ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT MATAHARI DEPARTMENT STORE TBK BERDASARKAN RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS, PROVITABILITAS, DAN AKTIVITAS PADA TAHUN 2010-2014
Disusun oleh : NAMA : MONIKA INDAH R NIM : F3313071 D3 AKUNTANSI 2013 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016
LATAR BELAKANG Perkembangan industri ritel belakangan ini menunjukkan kemajuan yang begitu berarti seiring dengan makin berkembangnya perusahaan ritel modern yang mulai menjamur di perkotaan. Industri ritel pada umumnya dibagi menjadi 2 yaitu industri ritel tradisional dan indistri ritel modern. Industri ritel tradisional meliputi pasar tradisional, kios, toko kelontong, pasar grosir tradisional, dan pasar induk. Sedangkan ritel modern meliputi minimarket,
supermarket,
department
store,
convinience
store,
dan
hypermarket. Untuk memenuhi kebutuhan hidupnya akan barang konsumsi, masyarakat sekarang cenderung mencari yang lebih praktis, efiesien dan nyaman. Selain itu konsumen saat ini menginginkan tempat berbelanja yang aman, lokasinya mudah dicapai, ragam barangnya bervariasi, dan dapat digunakan sebagai tempat rekreasi. Dengan adanya perusahaan ritel modern, masyarakat diuntungkan dengan berbagai fasilitas yang ditawarkan. Salah satunya yaitu tidak harus pergi ke pasar tradisional yang kurang nyaman untuk berbelanja, karena di toko ritel modern akan lebih mudah berbelanja dengan pelayanan yang lebih memadai dan produknya telah tertata dengan rapi sesuai dengan macam produknya. Untuk efisiensi waktu, produk yang dijual yaitu dengan harga pas dan dengan kasir yang telah terkomputerisasi. Selain berbagai kenyamanan yang didapatkan masyarakat dari industri ritel modern,keuntungan lain yang bisa diambil oleh sebagian kalangan masyarakat yaitu terbukanya lapangan kerja yang luas untuk sektor perusahaan ritel karena perusahaan ritel besar biasanya memiliki banyak cabang yang tersebar di seluruh negeri sehingga akan memerlukan jumlah tenaga kerja yang cukup banyak. Beberapa perusahaan ritel modern terbesar di Indonesia antara lain Matahari Department Store Tbk, PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk, Carrefour, Hero Supermarket, Hypermarket, Alfamart dan Indomaret. PT Matahari Department Store Tbk (“Matahari” atau “Perseroan”) adalah salah satu perusahaan ritel terkemuka di Indonesia yang menyediakan
perlengkapan pakaian, aksesoris, produk-produk kecantikan dan rumah tangga dengan harga terjangkau. Matahari bermitra dengan pemasok pemasok terpercaya di Indonesia dan luar negeri untuk menyediakan kombinasi barang-barang fashion berkualitas tinggi yang dapat diterima oleh konsumen yang sadar akan nilai suatu produk. Gerai-gerai Matahari yang modern dan luas menyajikan pengalaman berbelanja dinamis dan inspiratif yang membuat konsumen datang kembali dan membantu menjadikan Matahari sebagai department store pilihan di kalangan kelas menengah Indonesia yang tumbuh pesat (matahari,co,id). PT Matahari Department Store Tbk merupakan perusahaan yang telah go public, yang berarti sahamnya telah dijual kepada masyarakat umum. Dengan dijualnya saham ke publik maka perusahaan akan diuntungkan dengan mendapatkan suntikan modal yang besar. Dengan konsekuensi bahwa perusahaan harus meningkatkan profesionalisme kinerja perusahaannya dan keterbukaan akan informasi keuangan perusahaan agar masyarakat percaya pada kualitas perusahaan. Sehingga masyarakat tertarik untuk berinvestasi ke perusahaan dan mendapat jaminan bahwa dana yang telah diinvestasikannya akan menghasilkan keuntungan. Selain itu perusahaan diwajibkan untuk melakukan pelaporan keuangan secara berkala yaitu setiap tri semester, semester dan juga tahunan kepada Bursa Efek Indonesia. Laporan keuangan perusahaan dapat digunakan sebagai penentu kinerja keuangan perusahaan. Dengan cara mengolah angka-angka dalam laporan keuangan perusahaan menjadi rasio-rasio keuangan tertentu untuk lebih mudah dianalisis. Rasio keuangan tersebut antara lain yaitu rasio likuiditas,
solvabilitas,
aktivitas,
profitabilitas
dan
pasar.
