberi antimo) + cacing No
Waktu
Muntah
1
0 menit
-
+
-
2
5 menit
-
+
-
3
10 menit
-
+
-
4
15 menit
-
+
-
5
20 menit
-
+
-
6
25 menit
-
+
-
7
30 menit
-
+
Muntah
-
3. Tabel kontrol (diberi CuSO4) + cacing Tidak
Mual
No
Waktu
Muntah
1
0 menit
-
-
2
5 menit
-
-
3
10 menit
+
-
-
4
15 menit
-
+
-
5
20 menit
-
+
-
6
25 menit
-
+
-
7
30 menit
-
+
-
Muntah + +
VII. Pembahasan
Pada pratikum kali ini dilakukan anti emetikadigunakan kodok hijau sebagai hewan percobaan. Kodok yang diberi perlakuan antimo dan cupri sulfat tidak mengalami muntah tapi hanya mengalami mual pada 5 menit setelah diberikan antimo dan cupri sulfat. Pada kodok yang diberi perlakuan antimo saja tidak mengalami muntah dan mual sama sekali berarti anti emetika yang diberikan sudah berkerja sesuai dengan fungsinya. Kodok sebagai kontrol yang hanya diberikan cupri sulfat sebagai emeticagent sudah mengalami mual saat pemberian cupri sulfat dan muntah pada menit ke 10 setelah pemberian cupri sulfat.
Lampiran