Dengan
diperolehnya rasio-rasio tersebut maka akan dapat diketahui kondisi keuangan perusahaan sesuai cara perhitungan masing-masing rasio. PT Matahari Department Store Tbk merupakan perusahaan ritel terbesar dan terpercaya di Indonesia dengan laba bersih yang terus meningkat setiap tahunnya. Karena hal tersebut penulis tertarik untuk menganalisis kinerja keuangan dan pengelolaan keuangan PT Matahari Department Store
Tbk. Oleh karena itu penulis tertarik melakukan penelitian tugas akhir dengan judul “Analisis Kinerja Keuangan PT Matahari Department Store Tbk Berdasarkan Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Provitabilitas, Dan Aktivitas Pada Tahun 2010-2014”.
RUMUSAN MASALAH 1. Berapa besar tingkat likuiditas, solvabilitas, provitabilitas dan aktivitas berdasakan laporan keuangan PT Matahari Department Store, Tbk pada tahun 2010-2014?
2. Bagaimana kinerja keuangan PT Matahari Department Store, Tbk berdasarkan perhitungan rasio likuiditas, solvabilitas, provitabilitas dan aktivitas PT Matahari Department Store, Tbk? 3. Apa saja saran yang bisa diberikan untuk meningkatkan kinerja PT Matahari Department Store, Tbk?
TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk mengetahui besar tingkat likuiditas, solvabilitas, provitabilitas dan aktivitas berdasakan laporan keuangan PT Matahari Department Store, Tbk pada tahun 2010-2014. 2. Untuk mengetahui kinerja keuangan PT Matahari Department Store, Tbk
berdasarkan
perhitungan
rasio
likuiditas,
solvabilitas,
provitabilitas dan aktivitas PT Matahari Department Store, Tbk. 3. Untuk memberikan saran agar dapat meningkatkan kinerja PT Matahari Department Store, Tbk.
MANFAAT PENELITIAN Dengan adanya penelitian atas laporan keuangan PT Matahari Department Store, Tbk diharapkan dapat berguna bagi beberapa pihak, antara lain : 1. Bagi penulis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana pembelajaran bagi penulis tentang penulisan ilmiah. Selain itu, penelitian ini juga merupakan penerapan dari mata kuliah Analisis Laporan Keuangan, yang diharapkan dengan disusunnya penelitian ini dapat memenuhi persyaratan untuk mencapai derajat Ahli Madya Program Studi Diploma III Akuntansi di Universitas Sebelas Maret. 2. Bagi pembaca Penulis berharap pembaca dapat memahami hasil dari penelitian ini dan dapat menjadi acuan untuk membuat penelitian sejenis di masa mendatang. 3. Bagi investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh investor untuk bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan investasinya pada perusahaan yang dianalisis ataupun perusahaan sejenis. 4. Bagi perusahaan
Dengan diperolehnya hasil penelitian ini diharapkan perusahaan dapat mengevaluasi kinerja perusahaan dan membuat recana bisnis yang lebih baik untuk meningkatkan kinerja keuangannya pada periode-periode selanjutnya.
LANDASAN TEORI 1) Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan Dalam sebuah perusahaan pastilah diperlukan pencatatan keuangan atas transaksi-transaksi bisnis yang telah dilakukan agar perusahaan
dapat
mengontrol
aktivitas
bisnisnya
dengan
mengetahui posisi keuangan perusahaan. Transaksi tersebut pada umumnya akan dicatat ke dalam jurnal-jurnal sesuai kelompok transaksi dan selanjutnya diposting ke buku besar. Akhir dari pencatatan keuangan perusahaan ini nantinya akan menghasilkan laporan keuangan. Menurut Munawir(2004:2) laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas suatu perusahaan tersebut. Laporan perusahaan mengungkapkan bagaimana perusahaan memperoleh sumber dayanya(pendanaan), dimana dan bagaimana sumber daya tersebut digunakan(investasi), dan seberapa efektif penggunaan sumber daya tersebut(profitabilitas operasi). Banyak individu dan perusahaan menggunakan laporan keuangan untuk meningkatkan keputusan bisnis (Subramanyam dan Wild,2010:7). b. Tujuan Laporan Keuangan Laporan keuangan dibuat dengan tujuan agar perusahaan dapat mengetahui posisi keuangan dan kinerja perusahaan dalam periode waktu tertentu. Dalam bukunya, Martani,dkk (2012: 9) laporan keuangan
juga
menunjukkan
hasil
pertanggungjawaban
manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Secara umum tujuan laporan keuangan untuk : 1. memberikan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu entitas yang bermanfaat
bagi
sejumlah
pengambilan keputusan ekonomi; 2. menunjukkan apa yang
besar
pemakai telah
dalam
dilakukan
manajemen(stewardship) dan pertanggungjawaban sumber daya yang dipercayakan kepadanya; 3. memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai; 4. menyediakan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu. c. Jenis-jenis Laporan Keuangan Menurut PSAK 1(2009 dalam Martani,dkk, 2012) Laporan keuangan yang dihasilkan menurut PSAK 1 sebagai berikut : 1. Laporan Posisi Keuangan adalah daftar yang sistematis dari aset, utang, dan modal pada tanggal tertentu, yang biasanya dibuat pada akhir tahun. Dalam laporan posisi keuangan dapat diketahui berapa jumlah kekayaan entitas, kemampuan entitas membayar kewajiban seta kemampuan entitas memperoleh tambahan pinjaman dari pihak luar. Selain itu juga dapat diperoleh informasi tentang jumlah utang entitas kepada kreditor dan jumlah investasi pemilik yang ada di dalam entitas tersebut. 2. Laporan Laba Rugi Komprehensif
adalah
ikhtisar
mengenai pendapatan dan beban suatu entitas untuk periode tertentu, sehingga dapat diketahui laba yang diperoleh dan rugi yang dialami. 3. Laporan Arus Kas, dengan adanya laporan ini, pemakai laporan keuangan dapat mengevaluasi perubahan aset neto entitas, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuan entitas untuk menghasilkan kas di asa mendatang.
4. Laporan
Perubahan
Ekuitas
adalah
laporan
yang
menunjukkan perubahan ekuitas untuk periode tertentu, bisa satu bulan atau satu tahun. Melalui laporan perubahan modal, pembaca laporan dapat mengetahui sebab-sebab perubahan ekuitas selama periode tertentu. 5. Catatan atas Laporan Keuangan merupakan laporan yang berisi informasi tambahan atas apa yang disajikan dalam empat lpaoran diatas. Laporan ini memberikan penjelasan atau rincian pos-pos yang disajikan dalam laporan keuagan dan informasi mengenai pos-pos yang disajikan dalam laporan keuangan dan informasi mengenai pos-pos yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan.
d. Pengguna Laporan Keuangan Palikhatun dan Nugrahaningsih (2007:4) mengemukakan bahwa pengguna laporan keuangan secara umum bisa dikelompokkan ke dalam dua kelompok yaitu : 1. Pemakai Internal Pemakai internal adalah
pihak
manajemen
yang
bertanggungjawab terhadap pengelolaan harian jangka pendek dan juga jangka panjang. Pemakai informasi akuntansi internal bisa memperoleh baik laporan keuangan yang dipublikasikan, serta
informasi
non-keuangan
lainnya
yang
relevan
(Palikhatun dan Nugrahaningsih , 2007:4). 2. Pemakai Eksternal Pemakai ekstrenal adalah terdiri dari banyak pihak meliputi investor atau calon investor (pembeli atau calon pembeli saham atau obligasi, kreditur atau bank, pemasok (supplier), pelanggan (customer), dan pemakai lain seperti karyawan, analis keuangan, pialang saham, pemerintah(berkaitan dengan
pajak), dan Bapepam (berkaitan dengan perusahaan yang gopublic) (Palikhatun dan Nugrahaningsih , 2007:4). 2) Kinerja Keuangan a. Pengertian Kinerja Keuangan Pengertian kinerja keuangan menurut Irham Fahmi(2011:2) “ kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. 3) Analisis Laporan Keuangan a. Pengertian Analisis Laporan Keuangan Dalam bukunya Harahap (2007:190) mendefinisikan analisa laporan keuangan berarti menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif, maupun data non kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat. Sedangkan menurut Palikhatun dan Nugrahaningsih (2007:6) analisis laporan keuangan berarti melakukan penelaahan atau memepelajari
hubungan-hubungan
dan
tendensi
atau
kecenderungan (trend) untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasi serta perkembangan perusahaan yang bersangkutan. b. Tujuan Analisis Laporan Keuangan Tujuan Analisis Laporan Keuangan menurut Hanafi & Halim (2007:6) sebagai berikut : 1. Investasi pada Saham Sertifikat saham merupakan bukti kepemilikan suatu perusahaan. Investor bisa menahan, dan kemudian menjual saham tersebut. Memebeli dan menahan saham berarti investor memiliki perusahaan tersebut dan berhak atas laba perusahaan,
meskipun juga berarti berhak atas rugi yang diperoleh perusahaan(apabila rugi). Menjual saham berarti melepas kepemilikan perusahaan dan dengan demikian melepas hak-hak yang meekat pada saham. Investor atau calon investor akan tertarik pada tingkat keuntungan
(return)
yang
diharapkan
untuk
masa-masa
mendatang relatif terhadap risiko perusahaan tersebut. Yang paling menarik tentu saja adalah perusahaan yang mempunyai tingkat keuntungan tinggi, tetapi mempunyai tingkat risiko yang rendah. 2. Pemberian Kredit Dalam analisis ini, yang menjadi tujuan pokok adalah menilai kemampuan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman yang diberikan beserta bunga yang berkaitan dengan pinjaman tersebut. Pihak pemberi pinjaman (kreditor) memperoleh keuntungan dari bunga yang dibebankan atas pinjaman tersebut. 3. Kesehatan Pemasok Perusahaan yang tergantung pada “supply” pemasok akan mempunyai kepentingan pada pemasok tersebut. Perusahaan ingin memastikan bahwa pemasok tersebut sehat dan bisa bertahan terus. Dengan kemungkinan kerjasama yang terus menerus,
analis
menganalisis keuangan,
dari
pihak
profitabilitas
kemampuan
perusahaan
perusahaan
untuk
akan
berusaha
pemasok,
menghasilkan
kas
kondisi untuk
memenuhi operasi sehari-harinya, dan kemampuan membayar kewajibannya pada saat jatuh tempo. Pengetahuan akan kondisi keuangan supplierjuga akan bermanfaat bagi perusahaan dalam melakukan negosiasi dengan supplier. 4. Kesehatan Pelanggan Apabila perusahaan akan memberikan penjualan kredit kepada pelanggan maka perusahaan memerlukan informasi keuangan pelanggan, terutama informasi mengenai kemampuan
perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Analisis yang dilakukan akan tergantung pada besarnya kredit, jangka waktu kredit, jenis usaha pelanggan, besar kecilnya usaha pelanggan dan lain-lain. 5. Kesehatan Perusahaan ditinjau dari Karyawan Karyawan atau calon karyawan barangkali akan tertarik menganalisis keuangan perusahaan untuk memastikan apakah keuangan perusahaan atau perusahaan yang dimasuki tersebut mempunyai prospek keuangan yang bagus. Beberapa faktor yang dapat dianalisis anatara lain provitabilitas perusahaan, kondisi keuangan perusahaan, dan kemampuan menghasilkan kas dari perusahaan(cash generating ability). 6. Pemerintah Pemerintah bisa menganalisis keuangan perusahaan untuk menentukan besarnya pajak yang dibayarkan, atau menentukan tingkat keuntungan yang wajar bagi suatu industri. Bagi industri yang diatur (regulated industry), tingkat keuntungan biasanya ditentukan oleh pemerintah dengan menambahkan sejumlah presentase tertentu diatas biaya modalnya. Apabila perusahaan akan menjual sahamnya ke pasar modal, mala pemerintah (dalam hal ini Bapepam) akan menganalisis keuangan perusahaan untuk menentukan layak tidaknya perusahaan tersebut untuk go public. 7. Analisis Internal Pihak internal perusahaan sendiri (seperti pihak manajemen) akan memerlukan informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan untuk menentukan sejauh mana perkembangan perusahaan. Informasi semacam ini bisa digunakan sebagai basis evaluasi prestasi manajemen. Bagi pihak manajemen, informasi keuangan tentu bisa digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan, untuk perubahan strategi.
perencanaan
atau
untuk mengevaluasi
8. Analisis Pesaing Kondisi keuangan pesaing bisa dianalisis oleh perusahaan untuk menentukan sejauh mana kekuatan keuangan pesaing. Informasi semacam ini bisa dipakai untuk penentuan strategi perusahaan seperti strategi harga, strategi merebut pangsa pasar, atau keputusan-keputusan lainnya. 9. Penilaian Kerusakan Analisis keuangan juga bisa dipakai untuk menentukan besarnya
kerusakan/kerugian
yang
dialami
perusahaan.
Misalnya, pihak perusahaan asuransi menggunakan informasi akuntansi untuk menentukan besarnya kerusakan yang dialami perusahaan dan ganti rugiyang dibayarkan kepada perusahaan. c. Metode dan Teknik Analisis Laporan Keuangan Tujuan dari setiap metode dan teknik analisis adalah untuk menyederhanakan data sehingga data lebih mudah dimengerti. Pertama-tama
penganalisis
harus
mengorganisis
atau
mengumpulkan data yang diperlukan, mengukur, kemudian menganalisis dan menginterpretasikan sehingga data menjadi lebih berarti (Palikhatun dan Nugrahaningsih, 2007:9). Metode analisis yang digunakan yaitu : 1. Analisis Vertikal Apabila laporan keuangan yang dianalisis hanya meliputi satu periode atau satu saat saja, yaitu dengan memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos lainnya dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja(Palikhatun dan Nugrahaningsih, 2007:9). 2. Analisis Horizontal Analisa dengan melakukan perbandingan laporan keuangan untuk
beberapa
saat,
sehingga
akan
diketahui
perkembangannya (Palikhatun dan Nugrahaningsih, 2007:9).
Sedangkan teknik analisis dibagi menjadi : 1. Analisis laporan keuangan komparatif Dilakukan dengan cara menelaah neraca, laporan laba rugi, atau laporan arus kas yang berurutan dari satu periode ke periode berikutnya. Analisis ini meliputi penelaahan perusahan saldo tiap-tiap akun dari tahun ke tahun atau selama beberapa tahun. Perbandingan laporan selama beberapa periode dapat menunjukkan arah, kecepatan, dan jangkauan jarak sebuah tren (Subramanyam dan Wild, 2010:34). 2. Analisis laporan keuangan common-size Analisis common-size disusun dengan jalam menghitung tipatiap rekening dalam Laporan Laba/Rugi dan Neraca menjadi proporsi dari total penjualan (untuk Laporan Laba/Rugi) atau dari total aktiva ( untuk Neraca). Analisis common-size dihitung dengan menghitung persentase setiap item dalam Neraca terhadap total aktiva (dalam common-size Neraca), atau menghitung persentase setiap item Laporan Laba/Rugi terhadap penjualan (dalam common-size Laporan Laba/Rugi) (Palikhatun dan Nugrahaningsih, 2007:9-10). 3. Analisis rasio Analisis rasio adalah analisis yang dilakukan dengan menghubungkan berbagai perkiraan yang ada pada laporan keuangan dalam bentuk rasio keuangan. Meskipun perhitungan rasio hanyalah merupakan operasi aritmatika sederhana, namun hasilnya memerlukan interpretasi yang tidak mudah. Agar hasil perhitungan rasio menjadi bermakna, sebuah rasio sebaiknya mengacu pada hubungan ekonimis yang penting. Rasio harus diinterpretasikan dengan hati-hati karena faktor-faktor yang memepengaruhi pembilang dapat berkorelasi dengan faktorfaktor yang memengaruhi penyebut(Hery, 2012:163). d. Jenis-jenis Rasio Keuangan
Secara garis besar, saat ini dalam praktik setidaknya ada 5(lima) jenis rasio keuangan yang sering digunakan untuk menilai kondisi keuangan dan kinerja perusahaan(Hery, 2015:166). Kelima jenis rasio keuangan tersebut adalah : 1. Rasio Likuiditas Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang segera jatuh tempo. Untuk dapat memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang akan segera jatuh tempo, perusahaan harus memiliki tingkat ketersediaan jumlah kas yang baik atau aset lancar lainnya yang juga dapat dengan segera dikonversi atau diubah menjadi kas(Hery, 2015:175). i. Rasio Lancar Rasio lancar ini menggambarkan seberapa besar jumlah ketersediaan
aset
lancar
yang
dimiliki
perusahaan
dibandingkan dengan total kewajiban lancar. Oleh sebab itu, rasio lancar dihitung sebagai hasil bagi antara total aset lancar dengan total kewajiban lancar (Hery, 2015: 178-180). Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio lancar :
ii. Rasio Sangat Lancar Rasio ini merupakan ukuran kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban-kewajibannya
memperhitungkan
persediaan,
dengan
karena
tidak
persediaan
memerlukan waktu yang relatif lama untuk direalisir menjadi uang kas dan menganggap bahwa piutang segera dapat direalisir sebagai uang kas, walaupun kenyataannya mungkin
persediaan
(Munawir, 2004:74).
lebih
likuid
daripada
piutang
Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio sangat lancar :
iii. Rasio Kas Rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas atau setara kas yang tersedia untuk membayar utang jangka pendek. Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan yang sesungguhnya dalam melunasi kewajiban lancarnya
yang
akan
segera
jatuh
tempo
dengan
menggunakan uan kas atau setara kas yang ada (Hery, 2015:183). Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio kas :
2. Rasio Solvabilitas Mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai dengan utang. Penggunaan utang yang terlalu tinggi akan membahayakan perusahaan karena perusahaan akan masuk dalam kategori extreme leverage (utang ekdtrem) yaitu perusahaan terjebak dalam tingkat utang yang tinggi dan sulit untuk melepaskan beban utang tersebut. Karena itu sebaiknya perusahaan harus menyeimbangkan berapa utang yang layak diambil dan dari mana sumber-sumber yang dapat dipakai untuk membayar utang (Irham Fahmi,2012: 62).
i. Rasio Utang terhadap Aset (Debt to Asset Ratio) Rasio utang terhadap aset merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antar total utang dengan total aset. Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar aset perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan
berpengaruh
terhadap
pembiayaan
aset.
Membandingkan antara jumlah utang dengan jumlah aset yang dimiliki perusahaan menunjukkan sejauh mana dana yang dipinjam telah digunakan untuk membeli aset (Hery, 2015:195) . Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio utang terhadap aset :
ii. Rasio Utang terhadap Modal (Debt to Equity Ratio) Rasio utang terhadap modal merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya proporsi utang terhadap modal. Rasio ini dihitung sebagai hasil bagi antara total utang dengan modal. Rasio ini berfungsi untuk mengetauhi berapa bagian dari setiap rupiah modal yang dijadikan sebagai jaminan utang (Hery, 2015:198). Rumus untuk menghitung rasio utang terhadap modal :
iii. Rasio Utang Jangka Panjang terhadap Modal (Long Term Debt to Equity Ratio) Rasio utang jangka panjang terhadap modal merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya proporsi utang jangka panjang terhadap modal. Rasio ini berguna untuk mengetauhi besarnya perbandingan antara jumlah dana yang
disediakan oleh kreditor jangka panjang dengan jumlah dana yang berasal dari pemilik perusahaan. Rasio utang jangka panjang terhadap modal merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal yang dijadikan sebagai jaminan utang jangka panjang. Rasio ini dihitung sebagai hasil bagi antara utang jangka panjang dengan modal(Hery, 2015:200). Rumus menghitung rasio utang jangka panjang terhadap modal :
iv. Rasio Kelipatan Bunga yang Dihasilkan (Times Interest Earned Ratio) Rasio kelipatan bunga yang dihasilkan menunjukkan sejauh mana atau berapa kali kemmapuan perusahaan dalam membayar bunga. Kemampuan perusahaan disini diukur dari jumlah laba sebelum bunga dan pajak. Rasio kelipatan bunga yang dihasilkan dihitung sebagai hasil bagi antara laba sebelum bunga dan pajak dengan besarnya beban bunga yang dibayarkan. Kemampuan perusahaan membayar bunga pinjaman tidak dipengaruhi oleh pajak (Hery, 2015:201). Rumus rasio kelipatan bunga yang dihasilkan :
v.Rasio Laba Operasional terhadap Kewajiban (Operating Income to Liabilities Ratio) Rasio laba operasional terhadap keajiban merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh kewajiban. Kemapuan perusahaan disini diukur dari jumlah laba operasional. Rasio laba operasional terhadap kewajiban dihitung sebagai hasil bagi antara laba operasional dengan total kewajiban. Rasio ini digunakan untuk mengukur
sejauh mana laba operasional boleh menurun tanpa mengurangi kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban (Hery, 2015:203). Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio laba operasional terhadap kewajiban :
3. Rasio Provitabilitas Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari aktivitas normal bisnisnya. Rasio profitabilitas dikenal juga sebagai rasio rentalibilitas. Disamping bertujuan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu, rasio ini juga bertujuan untuk mengukur tingkat efektivitas menejemen dalam menjalankan operasional perusahaan. Rasio profitabilitas merupakan rasio yang
menggambarkan
kemampuan
perusahaan
dalam
menghasilkan laba melalui semua kemampuan dan sumber daya yang dimilikinya, yaitu yang berasal dari kegiatan penjualan, pengunaan asset, maupun penggunaan modal (Hery, 2015:226-227). i. Hasil Pengembalian atas Aset (Return on Assets) Hasil pengembalian aset merupakan rasio menunjukkan
seberapa
besar
kontribusi
aset
yang dalam
menciptakan laba bersih. Dengan kata lain rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total aset. Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih terhadap total aset (Hery, 2015:228).
Rumus
yang
digunakan
untuk
menghitung
hasil
pengembalian atas aset : Hasil pengembalian atas aset = ii. Hasil Pengembalian atas Ekuitas (Return on Equity) Hasil pengembalian atas ekuitas merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar kontribusi ekuitas dalam menciptakan laba bersih. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah laba bersih yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total ekuitas. Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih terhadap ekuitas (Hery, 2015:230). Rumus yang digunakan untuk menghitung hasil pengembalian atas ekuitas : Hasil pengembalian atas ekuitas = iii. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin) Margin laba kotor merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya persentase laba kotor atas penjualan bersih. Rasio ini dihitung dengan membagi laba kotor terhadap penjualan bersih. Laba kotor sendiri dihitung sebagai hasil pengurangan antara penjualan. Yang dimaksud dengan penjualan bersih disini adalah penjualan (tunai maupun kredit) dikurangi retur dan penyesuaian harga jual serta potongan penjualan (Hery, 2015:231). Rumus yang digunakan untuk menghitung margin laba kotor : Margin laba kotor = iv. Margin Laba Operasional (Operating Profit Margin)
Margin laba operasional adalah rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya persentase laba operasional atas penjualan bersih. Rasio ini dihitung dengan membagi laba operasional terhadap penjualan bersih. Laba operasional sendiri dihitung sebagai hasil pengurangan antara laba kotor dengan beban operasional. Beban operasional disini terdiri atas beban penjualan maupun beban umum dan administrasi (Hery, 2015:233). Rumus yang digunakan untuk menghitung margin laba operasional : Margin laba operasional = v. Margin Laba Bersih (Net Profit Margin) Margin laba bersih adalah rasio yang digunakan untuk mengukur besarnya persentase laba bersih atas penjualan bersih. Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih terhadap penjualan bersih. Laba bersih sendiri dihitung sebagai hasil pengurangan antara laba sebelum pajak penghasilan dengan beban pajak penghasilan (Hery, 2015:235). Rumus yang digunakan untuk mrnghitung margin laba bersih : Margin laba bersih = 4. Rasio Aktivitas Rasio Aktivitas adalah rasio yang digunakan menilai efektivitas
perusahaan
dalam
menggunakan
aset
yang
dimilikinya, termasuk untuk mengukur tingkat efisiensi perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya yang ada. Rasio ini juga digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari.
Dari hasil
pengukuran rasio ini akan dapat diketahui mengenai kinerja manajemen yang sesungguhnya dalam mengelola aktivitas perusahaan (Hery, 2012:209). i. Perputaran Piutang Usaha (Accounts Receivable Turn Over) Rasio yang digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang tertanam dalam piutang usaha akan berputar dalam satu periode atau berapa lama (dalam hari) rata – rata penagihan piutang usaha. Rasio ini menggambarkan seberapa cepat piutang usaha berhasil ditagih menjadi kas (Hery, 2015:211-212). Rumus untuk menghitung rasio perputaran piutang usaha :
ii. Perputaran Persediaan (Inventory Turn Over) Rasio ini digunakan untuk mengukur berapa kali dana yang tertanam dalam persediaan akan berputar dalam satu periode atau berapa lama (dalam hari) rata – rata persediaan tersimpan di gudang hingga akhirnya terjual. Rasio ini menggambarkan seberapa cepat persediaan barang dagang berhasil dijual kepada pelanggan (Hery, 2015:214-216).
Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio perputaran persediaan :
iii.Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turn Over) Rasio yang digunakan untuk mengukur keefektifan modal kerja (asset lancar) yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan penjualan. Rasio ini dihitung sebagai hasil bagi antara besarnya penjualan (tunai maupun kredit) dengan rata – rata aset lancar (Hery, 2015:218). Rumus untuk menghitung rasio Perputaran Modal Kerja :
iv. Perputaran Aser Tetap (Fixed Assets Turn Over) Rasio yang digunakan untuk mengukur keefktifan asset tetap yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan penjulan atau dengan kata lain untuk mengkur seberapa efektif kapasitas aset tetap turut berkontribusi menciptakan penjualan. Rasio ini dihitung sebagai hasil bagi antara
besarnya penjualan dengan rata – rata setiap aset Hery, 2015:219-220). Rumus untuk menghitung rasio perputaran asset tetap :
v. Perputaran Total Aset (Total Assets Turn Over) Rasio yang digunakan untuk mengukur keefektifan total asset yang dimiliki perusahaan dalam menghasilkan penjualan atau dengan kata lain untuk mengukur berapa jumlah penjualan yang akan dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam dalam total asset. Rasio ini dihitung sebagai hasil bagi antara besarnya penjualan dengan rata – rata total asset. Rumus untuk menghitung rasio perputaran total aset :
PEMBAHASAN
Dalam penelitian untuk tugas akhir dengan judul “Analisis Kinerja Keuangan PT Matahari Department Store Tbk Berdasarkan Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Provitabilitas, Dan Aktivitas Pada Tahun 2010-2014”, penulis akan mengolah data-data keuangan perusahaan dari laporan keuangan tahunan perusahaan yang diperoleh di website BEI (Bursa Efek Indonesia) untuk mendapatkan rasio-rasio keuangan tertentu. Rasio keuangan tersebut antara lain yaitu rasio likuiditas, solvabilitas, provitabilitas dan aktivitas. Dari besarnya rasio yang didapat, penulis akan mencoba menganalisis kinerja keuangan perusahaan baik dari segi utang, piutang, modal sampai laba/rugi
perusahaan. DAFTAR PUSTAKA Hery. 2015. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: CAPS(Center for Academis Publishing Service). Munawir. 2004. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta: LIBERTY. Martani Dwi, dkk. 2012. Akuntansi Keuangan Menengah. Buku 1. Jakarta: Salemba Empat. Palikhatun dan Putri Nugrahaningsih. 2007. Praktik Analisis Laporan Keuangan. Surakarta: UNS Press. Fahmi Irham. 2012. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: ALFABETA. Harahap, Sofyan Syafri. 2007. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Matahari (2016). “Tentang Matahari”. Diakses tanggal 3 April 2016 dari http://www.matahari.co.id/about